16
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Maksud dan Tujuan 1.1.1 Maksud 1.1.1.1 Melakukan analisis kuantitatif data log dengan menggunakan data log Gamma ray, Resistivitas, Neutron, dan Densitas. 1.1.1.2 Mengevaluasi parameter-parameter dalam analisis kualitatif data wireline log yang meliputi zona batuan reservoir, jenis litologi, serta jenis cairan pengisi formasi. 1.1.1.3 Menentukan jenis-jenis dan urutan litologi dengan menggunakan data wireline log. 1.1.1.4 Menentukan ada atau tidaknya kandungan hidrokarbon pada suatu formasi menggunakan data wireline log. 1.1.1.5 Menentukan lingkungan pengendapan suatu zona hidrokarbon berdasarkan data wireline log. 1.1.1.6 Melakukan identifikasi nilai porositas, faktor formasi, resistivitas air, kandungan serpih, dan kejenuhan air pada reservoir. 1.1.2 Tujuan 1.1.2.1 Mengetahui informasi litologi, porositas, resistivitas, dan kejenuhan hidrokarbon berdasarkan data wireline log. 1.1.2.2 Mengetahui keterdapatan hidrokarbon dalam suatu lapisan dengan menggunakan data wireline log serta dapat menentukan lingkungan pengendapan suatu zona hidrokarbon berdasarkan interpretasi data wireline log. 1.1.2.3 Dapat melakukan analisis kuantitatif data log 1.1.2.4 Mampu menentukan porositas batuan reservoir 1.1.2.5 Mampu menentukan nilai faktor formasi 1.1.2.6 Mampu menentukan nilai resistivitas air pada reservoir 1.1.2.7 Mampu menentukan kandungan serpih pada reservoir

120097718 Dasar Teiri Well Logging

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 120097718 Dasar Teiri Well Logging

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Maksud dan Tujuan

1.1.1 Maksud

1.1.1.1 Melakukan analisis kuantitatif data log dengan menggunakan data

log Gamma ray, Resistivitas, Neutron, dan Densitas.

1.1.1.2 Mengevaluasi parameter-parameter dalam analisis kualitatif data

wireline log yang meliputi zona batuan reservoir, jenis litologi, serta

jenis cairan pengisi formasi.

1.1.1.3 Menentukan jenis-jenis dan urutan litologi dengan menggunakan

data wireline log.

1.1.1.4 Menentukan ada atau tidaknya kandungan hidrokarbon pada suatu

formasi menggunakan data wireline log.

1.1.1.5 Menentukan lingkungan pengendapan suatu zona hidrokarbon

berdasarkan data wireline log.

1.1.1.6 Melakukan identifikasi nilai porositas, faktor formasi, resistivitas

air, kandungan serpih, dan kejenuhan air pada reservoir.

1.1.2 Tujuan

1.1.2.1 Mengetahui informasi litologi, porositas, resistivitas, dan kejenuhan

hidrokarbon berdasarkan data wireline log.

1.1.2.2 Mengetahui keterdapatan hidrokarbon dalam suatu lapisan dengan

menggunakan data wireline log serta dapat menentukan lingkungan

pengendapan suatu zona hidrokarbon berdasarkan interpretasi data

wireline log.

1.1.2.3 Dapat melakukan analisis kuantitatif data log

1.1.2.4 Mampu menentukan porositas batuan reservoir

1.1.2.5 Mampu menentukan nilai faktor formasi

1.1.2.6 Mampu menentukan nilai resistivitas air pada reservoir

1.1.2.7 Mampu menentukan kandungan serpih pada reservoir

Page 2: 120097718 Dasar Teiri Well Logging

1.1.2.8 Mampu menentukan harga kejenuhan air pada reservoir

1.2 Pelaksanaan Praktikum

Hari : Kamis

Tanggal 12 April 2012 dan 19 April 2012

Pukul : 13.30 -16.00 WIB

Tempat:Gedung Sukowati Program Studi Teknik Geologi Fakultas Teknik

Universitas Diponegoro.

