36
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS P5005 Ab000 DENGAN 2 JAM PP DI BPS NGADILA SOBIRIN PAKIS, MALANG Disusun Oleh : DESI LAILATUL RAFNI NIM. 0605.08 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

2 JAM post partum

Embed Size (px)

DESCRIPTION

untuk memenuhi tugas asuhan kebidanan pada masa nifas

Citation preview

Page 1: 2 JAM post partum

ASUHAN KEBIDANAN

PADA IBU NIFAS P5005 Ab000 DENGAN 2 JAM PP

DI BPS NGADILA SOBIRIN

PAKIS, MALANG

Disusun Oleh :

DESI LAILATUL RAFNI

NIM. 0605.08

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

WIDYAGAMA HUSADA-MALANG

2008

BAB I

Page 2: 2 JAM post partum

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Istilah puerperium dipakai untuk menunjukkan masa, dimulai setelah

plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan

sebelum hamil dan berlangsung selama kira-kira 6 minggu

Segera setelah persalinan dapat terjadi peningkatan suhu, badan, tapi tidak

boleh lebih dari 38o C , bila terjadi peningkatan lebih dari 38o C berturut selama 2

hari kemungkinan terjadi infeksi

Uterus yang telah menyelesaikan tugasnya, akan menjadi keras karena

kontraksinya, sehingga terdapat penutupan pembuluh darah, kontraksi uterus yang

dikikuti his pengiring menimbulkan rasa nyeri disebut nyeri ikutan (after pain),

terutama pada multipra. Masa puerperium diikuti pengeluaran cairan sisa lapisan

endometrium, sisa dari tempat implantasi plasenta yang diebut lochea.

2. Tujuan Penulisan

1.2.1. Tujuan Umum

Mahasiswa dapat menerapkan asuhan kebidanan, pada ibu

nifas, dapat memperluas, memperbanyak pengetahuan dan

keterampilan mengenai asuhan kebidanan pada pasien dengan

kegawat daruratan obstetri.

1.2.2. Tujuan Khusus

Agar mahasiswa mampu melakukan pengkajian

Agar mahasiswa mampu menggerakkan diagnosa agar mahasiswa

mampu menyusun rencana tindakan

Agar mahasiswa mampu mengevaluasi tindakan asuhan kebidanan

yang telah diberikan.

Agar mahasiswa mampu memberikan konseling

3. Metode Penulisan

Page 3: 2 JAM post partum

1. Metode penulisan ini adalah studi kepustakaan dalam bentuk studi kasus

yaitu mencari gambaran yang lebih jelas dari proses kebidanan saat ini.

2. Teknik pengumpupulan data

a. Anamnese

pengambilan data dengan tnaya jawab langsung pada pasien.

b. Pemeriksaan

Melakukan pemeriksaan fisik : inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi

untuk mendapatkan data

c. Pengkajian catatan medik dengan kepustakaan

Mengkaji keadaan pasien dengan menggunakan catatan medik dan

kepustakaan yang berhubungan dengan kehamilan.

4. Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

BAB III : TINJAUAN KASUS

BAB IV : PEMBAHASAN

BAB V : PENUTUP

BAB II

Page 4: 2 JAM post partum

TINJAUAN TEORI

A. KONSEP DASAR MASA NIFAS

1. Definisi

»Masa nifas atau masa puerperium adalah masa setelah partus selesai dan

berakhir setelah kira-kira 6 minggu

(Kapita Selektas Kedokteran Jilid I : 336)

»Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan

selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil

(Sinopsis Obstetri Jilid I : 115)

» Puerperium adalah masa setelah melahirkan bayi

(perawatan kebidanan Jilid 3 : 105)

»Nifas (puerperium) periode waktu atau masa dimana organ reproduksi

kembali kepada keadaan tidak hamil, masa ini membutuhkan wkatu

sekitar 6 minggu.

(Perawatan Maternitas Edisi 2 : 225)

»Masa Nifas (puerperium) yaitu dimulainya setelah placenta lahir dan

berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum

hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu

(YBS-PS : 122)

» Puerperium adalah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk

pulihnya kembali alat kandungan yang lainnya 4 minggu

(Bagian dagin FK UNPAD, 1993, hal : 315)

»Kala Puerperium berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari, merupakan

waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan dalam keadaan

yang normal.

