21
eJournal Administrasi Bisnis, 2018, 6 (4): 1243-1255 ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2018 REVITALISASI KESENIAN RONGGENG SEBAGAI ATRAKSI WISATA BERBASIS BUDAYA DI KABUPATEN PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Rahmah Anisya 1 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya yang dilakukan oleh pemerintah serta faktor hambatan dan pendukung dalam revitalisasi kesenian Ronggeng sebagai atraksi wisata berbasis budaya di Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa upaya dalam mengembalikan eksistensi kesenian Ronggeng Paser telah dilakukan pemerintah secara perlahan, mulai dari menyediakan wadah atau tempat bagi para pelaku kelompok seni untuk menampilkan kesenian daerah, bantuan dana hingga bantuan alat musik tradisional sebagai upaya pengembangan dan pelestarian kesenian Ronggeng Paser itu sendiri. Faktor hambatan dalam revitalisasi kesenian ini adalah adanya hambatan dalam pendanaan kegiatan revitalisasi dan masuknya pengaruh kebudayaan luar. Sedangkan faktor pendukung dalam revitalisasi ini adalah adanya bantuan yang diberikan oleh pemerintah Kabupaten Paser kepada para pelaku seni dan kesadaran masyarakat yang tinggi akan perlunya mengembangkan serta melestarikan kesenian Ronggeng. Kata Kunci : Revitalisasi, Kesenian Ronggeng Paser, Upaya Pemerintah, Hambatan, Pendukung 1 Mahasiswa Program S1 Ilmu Admistrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email: [email protected]

eJournal file · Web viewREVITALISASI KESENIAN RONGGENG SEBAGAI ATRAKSI WISATA BERBASIS BUDAYA DI KABUPATEN PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR. Rahmah Anisya Abstrak. Penelitian ini

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: eJournal file · Web viewREVITALISASI KESENIAN RONGGENG SEBAGAI ATRAKSI WISATA BERBASIS BUDAYA DI KABUPATEN PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR. Rahmah Anisya Abstrak. Penelitian ini

eJournal Administrasi Bisnis, 2018, 6 (4): 1243-1255ISSN 2355-5408, ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id© Copyright 2018

REVITALISASI KESENIAN RONGGENG SEBAGAI ATRAKSI WISATA BERBASIS BUDAYA DI KABUPATEN

PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Rahmah Anisya1

AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya yang dilakukan oleh

pemerintah serta faktor hambatan dan pendukung dalam revitalisasi kesenian Ronggeng sebagai atraksi wisata berbasis budaya di Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa upaya dalam mengembalikan eksistensi kesenian Ronggeng Paser telah dilakukan pemerintah secara perlahan, mulai dari menyediakan wadah atau tempat bagi para pelaku kelompok seni untuk menampilkan kesenian daerah, bantuan dana hingga bantuan alat musik tradisional sebagai upaya pengembangan dan pelestarian kesenian Ronggeng Paser itu sendiri. Faktor hambatan dalam revitalisasi kesenian ini adalah adanya hambatan dalam pendanaan kegiatan revitalisasi dan masuknya pengaruh kebudayaan luar. Sedangkan faktor pendukung dalam revitalisasi ini adalah adanya bantuan yang diberikan oleh pemerintah Kabupaten Paser kepada para pelaku seni dan kesadaran masyarakat yang tinggi akan perlunya mengembangkan serta melestarikan kesenian Ronggeng.

Kata Kunci : Revitalisasi, Kesenian Ronggeng Paser, Upaya Pemerintah, Hambatan, Pendukung

PendahuluanPariwisata budaya kini ditengarai sebagai salah satu segmen industri

pariwisata yang perkembangannya paling cepat. Hal ini dilandasi oleh adanya kecenderungan atau trend baru dikalangan wisatawan untuk mencari sesuatu yang unik dan otentik dari suatu kebudayaan. Pariwisata budaya diyakini memiliki manfaat positif secara ekonomi dan sosial budaya. Jenis pariwisata ini dapat memberikan keuntungan ekonomi kepada masyarakat lokal, dan disisi lain dapat melestarikan warisan budaya yang sekaligus berfungsi sebagai jati diri masyarakat bersangkutan.

1 Mahasiswa Program S1 Ilmu Admistrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email: [email protected]

Page 2: eJournal file · Web viewREVITALISASI KESENIAN RONGGENG SEBAGAI ATRAKSI WISATA BERBASIS BUDAYA DI KABUPATEN PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR. Rahmah Anisya Abstrak. Penelitian ini

eJournal Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 4, 2018: 1243-1255

Dalam kenyataannya sekarang ini banyak kebudayaan daerah yang hilang, sehingga daerah tersebut tidak memiliki identitas atau ciri khas yang dapat ditonjolkan, contohnya seperti Seni Tari Tradisional Daerah. Sebagai makhluk yang berbudaya dan sosial, manusia tidak dapat dipisahkan dengan seni tari. Namun, sangat disayangkan sekali semakin majunya perubahan zaman maka semakin menjauhkan pula kebudaayan daerah yang ada di Indonesia salah satunya adalah di daerah provinsi Kalimantan Timur. Hilangnya suatu kesenian dalam kehidupan masyarakat menjadikan semakin berkurangnya rasa mencintai warisan budaya para leluhur yang juga akan menyebabkan semakin mengurangnya nilai-nilai budaya pada generasi muda. Untuk mengembalikan kecintaan pada kesenian tradisi dan untuk membangun nilai-nilai budaya daerah pada generasi muda, maka diperlukan upaya bersama dari segenap unsur masyarakat terutama tokoh-tokoh masyarakat dan seniman yang masih ada melakukan revitalisasi yang mengarah pada eksistensi kesenian yang pernah ada namun saat ini hampir ataupun telah mati. Upaya inilah yang dilakukan oleh pemerintah di Kabupaten Paser provinsi Kalimantan Timur terhadap eksistensi kesenian Ronggeng.

