Upload
phungxuyen
View
212
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
17
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teoritik
1. Kualitas Layanan
a. Pengertian Kualitas Layanan
Menurut Stanton, layanan adalah kegiatan yang dapat didefinisikan secara
tersendiri yang pada hakekatnya bersifat tak teraba (intangible), yang merupakan
pemenuhan kebutuhan, dan tidak harus terikat penjualan produk atau jasa lain.16
Sedangkan menurut Kotler, definisi pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan
yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak
berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun.17 Produksinya dapat
dikaitkan atau tidak dikaitkan pada satu produk fisik.
Pada umumnya pelayanan yang bertaraf tinggi akan menghasilkan kepuasan
yang tinggi serta pembelian ulang yang lebih sering. Menurut Lovelock dalam
Tjiptono, mengemukakan bahwa kualitas layanan merupakan tingkatan kondisi baik
buruknya sajian yang diberikan oleh perusahaan jasa dalam rangka memuaskan
konsumen dengan cara memberikan atau menyampaikan jasa yang melebihi harapan
16 William J. Stanton, Prinsip Pemasaran, Jilid 2, Edisi 7 (Jakarta: Erlangga, 2000), 220. 17 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan dan Implementasi dan
Kontrol, Jilid I, (Jakarta: Erlangga , 2001) 83. 17
18
konsumen.18 Jadi penilaian konsumen terhadap kualitas pelayanan merupakan
refleksi persepsi evaluatif terhadap pelayanan yang diterimanya pada waktu
tertentu.
Kualitas layanan menurut Wyckof dalam Tjiptono adalah tingkat keunggulan
yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat keunggulan tersebut untuk
memenuhi keinginan pelanggan/konsumen.19 Deming dalam Tjiptono
mendefinisikan kualitas menurut konteks, persepsi customer dan kebutuhan serta
kemauan customer, yaitu :20
1) Kualitas bergantung pada apa yang dikehendaki dan dibutuhkan oleh customer.
2) Kualitas adalah penilaian subyektif customer. Penilaian ini ditentukan oleh
persepsi customer dalam melihat serta merasakan apa yang sudah didapat
terhadap produk atau jasa. Jadi yang penting adalah bagaimana produk atau jasa
dipersepsikan oleh customer dan kapan persepsi customer berubah.
3) Kualitas tidak dapat didefinisikan apabila tidak dikaitkan dengan suatu konteks
tertentu. Kualitas adalah suatu karakteristik atau atribut daripada sesuatu. Jadi
untuk mendefinisikan kualitas terlebih dahulu harus menentukan sesuatu.
18 Fandy Tjiptono, Manajemen Jasa, 58. 19 Ibid.,59. 20 Ibid.,7.
19
b. Dimensi Kualitas Layanan
Layanan memainkan peranan yang sangat penting karena merupakan aktivitas
pendukung dalam kegiatan pemasaran. Kualitas layanan merupakan perbedaan
antara kenyataan dengan harapan konsumen atas layanan yang mereka terima.
Dalam bisnis jasa kualitas layanan menjadi kunci keberhasilan perusahaan. Menurut
Freddy Rangkuti, terdapat 10 dimensi kualitas layanan antara lain:21
1) Reliability (keandalan), yaitu kemampuan untuk melakukan pelayanan sesuai
dengan yang dijanjikan dengan segera, akurat, dan memuaskan.
2) Responsiveness (ketanggapan), yaitu kemampuan untuk menolong customer
dan ketersediaan untuk melayani customer dengan baik.
3) Tangibles (bukti langsung), meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, dan sarana
komunikasi.
4) Competence (kemampuan), yaitu kemampuan untuk berkomunikasi dengan
baik kepada nasabah.
5) Access (mudah diperoleh), yaitu kemudahan untuk mendapatkan pelayanan
yang diinginkan.
6) Courtecy (keramahan), yaitu sopan santun penyedia jasa dalam menghadapi
customer.
7) Credibility (dapat dipercaya), yaitu layanan yang diberikan benar-benar dapat
dipercaya customer.
21 M. Nur Rianto Al Arif, Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung: Alfabeta, 2010),
221-222.
20
8) Security (keamanan), yaitu jaminan keamanan bagi customer.
9) Understanding (memahami customer), yaitu terjadinya saling pengertian antara
nasabah dan penyedia jasa.
10) Communication (komunikasi), yaitu kemampuan dan berkomunikasi secara
lancar, benar, dan meyakinkan.
Menurut Zeithaml, Berry, dan Parasuraman,22 untuk mengevaluasi kualitas
jasa pelanggan umumnya menggunakan 5 dimensi adalah sebagai berikut :
1) Tangibles
Tangibles merupakan bukti nyata dari kepedulian dan perhatian yang
diberikan oleh penyedia jasa kepada konsumen. Pentingnya dimensi tangibles ini
akan menumbuhkan image penyedia jasa terutama bagi konsumen baru dalam
mengevaluasi kualitas jasa. Jadi yang dimaksud dengan dimensi tangibles adalah
suatu lingkungan fisik dimana jasa disampaikan dan dimana perusahaan dan
konsumennya berinteraksi dan komponen-komponen tangibles akan memfasilitasi
komunikasi jasa tersebut. Komponen-komponen dari dimensi tangibles meliputi
penampilan fisik seperti gedung, ruangan front-office, tempat parkir, kebersihan,
kerapian, kenyamanan ruangan, dan penampilan karyawan.
2) Reliability
Reliability atau keandalan merupakan kemampuan perusahaan untuk
melaksanakan jasa sesuai dengan apa yang telah dijanjikan secara tepat waktu.