Page 3: 120097718 Dasar Teiri Well Logging

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Well Logging

Well logging merupakan suatu teknik untuk mendapatkan data bawah

permukaan dengan menggunakan alat ukur yang dimasukkan ke dalam lubang

sumur, untuk evaluasi formasi dan identifikasi ciri-ciri batuan di bawah permukaan

(Schlumberger, 1958).

Tujuan dari well logging adalah untuk mendapatkan informasi litologi,

pengukuran porositas, pengukuran resistivitas, dan kejenuhan hidrokarbon.

Sedangkan tujuan utama dari penggunaan log ini adalah untuk menentukan zona,

dan memperkirakan kuantitas minyak dan gas bumi dalam suatu reservoir.

Pelaksanaan wireline logging merupakan kegiatan yang dilakukan dari

memasukkan alat yang disebut sonde ke dalam lubang pemboran sampai ke dasar

lubang. Pencacatan dilakukan dengan menarik sonde tersebut dari dasar lubang

sampai ke kedalaman yang diinginkan dengan kecepatan yang tetap dan menerus.

Kegiatan ini dilakukan segera setelah pekerjaan pengeboran selesai ( lihat Gambar

1.1). Hasil pengukuran atau pencatatan tersebut disajikan dalam kurva log vertikal

yang sebanding dengan kedalamannya dengan menggunakan skala tertentu sesuai

keperluan pemakainya.

Tampilan data hasil metode tersebut adalah dalam bentuk log yaitu grafik

kedalaman dari satu set kurva yang menunjukkan parameter yang diukur secara

berkesinambungan di dalam sebuah sumur (Harsono, 1997). Dari hasil kurva-kurva

yang menunjukkan parameter tersebut dapat diinterpretasikan jenis-jenis dan

urutan-urutan litologi serta ada tidaknya Komposisi hidrokarbon pada suatu formasi

di daerah penelitian. Dengan kata lain metode well logging merupakan suatu

metode yang dapat memberikan data yang diperlukan untuk mengevaluasi secara

kualitatif dan kuantitatif adanya Komposisi hidrokarbon.

Dalam pelaksanaan well logging truk logging diatur segaris dengan kepala

sumur, kabel logging dimasukkan melalui dua buah roda-katrol. Roda katrol atas

diikat pada sebuah alat pengukur tegangan kabel. Di dalam kabin logging atau truk

Page 4: 120097718 Dasar Teiri Well Logging

logging terdapat alat penunjuk beban yang menunjukkan tegangan kabel atau berat

total alat.

Roda katrol bawah diikat pada struktur menara bor dekat dengan mulut

sumur. Setelah alat-alat logging disambungkan menjadi satu diadakan serangkaian

pemeriksaan ulang dan kalibrasi sekali lagi dilakukan supaya yakin bahwa alat

berfungsi dengan baik dan tidak terpengaruh oleh suhu tinggi atau lumpur. Alat

logging kemudian ditarik dengan kecepatan tetap, maka dimulailah proses

perekaman data. Untuk mengumpulkan semua data yang diperlukan, seringkali

diadakan beberapa kali perekaman dengan kombinasi alat yang berbeda (Harsono,

1997).

Sistem pengiriman data di lapangan dapat menggunakan jasa satelit atau

telepon, sehingga data log dari lapangan dapat langsung dikirim ke pusat komputer

untuk diolah lebih lanjut.

Gambar 1.1 Operasi kegiatan Logging (Mastoadji, 2007)

2.2 Jenis-Jenis Wireline Log

2.2.1 Log Gamma Ray

Gamma ray adalah prinsip dasar dari perekaman radioaktivitas atau

tingkat radiasi alami dari suatu lapisn bumi. Radioaktivitas gamma ray

berasal dari 3 unsur radioaktif yang ada dalam batuan yaitu: Uranium –

U, Thorium –Th, dan Postasium –K yang secara kontinyu memancarkan

Page 5: 120097718 Dasar Teiri Well Logging

GR dalam bentuk pulsa – pulsa energi radiasi tinggi. Harga defleksi log

gamma-ray terekam dalam satuan API unit.