(Manuaba, 1998 : 190)

»Nifas adalah masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya

kembali alat-alat kandungan yang lamanya 6 minggu.

(Sulaiman, 1983)

Page 5: 2 JAM post partum

»Masa nifas adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai

sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. Lama masa nifas

ini sekitar 6-8 minggu

(Mochtar, Rustam, 1998)

2. Periode Nifas

1. Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri

dan berjalan-jalan.

Dalam agama Islam, dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40

hari

2. Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia

yang lamanya 6-8 minggu

3. Remote Puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat

sempurna terutama bila selama hamil / waktu persalinan ada komplikasi.

Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan atau

tahunan.

(Prawirohardjo, 2002 :237)

3. Fisiologi Nifas

Yang dimaksud fisiologi nifas adalah hal-hal yang terjadi dan bersifat

karakteristik dalam masa nifas artinya memberi ciri masa nifas ini adalah

perubahan-perubahan yang dianggap normal dan harus terjadi untuk

memenuhi sebagian dari fungsi mas nifas, yaitu mengembalikan keadaan

seperti sebelum masa hamil. Perubahan-perubahan yang normal dan harus

terjadi adalah :

1. Adanya Infolusi

2. Adanya Lochea

3. Adanya Lactasi

1). Involusi

Involusi adalah perubahan yang merupakan proses kembalinya alat

kandungan atau uterus dan jalan kelahiran setelah bayi dilahirkan

mencapai keadaan seperti sebelum hamil.

Page 6: 2 JAM post partum

Involusi Tinggi Fundus Uteri Berat Uterus

Bayi lahir setinggu pusat 1000 gram

Uri lahir 2 jari dibawah pusat 750 gram

1 minggu pertengahan pusat simpisis 500 gram

2 minggu fundus teraba diatas simpisis 350 gram

6 minggu bertambah kecil 50 gram

8 minggu sebesar normal 30 gram

(Manuaba, 1998 :192)

a. Servic

Servic agak terbuka seperti corong pada pasca persalinan dan

konstipasi lunak. Segera setelah melahirkan, tangan pemeriksa

masih dapat dimasukkan kedalam cavum uteri. Setelah 1 minggu

hanya dapat dimasukkan 1 jari.

b. Perubahan pada Endometrium

Pada hari pertama Endometrium yang kira-kira setebal 2-5 mm itu

mempunyai permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua dan

selaput janin. Setelah 3 hari permukaan endometrium mulai teraba

akibat lepasnya sel-sel dari bagian yang mengalami degenerasi.

Sebagian besar endometrium terlepas.

Regenerasi endometrium terjadi dari sisa-sisa desidua basalis yang

memakan waktu 2-3 minggu.

c. Ligamen-ligamen

Ligamen, diafragma pelvis, serta fasia yang menegang sewaktu

kehamilan dan partus berangsur-angsur kembali seperti semula.

Legamentum Rofundum dapat mengendor sehingga pada hari ke-2

pasca persalinan harus dilakukan latihan senam.

Otot-otot dinding perut akan berinvolusi pada 6-7 minggu pasca

persalinan. Dinding vagina yang tegang akan kembali seperti

sebelumnya. Kira-kira setelah 3 minggu.

d. Luka jalan lahir

Luka jalan lahir seperti episiotomi yang telah di jahit, luka pada

vagina dan servic yang tidak luas akan sembuh primer.

Page 7: 2 JAM post partum

2). Lochea

Lochea adalah suatu istilah berasal dari bahasa Yunani lochea yang

artinya kelahiran anak. Yang dimaksud dengan lochea adalah cairan

yang dikeluarkan dari uterus melalui vagina dalam masa nifas.

