15
6 2 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pengertian Belajar Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia danmencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Berikut ini beberapa pendapat mengenai pengertian belajar, belajar adalah: a. Proses perubahan individu yang disebabkan oleh pengamatan. (Slavin dalam Catharina Tri Anni, 2006:2) b. Proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman. (James O. Wittaker dalam Wasty Soemanto, 2006:104) c. Proses di mana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktik atau latihan. (Howard L. Kingsley dalam Wasty Soemanto, 2006:104) Dalam penelitian ini belajar dirumuskan sebagai perubahan yang terjadi pada siswa, yang disebabkan oleh suatu proses yang menimbulkan pengalaman sehingga diperoleh suatu kepandaian/kecakapan baru. Sedangkan hasil belajar dalam hal ini adalah hasil yang dicapai dari penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran sebagai suatu pengalaman, yang ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. 2.1.2 Hasil Belajar Menurut Dimyati dan Mudjiono, hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesikannya bahan pelajaran.

2 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2155/3/T1_262010844_BAB II.pdf · hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 2 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2155/3/T1_262010844_BAB II.pdf · hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara

6

2 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Pengertian Belajar

Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia danmencakup

segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Berikut ini beberapa pendapat mengenai

pengertian belajar, belajar adalah:

a. Proses perubahan individu yang disebabkan oleh pengamatan. (Slavin dalam Catharina

Tri Anni, 2006:2)

b. Proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau pengalaman.

(James O. Wittaker dalam Wasty Soemanto, 2006:104)

c. Proses di mana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktik atau

latihan. (Howard L. Kingsley dalam Wasty Soemanto, 2006:104)

Dalam penelitian ini belajar dirumuskan sebagai perubahan yang terjadi pada siswa,

yang disebabkan oleh suatu proses yang menimbulkan pengalaman sehingga diperoleh suatu

kepandaian/kecakapan baru.

Sedangkan hasil belajar dalam hal ini adalah hasil yang dicapai dari penguasaan

pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran sebagai suatu

pengalaman, yang ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.

2.1.2 Hasil Belajar

Menurut Dimyati dan Mudjiono, hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang

dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat

perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar.

Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif,

afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat

terselesikannya bahan pelajaran.

Page 2: 2 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2155/3/T1_262010844_BAB II.pdf · hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara

7

Menurut Oemar Hamalik hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi

perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari

tidak mengerti menjadi mengerti.

Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi dicapai melalui

tiga kategori ranah antara lain kognitif, afektif, psikomotor. Perinciannya adalah sebagai

berikut:

1. Ranah Kognitif

Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari 6 aspek yaitu pengetahuan,

pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.

2. Ranah Afektif

Berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu

menerima, menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi dengan suatu nilai

atau kompleks nilai.

3. Ranah Psikomotor

Meliputi keterampilan motorik, manipulasi benda-benda, koordinasi neuromuscular

(menghubungkan, mengamati).

Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan daripada afektif dan psikomotor karena lebih

menonjol, namun hasil belajar psikomotor dan afektif juga harus menjadi bagian dari hasil

penilaian dalam proses pembelajaran di sekolah.

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima

pengalaman belajarnya.

Hasil belajar digunakan oleh guru untuk dijadikan ukuran atau kriteria dalam mencapai suatu

tujuan pendidikan. Hal ini dapat tercapai apabila siswa sudah memahami belajar dengan

diiringi oleh perubahan tingkah laku yang lebih baik lagi.

Howard Kingsley membagi 3 macam hasil belajar:

a. Keterampilan dan kebiasaan

b. Pengetahuan dan pengertian

Page 3: 2 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2155/3/T1_262010844_BAB II.pdf · hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara

8

c. Sikap dan cita-cita

Pendapat dari Horward Kingsley ini menunjukkan hasil perubahan dari semua proses

belajar. Hasil belajar ini akan melekat terus pada diri siswa karena sudah menjadi bagian

dalam kehidupan siswa tersebut.

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disintesiskan bahwa hasil belajar adalah

suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang. Serta

akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya

karena hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai

hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku

kerja yang lebih baik.

