23
6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tanaman Melati (Jasminum sambac Ait.) Melati (Jasminum sambac Ait.) diduga berasal dari India, melati putih pertama kali dibudidayakan di Inggris pada tahun 1665. Terdapat 200 jenis melati yang telah diidentifikasi oleh para ahli botani dan baru sekitar 9 jenis melati yang umum dibudidayakan yaitu melati hutan (J. multiflorum), melati raja (J. rex), melati cablanca (J. officinale), J. revotulum, J. mensy, J. parkery, melati australia (J. simplicifolium), melati hibrida dan melati (J. sambac) (Rukmana, 1997). Melati dikenal dengan beberapa nama di berbagai daerah antara lain yaitu Jasminum sambac Ait. sebagai nama ilmiah, malati (Sunda); melati, menur (Jawa); malur, merul (Batak); puti, bunga manor (Ambon); maluru (Makasar) dan nama asing yaitu jasmine (Inggris); mo li hua (Cina) (Hieronymus, 2013). Gambar 1. Tanaman Melati (Jasminum sambac Ait.) (Dokumen Pribadi)

1. Tanaman Melati (Jasminum sambac Ait. - abstrak.uns.ac.id · 8 setiap buku. Batangnya berwarna coklat, berkayu berbentuk bulat sampai segi empat, berbuku-buku dan bercabang banyak

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 1. Tanaman Melati (Jasminum sambac Ait. - abstrak.uns.ac.id · 8 setiap buku. Batangnya berwarna coklat, berkayu berbentuk bulat sampai segi empat, berbuku-buku dan bercabang banyak

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Tanaman Melati (Jasminum sambac Ait.)

Melati (Jasminum sambac Ait.) diduga berasal dari India, melati putih

pertama kali dibudidayakan di Inggris pada tahun 1665. Terdapat 200 jenis melati

yang telah diidentifikasi oleh para ahli botani dan baru sekitar 9 jenis melati yang

umum dibudidayakan yaitu melati hutan (J. multiflorum), melati raja (J. rex),

melati cablanca (J. officinale), J. revotulum, J. mensy, J. parkery, melati australia

(J. simplicifolium), melati hibrida dan melati (J. sambac) (Rukmana, 1997).

Melati dikenal dengan beberapa nama di berbagai daerah antara lain yaitu

Jasminum sambac Ait. sebagai nama ilmiah, malati (Sunda); melati, menur

(Jawa); malur, merul (Batak); puti, bunga manor (Ambon); maluru (Makasar) dan

nama asing yaitu jasmine (Inggris); mo li hua (Cina) (Hieronymus, 2013).

Gambar 1. Tanaman Melati (Jasminum sambac Ait.) (Dokumen Pribadi)

Page 2: 1. Tanaman Melati (Jasminum sambac Ait. - abstrak.uns.ac.id · 8 setiap buku. Batangnya berwarna coklat, berkayu berbentuk bulat sampai segi empat, berbuku-buku dan bercabang banyak

7

a. Klasifikasi

Klasifikasi tanaman melati (J.sambac Ait) menurut Tjitrosoepomo (2005)

adalah :

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dycotyledonae

Ordo : Oleales

Famili : Oleaceae

Genus : Jasminum

Spesies : Jasminum sambac (L) W. Ait

b. Morfologi tanaman melati (J. sambac Ait.)

Melati adalah tanaman perdu dengan tinggi tanaman sekitar 0,3-3 m.

Tanaman melati termasuk family Oleaceae, tumbuh lebih dari setahun (perennial)

dan bersifat merambat. Bunga melati berbentuk terompet dengan warna bervariasi

terantung pada jenis dan spesiesnya. Umumnya bunga melati tumbuh di ujung

tanaman. Susunan mahkota bunga tunggal atau ganda (bertumpuk), beraroma

harum tetapi ada beberapa jenis melati tidak memiliki aroma (Hieronymus, 2013).

Daun melati bertangkai pendek dengan helaian berbentuk bulat telur.

Panjang daun 2,5-10 cm dan lebarnya 1,5-6 cm. Ujung daun runcing, pangkal

membulat, tepi daun rata, tulang daun menyirip, menonjol pada permukaan bawah

dan permukaan daun hijau mengkilap. Letak duduk daun berhadap-hadapan pada

Page 3: 1. Tanaman Melati (Jasminum sambac Ait. - abstrak.uns.ac.id · 8 setiap buku. Batangnya berwarna coklat, berkayu berbentuk bulat sampai segi empat, berbuku-buku dan bercabang banyak

8

setiap buku. Batangnya berwarna coklat, berkayu berbentuk bulat sampai segi

empat, berbuku-buku dan bercabang banyak seolah-olah merumpun ( Eren, 2013).

Sistem perakaran tanaman melati adalah akar tunggang dan bercabang

yang menyebar ke semua arah dengan kedalaman 40-80 cm dari akar yang

terletak dekat permukaan tanah. Akar melati dapat menumbuhkan tunas atau cikal

bakal tanaman baru (Hieronymus, 2013).

Melati dapat tumbuh dengan baik di daerah dataran rendah maupun

dataran tinggi hingga ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut. Perbanyakan

tanaman melati dapat dilakukan dengan stek batang atau cangkok. Budidaya

melati menghendaki media tanam yang mengandung bahan organik tinggi.

