14151844 Pengujian Relai Be1 87g

Embed Size (px)

Citation preview

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    I.1. LATAR BELAKANG

    Salah satu hal yang terpenting dalam suatu sistem tenaga listrik adalah pengamanan

    terhadap peralatan listrik yang digunakan dari segala macam bentuk gangguan.

    Bagaimanapun baiknya suatu sistem, gangguan tidak bisa sama sekali dihindarkan oleh

    karena itu pengamanan sangatlah diperlukan. Gangguan kebanyakan merupakan hubung

    singkat antar fasa atau fasa dengan tanah dan keduanya. Gangguan hubung singkat

    semacam ini dapat menimbulkan arus yang besar dan dapat merusak peralatan, sehingga

    diperlukan sistem proteksi untuk dapat melindungi peralatan dari gangguan-gangguan

    atau keadaan abnormal lainnya yang mungkin terjadi dan untuk memperkecil akibat jika

    terjadi gangguan.

    Sistem proteksi selain harus mengamankan peralatan instalasi terhadap gangguan, juga

    berfungsi melokalisir gangguan. Ini berarti apabila terjadi gangguan di suatu bagian

    instalasi, sistem proteksi hanya akan men-trip PMT yang berdekatan dengan gangguan

    sehingga interupsi pasokan daya hanya disekitar tempat terjadinya gangguan saja (tidak

    meluas).

    Peralatan yang umumnya digunakan untuk mengamankan suatu peralatan adalah relai.

    Pengamanan yang dapat dilakukan oleh sebuah relai tidak hanya terhadap satu peralatan

    saja tetapi juga bisa terhadap beberapa peralatan contohnya pengamanan terhadap

    generator, transformator, motor listrik, saluran transmisi dan peralatan-peralatan lainnya.

    Laporan Kerja Praktek 1

  • Gambar dibawah ini menunjukkan contoh penggunaan relai untuk mengamankan suatu

    transformator.

    Gambar 1.1 Relai Untuk Pengaman Transformator

    Pada gambar diatas terdapat sebuah trafo yang menurunkan tegangan dari 150 kV

    menjadi 20 kV. Untuk menjaga keandalan dari suatu sistem diatas maka dipasang relai-

    relai yang terdiri dari :

    Kode Relai Jenis RelaiB Relai BucholzT Relai Temperature

    51/51 N Relai Arus Lebih87 Relai Differensial

    Untuk lebih memahami peralatan proteksi khususnya relai arus lebih maka kami telah

    melaksanakan kerja praktek di PT. Kaliandra Setyatama. Kerja praktek ini dilaksanakan

    sebagai persyaratan akademik untuk Program Strata Satu (S-1) STT-PLN Jurusan Teknik

    Elektro.

    I.2. MAKSUD DAN TUJUAN

    Adapun maksud dan tujuan dari dilaksanakannya kerja praktek ini antara lain :

    Laporan Kerja Praktek 2

  • 1. Meningkatkan, mengembangkan dan memantapkan keterampilan yang membentuk

    kemampuan mahasiswa sebagai bekal memasuki dunia kerja.

    2. Menumbuhkan dan melatih sikap intelektual mahasiswa, dan memperluas wawasan

    mahasiswa dalam pengorganisasian dan pengelolaan perusahaan serta penerapan dan

    perkembangan teknologi yang terjadi.

    3. Memahami karakteristik dan cara kerja dari relai arus lebih.

    I.3. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

    Kerja Praktek ini dilaksanakan di PT. Kaliandra Setyatama yang bergerak di bidang

    penjualan peralatan listrik dalam sistem tenaga listrik. Kerja praktek ini dilaksanakan dari

    tanggal 17 Maret 17 Mei 2008.

    I.4. BATASAN PENULISAN

    Laporan kerja praktek ini hanya dibatasi pada sistem proteksi dengan jenis relai generator

    protection yang meliputi cara kerja fungsi dan karakteristiknya.

    I.5. METODA PENULISAN

    Laporan ini ditulis dengan metoda Deskriptif, yaitu menggambarkan dan menguraikan

    hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis, studi literatur dari berbagai buku yang

    berhubungan dengan relai, serta percobaan laboratorium dan diskusi dengan pembimbing

    kerja praktek.

    Laporan Kerja Praktek 3

  • I.6. SISTEMATIKA PENULISAN

    Sistematika penulisan laporan ini, secara garis besar adalah :

    BAB I. PENDAHULUAN

    Dalam bab ini diuraikan hal-hal umum yang berkaitan dengan penulisan laporan

    kerja praktek ini, yaitu : latar belakang, maksud dan tujuan dilaksanakannya kerja

    praktek, waktu dan tempat pelaksanaan kerja praktek, batasan penulisan, metoda

    penulisan dan sistematika penulisan.

    BAB II. DATA UMUM PERUSAHAAN

    Dalam bab ini diuraikan tentang gambaran umum yang berkaitan dengan

    perusahaan antara lain : sejarah dari PT. Kaliandra Setyatama dan struktur

    organisasi perusahaan.

    BAB III. LANDASAN TEORI

    Dalam bab ini berisi landasan teori yang memuat bahasan-bahasan tentang :

    definisi dari relai pengaman, fungsi dari relai pengaman, syarat utama dari relai

    pengaman, aplikasi relai dan tipe proteksi.

    BAB IV. PENGUJIAN RELAI DIFERENSIAL GENERATOR BE1 - 87G

    Dalam bab ini dilakukan tinjauan dengan melakukan pengujian jenis relai proteksi

    diferensial generator dan juga memuat bahasan-bahasan tentang : penjelasan dan

    beberapa karakteristik dari proteksi generator dan berisi deskripsi, spesifikasi,

    aplikasi, cara pengujian dan hasil dari pengujian.

