Upload
letruc
View
228
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
1.Pemberdayaan usaha mikro,kecil dan menengah(UMKM),termasuk UMKM bidang pangan merupakanupaya strategis sekaligus merupakan barometer perekonomian nasional yang mampu menyumbangkurang lebih 55% pendapatan perkapita.
Diantara produk pangan yang memiliki potensi besardi Indonesia adalah gula aren/kelapa semut.
2.Komoditi gula aren/kelapa semut merupakan hasil olahan petani yang memiliki potensi besar untuk pasar dalam dan luar negeri
3.Memiliki potensi besar menjadi penyerap tenagakerja lokal dan meningkatkan perekonomianmasyarakat pedesaan
Gambaran Umum Tentang Perdagangan
Gula Aren/Kelapa Semut
Kebutuhan konsumsi gula putih untuk
rumah tangga,industri rumah tangga
dan hotel dan restoran sebesar 2,8 juta
ton/tahun sedangkan produksi dalam
negri sebesar 2,5 juta ton/tahun.
Sehingga terdapat selisih 300 ribu ton
yang di impor dari luar negri,yang
seharusnya dapat digantikan oleh gula
Aren/Kelapa Semut
Standar spesifikasi gula semut ekspor, berdasarkan referensi eksportir gula semutke beberapa negara tujuan sepertiAmerika,Australia,German,Belanda danJepang adalah:
1. Memenuhi syarat mutu gula semutberdasarkan SNI
2. Memenuhi syarat mutu gula semut organik
3. Kadar Air maksimal 2,0%
4. Ukuran Mesh antara 12-18
1.Ekspor gula semut mampu menembus
pasar ekspor ke negara-negara
Asia,Australia,dan Eropa.Permintaan
pasar pada umunya adalah gula semut
berbahan baku organik dan diproduksi
dalam bentuk gula semut dan
bersertifikat organik
1. Penyaringan nira dengan saringan 150 mesh.
2. Standarisasi pH nira sampai 6.5.
3. Pemanasan dalam wajan stainless (skala kompor 3) sampaimengental sambil diaduk.
4. Pengadukan dengan intensitas yang lebih cepat setelah suhumencapai 1200C (ditandai dengan munculnya buih/gelembungyang lebih banyak dan kecil-kecil).
5. Pengecilan api setelah suhu mencapai 1250C (ditandai denganterbentuknya kristal pada bagian pinggir penggorengan) sambilterus dilakukan pengadukan cepat.
6. Penghentian proses pemanasan dengan mengangakat wajandari atas kompor/tungku.
7. Pengadukan cepat tetap dilanjutkan secara kontinu hinggaterbentuk kristal gula semut (proses pengguisan).
8. Pengayakan 10 mesh dan 18 mesh.
9. Pengeringan suhu 600C selama 2 jam (hingga kadar air < 3 %)
Komponen Kadar
Gula ( jumlah Sukrosa dan gula reduksi ) Minimal 80,0
Sukrosa (%) Minimal 75,0
Gula Reduksi (%) Maksimal 6,0
Air (%) Maksimal 3,0
Abu (%) Maksimal 2,0
Bagian-bagian Tak Larut Dalam Air Maksimal 1,0
Zat Warna Yang Diijinkan
Logam-Logam Berbahaya ( Cu,HG,Pb,As ) Negatif
Pati Negatif
Bentuk Kristal atau Serbuk
1. Terbebas dari bahan kimiaseperti pestisida, herbisidadan bahan tambahan lain seperti pengawet danpewarna makanan.
2. Gula semut harus murni(100%) berbahan dasarnira aren atau kelapa.
3. Tingkat kehalusan butir gula adalah mesh 18
4. Memiliki kadar air maksimal1.5%
5. Produk gula semut harusterbebas dari pencemaranseperti batu, kerikil, kertas, plastik, nira hangus danbahan berbahaya lainnya.
European Union (EU)-Regulation untuk pasarEropa beralamat di Lt. 16, Intiland Tower, Jl. Jend. Sudirman No.32, Jakarta Pusat10220, nomor telepon (021) 25546200.
National Organic Program (NOP)-USDA untukpasar Amerika.
Japanese Regulation (JAS) untuk pasarJepang.
Control Union Certification (CUC) LSPO beralamat di Jl. Kramat No. 3B, Cilandak TimurJakarta Selatan 12560
Nomor telepon dan fax: (021) 78842016, 78842017
Kendala pemasaran yang masih dihadapioleh peangusaha dalam pemasaranproduk
1.Mutu Gula Aren/Kelapa Semut tidakmemenuhi standar yang ditetapkan.
2.Harga kurang dapat bersaing dengan gulaputih
3.Pengemasan produk kurang menarik minatkonsumen
4.Belum ada kesadaran masyarakatIndonesia terhadap manfaatnya bagikesehatan
1.Melakukan pelatihan mengenai strategi pemasaranguna meningkatkan penjualan dan harga jual
2.Memberikan mendampingan pemasaran melaluipemasaran penjualan online
3.membantu pemasaran dalam bentuk misidagang,forum dagang,partisipasi pemasaran
4.memberikan bantuan fasilitasi sarana dan prasaranaberupa Tenda,desain kemasan,kemasan,setrifikasihalal,dan hak kekayaan intelektual(HKI)
5.bantuan akses permodalan sebagai pelaksanaanPerpres no 98 tahun 2014 tentang perijinan usahamikro kecil