24
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam undang-undang tentang sistem pendidikan nasional dinyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Nomor 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 Ayat 14). Anak usia dini adalah “anak yang baru dilahirkan sampai usia 6 tahun. Usia ini merupakan usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan kepribadian anak” (Sujiono, 2009: 7). Usia dini merupakan usia di mana anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Usia dini disebut sebagai usia emas (golden age). Pendidikan anak usia dini (PAUD) sebagai “suatu wadah untuk menyiapkan generasi sejak dini”. Namun dalam pelaksanaannya PAUD di Indonesia terkesan ekslusif dan baru menjangkau sebagian kecil masyarakat (Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, 2004: 33). Istilah PAUD sendiri belum banyak dipahami masyarakat luas dan selama ini pemahaman 1

118 Psikologi Belajar Paud (Metode Belajar Anak Prasekolah)

Embed Size (px)

DESCRIPTION

118 Psikologi Belajar Paud (Metode Belajar Anak Prasekolah)

Citation preview

Page 1: 118 Psikologi Belajar Paud (Metode Belajar Anak Prasekolah)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam undang-undang tentang sistem pendidikan nasional dinyatakan

bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang

ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang

dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki

kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Nomor 20 Tahun 2003

Bab I Pasal 1 Ayat 14).

Anak usia dini adalah “anak yang baru dilahirkan sampai usia 6 tahun.

Usia ini merupakan usia yang sangat menentukan dalam pembentukan

karakter dan kepribadian anak” (Sujiono, 2009: 7). Usia dini merupakan usia

di mana anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat. Usia

dini disebut sebagai usia emas (golden age).

Pendidikan anak usia dini (PAUD) sebagai “suatu wadah untuk

menyiapkan generasi sejak dini”. Namun dalam pelaksanaannya PAUD di

Indonesia terkesan ekslusif dan baru menjangkau sebagian kecil masyarakat

(Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, 2004: 33). Istilah PAUD sendiri

belum banyak dipahami masyarakat luas dan selama ini pemahaman umum

tentang PAUD masih terbatas, terutama mengenai tentang pendekatan

pembelajaran di lembaga PAUD itu sendiri.

Menurut W. Gumo (dalam Siregar, 2010: 75), Pendekatan pembelajaran

adalah “suatu pandangan dalam mengupayakan cara siswa berinteraksi dengan

lingkungannya”.

Bahkan menurut Direktur PAUD Direktorat Jenderal Pendidikan Luar

Sekolah (PLS) Depdiknas, Dr Gutama mengatakan “Sekitar 60% dari 55.000

lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) nonformal di Indonesia, belum

memahami metode pembelajaran yang seharusnya diterapkan. Sementara

sisanya belum matang dalam pemahaman metode” (Suara Merdeka, 2007).

Bagaimana bisa memahami metode! Kalau pendekatan lembaganya saja masih

1

Page 2: 118 Psikologi Belajar Paud (Metode Belajar Anak Prasekolah)

belum mengerti. Ini menjadi sebuah PR bagi kita semua sebagai mahasiswa

sekaligus calon/guru PAUD yang mesti bisa diselesaikan terutama dalam

pembenahan faham yang telah menjadi daging bagi lembaga yang tidak

mempunyai visi kejelasan.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Pengertian Metode?

2. Apa yang dimaksud dengan Metode Pengajaran di PAUD?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui Pengertian Metode

2. Untuk mengetahui Metode Pengajaran

2

Page 3: 118 Psikologi Belajar Paud (Metode Belajar Anak Prasekolah)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode

Dari segi bahasa metode berasal dari dua perkataan, yaitu meta dan hodos.

Meta berarti “melalui” dan hodos berarti “jalan” atau “cara”. Dengan

demikian metode dapat berarti cara atau jalan yang harus dilalui untuk

mencapai suatu tujuan (Arifin, 2000: 61). Menurut Nata (1999: 91) “metode

adalah suatu sarana untuk menemukan, menguji dan menyusun data yang

diperlukan bagi pengembangan disiplin tersebut.”

Ada pun Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2002: 740),

metode, berarti: “Cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu

pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki., cara kerja yang

bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai

tujuan yang ditentukan.”

