29
PENINGKATAN KREATIVITAS MENULIS PUISI MELALUI TEKNIK PROBING PROMPTING SISWA KELAS IIIB MINU WARU I KUREKSARI SIDOARJO Ainia Nadlifatul Qolbiyah Alumni Jurusan PGMI IAIN Sunan Ampel Surabaya Abstrak: Latar belakang peneliti memilih judul di atas adalah siswa kurang memiliki kreativitas dalam menulis puisi yang disebabkan kurang penguasaan kosa kata, keberanian rendah, dan budaya belajar yang searah sehingga hasil belajar siswa rendah. Dari 27 siswa kelas IIIB MINU WARU I, hanya 12 siswa (44,44%) yang berhasil mencapai KKM 75 sedangkan 15 siswa (55,56%) masih belum tuntas. Untuk meningkatkan kreativitas siswa tersebut, peneliti mengambil tindakan pembelajaran melalui pendekatan kontekstual dengan teknik probing prompting yang dilakukan dengan tiga siklus. Untuk menemukan hasil penelitian, peneliti melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan model Kemmis dan Taggart. Dimana dalam satu siklus terdiri dari Perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dokumentasi, dan tes. Data kualitatif di analisis secara deskriptif dan data kuantitatif dianalisis menggunakan rumus nilai rata-rata dan persentase ketuntasan belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1. penerapan pembelajaran kreatif menulis puisi dengan teknik probing prompting berjalan dengan baik melalui perbaikan-perbaikan pada tiap siklus. Dalam PBM aktivitas guru meningkat dari skor perolehan 70,46% pada siklus I, menjadi 81,82% pada siklus II dan 90,91% pada siklus III. Aktivitas siswa meningkat dari skor perolehan 73,15% pada siklus I, menjadi 77,47% pada siklus II dan 82,10% pada siklus III. 2. Tingkat kreativitas menulis puisi siswa pun meningkat dari rata-rata nilai perolehan siswa dari 73,67 pada siklus I yang secara klasikal belum tuntas atau belum memenuhi KKM 75, menjadi 79,56 pada siklus II dan 84,26 pada siklus III yang secara klasikal kedua siklus ini sudah tuntas. Begitu pula dengan ketuntasan belajar yang meningkat dari 66,67% pada siklus I dengan kategori cukup, menjadi 81,48% pada siklus II dengan kategori tinggi dan 92,60% pada siklus III dengan kategori sangat tinggi. Kata Kunci: Kreativitas menulis puisi, Pendekatan kontekstual, Teknik probing prompting Pendahuluan Didasarkan adanya kenyataan bahwa sebagian besar siswa tidak mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana pemanfaatannya dalam kehidupan nyata. Hal ini karena pemahaman konsep akademik yang mereka

13-52-1-PB

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 13-52-1-PB

PENINGKATAN KREATIVITAS MENULIS PUISI

MELALUI TEKNIK PROBING PROMPTING

SISWA KELAS IIIB MINU WARU I KUREKSARI SIDOARJO

Ainia Nadlifatul Qolbiyah

Alumni Jurusan PGMI IAIN Sunan Ampel Surabaya

Abstrak: Latar belakang peneliti memilih judul di atas adalah siswa kurang

memiliki kreativitas dalam menulis puisi yang disebabkan kurang penguasaan

kosa kata, keberanian rendah, dan budaya belajar yang searah sehingga hasil

belajar siswa rendah. Dari 27 siswa kelas IIIB MINU WARU I, hanya 12 siswa

(44,44%) yang berhasil mencapai KKM 75 sedangkan 15 siswa (55,56%)

masih belum tuntas. Untuk meningkatkan kreativitas siswa tersebut, peneliti

mengambil tindakan pembelajaran melalui pendekatan kontekstual dengan

teknik probing prompting yang dilakukan dengan tiga siklus.

Untuk menemukan hasil penelitian, peneliti melakukan penelitian tindakan

kelas (PTK) dengan model Kemmis dan Taggart. Dimana dalam satu siklus

terdiri dari Perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan

data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dokumentasi, dan tes. Data

kualitatif di analisis secara deskriptif dan data kuantitatif dianalisis

menggunakan rumus nilai rata-rata dan persentase ketuntasan belajar.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1. penerapan pembelajaran kreatif

menulis puisi dengan teknik probing prompting berjalan dengan baik melalui

perbaikan-perbaikan pada tiap siklus. Dalam PBM aktivitas guru meningkat

dari skor perolehan 70,46% pada siklus I, menjadi 81,82% pada siklus II dan

90,91% pada siklus III. Aktivitas siswa meningkat dari skor perolehan 73,15%

pada siklus I, menjadi 77,47% pada siklus II dan 82,10% pada siklus III. 2.

Tingkat kreativitas menulis puisi siswa pun meningkat dari rata-rata nilai

perolehan siswa dari 73,67 pada siklus I yang secara klasikal belum tuntas atau

belum memenuhi KKM 75, menjadi 79,56 pada siklus II dan 84,26 pada siklus

III yang secara klasikal kedua siklus ini sudah tuntas. Begitu pula dengan

ketuntasan belajar yang meningkat dari 66,67% pada siklus I dengan kategori

cukup, menjadi 81,48% pada siklus II dengan kategori tinggi dan 92,60% pada

siklus III dengan kategori sangat tinggi.

Kata Kunci: Kreativitas menulis puisi, Pendekatan kontekstual, Teknik

probing prompting

Pendahuluan

Didasarkan adanya kenyataan bahwa sebagian besar siswa tidak mampu

menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana pemanfaatannya

dalam kehidupan nyata. Hal ini karena pemahaman konsep akademik yang mereka

Page 2: 13-52-1-PB

Ainia Nadlifatul Qolbiyah

Jurnal PGMI Madrasatuna

Volume 03, Nomor 02, Maret 2012

Hal 187-215

peroleh hanyalah merupakan sesuatu yang abstrak, belum menyentuh kebutuhan

praktis kehidupan mereka baik di lingkungan kerja maupun di masyarakat.

Pembelajaran yang selama ini mereka terima hanyalah penonjolan tingkat hafalan dan

sekian rentetan topik atau pokok bahasan, tetapi tidak diikuti dengan pemahaman

yang bisa diterapkan ketika mereka berhadapan dengan situasi baru dalam

kehidupannya.30

Belajar itu suatu perubahan yang relatif tetap pada tingkah laku atau

pengetahuan sebagai akibat dari pengalaman. Pengalaman itu sendiri hanya mungkin

diperoleh bila murid itu dengan keaktifan sendiri bereaksi dengan lingkungan.

Dengan begitu pemahaman akan dicapai ketika mereka dihadapkan dengan situasi

baru dalam kehidupan.

Belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi, sedangkan belajar sastra adalah

belajar menghargai manusia dan kemanusiaannya. Oleh karena itu, pembelajaran

bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk

berkomunikasi dalam bahasa Indonesia baik secara lisan maupun tulis serta

menimbulkan penghargaan terhadap hasil cipta manusia Indonesia.31

Salah satu bagian dari mata pelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar

adalah berpuisi dengan tujuan agar siswa memiliki kemampuan menulis dan

membaca yang melibatkan aspek lafal, intonasi, kebermaknaan, ekspresi, dan

gagasan.

