03-Mengakhiri Serangan Terhadap Syariah

Embed Size (px)

DESCRIPTION

syariah

Citation preview

Mengakhiri Serangan Terhadap Syariah, Menerapkan Islam Kaffah dengan KhilafahBagi setiap muslim, penerapan syariat tidaklah sekadar pilihan yang didasari pertimbangan-pertimbangan rasionalitas. Tidak pula bisa ditimbang dari aspek keuntungan dan kerugian. Penerapan syariat adalah tuntutan imani yang melekat pada diri kita. Syariat Islam adalah hukum-hukum yang bersumber dari Allah SWT Zat Yang Mahatahu apa yang terbaik untuk menangani seluruh urusan manusia, termasuk perlakuan terhadap perempuan. Standar kebenaran dan kebaikan semestinya dikembalikan kepada Allah, bukan dituntun oleh standar Hak Asasi Manusia (HAM) dan nilai kebebasan.

Untuk itu berbagai pandangan miring terhadap penerapan syariat tidak boleh dijawab dengan mengevaluasi layak tidaknya syariat menyelesaikan persoalan manusia. Serangan terhadap syariat juga tidak pantas dihadapi dengan sikap defensif apologetik seolah membela namun justru menyesatkan pemahaman terhadap syariat. Sikap waspada juga harus selalu dimiliki seiring makin banyaknya pemahaman menyimpang yang bisa menghancurkan keagungan syariat.Kesalahfahaman terhadap syariat semestinya mendorong kita untuk memberikan penjelasan rinci dan gambaran menyeluruh bagaimana semestinya hukum Allah diterapkan. Hingga bisa difahami bahwa penerapan syariat secara parsial dan lokal sebagaimana semangat lahirnya berbagai Perda dan qanun syariat adalah penerapan yang tidak ideal. Demikian pula soal kemampuan perda dan qanun tersebut untuk menyelesaikan masalah perempuan. Tentu tidak fair jika menunjuk penerapan syariat sebagai penyebab masih melekatnya masalah kemiskinan dan kekerasan pada diri perempuan. Sebab pada saat yang sama, berlakunya sistem demokrasi dan nilai liberal yang merusak terus memproduksi beragam krisis ekonomi maupun moral.

Gambaran buruk penerapan syariat terhadap perempuan adalah kebohongan terorganisir yang dipropagandakan oleh pemerintahan Barat dan para penguasa antek Barat untuk mempertahankan kepentinganmereka terhadap negeri-negeri Muslim. Mereka memanfaatkan dan mendanai berbagai lembaga internasional dan lokal, juga menyetir opini media massa sesuai kepentingannya. Akan halnya serangan masif terhadap syariat terkait isu perempuan, tidak lain adalah reaksi membabi buta akibat ketakutan akan kembalinya Islam melalui perjuangan yang disokong penuh oleh kaum perempuan. Sekuat tenaga mereka mencegah kemunculan kembali sistem Islam yang hakiki, yang menjamin pemenuhan seluruh kebutuhan masyarakatnya, memberi kesejahteraan dan kedudukan terhormat pada kaum perempuan.

Karenanya serangan ini tidak bisa dihadapi oleh individu maupun kelompok-kelompok pembela syariat secara sporadis. Serangan juga tidak akan berhenti dengan adanya revisi dan perbaikan implementasi berbagai Perda dan qanun. Umat membutuhkan kesatuan kekuatan dan strategi terencana untuk menghadapinya. Beragam serangan tersebut akan berakhir bila umat Islam memiliki sebuah negara yang menerapkan syariat secara sempurna dan menyeluruh (kaffah). Karena hanya dengan kekuatan negaralah kemurnian syariat bisa terjaga. Penjagaan negara terhadap syariat akan hadir melalui mekanisme sistemik sebagai berikut:

1. Melakukan edukasi. Melalui kurikulum pendidikan dan media informasi yang dimiliki, negara melakukan edukasi publik untuk menanamkan keimanan yang bersifat aqliyah (rasional) dan memastikan adanya penjelasan yang cukup bagi siapapun untuk memahami syariat secara utuh hingga bisa menjalankannya dengan penuh keyakinan dan ketaatan. 2. Mendorong budaya peduli. Keterlibatan masyarakat (public engagement) dalam negara yang menerapkan syariat akan muncul berwujud budaya saling menasihati antar sesama dan muhasabah lil hukkam melakukan koreksi bila ada bagian dari pemerintah yang melakukan distorsi, penyimpangan atau kesalahan dalam penerapan syariat.

