8
KOMPLIKASI HIPERTENSI PADA PENDUDUK DI KECAMATAN SUKASARI - BANDUNG Oleh: Dr. Augustine Purnomowati, dr., SpPD. SpJP(K) 1. Latar Belakang Hipertensi adalah tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur saat istirahat, atau kondisi pasien yang telah mendapat terapi untuk menurunkan tekanan darah. Menurut data World Health Organization (WHO), penderita hipertensi mencapai 40% dari seluruh penduduk dunia yang berusia diatas 25 tahun. Berdasarkan data WHO, Indonesia merupakan negara dengan persentase hipertensi terbanyak kedua di Asia Tenggara. Hipertensi yang dibiarkan berkepanjangan tanpa diobati, sangat berbahaya bagi tubuh karena dapat mengakitbatkan kerusakan pada organ-organ seperti jantung, pembuluh darah, otak, mata, dan ginjal. 2. Maksud Kegiatan

17-Komplikasi Hipertensi Edited

Embed Size (px)

DESCRIPTION

komplikasi

Citation preview

KOMPLIKASI HIPERTENSI PADA PENDUDUK DI KECAMATAN SUKASARI - BANDUNGOleh:

Dr. Augustine Purnomowati, dr., SpPD. SpJP(K)1. Latar Belakang

Hipertensi adalah tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang diukur saat istirahat, atau kondisi pasien yang telah mendapat terapi untuk menurunkan tekanan darah. Menurut data World Health Organization (WHO), penderita hipertensi mencapai 40% dari seluruh penduduk dunia yang berusia diatas 25 tahun. Berdasarkan data WHO, Indonesia merupakan negara dengan persentase hipertensi terbanyak kedua di Asia Tenggara.Hipertensi yang dibiarkan berkepanjangan tanpa diobati, sangat berbahaya bagi tubuh karena dapat mengakitbatkan kerusakan pada organ-organ seperti jantung, pembuluh darah, otak, mata, dan ginjal.

2. Maksud KegiatanMaksud dari kegiatan ini adalah:

1. Sebagai fasilitator, mediator antara Kecamatan dan Puskesmas Sukasari.

2. Sebagai sarana sosialisasi untuk mengenal tentang faktor risiko dan bahaya hipertensi.

3. Sebagai sarana untuk sosialisasi pemeriksaan tekanan darah dan pemeriksaan dan kontrol tekanan darah secara teratur.3. Tujuan Kegiatan

Tujuan kegiatan ini adalah:

1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat Kecamatan Sukasari mengenai hipertensi.

2. Mendeteksi kerusakan organ akibat hipertensi (pada jantung, pembuluh darah, otak, mata, dan ginjal).

Komplikasi Hipertensi pada Jantung

Jantung merupakan organ yang memegang peranan penting dalam tubuh yang berfungsi memompa darah ke seluruh tubuh agar tubuh mendapatkan nutrisi dan oksigen yang cukup. Hipertensi dapat menyebabkan terjadinya penebalan pada otot jantung, gangguan irama jantung, penyakit jantung koroner, dan gagal jantung. Gejala yang ditimbulkan sangat bervariasi, mulai dari tidak bergejala sama sekali, dada berdebar, mudah lelah, nyeri dada, bahkan sampai kematian mendadak.

Beberapa pemeriksaan penunjang untuk mendeteksi adanya komplikasi pada jantung adalah:

1. Elektrokardiografi (EKG). Pemeriksaan penunjang ini sangat mudah dan ideal sebagai pemeriksaan awal, karena tersedia di hampir semua tempat, pemeriksaannya cepat, dan harganya pun relatif terjangkau. Sayangnya, pemeriksaan dengan EKG ini hanya dapat mendeteksi komplikasi hipertensi pada jantung dengan keakuratan sekitar 50-60% saja, artinya jika hasilnya negatif, maka belum tentu tidak ada komplikasi pada jantung.

