3
© 2004 Indah Wulansari-Ratih Kemala—GNU Free License—Silahkan secara bebas menggandakan tulisan ini INFORMATION SYSTEM AS A REFERENCE DISCIPLINE Oleh Richard L. Baskerville dan Michael D.Myers MIS Quarterly Vol.26 No.1, pp. 1-14/March 2002 Kelompok 62: Indah Wulansari (1201000555) & Ratih Kemala (1201000873) Sejak dahulu, para peneliti IS telah mengetahui dan menyetujui bahwa kelahiran disiplin bidang ilmu IS merupakan rujukan dari beberapa disiplin bidang ilmu lainnya. Namun dalam artikel ini penulis menginginkan untuk mengaskan bahwa sekarang ini disiplin bidang ilmu IS tidak hanya terlahir dari hasil rujukan beberapa disiplin bidang ilmu lain, namun disiplin bidang ilmu IS memang lahir sebagai suatu disiplin bidang ilmu yang seutuhnya. Menurut Peter Keen pada tahun 1980 menyatakan bahwa IS merupakan penerapan dari beberapa bidang ilmu lain yang sudah lebih jelas. Sejak saat itulah timbul perdebatan mengenai disiplin bidang ilmu apa saja yang menjadi rujukan IS. Dalam perdebatan tersebut terdapat asumsi yang menyatakan bahwa IS merupakan penerapan dari beberapa disiplin bidang ilmu lain yang menjadi rujukan, namun IS tidak mempunyai suatu ketentuan atau ketetapan yang menjadi rujukan IS itu sendiri. Atau dengan kata lain para peneliti IS telah meminjam dan menggunakan beberapa teori, metode dan contoh dari peneliti lain dari disiplin bidang ilmu yang berbeda, namun tidak sebaliknya para peneliti lain tersebut. Kesimpulannya adalah kebijakan yang ada mengenai IS adalah bahwa IS memiliki beberapa disiplin bidang ilmu lain yang menjadi rujukan, namun IS sendiri jarang sekali menjadi rujukan disiplin bidang ilmu lain dan tidak mempunyai ketetapan sendiri. Kemudian timbul suatu pertanyaan ‘Bagaimana penelitian IS dapat menarik peneliti dari disiplin ilmu lain’? IT bukanlah suatu yang asing lagi di dunia industrialisasi sekarang ini. IS dinilai sebagai suatu komponen penting dalam sektor privat dan publik (untuk individu, organisasi,dll). IT telah meresap dalam masyarakat di tiap aspek kehidupan dan menyebabkan banyak peneliti menyadari IT telah bertindak sebagai penengah dalam tiap disiplin ilmu yang ada. Dua contoh yang menunjukkan bahwa penelitian IS telah memberi nilai bagi disiplin ilmu lain adalah dalam pernyataan Markus (1983) classic article in the study of IT and organizations dimana ia membadingkan 3 teori kekebalan/resistansi terhadap pengimplementasian IS dan jurnal IS yang berjudul The IS research literature on business process reengineering yang membahas tentang Business Process Reengineering (BPR) Seiring dengan pengetahuan pentingnya IS dan IT dalam banyak bidang ilmu maka banyak peneliti yang mulai meneliti dampak dari pengimplementasian IS dan IT dalam bidang yang mereka geluti. Dan berbagai disiplin ilmu baru mulai bermunculan. Parameter suatu ilmu tersebut merupakan disiplin ilmu baru atau tidak, dapat dilihat dalam ketertarikan akan pengembangan, penggunaan, dan aplikasi IS dan IT yang semakin melebar dan ini merupakan kesempatan bagi peneliti IS. Dengan adanya kesempatan ini, IS memiliki kesempatan untuk menjadi reference discipline bagi ilmu lain. Kesempatan ini muncul karena hampir setiap disiplin ilmu lain sekarang merupakan konsumen dari penemuan di bidang penelitian IS. Apabila kita masih menggunakan IS sebagai reference discipline, kita harus merubah pengertiannya itu sendiri. Yakni konseptualisasi dari proses pembentukan ilmu

2 Baskerville_Myer 2002

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Sistem Informasi Akuntansi Artikel

Citation preview

  • 2004 Indah Wulansari-Ratih KemalaGNU Free LicenseSilahkan secara bebas menggandakan tulisan ini