Lochea dibagi dalam beberapa jenis

a. Lochea Rubra

- Berlangsung 2 hari pasca persalinan

- Berisi darah segar (warna merah dan hitam), sisa-sisa selaput

ketuban, sel-sel desidua, vernix casiosa, meconium

b. Lochea Sanguinolenta

- Hari ke 5-7 pasca persalinan

- Darah + lendir (berwarna merah kuning)

c. Lochea Serosa

- Hari ke 7-14 pasca persalinan

- Cairan agak kuning

d. Lochea Alba

- Setelah 2 minggu pasca persalinan

- Cairan darah putih

(Manuaba, 1998 : 192)

3). Laktasi

Laktasi dapat diartikan dengan pembentukan dan pengeluaran air susu

ibu. Air susu ibu ini merupakan makanan pokok bagi bayi. Makanan

yang terbaik bagi bayi, makanan yang bersifat alamiah, bagi tiap ibu

yang melahirkan bayi akan tersedia makanan bagi bayinya dari ia

sendiri. Bagi ibu yang menyusui akan terlalu dekat dengan anaknya, dan

bagi si anak akan lebih merasa puas dalam pelukan ibunya, merasa

tentram, aman, hangat, akan kasih syang, ibunya. Untuk menghadapi

masa laktasi (menyusui) sejak dini kehamilan setelah terjadi perubahan-

perubahan pada kelenjar mammae yaitu :

Page 8: 2 JAM post partum

- Proliferasi jaringan pada kelenjar-kelanjar alvedi dan jaringan lemak

bertambah

- Keluar cairan susu jolong dan ductus lactiferous disebut colostrum

berwarna kuning / putih susu.

- Hipervaskularisasi pada permukaan dan bagian dalam, dimana vena-

vena berdilatasi sehingga tampak jelas.

4. Pengawasan Masa Nifas

a. Keadaan Umum

1. Nadi

Umumnya berkisar antara 60-80 x/menit, awal gradikardi berarti

normal segera setelah partus bila terdapat tackikardi sedang badan

tidak terasa panas mungkin ada perdarahan berlebihan atau

kelelahan, bila ada tackikardi disertai kenaikan suhu dapat

disebabkan oleh nifas.

2. Suhu

Sesudah partus dapat naik kurang 0,5o C dari keadaan normal, tidak

lebih dai 37,2o C, bila dari 38o C bahaya infeksi. Sesudah 12 jam

pertama melahirkan. Umumnya suhu badan akan kembali normal

3. Pernafasan

Sekitar 16-20 x/menit pada saat nifas. Hal ini di karenakan rahim

sudah kembali pulih dan tidak ada lagi pembesaran rahim yang

dapat menekan diafragma.

4. Tekanan Darah

Bata normal untuk sistol 130 mmHg masa nifas diulur setelah

plasenta lahir. Hasilnya dibandingkan dengan pengukuran

sebelumnya.

b. Keadaan Uterus

Pengawasan terhadap tingginya fundus uteri pada hari-hari pertama

setelah melahirkan terutama ditujukan apakah ada perdarahan. Bila ada,

fundus uteri akan lebih tinggi karena adanya gumpalan darah. Selain itu

fundus uteri juga akan lebih naik, bila ada kandung kemih yang penuh.

Page 9: 2 JAM post partum

Untuk selanjutnya pengawasan tingginya fundus uteri juga untuk

mengetahui proses involusi apakah normal atau tidak. Kontraksi uterus

perlu diawasi terutama setelah melahirkan sangat mungkin terjadi

perdarahan. Bila terjadi perdarahan yang berasal dari dalam uterus maka

kontraksi uterus menjadi lemah.

c. Perdarahan

Perdarahan ini dilakukan setelah placenta dilahirkan dan pada hari

pertama setelah melahirkan. Pengeluaran darah perlu diukur untuk

mengetahui berapa banyak darah yang keluar. Pengawasan dilakukan

dengan mengawasi keadaan pembalut penderita. Biasanya ibu akan

merasakan bila darah keluar lebih banyak.

d. Keadaan Lochea

Pengawasan terhadap keadaan lochea dilakukan setiap mengganti

pembalut penderita pada waktu penderita buang air kemih atau buang air

besar. Pada perawatan vulva yang khusus ataupada waktu penderita

merasa pembalutnya kotor. Yang perlu diperhatikan pada pengawasan

lochea ini adalah : warna, banyak dan baunya. Dalam keadaan normal

warna ini akan berubah secara gradual dari merah menjadi merah muda,

kuning atau kehijauan.