    BAB V. PENUTUP

    Dalam bab ini berisi kesimpulan dari hasil kerja praktek yang dilakukan untuk

    dapat memahami relay diferensial generator BE1 87G.

    Laporan Kerja Praktek 4

  • BAB II

    DATA UMUM PERUSAHAAN

    Laporan Kerja Praktek 5

  • II.1. SEJARAH UMUM PERUSAHAAN

    PT. Kaliandra Setyatama merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang

    perdagangan peralatan listrik pada sistem tenaga listrik (Trading and Engineering) yang

    didirikan pada tahun 1992,.

    PT. Kaliandra Setyatama merupakan salah satu anggota dari Kadin Dagang dan Industri

    Indonesia (KADIN) dan Asosiasi Perusahaan Teknik Elektrik dan Mekanik (APTEK). PT.

    Kaliandra Setyatama telah disertifikasi oleh Panitia Bersama Sertifikasi Propinsi DKI

    Jakarta untuk melakukan bisnis yang meliputi bidang mecanical, electrical dan peralatan-

    peralatan pada instansi pemerintah dan perusahaan-perusahaan diseluruh Indonesia.

    Sebagai perwakilan dan distributor tunggal dari produk elektrik dan mekanik, kegiatan

    utama dari perusahaan adalah sebagai supplier kepada kontraktor utama, perancang panel

    dan juga kepada pengguna. PT. Kaliandra Setyatama juga memberikan beberapa training

    kepada customers khususnya pelatihan programming, setting dan pengoperasian relai

    pengaman dan annunciators. Desain kelistrikan untuk konstruksi Gardu Induk juga

    merupakan kegiatan dari PT. Kaliandra Setyatama.

    PT. Kaliandra Setyatama merupakan distributor utama dan perwakilan untuk beberapa

    produk antara lain :

    1. ARTECHE, SPAIN

    Produsen alat-alat proteksi dan trafo instrumen pada sistem tenaga listrik.

    2. STARTCO, CANADA

    Khusus untuk alat proteksi motor yang mempunyai kapasitas daya (horse power) yang

    besar.

    3. MINILEC, INDIA

    Produsen indikator dan aksesoris untuk peralatan listrik.

    4. LUMEL, POLAND

    Produsen Transducer, digital meters dan hardware untuk peralatan listrik.

    Laporan Kerja Praktek 6

  • 5. HAPAM, HOLAND

    Khusus untuk pemisah tenaga (disconnecting switch) pada tegangan tinggi.

    6. SAINT GOBAIN, SPAIN

    Produsen gelas isolator untuk tegangan tinggi.

    7. BASLER ELECTRIC, AMERICA

    Produsen alat-alat proteksi dan trafo instrumen pada sistem tenaga listrik

    II.2. PELANGGAN

    Sebagai distributor tunggal dan perwakilan dari beberapa produk yang telah disebutkan

    diatas PT. Kaliandra Setyatama mempunyai pengalaman dalam pemasangan, supervisi,

    dan pelatihan dari produk yang diageni.

    Pelanggan dari PT. Kaliandra Setyatama terdiri dari Perusahaan Listrik Negara (PLN),

    perusahaan pembangkitan, industri minyak dan gas, perusahaan pembuat panel, industri

    petrokimia, kontraktor listrik dan mekanik serta perusahaan-perusahaan industri.

    II.3. FASILITAS PENGUJIAN DAN PELATIHAN

    PT. Kaliandra Setyatama memberikan fasilitas dalam hal pelatihan dan pengujian relai

    dan kontrol setelah dilakukan penjualan.

    Peralatan pengujian dapat digunakan untuk menguji kemampuan relai, kontrol dan

    annunciator sebelum peralatan tersebut dikirim kepada pelanggan.

    PT. Kaliandra Setyatama juga menerima pelatihan kepada pelanggan yang berkeinginan

    untuk mengetahui lebih banyak tentang bagaimana memprogram dan mengoperasikan

    produk-produk relai, kontrol dan annunciator.

    II.4. STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN

    Laporan Kerja Praktek 7

  • Struktur organisasi dari PT. Kaliandra Setyatama terdiri dari Commissioner, Directors,

    Manager dan Grup Pembantu Manager dalam bidang pemasaran, penjualan dan teknik.

    Sebagai distributor dan perwakilan dari produk-produk yang diageni, organisasi PT.

    Kaliandra Setyatama di fokuskan dalam penjualan, pemasaran dan teknik termasuk

    fasilitas pelatihan untuk kontrol, relai dan alarm annunciators. Bagan struktur organisasi

    dari PT. Kaliandra Setyatama seperti dibawah ini :

    Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. Kaliandra Setyatama

    BAB III

    Laporan Kerja Praktek 8

  • LANDASAN TEORI

    III.1. DEFINISI RELAI PENGAMAN

    Definisi relai pengaman menurut The Institute Of Electrical And Electronic Engineering

    (IEEE) adalah suatu peralatan elektrik yang didesain untuk mengartikan kondisi masukan

    pada keadaan yang telah ditentukan dan setelah kondisi tersebut dispesifikasikan, yang

    ditujukan untuk memberi respon yang dapat menyebabkan pengoperasian kontak didalam

    suatu kesatuan rangkaian listrik.

    Kondisi masukan biasanya berupa sinyal listrik, mekanik, atau besaran lainnya. Menurut

    IEEE 100 - 1984 saklar yang terbatas dan peralatan sederhana lainnya bukan termasuk

    relai. Relai digunakan dibeberapa aspek/bidang antara lain : perumahan, komunikasi,

    transportasi, industri dan kelistrikan.

