4
MASTERPLAN TRANSPORTASI KOTA BANDUNG 11-1 11 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI 11.1 KESIMPULAN Permasalahan lalu lintas Kota Bandung saat ini sangat kompleks, keterkaitan antara pusat kegiatan yang mix (bercampur) menyebabkan fungsi jalan sudah tidak optimal dalam penggunaan Rumaja (Ruang Manfaat Jalan). Penggunaan Rumaja terhadap kegiatan diluar fungsi jalan sangat besar pengaruhnya terhadap pergerakan lalulintas yang ada di Kota Bandung seperti halnya: Pedagang kaki Lima, Pasar dan aktivitas sosial. Kondisi Angkutan Umum saat ini yang sangat buruk kinerja pelayanannya memberikan pengaruh terhadap pengguna angkutan umum, disamping itu tarif dan penggunaan angkutan yang tidak effektif menyebabkan biaya transportasi sangat besar. Tingkat kinerja lalulintas yang sangat rendah yang disebabkan oleh pergerakan lalulintas yang dibebani tidak hanya Kota bandung saja melainkan pergerakan kawasan di sekitar kota bandung yang terait dengan aglomerasi Bandung seperti Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimah dan Sumedang menyebabkan perlu dilakukannya perencanaan yang terintegrasi antara satu daerah dengan daerah lainya yang akan membentuk Bandung Metropolitan Area. Oleh karena itu ditinjau dari seluruh kondisi eksisting yang ada, untuk mencapai Visi Kota Bandung sebagai Kota Jasa yang bermartabat terkait dengan kebijakan Perencanaan Transportasi di masa mendatang visi yang diemban adalah: ”Terciptanya Transportasi Angkutan Umum Kota Bandung 2010-2030 yang Handal, Nyaman, dan Manusiawi”. Handal, yang dimaksud dengan handal adalah kuat atau kokoh dalam menerima goncangan dari segala sesuatu. Transportasi yang handal dapat tercipta apabila mempunyai sistem transportasi yang effektif dan effisien didalam suatu sistem jaringan yang ideal yang mengutamakan Sistem Transportasi Terpadu. Sistem Jaringan ideal terbentuk dimana adanya suatu keseimbangan antara

11.Akh MTB - BAB 11 Kesimpulan Dan Rekomendasi

  • Upload
    raka

  • View
    8

  • Download
    4

Embed Size (px)

DESCRIPTION

o

Citation preview

  • KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

    MASTERPLAN TRANSPORTASI KOTA BANDUNG 11-1

    11

    KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

    11.1 KESIMPULAN

    Permasalahan lalu lintas Kota Bandung saat ini sangat kompleks, keterkaitan antara pusat kegiatan

    yang mix (bercampur) menyebabkan fungsi jalan sudah tidak optimal dalam penggunaan Rumaja

    (Ruang Manfaat Jalan).

    Penggunaan Rumaja terhadap kegiatan diluar fungsi jalan sangat besar pengaruhnya terhadap

    pergerakan lalulintas yang ada di Kota Bandung seperti halnya: Pedagang kaki Lima, Pasar dan

    aktivitas sosial.

    Kondisi Angkutan Umum saat ini yang sangat buruk kinerja pelayanannya memberikan pengaruh

    terhadap pengguna angkutan umum, disamping itu tarif dan penggunaan angkutan yang tidak effektif

    menyebabkan biaya transportasi sangat besar.

    Tingkat kinerja lalulintas yang sangat rendah yang disebabkan oleh pergerakan lalulintas yang

    dibebani tidak hanya Kota bandung saja melainkan pergerakan kawasan di sekitar kota bandung yang

    terait dengan aglomerasi Bandung seperti Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Kota Cimah

    dan Sumedang menyebabkan perlu dilakukannya perencanaan yang terintegrasi antara satu daerah

    dengan daerah lainya yang akan membentuk Bandung Metropolitan Area.