Berpuisi sangat penting dalam membangun karakter siswa karena mengandung

unsur seni. Di dalamnya ada aspek rasa keindahan, baik sebagai karya tulis maupun

dalam pendeklamasiannya, sehingga dengan berpuisi kecerdasan intelektual,

emosional, dan bahkan spiritual siswa dapat tumbuh dan berkembang.

30

Masnur Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2009), 40 31

Arisul Ulumuddin, Pengembangan Metode Pembelajaran Menulis Kreatif Puisi Dengan

Menggunakan Metode Group Field Tour, (Oktober 22, 2010).

http://ikippgrismg.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=138:pengembangan-

metode-pembelajaran-pembelajaran-menulis-kreatif-puisi-dengan-menggunakan-metode-group-field-

tour&catid=45:artikel&Itemid=91

Page 3: 13-52-1-PB

Peningkatan Kreativitas Menulis Puisi Melalui Teknik Probing Promting

Jurnal PGMI Madrasatuna

Volume 03, Nomor 02, Maret 2012

Hal 187-215

Puisi selain memberi kenikmatan seni juga dapat memperkaya kehidupan batin,

kehalusan budi bahkan sering juga membangkitkan semangat hidup yang menyala,

mempertinggi rasa ketuhanan dan keimanan.32

Pembelajaran sastra khususnya puisi sampai saat ini masih menghadapi

berbagai masalah. Masalah yang dihadapi antara lain proses pembelajaran yang

cenderung monoton dan hasil belajar siswa yang kurang memuaskan, hal ini

menimbulkan kurang minatnya siswa terhadap pembelajaran, sehingga hasil karya

puisi siswa tidak mengandung unsur keindahan.

Kemampuan menulis tidak bisa lepas dari proses kreatif, sebab proses inilah

yang akan melahirkan sebuah karya, sebuah tulisan yang berharga bagi penulis dan

pembacanya. Tinggi rendahnya kualitas sebuah tulisan sangat dipengaruhi oleh

proses kreativitas penulisnya. Semakin tinggi kualitas proses kreativitas seorang

penulis biasanya akan melahirkan karya yang juga semakin baik.33

Namun pada umumnya siswa kurang memiliki kreativitas tersebut sehingga

motivasi terhadap materi menulis puisi juga kurang sekali. Kurangnya kreativitas ini

bisa disebabkan karena kurang penguasaan kosa kata, keberanian rendah dan rasa

malu tinggi, pola komunikasi guru pada siswa searah, dan budaya belajar yang masih

senang menerima.

Proses pembelajaran akan berlangsung dengan baik apabila guru sebagai bagian

yang menentukan keberhasilan pembelajaran, mampu menentukan metode yang

sesuai dengan karakteristik mata pelajaran dan karakteristik siswa.

Memberikan ilmu pengetahuan menurut kadar kemampuan akalnya, dengan

cara memberikan materi yang lebih mudah dahulu lalu beranjak pada materi yang

sulit, dari yang konkret menuju abstrak.34

Menurut teori belajar mutakhir (Peter Sheal, dalam Erman, 2004: 7)

mengemukakan bahwa belajar yang paling bermakna hingga mencapai 90 % adalah

dengan cara melakukan, mengalami dan mengkomunikasikan. Agar pembelajaran

32

Nunung Kusaeni, Upaya Meningkatkan Mutu Proses Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Strategi

Kontekstual, (Nopember, 2006). http://lppm.upi.edu/penelitian/index.php?lemlit=detil&idj=16&id=76 33

Kaswan Darmadi, Meningkatkan kemampuan Menulis, (Yogyakarta: Andi Yogyakarta, 1996), 31 34

Muhaimin dan Abd. Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam, (Bandung: Triganda Karya, 1993), 55

Page 4: 13-52-1-PB

Ainia Nadlifatul Qolbiyah

Jurnal PGMI Madrasatuna

Volume 03, Nomor 02, Maret 2012

Hal 187-215

sesuai dengan prinsip tersebut, materi pelajaran haruslah disesuaikan dan diangkat

dari konteks aktual yang dialami siswa dalam kehidupannya. Pembelajaran seperti ini

(Depdiknas, 2002) menyebutnya dengan istilah Pendekatan Kontekstual (Contextual

Teaching and Learning, CTL).35

Selain itu, dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran, teknik bertanya dan

penyediaan umpan balik yang bermakna juga menentukan keberhasilan pembelajaran.

Teknik ini biasa disebut teknik probing prompting. Serangkaian pertanyaan yang

sifatnya menuntun dan menggali sehingga terjadi proses berpikir yang mengaitkan

pengetahuan siswa dan pengalamannya dengan pengetahuan baru yang sedang

dipelajari. Selanjutnya siswa mengkonstruksi konsep, prinsip, aturan menjadi

pengetahuan baru, dengan demikian pengetahuan baru tidak diberitahukan.

Hasil refleksi peneliti menyimpulkan bahwa siswa kelas IIIB MINU WARU I

kesulitan dalam pembelajaran menulis puisi. Dari 27 siswa, hanya 12 siswa (44,44%)

yang berhasil mencapai KKM 75 sedangkan 15 siswa (55,56%) masih belum tuntas.

Sebagai upaya meningkatkan kreativitas siswa dalam menulis puisi dibutuhkan suatu

pendekatan yang efektif, dalam hal ini yaitu pendekatan kontekstual dengan teknik

probing prompting.36

Dari latar belakang di atas, masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai

berikut: (1) Bagaimana penerapan teknik probing prompting dalam meningkatkan

kreativitas menulis puisi siswa kelas IIIB MINU WARU 1 kureksari Sidoarjo? (2)

Bagaimana tingkat kreativitas menulis puisi siswa kelas IIIB MINU WARU 1

Kureksari Sidoarjo setelah menggunakan teknik probing prompting?

Kajian Teori

Pembelajaran Kreatif Menulis Puisi

35

Atit Suryati, Implementasi Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan Kemampuan Kreativitas

Siswa, (April 29, 2008). http://pkab.wordpress.com/2008/04/29/implementasi-pendekatan-kontekstual-

untuk-meningkatkan-kemampuan-kreativitas-siswa/ 36

Lathifah, Guru Mata pelajaran Bhs.Indonesia kelas IIIB MINU WARU I Kureksari Sidoarjo,

wawancara pribadi, 1 April 2011.

Page 5: 13-52-1-PB

Peningkatan Kreativitas Menulis Puisi Melalui Teknik Probing Promting

Jurnal PGMI Madrasatuna

Volume 03, Nomor 02, Maret 2012

Hal 187-215

Puisi adalah salah satu bentuk kesusastraan yang mengungkapkan pikiran dan

perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan memperhatikan keindahan

bahasa yakni dengan mengkonsentrasikan struktur fisik dan struktur batinnya.

