Upload
ngodat
View
220
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
1.1. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan
merupakan bagian integral dari
pembangunan nasional bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya, untuk mencapai
tujuan tersebut penyelenggaraan
pembangunan kesehatan mestilah
dilaksanakan dengan perencanaan program
pembangunan kesehatan yang baik sesuai
dengan kebutuhan, terarah, menyeluruh dan
berkesinambungan oleh segenap bangsa
Indonesia baik oleh pemerintah pusat,
provinsi dan kabupaten/kota, maupun oleh
sektor swasta dan masyarakat.
Untuk mewujudkan cita-cita
pembangunan kesehatan nasional tersebut,
salah satu upaya yang dikembangkan
adalah Sistem Informasi Kesehatan Nasional
(SIKNAS). SIKNAS bukanlah suatu sistem
1.1. Background
Health development is an integral
part of national development which purpose is to increase awareness, willingness, and ability to live healthy for everybody in created the high degree of society health, to reach it, the implementation of health development must be done by good planning program health according to needs, directions, holistic and continues by all Indonesian people, in central government, provinces, and regencies/cities, and also by all private sectors and society.
To creating this national health development hopes one of effort which develops is National Health Information Systems (NHIS). National Health Information Systems (NHIS) is not a self reliant system, but it is part of functional health system which is built and set up from health information system webs.yang berdiri sendiri, melainkan bagian
fungsional dari Sistem Kesehatan yang
dibangun dan himpunan atau jaringan
sistem-sistem informasi kesehatan.
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
1
BAB IP E N D A H U L U A N
CHAPTER I : INTRODUCTION
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
Kegiatan pengembangan SIKNAS
yang dilaksanakan diantaranya adalah
pengemasan data dan informasi kesehatan
dalam bentuk penyusunan buku Profil
Kesehatan Kabupaten/Kota. Profil
Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2008
memuat dan menggambarkan berbagai data
dan informasi kesehatan yang meliputi
pencapaian sasaran pembangunan
kesehatan, derajat kesehatan, upaya
kesehatan dan sumber daya kesehatan.
Disamping itu Profil Kesehatan Kabupaten
Bintan menyajikan data pendukung lain yang
berhubungan dengan kesehatan, seperti
data kependudukan, data sosial ekonomi,
data lingkungan dan geografi serta data
lainnya yang dianggap perlu.
Profil kesehatan Kabupaten Bintan
tahun 2008 juga merupakan salah satu
sarana evaluasi terhadap keberhasilan dan
kinerja serta permasalahan dan kendala
yang dihadapi sepanjang tahun 2008. Hasil
evaluasi akan sangat bermanfaat untuk
perbaikan perencanaan pembangunan
kesehatan dimasa datang.
Developing activities of NHIS which have been done is data packaging and health information in form of managing regency/city health profile books. Bintan Regency Health profile Year 2008 contains and picturing many kinds of data and health informations which occurs target reaches of health development, health degree, health efforts and health resources.Beside that the Bintan Regency Health profile providing others supporting data which is related with health, such as demography, social-economic data, geography and environment data and others important data.
Bintan Regency Health Profile Year 2008 is one of evaluation facilities to the succsess and work implementations and problem appears for the year. Evaluation results will be useful for the fixing of future health development plan. All data are provided in form of table/lists, graphics and narration and also completed by descriptif analysis.
Seluruh data disajikan dalam bentuk tabel,
grafik dan narasi serta dilengkapi dengan
analisis diskriptif.
Dengan tersedianya data-data dan
informasi yang akurat dan valid dalam Profil
Kesehatan Kabupaten Bintan tahun 2008 ini,
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
2
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
diharapkan bermanfaat tidak saja sebagai
media evaluasi pencapaian pembangunan
kesehatan tahun 2008, tetapi juga menjadi
sumber utama sebagai dasar dalam sistem
pengambilan keputusan untuk penyusunan
program-program pembangunan kesehatan
dan kebijakan kesehatan dimasa akan
datang.
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Secara umum tujuan
penyusunan Profil Kesehatan ini
adalah untuk mengetahui gambaran
yang menyeluruh mengenai kondisi
daerah dan kesehatan masyarakat,
pencapaian dan kinerja pembangunan
kesehatan di Kabupaten Bintan Tahun
2008.
By providing valid and accurate data and information in this Bintan Regency Health Profile Year 2008, is hopefully useful not only as a media evaluation in reaching health development year 2008, but also
as a main source of decision making systems to manage health development programs and health prudences for the future.
1.2. Aim
1.2.1. General Aim
Generally, the aim of managing this Health Profile is to know the pictures of all about region conditions and society health, and also achievement and health development works in Bintan Regency year 2008.
1.2.2. Tujuan Khusus
1. Diketahuinya gambaran umum
sejarah singkat, keadaan
lingkungan fisik, geografi, sosial
ekonomi, pendidikan, dan
demografi di Kabupaten Bintan
tahun 2008.
2. Diketahuinya Visi, Misi dan
Strategi Pembangunan
Kesehatan serta program-
program dan target-target
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
3
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
tahunan pembangunan
kesehatan Kabupaten Bintan
tahun 2008.
3. Diketahuinya hasil pencapaian
pembangunan kesehatan
Kabupaten Bintan tahun 2008.
4. Diketahuinya kinerja
pembangunan kesehatan,
sumber daya pembangunan
kesehatan dan permasalahan
pembangunan kesehatan di
Kabupaten Bintan tahun 2008.
1.3. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Profil
Kesehatan Kabupaten Bintan Tahun 2008 ini
disajikan sebagai berikut :
1.2.2. Special Aim
1. Knowing the general pictures of short history, physic environment conditions, geography, social economy, education, and demography in Bintan Regency year 2008.
2. Knowing The Vision, Mission, and Health Development Strategy and also programs annually and targets of Bintan Regency Health Development Year 2008.
3. Knowing results of achievement Bintan Regency Health Department Year 2008.
4. Knowing work of health development, health development resources, and problems of health development in Bintan Regency year 2008.
1.3. Systematical Writing
The sistimatical writting of this Bintan Regency Health Profile Year 2008 are provided as follows :BAB I PENDAHULUAN
Bab I menjelaskan secara singkat
latar belakang, manfaat dan
tujuan penyusunan Profil
Kesehatan Kabupaten Bintan
tahun 2008 dan sistematika
penyajiannya.
BAB II GAMBARAN UMUM
Bab II menyajikan gambaran
umum Kabupaten Bintan, yang
meliputi letak geografis,
administratif dan informasi
demografi, keadaan pendidikan
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
4
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
serta keadaan lingkungan dan
faktor-faktor lain yang
mempengaruhi status kesehatan
masyarakat.
BAB III SITUASI DEREJATA KESEHATAN KABUPATEN BINTAN
Bab III menguraikan indikator
mengenai angka kematian,
angka kesakitan dan angka
status gizi masyarakat di
Kabupaten Bintan Tahun 2008.
CHAPTER I INTRODUCTION
Chapter I explains background, advantages, and aim of manage Bintan Regency Health Profile Year 2008 shortly and its systematical preparations.
CHAPTER II GENERAL PICTURES
Chapter II provides general pictures of Bintan Regency, which occur geography, administrative and demography information, education condition and also environment and other factors
which influence health status of society.
CHAPTER III HEALTH DEGREESITUATION IN BINTAN REGENCY
Chapter III describing indicators about number of mortality, number of sickness and number of society nutrient status in Bintan Regency Year 2008.
BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN
Bab IV menyajikan tentang
pelayanan kesehatan dasar,
pelayanan kesehatan rujukan
dan penunjang, pemberantasan
penyakit menular, pembinaan
kesehatan lingkungan dan
sanitasi dasar, perbaikan gizi
masyarakat dan pelayanan
kefarmasian. Upaya pelayanan
kesehatan yang diuraikan dalam
bab ini mengakomodir indikator
kinerja Standar Pelayanan
Minimal (SPM) bidang
kesehatan, serta upaya
pelayanan kesehatan lainnya
yang dilaksanakan oleh
Kabupaten Bintan Tahun 2008.
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
5
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
Bab V menggambarkan secara
umum tentang sumber daya
yang ada di Kabupaten Bintan
Tahun 2008, meliputi sarana
prasarana kesehatan, sumber
daya tenaga kesehatan dan
pembiayaan kesehatan.
CHAPTER IV SITUATION OF HEALTH EFFORT
Chapter IV describes about basic health services, supporting and reconcilliation health services, effort to eliminate infection disease, establishment of environment health and basic sanitation, society nutrient repairing and pharmacy services. Health services efforts which described in this chapter accommodate indicators of Minimum Services Standard of work in health field, and also other health services efforts which is done by Bintan Regency Year 2008.
CHAPTER V SITUATION OF HEALTH
RESOURCES
Chapter V describing about existing resources generally in Bintan Regency Year 2008, which occurs facilities of health, worker resources and health budget.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
Bab VI menggambarkan secara
umum hal-hal penting yang
perlu disimak dan ditelaah lebih
lanjut dari hasil pencapaian
pembangunan kesehatan,
kinerja pembangunan
kesehatan, serta saran-saran
berupa rekomendasi dalam
upaya mengatasi masalah-
masalah kesehatan yang ada.
Dalam bab ini juga menjabarkan
hal-hal yang belum tercapai atau
masih kurang dalam rangka
upaya menuju Kabupaten Bintan
Sehat.
LAMPIRANPada lampiran profil kesehatan tahun 2008
ini dilampirkan tabel profil kesehatan
sebanyak 63 tabel.
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
6
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
CHAPTER VI CONCLUSION AND SUGGESTION
Chapter VI general pictures about the importance things to be attended and researched further from achievement result of health development, health development work, and also suggestions such as recommendation in effort of handling existing problems. In this chapter also describing the things that haven’t reached yet or still less in efforts toward Bintan Regency Health.
ENCLOSURESIn this health profile enclosures year 2008 is enclosured table/list of health profile about 63 tabels/lists.
2.1. Sejarah Singkat
Kabupaten Bintan sebelumnya
merupakan Kabupaten Kepulauan Riau,
Kabupaten Kepulauan Riau telah dikenal
beberapa abad yang silam tidak hanya di
nusantara tetapi juga mancanegara.
Wilayahnya memiliki ciri khas terdiri dari
ribuan pulau besar dan kecil yang tersebar di
Laut Cina Selatan, karena itulah julukan
kepulauan “Segantang Lada” sangat tepat
untuk menggambarkan betapa banyaknya
pulau yang ada di daerah ini.
Pada tahun 1722-1911, terdapat
dua kerajaan melayu yang berkuasa dan
berdaulat yaitu Kerajaan Melayu Lingga
yang pusat kerajaannya di Daik dan
Kerajaan Melayu Riau di Pulau Bintan,
berdasarkan Treaty of London kedua
kerajaan ini dijadikan satu menjadi Kerajaan
Melayu yang wilayah kekayuasaannya
bukan hanya di Kepulauan Riau tetapi
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
7
BAB IIGAMBARAN UMUM KABUPATEN BINTAN
CHAPTER II: GENERAL PICTURES OF BINTAN REGENCY
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
meliputi daerah Johor dan Malak (Malaysia),
Singapura dan sebagian wilayah Indragiri
Hilir. Pusat kerajaan terletak di Pulau Hilir
2.1. Short History
Bintan Regency before is a Riau Islands Regency, This regency was known in many centuries and not only in Indonesia but also abroad. Its territorial have special characters consist of thousand of big and small islands which spread over in South China Sea, because of that is called “Segantang Lada” archipelago is persistly to picturing how many islands exists in this islands.
In year 1722-1911, there are two Malay kingdoms which held the power and sovereign that is Lingga-Malay Kingdom which central of its kingdom in Daik and Riau Malay Kingdom in Bintan Islands.Base on Treaty of London, both of this kingdom are joined become one called Malay kingdom which its territorial authority was not only in Riau Islands but included Johor and Malak (Malaysia), Singapore, and some in Indragiri territorial. Central of kingdom in Penyengat Islands and become famous in Jemaja,
Pemerintah Hinidia Belanda
menyatukan wilayah Riau Lingga dengan
Indragiri untuk dijadikan sebuah keresidenan
yang dibagi menjadi dua Afdelling yaitu: (1).
Afdelling Tanjungpinang yang meliputi
Kepulauan Riau-Lingga, Indragiri Hilir dan
Penyengat menjadi terkenal di usantara dan
kawasan Semenanjung Malaka. Kateman
yang berkedudukan di Tanjungpinang dan,
(2). Afdelling Indragiri yang berkedudukan di
Rengat.
Berdasarkan Surat Keputusan
delegasi Republik Indonesia, Provinsi
Sumatera Tengah tanggal 18 Mei 1950
No.9/Deprt. menggabungkan diri ke dalam
Republik Indonesia dan Kepulauan Riau
diberi status daerah Otonom Tingkat II yang
dikepalai oleh Bupati sebagai kepala daerah
dengan membawahi empat kewedanan
sebagai berikut: (1). Kewedanan
Tanjungpinang meliputi wilayah kecamatan
Bintan Selatan (termasuk kecamatan Bintan
Timur, Galang, Tanjungpinang Barat dan
Tanjungpinang Timur), (2). Kewedanan
Karimun meliputi wilayah kecamatan
Karimun, Kundur dan Moro, (3). Kewedanan
Lingga meliputi wilayah kecamatan Lingga,
Singkep dan Senayang, dan (4). Kewedanan
Pulau Tujuh meliputi wilayah kecamatan
Siantan, Midai, Serasan, Tambelan, Bunguran Barat dan Bunguran Timur.
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
8
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
Nusantara and Semenanjung Malaysia territories.
Dutch Government combined Riau Lingga territories with Indragiri to be a place of residence which divided to be two Afdelling, those are: (1). Afdelling Tanjungpinang which occurs Riau-Lingga Islands, Indragiri Hilir and Kateman which stated in Tanjungpinang, and (2). Afdelling Indragiri which stated in Rengat.
Based on Decision Letter Delegation Republic of Indonesia, Central Sumatera Province dated 18 Mei, 1950, Number 9 /Deprt. Join into Republic of Indonesia and Riau Islands and given status as a Otonomic region level II which governed by Regent as a chief of region by assisted four district chiefs as follows (1). District Chief of Tanjungpinang which occurs South Bintan Sub Districts Region (including East Bintan Sub District, Galang, west Tanjungpinang dan East Tanjungpinang), (2). District Chief of Karimun occur Karimun Sub District Region, Kundur and Moro, (3). District Chief of Lingga occur Lingga Sub District region, Singkep and Senayang, and (4). District Chief of Seven Islands occurs
Kemudian berdasarkan Surat
Keputusan No.26/K/1965 dengan
mempedomani Instruksi Gubernur Riau
tanggal 10 Februari 1964 No.524/A/1964
dan Instruksi No.16/V/1964 dan Surat
Keputusan Gubernur Riau tanggal 9 Agustus
1964 No.UP/247/5/1965, tanggal 15
November 1965 No. UP/256/5/1965
menetapkan terhitung mulai Januari 1966
semua daerah administratif kewedanan
dalam Kabupaten Kepulauan Riau di
hapuskan.
Beberapa peraturan pemerintah
dan undang-undang tentang pemekaran
Kepulauan Riau menjadi beberapa kota dan
kabupaten, sebagai berikut:
1. Peraturan Pemerintah No.31 tahun 1983
dibentuk kota administratif Tanjungpinang
2. Peraturan Pemerintah No.34 tahun 1983
dibentuk kotamadya Batam.
3. Undang-undang No. 53 tahun 1999 dan
UU No.13 tahun 2000, Kepulauan Riau
dimekarkan menjadi 3 Kabupaten antara
lain Kabupaten Kepulauan Riau,
Kabupaten Karimun dan Kabupaten
Natuna
4. Undang-undang No.5 tahun 2001, kota
administratif Tanjungpinang berubah
menjadi Kota Tanjungpinang.
Jemaja, Siantan, Midai, Serasan, Tambelan, West Bunguran and East Bunguran Sub District Region.
And then based on Decision Letter No.26/K/1965 by guidanced Riau Govenor instructions dated 10 February, 1964 No.524/A/1964 and Instruction No.16/V/1964
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
9
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
and Decision Letter Govenor of Riau dated 9 August, 1964 No.UP/247/5/1965, dated 15 November, 1965 No. UP/256/5/1965 remain counted since January 1966 that all of Distric Chief administrative region in Riau Islands Regency is eliminated.
Some of government Laws and Acts about expantions of Riau Islands become cities and regencies, as follow :
1. Government Law No.31 year 1983 which is formed administrative city of Tanjungpinang.
2. Government Law No.34 year 1983 which is formed madya city of Batam.
3. Act No. 53 year 1999 and Act No.13 year 2000, Riau Islands expanded to 3 regencies, there are Riau Islands Regency, Karimun Regency, and Natuna Regency.
4. Act No.5 year 2001, Administrative City of Tanjungpinang become Tanjungpinang City.
5. Peraturan Pemerintah No.5 tahun 2006
tanggal 23 Februari 2006, Kabupaten
Kepulauan Riau berubah nama menjadi
Kabupaten Bintan.
2.2. Letak Geografi
Kabupaten Bintan terletak antara
0 derajat 6 menit 17 detik Lintang Utara
dengan 1 derajat 34 menit 52 detik Lintang
Selatan dan 104 12 detik derajat Bujur Timur
di sebelah Barat dan 108 derajat 12 menit 47
detik Bujur Timur di sebelah Barat dan 108
derajat 2 menit 27 detik Bujur Timur di
sebelah Timur. Luas wilayah daratan dan
lautan mencapai 88.038,54 Km persegi
dengan luas daratan 1.946,13 KM persegi
(2,21 persen) dan luas lautan 86.092,41 Km
persegi (97.79 persen).
Jumlah pulau besar dan pulau
kecil yang ada seluruhnya 241 buah pulau,
49 pulau diantaranya sudah dihuni, 192
pulau kosong, 190 pulau bernama dan 12
pulau tidak bernama. Pulau yang tidak
berpenghuni serta tidak bernama sebagian
sudah dimanfaatkan untuk kegiatan
pertanian khususnya usaha perkebunan,
secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel 1.
5. Government Law No.5 year 2006 date 23 February, 2006, Riau Islands Regency changed name to Bintan Regency.
2.2. Geography
Bintan Regency located between 17 seconds north longitudinal 6 minutes 0 degree and 52 seconds south Latitude 1 degree and 34 minutes and 104 12 seconds
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
10
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
degree East longitudinal in the western and 108 degree and 12 minutes 47 seconds East longitudinal in the eastern and 108 degree and 2 minutes 27 seconds East Longitudinal in the Eastern. The Wide of land and ocean territorial reach 88.038,54 Km square with Wide of land is 1.946,13 KM square (2,21 percent) and Wide of sea/ocean is 86.092,41 Km square (97.79 percent).
Number of big islands and small islands are 241 islands for all, 49 islands are inhabitat, 192 islands are empty islands, 190 islands are already named and 12 islands are un named. Unhabitat islands an un named islands some are alredy used to agriculture activities especially in plantation field, more specifically can be seen on tabel/list 1.
Tabel 1. Jumlah dan Luas Pulau menurut Kecamatan Kabupaten Bintan Tahun 2008
Tabel 1. Number and Area Island by Sub District in Bintan Regency, year 2008
NoKecamatan
Sub District
Jumlah PulauNumber Of Island
Luas/Area( KM2)/Sgr Km
Sudah dihuni
Inhabitat
Belum dihuni
Unhabitat
JumlahTotal
DaratanLand
LautanSea
1 Bintan Timur 21 84 105 461,00 18.417,512 Bintan Pesisir ...1) ...1) ...1) ...1) ...1)
3 Mantang ...1) ...1) ...1) ...1) ...1)
4 Gunung Kijang - 20 20 503,12 4.426,615 Toapaya ...1) ...1) ...1) ...1) ...1)
6 Teluk Bintan 5 5 10 185,00 226,977 Teluk Sebong - 22 22 408,34 3.829,338 Bintan Utara 3 4 7 219,25 198,579 Sri Kuala Lobam ...1) ...1) ...1) ...1) ...1)
10 Tambelan 20 57 77 169,42 58.993,42Jumlah/Total 49 192 241 1.946,13 86.092,41
Sumber : Bintan dalam angka 2007Source : Bintan in Figures 2007
1) Masih masuk kecamatan induk1) Included in main sub district
Jumlah kecamatan tahun 2008 di
Kabupaten Bintan sebanyak 10 Kecamatan
dan 51 desa/kelurahan, tahun 2007 jumlah
kecamatan sebanyak 7 kecamatan dan 42
desa/kelurahan. Pemekaran wilayah
kecamatan terjadi di wilayah Kecamatan
Bintan Timur yang terbagi menjadi 3 (tiga)
kecamatan yaitu Kecamatan Bintan Timur
sebagai kecamatan induk dan Kecamatan
Bintan Pesisir serta Mantang merupakan
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
11
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
kecamatan pemekaran, sedangkan
Kecamatan Gunung Kijang terbagi menjadi 2
Number of Sub Districts in year 2008 in Bintan Regency are 10 Sub Districts and 51 villages/Political District Administrations, in Year 2007 number of Sub Districts are 7 and 42 villages/Political District Administrations. Sub Districts territorial expansion happened in East Bintan territorial which divided into 3 (three) Sub Districts, those are East Bintan Sub District as a central Sub District and Coastal Area Sub District and also Mantang which is expanded Sub District., Gunung Kijang Sub District dicided in to 2 (two) those are (dua) yaitu Kecamatan Gunung Kijang
sebagai kecamatan induk dan Kecamatan
Toapaya merupakan kecamatan pemekaran.
Pemekaran kecamatan ini berimplikasi pada
pemekaran desa/kelurahan dari 42
desa/kelurahan tahun 2007 menjadi 51
desa/kelurahan tahun 2008. Gambaran
jumlah kecamatan dan desa/kelurahan tahun
2008, dapat dilihat pada tabel 2.
Gunung Kijang Sub District as a central and Toapaya Sub District is an expanded one. Expansion of this Sub District has an implication to villages/Political District Administrations of 42 villages/Political District Administrations in 2007 become 51 villages/Political District Administrations in Year 2008. The pictures of Sub districts number and villages/City of Sub Districts in year 2008 can be seen on table/list 2.
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
12
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
Tabel 2. Jumlah Desa/Kelurahan dan Jarak dari Ibu Kota Kecamatan menurut
Kecamatan Kabupaten Bintan Tahun 2008
Tabel 2. Number of Village and The Distance from Capital of Sub District by Sub District in Bintan Regency, Year 2008.
No Kecamatan(Sub District)
Ibu Kota Kecamatan
(City of Sub District)
Desa/Kelurahan(Village)
Jarak (Km)Distance (Km)
(1) (2) (3) (4) (5)1 Bintan Timur Kijang Kijang Kota 1
Sungai Enam 5Gunung Lengkuas 7.3Sungai Lekop 6.3
2 Bintan Pesisir Kelong Mapur 60Numbing 10Kelong 1Air Glubi 3
3 Mantang Mantang Mantang Lama 0.5Mantang Besar 1.5Mantang Baru 5Dendun 5.6
4 Gunung Kijang Kawal Gunung Kijang 15Teluk Bakau 11Malang Rapat 23Kawal 2
5 Toapaya Toapaya Toapaya Utara 14Toapaya 4.5Toapaya Asri 0Toapaya Selatan 8
6 Teluk Bintan Tembeling Pangkil 43Pengujang 46Penaga 57Tembeling 31Bintan Buyu 24Tembeling Tanjung 5
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
13
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
7 Teluk Sebong Sebong Lagoi Sebong Pereh 5Sebong Lagoi 10Ekang Ancuali 5Sri Bintan 18Pengudang 38BerakitKota Baru
502
No Kecamatan(Sub District)
Ibu Kota Kecamatan
(City of Sub District)
Desa/Kelurahan(Village)
Jarak (Km)Distance (Km)
(1) (2) (3) (4) (5)8 Bintan Utara Tanjung Uban Lancang Kuning 5
Tg. Uban Selatan 1Tg. Uban Kota 2Tg. Uban Utara 4Tg. Uban Timur 4
9 Sri Kuala Lobam Teluk Lobam Kuala Simpang 16Busung 7Teluk Sasah 1Teluk Lobam 0Tanjung Permai 1
10 Tambelan Tambelan Pulau Pinang 120Pulau Mentebung 120Kampung Melayu 1.5Kampung Hilir 1Teluk Sekuni 120Batu Lepuk 2Kukup 2Pulau Pengikik 120
Sumber: Podes 2008, BPS Kabupaten Bintan
Source : Podes 2008, BPS – Statistics of Bintan Regency
Daerah Kabupaten Bintan berbatasan dengan :
Sebelah Utara (Kabupaten Natuna)
Sebelah Selatan (Kabupaten Lingga)
Sebelah Barat (Kota Tanjungpinang
dan Kota Batam)
Sebelah Timur (Propinsi Kalimantan
Barat)
Bintan Regency territorial border with:
Northern (Natuna Regency)
Sourthern (Lingga. Regency)
Western (Tanjungpinang City and
Batam City).