Dan Langgulung (1962: 183) berpendapat bahwa “metode sebenarnya

berarti jalan (ţariqah) untuk mencapai tujuan”. Senada dengan Siregar (2010:

80) metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan. Dengan pengertian yang terakhir ini, metode lebih

memperlihatkan sebagai alat untuk mengolah dan mengembangkan suatu

gagasan yang sudah di tetapkan.

Sedangkan mengenai metode mengajar, Ramayulis (2005: 3), mengartikan

bahwa metode mengajar sebagai cara yang dipergunakan oleh guru dalam

mengadakan hubungan dengan peserta didik pada saat berlangsungnya proses

pembelajaran.

B. Metode Pengajaran di PAUD

Mengajar anak usia dini membutuhkan metodologi yang unik dan kreatif.

Disinilah signifikansi dan urgensi peran seorang guru dalam mendidik dan

menggali potensi anak didik. Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik

dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta

memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Dalam

3

Page 4: 118 Psikologi Belajar Paud (Metode Belajar Anak Prasekolah)

pasal 29, pendidik pada pendidikan anak usia dini harus diploma (D-IV) atau

sarjana (S1) latar belakang pendidikan tinggi di bidang pendidikan anak usia

dini,kependidikan lain, atau psikologi dan sertifikat profesi guru untuk PAUD.

Kualitas pendidik sangat menentukan hasil pembelajaran yang dicapai.

Kegagalan dan kesuksesan pendidikan sangat dipengaruhi oleh kualitas tenaga

pengajar yang menguasai materi, metodologi pengajaran dan skills yang

profesional.

Walaupun pendidikan berlangsung sepanjang hayat namun menurut Maria

Montessori, enam tahun pertama masa anak adalah jangka waktu yang paling

penting bagi perkembangannya. Tahun prasekolah menjadi masa anak

membina kepribadian mereka. Karenanya setiap usaha yang di rancang untuk

mengembangkan minat dan potensi anak harus dilakukan pada awal ini untuk

membimbing anak menjadi diri mereka dengan segala kelebihannya. Orang

tua dan pendidik harus dapat membantu anak menyadari dan merealisasikan

potensi anak untuk menimba ilmu pengetahuan, bakat, dan kepribadian yang

utuh. Ada beberapa metode pengajaran yang layak dipertimbangkan untuk

mencapai hasil maksimal dalam pengajaran anak usia dini yaitu :

1. Metode Global (Ganze Method)

Anak belajar membuat suatu kesimpulan dengan kalimatnya sendiri.

Contohnya ketika membaca buku, minta anak menceritakan kembali

dengan rangkaian katanya sendiri. Sehingga informasi yang anak peroleh

dari hasil belajar sendiri akan dapat diserap lebih lama. Dengan demikian

anak akan terlatih berpikir kreatif dan berinisiatif.

2. Metode Percobaan (Experimental method)

Metode pengajaran ini mendorong dan memberi kesempatan anak

melakukan percobaan sendiri. Terdapat tiga tahapan yang dilakukan anak

untuk memudahkan masuknya informasi yaitu mendengar, menulis atau

menggambar lalu melihat dan melakukan percobaan sendiri. Misalnya

anak belajar tentang tanaman pisang, lalu belajar menanamnya.

3. Metode Learning by doing

4

Page 5: 118 Psikologi Belajar Paud (Metode Belajar Anak Prasekolah)

Menurut Nazhori Author, sabda Rasulullah yang berbunyi “ sholatlah

kamu seperti kamu lihat aku sholat “ adalah sebuah bukti bahwa proses

belajar mengajar sudah berlangsung sejak zaman Rasulullah sebagai

fondasi awal dalam pendidikan Islam. Sabda tersebut juga mengandung

unsur pedagogis dimana bahasa nonverbal yang disampaikan Rasulullah

sampai saat ini masih menjadi bumbu penyedap dalam melengkapi

meteode pengajaran. Artinya bahasa nonverbal memegang peranan dalam

proses belajar mengajar.