    INFORMATION SYSTEM AS A REFERENCE DISCIPLINE Oleh Richard L. Baskerville dan Michael D.Myers MIS Quarterly Vol.26 No.1, pp. 1-14/March 2002

    Kelompok 62: Indah Wulansari (1201000555) & Ratih Kemala (1201000873)

    Sejak dahulu, para peneliti IS telah mengetahui dan menyetujui bahwa kelahiran

    disiplin bidang ilmu IS merupakan rujukan dari beberapa disiplin bidang ilmu lainnya. Namun dalam artikel ini penulis menginginkan untuk mengaskan bahwa sekarang ini disiplin bidang ilmu IS tidak hanya terlahir dari hasil rujukan beberapa disiplin bidang ilmu lain, namun disiplin bidang ilmu IS memang lahir sebagai suatu disiplin bidang ilmu yang seutuhnya. Menurut Peter Keen pada tahun 1980 menyatakan bahwa IS merupakan penerapan dari beberapa bidang ilmu lain yang sudah lebih jelas. Sejak saat itulah timbul perdebatan mengenai disiplin bidang ilmu apa saja yang menjadi rujukan IS.

    Dalam perdebatan tersebut terdapat asumsi yang menyatakan bahwa IS merupakan penerapan dari beberapa disiplin bidang ilmu lain yang menjadi rujukan, namun IS tidak mempunyai suatu ketentuan atau ketetapan yang menjadi rujukan IS itu sendiri. Atau dengan kata lain para peneliti IS telah meminjam dan menggunakan beberapa teori, metode dan contoh dari peneliti lain dari disiplin bidang ilmu yang berbeda, namun tidak sebaliknya para peneliti lain tersebut. Kesimpulannya adalah kebijakan yang ada mengenai IS adalah bahwa IS memiliki beberapa disiplin bidang ilmu lain yang menjadi rujukan, namun IS sendiri jarang sekali menjadi rujukan disiplin bidang ilmu lain dan tidak mempunyai ketetapan sendiri.

    Kemudian timbul suatu pertanyaan Bagaimana penelitian IS dapat menarik peneliti dari disiplin ilmu lain? IT bukanlah suatu yang asing lagi di dunia industrialisasi sekarang ini. IS dinilai sebagai suatu komponen penting dalam sektor privat dan publik (untuk individu, organisasi,dll). IT telah meresap dalam masyarakat di tiap aspek kehidupan dan menyebabkan banyak peneliti menyadari IT telah bertindak sebagai penengah dalam tiap disiplin ilmu yang ada. Dua contoh yang menunjukkan bahwa penelitian IS telah memberi nilai bagi disiplin ilmu lain adalah dalam pernyataan Markus (1983) classic article in the study of IT and organizations dimana ia membadingkan 3 teori kekebalan/resistansi terhadap pengimplementasian IS dan jurnal IS yang berjudul The IS research literature on business process reengineering yang membahas tentang Business Process Reengineering (BPR)

    Seiring dengan pengetahuan pentingnya IS dan IT dalam banyak bidang ilmu maka banyak peneliti yang mulai meneliti dampak dari pengimplementasian IS dan IT dalam bidang yang mereka geluti. Dan berbagai disiplin ilmu baru mulai bermunculan. Parameter suatu ilmu tersebut merupakan disiplin ilmu baru atau tidak, dapat dilihat dalam ketertarikan akan pengembangan, penggunaan, dan aplikasi IS dan IT yang semakin melebar dan ini merupakan kesempatan bagi peneliti IS. Dengan adanya kesempatan ini, IS memiliki kesempatan untuk menjadi reference discipline bagi ilmu lain. Kesempatan ini muncul karena hampir setiap disiplin ilmu lain sekarang merupakan konsumen dari penemuan di bidang penelitian IS. Apabila kita masih menggunakan IS sebagai reference discipline, kita harus merubah pengertiannya itu sendiri. Yakni konseptualisasi dari proses pembentukan ilmu

  • 2004 Indah Wulansari-Ratih KemalaGNU Free LicenseSilahkan secara bebas menggandakan tulisan ini

    pengetahuan yang unidirectional (dimana IS sebagai rantai akhir dari food chain) menjadi proses yang multidirectional (dimana IS dan disiplin ilmu lain menjadi bagian dari ilmu pengetahuan lain yang saling berhubungan). Kesimpulannya apabila kita berpikir IS sebagai reference discipline berarti IS memiliki kesempatan utk memiliki tempat dan peran dalam suatu komunitas.

