Upload
lian
View
1
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
unsriad
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Ekstraksi M etalurgi secara harfiah didefinisikan sebagai proses pemisahan suatu
konsentrat yang diambil dari suatu bijih , yang di dapat dari tahapan eksploitasi , dimana
dari konsentrat tersebut yang diambil hanya logamnya saja , d engan perkataan lain
ekstraksi metalurgi adalah suatu proses pengolahan dalam pekerjaan metalurgi untuk
mengekstrak (mengeluarkan atau mendapatkan) suatu logam dari dalam
persenyawaannya.
Berdasarkan tahapan rangkaian kegiatannya, metalurgi dibedakan menjadi tiga
jenis, yaitu metalurgi fisika, metalurgi mekanik dan metalurgi ekstraksi. Metalurgi Fisika
pada dasarnya adalah a dalah mempelajari struktur dan sifat fisik lainnya dari logam dan
paduannya. Untuk mengetahui sifat fisik diperlukan peralatan seperti mikroskop optic,
mikroskop electron untuk mempelajari struktur logam dan sinar X untuk mempelajari
struktur kristal dasar.
Metalurgi Mekanik adalah p roses pengerjaan secara mekanik untuk mencapai
bentuk tertentu , termasuk proses pembentukan dan proses lainnya yang tidak merubah
komposisi kimia, termasuk sifat mekanik dan cara ujinya .
Metalurgi ekstraksi adalah semua proses yang menyangkut perubahan kimia
dari bijih sampai jadi bahan baku termasuk pemurniannya , dimana pada dasarnya banyak
melibatkan proses-proses kimia, baik yang temperatur rendah dengan cara pelindian
maupun pada temperatur tinggi dengan cara proses peleburan utuk menghasilkan logam
dengan kemurnian tertentu (dinamakan juga metalurgi kimia). Meskipun sesungguhnya
metalurgi kimia itu sendiri mempunyai pengertian yang luas, antara lain mencakup juga
pemaduan logam dengan logam lain atau logam dengan bahan bukan logam.
Adapun proses-proses dari ekstraksi metalurgi / ekstraksi logam itu sendiri
antara lain adalah pyrometalurgy (proses ekstraksi yang dilakukan pada temperatur
tinggi), hydrometalurgy (proses ekstraksi yang dilakukan pada temperatur yang relatif
rendah dengan cara pelindian dengan media cairan), dan electrometalurgy (proses
ekstraksi yang melibatkan penerapan prinsip elektrokimia, baik pada temperatur rendah
maupun pada temperatur tinggi).
1.2. RUMUSAN MASALAH
Dalam tugas ini akan dibahas beberapa masalah, diantaranya :
a. Apa pengertian dari logam nikel ?
b. Bagaimana sifat fisis dan kimia , dan penggolongan logam nikel?
c. Bagaimana persenyawaan logam nikel ?
d. Bagaimana cara ekstraksi logam nikel ?
1.3. MANFAAT
Penulisan makalah ini, penulis berharap agar mahasiswa mengerti mengenai
ganesa logam nikel baik itu mencakup sifat fisik dan kimianya dan juga mengerti
bagaimana proses penambangannya.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. PENGERTIAN LOGAM NIKEL
Nikel ditemukan oleh A. F. Cronstedt pada tahun 1751. Nikel memiliki unsur
kimia metalik dalam tabel periodik yang memiliki simbol Ni dan nomor atom 28. Nikel
adalah logam yang berwarna putih keperakan, kuat dan keras. Seperti besi dan kobalt,
logam ini bersifat sangat magnetik. Nikel tidak teroksidasi oleh udara dan tahap tertahap
larutan basa. Larutan asam encer melarutkan nikel secara perlahan menghasilkan gas
hidrogen. Nikel akan menjadi pasif bila kontak dengan asam nitrat perkat.
Dalam keadaan murni, nikel bersifat lembek, tetapi jika dipadukan dengan besi,
krom, dan logam lainnya, dapat membentuk baja tahan karat yang keras. Perpaduan
nikel, krom dan besi menghasilkan baja tahan karat (stainless steel) yang banyak
diaplikasikan pada peralatan dapur (sendok, dan peralatan memasak), ornamen-ornamen
rumah dan gedung, serta komponen industri.