3. Menerapkan sanksi yang tegas. Negara tidak akan membiarkan hadirnya pemikiran asing yang destruktif melalui berbagai media maupun lembaga. Negara membuat aturan main yang jelas tentang apa saja pemikiran dan perilaku yang dilarang diproduksi dan disebarluaskan dalam wilayah negara. Sanksi yang tegas akan diberlakukan bagi siapa saja yang melanggar batasan tersebut. Dalam kitab Nidzamul uqubat wal ahkam al bayyinat fil islam, pihak yang menyebarkan pemikiran dan propaganda meragukan hukum syariat dan kelayakan sistem Islam diancam sanksi penjara mulai 2 tahun hingga 15 tahun, bahkan boleh sampai taraf hukuman mati.4. Menyiapkan infrastruktur yang memadai. Sistem yang memadai untuk menerapkan seluruh syariat membutuhkan penerapan seluruh syariat dalam segenap aspeknya, baik konsep maupun metodenya. Model pemerintahan Islam yang khas, sistem ekonomi islam yang produktif dan anti krisis, sistem sosial (ijtimai) Islam yang bermartabat dan sistem Islam lainnya harus dipraktikkan sesuai metode yang dibawanya. Hingga penerapannya menghasilkan solusi (mualajah musykilah) atas semua masalah kemanusiaan dan menutup celah serangan atas kelemahannya. Perempuan dalam Syariah Islam

Kaum muslimin harus memahami, bahwa penerapan Syariat Islam sejatinya akan memberikan kemaslahatan kepada masyarakat, termasuk perempuan. Di dalam hadis Rasulullah SAW, beliau bersabda, Sesungguhnya, perempuan adalah saudara kembar laki-laki, ini mengindikasikan bahwa perempuan dan laki-laki berada di bawah aturan syariah yang sama, kecuali aturan untuk perbedaan kodratnya sebagai laki-laki dan perempuan. Berdasarkan pandangan ini kita bisa memahami rahasia peran perempuan di bawah penerapan syariat Islam dan kontribusi efektifnya dalam segala aspek kehidupan.Berikut peran perempuan ketika Islam diterapkan secara sempurna:1. Politik Praktis

Walau Islam melarang perempuan untuk memikul kewajiban pemerintahan dan urusan yang berkaitan dengan kekuasaan, namunperempuan diwajibkan untuk melakukan politik praktis. Ini bukan hanya satu-satunya hak perempuan tapi juga perintah yang diwajibkan sebagaimana shalat, berpuasa dan perintah wajib lainnya. Sebagaimana yang disampaikan ayat berikut:

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar[; merekalah orang-orang yang beruntung. (TQS. Ali Imran: 104)

Allah telah mewajibkan lai-laki dan perempuan untuk melaksanakan kebaikan dan melarang kemungkaran. Maka di sinilah perempuan diberikan tugas kerja poltik di seluruh aspek dan bentuknya. Ini baru pada istilah hukumnya di dalam Islam, sedangkan pada istilah praktiknya, realita menunjukkan kepemimpinan perempuan dalam kerja politik sebagai bagian dariketundukan pada aturan Syariah, yaitu: (a). Perjuangan melawan penguasa tiran. AdalahSumayyah Ummu Ammar bin Yasir r.a, seorang syahidah pertama dalam Islam. Iasyahidkarena mengucapkan kalimat kebenaran di hadapan penguasa tiran. (b). Partisipasi dalam aksi perubahan penting. Perempuan telah ikut serta dalam suatu peristiwa penting dalam Islam yaitu BaiatAqabahkedua. Mereka adalah Ummu Amarah r.a. dan UmmuManiier.a. Partisipasi mereka dalam peritiwa besar ini mengindikasikan peran penting perempuan di dalam kerja politik paling utama yaitu pendirian negara Islam pertama. (c). Partisipasi dalam Syura (Musyawarah)padamajlis umat). Rasulullah SAW memberi kita contoh terbaik perihal meminta keputusan dan mengambil pendapat mereka. Beliau meminta keputusan Ummu Salamah r.a. setelah Perjanjian Hudaibiyah, dan ketika umat Islam lambat dalam menanggapi perintah beliau untuk melepas Ihram.2. Perempuan Pelopor dalam Aksi Jihad

Walaupun jihad bukanlah kewajiban perempuan, Islam membolehkan perempuan berpartisipasi dalam berjuang. Perempuan di bawah naungan Khilafah berpartisipasi dalam berbagai aktivitas jihad termasuk merawat tentara yang terluka. Sungguh, banyak perempuan berpartisipasi secara langsung dalam berjuang dan mereka berbeda dengan laki-laki pemberani.Ummu Imara Nusybah binti Kaabr.a., Asmaa binti Yazid bin Al Sakanr.a. yang memiliki julukan juru bicara wanita, telah membunuh sembilan orang tentara Romawi dengan ujung tendanya di perang Yarmuk.Ada pula perempuan yang berpartisipasi dalam menyediakan makanan dan mengobati tentara yang terluka seperti UmmuAthiyyahr.a.danRuafaidahAl-Aslamiyyahr.a.

