Upload
dinhkhuong
View
213
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Topik Sustainable Economy Development
Gambar 2.1 Gambaran Pola Berkelanjutan dalam Aspek Ekonomi, Ekologi, dan Budaya
Sumber : www.google.co.id siakses pada tanggal 10 September 2013
2.1.1 Definisi
Sustainable development / pembangunan berkelanjutan adalah
pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengorbankan
kebutuhan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri
"(Brundtland, 1987). Sustainable Economic atau ekonomi berkelanjutan
memiliki beberapa definisi;
Pembangunan berkelanjutan melibatkan merancang suatu sistem
sosial dan ekonomi, yang menjamin bahwa tujuan ini berkelanjutan, yaitu
bahwa sesungguhnya meningkatnya pendapatan, pendidikan yang standar
27
28
meningkat, bahwa kesehatan bangsa membaik, bahwa kualitas umum
kehidupan yang maju, (Pearce, Makandia & Barbier, 1989).
"Sebuah sistem ekonomi di mana jumlah orang dan jumlah barang
dipertahankan pada beberapa tingkat konstan. Tingkat ini adalah
berkelanjutan secara ekologis dari waktu ke waktu dan memenuhi setidaknya
dasar kebutuhan semua anggota populasi "(Millar, 1994)."
Maksud dari ekonomi berkelanjutan dikutip dari www.
rezaprimawanhudrita.wordpress.com (2010), adalah: pembangunan yang
relativ rendah biaya inisiasi dan operasinya. Selain itu, dari segi ekonomi bisa
mendatangkan profit, selain menghadirkan benefit. Pembangunan ini
memiliki ciri produktif secara kuantitas dan kualitasnya, serta memberikan
peluang kerja dan keuntungan lainnya untuk individu kelas menengah dan
bawah. Dimana, ekonomi berkelanjutan mempunyai keterkaitan yang erat
dengan tujuan aspek keberlanjutan lainya yaitu aspek sosial dan lingkungan.
(ROWLAND B. F. PASARIBU, 2013) Menyatakan bahwa, keberlanjutan
bukanlah merupakan konsep yang sederhana melainkan komplek, karena
dalam operasionalnya banyak hal yang perlu diperhatikan dan saling
berkaitan.
Dengan tujuan, supaya dalam setiap pembangunan proyek developer
tidak hanya mementingkan proyek dan keuntungan untuk mereka sendiri
namun lebih berjiwa sosial membantu kalangan yang kurang beruntung untuk
ikut berpartisipasi dalam proyek tersebut dengan saling memberi keuntungan
tanpa merugikan siapapun. Karena hal ini mengingat paradigma yang telah
berubah dan mengalami perkembangan yang awalnya sebagai paradigma
pertumbuhan ekonomi, kemudian bergeser ke paradigma kesejahteraan.
29
Kesejahteraaan yang dimaksud tidak hanya bagi masyarakat menengah ke
atas namun menengah dan menengah ke bawah.
2.2 Proyek Mixed Use ( Apartemen, Kantor dan Fasilitas Penunjang)
2.2.1 Definisi Apartemen
Menurut Kamus Besar Indonesia, defini dari apartemen adalah tempat
tinggal (terdiri atas kamar duduk, kamar tidur, kamar mandi, dapur, dsb) yang
berada pada satu lantai bangunan bertingkat yang besar dan mewah,
dilengkapi dengan berbagai fasilitas (kolam renang, pusat kebugaran, toko,
dsb). Definisi lain dari apartemen adalah suatu ruang atau beberapa ruang
dirancang sebagai tempat tinggal yang biasanya satu atau beberapa ruang
mempunyai bentuk yang sama dan terletak pada bangunan untuk tempat tinggal
yang mempertimbangkan efisiensi dan keindahan pada suatu daerah yang terbatas.
Gambar 2.2 Gambaran Apartemen Sumber : www.google.co.id siakses pada tanggal 10 September 2013
Apartemen termasuk bangunan komersial, seperti bangunan
perkantoran, pusat perbelanjaan dan banyak lain. Bangunan komersial
30
umumnya diperuntukkan untuk layanan dan kebutuhan untuk masyarakat
umum.(Akmal, 2007).
2.2.2 Klasifikasi Apartemen
Klasifikasi Berdasarkan Tipe Pengelolaan
Klasifikasi Apartemen Berdasarkan tipe pengelolaannya, terdapat tiga
jenis apartemen (Akmal, 2007), yaitu:
Serviced Apartement
Pengelolaan apartemen melalui manajemen secara menyeluruh
yang kurang lebih mirip dengan pengelolaan hotel sehingga penghuni
akan mendapatkan pelayanan seperti di hotel - hotel berbintang serta
sudah memiliki unit dengan perabotan lengkap, pelayanan kamar,
pembersihan kamar / house keeping ,laundry dan fasilitas lainnya.
