Upload
phamnhan
View
224
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
TUGAS SURVEI TANAH DAN EVALUASI LAHAN
TUGAS MINGGU KE-2 DAN 3
Disusun Oleh:
Fita Fitriatul Wahidah 115040201111336
Etty Wahyuningsih 115040200111091
Fangga Ratama C 115040201111074
Ervansyah Danur S 115040201111183
Kelas : G
PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2013
MINGGU KE 2
1. Tanah sebagai suatu individu, berbeda dengan dunia hayati, yangg setiap
individunya punya ciri tersendiri. Tiap spesies punya kisaran sifat yang sempit,
sehingga mudah dibedakan 1 dengan lainnya. Jelaskan !
Tanah memiliki batas-batas tertentu yang dimiliki. Di dunia ini terdapat berbagai
macam jenis tanah, yang mana setiap masing-masing individu tanah memiliki
karekteristik/ sifat yang berbeda. Tetapi perbedaan dari sifat-sifat tersebut relatif sempit
antara tanah yang satu dengan yang lainnya, sehingga dari berbagai macam tanah di dunia
ini dapat dibedakan dan dikelompokkan sesuai dengan sifat-sifat yang dimilikinya. Dalam
menentukan jenis suatu tanah tidak terlepas dari sifat fisik, kimia, dan keadaan biologi dari
suatu tanah tersebut. Namun tanah derdeba dengan dunia hayati lainnya jika 2 tumbuhan
berbeda memiliki letak yang berdekatan tidak akan berbaur namun berbeda dengan tanah 2
jenis tanah yang berbeda yang memiliki jarak saling berdekatan akan terjadi reaksi
(berbaur antar keduanya).
2. Jelaskan definisi TANAH. Pasir pantai apakah termasuk dalam definisi tanah?
Mengapa?
Tanah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik yang
memiliki gejala-gejala kehidupan dan mampu menyusun / menopang pertumbuhan
tanaman yang terbentuk dari hasil interaksi antara batuan induk, topografi, iklim,
organisme, dan waktu. Pasir pantai tidak termasuk dalam tanah karena pasir pantai tidak
mampu menopang pertumbuhan tanaman, selain itu pasir pantai terbentuk karena hasil
pengkikisan batuan-batuan karang yang ada disekitar pantai bukan karena lima faktor
pembentuk tanah.
3. Jelaskan apa yang dimaksud dalam Gambar 2? (continuum, soilscape, polypedon dll)
Penjelasan dari bagian-bagaian yang terdapat pada gambar di atas adalah:
Continuum merupakan proses pertukaran dalam kesinambungan interaksi antar
komponen tanah dan kelangsungan segala reaksi tanah.
Soil scape merupakan gabungan dari beberapa polypedon yang mempunyai sifat berbeda
antara sifat polypedon yang satu dengan polypedon yang lainnya.
Polypedon merupakan kumpulan atau gabungan dari pedon yang menunjukkan sifat-sifat
yang sama.
Pedon adalah satuan individu terkecil dalam tiga dimensi yang masih disebut tanah.
Berukuran antara 1-10 m2.
Soil Profil merupakan Penampang vertikal tanah yang ditempati horizon – horizon dan
dibawahnya terdapat bahan induk.
Soil Agregat merupakan Agregat tanah merupakan gumpalan tanah yang tidak
mempunyai bentuk yang jelas. Berbeda dengan struktur tanah yang mempunyai bentuk
yang jelas.
4. Tanah sbg satuan 3-D, perlu disajikan dg cara ‘multifactorial’ dlm btk peta tanah. 2-
D digambarkan pd peta tanah, sedangkan dimensi vertikal + sifat2 internalnya,
disajikan dlm legenda peta. Maksudnya apa?
Tanah merupakan sesuatu yang dapat dikategorikan sebagai bentuk 3 dimensi,
karena didalam tanah terdapat profil tanah yang didalamnya terdapat horison-horison yang
menjadi ciri satu jenis tanah dan perbedaan bentuk muka bumi disuatu wilayah (topografi).