    Oleh karena itu ditinjau dari seluruh kondisi eksisting yang ada, untuk mencapai Visi Kota Bandung

    sebagai Kota Jasa yang bermartabat terkait dengan kebijakan Perencanaan Transportasi di masa

    mendatang visi yang diemban adalah:

    Terciptanya Transportasi Angkutan Umum Kota Bandung 2010-2030 yang Handal, Nyaman, dan

    Manusiawi.

    Handal, yang dimaksud dengan handal adalah kuat atau kokoh dalam menerima goncangan dari

    segala sesuatu. Transportasi yang handal dapat tercipta apabila mempunyai sistem transportasi yang

    effektif dan effisien didalam suatu sistem jaringan yang ideal yang mengutamakan Sistem

    Transportasi Terpadu. Sistem Jaringan ideal terbentuk dimana adanya suatu keseimbangan antara

  • KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

    MASTERPLAN TRANSPORTASI KOTA BANDUNG 11-2

    biaya yang dikeluarkan oleh pengguna dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan oleh pemerintah

    dalam mengatasi transportasi yang ada. Indikator kehandalan transportasi yang diharapkan terkait

    dengan kinerja lalulintas adalah kecepatan dan keamanan. Transportasi yang handal dapat

    mendukung multi aspek yaitu aspek ekonomi, sosial dan lingkungan.

    Nyaman, yang dimaksud dengan nyaman adalah sehat. Transportasi yang nyaman akan memberikan

    kesehatan bagi masyarakat pengguna lalulintas dan masyarakat sekitarnya. Sehingga dalam kegiatan

    transportasi harus mengedepankan aspek lingkungan yang akan ditimbulkannya.

    Manusiawi, yang dimaksud dengan manusiawi adalah dihargai seperti manusia. Keterkaitan dengan

    transportasi arti kata manusiawi dapat dikatakan bahwa pelayanan transportasi yang diberikan layak

    untuk seorang pengguna transportasi. Terkait pelayanan transportasi yang manusiawi tidak terlepas

    dari prasarana angkutan umum yang ada. Penilaian manusiawi terkait dengan angkutan umum

    indikator penilaian yang diharapakan adalah persepsi masyarakat terhadap pemerintah dalam

    memberikan layanan angkutan umum ditinjau dari sarana berupa kendaraan, prasarana berupa

    fasilitas terminal dan tarif angkutan umum.

    Misi Transportasi Kota Bandung

    Dengan visi transportasi diatas untuk merealisasikan perlu diterjemahkan dalam misi trasnportasi,

    berdasarkan masukan hasil FGD, misi transportasi Kota Bandung terdiri dari:

    1. Mengembangkan sistem transportasi kota yang terpadu antarmoda, antarwilayah, antar pemangku

    kepentingan yang secara efektif mendukung antarsektor pembangunan

    2. Menjadikan sistem angkutan umum massal terpadu sebagai moda transportasi utama di Kota

    Bandung

    3. Mengendalikan lalulintas jalan pada kinerja yang memadai untuk efisiensi distribusi orang,

    barang, dan jasa

    4. Menyediakan pelayanan transportasi yang merata, nyaman dan terjangkau bagi semua golongan

    masyarakat

    5. Menciptakan transportasi yang tertib, selamat, dan ramah lingkungan.

    Penetapan tahapan kebijakan sangat diperlukan untuk mencapai strategi yang diharapkan yaitu

    mengedepankan angkutan umum menjadi prasarana pergerakan lalulintas kendaraan sebagai

    pemenuhan kebutuhan masyarakat Kota Bandung, dengan perbandingan 60% Angkutan Umum dan 40%

    kendaraan pribadi.

    Secara garis besar tahapan yang dilakukan terdiri dari 3 (tiga) bagian, yaitu:

    1. Tahapan Pemulihan

    Tahapan yang dilakukan untuk kegiatan penertiban yang berkaitan dengan kegiatan yang

    menimbulkan permasalahan transportasi.

    2. Tahapan Peningkatan

    Tahapan yang dilakukan setelah terwujudnya tahapan pemulihan yang telah dilakukan.

