2
LOGIKA DAN RASA Oleh:Muhammad Zaini Kamis, 14 Mei 2015 00:13 UstadzahRiezka Rachma Fauziah Ketika seseorang dihadapkan pada sekelumit permasalahan, entah masalah pribadi, masalah pekerjaan, atau permasalahan dalam bentuk apapun. Kita dituntut mampu mencerna masalah itu baik-baik sebelum mengambil langkah dalam memecahkannya. Sedikit bercerita kisah lalat dan semut. Suatu ketika ada seekor la terperangkap dalam ruangan yang tertutup rapat. Hanya ada sedikit fentilasi. Lalat berus keluar ruangan melalui kaca jendela, berulang kali ia berusaha menerjang kaca jendela na usahanya sia-sia. Dan pada akhirnya ia jatuh ke lantai. Beberapa menit kemudian muncul segerombolan semut. Melihat lalat yang terkulai lemas membuat semut bersemangat untuk menjadikan lalat sebagai santapannya. Coba telaah baik-baik kisah tersebut. Kenapa lalat bisa terkulai lemas bahkan menjadi sa semut, padahal ia telah berusaha membebaskan diri agar bisa keluar dari ruangan. Apa yang salah dari usaha lalat membebaskan diri? Dia berusaha sekuat tenaga menerjang kaca jende Sekali gagal, dicoba lagi dengan cara yang sama, gagal lagi, dan pada akhirnya ia tak be Logikanya, jika kaca jendela terus menerus diterjang tidak akan membuahkan hasil, mengin ukuran tubuh lalat jauh lebih kecil dari pada jendela. Mau dia usaha berjuta-juta kali p Tapi jika lalat mau berpikir, menelusuri seluruh sudut ruangan mungkin akan menemukan ca lain, bisa keluar melalui fentilasi udara, atau celah yang lainnya. Ini hanya sekadar analogi yang saya buat. Dalam dunia nyata, ketika kita dihadapkan dalam suatu permasalahan. Apakah kita langsung menelan mentah-mentah permasalahan tersebut dan menunculkan statement bahwa masalah ini tidak bisa dipecahkan. Siapa bilang? Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Tinggal berpikir dan berusaha.Lelah memang, bahkan tak jarang membuat kita pusing. Namun dari setiap permasalahan tentu akan ada jalan keluarnya. Jika cara satu gagal, kita masih pun yang lain. Hidup ini memang akan memunculkan beragam masalah, namun jika kita jeli dalam menelaah tiap-tiap masalah kita mampu memecahkan satu per satu masalah tersebut. Lucunya jika ada statement “Anda belum pernah menjadi saya, Anda tidak tahu bagaimana rasanya menjadi saya, diperlakukan seperti ini, itu, bla..bla..bla..dan seterusnya.” Kit dalam dunia realita, bukan main perasaan. Mengandalkan perasaan saja tanpa logika hasiln nol. Dan mengandalkan logika saja tanpa melihat perasaan sama dengan ego. Lantas bagaimana? Harus ada suatu kesinambungan antara logika dan perasaan. Kita tidak bisa berpihak hanya pada satu sisi, tapi kita memandang keduanya. Perasaan orang satu dengan yang lainnya tidak akan pernah sama, dan logika orang satu dengan yang lainnya juga tida sama. Maka diperlukan pemikiran yang jernih, saling menerima dan memberi pendapat take and give diantara keduanya dan harus terjalin dengan baik. Mungkin saking penatnya pikiran ki

[1] LOGIKA DAN RASA.docx

Embed Size (px)