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
14
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
Eastern (West Kalimantan Province).
2.3 Kependudukan
Pada tahun 2008 pertumbuhan
penduduk Kabupaten Bintan sebesar 1,94
persen. Dalam kaitan itu, aspek penataan
administrasi kependudukan merupakan hal
penting dalam mendukung perencanaan
pembangunan, baik di tingkat nasional
maupun daerah. Berdasarkan data pada
tahun 2008 jumlah pasangan usia subur di
Kabupaten Bintan adalah 20.322 pasangan,
dengan jumlah KB aktif sebanyak 17.329
orang.
Pembangunan kependudukan dan
keluarga kecil berkualitas merupakan
agenda penting dalam mencapai
pembangunan berkelanjutan. Hal ini
diselenggarakan melalui pengendalian
kuantitas penduduk dan peningkatan
kualitas insani dan sumber daya manusia.
Karakteristik pembangunan antara lain
dilaksanakan melalui pengendalian
pertumbuhan penduduk, keluarga
berencana, dan pengembangan kualitas
penduduk, melalui pewujudan keluarga kecil
yang berkualitas dan mobilitas penduduk.
2.3 Demography
In 2008 the growth of people in Bintan Regency is 1,94 percent. Related on demography administration management aspect which is an importance thing in supporting development plan, nationally and regionally. Based upon data in year 2008 number of productive couple in Bintan Regency is 20.322 couple, with an active Family Planning 17.329 people.
Demography development and quality small family is an importance agenda in reaching development continously. This matter is implemented by quantity control of population and improving self-quality and human resources. Some of characteristics of development are done by controlling growth of population, family planning, and developing quality of population, by creating quality of small family and mobility of population.
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
15
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
Berdasarkan Sensus Penduduk
2000, penduduk Kabupaten Bintan setelah
pemekaran, berjumlah 318.566 orang, terdiri
dari penduduk bertempat tinggal tetap
315.873 orang dan penduduk yang
bertempat tinggal tidak tetap 2.693 orang.
Dibandingkan dengan keadaan tahun 1990,
penduduk Bintan (tidak termasuk yang telah
menjadi Kabupaten Natuna dan Karimun)
telah mengalami kenaikan rata-rata 2,93
persen per-tahun. Pertumbuhan ini jauh
lebih tinggi dibanding laju pertumbuhan
periode 1980-1990 yang besarnya 1,83
persen. Jumlah penduduk Kabupaten Bintan
pada tahun 2008 sebesar 125.052 jiwa
dengan rata-rata kepadatan penduduk
sebesar 64 jiwa/Km2. Dibandingkan dengan
keadaan tahun 2007 penduduk Bintan telah
mengalami kenaikan sebanyak 2.381 jiwa
dengan rata-rata kepadatan penduduk
sebesar 63 jiwa/Km2.
Base upon Population Census in 2000, population of Bintan Regency after expanding are 318.566 people, consists of population who remain stay are 315.873 people and population who un remain stay are 2.693 people. Compare with condition in 1990, Bintan population (not inculded which has to be Natuna Regency and Karimun Regency) has increasing 2,93 percent per year averagely.This growth is higher than periods in 1980-1990 which only 1,83 percent. Number of population in Bintan Regency in year 2008 is 125.052 live which average of population density about 64 live/Km2. Compare the condition in year 2007 Bintan population has increasing for 2.381live which average of population density about 63 liveKm2.
Tabel. 3 : Jumlah Penduduk dan Kepadatan Menurut Kecamatan di Kabupaten Bintan, Tahun 2008
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
16
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
Table 3 Number of Population and Density According to Sub Districts in Bintan Regency, Year 2008
No KecamatanSub District
Luas Wilayah(Km2)Area of
Territorial
Jumlah Penduduk
(Jiwa)Number of Population
(Live)
Kepadatan(Jiwa/Km2)
Density(Live/Km2)
1 Teluk Bintan 185 8.616 46,572 Seri Kuala Lobam 16.1733 Bintan Utara 219 20.184 92,164 Teluk Sebong 408 11.257 27,595 Bintan Timur 461 35.676 77,396 Bintan Pesisir 8.0137 Mantang 3.6738 Gunung Kijang 503 9.100 18,099 Tuapaya 7.628
10 Tambelan 169 4.738 28,04 Jumlah 1945 125.058 64,30
Sumber: BPS Kabupaten Bintan, Tahun 2009
Source : BPS–Statistics of Bintan Regency
2.4. Keadaan Pendidikan .
Salah satu keberhasilan
pembangunan dalam suatu negara adalah
apabila didukung oleh sumber daya manusia
yang berkualitas melalui jalur pendidikan.
Pemerintah berupaya menghasilkan dan
meningkatkan kualitas dari sumber daya
manusia yang ada. Wajib belajar 6 tahun
yang kemudian dilanjutkan dengan wajib
belajar 9 tahun serta program pendidikan
lainnya merupakan bentuk upaya
2.4. Education Condition .
One of development success in a country is if supported by qualified human
resources through education lines. Government try to improve the existing quality of human resources. 6 years of compulsory education and then continue to 9 years of compulsory education and also other education programs are form of government efforts in creating qualified human resources which in the end will create tough of human resources who ready for competiting in globalisation era.pemerintah dalam menciptakan sumberdaya
yang berkualitas yang pada akhirnya akan
tercipta sumberdaya manusia tangguh yang
siap bersaing pada era globalisasi.
Ketersediaan fasilitas pendidikan
baik sarana maupun prasarana akan sangat
menunjang dalam meningkatkan mutu
pendidikan. Dari tahun ketahun fasilitas
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
17
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
pendidikan semakin meningkat serta
diimbangi juga dengan jumlah murid yang
semakin meningkat setiap tahunnya.
Salah satu ukuran mendasar
bidang pendidikan adalah tingkat buta huruf.
Menurut data Bintan Dalam Angka Tahun
2007 persentase penduduk usia 10 tahun
keatas yang melek huruf tercatat 94.85
persen, angka ini meningkat dibandingkan
dengan tahun 2006 93.48 persen dan yang
buta huruf sekitar 5.15 persen turun
dibandingkan dengan tahun 2006 yaitu 6.52
persen.
Education facilities provided non and infra structures will support in improving quality of education. From year to year facilities of education improved and also balanced by number of students every year.
One of basic measurement in education field is Illiterate. According data of Bintan In Number Year 2007 percentage of population above 10 years old who can read noted about 94.85 percent, this number increase compare to 2006 about 93.48 percent and illiterate is about 5.15 percent decrease compare to 2006 for 6.52 percent.
Gambar 1. Persentase Penduduk 10 Tahun Keatas Menurut Kemampuan
Baca Tulis Tahun 2007
Figure 1. Percentage of Population 10 Years and Over Able to Read and Write, Year 2007
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
18
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
Sumber: diolah dari Susenas 2007, BPS Kabupaten Bintan
Source : based on National Social-economic Survey 2007, BPS – Statistic of Bintan Regency
2.5. Keadaan Ekonomi .
Laju pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Bintan pada tahun 2007 tumbuh
5,31 persen, sedikit mengalami perlambatan
dibandingkan tahun 2006 5,36 persen. Bila
dibandingkan pertumbuhan ekonomi antara
tahun 2007 terhadap 2006, tujuh sector
sector mengalami peningkatan yaitu sector
pertanian, listrik, gas dan air, bangunan,
perdagangan hotel dan restoran,
pengangkutan dan komunikasi, keuangan
persewaan dan jasa perusahaan, dan sector
2.5. Economic Condition .
Economy growth speed in Bintan Regency year 2007 is 5.31 percent, little slowly compare to year 2006 about 5.36 percent. If compare to economic growth
between year 2007 and 2006, t7 sectors have decrease, those are agriculture sector , electricity, gas and water, building,hoteliers and restaurants, transportation and communication, rent accounting and company services, and other services. While mining sector and digging and also industrial
jasa-jasa lain. Sedangkan sector
pertambangan dan penggalian dan sector
industri pengolahan mengalami perlambatan
pertumbuhan ekonomi yaitu masing-masing
4,99 persen dan 4,23 pesen pada tahun
2006 menjadi 3.95 persen dan 3,51 persen
pada tahun 2007.
Perlambatan kenaikan pertumbuhan
ekonomi ini akan berdampak pada belanja
pembangunan dan peningkatan
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
19
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
kesejahteraan masyarakat di Kabupaten
Bintan, karena secara tidak langsung akan
mempengaruhi perekonomian masyarakat.
cycling sector have growth slowly in economic that is 4.99 percent each and 4.23 percent in 2006 become 3.95 percent and 3,51 percent in 2007
The slowly increase of this economic growth has influences on development budgets and increasing prosperity of population in Bintan Regency, because indirectly will influence economical of people.
3.1. Program Kesehatan
Sektor kesehatan termasuk
prioritas utama dalam proses
pembangunan di Kabupaten Bintan.
Pembangunan kesehatan ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap
upaya pelayanan kesehatan dalam rangka
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
20
BAB IIISITUASI DERAJAT KESEHATAN
CHAPTER III: HEALTH DEGREE SITUATION
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat setinggi-tingginya.
Pembangunan Kesehatan juga merupakan
suatu upaya untuk meningkatkan kualitas
sumberdaya manusia dan pembangunan
ekonomi serta berperan penting terhadap
penanggulangan kemiskinan sehingga
dikatakan pembangunan kesehatan adalah
suatu investasi bagi pembangunan
masyarakat di Kabupaten Bintan.
Mendukung terwujudnya
“Indonesia Sehat 2010 “, maka penerapan
pembangunan berwawasan kesehatan
melalui pendekatan Kabupaten / Kota Sehat
akan memberi dampak luas bagi kesehatan
dan kesejahteraan masyarakat baik
diperkotaan maupun dipedesaan/kelurahan.
3.1. Health Programs
Health sector is main prority in development process in Bintan Regency. Health Development is purposed to fulfill the needs of society in effort of health services in increasing the higher health degree of society.Health Development also an effort to increasing quality of human resources and economic development and
also play an importance role in over come poverty so that said health development is an investation for people development in Bintan Regency.
Support in creating “Indonesia Health 2010“, so an application of perception development trough Regency/City Health approach will give wide effects for health and society prosperous in city or village or Political District of Administration.
Untuk itu perlu adanya persamaan
persepsi terhadap Pengertian “Kabupaten Sehat“, yaitu kesatuan wilayah administrasi
pemerintah yang terdiri dari desa/kelurahan
yang masyarakatnya secara terus menerus
berupaya meningkatkan kemampuan untuk
hidup sehat yang didukung oleh lingkungan,
prasarana wilayah, askes, pelayanan sosial,
ekonomi dan kesehatan yang memadai,
sehingga dapat mewujudkan masyarakat
yang berperilaku sehat yang hidup di
lingkungan yang aman, nyaman dan sehat.
Guna mewujudkan “Kabupaten Sehat “
tersebut di Kabupaten Bintan , maka perlu
adanya Visi, Misi dan Strategi pembangunan
kesehatan.
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
21
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
3.1.1. Visi Visi pembangunan kesehatan di
Kabupaten Bintan sebagaimana telah
ditetapkan dan dituangkan dalam rencana
strategis Dinas Kesehatan dan Keluarga
Berencana Kabupaten Bintan Tahun 2006 –
2010 adalah “Terwujudnya Pelayanan Kesehatan Bermutu yang Merata dan Terjangkau Menuju Kabupaten Bintan Sehat”. Harapan berdasarkan Visi tersebut
dapat dijelaskan bahwa tujuan akhir yang
ingin dicapai pada jangka waktu lima tahun
kedepan atau pada akhir tahun 2010 adalah
For that is need same perception in definition of “Regency Health“, that is the unite of territorial which consists of villages/political district administration that people of it try to improve ability of healthy life continuously which supported by environment, territorial facilities, health insurances, social services, economic, and adequate health, so that can create people who have health behavior in safety environment.To create “Regency Health “ in Bintan Regency, is need Vision,Mission and Health Developlment Strategy.
3.1.1. Vision
Health development Vision in Bintan Regency as stated and described in strategy plan of Health Department and Family Planning of Bintan Regency Year 2006 – 2010 is “Created Quality Health Services Averagely and Reachable Towards Bintan Regency Health”. Hopefully, based on that vision can be explained that end of reached aim in next five years or the end of 2010 is created health services included quaified family planning services averagely in all territorial
terwujudnya pelayanan kesehatan termasuk
pelayanan keluarga berencana bermutu
yang merata di seluruh wilayah Kabupaten
Bintan, serta terjangkau oleh seluruh lapisan
masyarakat dalam rangka pencapaian
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya menuju Kabupaten Bintan Sehat .
3.1.2. Misi
Dalam rangka mewujudkan Visi
tersebut diatas, maka Dinas Kesehatan dan
Keluarga Berencana Kabupaten Bintan,
menetapkan misi sebagai berikut :
1. Meningkatkan dan memantapkan
Manajemen dan Kinerja serta Mutu
Pelayananan Kesehatan dan Keluarga
Berencana di semua tingkat
administrasi/Strata dan unit-unit
pelayanan.
2. Meningkatkan dan mengembangkan
Promosi Kesehatan dan Membudayakan
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
22
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
di masyarakat.
3. Meningkatkan Kinerja dan memperkuat
upaya-upaya Pengendalian Penyakit
dan mewujudkan lingkungaan sehat,
serta penanggulangan masalah gizi
masyarakat.
4. Meningkatkan Kualitas Sistem Informasi
Kesehatan (SIK).
of Bintan Regency, and also can be reached by all level of society in reaching higher heakth degree of society towards Bintan Regency Health.
3.1.2. Mission
In creating the vision above, so Health Department and Family Planning of Bintan Regency, stated mission as follow:1. Improving and stable Management and
Working and also Quality of Health Services and Family Planning in all Administration level and service unit.
2. Increasing and developing Health Promotion and Culturing Clean and Healthy Behaviour in Society.
3. Improving work and strengthen Disease Controll Efforts and creating health environment, and also over coming nutrient problems in society.
4. Improving Quality of Health Information System.
5. Memantapkan Kemitraan Lintas Sektor
dan Pemberdayaan masyarakat.
3.1.3. Arah Kebijakan
Dalam upaya mencapai tujuan
pembangunan kesehatan menuju Visi
terwujudnya Pelayanan Kesehatan bermutu
yang merata dan terjangkau menuju
Kabupaten Bintan Sehat 2010, kebijakan
pembangunan kesehatan diarahkan pada :
1. Pengembangan dan Peningkatan Sumber Daya Kesehatan
Agar pembangunan kesehatan
dapat terselenggara secara berhasil guna
dan berdaya guna, diperlukan sumber daya
manusia/tenaga kesehatan yang bermutu,
cukup jumlah dan jenisnya, serta tersebar
secara adil dan merata sesuai kebutuhan
dan tuntutan dan tantangan dimasa
mendatang.
2. Pelaksanaan Upaya Kesehatan
Sesuai dengan paradigma, Dinas
Kesehatan dan KB Kabupaten Bintan agar
pembangunan kesehatan dapat
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
23
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
terselenggara secara berhasilguna dan
berdaya guna, diperlukan sumber daya
manusia/tenaga kesehatan yang bermutu,
cukup jumlah dan jenisnya, serta tersebar
5. Stabling Sector Lines Partners and Empowerment Society.
3.1.3. Direction of Policy
In effort of reaching aim of health development towards creating the vision in quality Health services averagely and reachable towards Bintan Regency Health 2010, the policy of health development are directed to:
1. Developing and Increasing Health Sources
In order health development can implemented success in used and useable, is needed Human source / qualified health worker, enough in kinds and numbers, and also spread over averagely according to needs and demands and challenges in the future.
2. Implementation of Health efforts
According to paradigm, Health Department and Family Planning of Bintan Regency in oreder health development can implemented usefully is needed human resorces/ qualified health worker, enough in kinds and numbers, and also spread over
averagely according to needs and demands and challenges in the future.
secara adil dan merata sesuai kebutuhan
dan tuntutan dan tantangan dimasa
mendatang.
3. Penanggulangan Kemitraan Lintas Sektor
Untuk mengoptimalkan pencapaian
tujuan pembangunan kesehatan, diperlukan
kerjasama lintas sektor yang mantap.
Demikian pula optimalisasi pembangunan
berwawasan kesehatan yang mendukung
tercapainya tujuan pembangunan
kesehatan.
4. Pemberdayaan Masyarakat Swasta.
Dalam era reformasi yang sedang
berjalan pada dewasa ini, masyarakat
termasuk swasta diharapkan berperan aktif
dan berkontribusi secara nyata dalam
pembangunan kesehatan. Pemberdayaan
masyarakat dilakukan dengan
mendorong masyarakat agar mampu
secara mandiri menjamin terpenuhinya
kebutuhan kesehatan dan kesinambungan
pelayanan kesehatan melalui pelaksanaan
subsidi silang dan Jaminan Pemeliharaan
Kesehatan Masyarakat ( JPKM).
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
24
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
3. Preventing Sectoral Lines Partner
To reach an optimum aim in health development is needed stable sectoral lines partners. And also health perception development in optimum support to reach health development aim.
4. Empowerment of Private Society.
In this recent reformation era, society included private sector is hoped active roled and contributed obviously in health development .Society empowerment is done by motivating society in order able by him self in guaranteeing fulfill of health needs and health services continuously trough implementation of cross subsidi and Society of Health Maintenace Guarantee.
5. Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas.
Pelaksanaan Program dan
kegiatan Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan
akan efektif dan efisien bila upaya
pengawasan internal secara terus menerus
ditingkatkan intensitas dan kualitasnya
melelui pemantapan system dan prosedur
pengawasan melekat dari pimpinan kepada
bawahan dan jajarannya secara berjenjang.
Pelaksanaan pengawasan dilakukan secara
komprehensif dan berbasis kinerja.
3.1.4. Strategi
1. Meningkatkan Alokasi Pembiayaan
Pembangunan Kesehatan dan Keluarga
Berencana melalui APBD Kabupaten,
APBD Provinsi dan APBN serta PHLN.
2. Meningkatkan Jumlah, Jenis, Mutu dan
Profesionalisme Sumber Daya Tenaga
Kesehatan.
3. Meningkatkan dan Memantapkan
Peranan dan Fungsi Pelayanan serta
Manajemen Kesehatan.
4. Memantapkan dan Merealisasikan
Komitmen Bersama untuk
Pembangunan Kesehatan umumnya,
dan secara khusus Meningkatkan Upaya
Pelayanan Kesehatan dan KB Bermutu
yang Merata dan Terjangkau.
5. Increasing Controlling and Accuntability.
Program implementation and activities of Bintan Regency Health Department will be effective and efficient if
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
25
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
internal controlling effort is increse continuously in intensity and quality by stabling the system and quality control procedures from leader to down step by step. Implentation control is done comprehensively and based on work.
3.1.4. Strategy
1. Increasing Allocation Budget of Health Development and Family Planning by Regency Regional Spending and Incoming Budget, Province Regional Spending and Incoming Budget and National Spending and Incoming Budget and also Abroad Incoming Taxes.
2. Increasing Numbers, Kinds, Quality and Profesionalism Health Workers Source.
3. Increasing and stabling role and health function and also health management.
4. Stabling and realization of together commitment to health development generally, and specially increasing health services effort and quality of family planning averagely and reachable.
3.1.5. Program-program Pembangunan Kesehatan
Untuk mengimpelementasikan
arah kebijakan dalam upaya meningkatkan
derajat kesehatan tersebut, dijabarkan
dalam 11 program pembangunan kesehatan
Kabupaten Bintan (RPJMD) Tahun 2006 –
2010 sebagai berikut:
1. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat.
Program promosi Kesehatan dan
Pemberdayaan individu, keluarga dan
masyarakat ditujukan untuk mewujudkan
kesadaran, kemauan, kemampuan dan
kemandirian masyarakat agar berperilaku
hidup bersih dan sehat, serta
mengembangkan upaya kesehatan
bersumber masyarakat dengan
melaksanakan kegiatan pokok :
a. Peningkatan upaya promosi kesehatan
dan pengembangan media promosi
kesehatan;
b. Pengembangan upaya kesehatan
bersumberdaya masyarakat (UKBM)
dan pembinaan generasi muda.
3.1.5. Health Development Programs
To implement wisdom direction in effort of increasing health degree, described in 11 health development programs of Bintan Regency year 2006 – 2010 as follows:
1. Health Promotion Programs and Society Empowerment.
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
26
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
Health Promotion and Self-Empowerment Programs, family and society in creating clean and healthy life behavior, and also developing health effort based on society by doing main activities, as follow:
a. Increase health promotion efforts and health promotion media;
b. Developing health effort based on society and yo
2. Program Peningkatan Lingkungan Sehat
Program ini bertujuan untuk
mewujudkan mutu lingkungan hidup yang
sehat melalui peningkatan dan pembinaan
serta penggalangan kemitraan untuk
menggerakkan pembangunan berwawasan
kesehatan dengan kegiatan pokok :
a. Pengawasan kualitas air dan lingkungan;
b. Peningkatan dan pemantapan
penyelenggaran akselerasi desa sehat;
c. Peningkatan upaya pengawasan
penyehatan makanan dan minuman;
d. Peningkatan upaya penyehatan
lingkungan daerah wisata;
e. Peningkatan pembinaan dan
pengembangan klinik sanitasi;
f. Peningkatan pengawasan dan
pengendalian dampak pencemaran.
2. Program Upaya Kesehatan Masyarakat
Program ini ditujukan untuk
meningkatkan jumlah, pemerataan, dan
mutu pelayanan kesehatan dasar di
Puskesmas dan jaringannya meliputi
Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling,
dan Bidan di Desa/Polindes.
2. Increasing Health Environment Program
This program to create healthy quality of environment life by increasing and maintenanceand also partnership to move health perception development with main activities:
a. Controlling quality of water and environment;
b. Increasing and stabling implementation of healthy village acceleration ;
c. Increasing health controlling efforts on food and beverages;
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
27
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
d. Increasing tourism environment health efforts;
e. Increasing establishment and developing of sanitation clinic;
f. Increasing control and restraint pollution effects.
3. Society Health Effort Program
This program is to increase number, averagely, and basic health service quality in Society Health Center and webs occur Assistant Society Health Center, Round Society Health and Midwife in the village/poli of village services.
Kegiatan pokok yang dilakukan dalam
program ini antara lain meliputi:
a. Pelayanan kesehatan penduduk miskin
dan daerah terpencil di Puskesmas dan
jaringannya;
b. Peningkatan pelayanan kesehatan dasar
yang mencakup sekurang-kurangnya
promosi kesehatan, kesehatan ibu dan
anak, keluarga berencana, perbaikan
gizi, kesehatan lingkungan,
pemberantasan penyakit menular dan
pengobatan dasar.
4. Program Upaya Kesehatan Perorangan dan Rujukan.
Program bertujuan untuk
meningkatkan akses, keterjangkauan dan
mutu pelayanan kesehatan perorangan dan
rujukan.
Kegiatan pokok yang dilakukan
dalam program ini meliputi:
a. Pelayanan Kesehatan penduduk miskin
yang dirawat inap di Puskesmas;
b. Peningkatan mutu pelayanan rawat inap
di Puskesmas Perawatan;
c. Peningkatan dan Pengembangan
pelayanan kesehatan rujukan,
kedokteran keluarga, peran serta sektor
swasta dan UKP.
Main activities which are done in these programs are:
a. Poor people health services and hinterland in society health center and its webs;
b. Increasing basic health services included health promotion, mother and child health, family planning, nutrient repairs, environment health, over come infection disease and basic treatment.
4. Private Health Effort Programs and Reconcilliation.
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
28
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
The program is to increase access, reachable and quality of private health services and reconcilliation.
Main activities which done in this programs are :
a. Poor people health services who opname in society health center ;
b. Increase quality of opname services in Medicare society health center;
c. Increasing and developing reconciliation health services, family medical, participation of private sector and Health Individual Program.
5. Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit.
Tujuan program ini adalah untuk
menurunkan angka kesakitan, kematian dan
kecacatan akibat penyakit menular dan
penyakit tidak menular. Prioritas penyakit
menular yang akan ditanggulangi adalah
malaria, DBD, TB.Paru, Diare, Polio,
HIV/AIDS, Pneumonia, penyakit – penyakit
yang dapat dicegah dengan imunisasi.