2.2.2 Log Neutron

Pada hakikatnya Log neutron digunakan untuk mengetahui banyaknya

kandung atom hidrogen yang terdapat dalam batuan. Prinsip kerja alat

ini adalah pada aktivitas nuklir, pada pemancaran partikel - partikel

neutron secara cepat dari suatu sumber radioaktif yang akan menumbuk

kandungan hidrogen dalam batuan.

2.2.3 Log Densitas

Log densitas kurva yang menunjukan besarnya densitas dari batuan yang

ditembus lubang bor. Dalam log densitas, kurva dinyatakan dalam

gram/cc, yang merupakan besaran bulk density batuan. Porositas batuan

dapat dihitung bila density matrik (pma) diketahui. Setiap jenis batuan

mempunyai harga density matrik berbeda - beda, seperti; batupasir

=2,56 gr/cc; batugamping =2,71 gr/cc; batugamping = 2.68 gr/cc; shale

atau clay = 2,2 – 2,65 gr/cc. Harga bulk density akan kecil pada batuan

yang mengandung gas, dan rendahnya harga densitas dari formasi akan

menaikan harga porositas dari log densitas.

2.2.4 Log Resistivity

Prinsip kerja dari dari alat ini adalah mengukur kemampuan formasi

untuk menghantarkan arus listrik, semakin besar arus listrik yang dapat

dialirkan, resistivity batuan semakin kecil dan sebaliknya. Daya hantar

listrik merupakan fungsi dari batuan dan jenis fluida yang mengisi ruang

pori batuan, maka log resistivity sangat membantu dalam menentukan

jenis fluida dalam batuan. Untuk lapisan yang mengandung minyak, gas

atau air tawar akan mempunyai tahanan jenis lebih besar dibanding air

asin.

2.2.5 Log Induksi (R-ILD)

Prinsip kerja dari log adalah menggunakan sistem yang disebut induksi

elektromagnetik. Bila arus yang keluar dari kumparan pemancar dibuat

konstan, maka besarnya arus yang akan diterima oleh kumparan

Page 6: 120097718 Dasar Teiri Well Logging

penerima berbanding langsung dengan konduktivitas batuan yang

dilaluinya, sehingga data yang terukur adalah kemampuan batuan untuk

menghantarkan arus listrik.

2.2.6 Log Akustik (Sonic Log)

Sonic log merupakan log akustik dengan prinsip kerja mengukur waktu

tempuh gelombang bunyi dapa suatu jarak tertentu di dalam lapisan

batuan. Satuan dari sonic log adalah mikro second per food yang

merupakan hasil dari kecepatan gelombang bunyi yang mencapai

receiver di dalam formasi.

Tujuan dari penggunaan log sonic adalah untuk mengetahui kerapatan

dan porositas batuan. Pada batuaan yang porous, kerapatanya lebih kecil

sehingga kurva log sonic akan mempunyai harga yang besar seperti pada

serpih organik atau lignit, dan sebaliknya. Log sonic juga berguna

sebagai pengikat antara data seismik dengan data sumur.

2.3 Interpretasi Log Rinci

2.3.1 Perhitungan Temperatur Formasi

Dalam perhitungan temperatur formasi (Tf) adalah sangat penting dalam

analisa log karena resistivitas pengeboran Lumpur (Rm), Filtrasi

Lumpur (Rmf), dan resistivitas mudcake (Rmc) bergantung atas variasi

temperatur. Temperatur formasi dapat ditentukan dengan mengetahui

beberapa unsur antara lain:

Kedalaman Formasi

Bottom Hole Temperature (BTH)

Total kedalaman sumur (TD)

Temperatur permukaan

Disamping menentukan temperatur formasi dengan metode perhitung

ini,kenaikan temperatur atau gradient geothermal juga dapat ditentukan

dengan menggunakan kurva linier temperatur formasi diagram koreksi

temperatur Horner.