Tanaman melati tidak memerlukan perlakuan khusus pada proses

pembungaannya. Melati banyak dimanfaatkan sebagai komponen taman,

rangkaian bunga untuk pengantin, ritual adat, bunga tabur, campuran teh atau

diambil minyak atsirinya sebagai bahan baku parfum. Selain itu, tanaman ini juga

dimanfaatkan sebagai obat tradisional karena pengaruh dari senyawa kimia dan

efek farmakologi yang dihasilkan (Endah, 2002).

c. Kandungan kimia dan efek farmakologi

Melati mengandung senyawa kimia yang sangat besar manfaatnya.

Kandungan senyawa kimia pada bunga dan daun melati menimbulkan rasa manis,

pedas dan bersifat sejuk. Sementara akarnya mempunyai rasa pedas, manis dan

agak beracun (Arief dan Anggoro, 2008). Skrinning fitokimia yang dilakukan oleh

Rastogi dan Mehrotra (1989) melaporkan adanya kandungan indole, eugenol,

Page 4: 1. Tanaman Melati (Jasminum sambac Ait. - abstrak.uns.ac.id · 8 setiap buku. Batangnya berwarna coklat, berkayu berbentuk bulat sampai segi empat, berbuku-buku dan bercabang banyak

9

linalool dan senyawa aktif lainnya pada bunga melati. Kandungan senyawa aktif

bunga melati disajikan pada tabel 1.

Tabel 1. Skrining fitokimia bunga melati (J. sambac Ait.)

No. Senyawa Tingkat Kepolaran

Nonpolar Semipolar Polar

1. 3-hexenol +

2. 2-vinylpridine +

3. Indol + + +

4. Myrcene + +

5. Geranyl linalool +

6. Alpha terphenol +

7. Beta terpenol +

8. Linalyl acetate +

9. Nerolidol +

10. Phytol +

11. Isophytol +

12. Farsenol +

13. Eugenol + + +

14. Benzyl alcohol

15. Methyl benzoate + + +

16. Benzyl cyanide + + +

17. Benzyl acetat + + +

18. Methyl anilate +

19. Cis-jasmone +

20. Methyl N-mthylantheranilate +

21. Vanilin +

22. Cis-hexenylbenzoate +

23. Asam benzoate +

24. Mthylpalmitate +

25. Mthyl linoleat +

26. 8,9-dihydrojasminin +

27. Linalool +

Sumber : Rastogi dan Mehrotra (1989)

Bunga melati mempunyai banyak manfaat dalam bidang kesehatan. Efek

farmakologis bunga melati di antaranya sebagai obat diare, influenza, jerawat,

biduran, bengkak digigit binatang, cacingan, demam, sakit gigi, radang mata

merah dan sesak napas (Eren, 2013). Bunga melati menghasilkan pigmen kuning

yang berperan aktif dalam memperbaiki metabolisme dan jaringan dalam tubuh

Page 5: 1. Tanaman Melati (Jasminum sambac Ait. - abstrak.uns.ac.id · 8 setiap buku. Batangnya berwarna coklat, berkayu berbentuk bulat sampai segi empat, berbuku-buku dan bercabang banyak

10

termasuk kulit (Rahardja dan Tjay, 2002). Berbagai khasiat yang diperoleh dari

bunga melati tersebut disebabkan keberadaan sejumlah senyawa aktif yang dapat

diperoleh melalui proses ekstraksi.

Kandungan komponen terbesar dari minyak bunga melati yaitu indole.

Indole adalah senyawa heterosiklik yang tersusun atas cincin benzena dengan cincin

pirola pada posisi C-2 dan C-3. Cincin indole antara lain ditemukan pada triptofan,

triptamina, serotonin. Indole adalah komponen populer wewangian dan prekursor

untuk obat-obatan. Senyawa yang mengandung cincin indole disebut indoles

(Lestari dkk, 2007).

Gambar 2. Struktur Indole

Indole merupakan senyawa alkaloid yang memiliki aktivitas antikanker.

Mekanisme kerja alkaloid sebagai antikanker adalah dengan mengikat tubuli dan

menghambat pembentukan komponen mikrotubuli pada kumparan mitosis

sehingga metafase berhenti (Siswandono dan Soekardjo, 1995). Turunan indolin-

2-on dilaporkan menunjukkan bioaktivitas sebagai anti kanker. 4,6-Dibromo-3-

hidroksi-3-(2-oksopropil)indolin-2-on yang diisolasi dari Amathia convolute

menghambat pertumbuhan sel leukemia HL-60 dengan sebesar 12,5-25

μg/mL; maremycin-B dan maremycin-C yang diisolasi dari Streptomyces sp.

sitotoksik terhadap sel kanker serviks HeLa dengan sebesar 50 μg/mL.

(Peddibhotla, 2009).

