Upload
phungthu
View
216
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1.Kuisioner Indeks Inklusif
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Isilah dengan tanda √ sesuai peran Anda dalam hubungannya dengan sekolah:
□ Guru
□ Peserta didik
□ Asisten guru
□ Orang tua/wali
□ Pegawai
lainnya
□ Kepala sekolah
□ Lainnya
(spesifik)
Isilah sesuai dengan pendapat dan keadaan sekolah anda.
Sangat setuju ( ada)
Setuju dalam beberapa hal (kadang-kadang)
Tidak setuju( tidak ada).
Perlu informasi lebih lanjut
DIMENSI A Menciptakan Budaya Inkulsif
A.1.1 Setiap orang dibuat merasa diterima.
A.1.2 Peserta didik membantu satu sama lain.
A.1.3 Pegawai bekerja sama satu sama lain.
A.1.4 Pegawai dan peserta didik menghargai satu sama lain.
A.1.5 Ada kerja sama antara pegawai dengan orang tua/wali.
A.1.6 Pegawai dan kepala sekolah bekerja sama dengan baik.
A.1.7 Semua masyarakar setempat terlibat di sekolah.
A.2.1 Ada harapan yang tinggi untuk semua peserta didik.
A.2.2 Pegawai, kepala sekolah, peserta didik dan orang tua/wali berbagi filosofi inklusi.
A.2.3 Peserta didik dihargai dengan adil.
A.2.4 Pegawai dan peserta didik memperlakukan satu sama lain sebagai manusia dan pemilik ‘peran’.
A.2.5 Pegawai berusaha menghilangkan hambatan pembelajaran dan partisipasi pada semua aspek di sekolah.
A.2.6 Sekolah berusaha meminimalisir segala bentuk diskriminasi.
DIMENSI B Mengeluaran Kebijakan Inklusif
B.1.1 Penempatan dan kenaikan pangkat pegawai dilakukan dengan adil.
B.1.2 Semua pegawai baru dibantu untuk menyesuaikan diri
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan sekolah.
B.1.3 Sekolah berusaha menerima semua peserta didik yang berasal dari daerah setempat.
B.1.4 Sekolah membangun bangunan yang aksesibel bagi semua orang.
B.1.5 Semua peserta didik baru dibantu untuk menyesuaikan diri dengan sekolah.
B.1.6 Sekolah membuat kelompok pengajaran sehingga semua peserta didik dihargai.
B.2.1 Segala bentuk dukungan dikoordinasi.
B.2.2 Kegiatan pengembangan pegawai membantu pegawai untuk merespon keberagaman peserta didik.
B.2.3 Kebijakan ‘pendidikan kebutuhan khusus’ adalah kebijakan inklusi.
B.2.4 Mengurangi tekanan eksklusi.
B.2.5 Mengurangi hambatan kehadiran.
B.2.6 Meminimalisir bullying.
B.2.7 Menyediakan informasi tentang sekolah bagi orang tua/wali
B.2.8 Guru menggunakan teknologi untuk mendukung pembelajaran
DIMENSI C Mengembangkan Praktik Inklusif
C.1.1 Pembelajaran direncanakan dengan memikirkan semua peserta didik.
C.1.2 Mata pelajaran mendorong partisipasi semua peserta didik.
C.1.3 Mata pelajaran mengembangkan pemahaman akan perbedaan.
C.1.4 Peserta didik terlibat aktif dalam pembelajaran.
C.1.5 Peserta didik belajar dengan kolaboratif.
C.1.6 Asesmen berkontribusi terhadap prestasi semua peserta didik.
C.1.7 Kedisiplinan kelas berdasarkan rasa saling menghargai.
C.1.8 Guru melakukan perencanaan, mengajar dan mengulas dilakukan dengan kerjasama.
C.1.9 Asisten guru mendukung pembelajaran dan partisipasi semua peserta didik.
C.1.10 Pekerjaan rumah berpengaruh pada pembelajaran semua peserta didik.
C.1.11 Semua peserta didik mengikuti kegiatan di luar kelas.
C.2.1 Perbedaan antar peserta didik dijadikan sumber pembelajaran.
C.2.2 Pegawai ahli diberdayakan sepenuhnya.
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C.2.3 Pegawai mengembangkan sumber daya untuk mendukung pembelajaran dan partisipasi.
2.Pedoman wawancara dan observasi
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PEDOMAN WAWANCARA
INDEKS INKLUSIF DI SDN PASIRLUYU
No. Aspek Indikator Pertanyaan
1. Budaya Inklusif
a. (A.1.2) Peserta didik membantu
satu sama lain
1. Apakah peserta didik mencari bantuan dan menawarkan
bantuan satu sama lain ketika dibutuhkan?
2. Apakah peserta didik melapor kepada pegawai atau orang
lain ketika membutuhkan asisten?
3. Apakah peserta didik cenderung berbagi dengan teman
daripada bersaing dengan teman?
4. Apakah peserta didik menghindari sikap rasis, memilih-
milih teman berdasarkan jenis kelamin, membedakan
teman difabel dan bentuk diskriminasi lainnya?
5. Apakah peserta didik menghargai prestasi teman lain yang
titik awal kemampuannya berbeda dengannya?
6. Apakah peserta didik merasa bahwa pertengkaran di antara
mereka diselesaikan dengan adil dan efektif?
7. Apakah peserta didik bisa bertindak sebagai penengah
untuk peserta didik lain yang mereka rasa diperlakukan
tidak adil?
b. (A.1.7) Semua masyarakat
setempat terlibat di sekolah
1. Apakah peserta didik bisa bertindak sebagai penengah
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No. Aspek Indikator Pertanyaan
untuk peserta didik lain yang mereka rasa diperlakukan
tidak adil?
2. Apakah sekolah ikut serta dalam kegiatan di masyarakat
setempat?
3. Apakah pegawai dan kepala sekolah meminta pendapat
anggota masyarakat setempat mengenai sekolah?
c. (A.2.2) Pegawai, kepala
sekolah, peserta didik dan
orang tua/wali berbagi filosofi
inklusi
1. Apakah membangun lingkungan sekolah suportif dalam
mengakomodir keberagaman anak dipandang sama
pentingnya dengan meningkatkan prestasi akademik?
2. Apakah keberagaman dipandang sebagai sumber yang
kaya untuk mendukung pembelajaran daripada
dipandang sebagai permasalahan?
3. Apakah ada penanganan bersama untuk meminimaslisir
ketidaksetaraan kesempatan di sekolah?
4. Apakah ada keinginan bersama untuk menerima peserta
didik dari lingkungan masyarakat setempat, tanpa
memandang latar belakang, bakat, dan hambatannya?
5. Apakah perilaku tentang pembatasan inklusi ditantang,
misalnya untuk peserta didik dengan hambatan yang
berat?
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No. Aspek Indikator Pertanyaan
2. Kebijakan Inklusif
a. (B.1.4) Sekolah membangun
bangunan yang aksesibel bagi
semua orang
1. Apakah sekolah memperhatikan aksesibilitas pada aspek
bangunan dan halaman sekolah, termasuk ruang kelas,
koridor, toilet, kebun, taman bermain, kantin dan
mading?
2. Apakah akses anak berkebutuhan khusus merupakan
bagian dari rencana pengembangan bangunan?
b. (B.2.8) Guru menggunakan
teknologi untuk mendukung
pembelajaran
1. Apakah guru menggunakan teknologi untuk mendukung
pembelajaran?
3. Praktik Inklusif
a. (C.1.6) Asesmen berkontribusi
terhadap prestasi semua peserta
didik
1. Apakah semua staf terlibat dalam melakukan asesmen
pembelajaran?
2. Apakah guru bertanggung jawab atas kemajuan semua
peserta didik dalam pelajaran mereka?
3. Apakah peserta didik terlibat dalam melakukan asesmen
dan memberikan komentar terhadap pembelajaran
mereka?
4. Apakah catatan prestasi mencerminkan semua
keterampilan, pengetahuan, dan pengalaman peserta
didik, seperti bahasa tambahan, system komunikasi lain,
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No. Aspek Indikator Pertanyaan
hobi, minat, dan pengalaman kerja?
5. Apakah asesmen didasarkan pengamatan detil?
6. Apakah asesmen mengarah pada modifikasi rencana
pengajaran dan praktiknya?
b. (C.1.9) Asisten guru
mendukung pembelajaran dan
partisipasi semua peserta didik
1. Apakah asisten guru terlibat dalam perencanaan
kurikulum dan evaluasi?
c. (C.1.11) Semua peserta didik
mengikuti kegiatan di luar kelas
1. Apakah ada transportasi untuk memungkinkan peserta
didik yang harus menempuh perjalanan jauh atau
mengalami hambatan mobilitas, untuk ikut serta dalam
kegiatan sepulang sekolah?
2. Apakah semua peserta didik didorong untuk mengikuti
kegiatan musik dan drama dan olah raga?
3. Apakah anak-anak dan remaja dicegah dari adanya
monopoli di tempat bermain, misalnya untuk bermain
sepak bola?
4. Apakah peserta didik diajarkan kegiatan ekstrakulikuler
yang bisa mencakup semua anak-anak dengan berbagai
tingkat kemampuan?
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No. Aspek Indikator Pertanyaan
5. Apakah semua peserta didik diberi kesempatan untuk
ikut serta dalam kegiatan yang mendukung dan
bermanfaat bagi masyarakat setempat?
d. (C.2.2) Pegawai ahli
diberdayakan sepenuhnya
1. Apakah semua keahlian dan pengetahuan pegawai
diketahui, tidak hanya mereka yang diberikan gambaran
tugas?
2. Apakah pegawai didorong untuk memperlihatkan dan
berbagi semua keahlian dan pengetahuan mereka untuk
mendukung pembelajaran?
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PEDOMAN OBSERVASI
INDEKS INKLUSIF DI SDN PASIRLUYU
No. Aspek Indikator Hasil Observasi
1. Budaya Inklusif
d. (A.1.2) Peserta didik membantu
satu sama lain
e. (A.1.7) Semua masyarakat
setempat terlibat di sekolah
f. (A.2.2) Pegawai, kepala
sekolah, peserta didik dan
orang tua/wali berbagi filosofi
inklusi
2. Kebijakan Inklusif
c. (B.1.4) Sekolah membangun
bangunan yang aksesibel bagi
semua orang
d. (B.2.8) Guru menggunakan
teknologi untuk mendukung
pembelajaran
3. Praktik Inklusif
e. (C.1.6) Asesmen berkontribusi
terhadap prestasi semua peserta
didik
f. (C.1.9) Asisten guru
mendukung pembelajaran dan
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
partisipasi semua peserta didik
g. (C.1.11) Semua peserta didik
mengikuti kegiatan di luar kelas
h. (C.2.2) Pegawai ahli
diberdayakan sepenuhnya
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.Hasil kuisioner indeks inklusif.
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4.Hasil wawancara dan observasi
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hasil Wawancara Tim Inklusi Sekolah Dasar Pasirluyu
Tentang Dimensi Budaya
A. Membangun Masyarakat Inklusif (A.1)
Indikator Pertanyaan Jawaban
A.1.2 Peserta didik
membantu satu
sama lain
1. Apakah peserta didik
mencari bantuan dan
menawarkan bantuan
satu sama lain ketika
dibutuhkan?
Kalo mereka menawarkan mah engga, kalo
cuman saya suruh baru, “ayo nak bantu
ini!”, kalo untuk inisiatif sendiri belum.
Tapi kalo untuk kelas sebelumnya anak-
anaknya tuh pada minta kalo saya sudah
ini saya gimana? Lalu saya mengarahkan
anak-anak yang sudah untuk menjadi tutor
sebaya dan itu sangat membantu banget,
saat ukk ketika mereka beres langsung
membantu temannya untuk membantu
membacakan soalnya. Tapi untuk kelas
yang sekarang masih belum
2. Apakah peserta didik
melapor kepada
pegawai atau orang
lain ketika
membutuhkan
asisten?
I: Asisten untuk?
P:Asisten guru.
I: Oh mungkin saya ngebutuhin atau lebih
ke?
P: Peserta didik atau guru kelas, misalkan,
“oh anak ini perlu….”
I: Suka.. disini suka, paling ngobrol eeeuu
saya punya anak seperti ini,, bisa bantu ga
bu? Tapi kita ga intens sih, tapi kalo kelas
membutuhkan bantuan dan memungkin
untuk dua guru biasanya dibantu
P: Ituuu kalo dalam tahun ajaran ini ibu
udh berapa kali,, ketika ibu merasa
membutuhkan bantuan?
I: kurang dari 10 kali, lumayan membantu
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Indikator Pertanyaan Jawaban
juga, apalagi kalo anaknya pada susah
diam juga.
P: biasanya dalam pembelajaran apa bu?
I: keterampilan, seperti pembelajaran yang
ada pecobaan kayak di IPA dan di gabung
dengan bahasa indonesia untuk
mempersiapkan mata pelajaran
selanjutnya.
3. Apakah peserta didik
cenderung berbagi
dengan teman
daripada bersaing
dengan teman?
I: Cenderung lebih berbagi daripada
bersaing,
P: Kalo konteks dalam pembelajaran
berbaginya gmna bu, bisa di gambarkan?
I: kalo dalam segi pembelajaran, misalkan
saya ngasih tugas, kalo anak yang ga
ngerti tuh biasanya suka nunggu dulu.
Guru: “ na udah belum?” Siswa: “Belum
bu!”. Biasanya suka menunggu dulu
temannya yang bisa. Dikala temannya ada
yang bisa maju ke depan, tapi berbaginya
itu menurut saya itu salah, soalnya mereka
kayak setengah nyontek, tapi mereka tidak
pernah merasa tersaingi. Emang salah tapi
kalo dilihat dari sikap mereka yang care
sama temennya juga udh punya poin
berbaginya walau caranya yang salah.
P: Kalau berbagi dengan dengan teman
diluar konteks pembelajaran itu seperti apa
bu?
I: kalo berbagi makanan, kalo ada
temennya ga jajan suka bertanya “ehh
kenapa ga jajan?” biasanya suka di kasih
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Indikator Pertanyaan Jawaban
pinjem atau di beri makanan kepada
temannya.
