71
Sistem Kesehatan Nasional 2009 Ilmu Kesehatan Masyarakat-Kedokteran Pencegahan (IKM- KP) KUV 710 Semester 7 - Angkatan 2008 - Tahun Ajaran 2011 Subur Prajitno , dr., MS., AK

04 SKN 2009

Embed Size (px)

DESCRIPTION

skn

Citation preview

Page 1: 04 SKN 2009

Sistem Kesehatan Nasional

2009

Ilmu Kesehatan Masyarakat-Kedokteran Pencegahan (IKM-KP)KUV 710Semester 7 - Angkatan 2008 - Tahun Ajaran 2011

Subur Prajitno , dr., MS., AKK.

Page 2: 04 SKN 2009

PENDAHULUAN PENGERTIAN SKN MAKSUD DAN KEGUNAAN SKN LANDASAN SKN ASAS SKN DASAR SKN BENTUK POKOK SKN TUJUAN SKN KEDUDUKAN SKN SUBSISTEM SKN SUBSISTEM UPAYA KESEHATAN SUBSISTEM PEMBIAYAAN KESEHATAN TATA HUBUNGAN ANTAR SUBSISTEM DAN

LINGKUNGANNYA CARA PENYELENGGARAAN SKN

Page 3: 04 SKN 2009

PENDAHULUAN PENGERTIAN SKN MAKSUD DAN KEGUNAAN SKN LANDASAN SKN ASAS SKN DASAR SKN BENTUK POKOK SKN TUJUAN SKN KEDUDUKAN SKN SUBSISTEM SKN SUBSISTEM UPAYA KESEHATAN SUBSISTEM PEMBIAYAAN KESEHATAN TATA HUBUNGAN ANTAR SUBSISTEM DAN

LINGKUNGANNYA CARA PENYELENGGARAAN SKN

Page 4: 04 SKN 2009

PENDAHULUAN1)Pembangunan kesehatan adalah upaya yang

dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, & kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud Derajat Kesehatan Masyarakat yang setinggi-tingginya.

2) Perlu Pedoman Penyelenggaraan Pembangunan Kesehatan berupa : Dokumen Perencanaan & Metode / Cara Penyelenggaraannya.

3) UU No.17 / 2007, tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) memberikan arah pembangunan ke depan bagi bangsa Indonesia , arah Pembangunan Kesehatan 20 tahun ke depan sampai dengan tahun 2025. UU tersebut menetapkan bahwa Pembangunan Kesehatan diselenggarakan dengan berdasarkan perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata, serta pengutamaan & manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan, antara lain ibu, anak, manusia usia lanjut (manula), & keluarga miskin.

4) Harapan SKN 2009 ini terkait dan mengacu pada arah & tahapan Pembangunan Kesehatan sesuai Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan (RPJPK) Tahun 2005-2025.

Page 5: 04 SKN 2009

PENDAHULUAN PENGERTIAN SKN MAKSUD DAN KEGUNAAN SKN LANDASAN SKN ASAS SKN DASAR SKN BENTUK POKOK SKN TUJUAN SKN KEDUDUKAN SKN SUBSISTEM SKN SUBSISTEM UPAYA KESEHATAN SUBSISTEM PEMBIAYAAN KESEHATAN TATA HUBUNGAN ANTAR SUBSISTEM DAN

LINGKUNGANNYA CARA PENYELENGGARAAN SKN

Page 6: 04 SKN 2009

PENGERTIAN SKN Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah acuan bentuk & cara penyelenggaraan Pembangunan Kesehatan yang memadukan berbagai upaya bangsa Indonesia dalam satu derap langkah guna menjamin tercapainya Tujuan Pembangunan Kesehatan untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat sebagaimana dimaksud dalam UUD1945.

Pembangunan Kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan diselenggarakan berdasarkan pada :

1)Perikemanusiaan, 2)Pemberdayaan dan kemandirian, 3)Adil dan merata, serta 4)Pengutamaan dan manfaat.

Page 7: 04 SKN 2009

PENDAHULUAN PENGERTIAN SKN MAKSUD DAN KEGUNAAN SKN LANDASAN SKN ASAS SKN DASAR SKN BENTUK POKOK SKN TUJUAN SKN KEDUDUKAN SKN SUBSISTEM SKN SUBSISTEM UPAYA KESEHATAN SUBSISTEM PEMBIAYAAN KESEHATAN TATA HUBUNGAN ANTAR SUBSISTEM DAN

LINGKUNGANNYA CARA PENYELENGGARAAN SKN

Page 8: 04 SKN 2009

MAKSUD DAN KEGUNAAN SKN RPJPK Tahun 2005-2025 merupakan arah

Pembangunan Kesehatan yang berkesinambungan. RPJPK 2005-2025 dan SKN 2009 merupakan Dokumen Kebijakan Pembangunan Kesehatan sebagai acuan dalam penyelenggaraan Pembangunan Kesehatan .

SKN 2009 disusun dengan memperhatikan pendekatan revitalisasi pelayanan kesehatan dasar (primary health care) yang meliputi :

1) Cakupan pelayanan kesehatan yang adil dan merata,

2) Pemberian pelayanan kesehatan yang berpihak kepada rakyat,

3) Kebijakan Pembangunan Kesehatan , dan 4) Kepemimpinan.

SKN 2009 juga disusun dengan memperhatikan inovasi/terobosan dalam penyelenggaraan Pembangunan Kesehatan secara luas, termasuk penguatan sistem rujukan. Pendekatan pelayanan kesehatan dasar secara global telah diakui sebagai pendekatan yang tepat dalam mencapai kesehatan bagi semua dengan mempertimbangkan kebijakan kesehatan yang responsif gender.

Page 9: 04 SKN 2009

PENDAHULUAN PENGERTIAN SKN MAKSUD DAN KEGUNAAN SKN LANDASAN SKN ASAS SKN DASAR SKN BENTUK POKOK SKN TUJUAN SKN KEDUDUKAN SKN SUBSISTEM SKN SUBSISTEM UPAYA KESEHATAN SUBSISTEM PEMBIAYAAN KESEHATAN TATA HUBUNGAN ANTAR SUBSISTEM DAN

LINGKUNGANNYA CARA PENYELENGGARAAN SKN

Page 10: 04 SKN 2009

LANDASAN SKN 1) Landasan Idiil, yaitu Pancasila. 2) Landasan Konstitusional, yaitu UUD 1945,

khususnya: Pasal 28 A, setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya; Pasal 28 H ayat (1), setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan ; ayat (3), setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat; Pasal 34 ayat (2), Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan ; ayat (3), Negara bertanggung-jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak;

Page 11: 04 SKN 2009

Pasal 28 B ayat (2), setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang; Pasal 28 C ayat (1), setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.