Page 6: 1. Tanaman Melati (Jasminum sambac Ait. - abstrak.uns.ac.id · 8 setiap buku. Batangnya berwarna coklat, berkayu berbentuk bulat sampai segi empat, berbuku-buku dan bercabang banyak

11

2. Simplisia dan Ekstrak

a. Simplisia

Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang

belum mengalami pengolahan apapun dan kecuali dinyatakan lain, berupa bahan

alam yang dikeringkan. Simplisia dibedakan menjadi simplisia nabati, simplisia

hewani dan simplisia pelikan (mineral). Simplisia nabati adalah simplisia yang

berupa tanaman utuh, bagian tanaman tertentu atau eksudat tanaman. Simplisia

nabati harus bebas dari serangga, fragmen hewan atau kotoran hewan; tidak boleh

menyimpang bau dan warnanya; tidak boleh mengandung lendir dan cendawan,

atau menunjukkan tanda-tanda pengotoran lain; tidak boleh mengandung bahan

lain yang beracun atau berbahaya. Jika dalam beberapa hal khusus ada sedikit

penyimpangan dari beberapa ketentuan mengenai morfologik dan mikroskopik

yang tertera dalam Materia Medika Indonesia, sedangkan semua persyaratan lain

dipenuhi maka simplisia yang bersangkutan dapat dianggap memenuhi

persyaratan Materia Medika Indonesia (Depkes, 1995).

Materia Medika Indonesia berlaku sebagai pedoman untuk simplisia yang

akan dipergunakan untuk keperluan pengobatan, tetapi tidak berlaku bagi bahan

yang dipergunakan untuk keperluan lain yang dijual dengan nama yang sama.

Namun simplisia nabati secara umum merupakan produk hasil pertanian

tumbuhan obat setelah melalui proses pasca panen dan proses preparasi secara

sederhana menjadi bentuk produk kefarmasian yang siap dipakai atau siap

diproses selanjutnya, yaitu (Depkes, 2000) :

Page 7: 1. Tanaman Melati (Jasminum sambac Ait. - abstrak.uns.ac.id · 8 setiap buku. Batangnya berwarna coklat, berkayu berbentuk bulat sampai segi empat, berbuku-buku dan bercabang banyak

12

a. Siap dipakai dalam bentuk serbuk halus untuk diseduh sebelum diminum

(jamu).

b. Siap dipakai untuk dicacah dan digodok sebagai jamu godokan (infus).

c. Diproses selanjutnya untuk dijadikan produk sediaan farmasi lain yang

umumnya melalui proses ekstraksi, separasi dan pemurnian, yaitu menjadi

ekstrak, fraksi atau bahan isolat senyawa murni.

b. Ekstrak

Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi

senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut

yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau

serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah

ditetapkan. Sebagian besar ekstrak dibuat dengan mengekstraksi bahan baku obat

secara perkolasi. Seluruh perkolat biasanya dipekatkan secara destilasi dengan

pengurangan tekanan, agar bahan sesedikit mungkin terkena panas (Depkes,

2000).

Ekstraksi merupakan suatu proses penarikan komponen senyawa yang

diinginkan dari suatu bahan dengan cara pemisahan satu atau lebih komponen dari

suatu bahan yang merupakan sumber komponennya. Pada umumnya ekstraksi

akan semakin baik bila permukaan serbuk simplisia yang bersentuhan dengan

pelarut semakin luas. Dengan demikian, semakin halus serbuk simplisia maka

akan semakin baik ekstraksinya. Selain luas bidang, ekstraksi juga dipengaruhi

oleh sifat fisik dan kimia simplisia yang bersangkutan (Agoes, 2007).

Page 8: 1. Tanaman Melati (Jasminum sambac Ait. - abstrak.uns.ac.id · 8 setiap buku. Batangnya berwarna coklat, berkayu berbentuk bulat sampai segi empat, berbuku-buku dan bercabang banyak

13

Proses pemisahan senyawa dari simplisia dilakukan dengan menggunakan

pelarut tertentu sesuai dengan sifat senyawa yang akan dipisahkan. Pemisahan

senyawa berdasarkan kaidah like dissolved like yang artinya suatu senyawa akan

larut dalam pelarut yang sama tingkat kepolarannya. Bahan dan senyawa kimia

akan mudah larut pada pelarut yang relatif sama kepolarannya. Kepolaran suatu

pelarut ditentukan oleh besar konstanta dieletriknya, yaitu semakin besar nilai

konstanta dielektrik suatu pelarut maka polaritasnya semakin besar. Menurut

Agoes (2007) beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam pemilihan pelarut

antara lain:

1. Selektifitas, yaitu pelarut hanya melarutkan komponen target yang diinginkan

dan bukan komponen lain.

2. Kelarutan, yaitu kemampuan pelarut untuk melarutkan ekstrak yang lebih besar

dengan sedikit pelarut.

3. Toksisitas, yaitu pelarut tidak beracun.

4. Penguapan, yaitu pelarut yang digunakan mudah diuapkan.

5. Ekonomis, yaitu harga pelarut relatif murah.

Senyawa aktif yang terdapat dalam berbagai simplisia dapat digolongkan

ke dalam golongan minyak atsiri, alkaloid, flavonoid dan lain-lain. Struktur kimia

yang berbeda-beda akan mempengaruhi kelarutan serta stabilitas senyawa-

senyawa tersebut terhadap pemanasan, udara, cahaya, logam berat dan derajat

keasaman. Dengan diketahuinya senyawa aktif yang dikandung simplisia akan

mempermudah pemilihan pelarut dan cara ekstraksi yang tepat. Ekstraksi dengan

menggunakan pelarut dibedakan menjadi dua golongan, yakni cara dingin dan

Page 9: 1. Tanaman Melati (Jasminum sambac Ait. - abstrak.uns.ac.id · 8 setiap buku. Batangnya berwarna coklat, berkayu berbentuk bulat sampai segi empat, berbuku-buku dan bercabang banyak

14

cara panas yang didasarkan pada kestabilan senyawa kimia dalam simplisia.