22 Fandy Tjiptono, Pemasaran Jasa, 273.
21
Keandalan adalah suatu ukuran hasil karena pelanggan (customer) menilainya
setelah mengalami jasa tersebut.23 Pentingnya dimensi ini adalah kepuasan
konsumen akan menurun bila jasa yang diberikan tidak sesuai dengan yang
dijanjikan. Jadi komponen atau unsur dimensi reliability ini merupakan kemampuan
perusahaan dalam menyampaikan jasa secara tepat dan pembebanan biaya secara
tepat.
3) Responsiveness
Responsiveness atau daya tanggap merupakan kemampuan perusahaan yang
dilakukan oleh karyawan untuk memberikan pelayanan dengan cepat dan tanggap.
Daya tanggap dapat menumbuhkan persepsi yang positif terhadap kualitas jasa yang
diberikan. Termasuk didalamnya jika terjadi kegagalan atau keterlambatan dalam
penyampaian jasa, pihak penyedia jasa berusaha memperbaiki atau meminimalkan
kerugian konsumen dengan segera.
Dimensi ini menekankan pada perhatian dan kecepatan karyawan yang
terlibat untuk menanggapi permintaan, pertanyaan, dan keluhan konsumen. Jadi
komponen atau unsur dari dimensi ini terdiri dari kesigapan karyawan dalam
melayani pelanggan, kecepatan karyawan dalam melayani pelanggan, dan
penanganan keluhan pelanggan.
23 Christopher H. Lovelock & Lauren K. Wright, Services Marketing Management, (Agus
Widyantoro, Manajemen Pemasaran Jasa), (Jakarta: Indeks, 2005), 99.
22
4) Assurance
Assurance atau jaminan merupakan pengetahuan dan perilaku employee untuk
membangun kepercayaan dan keyakinan pada diri konsumen dalam mengkonsumsi
jasa yang ditawarkan. Dimensi ini sangat penting karena melibatkan persepsi
konsumen terhadap resiko ketidakpastian yang tinggi terhadap kemampuan
penyedia jasa. Perusahaan membangun kepercayaan dan kesetiaan konsumen
melalui karyawan yang terlibat langsung menangani konsumen.
Jadi komponen dari dimensi ini terdiri dari kompetensi karyawan yang
meliputi ketrampilan, pengetahuan yang dimiliki karyawan untuk melakukan
pelayanan dan kredibilitas perusahaan yang meliputi hal-hal yang berhubungan
dengan kepercayaan konsumen kepada perusahaan seperti, reputasi perusahaan,
prestasi dan lain-lain.
5) Emphaty
Emphaty merupakan kemampuan perusahaan yang dilakukan langsung oleh
karyawan untuk memberikan perhatian kepada konsumen secara individu, termasuk
juga kepekaan akan kebutuhan konsumen. Jadi komponen dari dimensi ini
merupakan gabungan dari akses (access) yaitu kemudahan untuk memanfaatkan jasa
yang ditawarkan oleh perusahaan, komunikasi merupakan kemampuan melakukan
untuk menyampaikan informasi kepada konsumen atau memperoleh masukan dari
konsumen dan pemahaman merupakan usaha untuk mengetahui dan memahami
kebutuhan dan keinginan konsumen.
23
Dalam penelitian ini untuk mengukur kualitas layanan KJKS BMT-MMU
Cabang Sidogiri Pasuruan akan dipergunakan kelima dimensi kualitas pelayanan
dari Zeithaml, Berry, dan Parasuraman di atas karena dimensi yang dikembangkan
merupakan dimensi yang paling banyak dipakai untuk meneliti kualitas jasa.
2. Promosi
a. Pengertian Promosi
Promosi merupakan salah satu variabel di dalam marketing mix yang sangat
penting dilaksanakan oleh perusahaan dalam pemasaran produk atau jasa. Istilah
promosi dapat diartikan sebagai berikut:
1) Promosi adalah arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk
mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan
pertukaran dalam pemasaran.24
2) Promosi adalah semua jenis kegiatan pemasaran yang ditujukan untuk
mendorong permintaan.25
3) Sedangkan William D. Perreault dan E. Jerome McCarthy menyatakan bahwa:
“Promotion is communicating information between seller and potential buyer or others in the channel to influence attitudes and behavior.”26
24 William G. Nickels dalam Basu Swasta dan Irawan, Manajemen Pemasaran Modern,
(Yogyakarta: Liberty, 2000), 349. 25 Martin L. Bell dalam Basu Swasta dan Irawan. Manajemen Pemasaran Modern,
(Yogyakarta: Liberty, 2000), 349. 26 William D. Perreault dan E. Jerome McCarthy, Essentials of Marketing: A Global-
Managerial Approach, Tenth Edition, (New York: McGraw-Hill, 2006), 318.
24
Kedua definisi tersebut pada pokoknya sama meskipun titik beratnya berbeda.
Definisi pertama lebih menitik-beratkan pada penciptaan pertukaran, sedangkan
definisi kedua lebih menitik-beratkan pendorongan permintaan. Pada hakikatnya
promosi merupakan suatu bentuk komunikasi pemasaran. Yang dimaksud dengan
komunikasi pemasaran adalah aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan
informasi, mempengaruhi/membujuk, dan/atau mengingatkan pasar sasaran atas
perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk
yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.
b. Bauran Promosi
Secara umum bentuk-bentuk promosi memiliki fungsi yang sama, tetapi
bentuk-bentuk tersebut dapat dibedakan berdasarkan tugas-tugas khususnya.