    Tujuan utama dari sistem tenaga listrik adalah penyaluran tenaga listrik yang mempunyai

    mutu dan keandalan yang tinggi dan ketika terjadi gangguan dapat meminimalkan akibat

    dari gangguan tersebut, seperti kehilangan daya, tegangan turun dan tegangan lebih.

    Karena gangguan tidak dapat dihindari maka untuk mencegahnya atau mengurangi akibat

    dari gangguan tersebut digunakan relai.

    Komponen dari relai dapat berupa elektromecanical, solid state dan digital numeric. Pada

    awalnya relai yang digunakan menggunakan tipe elektromekanik lalu beralih ke tipe solid

    state dan sekarang menggunakan teknologi relai digital numeric. Relai solid state dan

    digital numeric digunakan dalam tegangan yang rendah, relai ini memiliki keuntungan

    dibanding jenis elektromekanik antara lain keakuratan waktu, kepekaan frekuensi dan

    sistem logika pemecahan terhadap masalah yang rumit. Sedangkan relai elektromekanik

    memiliki kekurangan antara lain kurang akurat, sensitif dan sulit untuk dites dan dirawat.

    Laporan Kerja Praktek 9

  • Gambar 3.1 Blok Diagram Relai

    Relai menggunakan besaran listrik yang dihubungkan dengan sistem tenaga listrik

    melalui trafo arus dan trafo tegangan. Peralatan ini memberikan perlindungan dari

    tegangan yang tinggi pada sistem tenaga listrik dan mengurangi medan magnet pada

    kumparan sekunder untuk dihubungkan dengan relai.

    Gambar 3.2 Prinsip Kerja Relai

    Pada gambar diatas dalam kondisi normal PMT menutup dan daya dapat disalurkan,

    apabila terjadi gangguan maka relai akan merasakan gangguan tersebut melalui trafo arus

    atau trafo tegangan dan akan memberikan sinyal kepada PMT untuk membuka sehingga

    penyaluran daya terhenti. PMT harus dapat segera membuka apabila mendapat sinyal dari

    relai untuk membuka, kejadian ini harus berlangsung dalam waktu yang sangat singkat

    untuk mengurangi akibat dari gangguan tersebut.

    Laporan Kerja Praktek 10

  • III.2. FUNGSI RELAI PENGAMAN

    Secara garis besar fungsi peralatan proteksi (relai pengaman) adalah untuk

    mengidentifikasi gangguan dan memisahkan bagian jaringan yang terganggu dari bagian

    lain yang masih bekerja dengan normal serta sekaligus mengamankan bagian yang

    bekerja dengan normal tersebut dari kerusakan atau kerugian yang lebih besar.

    Relai pengaman mempunyai fungsi lainya yaitu :

    Mendeteksi adanya gangguan

    Memisahkan bagian yang terganggu dari bagian sistem yang masih beroperasi dengan

    cara memerintahkan trip kepada PMT yang berhubungan.

    Memberitahukan adanya gangguan kepada operator, yaitu dengan cara membunyikan

    alarm dan menyalakan lampu tanda gangguan.

    Relai proteksi mutakhir dapat memberi informasi jarak lokasi gangguan dan letak

    gangguan.

    III.3. SYARAT UTAMA RELAI PENGAMAN

    Suatu relai pengaman harus memiliki beberapa syarat-syarat utama antara lain :

    Kepekaan (Sensitivity)

    Relai harus cukup peka, sehingga selalu dapat mendeteksi adanya gangguan di daerah

    pengamanannya meskipun dalam kondisi yang memberikan rangsangan minimum.

    Keandalan (Reliability)

    Dapat dibagi atas dua :

    - Dependability

    Pengaman harus dapat diandalkan kemampuan bekerjanya. Tidak boleh gagal

    bekerja, hanya bekerja jiika ada gangguan di daerah pengamanannya

    - Security

    Laporan Kerja Praktek 11

  • Pengaman tidak boleh salah bekerja, yaitu bekerja yang semestinya tidak harus

    bekerja (gangguan ada di daerah lain atau tidak ada gangguan).

    - Availability

    Ketersediaan peralatan pengaman yang diartikan dengan kondisi siap kerja.

    Kondisi ini dinyatakan dalam ratio (perbandingan) antara waktu siap kerja relai

    pengaman dengan waktu total operasinya.

    Selektifitas

    Pengaman harus dapat memisahkan bagian yang terganggu sekecil mungkin, yaitu

    hanya seksi yang terganggu yang memang berada di daerah pengaman utamanya, jadi

    relai harus dapat membedakan apakah gangguan itu ada di daerah pengamanannya

    atau di luarnya.

    Kecepatan

    Untuk memperkecil akibat gangguan maka bagian yang terganggu harus dipisahkan

    secepat mungkin dari bagian sistem lainnya.

    Untuk menciptakan selektifitas mungkin suatu pengaman terpaksa diberi waktu tunda

    (time delay), namun waktu tunda itupun harus secepat mungkin (seperlunya). Selain

    itu mengurangi kerusakan akibat gangguan hubung singkat, kecepatan relai pengaman

    juga dapat memperkecil pengaruh ketidakstabilan sistem setelah triping terjadi.

    Disamping syarat-syarat tersebut diatas, terdapat empat faktor utama yang mempengaruhi

    kerja dari relai antara lain :

    Faktor Ekonomi.

    Karakteristik dari relai dan sistem tenaga listrik.

    Lokasi dari pemisah dan pengaman (PMT) dan peralatan-peralatan lain yang

    berfungsi sebagai masukan (CT/PT).

    Tingkat dari gangguan.