3) Landasan Operasional meliputi seluruh ketentuan peraturan perundangan yang berkaitan dengan penyelenggaraan SKN dan pembangunan kesehatan. Beberapa peraturan perundangan tersebut terdapat dalam Lampiran-1 dari RPJP-K Tahun 2005-2025.

Page 12: 04 SKN 2009

PENDAHULUAN PENGERTIAN SKN MAKSUD DAN KEGUNAAN SKN LANDASAN SKN ASAS SKN DASAR SKN BENTUK POKOK SKN TUJUAN SKN KEDUDUKAN SKN SUBSISTEM SKN SUBSISTEM UPAYA KESEHATAN SUBSISTEM PEMBIAYAAN KESEHATAN TATA HUBUNGAN ANTAR SUBSISTEM DAN

LINGKUNGANNYA CARA PENYELENGGARAAN SKN

Page 13: 04 SKN 2009

ASAS SISTEM KESEHATAN NASIONAL

A.DASAR PEMBANGUNAN KESEHATAN Sesuai dengan UU No. 17 /2007 tentang RPJPN 2005-2025, Pembangunan Kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud , dengan mendasarkan pada: 1) Perikemanusiaan

Pembangunan Kesehatan harus berlandaskan pada prinsip perikemanusiaan yang dijiwai, digerakkan dan dikendalikan oleh keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Tenaga kesehatan perlu berbudi luhur, memegang teguh etika profesi, dan selalu menerapkan prinsip perikemanusiaan dalam penyelenggaraan Pembangunan Kesehatan .

Page 14: 04 SKN 2009

2) Pemberdayaan dan Kemandirian Setiap orang & masyarakat bersama dengan pemerintah berperan, berkewajiban, & bertanggung-jawab untuk memelihara & meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga, masyarakat, & lingkungannya. Pembangunan Kesehatan harus mampu membangkitkan & mendorong peran aktif masyarakat. Pembangunan Kesehatan dilaksanakan dengan berlandaskan pada kepercayaan atas kemampuan & kekuatan sendiri serta kepribadian bangsa & semangat solidaritas sosial serta gotong-royong.

3) Adil dan Merata Dalam Pembangunan Kesehatan setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, tanpa memandang suku, golongan, agama, & status sosial ekonominya. Setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh-kembang, serta berhak atas perlindungan dari kekerasan & diskriminasi.

Page 15: 04 SKN 2009

4) Pengutamaan & Manfaat ― Pembangunan Kesehatan diselenggarakan

dengan mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan perorangan atau golongan. Upaya kesehatan yang bermutu diselenggarakan dengan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan & teknologi serta harus lebih mengutamakan pendekatan peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit.

― Pembangunan Kesehatan diselenggarakan berlandaskan pada dasar kemitraan atau sinergisme yang dinamis & tata penyelenggaraan yang baik, sehingga secara berhasil guna & bertahap dapat memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat, beserta lingkungannya.

― Pembangunan kesehatan diarahkan agar memberikan perhatian khusus pada penduduk rentan, antara lain : ibu, bayi, anak, manusia usia lanjut, & masyarakat miskin.

Page 16: 04 SKN 2009

PENDAHULUAN PENGERTIAN SKN MAKSUD DAN KEGUNAAN SKN LANDASAN SKN ASAS SKN DASAR SKN BENTUK POKOK SKN TUJUAN SKN KEDUDUKAN SKN SUBSISTEM SKN SUBSISTEM UPAYA KESEHATAN SUBSISTEM PEMBIAYAAN KESEHATAN TATA HUBUNGAN ANTAR SUBSISTEM DAN

LINGKUNGANNYA CARA PENYELENGGARAAN SKN

Page 17: 04 SKN 2009

DASAR SKN  1. Hak Asasi Manusia (HAM)

Sesuai dengan tujuan Pembangunan Nasional dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu untuk meningkatkan kecerdasan bangsa dan kesejahteraan rakyat, maka setiap penyelenggaraan SKN 2009 berdasarkan pada prinsip hak asasi manusia. UUD 1945 pasal 28 H ayat 1 antara lain menggariskan bahwa setiap rakyat berhak atas pelayanan kesehatan untuk meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat yang setinggi-tingginya tanpa membedakan suku, golongan, agama, jenis kelamin, & status sosial ekonomi. Setiap anak & perempuan berhak atas perlindungan dari kekerasan & diskriminasi.  

Page 18: 04 SKN 2009

2. Sinergisme & Kemitraan yang Dinamis SKN 2009 akan berfungsi baik untuk mencapai tujuannya apabila terjadi Koordinasi, Integrasi, Sinkronisasi, dan Sinergisme (KISS), baik antar pelaku, antar subsistem SKN, maupun dengan sistem serta subsistem lain di luar SKN. Dengan tatanan ini, maka sistem atau seluruh sektor terkait, seperti pembangunan prasarana, keuangan dan pendidikan perlu berperan bersama dengan sektor kesehatan untuk mencapai tujuan nasional. Pembangunan Kesehatan harus diselenggarakan dengan menggalang kemitraan yang dinamis dan harmonis antara pemerintah dan masyarakat, termasuk swasta dengan mendayagunakan potensi yang dimiliki masing-masing. Kemitraan tersebut diwujudkan dengan mengembangkan jejaring yang berhasil guna dan berdaya guna, agar diperoleh sinergisme yang lebih mantap dalam rangka mencapai Derajat Kesehatan Masyarakat yang setinggi-tingginya.

Page 19: 04 SKN 2009

3. Komitmen dan Tata Pemerintahan yang Baik (Good Governance) Agar SKN berfungsi baik, diperlukan komitmen yang tinggi, dukungan, dan kerjasama yang baik dari para pelaku untuk menghasilkan tata penyelenggaraan Pembangunan Kesehatan yang baik (good governance). Pembangunan Kesehatan diselenggarakan secara demokratis, berkepastian hukum, terbuka (transparan), rasional, profesional, serta bertanggung-jawab dan bertanggung-gugat (akuntabel).

4. Dukungan Regulasi Dalam menyelenggarakan SKN, diperlukan dukungan regulasi berupa adanya berbagai peraturan perundangan yang mendukung penyelenggaraan SKN dan penerapannya (law enforcement).