Ronggeng Paser adalah Kesenian Tradisional Pesisir Kabupaten Paser yang termasuk dalam kelompok tari gembira atau tari pergaulan. Dalam tarian Ronggeng Paser ditarikan enam penari perempuan, diiringi lagu Ronggeng Paser serta alat musik pengiring Gendang dan didominasi musik petik Gambus. Tarian ini sudah ada sejak Kabupaten Paser masih bergabung dengan Kabupaten Penajam Paser Utara, bahkan sudah ada semenjak zaman Kerajaan Sadurengas di Kabupaten Paser. Dahulunya, tarian ini biasanya ditampilkan pada saat acara-acara resmi kerajaan yang bertujuan memberikan hiburan kepada tamu-tamu yang hadir. Tetapi, semakin majunya perubahan zaman tarian ini hanya dimainkan pada saat acara-acara tertentu saja bahkan sudah mengalami kemunduran dan semakin kurang diminati bahkan dikenali oleh masyarakat Paser sendiri.

Revitalisasi kesenian Ronggeng oleh pemerintah Kabupaten Paser telah dilakukan secara perlahan, mulai dari menyediakan wadah atau tempat bagi para pelaku kelompok seni untuk menampilkan kesenian daerah, bantuan dana hingga bantuan alat musik tradisional sebagai upaya pengembangan dan pelestarian kesenian Ronggeng Paser itu sendiri. Selain itu, kini pemerintah juga giat melakukan promosi terhadap kesenian tersebut hingga ke luar negeri.

Kerangka Dasar TeoriRevitalisasi

Revitalisasi berasal dari dua bentukan kata dan satu imbuhan, yaitu re “kembali”, vital “penting”, dan isasi “proses atau keadaan”. Selanjutnya, kata vital dimaknai lebih mendalam, terutama dalam kaitannya dengan seni, menjadi vitalitas “daya hidup atau kemampuan untuk bertahan hidup”. Dapat disimpulkan secara harfiah, revitalisasi berarti proses menghidupkan kembali. Revitalisasi sebagai upaya untuk memvitalkan kembali suatu kawasan atau bagian yang

1244

Page 3: eJournal file · Web viewREVITALISASI KESENIAN RONGGENG SEBAGAI ATRAKSI WISATA BERBASIS BUDAYA DI KABUPATEN PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR. Rahmah Anisya Abstrak. Penelitian ini

Revitalisasi Kesenian Ronggeng Sebagai Atraksi Wisata Berbasis Budaya (Rahmah)

dulunya pernah vital/hidup, akan tetapi kemudian mengalami kemunduran/degradasi. Artinya, sesuatu yang pernah atau sedang “mati” diusahakan agar hidup kembali (Nurhayati, dkk 2013:44)Kesenian

Kesenian adalah karya yang diciptakan dengan keahlian yang luar biasa, seperti tari, lukisan, ukiran. Seniman tari sering juga menciptakan susatra yang indah (Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga 2003:1037)Revitalisasi Kesenian

Revitalisasi kesenian seperti diungkap oleh Rahayu Supanggah dalam jurnal Warto (2014:49-50) mengungkapkan terdapat tujuh bentuk revitalisasi dalam kesenian, yaitu rekonstruksi, refungsionalisasi, representasi, reformasi, reinterpretasi, reorientasi dan rekreasi.1. Rekonstruksi

Rekonstruksi yaitu kegiatan yang dilakukan untuk mengembalikan kesenian terutama untuk jenis kesenian yang sudah hilang dari peredaran, namun oleh beberapa pihak tertentu dianggap masih memiliki peluang bahkan potensial untuk dihidupkan dan digiatkan kembali.

2. RefungsionalisasiRefungsionalisasi yaitu menambah, mengembangkan, mengganti, atau memberi fungsi yang baru terhadapkesenian yang direvitalisasi, sehubungan dengan aktivitas lama yang biasanya menggunakan jasa kesenian yang dimaksud, sudah tidak eksis atau tidak berlangsung lagi.

3. RepresentasiRepresentasi artinya menyajikan kembali, baik dalam frekuensi maupun dalam wujud, forum atau konteks yang bervariasi. Sebagai contoh adalah peristiwa festival kesenian yang sampai saat ini diselenggarakan dimana-mana dengan mementaskan beberapa jenis kesenian tradisional.

4. ReformasiReformasi yaitu perubahan format atau bentuk penyajian kesenian dari yang lama ke bentuknya yang baru, yang dianggap sesuai dengan kebutuhan, selera, waktu dan tempatnya yang baru.

5. ReinterpretasiReinterpretasi yaitu memberi tafsir atau makna baru terhadap suatu fenomena penyajian kesenian atau terhadap unsur ekspresi yang digunakan dalam kesenian tersebut.

6. ReorientasiReorientasi kesenian tradisonal kehadirannya hampir selalu tidak mandiri, tapi berkaitan erat dengan kegiatan keseharian masyarakat, keagamaan atau kerajaan. Orientasi kesenian tersebut tersirat dalam pesan yang disampaikan oleh seniman melalui kekaryaannya.