4. Metode Home Schooling Group

Rumah merupakan lingkungan terdekat anak dan tempat belajar yang

paling baik buat anak. Di rumah, anak bisa belajar selaras dengan

keinginannya sendiri. Ia tak perlu duduk menunggu sampai bel berbunyi,

tidak perlu harus bersaing dengan anak-anak yang lain, tidak perlu harus

ketakutan menjawab salah di depan kelas dan bisa langsung mendapatkan

penghargaan atau pembetulan jika membuat kesalahan. Disinilah peran ibu

menjadi sangat penting karena tugas utama ibu adalah pengatur rumah

tangga dan pendidik anak. Di dalam rumah banyak sekali sarana-sarana

yang bisa dipakai untuk pembelajaran anak. Anak dapat belajar banyak

sekali konsep tentang benda, warna, bentuk dan sebagainya sembari ibu

memasak di dapur

5. Pembelajaran Bilingual

Satu pertanyaan yang muncul sebagai tanggapan terhadap

kecenderungan pengajaran bahasa inggris pada anak-anak adalah sebagai

berikut “ sudah perlukah bahasa inggris diajarkan pada anak-anak ?”

Pertanyaan ini tampaknya mudah diajukan. Jawaban terhadap pertanyaan

ini bisa sederhana namun bisa juga memerlukan penjelasan panjang lebar,

bahkan pertanyaan yang sederhana tersebut dapat memunculkan

kontroversi yang berkepanjangan. Setidaknya ada tiga alasan mengapa

anak-anak perlu mempelajari bahasa inggris pada usia dini.

Alasan pertama adalah tuntutan pragmatis. Tidak dapat dipungkiri bahwa

saat ini tembok pembatas geografis antar wilayah atau bahkan antar negara

5

Page 6: 118 Psikologi Belajar Paud (Metode Belajar Anak Prasekolah)

sudah mulai runtuh, berguguran satu persatu akibat globalisasi.

Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi tampaknya merupakan

salah satu faktor yang bertanggung jawab atas semakin terbukanya

hubungan antar manusia pada era global ini. Dampak yang segera kita

amati dengan runtuhnya tembok pembatas tersebut ialah semakin

mudahnya satu individu, bahkan antar bangsa di tempat yang berbeda dan

berada di belahan dunia yang lain berhubungan dengan individu lainnya

pada waktu yang sesungguhnya (real time).

Alasan kedua merujuk pada alasan legal formal dan kesepakatan

internasional. Undang-undang Dasar 1945 memberikan amanar kepada

pemerintah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. UU No 23 Tahun

2003 tentang sistem pendidikan nasional menegaskan bahwa setiap anak

berhak mendapatkan pendidikan dan pengajaran guna pengembangan

kepribadiannya dan kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya.

Alasan yang ketiga adalah konseptual. Brumfit (1991 : 11-12) menyatakan

argumentasinya terkait dengan faktor usia muda bahwa tidak ada alasan

kuat dalam pembelajaran anak-anak untuk tidak mengajarkan bahasa

kedua pada mereka. Setidaknya ada empat faktor yang ia rujuk untuk

mendasari argumentasinya tersebut. Tiga faktor pertama tampaknya elevan

untuk dibahas. Faktor pertama adalah proses pematangan. Proses

pematangan ini tampaknya lebih berpihak pada pembelajar bahasa usia

muda seorang anak belajar bahasa semakin mudah ia akan menguasai

bahasa tersebut. Faktor kedua yang berperan penting pada anak-anak

dalam mempelajari bahasa adalah emosi dan perasaan. Faktor ketiga

adalah lingkungan. Anak-anak cenderung memiliki peluang yang lebih

baik dalam mengintegrasikan kebutuhan komunikasi yang sesungguhnya

dengan pengalaman kebahasaan barunya. Maksudnya dalam usia yang

ditandai dengan eksplorasi terhadap lingkungannya, anak-anak lebih

memiliki peluang yang lebih baik dalam menggunakan bahasa secara

alami untuk mempresentasikan pemahamannya terhadap lingkungannya.

Oleh karena itu kebutuhan berkomunikasi anak-anak dengan dengan

6

Page 7: 118 Psikologi Belajar Paud (Metode Belajar Anak Prasekolah)

menggunakan bahasa dalam lingkungan sekitarnya lebih terakomodasi

secara luas dan alami.

6. Metode Cerita

Cerita merupakan salah satu jenis sastra yang memiliki nilai estetika.

Di dalamnya terdapat rasa kenikmatan yang tiada tara serta mampu

menyedot perhatian anak-anak dan orang dewasa. Target tersebut baru

bisa dicapai jika scenario di tulis dengan baik, disampaiakan dengan

memukau dan dapat didengarkan oaudien yang berjiwa seni. Cerita adalah

sastra yang yang berbentuk tulisan (yang dikonsumsi melalui bacaan) atau

berbentuk lisan (yang dikonsumsi melalui audiensi) (Majid, 2003: 19-20).