4. Apakah peserta didik
menghindari sikap
rasis, memilih-milih
teman berdasarkan
jenis kelamin,
membedakan teman
difabel dan bentuk
diskriminasi lainnya?
Kalo terlalu rasis sih engga,, tapi masih
suka geng gengan. Ketua geng ini sangat
berperan dari tingkalaku terhadap
kelompok gengnya. Dan mereka lebih
cenderung nurut ke ketua gengnya
daripada ke gurunya. Dulu seperti itu, tapi
sekarang sudah sedikit menurun setelah
saya memberi pengertian. Pernah waktu
itu kasusnya pas peljaran SPDP belajar
degung, kan kata saya “nanti nak belajar
degungnya kita belajar dulu basa sunda”
pas bel istirahat,mereka istrahat setelah
masuk 6 orang ini (yg satu geng) kok ga
ada, “kemana 6 orang yang ga ada di
kelas?” (Guru), “bu itu bu degung”
(siswa). Besoknya saya nanya ke 6 orang,
“kenapa ga kmren ga minta ijin dulu sama
ibu?” (guru), “kan kata si lala bu ga usah
minta ijin sama ibu” (siswa), “jadi disini
yang lebih berkuasa ibu atau lala?” (Guru),
“kan si Lala bu yang ketua gengnya bu”,
(siswa). Satu geng itu cewe semua, dalam
satu kelas tuh geng cewe tuh ada 2 kubu
dan kalo laki-laki juga sama ada dua kubu.
Tapi untuk sekarang sudah mulai sedikit
membaur baik walau masih sering kumpul
dengan gengnya.
5. Apakah peserta didik Tergantung sikap anaknya di kelas
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Indikator Pertanyaan Jawaban
menghargai prestasi
teman lain yang titik
awal kemampuannya
berbeda dengannya?
bagaimana? Ada anak pintar, murid baru
tapi suka caper (cari perhatian) kalo di
kelas, anak anak ga suka. Siswanya
ngomong ke saya “terlalu over bu”. Tapi
ada anak yang biasa-biasa saja, terus kalo
disuruh saya ke depan dia mau selalu
(PDnya luar biasa), terus ketika di depan
“ini gimana ya bu caranya?”, ketika itu
teman-teman sekelasnya menyemangati
dia “ayo ayo kamu bisa, kamu bisa”. Kalo
sikap temennya baik sama mereka
mungkin mereka menghargai prestasinya.
6. Apakah peserta didik
merasa bahwa
pertengkaran di antara
mereka diselesaikan
dengan adil dan
efektif?
Ketika terjadi pertengkaran biasanya ada
yang melapor ke saya, ketika itu saya
memanggil siswa yang berantem dan
siswa yang melapor kepada saya untuk
menanyakan kejadiannya seperti apa, dan
saat itu saya mendiskusikan sebabnya dan
dicari jalan keluarnya bersama-sama agar
masalahnya selesai pada hari itu juga.
7. Apakah peserta didik
bisa bertindak sebagai
penengah untuk
peserta didik lain
yang mereka rasa
diperlakukan tidak
adil?
Kebanyakanya lebih mengompori
temannya dan mendukung teman dekatnya
yg berkelahi
A.1.3 Pegawai
bekerja sama satu
sama lain
1. Apakah pegawai
menghormati satu
sama lain terlepas dari
Menghormati, ketika ada sesuatu hal pasti
meminta ijin kepada yang lebih senior dan
kepala sekolah.
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Indikator Pertanyaan Jawaban
apa peran mereka di
sekolah?
2. Apakah semua
pegawai menghadiri
pertemuan?
Mayoritas datang dalam pertemuan,
biasanya dalam menentukan jadwal
pertemuan itu disesuaikan dengan jadwal
kosong semua pegawai agar pertemuan itu
dapat dihadiri oleh semua.
3. Apakah semua guru
dan asisten kelas
terlibat dalam
perencanaan dan
ulasan kurikulum?
Dilibatkan
4. Apakah pegawai tahu
kepada siapa mereka
meminta bantuan
ketika menemui
masalah?
I: Tahu, ketika kita ada masalah dalam
pembelajaran kita lebih banyak
konsultasinya sama bagian kurikulum.
P: ketika dahulu untuk pemecahan
permasalahan dalam implementasi
pendidikan inklusif bagaimana?
I: biasanya kita utarakan dalam kegiatan
KKG di setiap hari sabtu biasanya kita
berkumpul untuk memecahkahn
permasalahan yang dihadapi selama
seminggu mengajar ketika tidak menemui
jalan keluar biasanya kita konsultasikan
kepada pengawas.
5. Apakah pegawai
merasa nyaman untuk
mendiskusikan
Nyaman, biasanya kita ada penjadwalan
setiap hari senin jadi kita me review lagi
kinerja kita selama minggu kemarin, trus
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Indikator Pertanyaan Jawaban
permasalahan pada
pekerjaan mereka?
apa aja masalahnya kita clearin sama-sama
dan kalo sudah beres kita rencanakan
kedepannya bagaimana.
6. Apakah semua
pegawai mempunyai
rasa kepemilikan
terhadap rencana
pengembangan
sekolah?
Semua ikut serta dalam perencaan
program-program yang akan dijalankan
sampai pelaksanaanya.
A.1.5 Ada kerja
sama antara
pegawai dengan
orang tua/wali
1. Apakah orang
tua/wali dan pegawai
menghormati satu
sama lain?
Iya, tapiiiii tidak semua sih
2. Apakah orang
tua/wali merasa ada
komunikasi yang baik
dengan pegawai?
Kebanyakan kurang berjalan dengan baik.
3. Apakah semua orang
tua/wali
diinformasikan
dengan baik tentang
kebijakan dan praktik
sekolah?
Sudah diinformasikan, ketika kita
menyampaikain dalam sebuah rapat
kondisinya kurang kondusif, karena
kebanyakan orang tua siswa saat rapat
banyak membawa anaknya dan sebagian
besar kurang fokus terhadap apa yang
dibicarakan.
4. Apakah orang
tua/wali mengetahui
prioritas dalam
rencana
Tahu, biasanya di awal tahun ajaran kita
jelaskan rencana pengembangan sekolah
kepada orang tua murid
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Indikator Pertanyaan Jawaban
pengembangan
sekolah?
5. Apakah orang
tua/wali diberi
kesempatan untuk
terlibat dalam
pengambilan
keputusan tentang
sekolah?
Kalo dalam pembuatan program kita
undang komite sekolah
A.1. 7 Semua
masyarakar
setempat terlibat di
sekolah
1. Apakah sekolah
mengikutsertakan
masyarakat setempat,
misalnya orang yang
lebih tua dan beragam
kelompok suku,
dalam kegiatan
sekolah?
Yang menjadi komite sekolah juga adalah
orang yang dipandang di daerah sini.
2. Apakah sekolah ikut
serta dalam kegiatan
di masyarakat
setempat?
Biasanya sekolah biasa di jadikan tempat
kegiatan masyarakat sekitar seperti acara
17 Agustusan
3. Apakah pegawai dan
kepala sekolah
meminta pendapat
anggota masyarakat
setempat mengenai
sekolah?
Mayoritas orang tua siswa bertempat
tinggal di sekitar sekolah dan merupakan
masyarakat sekitar sekolah, biasanya kita
meminta pendapat ketika ada pertemuan
dengan orang tua murid
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hasil Wawancara Kepala Sekolah Dasar Pasirluyu
Tentang Dimensi Kebjikan Inklusi
A. Mengembangan Sekolah Untuk Semua (B.1)
Indikator Pertanyaan Jawaban
B.1.4. Sekolah
membangun
bangunan yang
aksesibel bagi
semua orang.
1. Apakah sekolah
memperhatikan
aksesibilitas pada
aspek bangunan dan
halaman sekolah,
termasuk ruang kelas,
koridor, toilet, kebun,
taman bermain, kantin
dan mading?
Jika melihat kondisi bangunan sekarang
mungkin aksesibel untuk semua siswa
yang ada disini, namun dahulu ketika ada
siswa yang sulit untuk berjalan dirasa
bangunan sekolah ini belum aksesibel
untuk siswa tersebut.
2. Apakah akses anak
berkebutuhan khusus
merupakan bagian
dari rencana
pengembangan
bangunan?
Ibu mempunyai keinginan jika nanti
terdapat siswa yang tidak bisa melihat dan
yang tidak bisa berjalan, ibu berkeinginan
membuat lingkungan aksesibel untuk
mereka juga.
B.1.6 Sekolah
membuat
kelompok
pengajaran
sehingga semua
peserta didik
dihargai
1. Apakah kelompok
pengajaran adil dalam
menggunakan
fasilitas, lokasi ruang
ajar, pembagian
pengajar dan
penggantian pengajar?
Iya kalo menurut ibu adil dalam
penggunaan fasilitas, lokasi ruang
ajar,pembagian pengajar, kami
memberikan pelayanan itu semaksimal
mungkin yaa, walaupun tetep ya ibu akan
berkata akan keilmuaan tentang keinklusif
belum terkantongi sepenuhnya, karna
bagaimanapun kan tetep belajar dan
belajar, itu tetep terpenuhi sesuai dengan
kebutuhan anak.
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Indikator Pertanyaan Jawaban
2. Apakah pegawai
mempertimbangkan
kesempatan yang
diberikan kepada
peserta didik untuk
mengajarkan dan
belajar dari satu sama
lain dalam kelompok
yang beragam?
Iyaa, tapi yang beragam itu misalkan apa
yang dipisahkan gitu antara abk dengan
yang ini? Tidak kan,, disatukan. Disatukan
jadi di dalam kelas itu walaupun anak
beragam tapi tidak dibeda-bedakan ini
yang berkebetuhan khusus, ini yang pada
umumnya, tapi kita satukan untuk
sosialilasi dan saling pengakuan. Satu
sama lain harus saling ada pengakuan, kan
ibu juga sekarang mau mengakui adanya
pa abdul disini sedang penelitian, itu juga
keberadaan kepala sekolah juga diakui
keberadaan di lingkungan sekolah
3. Dalam merencanakan
kelompok pengajaran,
apakah
memperhatikan
pertemanan dan
adanya peserta didik
lain yang berbica
dengan bahasa yang
sama?
Kalo kedekatan engga, kan seluruh itu
harus membaur. Kan biasanya kalo di sini
dilihat tetanggga dengan tetangga sekolah
disini kan maunya satu kelompok belajar,
ini tidak kan, mereka juga kan harus
mengenali lingkungan luar, bahwa mereka
itu punya teman tidak hanya punya teman
dekat di sekolah dan di rumah saja, tapi
ada yang dilingkungan sekolah itu baik
anak yang berjauhan tempat tinggalnya
juga, jadi tidak dikhususkan untuk anak
yang memiliki kedekatan dalam satu kelas,
4. Apakah ada upaya
untuk meminimalisir
pengaturan kelompok
pengajaran
berdasarkan tingkat
kemampuan atau
Iya iya kan, kami berusaha sekarang kan
untuk meningkatkan akademisnya di luar
pelajaran di luar kelas kami memberikan
tambahan di luar.
P: maksudnya meminimalisir pengaturan
kelompok pengajaran berdasarkan tingkat
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Indikator Pertanyaan Jawaban
kekurangan, baik itu
factor ekonomi
ataupun kemampuan
dalam akademik?
kemampuan atau kekurangan, jadi
pemisahan antara siswa berkebutuhan
khusus dengan siswa pada umumnya?
I: Ya jelas,, karena ini kan disesuaikan
dengan kemampuan yang berkebutuhan
khusus. Yang berkebutuhan khusus mulai
dari, maaf ya,, KKM itu tidak akan sama,
misalnya 8 siswa pada umumnya dengan 8
siswa ABK itu jelas akan berbeda dari
kemampuan mereka. Ada cara
meningkatkan pengetahuan mereka juga,
kan kalo pada umumnya, puntennyaa,,
bukan tidak diperhatikan tapi yang jelas
kami pasti sebelumnya yang akan
dibicarakan itu yang berkebutuhan
khususkan.
5. Apakah ada rencana
untuk mencegah efek
negatif seperti
ketidakpedulian pada
kelompok yang lebih
rendah?
Kalo rencena yaa, sekarang juga justru
kami semua sudah satu tekad bahwa anak-
anak yang berkebutuhan khusus atau yang
tadi disampaikan itu tidak terjadi gitu ya,
misalkan menjadikan anak itu semakin
terpuruk karena ketidakmampuan, itu
sudah kami ke anak-anak juga sudah kami
menasihati bahwa semua anak itu sama.
Dan itu juga tidak pernah terjadi disini,
walaupun mereka itu tau kok ini
berhitungnya baru sampai sini, mereka
tahu di kelas satu itu tau, “ bu ini kenapa
saya sudah bisa menulis angka, kok ini
baru menulis garis-garis saja” nah itu di
kasih pengertian bahwa kalian ini
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Indikator Pertanyaan Jawaban
kemampuannya tidak sama gitu jadi jangan
sampai,, bahkan yang lebih itu dijadikan
semangat dan dijadikan contoh, “gimana
ini, bawa kesini ajari temannya”. Akhirnya
alhamdulilah tidak ada sampai istilahnya
saling merendahkan dan saling mengolok-
ngolok.
6. Apakah pengaturan
duduk di dalam kelas
diubah sesuai
kebutuhan untuk
mendorong kerja
sama antara laki-laki
dan perempuan dan
antara berbagai suku
di sekolah?
Ada yang di atur seperti itu ada yang tidak,
karena apa? Karena kalo disini orang tua
ikut masuk, walaupun sudah diatur
duduknya siswa yang bisa dan siswa yang
belum, kalo orang tua anak saya harus
duduk disni, jadi pagi datangnya,,
terkadang bisa terkendal,i kadang-kadang
kan kalo orang tua yang ngotot kan itu
tidak bisa, anaknya dia pinginya duduk
dengan si A atau si B walaupun sudah ada
pengaturan, jadi tiap kelasnya itu ibu dan
bapak guru tidak melakukan itu. Yang
masih ada yang seperti itu kebanyakan di
kelas 1 dan 2.