Metode ekstraksi yang dipakai pada penelitian ini adalah ekstraksi cara dingin

yaitu maserasi.

Maserasi adalah proses ekstraksi simplisia menggunakan pelarut dengan

beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan (suhu

kamar). Secara teknologi termasuk ekstraksi dengan prinsip metode pencapaian

konsentrasi pada keseimbangan. Maserasi kinetik berarti dilakukan pengadukan

yang kontinyu (terus-menerus). Remaserasi berarti dilakukan pengulangan

penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat pertama dan

seterusnya (Agoes, 2007).

Pada proses maserasi ini pelarut akan menembus dinding sel sehingga

dapat masuk ke dalam rongga dan senyawa bioaktif akan larut, karena prinsip

kerja metode ekstraksi dengan maserasi ini adalah terjadi kontak langsung antara

bahan yang di ekstrak dengan pelarut pada waktu tertentu kemudian diikuti

dengan pemisahan dari bahan yang telah diekstrak (Rohman dan Gholib, 2009).

3. Uji Toksisitas Metode BSLT

Untuk skrining dan fraksionisasi fisiologi aktif dari ekstrak tanaman dapat

dilakukan uji standar toksisitas akut (jangka pendek). Suatu metode yang

digunakan secara luas dalam penelitian bahan alam untuk maksud tersebut adalah

Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Brine Shrimp Lethality Test (BSLT)

merupakan salah satu metode untuk menguji bahan-bahan yang bersifat toksik

dan digunakan sebagai suatu bioassay yang pertama untuk penelitian bahan alam.

Metode ini menggunakan larva Artemia salina Leach sebagai hewan coba. Uji

Page 10: 1. Tanaman Melati (Jasminum sambac Ait. - abstrak.uns.ac.id · 8 setiap buku. Batangnya berwarna coklat, berkayu berbentuk bulat sampai segi empat, berbuku-buku dan bercabang banyak

15

toksisitas dengan metode BSLT ini merupakan uji toksisitas dimana efek toksik

dari suatu senyawa ditentukan dalam waktu singkat, yaitu rentang waktu selama

24 jam setelah pemberian dosis uji. (Meyer et al., 1982).

Dengan berdasarkan pada pemikiran bahwa efek farmakologi adalah

toksikologi sederhana pada dosis yang rendah dan sebagian besar senyawa

antitumor adalah sitotoksik, maka BSLT dapat digunakan sebagai uji

pendahuluan senyawa anti tumor. Senyawa yang mempunyai kemampuan

membunuh larva udang diperkirakan juga mempunyai kemampuan membunuh sel

kanker dalam kultur sel (McLaughlin, 1991).

Pengujian ini adalah pengujian letalitas yang sederhana dan tidak spesifik

untuk aktifitas tumor, tetapi merupakan indikator toksisitas yang baik dan

menunjukkan korelasi yang kuat dengan pengujian anti tumor yang lainnya seperti

uji sitotoksisitas dan uji leukemia tikus. Karena kesederhanaan prosedur

pengerjaan, menjadikan BSLT sebagai uji hayati pendahuluan untuk aktivitas anti

tumor yang sesuai dan dapat dilakukan secara rutin di laboraturium dengan

fasilitas sederhana (McLaughlin, 1991).

Metode BSLT juga digunakan untuk mendeteksi keberadaan senyawa

toksik dalam proses isolasi senyawa dari bahan alam yang berefek sitotoksik

dengan menentukan harga dari senyawa aktif. Metode BSLT dapat

digunakan untuk system uji seperti pestisida, mitotoksin, polutan, anastetik,

komponen seperti morfin, karsinogenik dan ketoksikan dari hewan dan tumbuhan

laut serta senyawa beracun dari tumbuhan darat (McLaughlin, 1991).

Page 11: 1. Tanaman Melati (Jasminum sambac Ait. - abstrak.uns.ac.id · 8 setiap buku. Batangnya berwarna coklat, berkayu berbentuk bulat sampai segi empat, berbuku-buku dan bercabang banyak

16

Nilai merupakan nilai yang menunjukkan besarnya konsentrasi suatu

bahan uji yang dapat menyebabkan 50% kematian jumlah hewan uji setelah

perlakuan 24 jam. Melalui metode tersebut, pelaksanaan skrining awal suatu

senyawa aktif akan berlangsung relatif cepat dengan biaya yang relatif murah. Hal

ini dikarenakan hanya ekstrak atau senyawa yang memiliki aktivitas antikanker

berdasarkan metode BSLT tersebut yang selanjutnya dapat diyakinkan efek

antikankernya terhadap biakan sel kanker (Dwiatmaka, 2001; Mukhtar dkk.,

2007).