1245

Page 4: eJournal file · Web viewREVITALISASI KESENIAN RONGGENG SEBAGAI ATRAKSI WISATA BERBASIS BUDAYA DI KABUPATEN PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR. Rahmah Anisya Abstrak. Penelitian ini

eJournal Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 4, 2018: 1243-1255

7. Rekreasi Rekreasi yaitu membuat atau meng-create lagi sesuatu yang (sama sekali) baru. Kesenian atau informasi lama digunakan sebagai sumber, pijakan atau titik tolak untuk penciptaan kesenian yang baru, baik dalam format maupun dalam genre.

Atraksi WisataPitana dan Diarta (2009:75) mengemukakan, jenis pariwisata yang

menggunakan sumber daya budaya sebagai modal utama dalam atraksi wisata sering dikenal sebagai pariwisata budaya. Jenis pariwisata ini memberikan variasi yang luas menyangkut budaya mulai dari seni pertunjukan, seni rupa, festival, makanan tradisional, sejarah, pengalaman nostalgia, dan cara hidup yang lain.Wisata Budaya

Menurut Ensiklopedia Indonesia wisata budaya adalah salah satu jenis kegiatan pariwisata yang menggunakan kebudayaan sebagai objeknya. Pariwisata jenis ini dibedakan dari minat-minat khusus lain, seperti wisata alam dan wisata petualangan.Budaya

Koentjaraningrat (2005:12) mengemukakan budaya di dalam sanskerta budhi (buddhayah) adalah bentuk jamaknya, dan dengan demikian “Kebudayaan” dapat diartikan “pikiran dan akal”. Kebudayaan merupakan keseluruhan kompleks, yang didalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat dan kemampuan-kemampuan lain yang di dapat seseorang sebagai anggota masyarakat.

Metode PenelitianJenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif, data-

data nya berupa kata-kata yang diperoleh melalui berbagai sumber. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis melalui tahapan-tahapan analisis data kualitatif yang hasilnya disampaikan secara deskriptif kualitatif. Tentang metode penelitian kualitatif Creswell dalam J.R. Raco (2010:7) mendefinisikannya sebagai suatu pendekatan atau penelusuran untuk mengeksplorasi dan memahami suatau gejala sentral. Untuk mengerti gejala sentral tersebut peneliti mewawancarai peserta penelitian atau partisipan dengan mengajukan pertanyaan umum dan cukup luas. Informasi yang disampaikan oleh partisipan kemudian dikumpulkan. Informasi tersebut biasanya berupa kata atau teks. Data yang berupa kata-kata atau teks tersebut kemudian dianalisis. Hasil analisis itu dapat berupa penggambaran atau deskripsi atau dapat pula dalam bentuk tema-tema. Dari data-data tersebut peneliti membuat interpretasi untuk menangkap arti yang terdalam.

Adapun yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah faktor hambatan dan pendukung dari segi internal dan eksternal serta teori revitalisasi kesenian yang dikemukakan oleh Rahayu Supanggah (2008), antara lain:1. Rekonstruksi

1246

Page 5: eJournal file · Web viewREVITALISASI KESENIAN RONGGENG SEBAGAI ATRAKSI WISATA BERBASIS BUDAYA DI KABUPATEN PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR. Rahmah Anisya Abstrak. Penelitian ini

Revitalisasi Kesenian Ronggeng Sebagai Atraksi Wisata Berbasis Budaya (Rahmah)

2. Refungsionalisasi3. Representasi4. Reformasi5. Reinterpretasi6. Reorientasi7. Rekreasi

Hasil Penelitian dan PembahasanHasil Penelitian

Untuk mendapatkan informasi mengenai upaya apa saja yang dilakukan oleh pemerintah dalam revitalisasi kesenian Ronggeng Paser penulis melakukan wawancara dengan Ibu Jumriati Aida, S.Sos selaku Kepala Seksi Kesenian Bidang Kebudayaan pada Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Kabupaten Paser sebagai Key Informan.a. Rekonstruksi (Pengembalian)

1. Bagaimana cara pemerintah dalam mengembalikan/menghidupkan kembali eksistensi kesenian ronggeng di Kabupaten Paser?

2. Langkah apa saja yang sedang berjalan atau telah dilakukan oleh pemerintah dalam mengembalikan/menghidupkan kembali eksistensi kesenian ronggeng?

“Untuk menghidupkan kembali eksistensi kesenian Ronggeng Paser salah satunya dengan memberikan wadah bagi pelaku kelompok seni untuk berkarya, contoh dengan adanya pagelaran lomba, pentas seni, festival dan semacamnya. Adapun langkah-langkah yang dilakukan pemerintah selain dari memberikan wadah, pemerintah juga akan terus memberikan perhatian lebih dalam pengembangan Ronggeng Paser ini. Bantuan alat musik tradisional atau bantuan pendanaan bagi pelaku kelompok seni yang aktif dalam pengembangan Ronggeng Paser, selain itu langkah berikutnya adalah dengan dilaksanakannya kegiatan pelatihan, workshop, seminar, diskusi publik tentang Budaya Paser khususnya tentang Ronggeng Paser.” (Hasil wawancara: 7 Mei 2018)

b. Refungsionalisasi (Pemanfaatan Kembali)1. Apa sajakah perbedaan pemanfaatan antara kesenian ronggeng yang lama

dengan yang sekarang?2. Apakah terdapat penambahan maupun perubahan fungsi yang lama

dengan fungsi yang baru dalam pemanfaatan kembali kesenian tersebut?“Pemanfaatan kesenian Ronggeng yang lama pada zamannya yaitu ditampilkan dalam acara hiburan rakyat, hajatan dan acara resmi pemerintah. Kemudian kostum yang digunakan pun sangat sederhana, sebagai musik pengiring Ronggeng pun monoton. Kemudian pemanfaatan kesenian Ronggeng pada zaman ini telah mengalami perubahan secara perlahan sesuai dengan pengembangan. Dari

