11
Perencanaan Layout Pelabuhan CPO Di Lubuk Gaung 1 PERENCANAAN LAYOUT PELABUHAN CPO DI LUBUK GAUNG Jeffisa Delaosia Kosasih 1 dan Dr. Nita Yuanita, ST.MT 2 Program Studi Sarjana Teknik Kelautan Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung, Jalan Ganesha 10 Bandung 40123 1 [email protected] dan 2 [email protected] Kata Kunci: Pelabuhan, CPO, Perencanaan Layout Keywords: Port, CPO, Layout Plan 1. PENDAHULUAN Beberapa tahun terakhir ini terdengar isu global warming yang kian meningkat. Hal ini diduga akibat adanya peningkatan penduduk dunia sehingga kebutuhan akan bahan pangan dan energi meningkat. Peningkatan ini diperparah dengan pengalih fungsian lahan seperti hutan, sungai, laut, danau, dan berbagai kekayaan milik bumi lainnya. Hal ini akan berdampak ke seluruh dunia maka dalam pemeliharaan bumi diusulkan dalam mengganti beberapa bahan bakar dengan kekayaan alam dari nabati, salah satunya adalah minyak kelapa sawit. Minyak kelapa sawit adalah minyak nabati bergizi tinggi yang merupakan bahan pangan yang penting bagi milyaran orang di dunia. Minyak kelapa sawit di ekstrak dari buah kelapa sawit. Tanaman ini sangat produktif sehingga perkebunannya dapat menghasilkan keuntungan yang besar. Beberapa hutan dan perkebunan lama dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit untuk meningkatkan jumlah produksi minyak kelapa sawit (crude palm oil atau CPO). Salah satu daerah yang memiliki basis produksi utama dengan 70% dari budidaya di daerah tersebut adalah Sumatera. Untuk memenuhi permintaan yang cukup banyak, maka kapasitas yang dikirim tidak sedikit melainkan dikirim dengan jumlah yang besar supaya kualitas CPO tidak menurun sewaktu pengiriman. Moda transportasi laut yang digunakan adalah kapal. Kapal dapat mencakup barang dalam jumlah yang sedikit hingga jumlah yang besar sesuai dengan kebutuhan dan jenis barang tersebut. Sarana prasarana yang paling sesuai di Kota Dumai adalah pengembangan oil storage. Pengembangan ini dilakukan guna mengantisipasi kenaikan jumlah produksi dan Kota Dumai mempunyai nilai tambah sebagai potensi ekspor terbesar karena berada di daerah perairan tersibuk yaitu Selat Malaka. Secara garis besar, tahap yang dilakukan adalah membuat Master Plan. Master Plan merupakan tahap perencanaan layout pelabuhan dengan berbagai aspek mulai dari analisis kondisi lingkungan, perhitungan komponen pelabuhan dengan mengikuti standar yang digunakan, dan beberapa kriteria lain yang perlu diperhatikan. Setelah mendapatkan layout yang sesuai dengan aspek-aspek yang ada, maka tahap selanjutnya akan lebih memperhatikan hal-hal detail seperti pemilihan fender dan bollard dilihat dari gaya yang bekerja pada struktur, penggunaan tiang pancang, dan lain sebagainya. Namun, Tugas Akhir ini hanya akan membahas tentang perencanaan layout pelabuhan CPO yaitu Master Plan. Lokasi yang memenuhi kriteria perencanaan pelabuhan di Kota Dumai ini terdapat di Lubuk Gaung (Gambar 1 dan Gambar 2)

15508021-Jeffisa Delaosia K

Embed Size (px)

DESCRIPTION

mine

Citation preview

  • Perencanaan Layout Pelabuhan CPO Di Lubuk Gaung 1

    PERENCANAAN LAYOUT PELABUHAN CPO DI LUBUK GAUNG Jeffisa Delaosia Kosasih

    1 dan Dr. Nita Yuanita, ST.MT

    2

    Program Studi Sarjana Teknik Kelautan

    Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Teknologi Bandung,

    Jalan Ganesha 10 Bandung 40123 [email protected] dan

    [email protected]