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Mengembangan Sekolah Untuk Semua (B.1)
Indikator Pertanyaan Jawaban
B.2.8. Guru
menggunakan
teknologi untuk
mendukung
pembelajaran
1. Apakah guru
menggunakan
teknologi untuk
mendukung
pembelajaran?
Kalo untuk pembuatan perangcangan
pembelajaran, sebagian guru sudah
memanfaatkan teknologi baik dari
pembuatan RPP sampai mencari materi
pembelajaran. Tapi kalo dalam
pembelajaran masih jarang penggunaan
teknologi baik itu infokus, laptop dll.
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hasil Wawancara Tim Inklusif/Walikelas
Tentang Dimensi Praktik Inklusi
A. Merancang Pembelajaran (C.1)
Indikator Pertanyaan Jawaban
C.1.6 Asesmen
berkontribusi
terhadap prestasi
semua peserta
didik
1. Apakah semua staf
terlibat dalam
melakukan asesmen
pembelajaran?
Terlibat antara guru kelas, guru
matapelajaran dan asisten guru. Biasanya
ketika kenaikan kelas, guru kelas
sebelumnya melaporkan perkembangan
anak kepada guru yang mengajar di kelas
selanjutnya. Namun untuk asesmen belum
sampai terinventarisir dengan baik.
P: kalo untuk pelaksanaan asesmen disini
seperti apa ya bu?
I: kalo bentuk pelaksanaan asesmen kita
belum pernah melakukan asesmen secara
professional yaa,, kita tahunya paling
tahunya dari orang tua,”bu si anak
kekurangannya gini gini”, kan nanti kita
pas sudah pembelajaran berlangsung
beberapa saat kita pantau anak2nya, kita
lihat dari tugas-tugasnya, pembelajarannya
bagaimana? Kalo misalkan suda singkron
baru kita pikirin pembelajaran untuk
anaknya seperti apa?.
2. Apakah guru
bertanggung jawab
atas kemajuan semua
peserta didik dalam
pelajaran mereka?
Bertanggung jawab..
P: kalo untuk laporannya ke orang tua?
I: kalo untuk anak ABK, biasanya kalo
kemaren kita tuh dari KKMnya kita tuh
suka ngasih tau ke orang tua, kan biasanya
kita panggil dulu orang tuanya saat
pembagian rapot dan nanti kita jelasin,
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Indikator Pertanyaan Jawaban
anaknya seperti ini, hasilnya seperti ini
terus ketika ibu menemukan dari nilai
KKM nya sama dengan yang lain sama
namun bobot nilai tersebut berbeda dengan
yang lain disesuaikan dengan kemampuan
anak.
3. Apakah peserta didik
terlibat dalam
melakukan asesmen
dan memberikan
komentar terhadap
pembelajaran
mereka?
Kalo terlibat dalam pelaksanaan asesmen
pasti terlibat, karena hasil dari asesmen
dilihat dari hasil kerja anak. Pernah mereka
komentar dan mereka sering nanya,
“kenapa bu saya beda dengan temen-temen
yang lainnya?” (murid), terus saya
jelasinnya “ibu pengen kamu bisa dulu
yang ini, kalo sudah bisa nanti
mengerjakan yang kayak temen2 kamu
juga” pintar-pintar guru juga untuk
menjelaskan agar anak tidak down juga
dan si anak bisa menerima apa yang kita
berikan.
4. Apakah catatan
prestasi
mencerminkan semua
keterampilan,
pengetahuan, dan
pengalaman peserta
didik, seperti bahasa
tambahan, system
komunikasi lain, hobi,
minat, dan
pengalaman kerja?
Iya, karena sebuah prestasi tidak hanya
dilihat dari kognitif dari anak tersebut
namun melibatkan afektif dan psikomotor,
baik keterampilan, pengalaman,
pengetahuan dan sikap anak.
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Indikator Pertanyaan Jawaban
5. Apakah asesmen
didasarkan
pengamatan detil?
Pelaksanaan asesmen selama ini tidak
secara mendetail dan secara khusus
dilakukan, hanya melihat dari hasil kerja
setiap anak dan laporan orang tua.
6. Apakah asesmen
mengarah pada
modifikasi rencana
pengajaran dan
praktiknya?
Kalo kita melihat dari pengalaman,
biasanya kita menyesuaikan rencana
pengajaran dengan hasil informasi dari
orang tua dan hasil kerja anak. Dan kita
juga belum terlalu tahu tentang jenis-jenis
ABK itu sendiri, jadi selama ini kita
menyesuaikan dari informasi orang tua.
P: apakah modfikasi ini sudah tertuang
dalam RPP yang ibu buat?
I: kalo untuk RPP sendiri disamaratakan
dengan siswa pada umumnya, namun pada
saat pembelajaran untuk siswa yang lambat
belajar dan hambatan emosional
disesuaikan materinya dengan
kemampuannya. Soalnya kalo untuk
membuat rpp yang untuk ABK kita belum
mampu.
C.1.9 Asisten guru
mendukung
pembelajaran dan
partisipasi semua
peserta didik
1. Apakah asisten guru
terlibat dalam
perencanaan
kurikulum dan
evaluasi?
Asisten guru terlibat dalam perencanaan
kurikulum dan evaluasi, soalnya dia kan
harus tau tugas-tugasnya bagaimana. Kalo
disini hanya ada satu asiten guru yang
biasa membantu di kelas satu. Biasanya
kalo kelas lain yang membutuhkan asisten
guru bisa langsung meminta bantuan ke
guru lain yang sedang tidak ada jam
mengajar.
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Indikator Pertanyaan Jawaban
C.1.11 Semua
peserta didik
mengikuti kegiatan
di luar kelas
1. Apakah ada
transportasi untuk
memungkinkan
peserta didik yang
harus menempuh
perjalanan jauh atau
mengalami hambatan
mobilitas, untuk ikut
serta dalam kegiatan
sepulang sekolah?
Ada peserta didik yang jarak antara tempat
tinggal dengan sekolah cukup jauh dan
peserta didiknya pintar dan suka mengkuti
kegiatan sepulang sekolah
2. Apakah semua peserta
didik didorong untuk
mengikuti kegiatan
musik dan drama dan
olah raga?
Iya semua peserta didik didorong untuk
mengikuti kegiatan bermusik dan olahraga,
kalo untuk perkusi biasanya didominasi
oleh laki-laki, paling perempuannya nari
itu biasanya hari sabtu dan untuk olahraga
khususnya paling futsal dan pencak silat
yang peminatnya banyaknya laki-laki, dan
semua siswa didorong untuk ikut semua.
3. Apakah anak-anak
dan remaja dicegah
dari adanya monopoli
di tempat bermain,
misalnya untuk
bermain sepak bola?
Ada pencegahaan, ketika kegiatan bermain
futsal anak perempuan di perbolehkan
untuk ikut juga walaupun hanya beberapa
yang ikut dan itupun hanya beberapa saat
“ah bu cape!” sudah coba,, pas udah tau
capenya “ah bu engga ah pengen pindah
aja eskulnya”. Kita kan sebelum nyebarin
angket, jadi angketnya disana ada perkusi,
silat, futsal sama nari, jadi si anak mau ikut
yang mana, kan itu hari-harinya berbeda-
beda jadi si anak boleh milih 2 eskul, tapi
kebanyakan yang perempuan menjurus
kegiatan yang perempuan seperti nari dan
tidak ada pengkhususan kegiatan ini untuk
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Indikator Pertanyaan Jawaban
laki-laki atau perempuan.
4. Apakah peserta didik
diajarkan kegiatan
ekstrakulikuler yang
bisa mencakup semua
anak-anak dengan
berbagai tingkat
kemampuan?
Kegiatan ektrakulikuler diisi dengan
berbagai kemampuan, hanya saja untuk
penampilan lomba atau acara diluar ada
seleksi untuk tim khusus penampilan, kalo
untuk yang belum masuk dalam tim paling,
dibekali kembali materi yang belum
terkejar.
5. Apakah semua peserta
didik diberi
kesempatan untuk
ikut serta dalam
kegiatan yang
mendukung dan
bermanfaat bagi
masyarakat setempat?
Di ikut sertakan semuanya, tapi itu ada
penjadwalan khusus.
P: yang sudah terjalani kegiatan seperti apa
bu?
I: biasanya kita suka bersih-bersih di
lingkungan sekitar pasirluyu, trus kemarin
tuh anak sedang ada “dokcil”, terus
kewirausahaan kemaren, jualan kedaerah
sekitar pasirluyu, terus masyarakatnya
kalau mau berjualan dilingkungan sekolah
bisa, tapi harus daftar dulu
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Mobilisasi Sumber Daya (C.2)
Indikator Pertanyaan Jawaban
C.2.1 Perbedaan
antar peserta didik
dijadikan sumber
pembelajaran
1. Apakah peserta
didik didorong
untuk
mengumpulkan
pengetahuan dan
pengalaman
mereka, misalnya,
tentang
keluarganya?
Didorong untuk mengumpulkan
pengetahuan dan pengalaman mereka,
biasanya walikelas tuh melakukan apa
yaaa, semacam wawancara setiap anak biar
kita tahu tentang lingkungan keluarganya,
dari sana kita tau kondisi keluarganya
gimana.
2. Apakah peserta
didik yang
memiliki
pengetahuan atau
keterampilan
lebih dalam
bidang tertentu
terkadang
menjadi tutor
bagi peserta didik
yang kurang?
kalo untuk kelas sebelumnya anak2nya tuh
pada minta kalo saya sudah ini saya
gimana? Lalu saya mengarahkan anak2
yang sudah untuk menjadi tutor sebaya dan
itu sangat membantu banget, saat ukk
ketika mereka beres langsung membantu
temannya untuk membantu membacakan
soalnya. Tapi untuk kelas yang sekarang
masih belum.
C.2.2 Pegawai
ahli diberdayakan
sepenuhnya
1. Apakah semua
keahlian dan
pengetahuan
pegawai diketahui,
tidak hanya mereka
yang diberikan
gambaran tugas?
Mungkin iya juga, karena setiap kepala
sekolah harus mengetahui sepak terjang
staffnya begitu juga para staffnya
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Indikator Pertanyaan Jawaban
2. Apakah pegawai
didorong untuk
memperlihatkan
dan berbagi
semua keahlian
dan pengetahuan
mereka untuk
mendukung
pembelajaran?
.
Iya, biasanya kita dikasih tugas disuruh
ikutan workshop apa pasti biasanya setelah
workshop kita disuruh presentasi ke semua
guru di sekolah, dan setiap seminggu
seklai biasanya kita ada lesson plan. Tapi
guru rolling, pertama kita tahun ini apakah
mau dimulai dari kelas bawah atau kelas
atas dulu, ntar kita bikin dari plan, do
sampai do nya tuhhh… ada dua rombel ada
kelas 4a dan 4b, sok bikin siapa yang mau
duluan, kapan bikin rppnya, kapan kita
tampilnya sudah ada jadwalnya. Itu setiap
semester pasti kebagian semua
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hasil Wawancara Kepala dan Pegawai Sekolah Dasar Pasirluyu
Implementasi Pendidikan Inklusif di SDN Pasirluyu
A. Kepala Sekolah
Pertanyaan Jawaban
1. Menurut pendapat
ibu pendidikan
inklusif itu seperti
apa ya bu?
Kalo menurut ibu dan sedang yang diselanggarakan dengan teman-
teman, pendidikan inklusif disini adalah yang ramah anak, ramah
anak dalam artian kta menerima berbegai macam karakteristik anak,
baik ituuu dari karekteristik dari perekonomian kemudian sekarang
kan katakan ada yang namanya keterbelakang, walaupun kami disini
hanya baru menerima yang kebanyakan itu status sosialnya itu yang
kurang mendukung para orang tua, kemudian ada yang betul2 abk
yang berkebutuhan khusus yang keterbelakang itu karena mayoritas
orang tua disini factor ekonominya kurang beruntung sehingga tidak
bisa menyekolahkan di sekolah yang khusus. Jadi kami yaa
walaupun kami dari awal pun dari guru sendiri bahwa kita punya
dilingkungan sekolah ini mempunyai anak berkebutuhan khusus,
walaupun kami tidak berlatarbelakang pendidikan khusus yang
inklusif, dengan segala keterbatasan kami tetap memberikan
pelayanan.
P: kalo untuk sejauh ini apakah penerimaan siswa ada seleksi untuk
penerimaan siswa baru?
I: Tidak ada, maksudnya kan kalo misalkan secara akademis gitu ya
anak yang rata2 yang sudah membaca yaaa kalo kita yang
akademisnya, tidak. Disini sesuai denga aturan pemirintah, satu yaitu
usia yang didahulukan adalah usia yang 7 tahun, baru kita seleksi
berdasarkan umur,,, nah ada yang kurang dari 6 tahun yaa, kalo
misalkan penerimaannya kita memang kuotanya kurang, kita
menerima yang umur kurang dari 7 thun dilihat dari lingkungan
disini dulu, jadi kita harus menerima berbagai keberagaman karena
kita kita tidak membedakan sosial ekonomi atau siswa umum dengan
siswa berkebutahan khusus. Disini siapapun yang mau masuk di sd
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pertanyaan Jawaban
pasirluyu kami terima dengan baik dalam artian tidak membeda-
bedakan hanya kami aturan saja penerian kami khusus kelas 1 itu
usia dimulai dari 7 tahun.
P: kalo tiap tahunnya berapas siswa baru masuk untuk kelas 1?
I: Yaa satu kelas itu kan sekarang kan harus 36, ya kami menerima
36 satu kelas, cuman kami punya target kuota selalu 3 kelas kali 36
siswa, dibagi kelas A, ,B, C, tapi yang terpenuhi hanya 2 kelas, dan 2
kelas juga gemuk ada yang 42 ada yang 40 itu kan sudah melebihi
ketentuan, seharusnya kan dalam satu kelas 36.
2. Seberapa penting
pendidikan inklusif
di sekolah ini?