Apartemen Milik Sendiri
Apartemen milik sendiri ialah apartemen yang dapat dijual dan
dibeli bahkan disewa oleh individu. Mirip dengan apartemen sewa,
apartemen ini juga tetap memiliki pengelola yang mengurus fasilitas
umum penghuninya. Namun lebih personal dalam kepengurusannya.
Apartemen Sewa
Apartemen sewa adalah jenis apartemen yang disewa oleh
individu tanpa pelayanan khusus. Meskipun demikian, tetap ada
manajemen apartemen yang mengatur segala sesuatu berdasarkan
kebutuhan bersama seperti sampah, pemeliharaan bangunan, lift,
koridor, dan fasilitas umum lainnya. Penyewaan dilakukan sesuai
dengan jangka waktu yang disepakati bersama. Biaya yang harus
dikeluarkan bagi penyewa adalah biaya sewa. Dan kebanyakan
31
peminatnya adalah konsumen yang nomaden/ berpindah pindah.
Dalam pengelolaannya pun dikenakan sistem deposit supaya
menghindari hal yang tidak diinginkan.
Klasifikasi Berdasarkan Besaran Bangunan
Klasifikasi apartemen bila dipandang dari dari jenis dan besar
bangunan apartemen ( Akmal, 2007 ),yaitu:
High-rise Apartement
Yaitu bangunan apartemen yang terdiri atas lebih dari sepuluh
lantai. Dilengkapi area parkir bawah tanah, sistem keamanan dan
servis penuh. Sehingga dalam satu bangunan dapat ditempati hunian
dengan banyak unit yang dapat mengurangi kepadatan penduduk.
Struktur apartemen lebih kompleks sehingga desain unit apartemen
cenderung standar.Jenis ini banyak dibangun di pusat kota karena
letaknya akan lebih strategis.
Mid-Rise Apartemen
Adalah bangunan apartemen yang terdiri dari tujuh sampai
dengan sepuluh lantai. Jenis apartemen ini lebih sering dibangun di
kota satelit. Atau yang memiliki peruntukan KLB yang ada dibawah
10 lantai sehingga hanya sampai 10 lantai maksimum ketinggian.
Low-Rise Apartemen
Yaitu apartemen dengan ketinggian kurang dari tujuh lantai
dan menggunakan tangga sebagai alat transportasi vertikal. Biasanya
untuk golongan menengah ke bawah. Seperti rumah susun namun
32
dengan fasilitas apartemen kadang memiliki lift sebagai alat bantu
transportasi vertikal.
Walked Up Apartemen
Adalah bangunan apartemen yang terdiri atas tiga lantai
sampai dengan enam lantai. Apartemen ini kadang-kadang memiliki
lift, tetapi bisa juga tidak. Jenis apartemen ini disukai oleh keluarga
yang besar.Dan yang tidak menyukai ketinggian akan lebih nyaman di
hunian ini.
2.2.3 Definisi Perkantoran
Gambar 2.3 Gambaran PerkantoranSumber : www.google.co.id siakses pada tanggal 10 September 2013
Perkantoran adalah kumpulan gedung dikaitkan dengan tata usaha.
Berikut ini akan dijelaskan terlebih dahulu mengenai pengertian kantor dari
berbagai referensi, diantaranya yaitu:
Moekijat (1997:3), kantor adalah setiap tempat yang biasanya
dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan tata usaha. Dengan nama
apapun juga tempat tempat tersebut mungkin diberikan.
33
Prajudi Atmosudirdjo (1982:25), kantor adalah unit organisasi yang
terdiri atas tempat, staf personnel, dan operasi ketatausahaan, guna membantu
pimpinan.
Kallaus & Keeling (1991:2), office is function, where interdependent
systems of technology, procedures, and people are at work to manage one of
the firm’s most vital recosurces information.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia kantor adalah balai (gedung,
rumah, ruang) tempat mengurus suatu pekerjaan atau juga disebut tempat
bekerja.
Dari definisi - definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kantor
adalah tempat diselenggarakannya kegiatan tata usaha di mana terdapat
ketergantungan sistem antara orang, teknologi, dan prosedur untuk
menangani data dan informasi mulai dari menerima, mengumpulkan,
mengolah, menyimpan, sampai menyalurkan.