Beberapa tugas khusus itu sering disebut bauran promosi (promotion mix,
promotion blend, communication mix) adalah :27
1) Personal selling
Personal selling melibatkan interaksi personal langsung antara seorang pembeli
potensial dengan seorang salesman.28 Penjualan personal dapat menjadi metode
promosi yang hebat untuk paling tidak dua alasan berikut29: Pertama,
komunikasi personal dengan salesman dapat meningkatkan keterlibatan
27 Imam Mulyana Dwi Suwandi, “Promosi dan Public Relations”……., 1. 28 J. Paul Peter & Jerry C. Olson, Customer Behavior, (Damos Sihombing, Perilaku Konsumen
dan Strategi Pemasaran), Edisi 4, Cetakan 1, ( Jakarta: Erlangga, 2000), 183. 29 Ibid.
25
konsumen dengan produk dan/atau proses pengambilan keputusan. Kedua,
situasi komunikasi saling-silang/interaktif memungkinkan salesman
mengadaptasi apa yang disajikannya agar sesuai dengan kebutuhan informasi
setiap pembeli potensial. Penjualan personal mempunyai peranan yang penting
dalam pemasaran jasa, karena memiliki kekuatan unik yaitu salesman dapat
mengumpulkan pengetahuan tantang konsumen dan mendapatkan umpan balik
dari konsumen.
2) Advertising
Iklan (advertising) adalah penyajian informasi nonpersonal tentang suatu
produk, merek, perusahaan, atau toko yang dilakukan dengan bayaran
tertentu.30 Pada iklan biasanya ditampakkan organisasi yang mensponsorinya.
Keuntungan dari periklanan adalah media yang bervariasi (surat kabar, majalah,
tv, radio, dan sebagainya), adanya kemampuan mengendalikan tiap pemunculan
iklan (control of exposure), daya tarik dari pesan periklanan dapat disesuaikan
bila tujuan komunikasi berubah. Kerugian periklanan adalah tidak terjadinya
interaksi secara langsung dengan pembeli dan mungkin saja tidak berhasil
menarik perhatian pemirsa.
30 Ibid.,181.
26
3) Promosi penjualan (sales promotion)
Promosi penjualan (sales promotion) adalah rangsangan langsung yang
ditujukan kepada konsumen untuk melakukan pembelian.31 Promosi penjualan
dilakukan untuk mendorong pelanggan dan permintaan konsumen.
4) Public relation (hubungan masyarakat)
Public relation merupakan salah satu komponen bauran promosi dari komponen
bauran pemasaran sehingga mempunyai tujuan memberikan kontribusi terhadap
efektifitas dan/atau efisiensi pemasaran melalui komunikasi dengan berbagai
pihak yang berkepentingan terhadap organisasi.32
5) Direct marketing
Direct marketing adalah sistem pemasaran yang bersifat interaktif, yang
memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk menimbulkan respon yang
terukur dan/ atau transaksi di sembarang lokasi.33 Direct marketing merupakan
bentuk pemasaran secara langsung kepada konsumen melalui media-media
tertentu, seperti telepon, e-mail, dan lain-lain.
Dalam penelitian ini, promosi menggunakan tiga indikator sesuai dengan
indikator dari penelitian yang dikembangkan oleh Rizwar (2010), antara lain:34
1) Periklanan (advertising),
31 Ibid.,182. 32 Imam Mulyana Dwi Suwandi, “Promosi dan Public Relations”……., 2. 33 Fandi Tjiptono, Strategi Pemasaran, (Yogyakarta: ANDI, 2008), 232. 34 M. Rizwar Ghazali, Analisis Pengaruh Lokasi, Promosi, dan Kualitas Layanan terhadap…,
87.
27
2) Promosi penjualan (sales promotion), dan
3) Pemasaran langsung (direct marketing).
c. Alat-Alat Promosi
Banyak alat yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan dari promosi
penjualan. Gambaran mengenai alat-alat promosi penjualan adalah sebagai berikut:
1) Contoh produk (sample) adalah tawaran produk sejumlah tertentu produk
untuk percobaan
2) Kupon (coupons) adalah sertifikat yang memberi pembeli penghematan
ketika mereka menggunakan produk yang telah ditentukan
3) Tawaran pengembalian uang/rabat (cash refund offers) adalah tawaran untuk
mengembalikan uang atas harga penjualan produk kepada konsumen yang
mengirimkan bukti pembelian kepada pabrikan.
4) Kemasan dengan harga potongan (price packs) adalah potongan harga yang
ditandai oleh produsen secara langsung pada label atau kemasan. Ada yang
berupa kemasan yang dijual dengan potongan harga atau berupa sebuah
kemasan gabungan.
5) Bingkisan (premiums) adalah barang yang ditawarkan gratis atau dengan
harga murah sebagai sebuah insentif bagi pembelian sebuah produk.
6) Barang iklan khusus (advertising specialties) adalah barang yang berguna
yang dicetaki nama pemasang iklan, diberikan sebagai hadiah kepada
konsumen.
28
7) Hadiah pelanggan (prize) adalah uang tunai atau hadiah lain atas penggunaan
regular produk atau jasa tertentu perusahaan.
8) Kontes, undian berhadiah dan permainan adalah kegiatan-kegiatan promosi
yang memberikan konsumen kesempatan untuk memenangkan sesuatu
seperti uang tunai, perjalanan, atau barang lain dengan mengandalkan nasib
baik atau usaha tambahan.
9) Imbalan kesetiaan (patronage award) adalah hadiah dalam bentuk uang tunai
atau dalam bentuk lain yang sebanding dengan besarnya kesetiaan pembeli
kepada penjual atau kelompok penjual tertentu.