Unsur-unsur puisi terdiri dari struktur fisik dan struktur batin. 37

Struktur batin

puisi terdiri dari tema, rasa, nada, amanat. Sedangkan struktur fisik tipografi, diksi,

imaji, kata konkret, bahasa figuratif, verifikasi.

Puisi akan bernilai lebih jika memuat kedua unsur-unsurnya yaitu

Dari struktur fisik, puisi terlihat indah dengan pilihan kata yang menarik, baik dari

pembentukan larik, majas maupun persajakkannya sehingga menimbulkan

kenikmatan dan kepuasan pada pembacanya (emosional estetis). Sedangkan dari

struktur batinnya, puisi lebih bermakna dengan adanya keterjalinan komunikatif

yaitu amanat puisi yang dimaksudkan penulis dapat dipahami sekaligus dinikmati

pembaca.

Kreativitas adalah kemampuan berkreasi, daya mencipta, mengembangkan

potensi pada diri untuk menciptakan suatu hal yang baru dalam kehidupan. Adapun

ciri-ciri orang kreatif, 38

diantaranya keberanian, ekspresif, humor, intuisi.

Tinggi rendahnya kualitas sebuah tulisan sangat dipengaruhi oleh proses

kreativitas penulisnya. Semakin tinggi kualitas proses kreativitas seorang penulis

biasanya akan melahirkan karya yang juga semakin baik. 39

Proses menjadi kreatif yaitu keterbukaan pada informasi baru dan kemauan

untuk berubah, sehingga mampu membangun argumen dengan bukti nyata dan logika

yang masuk akal. 40

Kualitas sebuah karya sastra puisi sangat dipengaruhi oleh kreativitas.

Kreativitas penulis bisa dilihat dari kebebasan dalam menggunakan bahasa yang

tercipta dari imajinasinya. Disamping itu, karya sastra yang bernilai juga

menunjukkan daya cipta dan keaslian ciptanya (orisinil).

37

Herman J waluyo, Teori dan Apresiasi Puisi, (Jakarta: Erlangga, 1995), 29 38

Joice Wycoff, Menjadi Super Kreatif Melalui Metode Pemetaan Pikiran, (Bandung: Kaifa, 2002),

49-50 39

Kaswan Darmadi, Meningkatkan kemampuan Menulis, (Yogyakarta: Andi Yogyakarta, 1996), 31 40

Elaine B.Johnson, Contextual Teaching and Learning: Menjadikan Kegiatan Belajar Mengajar

Mengasyikkan dan Bermakna, (Bandung: MLC, 2007), 184

Page 6: 13-52-1-PB

Ainia Nadlifatul Qolbiyah

Jurnal PGMI Madrasatuna

Volume 03, Nomor 02, Maret 2012

Hal 187-215

Pendekatan Kontekstual Dengan Teknik Probing Prompting

Pendekatan kontekstual adalah Konsep belajar yang membantu guru

mengaitkan antara materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa, dan

mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan

penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.41

Diantara asas-asas dalam pembelajaran kontekstual yaitu: konstruktivisme,

inkuiri, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, autentic assessment. 42

Probing question (Pertanyaan menggali) adalah pertanyaan yang diarahkan

untuk mendorong siswa agar dapat menambah kualitas dan kuantitas jawaban. Jenis

pertanyaan ini sangat penting untuk meningkatkan kemampuan berpikir siswa.

Prompting question (Pertanyaan mengarahkan atau menuntun) adalah pertanyaan

yang ditujukan untuk menuntun proses berpikir siswa, dengan harapan siswa dapat

memperbaiki atau menemukan jawaban yang lebih tepat dari jawaban sebelumnya.43

Teknik probing prompting adalah pembelajaran dengan cara guru menyajikan

serangkaian pertanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali sehingga terjadi proses

berpikir yang mengaitkan pengetahuan setiap siswa dan pengalamannya dengan

pengetahuan baru yang sedang dipelajari. Selanjutnya siswa mengkonstruksi konsep,

prinsip, aturan menjadi pengetahuan baru, dengan demikian pengetahuan baru tidak

diberitahukan.

Dengan model pembelajaran ini proses tanya jawab dilakukan dengan

menunjuk siswa secara acak sehingga setiap siswa mau tidak mau harus berpartisipasi

aktif. Pemberian waktu (pausing) untuk berpikir setelah guru bertanya merupakan

faktor yang penting. Pemberian waktu ini akan menghasilkan beberapa keuntungan

diantaranya siswa yang merespon bertambah, banyak pikiran muncul, siswa mulai

berinteraksi antara yang satu dengan yang lainnya, banyak siswa bertanya bertambah,

atau guru cenderung meningkatkan variasi bertanya.

41

Masnur Muslich, KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2009), 41 42

Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi KBK, (Jakarta: Kencana, 2006), 118-123 43

Wina Sanjaya, Pembelajaran……….., 158-159

Page 7: 13-52-1-PB

Peningkatan Kreativitas Menulis Puisi Melalui Teknik Probing Promting

Jurnal PGMI Madrasatuna

Volume 03, Nomor 02, Maret 2012

Hal 187-215

Bila guru bertanya, dan siswa tidak dapat menjawab, kemudian pertanyaan

tersebut diarahkan kepada siswa lain, maka guru tersebut telah melakukan “pindah

gilir” dalam bertanya. Pindah gilir ini yaitu pertanyaan yang sama yang diarahkan

kepada beberapa siswa. 44

Selain itu juga diperlukan untuk menggunakan beberapa media, diantaranya

gambar-gambar ataupun benda-benda yang ada dalam kehidupan siswa dan media

lingkungan sekitar yang mendukung siswa lebih bisa mengaitkan antara pengetahuan

dan kondisi dunia nyata siswa.

Penerapan Pendekatan Kontekstual Dengan Teknik Probing Prompting Dalam

Pembelajaran Kreatif Menulis Puisi

a. Guru memperlihatkan setangkai bunga melati, dengan teknik probing-prompting

siswa tergali pengetahuan dengan membuat kalimat melalui deskripsi ciri-ciri

bunga melati.

b. Siswa diarahkan untuk berimajinasi yaitu memberikan jiwa pada kalimat yang

telah dibuat dengan menganggap bunga melatih itu hidup, dengan menyebut

melati dengan kata engkau.

c. Kalimat-kalimat tadi disusun menjadi puisi dengan bahasa yang indah, meliputi

diksi, rima dan tipografi.

d. Guru membahas puisi tersebut tentang istilah dasar puisi seperti tema, rima, larik,

dan juga dalam presentasinya seperti apresiasi, penjiwaan, intonasi, dan mimik.

e. Guru mendeklamasikan puisi dan beberapa siswa mendeklamasikannya secara

bergantian

Metode Penelitian

Jenis Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas

(classroom action research). Penelitian tindakan kelas termasuk penelitian kualitatif

44

Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif Suatu Pendekatan

Teoretis Psikologis, (Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2005), 100

Page 8: 13-52-1-PB

Ainia Nadlifatul Qolbiyah

Jurnal PGMI Madrasatuna

Volume 03, Nomor 02, Maret 2012

Hal 187-215

meskipun data yang dikumpulkan bisa saja bersifat kuantitatif, dimana uraiannya

bersifat deskriptif dalam bentuk kata-kata, peneliti merupakan instrument pertama

dalam pengumpulan data, proses sama pentingnya dengan produk.45

Penelitian ini dilakukan di MINU WARU 1 Kureksari Sidoarjo. Subjek

penelitian ini adalah siswa kelas IIIB yang berjumlah 27 siswa terdiri atas 12 siswa

laki-laki dan 15 siswa perempuan.