Page 7: 120097718 Dasar Teiri Well Logging

2.3.2. Interpretasi Log Gamma Ray

Dalam tinjauan perhitungan Interpretasi log Gamma ray pada

evaluasi formasi ini ditentukan dengan tiga parameter sebagai berikut :

Interpretasi litologi.

Koreksi Gamma ray unyuk Ukuran Lubang sumur dan berat Lumpur.

Perhitungan Vshale.

2.3.2.1. Interpretasi Litologi

Untuk mendapapkan hasil yang akurat, Log Gamma ray harus

dikombinasikan dengan data lainnya seperti Log spontaneous dan

Log resistivitas. Dalam perekaman data Gamma ray, lapisan

batupasir akan ditunjukkan oleh relatif API rendah sedangkan lapisan

Serpih akan ditunjukan dengan API tinggi. Oleh karena Gamma ray

selalu lebih besar sengan penunjukan grafik ke kanan, maka grafik

kurva yang menunjukan ke kanan ini mengartikan penyerpihan

daripada kurva yang ke kiri.

2.3.2.2 Koreksi Gamma ray untuk lubang bor dan berat lumpur.

Untuk koreksi Gamma ray untuk lubang bor dan berat

Lumpur dapat digunakan dengan melihat analisa awal kepala Log

yang digunakan. Data ini kemudian diinterpretasi dengan

menggunakan Grafik ’Schlumberger Log Interpretation’

(Sclhumberger, 1991) untuk koreksi Gamma ray terhadap lubang bor

dan berat Lumpur.

Faktor koreksi dapat dihitung dengan parameter penentuan t, g/cm2.

Parameter ini bertujuan untuk mendapatkan harga faktor koreksi

untuk Gamma ray.

Setelah itu perameter t, g/cm diplod pada Grafik sclhumberger, 1991

untuk mencari factor koreksi Gamma ray. Dari grafik ini kemudian

dapat diketahui factor koreksi pada pembacaan Log Gamma ray.

Untuk mendapatkan Gamma ray terkoreksi, dapat menghitung

dengan mengalikan factor koreksi dengan Pembacaan Log Gamma

ray.

Page 8: 120097718 Dasar Teiri Well Logging

2.3.2.3. Perhitungan Vshale

Dalam hal perhitungan Vshale, jenis dan serpih kandungan

radioaktifnya harus konstan dalam susunan stratigrafi. Sebelum

perhitungan terlebih dahulu mesti dilakukan perhitungan Indeks

Gamma ray sebagai berikut :

IGR = GRlog – GR min

GRMaks –GRMin

Page 9: 120097718 Dasar Teiri Well Logging

BAB III

METODOLOGI

3.1 Tahapan Kerja

a. Tahap Persiapan

Tahapan yang dilakukan secara garis besar meliputi

persiapan alat dan bahan yang berasal dari data lapangan suatu sumur

pengeboran.

b. Tahap Pengumpulan data

Tahap ini merupakan mengumpulkan data dari berbagai macam Log

(SP, GR, NPHI, RHOB, Resistivitas) sehingga memudahkan dalam tahap

pengolahan data.

c. Tahap Pengolahan dan Analisis Data

Merupakan suatu proses pengolahan data yang sudah terkumpul

untuk menghasilkan suatu output berupa informasi yang diperlukan. Dalam

penelitian ini, dihasilkan data tabel penampang Wireline Log. Dengan

pengolahan data, dapat diketahui kondisi bawah permukaan sehingga dapat

diketahui posisi reservoir hidrokarbon pada sampelsuatu sumur guna

rekomendasi apakah kegiatan eksplorasi hidrokarbon pada lokasi tersebut

layak atau tidak..