    Kata Kunci: Pelabuhan, CPO, Perencanaan Layout

    Keywords: Port, CPO, Layout Plan

    1. PENDAHULUAN Beberapa tahun terakhir ini terdengar isu global warming yang kian meningkat. Hal ini diduga

    akibat adanya peningkatan penduduk dunia sehingga kebutuhan akan bahan pangan dan energi

    meningkat. Peningkatan ini diperparah dengan pengalih fungsian lahan seperti hutan, sungai,

    laut, danau, dan berbagai kekayaan milik bumi lainnya. Hal ini akan berdampak ke seluruh dunia

    maka dalam pemeliharaan bumi diusulkan dalam mengganti beberapa bahan bakar dengan

    kekayaan alam dari nabati, salah satunya adalah minyak kelapa sawit.

    Minyak kelapa sawit adalah minyak nabati bergizi tinggi yang merupakan bahan pangan yang

    penting bagi milyaran orang di dunia. Minyak kelapa sawit di ekstrak dari buah kelapa sawit.

    Tanaman ini sangat produktif sehingga perkebunannya dapat menghasilkan keuntungan yang

    besar. Beberapa hutan dan perkebunan lama dikonversi menjadi perkebunan kelapa sawit untuk

    meningkatkan jumlah produksi minyak kelapa sawit (crude palm oil atau CPO). Salah satu

    daerah yang memiliki basis produksi utama dengan 70% dari budidaya di daerah tersebut adalah

    Sumatera.

    Untuk memenuhi permintaan yang cukup banyak, maka kapasitas yang dikirim tidak sedikit

    melainkan dikirim dengan jumlah yang besar supaya kualitas CPO tidak menurun sewaktu

    pengiriman. Moda transportasi laut yang digunakan adalah kapal. Kapal dapat mencakup barang

    dalam jumlah yang sedikit hingga jumlah yang besar sesuai dengan kebutuhan dan jenis barang

    tersebut. Sarana prasarana yang paling sesuai di Kota Dumai adalah pengembangan oil storage.

    Pengembangan ini dilakukan guna mengantisipasi kenaikan jumlah produksi dan Kota Dumai

    mempunyai nilai tambah sebagai potensi ekspor terbesar karena berada di daerah perairan

    tersibuk yaitu Selat Malaka.

    Secara garis besar, tahap yang dilakukan adalah membuat Master Plan. Master Plan merupakan

    tahap perencanaan layout pelabuhan dengan berbagai aspek mulai dari analisis kondisi

    lingkungan, perhitungan komponen pelabuhan dengan mengikuti standar yang digunakan, dan

    beberapa kriteria lain yang perlu diperhatikan. Setelah mendapatkan layout yang sesuai dengan

    aspek-aspek yang ada, maka tahap selanjutnya akan lebih memperhatikan hal-hal detail seperti

    pemilihan fender dan bollard dilihat dari gaya yang bekerja pada struktur, penggunaan tiang

    pancang, dan lain sebagainya. Namun, Tugas Akhir ini hanya akan membahas tentang

    perencanaan layout pelabuhan CPO yaitu Master Plan. Lokasi yang memenuhi kriteria

    perencanaan pelabuhan di Kota Dumai ini terdapat di Lubuk Gaung (Gambar 1 dan Gambar 2)

    mailto:[email protected]:[email protected]
  • Perencanaan Layout Pelabuhan CPO Di Lubuk Gaung 2

    Gambar 1 Lokasi perencanaan pelabuhan (Sumber: Google Earth)

    Gambar 2 Zoom Out dari lokasi perencanaan pelabuhan (Lubuk Gaung) (Sumber: Google Earth)