2.1.3 Pembelajaran Matematika

Matematika sebagai salah satu ilmu dasar dewasa ini telah berkembang amat pesat,

baik materi maupun kegunaannya. Dengan demikian, maka setiap penyusunan kembali atau

penyempurnaan kurikulum matematika sekolah perlu mempertimbangkan perkembangan-

perkembangan tersebut, pengalaman-pengalaman masa lalu serta kemungkinan masa

depan.

Poerwodarminto (1995:235) berpendapat bahwa “Matematika adalah ilmu tentang

bilangan-bilangan, hubungan antara bilangan dan prosedur operasional yang digunakan

dalam penyelesaian mengenai bilangan”. Menurut Soedarinah dan Maryana (1991:65)

matematika adalah “pengetahuan yang bersifat hirarkis, artinya tersusun dalam urutan

tertentu, bermula dari urutan yang sederhana kemudian menuju ke hal yang rumit, bermula

dari hal yang konkret menuju hal yang abstrak.”

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan matematika

adalah ilmu tentang bilangan-bilangan yang bersifat hirarkis, bermula dari urutan sederhana

kemudian menuju ke hal yang rumit, dari hal yang konkret menuju ke hal yang abstrak untuk

menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.

a. Tujuan Pelajaran Matematika

Dalam perumusan tujuan pelajaran matematika di SD seperti tercantum dalam

kurikulum Pendidikan Dasar 1994 adalah: 1). Siswa memiliki kemampuan yang dapat

digunakan melalui kegiatan matematika; 2). Siswa memiliki pengetahuan matematika sebagai

Page 4: 2 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2155/3/T1_262010844_BAB II.pdf · hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara

9

bekal untuk melanjutkan ke pendidikan menengah; 3). Siswa memiliki pandangan yang cukup

luas dan memiliki sikap logis, kritis, cermat dan disiplin serta menghargai kegunaan

matematika (GBPP, 1993:2).

b. Fungsi Mata Pelajaran Matematika

Fungsi matematika sekolah adalah sebagai salah satu unsur masukan instrumental,

yang memiliki objek dasar abstrak dan berlandaskan kebenaran konsistensi, dalam sistem

proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan (GBPP, 1993:1). Kebenaran

konsistensi adalah kebenaran (suatu pernyataan tertentu) yang didasarkan kepada

kebenaran-kebenaran terdahulu yang telah diterima.

Didalam depdikbud (1994; 96) disebutkan bahwa fungsi pelajaran matematika di sekolah

dapat dikemukakan sebagai berikut :

a) Mempersiapkan siswa agar sanggup menghargai perubahan keadaan didalam kehidupan

dan didunia yang selain berkembang melalui latihan bertindak atas dasar penilaian secara

logis, rasional, kritis, cermat, jujur, dan efektif.

b) Mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir matemaika

dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan.

Jadi fungsi pelajaran matematika sangat membantu dan penting dalam menganalisis

masalah sosial maupun eksakta karena dengan menggunakan matematika dapatlah untuk

menganalisa peristiwa atau gejala.

c. Manfaat Belajar Matematika

Matematika sebenarnya tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari dalam arti

matematika mempunyai kegunaan yang praktis dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai

dengan pendapat yang mengatakan bahwa “Matematika mempunyai kegunaan praktis dalam

kehidupan sehari-hari. Semua masalah kehidupan yang membutuhkan pemecahan secara

cermat dan teliti mau tidak mau harus berpaling kepada matematika” (Yuyun S. 1982:199).

Jadi dalam dunia keilmuan matematika berperan sebagai bahasa simbolik yang

memungkinkan terwujudnya komunikasi yang cermat dan tepat, matematika sangat

dibutuhkan hampir di setiap sisi kehidupan.

d. Proses Pembelajaran Matematika

Page 5: 2 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2155/3/T1_262010844_BAB II.pdf · hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara

10

Dalam kegiatan belajar mengajar matematika terlebuh dahulu dijelaskan hubungan

antara strategi, metode dan teknik pembelajaran dan dalam satu pendekatan mungkin

terdapat lebih dari satu metode. Dengan demikian pula dalam suatu metode mungkin dapat

menggunakan lebih dari satu teknik mengajar. Semua pendekatan, metode dan teknik

pembelajaran dari suatu bahan pelajaran tergantung dari ciri khas bahan pelajaran, keadaan

sarana dan keadaan siswa. Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar guru

memperhatikan azas-azas pengembangan kurikulum serta tujuan pengajaran matematika di

kelas IV Sekolah Dasar.