Sedangkan penyakit tidak menular dan
degeneratif yang prioritas ditanggulangi
adalah penyakit jantung dan gangguan
sirkulasi darah, diabetes mellitus, dan
penyakit – penyakit lainnya.
Kegiatan pokok program ini meliputi :
a. Peningkatan imunisasi;
b. Pencegahan dan Pemberantasan
Penyakit Malaria;
c. Pencegahan dan Pemberantasan
Penyakit DBD;
d. Pencegahan dan Pemberantasan
Penyakit Filariasis;
e. Pencegahan dan Pemberantasan
Penyakit TBC;
f. Pencegahan dan Pemberantasan
Penyakit IMS;
5. Prevention and Disease Elimination Programs.
This program is to decrease number of sickness, death and disablement caused by infected disease and uninfected disease. Priority of infection disease which prevented are malaria, Dengue Hemorragic Fever, Tuberculosis, Diarrhea, Polio, HIV/AIDS, pneumonic, and diseases can prevented by immunization. While uninfected disease and degenerative priority disease which prevented are heart disease, and blood circulation disturbances, diabetes mellitus, and other diseases.
Main activities programs occur:
a. Increase immunization;
b. Prevention and Elimination of Malaria Disease;
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
29
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
c. Prevention and Elimination of Dengue Hemorragic Fever (DHF) Disease;
d. Prevention and Elimination Filariasis Disease;
e. Prevention and Elimination Tuberculosis Disease;
f. Prevention and Elimination of Sexual Infection Disease;
g. Pencegahan dan Pemberantasan
Penyakit Diare;
h. Pencegahan dan Pemberantasan
Penyakit ISPA/Pneumonia;
i. Pencegahan dan Pemberantasan
Penyakit Kusta;
j. Peningkatan Surveilans Epidemiologi
dan Penanggulangan Wabah/KLB;
k. Pencegahan dan Pemberantasan
Penyakit Degeneratif.
6. Program Perbaikan Gizi Masyarakat
Program ini ditujukan untuk
meningkatkan kesadaran gizi keluarga
dalam upaya meningkatkan status gizi
masyarakat terutama pada ibu hamil, bayi
dan anak balita.
Kegiatan pokok yang dilakukan dalam
program ini meliputi :
a. Peningkatan kemampuan tenaga
penglola dan pelaksana program gizi di
Puskesmas dan jaringannya;
b. Penanggulangan masalah kurang energi
protein (KEP), Anemia gizi besi,
gangguan akibat kurang yodium
(GAKY), kurang Vitamin A, dan
kekurangan zat gizi mikro lainnya;
g. Prevention and Elimination of Diarrhea Disease;
h. Prevention and Elimination of Accute Respiratory Infection Disease/Phneumonia;
i. Prevention and Elimination of Leprosis disease;
j. Increase Epidemiology Surveillance and epidemic prevention.
k. Prevention and Elimination of Degenerative Disease.
6. Society Nutrition Repair Program
This program is to increase family nutrition awareness in effort of increasing public nutrition status especially on pregnant women, baby and children under five years old.
Main activities which are needs to be done in this program occur:
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
30
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
a. Increase manager ability and nutrient program management in society health central and its webs;
b. Prevent Protein Energy Less problems, Ferrum Nutrient Anemia, Yodium less problems, lack of Vitamin A, and other micro substances less;
c. Penanggulangan masalah gizi lebih;
d. Peningkatan Surveilens gizi.
e. Pemberdayaan masyarakat untuk
pencapaian keluarga sadar gizi.
7. Program Pengawasan Obat, Makanan dan Minuman
Tujuan program ini untuk melindungi
masyarakat dari penyalahgunaan pemakaian
sediaan farmasi dan alat-alat kesehatan,
serta produk makanan dan minuman yang
beredar di masyarakat, sarana kefarmasian,
serta pelayanan kesehatan swasta lainnya.
Kegiatan pokok yang dilakukan
dalam program ini meliputi :
a. Peningkatan pengetahuan dan wawasan
bagi produsen makanan/minuman;
b. Meningkatkan pengawasan peredaran
dan pemakaian sediaan farmasi, obat-
obatan, obat tradisional, alat kesehatan,
serta makanan dan minuman.
8. Program Obat dan Perbekalan Kesehatan.
Program ini ditujukan untuk
menjamin ketersediaan obat, mutu
pemerataan dan keterjangkauan obat dan
perbekalan kesehatan termasuk obat
tradisional, perbekalan kesehatan rumah
tangga dan kosmetika.
c. Prevent over nutrient problem;
d. Increase nutrient surveillances.
e. Society empowerment to reach nutrient awareness family.
7. Medicine, Food, and Beverages Control Programs
Aim of this program is to protect society from using pharmacy provided and health tools, and also food and beverages products which distributes in society, pharmacy facilities, and also other private health services.
Main activities which are done in this program occur:
a. Increasing perception and knowledge for produsen/food and beverages distributor
b. Increase distributing control and using of pharmacy provided, medicines, traditional medicines, health tools, and also food and beverages.
8 Medicine and Health Providing Programs.
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
31
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
This program is to guarantee medicines provided, average quality and medicines affordable and health provided including traditional medicines, cosmetics and housing health provided.
Kegiatan pokok yang dilakukan
dalam program ini meliputi :
a. Merencanakan dan melakukan
pengadaan kebutuhan obat dan
perbekalan kesehatan untuk puskesmas
dan jaringannya;
b. Peningkatan pemerataan obat dan
perbekalan kesehatan.
9. Program Peningkatan Kesehatan Keluarga.
Tujuan program ini adalah untuk
mendukung upaya menurunkan angka
kematian ibu melahirkan, angka kematian
bayi dan balita.
Kegiatan pokok yang akan
dilaksanakan adalah :
a. Peningkatan pelayanan kesehatan ibu
dan anak (bayi);
b. Peningkatan pelayanan kesehatan balita
dan anak pra sekolah;
c. Peningkatan pelayanan kesehatan
remaja;
d. Peningkatan pelayanan kesehatan usia
subur;
e. Peningkatan pelayanan kesehatan usia
lanjut (Usila).
Main activities which is done in this program occurs :
a. Planning and implementing medicine need supply and health provided to Society health center and its webs;
b. Increasing medicines averagely and health provided.
9 Increase Family Health Programs.
This program is to support an effort in decreasing number of mortality mother birth, number of mortality baby and children under five years old.
Main activities which are done, as follows:
a. Increase health services of mother and child (baby);
b. Increase children under five years old and pre-school health services;
c. Increase teenagers health services;
d. Increase productive age health services;
e. Increase Old people health services.
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
32
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
10. Program Peningkatan dan Pembinaan Sumber Daya Kesehatan.
Tujuan dari program ini adalah untuk
mendukung peningkatan jumlah, mutu, dan
penyebaran tenaga kesehatan serta sarana
dan prasarana sesuai dengan kebutuhan
pembangunan kesehatan.
Kegiatan pokok yang dilakukan
dalam program ini meliputi :
a. Perencanaan kebutuhan tenaga
kesehatan;
b. Peningkatan keterampilan dan
profesionalisme tenaga kesehatan
melalui pendidikan tenaga kesehatan
dan pelatihan tenaga kesehatan;
c. Pembinaan tenaga kesehatan termasuk
pengembangan karir tenaga kesehatan
dan PNS;
d. Peningkatan, pengembangan dan
pembangunan sarana dan prasarana
pelayanan kesehatan;
e. Peningkatan manajemen pembangunan
sarana dan prasarana kesehatan.
10. Increasing Programs and Health Resources Establishment.
This program is to support the increase of number, quality, and distributing health workers and also facilities according to health development needs.
Main activities which are done in this program occur:
a. Plan of health manpower needs;
b. Increase skill and professionalism of health manpower by health manpower education and health manpower training;
c. Health manpower establishment included development carrier of health manpower and civil servants;
d. Increase, developing and build facilities of health services;
e. Increase health facilities development management.
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
33
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
11. Program Manajemen dan Kebijakan Pembangunan Kesehatan.
Program ini ditujukan untuk
mengembangkan kebijakan dan manajemen
pembangunan kesehatan guna mendukung
penyelenggaraan system kesehatan daerah
dan system kesehatan nasional.
Kegiatan pokok yang dilakukan
dalam program ini meliputi :
a. Penyusunan kebijakan pembangunan
kesehatan;
b. Penyusunan perencanaan dan
penganggaran pembangunan
kesehatan;
c. Pengembangan Sistem Informasi
Kesehatan ( SIK);
d. Peningkatan jaminan pembiayaan
kesehatan masyarakat secara kapitasi
dan pra-upaya, terutama bagi penduduk
miskin yang berkelanjutan;
e. Peningkatan dan pemantapan penataan
organisasi dan kelembagaan Dinas
Kesehatan dan Keluarga Berencana
Kabupaten Bintan.
11. Manajement and Policy Development Health Programs.
This program is aimed to developing policy and health development management in supporting implementation of regional health system and national health system.
Main activities which are done in this program occur:
a. Manage health development policy;
b. Manage Planning and budgeting Health Development;
c. Developing Health Information System;
d. Increase guarantee of society health budgeting pre-effort, especially for continuity poor people;
e. Increase and stable organization management and Health Department Instances and Family Planning of Bintan Regency.
3.1.6. Sasaran Pembangunan Kesehatan ( RPJMD 2006 – 2010 ).
1. Sasaran Program
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
34
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
Sasaran pembangunan kesehatan
Kabupaten Bintan sampai akhir tahun 2010
adalah meningkatnya derajat kesehatan
masyarakat setinggi-tingginya melalui
peningkatan jangkauan/akses pelayanan
kesehatan kepada masyarakat dengan
prioritas pada kelompok sasarannya yaitu
masyarakat/keluarga miskin, kelompok
rentan ( bayi, balita, ibu hamil, usila) dan
masyarakat di daerah terpencil, dengan
sasaran program sebagai berikut :
a. Terse
dianya berbagai kebijakan dan
pedoman, serta Peraturan Daerah yang
menunjang pembangunan kesehatan;
b. Terbe
ntuk dan terselenggarakannya system
informasi manajemen keuangan daerah;
c. Terse
dianya sarana dan prasarana upaya
pelayanan kesehatan yang memadai
sesuai kebutuhan dan tuntutan
pelayanan di kecamatan sampai daerah
terpencil. Rasio sarana pelayanan
kesehatan di Kabupaten Bintan adalah :
3.1.6. Targets of Health Development 2006 – 2010 .
1. Target Program
Health Development target of Bintan Regency until the end of 2010 is increasing higher public health level by increase reach/health services access to society with the target group priority is society/poor family, susceptible group (baby, children under five years old, pregnant women, and old people) and society in hinterland, with the target programs as follows :
a. Provided many guidance and wisdom, and also regional law which supporting health development;
b. Formed and implemented regional budget management information system;
c. Provided adequate effort of health services facilities according to needs and health demand in Sub District until hinterland. Health service facilities ratio in Bintan Regency are :
Rasio Puskesmas dengan
penduduk
(1 : 15.000)
Rasio Puskesmas
Pembantu dengan penduduk (1 :
1.500)
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
35
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
Rasio Pondok Bersalin
Desa dengan penduduk (1 : 1.000)
Rasio Posyandu dengan
anak Balita (1 : 100)
d. Tersedianya sumber daya tenaga
kesehatan yang bermutu, jumlah
mencukupi, komposisi sesuai kebutuhan
tenaga kesehatan Kabupaten Bintan
adalah :
Rasio Dokter dengan
penduduk
(1 : 3.000)
Rasio Perawat dengan
penduduk
(1 : 1.000)
Rasio Bidan dengan
penduduk
(1 : 1.200)
Puskesmas yang memiliki tenaga
dokter (100 %)
e. Tersedianya pembiayaan kesehatan
dengan jumlah yang mencukupi,
teralokasi secara adil dan merata, dan
termanfaatkan secara berhasil guna dan
berdaya-guna.
Ratio of Public health center and population (1 : 15.000)
Ratio of Public health center assistant and population (1 : 1.500)
Ratio village born place and population (1 : 1.000)
Ratio integrated services post (Posyandu) and Children under five years old (1 : 100)
d. Provided qualified health workers sources, enough in number, composition is fit with health worker needs in Bintan Regency are :
Ratio Doctor and population (1 : 3.000)
Ratio Nurse and population (1 : 1.000)
Ratio Midwife and population (1 : 1.200)
Public health center which has doctor (100 %)
e. Provided health budget with enough number, allocated averagely, and useful.
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
36
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
f. Terselenggaranya system surveilan
epidemiologi penyakit menular dan tidak
menular serta sistem kewaspadaan dini,
penanggulangan kejadian luar biasa
(KLB) dan wabah.
g. Tersedianya obat dan perbekalan
kesehatan yang aman, bermutu dan
bermanfaat, serta terjangkau oleh
masyarakat.
h. Ketersediaan obat esensial-generik
disarana pelayanan kesehatan 90%.
i. Cakupan pengawasan : 100 % (pada
seluruh satuan kerja di lingkungan
Kantor Dinas Kesehatan dan KB, di
Puskesmas, Pustu dan Polindes).
j. Terwujudnya keluarga kecil berkualitas
pada tahun 2015.
2. Sasaran Pembangunan Kesehatan (RPJMD 2006 – 2010)
Dengan sasaran-sasaran program
yang akan dicapai Dinas Kesehatan
Kabupaten Bintan pada tahun 2010, dan
kontribusi pelaku pembangunan kesehatan
lainnya , diharapkan sasaran keluaran
pembangunan kesehatan berikut ini dapat
tercapai :
f. Implemented surveillance system of epidemiology infected disease and
uninfected disease and also early controlling system, preventing unusual incident and epidemic.
g. Provided medicines and safety health suppliers, useful and quality, and also afordable by society.
h. Essencial – generic medicines provided in health service facilities 90%.
i. Scope control: 100 % (for all working unit in Health Department Office environment and Family Planning, in society health center, Pustu and Polindes).
j. Created small quality family in 2015.
2. Health Development Target in 2006 – 2010
By target programs which reached, Health Department of Bintan Regency in 2010, and other health development contributor, is hoped that out put of health development target as follows can be reahed:
a. Meningkatnya persentase rumah tangga
ber PHBS menjadi 65 %;
b. Meningkatnya persentase Posyandu
Purnama 80% dan mandiri menjadi 40%
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
37
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
c. Meningkatnya persentase keluarga
menghuni rumah sesuai syarat
kesehatan menjadi 80 %, persentase
keluarga menggunakan air bersih : 80
%, menggunakan jamban memenuhi
syarat kesehatan menjadi 80 %;
d. Tempat-tempat umum memenuhi syarat
kesehatan menjadi 80 %;
e. Sarana Air Bersih yang diawasai
menjadi 80 %;
f. Jumlah institusi yang dibina menjadi
100%;
g. Cakupan rawat jalan menjadi 15 %;
h. Cakupan persalinan yang ditolong tenga
kesehatan menjadi 90 %;
i. Cakupan pelayanan antenatal ( K4) 90
%, cakupan kunjungan neonatus ( KN2)
menjadi 90 %, dan cakupan kunjungan
bayi menjadi 85 %;
j. Pelayanan Kesehatan GAKIN secara
Cuma-Cuma di Puskesmas dan Rumah
Sakit sebesar 100 %;
k. Cakupan rawat inap 1,5 %;
a. Increase percentage of house hold Behaviour Live Clean and Healthy for 65 %;
b. Increase percentage Purnama Integrated Service Post for 80 % dan mandiri for 40 %;
c. Increase percentage family who live according to health provisions for 80 %, percentage family who use clean water is 80 %, using toilet according to health provisions become 80 %;
d. General place according to health provisionsbecome 80 %;
e. Controlled clean water facilities become 80%;
f. Number of established Institutions become 100 %;
g. Scope of out of medical treatment become 15 %;
h. Scope of helped born by health manpower become 90 %;
i. Antenal services scope ( K4) 90 %, neonatus visiting scope ( KN2) become 90 %, and baby visiting scope become 85 %;
j. Health services Poor People freely in Public Health Center and Hospitals for 100 %;
k. Opname scope 1,5 %;
l. Puskesmas yang melaksanakan
pelayanan gawat darurat : 100 %,
Puskesmas Perawatan yang
melaksanakan pelayanan Obstetri dan
neonatal emergensi komprehensif 100 ,
dan jumlah puskesmas yang
terakreditasi 100 %;
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
38
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
m. Desa yang mencapai Universal Child
Immunization ( UCI) : 100 %;
n. Angka Case Detection Rate penyakit TB
: 80 %, dan angka keberhasilan
pengeobatan TB diatas 85 %;
o. Penemuan kasus Acute Flaccid
Paralysis ( AFP) : >/100.000 anak usia <
15 tahun;
p. Penderita DBD yang ditangnani : 100 %;
q. Penderita Malaria yang diobatai : 100 %.
r. Case Fatalyti Rate ( CFR) Diare pada
saat KLB < 1,2 %;
s. Orang dengan HIV AIDS ( ODHA)
mendapat pengobatan ART:100 %;
t. Persentase Bumil yang mendapat tablet
Fe : 95 %;
u. Persentase bayi yang mendapat ASI
ekklusif : 80 %;
v. Balita yang mendapat Vitamin A : 100%;
w. Balita gizi kurang dan gizi buruk yang
ditangani : 100 %;
l. Public Health Center which implement emergency services aret : 100 %, public Health center treatment which implement obstetry services and neonatal comprehensive emergency 100, and number of public health center accreditation is 100 %;
m. Village which reach Universal Child Immunization ( UCI) : 100 %;
n. Number of Case Detection Rate Tuberculosis Disease : 80 %, and number of succssess Tuberculosis treatment above 85 %;
o. Found case of AFP : >/100.000 children age<15 years old;
p. DHF sufferer who handled : 100 %;q. Malaria sufferer who medicared : 100 %.r. Case Fatalyti Rate ( CFR) Diarrhea at
Unusual incident KLB < 1,2 %;s. HIV AIDS (person with HIV AIDS) person
who get ART treatment :100 %;t. Percentage of pregnant women who get
tablet Fe : 95 %;u. Percentage of baby who get ekslusive
breast feeding : 80 %;v. Children under five years old who get
Vitamin A : 100 %;w. Children under five years old with less
nutrient and bad nutrient which handled:100 %;
x. Bumil KEK yang ditangani : 100 %;
y. Sekolah yang melaksanakan UKS :
100%;
z. Cakupan peserta/akseptor KB minimal
70% PUS.
Dengan demikian diharapkan
sasaran-sasaran dampak pembangunan
kesehatan jangka menengah di Kabupaten
Bintan sampai dengan akhir tahun 2010
dapat dicapai , yaitu :
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
39
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
a. Meningkatnya umur harapan hidup dari
66, 2 tahun menjadi 70,6 tahun;
b. Menurunnya angka kematian bayi dari
35 menjadi kurang dari 26 per 1.000
kelahiran hidup;
c. Menurunnya angka kematian ibu
melahirkan dari 307 menjadi kurang dari
226 per 100.000 kelahiran hidup;
d. Menurunnya prevalensi gizi kurang pada
anak balita menjadi < 5,0 %; dan
e. Terkendalinya laju pertumbuhan
penduduk menjadi ≤ 2%.
x. Pregnant women with malnutrition which handled : 100 %;
y. School with health unit : 100 %;z. Participant scope/acceptor family
planning minimal 70% Reproductive Aged Couple.
Thus hope that middle health development effects target in Bintan Regency until the end of year can be reached, those are:
a. Increase life hope ages from 66, 2 years old to 70,6 years old;
b. Decrease number of baby mortality from 35 become less than 26 per 1.000 life born;
c. Decrease number of mother born mortality from 307 become less thani 226 per 100.000 life born;
d. Decrease prevalence of less nutrition to children under five years old become 5,0 %; and
e. Controlled population growth become ≤ 2%.
3.2. Angka Kematian (Mortalitas)
3.2.1. Angka Kematian Bayi per 1000 Kelahiran Hidup
Kemajuan penting dalam
pembangunan kesehatan pada tahun 2008
di Kabupaten Bintan dapat dilihat dari
meningkatnya kualitas kesehatan
masyarakat melalui menurunnya Angka
Kematian Bayi (AKB). Pada tahun 2008
tercatat jumlah persalinan sebanyak 2.873
orang, dari jumlah tersebut terdapat 3 kasus
lahir mati, ini berarti terdapat 2.860 bayi lahir
hidup. Jumlah kematian bayi pada tahun
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
40
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
2008 sebanyak 13 kasus atau sama dengan
4,52 per 1000 kelahiran hidup. Keadaan ini
lebih baik jika dibandingkan dengan
kematian bayi pada tahun 2007 yaitu
sebanyak 16 kasus atau sama dengan 5,3
per 1000 kelahiran hidup. Jumlah Kelahiran
dan Kematian Bayi menurut kecamatan
tahun 2008, dapat dilihat pada table 4.
3.2. Mortality
3.2.1. Number of Baby Mortality per 1000 Life Born
The importance development in health development 2008 in Bintan Regency can be seen from increase qulity of society
health by decreasing Number of baby mortality. In 2008 noted that number of born is 2.873 babies, by this number found 3 cases life born death, It means there are 2.860 baby born live. Number of baby mortality in 2008 is 13 cases or equal to 4,52 per 1000 life born. This condition is better compare to baby mortality in 2007 that is 16 cases or equal to 5,3 per 1000 life born. Number of birth and number of baby mortality according by sub distric can see at table 4.
Tabel.4
Table 4
: Jumlah Kelahiran dan Kematian Bayi dan Balita di Kabupaten Bintan, Tahun 2008.
Number of Birth and Baby Mortality and Children Under Five Years Old in Bintan Regency, Year 2008
NoKecamatan
Sub District
Jumlah Jml Bayi Mati
NumberOf Baby Mortatlity
JmlBalitaNumber
of Children Under Five
Years Old
JmlBalita Mati
Number of Children
Under Five Years Old Mortality
Lahir Hidup
Life Born
Lahir Mati
Death Born
Lahir Hidup +Lahir Mati
Life and Death Born
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
41
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
1. Teluk Bintan 217 1 218 1 0 02. Seri Kuala Lobam 361 2 363 2 0 03. Bintan Utara 449 2 451 2 0 04. Teluk Sebong 187 2 189 2 0 05. Bintan Timur 923 4 927 4 0 16. Bintan Pesisir 144 0 144 0 0 07. Mantang 87 0 87 0 0 08. Gunung Kijang 214 1 215 1 0 09. Toapaya 167 0 167 0 0 010 Tambelan 111 1 112 1 0 0
Jumlah/Total 2.860 13 2.873 13 0 1Angka Kematian
(Dilaporkan) per 1.000 kelahiran hidup
Number of Baby Mortality per 1000 Life Born
4,52
Sumber : Seksi KIA Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan, Tahun 2009
Source: MCH Section, Health Department of Bintan Regency, Year 2009
Grafik 2. Angka Kematian Bayi (AKB) tahun 2004-2008 per 1.000 kelahiran hidup
di Kabupaten Bintan.
Graphic 2. Number of Baby Mortality Year 2004-2008 per 1.000 life born In Bintan Regency.Pr
ofil
Kese
hata
n Ta
hun
2008
42
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
Sumber: Seksi KIA, Dinas Kesehatan Kab. Bintan, tahun 2008
Source: MCH Sectio, Health Departmrnt of Bintan Regency Year 2008
3.2.2. Angka Kematian Balita per 1000 Kelahiran Hidup
Perkembangan jumlah balita di
Kabupaten Bintan mulai tahun 2004-2008
yaitu 12.234 balita tahun 2004 dengan
jumlah kematian 1 balita, 15.567 balita tahun
2005 dengan jumlah kematian 1 balita,
16.734 balita tahun 2006 dan 16.735 balita
tahun 2007 dan 2008 tanpa kematian balita.
Sedangkan Angka Kematian
Balita di Kabupaten Bintan mulai tahun
2004-2007 tercatat sebanyak 0.4 per 1000
kelahiran hidup tahun 2004, 0.3 per 1000
3.2.2. Number of Children Under Five Years Old Mortality 1000 Life Born
The development number of children under five years old in Bintan regency start in 2004-2008 that is 12.234
children under five years old and in 2004 with number of mortality 1 child, 15.567 children under five years old in 2005 with number of mortality 1 child, 16.734 children under five years old in 2006 and 16.735 children under five years old in 2007 and 2008 no mortality of children under five years old.
kelahiran hidup tahun 2005 dan tidak
terdapat kematian pada tahun 2006, 2007
dan 2008. untuk lebih jelasnya trend angka
kematian balita di Kabupaten Bintan dapat
dilihat pada grafik 3.