Metode bercerita merupakan salah satu pemberian pengalaman

belajar bagi anak dengan membawakan cerita kepada anak secara lisan.

Bila isi cerita itu dikaitkan dengan dunia kehidupan anak usia dini, maka

mereka dapat memahami isi cerita itu, mereka akan mendengarkan dengan

penuh perhatian, dan dengan mudah dapat menangkap isi cerita. Kegiatan

bercerita akan memberikan sejumlah pengetahuan sosial, nilai-nilai moral,

dan keagamaan. Kegiatan bercerita juga memberikan pengalaman belajar

untuk berlatih mendengarkan. Melalui mendengarkan anak memperoleh

bermacam informasi tentang pengetahuan, nilai, dan sikap untuk dihayati

dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Memberi pengalaman belajar dengan menggunakan metode bercerita

memungkinkan anak mengembangkan kemampuan kognitif, afektif,

maupun psikomotorik masing-masing anak. Bila anak terlatih

mendengarkan dengan baik, maka ia akan terlatih untuk menjadi

pendengar yang kreatif dan kritis. Pendengar yang kreatif mampu

melakukan pemikiran-pemikiran baru berdasarkan apa yang

didengarkannya. Pendengar yang kritis mampu menemukan

ketidaksesuaian antara apa yang didengar dengan apa yang dipahami (R,

1999: 157-168).

7. Metode Demonstrasi

7

Page 8: 118 Psikologi Belajar Paud (Metode Belajar Anak Prasekolah)

Metode demonstrasi adalah metode mengajarkan yang menggunakan

peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan

bagaimana melakukan sesuatu kepada anak didik. Memperjelas pengertian

tersebut dalam prakteknya dapat dilakukan oleh guru itu sendiri atau

langsung oleh anak didik.

Dengan metode demontrasi guru atau murid memperlihatkan pada

seluruh anggota kelas sesuatu proses, misalnya bagaimana cara shalat yang

sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW. Beberapa keuntungan atau

kebaikan dalam metode demontrasi, yaitu:

a. Perhatian anak didik dapat dipusatkan, dan titik berat yang dianggap

penting oleh guru dapat diamati secara tajam.

b. Perhatian anak didik akan lebih terpusat kepada apa yang

didemontrasikan, jadi proses belajar anak didik akan lebih terarah dan

akan mengurangi perhatian anak didik kepada masalah lain. Apabila

anak didik sendiri ikut dalam sesuatu percobaan yang bersifat

demontratif, maka mereka akan memperoleh pengalaman yang melekat

pada jiwanya dan ini berguna dalam pengembangan kecakapan.

8. Metode Karyawisata

Metode karyawisata ialah suatu metode pengajaran yang

dilaksanakan dengan jalan mengajak anak-anak keluar kelas untuk dapat

memperlihatkan hal-hal atau peristiwa yang ada hubungannya dengan

bahan pelajaran. Dalam perjalanan karyawisata ada hal-hal tertentu yang

telah direncanakan oleh guru untuk didemonstrasikan atau ditunjukkan

kepada anak didik, di samping ada hal-hal yang secara kebetulan

diketemukan dalam perjalanan berkaryawisata tersebut. Misalnya:

pengenalan terhadap kekuasaan Tuhan dalam penciptaan alam semesta

(Abdul Ghafir, 1981: 104).

Karyawisata merupakan salah satu metode melaksanakan kegiatan

pengajaran di lembaga pendidikan anak usia dini dengan cara mengamati

dunia sesuai dengan kenyataan yang ada secara langsung yang meliputi

manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan benda-benda lainnya. Dengan

8

Page 9: 118 Psikologi Belajar Paud (Metode Belajar Anak Prasekolah)

mengamati secara langsung anak memperoleh kesan yang sesuai dengan

pengamatannya (R, 1999: 68). Dalam penerapan metode karyawisata

sangat tepat dilakukan apabila:

a. Pelajaran dimaksudkan untuk memberi pengertian lebih jelas dengan

alat peraga langsung.

b. Membangkitkan penghargaan dan cinta terhadap lingkungan dan tanah

air, serta menghargai ciptaan Tuhan.

c. Mendorong anak mengenal masalah lingkungan dengan baik.

