Upload
lamkhanh
View
216
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BIMBINGAN KONSELING
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Bimbingan Konseling
Dosen Pangampu : Nurjaman,M.Pd.
Disusun Oleh :
Melya Indriyani (140641133)
Syeh Nurhidayat (140641119)
SD14-A4
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH CIREBON
2016
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan
hidayah-Nya sehinggga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan
tepat waktu. Sholawat serta salam selalu kami curahkan kepada Nabi Muhammad
SAW beserta keluarga, para sahabat, serta kami selaku umatnya. Semoga kita
mampu meneladani beliau sebagai manusia yang berguna.
Penyusunan makalah ini ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok
dari mata kuliah Bimbingan Konseling. Di dalam makalah ini membahas tentang
“Aspek-aspek yang perlu dipahami siswa, Kegunaan data dan bimbingan di SD,
Jenis data tentang murid yang diperlukan ,Perbedaan teknik.”
.Makalah ini tidak akan berhasil tanpa bantuan dan dukungan berbagai pihak.
Terimakasih kami ucapkan kepada dosen pengampu mata kuliah yaitu Bapak
Nurjaman,M.Pd. yang telah memberikan tugas kepada kami dan semua pihak
yang telah membantu memberikan saran serta masukan guna untuk
menyampurnakan makalah ini.
Penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh kerena itu, kami
sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang sifatnya membangun, agar
makalah kami menjadi lebih baik dan berguna dimasa yang akan datang.
Cirebon, November 2016
Penyusun
i
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................. i
DAFTAR ISI ................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................. 2
C. Tujuan ............................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
1. Aspek-aspek yang perlu dipahami siswa......................................... 3
2. Kegunaan data dan bimbingan di SD.............................................. 7
3. Jenis data tentang murid yang diperlukan....................................... 10
4. Perbedaan teknik............................................................................ 12
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................. 17
B. Saran ....................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA
ii
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional pasal 39 ayat ( 2 ) menyebutkan
pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas
merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai
hasil pembelajaran melakukan pembimbingan dan pelatihan dan
pengabdian kepada masyarakat. Maka seharusnyalah seorang
konselor/para pendidik menyadari bahwa pemberian bimbingan
kepada peserta didik adalah merupakan hak bagi setiap peserta
didik.
Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa bimbingan dan
konsling merupakan suatu proses bantuan yang terus-menerus dan
sistematis dari konselor/guru pembimbing kepada kliennya agar
tercapai pemahaman diri, penerimaan diri, dan perwujudan diri
dalam rangka mencapai tingkat perkembangan optimal dan
penyesuayan diri dengan lingkungan.
Untuk dapat memberikan pelayanan bimbingan dan
konseling yang efektif dan efisien seorang konselor harus
memahami kliennya atau peserta didik secara utuh dan memahami
pula kondisi lingkungannya sepenuhnya, pemahaman yang utuh
tentang klien atau peserta didik dan kondisi lingkungan akan dapat
diperoleh dari data tentang kondisi klien dan lingkungannya maka
penulis kali ini akan membahas “data dalam program pelayanan
bimbingan dan konseling disekolah”.
4
B. Rumusan Masalah
5. Aspek-aspek yang perlu dipahami siswa ?
6. Kegunaan data dan bimbingan di SD ?
7. Jenis data tentang murid yang diperlukan ?
8. Perbedaan teknik ?
C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Aspek-aspek yang Perlu dipahami Siswa
2. Untuk Mengetahui Kegunaan Data dan Bimbingan di SD
3. Untuk Mengetahui Jenis Data Tentang Murid yang diperlukan
4. Untuk Mengetahui Perbedaan Teknik
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Aspek-aspek yang Perlu dipahami Siswa
Menurut Pemahaman terhadap individu merupakan awal
dari keseluruhan kegiatan dalam rangka membimbing peserta
didik. Tanpa adanya pemahaman terhadap individu yang
dibimbing sangat sulit bagi pembimbing untuk memberikan
bantuan karena pada dasarnya bimbingan adalah
pengembangan pribadi.
Pada dasarnya segi-segi individu yang harus dipahami dalam
rangka memahami pribadi peserta didik adalah adalah meliputi
keseluruhan pribadi siswa beserta latar belakang yang
berkaitan. Secara terperinci segi-segi tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Identitas diri
Berbagai aspek yang secara langsung menjadi ciri utama
keunikan pribadi, misalnya nama, jenis kelamin, agama,
tinggi dan berat badan, warna kulit, serta cirri-ciri tubuh.