Model yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah model

Kemmis dan Taggart. Dimana dalam satu siklus atau putaran terdiri dari empat

komponen, meliputi: Perencanaan (planning), action (tindakan), observation

(pengamatan), dan refleksi.

Analisis Data

Analisis Data Kualitatif

Data kualitatif seperti respon guru dan siswa dalam PBM dianalisis secara

kualitatif. Untuk menguji derajat kebenaran penelitian dalam menganalisis data

kualitatif ini peneliti melakukan validasi dengan triangulasi, yaitu analisis dari si

peneliti dengan membandingkan hasil dari mitra peneliti.46

Triangulasi ini dilakukan

berdasarkan tiga sudut pandang yaitu sudut pandang guru, siswa, dan peneliti sendiri.

Analisis Aktivitas Guru dan Siswa

Aktivitas guru dan siswa dalam PBM serta hasil belajar yang dicapai siswa

dianalisis dengan deskriptif persentase. Sesuai dengan pernyataan Prof. Dr. Suharsimi

Arikunto bahwa untuk dapat dicatat sebagai suatu prestasi belajar, guru diwajibkan

untuk mengubah skor mentah yang diperoleh menjadi skor berstandar 100.47

Maka

untuk analisis aktivitas guru dan siswa dalam PBM dianalisis dengan mengklasifikasi

tingkat keaktifan dalam kategori sangat baik, baik, cukup, dan kurang. Selanjutnya

jumlah skor yang diperoleh dari pengklasifikasian tersebut dibandingkan dengan skor

maksimum lalu dikalikan 100% untuk mengubah skor mentah menjadi skor

berstandar 100.

45

Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembang Profesi Guru,

(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), 46 46

Kunandar, Langkah …………., 108 47

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), 236

Page 9: 13-52-1-PB

Peningkatan Kreativitas Menulis Puisi Melalui Teknik Probing Promting

Jurnal PGMI Madrasatuna

Volume 03, Nomor 02, Maret 2012

Hal 187-215

Analisis Hasil Tes Siswa

Untuk analisis tingkat keberhasilan atau persentase ketuntasan belajar siswa

setelah proses belajar mengajar berlangsung, dilakukan dengan cara memberikan tes

berupa penilaian produk pada setiap akhir siklus. Analisis ini dihitung dengan

menggunakan statistik sederhana berikut:

Penilaian Tes

Penilaian hasil tes siswa didasarkan pada 4 aspek yaitu aspek emosional estetis,

komunikatif, orisinil, dan imajinatif dengan masing-masing aspek diklasifikasikan

dalam tiga tingkatan sesuai kriteria penilaian yang ditetapkan dalam RPP.

Untuk analisis hasil tes siswa dilakukan dengan cara mengubah skor yang

diperoleh siswa menjadi nilai siswa.

Nilai = Skor yang diperoleh x 100

Skor maksimal (1)

Setelah nilai siswa diketahui, peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa

selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa kelas tersebut sehingga diperoleh nilai rata-

rata. Sudjana menyatakan bahwa untuk menghitung rata-rata kelas dihitung dengan

menggunakan rumus :

X = (2)

Keterangan X : Nilai rata-rata

∑x : Jumlah semua nilai siswa

∑N : Jumlah siswa

Penilaian Ketuntasan Belajar

Page 10: 13-52-1-PB

Ainia Nadlifatul Qolbiyah

Jurnal PGMI Madrasatuna

Volume 03, Nomor 02, Maret 2012

Hal 187-215

Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar, bahwa tingkat pencapaian

untuk tes formatif adalah 75% 48

, maka peneliti menganggap bahwa pendekatan

kontekstual dengan teknik probing prompting dikatakan berhasil dalam

meningkatkan kreativitas menulis puisi jika siswa mampu menyelesaikan puisi dan

memenuhi ketuntasan belajar yaitu minimal 75% dengan kriteria tingkat keberhasilan

belajar yang dikelompokkan ke dalam lima kategori berikut49

:

Tabel 3.1 Tingkat Keberhasilan Belajar

Tingkat keberhasilan (%) Arti

91-100%

71-90%

41-70%

21-40%

<20%

Sangat tinggi

Tinggi

Cukup

Rendah

Sangat rendah

Untuk menentukan ketuntasan hasil belajar siswa dapat digunakan rumus50

:

p = x 100% (3)

Analisis ini dilakukan pada saat tahapan refleksi. Hasil analisi ini digunakan

sebagai bahan refleksi untuk melakukan perencanaan lanjut dalam siklus selanjutnya.

Kriteria ketuntasan belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu

kompetensi dasar berkisar antara 0% - 100%. Kriteria ideal untuk masing-masing

48

Suharsimi Arikunto, Dasar…………., 48 49

Zainal Aqib dkk, Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru, SD, SLB, TK, (Bandung: CV.Yrama

Widya, 2009), 42 50

Haris Supatno, Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru / PLPG 2008, ( surabaya : departemen

unesa, 2008), 185

Page 11: 13-52-1-PB

Peningkatan Kreativitas Menulis Puisi Melalui Teknik Probing Promting

Jurnal PGMI Madrasatuna

Volume 03, Nomor 02, Maret 2012

Hal 187-215

indikator lebih besar dari 75%.51

Sedangkan kriteria ketuntasan minimal (KKM)

untuk mata pelajaran Bahasa indonesia kelas IIIB di MINU WARU I ini adalah 75.52

Berdasarkan Kriteria ideal ketuntasan belajar di atas, maka prosentase

ketuntasan belajar yang dikehendaki dalam penelitian ini adalah 75%. Dan

berdasarkan KKM mata pelajaran Bahasa indonesia tersebut, maka siswa dikatakan

tuntas dalam mengerjakan tes jika memenuhi nilai 75 baik secara klasikal maupun

individu.

Pembahasan

Hasil Penelitian Persiklus

Hasil penelitian diuraikan dalam tahapan yang berupa siklus-siklus

pembelajaran yang dilakukan dalam tiga siklus sebagaimana pemaparan berikut:

Siklus I

Rencana Tindakan

Pada tahap perencanaan siklus I ini, kegiatan yang dilakukan adalah:

1) Menyusun rencana pembelajaran

2) Membuat jadwal kunjungan kelas dan pertemuan mingguan

3) Menyiapkan instrumen

4) Menyiapkan media pembelajaran

Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus I ini dilaksanakan pada tanggal 25 April

2011. Pada saat awal siklus pertama ini, siswa belum terbiasa dengan pembelajaran

kreatif menulis puisi dengan teknik probing-prompting. Namun untuk mengatasi

masalah pada siklus pertama ini, guru mengarahkan siswa untuk mendeskripsikan

suatu benda melalui ciri-ciri yang dimiliki benda tersebut. Hingga pada akhirnya

siklus pertama siswa mulai terbiasa dengan pembelajaran kontekstual teknik probing

51

Iyandri, Hakikat Kriteria Dan Indikator Keberhasilan Pembelajaran (Januari 30, 2011).

http://id.shvoong.com/how-to/writing/2109453-hakikat-kriteria-dan-indikator-

keberhasilan/#ixzz1LGGj6lsv 52

Lathifah, Guru Mata pelajaran Bhs.Indonesia kelas IIIB MINU WARU I Kureksari Sidoarjo,

wawancara pribadi, 18 Mei 2011.