1247

Page 6: eJournal file · Web viewREVITALISASI KESENIAN RONGGENG SEBAGAI ATRAKSI WISATA BERBASIS BUDAYA DI KABUPATEN PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR. Rahmah Anisya Abstrak. Penelitian ini

eJournal Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 4, 2018: 1243-1255

pakaian yang digunakan, gerak tari Ronggeng Paser, instrumen musik juga mengalami perubahan. Penampilan kesenian Ronggeng ini juga lebih sering ditampilkan, penyambutan tamu, pemerintah daerah, pagelaran seni, pentas seni, festival budaya. Bahkan Bidang Kebudayaan Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Kabupaten Paser pada saat ini memberikan wadah untuk mengembangkan terus kesenian Ronggeng Paser tersebut dalam bentuk pertunjukan kesenian daerah dimana akan dilakukan setiap perbulannya minimal 1 pertunjukan kelompok seni. Kesenian Ronggeng yang lama dan sekarang tidak memiliki perbedaan yang signifikan, hanya terdapat beberapa perbedaan pengembangan dalam kesenian Ronggeng. Kesenian Ronggeng pada saat ini mengalami pengembangan dalam gerak tubuh, pakaian, musik hingga properti yang digunakan. Penambahan itu diperuntukkan agar regenerasi pemuda pada saat ini lebih bergairah untuk belajar sampai ikut serta dalam melestarikan budaya kesenian Ronggeng Paser tersebut. Memberikan sedikit kreasi dalam tarian dan musik pengiring juga menjadi salah satu cara agar memberikan ketertarikan sendiri dalam pengembangannya.” (Hasil wawancara: 7 Mei 2018)

c. Representasi (Penyajian Kembali)1. Jenis kegiatan apa saja yang dilakukan dalam menyajikan/menampilkan

kembali kesenian ronggeng tersebut?2. Apakah ada penambahan unsur di dalam kesenian ronggeng pada setiap

penyajian/penampilannya saat ini?“Dalam penyajian kembali kesenian Ronggeng Paser jenis kegiatan sebagai gembrakan untuk pengembangan atau pelestariannya salah satunya dengan kegiatan perayaan hari jadi Kabupaten, hari jadi Kemerdekaan RI, penyambutan tamu pemerintah, lomba, pentas seni, festival, parade budaya, hajatan, perkawinan. Yang sedang berjalan saat ini yaitu pertunjukan 12 bulan kalender 2018, penampilan kelompok seni minimal 1 penampilan dalam 1 bulan dengan tempat yang berbeda, Kampung Wisata Warna-Warni Janju dan Museum Sadurengas. Ada beberapa penambahan unsur dalam kesenian Ronggeng Paser, terdapat pada syair pengiring musik kesenian Ronggeng tersebut. Karena di dalam syair tersebut memiliki nilai luhur bangsa, akhlak, amanah, pesan moral dan rasa peduli antar sesama.” (Hasil wawancara: 7 Mei 2018)

d. Reformasi (Perubahan Format)1. Apakah ada upaya perencanaan dalam merubah bentuk penyajian dari

kesenian ronggeng?2. Apakah telah terdapat perubahan bentuk penyajian atau unsur-unsur asli

dari kesenian ronggeng dalam setiap pertunjukannya saat ini?

1248

Page 7: eJournal file · Web viewREVITALISASI KESENIAN RONGGENG SEBAGAI ATRAKSI WISATA BERBASIS BUDAYA DI KABUPATEN PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR. Rahmah Anisya Abstrak. Penelitian ini

Revitalisasi Kesenian Ronggeng Sebagai Atraksi Wisata Berbasis Budaya (Rahmah)

“Tidak banyak reformasi atau perubahan dalam bentuk penyajian dari kesenian Ronggeng Paser tersebut. Penampilan jumlah penari, penambahan alat musik guna kebutuhan instrumen musik. Dalam arti tidak merubah komposisi yang ada atau asli dari kesenian Ronggeng tersebut. Terdapat perubahan bentuk penyajian unsur-unsur asli dari kesenian Ronggeng dalam pertunjukan saat ini, kostum tari menjadi hal penting mengingat perkembangan zaman pada saat ini, dengan maksud agar memberikan ketertarikan sendiri dalam penyajian tersebut. Dalam arti tidak merubah komposisi yang ada atau asli dari kesenian Ronggeng tersebut.” (Hasil wawancara: 7 Mei 2018)

e. Reinterpretasi (Penafsiran Kembali)1. Bagaimana bentuk penafsiran kembali terhadap interpretasi yang sudah

ada pada kesenian ronggeng saat ini?2. Hal apa saja yang dilakukan pemerintah dalam reinterpretasi kesenian

ronggeng?“Dalam bentuk penafsiran kesenian Ronggeng interpretasi memberikan hal positif yang baru pada masyarakat luas, dengan syair lagu Ronggeng Paser yang memiliki makna tersendiri dengan kata sederhana yang mudah dicerna masyarakat. Adapun beberapa hal yang dilakukan pemerintah terkait dengan reinterpretasi kesenian Ronggeng yaitu, dengan melaksanakan kegiatan diskusi publik, seminar dan lain-lain serta memasukkan kesenian Ronggeng dan Bahasa Daerah Paser di lingkungan sekolah dalam pelajaran Muatan Lokal (MULOK).” (Hasil wawancara: 7 Mei 2018)

f. Reorientasi (Peninjauan Kembali)1. Bagaimana upaya pemerintah dalam hal orientasi kesenian ronggeng pada

saat ini?2. Apa saja peranan pemerintah dalam hal orientasi kesenian ronggeng?