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
43
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
While number of children under
five years old mortality in Bintan Regency
start in year 2004-2007 noted about 0.4 per 1000 life born in 2004, 0.3 per 1000 life born, in 2005 and there is no mortality in 2006,
2007 dan 2008. Further clearly about trend number of mortality children under five years old in Bintan Regency can be seen on graffic 3.
Grafik 3. Angka Kematian Balita (AKABA) tahun 2004-2008 per 1.000 kelahiran hidup
di Kabupaten Bintan.
Graphic 3. Number of Children Under Five Years Old Mortality in Year 2004-2008 per 1.000 Life Born in Bintan Regency.
Sumber: Seksi KIA, Dinas Kesehatan Kab. Bintan, tahun 2008
Source : MCH Section,, Health Department of Bintan Regency, Year 2008
3.2.3. Angka Kematian Ibu per 100.000 Kelahiran Hidup
Kematian Ibu Maternal adalah kematian ibu selama masa kehamilan, waktu melahirkan dan masa nifas. Pada tahun 2008 terdapat 2 orang kematian ibu maternal dari 2.873 persalinan, ini berarti Angka Kematian Ibu (AKI) sama dengan 69,61 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
44
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
kondisi pada tahun 2007 kematian ibu maternal sebanyak 1 orang dari 3.026 persalinan atau sama dengan 33 per 100.000 kelahiran hidup. Seluruh data diatas dicatat berdasarkan sistem pencatatan dan pelaporan Puskesmas dan disebabkan karena eklamsia (keracunan masa kehamilan) dan infeksi nifas.
Secara umum pencapaian indikator derajat kesehatan masyarakat pada tahun 2008 lebih baik hal ini ditandai dengan menurunnya angka kematian bayi dan kematian ibu. Secara Nasional angka kematian bayi pada saat ini 37 per 1000 kelahiran hidup dan diharapkan pada tahun 2010 menurun menjadi 26 per 1000 kelahiran hidup. Sedangkan Angka Kematian Ibu melahirkan secara Nasional pada saat ini 307 per 100.000 kelahiran hidup dan diharapkan menurun menjadi 226 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2010.
3.2.3. Number of Mother Mortality per 100.000 Lives Born
Mother Maternal Mortality is Mother died during pregnancy, birth time, and after birth. In 2008 noted 2 of mother maternal mortality from2.873 birth, it means Number of
Mother Mortality equal to 69, 61 per 100.000 life born. And condition in 2007 mother maternal mortality is 1 from 3.026 births or equal to 33 per 100.000 lives born. All data above noted base on note system and society health center report and caused by ecslamsia (poisoning during pregnancy) and after birth infection.
Generally, reach of society health degree indicator in 2008 is better, this is signed by decrease number of baby mortality and mother mortality. Nationally, number of baby mortality in this recent day is 37 per 1000 life born and in 2010 decrease become 26 per 1000 life born. While number of mother birth mortality nationally in this recent day is 307 per 100.000 life born and hoped decrease to be 226 per 100.000 life born in 2010.
Upaya untuk menurunkan AKI dan AKB adalah melalui penempatan tenaga kesehatan di seluruh desa/kelurahan yang ada, terutama bidan desa yang didukung dengan peningkatkan sarana dan prasarana
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
45
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
antara lain gedung, obat dan alat–alat kesehatan, kendaraan operasional serta kesejahteraan tenaga kesehatan.
Efforts in decresing Number of Mother mortality and number of children under five years old mortality
is by placing health workers in all existing villages/political district administration especially village midwife which supported by increasing facilities such as building, medicine and health tools, operational vehicles and also prosperity of health workers.
Tabel. 5
Table 5.
: Jumlah Kematian Ibu Maternal Per Kecamatan di Kabupaten Bintan, Tahun 2008
Number of Maternal Mother Mortality Per Sub District in Bintan Regency,Year 2008
NoKecamatan
Sub District
Jml Ibu Hamil
Number of pregnant women
Jml Kematian Ibu MaternalKematian Ibu
HamilPregnant women mortality
Kematian Ibu Bersalin
Mother birth mortality
Kematian Ibu Nifas
After birth mortality
Jml
Number
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)1. Bintan Timur 1.029 1 0 1 22. Mantang 92 0 0 0 03. Bintan Pesisir 131 0 0 0 04. Gunung Kijang 250 0 0 0 05. Topaya 221 0 0 0 06. Teluk Bintan 230 0 0 0 07. Teluk Sebong 270 0 0 0 08. Sri Kuala Lobam 468 0 0 0 09. Bintan Utara 537 0 0 0 010 Tambelan 138 0 0 0 0
Jumlah/ Total 3.373 1 0 1 2Angka Kematian
(Dilaporkan) per 100.000 kelahiran hidup
69.61
Sumber : Seksi KIA Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan, Tahun 2008
Source : MCH Section, Health Department of Bintan Regency, Year 2008
3.2.4. Angka Kecelakaan Lalu Lintas per 100.000 penduduk
Pada tahun 2008 jumlah kejadian
kecelakaan lalu lintas dilaporkan dari
puskesmas se Kabupaten Bintan sebanyak
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
46
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
808 kecelakaan, dengan jumlah korban 122
orang (15.09%). Distribusi tingkat
kecelakaan yang tertinggi adalah luka ringan
sebanyak 98 orang dan luka berat 24 orang,
laporan kecelakaan tertinggi terjadi di
wilayah Puskesmas Kawal (Kecamatan
Gunung Kijang) sebanyak 122 kasus. Jika
dibandingkan dengan tahun 2007, terjadi
peningkatan kecelakaan yaitu 447
kecelakaan (peningkatan sebesar 361
kecelakaan), dengan tingkat kecelakaan
tertinggi di wilayah Puskesmas Kijang
(Kecamatan Bintan Timur) sebanyak 184
kecelakaan.
Angka kecelakaan lalu lintas, tahun
2008 sebesar 98,75 per 100.000 penduduk,
tahun 2007 sebesar 276,34 per 100.000
penduduk, tahun 2006 sebesar 22,26
100.000 penduduk dan tahun 2005 sebesar
268,19 per 100.000 penduduk. Trend angka
kecelakaan lalu lintas dari tahun 2005 s/d
2008 dapat dilihat pada grafik.
3.2.4. Number of Road Accidents per 100.000 populations
In 2008 number of road accidents reported from all public health centers in
Bintan Regency are 808 accidents, by number of victims 122 people (15.09%). Distribution of the highest level accidents are light wounds for 98 people and heavy wounds for 24 people, The highest accidents reported is in Kawal public health center territorial (Gunung Kijang Sub District) for 122 cases. If compare to 2007, accidents increase for 447 (increase about 361 accidents), with the highest level of accidents in the territorial of Kijang (East Bintan Sub District) public health center for 184 accidents.
Number of road accidents in 2008 about 98.75 per 100.000 people, in 2007 about 276.34 per 100.000 people, in 2006 about 22.26 100.000 people and in 2005 about 268.19 per 100.000 people. Trend number of road accidents from year 2005 to 2008 can be seen on graffic.
Grafik 6. Angka Kecelakaan Lalu Lintas Tahun 2005-2008 per 100.000 penduduk
di Kabupaten Bintan.
Graphic 6. Number of Road Accidents in 2005-2008 per 100.000 people in Bintan Regency.
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
47
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
Sumber: Seksi Yankes, Dinas Kesehatan Kab. Bintan, tahun 2008
Source: Health Services Section, Health Department of Bintan Regency, Year 2008
3.3. Angka Kesakitan (Morbiditas)
3.3.1. Angka “Acute Flaccid Paralysis” (AFP) pada anak usia <15 tahun per 100.000 anak
Angka kejadian AFP di Kabupaten
Bintan tahun 2008, terdapat 1 kasus di
wilayah Puskesmas Toapaya (Kecamatan
Toapaya), dengan Angka Kesakitan 7.11 per
100.000 anak.
3.3. Morbiditas
3.3.1. Number of “Accute Flaccid Paralysis” (AFP) on children age <15 years old per 100.000 children.
Number of AFP in Bintan Regency year 2008, there is only 1 case in Toapaya (Toapaya Sub District) public health center territorial, by number of sickness is 7.11 per 100.000 children.
3.3.2. Angka Kesembuhan Penderita TB Paru BTA+
Pada tahun 2008 di Kabupaten Bintan ditemukan sebanyak 1.082 kasus TB Paru Klinis (8,82 per 1000 penduduk) dan dari jumlah tersebut 153 kasus diantaranya adalah Basil
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
48
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
Tahan Asam/BTA positif (1,24 per 1000 penduduk). Keadaan ini jika dibandingkan tahun lalu terjadi penurunan kasus dimana pada tahun 2007 kasus TB Paru Klinis sebanyak 1.137 kasus atau 9,27 per 1.000 penduduk dan kasus TB Paru positif sebanyak 175 kasus atau 1,43 per 1.000 penduduk. Langkah-langkah yang telah dilakukan dalam rangka penanggulangan TB Paru adalah dengan intensifikasi penemuan penderita dan pengobatan gratis kepada semua penderita yang telah ditemukan.3.3.3. Persentase Balita dengan Pneumonia Ditangani
Jumlah penderita pneumonia di Kabupaten Bintan tahun 2008 sebanyak 73 kasus dimana kasus tertinggi terdapat di wilayah Kecamatan Bintan Timur sebanyak 35 kasus dan Gunung Kijang 26 kasus. Dari 73 kasus, 68 kasus diantaranya terjadi pada balita dan semuanya telah dilakukan penanganan dengan pemberian obat dan penatalaksanaan pneumonia bagi balita.
3.3.2. Number of TB Lungs BTA+ Sufferer Cure
In 2008 in Bintan Regency found about 1.082 cases of clinical TB
Lungs (8,82 per 1000 population) and from that number 153 cases are BTA positive (1,24 per 1000 population). This condition if compare to last year decrease, where in 2007 cases of clinical TB lungs is 1.137 cases or 9,27 per 1.000 population and cases of TB lungs positive is 175 cases or 1,43 per 1.000 population. Steps have been done in preventing TB Lungs is by intensification sufferer found and free treatment to all sufferer found.
3.3.3. Percentage of Children under five years old with handled Pneumonia
Number of phenumonia sufferer in Bintan Regency year 2008 is 73 cases where highest cases in the territorial of Sub District East Bintan about 35 cases and Gunung Kijang 26 cases. From 73 cases, 68 cases happened to children under five years old and all of it already handling by giving medicine and managing pneumonia to children under five years oldc
3.3.4. Persentase HIV/AIDS ditangani
Penyakit PMS HIV/AIDS masih menjadi masalah di Kabupaten Bintan,
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
49
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
pada tahun 2008 telah ditemukan 29 kasus HIV, 25 kasus diantaranya berada di Lokalisasi Batu 24 Kecamatan Toapaya dan semuanya telah dilakukan upaya penanganan dengan bekerjsamana dengan lintas program dan lintas sektor serta LSM. 3.3.5. Prevalensi HIV (Persentase Kasus terhadap Penduduk Beresiko)
Prevalensi HIV dari 25 kasus yaitu
0.02% terhadap 125.058 jiwa penduduk
yang ada di Kabupaten Bintan, sedangkan
persentase penduduk berisiko menurut
kecamatan adalah 0.33% dari 7.628 jiwa
penduduk di wilayah kerja Puskesmas
Toapaya (Kecamatan Toapaya). Puskesmas
Toapaya (Kecamatan Toapaya) merupakan
wilayah yang paling banyak kasus HIV nya
dibandingkan wilayah puskesmas lainnya.
3.3.6. Persentase Infeksi Menular Seksual diobati
Penyakit Infeksi Menular Seksual (IMS) di Kabupaten Bintan seperti penyakit (sipilis, gonorhoe, ulcus genital, scrotum bengkak) pada tahun 2008 tercatat sebanyak 130 kasus dari seluruh yang berkunjung ke klinik 24 Kecamatan Toapaya dan Bukit Senyum Bintan Utara.
3.3.4. Persentage of HIV/AIDS handled
Sexual Infected Disease HIV/AIDS still a problem in Bintan
Regency. In 2008 have found 29 cases of HIV in all society health center territorial and the most contribution cases HIV/AIDS are in localization Toapaya KM 24 Sub District about 25 cases and all efforts thave been done to handling cooperation by pass program and sectoral pass and society Instances.
3.3.5. Prevalence HIV (Percentage Cases to Risky Population)
Prevalence HIV from 25 cases that is 0.02% to 125.058 population life in Bintan Regency , while percentage of risky population according to Sub District is 0.33% from 7.628 population life in territorial of Toapaya public health center (Toapaya Sub District). Toapaya public health center (Toapaya Sub District) is the most HIV cases territorial compare to others.
3.3.6. Percentage of Sexual Infected Treatment
Sexual Infection Disease in Bintan Regency such as (sipyllis, gonorhoe, ulcus genital, scrotum ulcer) in 2008 noted for 130 cases from all visitors who come to clinic 24 Toapaya Sub District and Bukit Senyum North Bintan.
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
50
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
Seluruh penderita penyakit IMS ini telah diberikan pengobatan secara intensif oleh Puskesmas. 3.3.7. Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) per 100.000 Penduduk
Penyakit Demam Berdarah (DBD) di Kabupaten Bintan masih merupakan masalah utama, dimana pada tahun 2008 terdapat 150 kasus (Insident Rate 1,22/1000) dengan kematian 2 orang (CFR 1,33 persen). Kasus tertinggi terdapat di Kecamatan Gunung Kijang sebanyak 69 kasus, bilamana dibandingkan dengan tahun 2007 terjadi peningkatan kasus dan kematian, pada tahun 2007 terdapat 71 kasus ( IR 0,57 per 1000 ) dengan kematian 1 orang (CFR 1,4 persen).
All sexual infection disease suffereris
given medicine intensively by public health center.
3.3.7. Number of Dengue Haemorragic Fever (DHF) per 100.000 Population
Dengue Bleed Fever In Bintan regency still a main problem, where in 2008 there are 150 cases (Insident Rate 1,22/1000) by mortality 2 person CFR 1,33 percent). The highest cases in Gunung Kijang Sub District forR 69 cases, if compare to 2007 there is an increase case and mortality, in 2007 there are 71 cases ( IR 0,57 per 1000 ) by mortality 1 person (CFR 1,4 percent).
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
51
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
Tabel 7
Table 7.
: Data Kasus Demam Berdarah 4 tahun terakhir di Kabupaten Bintan Tahun 2005 s/d 2008 Case of Dengue Haemoraggic Fever 4 latest year in Bintan Regency Year 2005 s/d 2008
NoPuskesmas
Public Health Center
Tahun/Year2005 2006 2007 2008
(1) (2) (3) (4) (5) (6)1. Bintan Timur 14/0 12/0 12/0 46/12. Mantang Data gabung Kec. Bintan Timur3. Bintan Pesisir Data gabung Kec. Bintan Timur4. Gunung Kijang 11/1 16/0 16/0 69/05. Toapaya Data gabung Gunung Kijang6. Teluk Bintan 6/0 1/0 1/0 3/07. Teluk Sebong 5/0 7/0 7/0 11/08. Sri Kuala Lobam Data gabung Kec. Bintan Utara 3/39. Bintan Utara 24/0 19/0 19/0 18/110 Tambelan 0/0 0/0 0/0 0/0
Jumlah/ Total 60/1 59/0 17/1 150/2
Sumber : Seksi P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan, Tahun 2008
Source: Prevention and Elimination Desease Section, Health Departement of Bintan Regency Year 2008
Keterangan : K/M, K= Kasus, M = MeninggalInfromation : C/D, C= Cases, D= Death
3.3.8. Persentase DBD ditangani
Persentase kejadian penyakit Demam Berdarah (DBD) yang ditangani di Kabupaten Bintan Tahun 2008 dari 150 kasus yaitu 100% ditangani di tempat pelayanan kesehatan (puskesmas, puskesmas pembantu serta tempat pelayanan kesehatan lainnya).
3.3.8. Percentage of handled Dengue Haemoraggic Fever (DHF)
Persentage incidents of DHF Disease which handled in Bintan regency in 2008 is 150 cases that is 100% handled at the health services places (society health center, assistant public health senter, and also other health services).
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
52
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
3.3.9. Persentase Balita dengan Diare ditangani
Pada tahun 2008 kasus penyakit diare di Kabupaten Bintan tercatat sebanyak 3.835 kasus (31,28 per 1.000 penduduk), 1.426 kasus diantaranya terjadi pada balita. Angka ini meningkat jika dibandingkan tahun 2007 yaitu 3.513 kasus (28,6 per 1.000 penduduk).
3.3.10. Angka Kesakitan Malaria per 1000 Penduduk
Pada tahun 2008 jumlah kasus malaria yaitu 545 kasus malaria positif (4,4 per 1000 penduduk) dan 6.841 kasus malaria klinis (55,7 per 1000 penduduk). Keadaan ini lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2007, dimana kasus malaria positif (9,7 per 1000) penduduk atau sebanyak 1.162 dan malaria klinis sebanyak 15.276 (127,2 per 1000) penduduk . Meskipun angka kesakitan malaria menurun namun penyakit ini masih menjadi masalah di beberapa kecamatan di Kabupaten Bintan, hal ini dapat dilihat dari indikator yang ada yakni API dan AMI. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut :
3.3.9. Percentage Diarrhea handled of Children Under Five Years Old.
Diarrhea disease is one of infected disease, in 2008 diarrhea disease case in Bintan regency noted for 3.835 cases (31,28 per 1.000 population), 1.426 cases happened to children under five years old. This number increase if compare to 2007 that is 3.513 cases (28,6 per 1.000 population).
3.3.10. Number of Malaria Cases per 1000 Population
In 2008 number of malaria cases are 545 positive malaria cases (4,4 per 1000 population and 6.841 cases clinical malaria cases (55,7 per 1000 population). This condition is lower compare to 2007, where positive malaria cases (9,7 per 1000) population or about 1.162 and clinical malaria is 15.276 (127,2 per 1000) population . Although, number of malaria morbidity decrease but this disease still be a problem in some Sub Districts in Bintan Regency, This can be prooved by measurement or existing indicators API and AMI. Further clearly can be seen on tabel follows :
Tabel 8. : Annual Parasit Incident (API) per Puskesmas di Kabupaten Bintan
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
53
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
Table 8.Tahun 2005 s/d 2008.Annual Parasite Incident (API) by Public Health Center in Bintan Regency Year 2005 to 2008.
No PuskesmasPublic Health Center
Tahun/Year2005 2006 2007 2008
(1) (2) (3) (4) (5) (6)1. Bintan Timur 10,1 11,6 3,4 2,382. Mantang 0,0 0,0 0,0 5,043. Bintan Pesisir 0,0 0,0 0,0 2,194. Gunung Kijang 0,4 29,5 8,2 3,205. Toapaya 0,0 0,0 0,0 1,996. Teluk Bintan 12,5 26,3 13,4 6,217. Teluk Sebong 3,6 2,9 6,2 4,078. Sri Kuala Lobam 0,0 0,0 0,0 5,359. Bintan Utara 13,4 21,9 21,1 9,7810 Tambelan 0,0 2,3 2,1 1,78
Jumlah/ Total 9,0 16,5 9,7 4,44
Sumber : Seksi P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan, Tahun 2008
Source: Prevention and Elimination Desease Section, Health Departement of Bintan Regency Year 2008
Tabel 9
Table 9.
: Annual Malaria Incident (AMI) Per Puskesmas di Kabupaten Bintan Tahun 2005 s/d 2008Annual Malaria Incident (AMI) by Public Health Center in Bintan Regency Year 2005 to 2008
No PuskesmasPublic Health Center
Tahun/Year2005 2006 2007 2008
(1) (2) (3) (4) (5) (6)1. Bintan Timur 92,8 110,5 109,1 69,982. Mantang 0,0 0,0 0,0 31,123. Bintan Pesisir 0,0 0,0 0,0 52,634. Gunung Kijang 3,1 112,6 76,2 37,475. Topaya 0,0 0,0 0,0 20,936. Teluk Bintan 40,5 116,7 69,7 45,417. Teluk Sebong 14,9 48,4 45,8 33,248. Sri Kuala Lobam 0,0 0,0 0,0 18,539. Bintan Utara 196,0 203,2 246,4 118,1410 Tambelan 32,6 28,4 18,6 3,55
Jumlah/ Total 84,2 125,3 127,2 55,76Sumber : Seksi P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan, Tahun 2008
Source: Prevention and Elimination Desease Section, Health Department of Bintan
Regency Year 20083.3.11.Persentase Penderita Malaria Diobati
Pada tahun 2008 jumlah kasus malaria klinis 6.841 kasus dan malaria positif yaitu 545 kasus, pengobatan telah dilakukan pada semua kasus
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
54
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
yang menderita positif malaria (100%). Namun jika dibagi dengan jumlah malaria klinis yang diobati sebanyak 7.97%.
3.3.12.Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat
Untuk mewujudkan eliminasi kusta upaya penemuan penyakit kusta baru terus dilakukan dengan berbagai kegiatan, diantaranya kegiatan pasif maupun aktif (school survey, contact survey dan chase survey). Dari kegiatan tersebut pada tahun 2008 ditemukan 3 kasus (0,24 Per 10.000 penduduk) yang terdapat di kecamatan Teluk Sebong. Ketiga penderita kasus tersebut telah dilakukan pengobatan. Perlu diketahui bahwa secara program penyakit kusta sudah tereleminir di Kabupaten Bintan dengan prevalensinya kurang dari 1 per 10.000 penduduk. Bila dibandingkan dengan tahun 2007 ditemukan 2 kasus atau ( 0,16 per 10.000 ) penduduk terjadi peningkatan kasus.
3.3.11. Percentage of Medical Treated Malaria Sufferer
In 2008 number of clinical malaria cases are 6.841 and positive malaria are 545 cases, treatment have been done to all malaria positive sufferer cases (100%). But if divided by number of clinical malaria is 7.97%.
3.3.12. Percentage Leprosy Sufferer Finished Medical Treatment
To create leprosy elimination, an effort to find a new leprosy disease keep continue done by many activities, some of it pasive activities and active activities (school survey, contact survey and chase survey). From the activities in 2008 found 3 cases (0,24 Per 10.000 population) which found in Teluk Sebong Sub District. The three leprosy sufferer cases have done treatment. Need to know that in program leprosy disease have eliminated in Bintan Regency because its prevalance less than 1 per 10.000 population. If compare in 2007 where found 2 cases or ( 0,16 per 10.000 ) population and increase case.
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
55
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
3.3.13. Kasus Penyakit Filaria Ditangani
Pada tahun 2008 kejadian Penyakit
Filariasis di Kabupaten Bintan ditemukan
sebanyak 9 kasus yang terdapat di wilayah
Puskesmas Teluk Bintan (Kecamatan Teluk
Bintan) sebanyak 1 kasus dan 8 kasus di
wilayah Puskesmas Teluk Sasah
(Kecamatan Sri Kuala Lobam), dari 9 kasus
yang ditemukan semuanya (100%) telah
diberikan pengobatan dan tindakan medis
lainnya.
3.3.14.Jumlah Kasus dan Angka Kesakitan Penyakit Menular yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi (PD3I)
Difteria, Pertusis, Tetanus, Tetanus
Neonatorum, Campak, Polio dan Hepatitis B
merupakan penyakit menular yang dapat
dicegah dengan imunisasi (PD3I). Dari
semua jenis penyakit tersebut di Kabupaten
Bintan tahun 2008, yang ditemukan yaitu
kasus campak sebanyak 10 orang yang
terjadi di dua wilayah puskesmas yaitu
Puskesmas Teluk Bintan (Kecamatan Teluk
Bintan) sebanyak 1 kasus dan wilayah
Puskesmas Toapaya (Kecamatan Toapaya)
9 kasus.
3.3.13. Filaria Disease Case Handled
In 2008 incidents of Filariasis disease in Bintan Regency found about 9 cases which found in territorial of Teluk Bintan Public Health Center ( Teluk Bintan Sub District ) for 1 case and 8 cases in territorial of Teluk Sasah Public Health Center (Sri Kuala Lobam Sub District), From 9 cases found all (100%) and have handled (giving medicine and other medical treatment).
3.3.14. Number of Case and Number of Infected Disease Sickness which prevented by Immunization (PD3I)
Diphteria, Pertusis, Tetanus, Tetanus Neonatorum, Mealses, Polio and Hepatitis B are infected disease which is prevented by immunization. From all the diseases in Bintan Regency in 2008, found that measles cases for 10 people and happened in two territorial Public health centers those are in Teluk Bintan Public health center ( Teluk Bintan Sub District) for 1 case and territorial of Toapaya Public health center (Toapaya Sub District) for 9 cases.
3.4. Indikator Status Gizi
3.4.1. Persentase Kunjungan Neonatus
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
56
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
Pada tahun 2008 jumlah nenatus di
Kabupaten Bintan sebanyak 2.785 orang,
dari 2.785 neonates tersebut semunya
(100%) telah berkunjung ke pusat pelayanan
kesehatan pada saat berumur 6-7 hari (Kn2).