Disamping itu, yangtergolong identitas diri ini, antara lain
tempat tinggal, orang tua dan pendidikan.
2. Kondisi jasmani dan kesehatan
Kondisi jasmani yang perlu dipahami adalah kesempurnaan
panca indra, penglihatan, pendengaran, kelengkapan
angggota badan, kehidupan hormone terutaman kelamin.
Kesehatan terutama penyakit-penyakit yang sering diderita
atau penyakit yang bersifat menetap, dan banyak jasmaniah
dan kesehtan adalah kecelakaan dan peristwa-peristiwa
yang dapat berpengaruh dalam jangka panjang seperti
operasi.
3. Kapasitas dan kecakapan
6
Intelegensi ataukecerdasan merupakan suatu kapasitas
umum, menunjukkan suatu cara berbuat atau bertindak
dalam menghadapi situais-situasi yang bersifat probematis.
Intelegensi adalah suatu potensi, tetapi dipengaruhi oleh
kecakapan dan pengatahuan yang telah diimiliki.
Kecakapann atau achievement merupakan nyata yang telah
dikuasai baik oleh seseorang bersifat pada suatu saat.
Kecakapan berkembang dari kapasitas, baik bersifat umum
maupun khusus. Contohnya kecakapan menulis, membaca,
berbicara.
4. Sikap dan minat
Sikap atau attitude merupakan kecenderungan untuk
merespon atau bertindak terhadap orang, objek ataupun
situasi tertentu. Minat atau interest adalah suatu kekuatan
atau motivasi yang menyebabkan seseorang memusatkan
perhatian terhadap seseorang memusatkan perhatian
terhadap sesorang. Dalam pendidikan di sekolah sikap dan
minat sangat memegang peranan penting dalam belajar
karena banyak mendasari motif terhadap pelajaran atau
jurusan serta sekolah yang mereka ikuti.
5. Gaya belajar
Salah satu hal yang sering dilupakan oleh para guru adalah
bahwa setiap anak dengan latar belakang berbeda
mempunyai keunikan tersendiri dalam belajar. Mereka
mempunyai cara masing-masing dalam memperoleh dan
mengolah informasi. Gaya inilah yang disebut dengan gaya
belajar (learning style). Modalitas belajar adalah cara kita
menyerap informasi melalui indera yang kita miliki.
Masing-masing orang mempunyai kecenderungan berbeda-
beda dalam menyerap informasi. Terdapat tiga modalitas
7
belajar ini, yaitu apa yang sering disingkat dengan VAK:
Visual, Auditory, Kinestethic.
a. Visual
Modalitas ini menyerap citra terkait dengan visual,
warna, gambar, peta, diagram. Model pembelajar
visual menyerap informasi dan belajar dari apa yang
dilihat oleh mata.
b. Auditori
Model pembelajar auditori adalah model di mana
seseorang lebih cepat menyerap informasi melalui
apa yang ia dengarkan. Penjelasan tertulis akan lebih
mudah ditangkap oleh para pembelajar auditori ini.
c. Kinestetik
Model pembelajar kinestetik adalah pembelajar yang
menyerap informasi melalui berbagai gerakan fisik.
Ciri-ciri pembelajaran.
Selain berhubungan dengan cara menyerap
informasi, gaya belajar juga berhubungan dengan
bagaimana seseorang memproses dan mengolah
informasi tersebut. Kecerdasan ini tidak hanya
tunggal, tetapi masing-masing orang memiliki
kecerdasan berbeda-beda, yang disebut sebagai
kecerdasan majemuk (multiple intelligence).
Kecerdasan majemuk bisa dirinci menjadi delapan
kecerdasan, yaitu:
1) Kecerdasan Linguistik, berkaitan dengan
kemampuan membaca, menulis, berdiskusi,
berargumentasi dan berdebat.
2) Kecerdasan Matematis-Logis, berkaitan dengan
kemampuan berhitung, menalar dan berpikir
logis, memecahkan masalah.
8
3) Kecerdasan Visual-Spasial, berkaitan dengan
kemampuan menggambar, memotret, membuat
patung, mendesain.
