2
CONTEXTUAL STRATEGY Oleh:Muhammad Zaini Rabu, 13 Mei 2015 05:55 Muhammad Zaini—Berpikir serius untuk sebuah kemajuan mamang memerlukan stamina dan energi untuk selalu “ ght”. Tidak cukup hanya berhenti puas dengan ilmu yang dimiliki, t diperlukan pengalaman, semangat bergandeng erat, membuka diri untuk saling berbagi, memahami makna silaturrahim dan lain-lain. Konsep ATM (amati, tiru, modi kasi) barangkali bagian dari kata kunci untuk melahirkan kemajuan dengan cepat. Mengamati adalah memerlukan kecerdasan “visual-spasial” untuk melihat keadaan dengan cermat dan teliti. Meniru juga tidak kalah penting yang memerluka “kecerdasan arti sial” ( arti cial intelligence ) yaitu kemampuan meniru cara berpikir dan penalaran seseorang berdasarkan situasi yang dibaca secara kontekstual. Sedangkan modi kasi adalah kemampuan menerjemahkan apa yang kita lihat menjadi sesuatu yang memiliki nilai baru dan deferensiatif. Modi kasi diperlukan ketertataan maindset, c pandang dan kreati tas tinggi, sehingga tindakan dari hasil sebuah pengamatan dapat melahirkan sesuatu yang baru dan lebih menarik “nicer than imitated”. Mengapa Professor Imam Robandi dalam setiap event bersama beliau selalu ada pertanyaan sederhana yang terkadang tidak dipahami oleh banyak orang? bahkan beliau menyempatkan “call” hanya untuk bertanya, apa yang dapat dilihat dari kegiatan yang telah diikuti?”. berkesempatan bersama beliau, berkali-kali beliau menanyakan peristiwa yang telah berlangsung dalam bentuk “pertanyaan” dan “evaluasi” yang disampaikan secara natural. Saya terkadang juga bertanya-tanya dan tidak “pede” atas jawaban yang saya sampaikan sec sepontanitas. Saya pun menjawab pertanyaan beliau dengan “apa adanya” dan karena Professor yang bertanya, saya berusaha menunjukkan keseriusan. Tetapi setiap menyampaikan respon atas pertanyaan yang dilontarkan oleh beliau, ternyata beliau juga tidak terlalu mempersoalkan, apakah jawaban saya tepat atau tidak. Saya akhirnya menyimpulkan, bahwa Professor Imam Robandi sedang menguji bahkan mungkin cara beliau untuk mengukur kemampuan daya serap dan ketajaman seseorang terhadap apa yang telah dilihat. Ketika melihat sesuatu dengan menggunakan konsep ATM, maka tiga kecerdasan di atas aktif secara bersamaan kerana ada dialektika antara objek dan dirinya sebagai subjek di dalam melihat realitas untuk diterapkan sebagai salah satu strategi pengembangan. Datang untuk sebuah acara dalam bentuk apapun, bukan masalah sekadar “nimbrung” tanpa nilai, namun semua itu harus dimaknai sebagai upaya menyerap dan melihat demi datangnya sebuah inspirasi.

[1] Contextual Strategy

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Contextual Strategy

Citation preview

CONTEXTUAL STRATEGYOleh:Muhammad ZainiRabu, 13 Mei 201505:55

Muhammad ZainiBerpikir serius untuk sebuah kemajuan mamang memerlukan stamina dan energi untuk selalu fight. Tidak cukup hanya berhenti puas dengan ilmu yang dimiliki, tetapi diperlukan pengalaman, semangat bergandeng erat, membuka diri untuk saling berbagi, memahami makna silaturrahim dan lain-lain.Konsep ATM (amati, tiru, modifikasi) barangkali bagian dari kata kunci untuk melahirkan kemajuan dengan cepat. Mengamati adalah memerlukan kecerdasan visual-spasial untuk melihat keadaan dengan cermat dan teliti. Meniru juga tidak kalah penting yang memerlukan kecerdasan artifisial (artificial intelligence) yaitu kemampuan meniru cara berpikir dan penalaran seseorang berdasarkan situasi yang dibaca secara kontekstual.Sedangkan modifikasi adalah kemampuan menerjemahkan apa yang kita lihat menjadi sesuatu yang memiliki nilai baru dan deferensiatif. Modifikasi diperlukan ketertataan maindset, cara pandang dan kreatifitas tinggi, sehingga tindakan dari hasil sebuah pengamatan dapat melahirkan sesuatu yang baru dan lebih menarik nicer than imitated.Mengapa Professor Imam Robandi dalam setiap event bersama beliau selalu ada pertanyaan sederhana yang terkadang tidak dipahami oleh banyak orang? bahkan beliau menyempatkan call hanya untuk bertanya, apa yang dapat dilihat dari kegiatan yang telah diikuti?. Setiap saya berkesempatan bersama beliau, berkali-kali beliau menanyakan peristiwa yang telah berlangsung dalam bentuk pertanyaan dan evaluasi yang disampaikan secara natural.Saya terkadang juga bertanya-tanya dan tidak pede atas jawaban yang saya sampaikan secara sepontanitas. Saya pun menjawab pertanyaan beliau dengan apa adanya dan karena Professor yang bertanya, saya berusaha menunjukkan keseriusan. Tetapi setiap menyampaikan respon atas pertanyaan yang dilontarkan oleh beliau, ternyata beliau juga tidak terlalu mempersoalkan, apakah jawaban saya tepat atau tidak. Saya akhirnya menyimpulkan, bahwa Professor Imam Robandi sedang menguji bahkan mungkin cara beliau untuk mengukur kemampuan daya serap dan ketajaman seseorang terhadap apa yang telah dilihat.Ketika melihat sesuatu dengan menggunakan konsep ATM, maka tiga kecerdasan di atas aktif secara bersamaan kerana ada dialektika antara objek dan dirinya sebagai subjek di dalam melihat realitas untuk diterapkan sebagai salah satu strategi pengembangan. Datang untuk sebuah acara dalam bentuk apapun, bukan masalah sekadar nimbrung tanpa nilai, namun semua itu harus dimaknai sebagai upaya menyerap dan melihat demi datangnya sebuah inspirasi.Persoalannya adalah terletak pada cara pandang dan ketajaman memaknai yang harus selalu terasah dengan baik. Secara analogis, hampir serupa dengan pola pembelajaran yang banyak berlangsung di sekolah-sekolah. Jika pembelajaran itu hanya sekadar berhenti pada trensfer of knowledge tanpa diimbangi dengan contextual learning yang menitikberatkan pada praktik dan keterlibatan peserta didik langsung menyatu menyaksikan realitas-realitas, maka tingkat kebermaknaannya juga pasti rendah.Namun sebaliknya, andaikan pembelajaran berlangsung interaktif dan menyajikan banyak hal dengan kekayaan khazanah pengalaman dan ilmu yang disertai dengan kemampuan eksplorasi yang cukup kuat, maka pembelajaran itu akan sangat valuable. Demikian juga ketika melihat sesuatu dengan menggunakan cara padang ATM. Tanpa disadari sesungguhnya kita sedang menerapkan contextual strategy untuk sebuah percepatan dan pertumbuhan. Selamat membaca!