Jika dibandingkan dengan data tahun 2006
dan 2007 terjadi peningkatan kunjungan,
untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik.
3.4. Nutrition Status Indicator
3.4.1. Percentage of Neonates Visiting
In 2008 number of neonatus in Bintan regency is 2.785 people, from 2.785 neonatus all (100%) have visited to health service center when age at 6-7 days (Kn2). If compare to data 2006 and 2007 there is an increase, further clearly can be seen on graphic.
Grafik 4. Persentase Kunjungan Neonatus Tahun 2006-2008 di Kabupaten Bintan.
Graphic 4. Neonates Percentage Visiting, Year 2006-2008 in Bintan Regency.
Sumber : Seksi KIA Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan, Tahun 2008 Source : MCH Section, Health Department of Bintan Regency, Year 2008
3.4.2. Persentase Kunjungan Bayi
Jumlah bayi di Kabupaten Bintan
tahun 2008 sebanyak 3.079 orang dan yang
berkunjung ke tempat pelayanan sebanyak 8
kali sebanyak 899 orang (29.20%),
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
57
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
Puskesmas Tanjung Uban dan Toapaya
semua (100%) bayi (0-12 bulan) di wilayah
puskesmas ini telah melakukan kunjungan
dan mendapatkan melayanan kesehatan
baik kuratif maupun promotif sebanyak 8
kali. Jika dibandingkan dengan tahun 2007
terjadi penurunan (tahun 2007; 83,21%,
tahun 2006; 97,63% dan tahun 2005;
85,11%).
3.4.3. Persentase BBLR ditangani
Jumlah kasus bayi dengan Berat
Badan Lahir Rendah (BBLR) di Kabupaten
Bintan tahun 2008 sebanyak 22 kasus
(0.77%), kasus BBLR tertinggi di wilayah
Puskesmas Teluk Sasah (Kecamatan Sri
Kuala Lobam) sebanyak 9 kasus (2.49%)
dan di wilayah Puskesmas Teluk Bintan,
Teluk Sebong, Kelong, Toapaya dan
tambelan tidak terdapat bayi dengan BBLR.
3.4.2. Percentage of Baby Visiting
Number of babies in Bintan Regency in 2008 are 3.079 babies and visiting to services place for 8 times are 899 babies (29.20%), Tanjung Uban and Toapaya Public health center all (100%) babies (0-12 bulan) in this Public health center territorial
have visited and get health services curatively and promotive for 8 times. Compare to 2007 has decreasing (in 2007; 83.21%, in 2006; 97.63% and in 2005; 85.11%).
3.4.3. Percentage of handled Lower Baby Born Weitgh
Number of baby case with Lower Baby Born Weitgh in Bintan Regency in 2008 is 22 cases (0.77%), The highest Lower baby Born Weigth case is in the territorial of Teluk Sasah Public health center (Sri Kuala Lobam Sub District) for 9 cases (2.49%) and in the territorial of Teluk Bintan Society health center , Teluk Sebong, Kelong, Toapaya and Tambelan There is no baby with Lower Baby Born Weigth.
Dari 22 kasus semuanya telah mendapatkan
penanganan sesuai dengan standar
pelayanan pada bayi BBLR. Persentase bayi
dengan berat badan lahir rendah (BBLR)
tahun 2005 s/d 2008 di Kabupaten Bintan,
dapat dilihat pada grafik.
From all these 22 cases have handled according to services standard on
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
58
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
Lower baby born Weigth. Baby percentage with lower baby born weigth
in 2005 to 2008 in Bintan Regency, can be seen on this graffic.
Grafik 5. Persentase BBLR Tahun 2005-2008 di Kabupaten Bintan.
Graphic 5. Percentage of Lower Baby Born Weigth in 2005-2008 in Bintan Regency.
Sumber : Seksi KIA Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan, Tahun 2008Source : MCH Section, Health Department of Bintan Regency, Year 2008
3.4.4. Balita dengan Gizi Buruk
Jumlah kasus balita gizi buruk di
Kabupaten Bintan tahun 2008 sebanyak 85
kasus (0.78%), kasus tertinggi di wilayah
Puskesmas Teluk Sebong sebanyak 31
kasus (2.78%) dan wilayah Puskesmas
Teluk Sasah sebanyak 11 kasus (2.21%).
Seluruh Balita yang menderita gizi buruk
telah dilakukan penanganan dengan
pemberian makanan tambahan (PMT)
selama 90 hari makan serta pengobatan
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
59
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
penyakit penyerta di pusat pelayanan
kesehatan.
3.4.4. Children Under Five Years Old with Bad Nutrient
Number of children under five years old with bad nutrient case Bintan Regency in 2008 is 85 cases (0.78%), the highest cases
is in the territorial of Teluk Sebong Public health center are 31 cases (2.78%) and in the territorial of Teluk Public society health centers is 11 cases (2.21%). All children under five years old with bad nutrient have handled by giving additional food for 90 days and also disease treatment in health services center.
Grafik 6. Persentase Balita Gizi Buruk Tahun 2006-2008 di Kabupaten Bintan.
Graphic 6. Percentage of Children Under Five Years Old with Bad Nutrient in 2006-2008 in Bintan Regency.
Sumber : Seksi KIA/Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan, Tahun 2008
Source : MCH/Nutition Section, Health Department of Bintan Regency, Year 2008
3.4.5. Kecamatan Bebas Rawan Gizi
Kecamatan dikatakan bebas rawan
gizi, apabila persentase balita gizi buruk di
wilayah tersebut tidak lebih dari 1%, di
Kabupaten Bintan tahun 2008 terdapat 3
kecamatan yang tidak bebas atau rawan gizi
yaitu Kecamatan Teluk Bintan (1.03%),
Kecamatan Sri Kuala Lobam (2,21%) dan
Kecamatan Teluk Sebong (2.78%).
Kecamatan dikatakan rawan gizi bukan
berarti kecamatan tersebut kekurangan
bahan pangan akan tetapi karena pola
konsumsi masyarakat yang kurang baik
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
60
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
disamping itu juga disebabkan karena pola
asuh orang tua yang salah terhadap
anaknya.
Jika dibandingkan dengan data
tahun 2007, menunjukkan adanya
peningkatan jumlah kecamatan yang rawan
gizi, yaitu Kecamatan Teluk Bintan dan Sri
Kuala Lobam pada tahun 2007 bukan
merupakan kecamatan rawan gizi, pada
tahun 2008 dua kecamatan ini termasuk
dalam kategori kecamatan rawan gizi.
3.4.5. Nutrition Susceptible Free Sub District
Sub District stated as a nutrient susceptible if percentage of children under five years old with bad nutrient in the territorial is not more than 1%, in Bintan Regency in 2008 found 3 Sub Districts that nutrient susceptible those are Teluk Bintan (1.03%), Sri Kuala Lobam Sub District (2,21%) and Teluk Sebong Sub District(2.78%). Sub District stated as a nutrient susceptible doesn’t mean it lack of food supply but because of design of people consumes is bad and beside that it caused by parent’s guide is wrong to the children.
If compare to data in 2007, shows that there is an increase number of susceptible Sub District, those are Teluk Bintan and Sri Kuala Lobam Sub Districts in 2007 are not susceptible Sub Districts, in 2008 these two Sub district include in nutrient susceptible Sub District category.
Pembangunan kesehatan
bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan,
kemauan, kemampuan dan kesadaran hidup
sehat bagi setiap penduduk serta tumbuhnya
sikap kemandirian masyarakat dalam
mengatasi masalah kesehatan yang
dihadapi. Hal ini memungkinkan untuk
tercapainya derajat kesehatan masyarakat
yang optimal.
Dalam kerangka mengatasi
keadaan dan masalah pembangunan
kesehatan yang dihadapi dewasa ini,
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
61
BAB IVSITUASI UPAYA KESEHATAN
CHAPTER IV : SITUASION OF HEALTH EFFORT
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
penyelenggaraan upaya kesehatan harus
diarahkan pada peningkatan derajat
kesehatan masyarakat, kondisi lingkungan
baik fisik, biologik maupun sosial budaya,
upaya kesehatan, tenaga kesehatan,
pembiayaan kesehatan serta kerja sama
lintas sektor dan pemberdayaan masyarakat.
Dengan pengutamaan pada upaya-upaya
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
secara terpadu dan berkesinambungan.
Health Development aim is to increase knowledge, willingness, ability and healthy life awareness for every people and also growth society self esteem behavior in overcome health problems. This thing is probably to reach optimum society health degree.
In draft to overcome condition and health development problems in this recent day, implementation of health effort must directed to increase society health degree, environment condition phisically,
biologicallynand social-culture, health effort, health worker, health budget and also cooperation of pass sectoral and society empowerment. With the priority on promotives efforts, preventive, currative and rehabilitative integrated and continuesly.
Dari kegiatan-kegiatan yang
dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan
sepanjang tahun 2008, maka hasil
pencapaian melalui beberapa indikator dapat
digambarkan upaya kesehatan masyarakat
Kabupaten Bintan seperti berikut ini :
4.1. Pelayanan Kesehatan
4.1.1 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil
Kunjungan ibu hamil yang
melakukan pemeriksaan kehamilan kepada
tenaga kesehatan sebanyak 1 kali selama
trimester pertama tahun 2008 di Kabupaten
Bintan yaitu 3.153 orang (93%) dari 3.389
orang ibu hamil, sedangkan yang
memeriksakan kehamilannya sampai
dengan 4 kali selama hamil sebanyak 2.982
orang (88,4%). Angka ini menunjukkan
bahwa terdapat 4,6% ibu hamil yang drop
out/ tidak memeriksakan kehamilannya
sampai dengan 4 kali atau kemungkinan
juga memeriksakan kehamilannya sampai
dengan 4 kali tetapi tidak tercatat pada
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
62
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
reporting and recording puskesmas (of the record). Jika dibandingkan dengan data
tahun 2007 kunjungan ibu K1 mengalami
peningkatan sedangkan K4 mengalami
penurunan, untuk lebih jelasnya kunjungan
ibu hamil 5 tahun terakhir, dapat dilihat pada
grafik.
From the implemented activities by Health Department in whole year 2008, so achievement result through some indicators can be pictured about society health effort in Bintan Regency as follow :
4.1. Health Services
4.1.1 Scope of Pregnant Women Visiting
Pregnant women visiting that doing pregnat checking to health worker for 1 time
during first trisemeter in 2008 in Bintan regency are 3.153 people (93%) from 3.389 pregnant women, while pregnant women who check their pregnancy for 4 times during pregnancy are 2.982 people (88,4%). This number shows that there are 4,6% pregnant women who drop out/ not checking their pregnancy until 4 times or may be checked for 4 times but un noted on Public health center reporting and recording (of the record). If compare to data in year 2007 visiting of mother K1 is increase while K4 decrease, for further clearly about visiting of pregnant women in this 5 latest year, can be seen on graffic.
Grafik 7. Persentase Kunjungan Ibu Hamil tahun 2004-2008 di Kabupaten Bintan.
Graphic 7. Percentage of Pregnant Women Visiting in Year 2004-2008 in Bintan Regency.
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
63
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
Sumber : Seksi KIA Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan, Tahun 2008Source: MCH Section, Health Department of Bintan Regency, Year 2008
Persentase persalinan oleh
tenaga bidan atau tenaga kesehatan yang
memiliki kompetensi kebiadanan, tahun
2008 sebanyak 2.474 orang (97.90%) dari
2.527 orang ibu bersalin. Jika dibandingkan
dengan tahun 2007 terjadi peningkatan
sebesar 11.19% (tahun 2008; 86.71%), trend
persentase persalinan oleh tenaga bidan
atau tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebiadan 5 tahun terakhir, dapat
dilihat pada grafik 8.
Percentage of birth by midwife or health manpower who has midwifery competency, in 2008 is 2.474 people (97.90%) from 2.527. If compare to year 2007 increasingly for 11.19% (year 2008; 86.71%), trend percentage birth by midwife or health manpower who has 5 latest years midwifery competency, can be seen on graffic 8.
Grafik 8. Persentase Persalinan olehTenaga Bidan atau Tenaga Kesehatan yang memiliki
Kompetensi kebiadanan tahun 2004-2008 di Kabupaten Bintan.
Graphic 8. Percentage Birth by Midwife or Health Manpower who has midwifery Competency in Year 2004-2008 in Bintan Regency.
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
64
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
Sumber : Seksi KIA Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan, Tahun 2008 Source: MCH Section, Health Department of Bintan Regency, Year 2008
Pelayanan bagi ibu nifas tahun
2008 merupakan kegiatan prioritas yang
dilakukan oleh bidan, karena dalam upaya
untuk menurunkan angka kesakitan seperti
anemia gizi besi dan komplikasi pada ibu
nifas dengan cara pemberian tablet tambah
darah selama nifas dan penanganan kasus
komplikasi. Pada tahun 2008, jumlah ibu
nifas yang diberikan tablet tambah darah
sebanyak 2.783 orang (86.5%), pemberian
vitamin A ibu nifas sebanyak 2.783 orang
(86.5%) dan penanganan kasus komplikasi
selama nifas sebanyak 1 kasus.
Services for after birth mother in 2008 is one of priority activitiy which is done by midwife, because in effort of decreasing morbidity number such as ferrum nutrient anemia and complication to after birth mother by giving blood additional tablet
during after birth and handling complication case. In 2008, number of after birth mother which giving blood additional tablet is 2.783 people (86.5%), giving vitamin A for after birth mother is 2.783 people (86.5%) and handling complication case during after birth is 1 case.4.1.2. Deteksi Dini Tumbuh Kembang
Anak Balita serta Pemeriksaan Kesehatan Siswa SD/SMP/SMU
Deteksi dini tumbuh kembang
anak balita yang dilakukan selama tahun
2008, dari 2.682 anak balita pra sekolah
yang tercatat telah dilakukan deteksi dini
sebanyak 2.071 anak (77.21%), pada siswa
SD/MI dari 7.974 siswa telah dilakukan
pemeriksaan kesehatan pada 4.274 siswa
(53.59%), serta siswa SMP/SMU juga telah
dilakukan pemeriksaan kesehatan kepada
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
65
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
58.42%. Bentuk deteksi yang dilakukan
adalah pemeriksaan tinggi badan, berat
badan, serta pemeriksaan kesehatan lainnya
secara berkala yang dilakukan di Taman
Kanak-kanak (TK), SD/MI serta SMP/SMA.
4.1.3. Pelayanan Keluarga Berencana (KB)Dalam kaitan dengan aspek
penataan administrasi kependudukan keluarga berencana merupakan hal penting dalam mendukung perencanaan pembangunan baik di tingkat nasional maupun daerah. Pelaksanaan program keluarga berencana telah menunjukan hasil cukup memuaskan untuk menekan laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Bintan, hal ini diindikasikan dengan meningkatnya pencapaian peserta KB aktif pada tahun 2008 jika dibandingkan dengan tahun 2007 sebagaimana tabel berikut : 4.1.2. Early Detection of Growth and
Develop Children under five years old and also Student Health Checking for Primary School/Junior High School/Senior High School.
Early detection of growth and develop children under five years old is done in 2008, from 2.682 pre school children under five years old which noted have done early detection are 2.071 children (77.21%), on primary students from 7.974 have been done health checking to 4.274 students (53.59%), and also students of junior/senior high school have been done health checking to 58.42%.Detection form which is done are heigth body checking, weigth, and also other health checking periodically in Kinder garten, elemtary/primary school and also junior/senior high scholol.4.1.3. Family Planning Services
In relation on family planning
demography administration management aspect
is one of an importance thing in supporting
health planning, nationally or regionally.
Implementation of family planning program has
shown satisfy result in decreasing speed of
population growth in Bintan Regency, this
things indicated by increasingly active family
planning participant achievement in 2008 if
compare to year 2007 as tabel follow :
Tabel.10
Table 10.
: Pencapaian Peserta KB Aktif Kabupaten Bintan Tahun 2006, 2007 dan 2008Active Family Planning Participant Achievement of Bintan Regency in year 2006, 2007 dan 2008
NoTahun
Year
Jumlah PUSNumber of
Productive Age Couple
KB aktifActive family
planning
Persentase
Percentage
1. 2006 18.265 12.943 70,862. 2007 21.161 15.509 73,303. 2008 20.322 17.329 85,27
Sumber :Souce :
Seksi KB Dinas Kesehatan, Tahun 2009Section Health Department of Family Planning, Year 2009
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
66
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
Pasangan Usia Subur (PUS) pada
tahun 2008 tercatat sebanyak 20.322 PUS
yang menjadi peserta KB aktif sebanyak
17.329 peserta (85,27 persen). Bila dilihat
dari angka standar PUS yaitu 16,5 persen
dari jumlah penduduk atau 20.322 PUS,
maka jumlah PUS pada tahun 2008 ini yang
ikut sebagai peserta KB aktif berada diatas
target yang telah ditentukan pada tahun
2008 yaitu 70 persen. Jika dibandingkan
dengan tahun 2007 terjadi kenaikan
persentase jumlah peserta aktif dimana dari
21.161 Pasangan Usia Subur ditemui
peserta KB Aktif sebanyak 15.509 peserta
(73,70 persen) dengan kenaikan sebesar
11,57 persen. Pencapaian peserta KB aktif
sepanjang tahun 2008 telah mencapai
17.329 akseptor, dengan klasifikasi
pengunaan metoda kontrasepsi Non
Hormonal dan Hormonal di Kabupaten
Bintan seperti tabel 11.
Productive Age Couple in 2008 noted for 20.322 couple who be active family planning participant are 17.329 participant (85,27 percent). If looked at from productive age participant standard number that is 16,5 percent of number population or 20.322 couple, so number of this productive age couple in 2008 who participate as a active family planning participant stay above stated target in 2008 that is 70 percent. If compare to year 2007 tthere is an icrease number of active participant where from 21.161 productive age couple found active family planning participant for 15.509 (73,70 percent) with an increase for 11,57 percent. Active family planning participant achievement in the whole 2008 has reached 17.329 acceptor, with using classification hormonal and non hormonal contraception method in bintan Regency as tabel 11.
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
67
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
Tabel. 11
Table 11.
: Pencapaian Peserta KB Aktif dengan Klasifikasi Pengunaan Metoda Kontrasepsi Non Hormonal dan Hormonal di Kabupaten Bintan, Tahun 2008
Active Family Planning Participant Achievement by Using Classification of Hormonal and Non Hormonal Contraception Method in Bintan Regency, Year 2008
NOKECAMATAN
Sub District
JUMLAH PESERTA KB AKTIFNumber of active Family Planning Participant
MKJP NON MKJP MKJP + NON
MKJPIUD MOP/ MOW
IMP LANT
SUNTIKinjection
PILDrug Kondom OBAT
VAGINALAIN NYA
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
68
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)1 Teluk Bintan - - 106 739 491 77 - - 1.4132 Seri Kuala Lobam 28 3 60 632 405 15 - - 1.1433 Bintan Utara 247 13 196 536 773 29 - - 1.7944 Teluk Sebong 9 - 78 589 580 17 - - 1.2735 Bintan Timur 159 4 108 3.682 1.633 66 - - 5.652
Akseptor pengguna metode kontrasepsi Non Hormonal mencapai 813 orang atau 5,28 persen dari peserta KB aktif sebanyak 15.415 yang terdiri dari IUD 493 atau sebesar 3,2 persen, MOP/MOW sebanyak 34 atau sebesar 0,22 persen, Kondom sebanyak 286 atau sebesar 1,86 persen dari total KB Aktif. Kemudian yang menggunakan metode kontrasepsi Hormonal mencapai 14.602 akseptor atau 94,73 persen dari total peserta KB Aktif, yang terdiri dari Implant sebanyak 772 atau 5,01 persen, suntikan sebanyak 8.445 atau 54,79 persen, dan sisanya pengguna kontrasepsi Pil sebanyak 5.385 atau 34,94 persen.
Used acceptor of non hormonal contraception method reach 813 people or 5,28 percent from active family planning participant is 15.415 which consist of IUD 493 or about 3,2 percent, MOP/MOW is 34 or about 0,22 percent, condom for 286 or for 1,86 percent from total of active family planning. Then who using hormonal contraception method reach 14.602 acceptor or 94,73 percent of
total active family planning participant, consist of Implant for 772 or 5,01 percent, injection for 8.445 or 54,79 percent, and the rest are using tablet contraception for 5.385 or 34,94 percent.
4.1.4. Pelayanan Imunisasi
Cakupan desa/kelurahan
Universal Child Imunization (UCI)
merupakan desa/kelurahan yang
pencapaian imunisasi campaknya >80%,
tahun 2008 dari 49 desa/kelurahan terdapat
2 desa/kelurahan yang belum UCI yaitu
Kelurahan Teluk Lobam Kecamatan Sri
Kuala Lobam dengan cakupan 48.6% dan
Desa Toapaya Selatan Kecamatan Toapaya
dengan cakupan 69.6%. Imunisasi yang
diberikan kepada bayi dalam rangka
peningkatan imunitas/kekebalan tubuh bayi
antara lain BCG, DPT1+HB1, DPT3+HB3,
Polio3 dan Campak. Tahun 2008, cakupan
imunisasi BCG sebesar 100,45 %, dengan
pencapaian terendah di wilayah Puskesmas
Toapaya (Kecamatan Toapaya) 88,42% dan
wilayah Puskesmas Teluk Sasah 85.2%.
Cakupan imunisasi DPT1+HB1
tahun 2008 sebesar 99.9%, angka ini telah
mencapai target 95% yang telah ditentukan,
distribusi pencapaian imunisasi DPT1+HB1
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
69
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
menurut puskesmas yang paling rendah
adalah di wilayah Puskesmas Toapaya
85.3%, wilayah Puskesmas Teluk Sasah
93.6% dan wilayah Puskesmas Tanjung
Uban 93.7%.
4.1.4. Immunization Services
Scope of village/political district administration Universal Child Imunization (UCI) is one of village/ political district administration which achievement of chicken pork immunization for >80%, in 2008 from 49 village/political district administration there are 2 that have not UCI : Teluk Lobam Political District Administration Sub Distric of Sri Kuala Lobam with scope 48.6% and South Toapaya Village Sub District Toapaya with scope of 69.6%. Immunization which given to the baby in increasing immunity/baby body immune such as BCG, DPT1+HB1, DPT3+HB3, Polio3 and chicken pork . In 2008, scope of immunization BCG is 100,45%, with the lowest achievement in territorial of Tanjung Uban society health center (North Bintan Sub District) is 92.8% and territorial of Teluk Sasah publich health center 85.2%.
Scope of immunization DPT1+HB1 in 2008 is 99.9%, this number has reach target stated for 95%, immunization achievement distribution of
DPT1+HB1 according to society health center, the lowest is in territorial of Toapaya ( Toapaya Sub District) 85.3%, Teluk Sasah 93.6% and Tanjung Uban 93.7%.
Cakupan Imunisasi DPT+HB3,
tahun 2008 di Kabupaten Bintan sebesar
98.1% dengan target 85%, angka ini
menjukkan bahwa target telah tercapai,
namun menurut puskesmas terdapat satu
puskesmas yang belum mencapai target
yaitu Puskesmas Toapaya (Kecamatan
Toapaya) 83.6%. Cakupan polio3 di
Kabupaten Bintan tahun 2008 sebesar
93.8%, dari 10 puskesmas terdapat satu
puskesmas yang belum mencapai target
yaitu Puskesmas Toapaya (Kecamatan
Toapaya) 83.2%.
Cakupan imunisasi campak
merupakan indicator desa/kelurahan UCI,
tahun 2008 cakupan campak di Kabupaten
Bintan sebesar 95.5%, target yang telah
ditentukan tahun 2008 sebesar 80%, angka
menunjukkan bahwa cakupan telah tercapai
baik di tingkat kabupaten maupun
puskesmas.
Cakupan TT1 WUS dan Ibu
Hamil, tahun 2008 masih dibawah target
80% yang telah ditentukan dengan capaian
sebesar 55.21%, sedangkan cakupan TT2
WUS dan Ibu Hamil capaian sebesar
46.88%. Tujuan imunisasi TT ibu hamil dan
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
70
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
wanita usia subur (calon pengantin) adalah
upaya akselerasi eleminasi tetanus mataren
dan neonatorum (ETN).
Scope of immunization DPT+HB3, in 2008 Bintan District is 98.1% with target 85%,, This number show as haven reach target, from 10 Public Health Center in Bintan Regency there are one haven’t reach target that is Toapaya PHC (Toapaya Sub District) 83.6%. Scope of polio3 in Bintan Regency in 2008 is 93.8%, from 10 society health centers there are one haven’t reach target that is Toapaya society health center (Toapaya Sub District) 83.2%.