4) Kecerdasan Musikal, berkaitan dengan
kemampuan menciptakan lagu, mendengar nada
dari sumber bunyi atau alat-alat musik.
5) Kecerdasan kinestetik, berkaitan dengan
kemampuan gerak motorik dan keseimbangan.
6) Kecerdasan Interpersonal, berkaitan dengan
kemampuan bergaul dengan orang lain,
memimpin, kepekaan soasial, kerja sama dan
empati.
7) Kecerdasan Intrapersonal, berkaitan dengan
pemahaman terhadap diri sendiri, motivasi diri,
tujuan hidup dan pengembangan diri.
8) Kecerdasan Naturalis, berkaitan dengan
kemampuan meneliti perkembangan alam,
melakukan identifikasi dan observasi terhadap
lingkungan sekitar.
6. Temperamen dan watak
Ada oarng-orang tertentu yang srng mengertikan
kepribadian sama dengan watak dan atau temperamen.
Atau memandang watak dan temperamen sebagia unusr
yang paling utama dan pertama. Sesungguhnya watak
dan temperemen hanayalah merupakan salah satu
unsure kepribadian, sama dengan unsure atau atribut
kepribadian yang lain. Watak atau karakter merupakan
kecenderungan tingkah laku seseorang berdasarkan
nilai, sedang temepramen merupakan kecenderungan
akan kehidupan emosi dan perasaan seseorang.
7. Keluarbiasaan dan kelainan yang dimiliki siswa
9
Unsure lain yang perlu dipahami dalam bimbingan
adalah keuarbiasaan dan kelainan yang dimiliki oleh
siswa. Keluarbiasaan siswa biasanya dapat dilihat dari
kemampuan dan prestasi yang sangat menonjol dari
siswa. Selain keluarbiasaan yang perlu diketahui juga
dari siswa adalah kelainan yang dideritanya mungkin
kelainan tersebut berupa kelainan fisik ataupun
kelainan sosio psikologis yang mengganggu
perkembangan atau interaksi dengan orang lain.
8. Latar belakang keluarga siswa
Unsur diatas mungkin berkembang dalam kondisi atua
dilatar belakangi oleh factor dalam keluarga tertentu.
Seorang pembimbing atau guru bukan hanya harus
memahmi unsur tersebut tetapi juga harus memahami
factor yang membelakangi perkembangan siswa.
B. Kegunaan Data dan Bimbingan di SD
Menurut W.S. Winkel dan M.M. Sri Astuti (2010) : 12
terdapat dua model penggunaan data dalam layanan BK dengan
penekanan utama data sebagai informasi yaitu penggunaan
data dalam kegiatan pelayanan individual.penggunaan data
dalam kegiatan pelayanan kelompok.
1. Data dalam Pelayanan Individual
Penggunaan data pada kegiatan pelayanan individual
bermaksud untuk membantu proses konseling.
Pelayanan individual membutuhkan data yang
digunakan untuk membentuk pemahaman konseling
terhadap suatu topik tertentu. Dalam topik karir,
konselor memanfaatkan pamflet yang berisi informasi
tentang suatu profesi agar konseli dapat memahaminya
dengan lebih baik. Penggunaan data dalam pelayanan
10
individual disyaratkan mengandung tiga kriteria utama.
Pertama, data harus memuat unsur fakta dan
keterangan yang jelas. Kedua, data harus bersifat
objektif dan bebas dari prasangka serta segala kesan
pribadi konselor. Ketiga, data harus memuat informasi
yang komprehensif. Sebagai contoh dalam konseling
karir, data selain memuat informasi profesi atau jenis-
jenis pekerjaan yang ada di masyarakat, juga harus
spesifikasi serta kompetensi yang diperlukan konseli
untuk mencapai pilihan tertentu. Dalam kasus yang lain
berkaitan dengan penggunaan data pada layanan
individual, seperti pada proses wawancara konseling,
konselor dapat memberikan informasi secara langsung
kepada konseli. Pemberian informasi tentunya harus
disesuaikan dengan kebutuhan konseli dan membantu
untuk menyelesaikan permasalahan yang sedang
dihadapi oleh konseli. Dalam hal ini konselor dapat
menyajikan informasi kepada konseli dengan
menunjukkan hasil dari data-data yang diperoleh baik
melalui media tes maupun non tes dan yang telah
diolah oleh konselor.