    Laporan Kerja Praktek 12

  • III.4. PENERAPAN RELAI

    Dalam sistem tenaga listrik terdapat beberapa daerah pengamanan yang dibatasi oleh

    suatu pemutus tenaga. Setiap bagian diamankan oleh relai proteksi dan setiap relai

    proteksi mempunyai daerah pengamanannya sendiri sendiri ( zone of protection ), yaitu

    daerah yang diamankan bila terjadi gangguan didalamnya relai dapat mendeteksi

    gangguan tersebut, dan dengan bantuan pemisah tenaga dapat memisahkan daerah

    tersebut dari sistem lainnya sehingga mengurangi perluasan wilayah gangguan. Terdapat

    beberapa bagian daerah pengamanan relai antara lain :

    Generator dan unit transformernya

    Transformator tenaga

    Rel

    Saluran (transmisi/distribusi)

    Peralatan-peralatan listrik (motor listrik dll)

    Daerah pengamanan suatu jaringan tenaga listrik dapat ditunjukkan seperti gambar

    dibawah ini

    Gambar 3.3 Daerah Kerja Pengamanan

    Laporan Kerja Praktek 13

  • Dapat kita lihat dari gambar diatas, terdapat tumpang tindih (overlapping) pada daerah

    yang diarsir antara daerah pengamanan yang satu dengan yang lainnya, sebab jika tidak

    diamankan seperti gambar diatas akan terjadi daerah kosong (gap) antara ujung daerah

    pengamanan yang satu dengan yang lainnya, yaitu daerah dimana bila terjadi gangguan

    didalamnya tidak ada relai yang akan mendeteksi gangguan tersebut, jadi pada daerah ini

    tidak ada relay yang akan mengamankannya,hal ini disebut Dead Zone.

    Gangguan di daerah overlapping akan dirasakan oleh kedua relai sekaligus, sehingga akan

    terjadi pemisahan antara dua daerah kerja sekaligus dari bagian sistem lainnya, jadi

    sebenarnya overlapping ini tidak diinginkan, tetapi terpaksa harus diterapkan untuk

    menghindari Dead Zone.

    III.5 TIPE PROTEKSI

    Ada dua macam tipe proteksi yang dikenal yaitu sebagai proteksi utama (main) dan

    proteksi cadangan (backup), dimana setiap tipe ini mempunyai fungsi dan cara kerja

    masing-masing :

    1. Proteksi Utama

    Proteksi utama adalah proteksi yang akan bekerja pertamakali dan membebaskan

    gangguan pada bagian yang diproteksi secepat mungkin. Keandalan yang dijaga

    100 % tidak hanya dari skema proteksi tetapi juga dari CT, PT dan CB. Selain itu

    sistem proteksi tidak dapat dijamin dengan hanya pemasangan proteksi utama

    saja, oleh karena itu diperlukan suatu proteksi cadangan.

    2. Proteksi Cadangan

    Proteksi Cadangan ini akan bekerja, jika proteksi utama gagal bekerja. Pengaman

    cadangan dibagi menjadi dua :

    Laporan Kerja Praktek 14

  • Pengaman Cadangan Lokal (Local Back up)

    Pengaman Cadangan Jarak Jauh (Remote Back up)

    Pengaman cadangan lokal terletak ditempat yang sama dengan pengaman utamanya,

    sedangkan pengaman cadangan jarak jauh terletak di seksi sebelah hulunya. Dalam

    hal ini pasti terjadi overlapping antara daerah pengaman utama dengan daerah

    pengaman cadangan pada seksi yang sama atau dengan seksi sebelah hulunya.

    Untuk menghindari terpisahnya kedua seksi secara bersamaan, maka pengaman

    cadangan diberi waktu tunda (time delay).

    Laporan Kerja Praktek 15

  • BAB IV

    PENGUJIAN RELAY DIFERENSIAL BE1 87G

    IV.1. PENJELASAN RELAY DIFERENSIAL BE1 87G

    relai diferensial Be1-87G adalah alat berangkaian satu atau tiga fasa solid-state yang di

    desain dengan selektif kecepatan tinggi, perlindungan generator, motor dan reaksi shunt.

    Pemilihan relai diferensial berdasarkan kemampuan dari relai tersebut untuk membedakan

    antara gangguan didalam (yang dimana berada dalam area perlindungan) dan gangguan

    di luar . Dalam keadaan beroperasi normal arus yang masuk kedalam area yang

    terlindungi sama dengan arus yang keluar area yang terlindungi tersebut. Dengan arus net

    operasi jaringan sama dengan nol. Kesalahan didalam membuat tidak stabil yang

    mengakibatkan perbedaan arus yang masuk dengan arus yang keluar. Kesalahan di luar

    mempunyai rata - rata pengaruh yang kecil terhadap kestabilan karena arus yang masuk

    ke dalam area yang terlindungi masih sama dengan arus yang keluar. Oleh karena itu

    dengan membandingkan dari kedua sisi area yang terlindungi dan mendeteksi kapan arus

    tidak sama, sebuah relai diferensial mengisolasi element atau area dari sistem dengan

    tidak melewati ketidak efektifan.

    Relai diferensial Be1-87G bertipe trip lockout relai (86) yangmana bertujuan untuk

    menge-tripkan breaker generator bersamaan dengan pemutus medan dan/atau breaker

    netral.

    Instantaneous Relai, Relai ini bekerja seketika (tanpa waktu tunda) begitu arus yang

    mengalir melebihi nilai setting arusnya, relai akan bekerja dalam waktu beberapa milli

    detik.