Scope of chicken pork immunization is an indicator of village/political district administration of UCI, in 2008 scope of chicken pork in Bintan Regency is 95.5%, stated target in 2008 is 80%, number shows that scope has reach good in Regency level and society health center.
Scope of TT1 Reproductive Women and pregnant women, in 2008 still under target, 80% is stated target while achievement target is 55.21%, while scope of TT2 Reproductive Women and pregnant women the biggest achievement is 46.88%. Aim of immunization TT pregnant women and productive age women (bribe candidate) is effort of acceleration of tetanus mataren and neonatorum (ETN) elimination.4.1.5. Pelayanan Gizi
Bayi Bawah Garis Merah (BGM)
menurut KMS dari keluarga miskin
merupakan kelompok masyarakat yang
sangat rentan terhadap gizi buruk
disebabkan karena daya beli keluarga
terhadap bahan pangan yang rendah,
sehingga bayi khususnya umur 6-24 bulan
dari keluarga miskin membutuhkan perhatian
khsusu berupa pemberian makanan
tambahan secara rutin setiap tahunnya
disamping upaya promotif dan peningkatan
perekonomian keluarga. Pada tahun 2008 di
Kabupaten Bintan tercatat jumlah bayi umur
6-24 bulan dari keluarga miskin sebanyak
1.028 orang dan 70 orang (6.8%)
diantaranya mendapatkan MP-ASI,
pemberian makanan MP-ASI ini masih
belum memenuhi kebutuhan untuk seluruh
bayi umur 6-24 bulan dari keluarga miskin
sehingga perlu dilakukan upaya peningkatan
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
71
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
jumlah dan mutu sesuai dengan jumlah
sasaran yang ada.
Vitamin A, diberikan kepada bayi
umur 6-12 bulan, anak balita 1-5 tahun dan
ibu nifas selama masa nifas. Tahun 2008
cakupan pemberian vitamin A bayi umur 6-
24 bulan bulan februari 104.6% dan agustus
101.6% (rata-rata 103.1%),
4.1.5. Nutrition ServicesBaby Under Red Lines accrding
to Card toward health from poor family is a society group which susceptible to bad nutrition caused by lower ability in buying food, so that especially baby at age 6-24 months from poor family needs special attention such as giving additional food routine every year beside promotif effort and increase economic of the family . In 2008 in Bintan Regency noted number of baby age 6-24 months from poor family is 1.028 babies and 70 babies (6.8%) with some of it get Get Additional Meal of Breast feeding, giving this Get Additional Meal of Breast feeding food still haven’t fulfill needs fof all baby at age 6-24moths from poor family so that needs to be done incresingly effort and quality according to number of existing target.
Vitamin A, given to baby at age 6 -12 months, children at 1-5 years old and after birth mother during after birth periods.
In 2008 scope of vitamin A given to baby at age 6-24 months in february 104.6% and August 101.6% (average 103.1%), scope of vitamin A for children under five years old in february 93.45 and August 89% (average 91.2%). Compare in 2007 there is decreasing scope from 93.28% (4.28%).cakupan vitamin A anak balita pada bulan
februari 93.45 dan agustus 89% (rata-rata
91.2%). Jika dibandingkan dengan tahun
2007 terjadi penurunan cakupan dari 93.28%
(4.28%).
Jumlah balita gizi buruk di
Kabupaten Bintan tahun 2008 sebanyak 85
orang, semuanya telah mendapatkan
perawatan dan telah diberikan makanan
tambahan selama 90 hari makan.
Persentase ibu hamil yang
mendapatkan tablet besi tahun 2008
sebesar 82.21% untuk Fe1 (30 tablet
pertama pemberian Fe) dan 83.12% untuk
Fe3 (90 tablet pemberian Fe), cakupan
puskesmas terendah di Teluk Bintan
sebesar 45.2% serta Teluk Sasah 74.1%.
4.1.6. Rujukan dan Penanganan Ibu Hamil dan Neonatus Resiko Tinggi
Ketersediaan darah untuk
menangani ibu hamil dan neonatus yang
dirujuk ke Rumah Sakit, disediakan melalui
Palang Merah Indonesia (PMI) Kepulauan
Riau serta donor darah dari keluarga pasien.
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
72
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
Ibu hamil resiko tinggi atau
komplikasi yang ditangani selama tahun
2008 sebanyak 805 kasus (100%) dari
jumlah ibu hamil resiko tinggi atau
komplikasi, dan neonatal resiko tinggi atau
komplikasi yang ditangani sebanyak 68
Number of children under five years old with bad nutrient in Bintan Regency in 2008 is 85 children, all have get treatment and have given additional food for 90 days.
Percentage of pregnant women who get ferrum tablet in 2008 is 82.21% for Fe1 (30 first giving tablet Fe) and 83.12% for Fe3 (90 tablet of giving Fe),the lowest scope of society in Teluk Bintan about 45.2% and also Teluk Sasah 74.1%. 4.1.6. Reconcilliation and Handling of Pregnant Women and High Risk Neonatus
Blood provide to handling pregnant women and neonatus who reconcilliated to Hospital, provided trough Indonesia Red Cross Riau Islands and also blood donor from patient family.
High Risk pregnant women or complication which handled in year 2008 is 805 cases (100%) from number of high risk pregnant women or complication, and high
risk neonatal or complication which handled are 68 cases (100%) from number of high risk neonatal or complication.kasus (100%) dari jumlah neonatal resiko
tinggi atau komplikasi.
4.1.7. Sarana Kesehatan dengan Kemampuan Gawat Darurat
Jumlah sarana kesehatan yang
mampu melakukan pelayanan kesehatan
gawat darurat sebanyak 12 unit sarana
kesehatan, yang terdiri dari Rumah Sakita 2
unit yaitu Rumah Sakit Umum Propinsi
Kepulauan Riau di Busung Kecamatan Sri
Kuala Lobam dan Rumah Sakit Swasta PT.
Antam Kijang di Kijang Kecamatan Bintan
Timur, sedangkan puskesmas semuanya (10
unit) telah disediakan tempat pelayanan
gawat darurat (UGD), sehingga dapat dan
mampu untuk memeberikan pelayanan
gawat darurat.
4.1.8. Kejadian Luar Biasa (KLB) PenyakitJumlah desa/kelurahan yang
terkena KLB selama tahun 2008 sebanyak 7
desa/kelurahan dengan distribusi per
kecamatan antara lain : Kecamatan Teluk
Bintan 2 desa/kel, Kecamatan Bintan Timur
1 desa/kel, Kecamatan Mantang 1
desa/kel,Kecamatan Gunung Kijang 1
desa/kel dan Kecamatan Toapaya 2
desa/kel.
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
73
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
4.1.7. Health Facilities with Emergency Ability
Number of health facilities which have ability to do emergency health services are 12 units consist of 2 units hospitals : Riau Islands Province General Hospital in Busung Sub District of Sri Kuala Lobam and Private hospital PT.Antam Kijang in Kijang Sub District of East Bintan, and 10 units of society health centers have provided in Emergency Room, so that it can give emergency services.4.1.8. Unusual Incidents Disease
Number of village/political district administration which has unusual incidents disease in 2008 are 7 villages/political district administrations with distribution per Sub District are : Sub District of Teluk Bintan 2 villages/political district administrations, Sub District of East Bintan 1villages/political district administration, Sub District of Mantang 1 village/political district administration,Sub District of Gunung Kijang 1 village/political District Administration and Sub District of Toapaya 2 villages/political district administration.
Jenis kejadian luar biasa (KLB) yang
terjadi adalah Demam Berdarah (DBD)
sebanyak 36 penderita dan 1 orang
meninggal (CFR, 2.78%), Campak 9
penderita, Keracunan Malanan 6 penderita
dan 1 meninggal (CFR, 16.67%).
Semua penderita yang disebabkan
oleh ketiga jenis penyakit tersebut telah
dilakukan penanganan dibawah 24 jam
dengan melakukan tindakan pengobatan
bagi penderita dan pencegahan bagi
kelompok sasaran lainnya yang dianggap
berpotensi untuk terjangkit penyakit DBD
dan Campak.
4.1.9. ASI Eksklusif dan Pemantauan Garam Beryodium
ASI eksklusif merupakan air susu
ibu yang diberikan kepada bayi sampai
dengan umur 6 bulan tanpa pemberian
makanan pendamping. Program ini
mempunyai tantangan yang kuat karena
harus mengahadapi maraknya iklan susu
formula yang dijual bebas (komersial)
khususnya susu formula bagi bayi umur
dibawah 6 bulan. Kondisi ini terbukti dengan
rendahnya cakupan pemberian ASI eksklusif
oleh ibu kepada bayinya yaitu sebesar
39.01% pada tahun 2008, angka ini menurun
jika dibandingkan dengan tahun 2007 yaitu
45,58%.
Kinds of unusual incidents are DHF for 36 sufferer and 1 person died (CFR,
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
74
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
2.78%), measles 9 sufferer, food poisoning 6 sufferers and 1 died (CFR, 16.67%).
All sufferer which caused by these three diseases have handled under 24 hours by doing treatment act for sufferer and prevent for other group target which potential to infected DHF and measles.4.1.9. Exlusive Mother Breast Feeding and Controlling Jodium Salt
Exclusive Mother Breast Feeding is mother breast feeding given to baby until 6 months without giving substitute food. This program has strong challenge because have to face formula milk advertisement which free sell (commercial) especially formula milk for baby under 6 months. This condition proved that lower scope of giving exclusive mother breast feeding by mother to her baby that is 39.01% in 2008, this number decrease if compare to year 2007 that is 45,58%.
Distribusi menurut kecamatan yang paling
rendah di Kecamatan Toapaya sbesar
10,45%.
Pemantauan garam beryodium
dilakukan dalam upaya pencegahan
terjadinya gangguan akibat kekurangan zat
yodium dalam tubuh sehingga menimbulkan
penyakit gondok. Kabupaten Bintan bukan
merupakan daerah endemis gondok
sehingga kasus ini tidak ditemukan selama 5
tahun terakhir. Namun kegiatan yang
sifatnya promotif tetap harus dilakukan
dengan cara melakukan mengecekan
kandungan garam beryodium yang
dikonsumsi oleh rumah tangga. Pada tahun
2008 dari 49 desa yang dilakukan survey
tidak terdapat desa dengan garam
beryodium yang kurang baik, kondisi ini
sama dengan tahun 2007.
4.1.10. Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut
Pelayanan kesehatan gigi dan
mulut berupa pelayanan dasar gigi tahun
2008, antara lain tumpatan gigi tetap
sebanyak 256 orang, pencabutan gigi tetap
sebanyak 1.381 orang dengan rasio
tambal/cabut 0.19%, angka ini menurun
dibandingkan dengan tahun 2007 yaitu 0.26.
Distribution according to The lowest Sub District is in Toapaya Sub District for 10,45%.
Controlling of jodium salt is done in effort of preventing disturbances which is caused by less of jodium substances in the body so that can cause aneurysm disease. In Bintan is not aneurysm endemic region so
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
75
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
that this case is not found in the 5 latest years. But promotively activities must be done by doing controlling contain of jodium salt which consumed by house holds. In 2008 from 49 villages have done survey that there is no village with bad jodium salt, this condition is same like in 2007.
4.1.10. Mouth and Teeth Health ServicesMouth and teeth health services
is teeth basic service in 2008 : remain tooth patch is 256 people, remain pull out tooth is 1.381 people with ratio patch/pull out for 0.19%, this number decrease compare to year 2007 that is 0.26.
Upaya promotif dan preventif
dengan Upaya Kesehatan Gigi Sekolah
(UKGS) dari 5.351 murid SD yang tercatat
370 murid (6,92%) diantaranya dilakukan
pemeriksaan gigi dan mulut dan 26 murid
perlu perawatan namun hanya 19 murid
(73,08%) yang mendapatkan perawatan.
Jika dibandingkan dengan tahun 2007 terjadi
peningkatan murid yang dirawat karena
adanya kerusakan pada gigi dan mulut.
4.1.11. Upaya Penyuluhan KesehatanPenyuluhan kesehatan
merupakan salah satu bentuk upaya
promotif dalam upaya peningkatan dan
merubah pengetahuan, sikap masyarakat
sehingga dapat ber PHBS. Pada tahun
2008, kegiatan penyuluhan dilakukan dalam
bentuk penyuluhan individual, kelompok dan
massa di wilayah kerja puskesmas di 10
kecamatan antara lain berupa pemutaran
film, pemasangan spanduk, baleho dan
penyebaran leaflet dan poster pada 5
tatanan yaitu masyarakat umum, tempat
pendidikan, tempat umum, tenaga kerja dan
pelayanan kesehatan. Penyuluhan kelompok
dilakukan sebanyak 239 kali sedangkan
penyuluhan massa dilakukan sebanyak 38
kali selama tahun 2008.
Promotive and Preventive efforts are doing School Teeth Health Effort from 5.351 students noted that 370 students (6,92%) are done mouth and teeth checks and 26 students needs treatment but only 19 students (73,08%) got. If compare to year 2007 there is an increase treated students because there is damage in mouth and teeth.
4.1.11. Health Elucidation Effort
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
76
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
Health elucidation is promotive effort in changing society behavior so that tends to good health behaviour. In 2008, Elucidation activity is done in form of massa and group elucidation, from 10 Sub Districts there are 3 Sub Districts which have done group elucidation that are Sub District of Mantang for 2 times, Gunung Kijang for 224 times and Sub District of Toapaya for 13 times, while mass elucidation only two Sub Districts that is Sub District of Gunung Kijang for 32 times and Sub District of Toapaya for 6 times.
4.1.12. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pada tahun 2008 di Kabupaten
Bintan, cakupan jumlah peserta jaminan pra
bayar sebesar 34.6%, terdiri dari asuranse
kesehatan (ASKES) 9.2%, Askeskin 14.7%
dan JPK pra bayar lainnya 10.7%,
sedangkan pelayanan kesehatan
masyarakat miskin (JPKMM) yang mendapat
pelayanan kesehatan sebanyak 15.689
orang.
4.1.13. Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja
Jumah tenaga kerja formal di
Kabupaten Bintan tahun 2008 sebanyak
19.440 pekerja yang mendapatkan
pelayanan kesehatan berupa pemeriksaan
kesehatan secara berkala sebanyak 4.138
pekerja (21.29%).
4.1.14. Pelayanan Kesehatan Usial LanjutPelayanan kesehatan kepada
usila dalam upaya meningkatkan derajat
kesehatan usia lanut terdiri dari pemeriksaan
tekanan darah, HB, gula darah, ginjal serta
pengobatan dan konseling bagi penderita
penyakit tertentu.
4.1.12. Health Maintaining Guarantee In 2008 in Bintan Regency, scope
of number participant pre paid guarantee is 34.6%, consist of health insurance 9.2%, Poor health insurance 14.7% and other pre paid health assurance participants 10.7%, while poor people health services who get health services are 15.689 people.
4.1.13. Worker Health ServicesNumber of formal worker in
Bintan Regency in 2008 is 19.440 workers
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
77
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
who get health services like health check up periodically is 4.138 workers (21.29%).
4.1.14. Old People Health ServicesHealth services to old people in
effort of increasing health degree of old people age which consists of blood pressure checks, haemoglobin, sugar blood, kidney and also counseling and treatment for sufferer special disease.
Jumlah pra usila (45-59 tahun),
tahun 2008 sebanyak 3.678 orang dan yang
mendapatkan pelayanan kesehatan
sebanyak 776 orang (21.10%) dan usia
lanjut (60 tahun ke atas) sebanyak 5.523
orang yang mendapatkan pelayanan
kesehatan sebanyak 1.807 orang (32.72%).
Total jumlah pra usila dan usila di Kabupaten
Bintan sebanyak 9.201 orang dan yang
mendapatkan pelayanan kesehatan
sebanyak 2.583 orang (28.07%).
4.2. Askes dan Mutu Pelayanan Kesehatan
4.2.1 Rawat Inap dan Rawat Jalan
Jumlah penduduk yang
memanfaatkan pelayanan kesehatan di
Puskesmas dan jaringannya tahun 2008
sebesar 108.655 kunjungan terdiri dari
106.400 kunjungan rawat jalan dan 2.255
kunjungan rawat inap. Ini artinya 98.8%
penduduk telah memanfaatkan puskesma
dan jaringannya. Bila dibandingkan dengan
kunjungan rawat jalan dan rawat inap pada
tahun 2007 sejumlah 104.271 kunjungan
mengalami peningkatan sebesar 13,8 %.
Pada tahun 2007 kunjungan rawat jalan
sebesar 102.054 kunjungan dan 2.217
kunjungan rawat inap.
Number of pre old people (45-59 years, in 2008 about 3.678 people and who get health services are 776 people (21.10%) and old people (60 above) are 5.523 people and who get health services are 1.807 people (32.72%). Total number of pre old people and old people in Bintan Regency are 9.201 people and who get health services are 2.583 people (28.07%).
4.2. Health Insurance and Quality of Health Services4.2.1 Opname and On the way treatment
Number of population who used health services in society health center and its webs in 2008 are 108.655 visits
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
78
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
consists of 106.400 on the way treatment visits and 2.255 opname visits.It means 98.8% population have used society health center and its webs. If compare to on the way and opname visits in 2007 about 104.271 visits have increase for 13,8 %. In year 2007 out of hospital medical treatments are 102.054 visits and 2.217 opname visits.
Berdasarkan Standar Pelayanan
Minimal (SPM) untuk Rawat Jalan sebesar
15 % dan 1,5 % untuk rawat inap maka
jumlah kunjungan penduduk yang
menggunakan puskesmas dan jaringannya
sudah melebihi Standar Pelayanan Minimal.
Based on Minimum Services Standart for on the way treatments are 15 % and 1,5 % for population visitis who use society health center and its webs already more than Minimum Services opname so number of population visits who use society health center and its webs have already more than Minimum Services Standart.
Grafik 9. Jumlah Kunjungan Pasien Rawat Inap dan Rawat Jalan Tahun 2004-2008
di Kabupaten Bintan
Graphic 9. Number of Opname Pasient Visits and On The Way Treatment in 2004-2008 In Bintan District
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
79
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
Sumber : Seksi Yankes Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan, Tahun 2008 Source: Helath Service Section, Health Department of Bintan Regency, Year 2008
Dari 10 jenis penyakit terbesar
berdasarkan jumlah kunjungan pasien di
Puskesmas yaitu ISPA, Hypertensi,
Gastritis-duo denitis, diare-gastro enteritis,
infeksi saluran pernapasan atas, malaria
klinis, diabetes melitus, penyakit pada vulva-
jaringan periapikal, karies gigi, infeksi
padakulit.
Pada tahun 2007 kunjungan
terbanyak di puskesmas dan jaringannya
adalah penyakit ISPA sebanyak 25.330
kasus (28 %), dan kasus paling rendah
adalah karies gigi 1.098 kasus (1 % ).
Dibandingkan dengantahun 2007 kasus
ISPA mengalami peningkatan 10.10%
(18.344 kasus), tingginya angka penyakit
ISPA di Kabupaten Bintan disebabkan oleh
beberapa faktor, diantaranya adalah faktor
cuaca dan sanitasi lingkungan. Penyakit
ISPA juga merupakan penyakit terbesar
dibeberapa daerah lain di Indonesia. Selama
tahun 2007 dan 2008, upaya yang telah
dilakukan untuk menekan jumlah angka
penyakit ISPA adalah dengan dilakukan
upaya kuratif yaitu pengobatan penderita
dan promotif serta preventif berupa
penyuluhan (pemutaran film, penyebaran
famplet).
From 10 kinds of biggest diseases base on number of pasient visit in society health center is Accute Respiratory Infection, Hypertention, Gastritis-duo denitis, diarrhea-gastro enteritis, up respiratory infection, clinical malaria, diabetes melitus, disease on vulva- periapikal net, teeth caries ,skin infectiont.
In 2007 the most visit in society health center and its webs are Accute Respiratory Infection for 25.330 cases (28 %), and the lowest cases are teeth caries for 1.098 cases (1 % ). Compare in 2007 Accute Respiratory Infection case increasing for 10.10% (18.344 cases), higher number of accute respiratory infection disease in Bintan Regency caused by many factors, some of it are weather factor and environtment sanitation. Accute Respiratory Infection disease also the biggest disease in many other region in Indonesia. For 2007 and 2008, efforts have been done to pressure number of Accute Respiratory Infection disease are by doing curative effort that is sufferer treatment and promotive also
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
80
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
preventive such as elucidation (watching film, distribute famplet).
Menurut hasil Sensus Kesehatan
Rumah Tangga dan Sukesnas bahwa
penyakit ISPA dan Sistem Pernafasan
merupakan penyebab utama kematian bayi
dimana 80-90% dari seluruh kasus kematian
ISPA disebabkan oleh Pneumonia. Angka
kesakitan ISPA Pneumonia di Kabupaten
Bintan tahun 2008 terdapat 72 kasus (57.57
per 100.000 penduduk) dengan Case
Fatality Rate 0 persen. Dari 72 kasus, 68
kasus diantaranya merupakan kasus pada
balita dan semua telah dilakukan
penanganan sesuai standar pelayanan pada
penderita pneumonia.
According to House Hold Health Census results and National Health Census that Accute Respiratory Infection Disease and Respiratory System is main caused of baby mortality where 80-90% of all cases mortality of accute respiratory infection disease caused by Pneumonia. Number of Pnemonia Accute Respiratory Infection Disease Morbidity in Bintan Regency in 2008 there are 72 cases (57.57 per 100.000 population) with Case Fatality Rate 0 percent. From 72 cases, 68 ccases on children under five years old and all have handled according to services standart on pneumonia sufferer.
Grafik 10. Persentase 10 Penyakit Terbesar (dalam %)Tahun 2008 di Kabupaten Bintan.
Graphic 10. Percentage of 10 Biggest Diseases (in %)Year 2008 in Bintan Regency.
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
81
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
Sumber : Seksi Yankes Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan, Tahun 2008Source: Helath Service Section, Health Department of Bintan Regency, Year 2008
4.2.2 Sarana Pelayanan Kesehatan dengan Kemampuan Laboratorium Kesehatan dan Rumah Sakit yang Menyelenggarakan 4 Pelayanan Spesialis Dasar
Jumlah sarana pelayanan kesehatan
di Kabupaten Bintan Tahun 2008, 2 buah
rumah sakit dan 10 puskesmas semuanya
(100%) telah mampu menyediakan
laboratorium kesehatan untuk pelayanan
kesehatan kepada masyarakat, namun
belum memiliki 4 (empat) spesialis dasar.
4.2.3 Persediaan Obat Esensial dan Generik sesuai Kebutuhan
Dalam dua tahun terakhir jumlah
pembiayaan obat-obatan dan perbekalan
kesehatan mengalami peningkatan yang
cukup signifikan yaitu dari Rp. 1.287.473.561
tahun 2007 menjadi Rp. 1.688.776.380
tahun 2008. Pada tahun 2008 target
pengadaan obat-obatan sebanyak 155 item
yang terdiri dari obat esensial dan generik,
ketersediaan obat menurut golongan obat
sebanyak 58 golongan (dapat dilihat pada
tabel 44).
4.2.2 Health Services Facilities with Ability in Health Laboratorium and Hospital which implementing 4 Basics Specialist Services
Number of health services facilities in Bintan Regency Year 2008, 2 hospitals and 10 society health centers 100%) have provide health laboratorium to health services for people, but haven’t have 4 basics specialists.
4.2.3 Essencial Medicine Provided and Generic according to Needs.
In two latest years number of medicines budget and health suppliers significantly increase that is from Rp. 1.287.473.561 in 2007 become Rp. 1.688.776.380 in 2008. In 2008 medicines suppliers target about 155 items consists of essential medicine and generic, medicine provided according to medicine group are 58 (can be seen on table 44).
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
82
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
Berdasarkan pagu dana anggaran
pengadaan obat dan perbekalan kesehatan
tahun 2007 dan 2008, maka dapat dihitung
alokasi anggaran obat-obatan per-kapita
pertahun di Kabupaten Bintan, sebagai
berikut:
Based on budget for medicine suppliers and health provide in 2007 and 2008, so can be counted medicine budget allocation per-capita per year in Bintan regency, as followst:
Tahun 2007/In Year 2007 = Rp. 1.287.473.561 = Rp. 10.494,-
122.677 jiwa/life
Tahun 2008/In Year 2008 = Rp. 1.688.776.380 = Rp. 13.503,-
125.058 jiwa/life
4.3. Perilaku Hidup MasyarakatFaktor perilaku merupakan faktor
kedua terbesar mempengaruhi derajat
kesehatan masyarakat. Untuk itu
sehubungan dengan upaya mewujudkan
Visi Pembangunan Kesehatan Kabupaten
Bintan maka faktor perilaku masyarakat
khususnya yang berkaitan dengan
kesehatan termasuk salah satu faktor yang
paling besar pengaruhnya. Adapun
pengertian dari Perilaku Sehat adalah sikap
proaktif dari masyarakat untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatan, mencegah
resiko terjadinya penyakit, melindungi diri
dari ancaman penyakit dan berperan aktif
dalam gerakan kesehatan.