10) Diskon adalah pengurangan langsung terhadap harga atas pembelian selama
satu periode tertentu.
11) Tunjangan adalah uang promosi yang dibayarkan oleh pabrikan kepada
pengecer sebagai imbalan atas kesediaan pengecer menampilkan produk
pabrikan dalam acara tertentu.
12) Barang gratis adalah memberi imbalan barang kepada para perantara, apabila
mereka membeli sejumlah tertentu.
13) Konvensi dan pameran dagang adalah suatu kegiatan yang dilakukan
perusahaan untuk memperkenalkan produknya dalam acara tertentu.
14) Kontes penjualan adalah kontes bagi tenaga penjualan atau dealer untuk
memotivasi peningkatan kinerja penjualan mereka selama satu periode
tertentu.
29
d. Tujuan Promosi
Tujuan utama dari promosi adalah menginformasikan, mempengaruhi dan
membujuk, serta mengingatkan pelanggan sasaran tentang perusahaan dan bauran
pemasarannya. Secara rinci ketiga tujuan promosi tersebut dapat dijabarkan sebagai
berikut:35
1) Menginformasikan (informing), dapat berupa:
a) Menginformasikan pasar mengenai keberadaan produk baru,
b) Memperkenalkan cara pemakaian yang baru dari suatu produk,
c) Menyampaikan perubahan harga kepada pasar,
d) Menjelaskan cara kerja suatu produk,
e) Menginformasikan jasa-jasa yang disediakan oleh perusahaan,
f) Meluruskan kesan yang keliru,
g) Mengurangi ketakutan atau kekhawatiran pembeli,
h) Membangun citra perusahaan.
2) Membujuk pelanggan sasaran (persuading) untuk:
a) Membentuk pilihan merek,
b) Mengalihkan pilihan ke merek tertentu,
c) Mengubah persepsi pelanggan terhadap atribut produk,
d) Mendorong pembeli untuk belanja saat itu juga,
e) Mendorong pembeli untuk menerima kunjungan wiraniaga (salesman).
35 Fandi Tjiptono, Strategi Pemasaran, 221-222.
30
3) Mengingatkan (reminding), terdiri atas:
a) Mengingatkan pembeli bahwa produk yang bersangkutan dibutuhkan dalam
waktu dekat,
b) Mengingatkan pembeli akan tempat-tempat yang menjual produk
perusahaan,
c) Membuat pembeli tetap ingat walaupun tidak ada kampanye iklan,
d) Menjaga agar ingatan pertama pembeli jatuh pada produk perusahaan
3. Preferensi Konsumen
a. Pengertian Preferensi Konsumen
Preferensi berasal dari bahasa Inggris, prefer yang berarti lebih suka atau
melebihkan, sedangkan preference bisa diartikan pilihan.36 Cahyono mendefinisikan
preferensi konsumen adalah suatu sikap konsumen dalam memilih-milih sebab
produk yang akan dikonsumsi berdasarkan tingkat keputusan relatif, sesuai dengan
kehendak merek atau stimuli.37
Preferensi konsumen menurut Simamora adalah konsep abstrak yang
menggambarkan peta peningkatan kepuasan yang diperoleh dari kombinasi barang
36 Johm M Echols dan Teasanm Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama, 1992), 443. 37 Cahyono dalam Alfu Baiduri Amro, “Pengaruh Loyalitas Attachment Terhadap Loyalitas
Pelanggan Kartu XL” (Skripsi Sarjana, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Negeri (UIN), Malang, 2009), 42.
31
dan jasa sebagai cerminan dari selera pribadinya.38 Dengan kata lain preferensi
konsumen merupakan gambaran tentang kombinasi barang dan jasa yang lebih
disukai konsumen apabila ia memiliki kesempatan untuk memperolehnya.
Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa preferensi
konsumen merupakan kecenderungan untuk memilih kombinasi produk yang lebih
disukainya sesuai dengan keinginan, kepentingan, dan seleranya. Dalam hal ini,
seorang konsumen diasumsikan mampu membedakan setiap produk yang
dihadapinya, serta mampu membuat daftar urutan preferensinya (rank preference)
atas seluruh produk tersebut. Teori preferensi ini digunakan untuk menganalisis
tingkat kepuasan dari konsumen. Misalnya, seseorang ingin mengkonsumsi produk
dengan sumber daya terbatas maka ia harus memilih alternatif sehingga nilai guna
atau utilitas yang diperoleh menjadi optimal.
Pengukuran preferensi konsumen bermanfaat bagi pimpinan bisnis, yaitu
mengetahui dengan baik bagaimana jalannya atau bekerjanya proses bisnis,
mengetahui dimana harus melakukan perubahan dalam upaya melakukan perbaikan
secara terus menerus, terutama untuk hal-hal yang dianggap penting oleh para
pelanggannya, dan menentukan apakah perubahan yang dilakukan mengarah ke
perbaikan (improvement).
38 Bilson Simamora, Panduan Riset Perilaku Konsumen, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
2004), 35.