3. Pelopor dalam keluarganya

Syariah memandang perempuan pada dasarnya adalah ibu dan pengatur rumah tangga. Berdasarkan aturan syariah ini, perempuan dapat membangkitkan dan menciptakan para pemimpin laki-laki dalam politik, hukum, ekonomi, pendidikan, dan jihad. Demikanlah yang dilakukan oleh Al-Khansa pada anak-anak laki-lakinya dengan kecintaan pada jihad dan kesyahidan. Ketika datang kabar tentang syahid anaknya, dia tidak berkata apa-apa selain, segala puji bagi Allah yang memuliakanku dengan mensyahidkan mereka dalam bertempur di jalan Allah.

4. Pelopor dalam Pengetahuan

Al-Shifaar.a, seorang perempuan yang diminta oleh Rasulullah SAW untuk mengajarkan cara membaca dan menulis untuk para perempuan di kota Madinah. Diantara mereka adalah Ummul Mukminin Hafsah binti Umar r.a. Rumahnya adalah sekolah pertama di Madinah Al Munawarah.Diantara perempuan-perempuan yang mencapai derajat mujtahid adalah Aisyah r.a., yang menjadi rujukan pendapat (fatwa). Al Shifaar.a. karena pengetahuan, kehormatan, dan wataknya yang kuat dia telah ditunjuk sebagai hakim di pasar pada masa pemerintahan Umar bin AL-Khattabr.a.

Ketika Syariat Islam diterapkan secara sempurna, ternyata didapati perempuan yang menjadi ahli ijtihad, hakim yang mulia, dokter rtegar. Pada setiap pintu keunggulan dan kebaikan, kita mendapati bahwa Islam telah membuka pintu-pintu ini untuk dimasuki oleh para perempuan pelopor.

Khilafah Wujudkan Kesejahteraan dan Kemuliaan Perempuan.Penerapan Syariat Islam yang sempurna (kaaffah) hanya akan terwujud ketika ditegakkan sistem Khilafah. Khilafah adalah satu-satunya sistem pemerintahan yang ditetapkan oleh syariat untuk menerapkan Islam secara kaffah. Hanya negara Khilafah yang mampu menangani dengan kredibeldan memberikan solusi praktis untuk berbagai masalah politik, ekonomi dan sosial yang menimpa perempuan di negeri ini dan di seluruh dunia. keberadaan Khilafah adalah suatu kewajiban dalam Islam, dan seluruh perempuan Islam memiliki tanggung jawab untuk mengupayakan tegaknya kembali sistem ini.

Khilafah adalah sistem yang menjamin hak penuh perempuan dalam hal pendidikan, ekonomi, hukum dan politik. Melalui nilai-nilai dan hukum yang diadopsinya, Khilafah menekankan pentingnya mengembalikan perempuan sebagai ibu generasi, satu peran terhormat yang tak bisa ditandingi dengan kedudukan dan jabatan apapun. Khilafah mewajibkan penjagaan kehormatan perempuan di mata laki-laki, yang menjadi penghalang utama terjadinya pelecehan, kekerasan, eksploitasi dan perampasan hak-hak. Sebagaimana tertuang dalam prinsip khilafah dalam memperlakukan perempuan:

Hukum asal seorang perempuan adalah sebagai ibu dan rabbatul bayt, dan perempuan adalah kehormatan yang wajib dijaga. Di bawah naungan Khilafah sosok perempuan akan menjadi: (a) warga negara yang bermartabat dan dihormati. Perempuan akan menjadi pusat perhatian negara dalam pemenuhan kebutuhan dan pengaturan urusan hidup mereka, mereka hidup dengan jaminan finansial dari suami, wali, kerabat bahkan negara. (b) Perempuan akan bekerja berdasarkan pilihannyatanpa keterpaksaandan mendapatkan haknya sebagai pekerja secara jelas; mendapat upah yang adil dalam jaminan lingkungan yang aman di bawah sistem sosial Islam. Interaksi mereka dengan laki-laki dipenuhi dengan kehormatan dan perlindungan. Setiap pandangan, perkataan dan tindakan yang mengandung unsur pelecehan atau eksploitasi akan segera ditangani. (c) manusia yang menyadari betapa besarnya peran mereka sebagai ibu generasi umat ini. Mereka akan hidup di bawah sistem khilafah yang tidak membiarkan mereka bekerja meski satu hari demi memenuhi kebutuhan diri atau anak-anak mereka. Mereka akan hidup di dalam sebuah masyarakat yang menghormati dan menunjukkan rasa terima kasih abadi kepada mereka yang telah mengasuh mereka sebagai seorang anak. (d) Perempuan yang akan membuat iri dunia karena kedudukan mereka dan akan menjadi panutan yang layak dan menginspirasi para perempuan secara global.