Page 12: 13-52-1-PB

Ainia Nadlifatul Qolbiyah

Jurnal PGMI Madrasatuna

Volume 03, Nomor 02, Maret 2012

Hal 187-215

prompting. Hal ini terlihat dari siswa mampu menyusun kalimat dengan kata-kata

indah dengan bantuan media bunga melati. Dengan begitu mereka bisa merasakan

secara langsung apa saja yang dimiliki bunga melati itu baik ukuran, warna, dan

baunya. Dengan keleluasaan dalam mengutarakan pemikiran mereka dalam puisi,

maka hasil karya puisi siswa juga lebih bervariasi.

Observasi

Hasil observasi aktivitas siswa dalam PBM selama siklus pertama dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel Perolehan Aktivitas Siswa Siklus I

N

o

Nama Siswa Minat Partisipasi Presentasi Skor

4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1

1 A.Rizal Muhaimin 7

2 Achid Shofiaji 9

3 Akbar Su’udi 8

4 Alifah Nabila

Azzahro

9

5 Dani Divian Iqbal

M

10

6 Dwi Aprilia

Rachma

9

7 Firdaus Asyifah 9

8 Fita Mufadila 10

9 Ikhlas Rahmani

Yuri

9

1

0

Imro’atul Mufida

Pasha

10

1

1

Lailiya Maulidiyah 9

1 Lia Rizki Nur laili 8

Page 13: 13-52-1-PB

Peningkatan Kreativitas Menulis Puisi Melalui Teknik Probing Promting

Jurnal PGMI Madrasatuna

Volume 03, Nomor 02, Maret 2012

Hal 187-215

2

1

3

M.Rizqi Fauzi 10

1

4

Maharani Puspita

Nur A

9

1

5

Mas Zubaidah Putri 8

1

6

M.Bagas Galang A 9

1

7

M.Hamzah Lutfani 8

1

8

M.Maulana

Andiansyah

7

1

9

M.Andi Maulana 9

2

0

M.Khotib Targhoni 8

2

1

M.Nisful Muharrom 7

2

2

Nabila Balqis

Yudharini

8

2

3

Nailus Sa’adah 9

2

4

Rosa Amalia 10

2

5

Syilviana Siti Hajar 9

2

6

Yeni Feryandari 9

Page 14: 13-52-1-PB

Ainia Nadlifatul Qolbiyah

Jurnal PGMI Madrasatuna

Volume 03, Nomor 02, Maret 2012

Hal 187-215

2

7

Zadanillah Ilma A.T 10

Rata-rata Skor 8,78

Persentase = Rata-rata skor perolehan x 100%

Skor maksimal

= 8,78 x 100%

12

73,15

%

Secara keseluruhan siswa belum terbiasa dengan kondisi belajar dengan

menggunakan pembelajaran teknik probing prompting. Hal ini bisa dilihat dari hasil

observasi terhadap aktivitas siswa dalam PBM secara keseluruhan hanya mencapai

rata-rata 73,15%

Hasil observasi aktivitas guru

Tabel Perolehan Aktivitas Guru Siklus I

No Kegiatan 4 3 2 1

1 Apersepsi

2 Penjelasan materi

3 Penjelasan pendekatan

Kontekstual

4 Teknik Probing prompting

5 Penguasaan kelas

6 Penggunaan media

7 Kemampuan melakukan

evaluasi

8 Memberikan penghargaan

siswa

9 Menentukan nilai siswa

10 Menyimpulkan materi

pembelajaran

Page 15: 13-52-1-PB

Peningkatan Kreativitas Menulis Puisi Melalui Teknik Probing Promting

Jurnal PGMI Madrasatuna

Volume 03, Nomor 02, Maret 2012

Hal 187-215

11 Menutup pembelajaran

Hasil observasi aktivitas guru dalam kegiatan belajar mengajar pada siklus

pertama tergolong rendah dengan perolehan skor 31 atau 70,46% sedangkan skor

idealnya adalah 44. Perolehan skor ini karena guru lebih banyak berdiri didepan kelas

dan kurang memberikan pengarahan kepada siswa bagaimana melakukan

pembelajaran dengan teknik probing prompting.

Hasil tes siswa

Tabel Hasil Tes Siswa Siklus I

No

Absen

Nilai Keterangan No

Absen

Nilai Keterangan

T TT T TT

1 71 15 67

2 75 16 75

3 67 17 67

4 71 18 71

5 79 19 75

6 75 20 75

7 71 21 67

8 79 22 71

9 75 23 75

10 79 24 75

11 75 25 75

12 75 26 75

13 75 27 79

14 75 Jumlah 1989

Jumlah Nilai 1989

Nilai Maksimal 2700

Rata-rata Nilai Tercapai = X =

= 1989 = 73,67

Page 16: 13-52-1-PB

Ainia Nadlifatul Qolbiyah

Jurnal PGMI Madrasatuna

Volume 03, Nomor 02, Maret 2012

Hal 187-215

27

Keterangan: T : Tuntas

TT : Tidak Tuntas

Tabel Rekapitulasi Hasil Tes Siklus I

No Uraian Hasil Siklus I

1

2

3

Nilai rata-rata tes

siswa

Jumlah siswa yang

tuntas

Persentase

ketuntasan

belajar

73,67

18

= x

100%

= 18 x 100% = 66,67

27

Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan teknik probing

prompting dalam pembelajaran kreatif menulis puisi pada siklus I, diperoleh nilai

rata-rata tes siswa adalah 73,67 dan ketuntasan belajar mencapai 66,67% dengan

jumlah siswa yang tuntas belajar 18 siswa. Hasil tersebut menunjukkan bahwa secara

klasikal nilai yang dicapai siswa belum tuntas karena siswa yang memperoleh nilai

≥ 75 hanya sebesar 66,67% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki

yaitu sebesar 75%. Dari perolehan persentase ketuntasan belajar diatas, menurut tabel

tingkat keberhasilan belajar menunjukkan bahwa kreativitas siswa masih

dikategorikan cukup.

Refleksi

Adapun hasil yang diperoleh dari siklus I adalah sebagai berikut:

1) Secara klasikal hasil belajar yang diperoleh siswa belum mencapai ketuntasan,

namun jika dibandingkan dengan pembelajaran sebelumnya sudah mengalami

peningkatan yang berarti, dari ketuntasan 44,44% menjadi 73,15%.