    Laporan Kerja Praktek 16

  • IV.2. APLIKASI

    Relai diferensial Be1-87G direkomendasikan untuk digunakan lebih spesifik dengan

    transformator arus (ct) dengan kelas ketepatan C20 atau lebih baik atau T20 atau yang

    lebih baik. Selain itu dapat digunakan untuk :

    Generator beberapa tegangan terminal dan rating 1000kVA atau dibawahnya

    Generator beberapa rating kVA dan sebuah tegangan terminal 5kV atau di bawahnya

    Generator tegangan terminal 2200 V atau lebih tinggi dan rating lebih dari 500 kVA

    Motor rata-rata 1500 tenaga kuda atau di bawahnya

    Sebagai proteksi utama pada reaksi shunt di jaringan transmisi

    Generator diferensial ground

    .

    Relay diferensial paling selektif dari kesalahan proteksi yang digunakan terhadap elemen

    satuan atau individu atau juga terhadap elemen area dari system daya AC. Perbedaan tipe

    dari relai diferensial dan system pengrelai-an dapat dikembangkan untuk mengambil

    keuntungan dari perinsip diferensial.

    Laporan Kerja Praktek 17

  • Sekema aplikasi tipikal satu fasa

    Sekema aplikasi tipikal tiga fasa

    Laporan Kerja Praktek 18

  • IV.2.1 Karakteristik pengendalian variable

    Pada level arus tinggi, perbedaan yang tidak bias dihindarkan dalam karakteristik saturasi

    antara trafo arus menunjuknan bahwa dibutuhkan kompensasi pada sensitifitas relai,

    disain dari BE1-87G menyediakan pengendalian factor yang porposional terhadap arus

    masuk pada saat pengendalian arus, lebih baik dari nominal (lima ampere untuk masukan

    tipe satu dan satu ampere untuk masukan tipe dua) BE1-87G membandingkan arus pada

    masukan dan keluaran pada area yang di proteksi. Semakin sedikit arus yang didapat

    maka arus semangkin dapat dikendalikan. Ini membuat Be1-87G lebih sensitive terhadap

    arus lemah pada gangguan didalam, dan membuat tidak sensitive terhadap gangguan di

    luar dengan level arus yang lewat lebih besar.

    Mengendalikan arus pada nominal (lima ampere untuk masukan tipe satu dan satu ampere

    untuk masukan tipe dua) atau kurang, relai akan trip bila perbedaan arus melewati dari

    setingan relai, tetapi pada saat mengendalikan arus lebih bagus dari nominal, semua

    sensitivitas adalah kombinasi dari setingan panel depan dan factor pengendalian.

    IV.2.2 Highlights desain

    Beberapa dari keuntungan solid-state relai diferensial BE1 87G variable adalah sebagai

    berikut:

    tujuh level sensitivitas pada setiap dari dua range masukan. Tujuh level ini

    memungkinkan CT untuk mencocokan dan menyediakan fleksibilitas dengan adaptasi

    kebutuhan untuk banyak kegunaan seperti proteksi kabel pemisah generator.

    Reaksi penstabilan mengecilkan ketidaksamaan performa dari CT, reaksi dapat di

    letakan pada belakan relai atau terpisah dari be1-87g untuk fleksibilitas dari system

    pemasangan.

    Laporan Kerja Praktek 19

  • Pengendalian variable karakteristik, pengendalian variable mengijinkan untuk

    menaikan sensitivitas terhadap arus yang lemah, kesalahan dalam selama

    menyediakan kemanana terhadap level yang tinggi dari arus yang lewat, yang

    diakibatkan oleh gangguan luar.

    Satu atau tiga fasa BE1-87G beroperasi dalam 30 milidetik untuk level kesalahan 10

    kali dari setingan sensitivitas, pengoperasian kecepatan tinggi ini mengecilkan

    kemungkinan kerusakan terhadap alat yang diproteksi.

    IV.2.3 Model dan nomor style

    Karakteristik elektrikal dan cara kerja didalam relai yang sepesifik didefinisikan

    kombinasi huruf dan nomor yang tertulis dengan ketentuan nomor style. Nomor style

    bersamaan dengan nomor model menggambarkan pilihan penggunaan keistimewaan alat

    dan terdapat pada panel depan, tertulis diluar dan didalam casing rakitan. Nomor model

    BE1 87G didesain sebagai relai kelas 100. variabel diferensial relai.

    Contoh nomor style

    Gambar dibawah mengilustrasikan identifikasi nomor style dengan pilihan untuk relai

    BE1 87 G. Sebagai contoh jika nomor style menunjukan BE1-87G G1E A1J AOCOFPeralatan akan menunjukan :

    BE1 87G Nomor model

    G Sensing input tiga fasa

    1 Jangkauan pemilihan sensing pada 0,1 0,15 0,2 0,4 0,5 0,8 atau 1,6 A

    E Output relai normally open

    A1 Timing isntanious

    J Operasi power dari 125 Vdc atau 100/120 Vac

    A Target oprasi internal ( satu per fasa )

    0 No option 1 tersedia

    C Push to energize outputs (tombol tekan)

    Laporan Kerja Praktek 20

  • 0 Tidak ada tambahan kontak output

    F Semi flush mountimg

    Gambar dibawah menunjukan tabel identifikasi nomor style BE1-87G

    Tabel identifikasi nomor style

    Laporan Kerja Praktek 21

  • IV.3. SPESIFIKASI UMUM

    Relai BE1 87G tersedia dalam konfigurari satu fasa atau tiga fasa, dan dengan

    keunggulan dan kemampuan :

    IV.3.1 Sensing input arus

    ( 5 amper ) nilai nominal pasa 5 amper, dengan range 45 sampai 50 hertz. Maximum

    arus perinput : 10 amper secara continyu, 250 amper untuk satu detik.