    Untuk menjadikan IS sebagai reference discipline bagi ilmu lain, setidaknya terdapat 2 bidang yang harus dikonsentrasikan dalam pengembangannya. Pertama perubahan audience dari peneliti IS. Cakupan IS yang semakin luas menyebabkan perluasan dalam market audience-nya pula. Problem yang muncul adalah para pelajar IS masih tidak melihat fenomena IS dalam konteks yang luas. Sedangkan dengan meluasnya cakupan audience, fenomena IS itu sendiri harus dapat melakukan sinkronisasi dengan bidang ilmu lain. Jalan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan melakukan penelitian dengan bekerja sama dengan peneliti dari bidang ilmu lain, partisipasi dari peneliti IS dalam konferensi penelitian yang disponsori oleh bidang ilmu lain yang akan memfasilitasi pembangunan jaringan dengan bidang ilmu tersebut, dukungan dari lembaga institusi dalam pemberian reward terhadap peneliti yang berhasil melakukan penelitian dengan baik

    Bidang lain yang harus dikonsentrasikan dalam pengembangannya adalah membuat suatu keyakinan bahwa penelitian IS telah dapat diakses oleh peneliti dari bidang ilmu lain. Masalah yang timbul adalah kesulitan dari berbagai pihak untuk mengakses jurnal-jurnal tersebut. Seperti tidak semua pelajar memilki akses ke db yang menyimpan top jurnal IS. Basisdata itu sendiri memiliki kecenderungan hanya menyimpan suatu data berdasarkan ilmu tertentu saja sehingga menimbulkan kesulitan bagi peneliti dari ilmu lain untuk melihat jurnal tersebut. Solusi yang ditawarkan misalnya adalah dengan mendorong para penerbit jurnal agar memiliki indeks dari jurnal IS dalam range yang lebih luas, mendorong organisasi profesional IS untuk mendukung pembuatan full-image version dari jurnal tersebut sebagai suatu santapan publik yang dapat diakses langsung, pemberian tawaran harga yang sesuai untuk berlangganan jurnal bagi anggota, dan penawaran paket langganan jurnal dalam tiap universitas dan perpustakaan umum Masalah lain yang dihadapi menyangkut masalah rintangan sosial,psikologi,filosofi seperti ungkapan-ungkapan dalam jurnal IS yang mungkin terdengar asing bagi peneliti bidang lain dapat diselesaikan dengan melakukan hubungan dan kolaborasi dengan peneliti di bidang lain. Namun dalam kenyataannya hal ini sulit dilakukan karena faktor kurangnya reward dari lemabaga institusi tertentu. Solusi bagi lembaga institusi untuk memecahkan masalah ini adalah dengan memodifikasi cara penaksiran publikasi suatu penelitian dan mendorong pihak editor jurnal IS untuk melakukan kolaborasi dengan editor jurnal dari bidang ilmu lain melakukan kerjasama yang membahas topik persoalan khusus masing-masing jurnal. Namun demikian pengimplementasiannya mengalami kesulitan karena perbedaan dan ketidakcocokkan peraturan, prosedur, standar kedua jurnal.

    IS memiliki peluang emas dalam komunitas. Namun bukan berarti IS harus mendominasi dalam tiap penelitian di tiap bidang. Hal ini lebih diarahkan agar IS dapat menjadi leadership yang berarti melakukan transformasi pada agenda penelitian IS dan menjelaskan nilai yang lebih luas dari hasil penemuan dalam penelitian. Dua posisi bagi

  • 2004 Indah Wulansari-Ratih KemalaGNU Free LicenseSilahkan secara bebas menggandakan tulisan ini

    IS dalam transisi ini adalah IS telah membuat progress yang berarti dalam periode waktu yang singkat. Telah terjadi pergeseran fokus IS dari yang terfokus pada techno-centric menjadi terfokus pada keseimbangan teknologi/organisasi/manajemen/sosial. Pergeseran fokus ini disadari dari peningkatan penerimaan artikel dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dan intensif. Posisi kedua adalah bahwa IS dinilai memiliki karakteristik sebagai sebuah fragmented adhocrasy, yakni sebuah kekuatan ketika bidang ilmu lain membutuhkan fleksibilitas untuk beradaptasi terhadap perubahan lingkungan.