5. Antisipatif dan Pro Aktif Setiap pelaku Pembangunan Kesehatan harus mampu melakukan antisipasi atas perubahan yang akan terjadi, yang di dasarkan pada pengalaman masa lalu atau pengalaman yang terjadi di negara lain. Dengan mengacu pada antisipasi tersebut, pelaku Pembangunan Kesehatan perlu lebih proaktif terhadap perubahan lingkungan strategis baik yang bersifat internal maupun eksternal.

Page 20: 04 SKN 2009

6. Responsif Gender Dalam penyelenggaraan SKN, setiap penyusunan rencana kebijakan dan program serta dalam pelaksanaan program kesehatan harus menerapkan kesetaraan dan keadilan gender. Kesetaraan / keadilan gender dalam pembangunan kesehatan adalah kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan untuk memperoleh kesempatan dan hak-haknya sebagai manusia, agar mampu berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan Pembangunan Kesehatan serta kesamaan dalam memperoleh manfaat Pembangunan Kesehatan .

7. Kearifan Lokal Penyelenggaraan SKN di daerah harus memperhatikan dan menggunakan potensi daerah yang secara positif dapat meningkatkan hasil guna dan daya guna Pembangunan Kesehatan , yang dapat diukur secara kuantitatif dari meningkatnya peran serta masyarakat dan secara kualitatif dari meningkatnya kualitas hidup jasmani dan rohani. Dengan demikian kebijakan pembangunan daerah di bidang kesehatan harus sejalan dengan SKN.

Page 21: 04 SKN 2009

PENDAHULUAN PENGERTIAN SKN MAKSUD DAN KEGUNAAN SKN LANDASAN SKN ASAS SKN DASAR SKN BENTUK POKOK SKN TUJUAN SKN KEDUDUKAN SKN SUBSISTEM SKN SUBSISTEM UPAYA KESEHATAN SUBSISTEM PEMBIAYAAN KESEHATAN TATA HUBUNGAN ANTAR SUBSISTEM DAN

LINGKUNGANNYA CARA PENYELENGGARAAN SKN

Page 22: 04 SKN 2009

TUJUAN SKN Terselenggaranya Pembangunan Kesehatan oleh semua potensi bangsa, baik masyarakat, swasta, pemerintah secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud Derajat Kesehatan Masyarakat yang setinggi-tingginya.  

KEDUDUKAN SKN 1.  Suprasistem SKN

 Suprasistem SKN adalah Sistem Ketahanan Nasional , untuk mencapai Tujuan Bangsa Indonesia seperti yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian, abadi dan keadilan sosial.

Page 23: 04 SKN 2009

2.Kedudukan SKN dalam Sistem Nasional Lainnya SKN dapat bersinergis secara dinamis dengan berbagai sistem nasional lainnya, seperti:

a. Sistem Pendidikan Nasional, b. Sistem Perekonomian Nasional, c. Sistem Ketahanan Pangan Nasional, d. Sistem Hankamnas, dan e. Sistem nasional lainnya.  

3.Kedudukan SKN terhadap Penyelenggaraan Pembangunan Kesehatan di Daerah SKN merupakan acuan bentuk dan cara penyelenggaraan pembangunan kesehatan di daerah / Sistem Kesehatan Daerah (SKD)

4.Kedudukan SKN terhadap berbagai Sistem Kemasyarakatan, termasuk Swasta Dalam kaitan ini SKN dipergunakan sebagai acuan bagi masyarakat dalam berbagai upaya kesehatan.

Page 25: 04 SKN 2009

PENDAHULUAN PENGERTIAN SKN MAKSUD DAN KEGUNAAN SKN LANDASAN SKN ASAS SKN DASAR SKN BENTUK POKOK SKN TUJUAN SKN KEDUDUKAN SKN SUBSISTEM SKN SUBSISTEM UPAYA KESEHATAN SUBSISTEM PEMBIAYAAN KESEHATAN TATA HUBUNGAN ANTAR SUBSISTEM DAN

LINGKUNGANNYA CARA PENYELENGGARAAN SKN

Page 26: 04 SKN 2009

SKDaerah

SKDaerah

SKDaerah

SKDaerah

SKDaerah

SKDaerah

SKN

Page 27: 04 SKN 2009

PembiayaanKesehatan

Manajemen & Informasi

KesehatanSediaan Farmasi

Alkes Makanan

SumberdayaManusia

Kesehatan

PemberdayaanMasyarakat

UpayaKesehatan SKN

Page 28: 04 SKN 2009

SUBSISTEM SKN 1.Subsistem Upaya Kesehatan

Berbagai Upaya Kesehatan dengan menghimpun seluruh potensi bangsa Indonesia diselenggarakan dengan upaya peningkatan, pencegahan, pengobatan, dan pemulihan.

2.  Subsistem Pembiayaan Kesehatan Pembiayaan Kesehatan bersumber dari berbagai sumber : Pemerintah, Pemerintah Daerah, swasta, organisasi masyarakat, dan masyarakat itu sendiri. Pembiayaan pelayanan kesehatan masyarakat merupakan public good yang menjadi tanggung-jawab pemerintah, sedangkan untuk pelayanan kesehatan perorangan pembiayaannya bersifat private, kecuali pembiayaan untuk masyarakat miskin dan tidak mampu menjadi tanggung-jawab pemerintah. Pembiayaan pelayanan kesehatan perorangan diselenggarakan melalui jaminan pemeliharaan kesehatan dengan mekanisme asuransi sosial yang pada waktunya diharapkan akan mencapai universal coverage sesuai dengan UU No.40 / 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN).

 

Page 29: 04 SKN 2009

3.Subsistem Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK) :Pengembangan & pemberdayaan SDMK meliputi : 1) perencanaan kebutuhan SDMK, 2) pengadaan , pendidikan & pelatihan SDMK, 3) pendayagunaan & peningkatan kesejahteraan

SDMK, 4) pembinaan & pengawasan SDMK.

 4.Subsistem Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan,

Makanan (SFAM)SFAM meliputi berbagai kegiatan untuk :―menjamin : aspek keamanan, khasiat/

kemanfaatan dan mutu sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan yang beredar ;

―ketersediaan, pemerataan, keterjangkauan obat, terutama obat esensial;

―perlindungan masyarakat dari penggunaan yang salah dan penyalahgunaan obat ;

―penggunaan obat yang rasional; ― upaya kemandirian di bidang kefarmasian melalui

pemanfaatan sumber daya dalam negeri.