Sangat penting, sangat penting gitu ya. Karena menurut saya anak itu
berhak untuk mendapatkan pendidikan, baik itu yang
keterbelakangan, atau katakan maaf yaa normal itu pun berhak untuk
bersekolah, jadi ya kami disini walaupun notaben kami tidak
mempunyai keilmuan tentang inklusif yang pada akhir kami belajar
secara langsung dilapangan untuk menerima anak didik yang
berkebutuhan khusus, jadi sangat penting karena anak itu berhak
mendapatkan pendidikan.
P: sesuai dengan Undang2 yang berlaku ya buu
I: Itukan ibu belum membaca undang-undang, jadi memang kami
disini anak itu berhak mendapatkan pendidikan, yang maksudnya
belum tahu undang-undang tentang inklusif, tapi kan kalo Undang-
Undang Pendidikan Nasional jelas yaa, semua anak itu berhak
mendapatkan pendidikan. Tapi yang berkebutuhan khusus kami yaa
hanya taunya anak itu harus khusus sekolahnya seperti SLB.
P: jadi perspektif semua anak itu masih dalam ruang lingkup pada
umumnya gitu ya buu
I: Iya pada umumnyaa yaaa, kelas umum, jadi kita sebenarnya kita
tidak bisa menerima anak berkebutuhan khusus karena ada sekolah
yang khusus kan dulu gitu yaa persepsi kami, terus terang saja kami
dari semua guru juga yang pada umumnya pasti bahwa anak yang
berkebutuhan khusus itu harus khusus.
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pertanyaan Jawaban
P: Pada akhirnya sekolah ini sudah menerima keberagaman anak bu
ya?
I: Iyaaa alhamdulilah, karena saya kembali kepada ibu bapa guru
yang dilapangan, apakah mau beliau-beliau ini menerima atau
memberikan pendidikan kepada anak walaupun anak ini
berkebutuhan khusus, kita kan sama-sama, tapi kan yang langsung
dilapangan dalam mengajar ibu bapak guru yaaa, ya alhamdulilah
mereka mau gitu ”biarin saja bu yang jelas anak itu bisa bersekolah”.
Kita kembali setiap anak berhak mendapatkan pendidikan.
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pertanyaan Jawaban
3. Kendala apa saja
yang dihadapi pada
saat implementasi
pendidikan inklusif?
Banyak, satu kalo dari guru2 karena kami sudah terbiasa
menyelenggarakan PBM inklusif ini tidak ada permasalahan, hanya
saja kami ingin meningkatkan keilmuan tentang pendidikan inklusif.
Kadang2kan ada orangtua masalahnya dari orangtua tidak mau kan
anaknya tidak mau disatukan dengan keberagaman gitu ya,, kadang-
kadang kalo dilingkungan pasirluyu “masa anak saya di satu
kelaskan dengan anak cacat” katanya, karena adakan disini pernah
ada yang hydrosepalus, Down sindrom juga, tapi alhamdulilah
setelah kami sosialisasi yang terutamana, apa yang terutama itu kita
harus membuka hati mengajak kepada orang tua untuk membuka hati
bahwa semua anak itu sama, anak kita juga. Mengajak untuk terbuka
untuk menerima, kemudian kendalanya karena keterbatasan
keilmuan kami tentang inklusif yaa sekarang kan sudah lounching
dan lain sebagainya di kota bandung, tetap yg memang sudah, yang
sudah menyelenggarakan memang ada dan berjalan itu memang
harus tetap ada pendampingan, karena kami kan keilmuannya belum
mantap, walaupun dengan sendirinya ilmu itu akan kami dapat
dilapang secara praktek dan alami.
P: apakah ada kendala lagi bu? Misalkan ada pegawai ibu sendiri ada
yang berbeda framenya mengenai hakikat inklusif.
I: Kalo Dulu iya, kalo sekarang engga, makannya disini berjalan
katakana berjalan dengan baik, kami penyelenggara inklusif ini
sudah sepaham dengan bapak dan ibu guru.
4. Cita-cita apa yang
belum terwujud
dalam implementasi
pendidikan inklusif
Cita-cita yaaaa, tetap walaupun siapapun yang nanti akan menjadi
kepala sekolah disini ya, penyelenggarakan pendidikan inklusif
berjalan dengan baik yaaa kita akan apa ya,, sebenarnya banyak ya
cita-citanya dan susah diungkapkan dengan kalimat, yaa berjalan
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pertanyaan Jawaban
disekolah ini? dengan baik aja, sampai bahwa nanti anak-anak yang berkebutuhan
khusus itu dapat berdiri sendir dan percaya diri.
P: kalo untuk ini bu, ketika sekolah ini berkhidmat untuk menerima
keberagaman anak, apakah sekolah siap untuk menerima
tantangannya ketika ada anak tuna daksa yang perlu aksesibilatas
dalam mobilitas, tunanetra dalam pengadaan buku braille dan
aksesibilitas baik secara fisik dan non fisik untuk kebaragaman anak?
I: Iyaa,, memang sudah terpikirkan yaa,, kan kalo disini kalo
misalkan kalo tunanetra belum,, kalo tunadaksa kan kemaren adakan
yaaa, yaitu yang berjalannya itu memang tidak tegap tidak lancar,
perlu yang seperti kursi roda, dan kenapa tidak kalo anak itu betul-
betul membutuhkan akses dalam mendapatkan pendidikan disini
kenapa tidak, karena kami yakin walaupun kami tidak memungut
biaya dari orang tua, orang tua juga misalkan anaknya tidak bisa
berjalan perlu memang untuk mempermudah pendidikan atau dia
jalan itu seperti contohnya kursi roda saja, orang tua akan berupaya
beserta sekolah juga, apalagi kita misalkan sekarang, pemerintah pun
jelas akan membantu pendidikan untuk anak-anak bangsa ini.
Walaupun dengan misalkan ini dari bantuan apapun kami kan bisa
mengajukan, walaupun itu nantinya diii apa,, misalkan terpenuhi atau
tidak tapi tetap berupaya.
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Guru 1 (Bu f)
Pertanyaan Jawaban
1. Menurut pendapat
ibu pendidikan
inklusif itu seperti
apa ya bu?
Dimana pendidikan untuk semua anak tanpa membeda-bedakan dari
mulai latar belakang sampai kondisi anaknya sendiri. Bahwa semua
anak itu sama.
2. Seberapa penting
pendidikan
inklusif di sekolah
ini?
Penting, mengingat melihat kondisi dari masyarakatnya sendiri.
3. Kendala apa saja
yang dihadapi
pada saat
implementasi
pendidikan
inklusif?
Kita juga sebagai guru sering merasa bingung dan meresa cape
sendiri, karena kita merasa belum mendapatkan apa yang selama ini
kita cari dari mulai pengadministrasian, cara penanganan anak, cara
melakukan asesmen. Setiap pelatihan ohh si anak tuh harus di
asesmen dengan cara begini, sedangkan kan selama ini kita
menerima saat PPDB kita tidak melakukan asesmen dengan cara
semestinya. Terus kebingungan cara parenting ke orang tua
ngomongnya bagaimana,, sedangkan kita juga ilmunya baru2 apa
yang kita dapat saat kita pelatihan kan ga semaksimal mungkin.
4. Cita-cita apa yang
belum terwujud
dalam
implementasi
pendidikan
inklusif disekolah
ini?
Keinginan saya, saya belum memberikan pelayanan yang terbaik
untuk anak dari cara pembelajarannya. Jadi saya pengen bisa
memberikan pelayanan yang terbaik untuk anak ini. Saya pernah
kepikiran, Apakah saya harus kuliah PLB lagi? ,,,,untuk lebih
memahami pendidikan inklusif,, karena saya terjun ke inklusif secara
tidak sengaja pertamanya.
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Guru 2 (Bu I)
Pertanyaan Jawaban
1. Menurut pendapat
ibu pendidikan
inklusif itu seperti
apa ya bu?
Pendidikan inklusif adalah pendidikan untuk anak berkebutuhan
khusus
2. Seberapa penting
pendidikan
inklusif di sekolah
ini?
Sangat penting mengingat latar belakang siswa yang membutuhkan
layanan.
Keluarga menjadi permasalahan utama penyebab kondisi anak
mengalami hambatan.
3. Kendala apa saja
yang dihadapi
pada saat
implementasi
pendidikan
inklusif?
Masih bingung dalam menghadapi anak bagaimana mengasesmen,
menentukan dan menyusun layanan yang tepat, evaluasi dan media
pembelajaran yang efektif.
4. Cita-cita apa yang
belum terwujud
dalam
implementasi
pendidikan
inklusif disekolah
ini?
Ingin diberi pembekalan mengenai cara penanganan ABK sesuai
dengan kondisinya masing-masing.
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D. Guru 3 (Bu N)
Pertanyaan Jawaban
1. Menurut pendapat
ibu pendidikan
inklusif itu seperti
apa ya bu?
Pendidikan inklusif adalah pendidikan yang lebih memperhatikan
anak yang lamban belajar, menyamakan dengan yang lain,
memperhatikan misalnya dengan memberi pelajaran tambahan.
2. Seberapa penting
pendidikan
inklusif di sekolah
ini?
Sangat penting karena banyak anak-anak dengan kondisi demikian
(membutuhkan layanan pendidikan tambahan).
3. Kendala apa saja
yang dihadapi
pada saat
implementasi
pendidikan
inklusif?
Kesibukan guru-guru terutama walikelas dalam mengurus
administrasi, sementara volume anak banyak sehingga layanan yang
diberikan kurang maksimal. Guru-guru kurang pengetahuan tentang
kondisi anak dan penanganan yang diberikan masih autodidak, tidak
mengetahui teorinya, missal untuk mengatasi anak tunagrahita
bagaimana caranya, guru-guru disini tidak tahu. Ada ketakutan salah
dalam memberikan layanan karena tidak tahu teorinya tadi.
4. Cita-cita apa yang
belum terwujud
dalam
implementasi
pendidikan
inklusif disekolah
ini?
Ada bimbingan dari pihak terkait mengenai masalah anak,
mengembangkan fasilitas sekolah agar anak bisa refleksi.
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hasil Wawancara Tim Inklusif (Pengkodean)
Tentang Dimensi Budaya
KODE BARIS HASIL WAWANCARA
B(A.1.2)
T1
1
2
3
4
5
6
7
Kalo mereka menawarkan mah engga, kalo cuman saya suruh baru, “ayo
nak bantu ini!”, kalo untuk inisiatif sendiri belum. Tapi kalo untuk kelas
sebelumnya anak-anaknya tuh pada minta kalo saya sudah ini saya
gimana? Lalu saya mengarahkan anak-anak yang sudah untuk menjadi
tutor sebaya dan itu sangat membantu banget, saat ukk ketika mereka
beres langsung membantu temannya untuk membantu membacakan
soalnya. Tapi untuk kelas yang sekarang masih belum.
8
9
10
11
12
13
14
15
Suka.. disini suka, paling ngobrol eeeuu saya punya anak seperti ini,,
bisa bantu ga bu? Tapi kita ga intens sih, tapi kalo kelas membutuhkan
bantuan dan memungkin untuk dua guru biasanya dibantu. Dalam tahun
ajaran ini kurang dari 10 kali untuk meminta bantuan jadi asisten guru,
lumayan membantu juga, apalagi kalo anaknya pada susah diam juga.
Biasanya dalam pembelajaran keterampilan, seperti pembelajaran yang
ada pecobaan kayak di IPA dan di gabung dengan bahasa indonesia
untuk mempersiapkan mata pelajaran selanjutnya.
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
Cenderung lebih berbagi daripada bersaing, kalo dalam segi
pembelajaran, misalkan saya ngasih tugas, kalo anak yang ga ngerti tuh
biasanya suka nunggu dulu. Guru: “ na udah belum?” Siswa: “Belum
bu!”. Biasanya suka menunggu dulu temannya yang bisa. Dikala
temannya ada yang bisa maju ke depan, tapi berbaginya itu menurut saya
itu salah, soalnya mereka kayak setengah nyontek, tapi mereka tidak
pernah merasa tersaingi. Emang salah tapi kalo dilihat dari sikap mereka
yang care sama temennya juga udh punya poin berbaginya walau
caranya yang salah. Kalo diluar konteks pembelajaran biasanya berbagi
makanan, kalo ada temennya ga jajan suka bertanya “ehh kenapa ga
jajan?” biasanya suka di kasih pinjem atau di beri makanan kepada
temannya.
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
Kalo terlalu rasis sih engga,, tapi masih suka geng gengan. Ketua geng
ini sangat berperan dari tingkalaku terhadap kelompok gengnya. Dan
mereka lebih cenderung nurut ke ketua gengnya daripada ke gurunya.
Dulu seperti itu, tapi sekarang sudah sedikit menurun setelah saya
memberi pengertian. Pernah waktu itu kasusnya pas peljaran SPDP
belajar degung, kan kata saya “nanti nak belajar degungnya kita belajar
dulu basa sunda” pas bel istirahat,mereka istrahat setelah masuk 6 orang
ini (yg satu geng) kok ga ada, “kemana 6 orang yang ga ada di kelas?”
(Guru), “bu itu bu degung” (siswa). Besoknya saya nanya ke 6 orang,
“kenapa ga kmren ga minta ijin dulu sama ibu?” (guru), “kan kata si lala
bu ga usah minta ijin sama ibu” (siswa), “jadi disini yang lebih berkuasa
ibu atau lala?” (Guru), “kan si Lala bu yang ketua gengnya bu”, (siswa).
Satu geng itu cewe semua, dalam satu kelas tuh geng cewe tuh ada 2
kubu dan kalo laki-laki juga sama ada dua kubu. Tapi untuk sekarang
sudah mulai sedikit membaur baik walau masih sering kumpul dengan
gengnya.
42
43
44
45
46
47
48
49
Tergantung sikap anaknya di kelas bagaimana? Ada anak pintar, murid
baru tapi suka caper (cari perhatian) kalo di kelas, anak anak ga suka.