    Lubuk

    Gaung

  • Perencanaan Layout Pelabuhan CPO Di Lubuk Gaung 3

    2. METODOLOGI

    Pelabuhan yang direncanakan mempunyai kapasitas total sebesar 160,000 ton dan kapal yang

    akan tambat dan melayani proses loading unloading CPO di pelabuhan Lubuk Gaung adalah

    kapal tangker dengan ukuran 5,000 DWT, 8,000 DWT, 10,000 DWT, dan 15,000 DWT. Dalam

    perencanaan pelabuhan CPO di Lubuk Gaung, terdapat empat faktor lingkungan yang berperan

    dalam kinerja pelabuhan, diantarnya adalah angin, gelombang, pasang surut, dan arus.

    2.1 Analisis Data Lingkungan Angin memiliki arah dominan dari arah South dan memiliki kecepatan terbesar pada arah

    North sebesar 15m/s. Gelombang diukur dari pengamatan angin yang terjadi di perairan

    sekitar Lubuk Gaung. Hasil analisis gelombang tiap bulan pada tahun 2000 sampai tahun

    2009 memiliki arah dominan seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1. Hasil analasis

    mengenai gelombang ekstrim untuk perkiraan tinggi gelombang saat keadaan ekstrim

    ditunjukkan pada Tabel 2.

    Tabel 1 Arah Angin Dominan Tiap Bulan (Tahun 2000 sampai Tahun 2009)

    Bulan Arah

    Dominan

    Januari North

    Februari North

    Maret North East

    April North East

    Mei South East

    Juni South East

    Juli South East

    Agustus South East

    September South East

    Oktober South East

    November North

    Desember North

    Tabel 2 Parameter Gelombang Ekstrim

    Arah Mata

    Angin

    Tinggi Gelombang

    Ekstrim (m)

    Periode

    Ekstrim (s)

    North 0.41 2.72

    North East 0.26 2.15

    East 0.41 2.72

    South East 1.53 6.99

    South 0.41 2.72

    South West 0.25 2.11

    West 0.2 1.92

    North West 0.27 2.18

  • Perencanaan Layout Pelabuhan CPO Di Lubuk Gaung 4

    Kriteria desain dengan periode ulang 50 tahun menghasilkan parameter gelombang dari

    arah dominan gelombang dari South East, seperti berikut:

    Tinggi gelombang : 1.53 meter

    Periode gelombang : 6.99 detik

    Arus laut yang terjadi di perairan sekitar Lubuk Gaung diukur pada saat spring (pasang)

    dan neap (perbani). Pada saat spring, kecepatan arus adalah 0.27m/s dari arah NW (North

    West atau Barat Laut). Pada saat neap, kecepatan arus 0.15m/s dari arah NW (North

    West atau Barat Laut).

    Pasang surut yang terjadi di perairan sekitar Lubuk Gaung berjenis pasang surut

    campuran dominan ganda (mixed dominant semi diurnal). Hal tersebut berarti dalam satu

    hari terjadi dua kali air pasang dan dua kali air surut, tetapi tinggi dan periodenya

    berbeda. Elevasi elevasi penting yang terdapat pada pasang surut dengan tunggang

    pasut sebesar 3.26 meter adalah sebagai berikut:

    Highest Water Spring (HWS) : (+) 1.67 m dari MSL

    Lowest Water Spring (LWS) : (-) 1.59 m dari MSL

    2.2 Analisis Fasilitas Laut

    Selain menganalisis data lingkunga, perlu diperhitungkan juga perhitungan komponen

    fasilitas laut maupun fasilitas darat. Untuk fasilitas laut, desain komponen struktur

    dermaga mengacu kepada British Standard 6349-2:2000. Menurut BS. 6349, dermaga

    jenis dolphin memiliki ketentuan tersendiri. Ketentuan ini diukur dari jarak antara

    breasting dolphin dan mooring dolphin yang diukur dengan ketentuan sebagai berikut :

    Jarak antara breasting dolphin : 0.4 LOA

    Jarak antara mooring dolphin terdekat : 0.8 LOA

    Jarak antara mooring dolphin terjauh : 1.35 LOA

    Penamaan komponen dermaga dolphin dapat dilihat pada Gambar 3. Pada BS. 6349,

    kondisi perletakkan mooring dolphin terluar secara umum menggunakan ketentuan sudut

    45 dan sudut spring line sebesar 10 terhadap sb.x. Ketentuan ini juga disesuaikan

    dengan jarak antara komponen hingga membentu bentang yang sesuai dengan ketentuan

    yang berlaku.