Penyajian info tentang tanah tidak hanya berupa keadaan tanah dan topografi di suatu
daerah saja, melainkan harus mengikutsertakan banyak faktor yang ada di dalam tanah dan
di sekitarnya (multifaktorial). Dalam suatu peta tanah, bentuk fisik tanah disajikan dalam
bentuk 2 dimensi sesuai keadaan topografinya dan perbandingan luasan berdasar skala,
sedangkan faktor-faktor yang berada didalamnya, seperti keadaan tekstur, struktur,
kelembaban, konsistensi, dll, disajikan dalam bentuk legenda. Biasanya dapat disajikan
dengan tanda-tanda atau dengan warna tertentu. Legenda peta inilah yang dapat membantu
seseorang untuk membaca suatu peta tanah dan memberikan informasi tentang satuan-
satuan tertentu yang terdapat di dalam peta tanah.
5. Jelaskan pengertian Peta tanah. Untuk membuat peta tanah, peta apa saja
yang diperlukan sebagai dasar/ penunjang? Mengapa?
Peta tanah adalah peta yang dibuat untuk memperlihatkan distribusi taksa tanah,
dalam hubungannya dengan kenampakan fisik dan budaya dari permukaan bumi.
Pada umumnya diperlukan suatu peta dasar yang digukan sebagi acuan dalam
membuat suatu peta tanah. Peta dasar yang biasa digunakan adalah peta topografi.
Digunakan peta topografi sebagai dasar karena apabila akan membuat suatu peta tanah,
harus mengetahui keadaan nyata dari suatu objek wilayah secara 3 dimensi terlebih
dahulu. Apabila keadaan topografi suatu wilayah berbeda, maka keadaan atau kondisi
suatu tanah juga akan berbeda. Bentuk suatu muka bumi (topografi) berbeda-beda antara
tempat yang satu dengan tempat yang lain, begitu pula keadaan tanahnya. Oleh karena itu
diperlukan peta topografi sebagai dasar apabila membuat suatu peta tanah. Peta topografi
dapat diperoleh melalui foto udara (skala besar) dan citra satelit (skala kecil).
6. Apa yang dimaksud dengan poligon didalam peta tanah? Bagaimana membuatnya?
Poligon adalah serangkaian garis lurus di permukaan tanah yang menghubungkan
titik-titik dilapangan, dimana pada titik-titik tersebut dilakukan pengukuran sudut dan
jarak. Tujuan dari Poligon adalah untuk memperbanyak koordinat titik-titik di lapangan
yang diperlukan untuk pembuatan peta.
Ada 2 (dua) macam bentuk poligon, yaitu :
-Poligon Terbuka : poligon yang tidak mempunyai syarat geometris
-Poligon Tertutup : poligon yang mempunyai syarat geometris
Cara Membuat Poligon dalam Peta Tanah :
a. Pengukuran Polygon Terbuka Bebas
1. Siapkan catatan , daftar pengukuran dan buat sket lokasi areal yang akan
diukur.
2. Tentukan dan tancapkan patok pada titik-titik yang akan dibidik
3. Dirikan pesawat di atas titik P1 dan lakukan penyetelan alat sampai didapat
kedataran.
4. Arahkan pesawat ke arah utara dan nol kan piringan sudut horisontal dan kunci
kembali dengan memutar skrup piringan bawah.
5. Putar teropong dan arahkan teropong pesawat ke titik P2, baca dan catat sudut
horisontalnya yang sekaligus sebagai sudut azimuth.
Bacaan ini merupakan bacaan biasa untuk bacaan muka.
6. Dengan posisi pesawat tetap di atas titik P1, putar pesawat 180° searah jarum
jam, kemudian putar teropong 180° arah vertikal dan arahkan teropong ke titik
P2.
7. Lakukan pembacaan sudut horisontal.
Bacaan ini merupakan bacaan luar biasa untuk bacaan muka.
8. Pindah pesawat ke titik P2 dan lakukan penyetelan alat.
9. Arahkan pesawat ke titik P3, baca dan catat sudut horisontalnya (bacaan biasa
untuk bacaan muka).
10.Lakukan pembacaan sudut luar biasa pada titik P2.