Page 30: 04 SKN 2009

5.  Subsistem Manajemen dan Informasi Kesehatan (SIMK)SIMK ini meliputi: kebijakan kesehatan, administrasi / manajemen kesehatan, hukum kesehatan, dan informasi kesehatan. Manajemen kesehatan berperan koordinasi, integrasi, sinkronisasi, serta penyerasian berbagai subsistem SKN dan efektif, efisien, serta transparansi dari penyelenggaraan SKN tersebut. Dari segi pengadaan data dan informasi dapat dikelompokkan kegiatannya sebagai berikut : 1) Pengumpulan, validasi, analisa, dan diseminasi

data dan informasi, 2) Manajemen sistem informasi, 3) Dukungan kegiatan dan sumber daya untuk unit-

unit yang memerlukan, dan 4) Pengembangan untuk peningkatan mutu sistem

informasi kesehatan.

Page 31: 04 SKN 2009

6.  Subsistem Pemberdayaan Masyarakat Masyarakat & swasta bukan semata-mata sebagai sasaran Pembangunan Kesehatan, melainkan juga sebagai subjek atau penyelenggara dan pelaku Pembangunan Kesehatan. Dalam pemberdayaan masyarakat meliputi pula upaya peningkatan lingkungan sehat oleh masyarakat sendiri. Upaya pemberdayaan masyarakat akan berhasil pada hakekatnya bila kebutuhan dasar masyarakat sudah terpenuhi. Pemberdayaan masyarakat dan upaya kesehatan pada hakekatnya merupakan fokus dari Pembangunan Kesehatan

Page 32: 04 SKN 2009

PENDAHULUAN PENGERTIAN SKN MAKSUD DAN KEGUNAAN SKN LANDASAN SKN ASAS SKN DASAR SKN BENTUK POKOK SKN TUJUAN SKN KEDUDUKAN SKN SUBSISTEM SKN SUBSISTEM UPAYA KESEHATAN SUBSISTEM PEMBIAYAAN KESEHATAN TATA HUBUNGAN ANTAR SUBSISTEM DAN

LINGKUNGANNYA CARA PENYELENGGARAAN SKN

Page 33: 04 SKN 2009

SUBSISTEM UPAYA KESEHATAN 1.Pengertian

Subsistem Upaya Kesehatan adalah bentuk & cara penyelenggaraan Upaya Kesehatan yang paripurna, terpadu, dan berkualitas.Paripurna : peningkatan, pencegahan, pengobatan, pemulihan, (promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif) yang diselenggarakan guna menjamin tercapainya Derajat Kesehatan Masyarakat yang setinggi-tingginya.

 2.Tujuan

Tujuan Subsistem Upaya Kesehatan : terselenggaranya Upaya Kesehatan yang adil, merata, terjangkau, bermutu untuk menjamin terselenggaranya Pembangunan Kesehatan guna meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat yang setinggi-tingginya.

 

Page 34: 04 SKN 2009

3.Unsur-unsur a.Upaya Kesehatan

Meliputi :― pelayanan kesehatan konvensional , ― pelayanan kesehatan / pengobatan tradisional &

komplementer .Upaya Kesehatan diutamakan yang mempunyai daya ungkit tinggi dalam pencapaian sasaran utama Pembangunan Kesehatan yaitu penduduk rentan (ibu, bayi, anak, manusia usia lanjut, masyarakat miskin)

b.  Sumber Daya Upaya Kesehatan Terdiri dari SDM kesehatan, biaya, sarana & prasarana, termasuk fasilitas Upaya Kesehatan , sediaan farmasi & alat kesehatan, serta manajemen & sistem informasi kesehatan .Fasilitas Upaya Kesehatan merupakan alat &/ tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan Upaya Kesehatan , baik yang dilakukan oleh pemerintah &/ masyarakat, termasuk swasta.

  

Page 35: 04 SKN 2009

c. Pembinaan dan Pengawasan Upaya Kesehatan Upaya Kesehatan harus diberikan berdasarkan standar pelayanan yang telah ditetapkan oleh pemerintah dengan mempertimbangkan masukan dari organisasi profesi. Pembinaan dan pengawasan Upaya Kesehatan dilakukan secara berjenjang melalui standarisasi, sertifikasi, lisensi , akreditasi, penegakan hukum yang dilakukan oleh pemerintah bersama dengan organisasi profesi dan masyarakat.

 d.Penelitian & Pengembangan Upaya

Kesehatan Penelitian & pengembangan dilakukan untuk mendukung peningkatan mutu Upaya Kesehatan yang berhasil guna & berdaya guna. Penelitian & pengembangan didasarkan pada masalah kesehatan prioritas, sumber daya kesehatan, serta aspek terkait lainnya dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan & teknologi yang sesuai.

Page 36: 04 SKN 2009

4.Prinsip a.Berkesinambungan dan Paripurna

Upaya Kesehatan bagi masyarakat diselenggarakan secara berkesinambungan dan paripurna meliputi pencegahan, pengobatan hingga pemulihan, serta rujukan antar tingkatan Upaya Kesehatan .

b.Bermutu, Aman, dan Sesuai Kebutuhan Upaya Kesehatan bagi masyarakat harus berkualitas, terjamin keamanannya bagi penerima dan pemberi Upaya Kesehatan , dapat diterima masyarakat, efektif dan sesuai, serta mampu menghadapi tantangan global dan regional.

c. Adil dan Merata Pemerintah wajib menyediakan fasilitas Upaya Kesehatan yang berkeadilan dan merata untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di bidang kesehatan di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan di luar negeri dalam kondisi tertentu.

Page 37: 04 SKN 2009

d.Non diskriminatif Setiap penduduk harus mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan medis, bukan status sosial ekonomi dan tidak membeda-bedakan suku/ras, budaya dan agama, dengan tetap memperhatikan pengarus-utamaan gender.

e.Terjangkau Ketersediaan dan pembiayaan pelayanan kesehatan yang bermutu harus terjangkau oleh seluruh masyarakat.

f. Teknologi Tepat Guna Upaya Kesehatan menggunakan teknologi tepat guna yang berbasis bukti. Teknologi tepat guna berasas pada kesesuaian kebutuhan dan tidak bertentangan dengan etika, moral, dan nilai agama.

g.Bekerja dalam Tim secara Cepat dan Tepat Upaya Kesehatan dilakukan secara kerjasama tim, melibatkan semua pihak yang kompeten, dilakukan secara cepat dengan ketepatan/presisi yang tinggi.