“Orientasi pemerintah memberikan perhatian lebih terhadap kesenian Ronggeng tersebut dengan membuat suatu kegiatan, meninjau kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh pihak pemerintah, swasta, masyarakat dengan swadaya, memberikan arahan kepada masyarakat yang ikut serta mengembangkan atau melestarikan kesenian Ronggeng tersebut. Pada saat ini ada beberapa hal peran dalam orientasi yang dilakukan pemerintah diantaranya pendataan kelompok seni daerah, serta memberikan wadah dan bantuan fasilitas sarana kesenian sebagai bentuk kontribusi pemerintah daerah pada pelaku kelompok seni daerah yang ikut serta mengembangkan atau melestarikan kesenian Ronggeng. Selain itu peran dari pemerintah yaitu telah berhasilnya kesenian Ronggeng Paser sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) pada tahun 2017.” (Hasil wawancara: 7 Mei 2018)

1249

Page 8: eJournal file · Web viewREVITALISASI KESENIAN RONGGENG SEBAGAI ATRAKSI WISATA BERBASIS BUDAYA DI KABUPATEN PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR. Rahmah Anisya Abstrak. Penelitian ini

eJournal Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 4, 2018: 1243-1255

g. Rekreasi (Penyegaran Kembali)1. Apakah ada upaya perencanaan untuk membuat kesenian ronggeng

kembali menjadi sesuatu yang baru dengan berdasarkan sumber atau titik tolak dari kesenian ronggeng yang asli?

2. Bagaimana dampaknya jika kesenian ronggeng tersebut dilakukan perubahan atau dibuat baru kembali?

“Segala macam upaya telah dijalankan bahkan hal tersebut menjadi bahan evaluasi dalam pengembangan dan pelestariannya, ini dilakukan agar kesenian Ronggeng Paser mendapatkan perhatian yang lebih luas oleh masyarakat baik itu di Kabupaten Paser sendiri maupun Internasional. Maka upaya yang pemerintah lakukan agar kesenian Ronggeng ini lebih diminati masyarakat luas yaitu salah satunya dengan memberikan wadah sesuai dengan perkembangan zaman. Apabila kesenian Ronggeng mengalami perubahan atau dibuat baru tentunya bisa dilihat dari pandangan masyarakat, apabila dapat diterima serta diminati oleh masyarakat luas maka perubahan tersebut bernilai positif. Justru sebaliknya jika tidak diterima bahkan membuang jauh dengan keaslian kesenian Ronggeng tersebut maka hal itu menjadi evaluasi bagi pemerintah dan masyarakat luas. Bisa terjadi perubahan dengan catatan diterima masyarakat luas akan tetapi tidak membuang kesenian Ronggeng yang aslinya atau baku guna memperkuat karakter dari kesenian Ronggeng tersebut.” (Hasil wawancara: 7 Mei 2018)

PembahasanUpaya Pemerintah dalam Revitalisasi Kesenian Ronggeng sebagai Atraksi Wisata berbasis Budaya di Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur1. Rekonstruksi

Rekonstruksi (Pengembalian) menurut teori Rahayu Supanggah (2008) adalah kegiatan yang dilakukan dalam mengembalikan kesenian-kesenian yang telah hilang dari peredaran, namun oleh beberapa pihak tertentu dianggap masih memiliki peluang bahkan potensial untuk dihidupkan dan digiatkan kembali. Dalam hal rekonstruksi pemerintah Kabupaten Paser telah melakukan berbagai upaya dalam mengembalikan eksistensi kesenian Ronggeng Paser tersebut, salah satunya adalah dengan memberikan wadah bagi para pelaku kelompok seni untuk menampilkan kesenian daerah. Selain itu, pemerintah juga memberikan perhatian lebih terhadap pengembangan kesenian Ronggeng Paser berupa pendanaan dan bantuan alat musik tradisional. Selain dari hasil wawancara yang telah dilakukan, untuk memperkuat kajian dalam penelitian ini juga digunakan rujukan maupun hasil penelitian yang telah ada sebelumnya. Adapun hasil penelitian yang relevan dengan topik penelitian ini yaitu penelitian yang dilakukan oleh Herdian Putra Ageng Wijaya mengenai Revitalisasi Kesenian Ebeg di Desa Kamulyan Kecamatan Bantarsari

1250

Page 9: eJournal file · Web viewREVITALISASI KESENIAN RONGGENG SEBAGAI ATRAKSI WISATA BERBASIS BUDAYA DI KABUPATEN PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR. Rahmah Anisya Abstrak. Penelitian ini

Revitalisasi Kesenian Ronggeng Sebagai Atraksi Wisata Berbasis Budaya (Rahmah)

Kabupaten Cilacap Provinsi Jawa Tengah. Upaya untuk menghidupkan kembali kesenian Ebeg di Desa Kamulyan dilakukan dengan cara merekrut para pemuda desa untuk dapat ikut berpartisipasi dalam mengembalikan eksistensi kesenian tersebut. Para pemuda dilatih langsung oleh seniman yang telah memiliki pengalaman sebagai penari Ebeg dan masih tinggal di Desa Kamulyan dengan didampingi oleh para tokoh-tokoh desa.