Dengan melalui metode karyawisata akan memberi kepuasan

terhadap keinginan anak didik dengan banyak melihat kenyataankenyataan

di samping keindahan alam sekitar di luar kelas. Selain itu anak didik juga

akan bersikap terbuka, obyektif, luas pandangan akibat dari pengetahuan

luar yang diperolehnya yang akan mempertinggi prestasi kepribadiannya

dan juga anak didik memperoleh tambahan pengalaman melalui

karyawisata, sedangkan guru mendapat kesempatan menerangkan segala

sesuatu.

Dalam penerapan metode karyawisata, guru hendaknya merumuskan

terlebih dahulu tujuan pelajaran dengan jelas, sehingga kelihatan wajar

tidaknya metode ini digunakan, dan juga hendaknya guru menyelidiki

terlebih dahulu obyek yang akan ditinjau dengan memperhatikan hal-hal

yang sekiranya akan menjadi kesulitan. Selain itu perlu juga dijelaskan

terlebih dahulu tujuan karyawisata dan disiapkan pertanyaan-pertanyaan

yang harus mereka jawab (Abdul Ghafir, 1981: 104-105).

9. Metode bermain

Adapun jenis permainan yang dapat dikembangkan di dalam

program kegiatan bermain anak usia dini dapat digolongkan ke dalam

berbagai jenis permainan seperti dikemukakan oleh Jefree, Mc.Conkey,

dan Hewson (1984) ialah permainan eksploratif (exploratory play),

permainan dinamis (energenic play), permainan dengan keterampilan

(skillful play), permainan sosial (sosial play), permainan imajinatif

(imaginative play) dan permainan teka-teki (puzzle-out play). Keenam

9

Page 10: 118 Psikologi Belajar Paud (Metode Belajar Anak Prasekolah)

penggolongan tersebut pada dasarnya saling terintegrasi satu dengan

lainnya sehingga dalam penerapannya mungkin saja salah satu permainan

dapat mengembangkan jenis permainan yang lainnya. Justru keterpaduan

diantaranya akan menjadi daya tarik tersendiri bagi anak saat melakukan

permainan tersebut (Sujiono, 2009: 146).

Selain permainan diatas, untuk lebih memfokuskan pada permainan

kreatif yang dikembangkan maka Lopes (dalam Sujiono, 2009: 147),

mengungkapkan bahwa permainan kreatif dapat diklasifikasikan sebagai

berikut :

a. Kreasi terhadap objek (object creation) berupa kegiatan bermain

dimana anak melakukan kreasi tertentu terhadap suatu objek.

b. Cerita bersambung (continuing story) berupa kegiatan bermain dimana

guru melalui awal sebuah cerita dan setiap anak menambahkan cerita

selanjutnya bagian perbagian seperti cerita dengan menggunakan buku

besar.

c. Permainan drama kreatif (creative dramatic play) berupa permainan

dimana anak dapat mengekspresikan diri melalui peniruan terhadap

tingakah laku orang, hal ini dapat membuat mereka memahami dan

menghadapi dunia seperti bermain dokter-dokteran.

d. Gerakan kreatif (creative movement) berupa kegiatan bermain yang

lebih menggunakan otot-otot besar seperti permainan aku seorang

pemimpin dimana seorang anak melakukan gerakan tertentu dan anak

lain mengikutinya/berpantomim atau kegiatan membangun dengan

pasir, lumpur, dan atau tanah liat.

e. Pertanyaan kreatif (creative questioning) yang berhubungan dengan

pertanyaan terbuka, menjawab pertanyaan dengan sentuhan panca

indra, pertanyaan tentang perubahan, pertanyaan yang membutuhkan

beragam jawaban, dan pertanyaan yang berhubungan dengan suatu

proses atau kejadian.

10

Page 11: 118 Psikologi Belajar Paud (Metode Belajar Anak Prasekolah)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari segi bahasa metode berasal dari dua perkataan, yaitu meta dan hodos.

Meta berarti “melalui” dan hodos berarti “jalan” atau “cara”. Dengan

demikian metode dapat berarti cara atau jalan yang harus dilalui untuk

mencapai suatu tujuan

Mengajar anak usia dini membutuhkan metodologi yang unik dan kreatif.