e. Standar Kompetensi Bahan Kajian Matematika

Kecakapan atau kemahiran matematika yang diharapkan dapat tercapai dalam

belajar matematika mulai dari SD dan MI sampai SMA dan MA, adalah sebagai berikut.

a) Menunjukkan pemahaman konsep matematika yang dipelajari, menjelaskan keterkaitan

antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien,

dan tepat, dalam pemecahan masalah.

b) Memiliki kemampuan mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, grafik atau

diagram untuk memperjelas keadaan atau masalah.

c) Menggunakan penalaran pada pola, sifat atau melakukan manipulasi matematika dalam

membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan

matematika.

d) Menunjukkan kemampuan strategik dalam membuat, merumuskan, menafsirkan dan

menyelesaikan model matematika dalam pemecahan masalah.

e) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan.

f. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah

Kemampuan matematika yang dipilih dalam Standar Kompetensi ini dirancang sesuai

dengan kemampuan dan kebutuhan siswa dengan memperhatikan perkembangan

pendidikan matematika di dunia sekarang ini. Untuk mencapai kompetensi tersebut dipilih

materi-materi matematika dengan memperhatikan struktur keilmuan,tingkat kedalam

materi, serta sifat esensial materi dan keterpakaiannya dalam kehidupan sehari-hari.

Page 6: 2 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2155/3/T1_262010844_BAB II.pdf · hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara

11

2.1.4 Hakekat Media Pembelajaran.

Pengertian media berasal dari bahasa latin yaitu jamak dari kata mediumyang secara

harafah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari

pengirim ke penerima pesan ( Sadiman. 2002:6 )

Secara umum media pembelajan dalam pendidikan disebut media. Media yaitu

berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk berfikir,

menurut Gagne ( Sadiman 2002:6)

Media adalah segala alatfisik yang dapat menyajikan pesanserta merangsang

siswauntuk belajar. Jadimedia merupakan segalasesuatu yang dapat digunakan untuk

menyalurkan pesandari pengirim dan penerima sehingga dapat merangsang pikiran,

perasaan, minatdan perasaan, minat dan perhatian sedemikian rupa sehinggaproses belajar

terjadi. ( Sadiman 2002 )

Menurut Latuheru (dalam Hamdani, 2005) menyatakan bahwa media pembelajaran

adalah bahan, alat, atau telnik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan

maksud agar proses interaksi komunikasi edukasi antara guru dan murid dapat berlangsung

secara tepat guna dan berdaya guna.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas maka media pembelajaran adalah segala

sesuatu yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran agar dapat merangsang pikiran,

perasaan, minat,dan perhatian siswa sehingga proses interakso komunikasi edukasi antara

guru (pembuat media) dan murid dapat berlangsung secara tepat guna dan berdaya guna.

Dari berbagai batasan di atas dapat dirumuskan bahwa media adalah segala sesuatu

yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran untuk

membangkitkan semangat, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong

terjadinya proses pembelajaran pada diri siswa.

Media pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi 3 jenis, yaitu :

a. Media auditif yaitu media pengajaran yang hanya mengandalkan kemampuan suara

saja seperti audio, tape recorder, piringan audio.

Page 7: 2 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2155/3/T1_262010844_BAB II.pdf · hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara

12

b. Media visual yaitu media pengajaran yang hanya mengandalkan kemampuan

penglihatan saja seperti film setrip, foto, gambar, lukisan dan cetakan.

c. Media audio visual yaitu media pengajaran yang mempunyai unsur pendengaran

dan penglihatan. Media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik karena memiliki

unsur suara dan gambar, seperti televisi, bioskop, VCD.

Mediabalok bilangan adalah media visual yang mengandalkan kemampuan penglihatan

saja. Media balok bilangan menyajikan fakta, ide atau gagasanmelalui penyajian mobil-

mobilan,balok panjang dan kecil, yang memuat angka-angka dan simbol. Balok bilangan

digunakan untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide dan mengilustrasikan fakta-fakta

sehingga menarik dan mudah diingat siswa.