2. RefungsionalisasiRefungsionalisasi (Pemanfaatan Kembali) menurut teori Rahayu Supanggah adalah menambah, mengembangkan, mengganti atau memberi fungsi yang baru terhadap kesenian yang di revitalisasi, sehubungan dengan aktivitas lama yang biasanya menggunakan jasa kesenian yang dimaksud, sudah tidak eksis atau tidak berlangsung lagi. Refungsionalisasi kesenian Ronggeng Paser pemerintah telah merubahnya secara perlahan sesuai dengan pengembangan. Saat ini kesenian Ronggeng banyak ditampilkan dalam berbagai macam kegiatan seperti penyambutan tamu pemerintah daerah, pagelaran seni, pentas seni dan festival budaya. Kesenian Ronggeng yang lama dan sekarang tidak memiliki perbedaan yang signifikan, hanya terdapat beberapa perbedaan dan pengembangan dalam kesenian tersebut. Ronggeng Paser pada saat ini mengalami pengembangan dalam gerak tubuh, pakaian, musik hingga properti yang digunakan. Dalam hal refungsionalisasi kesenian Ebeg di Desa Kamulyan dilakukan dengan cara menambah dan mengembangkan gerak tari, pakaian dan tata rias. Kesenian Ebeg juga telah dilakukan perubahan fungsi, dimana fungsi yang lama merupakan suatu hiburan rakyat dan kini setelah diganti fungsinya kesenian Ebeg telah ditampilkan dalam berbagai kegiatan seperti peringatan hari jadi Kemerdekaan RI, peringatan hari bersejarah Nasional serta acara hajatan seperti pernikahan dan khitanan.

3. RepresentasiRepresentasi (Penyajian Kembali) artinya menyajikan kembali, baik dalam frekuensi maupun dalam wujud, forum atau konteks yang bervariasi. Dalam hal representasi kesenian Ronggeng Paser pemerintah menyajikannya ke dalam beberapa jenis kegiatan sebagai gembrakan untuk pengembangan dan pelestariannya. Salah satunya dengan kegiatan perayaan HUT Kabupaten, HUT Kemerdekaan RI, penyambutan tamu pemerintah, lomba, pentas seni, festival, parade budaya, hajatan dan perkawinan. Kegiatan yang sedang dijalankan oleh pemerintah saat ini dalam menyajikan kembali kesenian Ronggeng Paser adalah pertunjukan 12 bulan kalender 2018 merupakan kegiatan penampilan kelompok seni yang dilakukan minimal 1 penampilan dalam sebulan dengan lokasi tempat wisata yakni Kampung Wisata Warna-Warni Janju dan Museum Sadurengas. Dalam hal representasi kesenian Ebeg di Desa Kamulyan dilakukan dengan cara menyajikannya dalam berbagai

1251

Page 10: eJournal file · Web viewREVITALISASI KESENIAN RONGGENG SEBAGAI ATRAKSI WISATA BERBASIS BUDAYA DI KABUPATEN PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR. Rahmah Anisya Abstrak. Penelitian ini

eJournal Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 4, 2018: 1243-1255

kegiatan seperti peringatan hari jadi Kemerdekaan RI, peringatan hari bersejarah Nasional serta acara hajatan seperti pernikahan dan khitanan.

4. ReformasiReformasi (Perubahan Format) yaitu perubahan format atau bentuk penyajian kesenian dari yang lama ke bentuknya yang baru dan dianggap sesuai dengan kebutuhan, selera, waktu dan tempatnya yang baru. Reformasi kesenian Ronggeng Paser pemerintah tidak banyak melakukan perubahan. Hanya terdapat penambahan jumlah penari, kostum dan penambahan alat musik untuk kebutuhan instrumen musik. Pada perubahan format ini pemerintah tidak merubah komposisi yang ada dan asli pada Ronggeng tersebut. Dalam hal reformasi kesenian Ebeg di Desa Kamulyan tidak jauh berbeda dengan perubahan yang dilakukan pada kesenian Ronggeng Paser, yakni dengan merubah bagian gerak tari, properti, pakaian atau kostum dan tata rias.

5. ReinterpretasiReinterpretasi (Penafsiran Kembali) yaitu memberi tafsir atau memberi makna baru terhadap suatu fenomena penyajian kesenian atau terhadap unsur ekspresi yang digunakan dalam kesenian tersebut. Dalam kesenian Ronggeng Paser interpretasi yang diberikan kepada masyarakat sifatnya adalah hal positif, dimana dalam kesenian tersebut tidak mengandung unsur negatif. Dengan adanya penafsiran yang bersifat positif tersebut maka pemerintah telah memasukkan kesenian Ronggeng Paser dan Bahasa Daerah Paser ke dalam lingkungan sekolah dalam pelajaran Muatan Lokal (MULOK). Dalam hal reinterpretasi kesenian Ebeg sebagai hiburan rakyat di Desa Kamulyan sama halnya dengan kesenian Ronggeng Paser yang bersifat positif. Sifatnya adalah menghibur masyarakat yang menyaksikannya tanpa adanya hal yang bersifat mistis atau negatif.