3.2 Alat dan Bahan

a) Data Wireline Log

Berfungsi sebagai objek utama yang dideskripsi guna analisis

lapisan batuan penentuan reservoir.

b) Alat tulis

Berfungsi untuk mengolah data yang diperlukan selama pengamatan.

Page 10: 120097718 Dasar Teiri Well Logging

3.3 Diagram Alir

Mulai

Tahap Persiapan

Tahap Pengumpulan Data

Selesai

Tahap Pengolahan dan Analisis Data

Page 11: 120097718 Dasar Teiri Well Logging

BAB V

PEMBAHASAN

Data log merupakan salah satu kriteria utama sebagai dasar dalam proses

pengambilan keputusan geologi pada eksplorasi migas. Log digunakan untuk

melakukan korelasi zona-zona prospektif sumber data untuk membuat peta kontur

struktur dan isopach, menentukan karakteristik fisik batuan seperti litologi,

porositas, geometri pori dan permeabilitas. Data logging digunakan untuk

mengidentifikasi zona-zona produktif, menentukan kandungan fluida dalam

reservoar serta memperkirakan cadangan hidrocarbon. Log adalah gambaran

kedalaman dari suatu perangkat kurva yang mewakili parameter-parameter yang

diukur secara terus menerus didalam suatu sumur ( Schlumberger, 1986). Parameter

yang biasa diukur adalah sifat kelistrikan, tahanan jenis batuan, daya hantar listrik,

sifat keradioaktifan, dan sifat meneruskan gelombang suara

Pada log ini diketahui terdapat data-data wireline pada 4 komposite log yang

meliputi kurva Gamma Ray Log (GR), kurva Caliper Log (CALI), kurva Density

Log (RHOB), kurva Neutron Log (NPHI), serta kurva Resistivity Log (LLD, LLS).

Berikut pembahasan dari masing – masing komposite log. Dari data log, kita dapat

menginterpretasikan apakah pada daerah tersebut memiliki kandungan hidrokarbon

atau tidak. Metode yang digunakan yaitu metode interpretasi pintas ( quick look).

Dalam identifikasi litologi berdasarkan kurva log Gamma Ray yang pertama

ditentukan adalah Shale Base Line dan Sand Base Line dari kurva log Gamma Ray

tersebut. Shale base line yang merupakan garis lempung ini adalah garis yang

ditarik dari titik yang memiliki harga paling tinggi yang mengisyaratkan bahwa

daerah tersebut perupakan daerah impermeabel, sedangkan sand base line

merupakan garis yang ditarik dari titik yang memiliki harga yang paling kecil dalam

kurva log gamma ray yang juga mengisyaratkan bahwa daerah tersebut adalah

daerah yang permeabel. Log Gamma ray yang memiliki skala 0 sampai 300 ini

kemudian dianggap mempunyai persentase 100%. Maka selanjutnya barulah

ditentukan daerah interes yang menjadi kandidat batuan permeabel dimana kandidat

Page 12: 120097718 Dasar Teiri Well Logging

ini adalah zona yang terletak diantara 50%-80% (sering juga disebut cut off).

Daerah yang terletak pada zona inilah yang dianggap sebagai zona clean sand.

Selain itu, dari kurva ini juga dapat ditentukan batas-batas perlapisan

dengan mengambil patokan adanya perubahan pola kurva (defleksi kurva)

merupakan tanda bahwa terdapat perubahan litologi. Namun yang perlu diingat

kurva Gamma Ray ini tidak mengisyaratkan besar butir tetapi hanya memberikan

informasi tentang distribusi butir dan kandungan lempungnya.

5.1 Analisis data dari masing-masing wireline log

5.1.1 Log po1

Dalam pembuatan shale baseline dan sand baseline pada kurva log PO1

lebih di dominasi oleh shane baseline, hal ini di karenakan hasil dari pembacaan

log gama ray yang lebih dominan. Selain itu dari hasil pembacaan log densitas

dan log neutron menandakan adanya sisipan batu gamping di kurva log PO1

tersebut. Yakni di kisaran kedalaman antara 250 sampai 275 mbpl, antara 275

sampai 300 mbpl, 400 mbpl, dan di antara kedalaman 425 sampai 450 mbpl.