Page 38: 04 SKN 2009

Penyelenggaraan a.Upaya Kesehatan

Tiga tingkatan :1) Upaya Kesehatan Primer, 2) Upaya Kesehatan Sekunder, dan 3) Upaya Kesehatan Tersier. Upaya Kesehatan Primer adalah upaya kesehatan dimana terjadi kontak pertama secara perorangan atau masyarakat dengan pelayanan kesehatan melalui mekanisme rujukan timbal-balik, termasuk penanggulangan bencana dan pelayanan gawat darurat. Upaya Kesehatan Sekunder dan Tersier adalah upaya kesehatan tingkat rujukan maupun rujukan tingkat lanjut. Upaya Kesehatan diselenggarakan secara berkesinambungan, terpadu, dan paripurna melalui sistem rujukan.

Page 39: 04 SKN 2009

Rujukan Upaya Kesehatan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung-jawab secara timbal balik, baik horisontal & vertikal maupun struktural & fungsional terhadap kasus penyakit atau masalah penyakit atau permasalahan kesehatan. Rujukan dibagi dalam : 1) Rujukan Medik yang berkaitan dengan

pengobatan & pemulihan berupa pengiriman pasien (kasus), spesimen, dan pengetahuan tentang penyakit;

2) Rujukan Kesehatan dikaitkan dengan upaya pencegahan & peningkatan kesehatan berupa sarana, teknologi, dan operasional.

Page 40: 04 SKN 2009

UpayaKesehatan

I. Upaya Kesehatan Primer A. Pelayanan Kesehatan Perorangan Primer (PKPP) B. Pelayanan Kesehatan Masyarakat Primer (PKMP)

II. Upaya Kesehatan SekunderA. Pelayanan Kesehatan Perorangan Sekunder (PKPS) B. Pelayanan Kesehatan Masyarakat Sekunder (PKMS)

III. Upaya Kesehatan TersierA. Pelayanan Kesehatan Perorangan Tersier (PKPT) B. Pelayanan Kesehatan Masyarakat Tersier (PKMT)

Page 41: 04 SKN 2009

Upaya Kesehatan Primer Upaya Kesehatan Primer terdiri dari Pelayanan Kesehatan Perorangan Primer (PKPP) dan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Primer (PKMP) . a)  Pelayanan Kesehatan Perorangan Primer

(PKPP) ―PKPP adalah pelayanan kesehatan dimana terjadi

kontak pertama secara perorangan sebagai proses awal pelayanan kesehatan.

―PKPP memberikan penekanan pada pelayanan pengobatan, pemulihan tanpa mengabaikan upaya peningkatan dan pencegahan, termasuk di dalamnya pelayanan kebugaran dan gaya hidup sehat (healthy life style).

―PKPP diselenggarakan oleh tenaga kesehatan yang dibutuhkan dan mempunyai kompetensi seperti yang ditetapkan sesuai ketentuan berlaku serta dapat dilaksanakan di rumah, tempat kerja, maupun fasilitas kesehatan perorangan primer baik Puskesmas dan jaringannya, serta fasilitas kesehatan lainnya milik pemerintah, masyarakat, maupun swasta.

―PKPP dilaksanakan dengan dukungan pelayanan kesehatan perorangan sekunder dalam sistem rujukan yang timbal balik.

Page 42: 04 SKN 2009

―PKPP diselenggarakan berdasarkan Norma, Standar, Prosedur & Kriteria (NSPK) pelayanan yang ditetapkan oleh Pemerintah dengan memperhatikan masukan dari organisasi profesi & masyarakat.

―PKPP dapat diselenggarakan sebagai pelayanan yang bergerak (ambulatory) atau menetap ; dapat dikaitkan dengan tempat kerja, seperti klinik perusahaan; dan dapat disesuaikan dengan lingkungan atau kondisi tertentu (kesehatan matra, seperti : kesehatan haji, kesehatan kelautan, kesehatan penerbangan, kesehatan wisata).

―Pemerintah wajib menyediakan PKPP di seluruh wilayah NKRI sesuai kebutuhan, terutama bagi masyarakat miskin, daerah terpencil, perbatasan, pulau-pulau terluar & terdepan, serta yang tidak diminati swasta.

―Pembiayaan PKPP untuk penduduk miskin dibiayai oleh pemerintah, sedangkan golongan ekonomi lainnya dibiayai dalam sistem pembiayaan yang diatur oleh pemerintah.

―Dalam PKPP termasuk pula pelayanan kesehatan berbasis masyarakat dalam bentuk seperti Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) , pengobatan tradisional , pengobatan alternatif yang secara ilmiah telah terbukti aman & berkhasiat.

 

Page 43: 04 SKN 2009

b)Pelayanan Kesehatan Masyarakat Primer (PKMP) ― PKMP adalah pelayanan peningkatan ,

pencegahan , tanpa mengabaikan pengobatan & pemulihan dengan sasaran keluarga / kelompok / masyarakat.

― Penyelenggaraan PKMP menjadi tanggungjawab Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota , pelaksanaan operasionalnya dapat didelegasikan ke Puskesmas.

― Masyarakat termasuk swasta dapat menyelenggarakan PKMP sesuai peraturan yang berlaku dan berkerjasama dengan pemerintah.

― Pembiayaan PKMP ditanggung oleh pemerintah bersama masyarakat, termasuk swasta. Pemerintah wajib melaksanakan & membiayai PKMP yang berhubungan dengan prioritas pembangunan kesehatan melalui kegiatan perbaikan lingkungan, peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit dan kematian serta paliatif.

― Pelaksanaan PKMP didukung kegiatan lainnya, seperti surveilans, pencatatan, dan pelaporan.

Page 44: 04 SKN 2009

― Pemerintah dapat membentuk fasilitas kesehatan yang secara khusus ditugaskan untuk melaksanakan upaya kesehatan masyarakat sesuai keperluan.

― Penyelenggaraan PKMP mendukung upaya kesehatan berbasis masyarakat dan didukung oleh pelayanan kesehatan masyarakat sekunder.

Page 45: 04 SKN 2009

Upaya Kesehatan Sekunder Upaya kesehatan sekunder adalah upaya kesehatan rujukan lanjutan, yang terdiri dari Pelayanan Kesehatan Perorangan Sekunder (PKPS) dan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Sekunder (PKMS) a)Pelayanan Kesehatan Perorangan Sekunder

(PKPS) ―PKPS adalah pelayanan kesehatan spesialistik

yang menerima rujukan dari PKPP, yang meliputi rujukan kasus, spesimen, dan ilmu pengetahuan serta wajib merujuk kembali ke fasilitas kesehatan yang merujuk.