Metode ini dilakukan dengan menentukan besarnya nilai selama 24

jam. Data tersebut dianalisis menggunakan probit analisis untuk mengetahui nilai

. Jika nilai masing-masing ekstrak atau senyawa yang diuji kurang dari

1000 μg/mL maka dianggap menunjukkan adanya aktivitas biologik, sehingga

pengujian ini dapat digunakan sebagai skrining awal terhadap senyawa bioaktif

yang diduga berkhasiat sebagai antikanker. Metode BSLT memiliki keuntungan,

antara lain cepat, murah, sederhana (tidak memerlukan teknik aseptik), untuk

melakukannya tidak memerlukan peralatan khusus dan membutuhkan sampel

yang relatif sedikit dalam pengujian (Sunarni et al., 2003; Anderson et al., 1991;

Sukardiman dkk., 2004).

4. Artemia salina Leach.

Artemia salina Leach. atau sering disebut brine shrimp adalah sejenis

udang-udangan primitif yang sudah dikenal cukup lama dan oleh Linnaeus pada

tahun 1778 yang diberi nama Cancer salinus, kemudian oleh Leach diubah

menjadi Artemia salina pada tahun 1819. Hewan ini hidup planktonik di perairan

Page 12: 1. Tanaman Melati (Jasminum sambac Ait. - abstrak.uns.ac.id · 8 setiap buku. Batangnya berwarna coklat, berkayu berbentuk bulat sampai segi empat, berbuku-buku dan bercabang banyak

17

yang berkadar garam tinggi. Sebagai plankton, A. salina Leach. tidak dapat

mempertahankan diri terhadap musuh-musuhnya, karena tidak mempunyai cara

maupun alat untuk mempertahankan diri. Satu-satunya kondisi yang

menguntungkan dari alam adalah lingkungan hidup yang berkadar garam tinggi,

karena pada kondisi tersebut pemangsanya pada umumnya sudah tidak dapat

hidup lagi (Mudjiman, 1995).

Artemia (Artemia salina) merupakan pakan bagi Larva udang dan ikan

yang banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan pembenihan udang dan ikan

(hatchery). Artemia merupakan jenis crustaceae tingkat rendah dari phylum

arthropoda yang memiliki kandungan nutrisi cukup tinggi seperti karbohidrat,

lemak, protein dan asam-asam amino. Nauplius artemia mempunyai kandungan

protein hingga 63 % dari berat keringnya. Selain itu artemia sangat baik untuk

pakan ikan hias karena banyak mengandung pigmen warna yang diperlukan untuk

variasi dan kecerahan warna pada ikan hias agar lebih menarik (Anderson et al.,

1991). Bentuk A. salina Leach. secara morfologi dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Artemia salina Leach. (Abatzopoulos et. al., 1996 )

Page 13: 1. Tanaman Melati (Jasminum sambac Ait. - abstrak.uns.ac.id · 8 setiap buku. Batangnya berwarna coklat, berkayu berbentuk bulat sampai segi empat, berbuku-buku dan bercabang banyak

18

a. Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Class : Crustacea

Subclass : Branchiopoda

Ordo : Anostraca

Family : Artemiidae

Genus : Artemia

Spesies : A. salina Leach.

(Mudjiman, 1995).

b. Deskripsi

Artemia salina Leach. dewasa memiliki panjang tubuh umumnya sekitar

8-10 mm bahkan mencapai 20 mm tergantung lingkungan. Tubuhnya memanjang

terdiri sedikitnya 20 segmen dan dilengkapi kira-kira 10 pasang phyllopodia

pipih, yaitu bagian tubuh yang menyerupai daun yang bergerak dengan ritme

teratur. A. salina Leach. dewasa berwarna putih pucat, merah muda, hijau, atau

transparan dan biasanya hanya hidup beberapa bulan. Memiliki mulut dan

sepasang mata pada antenanya (Pitoyo, 2004).

Telur A. salina Leach. berbentuk bulat berlekuk dalam keadaan kering dan

bulat penuh dalam keadaan basah. Warnanya coklat dan diselubungi oleh

cangkang yang tebal dan kuat. Cangkang ini berfungsi untuk melindungi embrio

terhadap pengaruh kekeringan, benturan keras, sinar ultraviolet dan

mempermudah pengapungan (Bougias, 2008).

Page 14: 1. Tanaman Melati (Jasminum sambac Ait. - abstrak.uns.ac.id · 8 setiap buku. Batangnya berwarna coklat, berkayu berbentuk bulat sampai segi empat, berbuku-buku dan bercabang banyak

19

c. Habitat A. salina Leach.

Artemia merupakan kelompok udang-udangan dari phylum Arthopoda.

Mereka berkerabat dekat dengan zooplankton lain seperti copepode dan daphnia

(kutu air). Artemia hidup di danau-danau garam (berair asin) yang ada di seluruh

dunia. Artemia hidup planktonik di perairan yang berkadar garam tinggi (antara

15- 300 per mil). Suhu yang dikehendaki berkisar antara 25-30° C, oksigen

terlarut sekitar 3 mg/L, dan pH antara 7,3–8,4. Secara alamiah salinitas danau

dimana mereka hidup sangat bervariasi, tergantung pada jumlah hujan dan

penguapan yang terjadi. Apabila kadar garam kurang dari 6% telur Artemia akan

tenggelam sehingga telur tidak bisa menetas, hal ini biasanya terjadi apabila air

tawar banyak masuk ke dalam danau di musim penghujan. Apabila kadar garam

lebih dari 25% telur akan tetap berada dalam kondisi tersuspensi, sehingga dapat

menetas dengan normal (Mudjiman, 1995).