e. Keadaan Perineum

Pengawasan perineum dilakukan waktu perawatan vulva yaitu setiap

kali penderita buang air kemih atau pada waktu khusus diadakan

perawatan vulva yang diperhatikan ialah bagaimana keadaan jahitannya,

keadaan luka bekas jahitan apakah perineum membengkak atau ada

infeksi.

f. Keadaan Miksi dan Defeaksi

Keadaan Miksi

Setelah ibu melahirkan terutama bagi yang pertama kali melahirkan

akan terasa pedih bila buang air kemih. Ini kemungkinan disebabkan

oleh iritasi pada uretra sebagai akibat persalinan, sehingga penderita

takut buang air kemih. Bila kandung kemih penuh harus diusahakan

Page 10: 2 JAM post partum

agar penderita dapat buang air kemih. Sehingga tidak perlu penyadapan

bagaimana kecilnya akan membawa bahaya infeksi.

Keadaan Defekasi

Kebanyakan penderita mengalami obstipasi setelah melahirkan anak.

Hal ini disebabkan karena pada waktu melahirkan alat pencernaan

menadapat tekanan yang menyebabkan kolon menjadi kosong. Selain itu

mempengaruhi peristaltic usus. Pengeluaran cairan yang lebih banyak

pada waktu persalinan mempengaruhi pula terjadinya konstipasi,

biasanya bila penderita tidak buang air besar sampai 2 hari setelah

persalinan. Di tolong dengan pemberian huknah, glyserin spuit, atau

diberikan obat-obatan laxan.

g. Keadaan buah dada

Keadaan buah dada diawasi setiap ibu akan menyusui anaknya, dan

pada waktu mengadakan perawatan buah dada secara khusus. Seperti

dalam perawatan buah dada dikemukakan yang perlu diperhatikan ialah

keadaan puting susu, pembengkakan buah dada, dan pengeluaran air

susu ibu. Bila ada kelainan diadakan perawatan seperti yang

dikemukakan dalam hal perawatan buah dada.

h. Istirahat

Setekah melahirkan ibu diusahakan agar dapat berstirahat untuk

memulihkan kembali keadaannya setelah banyak mengeluarkan tenaga

dan kesakitan waktu melahirkan, posisi tidur ibu waktu istirahat setelah

melahirkan.

i. Makanan

Mengingat pentingnya makanan guna memulihkan kesehatan dan

pembentukan air susu ibu, maka perlu pengawasan apakah ibu

memperoleh makanan dengan kuantitas dan kualitas yang dibutuhkan.

j. Laktasi

Sejak dari kehamilan setelah terjadi perubahan-perubahan pada kelenjar

mammae :

- Proliferasi jaringan pada kelenjar-kelanjar alveoli dan jaringan

lemak bertambah

Page 11: 2 JAM post partum

- Keluar cairan susu jolong dari duktus lactiverus di sebut colustrum

berwarna kuning-putih susu.

- Hipervaskularisasi pada permukaan dan bagian dalam, dimana vena-

vena berdilatasi sehingga tampak jelas.

- Selama persalinan pengaruh sehingga tampak jelas. Progesteron

hilang, maka timbul pengaruh LH atau prolaktin yang akan

merangsang ASI. Disamping itu pengaruh oxytosin menyebabkan

mioepitel kelenjar susu berkontraksi, sehingga ASI keluar. Produksi

akan banyak sesudah 2-3 hari post partum. ASI adalah untuk anak

ibu. Ibu dan bayi dapat ditempatkan dalam satu kamar (rooming in)

atau pada tempat yang terpisah. Keuntungan rooming in :

Mueh menyusui

Setiap saat selalu ada kontak antara ibu dan bayi

Sedini mungkin ibu telah belajar mengurus bayinya.

k. Keluhan Penderita

Keluhan penderita setelah melahirkan perlu mendapat perhatian agar

kelainan-kelainan yang menimbulkan gejala-gejala keluhan tersebut

dapat lekas diawasi. Keluhan-keluhan penderita harus mendapat

pertolongan secepat mungkin, sebaiknya keluhan penderita disampaikan

pada dokter agar mendapat pemeriksaan dan pengobatan yang cepat.