32
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Preferensi Konsumen
Preferensi konsumen terbentuk dalam suatu proses keputusan konsumen yang
dipengaruhi oleh berbagai variabel atau faktor-faktor di antaranya:
1) Faktor Kebudayaan
Adapun beberapa faktor budaya yang mempengaruhi proses pengambilan
keputusan pembelian antara lain:
a) Kultur (budaya), adalah penyebab keinginan dan perilaku seseorang yang
paling dasar.39 Budaya dalam hal ini menunjukkan adanya sekelompok
masyarakat yang memiliki karakteristik-karakteristik tertentu yang
membatasi mereka untuk bertindak.
b) Sub-Kultur (sub-budaya), setiap budaya terdiri dari sub budaya yang
memberikan identifikasi yang lebih kecil. Sub budaya mencakup
kebangsaan, agama, kelompok ras, dan daerah geografis.40
c) Kelas Sosial, adalah pembagian masyarakat yang relatif homogen dan
permanen yang tersusun secara hierarkis dan anggotanya menganut nilai-
nilai, minat dan perilaku yang sama.41
39 Philip Kotler & Gary Amstrong, Principles of Marketing, (Bob Sabran, Prinsip-Prinsip
Pemasaran), Edisi 12, (Jakarta: Erlangga, 2008), 159. 40 Nugraha J. Setiadi, Perilaku Konsumen, Edisi Revisi, (Jakarta: Kencana, 2010), 278. 41 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran….., 183.
33
2) Faktor Sosial
Selain dipengaruhi oleh faktor budaya, perilaku konsumen juga dipengaruhi
oleh faktor sosial, yang meliputi :
a) Kelompok acuan (referensi), melibatkan satu atau lebih orang yang dijadikan
sebagai dasar pembanding atau titik referensi dalam membentuk tanggapan
afeksi dan kognisi serta menyatakan perilaku seseorang.42
b) Keluarga. Anggota keluarga merupakan kelompok acuan primer yang paling
berpengaruh.
c) Peranan dan status, dimana peran adalah kegiatan yang diharapkan
dilakukan oleh seseorang dan masing-masing peran tersebut menghasilkan
status.
3) Faktor Kepribadian. Kepribadian adalah pola sifat individu yang dapat
menentukan tanggapan untuk bertingkah laku.43 Faktor kepribadian terdiri dari
usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan dan lingkungan ekonomi, gaya hidup dan
kepribadian dan konsep diri.
4) Faktor Kejiwaan, yang terdiri dari motivasi, persepsi, pembelajaran, keyakinan
dan sikap.
42 Ibid., 190. 43 Basu Swastha, Menejemen Penjualan, (Yogyakarta: Ananda, 1981), 29.
34
Faktor-faktor yang menentukan adanya motif membeli produk menurut Kotler
antara lain:44
1) Harga
Bagi hasil termasuk ke dalam faktor yang menjadi motif konsumen untuk
membeli produk KJKS. Pengertian harga berbeda dengan produk lainnya. Semakin
besar bagi hasil yang ditawarkan merupakan murahnya harga suatu produk sehingga
akan membuat tertarik para calon anggota.
2) Service yang ditawarkan
Layanan merupakan service yang di tawarkan oleh KJKS kepada anggotanya.
Layanan yang baik akan dijadikan motif para anggota untuk membeli produk KJKS.
3) Lokasi strategis
Lokasi yang strategis dapat dijadikan motif anggota dalam membeli produk
KJKS. Strategis dalam hal ini diartikan bahwa letak atau lokasinya dapat dengan
mudah dijangkau oleh nasabah dan terletak dipusat kegiatan perekonomian.
4) Kemampuan tenaga penjual
Kepercayaan merupakan termasuk kemampuan tenaga penjual dimana faktor
ini juga merupakan motif bagi para anggota/konsumen dalam membeli suatu
produk.
44 Philip Kotler, Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan dan Implementasi dan
Kontrol, Jilid I, 206.
35
5) Periklanan
Promosi secara besar-besaran akan menjadikan motif bagi anggota untuk
membeli produk KJKS.
c. Dimensi Preferensi Konsumen
Teori preferensi erat hubungannya dengan penetapan pilihan. Dalam
penelitian ini, preferensi konsumen dapat diukur dengan sebuah dimensi yaitu
tingkat keyakinan konsumen tentang apa yang akan diterimanya. Keyakinan (belief)
merupakan pemikiran deskriptif yang dianut seseorang tentang suatu hal. Dalam
konsep perilaku konsumen, keyakinan akan membentuk citra produk dan merek, dan
konsumen akan bertindak berdasarkan citra tersebut.45
4. Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS)
a. Pengertian KJKS
Koperasi sebagai sebuah istilah yang telah diserap ke dalam bahasa Indonesia
berasal dari kata ‘cooperation’ (Inggris). Kata koperasi mempunyai padanan makna
dengan kata syirkah dalam bahasa Arab. Syirkah ini merupakan wadah kemitraan,
kerja sama, kekeluargaan, kebersamaan usaha yang sehat, baik dan halal yang
sangat terpuji dalam Islam.46
45 Nugraha J. Setiadi, Perilaku Konsumen, 378. 46 Muhammad, Lembaga Ekonomi Syariah, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, (Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2007), 93.
36
Menurut istilah, koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang
seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan
prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas
kekeluargaan. Sedangkan Koperasi Jasa Keuangan Syariah adalah koperasi yang
kegiatan usahanya bergerak di bidang pembiayaan, investasi, dan simpanan sesuai
pola bagi hasil (syariah).47
b. Tujuan Pendirian KJKS
Tujuan pendirian/pengembangan Koperasi Jasa Keuangan Syariah antara
lain:48
1) Meningkatkan program pemberdayaan ekonomi, khususnya di kalangan Usaha
mikro, kecil menengah dan Koperasi melalui sistem syariah,
2) Mendorong kehidupan ekonomi syariah dalam kegiatan usaha mikro, kecil dan
menengah khususnya dan ekonomi Indonesia pada umumnya,
3) Meningkatkan semangat dan peran serta anggota masyarakat dalam kegiatan
Koperasi Jasa Keuangan Syariah.
c. Keanggotaan KJKS
Adapun ketentuan keanggotaan Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS)
antara lain:49
47 Standar Operasional Prosedur Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan Syariah. http://www.smecda.com/Files/Dep_Pembiayaan/8_SOP_KJKS.pdf (Diakses pada 11 November 2012), 1.