2.1.5 Manfaat Media Pembelajaran

Manfaat media secara umum dalam proses pembelajaran adalah untuk

memperlancar interaksi antara guru dan siswa. Dengan menggunakan media pembelajaran

menjadi lebih efektif dan efisien.

Namun secara khusus,manfaat media dapat dirinci sebagaimana diungkapkan oleh Kemp dan

Dayton (1985) seperti di bawah ini ;

1. penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan.

2. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik.

3. Proses pembelajaran menimbulkan interaksi aktif antara guru dan siswa.

4. Menjadikan penggunaan waktu dan tenaga menjadi lebih efisien.

5. Kualitas belajar siswa meningkat.

Manfaat praktis media pembelajaran adalah sebagai berikut :

1. Media dapat membuat materi pembelajaran yang abstrak menjadi lebih konkrit

2. Media juga dapat mengatasikendala keterbatasan ruang dan waktu.

3. Media yang tepat akan memberikan kesan mendalam bagi siswa sehingga

pembelajaran lebih bermakna.

Page 8: 2 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2155/3/T1_262010844_BAB II.pdf · hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara

13

2.1.6 Media Balok Bilangan

Untuk membantu menanamkan konsep operasi penjumlahan dan pengurangan

bilangan bulat denganmediapembelajarannya dapat menggunakan media garis bilangan atau

menggunakan alat peraga yang

dapatdiperagakanolehgurumaupunsiswadikelas.Alatperagayangdimaksud diberi nama “Media

Balok Bilangan”, seperti pada gambar di bawah ini.

Bahan yang diperlukan :

1. Balok kayu dengan panjang 84 cm, lebar 3 cm dan tinggi 3 cm

2. Mobil mainan anak-anak dengan ukuran panjang maksimum 4 cm.

Cara Membuat :

1. Balok kayu dibagi rata menjadi 21 bagian yang sama, kemudian ditulis bilangan bulat

mulaidari–10 sampai dengan 10.

2. Mobilmainandapatdibuatmenggunakanbalokkayuataumembeliditoko terdekat.

Cara menggunakan alat peraga :

Sebelum menggunakan alat peraga yang perlu diperhatikan adalah perbedaan tanda-tanda

+,-sebagai tanda suatu bilangan dan +,-sebagai operasi :

1.5 + (–3) dibaca “lima ditambah negatif tiga”

2.– 6 + (–2) dibaca “negatifenam ditambah negatif dua”

A. Penggunaan alat untuk penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat

1. Posisi awal mobil berada dibilangan nol dan menghadap ke arah bilangan positif

2. Untuk merepresentasikanbilangan positif (+) mobil bergerak maju

Page 9: 2 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2155/3/T1_262010844_BAB II.pdf · hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara

14

Misal : +5dari posisi 0 maju ke posisi bilangan 5

3. Untuk merepresentasikan bilangan negatif (–) mobil bergerak mundur

Misal : –4 , dari posisi 0 mobil mundur ke posisi –4

4. Untukmerepresentasikanoperasipenjumlahanmobilbergerakterusdari sebelumnya.

Misal :

a. 5 + 4, mobil bergerak maju 5 satuan kemudian terus maju 4 satuan

1. Anak panah yang menunjukkan gerakan mobil pertama

2. Anak panah yang menunjukkan gerakan mobil lanjutan

3. Anakpanahyangmenunjukkanhasilakhirmobilberada. Hasil peragaan : 5 + 4 =

9

b. 6 +(–3), mobil maju 6 satuan, kemudian terus mundur 3 satuan

1. Anak panah yang menunjukkan gerakan mobil pertama

2. Anak panah yang menunjukkan gerakan mobil lanjutan

3. Anakpanahyangmenunjukkanhasilakhirmobilberada. Hasil peragaan : 6 +(–

3) = 3

Page 10: 2 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2155/3/T1_262010844_BAB II.pdf · hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara

15

c. –5 + 3, mobil mundur 5 satuan, kemudian maju 3 satuan

1. Anak panah yang menunjukkan gerakan mobil pertama

2. Anak panah yang menunjukkan gerakan mobil lanjutan

3. Anakpanahyangmenunjukkanhasilakhirmobilberada.

Hasil peragaan :– 5 + 3) =– 2

d. – 4 + (–3) , mobil mundur 4 satuan, kemudian terus mundur lagi 3 satuan

1. Anak panah yang menunjukkan gerakan mobil pertama

2. Anak panah yang menunjukkan gerakan mobil lanjutan

3. Anakpanahyangmenunjukkanhasilakhirmobilberada.

Hasil peragaan :– 4 +(–3) = – 7

B. Penggunaan alat untuk operasi pengurangan bilangan bulat

1. Posisi awal mobil berada dibilangan nol dan menghadap ke arah bilangan positif

2. Untuk merepresentasikanbilangan positif (+) mobil bergerak maju

Misal : +5dari posisi 0 maju ke posisi bilangan 5

Page 11: 2 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2155/3/T1_262010844_BAB II.pdf · hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara

16

3. Untuk merepresentasikan bilangan negatif (–) mobil bergerak mundur

Misal : –4 , dari posisi 0 mobil mundur ke posisi –4

4. Untuk mempresentasikan operasi pengurangan, mobil berbalik arah. Misalnya :

a. 7 – 4(positif tujuh dikurangi positif empat) mobil maju 7 satuan, kemudian berbalik

arah dan maju 4 satuan.

1. Anakpanahyangmenunjukkangerakanmobilpertama,berbalik arah

2. Anak panah yang menunjukkan gerakan mobil kedua

3. Anak panah yang menunjukkan hasil akhir yaitu 3, jadi 7 – 4 = 3

b. 6–(–3)(positifenamdikuranginegativetiga),mobilmaju6satuan, kemudian berbalik

arah dan mundur 3 satuan

1. Anakpanahyangmenunjukkangerakanmobilpertama,berbalik arah

2. Anak panah yang menunjukkan gerakan mobil kedua

3. Anakpanahyangmenunjukkanhasilakhiryaitu9, jadi 6 – (–3) = 9

c. –5–(–5)(negatiflimadikuranginegatiflima),mobilmundur5satuan, kemudian berbalik

arah dan mundur 5 satuan.

Page 12: 2 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2155/3/T1_262010844_BAB II.pdf · hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara

17

1. Anakpanahyangmenunjukkangerakanmobilpertama,berbalik arah

2. Anak panah yang menunjukkan gerakan mobil kedua

3. Anakpanahyangmenunjukkanhasilakhiryaitu0, jadi – 5 – (– 5) = 0

C. Penggunaan alat untuk operasi hitung campuran bilangan bulat

Contoh soal 8 + (- 3) – (- 4) = ....

Tahap 1: 8 + (-3) = ....

Tahap 2: ....- (-4) = ....

Gambar Peragaan Tahap 1

1

3 2

1. Mobil bergerak maju 8 angka

2. Mobil Bergerak mundur 3 angka (-3)

3. Letak mobil berhenti ditahap 1 yaitu di angka 5

Jadi 8 + (-3) = 5

Gambar peragaan tahap ke 2

1 2

3

1. Anak panah yang menunjukkan posisi mobil sesuai tahap 1 yaitu di angka 5

-3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

-3 -2 -1 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Page 13: 2 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2155/3/T1_262010844_BAB II.pdf · hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara

18

Tanda yang menunjukkan mobil berbalik arah karena ada operasi hitung

pengurangan

2. Mobil bergerak mundur 4 angka (-4)

3. Anak panah yang menunjukkan posisi akhir mobil tersebut, yaitu berada di angka 9

Jadi tahap ke 2 adalah 5 – (-4) = 9

Dari gambar peragaan tahap 1 dilanjutkan ke tahap 2, maka didapatkan : 8 + (-3) – (-4) =

9

2.2 Kajian Hasil-hasil Penelitian yang Relevan

Ada beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yangdilaksanakan. Hasil

penelitian ini dapat digunakan untuk pengembanganterhadap penelitian yang dilaksanakan.

Penelitian Erika Aprilia Irya (2008) tentang meningkatkan aktivitasbelajar dan

penguasaan konsep gerak menggunakan model konstrutivismedengan metode demonstrasi.