5. Masalah, Komplikasi

a. Puting susu lecet

b. Payudara bengkak.

c. Mastitis

d. Abses payudara

e. Perdarahan Nifas sekunder

f.Infeksi payudara

g. Oedem tungkai

(manuaba, 1998 : 190)

Page 12: 2 JAM post partum

6. Adaptasi Psikologi Masa Nifas.

Taking in (ketergantungan)

- Timbul pada hari I dan II masa nifas

- Membutuhkan perlindungan dan pelayanan

- Tergantung, perlu istirahat dan nutrisi

- Pasif

- Fokus pada diri sendiri

- Membicarakan pengalaman melahirkan berulang-ulang

- Persepsi menyempit, kadang konsentrasi menurun sehingga

kemampuan menerima informasi juga berkurang.

Taking hold (ketergantungan – ketidak tergantungan)

- Timbul pada hari ke-3 sampai dengan 4 dan 5 masa nifas

- Ibu siap menerima peran baru dan belajar semua hal-hal baru

- Butuh sistem pendukung

- Mekanisme pertahanan diri penting

- Merupakan waktu terbaik untuk memberikan health education /

penyuluhan

Letting Go (ketidak tergantungan)

- Terjadi pada minggu ke 5-8 masa nifas

- Keluarga tidak menyesuaikan diri dengan peran baru dan anggota

baru.

- Tubuh telah mulai sembuh

- Mampu menerima tanggung jawab dan mandiri.

Page 13: 2 JAM post partum

BAB 3

TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian Data

Tempat : BPS ngadila sobirin

Hari Tgl : Selasa, 22 juli 2008

Jam : 05.40 WIB

Oleh : Desi lailatul rafni

3.1.1 Data Subyektif.

1. Biodata

Nama Ibu : Ny “P”. Nama suami : Tn “ S ”.

Umur : 39 tahun. Umur : 37 tahun.

Pekerjaan : IRT. Pekerjaan : Buruh tani.

Pendidikan : SD Pendidikan : SD

Agama : Islam. Agama : Islam

Alamat : meduran Alamat : meduran

2. Keluhan Utama

Ibu mengatakan telah melahirkan anaknya jam 03.40 WIB hari selasa

tanggal 22 juli 2008, mengeluh sedikit nyeri pada luka jahitan

3. Riwayat haid.

Menarche : 12 tahun

Lama haid : 7 hari

Siklus haid : teratur, 28 hari.

Banyaknya : ganti pembalut 2-3 pada hari ke 1-4, ganti pembalut 1-2

pada hari berikutnya.

4. Riwayat Perkawinan.

Menikah : 1 kali.

Lamanya : 11tahun.

Umur nikah : 23 tahun.

5. Riwayat Kesehatan Sekarang

Page 14: 2 JAM post partum

Ibu mengatakan saat ini tidak menderita penyakit kronis, menular,

menurun, seperti TBC, DM, jantung, anemia, infeksi lain khususnya

saluran reproduksi, cacat bawaan atau di dapat, kecelakaan, dll.

6. Riwayat kesehatan yang lalu.

Ibu mengatakan saat ini tidak menderita penyakit kronis, menular,

menurun, seperti TBC, DM, jantung, anemia, infeksi lain khususnya

saluran reproduksi, cacat bawaan atau di dapat, kecelakaan, serta ibu

tidak pernah operasi

7. Riwayat Kesehatan Keluarga

Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit

kronis, menular, menurun seperti DM, jantung, malaria, PMS, dll.

8. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

N

o

Kehamilan Persalinan Anak Nif

as

KB

UK Peny. Jenis Pnlg Peny. Sex BB H/M Pen

y

ASI metode

I

2

3

4

5

.