48 Ibid.
37
1) Anggota KJKS dan UJKS Koperasi adalah pemilik sekaligus pengguna jasa
sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian
dan Peraturan Pemerintah Nomor 09 Tahun 1995 tentang Kegiatan Pelaksanaan
Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi serta Keputusan Menteri Koperasi dan
Usaha Kecil dan Menengah Nomor 91/Kep/M.KUKM/IX/2004 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah, sebagai berikut :
a) Peran anggota sebagai pemilik meliputi:
i. Berperan aktif dalam memberikan masukan kepada pengurus dalam
menetapkan kebijakan koperasi baik dalam forum rapat anggota
maupun kesempatan lainnya.
ii. Memberikan kontribusi berupa modal dalam bentuk simpanan pokok
dan simpanan wajib dan atau simpanan lainnya yang ditetapkan
dalam rapat anggota.
iii. Dipilih menjadi pengurus dan atau memilih pengurus dan pengawas.
iv. Berperan aktif dalam melakukan pengawasan terhadap jalannya usaha
koperasi.
v. Berperan aktif dalam mengikuti rapat anggota.
vi. Menanggung risiko jika terjadi kerugian.
b) Peran anggota pengguna jasa meliputi pemanfaatan jasa pelayanan
koperasi.
49 Ibid.
38
2) Program pendidikan anggota dan calon anggota. Untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia anggota, KJKS dan UJKS Koperasi harus mempunyai
program pendidikan anggota dan calon anggota dalam rangka meningkatkan
pemahaman akan hak dan kewajiban anggotanya melalui:
a) Program pendidikan kepada calon anggota yang merupakan salah satu
prasyarat bagi seseorang yang akan menjadi anggota koperasi (untuk
KJKS) dan/atau pendidikan kepada anggota yang akan memanfaatkan
pelayanan jasa keuangan syariah (untuk UJKS), dengan tujuan untuk
meningkatkan pemahaman anggota dan calon anggota mengenai konsep
simpanan dan pembiayaan pada KJKS dan UJKS Koperasi, manfaat
berkoperasi dan hak serta kewajibannya sebagai anggota koperasi yang
memanfaatkan pelayanan jasa keuangan syariah. Pendidikan kepada calon
anggota KJKS dan atau anggota koperasi yang akan memanfaatkan
pelayanan UJKS dapat dilakukan di awal pada saat seseorang
mendaftarkan diri menjadi anggota atau calon anggota KJKS.
b) Pendampingan kepada anggota yang memanfaatkan pelayanan jasa
keuangan syariah bagi kepentingan yang bersifat produktif, agar usaha
produktifnya berjalan sesuai dengan rencana usaha yang telah disusun.
39
5. Mud}a>rabah
a. Pengertian Mud}a>rabah
Adapun beberapa pengertian tentang mud}a>rabah antara lain :
1) Menurut Dumairi Nor, dkk, mud}a>rabah adalah akad kerjasama antara
pemilik modal (ma>lik, s}ah}ibul ma>l) dengan pengelola (amil, mud}a>rib) dalam
suatu perdagangan atau usaha, di mana pemilik modal menyediakan seluruh
(100%) modal, keuntungan dan kerugian dari usaha tersebut dibagi bersama
sesuai kesepakatan dalam kontrak, kecuali sebab kelalaian dari pihak
mud}a>rib.50
2) Menurut Mustafa Edwin Nasution, dkk, mud}a>rabah merupakan suatu
bentuk kontrak antara penyedia dana (s}ah}ibul ma>l) dengan pengusaha
(mud}a>rib), ketika proyek sudah selesai maka mud}a>rib mengembalikan modal
tersebut kepada penyedia dana berikut porsi keuntungan yang telah disetujui
sebelumnya.51
3) Menurut Veithzal Rivai, dkk, mud}a>rabah adalah suatu bentuk kerja sama di
mana salah satu anggota kontrak, disebut s}ah}ibul ma>l atau rabb al-ma>l,
menyediakan jumlah uang tertentu dan anggota lainnya disebut mud}a>rib,
menyediakan usaha dan manajemen untuk menunjang setiap kerja sama
50 Dumairi Nor, dkk, Kamus Ekonomi Praktis, (Pasuruan: Pustaka Sidogiri, 2008), 58. 51 Mustafa Edwin Nasution, dkk, Pengenalan Ekslusif Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana,
2007), 296.
40
modal asing, perdagangan, industri atau jasa dengan tujuan memperoleh
keuntungan.52
Jadi dapat disimpulkan bahwa mud}a>rabah adalah suatu bentuk kerjasama di
mana salah satu pihak disebut s}ah}ibul ma>l (pemilik dana), berperan sebagai mitra
yang tidak aktif, dan di sisi lain adalah pihak yang disebut mud}a>rib (pengelola
dana), menyediakan tenaga untuk mengatur dana dengan tujuan untuk mendapatkan
keuntungan. Dalam transaksi mud}a>rabah ini tidak mensyaratkan adanya wakil
s}ah}ibul ma>l dalam manajemen proyek. Sebagai seorang kepercayaan, mud}a>rib harus
bertindak hati-hati dan bertanggung jawab untuk setiap kerugian yang terjadi akibat
kelalaian. Sedangkan sebagai wakil s}ah}ibul ma>l dia diharapkan untuk mengelola
modal dengan cara tertentu untuk menciptakan laba optimal.
b. Jenis-Jenis Mud}a>rabah
Secara umum mud}a>rabah terbagi kepada dua jenis, yaitu: mud}a>rabah
mut}laqah dan mud}a>rabah muqayyadah.53
1) Mud}a>rabah mut}laqah
Yang dimaksud dengan transaksi mud}a>rabah mut}laqah adalah bentuk
kerja antara s}ah}ibul ma>l dan mud}a>rib yang cakupannya sangat luas dan tidak
dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu, dan daerah bisnis. Dalam
52 Veithzal Rivai, dkk, Islamic Financial Management : Teori, Konsep dan Aplikasi: Panduan
Paraktis bagi Lembaga Keuangan dan Bisnis, Praktisi, serta Mahasiswa, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), 203.