  • Perencanaan Layout Pelabuhan CPO Di Lubuk Gaung 5

    Gambar 3 Komponen Dermaga Dolphin

    (Sumber : BS. 6349)

    Jenis dermaga struktur dolphin menghasilkan ukuran dermaga untuk setiap kapal, sebagai

    berikut:

    5000 DWT 8000 DWT 10000 DWT 15000 DWT

    LOA (m) 102 m 115 m 127 m 144 m

    Jarak antara

    BD (m) 40.8 m 46 m 50.8 m 57.6 m

    Jarak antara

    MD terdekat

    (m)

    81.6 m 92 m 101.6 m 115.2 m

    Jarak antara

    MD terjauh

    (m)

    137.7 m 155.25 m 171.45 m 194.4 m

    Sama halnya dengan alur pelayaran. Penentuan alur pelayaran mengacu kepada British

    Standard 6349-2:2000. Karakteristik alur pelayaran ditentukan dengan perumusan seperti

    berikut:

    Kedalaman Alur Pelayaran menurut BS. 6349

    Dimana:

    H = kedalaman alur

    d = draft kapal

    Lebar Alur Pelayaran menurut BS. 6349

    Dimana:

    B = breadth (lebar kapal)

    Begitu juga dengan penentuan kolam pelabuhan yang menggunakan perumusan

    seperti berikut:

  • Perencanaan Layout Pelabuhan CPO Di Lubuk Gaung 6

    Sehingga didapatkan karakteristik fasilitas laut yang dibutuhkan menurut ukuran

    tiap kapal yang ditunjukkan pada Tabel 3 di bawah ini.

    Tabel 3 Karakteristik Fasilitas Laut

    Ukuran

    Kapal (DWT)

    LOA

    (m)

    BS.6349

    Lebar Alur

    (m)

    Kedalaman

    Alur (m)

    Diameter

    (m)

    Luas kolam

    putar (m2)

    5000 102 134.3 8.32 204 130740.52

    8000 115 150.4 9.49 230 166190.25

    10000 127 166.4 10.27 254 202682.99

    15000 144 188.8 11.57 288 260576.26

    2.3 Analisis Fasilitas Darat

    Fasilitas darat merupakan daerah pelabuhan yang menunjang kegiatan bongkar muat pada

    dermaga. Fasilitas darat untuk pelabuhan minyak berfungsi sebagai tempat penampung

    minyak yang masuk ke pelabuhan minyak dan juga berfungsi sebagai tempat untuk

    perkantoran pelabuhan. Fasilitas darat ini meliputi tank farm, bangunan penunjang

    lainnya.

    Tank farm merupakan wilayah tempat dimana tangki tangki timbun berada dengan luas

    fasilitas darat pelabuhan CPO sebesar 925,38 x 764,61 m. Kapasitas pelabuhan

    ditargetkan sebesar 160,000 DWT/tahun melalui dua siklus pengambilan pada 80,000

    DWT yang dipasok langsung sebesar 80,000 DWT setiap bulan ke-6. Untuk mengetahui

    seberapa besar volume yang dibutuhkan dengan kapasitas 80,000 DWT, maka diperlukan

    massa jenis CPO (913 kg/m3), sehingga didapatkan volume yang harus ditampung

    sebesar 824,743 m3. Dengan volume sebesar 824,743 m

    3, didapat satuan volume dalam

    gallon sebesar 217,874,050.978 dan dapat juga dilihat dalam barrel menjadi 6,916,636

    barrel. Dari referensi API, diambil jenis jenis tangki dengan ukuran:

    Tangki I dengan ukuran: Diameter tangki I Dt : 66 ft = 20.117 m Tinggi tangki I ht : 40 ft = 12.192 m Volume tangki I Vt : 3,875.17 m3 Kapasitas tangki mt : 1,000,000 gallons Jumlah tangki x : 17

    Tangki I dengan ukuran: Diameter tangki I Dt : 27 ft = 8.23 m Tinggi tangki I ht : 24 ft = 7.315 m Volume tangki I Vt : 389.14 m3 Kapasitas tangki mt : 100,000 gallons Jumlah tangki x : 5

  • Perencanaan Layout Pelabuhan CPO Di Lubuk Gaung 7

    Bangunan penunjang merupakan bangunan yang berfungsi sebagai pendukung kinerja

    pelabuhan di darat. Ukuran gedung gedung di atas diambil dari beberapa pelabuhan

    yang sudah ada dan dijadikan referensi, sebagai berikut:

    Gedung perkantoran : 20 x 25 m

    Gedung mess petugas pelabuhan : 20 x 25 m

    Ruang pompa : 20 x 10 m

    Ruang Maintenance : 30 x 20 m

    Gedung kesehatan : 20 x 20 m

    Lapangan meeting point : 50 x 50 m

    Ruang terbuka hijau : 30% dari bangunan fasilitas darat

    Kantin : 20 x 15 m

    Gudang : 20 x 20 m

    Lahan parkir : disesuaikan dengan kondisi lapangan

    Layout fasilitas darat dapat dilihat pada Gambar 4.

    Gambar 4 Zoom Out dari lokasi perencanaan pelabuhan (Lubuk Gaung)

  • Perencanaan Layout Pelabuhan CPO Di Lubuk Gaung 8

    3. HASIL DAN PEMBAHASAN

    Dari hasil analisis di atas, terdapat enam alternatif layout fasilitas laut yang bisa masuk ke dalam

    kriteria desain, dapat dilihat pada Gambar 4 di bawah ini.

    Gambar 5 Keenam alternatif layout pelabuhan CPO

    Pemilihan layout yang akan digunakan berdasar atas peniliain dari berbagai aspek perbandingan.

    Perbandingan yang ditinjau dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

    Alternatif Layout I

    Alternatif Layout II

    Alternatif Layout III

    Alternatif Layout IV

    Alternatif Layout V

    Alternatif Layout VI

  • Perencanaan Layout Pelabuhan CPO Di Lubuk Gaung 9

    Tabel 4 Penentuan Layout Pelabuhan CPO Melalui Ranking

    No Faktor

    Penentu

    Alternatif Layout

    1 2 3 4 5 6

    Keterangan Rank Keterangan Rank Keterangan Rank Keterangan Rank Keterangan Rank Keterangan Rank

    1

    Jumlah

    Panjang

    Trestle

    169.54 m 1 341.11 m 5 337.2 m 4 334.09 m 3 332.02 m 2 425 m 6

    2

    Total

    panjang

    pipa dari

    kapal ke

    oil

    storage

    0.57 km 1 1.2 km 5 0.98 km 4 0.89 km 3 0.78 km 2 1.84 km 6

    3

    Jumlah

    Tiang

    Pancang

    57 tiang 1 114 tiang 5 113 tiang 4 112 tiang 3 110 tiang 2 142 tiang 6

    4

    Waktu

    maksimu

    m yang

    diperluk

    an untuk

    mengoso

    ngkan

    tangki di

    pelabuha

    n

    41 jam. 5 15 jam 2 18 jam 3 21 jam 4

    14 jam +

    waktu bolak

    balik kapal

    selama 13

    hari + waktu

    pengosongan

    kapal

    10,000DWT

    selama 4 jam

    6 15 jam 2

    Jumlah 8 17 15 13 12 20

    Penentuan Layout Akhir Pelabuhan CPO

    Dari hasil penilaian pada Tabel 4, dapat dilihat bahwa alternatif layout yang memiliki