9bl

9bl

9bl

9bl

hamil

ini

-

-

--

Sp

Sp

Sp

sp

Bidan

Dukun

Dukun

dukun

-

-

-

-

Laki2

Perempuan

Laki2

Laki2

3100gr

2900gr

3100gr

2900g

H/20th

H/15th

H/7th

H/5th

-

-

-

-

+

+

+

+

PIL

9. Riwayat Kehamilan, Persalinan

A. Kehamilan

Trimester I : ANC 2 kali dibidan, keluhan mual muntah, TX :

plano test (+), B6, B1, kalk, mendapat tablet

penambah darah

Trimester II : ANC 2 kali, di bidan, tidak ada keluhan, Fe,

Vitamin, kalk.

Trimester III : ANC 1 minggu sekali, dibidan, keluhan sering

kencing. Tx : Fe, Vit, kalk.

Page 15: 2 JAM post partum

B. Persalinan

Ibu melahirkan anak ke 5 tanggal 22 juli 2008 jam 03.40 WIB

persalinan normal, hidup, BB 3600 gr, PB 46 cm jenis kelamin

perempuan placenta lahir lengkap.

10. Riwayat KB

Ibu mengatakan setelah melahirkan anak pertama tidak memakai KB

dan setelah melahirkan anak ke kedua menggunakan KB pil sampai

melahirkan anak ke 5

11. Pola kebiasaan sehari-hari.

Pola Nutrisi.

Selama hamil : makan 3 kali sehari, dengan posrsi satu piring nasi,

lauk tempe, 1 mangkuk sayur, minum air putih 3-4 gelas sehari.

Setelahmelahirkan : minum teh 1 gelas.

Pola eliminasi.

Selama hamil : BAK ± 3-4 x sehari, kuning jernih.

BAB 1 kali sehari lunak.

Setelah melahirkan : BAK segera setelah melahirkan 1 kali BAB (-).

Pola istirahat.

Selama hamil : tidur siabng 2 jam tidur malam 6 jam.

Setelah melahirkan : selama 2 jam ibu tidak tidur.

Pola Personal Higiene.

Selama hamil: mandi 2 kali sehari, gosok gigi 3x perhari, ganti

pakaian dan celana 2 kali perhari atau kalau ibu sudah merasa kotor.

Setelah melahirkan : ibu ganti pakaian dan celana dalam serta

memakai 1 pembalut.

Pola aktivitas sehari-hari,.

Selama hamil : ibu mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti

bersih-bersih, memasak mencuci.

Setelah melahirkan : ibu hanya berbaring tempat tidur.

Ibu sudah melakukan mobilisasi yaitu dengan miring kanan dan kiri

dan duduk ditempat tidur.

Pola Rekreasi.

Page 16: 2 JAM post partum

Selama hamil: Ibu main kerumah tetangga.

Setelah melahirkan ibu hanya didalam ruangan saja.

Pola kebiasaan lain.

Selama hamil dan setelah melahirkan ibu tidak minum-minuman

keras, merokok, minum jamu-jamuan.

Pola seksual.

Selama hamil : 1 kali dalam 2 minggu.

Setelah melahirkan: rencana ibu melakukan hubungan jika ibu sudah

merasa baikan atau keadaannya kembali seperti sebelum hamil.

12. Sosial Budaya.

Hubungan ibu dan keluarga

baik, sekeluarga sangat senang dengan kehadiran bayinya.

Biasanya dalam keluarga

ibu mengadakan selamatan setelah melahirkan sebagai rasa

syukur.

14. Kebiasaan Spiritual.

Ibu menganut agama Islam , setiap hari sholat 5 waktu dan mengaji

3.1.2 Data Obyektif.

1. Pemeriksaan Umum.

Keadaan Umum : baik.

Kesadaran : compos mentis.

Tekanan darah : 120/80 mmHg.

Nadi : 84x/menit.

Pernafasan : 24x/menit.

Suhu : 360 C

2. Pemeriksaan Khusus.

a. Inspeksi.

Kepala : bersih, rambut tidak rontok, tidak berketombe.

Muka : tidak oedema, tidak timbul jerawat, timbul flek-

flek hitam.