2) Dalam penulisan puisi pada siklus I ini, siswa hanya sebatas mendeskripsikan

ciri suatu benda sehingga keindahan puisi yang dihasilkan belum sampai

keterkaitan dengan kehidupan mereka.

Page 17: 13-52-1-PB

Peningkatan Kreativitas Menulis Puisi Melalui Teknik Probing Promting

Jurnal PGMI Madrasatuna

Volume 03, Nomor 02, Maret 2012

Hal 187-215

3) Untuk memperbaiki pembelajaran siklus I ini, guru akan lebih mengarahkan

siswa untuk mengaitkan puisi dalam kehidupan dengan cara memilihkan tema

tertentu yang disesuaikan dengan kehidupan siswa melalui media gambar.

Gambar tersebut misalnya buku, sepatu, sepeda, layang-layang, air dan kucing.

Siklus II

Rencana Tindakan

Pada tahap perencanaan siklus II ini, kegiatan yang dilakukan adalah:

1. Menyusun rencana pembelajaran sesuai hasil refleksi siklus I

2. Menyiapkan instrumen

3. Menyiapkan media gambar

Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini dilaksanakan pada tanggal 2 Mei 2011.

Pembelajaran sudah mengarah pada teknik probing prompting. Tugas yang diberikan

guru dengan menggunakan lembar kerja siswa, mampu dikerjakan dengan baik. Hal

ini terlihat dari siswa mampu menulis puisi dengan tema berdasarkan gambar yang

diperoleh. Walaupun masih nampak bahasa yang digunakan siswa masih sederhana.

Namun sudah menunjukkan kekreatifan siswa dengan memunculkan imajinasi

mereka kedalam puisi dengan mengaitkan puisi yang dibuatnya dengan kehidupan

sehari-hari.

Observasi

Hasil observasi aktivitas siswa

Tabel Perolehan Aktivitas Siswa Siklus II

N

o

Nama Siswa Minat Partisipasi Presentasi Skor

4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1

1 A.Rizal Muhaimin 8

2 Achid Shofiaji 9

Page 18: 13-52-1-PB

Ainia Nadlifatul Qolbiyah

Jurnal PGMI Madrasatuna

Volume 03, Nomor 02, Maret 2012

Hal 187-215

3 Akbar Su’udi 9

4 Alifah Nabila

Azzahro

9

5 Dani Divian Iqbal

M

10

6 Dwi Aprilia

Rachma

9

7 Firdaus Asyifah 9

8 Fita Mufadila 10

9 Ikhlas Rahmani

Yuri

10

1

0

Imro’atul Mufida

Pasha

11

1

1

Lailiya Maulidiyah 9

1

2

Lia Rizki Nur laili 9

1

3

M.Rizqi Fauzi 10

1

4

Maharani Puspita

Nur A

9

1

5

Mas Zubaidah Putri 9

1

6

M.Bagas Galang A 9

1

7

M.Hamzah Lutfani 9

1

8

M.Maulana

Andiansyah

9

Page 19: 13-52-1-PB

Peningkatan Kreativitas Menulis Puisi Melalui Teknik Probing Promting

Jurnal PGMI Madrasatuna

Volume 03, Nomor 02, Maret 2012

Hal 187-215

1

9

M.Andi Maulana 10

2

0

M.Khotib Targhoni 9

2

1

M.Nisful Muharrom 8

2

2

Nabila Balqis

Yudharini

9

2

3

Nailus Sa’adah 10

2

4

Rosa Amalia 10

2

5

Syilviana Siti Hajar 9

2

6

Yeni Feryandari 9

2

7

Zadanillah Ilma A.T 10

Rata-rata Skor 9,30

Persentase = Rata-rata skor perolehan x 100%

Skor maksimal

= 9,30 x 100%

12

77,47

%

Secara keseluruhan aktivitas siswa dalam PBM sudah mengarah pada

pembelajaran probing prompting. Siswa mampu berpartisipasi dan mempresentasikan

hasil puisinya dengan baik. Hal ini bisa dilihat dari data hasil observasi terhadap

aktivitas siswa meningkat menjadi rata-rata 77,47%.

Hasil observasi aktivitas guru

Tabel Perolehan Aktivitas Guru Siklus II

Page 20: 13-52-1-PB

Ainia Nadlifatul Qolbiyah

Jurnal PGMI Madrasatuna

Volume 03, Nomor 02, Maret 2012

Hal 187-215

No Kegiatan 4 3 2 1

1 Apersepsi

2 Penjelasan materi

3 Penjelasan pendekatan Kontekstual

4 Teknik Probing prompting

5 Penguasaan kelas

6 Penggunaan media

7 Kemampuan melakukan evaluasi

8 Memberikan penghargaan siswa

9 Menentukan nilai siswa

10 Menyimpulkan materi pembelajaran

11 Menutup pembelajaran

Hasil observasi aktivitas guru dalam PBM pada siklus kedua tergolong sedang.

Dalam hal ini mengalami peningkatan dengan perolehan skor 36 atau 81,82%.

Perolehan skor ini karena guru sudah bisa melakukan pembelajaran dengan teknik

probing prompting dengan baik.

Hasil tes siswa

Tabel Hasil Tes Siswa Siklus II

No

Absen

Nilai Keterangan No

Abse

n

Nilai Keterangan

T TT T TT

1 79 15 71

2 79 16 84

3 71 17 71

4 75 18 75

5 92 19 79

6 75 20 79

7 75 21 71

Page 21: 13-52-1-PB

Peningkatan Kreativitas Menulis Puisi Melalui Teknik Probing Promting

Jurnal PGMI Madrasatuna

Volume 03, Nomor 02, Maret 2012

Hal 187-215

8 88 22 71

9 79 23 88

10 83 24 84

11 83 25 75

12 83 26 79

13 88 27 88

14 83 Jumla

h

2148

Jumlah Nilai 2148

Nilai Maksimal 2700

Rata-rata Nilai Tercapai = X =

= 2148 = 79,56

27

Keterangan: T : Tuntas

TT : Tidak Tuntas

Tabel Rekapitulasi Hasil Tes Siklus II

No Uraian Hasil Siklus II

1

2

3

Nilai rata-rata tes siswa

Jumlah siswa yang

tuntas

Persentase ketuntasan

belajar

79,56

22

= x 100%

= 22 x 100% = 81,48

27

Dari tabel diatas diperoleh nilai rata-rata tes siswa adalah 81,48 dan ketuntasan

belajar mencapai 79,56% dengan 22 siswa yang sudah tuntas belajar. Hasil ini

menunjukkan bahwa penerapan teknik probing prompting dalam pembelajaran kreatif

Page 22: 13-52-1-PB

Ainia Nadlifatul Qolbiyah

Jurnal PGMI Madrasatuna

Volume 03, Nomor 02, Maret 2012

Hal 187-215

menulis puisi pada siklus II ini secara klasikal nilai yang dicapai siswa sudah

tuntas karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 75 sebesar 79,56% lebih besar dari

persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 75%. Dari perolehan persentase

ketuntasan belajar diatas, menurut tabel tingkat keberhasilan belajar menunjukkan

bahwa kreativitas siswa dikategorikan baik.