11.Putar teropong pesawat searah jarum jam dan arahkan ke titi P1. Baca dan catat
sudut horisontalnya, baik bacan biasa maupun luar biasa.
Bacaan ini merupakan bacaan belakang.
12. Dengan cara yang sama, lakukan pada titik-titik polyangon berikutnya sampai
P akhir.
13. Lakukan pengukuran jarak antar titik dengan meteran.
14. Lakukan perhitungan sudut pengambilan b, sudut azimuth dan koordinat
masing-masing titik.
15. Gambar hasil pengukuran dan perhitungan.
b. Pengukuran Polygon Tertutup
1. Siapkan catatan, daftar pengukuran dan buat sket lokasi areal yang akan diukur.
2. Tentukan dan tancapkan patok pada titik-titik yang akan dibidik
3. Dirikan pesawat di atas titik P1dan lakukan penyetelan alat sampai didapat
kedataran.
4. Arahkan pesawat ke arah utara dan nolkan piringan sudut horisontal dan kunci
kembali dengan memutar skrup piringan bawah.
5. Putar teropong dan arahkan teropong pesawat ke titik P2, baca dan catat sudut
horisontalnya yang sekaligus sebagai sudut azimuth.
Bacaan ini merupakan bacaan biasa untuk bacaan muka.
6. Dengan posisi pesawat tetap di atas titik P1, putar pesawat 180° searah jarum
jam, kemudian putar teropong 180° arah vertikal dan arahkan teropong ke titik
P2.
7. Lakukan pembacaan sudut horisontal.
Bacaan ini merupakan bacaan luar biasa untuk bacaan muka.
8. Putar teropong pesawat dan arahkan di titik P akhir dan lakukan pembacaan
sudut horisontal pada bacaan biasa dan luar biasa.
Bacaan ini merupakan bacaan belakang.
9. Dengan cara yang sama, lakukan pada titik-titik polyangon berikutnya hingga
kembali ke titik P1.
10. Lakukan pengukuran jarak antar titik dengan meteran.
11. Lakukan perhitungan sudut pengambilan b, sudut azimuth dan koordinat
masing-masing titik.
12. Gambar hasil pengukuran dan perhitungan.
7. Apa yg dimasud dengan taksa tanah?
Taksa atau komponen tanah adalah kategori dalam Taksonomi tanah dalam
pengklasifikasian / pengelompokkan tanah berdasarkan jenis pencirinya. Taksa tanah
terdiri dari ordo, subordo, greatgroup, subgroup, family dan seri. Dalam membandingkan
sifat-sifat tanah dengan kriteria-kriteria untuk sifat taksa yang ditulis harus berurutan,
apabila tanah tidak dapat diklasifikasikan ka dalam taksa yang disebut paling awal, baru
dicoba untuk taksa yang kedua, ketiga dan seterusnya.
8. Dalam legenda Peta Tanah terdapat istilah konsosiasi, asosiasi atau kompleks.
Jelaskan. Beri ilustrasi dengan gambar, shg perbedaan ketiganya jelas
Konsosiasi
Satuan pemetaan tanah konsosiasi didominasi oleh satuan tanah dan tanah yang serupa
(similiar soil unit). Dalam konsosiasi paling tidak memmpunyai 50% satu satuan tanah
yang sama dan 25% satuan tanah yang serupa. SPT konsosiasi diberinama sesuai dengan
satuan tanah yang dominan. Satuan tanah lain yang tidak sejenis dan serupa maksimal
mempunyai persentase 25%. Dua satuan tanah dikatakan sebagai tanah yang serupa
apabila mereka hanya berbeda pada satu atau duua kriteria yang menyebabkan keduanya
diklasifikasikan kedalam kelompok yanng berbeda. Secara uumum satuan satuan tanah
yanng serupa mempunyai potensi yang hampir sama. Sedangkan dua satuan tanah
dikatakan tidak serupa apabila keduanya mempunyai perbedaan yang tegas dan lebih dari
tiga kriteria yang meenyebabkan keduanya diklasifikasikan ke dalam kelompok yang
berbeda. Satuan-satuan tanah yang tidak serupa mempunyai potensi terhadap penggunaan
tertentu yang berbeda secara tegas.