    nilai ranking terkecil adalah alternatif layout pertama. Namun jika dilihat dari waktu maksimum

    yang diperlukan untuk mengosongkan tangki pada alternatidf layout pertama membutuhkan

    waktu sebesar 41 jam. Sedangkan untuk menjaga kualitas CPO, waktu maksimum penyimpanan

    selama 1 hari 24 jam. Sehingga kembali ke tujuan awal untuk mendapat layout yang efisien dan

    efektif maka alternatif layout pertama tidak termasuk ke dalam kriteria desain pelabuhan CPO di

    Lubuk Gaung.

    Pemilihan kedua jatuh kepada alternatif layout kelima. Alternatif layout ini sama

    kasusnya seperti alternatif layout pertama. Hal tersebut dikarenakan kapasitas kapal tidak dapat

    mengangkut kapasitas CPO yang ada di pelabuhan dalam satu waktu sekaligus. Sehingga hal

    tersebut juga diperjelas dengan waktu yang diperlukan dalam pengadaan kapal ukuran 10,000

    DWT yang melakukan perjalanan ke tempat tujuan untuk menyalurkan CPO. Waktu yang

    dibutuhkan kapal untuk kembali ke pelabuhan CPO di Lubuk Gaung menghabiskan waktu dua

    minggu sehingga dapat menyebabkan kualitas CPO berkurang. Selain itu, layout ini tidak

    memenuhi tujuan dari perencanaan layout pelabuhan CPO di Lubuk Gaung. Maka diambil

    kesimpulan bahwa alternatif layout kelima tidak cukup efisien dalam penggunaannya.

    Beralih ke pemilihan ketiga yang jatuh kepada alternatif layout keempat. Lain halnya

    dengan alternatif layout pertama, alternatif layout keempat ini sangat ekonomis jika dilihat dari

    kebutuhan total panjang trestle, pipa, dan jumlah tiang pancangnya. Namun hal ini masih kurang

    efektif jika dilihat dari segi waktu, waktu pengosongan tangki membutuhkan 21 jam sedangkan

    perbedaan dimensi antara alternatif layout keempat dengan ketiga tidak jauh berbeda. Dan jika

    dilihat dari waktu pengosongan tangki pada alternatif layout ketiga hanya membutuhkan 18 jam.

  • Perencanaan Layout Pelabuhan CPO Di Lubuk Gaung 10

    4. KESIMPULAN

    Fasilitas laut yang terpilih merupakan alternatif layout ketiga dengan karakteristik dua dermaga dengan menggunakan jarak mooring

    dolphin luar dari kapal ukuran 15,000 DWT dan 8,000 DWT. Pemilihan tersebut dilihat dari segi ekonomis dan segi efisiensi waktu

    maupun efektivitas kinerja dari pelabuhan tersebut, sehingga layout pelabuhan CPO akan tampak seperti Gambar 6, berikut:

    Gambar 6 Keenam alternatif layout

  • Perencanaan Layout Pelabuhan CPO Di Lubuk Gaung 11

    5. SARAN

    Dibutuhkan data yang lebih spesifik sehingga memudahkan dalam menentukan kriteria desain.

    Selanjutnya dapat direncanakan perencanaan mengenai struktur dermaga Pelabuhan CPO di Lubuk Gaung

    Masih diperlukan analisis biaya mengenai kinerja pelabuhan CPO di Lubuk Gaung dalam memperjelas perbandingan ranking sebagai penentu hasil akhir untuk layout pelabuhan

    CPO di Lubuk Gaung.

    6. DAFTAR PUSTAKA

    Direction of the Civil Engineering and Buildng Structures Sector Committee. (2000). British

    Standard 6349-2: 2000. London : 389 Chiswick High Road.