2. Ekokardiografi. Pemeriksaan penunjang ini sangat akurat untuk mendeteksi komplikasi hipertensi pada jantung. Pemeriksaan ini sangat aman karena tidak ada efek samping yang ditimbulkan. Pemeriksaan ini juga dapat mendeteksi fungsi jantung serta kelainan-kelainan lain seperti kelainan pada katup jantung.Komplikasi Hipertensi pada Pembuluh Darah

Hipertensi dapat merusak pembuluh darah, sehingga menyebabkan terjadinya penyempitan pada pembuluh darah. Penyempitan pembuluh darah ini dapat menimbulkan berbagai gangguan, tergantung pembuluh darah yang terkena, salah satu komplikasi hipertensi pada pembuluh darah adalah adanya penyakit arteri perifer. Penyakit arteri perifer paling sering ditandai dengan gejala gangguan berjalan karena adanya perasaan pegal pada tungkai yang membaik dengan istirahat. Keluhan ini menjadi penanda adanya komplikasi awal hipertensi pada pembuluh darah, jika dibiarkan berlanjut, maka akan terjadi kerusakan yang lebih luas dan mengakibatkan kerusakan permanen pada tungkai yang menyebabkan tungkai tersebut harus diamputasi.Komplikasi Hipertensi pada Otak

Hipertensi merupakan faktor risiko utama terjadinya stroke, risiko stroke relatif meningkat 2 sampai 3 kali lipat pada penderita hipertensi. Kerusakan pada otak seringkali bersifat permanen bahkan dapat mengakibatkan kematian.

Selain stroke, hipertensi juga dapat mengakibatkan gangguan kognitif, yang disebut juga demensia, yaitu gangguan kesadaran dan proses berpikir. Biasanya gangguan tersebut terjadi pada orang tua, namun penderita dengan hipertensi dapat mengalami gangguan tersebut secara lebih cepat dibandingkan penderita tanpa hipertensi.

Gambar 1. Stroke perdarahan dan iskemiaKomplikasi Hipertensi pada Mata

Penurunan ketajaman pengelihatan adalah salah satu komplikasi hipertensi, komplikasi ini seringkali luput dari perhatian, sehingga tidak jarang penderita datang pada tahap penyakit yang sudah lanjut. Komplikasi hipertensi pada mata biasa disebut hipertensi retinopati. Retinopati merupakan suatu proses yang berasal dari degenerasi atau kelainan lain dari retina, yang secara umum disebabkan oleh gangguan pemberian nutrisi atau vaskularisasi maupun oksidasi, pemberian oksigen dari darah kurang mencukupi untuk kebutuhan jaringan.

Gambar 1. Multipel cotton wool spot (panah putih) dan perdarahan retina (panah hitam) dan papiledema.Komplikasi Hipertensi pada Ginjal

Hipertensi berkaitan erat dengan ginjal. Ginjal mempunyai peran dalam pengaturan tekanan darah. Hipertensi dapat menyebabkan pembuluh darah pada ginjal menyempit, sehingga aliran darah yang membawa nutrisi dan oksigen ke ginjal terganggu, dan sebagai akibatnya sel-sel pada ginjal akan rusak. Rusaknya sel sel pada ginjal menyebabkan terjadinya gangguan fungsi ginjal. Hipertensi dapat menyebabkan kerusakan ginjal secara dini yang dapat menimbulkan terjadinya gagal ginjal kronis (GGK). Gagal ginjal akan memburuk seiring dengan berjalannya waktu, hingga pada akhirnya akan menyebabkan terjadinya gagal ginjal terminal. Pasien dengan gagal ginjal terminal membutuhkan akan terancam jiwanya jika tidak menjalani hemodialisa (cuci darah) berkala atau transplantasi ginjal untuk mengganti ginjalnya yang telah rusak. Hampir setengah juta orang penduduk Amerika Serikat didiagnosa gagal ginjal terminal pada tahun 2003 dan angka ini diprediksi terus akan meningkat sampai lebih dari 20 tahun mendatang.