Sesungguhnya negara Khilafah inilah yang mampu menghadirkan sebuah model pemerintahan yang unik dalam menjamin hak-hak kaum perempuan. Khilafahlah satu-satunya sistem yang akan membawa perbaikan yang nyata bagi kaum perempuan. Khilafah akan menjauhkan perempuan dari kemiskinan, eksploitasi, perendahan martabat dan ketidakadilan. Sebagai gantinya khilafah akan memberikan kesejahteraan, keamanan, kehormatan dan keadilan bagi setiap perempuan di seluruh wilayah negara tanpa kecuali. Bukankah sistem ini yang dinanti-nanti oleh semua perempuan, muslim maupun non muslim? Karena itu, selayaknya semua perempuan menolak semua sistem buatan manusia juga sistem demokrasi liberal karena telah nyata cacat dan gagalnya dalam menjamin kebaikan bagi perempuan. Perjuangan untuk memperbaiki nasib kaum perempuan hanya akan menghasilkan kegagalan dan keputusasaan bila jalan yang ditempuh adalah perjuangan kesetaraan gender ala kaum feminis, juga meraih kursi-kursi parlemen dan kekuasaan. Bukan hanya itu, jalan ini juga bertentangan dengan syariat sehingga semua muslimah semestinya menolaknya.

Seruan Muslimah Hizbut Tahrir

Hizbut Tahrir (HT) adalah sebuah partai politik Islam yang mempunyai visi mulia menegakkan khilafah. Hizbut Tahrir memiliki gambaran yang sangat detil tentang bagaimana Khilafah akan bekerja mengimplementasikan seluruh syariah dalam kompleksitas masalah kontemporer dewasa ini. Hizbut Tahrir juga telah merancangdraftkonstitusi/undang-undang yang siap diimplementasikan saat ini. Hizbut Tahrir memiliki konsep politik dan ekonomi yang mampu mengatasi dengan tuntas seluruh persoalan umat Islam. Sama halnya Hizbut Tahrir menghadirkanstrategi yang rinci untuk mengatasi ketidakadilan dan kekerasan yang dihadapi kaum perempuan di kawasan. Siapa saja yang ingin mengetahui bagaimana Khilafah secara praktis akan memecahkan problematika Indonesia dan Dunia Islam, maka HT memiliki rinciannya. Hizbut Tahrir memiliki literatur yang luas dan komprehensif yang merinci bagaimana sistem pemerintahan, sistem ekonomi, sistem sosial, sistem pendidikan, sistem peradilan, pengaturan media dan kebijakan luar negeri. Setiap prinsip, kebijakan, setiap pasal konstitusi yang ditawarkan adalah murni didasarkan pada al-Quran dan as-Sunnah saja.

Kami menyerukan kepada semua pihak untuk mendukung perjuangan mulia membangun sistem Khilafah, di atas bumi Allah ini. Jangan merasa puas dengan beberapa perubahan dalam undang-undang atau posisi di pemerintahan yang tidak akan sampai pada perbaikan hakiki atas penderitaan umat dan nasib kaum perempuan.Kita semua membutuhkan perubahan mendasar dan komprehensif. Jangan puas dengan remah-remah ketika Allah SWT telah memberikan kita emas!

Kami menyeru semua untuk memenuhi kewajiban Islam yang paling penting ini, yang disebut oleh sebagaiUmm Faraidh(induk kewajiban) dan menjanjikan pahala yang besar di akhirat. Kami menyeru para tokoh umat untuk segera mengambil kesempatan emas ini dan meraih pahala dan kemuliaan; untuk tidak membuang-buang waktu dengan segera terlibat dalam perjuangan ini. Sebab, pintu kesempatan emas ini tidak akan terbuka untuk selama-lamanya

Kepada para tokoh perempuan dengan jaringan yang dimiliki, wajib menggunakan posisi, kehormatan dan pengaruh yang telah Allah SWT berikan kapada anda untuk membawa kebaikan bagi dakwah ini. Maka dengan kontribusi besar anda menegakkan khilafah, anda akan menjadi orang-orang Mukmin yang akan didoakan oleh generasi yang akan datang. Sebab, mereka adalah orang-orang yang mengangkat umat ini dari kehinaan, meninggikan martabat, mendirikan Islam hingga berkuasa di dunia ini, dan menyebarkan rahmat-Nya kepada umat manusia dengan berjuang untuk menegakkan Khilafah. Allah SWT berfirman:

* * Orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan membenarkannya, itulah orang-orang yang bertakwa. Mereka memperoleh apa yang mereka kehendaki di sisi Tuhan mereka. Demikianlah balasan orang-orang yang berbuat baik, agar Allah akan menutupi (mengampuni) bagi mereka perbuatan yang paling buruk yang mereka kerjakan dan membalas mereka dengan upah yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan(QS az-Zumar [39]: 33-35).[]