Nikel terdapat dalam kombinasi dengan arsen, antimon, dan sulfur seperti
dalam millerite (NIS) dan dalam garnierite, suatu silikat magnesium nikel dalam
berbagai komposisi. Nikel juga ditemukan beraliasi dengan besi dalam batuan meteor
dan lapisan kulit bumi. Bila bijih nikel di panggang diudara akan dihasilkan NiO, yang
dapat tereduksi oleh C menghasilkan Logam Ni. Nikel biasanya dimurnikan dengan
elektrodeposisi, sedang nikel yang tinggi kemurniannya dibuat dengan proses karbonil.
2.2 SIFAT FISIS DAN KIMIA , PENGGOLONGAN LOGAM NIKEL
Sifat fisis dari logam nikel berbentuk padatan berwarna perak berkilat dan keras
dengan berat molekul 58,71 g/mol dengan titik didih sebesar 2730˚ C dan titik leleh sebesar
1455˚ C dan larut pada asam nitrat , asam sulfat dan asam klorida. Logam nikel bersifat
feromagnetik. Sedangkan sifat kimia dari logam nikel antara lain mengalami reaksi yang
sangat lambat pada suhu kamar, apabila dibakar reaksi akan berlangsung cepat dan segera
membentuk oksida NiO , apabila direaksikan dengan Cl2 akan segera membentuk Ni Cl2
logam nikel tidak akan bereaksi dengan basa alkali, dll.
Bijih nikel digolongan menjadi dua macam ada sulfida dan ada oksida. Masing-
masing mempunyai karakteristik sendiri dan cara pengolahannya pun juga tidak sama. Bijih
nikel dari mineral oksida (Laterite) ada dua jenis yang umumnya ditemui yaitu Saprolit dan
Limonit dengan berbagai variasi kadar. Perbedaan menonjol dari 2 jenis bijih ini adalah
kandungan Fe (Besi) dan Mg (Magnesium), bijih saprolit mempunyai kandungan Fe rendah
dan Mg tinggi sedangkan limonit sebaliknya. Bijih Saprolit dua dibagi dalam 2 jenis
berdasarkan kadarnya yaitu HGSO (High Grade Saprolit Bijih) dan LGSO (Low Grade
Saprolit Bijih), biasanya HGSO mempunyai kadar Ni ≥ 2% sedangkan LGSO mempunyai
kadar Ni.
2.3. PERSENYAWAAN NIKEL
Sebagian besar senyawa kompleks nikel mengadopsi struktur geometri oktahedron,
hanya sedikit mengadopsi geometri tertrahedron dan bujursangkar. Ion heksaakuanikel (II)
berwarna hijau; penambahan amonia menghasilkan ion biru heksaaminanikel (II) menurut
persamaan reaksi :
[Ni(H2O)6]2+ (aq) + 6NH3 (aq) → [Ni(NH3)6]2+ (aq) + 6H2O (l)
Hijau Biru
Penambahan larutan ion hidroksida ke dalam larutan garam nikel (II) menghasilkan
endapan gelatin hijau nikel (II) hidroksida menurut persamaan reaksi;
[Ni(H2O)6]2+ (aq) + 2OH- → [Ni(OH)2] (s) + 6H2O (l)
Seperti halnya kobalt (II), kompleks yang lazim mengadopsi geometri tertrahedron
yaitu halida, misalnya ion tertrakloronikelat (II) yang berwarna biru. Senyawa kompleks ini
terbentuk dari penambahan HCl pekat ke dalam larutan garam nikel (II) dalam air menurut
persamaan reaksi ;
[Ni(H2O)6]2+ (aq) + 4Cl- (aq) → [NiCl4]2- (aq) + 6H2O (l)
Hijau Biru
Senyawa kompleks nikel (II) bujursangkar yang umum dikenal yaitu ion
tetrasianonikelat (II). [NiCl4]2-, yang berwarna kuning, dan bis (dimetilglioksimato) nikel
(II), [Ni(C4N2O2H7)2] yang berwarna merah pink. Warna yang karakteristik pada kompleks
yang di kedua ini merupakan reaksi penguji terhadap ion nikel (II) ; senyawa kompleks ini
dapat diperoleh dari penambahan larutan dimetilglikosim (C4N2O2H8 = DMGH) ke dalam
larutan nikel (II) yang dibuat tepat basa dengan penambahan amonia menurut persamaan
reaksi ;
[Ni(H2O)6]2+ (aq) + 2DMGH (aq) + 2OH-
[Ni(DMG)2] (s) + 8H2O (l)
2.4 CARA MENDAPATKAN LOGAM NIKEL
Logam nikel dapat didapatkan dengan cara penambangan, Operasi penambangan nikel
biasanya digolongkan sebagai tambang terbuka dengan tahapan sebagai berikut:
1. Pemboran
Pada jarak spasi 25 - 50 meter untuk mengambil sample batuan dan tanah guna
mendapatkan gambaran kandungan nikel yang terdapat di wilayah tersebut.