Pada pembacaan log ini pula di temukan adanya sisipan batupasir yang

terdapat pada kedalaman 250 mbpl, 275 mbpl, 300 mbpl serta pada bagian

bawah kurva tersebut. Perdasarkan pembacaan kurva pada log PO1 reservoir di

perkirakan terdapat pada lapisan batupasir yang terdapat pada kedalaman 475

mbpl. Hal ini di karenakan pada kedalaman tersebut terdapat mirror, sehingga di

mungkinkan terdapatnya reservoir pada kedalaman tersebut.

Berdasarkan pembacaan log densitas, fluida yang terdapat pada pada kurva

log PO1 di perkirakan berupa gas.

Berdasarkan pembacaan log densitas dan pembacaan log neutron yang

terdapat pada kurva log PO1 juga di indikasikan adanya lapisan karbon yang

berupa coal. Lapisan tersebut terdapat pada kedalaman 375 mbpl.

5.1.2 Log Po3

Berdasarkan pembacaan log gama ray yang terdapat pada log PO3 setelah di

lakukan pembuatan shale baseline dan sand baseline hasilnya tidak jauh berbeda

dengan pembacaan kurva log PO1, yakni lebih di dominasi oleh shale baseline.

Selain itu setelah di lakukan pembacaan log densitas dan log neutron, pada

Page 13: 120097718 Dasar Teiri Well Logging

kurva log PO3 ini terdapat sisipan batu gamping. Lapisan batu gamping tersebut

terdapat pada kedalaman antara kedalaman 250 mbpl dan kedalaman 300 mbpl,

kedalaman 300 mbpl, kedalaman 400 mbpl, antara kedalaman 450 sampai 500

mbpl, dan di kedalaman 600 mbpl.

Pada pembacaan kurva tersebut juga terdapat adanya sisipan batupasir.

Lapisan batupasir tersebut berada pada kedalaman antara kedalaman 250

sampai kedalaman 300 mbpl, kedalaman 300 mbpl, dan pada kedalaman 600

mbpl.berdasarkan pembacaan log densitas dan log neutron, pada kurva log PO3

di perkirakan adanya reservoir yang terdapat pada lapisan batupasir, yang

terdapat pada kedalaman 550 mbpl. Hal tersebut di karenakan adanya mirror

pada kedalaman tersebut. Yang dpat mengindikasikan terdapat adanya fluida

pada kedalaman tersebut, baik berupa air, gas maupun hidrokarbon.

Berdasarkan dari pembacaan log densitas dan log neutronnya fluida yang

terdapat pada kurva log PO3 di perkirakan berupa gas dan hidrokarbon.

5.1.3 Log Po6

Berdasarkan pembacaan log gama raynya, litologi yang terdapat pada log ini

tidak jauh berbeda dengan litologi yang terdapat pada log-log sebelumnya,

yakni di dominasi oleh shale baseline. Serta berdasarkan pembacaan log

densitas dan pembacaan log neutronnya menghasilkan adanya sisipan batu

gamping pada log PO6 ini. Yakni terdapat pada kedalaman 300 mbpl,

kedalaman 350 mbpl, di kedalaman antara 400 sampai kedalaman 450 mbpl dan

di kedalaman 475 mbpl. Sisipan batu gamping yang terdapat pada log P06 ini

tidak sebanyak yang terdapat pada log-log sebelumnya.

Berdasrkan pembacaan log densitas dan log neutron yang terdapat pada

kurva log PO6 juga terdapat sisipan endapan batupasir. Sisipan endapan

batupasir tersebut terdapat pada kedalaman 250 dan pada kedalaman 600 mbpl.