2. Data dalam Pelayanan Kelompok
penggunaan data dalam kegiatan pelayanan kelompok.
Penggunaan data dalam pelayanan kelompok memiliki
keuntungan lebih bagi konselor. Pertama, efisiensi
distribusi informasi kepada konseli dalam format
kelompok. Kedua, konselor dapat memanfaatkan
dinamika kelompok sebagai proses pematangan
pemahaman terhadap data. Misalnya dalam persoalan
11
karir, konselor dapat menstimulus kelompok agar
berbagi informasi mengenai topik profesi yang sedang
dibahas. Dalam kondisi demikian, konselor
mendapatkan banyak kesempatan untuk melihat
dinamika setiap konseli. Sebagai penjabaran tambahan,
pada layanan yang bersifat kelompok, hasil data yang
diperoleh konselor melalui tes dan non tes ini dapat
berfungsi untuk membantu peserta didik dalam
merencanakan masa depan, antara lain; karena interaksi
antar anggota kelompok membuka pikiran konseli
terhadap hal-hal yang sebelumnya tidak tiketahui.
Sehingga dengan demikian dinamika kelompok ini
akan lebih bermanfaat untuk menghemat waktu karena
lebih afisien dan memungkinkan kepada semua
anggota kelompok untuk saling berinteraksi dengan
konselor secara langsung.
Kesimpulan : Menurut pendapat saya , jadi didalam
kegunaan data dan bimbingan di SD terdapat data
dalam pelayanan individual , dan data pelayanan
kelompok. . Penggunaan data dalam pelayanan
individual disyaratkan mengandung tiga kriteria utama.
Pertama, data harus memuat unsur fakta dan
keterangan yang jelas. mendapatkan banyak
kesempatan untuk melihat dinamika setiap konseli.
Sebagai penjabaran tambahan, pada layanan yang
bersifat kelompok, hasil data yang diperoleh konselor
melalui tes dan non tes.
12
C. Jenis Data Tentang Murid yang diperlukan
Menurut A,Hallen. 2001:7 Data merupakan hal yang paling
penting dalam upaya memahami murid secara lebih baik.
Pemahaman yang lebih baik tentang murid hanya mungkin
dapat dicapai jika sekolah memiliki data yang lengkap dan
meyeluruh tentang murid. Data yang dimaksud meliputi data
pribadi dan data lingkungan.
1. Data pribadi
Yang termasuk data pribadi ialah :
a. Data tentang pengenalan diri siswa. Data ini terdiri
dari nama, jenis kelamin, tanggal tempat lahir, dan
tempat tinggal.
b. Data tentang latar belakang keluarga dan
lingkungan sosial, yaitu keadaan orang tua dan
anggota keluarga lainnya serta lingkungan sekitar
yang berupa antara lain umur ayah dan ibu, status
hubungan ayah dan ibu (utuh, cerai, meninggal),
jumlah anggota keluarga, pendidikan orang tua dan
anggota keluarga lainnya, pekerjaan orang tua dan
anggota keluarga lainnya, sikap orang tua dan
anggota keluarga lainnya, dan pengaruh-pengaruh
kehidupan masyarakat sekitar.
c. Data tentang keadaan kesehatan dan
perkembangan murid, seperti keadaan kelahiran,
penyakit yang pernah diderita, imunisasi yang
pernah diperoleh, penglihatan, dan pendengaran.
d. Data tentang kemampuan dasar, yaitu angka atau
keterangan tentang kemampuan (kecerdasan) yang
diperoleh berdasarkan hasil pengukuran dengan
menggunakan tes psikologis.
13
e. Data tentang kemampuan khusus, yaitu kecakapan
atau ketrampilan dalam bidang tertentu yang
dimiliki, angka atau keterangan tentang kecakapan
yang berdasarkan hasil pengukuran dengan
menggunakan tes bakat khusus.
f. Data tentang riwayat pendidikan dan prestasi
belajar, yaitu umur ketika pertama kali masuk
sekolah, kepindahan sekolah, kenaikan kelas,
pendidikan tambahan atau kursus yang pernah
diikuti, kedudukan di dalam kelas, dan prestasi
belajar pada umumnya.
g. Data tentang kepribadian, yaitu penyesuaian diri,
sikap, kebiasaan-kebiasaan kematangan emosional,
minat, dan sebagainya.
h. Data Kegiatan-kegiatan luar sekolah, yaitu
kegiatan-kegiatan yang diikuti di luar jam sekolah,
seperti pekerjaan sambilan, kegiatan dalam
organisasi kepemudaan, kegiatan sosial, dan
kegiatan di bidang keagamaan.
i. Data tentang rencana-rencana masa depan, yaitu
berkenaan dengan rencana setelah tamat sekolah,
baik kelanjutan studi maupun pemilihan pekerjaan.