53 M Syafi’i Antonio, Bank Syariah dari Teori Praktik, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001), 97.
41
pembahasan fiqih ulama Salaf ash Salí sering kali dicontohkan dengan
ungkapan if’al ma syi’ta (lakukan sesukamu) dari s}ah}ibul ma>l ke mud}a>rib yang
memberi kekuasaan sangat besar. Skema mud}a>rabah mut}laqah dapat di
gambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1 Penghimpun dana
(Mud}}}a>rabah Mut}laqah)54
Dalam mud}a>rabah mut}laqah, KJKS diberikan kebebasan untuk
memanfaatkan dana simpanan untuk pengembangan usaha KJKS. Atas dasar
akad ini, KJKS akan berbagi hasil dengan anggota dengan kesepakatan nisbah
di awal akad.
2) Mud}a>rabah muqayyadah
Mud}a>rabah muqayyadah atau disebut juga dengan istilah retriced
mud}a>rabah/specified mud}a>rabah adalah kebalikan dari mud}a>rabah mut}laqah si
54 M Syafi’i Antonio, Bank Syariah Bagi Banker dan Praktisi Keuangan, (Jakarta: Gema
Insani Press, 1999), 97.
Penabung/deposan Dunia Usaha Bank/Lembaga Keuangan Lain
1. Titip dana 2. Pemanfaat dana
4. Bagi Hasil 3. Pemanfaat dana
42
mud}a>rib dibatasi dengan batasan jenis usaha, waktu, atau tempat usaha. Adanya
pembatasan ini sering kali mencerminkan kecenderungan umum si s}ah}ibul m>al
dalam memasuki jenis dunia usaha.
Gambar 2.2 Penghimpun dana
(Mud}}}arabah Muqayyadah)55
Sejak awal disepakati, bahwa dana tersebut hanya dapat dialokasikan untuk
membiayai proyek tertentu. Atas dasar akad ini, KJKS tidak dapat melakukan
penyimpangan dalam penggunaannya. Kesepakatan besarnya bagi hasil
dilakukan di muka dengan nisbah tertentu.
55 Ibid.,152.
3. Investasi
Special Project Bank Mud}a>rib
(pengelola)
Investor Shah}ibul Ma>l
1. Proyek tertentu
4. Penyaluran modal
5. Bagi Hasil
6. Bagi Hasil 2. Hubungi operator
43
c. Syarat-Syarat Mud}a>rabah
Adapun syarat-syarat mud}a>rabah antara lain:56
1) Modal atau barang yang diserahkan berbentuk uang tunai.
2) Bagi orang yang melakukan akad disyaratkan mampu melakukan tas}aruf,
maka dibatalkan akad anak-anak yang masih kecil, orang gila, dan orang-
orang yang berada di bawah pengampuan.
3) Modal harus diketahui dengan jelas agar dapat dibedakan antara modal yang
diperdagangkan dan laba atau keuntungan dari perdagangan tersebut yang
akan dibagikan kepada dua belah pihak sesuai perjanjian yang telah
disepakati.
4) Keuntungan yang akan menjadi milik pengelola dan pemilik modal harus
jelas persentasenya.
5) Melafazkan ijab dari pemilik modal.
6) Mud}a>rabah bersifat mutlak, pemilik modal tidak mengikat pengelola harta
untuk berdagang di negara tertentu, memperdagangkan barang-barang
tertentu, pada waktu tertentu, sementara di waktu lain tidak terkena
persyaratan yang mengikat sering menyimpang dari tujuan akad mud}a>rabah,
yaitu keuntungan.
56 Mardani, Fiqh Ekonomi Syariah: Fiqh Muamalah, Edisi Pertama, Cetakan 1, (Jakarta:
Kencana, 2012), 197-198.
44
d. Rukun Mud}a>rabah
Adapun rukun-rukun mud}a>rabah antara lain:57
1) Malik atau shahibul ma>l, ialah yang mempunyai modal.
2) Amil atau mud}a>rib, ialah yang akan menjalankan modal.
3) Amal, ialah usahanya.
4) Ma>l, ialah harta pokok atau modal.
5) Shighot, ialah perintah atau usaha dari yang menyuruh berusaha.
6) Hasil.
e. Landasan Syariah Mud}a>rabah
Dalam Islam, kontribusi pendapatan mud}a>rabah di KJKS BMT-MMU Cabang
Sidogiri Pasuruan mampu meningkatkan. Pelaksanaan pembiayaan mud}a>rabah
selalu dilandaskan pada nilai-nilai moral. Di antara landasan yang digunakan pada
pembiayaan mud}a>rabah yaitu:
1) Al-Qur`an
...
57 Muhammad, Teknik Perhitungan Bagi Hasil dan Profit Margin pada Bank Syariah,
(Yogyakarta: UII Press, 2004), 72.
45
Artinya : … Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang yang lain lagi berperang di jalan Allah, Maka Bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran dan Dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. dan mohonlah ampunan kepada Allah; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (Q.S. Al-Muzammil: 20).