Refleksi

Adapun hasil yang diperoleh dari siklus II adalah sebagai berikut:

1) Aktivitas siswa dalam pembelajaran mengalami peningkatan dari 73,17% pada

siklus I menjadi 77,47% pada siklus II. Hal ini didukung oleh meningkatnya

aktivitas guru dalam menerapkan pembelajaran yang diarahkan pada teknik

probing prompting. Peningkatan aktivitas guru ini dari perolehan 70,46% pada

siklus I menjadi 81,82% pada siklus II. Hasil belajar (kreativitas) siswa pun

sudah mencapai ketuntasan, dengan kata lain mengalami peningkatan dari rata-

rata nilai 73,67 pada siklus I dengan ketuntasan 66,67% menjadi rata-rata nilai

79,56 pada siklus II dengan ketuntasan 81,48%.

2) Dalam proses pembelajaran siswa mampu mengerjakan tes, namun karena tema

puisi yang dibuat siswa ditentukan oleh gambar yang mereka terima, sebagian

siswa merasa terikat dan kurang leluasa dalam menulis puisi.

3) Untuk memperoleh hasil yang lebih meningkat lagi, maka guru akan

melaksanakan siklus ketiga dengan mengajak siswa melakukan pembelajaran

diluar kelas. Pembelajaran dimana siswa akan lebih merasakan secara langsung

kondisi di alam sekitar. Selain itu guru juga akan memberikan reward

(penghargaan) pada hasil puisi siswa. Dengan begitu diharapkan siswa akan lebih

terpacu untuk membuat puisi dengan bahasa yang lebih indah.

Siklus III

Rencana Tindakan

Pada tahap perencanaan siklus III ini, kegiatan yang dilakukan adalah:

1. Menyusun rencana pembelajaran sesuai hasil refleksi siklus II

2. Melakukan pembelajaran diluar kelas

3. Menyiapkan instrument

Page 23: 13-52-1-PB

Peningkatan Kreativitas Menulis Puisi Melalui Teknik Probing Promting

Jurnal PGMI Madrasatuna

Volume 03, Nomor 02, Maret 2012

Hal 187-215

4. Memberi penghargaan (reward)

Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus I ini dilaksanakan pada tanggal 9 Mei 2011.

Pembelajaran dengan teknik probing prompting sudah bisa dipahami siswa. Hampir

semua siswa termotivasi untuk bertanya dan mencari apa yang ia ketahui tentang

keadaan sekitar. Guru memberikan kebebasan pada siswa untuk menentukan tema

yang akan dipilih dalam menulis puisinya. Siswa pun antusias menulis puisi dengan

bahasa yang indah. Sehingga suasana pembelajaran yang efektif dan menyenangkan

tercipta.

Observasi

Hasil observasi aktivitas siswa

Tabel Perolehan Aktivitas Siswa Siklus III

No Nama Siswa Minat Partisipasi Presentasi Skor

4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1

1 A.Rizal Muhaimin 9

2 Achid Shofiaji 10

3 Akbar Su’udi 9

4 Alifah Nabila

Azzahro

10

5 Dani Divian Iqbal

M

11

6 Dwi Aprilia

Rachma

10

7 Firdaus Asyifah 10

8 Fita Mufadila 11

9 Ikhlas Rahmani

Yuri

10

10 Imro’atul Mufida

Pasha

11

Page 24: 13-52-1-PB

Ainia Nadlifatul Qolbiyah

Jurnal PGMI Madrasatuna

Volume 03, Nomor 02, Maret 2012

Hal 187-215

11 Lailiya Maulidiyah 9

12 Lia Rizki Nur laili 9

13 M.Rizqi Fauzi 11

14 Maharani Puspita

Nur A

10

15 Mas Zubaidah

Putri

9

16 M.Bagas Galang A 9

17 M.Hamzah Lutfani 9

18 M.Maulana

Andiansyah

9

19 M.Andi Maulana 10

20 M.Khotib

Targhoni

10

21 M.Nisful

Muharrom

9

22 Nabila Balqis

Yudharini

9

23 Nailus Sa’adah 10

24 Rosa Amalia 11

25 Syilviana Siti

Hajar

10

26 Yeni Feryandari 10

27 Zadanillah Ilma

A.T

11

Rata-rata Skor 9,85

Persentase = Rata-rata skor perolehan x 100%

Skor maksimal

= 9,85 x 100%

82,10

%

Page 25: 13-52-1-PB

Peningkatan Kreativitas Menulis Puisi Melalui Teknik Probing Promting

Jurnal PGMI Madrasatuna

Volume 03, Nomor 02, Maret 2012

Hal 187-215

12

Aktivitas siswa dalam PBM sudah mengarah pada pembelajaran probing

prompting yang lebih baik. Siswa mampu berpartisipasi dan mempresentasikan hasil

puisinya dengan sangat baik seiring juga dengan meningkatnya minat siswa. Hal ini

bisa dilihat dari data hasil observasi terhadap aktivitas siswa meningkat menjadi rata-

rata 82,10%.

Hasil observasi aktivitas guru

Tabel Perolehan Aktivitas Guru Siklus III

No Kegiatan 4 3 2 1

1 Apersepsi

2 Penjelasan materi

3 Penjelasan pendekatan Kontekstual

4 Teknik Probing prompting

5 Penguasaan kelas

6 Penggunaan media

7 Kemampuan melakukan evaluasi

8 Memberikan penghargaan siswa

9 Menentukan nilai siswa

10 Menyimpulkan materi pembelajaran

11 Menutup pembelajaran

Hasil observasi siklus ketiga aktivitas guru dalam PBM mendapat skor

perolehan 40 dari skor ideal 44 atau 90,91%. Hal ini berarti menunjukkan adanya

peningkatan yang sangat signifikan. Perolehan skor ini karena guru melakukan

pembelajaran dengan teknik probing prompting dengan maksimal.

Hasil tes siswa

Tabel Hasil Tes Siswa Siklus III

No Nilai Keterangan No Nilai Keterangan

Page 26: 13-52-1-PB

Ainia Nadlifatul Qolbiyah

Jurnal PGMI Madrasatuna

Volume 03, Nomor 02, Maret 2012

Hal 187-215

Absen T TT Absen T TT

1 79 15 71

2 79 16 84

3 71 17 71

4 75 18 75

5 92 19 79

6 75 20 79

7 75 21 71

8 88 22 71

9 79 23 88

10 83 24 84

11 83 25 75

12 83 26 79

13 88 27 88

14 83 Jumlah 2148

Jumlah Nilai 2148

Nilai Maksimal 2700

Rata-rata Nilai Tercapai = X =

= 2275 = 84,26

27

Keterangan : T : Tuntas

TT : Tidak Tuntas

Tabel Rekapitulasi Hasil Tes Siklus III

No Uraian Hasil Siklus III

1

2

3

Nilai rata-rata tes siswa

Jumlah siswa yang tuntas

Persentase ketuntasan belajar

84,26

25

= x 100%

Page 27: 13-52-1-PB

Peningkatan Kreativitas Menulis Puisi Melalui Teknik Probing Promting

Jurnal PGMI Madrasatuna

Volume 03, Nomor 02, Maret 2012

Hal 187-215

= 25 x 100% = 92,60

27

Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai rata-rata tes siswa adalah 84,26 dan

ketuntasan belajar mencapai 92,60% dengan 25 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini

menunjukkan bahwa penerapan teknik probing prompting dalam pembelajaran kreatif

menulis puisi pada siklus III ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus II.