―PKPS dilaksanakan oleh dokter spesialis atau dokter yang sudah mendapatkan pendidikan khusus dan mempunyai ijin praktik serta didukung tenaga kesehatan lainnya yang diperlukan.

―PKPS dilaksanakan di tempat kerja maupun fasilitas kesehatan perorangan sekunder baik Rumah Sakit setara kelas C serta fasilitas kesehatan lainnya milik pemerintah, masyarakat, maupun swasta.

Page 46: 04 SKN 2009

―PKPS harus memberikan pelayanan kesehatan yang aman, sesuai, efektif, efisien dan berbasis bukti (evidence based medicine) serta didukung pengembangan IPTEK kesehatan.

―PKPS yang bersifat tradisional & komplementer dilaksanakan dengan berafiliasi dengan atau di rumah sakit pendidikan.

―PKPS dapat dijadikan sebagai wahana pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan sesuai dengan kebutuhan pendidikan dan pelatihan.

Page 47: 04 SKN 2009

b)Pelayanan Kesehatan Masyarakat Sekunder (PKMS) ―PKMS menerima rujukan kesehatan dari PKMP

dan memberikan fasilitasi dalam bentuk sarana, teknologi, dan SDM Kesehatan serta didukung oleh Pelayanan Kesehatan Masyarakat Tersier.

―Penyelenggaraan PKMS menjadi tanggungjawab Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan atau Provinsi sebagai fungsi teknisnya, yakni melaksanakan pelayanan kesehatan masyarakat yang tidak sanggup atau tidak memadai dilakukan pada PKMP.

―Dalam penanggulangan penyakit menular yang tidak terbatas pada suatu batas administrasi pemerintahan (lintas kabupaten/ kota), maka tingkat yang lebih tinggi (provinsi) yang harus menanganinya.

―Fasilitas kesehatan penyelenggara PKMS dibangun sesuai dengan standar. Bagi fasilitas pelayanan kesehatan masyarakat milik swasta harus mempunyai izin sesuai peraturan yang berlaku serta dapat bekerjasama dengan unit kerja Pemerintah Daerah, seperti laboratorium kesehatan, Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL), Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK), dan lain-lain.

Page 48: 04 SKN 2009

Upaya Kesehatan Tersier Upaya kesehatan tersier adalah upaya kesehatan rujukan unggulan yang terdiri dari Pelayanan Kesehatan Perorangan Tersier (PKPT) dan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Tersier (PKMT) .a)Pelayanan Kesehatan Perorangan Tersier (PKPT)

―PKPT menerima rujukan sub-spesialistik dari pelayanan kesehatan di bawahnya, dan wajib merujuk kembali ke fasilitas kesehatan yang merujuk.

―Pelaksana PKPT adalah dokter sub-spesialis atau dokter spesialis yang telah mendapatkan pendidikan khusus atau pelatihan dan mempunyai izin praktik dan didukung oleh tenaga kesehatan lainnya yang diperlukan.

―PKPT dilaksanakan di Rumah Sakit Umum, Rumah Sakit Khusus setara kelas A dan B, baik milik pemerintah maupun swasta yang mampu memberikan pelayanan kesehatan sub-spesialistik dan juga termasuk klinik khusus, seperti pusat radioterapi.

Page 49: 04 SKN 2009

―Pemerintah mengembangkan berbagai pusat pelayanan unggulan nasional yang berstandar internasional untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan dan menghadapi persaingan global dan regional.

―Fasilitas PKPT dapat didirikan melalui modal patungan dengan pihak asing sesuai dengan peraturan dan kebijakan yang berlaku.

―PKPT wajib melaksanakan penelitian dan pengembangan dasar maupun terapan dan dapat dijadikan sebagai pusat pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan sesuai dengan kebutuhan.

Page 50: 04 SKN 2009

b)Pelayanan Kesehatan Masyarakat Tersier (PKMT) ― PKMT menerima rujukan kesehatan dari PKMS

dan memberikan fasilitasi dalam bentuk sarana, teknologi, sumber daya manusia kesehatan, dan rujukan operasional.

― Pelaksana PKMT adalah Dinas Kesehatan Provinsi, Unit kerja terkait di tingkat Provinsi, Departemen Kesehatan, dan Unit kerja terkait di tingkat nasional.

― Pelaksanaan PKMT menjadi tanggung-jawab Dinas Kesehatan Provinsi dan Departemen Kesehatan yang didukung dengan kerja sama lintas sektor.

― Institut pelayanan kesehatan masyarakat tertentu secara nasional dapat dikembangkan untuk menampung kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat.

Page 51: 04 SKN 2009

PENDAHULUAN PENGERTIAN SKN MAKSUD DAN KEGUNAAN SKN LANDASAN SKN ASAS SKN DASAR SKN BENTUK POKOK SKN TUJUAN SKN KEDUDUKAN SKN SUBSISTEM SKN SUBSISTEM UPAYA KESEHATAN SUBSISTEM PEMBIAYAAN KESEHATAN TATA HUBUNGAN ANTAR SUBSISTEM DAN

LINGKUNGANNYA CARA PENYELENGGARAAN SKN

Page 52: 04 SKN 2009

SUBSISTEM PEMBIAYAAN KESEHATAN

2. Tujuan Tujuan adalah : ―tersedianya dana kesehatan dalam jumlah yang

mencukupi, ―teralokasi secara adil & merata ,―termanfaatkan secara berhasil guna dan berdaya

guna, ―tersalurkan sesuai peruntukannya untuk Pembangunan Kesehatan.

Page 53: 04 SKN 2009

3.Unsur-unsur a.Dana

Dana digali dari sumber pemerintah baik dari sektor kesehatan dan sektor lain terkait, dari masyarakat, maupun swasta serta sumber lainnya yang digunakan untuk mendukung pelaksanaan pembangunan kesehatan. Dana yang tersedia harus mencukupi dan dapat dipertanggung-jawabkan serta dipertanggung-gugatkan.

b.Sumber Daya Sumber daya dari subsistem pembiayaan kesehatan, meliputi : SDM pengelola, sarana, standar, regulasi, dan kelembagaan yang digunakan secara berhasil guna dan berdaya guna dalam upaya penggalian, pengalokasian, dan pembelanjaan dana kesehatan untuk mendukung terselenggaranya pembangunan kesehatan.

c. Pengelolaan Dana Kesehatan Prosedur/mekanisme pengelolaan dana kesehatan adalah seperangkat aturan yang disepakati dan secara konsisten dijalankan oleh para pelaku subsistem pembiayaan kesehatan, baik oleh pemerintah secara lintas sektor, swasta, maupun masyarakat yang mencakup mekanisme penggalian, pengalokasian, dan pembelanjaan dana kesehatan.