4.3. Society Healthy Behavior
Behavior factor is second biggest factor that influence society health degree. Relate to efforts in creating Health Development Vision in Bintan Regency so society behavior factor especially which related to health including one of the biggest infulence factor . Definition of Healthy Behavior is pro active behavior from society to keep and increase health, prevent risk of disease, self protect from threat disease and pro active in health movement. Health Behavior will very relates to knowledge, attitude or human point of view, individually and group which can be a culture in daily life. Thus health degree is influenced by healthy behavior.
Perilaku Sehat akan sangat berkaitan pada
pengetahuan, sikap atau sudut pandang
manusia baik individu maupun kelompok
yang dapat menjadi suatu budaya dalam
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
83
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
kehidupan sehari-hari. Dengan demikian
derajat kesehatan sangat dipengaruhi oleh
perilaku sehat. Operasionalisasi perilaku
sehat dikembangkan melalui program
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
sebagai upaya pokok promosi kesehatan,
dengan strategi Advokasi, Bina Suasana dan
gerakan masyarakat dalam rangka
mewujudkan Visi Pembangunan Kesehatan
Kabupaten Bintan.
Adapun hasil yang telah dicapai dalam
indikator perilaku ini dapat dilihat melalui
beberapa sub indikator antara lain :
4.3.1 Rumah Tangga ber PHBSJumlah rumah tangga yang dipantau
tahun 2008 sebesar 5.198 rumah dan yang
ber Perilakua Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) sebanyak 3.380 rumah (65.03%).
Jika dibandingkan dengan tahun 2007
terjadinya peningkatan sebesar 5.37%.
4.3.2 Posyandu AktifPosyandu merupakan salah satu
bentuk Peran Serta Masyarakat dalam
upaya peningkatan kesehatan masyarakat.
Di Kabupaten Bintan pada tahun 2008
terdapat 134 posyandu meningkat 1
Healthy behavior operational is developed by Healthy and Clean Life Behavior Program as an maian effort of health promotion, with advocation strategy, Condition building and society movement in creating Health Development Vision of Bintan Regency.
Now, the achievement result in in this behavior indicator can be seen on many sub indicators, there are:
4.3.1 Healthy and Clean life Behavior House Hold
Number of monitored house hold in 2008 is 5.198 houses and the healthy and Clean Life Behaviors are 3.380 houses (65.03%). If compare to year 2007 increase for 5.37%.4.3.2 Active (Integrated Services Post)Posyandu
Posyandu(integrated services post) is one of form of society participation in effort of increasing society health. In Bintan Regency in 2008 there are 134 posyandu (integrated services post) increase 1 posyandu dibanding tahun 2007 yaitu 133
Posyandu. Dari 134 posyandu yang sudah
termasuk dalam klasifikasi Purnama tercatat
79 (58.96 persen) posyandu meningkat 2
posyandu dibanding tahun 2007 yaitu 77
( 57,89 persen), sedangkan yang mencapai
klasifikasi Mandiri tahun 2008 sebanyak 10
posyandu (7.47 persen) berarti mengalami
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
84
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
peningkatan 8 posyandu dibandingkan tahun
2007 yaitu 2 (1,50 persen).
Jumlah posyandu ideal menurut
Departemen Kesehatan yaitu 1 posyandu
untuk seratus balita, jadi jika dibandingkan
dengan jumlah anak balita yang ada pada
tahun 2008, maka di Kabupaten Bintan
masih terdapat kekurangan sebanyak 56
posyandu. (data terinci pada lampiran tabel
46).
compare in 2007 that is 133 Posyandu(integrated services post). From 134 posyandu (integrated services post) that included in Purnama classification noted 79
(58.96 percent) and increase 2 compare in 2007 that is 77 ( 57,89 percent), while has reached Mandiri classification in 2008 are 10 posyandu (integrated services post) (7.47 percent) means increasing 8 posyandu (integrated services post) compare in 2007 that is 2 (1,50 percent).
Number of Ideal posyandu (integrated services post) according to Health Department is 1 posyandu(integrated services posta) for a hundred children under five years old, if compare to existing children under five years old in 2008, so in Bintan Regency still needs 56 posyandu(integrated services post). (specific data in enclosure at table 46).
Grafik 11. Persentase Posyandu Purnama dan Mandiri Tahun 2004-2008 di Kabupaten Bintan
Graphic 11. Percentage Purnama and Mandiri Posyandu (Integrated Services Post) in Year 2004-2008 in Bintan Regency
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
85
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
Sumber : Seksi KIA/Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan, Tahun 2008 Source: MCH Section Health Department Nutrient of Bintan Regency, Year 2008
4.4. Keadaan LingkunganMenurut penelitian bahwa faktor
lingkungan merupakan faktor yang paling
besar pengaruhnya terhadap kesehatan.
Lingkungan sehat merupakan lingkungan
yang dapat mencegah masyarakat agar
terhindar resiko penularan menyakit yang
berbasis lingkungan. Sub indikator yang
menjadi penilaian faktor lingkungan yaitu
rumah sehat, sekolah dan madrasah sehat,
sarana ibadah sehat, pesantren sehat, TTU
sehat dan keluarga yang memiliki sarana
sanitasi / kesehatan lingkungan. Sub
indikator lingkungan sehat dengan uraian
sebagai berikut:
4.4. Environment ConditionAccording to research that
environment factor is the most influenced to health.Healthy environment is an
environment that can prevent society from inmfected risk disease which based on environment. Sub indicator which be an environment factor evaluation that is healthy home,healthy school and madrasah,healthy pray facilities, healthy pesantren, healthy TTU and family who has sanitation facilitiea / environment halth. Sub Indivcator of healthy environment describe as follows:
4.4.1 Rumah SehatRumah yang sehat akan dapat
menciptakan lingkungan yang sehat pula.
Berdasarkan laporan tahun 2008 terdapat
25.598 unit rumah dan yang diperiksa 8.021
unit rumah (48.75 persen), jumlah rumah
sehat 4.602 unit rumah (57.37 persen). Bila
dibandingkan dengan tahun 2007 terjadi
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
86
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
penurunan rumah yang sehat dari 2.25
persen. (Data terinci pada lampiran tabel 47).
4.4.1 Healthy HouseHealthy house can create healthy
environment, too. Based on report in 2008
there are 25.598 house units and checked for 8.021 house units (48.75 percent), number of healthy house is 4.602 house units (57.37 percent). Compare in 2007 there is decreasing of healthy house from 2.25 percent. (Specific data on enclosure at tabel 47).
Grafik 12. Persentase Rumah Sehat Tahun 2004-2008 di Kabupaten Bintan
Graphic 12. Percentage of Healthy House in Year 2004-2008 in Bintan Regency
Sumber : Seksi Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan, Tahun 2008 Source : Healthy Environment Section of Health Department of Bintan Regency, Year 2008
4.4.2 Keluarga yang Memiliki Akses terhadap Air Bersih
Jumlah keluarga/KK yang diperiksa
sebanyak 10.837 KK, KK yang mempunyai
akses air bersih ledeng 2.611 KK ( 26.47% ),
SGL 6.439 KK (65.30 persen), PAH 89 KK
(0.9 persen), kemasan 27 KK (0,27 %), lain-
lain 695 KK (7.05 persen), data terinci pada tabel 48.
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
87
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
4.4.3 Keluarga yang Memiliki Sarana Sanitasi Dasara. Kepemilikan Jamban.
Jumlah keluarga/KK yang yang ada di
Kabupaten Bintan tahun 2008 sebanyak
32.698 KK yang memiliki sarana jamban
keluarga (JAGA) sebanyak 6.473 KK
dari 10.837 KK yang diperiksa (59.84
persen), angka ini sama dengan tahun
2007.
b. Tempat Sampah
Jumlah keluarga yang memiliki tempat
sampah di Kabupaten Bintan tahun 2008
sebanyak 2.448 KK (22.59 persen) dari
10.837 KK yang diperiksa. Pada tahun
2007 jumlah KK yang memiliki tempat
sampah sebanyak 47.95 persen, ini
berarti bahwa terjadi penurunan KK
yang memiliki tempat sampah sebesar
25.36 pesen.
4.4.2 Family who has Acces to Clean Water
Number of family who checked are 10.837 families, and family who has pipes water clean acces are 2.611 families (26.47%), SGL 6.439 families (65.30 percent), PAH 89 families (0.9 percent), package 27 family (0,27 %), others 695 families (7.05 percent), specific data on tabel 48.
4.4.3 Family who has Basic Sanitation Facilitiesa. Toilet/Privy Owner
Number of family in Bintan Regency in 2008 are 32.698 families who have family toilet facilities are 6.473 from 10.837 families which checked (59.84 percent), this number the same in 2007.
b. Garbage BinNumber of who have garbage bin in Bintan Regency in 2008 are 2.448 families (22.59 percent) from 10.837 families which checked. In 2007 number of family who have garbage bin are 47.95 percent, it means decrease for 25.36 percent.
c. Saluran Pembuangan Air Limbah.
Jumlah keluarga/KK yang memiliki
Saluran Pembuangan Air Limbah
(SPAL) tahun 2008 sebanyak 4.580 KK
dan 1.918 KK (17.69 persen) memiliki
pengelolaan air limbah, menurun 22.88
persen dari tahun 2007 (40.57 persen).
4.4.4 Tempat-tempat Umum SehatTempat-tempat umum merupakan
tempat terjadinya aktifitas dan interaksi
banyak orang yang memungkinkan
terjadinya penularan penyakit, untuk itu
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
88
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
perlu mendapatkan perhatian dalam hal
fasilitas kebersihannya.
Jenis TTU yang baru dilakukan
penilaian di restoran/rumah makan, semua
jenis TTU tahun 2008 berjumlah 150 unit
diperiksa 150 unit dan TTU yang sehat
sebanyak 921 (61 persen). (Data terinci pada lampiran tabel 50).4.4.5 Institusi Dibina Kesehatan Lingkungannya
Jenis institusi yang dilkukan
pembinaan kesehatan lingkungannya antara
lain sarana kesehatan, sarana pendidikan,
sarana ibadah, perkantoran, serta sarana
lainnya. Pada tahun 2008, institusi yang
dibina sarana kesehatan dari 47 institusi
semuanya (100 persen) telah dilakukan
c. Waste Water Channel
Number of family who has waste water channel in 2008 are 4.580 families and 1.918 families (17.69 percent) have waste water management,decrease 22.88 percent from year 2007 (40.57 percent).
4.4.4 Healthy General PlacesHealthy general places are place of
activities and interactions of many people that may be caused infected disease, so need to get attention in matter of clean facilities.
TTU kinds that came in to evaluation in restaurants. All kind of TTU in 2008 are about 150 units and checked 150 units and healthy TTU are 921 (61 percent). (Specific data on enclosure at table 50).
4.4.5 Institution established Health of Its Environment
Kinds of institution which done an establishment of its environment health, such as health facilities,education facilities, pray facilities, offices,and also other facilities. In year 2008, institution which established health facilities from 47 institution all (100 percent) have established, pembinaan, sarana pendidikan dari 78
institusi 65 institusi (83.33 persen) telah
dilakukan pembinaan, sarana ibadah dari
226 institusi 145 institusi (64,15 persen)
telah dilakukan pembinaan, serta 81 institusi
perkantoran 55.55 persen (45 institusi) telah
dilakukan pembinaan
4.4.6 Rumah/Bangunan yang Diperiksa dan Bebas Jentik Nyamuk Aedes
Rumah yang diperiksa untuk
pemantauan jentik sebanyak 3.607 rumah
dengan hasil sebanyak 2.592 rumah (71.86
persen) bebas jentik. Dibandingkan tahun
2007 mengalami penurunan 10,63 persen
(82,49 persen)
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
89
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
education facilities from 78 institution 65 are (83.33 percent) done establishment, pray facilities from 226 institution 145 (64,15 percent) have done established, and also 81 institution of offices 55.55 percent (45 institution) are done established.
4.4.6 House/Building checked and Free of Aedes Mosquitos larve
House/building which checked and free of Aedes Mosquito larva in 2008 are 2.592 houses (71.86%) from 3.607 houses/buildings. If compare in 2007 decreasing for 10.63% (data in 2007, 82.49%).
5.1. Sarana Kesehatan5.1.1. Data Dasar Puskesmas
Jumlah puskesmas di Kabupaten
Bintan sampai dengan tahun 2008 sebanyak
10 puskesmas dan semuanya dalam kondisi
baik, dengan puskesmas tertua adalah
Puskesmas Kijang Kecamatan Bintan Timur
yang dibangun sejak tahun 1978 dan
puskesmas yang baru dibangun adalah
Puskesmas Kelong Kecamatan Bintan
Pesisir. Kondisi puskesmas se Kabupaten
Bintan dapat dilihat pada tabel 6.
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
90
BAB VSITUASI SUMBER DAYA KESEHATANCHAPTER V: SITUATION OF HEALTH
RESOURCE
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
5.1. Health FacilitySarana Kesehatan5.1.1.Society Health Center Basic Data
Number of society health center in Bintan Regency until year 2008 are 10 and all in good condition, with the oldest society
helth center is Kijang society health center Sub District of East Bintan which built since 1978 and the new one is Kelong Society health center in Sub District of coastal Bintan . All Society health center conditions in Bintan Regency can be seen on tabel 6.
Tabel 12. Kondisi Puskesmas se Kabupaten Bintan, Tahun 2008
Table 12. Condition of Public Health Center in Bintan Regency, Year 2008
No Puskesmas Alamat Tahun dibangun Kondisi Keterangan
1. Kijang (perawatan) Jl.Barek Motor Kijang 1978 Baik Rehab, DAK 20062. Kelong Kelong 2008 Baik APBD Prop 20083. Mantang Mantang Lama 2007 Baik APBD, 20074. Toapaya Jl.Raya Tg.Uban 26 1982 Baik Rehab, Prop 20075. Kawal (perawatan) Jl. Kawal Km.26 2007 Baik APBD Prop 20076. Teluk Bintan Jl. Tok Sadek 2002 Baik DAK, 20047. Teluk Sebong Jl.Duku Sei Kecil 2004 Baik APBD, 20048. Teluk Sasah Jl. Lobam Tl.Sasah 2006 Baik APBD, 20069. Tg. Uban (perawatan) Jl. Imam Bonjol 1994 Baik Rehab, DHS 200410. Tambelan (perawatan) Jl. Bhakti Husada 1990 Baik Rehab, APBD 1998
Sumber : Subag Penyusunan Program Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan, Tahun 2008Source: Sub Division Health Planning Program, Health Department of Bintan Regency, Year 2008
Pada tahun 2008, puskesmas
pembantu di Kabupaten Bintan berjumlah 30
buah, 4 unit type 50 M2 dan 26 unit type 80
M2 dengan 17 buah kondisi baik dan 13
buah kondisi rungsa ringan/sedang.
Gambaran kondisi puskesmas pembantu di
Kabupaten Bintan tahun 2008, dapat dilihat
pada tabel 13.
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
91
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
In 2008, assistant society health center in Bintan Regency are 30 units , 4 units type 50 M2 and 26 units type 80 M2 with 17 units in good condition and 13 units in light damage conditions. Pictures condition of assistant society health center in Bintan Regency in 2008, can be seen on table 13.
Tabel 13. Kondisi Puskesmas Pembantu se Kabupaten Bintan, Tahun 2008
Table 13. Condition Assistant Public Health Center in Bintan Regency, Year 2008
No Puskesmas/Public Health Center
Puskesmas Pembantu/Assistance
Public Health Center
Tahun dibangun/
Year of Established
Kondisi/Condition
Keterangan/Explanation
1. Kijang (perawatan) 1. Batu 20 Sei Lekop 1980 Baik Rehab, DAK 20062. Wacopek/Bt.Licin 2007 Baik APBD, 20073. Sei Enam 2001 Baik
2. Kelong 1. Numbing 1985 Baik Rehab, APBD 20062. Mapur 1986 R.Ringan Rehab, APBD 20003. Kelong 1981 Baik Rehab, APBD 2007
3. Mantang 1. Mantang Lama 2002 R.Ringan APBD 20022. Mantang Besar 1990 Baik Rehab, APBD 20063. Dendun 1985 Baik Rehab, APBD 2003
4. Toapaya 1. Km.18 Mantrus 1982 Baik Rehab, APBD 20062. Kangboy 1984 R.Ringan Rehab, APBD 2003
5. Kawal (perawatan) 1. Kampung Melayu 2002 Baik2. Malang Rapat 1986 R.Ringan Rehab, APBD 20003. Plus Kawal 1984 R.Ringan
6. Teluk Bintan 1. Bintan Buyu 1988 Baik Rehab, APBD 20072. Penaga 1988 Baik Rehab, APBD 20063. Pengujang 1986 R.Ringan Rehab, APBD 2003
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
92
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
4. Pangkil 1986 R.Ringan Rehab, APBD 20025. Bintan Bekapur 2002 R.Ringan
7. Teluk Sebong 1. Sebong Pereh 1992 R.Ringan Rehab, APBD 19992. Ekang Aculai 1988 Baik Rehab, APBD 19993. Sri Bintan 1982 Baik Rehab, DHS 20074. Pengudang 1999 R.Ringan5. Berakit 1998 Baik
8. Teluk Sasah 1. Kuala Sempang 2007 Baik APBD, 20072. Busung 1998 Baik
9. Tg. Uban (perawatan) 1. Sekera, TUB Utara 1996 Baik10. Tambelan (perawatan) 1. Kp. Hilir 1998 Baik
2. Pl. Mentebung 1996 Baik Rehab, APBD 20063. Pl. Pinang 1997 Baik Rehab, APBD 2006
Sumber : Subag Penyusunan Program Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan, Tahun 2008Source: Sub Division Health Planning Program, Health Department of Bintan Regency, Year 2008
5.1.2. Indikator Pelayanan Rumah Sakit
Indikator pelayanan kesehatan di
Rumah Sakit, antara lain: BOR yaitu efisiensi
penggunaan tempat tidur di tempat
perawatan (puskesmas dan rumah sakit)
dengan target 60% di rumah sakit dan 42%
di puskesmas dan LOS yaitu rata-rata lama
hari perawatan di tempat perawatan
(puskesmas dan rumah sakit) dengan target
3-4 hari di puskesmas dan 7 hari di
puskesmas.
Efisiensi penggunaan tempat tidur di
perawatan (BOR) Kabupaten Bintan tahun
2008 telah mencapai target yaitu 42%
sedangkan rata-rata lama perawatan di
tempat perawatan telah mencapai 3 hari.
Dari 4 (empat) puskesmas perawatan yang
paling tinggi efisiensi penggunaan tempat
tidurnya adalah di Puskesmas Tanjung Uban
sebesar 27.3% dan rata-rata hari perawatan
tertinggi di puskesmas perawatan Kijang (3.8
hari) dan Tg. Uban (3.9 hari).
5.1.3. Jumlah Sarana Pelayana Kesehatan
Menurut Kepemilikan/Pengelola
Jumlah sarana pelayanan
kesehatan menurut kepemilikan antara lain
rumah Sakit Umum milik Pemerintah
Provinsi Kepulauan Riau sebanyak 1 buah,
sarana pelayanan kesehatan milik
Pemerintah Kabupaten Bintan sebanyak 50
5.1.1. Hospital Services IndicatorHealth Services Indicator in Hospital,
there are: BOR that is efficiency of using bed in medical treatment (society health center and hospital)with target 60% in hospital and 42% in society health center and LOS is
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
93
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
average of length day of medical treatment in medical treatment place (society health center and hospital) with target 3-4 days in society health center and 7 days in society health center.
Efficiency of using bed in medical treatment place (BOR) in Bintan Regency in 2008 have reach target that is 42% while average length of treatment in medical place is 3 days. From 4 (four) medical treatment society health centers, the highest effiency of using bed is Tanjung Uban Society Health Center for 27.3% and the average highest days of medical treatment in Kijang Society health center are 3.8 days and Tg. Uban 3.9 days.5.1.2. Number of Health Services Facilities
According to OwnNumber of health service facilities
according to own such as general hospital owned by Government of Riau Islands Province is 1 unit, Health services facilities owned by Government of Bintan Regency are 50 units consists of medical treatment buah terdiri dari puskesmas perawatan 4
buah, puskesmas non keperawatan 6 buah,
puskesmas keliling 9 buah, puskesmas
pembantu 30 buah dan gudang farmasi 1
buah. Sarana pelayanan kesehatan milik
BUMN sebanyak 113 buah terdiri dari rumah
bersalin 7 buah, balai pengobatan 18 buah,
praktek dokter perorangan 42 buah, praktek
pengobatan tradisional 5 buah, apotik 9
buah dan toko obat 32 buah.
5.1.4. Sarana Pelayanan Kesehatan
Swasta
Jumlah sarana pelayanan
kesehatan swasta di Kabupaten Bintan
tahun 2008 sebanyak 1 buah yaitu Rumah
Sakit PT. Antam Kijang di Kecamatan Bintan
Timur.
5.1.5. Upaya Kesehatan Bersumber
Masyarakat (UKBM)
Jenis sarana pelayanan kesehatan
yang merupakan upaya kesehatan
bersumber masyarakat (UKBM) antara lain
desa siaga, pos kesehatan desa
(poskesdes), pondok bersalin desa
(polindes) serta pos pelayanan terpadu
(posyandu). Jumlah sarana kesehatan yang
termasuk dalam UKBM di Kabupaten Bintan
dari tahun ke tahun mengalami peningkatan,
tahun 2008 jumlah desa siaga sebanyak 32
desa (62,75%), poskesdes sebanyak 52
public health centers are 4 units, non medical treatment society health centers are 6 units, round society health centers are 9 units,assistant society health centers are 30 units and pharmacy warehouse is 1 unit. Health service facilities owned by BUMN are 113 units consists of birth clinics are 7 units, medical places are 18 units, practices doctor individually are 42 units, practices of traditional medical treatment are 5 units,
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
94
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
pharmacy is 9 units and drug stores are 32 units.5.1.4. Private Health Service facilities
Number of private health service facilities in Bintan Regency in 2008 is 1 unit that is Hospital of PT. Antam Kijang in Sub District of East Bintan .5.1.5. Health Effort sourced Society
Kinds of health service facilities which health effort sourced society such as siaga village, village health post, village birth place and also integrated service post (posyandu). Number of health facilities that include in health effort sourced society in Bintan Regency from year to year increase, in 2008 number of siaga village is 32 villages (62,75%), village health post for 52 unit
buah (101,96%), polindes sebanyak 42
buah (82,35%) serta posyandu sebanyak
134 buah. Jumlah sarana poskesdes
menunjukkan bahwa terdapat satu desa
yang memiliki 2 buah poskesdes dan rata-
rata posyandu dalam satu desa sebanyak 2-
3 buah.
5.2. Tenaga Kesehatan5.2.1. Sebaran Tenaga Kesehatan
Menurut Unit Kerja
Sebaran tenaga kesehatan menurut
unit kerja di Kabupaten Bintan tahun 2008;
tenaga medis di puskesmas sebanyak 51
orang, Rumah Sakit 3 orang, sarana
kesehatan lainnya 10 orang dan Dinas
Keshetan 4 orang; tenaga kefarmasian di
puskesmas sebanyak 11 orang dan Dinas
Kesehatan 5 orang; tenaga gizi di
puskesmas 6 orang dan Dinas Kesehatan 3
orang; tenaga keperawatan di puskesmas
sebanyak 112 orang dan Dinas Kesehatan 6
orang; tenaga bidan di puskesmas 96 orang
dan Dinas Kesehatan 6 orang; tenaga
kesehatan masyarakat dan sanitasi di
puskesmas masing-masing 9 orang; tenaga
teknisi medis di puskesmas 12 orang.
(101,96%), polindes are 42 units (82,35%) and also posyandu(integrated service post) are 134 units. Number of village health post facilities shows there is one village has 2 units of village health post and average of integrated service post in a village is 2-3 units.5.2. Health Manpower5.2.1 Distributing Health Manpower
According to Working Unit Distributing health manpower
according to working unit in Bintan Regency in 2008; medical health manpower in public health centers are 51 people, in Hospitals are 3 people, others health facilities are 10
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
95
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
people and Health Department is 4 people; pharmachy manpower in public health centers are 11 people and Health Department is 5 people; nutritionist in public health centers are 6 people and Health Department is 3 people; nurse in public health centers are 112 people and Health Department is 6 people; midwife manpower in public health centers are 96 people and Health Department are 6 orang; public health manpower and sanitation in public health center is 9 person each; medical technisian manpower in public health centers are 12 people.