    ( 1 amper ) nilai nominal pasa 1 amper, dengan range 45 sampai 50 hertz. Maximum

    arus perinput : 2 amper secara continyu, 50 amper untuk satu detik.

    IV.3.2 Sensing burden arus

    ( 5 amper ) burden kurang dari 0.05 ohm per iput

    ( 1 amper ) burden kurang dari 0.25 ohm per iput

    IV.3.3 Kontrol pickup

    Pada panel depan dimungkinkan untuk mengontrol difrensial minimum ( menjalankan )

    arus untuk dipilih. Sensitivitas ini konstan untuk mencegah arus yang kurang dari nilai

    arus nominalnya (5 atau 1 amper). Karakteristik operasi aktual ditunjukkan dalam grafik

    pembahasan selanjutnya.

    ( 5 amper ) minimum diferensial ( menjalankan ) arus = 0.1, 0.15, 0.2, 0.4, 0.5, 0.8,

    atau 1.6 amper. Karakteristik operasi ideal digunakan pendekatan

    matematik. Dimana :

    Ir arus restrain ( arus yang digunakan ) didefinisikan sebagai sellisih dari arus input

    (nominal)

    Iop arus operasi

    Laporan Kerja Praktek 22

  • Is arus seting ( dari panel depan )

    Untuk Ir 5 amper : Iop = Is

    Untuk Ir > 5 amper : Iop = Is + 0.5 ( Ir 5 )

    ( 1 amper ) minimum diferensial ( menjalankan ) arus = 0.02, 0.03, 0.04, 0.08, 0.10,

    0.16, atau 0.32 amper. Karakteristik operasi ideal digunakan pendekatan

    matematik. Dimana :

    Untuk Ir 1 amper : Iop = Is

    Untuk Ir > 1 amper : Iop = Is + 0.5 ( Ir 1 )

    IV.3.4 Akurasi pickup

    ( 5 amper ) untuk Ir 5 amper, 5% dari operasi pickup karakteristik atau 25

    miliamper atau yang lebih baik. Karakteristik operasi aktual ditunjukan

    dalam format grafik dibawah.

    Untuk Ir > 5 amper, sampai maximum 20 amper, 8% operasi pickup

    karakteristik atau 150 miliamper atau yangg lebih baik. Karakteristik

    operasi aktual untuk harga pickup antara 5 sampai 20 amper ditunjukan

    dalam grafik dibawah.

    Laporan Kerja Praktek 23

  • Gambar Sensing input Range 1 (5 amper), karakteristik operasi

    Laporan Kerja Praktek 24

  • Akurasi pickup

    ( 1 amper ) untuk Ir 1 amper, 5% dari operasi pickup karakteristik atau 25

    miliamper atau yang lebih baik. Karakteristik operasi aktual ditunjukan

    dalam format grafik dibawah.

    Untuk Ir > 1 amper, sampai maximum 4 amper, 8% operasi pickup

    karakteristik atau 150 miliamper atau yangg lebih baik. Karakteristik

    operasi aktual untuk harga pickup antara 1 sampai 4 amper ditunjukan

    dalam grafik dibawah.

    Laporan Kerja Praktek 25

  • Gambar Sensing input Range 2 (1 amper), karakteristik operasi

    Laporan Kerja Praktek 26

  • IV.3.5 Power Supply

    Power untuk rangkaian internal dikendalikan dari AC atau DC, sumber power external

    diindikasikan pada tabel dibawah ini :

    Tabel Power Supply

    Laporan Kerja Praktek 27

  • IV.4. TAMPILAN RELAI BE1 87 G

    Tabel dibawah ini menunjukan bagian bagian operasi kontrol dari relai BE1 87G

    BAGIAN INDIKATOR FUNGSI

    A

    B

    C

    D

    E

    Sensitivity Switch

    Indikasi power

    Target reset level

    Push to energize

    Target indikator

    Menentukan arus operasi. Terdapat 7

    posisi dari A sampai G. Posisi switch

    berhubungan dengan arus operasi yang

    dibutuhkan untuk trip ketika arus restrain

    nominal ( 5 amper untuk range 1, 1

    amper untuk range 2 ).

    LED mengidikasikan Power beroperasi.

    Untuk mereset indikator magnetis

    Tombol kontak seketika. Untuk mengecek

    apakah relai berfungsi.

    Indikator mgnet. Mengindikasikan relai

    telah bekerja yang dikarenakan trip

    gangguan.

    Laporan Kerja Praktek 28

  • Gambar Bagian depan dari relai BE1 87 G

    Gambar Bagian belakang dari relai BE1 87G

    Laporan Kerja Praktek 29

  • 1V.5. SETING DAN PENGUJIAN

    Setting

    Pengoprasian yang tepat dari relai akan ditentukan oleh peforma oprasional prosedur tes

    pada percobaan ini. Pada percobaan ini relai tidak untuk dipasang dengan segera.

    Persiapan percobaan

    sebelum merangkai atau mengoperasikan relai ikuti petunjuk berikut :

    1. arus minimum 2 amper untuk memastikan beroperasi.

    2. relai ini merupakan peralatan solid state. Jika tes dengan pengkabelan terpisah

    dibutuhkan, keluarkan relai dari casingnya.

    3. jika hubungan kontak ditiadakan ( dicabut ), relai tidak terhubung dengan sirkuit

    operasi dan tidak akan melengkapi sistim proteksi.

    4. yakinkan jika tempat atau casimg dari relai tersambung dengan kabel pentanahan

    atau earth grounding dengan mengunakan terminal pentanahan di bawah alat

    tersebut, di rekomendasikan untuk memisahkan pentanahan pada setiap relai.