Secara alami, makanan Artemia berupa sisa-sisa jasad hidup yang hancur,

ganggang-ganggang renik, bakteri dan cendawan (ragi laut). Selama pemeliharaan

makanan yang diberikan adalah katul, padi, tepung beras, tepung terigu, tepung

kedelai atau ragi. Artemia merupakan salah satu komponen penyusun ekosistem

laut yang keberadaan sangat penting untuk perputaran energi dalam rantai

makanan, selain itu Artemia juga dapat digunakan dalam uji laboratorium untuk

mendeteksi toksisitas suatu senyawa dari ekstrak tumbuhan (Mudjiman, 1995 ;

Kanwar, 2007).

Artemia salina Leach. memiliki resistensi luar biasa pada perubahan dan

mampu hidup pada variasi salinitas air yang luas dari seawater (2.9-3.5%) sampai

Page 15: 1. Tanaman Melati (Jasminum sambac Ait. - abstrak.uns.ac.id · 8 setiap buku. Batangnya berwarna coklat, berkayu berbentuk bulat sampai segi empat, berbuku-buku dan bercabang banyak

20

the great salt lake (25-35%), dan masih dapat bertoleransi pada kadar garam 50%

(jenuh). Beberapa ditemukan di rawa asin hanya pada pedalaman bukit pasir

pantai, dan tidak pernah ditemui di lautan itu sendiri karena di lautan terlalu

banyak predator. A. salina Leach. juga mendiami kolom-kolom evaporasi buatan

manusia yang biasa digunakan untuk mendapatkan garam dari lautan. Insang

membantunya agar cocok dengan kadar garam tinggi dengan absorbs dan ekskresi

ion-ion yang dibutuhkan dan menghasilkan urin pekat dari glandula maxillaris.

Hidup pada variasi temperatur air yang tinggi pula, dari 6-37°C dengan

temperatur optimal untuk reproduksi pada 25°C (suhu kamar). Keuntungan hidup

pada lokasi berkadar garam tinggi adalah sedikitnya predator namun sumber

makanannya sedikit (Pitoyo, 2004; Stappen, 2006).

d. Perkembangan dan Siklus Hidup

Artemia salina Leach. dibedakan menjadi dua golongan berdasarkan cara

berkembangbiaknya, antara lain perkembangbiakan secara biseksual dan

partenogenetik. Keduanya dapat terjadi secara ovipar maupun ovovivipar. Pada

jenis A. salina Leach. ovovivipar, anakan yang keluar dari induknya sudah berupa

burayak yang dinamakan nauplis, sehingga sudah langsung dapat hidup sebagai A.

salina Leach. muda. Sedangkan pada cara ovipar, yang keluar dari induknya

berupa telur bercangkang tebal yang dinamakan siste. Proses untuk menjadi

nauplis masih harus melalui proses penetasan terlebih dahulu. Kondisi ovovivipar

biasanya terjadi bila keadaan lingkungan cukup baik, dengan kadar garam kurang

dari 150 per ml dan kandungan oksigennya cukup. Oviparitas terjadi apabila

keadaan lingkungan memburuk, dengan kadar garam lebih dari 150 per mil dan

Page 16: 1. Tanaman Melati (Jasminum sambac Ait. - abstrak.uns.ac.id · 8 setiap buku. Batangnya berwarna coklat, berkayu berbentuk bulat sampai segi empat, berbuku-buku dan bercabang banyak

21

kandungan oksigennya kurang. Telur ini memang dipersiapkan untuk menghadapi

keadaan lingkungan yang buruk, bahkan kering. Bila keadaan lingkungan baik

kembali, telur akan menetas dalam waktu 24-36 jam (Mudjiman, 1995; Kanwar,

2007).

Siklus hidup artemia bisa dimulai dari saat menetasnya kista atau telur.

Setelah 15 - 20 jam pada suhu 25°C kista akan menetas manjadi embrio. Dalam

waktu beberapa jam embrio ini masih akan tetap menempel pada kulit kista. Pada

fase ini embrio akan menyelesaikan perkembangannya kemudian berubah menjadi

naupli yang sudah akan bisa berenang bebas. Pada awalnya naupli akan berwarna

orange kecoklatan akibat masih mengandung kuning telur. Artemia yang baru

menetas tidak akan makan, karena mulut dan anusnya belum terbentuk dengan

sempurna. Setelah 12 jam menetas mereka akan ganti kulit dan memasuki tahap

larva kedua. Dalam fase ini mereka akan mulai makan, dengan pakan berupa

mikro alga, bakteri, dan detritus organik lainnya. Pada dasarnya mereka tidak

akan peduli (tidak pemilih) jenis pakan yang dikonsumsinya selama bahan

tersebut tersedia diair dengan ukuran yang sesuai. Naupli akan berganti kulit

sebanyak 15 kali sebelum menjadi dewasa dalam waktu 8 hari. Artemia dewasa

rata-rata berukuran sekitar 8 mm, meskipun demikian pada kondisi yang tepat

mereka dapat mencapai ukuran sampai dengan 20 mm. Pada kondisi demikian

biomasnya akan mencapi 500 kali dibandingakan biomas pada fase naupli

(McLaughlin, 1991).