Siswanya ngomong ke saya “terlalu over bu”. Tapi ada anak yang biasa-
biasa saja, terus kalo disuruh saya ke depan dia mau selalu (PDnya luar
biasa), terus ketika di depan “ini gimana ya bu caranya?”, ketika itu
teman-teman sekelasnya menyemangati dia “ayo ayo kamu bisa, kamu
bisa”. Kalo sikap temennya baik sama mereka mungkin mereka
menghargai prestasinya.
50
51
52
53
54
Ketika terjadi pertengkaran biasanya ada yang melapor ke saya, ketika
itu saya memanggil siswa yang berantem dan siswa yang melapor
kepada saya untuk menanyakan kejadiannya seperti apa, dan saat itu
saya mendiskusikan sebabnya dan dicari jalan keluarnya bersama-sama
agar masalahnya selesai pada hari itu juga.
55
56
Kebanyakanya lebih mengompori temannya dan mendukung teman
dekatnya yg berkelahi.
B(A.1.3)
T1
57
58
Antar pegawai sekolah saling menghormati, ketika ada sesuatu hal pasti
meminta ijin kepada yang lebih senior dan kepala sekolah.
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
59
60
61
Mayoritas datang dalam pertemuan, biasanya dalam menentukan jadwal
pertemuan itu disesuaikan dengan jadwal kosong semua pegawai agar
pertemuan itu dapat dihadiri oleh semua.
62 Dilibatkan
63
64
65
66
67
68
Tahu, ketika kita ada masalah dalam pembelajaran kita lebih banyak
konsultasinya sama bagian kurikulum. Ketika ada permasalahan
implementasi pendidikan inklusi biasanya kita utarakan dalam kegiatan
KKG di setiap hari sabtu biasanya kita berkumpul untuk memecahkahn
permasalahan yang dihadapi selama seminggu mengajar ketika tidak
menemui jalan keluar biasanya kita konsultasikan kepada pengawas.
69
70
71
72
Nyaman, biasanya kita ada penjadwalan setiap hari senin jadi kita me
review lagi kinerja kita selama minggu kemarin, trus apa aja masalahnya
kita clearin sama-sama dan kalo sudah beres kita rencanakan
kedepannya bagaimana.
73
74
Semua ikut serta dalam perencaan program-program yang akan
dijalankan sampai pelaksanaanya.
B(A.1.5)
T1
75
76
Antara pegawai dengan orang tua saling menghormati, tapi tidak
semuanya sih.
77
78
Komunikasi antara Pegawai dan orang tua kebanyakan kurang berjalan
dengan baik.
79
80
81
82
Sudah diinformasikan tentang kebijakan dan praktek sekolah, ketika kita
menyampaikain dalam sebuah rapat kondisinya kurang kondusif, karena
kebanyakan orang tua siswa saat rapat banyak membawa anaknya dan
sebagian besar kurang fokus terhadap apa yang dibicarakan.
83
84
85
Orang tua mengetahui prioritas dalam rencana pengembangan sekolah,
biasanya di awal tahun ajaran kita jelaskan rencana pengembangan
sekolah kepada orang tua murid.
86 Kalo dalam pembuatan program kita undang komite sekolah
B(A.1.7)
T1
87
88
Yang menjadi komite sekolah juga adalah orang yang dipandang di
daerah sini.
89
90
Biasanya sekolah biasa di jadikan tempat kegiatan masyarakat sekitar
seperti acara 17 Agustusan.
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
91
92
93
Mayoritas orang tua siswa bertempat tinggal di sekitar sekolah dan
merupakan masyarakat sekitar sekolah, biasanya kita meminta pendapat
ketika ada pertemuan dengan orang tua murid
B(A.2.2)
T1
94
95
96
97
98
99
Membangun lingkungan sekolah suportif dalam mengakomodir
keberagaman anak dipandang sama pentingnya dengan meningkatkan
prestasi akademik? Kalo di pandang demikian sih iya, tapi kita belum
bisa mewujudkan sampai sana, nih si anak butuh, dia lebih condong suka
olahraga, sampai kita fokuskan sampai olahraganya bagaimana, kita
belum bisa mengoptimalkan itu. Namun untuk bidang kesenian iya pa.
100
101
Iyaa, soalnya dari keberagaman tuh kita bisa belajar banyak untuk saya
pribadi.
102
103
104
105
Ada penanganan bersama untuk meminimalisir ketidakkesetaraan, kita
kalo misalkan tuh kalo tidak bisa memberikan materi yang cukup atau
belum dapat dimengerti oleh anak, apalagi untuk anak yang lambat
belajar biasanya kita memberikan tambahan belajar setelah sepulang
sekolah.
106
107
108
Sudah dilakukan setiap penerimaan siswa baru, memprioritaskan siswa
yang tinggal didaerah sekitar tampa memandang latar belakang,
hambatan dan bakat.
109
110
111
112
113
114
115
Pernah ada siswa yang sekolah disini yang cukup berat yang mengalami
hidrosepalus yang dimana kita masih kebingungan untuk memberikan
layanan yang tepat, tapi pada saat itu kami menerimanya dan menjadikan
tantangan unduk memberikan layanan pendidikan bagi semua anak.
Selama di sekolah alhamdulilah siswa tersebut banyak kemajuan seperti
anak tersebut lebih mandiri dan kemampuan calistungnya meningkat,
namun ketika kelas 4 anak tersebut pindah karena factor ekonomi
keluarga.
Keterangan :
B(A.1.2) T1 : Indikator peserta didik membantu satu sama lain menurut Tim
inklusif SDN Pasirluyu
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B(A.1.3) T1 : Indikator pegawai bekerja sama satu sama lain menurut Tim inklusif
SDN Pasirluyu
B(A.1.5) T1 : : Indikator ada kerja sama antara pegawai dengan orang tua/wali
menurut Tim inklusif SDN Pasirluyu
B(A.1.7) T1 : Indikator semua masyarakar setempat terlibat di sekolah menurut Tim
Inklusif SDN Pasirluyu.
B(A.2.2) T1 : : Indikator pegawai, kepala sekolah, peserta didik dan orang tua/wali
berbagi filosofi inklusi menurut Tim inklusif SDN Pasirluyu
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hasil Wawancara Kepala Sekolah (Pengkodean)
Tentang Dimensi Kebijakan
KODE BARIS HASIL WAWANCARA
K(B.1.4)
K1
1
2
3
4
5
6
Jika melihat kondisi bangunan sekarang mungkin aksesibel untuk semua
siswa yang ada disini, namun dahulu ketika ada siswa yang sulit untuk
berjalan dirasa bangunan sekolah ini belum aksesibel untuk siswa
tersebut. Ibu mempunyai keinginan jika nanti terdapat siswa yang tidak
bisa melihat dan yang tidak bisa berjalan, ibu berkeinginan membuat
lingkungan aksesibel untuk mereka juga.
K(B.1.6)
K1
7
8
9
10
11
Iya kalo menurut ibu adil dalam penggunaan fasilitas, lokasi ruang
ajar,pembagian pengajar, kami memberikan pelayanan itu semaksimal
mungkin yaa, walaupun tetep ya ibu akan berkata akan keilmuaan
tentang keinklusif belum terkantongi sepenuhnya, karna bagaimanapun
kan tetep belajar dan belajar, itu tetep terpenuhi sesuai dengan kebutuhan
anak.
12
13
14
15
16
17
18
Iyaa, tapi yang beragam itu misalkan apa yang dipisahkan gitu antara
abk dengan yang ini? Tidak kan,, disatukan. Disatukan jadi di dalam
kelas itu walaupun anak beragam tapi tidak dibeda-bedakan ini yang
berkebetuhan khusus, ini yang pada umumnya, tapi kita satukan untuk
sosialilasi dan saling pengakuan. Satu sama lain harus saling ada
pengakuan, kan ibu juga sekarang mau mengakui adanya pa abdul disini
sedang penelitian, itu juga keberadaan kepala sekolah juga diakui
keberadaan di lingkungan sekolah
19
20
21
22
23
24
25
Kalo kedekatan engga, kan seluruh itu harus membaur. Kan biasanya
kalo di sini dilihat tetanggga dengan tetangga sekolah disini kan maunya
satu kelompok belajar, ini tidak kan, mereka juga kan harus mengenali
lingkungan luar, bahwa mereka itu punya teman tidak hanya punya
teman dekat di sekolah dan di rumah saja, tapi ada yang dilingkungan
sekolah itu baik anak yang berjauhan tempat tinggalnya juga, jadi tidak
dikhususkan untuk anak yang memiliki kedekatan dalam satu kelas,
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
26
27
28
29
30
31
32
33
34
Iya iya kan, kami berusaha sekarang kan untuk meningkatkan
akademisnya di luar pelajaran di luar kelas kami memberikan tambahan
di luar. Ya jelas,, karena ini kan disesuaikan dengan kemampuan yang
berkebutuhan khusus. Yang berkebutuhan khusus mulai dari, maaf ya,,
KKM itu tidak akan sama, misalnya 8 siswa pada umumnya dengan 8
siswa ABK itu jelas akan berbeda dari kemampuan mereka. Ada cara
meningkatkan pengetahuan mereka juga, kan kalo pada umumnya,
puntennyaa,, bukan tidak diperhatikan tapi yang jelas kami pasti
sebelumnya yang akan dibicarakan itu yang berkebutuhan khususkan.
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
Kalo rencena yaa, sekarang juga justru kami semua sudah satu tekad
bahwa anak-anak yang berkebutuhan khusus atau yang tadi disampaikan
itu tidak terjadi gitu ya, misalkan menjadikan anak itu semakin terpuruk
karena ketidakmampuan, itu sudah kami ke anak-anak juga sudah kami
menasihati bahwa semua anak itu sama. Dan itu juga tidak pernah terjadi
disini, walaupun mereka itu tau kok ini berhitungnya baru sampai sini,
mereka tahu di kelas satu itu tau, “ bu ini kenapa saya sudah bisa
menulis angka, kok ini baru menulis garis-garis saja” nah itu di kasih
pengertian bahwa kalian ini kemampuannya tidak sama gitu jadi jangan
sampai…..,, bahkan yang lebih itu dijadikan semangat dan dijadikan
contoh, “gimana ini, bawa kesini ajari temannya”. Akhirnya
alhamdulilah tidak ada sampai istilahnya saling merendahkan dan saling
mengolok-ngolok.
47
48
49
50
51
52
53
54
Ada yang di atur seperti itu ada yang tidak, karena apa? Karena kalo
disini orang tua ikut masuk, walaupun sudah diatur duduknya siswa yang
bisa dan siswa yang belum, kalo orang tua anak saya harus duduk disni,
jadi pagi datangnya,, terkadang bisa terkendal,i kadang-kadang kan kalo
orang tua yang ngotot kan itu tidak bisa, anaknya dia pinginya duduk
dengan si A atau si B walaupun sudah ada pengaturan, jadi tiap kelasnya
itu ibu dan bapak guru tidak melakukan itu. Yang masih ada yang seperti
itu kebanyakan di kelas 1 dan 2.
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
K(B.2.8)
K1
55
56
57
58
Kalo untuk pembuatan perangcangan pembelajaran, sebagian guru sudah
memanfaatkan teknologi baik dari pembuatan RPP sampai mencari
materi pembelajaran. Tapi kalo dalam pembelajaran masih jarang
penggunaan teknologi baik itu infokus, laptop dll
Keterangan :
K(B.1.4) K1 : Indikator Sekolah membangun bangunan yang aksesibel bagi semua
orang menurut Kepala Sekolah SDN Pasirluyu
K(B.1.6) K1 : Indikator Sekolah membuat kelompok pengajaran sehingga semua
peserta didik dihargai menurut Kepala Sekolah SDN Pasirluyu
K(B.2.8) K1 : Indikator Guru menggunakan teknologi untuk mendukung
pembelajaran menurut Kepala Sekolah SDN Pasirluyu
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hasil Wawancara Tim Inklusi/Wali Kelas (Pengkodean)
Tentang Dimensi Praktik
KODE BARIS HASIL WAWANCARA
P(C.1.6)
T1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Terlibat antara guru kelas, guru matapelajaran dan asisten guru dalam
melakukan asesmen pembelajaran. Biasanya ketika kenaikan kelas,
guru kelas sebelumnya melaporkan perkembangan anak kepada guru
yang mengajar di kelas selanjutnya. Namun untuk asesmen belum
sampai terinventarisir dengan baik. Kalo bentuk pelaksanaan asesmen
kita belum pernah melakukan asesmen secara professional yaa,, kita
tahunya paling tahunya dari orang tua,”bu si anak kekurangannya gini
gini”, kan nanti kita pas sudah pembelajaran berlangsung beberapa saat
kita pantau anak2nya, kita lihat dari tugas-tugasnya, pembelajarannya
bagaimana? Kalo misalkan suda singkron baru kita pikirin
pembelajaran untuk anaknya seperti apa?.
11
12
13
14
15
16
17
Bertanggung jawab atas kemajuan peserta didik dalam pembelajaran
mereka. Kalo untuk anak ABK, biasanya kalo kemaren kita tuh dari
KKMnya kita tuh suka ngasih tau ke orang tua, kan biasanya kita
panggil dulu orang tuanya saat pembagian rapot dan nanti kita jelasin,
anaknya seperti ini, hasilnya seperti ini terus ketika ibu menemukan dari
nilai KKM nya sama dengan yang lain sama namun bobot nilai tersebut
berbeda dengan yang lain disesuaikan dengan kemampuan anak.
18
19
20
21
22
23
24
Kalo terlibat dalam pelaksanaan asesmen pasti terlibat, karena hasil dari
asesmen dilihat dari hasil kerja anak. Pernah mereka komentar dan
mereka sering nanya, “kenapa bu saya beda dengan temen-temen yang
lainnya?” (murid), terus saya jelasinnya “ibu pengen kamu bisa dulu
yang ini, kalo sudah bisa nanti mengerjakan yang kayak teman-teman
kamu juga” pintar-pintar guru juga untuk menjelaskan agar anak tidak
down juga dan si anak bisa menerima apa yang kita berikan.
25
26
27
Iya, karena sebuah prestasi tidak hanya dilihat dari kognitif dari anak
tersebut namun melibatkan afektif dan psikomotor, baik keterampilan,
pengalaman, pengetahuan dan sikap anak.