Asosiasi
SPT jenis ini mengandung dua atau lebih satuan tanah yang tidak serupa yang digunakan
dalam pennamaan SPT dan mempunyai komposisi yang hampir sama. Satuan-satuan tanah
penyusun SPT ini tidak dapat dipisahkkan satu sama lain kedalam SPT SPT yang berbeda
karena keterbatasan skala pemetaan. SPT asosiasi dalam skala pemetaan yang lebih besar
dapat dipisahkan kedalam SPT-SPT konsosiasi yang berbeda.
Kompleks
SPT ini mirip dengan SPT asosiasi karena terdapat dua atau lebih satuan-satuan tanah yang
tidak serupa yang digunakan dalam penamaan SPT, demikian juga komposisi masing-
masing satuan tanahnya serupa dengan SPT asosiasi. Persebaran satuan tanah yang ada
pada SPT ini tidak mengikuti pola tertentu sehingga dalam skala pemetaan yang lebih
besar, satuan-satuan tanah yang menyusunnya tetap tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
9. Beri contoh single value map. Cari di internet.Mengapa peta tsb dikatakan bukan peta
tanah?
single value map merupakan peta kemiringan lereng, yang berarti dalam hal ini peta
tersebut bukan peta tanah. Karena dalam peta kemiringan tempat hanya menjelaskan tentang
Kecuraman lereng,panjang lereng dan bentuk lereng, yang mana semuanya akan
mempengaruhi besarnya erosi dan aliran permukaan. Dan kemiringan lereng merupakan
ukuran kemiringan lahan relative terhadap bidang datar yang secara umum dinyatakan dalam
persen atau derajat.Sedangkan peta tanah menjelaskan tentang sebaran taksa tanah yang
berhubungan dengan kemampuan fisik dari permukaan bumi.
10. Apa yang dijelaskan dalam Gambar ini?
Gambar diatas merupakan macam atau metode untuk menentukan batas tanah, berikut
penjelasannya :
Rigid survey :
Gambar pertama merupakan metode Rigid survey atau Grid kaku (Rigid Grid).
Penentuan batas tanah ini diterapkan pada survey tanah detil sampai dengan sangat detil,
dimana tidak tersedia foto udara. Kalaupun foto udaranya tersedia, mungkin :
Skalanya terlalu kecil
Mutunya sangat rendah
Daerah yang disurvey tertutup awan atau kabut
Kenampakan permukaan tidak jelas atau daerahnya sangat homogen dan datar
Daerah yang disurvey tertutup vegetasi yang rapat dan lebat
Daerah survey berrawa, padang rumput atau savana yang tidak menampakkan gejala
permukaan
Dalam metode ini, pengamatan dilakukan dalam pola teratur pada interval titik
pengamatan yang berjarak sama dalam kedua arah. Metode ini juga sangat cocok diterapkan
pada daerah-daerah dimana posisi pemeta sukar ditentukan dengan pasti.
Terdapat keuntungan dan kerugian menggunakan metode grid kaku.
Keuntungan menggunakan metode grid kaku :
Tidak memerlukan penyurvey yang berpengalaman karena lokasi titik-titik pengamatan
sudah di plot pada peta rintisan (peta rencana pengamatan).
Kerugian menggunakan metode grid kaku antara lain :
Perlu waktu sangat lama, terutama untuk medan berat
Penggunaan titik pengamatan tidak efektif
Sebagian dari lokasi pengamatan, tidak mewakili satuan peta yang dikendaki (missal pada
pengamatan pemukiman, daerah peralihan 2 satuan lahan, dan lain-lain).
Adapted grid survey :
Gambar selanjutnya menggunakan metode Grid bebas (adapted grid survey). Metode
ini merupakan perpaduan antara metode grid kaku dengan metode fisiografi. Metode ini
dilakukan pada survey detil sampai dengan semi detil yang kemampuan foto udara dianggap
terbatas dan di tempat-tempat yang orientasi lapangan cukup sulit.