    3. Tahapan Pengembangan

    Tahapan pengembangan dilakukan apabila tahapan kegiatan tidak dapat dilakukan lagi atau

    alternatif kegiatan yang harus dilakukan terkait dengan multimoda transportasi yang harus

    dilakukan.

    Seluruh tahapan ini dilakukan secara sustainable dengan melihat dari aspek deman dan suply

    (sarana jaringan pelayanan (infrasrtuktur) dan prasarana transportasi)

    Tahapan kebijakan dalam Masterplan Transportasi ini terdiri dari:

    I. Kebijakan periode 1 (2010-2019)

    Kebijakan peridoe 1 merupakan suatu kebijakan tahapan pemulihan dan peningkatan terkait

    transportasi, baik dalam jaringan pelayanan maupun prasarana. Kebijakan yang dilakukan

    menitikberatkan pada:

    A. Jaringan Pelayanan

    1. Optimalisasi Sistem Jaringan Jalan, terdiri dari:

    a. Pasar.

    b. Parkir

    c. Pedagang Kaki Lima

    2. Restrukturisasi jaringan diseluruh ruas jaringan jalan Kota Bandung;

    3. Peningkatan Tingkat Pelayanan Kinerja Jalan di atas LOS C ( 0,7 0,8)

    4. Pembaharuan Rambu, Marka dan Bangunan Pelengkap jalan

    5. Penerapan Kawasan Tertib Lalulintas pada Kawasan Strategis

    Penerapan Kawasan Tertib Lalulintas pada kawasan strategis harus melalui tahapan kegiatan

    sebegai berikut:

    1. Penyesuaian tata guna lahan sesuai peruntukan kawasan strategis;

    2. Pembuatan infrastuktur koridor ruas Jalan di kawasan tersebut;

    3. Sosialisasi kawasan tertib lalulintas;

    4. Penerapan kawasan tertib lalulintas.

    Terdapat 5 (lima) kawasan strategis yang diharapkan dapat diterapkan di Kota Bandung,

    yaitu:

    1. Kawasan Tertib Lalulintas untuk Kawasan Pendidikan, berlokasi di daerah Dago dan

    sekitarnya.

  • KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

    MASTERPLAN TRANSPORTASI KOTA BANDUNG 11-3

    2. Kawasan Tertib Lalulintas untuk Kawasan Seni , berlokasi di daerah Braga.

    KTL kawasan Seni ini mempunyai Koridor ruas jalan:Jl. Braga, Jl Perintis Kemerdekaan,

    Jl. Viaduct dan Jl. Lembong

    3. Kawasan Tertib Lalulintas untuk Kawasan Perkantoran , berlokasi di daerah Jl Asia

    Afrika.

    KTL kawasan Perkantoran ini mempunyai Koridor ruas jalan:Jl. Asia Afrika dari Jl

    Sudirman s/d Jl Ahmad yani

    4. Kawasan Tertib Lalulintas untuk Kawasan Jasa Perdagangan , berlokasi di daerah Riau.

    KTL kawasan Pertokoan ini mempunyai Koridor ruas jalan:Jl. RE Martadinata mulai dari

    Jl H Juanda s/d Jl Ahmad Yani.

    5. Kawasan Tertib Lalulintas untuk Kawasan Pemerintahan , berlokasi di daerah Jl WR

    Supratman.

    KTL kawasan Pemerintahan ini mempunyai Koridor ruas jalan: Jl. Diponegoro dan Jl WR

    Supratman.

    5. Penerapan jalur Khusus Motor dan Pejalan Kaki

    Beberapa Lokasi yang dapat diterapkan Jalur Khusus Sepeda Motor adalah Ruas Jalan

    Soekarno Hatta, PHH Mustafa, Laswi, Sudirman, Pasteur, Buah Batu, Kopo.

    Selain daripada jalur khusus motor, penerapan Fasilitas pejalan kaki hendaknya

    diperhatikan kembali dengan melakukan penertiban fungsi trotoar yang ada.