Disinilah signifikansi dan urgensi peran seorang guru dalam mendidik dan

menggali potensi anak didik. Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik

dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta

memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Dalam

pasal 29, pendidik pada pendidikan anak usia dini harus diploma (D-IV) atau

sarjana (S1) latar belakang pendidikan tinggi di bidang pendidikan anak usia

dini,kependidikan lain, atau psikologi dan sertifikat profesi guru untuk PAUD.

Kualitas pendidik sangat menentukan hasil pembelajaran yang dicapai.

Kegagalan dan kesuksesan pendidikan sangat dipengaruhi oleh kualitas tenaga

pengajar yang menguasai materi, metodologi pengajaran dan skills yang

profesional.

1. Metode Global (Ganze Method)

2. Metode Percobaan (Experimental method)

3. Metode Learning by doing

4. Metode Home Schooling Group

5. Pembelajaran Bilingual

6. Metode Cerita

7. Metode Demonstrasi

8. Metode Karyawisata

9. Metode bermain

11

Page 12: 118 Psikologi Belajar Paud (Metode Belajar Anak Prasekolah)

B. Saran

Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak terdapat

kekurangan dan kekhilafan oleh karena itu, kepada para pembaca dan para

pakar utama penulismengharapkan saran dan kritik ataupun tegur sapa yang

sifatnya membangun akan diterima dengan senang hati demi kesempurnaan

makalah selanjutnya.

12

Page 13: 118 Psikologi Belajar Paud (Metode Belajar Anak Prasekolah)

KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT ,karena atas

karunia,taufiq dan hidayah-Nya lah,penulis dapat menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas pertama penulis dalam

mata kuliah ini, yang alhamdulillah dapat penulis selesaikan tepat pada waktunya.

Terima kasih penulis ucapkan kepada pihak-pihak yang telah membantu

dalam penyelesaian makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat tidak

hanya untuk penulis ,namun juga untuk pihak-pihak yang berkenan meluangkan

waktunya untuk membaca makalah ini.

Mengingat keterbatasan penulis sebagai manusia biasa yang tak luput dari

salah dan dosa, penulis menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kata

sempurna. Oleh karena itu kritikan dan saran yang membangun sangat penulis

harapkan. Agar kedepannya penulis bisa lebih baik lagi.

Salah dan khilaf penulis mohon maaf. kepada Allah, penulis mohon

ampun.

Wassalammu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Bengkulu, 2015

Penulis

13i

Page 14: 118 Psikologi Belajar Paud (Metode Belajar Anak Prasekolah)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................

KATA PENGANTAR......................................................................................i

DAFTAR ISI....................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang......................................................................................1

B. Rumusan Masalah................................................................................2

C. Tujuan ........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode................................................................................3

B. Metode Pengajaran...............................................................................3

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...........................................................................................11

B. Kritik dan Saran ...................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................iii

14ii

Page 15: 118 Psikologi Belajar Paud (Metode Belajar Anak Prasekolah)

MAKALAHMAKALAHPSIKOLOGI BELAJAR PAUD

Psikologi Belajar Paud(metode belajar anak pra sekolah)

Disusun Oleh : Penti Fiska Nanda

Nurhamidah NPinsa Sustari

Reska Repita S

Dosen pembimbing :Indah Soraya

PENDIDIKAN GURU RAUDHATUL ATHFALFAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI(IAIN) BENGKULU

15

Page 16: 118 Psikologi Belajar Paud (Metode Belajar Anak Prasekolah)

2015DAFTAR PUSTAKA

Majid, A. A. (2003). Mendidik Anak Lewat Cerita Dilengkapi 30 Kisah. Jakarta:

Mustaqiim.

Mansur. (2005). Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Nata, A. (1999). Metodologi Studi Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Noorlaila, I. (2010). Panduan Lengkap Mengajar Paud. Yogyakarta: PINUS

BOOK PUBLISHER.

Noorlaila, I. (2010). Panduan Lengkap Mengajar PAUD Kreatif Mendidik dan

Bermain Bersama Anak. Yogyakarta: PINUS BOOK PUBLISHER.

Patmonodewo, S. (2000). Pendidikana Anak Prasekolah. Jakarta: PT.Rineka

Cipta.

16

iii