2. Pembersihan dan pengupasan
Lapisan tanah penutup setebal 10 – 20 meter yang kemudian dibuang di tempat tertentu
ataupun dipakai langsung untuk menutupi suatu wilayah purna tambang.
3. Penggalian
Lapisan bijih nikel yang berkadar tinggi setebal 5-10 meter dan dibawa ke tempat
pengolahan.
2.4. EKSTRAKSI LOGAM NIKEL
Bijih sufida dari nikel biasanya telah diolah/ diekstraksi
menggunakan pyrometalurgy (proses ekstraksi yang dilakukan pada temperatur tinggi) untuk
menghasilkan liquid matte yang akan digunakan pada pemurnian tahap berikutnya. Untuk
memproses Nickel matte menggunakan ekstraksi logam hydrometalurgy (proses ekstraksi
yang dilakukan pada temperatur yang relatif rendah dengan cara pelindian dengan media
cairan).
Adapun proses pyrometalurgy untuk menghasilkan liquid matte yang akan digunakan
pada pemurnian tahap berikutnya meliputi:
1. Komunisi
Komunisi adalah proses reduksi ukuran dari bijih agar mineral bisa terlepas dari bijihnya.
Berbeda dengan pengolahan emas, dalam tahap komunisi nikel ini hanya dibutuhkan ukuran
maksimal 30mm sehingga hanya dibutuhkan penghancur saja dan tidak dibutuhkan
penggiling.
2. Drying
Drying atau pengeringan dibutuhkan untuk mengurangi kadarmoisture dalam bjih.
Bisanya kadar kelembaban dalam bijih sdekitar 30-35% dan diturunkan dalam proses ini
dengan rotary dryer menjadi 23%. Dalam rotary dryer ini, pengeringan dilakukan dengan cara
mengalirkan gas panasa yang dihasilkan dari pembakaran batu bara bubuk dan marine
fuel dalam Hot Air Generator (HAG) secara Co-Current (searah) pada temperatur sampai
200o C.
3. Calcining
Tujuan Utama proses ini adalah menghilangkan air kristal yang ada dalam bijih, air kristal
yang biasa dijumpai adalah serpentine 3MgO.2SiO2.2H2O dan goethite (Fe2O3.H2O). Proses
dekomposisi dilakukan dalam Rotary Kiln (Tempat pembakaran berputar) dengan temperatur
sampai 850o C meggunakan batu bara bubuk secara Counter Current. Disamping
menghilangkan air kristal, pada proses ini juga biasanya didesain sudah terjadi reaksi reduksi
dari NiO dan Fe2o3. Dalam teknologi Krupp rent, semua reduksi dilakukan dalam rotaru kiln
dan dihasilkan luppen. Sedangkan dalan teknologi Electric Furnace, hanya sekitar 20% NiO
tereduksi secara tidak langsung dalam rotary kiln menjadi Ni dan 80% Fe2O3 menjadi FeO
sedangkan sisanya dilakukan dalam electric furnace. Produk dari rotary kiln ini disebut
dengan calcined bijih dengan kandungan moisture sekitar 2% dan siap lebur dalam electric
furnace.
4. Smelting
Proses peleburan dalam electric furnace adalah proses utama dalan rangkaian proses ini.
Reaksi reduksi 80% terjadi secara lagsung dan 20% secara tidak langsung pada temperature
sampai 1650o C.
5. Refining
Pada proses ini yang paling utama adalah menghilangkan/ memperkecil kandungan Sulfur
dalan crude Fe-Ni dan sering disebut Desulfurisasi. Dilakukannya proses ini berkaitan dengan
kebutuhan proses lanjutan yang digunakannya Fe-Ni sebagai umpan untuk pembuatan baja
dimana baja yang bagus harus mengandung Sulfur maksimal 20 ppm sedangkan kandungan
Sulfur pada Crude Fe-Ni masih sekitar 0.3% sehingga jika kandungan Sulfur tidak diturunkan
maka pada proses pembuatan baja membutuhkan kerja keras untuk menurunkan kadar.
Bijih nikel dipanggang di udara menghasilkan NiO, yang kemudian direduksi dengan C
menjadi Ni. Nikel biasanya dimurnikan dengan elektrodeposisi namun dalam nikel yang
tinggi kemurniannya tetap dibuat dengan proses karbonil. CO bereaksi dengan Ni yang tidak
murni pada suhu 50ºC dan tekanan biasa atau dengan anyaman nikel tembaga dalam keadaan
yang lebih kuat menghasilkan Ni(CO)4 yang mudah menguap, di mana logam dengan
kemurnian 99,90-99,99 % diperoleh pada komposisi termal 200 º C.