    6. Penerapan Park and Ride pada ruas pintu masuk tol.

    B. Prasarana dan sarana Transportasi

    1. Peningkatan Kinerja Sistem Pelayanan Prasarana dan Sarana Angkutan Umum, terdiri dari:

    a. Peremajaan Moda Angkutan Umum

    b. Penerapan laik fungsi kendaraan angkutan umum dengan uji emisi gas buang

    c. Penertiban dan Pengendalian Angkutan Lingkungan (ojeg dan becak)

    d. Peningkatan Kinerja operasional Taksi dengan mengatur jumlah taksi yang beroperasi sesuai

    dengan Demand

    e. Program Sertifikasi Pengemudi Angkutan Kota

    f. Pemenuhan kebutuhan Prasarana Terminal

    g. Penertiban dan Peningkatan fungsi Halte

    h. Penertiban Pergerakan Angkutan AKAP (Angkutan Kota Antar Propinsi) dan AKDP (Angkutan

    Kota Dalam Propinsi).

    2. Penerapan Angkutan Massal

    Penerapan Angkutan Massal saat ini perlu diintegrasikan satu sama lain sehingga adanya

    keterpaduan bagi sistem trasnportasi yang ada. Penggunanan type dan jenis angkutan umum

    sangat ditentukan oleh kondisi geografi dan ebar jalan yang ada.

    Kota Bandung telah mempunyai rencana penerapan Angkutan massal berbentuk BRTY (bus Rapid

    Transit) yang saat ini pernah di operasionalkan. Untuk itu peneraa BRT yang dinamakan Bus Way

    yang mempunyai Koridor dari Cibiru Elang menjadi koridor awal dari dimulainya angkutan massal

    di Kota bandung.

    Rencana Penerapan Angkutan massal yang direncanakan dan diharapkan dapat mengakomodir

    sistem pergerakan transportasi kota bandung di masa mendatang adalah sebagai berikut:

    1. BRT (Bus Rapid Transit)

    BRT yang dipilih dapat berupa Bus Way, Bus Line dan Bus Lane. Penerapan jenis dan tye BRT ini

    dapat disesuaikan pada kondisi lebar badan jalan yang ada.

    Koridor BRT yang direncanakan terdiri dari:

    Tahap 1 kebijakan periode 2010 - 2019

    a. Koridor 1 Jl. Raya Cibiru Jl. Soekarno Hatta Elang (2010)

    b. Koridor 2 Antapani Jl. Laswi Jl. Lingkar Selatan (2011)

    c. Koridor 3 Ujungberung Jl. Surapati Jl. Dr. Djunjunan (2012)

    d. Koridor 4 Cibeureum Cicaheum (2013)

    e. Koridor 5 Buahbatu Kebon Kawung (2014)

    f. Koridor 6 Banjaran - Gedebage Kebon Kawung (2014)

    g. Koridor 7 Padalarang Elang Kebon Kawung (2015)

    h. Koridor 8 Soreang Kopo Leuwi Panjang Kebon kawung (2016)

    i. Koridor 9 Cibaduyut Tegallega Kebon kawung (2017)

    j. Koridor 10 Ledeng Gegerkalong Kebon Kawung (2018)

    k. Koridor 11 Caringin Pasirkaliki Sarijadi (2019)

    2. Monorel/LRT

    a. Tahap 1 ( 2015-2019) Trase Sungai Cikapundung yang melalui : Balubur Padjadjaran

    viaduct Alun-alun BKR Soekarno Hatta

    Simpul Pergerakan (Shalter): Curug Dago/bengkok, Balubur/Taman sari, Padjajaran, Alun-

    Alun, Lingkar Selatan/BKR, By Pass/Soekarno Hatta

    b. Tahap 2 (2020 2030) Jl. Padjajaran Simp Citarum dan Riau Jl. Laswi Jl. Karapitan

    Alun-alun Jl. Oto Iskandardinata Jl. Cibadak Jl. Jamika Jl. Nurtanio Jl.