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
28
29
Pelaksanaan asesmen selama ini tidak secara mendetail dan secara
khusus dilakukan, hanya melihat dari hasil kerja setiap anak dan laporan
orang tua.
30
31
32
33
34
35
36
37
Kalo kita melihat dari pengalaman, biasanya kita menyesuaikan rencana
pengajaran dengan hasil informasi dari orang tua dan hasil kerja anak.
Dan kita juga belum terlalu tahu tentang jenis-jenis ABK itu sendiri,
jadi selama ini kita menyesuaikan dari informasi orang tua. Kalo untuk
RPP sendiri disamaratakan dengan siswa pada umumnya, namun pada
saat pembelajaran untuk siswa yang lambat belajar dan hambatan
emosional disesuaikan materinya dengan kemampuannya. Soalnya kalo
untuk membuat rpp yang untuk ABK kita belum mampu.
P(C.1.9)
T1
38
39
40
41
42
Asisten guru terlibat dalam perencanaan kurikulum dan evaluasi,
soalnya dia kan harus tau tugas-tugasnya bagaimana. Kalo disini hanya
ada satu asiten guru yang biasa membantu di kelas satu. Biasanya kalo
kelas lain yang membutuhkan asisten guru bisa langsung meminta
bantuan ke guru lain yang sedang tidak ada jam mengajar.
P(C.1.11)
T1
43
44
45
Ada peserta didik yang jarak antara tempat tinggal dengan sekolah
cukup jauh dan peserta didiknya pintar dan suka mengkuti kegiatan
sepulang sekolah
46
47
48
49
50
Iya semua peserta didik didorong untuk mengikuti kegiatan bermusik
dan olahraga, kalo untuk perkusi biasanya didominasi oleh laki-laki,
paling perempuannya nari itu biasanya hari sabtu dan untuk olahraga
khususnya paling futsal dan pencak silat yang peminatnya banyaknya
laki-laki, dan semua siswa didorong untuk ikut semua
50
51
52
53
54
55
56
57
58
Ada pencegahaan dari adanya monopoli di tempat bermain,, ketika
kegiatan bermain futsal anak perempuan di perbolehkan untuk ikut juga
walaupun hanya beberapa yang ikut dan itupun hanya beberapa saat “ah
bu cape!” sudah coba,, pas udah tau capenya “ah bu engga ah pengen
pindah aja eskulnya”. Kita kan sebelum nyebarin angket, jadi angketnya
disana ada perkusi, silat, futsal sama nari, jadi si anak mau ikut yang
mana, kan itu hari-harinya berbeda-beda jadi si anak boleh milih 2
eskul, tapi kebanyakan yang perempuan menjurus kegiatan yang
perempuan seperti nari dan tidak ada pengkhususan kegiatan ini untuk
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
laki-laki atau perempuan.
59
60
61
62
Kegiatan ektrakulikuler diisi dengan berbagai kemampuan, hanya saja
untuk penampilan lomba atau acara diluar ada seleksi untuk tim khusus
penampilan, kalo untuk yang belum masuk dalam tim paling, dibekali
kembali materi yang belum terkejar.
63
64
65
66
67
Di ikut sertakan semuanya, tapi itu ada penjadwalan khusus. Biasanya
kita suka bersih-bersih di lingkungan sekitar pasirluyu, trus kemarin tuh
anak sedang ada “dokcil”, terus kewirausahaan kemaren, jualan
kedaerah sekitar pasirluyu, terus masyarakatnya kalau mau berjualan
dilingkungan sekolah bisa, tapi harus daftar dulu
P(C.2.1)
T1
68
69
70
71
Didorong untuk mengumpulkan pengetahuan dan pengalaman mereka,
biasanya walikelas tuh melakukan apa yaaa, semacam wawancara setiap
anak biar kita tahu tentang lingkungan keluarganya, dari sana kita tau
kondisi keluarganya gimana.
72
73
74
75
76
kalo untuk kelas sebelumnya anak2nya tuh pada minta kalo saya sudah
ini saya gimana? Lalu saya mengarahkan anak2 yang sudah untuk
menjadi tutor sebaya dan itu sangat membantu banget, saat ukk ketika
mereka beres langsung membantu temannya untuk membantu
membacakan soalnya. Tapi untuk kelas yang sekarang masih belum.
P(C.2.2)
T1
77
78
Mungkin iya juga, karena setiap kepala sekolah harus mengetahui sepak
terjang staffnya begitu juga para staffnya
79
80
81
82
83
84
85
86
Iya, biasanya kita dikasih tugas disuruh ikutan workshop apa pasti
biasanya setelah workshop kita disuruh presentasi ke semua guru di
sekolah, dan setiap seminggu seklai biasanya kita ada lesson plan. Tapi
guru rolling, pertama kita tahun ini apakah mau dimulai dari kelas
bawah atau kelas atas dulu, ntar kita bikin dari plan, do sampai do nya
tuhhh… ada dua rombel ada kelas 4a dan 4b, sok bikin siapa yang mau
duluan, kapan bikin rppnya, kapan kita tampilnya sudah ada jadwalnya.
Itu setiap semester pasti kebagian semua
Keterangan :
P(C.1.6) T1 : Indikator asesmen berkontribusi terhadap prestasi semua peserta didik
menurut Tim inklusif SDN Pasirluyu
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
P(C.1.11) T1 : Indikator semua peserta didik mengikuti kegiatan di luar kelas
menurut Tim inklusif SDN Pasirluyu
P(C.2.1) T1 : Indikator perbedaan antar peserta didik dijadikan sumber
pembelajaran menurut Tim inklusif SDN Pasirluyu
P(C.2.2) T1 : Indikator menurut Pegawai ahli diberdayakan sepenuhnya Tim
inklusif SDN Pasirluyu
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hasil Wawancara Kepala dan Pegawai Sekolah Dasar Pasirluyu
Implementasi Pendidikan Inklusif di SDN Pasirluyu
KODE BARIS HASIL WAWANCARA
PU(P1)
K1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
Kalo menurut ibu dan sedang yang diselanggarakan dengan teman-
teman, pendidikan inklusif disini adalah yang ramah anak, ramah anak
dalam artian kta menerima berbegai macam karakteristik anak, baik
ituuu dari karekteristik dari perekonomian kemudian sekarang kan
katakan ada yang namanya keterbelakang, walaupun kami disini hanya
baru menerima yang kebanyakan itu status sosialnya itu yang kurang
mendukung para orang tua, kemudian ada yang betul-betul abk yang
berkebutuhan khusus yang keterbelakang itu karena mayoritas orang tua
disini faktor ekonominya kurang beruntung sehingga tidak bisa
menyekolahkan di sekolah yang khusus. Jadi kami yaa walaupun kami
dari awal pun dari guru sendiri bahwa kita punya dilingkungan sekolah
ini mempunyai anak berkebutuhan khusus, walaupun kami tidak
berlatarbelakang pendidikan khusus yang inklusif, dengan segala
keterbatasan kami tetap memberikan pelayanan. Tidak ada seleksi
dalam penerimaan siswa baru, maksudnya kan kalo misalkan secara
akademis gitu ya anak yang rata2 yang sudah membaca yaaa kalo kita
yang akademisnya, tidak. Disini sesuai denga aturan pemirintah, satu
yaitu usia yang didahulukan adalah usia yang 7 tahun, baru kita seleksi
berdasarkan umur,,, nah ada yang kurang dari 6 tahun yaa, kalo
misalkan penerimaannya kita memang kuotanya kurang, kita menerima
yang umur kurang dari 7 thun dilihat dari lingkungan disini dulu, jadi
kita harus menerima berbagai keberagaman karena kita kita tidak
membedakan sosial ekonomi atau siswa umum dengan siswa
berkebutahan khusus. Disini siapapun yang mau masuk di sd pasirluyu
kami terima dengan baik dalam artian tidak membeda-bedakan hanya
kami aturan saja penerian kami khusus kelas 1 itu usia dimulai dari 7
tahun. Yaa satu kelas itu kan sekarang kan harus 36, ya kami menerima
36 satu kelas, cuman kami punya target kuota selalu 3 kelas kali 36
siswa, dibagi kelas A, ,B, C, tapi yang terpenuhi hanya 2 kelas, dan 2
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
29 kelas juga gemuk ada yang 42 ada yang 40 itu kan sudah melebihi
ketentuan, seharusnya kan dalam satu kelas 36.
PU(P1)
T1
30
31
Dimana pendidikan untuk semua anak tanpa membeda-bedakan dari
mulai latar belakang sampai kondisi anaknya sendiri. Bahwa semua
anak itu sama
PU(P1)
G1
32 Pendidikan inklusif adalah pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus.
PU(P1)
G2
33
34
35
Pendidikan inklusif adalah pendidikan yang lebih memperhatikan anak
yang lamban belajar, menyamakan dengan yang lain, memperhatikan
misalnya dengan memberi pelajaran tambahan.
PU(P2)
K1
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
Sangat penting, sangat penting gitu ya. Karena menurut saya anak itu
berhak untuk mendapatkan pendidikan, baik itu yang keterbelakangan,
atau katakan maaf yaa normal itu pun berhak untuk bersekolah, jadi ya
kami disini walaupun notaben kami tidak mempunyai keilmuan tentang
inklusif yang pada akhir kami belajar secara langsung dilapangan untuk
menerima anak didik yang berkebutuhan khusus, jadi sangat penting
karena anak itu berhak mendapatkan pendidikan. Itukan ibu belum
membaca undang-undang, jadi memang kami disini anak itu berhak
mendapatkan pendidikan, yang maksudnya belum tahu undang-undang
tentang inklusif, tapi kan kalo Undang-Undang Pendidikan Nasional
jelas yaa, semua anak itu berhak mendapatkan pendidikan. Tapi yang
berkebutuhan khusus kami yaa hanya taunya anak itu harus khusus
sekolahnya seperti SLB. Iya pada umumnyaa yaaa, kelas umum, jadi
kita sebenarnya kita tidak bisa menerima anak berkebutuhan khusus
karena ada sekolah yang khusus kan dulu gitu yaa persepsi kami, terus
terang saja kami dari semua guru juga yang pada umumnya pasti bahwa
anak yang berkebutuhan khusus itu harus khusus. Pada akhirnya
sekolah ini sudah menerima keberagaman anak karena saya kembali
kepada ibu bapa guru yang dilapangan, apakah mau beliau-beliau ini
menerima atau memberikan pendidikan kepada anak walaupun anak ini
berkebutuhan khusus, kita kan sama-sama, tapi kan yang langsung
dilapangan dalam mengajar ibu bapak guru yaaa, ya alhamdulilah
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
58 mereka mau gitu ”biarin saja bu yang jelas anak itu bisa bersekolah”.
Kita kembali setiap anak berhak mendapatkan pendidikan.
PU(P2)
T1
59 Penting, mengingat melihat kondisi dari masyarakatnya sendiri.
PU(P2)
G1
60
61
62
Sangat penting mengingat latar belakang siswa yang membutuhkan
layanan. Keluarga menjadi permasalahan utama penyebab kondisi anak
mengalami hambatan.
PU(P2)
G2
63
64
Sangat penting karena banyak anak-anak dengan kondisi demikian
(membutuhkan layanan pendidikan tambahan).
PU(P3)
K1
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
81
82
83
Banyak, satu kalo dari guru-guru karena kami sudah terbiasa
menyelenggarakan PBM inklusif ini tidak ada permasalahan, hanya saja
kami ingin meningkatkan keilmuan tentang pendidikan inklusif.
Kadang-kadangkan ada orangtua masalahnya dari orangtua tidak mau
kan anaknya tidak mau disatukan dengan keberagaman gitu ya,, kadang-
kadang kalo dilingkungan pasirluyu “masa anak saya di satu kelaskan
dengan anak cacat” katanya, karena adakan disini pernah ada yang
hydrosepalus, Down sindrom juga, tapi alhamdulilah setelah kami
sosialisasi yang terutamana, apa yang terutama itu kita harus membuka
hati mengajak kepada orang tua untuk membuka hati bahwa semua anak
itu sama, anak kita juga. Mengajak untuk terbuka untuk menerima,
kemudian kendalanya karena keterbatasan keilmuan kami tentang
inklusif yaa sekarang kan sudah lounching dan lain sebagainya di kota
bandung, tetap yg memang sudah, yang sudah menyelenggarakan
memang ada dan berjalan itu memang harus tetap ada pendampingan,
karena kami kan keilmuannya belum mantap, walaupun dengan
sendirinya ilmu itu akan kami dapat dilapang secara praktek dan alami.
Kalo Dulu masih ada kendala lain, kalo sekarang engga, makannya
disini berjalan katakanyaa berjalan dengan baik, kami penyelenggara
inklusif ini sudah sepaham dengan bapak dan ibu guru.
PU(P3)
T1
84
85
86
87
Kita juga sebagai guru sering merasa bingung dan meresa cape sendiri,
karena kita merasa belum mendapatkan apa yang selama ini kita cari
dari mulai pengadministrasian, cara penanganan anak, cara melakukan
asesmen. Setiap pelatihan ohh si anak tuh harus di asesmen dengan cara
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
88
89
90
91
begini, sedangkan kan selama ini kita menerima saat PPDB kita tidak
melakukan asesmen dengan cara semestinya. Terus kebingungan cara
parenting ke orang tua ngomongnya bagaimana,, sedangkan kita juga
ilmunya baru2 apa yang kita dapat saat kita pelatihan kan ga
semaksimal mungkin.
PU(P3)
G1
92
93
94
Masih bingung dalam menghadapi anak bagaimana mengasesmen,
menentukan dan menyusun layanan yang tepat, evaluasi dan media
pembelajaran yang efektif.
PU(P3)
G2
95
96
97
98
99
100
101
Kesibukan guru-guru terutama walikelas dalam mengurus administrasi,
sementara volume anak banyak sehingga layanan yang diberikan kurang
maksimal. Guru-guru kurang pengetahuan tentang kondisi anak dan
penanganan yang diberikan masih autodidak, tidak mengetahui teorinya,
missal untuk mengatasi anak tunagrahita bagaimana caranya, guru-guru
disini tidak tahu. Ada ketakutan salah dalam memberikan layanan
karena tidak tahu teorinya tadi.