Pengamatan lapangan dilakukan pada titik-titik seperti grid kaku, tetapi jarak titik-titik
pengamatan tidak perlu sama dalam 2 arah, tetapi tergantung keadaan fisiografi. Jika terjadi
perubahan fisiografi yang menyolok dalam jarak dekat, maka jarak titik-titik pada
pengamatan adalah rapat. Sebaliknya jika bentuk lahan relative seragam, maka jarak titik-titik
pada pengamatan adalah renggang. Metode ini sangat baik diterapkan oleh surveyor yang
belum banyak berpengalaman dalam interpretasi foto udara.
Physiografic survey :
Gambar ketiga menggunakan metode Fisiografik (bantuan foto udara). Metode ini
sangat efektif pada survey tanah berskala < 1 : 25.000, dan tersedia foto udara berkualitas
cukup tinggi. Hampir semua batas satuan peta diperoleh dari IFU, sedangkan kegiatan
lapangan hanya untuk mengecek batas satuan peta dan mengidentifikasi sifat dan ciri tanah
masing-masing satuan peta. Pengamatan dilakukan pada tempat-tempat tertentu pada masing-
masing satuan peta.
Pada penentuan batas tanah menggunakan metode fisiografik, jumlah pengamatan pada tiap-
tiap satuan peta tergantung pada :
Ketelitian IFU, keahlian dan kemampuan surveyor dalam memahami hubungan fisiografi
dan keadaan tanah
Kerumitan (kompleks atau tidaknya) satuan peta tersebut. Semakin rumit, maka semakin
banyak luasan satuan peta. Semakin luas, maka jumlah pengamatan yang dilakukan juga
semakin banyak.
11. Sebutkan berbagai macam peta tanah berdasarkan skala peta yang digunakan di Indonesia.
Bandingkan nama peta2 tersebut dengan nama yang digunakan di luar negeri.
Macam Peta Tanah berdasarkan skala peta di Indonesia
Peta tanah berdasarkan skala peta yang digunakan di Indonesia:
Peta Tanah Bagan (Skala 1 : 2.500.000 atau lebih kecil); fungsi dari peta ini untuk
memperoleh gambaran umum sebaran tanah secara nasional.
Peta Tanah Eksplorasi (Skala 1 : 1.500.000 – 1 : 5.000.000); gambaran sebaran tanah
secara umum untuk penyusunan atlas nasional dan tidak untuk keperluan praktis karena
informasi tentang sifat-sifat tanah sangat minim.
Peta Tanah Tinjau (Umumnya skala 1 : 250.000); peta ini dapat menggambarkan daerah-
daerah yang berpotensi untuk dapat dikembangkan lebih lanjut.
Peta Tanah Semi Detil (1 : 50.000); peta ini dapat memberikan informasi tentang potensi
pertanian serta penggunaannya untuk berbagai bentuk pengelolaannya.
Peta Tanah Detil (Skala 1 : 10.000 – 1 : 25.000); peta tanah detil berfungsi untuk proyek-
proyek khusus misalnya proyek trasmigrasi, rencana pengairan, kebun percobaan dan
sebagainya.
Peta Tanah Sangat Detil (Skala >1 : 10.000); peta ini untuk penelitian khusus. Misalnya
percobaan pertanian, untuk mempelajari variabilitas respon tanaman terhadap pemupukan
atau perlakuan tertentu.
Macam Peta Tanah berdasarkan skala peta di Kanada
12. Apa yang dimaksud dengan luas minimum yang masih dapat disajikan pada peta?
Mengapa perlu ada batasan tersebut?
Luas minimum yang dapat disajikan pada peta adalah suatu luasan terkcil yang
masih dapat digambarkan pada peta. Pada dasarnya ukuran tersebut merupakan parameter
kartografi, karena setiap polygon pada suatu peta harus tertulis simbol satuan petanya.
Simbol tersebut harus tertulis dengan ukuran tertentu, sehingga masih dapat dibaca.
Batasan ukuran polygon minimal adalah 0,4 cm2 (untuk yang berbentuk bulat), sedangkan
untuk polygon berbentuk memanjang dan sempit harus lebih besar (dari aspek luasannya)
agar dapat memuat simbol satuan peta.