    Laporan Kerja Praktek 30

  • Spesifikasi Relai pada percobaan

    Nomor Style

    Pada penjelasan diatas telah di jelaskan bahwa pada relai ini memiliki penomoran

    tersendiri yang menunjukan karakteristik dari relai tersebut. Penomorannya adalah :

    G1E A1J B0C0F

    Dimana :

    G Three phase current

    1 Switch selectabel 0.1, 0.15, 0.2, 0.4, 0.5, 0.8, or 1.6 amperes

    E One relay, NO

    A1 Instaneous

    J 125 Vdc or 100/120 Vac

    B Current operated target

    0 None

    C Push to energize

    0 None

    F semi flush mounting

    INPUT

    Tegangan : 100 sampai 120 Volt ac ( 115 volt ac, pada percobaan ini )

    Nilai arus nominal : 5 ampere

    Frequensi : 50 Hz

    Burden : < 0.05 ohm per fasa

    Beban lebih : 10 amper secara kontinyu

    250 amper dalam satu detik

    Laporan Kerja Praktek 31

  • NILAI SETING

    arus relai seting diset pada : 0.1, 0.15, 0.2, 0.4, 0.5, 0.8, dan 1.6 amper

    setting pada Doble F 2500 Test Instrument

    - Accuracy 0,5 %

    - Phase Angle 180

    - Frequency

    Range 25,00 to 600 Hz ( 50 Hz pada percobaan ini )

    Accuracy 0,01 %

    - Digital Timer

    Range 0 999,99 milliseconds/seconds/cycles

    MODE STOP (For Timing)

    SENSE (For Real Time Monitoring)

    START ( For Automatic Synchronizer Testing)

    Pengujian

    A. Peralatan tes

    - Relai diferensial BE1 87G

    - Power supplay 0 230 Volt ac

    - Doble F 2500 Test Instrument

    - Kabel - kabel

    B. Prosedur tes

    1. hubungkan kabel pada bagian belakang relai BE1-87G seperti gambar 1.

    2. masukan power voltage ke terminal 3 dan 4 seperti gambar 2.

    3. Buat rangkaian untuk fasa R dengan acuan seperti gambar 2.

    4. seting sensitivitas switch ke A.

    5. Masukan arus input 1(I1) ke terminal 7,6 dan arus input 2(I2) ke terminal 8,9.

    6. Perlahan naikan arus input (I1) sampai relai trip, kemudian catat hasil pada tabel.

    Laporan Kerja Praktek 32

  • 7. Kemudian nyalakan timer pada besaran arus trip tersebut, untuk mengetahui

    berapa lama relai bekerja sampai trip.

    8. ulangi percobaan 4, 5, dan 6 untuk sensitivitas switch B sampai G.

    9. lakukan langkah-langkah yang sama untuk fasa S dan T.

    Laporan Kerja Praktek 33

  • Gambar 1 rangkaian kabel

    Laporan Kerja Praktek 34

  • Gambar 2 rangkaian percobaan

    Laporan Kerja Praktek 35

  • Tabel Percobaan Fasa R

    Fasa Input I1 dan

    I2 (amper)

    Arus setting

    (amper)

    Arus trip

    pada I1

    (amper)

    Arus operasi

    I (trip) - I (input)

    Waktu

    (detik)

    Laporan Kerja Praktek 36

  • R

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    0.1

    1.09

    2.1

    3.08

    4.11

    5.12

    6.41

    7.9

    0.09

    0.1

    0.08

    0.11

    0.12

    0.41

    0.9

    0.0857

    0.0802

    0.0951

    0.0662

    0.0656

    0.0107

    0.00351

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    0.15

    1.16

    2.13

    3.14

    4.15

    5.15

    6.5

    7.99

    0.16

    0.13

    0.14

    0.15

    0.15

    0.5

    0.99

    0.0620

    0.0711

    0.0614

    0.0689

    0.0688

    0.0094

    0.00321

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    0.2

    1.2

    2.2

    3.18

    4.2

    5.2

    6.5

    8.04

    0.2

    0.2

    0.18

    0.2

    0.2

    0.5

    1.04

    0.0545

    0.0512

    0.0591

    0.0482

    0.0523

    0.0089

    0.00111

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    0.4

    1.38

    2.39

    3.38

    4.38

    5.4

    6.72

    8.2

    0.38

    0.39

    0.38

    0.38

    0.4

    0.72

    1.2

    0.0317

    0.0227

    0.0263

    0.0161

    0.0154

    0.0017

    0.00081

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    0.5

    1.49

    2.46

    3.5

    4.49

    5.51

    6.85

    8.31

    0.49

    0.46

    0.5

    0.49

    0.51

    0.85

    1.31

    0.0093

    0.0087

    0.0087

    0.0088

    0.0074

    0.0042

    0.0007

    Laporan Kerja Praktek 37

  • Tabel Percobaan Fasa S

    Fasa Input I1 dan

    I2 (amper)

    Arus setting

    (amper)

    Arus trip

    pada I1

    (amper)

    Arus operasi

    I (trip) - I (input)

    Waktu

    (detik)