PU(P4)
K1
102
103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
Cita-cita yaaaa, tetap walaupun siapapun yang nanti akan menjadi
kepala sekolah disini ya, penyelenggarakan pendidikan inklusif berjalan
dengan baik yaaa kita akan apa ya,, sebenarnya banyak ya cita-citanya
dan susah diungkapkan dengan kalimat, yaa berjalan dengan baik aja,
sampai bahwa nanti anak-anak yang berkebutuhan khusus itu dapat
berdiri sendiri dan percaya diri. Iyaa,, memang sudah terpikirkan yaa
untuk aksesibilitas fisik dan non fisik untuk abk,, kan kalo disini kalo
misalkan kalo tunanetra belum,, kalo tunadaksa kan kemaren adakan
yaaa, yaitu yang berjalannya itu memang tidak tegap tidak lancar, perlu
yang seperti kursi roda, dan kenapa tidak kalo anak itu betul-betul
membutuhkan akses dalam mendapatkan pendidikan disini kenapa
tidak, karena kami yakin walaupun kami tidak memungut biaya dari
orang tua, orang tua juga misalkan anaknya tidak bisa berjalan perlu
memang untuk mempermudah pendidikan atau dia jalan itu seperti
contohnya kursi roda saja, orang tua akan berupaya beserta sekolah
juga, apalagi kita misalkan sekarang, pemerintah pun jelas akan
membantu pendidikan untuk anak-anak bangsa ini. Walaupun dengan
misalkan ini dari bantuan apapun kami kan bisa mengajukan, walaupun
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
120 itu nantinya diii apa,, misalkan terpenuhi atau tidak tapi tetap berupaya.
PU(P4)
T1
121
122
123
124
125
Keinginan saya, saya belum memberikan pelayanan yang terbaik untuk
anak dari cara pembelajarannya. Jadi saya pengen bisa memberikan
pelayanan yang terbaik untuk anak ini. Saya pernah kepikiran, Apakah
saya harus kuliah PLB lagi? ,,,,untuk lebih memahami pendidikan
inklusif,, karena saya terjun ke inklusif secara tidak sengaja pertamanya
PU(P4)
G1
126
127
Ingin diberi pembekalan mengenai cara penanganan ABK sesuai
dengan kondisinya masing-masing.
PU(P4)
G2
128
129
Ada bimbingan dari pihak terkait mengenai masalah anak,
mengembangkan fasilitas sekolah agar anak bisa refleksi.
Keterangan :
PU(P1) K1 : Pandangan umum tentang Pendidikan Inklusif menurut Kepala
Sekolah SDN Pasirluyu
PU(P1) T1 : Pandangan umum tentang Pendidikan Inklusif menurut Tim inklusif
SDN Pasirluyu
PU(P1) G1 : Pandangan umum tentang Pendidikan Inklusif menurut guru 1 SDN
Pasirluyu
PU(P1) G2 : Pandangan umum tentang Pendidikan Inklusif menurut guru 2 SDN
Pasirluyu
PU(P2) K1 : Pandangan umum tentang seberapa penting Pendidikan Inklusif untuk
SDN Pasirluyu menurut Kepala Sekolah SDN Pasirluyu
PU(P2) T1 : Pandangan umum tentang seberapa penting Pendidikan Inklusif untuk
SDN Pasirluyu menurut Tim inklusif SDN Pasirluyu
PU(P2) G1 : Pandangan umum tentang seberapa penting Pendidikan Inklusif untuk
SDN Pasirluyu menurut guru 1 SDN Pasirluyu
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PU(P2) G2 : Pandangan umum tentang seberapa penting Pendidikan Inklusif untuk
SDN Pasirluyu menurut guru 2 SDN Pasirluyu
PU(P3) K1 : Pandangan umum terkait kendala implementasi Pendidikan Inklusif
di SDN Pasirluyu menurut Kepala Sekolah SDN Pasirluyu
PU(P3) T1 : Pandangan umum terkait kendala implementasi Pendidikan Inklusif
di SDN Pasirluyu menurut Tim inklusif SDN Pasirluyu
PU(P3) G1 : Pandangan umum terkait kendala implementasi Pendidikan Inklusif
di SDN Pasirluyu menurut guru 1 SDN Pasirluyu
PU(P3) G2 : Pandangan umum terkait kendala implementasi Pendidikan Inklusif
di SDN Pasirluyu menurut guru 2 SDN Pasirluyu
PU(P4) K1 : Pandangan umum terkait harapan yang belum tercapai dalam
implementasi Pendidikan Inklusif di SDN Pasirluyu menurut Kepala
Sekolah SDN Pasirluyu
PU(P4) T1 : Pandangan umum terkait harapan yang belum tercapai dalam
implementasi Pendidikan Inklusif di SDN Pasirluyu menurut Tim inklusif
SDN Pasirluyu
PU(P4) G1 : Pandangan umum terkait harapan yang belum tercapai dalam
implementasi Pendidikan Inklusif di SDN Pasirluyu menurut guru 1 SDN
Pasirluyu
PU(P4) G2 : Pandangan umum terkait harapan yang belum tercapai dalam
implementasi Pendidikan Inklusif di SDN Pasirluyu menurut guru 2 SDN
Pasirluyu
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
HASIL OBSERVASI
INDEKS INKLUSIF DI SDN PASIRLUYU
No. Aspek Indikator Hasil Observasi
1. Budaya Inklusif
g. (A.1.2) Peserta didik
membantu satu sama lain
Pada pengamatan di hari pertama observasi di dalam
pembelajaran di kelas 4, terlihat kondisi dimana beberapa peserta
didik membantu temannya yang mengalami kesulitan membaca
teks bacaan, walaupun bantuan tersebut atas inisiatif guru agar
terjalin tutor sebaya dan hal serupa terjadi pada pengamatan di
hari ke 3 ketika observer berada di kelas 3 yang dimana terdapat
peserta didik yang lambat dalam menerima materi, saat itu teman
sebangkunya belum terlihat membantu temannya itu, dan pada
akhirnya guru pun yang berupaya untuk menjadikan teman
sebangkunya untuk membantu menjelaskan kepada temannya
tersebut.
h. (A.1.7) Semua masyarakat
setempat terlibat di sekolah
Pada pengamatan di hari ke 8 observer bertemu dengan bapak
dewan, nama sapaan akrab masyarakat sekitar menyebutnya.
Beliau adalah ketua komite sekolah di SD Negeri pasirluyu yang
memiliki kontribusi terhadap peran aktif masyarakat terhadap
sekolah. Beliau sedang melakukan monitoring terhadap kegiatan
ektrakulikuler kesenian yang dirintisnya di sekolah. Di ruang
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No. Aspek Indikator Hasil Observasi
tamu ketua komite SDN pasirluyu banyak menceritakan
bagaimana peran beliau selaku bagian dari masyarakat
memberikan kotribusi terhadap sekolah
Semenjak pensiun sebagai PNS beliua mengabdikan diri kepada
sekolah yang berada di lingkungan rumahnya. Beliau memahami
betul bagaimana kondisi lingkungan sosial masyarakat sekitas
sekolah sehingga pemahamanannya terhadap kondisi sosial
lingkungan tersebut membuat Pak Dewan, sapaan akrabnya
mencoba memberanikan diri untuk memberikan kontribusi di
sekolah dengan menjadi komite sekolah SDN pasirluyu. Beliau
selain menjadi komite juga mengajarkan kesenian kepada siswa-
sisiwi di sekolah berupa pengenalan pupuh (kesenian sunda
berupa lagu-lagu). Ada harapan dari beliau dengan kondisi
lingkungan siswa yang begitu kompleks sebagai masyarakat
urban kota, dengan berkesenian siswa dapat memiiliki hati dan
perasaan yang bisa diolah menjadi lembut dan halus dalam
rangka mendukung proses kegiatan pembelajaran dan juga dalam
menggali minat dan bakat yang dimiliki oleh siswa. Selai
berkesinan pak dewan mendukung kegiatan lainnya seperti
olaraga dan kegiatan ekstrakulikulernya. Pak Dewan merupakan
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No. Aspek Indikator Hasil Observasi
salah satu pendorong dalam implementasi pendidikan inklusif di
sekolah, disadari betul peran masyarakat dalam mendrong
pelayanan pendidikan bagi seluruh keberagaman anak
i. (A.2.2) Pegawai, kepala
sekolah, peserta didik dan
orang tua/wali berbagi
filosofi inklusi
Pada suasana istirahat sekolah observer di hari ke 4 pengamatan,
observer mengamati seorang guru menghampiri peserta didik
yang mengejek temannya, dan guru tersebut memberikan
penjelasan bahwa dengan perbedaan ini kita harus bisa saling
menghargai satu sama lain. Pada pengamatan hari ke 6 observer
menemukan suasana ruang guru dengan cerita-cerita guru selama
tadi mengajar, dimana guru menceritakan kesulitan yang
dihadapi peserta didiknya selama pembelajaran disana terdapat
diskusi antar guru dalam memecahkan suatu masalah.
2.
Kebijakan
Inklusif
e. (B.1.4) Sekolah membangun
bangunan yang aksesibel
bagi semua orang
Dengan keberagaman peserta didik yang ada di SDN Pasirluyu,
bangunan-bangunan masih dapat di akses dengan baik oleh
semua warga sekolah, terlihat ketika kegiatan olahraga
berlangsung, dimana peserta didik masih dapat mengakses
lapangan sekolahnya dengan baik, dan kondisi bangunan lainya
seperti koridor, ruang kelas, kamar mandi, perpustakaan masih
terbilang aksesibel untuk keberagaman anak yang ada sekarang.
Dikatakan tidak aksesibel apabila terdapat peserta didik yang
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No. Aspek Indikator Hasil Observasi
berkursi roda dan mengalami hambatan penglihatan.
f. (B.2.8) Guru menggunakan
teknologi untuk mendukung
pembelajaran
Dari beberapa pengamatan yang dilakukan observer di beberapa
kelas, hampir semuanya belum terlihat menggunakan media
teknologi dalam mendukung setiap pembelajarannya, hanya
sesekali observer melihat guru menggunakan media
konvensional.
3. Praktik Inklusif
i. (C.1.6) Asesmen
berkontribusi terhadap
prestasi semua peserta didik
Pada pengamatan kelas 2 dan 3 observer mengamati beberapa
kali pembelajaran, dan observer menemukan ketidak sesuaian
materi pembelajaran dengan kemampuan dengan peserta didik
yang mengalami hambatan, dan ternyata masih ada guru yang
kebingungan dengan kondisi tersebut. Namun pada pengamatan
pembelajaran di kelas 1 terlihat pembelajaran yang beragam yang
dimana materi pembelajaran di sesuaikan dengan kemampuan
setiap anak. Yang dimana siswa pada umumnya menuliskan
cerita aktivitasnya, dan ada siswa yang masih berlatih
menuliskan huruf dengan menebalkan. Terlihat guru kelas 1
sudah mencoba untuk mengakomodir keberagaman, walaupun
guru tersebut belum melakukan asesmen secara menyeluruh
(terencana, terstruktur dan berkelanjutan) hanya melihat dari
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No. Aspek Indikator Hasil Observasi
pengamatan dari hasil belajar anak.
j. (C.1.9) Asisten guru
mendukung pembelajaran
dan partisipasi semua peserta
didik
Sekolah memimiliki satu asisten guru yang biasanya membantu
guru kelas dalam pembelajaran, kelas satu.Dimana asisten guru
ini mendukung pembelajaran keikutsertaan semua peserta didik
yang beragam dalam pembelajaran. Begitu pula yang terjadi di
kelas 3 yang dimana guru kelas meminta bantuan guru kelas 2
menjadi asisten guru yang awalnya siswa berkebutuhan khusus
pada kelasnya merupakan peserta didik guru kelas 2 pada tahun
kemaren, yang diharapkan bisa membantu pada penyesuaian
materi pembelajaran yang ada di kelas tersebut.
k. (C.1.11) Semua peserta didik
mengikuti kegiatan di luar
kelas
Pada hasil pengamatan selama ini, observer melihat peserta didik
mengikuti kegiatan di luar kelas seperti kegiatan olahraga dan
kegiatan ekstrakulikuler (futsal, perkusi, tari, karawitan dan
pencak silat). Observer mengamati kegiatan olahraga peserta
didik SDN Pasirluyu dalam proses pembelajaran olahraga dan
seluruh peserta didik ikut serta dalam pembelajaran olahraga
yang dilaksanakan diluar kelas. Untuk kegiatan ekstrakulikuler di
ikuti sebagian peserta didik SDN Pasirluyu yang memiliki minat
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No. Aspek Indikator Hasil Observasi
untuk mengikuti kegitan tersebut, dan yang tidak mengikuti
ekstrakulikuler biasanya pada hari sabtu dilanjutkan dengan
pembelajaran seperti biasa.
l. (C.2.2) Pegawai ahli
diberdayakan sepenuhnya
Dalam beberapa hari pengamatan sekolah ini memperdayakan
guru pembimbing khusus Pusat Sumber Bandung untuk
berkonsultasi tentang hambatan pembelajaran di kelas selama ini.
Tak jarang ketika diskusi antar pegawai sekolah berakhir
kebingungan, kepala sekolah pun mendatang guru pembimbing
khusus untuk membantu memberikan pencerahan terhadap
permasalahan yang dialami guru-guru.