Perlu ada batasan, karena untuk mengetahui batas antara tanah dan udara, air
dangkal, tumbuhan hidup atau bahan-bahan tumbuhan yang belum mulai melapuk. Satuan
– satuan yang di hasilkan umumnya berupa tubuh lahan yang memiliki ciri-ciri tertentu
yang dibedakan oleh batas-batas alami suatu batas tanah pada suatu peta.
13. Untuk peta tanah di Indonesia, berapa satuan luas tsb? Masing-masing kelompok agar
menghitung berapa luasnya di lapangan pada skala berbeda
Ubin adalah satuan luas lahan yang dipakai di Indonesia, satuan ini banyak
digunakan untuk areal pertanian (sawah atau ladang), khususnya di Pulau Jawa dan telah
dipakai sejak zaman Hindia-Belanda. Ukuran satu ubin menyatakan luas sebesar 14,0625
(3,75 × 3,75) meter persegi sedangkan 1 bahu adalah 500 ubin. Satuan ini dipakai untuk
mengestimasi hasil atau produksi hasil tanaman pangan, seperti padi atau kedelai. Pada
suatu lahan diberi batas yang dinamakan “petak ubinan” (berukuran satu ubin). Hasil
panen untuk petak ini diukur terlebih dahulu sebelum dicampur dengan hasil panen yang
lain. Hasil pengukuran ini lalu dikonversi menjadi hasil per hektare. Karena luas
minimum di Indonesia adalah 0,4 cm2
Contoh Perhitungan luas lapangan:
Gambar diatas merupakan peta berskala 1:25.000, cara perhitungan : L = (Jumlah Kotak x Luas 1 Kotak (dalam cm²)) x (Penyebut Skala)²L = (9 x (3cm x 3 cm)) x (25.000)²L = (9 x 9 cm²) x 625.000.000 cm²L = 81 cm² x 625.000.000 cm²L = 50.625.000.000 cm²
Kemudian dikonversi dalam ukuran luas yang lebih sering kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah L = 5,0625 km²
14. Soal :
Dalam catatan tersebut, tertulis bahwa daerah tertutup vegetasi (hutan), relative datar,
garis putih pada foto adalah sungai.
Berdasarkan catatan tersebut, terdapat dua syarat yang termasuk dalam metode Grid kaku,
yakni
Kenampakan permukaan tidak jelas atau daerahnya sangat homogeny dan datar
Daerah yang disurey tertutup vegetasi yang rapat dan lebat
Akan tetapi, masih terdapat gejala fisiografi (garis sungai) pada peta tersebut, sehingga
metode yang digunakan adalah perpaduan dari metode grid kaku dan metode fisiografik,
yakni metode grid bebas. Metode ini dilakukan pada survey detil sampai dengan semi detil
yang kemampuan foto udara dianggap terbatas dan di tempat-tempat yang orientasi lapangan
cukup sulit.
Pengamatan lapangan dilakukan pada titik-titik seperti grid kaku, tetapi jarak titik-titik
pengamatan tidak perlu sama dalam 2 arah, tetapi tergantung keadaan fisiografi. Jika terjadi
perubahan fisiografi yang menyolok dalam jarak dekat, maka jarak titik-titik pada
pengamatan adalah rapat.Sebaliknya jika bentuk lahan relative seragam, maka jarak titik-titik
pada pengamatan adalah renggang.Metode ini sangat baik diterapkan oleh penyurvey yang
belum banyak berpengalaman dalam interpretasi foto udara
TUGAS KE 3
1. Metode survei tanah menggunakan dua pendekatan utama, yaitu pendekatan sintetik dan
analitik.
Jelaskan persamaan dan perbedaan kedua pendekatan tersebut?
Berikan contoh kedua pendekatan tersebut?