DESCRIPTION

rasa

Citation preview

LOGIKA DAN RASAOleh:Muhammad ZainiKamis, 14 Mei 201500:13

UstadzahRiezka Rachma FauziahKetika seseorang dihadapkan pada sekelumit permasalahan, entah masalah pribadi, masalah pekerjaan, atau permasalahan dalam bentuk apapun. Kita dituntut mampu mencerna masalah itu baik-baik sebelum mengambil langkah dalam memecahkannya. Sedikit bercerita kisah lalat dan semut. Suatu ketika ada seekor lalat terperangkap dalam ruangan yang tertutup rapat. Hanya ada sedikit fentilasi. Lalat berusaha keluar ruangan melalui kaca jendela, berulang kali ia berusaha menerjang kaca jendela namun usahanya sia-sia. Dan pada akhirnya ia jatuh ke lantai. Beberapa menit kemudian muncul segerombolan semut. Melihat lalat yang terkulai lemas membuat semut bersemangat untuk menjadikan lalat sebagai santapannya.Coba telaah baik-baik kisah tersebut. Kenapa lalat bisa terkulai lemas bahkan menjadi santapan semut, padahal ia telah berusaha membebaskan diri agar bisa keluar dari ruangan. Apa yang salah dari usaha lalat membebaskan diri? Dia berusaha sekuat tenaga menerjang kaca jendela. Sekali gagal, dicoba lagi dengan cara yang sama, gagal lagi, dan pada akhirnya ia tak berdaya. Logikanya, jika kaca jendela terus menerus diterjang tidak akan membuahkan hasil, mengingat ukuran tubuh lalat jauh lebih kecil dari pada jendela. Mau dia usaha berjuta-juta kali pun sia-sia. Tapi jika lalat mau berpikir, menelusuri seluruh sudut ruangan mungkin akan menemukan cara lain, bisa keluar melalui fentilasi udara, atau celah yang lainnya.Ini hanya sekadar analogi yang saya buat.Dalam dunia nyata, ketika kita dihadapkan dalam suatu permasalahan. Apakah kita langsung menelan mentah-mentah permasalahan tersebut dan menunculkanstatementbahwa masalah ini tidak bisa dipecahkan. Siapa bilang? Tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini. Tinggal kita mau berpikir dan berusaha.Lelah memang, bahkan tak jarang membuat kita pusing. Namun dari setiap permasalahan tentu akan ada jalan keluarnya. Jika cara satu gagal, kita masih punya cara yang lain. Hidup ini memang akan memunculkan beragam masalah, namun jika kita jeli dalam menelaah tiap-tiap masalah kita mampu memecahkan satu per satu masalah tersebut.Lucunya jika adastatementAnda belum pernah menjadi saya, Anda tidak tahu bagaimana rasanya menjadi saya, diperlakukan seperti ini, itu, bla..bla..bla..dan seterusnya. Kita hidup dalam dunia realita, bukan main perasaan. Mengandalkan perasaan saja tanpa logika hasilnya nol. Dan mengandalkan logika saja tanpa melihat perasaan sama dengan ego. Lantas bagaimana? Harus ada suatu kesinambungan antara logika dan perasaan. Kita tidak bisa berpihak hanya pada satu sisi, tapi kita memandang keduanya. Perasaan orang satu dengan yang lainnya tidak akan pernah sama, dan logika orang satu dengan yang lainnya juga tidak sama. Maka diperlukan pemikiran yang jernih, saling menerima dan memberi pendapattake and givediantara keduanya dan harus terjalin dengan baik. Mungkin saking penatnya pikiran kita, dengan permasalahan yang berjubel dalam otak kita mulai dari A sampai Z. Membuat kita sensitif, merasa ini yang benar dan ini salah, bahkan tak jarang lepas kontrol hingga terjadi kekerasan verbal, terjadi kesalahpahaman dalam menafsirkan, perlulah kita melakukan klarifikasi guna meluruskan permasalahan yang ada agar tidak melebar luas sehingga memunculkan kesenjangan. Saling menerima segala keputusan, saran, atau bahkan kritikan sekali pun guna menjadikan kita orang yang lebih baik.Sulit memang ketika kita dihadapkan dalam situasi demikian. Namun, jika kita terus berpikir positif saya rasa tidak ada yang sulit. Tinggal kita mau atau tidak belajar berpikir rasional, positif, saling menghargai, dan mengedepankan kejujuran. Semoga kita semuadapat menjadi lebih baik lagi, termasuk saya sendiri yang masihtergolong muda, mungkin belum begitu banyak makan asam garam kehidupan. Membuat kita jauh lebih bersemangat mewujudkan cita-cita mulia yang nantinya akan kita menuai hasil yang positif pula.