2. Data tentang Lingkungan
Selain data pribadi seperti yang telah dikemukakan di
atas, perlu pula dikumpulkan berbagai data tentang
lingkungan. Data tentang lingkungan ini sangat penting
dan berguna dalam rangka memberikan informasi
kepada murid. Dalam rangka penyesuian diri,
khususnya yang berkaitan erat dengan program dan
kegiatan pendidikan, minat, dan cita-cita, murid
memerlukan data yang lengkap dan menyeluruh tentang
14
berbagai aspek lingkungan. Data yang dimaksud
adalah:
a. Data tentang pendidikan, yaitu data yang
berkenaan dengan sistem penyelenggaraan
pendidikan, kurikulum, program-program yang
ada, mata pelajaran yang dipersyaratkan,
syarat-syarat masuk, biaya yang diperlukan
dan sebagainya.
b. Data tentang jabatan dan pekerjaan, yaitu data
kategori ini antara lain berkenaan dengan
jenis-jenis jabatan dan pekerjaan, keserupaan
syarat-syarat kerja, dan kondisi-kondisi kerja.
c. Data tentang sosial pribadi. Kategori ini antara
lain mengenai adat istiadat, kebiasaan-
kebiasaan dan tradisi-tradisi.
Kesimpulan :
Dilihat dari penjelasan diatas bahwa Untuk
memahami peserta didik maka seorang guru
harus mampu mengumpulkan data baik data
pribadi maupun data tentang lingkungannya.
D. Perbedaan Teknik
Menurut Yusuf.dkk. 2008: 12. Teknik adalah cara atau langkah atau
metode yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan.
Macam-macam teknik bimbingan konseling antara lain :
1. Teknik umum
Adalah teknik yang lazim digunakan dalam tahap-tahap
konseling dan merupakan teknik dasar konseling yang harus
dikuasai oleh konselor.
a. Perilaku Attending
15
Disebut juga sebagai perilaku menghampiri klien yang
mencakup komponen kontak mata, bahasa badan, dan
bahasa lisan. Perilaku attending yang baik adalah
merupakan tiga kombinasi komponen sehingga akan
memudahkan konselor untuk membuat klien terlibat
pembicaraan dan terbuka.
b. Empati
Ialah kemampuan konselor untuk merasakan apa yang
dirasakan klien, merasa dan berpikir bersama klien.
c. Refleksi
Yaitu kemampuan konselor untuk memantulkan kembali
kepada klien tentang perasaan, pikiran, dan pegalaman
klien sebagai hasil pengamatan terhadap perilaku verbal
dan non verbalnya.
d. Eksplorasi
Yaitu suatu keterampilan konselor menggali perasaan,
pengalaman, dan pikiran klien. Hal ini penting karena
kebanyakan klien menyimpan rahasia batin, menutup diri,
atau tidak mampu mengungkapkan pendapatnya dengan
terus terang.
e. Menangkap pesan utama (parapharasing)
Yaitu untuk memudahkan klien memahami ide,perasaan,
dan pengalamannya
f. Bertanya untuk membuka pertanyaan (open question)
Kebanyakan calon konselor sulit untuk membuka
percakapan dengan klien. Hal ini karena sulit menduga apa
yang dipikirkan klien sehingga pertanyaan menjadi pas.
Untuk memudahkan membuka percakapan seorang
konselor dilatih keterampilannya bertanya dalam bentuk
open-ended yang memungkinkan munculnya pertanyaan-
pertanyaan baru dari klien.