The Liang Gie dalam bukunya yang berjudul “ Administrasi adalah
penyusunan alat-alat kantor pada letak yang tepat serta pengaturan tempat
kerja yang menimbulkan kepuasan bekerja bagi para pegawai. Untuk
memperjelas pengertian tataruang perkantoran itu dapat dikutipkan dua
perumusan yang berikut:
1. “ Office layout may be defined as the arrangement of furniture and
equipment within available floor space” (Tataruang perkantoran dapat
dirumuskan sebagai penyusunan perabotan dan alat perlengkapan pada luas
lantai yang tersedia.)
2. “Office layout is determination of the space requirements and of
detailed untilization of this space in order to provide a practical arrangement
34
of the phisycal factors considered necessary for the execution of the office
work”. ( Tata ruang perkantoran adalah penentuan mengenai kebutuhan-
kebutuhan ruang dan tentang penggunaan secara terperinci dari ruang ini
untuk menyiapkan suatu susunan yang praktis dari faktor-faktor fisik yang
dianggap perlu bagi pelaksanaan kerja perkantoran dengan biaya yang layak).
2.2.4 Perkantoran Kelas Menengah
Perkantoran untuk kelas menengah adalah lahan kantor atau gedung
untuk diisi tenant yang memiliki kelas ekonomi menengah. Dimana menurut
wikipedia, usaha kecil dan menengah disingkat UKM adalah sebuah istilah
yang mengacu ke jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling
banyak Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
Dan usaha yang berdiri sendiri. Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun
1998 pengertian Usaha Kecil adalah: “Kegiatan ekonomi rakyat yang
berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan
kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan
usaha yang tidak sehat.”
Dimana gambaran gedung kantornya merupakan kantor sederhana
yang tidak terlalu mewah dan terjangkau untuk harga sewanya.
Gambar 2.4 Gambaran Perkantoran MenengahSumber : www.google.co.id siakses pada tanggal 8 Febuari 2014
35
2.2.5 Pujasera Kelas Menengah sebagai Fasilitas penunjang
Fasilitas penunjang yang dimaksud ialah berupa area yang
diefisiensikan menjadi area santai untuk menunjang kegiatan ekonomi dalam
bangunan yang ditujukan untuk mewadahi perekonomian kalangan ekonomi
menengah ke bawah.
Definisi pujasera ialah sebuah tempat yang digunakan hanya untuk
makan. Namun dewasa ini suatu temapat makan berkembang menjadi sebuah
tempat makan sekaligus tempat berkumpulnya kelompok maka dapat menjadi
sebuah sarana yang menyenangkan yang dapat mewadahi kegiatanekonomi
khususnya ekonomi rendah.
Gambar 2.5 Gambaran PujaseraSumber : www.google.co.id siakses pada tanggal 8 Febuari 2014
Area santai untuk kalangan menengah kebawah adalah area yang
didominasi oleh kalangan MBR (masyarakat berpenghasilan rendah) dan
produk yang sangat terjangkau. Misalkan pujasera, kumpulan pedagang kaki
lima, lesehan, dan fasilitas yang kurang memadai.(Gambar 2.6)
Pujasera yang dapat mewadahi kegiatan ekonomi menengah kebawah
untuk masuk ke dalam tapak memiliki tujuan supaya di dalam pujasera itu sendiri
dapat dijangkau dalam hal harga. Sehingga tidak perlu lagi ditempatkan di pinggir
jalan.
36
Gambar 2.6 Gambaran tempat belanja dan area santai untuk kalangan menengah ke bawah
Sumber : www.google.co.id, siakses pada tanggal 10 September 2013
2.2.6 Mixed Use Building Ekonomi Menengah
Mixed-Use Development adalah suatu pengembangan produk
properti yang terdiri dari produk perkantoran, tempat tinggal, komersial yang
dikembangkan menjadi satu kesatuan atau minimal dua produk properti yang
dibangun dalam satu kesatuan. Mandala,Zeji (2013) . Berikut ini merupakan
contoh banguna mixed use di Jakarta;
Thamrin City
Terdiri atas: apartement, ,
pusat hiburan dan
perbelanjaan.