    Abdurahman saleh Istana Plaza

    Simpul Pergerakan (Shalter): Padjajaran, Simp Citarum dan Riau, Laswi, Alun-alun,

    Nurtanio/Elang, Husein sastranegara.

  • KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

    MASTERPLAN TRANSPORTASI KOTA BANDUNG 11-4

    Pertemuan antara koridor 1 dan koridor pada Simpul Padjajaran dan Alun-alun.

    3. Program peningkatan kinerja kendaraan pribadi, terdiri dari:

    a. Penerapan retribusi berkala terhadap kendaraan selain Plat D (Plat Kota Bandung)

    b. Penerapan laik fungsi kendaraan Pribadi

    4. Program Zero accident, terdiri dari:

    a. Pendidikan berlalulintas yang baik

    b. Pemenuhan fasilitas rambu dan marka Zona Keselamatan Sekolah (ZOSS)

    c. Peningkatan Kinerja Pengawas Lalulintas

    Kebijakan periode 1 (2010-2019) yang merupakan suatu kebijakan tahapan pengembangan dan

    pembangunan adalah sebagai berikut:

    1. Pengembangan dan Pembagunan terminal Angkutan Umum

    2. Penerapan terminal angkutan barang yang berlokasi pada kawasan Gedebage

    3. Pembangunan Infrastruktur Jalan, terdiri dari:

    c. Pembangunan Jalan Tol Bandung Inter Urban Toll Road (BIUTR) dan Seroja

    d. Perubahan Fungsi dan Status Jalan

    e. Peningkatan kapasitas jalan

    4. Pengembangan Kereta Api, terdiri dari :

    a. Peningkatan sarana dan prasarana stasiun

    b. Pengembangan Double Track

    c. Pembangunan perlintasan tidak sebidang

    d. Pemulihan dan pengembangan rel yang menghubungkan Kota Bandung ke Soreang

    e. Fasilitas Intermoda di Stasiun KA

    5. Pengembangan Bandar Udara, terdiri dari:

    a. Peningkatan sarana dan prasarana Bandara

    b. Pengembangan Rute Domestik dan Internasional.

    c. Fasilitas Intermoda di Bandara

    II. Kebijakan Periode II (2020-2030)

    Kebijakan yang dilakukan menitikberatkan pada:

    1. Menciptakan Transportasi yang handal, terdiri dari:

    a. Pengembangan Tranportasi Massal pada koridor Busway dan LRT/Monorel;

    b. Pengembangan rute angkutan umum dengan cara rerouting trayek ankutan umum sebagai

    feeder Monorel;

    c. Peningkatan sarana dan prasarana terminal.

    2. Pengembangan tekhnologi di bidang transpotasi

    a. Penerapan Intelligent Transport System (ITS)

    b. Penerapan Electronic Road Pricing (ERP) dilakukan pada kawasan Tertib Lalulintas (KTL).

    11.2 REKOMENDASI

    Rekomendasi yang dapat diberikan dari hasil kajian Materplan Transpotasi Kota bandung adalah

    sebagai berikut.

    1. Melakukan kajian manajemen lalulintas secara berkala selama 5 tahun sekali akibat dari

    pengembangan kawasan tertib lalulintas

    2. Melakukan kajian kebutuhan penentuan lokasi parking di area akses jalan menuju kota

    bandung untuk penerapan park and ride

    3. Melakukan konsolidarsi dengan instansi terkait dengan SKPD lainnya dalam penerapan

    Pendidikan berlalulintas yang Baik

    4. Melakukan kajian rerouting trayek akibat dari pengembangan angkutan massal yang

    direncanakan serta penerapan kawasan tertib lalulintas

    5. Melakukan kajian detail terhadap kegiatan pengembangan infrastruktur jalan terkait

    peningkatan fungsi, status dan kelas jalan di masa mendatang

    6. Pengendalian dan pengawasan yang harus diperketat guna melakukan penertiban lalulintas

    sehingga visi dan misi yang diharapkan dapat recapi dengan optimal

    7. Penerapan tahapan kebijakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.