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5.Catatan lapangan (Hasil
Pengamatan)
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Schedule Time Penelitian
1. Senin 14 Maret 2016 : penyebaran angket tahap 1
2. Senin, 21 Maret 2016 penyebaran angket tahap 2
3. Rabu, 23 Maret 2016, wawancara tim inklusif (dimensi budaya)
4. Jumat, 25 Maret 2016 wawancara guru kelas (dimensi praktik)
5. Selasa, 29 Maret 2016 wawancara kepsek (dimensi kebijakan)
6. 31 maret 2016 Observasi hari ke 1
7. 4-April 2016 Observasi hari ke 2
8. 6-April 2016 Observasi hari ke 3
9. 12-April 2016 Observasi hari ke 4
10. 14-April 2016 Observasi hari ke 5
11. 15-April 2016 Observasi hari ke 6
12. 18-April 2016 Observasi hari ke 7
13. 20-April 2016 Observasi hari ke 8
14. 22-April 2016 Observasi hari ke 9
15. 23-April 2016 Observasi hari ke 10
16. 31 Maret- 25 april 2016 perumusan program
17. Rabu, 19 Mei 2016 penyerahan TOR kepada pemateri
18. Senin 23 Mei 2016, Keterlaksanaan program pendampingan
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6.Program pendampingan
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PROGRAM PENDAMPINGAN
PELATIHAN DAN WORKSHOP PENGEMBANGAN
KURIKULUM DI SEKOLAH PENYELENGGARA
PENDIDIKAN INKLUSIF
a. Latar Belakang
Melihat kondisi objektif SDN Pasirluyu berdasarkan
hasil dari pengukuran indeks inklusifitas yang meliputi
dimensi kebijakan sekolah, dimensi budaya sekolah dan
dimensi praktik termasuk dalam kategori baik, akan tetapi
terdapat beberapa indikator indeks inklusifitas yang harus
ditingkatkan. Berdasarkan hasil eksplorasi indikator yang
harus ditingkatkan yang kebanyakan berada pada dimensi
praktik dan hampir sebagian besar guru mengalami hambatan
dalam mengidentifikasi, asesmen dan pengembangan
kurikulum untuk mengakomodir keberagaman kebutuhan
belajar setiap peserta didik dan kebanyakan guru-guru masih
kebingungan dalam penyesuaian ketercapaian (tujuan), materi,
proses dan evaluasi pembelajaran peserta didik yang beragam.
Kondisi objektif tersebut menjadi sebuah landasan dalam
penyusunan program pendampingan SDN Pasirluyu dalam
implementasi pendidikan inklusif.
Peningkatan kompetensi pengembangan kurikulum guru
dalam implementasi pendidikan inklusif termasuk kompetensi
yang penting dalam mengakomodir keberagaman kebutuhan
belajar peserta didik. Kurikulum yang dimaksudkan sebagai
seperangkat rencana atau pengaturan pelaksanaan
pembelajaran yang di dalamnya mencangkup tujuan, isi
(materi), proses dan evaluasi. Terdapat beberapa kemungkinan
model pengembangan kurikulum dalam mengakomodir
keberagaman kebutuhan belajar peserta didik, yaitu (1) model
duplikasi, (2) model modifikasi, (3) model substitusi, (4)
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
model omisi. Diharapkan dalam pelatihan ini (pemahaman
model-model pengembangan kurikulum) dapat meningkatkan
kompetensi guru dalam memodifikasi kurikulum dan
menyusun rencana pembelajaran dalam konteks pembelajaran
inklusif.
b. Tujuan Pelatihan
Adapun tujuan dalam pelatihan ini adalah
1) Peserta memahami komponen kurikulum
2) Peserta memahami model-model pengembangan
kurikulum.
3) Peserta mampu menyusun rencana pembelajaran dengan
menggunakan model-model pengembangan kurikulum.
c. Strategi Pelatihan
Ada beberapa langkah kegiatan pokok yang akan dijalani
untuk mencapai tujuan pelatihan adalah sebagai berikut:
1) Nara sumber bersama peserta melakukan pembahasan
mengenai pengembangan kurikulum (ceramah, diskusi,
Tanya jawab)
2) Peserta menyusun rencana pembelajaran berdasarkan
kasus yang dimiliki oleh setiap guru, yang sebelumnya
guru diberikan tugas untuk membuat profil peserta didik
yang mengalami hambatan yang isinya (kemampuan,
kelemahan dan kebutuhan) yang terkait dengan materi
perencanaan pembelajaran yang dibuat.
d. Sasaran Kegiatan
Sasaran kegitan pelatihan dan workshop pengembangan
kurikulum di sekolah penyelengara pendidikan inklusif adalah
guru kelas (16 guru).
e. Deskripsi Kegiatan
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1) Nama Kegiatan : Pelatihan dan Workshop
Pengembangan Kurikulum di Sekolah Penyelengara
Pendidikan Inklusif
2) Hari, Tanggal : Senin, 23 Mei 2016
3) Waktu : 08.00-14.00 WIB
4) Jadwal kegiatan : terlampir
5) Tempat pelaksanaan : SDN Pasirluyu Kota Bandung
6) Alur kegiatan : Kegiatan pelatihan dan workshop
ini dilaksanakan dalam dua sesi, yaitu sesi 1 pematerian
secara klasikal dengan materi pengembangan kurikulum,
dan sesi 2 workshop pengembangan kurikulum.
a) Sesi 1
Pemateri akan memaparkan materi pengembangan
kurikulum selama 2 x 45 menit, dilanjutkan dengan
termin tanya jawab selama 45 menit. Pada sesi 1
peserta dituntu secara aktif dalam menerima materi
pelatihan
b) Sesi 2
Setiap peserta diharapkan membawa kelengkapan
workshop, yaitu
1) Profil anak meliputi, hasil identifikasi, asesmen,
jenis hambatan, kekurangan, kelebihan dan
kebutuhan belajar (bila perlu dilengkapi oleh data
lainnya seperti rapor, catatan guru, hasil psikologi
dll).
2) Membawa perencanaan pembelajran meliputi
silabus dan rpp (atau muatan kurikulum meliputi
tujuan, materi, proses, media/alat dan evaluasi)
Kelengkapan tersebut akan dijadikan bahan dalam
membuat pengembangan kurikulum pada lembar
workshop yang disediakan (lembar workshop
terlampir) oleh setiap guru sesuai dengan kasus.
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
f. Materi
(Terlampir)
g. Evaluasi
Untuk mengetahui tolak ukur keberhasilan pelatihan
pengembangan kurikulum diharapkan peserta pelatihan dapat
menjawab dan mengerjakan dengan benar.
1) Pre tes
a) Soal
I. Apakah ibu bapak guru mengetahui komponen-
komponen utama dari kurikulum? Jika tahu coba
sebutkan dan jelaskan komponen-komponen utama
dari kurikulum?
II. Apakah ibu bapak guru mengetahui model model
pengembangan kurikulum? Jika tahu coba Sebutkan
dan jelaskan model-model pengembangan
kurikulum?
b) Jawaban
Jawaban Soal I
Tujuan adalah seperangkat kemampuan atau
kompetensi yang akan dicapai setelah para
peserta didik menyelesaikan program
pendidikan dalam kurun waktu tertentu.
Isi(materi) adalah isi atau konten yang harus
dipelajari oleh peserta didik supaya bisa
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Proses adalah kegiatan atau aktivitas yang akan
dijalani oleh peserta didik supaya bisa
menguasai materi yang diajarkan dan bisa
mencapai tujuan-tujuan pembelajaran.
Evaluasi adalah proses kegiatan yang dilakukan
untuk mengetahui tingkat
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
keberhasilan/pencapaian tujuan-tujuan
pendidikan yang telah ditentukan.
(Kementrian Pendidikan
Nasional, 2010)
Jawaban Soal II
Model Duplikasi adalah meniru atau
menggandakan.
Model Modifikasi adalah merubah untuk
disesuaikan.
Model Subtitusi adalah mengganti dengan hal
yang kurang lebih sepadan.
Model Omisi adalah menghilangkan sebagian
atau seluruhnya.
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c) Penilaian
Kriteria Penilaian 3 2 1
Sebutkan dan
jelaskan
komponen-
komponen utama
dari kurikulum?
Dapat menyebutkan 3-
4 komponen utama
kurikikulum beserta
penjelasannya dengan
benar
Dapat menyebutkan 2-4
komponen utama
kurikikulum dengan
benar
Tidak dapat
menjawab
dengan
benar
Sebutkan dan
jelaskan model-
model
pengembangan
kurikulum?
Dapat menyebutkan 3-
4 model- model
pengembangan
kurikulum beserta
penjelasannya dengan
benar
Dapat menyebutkan 2-4
model- model
pengembangan
kurikulum dengan benar
Tidak dapat
menjawab
dengan
benar
Kriteria Penilaian 3 2 1
Sebutkan dan jelaskan komponen-komponen utama dari kurikulum?
Dapat menyebutkan 3-4 komponen utama kurikikulum beserta
penjelasannya dengan benar
Dapat menyebutkan 2-4 komponen utama kurikikulum dengan benar
Tidak dapat menjawab dengan benar
Sebutkan dan jelaskan model-model
pengembangan kurikulum?
Dapat menyebutkan 3-4 model- model pengembangan kurikulum beserta
penjelasannya dengan benar
Dapat menyebutkan 2-4 model- model pengembangan kurikulum dengan
benar Tidak dapat menjawab dengan benar
2) Post
a) Soal
I. Sebutkan dan jelaskan komponen-komponen utama
dari kurikulum?
II. Sebutkan dan jelaskan model-model pengembangan
kurikulum?
a. Jawaban
Model Duplikasi adalah meniru atau
menggandakan.
Model Modifikasi adalah merubah untuk
disesuaikan.
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Model Subtitusi adalah mengganti dengan hal
yang kurang lebih sepadan.
Model Omisi adalah menghilangkan sebagian
atau seluruhnya.
b. Penilaian
2. Tes ki3) Tes kinerja
I. Buatlah pengembangan kurikulum berdasarkan studi
kasus peserta didik dengan model-model
pengembangan kurikulum!
3. Penilaian
Kriteria 3 2 1
Profil
Dapat menuliskan profil
peserta didik secara
lengkap meliputi identitas,
jenis hambatan, deskripsi
hambatan, kekuatan,
kelemahan dengan disertai
dokumen penyerta lainnya.
Dapat menuliskan profil
dengan cukup lengkap
meliputi identitas,
deskripsi hambatan,
kekuatan dan kekurangan
peserta didik (sebagian
atau salah satu
komponen)
Belum dapat
menuliskan profil
peserta didik
KD
Dapat menentukan dengan
tepat model pengembangan
kurikulum berdasarkan
profil peserta didik
Kurang tepat dalam
menentukan model
pengembangan kurikulum
berdasarkan profil peserta
didik
Belum mampu
menentukan model
pengembangan
kurikulum
berdasarkan profil
peserta didik
Kriteria Penilaian 3 2 1
Sebutkan dan
jelaskan
komponen-
komponen utama
dari kurikulum?
Dapat menyebutkan 2-4
komponen utama
kurikikulum beserta
penjelasannya dengan benar
Dapat menyebutkan 2-4
komponen utama
kurikikulum dengan
benar
Tidak dapat
menjawab
dengan benar
Sebutkan dan
jelaskan model-
model
pengembangan
kurikulum?
Dapat menyebutkan 2-4
model- model
pengembangan kurikulum
beserta penjelasannya
dengan benar
Dapat menyebutkan 2-4
model- model
pengembangan
kurikulum dengan benar
Tidak dapat
menjawab
dengan benar
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kriteria 3 2 1
Indikator
Dapat menentukan dengan
tepat model pengembangan
kurikulum berdasarkan
profil peserta didik
Kurang tepat dalam
menentukan model
pengembangan kurikulum
berdasarkan profil peserta
didik
Belum mampu
menentukan model
pengembangan
kurikulum
berdasarkan profil
peserta didik
Materi
Pembelaja
ran
Dapat menentukan dengan
tepat model pengembangan
kurikulum berdasarkan
profil peserta didik
Kurang tepat dalam
menentukan model
pengembangan kurikulum
berdasarkan profil peserta
didik
Belum mampu
menentukan model
pengembangan
kurikulum
berdasarkan profil
peserta didik
Proses
Pembelaja
ran
Dapat menentukan dengan
tepat model pengembangan
kurikulum berdasarkan
profil peserta didik
Kurang tepat dalam
menentukan model
pengembangan kurikulum
berdasarkan profil peserta
didik
Belum mampu
menentukan model
pengembangan
kurikulum
berdasarkan profil
peserta didik
Soal
Ujian
Dapat menentukan dengan
tepat model pengembangan
kurikulum berdasarkan
profil peserta didik
Kurang tepat dalam
menentukan model
pengembangan kurikulum
berdasarkan profil peserta
didik
Belum mampu
menentukan model
pengembangan
kurikulum
berdasarkan profil
peserta didik
Evaluasi
Dapat menentukan dengan
tepat model pengembangan
kurikulum berdasarkan
profil peserta didik
Kurang tepat dalam
menentukan model
pengembangan kurikulum
berdasarkan profil peserta
didik
Belum mampu
menentukan model
pengembangan
kurikulum
berdasarkan profil
peserta didik
h. Tindak Lanjut
Membuat perencanaan pembelajaran rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) untuk memenuhi kebutuhan administrasi
pembelajaran di tahun ajaran baru.
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Materi Pelatihan dan Workshop Pengembangan
Kurikulum
Di SDN PASIRLUYU BANDUNG
Konten
1. Pengertian Kurikulum
2. Komponen Kurikulum
3. Model Pengembangan Kurikulum
4. Prinsip Pengembangan Kurikulum
5. Penerapan Model Kurikulum
6. Rencana Pembelajaran
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Materi Pelatihan dan Workshop Pengembangan
Kurikulum bersumber dari Modul Pelatihan Pendidikan
Inklusif Kementrian Pendidikan Nasional (2010).
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7.Hasil pre tes dan pos tes program
pendampingan
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
8.Hasil tes kinerja program
pendampingan
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
9.RPP inklusif.
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
10. Foto kegiatan penelitian
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Foto Kegiatan Penelitian di SDN Pasirluyu
a. Pengisian Kuisioner
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Observasi
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Pelaksanaan Program Pendampingan
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Abdul Matiin Haqq, 2016 PENGEMBANGAN SEKOLAH DASAR PASIRLUYU SEBAGAI SEKOLAH INKLUSIF MELALUI PROGRAM PENDAMPINGAN Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
11. Dokumen lainnya.