Perbedaan metode analitik dan sintetik
Pendekatan analitik adalah Membagi ‘kontinum’ atas persil-persil atau satuan-satuan
berdasarkan pada pengamatan perubahan dalam sifat-sifat tanah ‘eksternal’ ( sifat
bentang alam), melalui interpretasi foto udara yang diteruskan dengan melakukan
pengamatan dan pengklasifikasian tanah untuk masing-masing satuan yang di buat
tersebut. kegiatan ini biasanya meliputi aktivitas dalam hal membedakan,menguji,
menggolongkan, menyusun, menguraikan, membandingkan,membuat deduksi, dan
memriksa.
Sementara pendekatan sintetik adalah Mengamati, mendeskripsi dan
mengklasifikasikan profil-profil tanah (pedon) oada beberapa lokasi di daerah
survei. Kemudian membuat (mendelineasi) batas disekitar daerah yang
mempunyai profil tanah yang serupa (memiliki taksa tanah yang sama),sesuai
dengan kriteria klaisfikasi yang digunakan. kegiatan ini meliputi merancang,
menggabungkan, menambah, membangun, mengembangkan, mengolah dan
membuat hipotesis.
Persamaan metode analitik dan sintetik: Pendekatan analitik dan sintetik sama
sama dipandang sebagai pendekatan danmetode pembelajaran.
2. Dalam menyiapkan survei tanah dengan menggunakan pendekatan analitik, apa saja
yang harus dilakukan?
Pendekatan analitik dilakukan di daerah survei tersebut dengan cara:
Pertama melakukan interpretasi foto udara yang diteruskan dengan melakukan
pengamatan dan pengklasifikasian tanah untuk masing-masing satuan yang di buat
tersebut.
Kemudian membagi lansekap ke dalam komponen-komponen sedemikian
rupa yangdiperkirakan akan memiliki tanah yang berbeda.
Melaksanakan karakterisasi satuan-satuan yang dihasilkan
melaluipengamatan dan pengambilan contoh tanah di lapangan.
Contoh pendekatan analitik
3. Lihat pada peta landform Pujon dan sekitanya di bawah. Gambaran relief wilayah
tersebut disajikan pada peta di bawahnya (peta relief)
a. Diskusikan apakah pendekatan yang akan dipakai, jelaskan alasannya.
b. Jika akan melakukan survei tanah pada skala 1:25.000 plot pengamatan Saudara
jika:
menggunakan grid kaku
menggunakan grid bebas
menggunakan pendekatan fisiografis dengan menggunakan key area dan
transek.
Peta Landform (bentuklahan Pujon dan sekitarnya)
Relief Pujon dan sekitarnya.
Menggunakan Grid Kaku
Metode grid kaku merupakan metode yang menggunakan prinsip pendekatan
sintetik. Skema pengambilan contoh tanah secara sistematik dirancang dengan
mempertimbangkan kisaran spasial autokorelasi yang diharapkan. Jarak
pengamatan dibuat secara teratur pada jarak tertentu untuk menghasilkan jalur segi
empat (rectangular grid) di seluruh daerah survei. Pengamatan dilakukan dengan
pola teratur (interval titik pengamatan berjarak sama pada arah vertical dan
horizontal). Jarak pengamatan tergantung dari skala peta. Metode ini sangat cocok
untuk survei intensif dengan skala besar, dimana penggunaan interpretasi foto
udara sangat terbatas dan intensif pengamatan yang rapat memerlukan ketepatan
penempatan titik pengamatan di lapangan dan pada peta. Survei grid juga cocok
dilakukan pada daerah yang mempunyai pola tanah yang kompleks di mana pola
detail hanya dapat dipetakan pada skala besar yang kurang praktis. Survei ini sangat
cocok diterapkan pada daerah yang posisi pemetaannya sukar ditentukan dengan
pasti. Selain itu survei ini sangat dianjurkan pada survei intensif (detail-sangat
detail) dan penggunaan hasil interpretasi foto udara sangat terbatas (misalnya pada
daerah dengan konfigurasi permukaan kurang beragam/daerah yang relatif datar)
atau di daerah yang belum ada foto udaranya.