Sebenarnya berdasarkan pembacaan log densitas dan log neutronnya pada

kurva ini juga di perkiarakan adanya reservoir, tetapi dalam volume yang kecil

yakni terdapat pada kedalaman 300 mbpl, karena terdapat adanya mirror tetepi

dalam volum yang lebih kecil. Hal tersebut dapat mengindikasikan adanya

Page 14: 120097718 Dasar Teiri Well Logging

fluida.di perkiarakn fluida yang terdapat pada reservoir tersebut di perkirakan

berupa gas.

5.1.4 Log Po7

Dalam pembuatan shale baseline dan sand baseline pada kurva log PO7

lebih di dominasi oleh shale baseline. Hal ini di karenakan dari pembacaan log

gama raynya yang cenderung lebih besar. Serta berdasarkan pembacaan log

densitas yang cenderung besar dan log neutronnya yang cenderung kecil

menandakan bahwa pada kurva log PO7 ini terdapat sisipan batu gamping.

Sisipan batu gamping ini terdapat pada kedalaman diaantaranya 300 mbpl,

antara kedalaman 350 dan 400 mbpl, kedalaman 450 mbpl dan terdapat pada

kedalaman antara 550 dan kedalaman 600 mbpl serta pada kedalaman antara

600 dan kedalaman 650 mbpl.

Serta berdasarkan pembacaan log densitasnya dan log neutronnya, pada

kurva log PO7 juga terdapat sisipan endapan batupasir. Yakni yang terdapat

pada kedalaman 250 mbpl dan pada kedalaman 650 mbpl. Di perkiarakan

adanya reservoir yang yang terdapat pada kedalaman 300 mbpl dan pada

kedalaman 475 mbpl. Hal tersebut dikarenakan pada pembacaan log densitas

dan log neutronnya di temukan adanya mirror pada kedalaman tersebut. Hal

tersebut dapat mengindikasikan adanya fluida pada kedalaman tersebut baik

berupa gas, air maupun hidrokarbon.

Fluida yang terdapat pada reservoir tersebut di perkirakan berupa gas dan

oil. Hal tersebut di dasarkan pada pembacaan log kurvanya.

5.2 Korelasi Log

Berdasarkan interpretasi litologi pada log-log tadi, jika di korelasikan satu

sama lain antar log berdasarkan basemap seismic dan geologi regional di tempat

pengambilan log-log tersebut yakni di cekungan jawa timur . maka dapat di

interpretasikan lingkungan pengendapannya yang di peroleh dari pembacaan

kurva log-log tadi. Hasil dari pembacaan log-log tadi dapat di ambil kesimpulan

bahwa lingkungan pengendapannya berada di zona transisi dan laut dangkal.

Hal tersebut dapat dilihat dari litologi yang terdapat pada log-log tadi, dimana

litologi yang mendominasi berupa batu lempung yang disisipi batu gamping dan

Page 15: 120097718 Dasar Teiri Well Logging

batupasir. Selain itu, Maksimum Floading Surface juga dapat

menginterpretasikan lingkungan pengendapannya pada zona transisi sampai laut

dangkal, karena material yang lebih banyak di endapkan berasal dari laut.

BAB VI

PENUTUP

Page 16: 120097718 Dasar Teiri Well Logging

6.1 Kesimpulan

6.1.1 litologi yang mendominasi pada setiap log-log tersebut adalah

batu lempung.

6.1.2 pada setiap litologi batu lempung yang mendominasi log-log tadi

tersisipi oleh material gamping dan endapan batupasir.

6.1.3 Reservoir dari hasil pembacaan log-log tadi berupa batupasir dan

di perkirakan terdapat fluida.

6.1.4 fluida yang terdapat pada reservoir tersebut di perkirakan berupa

gas dan oil, hal tersebut di dapat dari pembacaan log-log tadi.

6.1.5 lingkungan pengendapan dari material-material tadi berasal dari

zona transisi sampai laut dangkal, hal tersebut dilihat dari

litologi yang terdapat pada setiap log-log tadi.