16
g. Bertanya tertutup (closed question)
Pertanyaan konselor tidak selalu terbuka, akan tetapi ada
juga yang tertutup yang harus dijawab dengan kata “ya”
atau “tidak” atau dengan kata-kata singkat. Tujuan dari
pertanyaan tertutup yaitu untuk mengumpulkan informasi,
menjernihkan atau memperjelas sesuatu, dan menghentikan
pembicaraan klien yang melantur atau menyimpang.
h. Dorongan minimal
Dorongan minimal adalah teknik untuk memberikan
suatu dorongsn langsung yang singkat terhadap apa
yang telah dikemukakan klien.
Tujuan dorongan yaitu agar klien terus berbicara dan
dapat mengarah agar pembicaraan mencapai tujuan.
i. Interpretasi
Yaitu untuk mengulas pemikiran, perasaan, dan
pengalaman klien dengan merujuk pada teori-teori,
bukan pandangan subjek konselor. Hal ini bertujuan
agar klien mengerti dan berubah melalui pemahaman
dari hasil rujukan baru tersebut.
j. Mengarahkan
Yaitu teknik untuk mengajak dan mengarahkan klien
melakukan sesuatu.
k. Menyimpulkan
Yaitu teknik untuk menyimpulkan pembicaraan,
sehingga arah pembicaraan semakin jelas.
2. Teknik Khusus
Dalam konseling menggunakan teknik-teknik umum, dalam
hal tertentu dapat menggunakan teknik-teknik khusus.
Berikut ini akan disampaikan beberapa teknik-teknik
khusus :
a. Latihan Arsetif
17
Teknik ini digunakan untuk melatih klien yang
mengalami kesulitan untuk menyatakan diri bahwa
tindakannya adalah layak dan benar.
b. Desensitisasi Sistematis
Merupakan teknik konseling behavioral yang
memfokuskan bantuan untuk memenangkan klien dari
keterangan yang dialami dengan cara mengajarkan klien
untuk rileks, agar bisa menghapus perilaku yang
diperkuat secara negatif.
c. Pengondisian Aversi
Teknik ini dapat digunakan untuk menghilangkan
kebiasaan buruk.
d. Pembentukan Perilaku Model
Teknik ini dapat digunakan untuk membentuk perilaku
baru pada klien dan memperkuat perilaku yang sudah
terbentuk.
e. Latihan Saya Bertanggung Jawab
Teknik ini merupakan teknik yang dimaksudkan untuk
membantu klien agar mengakui dan menerima
perasaannya dari pada memproyeksikan perasaannya
ituh kepada orang lain.
Kesimpulan : menurut pendapat saya dari teknik-teknik diatas
dilihat dari teknik umum dan khusus bahwasannya sebagai
konselor harus mampu mendiagnosis masalah-masalah siswa,
misalnya dalam kesulitan belajar, dan konselor pun harus
mengenali peserta didik yang mengalami kesulitan belajar,
memahami sifat dan jenis kesulitan belajarnya, serta bagaimana
tindak lanjutnya.
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada dasarnya segi-segi individu yang harus
dipahami dalam rangka memahami pribadi peserta didik
adalah adalah meliputi keseluruhan pribadi siswa beserta
latar belakang yang berkaitan, seperti identitas diri, kondisi
jasmani dan kesehatan, minat belajar, gaya belajar, dan
lain-lain.
Data merupakan hal yang paling penting dalam
upaya memahami murid secara lebih baik. Pemahaman
yang lebih baik tentang murid hanya mungkin dapat dicapai
jika sekolah memiliki data yang lengkap dan meyeluruh
tentang murid.
Teknik adalah suatu cara, langkah atau metode yang
dilakukan untuk mencapai suatu tujuan.
B. Saran
Teknik dan Data dalam proses penyelenggaraan
bimbingan dan konsling di sekolah sangat di perlukan
sekali agar bimbingan dan konsling dapat terlaksana
dengan efektif dan efisien maka setiap pembimbing/
konselor harus memehami dan mempelajari peserta didik
mulai dari kehidupan pribadi sampai kepada lingkungan
hidup peserta didik untuk melahirkan peserta didik masa
depan.
19
DAFTAR PUSTAKA
A,Hallen. 2001. bimbingan dan konsling. IAIN IB Press, Padang.
W.S. Winkel dan M.M. Sri Hastuti.2010. Bimbingan dan konseling
di institusi pendidikan , Yogyakarta: Media Abadi.
Yusuf.dkk.2008. landasan bimbingan dan konseling.Bandung :
Remaja rosdakarya.
20