Menggunakan Grid Bebas
Metode grid bebas merupakan perpaduan metode grid kaku dan metode
fisiografi. Metode ini diterapkan pada survei detail hingga semi-detail, foto udara
berkemampuan terbatas dan di tempat-tempat yang orientasi di lapangan cukup
sulit dilakukan. Pengamatan lapangan dilakukan seperti paa grid-kaku, tetapi jarak
pengamtan tidak perlu sama dalam dua arah, tergantung fisiografi daerah survei.
Jika terjadi perubahan fisiografi yang menyolok dalam jarak dekat, sehingga perlu
pengamatan lebih rapat, sedangkan jika landform relatif seragam maka jarak
pengamatan dapat dilakukan bberjauhan. Dengan demikian, kerapatan pengamatan
disesuaikan menurut kebutuhan skala survei yang dilaksanakan serta tingkat
kerumitan pola tanah di lapangan. Dalam metode survei bebas, pemeta ‘bebas’
memilih lokasi titik pengamatan dalam mengkonfirmasikan secara sistematis
model mental hubungan tanah-lansekap, menarik batas dan menentukan
komposisi satuan peta. Di daerah dengan pola tanah yang dapat diprediksi dengan
mudah (sesuai dengan model mental), pangamatan dapat dilakukan lebih sedikit,
sedangkan daerah lainnya (terutama daerah yang bermasalah) perlu dilakukan
pengamatan lebih banyak (lebih mendetail). Dengan jumlah sampling yang sama,
dapat dihasilkan peta yang baik, dengan berkonsentrasi pada tanah bermasalah.
Menggunakan pendekatan fisiografis dengan menggunakan key area dan transek
Pengamatan pada daerah kunci (key area) merupakan daerah terpilih dalam
suatu daerah survei yang di dalamnya secara berdekatan, terdapat sebanyak
mungkin satuan peta yang ada dis eluruh daerah survei tersebut. Beberapa
persyaratan untuk daerah kunci adalah :
a) Harus dapat mewakili sebanyak mungkin satuan peta yang ada di daerah survei
b) Harus dibuat pada daerah di mana hubungan antara tanah dengan kenampakan
bentang-alam atau landform dapat dipelajari dengan mudah.
c) Daerah kunci tidak boleh terlalu kecil. (untuk survei tanah skala semi detail,
sekitar 10-30 % dan skala tinjau kurang lebih 5-20 % dari luas total)
d) Harus mudah diakses atau tidak sulit dikunjungi
Sedangkan untuk Transek merupakan daerah kunci sederhana dalam bentuk jalur
atau rintisan yang mencakup sebanyak mungkin satuan peta atau satuan wujud-
lahan. Transek tidak boleh sejajar dengan batas wujud-lahan. Dalam setiap survei
tanah, umumnya selalu diperlukan bantuan daerah kunci, kecuali :
a) Daerah survei relatif sempit
b) Jika bentang-alamnya telah diketahui dengan baik
c) Jika seluruh daerah harus didatangi secara intensif (misalnya untuk survei
irigasi)
d) Pada survei skala kecil, dimana delineasi wujud-lahannya sangat mudah
Gambar 1.1:Peta Landform (bentuklahan Pujon dan sekitarnya)
Gambar 1.2: Relief Pujon dan sekitarnya.
Menurut kelompok kami pendeketan yang sesuai untuk landform gambar 1.1dangambar 1.2
adalah pendekatan analitik, karena pendekatan analitik menggunakanmetodefisiografiatau
interpretasi foto udara yang diteruskan dengan melakukan pengamatan dan
pengklasifikasian tanah untuk masing-masing satuan yang di buat tersebut.Kemudian
membagi lansekap ke dalambatas- batas (mendelineasi) atau komponen-komponenhingga
sedemikian rupa yangdiperkirakan akan memiliki tanah yang berbeda.Melaksanakan
karakterisasi satuan-satuan yang dihasilkan melaluipengamatan dan pengambilan contoh
tanah di lapangan.
DAFTAR PURTAKA
Coen, G. M. 1987. Soil Survey Handbook Volume 1. Research Branch, Agriculture Canada.
Technical Bulletin 1987-9E : Ontario. 462 p.
Rayes, M.L. 2006. Metode Inventarisai Sumber Daya Lahan. Yogyakarta: Penerbit Andi.