Secara klasikal nilai yang dicapai siswa sudah tuntas karena siswa yang

memperoleh nilai ≥ 75 sebesar 92,60% lebih besar dari persentase ketuntasan yang

dikehendaki yaitu sebesar 75%. Dari perolehan persentase ketuntasan belajar diatas,

menurut tabel tingkat keberhasilan belajar menunjukkan bahwa kreativitas siswa

dikategorikan sangat baik.

Refleksi

Adapun hasil yang diperoleh dari siklus III adalah sebagai berikut:

1) Aktivitas siswa dalam pembelajaran mengalami peningkatan dari 77,47% pada

siklus II menjadi 82,10% pada siklus III. Begitu pula dengan aktivitas guru yang

juga mengalami peningkatan dari perolehan 81,82% pada siklus II menjadi

90,91% pada siklus III. Ketuntasan hasil belajar (kreativitas) siswa pun

mengalami peningkatan dari rata-rata nilai 79,56% pada siklus II dengan

ketuntasan 81,48% menjadi rata-rata nilai 84,26 pada siklus III dengan

ketuntasan 92,60%.

2) Pada siklus III guru telah menerapkan teknik probing prompting dengan baik dan

dilihat dari aktivitas siswa dalam pembelajaran menulis puisi berjalan dengan

baik serta kreativitas siswa yang telah mencapai ketuntasan, maka tidak perlu

revisi terlalu banyak. Tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakan selanjutnya

adalah memaksimalkan dan mempertahankan agar pelaksanaan proses belajar

mengajar dengan menerapkan teknik probing prompting dapat meningkatkan

hasil belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Kesimpulan

Page 28: 13-52-1-PB

Ainia Nadlifatul Qolbiyah

Jurnal PGMI Madrasatuna

Volume 03, Nomor 02, Maret 2012

Hal 187-215

Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus dan

berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat

disimpulkan sebagai berikut: Penerapan pembelajaran kreatif menulis puisi dengan

teknik probing prompting berjalan dengan baik melalui perbaikan-perbaikan pada

tiap siklus. Hasil yang diperoleh menunjukkan penerapan pembelajaran kreatif

menulis puisi dengan teknik probing prompting berjalan dengan baik melalui

perbaikan-perbaikan pada tiap siklus. Pada siklus pertama, penerapan pembelajaran

memberikan motivasi yang baik. Dalam proses pembelajarannya dilakukan dengan

menggunakan bunga melati sebagai media. Dengan siswa bisa merasakan secara

langsung tentang bunga melati itu, mereka lebih mudah mendeskripsikan ciri-ciri

bunga melati dan mulai berani mengungkapkannya melalui puisi. Pada siklus kedua,

siswa mulai bisa memunculkan imajinasi mereka ke dalam puisi dengan

menggunakan media gambar. Media gambar ini untuk menentukan tema yang akan

digunakan dalam menulis puisi siswa. Karya puisi siswa mulai menunjukkan unsur

keindahan dengan imajinasi tersebut. Pada siklus ketiga, suasana menyenangkan

diciptakan melalui kegiatan diluar kelas mengamati lingkungan sekolah. Siswa dapat

mengaitkan puisi mereka kedalam kehidupan mereka, karena siswa diberi kebebasan

untuk menentukan tema yang akan mereka buat dalam menulis puisi. Hal ini

ditunjukkan dengan peningkatan aktivitas guru dan siswa dalam proses belajar

mengajar. Dalam proses belajar mengajar dapat dilihat dari aktivitas guru dan siswa

yang mengalami peningkatan, aktivitas guru meningkat dari skor perolehan 70,46%

pada siklus I, menjadi 81,82% pada siklus II dan 90,91% pada siklus III. Aktivitas

siswa meningkat dari skor perolehan 73,15% pada siklus I, menjadi 77,47% pada

siklus II dan 82,10% pada siklus III.

Pembelajaran dengan teknik probing prompting memiliki dampak positif dalam

meningkatkan kreativitas menulis puisi siswa yang ditandai dengan peningkatan

hasil nilai rata-rata siswa dan peningkatan ketuntasan belajar siswa pada setiap

siklus. Dengan meningkatnya proses belajar mengajar diatas menyebabkan tingkat

kreativitas menulis puisi siswa pun meningkat. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata nilai

perolehan siswa pada tes yang berupa penilaian produk dari 73,67 pada siklus I yang

Page 29: 13-52-1-PB

Peningkatan Kreativitas Menulis Puisi Melalui Teknik Probing Promting

Jurnal PGMI Madrasatuna

Volume 03, Nomor 02, Maret 2012

Hal 187-215

secara klasikal belum tuntas atau belum memenuhi KKM 75, menjadi 79,56 pada

siklus II dan 84,26 pada siklus III yang secara klasikal kedua siklus ini sudah

mengalami ketuntasan. Begitu pula dengan ketuntasan belajar yang meningkat dari

66,67% pada siklus I dengan kategori kreativitas cukup, menjadi 81,48% pada siklus

II dengan kategori kreativitas tinggi dan 92,60% pada siklus III dengan kategori

kreativitas sangat tinggi.

Dengan demikian, pembelajaran melalui pendekatan kontekstual dengan teknik

probing prompting ini dapat memberikan pengalaman kepada siswa untuk menulis

puisi dengan menyenangkan dan hal tersebut telah menumbuhkan kreativitas yang

tinggi.

Daftar Pustaka

Aqib, Zainal. 2009. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru, SD, SLB, TK. Bandung:

CV.Yrama Widya,

Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Muslich, Masnur. 2009. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan

Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara

Darmadi, Kaswan. 1996. Meningkatkan kemampuan Menulis. Yogyakarta: Andi

Yogyakarta

Djamarah, Syaiful Bahri . 2005. Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif

Suatu Pendekatan Teoretis Psikologis. Jakarta: PT Asdi Mahasatya

Johnson, Elaine B. 2007. Contextual Teaching and Learning: Menjadikan Kegiatan

Belajar Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna. Bandung: MLC

Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembang

Profesi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Muhaimin dan Abd. Mujib, 1993. Pemikiran Pendidikan Islam. Bandung: Triganda

Karya

Sanjaya, Wina. 2006. Pembelajaran dalam Implementasi KBK. Jakarta: Kencana

Supatno, Haris. 2008. Pendidikan dan Pelatihan Profesi Guru / PLP., Surabaya :

departemen unesa.

Waluyo, Herman J. 1995. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga

Wycoff, Joice. 2002. Menjadi Super Kreatif Melalui Metode Pemetaan Pikiran.

Bandung: Kaifa