5.2.2. Jumlah Tenaga Kesehatan di
Puskesmas dan Rumah Sakit
Jumlah tenaga kesehatan di
puskesmas tahun 2008, terdiri dari; tenaga
medis 51 orang, tenaga kefarmasian 11
orang, tenaga gizi 6 orang, tenaga
keperawatan 112 orang, tenaga bidan 96
orang, tenaga kesehatan masyarakat dan
sanitasi di puskesmas masing-masing 9
orang dan tenaga teknisi medis 12 orang. Di
Rumah sakit Pt. Antam Kijang terdapat
tenaga medis sebanyak 3 orang.
5.2.3. Rasio Dokter Spesialis per 100.000
Penduduk
Dalam rangka meningkatkan mutu
dan pemerataan pelayanan kesehatan
diperlukan tenaga dokter yang cukup.
Gambaran mengenai jumlah tenaga dokter
dapat dilihat dari indikator jumlah dokter per
100.000 penduduk. Jumlah tenaga dokter
yang berada di Kabupaten Bintan tahun
2008 sebanyak 68 orang terdiri dari 52 orang
dokter umum, 14 orang dokter gigi dan 2
orang dokter spesialis baik di puskesmas
maupun Rumah Sakit dan Balai Pengobatan
Swasta untuk melayani 125.058 penduduk.
5.2.2 Number of Health Manpower in Public Health Center and HospitalNumber of health manpower in
public health center in 2008, consists of ; medical technisian are 51 person, pharmacy manpower are 11 people, nutritionist are 6 people, nurse are 112 people, midwife manpower are 96 people, public health manpower and sanitation in public health centers are 9 people each and medical technisian manpower are 12 people. In Pt. Antam Kijang Hospital there are medical technisian about 3 people.5.2.3 Specialist Doctor Ratio per 100.000
Population
In effort of increasing quality and health service average is needed enough doctor. Pictures about number of doctor can be seen on indicator number of doctor per
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
96
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
100.000 population. Number of doctor in Bintan Regency in 2008 are 68 people consists of 52 general doctors, 14 dentists and 2 specialist doctors in public health center and hospital and also private medical treatment place to handle 125.058 people.
Rasio dokter spesialis terhadap
penduduk 1 : 62.529 penduduk, sedangkan
Standar Indonesia Sehat 2010 rasio dokter
spesialis terhadap penduduk 1 : 16.600.
Kondisi ini menggambarkan bahwa di
Kabupaten Bintan kebutuhan untuk tenaga
dokter spesialis masih kurang. Idealnya
untuk jumlah penduduk sebesar 125.058
jiwa dilayani sebanyak 7 orang dokter
spesialis.
5.2.4. Rasio Dokter per 100.000 Penduduk
Rasio dokter umum terhadap
penduduk di Kabupaten Bintan 1 : 2.404
jiwa, sedangkan standar Indonesia Sehat
2010 rasio dokter terhadap penduduk 1 :
2.500 jiwa. Kondisi ini menggambarkan
bahwa di Kabupaten Bintan kebutuhan untuk
tenaga dokter umum sudah mencukupi.
5.2.5. Rasio Dokter Gigi per 100.000
Penduduk
Rasio dokter gigi terhadap
penduduk 1 : 8.932 penduduk, sedangkan
Standar Indonesia Sehat 2010 rasio dokter
gigi terhadap penduduk 1 : 9.000. Kondisi ini
menggambarkan bahwa di Kabupaten
Bintan kebutuhan untuk tenaga dokter gigi
sudah mencukupi.
Specialist Doctor to population is 1 : 62.529 population, while Standart of Indonesia Health 2010 specialist doctor ratio to population is 1 : 16.600. This condition picturing that in Bintan Regency specialist health manpower is less. Ideal number of population is 125.058 life and handled by 7 specialist doctors.
5.2.4 Ratio Doctor per 100.000 Population
Ratio of General Doctor to population in Bintan Regency 1 : 2.404 life, whilestandart of Indonesia Health 2010 doctor ratio to population 1 : 2.500 life. This condition picturing that Bintan Regency needs of general doctor is enough. 5.2.5 Dentist Ratio per 100.000
Population
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
97
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
Dentist Ratio to population is 1:8.932, while Standart Indonesia Health 2010 is 1: 9.000. This condition is picturing that in Bintan Regency needs of dentists enough.
5.2.6. Rasio Apoteker per 100.000
Penduduk
Jumlah apoteker tahun 2008
sebanyak 16 orang yang terdiri dari apoteker
sebanyak 3 orang, D3 Farmasi 5 orang,
Assisten Apoteker 8 orang, rasio terhadap
penduduk 1 : 7.816 penduduk.
5.2.7. Rasio Ahli Gizi per 100.000
Penduduk
Jumlah ahli gizi di Kabupaten Bintan
tahun 2008 sebanyak 9 orang yang tersebar
di puskesmas sebanyak 6 orang dan Dinas
Kesehatan 3 orang, rasio ahli gizi terhadap
penduduk 1 : 13.895 penduduk.
5.2.8. Rasio Perawat per 100.000
Penduduk
Dalam rangka peningkatan upaya
perawatan kesehatan masyarakat, tenaga
perawat kesehatan memegang peranan
yang sangat penting, karena pada umumnya
tenaga perawat memberikan pelayanan
langsung baik kuratif maupun preventif.
Jumlah perawat per 100.000 penduduk
menurut kecamatan dapat memberikan
gambaran tentang penyebaran perawat di
seluruh Kabupaten. Di Kabupaten Bintan
tahun 2008 jumlah perawat sebanyak 118
orang artinya 1 orang perawat melayani
1.059 penduduk.
5.2.6 Pharmacy Ratio per 100.000 Population
Number of pharmacy in 2008 are 16 people consists of pharmacy for 3 people, D3 pharmacy 5 people , pharmacy Assistant 8 people, ratio to population is 1 : 7.816 .5.2.7 Nutritinist Ratio per 100.000
PopulationNumber of nutritinist in Bintan
Regency in 2008 are 9 persons and spread over in public health center for 6 people and Health Department is 3 people, ration of nutritinist to population is 1 : 13.895 .5.2.8 Nurse Ratio per 100.000 Population
In increasing effort of public health medical treatment, nurse play an important role because in generally nurse give direct service curatively and preventively.Number of nurse per 100.000 population according to Sub District can give picture about distributing nurse in all Regency. Iin Bintan Regency year 2008 number of nurses are 118 people means 1 nurse handling 1.059 people.
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
98
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
Idealnya jumlah perawat untuk tahun 2008
dengan jumlah penduduk sebanyak 125.058
jiwa membutuhkan tenaga perawat
sebanyak 146 orang. Standar Indonesia
Sehat 2010 untuk tenaga perawat
dibutuhkan 1 : 855 penduduk. Berarti di
Kabupaten Bintan untuk tenaga kesehatan
perawat masih kekurangan sebanyak 28
orang.
5.2.9. Rasio Bidan per 100.000 Penduduk
Untuk meningkatkan pelayanan
kesehatan ibu dan anak di daerah pedesaan
maka sangat dibutuhkan penempatan
tenaga bidan di desa. Pada tahun 2008
Kabupaten Bintan telah memiliki 102 orang
bidan yang penempatannya tersebar di 10
puskemas dan 42 pondok bersalin
desa/polindes yang ada di Kabupaten
Bintan. Standar Indonesia Sehat 2010 untuk
tenaga bidan adalah 1 : 1000. Jumlah
tenaga bidan pada tahun 2008 sebanyak
102 orang dengan rasio bidan terhadap
penduduk sebesar 1 : 1.226 penduduk. Hal
ini menunjukkan bahwa di Kabupaten Bintan
masih kekurangan tenaga bidan. Idealnya 1
tenaga bidan untuk melayani 1000
penduduk, dengan demikian dibutuhkan
bidan sebanyak 125 orang, sehingga masih
dibutuhkan bidan sebanyak 23 orang.
Ideal number of nurse in 2008 bu number of population 125.058 life needs 146 nurses more. Standard of Indonesia Health 2010 for nurse needs 1 : 855 population. It means in Bintan Regency needs for 28 nurses.
5.2.9 Midwife Ratio per 100.000 Population
To increase children and mother health services in the village so it needs midwife placed in the village.In 2008 Bintan Regency have 102 midwives which placed over in 10 society health centers and 42 village birth places in Bintan Regency. Standard of Indonesia Health 2010 for midwife is 1 : 1000. Number of midwives in 2008 are 102 people with midwife ratio to population 1 : 1.226 . This shows that in Bintan Regency is still needs midwife. Ideal of 1 midwife handle for 1000 population, so it needs 125 midwives, and less for 23 midwives.
5.2.10 Rasio Ahli Kesehatan Masyarakat
per 100.000 Penduduk
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
99
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
Jumlah tenaga kesehatan
masyarakat di Kabupaten Bintan tahun 2008
sebanyak 9 orang yang terdiri sarjana
kesehatan masyarakat (S1 dan S2) 8 orang
dan D3 kesehatan masyarakat 1 orang,
dengan rasio per 100.000 penduduk sebesar
1 : 13.895 penduduk.
5.2.11 Rasio Ahli Sanitasi Masyarakat per
100.000 Penduduk
Rasio ahli sanitasi yang terdiri dari
D3 sanitasi, D1 sanitasi terhadap 100.000
penduduk di Kabupaten Bintan tahun 2008
sebesar 1 : 1 : 13.895 penduduk.
5.2.12 Rasio Tenaga Teknisis Medis per
100.000 Penduduk
Teknisi medis yang terdiri dari
tenaga analis laboratorium, rontgen,
anastesi dan fisioterapi di Kabupaten Bintan
tahun 2008 sebanyak 12 orang yang
tersebar di 6 puskesmas dari 10 puskesmas
serta Dinas Kesehatan Kabupaten. Rasio
terhadap 100.000 penduduk sebesar 1 :
10.421 penduduk
5.2.10 Public Health Expert Ratio per 100.000 PopulationNumber of public health manpower
in Bintan Regency in 2008 are 9 people
consists of public health degree (S1 and S2) for 8 people and Public Health D3 is 1 person , with ratio per 100.000 population is 1 : 13.895.5.2.11 Public Sanitation Expert Ratio per
100.000 PopulationRatio of sanitation expert consists of
sanitation D3, D1 to 100.000 population in Bantam Regency in 2008 is 1: 1 13.895 population.5.2.12 Medical Technisian Ratio per
100.000 PopulationMedical Technisian consists of
laboratorium analisys manpower, rontgen, anastecy and fisiotherapy in Bintan Regency in 2008 for 12 people which spread over in 6 public health centers from 10 public health centers and Regency Health Department. Ratio to 100.000 population is 1: 10.421.
5.3 Pembiayaan Kesehatan5.3.1 Persentase Anggaran Kesehatan
dalam APBD.
Dalam empat tahun terakhir
terutama sejak otonomi daerah komitmen
pemerintah untuk pembiayaan kesehatan
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
100
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
cukup menggembirakan dan memberi
harapan. Hal ini didukung dengan
kesepakatan Bupati Seluruh Indonesia pada
tahun 2001, yaitu sebesar 15 – 20 % dari
APBD. Namun komitmen politik ini belum
sepenuhnya dapat direalisasikan
sebagaimana yang diharapkan. Anggaran
/pembiayaan sektor kesehatan di Kabupaten
Bintan sejak tahun 2002 sampai dengan
tahun 2008 relatif masih rendah dan
mengalami fluktuasi yang sangat signifikan.
Sebagai gambaran pada empat tahun
terakhir anggaran kesehatan Kabupaten
Bintan yaitu dana yang disediakan untuk
penyelenggaraan upaya kesehatan yang
dialokasikan melalui APBD Kabupaten dapat
dilihat pada grafik 13.
5.3. Health Budget5.3.1. Percentage Health Budget in
Regional Income and Spending Budget.
In 4 latest years especially since regional autonomic, Government commitment to budgeting health is enough and give hopes. This is supported by agreement of All Indonesia Regents in 2001 that is 15 – 20 % from Regional Income and Spending Budget. But this political commitment haven’t realized yet as well as hopes. Health sectors budget in Bantam Regency since 2002 until year of 2008 is relatively low and fluctuation significantly. As pictures in 4 latest years health budget of Bantam Regency is budget prepared to implementing health effort which allocated by Regency Regional Income and Spending Budget can be seen on graphic 13.
Grafik 13. Pembiayaan Kesehatan Tahun 2002-2008 di Kabupaten Bintan.
Graphic 13. Health Budget in Year 2002-2008 of Bintan Regency.
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
101
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
Sumber : Subag Penyusunan Program Dinas Kesehatan Kabupaten Bintan, Tahun 2008Source: Sub Division Health Planning Program, Health Department of Bintan Regency, Year 2008
5.3.2. Alokasi Anggaran Kesehatan
Pemerintah per Kapita per Tahun.
Berdasarkan pagu dana anggaran
kesehatan pemerintah yang tertera pada
tabel tersebut diatas, maka dapat dihitung
alokasi anggaran kesehatan pemerintah per-
kapita pertahun di Kabupaten Bintan,
dengan rumus jumlah alokasi anggaran kesehatan pemerintah dalam 1 tahun dibagi jumlah penduduk pada tahun yang sama,
sebagai berikut:
5.3.2. Government Health Budget Allocation per Capita per Year.
Based on Government health budget which are on the above tabel , so can be counted government health budget allocation per-capita per year in Bintan Regency, by using formula number of government health budget allocation in a year divided by number of population at the same year, as follows :
Tahun 2002/Year 2002 = Rp. 18.907.141.000,- = Rp. 106.683,-
177.226 jiwa/life
Tahun 2003/Year 2003 = Rp. 17.816.497.400,- = Rp. 93.907,-
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
102
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
189.723 jiwa/life
Tahun 2004/Year 2004 = Rp. 16.624.146.400,- = Rp. 143.714,-
115.675 jiwa/life
Tahun 2005//Year 2005 = Rp. 11.166.096.385,- = Rp. 94.768,-
117.825 jiwa/life
Tahun 2006/Year 2006 = Rp. 26.723.277.089,- = Rp. 220.302,-
121.303 jiwa/life
Tahun 2007/Year 2007 = Rp. 30.075.055.038,- = Rp. 245.156,-
122.677 jiwa/life
Tahun 2008/Year 2008 = Rp. 33.857.511.092,- = Rp. 270.734,-
125.058 jiwa/life
Profil Kesehatan ini merupakan
gambaran hasil program dan kegiatan
pembangunan kesehatan di Kabupaten
Bintan Tahun 2008. Berikut dapat disajikan
beberapa hal penting yang perlu disimak dan
dicermati dari pelaksanaan program
pembangunan kesehatan dan mortalitas
Kabupaten Bintan Tahun 2008 yang
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
103
BAB VK E S I M P U L A N
CHAPTHER: CONCLUSION
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
berkaitan dengan derajat kesehatan
masyarakat, antara lain:
1. Umur Harapan Hidup di Kabupaten
Bintan cenderung meningkat hal ini
disebabkan karena angka kematian bayi
yang cenderung menurun dari tahun
2004-2008, angka harapan hidup tahun
2008 sebesar 69.7 tahun meningkat 0.1
tahun dibandingkan tahun 2007 yaitu
69.6 tahun, umur harapan hidup ini
masih dibawah target SPM tahun 2010
yaitu 70.6 tahun, sedangkan angka kematian bayi menurun dari 5.3 per
1.000 kelahiran hidup tahun 2007
menjadi 4.52 per 1.000 kelahiran hidup
tahun 2008, angka ini dibawah target
SPM tahun 2010 yaitu 26 per 1000 KH.
2.
3.
4.
This Health profile is picturing result
of program and health development activities
in Bintan Regency in 2008. It provided some
important things that need to attented and
looked into from implementation of health
development and mortality in Bintan
Regency in year 2008 which relates to
society health degree, as follows :
1. Expecting life Age in Bintan Regency
tends to increase and this is caused by
number of baby mortality tends to
decrease from year 2004-2008, number
of expecting life in 2008 is 69.7 years
increase 0.1 year compared in 2007
that is 69.6 years, this expecting life age
is still under target of SPM in 2010 that
is 70.6 years, while number of baby mortality decrease from 5.3 per 1.000
life born in 2007 become 4.52 per 1.000
life born in 2008, this number is under
target SPM in 2010 that is 26 per 1.000
life born.
2. Ditemukan Kematian Balita Tahun
2008 sebanyak 1 kasus atau 0.01 per
1000 kelahiran hidup angka ini
meningkat jika dibandingkan dengan
angka tahun 2006 dan 2007 (tidak
ditemukan kematian balita) dan menurun
jika dibandingkan dengan angka tahun
2005 yaitu 0.3 per 1.000 kelahiran hidup.
3. Angka Kematian Ibu tahun 2008
sebesar 69,61 per 100.000 kelahiran
hidup meningkat dibandingkan tahun
2007 yaitu 33 per 100.000 kelahiran
hidup, namun masih dibawah tagret
SPM tahun 2010 yaitu 226 per 100.000
kelahiran hidup.
4. Prevalensi Gizi Kekuranga Gizi, tahun
2008 prevalensi gizi buruk sebesar 0.78
persen, angka ini meningkat jika
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
104
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
dibandingkan dengan tiga tahun terakhir
yakni 2007 sebesar 0.48 persen. Angka
ini jauh dibawah angka nasional (SPM)
tahun 2010 yaitu < 5 persen.
5. Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan, jumlah persalinan yng
ditolong oleh tenaga kesehatan tahun
2008 sebesar 97.90 persen jumlah ini
meningkat bila dibanding tahun 2006
sebesar 97.8 persen dan 2006 sebesar
2. It is found Baby Mortality in 2008 for I
case or 0.01 per life born, this number
increase if compared to year 2006 and
2007 (there is no baby mortality found)
and decrease if compared to number in
2005 that is 0.3 per 1.000 life born.
3. Number of Mother Mortality in 2008 is
69,61 per 100.000 life born and increase
if compared in 2007 that is 33 per
100.000 life born, but this number is also
under Minimum Service Standart in year
2010 that is 226 per 100.000 life born.
4. Nutrient Prevalence of Less Nutrient, in 2008 prevalence of less nutrients are
0.78 percent, this number increase if
compared in 3 latest years that is in
2007 for 0.48 percent . This number is
under national number Minimum Service
Standart in 2010 that is < 5%.
5. Birth Helped by Health Worker , number of birth helped by health
manpower in 2008 are 97.90 pecent
and this number increase if compared in
2006 about 97.8 percent and 2006
about
96.51 persen, hal ini disebabkan karena
sudah meratanya penempatan tenaga
kesehatan khususnya bidan desa di
seluruh desa yang ada di Kabupaten
Bintan serta semakin mudahnya
jangkauan layanan kesehatan oleh
masyarakat karena jumlah sarana
pelayanan kesehatan terus ditambah
dan dikembangkan setiap tahunnya.
6. Angka Kesakitan , pada kasus-kasus
tertentu cenderung menurun seperti
kasus TB Paru BTA +, malaria. Namun
pada kasus-kasus lainnya mengalami
peningkatan seperti kasus AFP, DBD,
Diare, Kusta, Filariasis serta kasus-
kasus dan angka kesakitan PD3I.
Semua kasus yang ditemukan telah
dilakukan pengobatan sesuai standar
pengobatan masing-masing
kasus/penyakit.
7. Status Gizi, Kunjungan neonatus, bayi
mengalami peningkatan dari tahun 2006,
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
105
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
2007 dan 2008, sedangkan kasus
BBLR, Balita Gizi Buruk mengalami
peningkatan sehingga juga berdampak
pada peningkatan kecamatan yang
rawan gizi.
8. Pelayanan KB aktif, cenderung
mengalami peningkatan dari tahun 2006,
2007 dan 2008.
96.51 percent, This thing caused by
distributing of health manpower
averagely and especially midwife in all
villages of Bintan Regency and also
reachable of health services by
society/people because number of
health service facilities increasingly and
develop every year.
6. Morbidity Rate, in special cases tends
to decrease such as Tuberculosis Lungs
BTA +, malaria. But in other cases tends
to increase such as AFP, DHF, Diarrhea,
Leprosy, Filariasis and also cases with
number of sickness of PD3I. All found
cases have done medical treatment
according to standart of treatment for
each case/disease.
7. Nutrition Status, neonatus visiting
tends to increase from year 2006, 2007,
and 2008, while Lower Baby Born weight
case and Bad Nutrition of Children
Under Five Years Old case tends to
increase so that it can impact nutrition
susceptible of Sub District.
8. Active Family Planning Services, tends to increase from year 2006, 2007,
and 2008.
9. Penyuluhan Kesehatan, dilakukan
dalam bentuk penyuluhan kelompok dan
massa, selama tahun 2008 telah
dilakukan penyuluhan sebanyak 242
penyuluhan kelompok dan 32 kali
penyuluhan massa.
10. Akses mutu pelayanan kesehatan, jumlah kunjungan rawat inap dan rawat
jalan mengalami peningkatan dari tahun
2006, 2007 dan 2008, dan ISPA masih
merupakan masalah kesehatan utama
dari 10 penyakit terbesar yang ada di
Kabupaten Bintan.
11. Persediaan obat esensial dan generik , mengalami peningkatan baik dari
kuantitas maupun kualitas, anggaran
obat perkapita juga mengelami
peningkatan dari tahun 2007 ke tahun
2008.
12. Jumlah sarana posyandu, desa siaga
mengelami peningkatan dari tahun 2006,
2007 ke 2008.
13. Jumlah sarana kesehatan seperti
puskesmas, puskesmas pembantu,
polindes, rumah dinas dan sarana
prasarana kesehatan lainnya mengelami
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
106
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
peningkatan dari tahun 2006, 2007 dan
2008.
9. Health Elucidation, is done in form of
group and mass elucidations, during
2008 have done for 242 of group
elucidations, and 32 times of mass
elucidations.
10. Health Service Quality Access, number of in and out - patient visiting
increase from 2006, 2007, and 2008,
and Accute Respiratory Infection
Disease is still a main health problem
from 10 biggest diseases in Bintan
Regency.
11. Provide Essential and Generic Medicine, tends to increase in quantity
and quality, budget of medicine per
capita also increase from year 2007 to
2008.
12. Number of Integrated Services Post,
Siaga Village tends to increase from
2006, 2007 to 2008.
13. Number of health facilities such as
puskesmas (health society center),
assistant puskesmas(health society
center), polindes, government housing
and other health facilities tends to
increase from year 2006, 2007, and
2008.
14. Jumlah tenaga kesehatan , masih
terdapat kekurangan tenaga kesehatan
seperti dokter spesialis, perawat
kesehatan, bidan, sedangkan dokter
umum sudah mencukupi berdasarkan
rasio terhadap jumlah penduduk.
15. Pembiayaan kesehatan, anggaran
kesehatan cenderung naik dari tahun
2006, 2007 dan 2008 namun masih
belum mencukupi kebutuhan program
berdasarkan hasil perhitungan SPM.
Dalam empat tahun terakhir
terutama sejak otonomi daerah komitmen
pemerintah untuk pembiayaan kesehatan
cukup menggembirakan dan memberi
harapan. Hal ini didukung dengan
kesepakatan Bupati Seluruh Indonesia pada
tahun 2001, yaitu sebesar 15 – 20 % dari
APBD. Namun komitmen politik ini belum
sepenuhnya dapat direalisasikan
sebagaimana yang diharapkan. Anggaran
/pembiayaan sektor kesehatan di Kabupaten
Bintan sejak tahun 2002 sampai dengan
tahun 2008 relatif masih rendah dan masih
dibawah komitmen yang telah disepakati.
14. Number of Health Workers, there are
lack of health workers such as
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
107
Dinas Kesehatan Kabupaten BintanBintan Sehat 2010
specialist doctor,health nurses,midwife,
while general doctor is enough based
on ratio to number of population.
15. Health Budget, health budget tends to
increase from year 2006, 2007, and
2008 but still not enough for programs
needs based on Minimum Service
Standart.
In four latest years especially since
regional autonomic, commitment os
government to budgeting health is giving
hopes.. This is supported by agreement of
All Indonesia Regents in 2001, that is 15 –
20 % from Regional Income and Spending
Budget . But this political commitment
haven’t all realized as well as hopes. Health
Sector budget in Bintan Regency since
2002 until 2008 relatively lower and still
under agreed commitment.
Prof
il Ke
seha
tan
Tahu
n 20
08
108