Nikel diekstrak dari bijih nya dengan proses pemanggangan menghasilkan logam yang
kemurniannya >80%. Pemurnian akhir dari pemurnian nikel oksida menggunakan proses
Mond, yang dapat meningkatkan kemurnian nikel hingga 99%. Proses modern dipatenkan
oleh L. Mond.
Proses ini memanfaatkan fakta bahwa ikatan kompleks antara karbon monoksida dengan
nikel mudah dan reversibel untuk memberikan karbonil nikel. Proses ini memiliki tiga
langkah :
a. Nikel oksida direaksikan dengan Syngas pada 200 ° C untuk menghilangkan oksigen,
meninggalkan nikel murni. Kotoran termasuk besi dan kobalt.
NiO (s) + H2 (g) → Ni (s) + H2O (g)
b. Nikel murni direaksikan dengan karbon monoksida berlebih pada 50-60 ° C untuk
membentuk karbonil nikel.
Ni (s) + 4 CO (g) → Ni (CO)4 (g)
c. Campuran karbon monoksida berlebih dan nikel karbonil dipanaskan hingga 220-250
° C. Pada pemanasan, tetracarbonyl nikel nikel terurai untuk memberikan:
Ni (CO) 4 (g) → Ni (s) + 4 CO (g)
Selanjutnya untuk memproses Nickel matte menggunakan ekstraksi
logam hydrometalurgy (proses ekstraksi yang dilakukan pada temperatur yang relatif rendah
dengan cara pelindian dengan media cairan). Proses Pyrometallurgy Reduksi yang terjadi
pada proses ini hanya sebagian dari besi saja yang dapat diikat menjadi terak, dan sebagian
besar masih dalam bentuk ferro-nikelalloy.Dalam hal ini untuk memisahkan besi dari nikel
pada reaksi peleburan tersebut ditambahkan beberapa bahan yang mengandung belerang
(Gypsum atau Pyrite). Karena perbedaan daya ikat besi dan nikel terhadap oksigen dan
belerang, sehingga proses ini didapatkan metal yaitu paduan Ni3S2 dan FeS.
Metal yang dihasilkan ini masih mengandung lebih dari 60 % Fe dan selanjutnya
metal yang masih dalam keadaan cair terus diproses lagi dalam konvertor. Proses-proses
konvertor diberikan bahan tambah silikon untuk mengerakkan oksida besi. Gerak hasil
konvertor ini masih mengandung nikel yang cukup tinggi, sehingga gerak ini biasanya di
proses ulang pada peleburan (Resmelting). Proses selanjutnya metal di panggang untuk
memisahkan belerang.
Nikel oksida yang didapat dari pemanggangan selanjutnya di reduksi dengan bahan
tambah arang (charcoal), sehingga didapat logam nikel.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Nikel adalah logam yang berwarna putih keperakan, kuat dan keras, yang bisa
didapatkan dengan cara ekstraksi . Nikel dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu logam
nikel oksida dan logam nikel sulfida. Nikel bersifat feromagnetik ,bereaksi sangat lambat
pada suhu kamar dan tidak akan beraksi dengan basa alkali. Logam nikel dapat diekstraksi
meggunakan proses pyrometalurgy yaitu proses ekstraksi yang dilakukan pada temperatur
tinggi untuk menghasilkan liquid mattle yang akan digunakan untuk pemurnian pada tahap
berikutnya. Untuk memproses nikel mattle menggunakan ekstraksi logam hydrometalurgy
yaitu proses ekstraksi yang dilakukan pada temperatur yang relatif rendah dengan cara
pelindian dengan media cairan
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Hiskia.2001.Penuntun Belajar Kimia Dasar Kimia Unsur dan Radiokimia.
Bandung:PT. Citra Aditya Bakti.
Brady, James E. 2002. Kimia Universitas Asas dan Strukutur. jilid 2. Tangerang :Binarupa
Aksara.
Cotton, F. Albert dan Geofrey Wilkinson. 2007. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: UI-Press.
Handoyo, Kristian, dkk. 2001. Buku Materi Pokok Kimia Anorganik 2. Jakarta : Universitas
Terbuka.
Rahayu, Sri. 2007. Sains Kimia 3 SMA/MA Kelas XII.Jakarta: Bumi Aksara.