37
ITC Cempaka Mas
Terdiri atas: apartement,
perkantoran,pusat
perbelanjaan menengah
Season City
Terdiri atas: apartement,
perkantoran,pusat
perbelanjaan ekonomi
menengah
Gambar 2.7 Gambaran mixed use building developement Sumber : www.zejimandala.wordpress.com, diakses pada tanggal 10 September 2013
Arti lain dari Mixed-Use Building adalah upaya pendekatan
perancangan arsitektur, yang berusaha menyatukan fungsi dan aktivitas yang
berada dalam area kota, dimana hasil akhirnya menjadikan bangunan tersebut
suatu keterkaitan fasilitas dalam kerangka integrasi yang kuat.Biasanya dalam
bangunan semacam ini fungsi bangunan yang berbeda disatukan dengan
perbedaan jalan masuk ke masing – masing fungsi hunian. (Marlina,
Endi.2008. Panduan Perancangan Bangunan Komersial, Yogyakarta: ANDI)
Kesimpulan pada bangunan mixed use yang terdiri dari beberapa
bangunan dan fungsi yang dijadikan satu kesatuan, sangatlah efisien terlebih
dalam penggunaan lahan.
38
2.3 Hipotesis
Dalam penelitian ini, terdapat proyek bangunan yang terdiri dari satu
hunian apartemen, perkantoran dan fasilitas penunjang berupa area
santai yang berisikan untuk kegiatan ekonomi menengah dan kebawah
(PKL).
Dalam pembagian peruntukannya, hunian apartemen beserta fasilitas
standart yang ada di apartemen, diperuntukan untuk kalangan menengah
dengan sasaran karyawan, mahasiswa, dan keluarga yang berada di kawasan
tersebut yang memiliki ekonomi menengah dan pedagang dengan ekonomi
menengah kebawah. Dengan menganalisa tipe unit apa saja yang cocok untuk
diterapkan di apartemen, analisa ekonomi sederhana berkaitan dengan nilai jual
yang diperoleh dari harga jual diperhitungkan dengan nilai lahan tapak
(lampiran 7), analisa bangunan dan lingkungan.
Untuk perkantoran kelas menengah dan bawah, diperuntukan untuk masyarakat
menengah dan ekonomi ke bawah yang berniat untuk memulai usaha baru
sehingga dapat membuka lapangan usaha untuk mendapat peluang kehidupan
yang lebih baik dalam bidang ekonomi. Untuk mewadahi masyarakat
berpenghasilan rendah yang masih belum memiliki pekerjaan atau
pengangguran menjadi penjaga gedung, office boy, kurir, dsb. Pada
perkantoran, akan dianalisa bagaimana unit tenant yang baik dan cocok dan
dapat diterapkan di perkantoran kelas menengah kebawah, analisa ekonomi
sederhana berkaitan dengan nilai jual yang diperoleh dari harga jual
diperhitungkan dengan nilai lahan tapak (lampiran 7), analisa bangunan
dan lingkungan.
39
Untuk apartemen, perkantoran dan fasilitas penunjang dengan
pendekatan terhadap konsep ekonomi berkelanjutan di Jakarta Barat, yang
akan menjadi satu kesatuan bangunan yaitu mengenai analisa pelaku
manusia, lingkungan, bangunan dan terkait topik. Fasilitas penunjang
dibentuk berdasarkan topik ekonomi berkelanjutan yaitu mendukung
kesejahteraan masyarakat berpenghasilan rendah dengan menyediakan area
berdagang yang layak tanpa merugikan pihak manapun dan dapat
berkelanjutan dalam hal ekonomi.
Pada analisa fasilitas penunjang, akan dibahas mengenai penzoningan
area berdagang/, bagaimana analisa tapak terhadap fasilitas penunjang ini dan
menyatukan kesenjangan yang ada sehingga menjadi suatu keharmonisan
desain pada bangunan mixed use tersebut.
Hasil hipotesa ini akan menganalisis proyek apartemen,
perkantoran dan fasilitas penunjang dengan pendekatan terhadap konsep
ekonomi berkelanjutan di Jakarta Barat terkait;
1. Ruang - ruang yang sesuai dengan peruntukan dan nilai lahan yang ada
dengan perhitungan analisa ekonomi sederhana serta fungsi dan ruang
yang diterapkan dalam desain bangunan ini.
2. Ruang - ruang yang menunjang kegiatan ekonomi untuk ekonomi
masyarakat menengah ke bawah dengan melihat potensi lokal yang ada di
sekitar tapak, sehingga hasil rancangan arsitektur proyek ini akan
menunjang bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat dalam dan
lingkungan sekitar tapak. misal : pemberian lahan berdagang untuk PKL
sekitar tapak.
40
3. Rancangan alternatif zoning dalam tapak, bentuk bangunan, dan zoning
vertikal pada bangunan sesuai analisa.(analisa manusia, bangunan dan
lingkungan.)