6. ReorientasiReorientasi (Peninjauan Kembali) menurut Rahayu Supanggah, kesenian tradisional kehadirannya hampir selalu tidak mandiri, namun hampir selalu terkait dengan kegiatan keseharian masyarakat, keagamaan atau kerajaan. Pemerintah adalah patron utama. Reorientasi kesenian Ronggeng Paser pemerintah memberikan perhatian lebih terhadap kesenian tersebut dengan membuat suatu kegiatan, meninjau kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh pemerintah, swasta, masyarakat dengan swadaya serta memberikan arahan kepada masyarakat yang ikut serta dalam mengembangkan dan melestarikan kesenian Ronggeng tersebut. Dalam hal reorientasi kesenian Ebeg di Desa Kamulyan kegiatan peninjauan kembali dilakukan oleh masyarakat desa sendiri, dimana para seniman dan tokoh-tokoh desa melakukan peninjauan terhadap para pemuda desa dalam setiap melakukan kesenian Ebeg.

1252

Page 11: eJournal file · Web viewREVITALISASI KESENIAN RONGGENG SEBAGAI ATRAKSI WISATA BERBASIS BUDAYA DI KABUPATEN PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR. Rahmah Anisya Abstrak. Penelitian ini

Revitalisasi Kesenian Ronggeng Sebagai Atraksi Wisata Berbasis Budaya (Rahmah)

7. Rekreasi Rekreasi (Penyegaran Kembali) yaitu membuat lagi sesuatu yang sama sekali baru. Kesenian atau informasi lama digunakan sebagai sumber, pijakan atau titik tolak untuk penciptaan kesenian yang baru, baik dalam format maupun dalam genre. Dalam hal rekreasi pemerintah apabila Ronggeng Paser dilakukan perubahan atau dibuat baru kembali dapat dilihat dari pandangan masyarakat. Jika dapat diterima oleh masyarakat luas maka perubahan tersebut bernilai positif. Sebaliknya, jika tidak diterima maka hal tersebut akan menjadi bahan evaluasi bagi pemerintah dan juga masyarakat. Dalam hal rekreasi kesenian Ebeg di Desa Kamulyan kegiatan penyegaran kembali telah dilakukan beberapa unsur di dalamnya. Hal tersebut dilakukan agar kesenian Ebeg tidak kalah saing dengan kemajuan teknologi serta hiburan-hiburan modern yang masuk ke dalam lingkungan masyarakat Desa Kamulyan. Namun, dalam merubah unsur tersebut para seniman tidak merubah keaslian dari kesenian Ebeg dan tidak membuat kesenian tersebut menjadi sesuatu yang baru kembali.

Faktor Hambatan dan Pendukung dalam Revitalisasi Kesenian Ronggeng sebagai Atraksi Wisata berbasis Budaya di Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur1. Faktor Hambatan Internal dan Eksternal

Faktor hambatan internal pelaksana atau penggiat revitalisasi Ronggeng Paser adalah pemerintah sendiri. Dalam hal ini pemerintah memiliki hambatan dalam anggaran sehingga terjadilah hambatan pada pengeluaran dana yang menghalangi proses revitalisasi. Sedangkan faktor hambatan eksternal yakni adanya pengaruh dari budaya luar. Budaya luar merupakan sesuatu yang tidak dapat dihindari oleh perkembangan zaman. Generasi muda pada saat ini lebih tertarik dengan budaya luar dibandingkan dengan budaya bangsa sendiri. Ketertarikan mereka terhadap hal tersebut cenderung sangat tinggi karena mereka merasa budaya luar lebih mudah diterima daripada budaya bangsa terutama kesenian daerah sendiri yang terkesan monoton. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Herdian Putra Ageng Wijaya mengenai Revitalisasi Kesenian Ebeg di Desa Kamulyan Kecamatan Bantarsari Kabupaten Cilacap Provinsi Jawa Tengah, hambatan internal yang dihadapi adalah adanya kesulitan oleh para pelaku seni dalam upaya melestarikan kesenian Ebeg akibat tanggapan masyarakat terhadap kesenian tersebut yang menyatakan bahwa kesenian Ebeg terlalu monoton dan kuno. Hambatan eksternal nya adalah adanya kemajuan teknologi dan hiburan – hiburan modern yang masuk ke dalam lingkungan masyarakat Desa Kamulyan yang mengakibatkan antusias masyarakat terhadap kesenian tersebut semakin memudar.

1253

Page 12: eJournal file · Web viewREVITALISASI KESENIAN RONGGENG SEBAGAI ATRAKSI WISATA BERBASIS BUDAYA DI KABUPATEN PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR. Rahmah Anisya Abstrak. Penelitian ini