Artemia salina Leach. yang sudah dewasa dapat hidup sampai enam bulan.

Sementara induk-induk betinanya akan beranak atau bertelur setiap 4-5 hari

Page 17: 1. Tanaman Melati (Jasminum sambac Ait. - abstrak.uns.ac.id · 8 setiap buku. Batangnya berwarna coklat, berkayu berbentuk bulat sampai segi empat, berbuku-buku dan bercabang banyak

22

sekali, dihasilkan 50-300 telur atau nauplius. Nauplis akan dewasa setelah

berumur 14 hari, dan siap untuk berkembang biak (Mudjiman, 1995). Dalam

tingkat salinitas rendah dan dengan pakan yang optimal, betina Artemia bisa

menghasilkan naupli sebanyak 75 ekor perhari. Selama masa hidupnya (sekitar 50

hari) mereka bisa memproduksi nauplii rata-rata sebanyak 10 -11 kali. Dalam

kondisi super ideal, Artemia dewasa bisa hidup selama 3 bulan dan memproduksi

nauplii atau kista sebanyak 300 ekor (butir) per 4 hari. Kista akan terbentuk

apabila lingkungannya berubah menjadi sangat salin dan bahan pakannya sangat

kurang dengan fluktuasi oksigen sangat tinggi antara siang dan malam hari

(Isnansetyo dan Kurniastuty, 1995).

Artemia dewasa toleran terhadap selang suhu -18 hingga 40°C.

Temperatur optimal untuk penetasan kista dan pertumbuhan adalah 25-30°C.

Meskipun demikian hal ini akan ditentukan oleh strain masing-masing. Artemia

menghendaki kadar salinitas antara 30 - 35 ppt, dan mereka dapat hidup dalam air

tawar selama 5 jam sebelum akhirnya mati. Variabel lain yang penting adalah pH,

cahaya, dan oksigen. pH dengan selang 8-9 merupakan selang yang paling baik,

sedangkan pH di bawah 5 atau lebih tinggi dari 10 dapat membunuh Artemia.

Cahaya minimal diperlukan dalam proses penetasan dan akan sangat

menguntungkan bagi pertumbuhan mereka. Lampu standar grow-lite sudah cukup

untuk keperluan hidup Artemia. Kadar oksigen harus dijaga dengan baik untuk

pertumbuhan Artemia, dengan suplai oksigen yang baik, Artemia akan berwarna

kuning atau merah jambu. Warna ini bisa berubah menjadi kehijauan apabila

mereka banyak mengkonsumsi mikro alga (Bougias, 2008).

Page 18: 1. Tanaman Melati (Jasminum sambac Ait. - abstrak.uns.ac.id · 8 setiap buku. Batangnya berwarna coklat, berkayu berbentuk bulat sampai segi empat, berbuku-buku dan bercabang banyak

23

Artemia diperjual belikan dalam bentuk telur istirahat yang disebut kista.

Kista ini berbentuk bulatan-bulatan kecil berwarna kecoklatan dengan diameter

berkisar 200-300 mikron. Kista yang berkualitas baik akan menetas sekitar 18-24

jam apabila diinkubasi air yang bersalinitas 5- 70 permil. Ada beberapa tahapan

pada proses penetasan Artemia ini yaitu tahap hidrasi, tahap pecah cangkang dan

tahap payung atau tahap pengeluaran. Tahap hidrasi terjadi penyerapan air

sehingga kista yang diawetkan dalam bentuk kering tersebut akan menjadi bulat

dan aktif bermetabolisme. Tahap selanjutnya adalah tahap pecah cangkang dan

disusul tahap payung yang terjadi beberapa saat sebelum nauplii keluar dari

cangkang (Isnansetyo dan Kurniastuty, 1995). Siklus hidup A. salina dapat dilihat

pada Gambar 4.

Gambar 4. Siklus hidup A.salina (Tamaru dkk., 2004 )

Page 19: 1. Tanaman Melati (Jasminum sambac Ait. - abstrak.uns.ac.id · 8 setiap buku. Batangnya berwarna coklat, berkayu berbentuk bulat sampai segi empat, berbuku-buku dan bercabang banyak

24

e. Perilaku A. salina Leach.

Artemia salina Leach. bersifat fototaksis positif yang berarti menyukai

cahaya, di alam hal tersebut dibuktikan dengan adanya gerakan tubuh menuju ke

permukaan karena sinar matahari sebagai sumber cahaya secara alami, dimana

akan selalu di permukaan saat siang hari dan tenggelam pada malam hari.

Intensitas cahaya yang terlalu tinggi dapat pula mengakibatkan respon fototaksis

negatif sehingga ia akan menjauhi cahaya. A. salina Leach. yang baru menetas

mempunyai perilaku geotaksis positif, hal ini terjadi ketika nauplius tenggelam ke

bawah setelah menetas akibat efek gravitasi. Gerakan phyllopodia mendorong

makanan bergerak ke anterior (lokomosi). Gerakan anggota tubuhnya untuk

mendorongnya menuju arah sumber makanan (Bougias, 2008).