Penelitian dilakukan dengan model penelitiantindakan kelas yang hanya menggunakan 1

kelas eksperimen. Pemilihankonsep dan metode pembelajaran agar terjadi peningkatan

aktivitas belajarsiswa. Penelitian ini dilakukan dengan 3 siklus. Hasil penelitian

menunjukkanbahwa model konstruktivisme dengan metode demonstrasi dapat

(1)Meningkatkan aktivitas belajar siswa dari siklus ke siklus. Pada siklus Isebesar 72,25

kategori ”Cukup Aktif”. Pada siklus II meningkat sebesar 75,81kategori ”Aktif” dan siklus III

meningkat lagi sebesar 76,12 kategori ”Aktif”.(2) Meningkatkan penguasaan konsep siswa.

Nilai rata-rata penguasaankonsep siswa pada siklus I sebesar 65,5 kategori ”Tuntas”. Pada

siklus IImeningkat sebesar 66,25 kategori ”Tuntas” dan siklus III meningkat lagisebesar 71

kategori ”Tuntas”.Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasandiketahui bahwa penerapan

model konstruktivisme dengan metodedemonstrasi dapat meningkatkan aktivitas belajar dan

penguasaan konsepsiswa.

Penelitian Naima (2009) tentang pengaruh penggunaan media konkritdan gambar serta

motivasi terhadap belajar siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyahdi kota Palu. Penelitian dilakukan

dengan membagi siswa menjadi kelompok,yakni kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Kelompok eksperimenmenggunakan media konkrit dan gambar pada kegiatan belajarnya,

Page 14: 2 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2155/3/T1_262010844_BAB II.pdf · hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara

19

sedangkankelompok kontrol hanya menggunakan metode ceramah pada kegiatan belajarnya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh positif terhadapsiswa yang menggunakan

media konkrit dan gambar terhadap motivasi danhasil belajar bila dibandingkan dengan

kelompok yang tanpamenggunakan media konkrit dan gambar (Naima, 2009:103)

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Admaja, (2010) dengan judul penelitian

”Penggunaan Media Gambar dan Metode Diskusi untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA

Siswa Kelas VIId SMPN 1 Rengat Barat Tahun Pelajaran 2009/2010” menyebutkan bahwa

terdapat peningkatan hasil belajar IPA setelah melaksanakan pembelajaran dengan

menggunakan media gambar dan metode diskusi.

Sejalan dengan penelitian di atas, terdapat pula hasil penelitian yang dilakukan oleh

Rahminita, (2007) dengan judul penelitian “Pengaruh Penggunaan Multimedia untuk

Meningkatkan Aktivitas Belajar Biologi Siswa Kelas VIII di MTsN Kampar Tahun Ajaran

2006/2007” bahwa terdapat peningkatan aktivitas belajar setelah penggunaan multimedia.

Adapun dalam penelitian yang penulis lakukan kegiatan belajar mengajar yang

memanfaatkan media pembelajaran yang efektif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

sebab dengan memanfaatkan media yang efektif dapat meminalkan dominasi dari guru, maka

perlu direncanakan mediauntuk kelompok maupun individu, baik untuk alat peragamaupun

sarana. secara khusus dengan pemanfaatan media balok bilangan yang efektif dapat

meningkatkan hasil belajarmenjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat pada kelas IV

SDNegeri Wonosobo 01 Kecamatan Reban Kabupaten Batang.

2.3 Kerangka Pikir

Kerangka berfikir dalam penelitian ini addalah penggunaaan media balok bilangan akan

meningkatkan penguasaan siswa kelas IV pada materi menjumlahkan dan mengurangkan

bilangan bulat. Hal ini dapat dilihat pada bagan di bawah ini :

Kondisi awal Guru: pembelajaranmenggunaka

n metode ceramah

SISWA

Nilai matematika rendah (di bawah KKM)

Penggunaan media balok

bilangan Siklus I penggunaan media balok

bilangan melalui interaksi guru Tindakan

Page 15: 2 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian Belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/2155/3/T1_262010844_BAB II.pdf · hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara

20

Gambar 2.1

Kerangka Berpikir Peningkatan Perbaikan Kegiatan Pembelajaran

Dengan menggunakan Media Balok Bilangan

2.4 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan masalah, kajian teori, penelitian yang relevan dan kerangka berfikir, maka

dapat dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas sebagai berikut : Penerapan media

balok bilangan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalampembelajaran pada materi

menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat pada siswa Kelas IV SD Negeri Wonosobo

01.