eJournal Administrasi Bisnis, Volume 6, Nomor 4, 2018: 1243-1255

2. Faktor Pendukung Internal dan EksternalFaktor pendukung internal dalam revitalisasi kesenian Ronggeng yakni pemerintah Kabupaten Paser telah memberikan wadah khusus bagi para pelaku kelompok seni untuk menampilkan kesenian mereka khususnya Ronggeng Paser. Hal ini merupakan bentuk kegiatan Kalender 12 Bulan 2018, dimana ditampilkan 1 penampilan kelompok seni dalam setiap bulannya dengan berlokasikan di 2 tempat wisata yakni Kampung Wisata Warna-Warni Janju dan Museum Sadurengas. Sedangkan faktor pendukung internal yakni kesadaran masyarakat Paser tentang kesenian Ronggeng Paser sangat meningkat. Dalam berbagai kegiatan di luar dari unsur kebudayaan seperti band, electone maupun hajatan kini selalu diselipkan kesenian Ronggeng Paser di dalamnya. Hal tersebut dilakukan agar kesenian daerah dapat selalu disaksikan dan tidak begitu saja dilupakan sehingga akhirnya hilang oleh zaman. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Herdian Putra Ageng Wijaya mengenai Revitalisasi Kesenian Ebeg di Desa Kamulyan Kecamatan Bantarsari Kabupaten Cilacap Provinsi Jawa Tengah, pendukung internal yang dihadapi adalah adanya semangat dan antusias yang tinggi dari para pemuda Desa Kamulyan sekarang untuk ikut berpartisipasi dalam melestarikan kesenian Ebeg tersebut. Pendukung eksternal yang didapatkan adalah adanya tanggapan antusias dari masyarakat mengingat terbatasnya hiburan masyarakat di desa tersebut.

PenutupBerdasarkan pembahasan dan hasil penelitian terkait dengan penelitian

tentang “Revitalisasi Kesenian Ronggeng Sebagai Atraksi Wisata Berbasis Budaya di Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur”, maka peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa Pemerintah Kabupaten Paser telah melakukan upaya revitalisasi kesenian Ronggeng secara perlahan sesuai dengan teori Revitalisasi Kesenian menurut Rahayu Supanggah dalam jurnal Warto (2014:49-50) namun dalam pelaksanaannya masih kurang efektif karena adanya faktor hambatan anggaran yang dapat mempengaruhi kegiatan revitalisasi sehingga menyebabkan upaya dalam pengembalian kesenian Rongeng tersebut tidak terlaksana sesuai dengan yang diharapkan.

Pemerintah Kabupaten Paser diharapkan dapat terus berupaya dalam mengembangkan dan melestarikan kesenian Ronggeng sebagai salah satu warisan budaya di Kabupaten Paser dengan memberikan wadah bagi para pelaku seni untuk dapat menampilkan kesenian tersebut, memberikan pendanaan serta bantuan alat musik tradisional agar tidak hilang dan tenggelam oleh kemajuan zaman dan dapat terus dinikmati, dipelajari serta dikembangkan oleh generasi-generasi penerus berikutnya. Selain itu diharapkan agar pemerintah dapat lebih memperhatikan fasilitas yang terdapat di wadah penampilan kesenian Ronggeng Paser yakni Kampung Wisata Warna-Warni Desa Janju dan Museum Sadurengas

1254

Page 13: eJournal file · Web viewREVITALISASI KESENIAN RONGGENG SEBAGAI ATRAKSI WISATA BERBASIS BUDAYA DI KABUPATEN PASER PROVINSI KALIMANTAN TIMUR. Rahmah Anisya Abstrak. Penelitian ini

Revitalisasi Kesenian Ronggeng Sebagai Atraksi Wisata Berbasis Budaya (Rahmah)

dengan memberikan tempat atau panggung pagelaran yang nyaman dan sesuai untuk disaksikan oleh masyarakat.

Dinas Kebudayaan Kabupaten Paser diharapkan dapat selalu mendukung para pelaku kelompok seni daerah dengan memberikan fasilitas sarana maupun prasarana serta dana dalam berupaya untuk melaksanakan kegiatan dalam mengembangkan dan melestarikan kesenian Ronggeng Paser tersebut.

Para pelaku seni di Kabupaten Paser diharapkan agar dapat terus aktif dan memiliki semangat dalam berkarya serta melestarikan warisan budaya dan mengajarkannya pada para generasi penerus.

Masyarakat Kabupaten Paser diharapkan agar dapat bekerjasama dalam mengembangkan dan melestarikan kesenian Ronggeng dengan selalu memberikan dukungan serta mengapresiasi para pelaku seni untuk terus berkarya.

Daftar PustakaCaturwati, E. 2007. Tari Di Tatar Sunda. Bandung: Sunan Ambu Press.Diarta, I. K. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta: Andi.Huberman, A. M. 2014. Qualitative Data Analysis Terjemahan. Jakarta: UI Press.Koetjaraningrat. 2005. Pengantar Antropologi II. Jakarta: Rineka Cipta.Moleong, L. J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.Nasional, D. P. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai

Pustaka.Nurhayati. 2013. Revitalisasi Seni Pertunjukan Dulmuluk. Palembang:

Leutikaprio.Rustiyanti, S. 2010. Menyingkap Seni Pertunjukan Di Indonesia. Bandung: Sunan

Ambu Press.Setiadi, E. M. 2013. Ilmu Sosial Budaya Dasar Edisi Ketiga. Jakarta: Kencana

Prenada Media Group.Sudiran, F. 2016. Hasil Penelitian Seni Tari Sebagai Revitalisasi Tari Ronggeng

Paser. Samarinda: Dinas Pariwisata Dan Seni Budaya Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur Samarinda.

Sutopo. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta: Universitas Negeri Surakarta.

Takari, M. 2008. Masyarakat Kesenian di Indonesia. Medan: Studia Kultura Fakultas Sastra Universitas Sumatera Utara.

Weni. 2009. Mengenal Seni Tari. Yogyakarta: Mediantara Semesta.Yoeti, O. 2010. Dasar-Dasar Pengertian Hospitality Pariwisata. Bandung: PT.

Alumni.Warto, W. 2014. “Revitalisasi Kesenian Kethek Ogleng Untuk Mendukung

Pengembangan Pariwisata di Kabupaten Wonogiri”. journal.unnes, 24(1), 49-50.

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan

1255