Budidaya artemia dapat dilakukan dengan beberapa sistem yaitu sistem

tumpang sari, monokultur dan dalam bak. Sistem tumpang sari dilakukan dengan

cara modifikasi tambak yang dapat berfungsi ganda. Pertama, untuk memproduksi

garam dengan kualitas yang lebih baik. Kedua memproduksi artemia, baik dalam

bentuk kista maupun biomassa. Dengan demikian sistem ini akan memberikan

keuntungan usaha tani yang lebih baik sehingga dapat meningkatkan

kesejahteraan petani garam (Goh, 1997).

5. Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

Kromatografi lapis tipis adalah metode pemisahan fisiokimiawi senyawa

yang didasarkan pada pembagian campuran dua senyawa dalam dua fase dimana

fase gerak bergerak terhadap fase diamnya. Fase diam berupa serbuk yang

dilapiskan tipis merata pada lempeng kromatografi (plat, gelas, logam atau

Page 20: 1. Tanaman Melati (Jasminum sambac Ait. - abstrak.uns.ac.id · 8 setiap buku. Batangnya berwarna coklat, berkayu berbentuk bulat sampai segi empat, berbuku-buku dan bercabang banyak

25

lempeng yang cocok). Fase diam berfungsi sebagai penyerap. Pada sistem ini

dikenal istilah kecepatan rambat suatu senyawa yang diberi simbol Rf

(Retardation factor). Harga Rf ditentukan oleh jarak rambat senyawa dari titik

awal dan jarak rambat fase gerak dari titik awal. Harga Rf ini dapat digunakan

untuk identifikasi senyawa yang dianalisa. Menurut Sjamsul (1986) penentuan

harga Rf adalah sebagai berikut:

Suatu senyawa tanaman hasil isolasi akan diidentifikasi dengan

spektroskopi berdasarkan sifat kimia dan fisikanya. Teknik identifikasi dan

elusidasi struktur yang diperoleh dapat dilakukan dengan metode standar yang

sudah dikenal untuk menentukan senyawa kimia dan termasuk derivat-

derivatnya. Metode tersebut adalah metode kromatografi dan metode

spektroskopi. Penggunaan kromatografi sangat membantu dalam pendeteksian

senyawa metabolit sekunder dan dapat dijadikan sebagai patokan untuk proses

pengerjaan berikutnya dalam menentukan struktur senyawa. Kromatografi Lapis

Tipis (KLT) merupakan salah satu jenis kromatografi yang umum digunakan.

Teknik KLT merupakan salah satu metode identifikasi awal untuk menentukan

kemurnian senyawa yang ditemukan atau dapat menentukaan jumlah senyawa dari

ekstrak kasar metabolit sekunder. Cara ini sangat sederhana dan murah serta dapat

digunakan sebagai suatu upaya pendeteksian awal (Gibbons, 2006).

Page 21: 1. Tanaman Melati (Jasminum sambac Ait. - abstrak.uns.ac.id · 8 setiap buku. Batangnya berwarna coklat, berkayu berbentuk bulat sampai segi empat, berbuku-buku dan bercabang banyak

26

A. Kerangka Pemikiran

Tanaman melati merupakan salah satu tanaman yang banyak dijumpai di

Indonesia. Pemanfaatan bunga melati sendiri baru sebagai bahan industri

kosmetik, parfum, makanan dan pelengkap upacara adat keagamaan. Penelitian

tentang khasiat bunga melati sudah beberapa kali dilakukan yaitu sebagai

antibakteri, antijamur, dan mampu menjadi obat dari beberapa penyakit. Bunga

melati mengandung berbagai senyawa diantaranya indole, eugenol, linalool dan

senyawa aktif lainnya. Kandungan Indole dari bunga melati diduga berpotensi

sebagai kandidat antikanker. Oleh karena itu dilakukan penelitian untuk skrinning

awal anti kanker dengan uji toksisitas larva Artemia salina Leach. Bagan

kerangka pemikiran dapat dilihat dari Gambar 5.

Page 22: 1. Tanaman Melati (Jasminum sambac Ait. - abstrak.uns.ac.id · 8 setiap buku. Batangnya berwarna coklat, berkayu berbentuk bulat sampai segi empat, berbuku-buku dan bercabang banyak

27

Gambar 5. Bagan alir kerangka pemikiran

Bunga melati diekstrak dengan 3 pelarut

(Klorofom, etil asetat dan etanol)

Pencarian bahan obat alami untuk kanker

Bunga melati mengandung senyawa alkaloid yang merupakan

antikanker dengan mekanisme mengikat tubuli dan menghambat

pembentukan komponen mikrotubuli pada kumparan mitosis

sehingga metafase berhenti (Siswandono dan Soekardjo, 1995)

Pengujian Alkaloid dengan Kromatografi Lapis Tipis

Uji Toksisitas metode BSLT

Diperoleh nilai 𝐿𝐶

Page 23: 1. Tanaman Melati (Jasminum sambac Ait. - abstrak.uns.ac.id · 8 setiap buku. Batangnya berwarna coklat, berkayu berbentuk bulat sampai segi empat, berbuku-buku dan bercabang banyak

28

B. Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah :

1. Bagian komponen teraktif dari bunga melati (Jasminum sambac Ait.)

diduga mempunyai nilai kurang dari 1000 μg/mL sehingga

berpotensi sebagai kandidat antikanker.

2. Profil Kromatografi Lapis Tipis (KLT) dari ekstrak bunga melati dapat

terdeteksi mengandung alkaloid.