    Laporan Kerja Praktek 38

  • S

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    0.1

    1.09

    2.1

    3.08

    4.11

    5.12

    6.44

    7.86

    0.11

    0.1

    0.11

    0.11

    0.12

    0.44

    0.86

    0.0845

    0.0813

    0.0953

    0.0666

    0.0654

    0.0117

    0.00411

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    0.15

    1.14

    2.14

    3.15

    4.15

    5.15

    6.42

    7.94

    0.14

    0.14

    0.15

    0.15

    0.15

    0.42

    0.94

    0.0624

    0.0712

    0.0619

    0.0686

    0.0689

    0.0097

    0.00381

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    0.2

    1.19

    2.2

    3.19

    4.2

    5.21

    6.52

    7.98

    0.19

    0.2

    0.19

    0.2

    0.21

    0.52

    0.98

    0.0555

    0.0512

    0.0581

    0.0492

    0.0532

    0.0090

    0.00121

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    0.4

    1.38

    2.39

    3.38

    4.4

    5.42

    6.75

    8.21

    0.38

    0.39

    0.39

    0.4

    0.42

    0.75

    1.21

    0.0314

    0.0233

    0.0272

    0.0160

    0.0161

    0.0017

    0.00081

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    0.5

    1.48

    2.51

    3.5

    4.5

    5.51

    6.86

    8.35

    0.48

    0.51

    0.5

    0.5

    0.51

    0.86

    1.35

    0.0088

    0.0081

    0.0081

    0.0087

    0.0076

    0.0046

    0.0007

    Laporan Kerja Praktek 39

  • Tabel Percobaan Fasa T

    Fasa Input I1 dan

    I2 (amper)

    Arus setting

    (amper)

    Arus trip

    pada I1

    (amper)

    Arus operasi

    I (trip) - I (input)

    Waktu

    (detik)

    Laporan Kerja Praktek 40

  • T

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    0.1

    1.09

    2.1

    3.09

    4.1

    5.12

    6.4

    7.88

    0.09

    0.1

    0.09

    0.1

    0.12

    0.4

    0.88

    0.0855

    0.0891

    0.0954

    0.0659

    0.0651

    0.0110

    0.00351

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    0.15

    1.14

    2.13

    3.13

    4.15

    5.15

    6.45

    4.95

    0.14

    0.13

    0.13

    0.15

    0.15

    0.45

    0.95

    0.0622

    0.0712

    0.0611

    0.0682

    0.0688

    0.0095

    0.00391

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    0.2

    1.2

    2.2

    3.18

    4.19

    5.22

    6.51

    8.01

    0.2

    0.2

    0.18

    0.19

    0.22

    0.51

    1.01

    0.0544

    0.0522

    0.0594

    0.0479

    0.0536

    0.0077

    0.00131

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    0.4

    1.4

    2.39

    3.39

    4.39

    5.44

    6.74

    8.22

    0.4

    0.39

    0.39

    0.39

    0.44

    0.74

    1.22

    0.0311

    0.0236

    0.0269

    0.0154

    0.0158

    0.0013

    0.00071

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    0.5

    1.49

    2.45

    3.5

    4.48

    5.51

    6.86

    8.35

    0.49

    0.45

    0.5

    0.48

    0.51

    0.86

    1.35

    0.0094

    0.0086

    0.0087

    0.0088

    0.0075

    0.0043

    0.0008

    Laporan Kerja Praktek 41

  • Grafik Hasil Pengujian Fasa R

    Laporan Kerja Praktek 42

  • Grafik Hasil Pengujian Fasa S

    Laporan Kerja Praktek 43

  • Laporan Kerja Praktek 44

  • Grafik Hasil Pengujian Fasa T

    BAB V

    PENUTUP

    V.1. KESIMPULAN

    Dari uraian yang telah dijelaskan pada Bab I sampai dengan Bab IV, dapat disimpulkan

    antara lain :

    Relai harus mampu mendeteksi adanya gangguan dalam sistem dan dapat

    memisahkan peralatan dari akibat gangguan dengan cara memerintahkan trip pada

    breaker atau PMT.

    Relai harus memenuhi beberapa syarat-syarat utama, antara lain :

    - Kepekaan (Sensitivity)

    - Keandalan (Reliability)

    - Selektifitas.

    - Kecepatan.

    Dari hasil percobaan relai differinsial BE1-87G dapat disimpulkan bahwa relai

    diferensial bekerja berdasarkan perbandingan arus yang berada didalam generator

    Laporan Kerja Praktek 45

  • dengan arus yang berada diluar generator (ke beban). apabila terjadi gangguan disalah

    satu sisi maka relai akan bekerja, karena arus pada kedua sisi tidak seimbang.

    Pada grafik di atas dapat dilihat bahwa untuk arus pembatas 1 sampai 4 amper maka

    arus operasinya sesuai dengan nilai arus setting ( steady ), namun untuk arus pembatas

    lebih dari 5 amper maka arus operasinya berubah menjadi linear.

    Relai diferensial BE1 87G bekerja secara instaniuos dengan waktu kerja beberapa

    milidetik, namun demikian jika arus pembatasnya (sensing) semakin besar maka arus

    operasinya akan semakin besarpula dengan demikian relai akan bekerja semakin cepat

    , hal ini memenuhi syarat utama dari sebuah relai yaitu kecepatan.

    DI SUSUN OLEH

    NANDANG SUNGKAWA 2004 11- 001

    GEMA ABDI NAGRINA 2004 11 -033

    2008

    Laporan Kerja Praktek 46

    PENDAHULUANI.1. LATAR BELAKANG

    Gambar 1.1 Relai Untuk Pengaman TransformatorI.4. BATASAN PENULISAN I.6. SISTEMATIKA PENULISANDATA UMUM PERUSAHAANII.1. SEJARAH UMUM PERUSAHAANII.3. FASILITAS PENGUJIAN DAN PELATIHANII.4. STRUKTUR ORGANISASI PERUSAHAAN

    LANDASAN TEORIIII.1. DEFINISI RELAI PENGAMANGambar 3.1 Blok Diagram RelaiIII.5 TIPE PROTEKSI

    IV.1. PENJELASAN RELAY DIFERENSIAL BE1 87G

    Sekema aplikasi tipikal satu fasaBAGIAN