Yang menjadi wajhud-dilalah atau argumen dari Q.S. Muzammil: 20 adalah
adanya kata yad}ribu>n yang sama dengan akar kata mud}a>rabah, di mana berarti
melakukan suatu perjalanan usaha.
2) Hadist
HR. Thabrani, yang artinya:
“Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Sayyidina Abbas bin Abdul Muthalib jika memberi dana ke mitra usahanya secara mud}a>rabah ia mensyaratkan agar dananya tidak dibawa mengarungi lautan, menuruni lembah yang berbahaya, atau membeli ternak. Jika menyalahi peraturan tersebut, yang bersangkutan bertanggungjawab atas dana tersebut. Disampaikanlah syarat-syarat tersebut kepada Rasulullah SAW dan Rasulullah pun membolehkannya.”
46
B. Kerangka Teoritis
Kerangka teoritis adalah model konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah didefinisikan sebagai hal penting.
Berdasarkan uraian latar belakang, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, dan kegunaan penelitian maka kerangka teoritis
penelitian adalah sebagai berikut:
Gambar 2.3 Kerangka Teoritis
Promosi (X2) 1. Periklanan 2. Promosi Penjualan 3. Pemasaran Langsung
Preferensi Anggota (Y)
Keyakinan anggota memilih suatu produk
Kualitas layanan (X1)
1. Tangible (Bukti fisik) 2. Reliability (Keandalan) 3. Responsiveness (Daya tanggap) 4. Assurance (Jaminan) 5. Empaty (Empati)
47
C. Penelitian Terdahulu
Berdasarkan penelitian yang sudah pernah dilakukan oleh beberapa peneliti
terdahulu, adapun hasil kajiannya antara lain :
Penelitian serupa juga pernah dilakukan oleh Nur Rofik (2008) dengan judul
“Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Nasabah di BMT-MMU Sidogiri
Kraton Pasuruan”.58 Alat analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda
dengan uji F dan uji t. Penentuan sampel menggunakan teknik accidental sampling.
Teknik pengumpulan data dengan penyebaran kuesioner, wawancara dan
dokumentasi. Sedangkan untuk pengujian instrumen menggunakan uji validitas,
reliabilitas dan uji asumsi klasik. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel
kualitas pelayanan (keandalan, daya tanggap, jaminan, empati dan bukti fisik)
secara serentak berpengaruh terhadap kepuasan nasabah.
Penelitian dengan judul “Pengaruh Kualitas Layanan dan Periklanan terhadap
Keputusan Nasabah dalam Menabung pada PT. BPR Semarang Margatama
Gunadana” yang pernah dilakukan oleh Sudartik (2009)59 juga relevan terhadap
penelitian yang dilakukan oleh penulis. Alat analisis yang digunakan adalah analisis
regresi linier berganda, dimana sebelumnya dilakukan uji validitas dan reliabilitas
serta uji asumsi klasik. Pengujian secara simultan menunjukkan bahwa pengaruh
58 Nur Rofik, Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan Nasabah di BMT-MMU
Sidogiri Kraton Pasuruan (Skripsi Sarjana, Fakultas Ekonomi, Universitas Islam Negeri Malang, Malang, 2008)
59 Sudartik, Pengaruh Kualitas Layanan dan Periklanan terhadap Keputusan Nasabah dalam Menabung pada PT. BPR Semarang Margatama Gunadana (Skripsi Sarjana, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang, Semarang, 2009)
48
kualitas layanan dan periklanan terhadap keputusan nasabah secara bersama-sama
adalah signifikan.
Penelitian yang saat ini dilakukan oleh penulis dengan judul “Pengaruh
Kualitas Layanan dan Promosi terhadap Preferensi Anggota dalam Pengajuan
Pembiayaan Mud}a>rabah di KJKS BMT-MMU Cabang Sidogiri Pasuruan” lebih
menekankan pada satu pembiayaan yaitu mud}a>rabah. Persamaan dari penelitian-
penelitian di atas dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah pada
jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif dan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan memberikan kuisioner, wawancara, dokumentasi dan observasi
langsung. Alat analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan alat analisis
regresi linier berganda. Sedangkan yang membedakan adalah lokasi, penelitian yang
dilakukan oleh Sudartik (2009) bertempat di PT. BPR Semarang Margatama
Gunadana. Sedangkan pada penelitian Nur Rofik (2008) dan penelitian yang
sekarang dilakukan peneliti berlokasi di KJKS BMT-MMU Cabang Sidogiri
Pasuruan.
49
Tabel 2.1
Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Sekarang
No Nama Judul Jenis Penelitian
Hasil
1. Nur Rofik (2008)
Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Nasabah di BMT-MMU Sidogiri Kraton Pasuruan
Kuantitatif Variabel kualitas pelayanan (Keandalan, Daya tanggap, Jaminan, Empati dan bukti fisik) secara serentak berpengaruh terhadap kepuasan nasabah
2.. Sudartik (2009)
Pengaruh kualitas layanan dan periklanan terhadap keputusan nasabah dalam menabung pada PT. BPR Semarang Margatama Gunadana
Kuantitatif Pengujian secara simultan menunjukkan bahwa pengaruh kualitas layanan dan periklanan terhadap keputusan nasabah secara bersama- sama adalah signifikan.
3. Fitri Virdiany (2012)
Pengaruh Kualitas Layanan dan Promosi terhadap Preferensi Anggota dalam Pengajuan Pembiayaan Mud}a>rabah di KJKS BMT-MMU Cabang Sidogiri Pasuruan
Kuantitatif -_