Page 54: 04 SKN 2009

4.Prinsip a.Kecukupan

― Pembiayaan kesehatan pada dasarnya merupakan tanggung-jawab bersama pemerintah, masyarakat, dan swasta. Alokasi dana pemerintah untuk upaya kesehatan dilakukan melalui penyusunan APBN, APBD terus diupayakan peningkatan dan kecukupannya sesuai kebutuhan menuju sekurang-kurangnya 5% dari PDB atau 15% dari total anggaran pendapatan dan belanja setiap tahunnya.

― Pembiayaan kesehatan untuk masyarakat miskin dan tidak mampu merupakan tanggung-jawab pemerintah.

― Dana kesehatan diperoleh dari pemerintah, masyarakat, maupun swasta yang harus digali dan dikumpulkan serta terus ditingkatkan untuk menjamin kecukupan agar jumlahnya dapat sesuai dengan kebutuhan, dikelola secara adil, transparan, akuntabel, berhasil guna dan berdaya guna, tersalurkan secara tepat memperhatikan subsidiaritas dan fleksibilitas, berkelanjutan, serta menjamin terpenuhinya ekuitas.

Page 55: 04 SKN 2009

b. Efektif dan Efisien Dalam menjamin efektifitas dan efisiensi

penggunaan dana kesehatan, maka pembelanjaannya dilakukan melalui kesesuaian antara perencanaan pembiayaan kesehatan, penguatan kapasitas manajemen perencanaan anggaran dan kompetensi pemberi pelayanan kesehatan; sistem pembayaran pada fasilitas kesehatan perlu dikembangkan menuju bentuk pembayaran prospektif.

c. Adil dan Transparan Dana kesehatan yang terhimpun baik dari pemerintah maupun masyarakat dimanfaatkan secara adil dalam rangka menjamin terpeliharanya dan terlindunginya masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan. Dana kesehatan digunakan secara bertanggung-jawab dan bertanggung-gugat berdasarkan prinsip tata pemerintahan yang baik (good governance), transparan, dan mengacu pada peraturan perundangan yang berlaku.

Page 56: 04 SKN 2009

5.Penyelenggaraan

a.Penggalian Dana Penggalian dana :―pemerintah dilakukan melalui pajak umum,

pajak khusus, bantuan atau pinjaman yang tidak mengikat, serta berbagai sumber lainnya.

―swasta dihimpun dengan menerapkan prinsip kemitraan antara pemerintah dan masyarakat yang didukung dengan pemberian insentif.

―masyarakat dihimpun secara aktif oleh masyarakat sendiri atau dilakukan secara pasif dengan memanfaatkan berbagai dana yang sudah terkumpul di masyarakat.

―pelayanan kesehatan perorangan dilakukan dengan cara penggalian dan pengumpulan dana masyarakat dan didorong pada bentuk jaminan pemeliharaan kesehatan.

Page 57: 04 SKN 2009

b.Pengalokasian Dana ―Dana pemerintah dilakukan melalui perencanaan

anggaran dengan mengutamakan upaya kesehatan prioritas secara bertahap dan terus ditingkatkan jumlah pengalokasiannya sehingga sesuai dengan kebutuhan. Hal ini termasuk program bantuan sosial dari pemerintah untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu (Jamkesmas).

―Dana pemerintah untuk pembangunan kesehatan diarahkan untuk membiayai upaya kesehatan primer, sekunder, tersier dengan mengutamakan masyarakat rentan dan miskin, daerah terpencil, perbatasan, pulau-pulau terluar dan terdepan, serta yang tidak diminati swasta, termasuk program-program kesehatan yang mempunyai daya ungkit tinggi terhadap peningkatan Derajat Kesehatan Masyarakat.

―Dana untuk pelayanan kesehatan perorangan dilakukan melalui kepesertaan dalam jaminan pemeliharaan kesehatan yang diatur oleh pemerintah.

―Dana yang dihimpun dari masyarakat dilaksanakan berdasarkan asas gotong-royong sesuai dengan potensi dan kebutuhannya.

Page 58: 04 SKN 2009

c. Pembelanjaan ―Pemanfaatan dana kesehatan dilakukan dengan

memperhatikan aspek teknis maupun alokatif sesuai peruntukannya secara efisien dan efektif untuk terwujudnya pengelolaan pembiayaan kesehatan yang transparan, akuntabel, serta menerapkan prinsip penyelenggaraan tata pemerintahan yang baik (good governance).

―Pembelanjaan dana kesehatan diarahkan terutama melalui jaminan pemeliharaan kesehatan, baik yang bersifat wajib maupun sukarela serta dalam upaya peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan.

Page 59: 04 SKN 2009

PENDAHULUAN PENGERTIAN SKN MAKSUD DAN KEGUNAAN SKN LANDASAN SKN ASAS SKN DASAR SKN BENTUK POKOK SISTEM SKN TUJUAN SKN KEDUDUKAN SKN SUBSISTEM SKN SUBSISTEM UPAYA KESEHATAN SUBSISTEM PEMBIAYAAN KESEHATAN TATA HUBUNGAN ANTAR SUBSISTEM DAN

LINGKUNGANNYA CARA PENYELENGGARAAN SKN

Page 60: 04 SKN 2009

Lingkungan

Sediaan Farmasi

Alkes Makanan

Masukan Proses Luaran

PembiayaanKesehatan

Manajemen & Informasi

Kesehatan

SumberdayaManusia

Kesehatan

PemberdayaanMasyarakat

UpayaKesehatan

PembangunanKesehatan

Page 61: 04 SKN 2009

PENDAHULUAN PENGERTIAN SKN MAKSUD DAN KEGUNAAN SKN LANDASAN SKN ASAS SKN DASAR SKN BENTUK POKOK SKN TUJUAN SKN KEDUDUKAN SKN SUBSISTEM SKN SUBSISTEM UPAYA KESEHATAN SUBSISTEM PEMBIAYAAN KESEHATAN TATA HUBUNGAN ANTAR SUBSISTEM DAN

LINGKUNGANNYA CARA PENYELENGGARAAN SKN

Page 62: 04 SKN 2009

CARA PENYELENGGARAAN SKN Pemerintah dan masyarakat termasuk swasta bertanggung-jawab atas penyelenggaraan pembangunan kesehatan sesuai peran dan fungsinya masing-masing. Di sektor publik, SKN tidak bisa dijalankan hanya oleh Departemen Kesehatan atau Dinas yang mengurus kesehatan di daerah. Penyelenggaraan SKN dapat berjalan dengan baik apabila melibatkan, antara lain: – sektor pendidikan, – pembangunan fasilitas umum, – sektor pertanian, – sektor keuangan, – sektor perdagangan, – sektor keamanan, – sektor perikanan dan kelautan, dan – sektor terkait lainnya.

Page 63: 04 SKN 2009

Pelaku penyelenggaraan Pembangunan Kesehatan adalah:

1.Individu, keluarga, dan masyarakat yang meliputi tokoh masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, media massa, organisasi profesi, akademisi, praktisi, serta masyarakat luas, termasuk swasta yang berperan dalam advokasi, pengawasan sosial, dan penyelenggaraan berbagai pelayanan kesehatan sesuai dengan bidang keahlian dan kemampuan masing-masing.

2.Pemerintah, baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah berperan sebagai penanggung-jawab, penggerak, pelaksana, dan pembina pembangunan kesehatan dalam lingkup wilayah kerja dan kewenangan masing-masing. Untuk Pemerintah, peranan tersebut ditambah dengan menetapkan Kebijakan, Standar, Prosedur, dan Kriteria yang digunakan sebagai acuan dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan di daerah.

3.Badan Legislatif, baik di pusat maupun di daerah, yang berperan melakukan persetujuan anggaran dan pengawasan terhadap penyelenggaraan pembangunan kesehatan, melalui penyusunan produk-produk hukum dan mekanisme kemitraan antara eksekutif dan legislatif.

Page 64: 04 SKN 2009

4. Badan Yudikatif, termasuk kepolisian, kejaksaan dan kehakiman berperan menegakan pelaksanaan hukum dan peraturan perundangan yang berlaku di bidang kesehatan.

5. Sektor swasta yang memiliki atau mengembangkan industri kesehatan, seperti: industri farmasi, alat-alat kesehatan, jamu, makanan sehat, asuransi kesehatan, dan industri pada umumnya. Industri pada umumnya berperan besar dalam memungut iuran dari para pekerja dan menambah iuran yang menjadi kewajibannya.

6. Lembaga pendidikan, baik pada tingkat sekolah dasar sampai tingkat perguruan tinggi, baik milik publik maupun swasta. Sebagian besar masalah kesehatan berhubungan dengan perilaku dan pemahaman. Pendidikan memegang kunci untuk menyadarkan masyarakat akan berbagai risiko kesehatan dan peran masyarakat dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Page 65: 04 SKN 2009

KERJASAMA INTERNASIONAL

– SKN merupakan bagian dari sistem nasional, maka wajib berperan aktif sesuai dengan bidangnya guna mewujudkan tujuan SKN. Kewajiban berbagai sektor mencakup pemenuhan logistik yang diperlukan sebagai masukan dalam SKN, pemenuhan SDM dengan kompetensi yang sesuai, penyediaan insentif finansial dan non finansial, koordinasi penyelenggaraan, peniadaan atau pengurangan bahan-bahan ataupun kondisi yang dapat menimbulkan risiko kesehatan, dan peran lainnya yang berkembang sesuai perubahan lingkungan strategis.

– Para pelaku SKN berkewajiban mengembangkan diri agar mampu berperan di tingkat internasional dalam rangka menjaga agar SKN dapat berjalan dengan baik. Perubahan lingkungan strategis regional maupun global dapat mengancam keberhasilan SKN.

Page 66: 04 SKN 2009

SKN

Sistem Kesehatan Negara lain

Sistem Kesehatan Negara lain

Sistem Kesehatan Negara lain Sistem

Kesehatan Negara lain

Health for all

Page 67: 04 SKN 2009

LAMPIRAN

Page 68: 04 SKN 2009

Tujuan Nasio

nal

Derkes mas yg setinggi

tingginya

RPJPK & SKN

Paradigma Nasional(Pancasila, UUD 45, Wasantara, Tannas)

UU 23/1992 Kesehatan, UU 17/2007 RPJPN

Alur Pikir Rencana Pembangunan Kesehatan &

Sistem Kesehatan Nasional

Kondisi sat ini Derkesmas rendah

Masalah mendasar Bangkes― Ketidakpastian

Hukum― Perilaku

masyarakat buruk― Lingkungan buruk― Rawan pangan &

Rawan Gizi― Akses pelayanan

publik buruk― Sumberdata kes

terbatas

Lingkungan strategisIdeologi, Politik,

EkSosBud, Hankam

Global, Regional, Nasional, Lokal

Peluang, Kendala

Rakyat Sehat

Produktif

Page 69: 04 SKN 2009

GAMBARAN UNSUR-UNSUR PEMBANGUNAN KESEHATAN & SUBSISTEM SKNSERTA TATA HUBUNGANNYA

DAN LINGKUNGAN STRATEGIS YANG MEMPENGARUHI SKN

Fundamen Moral :

KemanusiaanPenelitian & Pengembangan

Kesehatan

Perubahan Sosial Budaya

Lingkungan Sehat Manajemen

Kesehatan

Pemberdayaan Masyarakat

Upaya Kesehatan

Derajat Kesehatan Masyarakat

Sumberdaya Kesehatan

LingkunganEkonomi

LingkunganSosial, Agama

& Budaya

LingkunganIlmu & Teknologi

LingkunganFisik & Biologi

LingkunganPolitik & Hukum

Catatan : 1) Meliputi : Penelitian & Pengembangan Kesehatan2) Meliputi : Pembiayaan Kesehatan, SDM Kesehatan, Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan & Makanan3) Meliputi : Manajemen & Informasi Kesehatan

Page 70: 04 SKN 2009

PENDAHULUAN PENGERTIAN SKN MAKSUD DAN KEGUNAAN SKN LANDASAN SKN ASAS SKN DASAR SKN BENTUK POKOK SKN TUJUAN SKN KEDUDUKAN SKN SUBSISTEM SKN SUBSISTEM UPAYA KESEHATAN SUBSISTEM PEMBIAYAAN KESEHATAN TATA HUBUNGAN ANTAR SUBSISTEM DAN

LINGKUNGANNYA CARA PENYELENGGARAAN SKN

Page 71: 04 SKN 2009

1. Departemen Kesehatan RI ; Sistem Kesehatan Nasional ; Jakarta , 1984, 1991 , 2004, 2009.

Kepustakaan