Page 17: 2 JAM post partum

Mata : konjungtiva tidak pucat, sklera tidak icterus,

simetris.

Hidung : tidak ada pernafasan cuping hidung, polip dan

sekret, simetris.

Telinga : simetris, tidak ada serumen, pendengaran

normal.

Mulut : bibir tidak kering, tidak pucat, gigi tidak lubang,

tidan ada caries gigi.

Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada

bendungan jugularis, simetris.

Dada : simetris, putring susu menonjol, tidak ada

pembesaran abnormal, ASI kolustrom (-).

Perut : tidak ada strie albican, tidak terdapat benjolan,

pembesaran perut sedsuai dengan masa nifas,

tidak ada bekas oprasi.

Genetalia : bersih, tidak ada condiloma, tidak oedema, tidak

varises, terdapat luka jahitan perineum lochea

rubra, tidak berbau .

Ekstremitas : simetris, tidak ada oedema maupun varises baik

apa ektremitas atas maupun bawah.

b. Palpasi

Leher : tidak ada pembesaran kelenjar thyroid dan

bendungan vena jugularis.

Payudara : tidak ada benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan,

ASI kolastrum (-).

Perut : TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus baik, tidak

ada nyeri tekan , kandung kencing kosong.

Ektremitas :Tidak oedema, tidak varises baik pada ekstremitas

atas maupun bawah.

c. Auskultasi

Dada : HR : 88 kali/menit

Perut : bising usus (+) 4-5 Kali/menit.

Page 18: 2 JAM post partum

d. Perkusi

Reflek patella (+) /(+).

3. Theraphy

- Amoxylin 500 mg 3x 1

- Asamefenamat 500 mg 3x1

- Etabion 1x1

- Yodiol 1 butir

- Vitamin A 2 butir

- Parasetamol 1 tablet

3.2 Identifikasi Diagnosa dan Masalah

Diagnosa : P5005 Ab000 dengan 2 jam post partum .

DS : Ibu mengatakan telah melahirkan anak ke 5 pada jam 20.25 WIB

hari selasa tanggal22 juli 2008 dengan keluhan nyeri luka

jahitan.

DO :Keadaan Umum : baik.

Kesadaran : compos mentis.

Tekanan darah : 120/80 mmHg.

Nadi : 84x/menit.

Pernafasan : 24x/menit.

Suhu : 360 C

Payudara : tedang, puting susu menonjol, dan tampak

bersih, kolostrum +

TFU : 2 jari bawah pusat.

Kontraksi utrus : baik/keras.

Lochea : rubra.

Perdarahan : kurang lebih 50 CC.

Terdapat luka jahitan perineum oedema(-).

Genetalia : lochea rubra, tidak berbau

Page 19: 2 JAM post partum

3.3 Identifikasi Masalah Potensial

Potensial terjadinya : .

Infeksi periperium.

Konstipasi.

Perdarahan post partum primer

3.4 Identifikasi Kebutuhan Segera.

-

3.5 Intervensi

Hari Tgl : Selasa, 22 juli 2008

Jam : 05.40 WIB

Dx :. P5005 Ab000 dengan 2 jam post partum

Tujuan : setelah dilakukan asuhan kebidanan post partum berjalan normal

tanpa ada komplikasi.

Kriteria hasil :

- TFU 2 jari dibawah pusat

- Uterus keras

- Kontraksi baik

- Kandung kemih kosong

- TFU turun 1 jari perhari.

- Lochea rubra tidak berbau.

- TTV dalam batas normal.

- Perdarahan tidak > 360-500/menit

Intervensi.

1. Ajarkan ibu untuk masase fundus agar kontraksi baik.

R/ Dengan mengajukan masase fundus uteri yang benar diharapkan terjadi

foso kontraksi pada pembuluh darah sehingga mencegah terjadinya

perdarahan.

2. Anjurkan untuk mobilisasi dini

R/ agar tidak terjadi tromboplebitis dan aspek penting fungsi fisiologis,

untuk kemandirian ibu

Page 20: 2 JAM post partum

3. Ajarkan ibu untuk senam nifas.

R/ Dengan senam nifas akan dapat mengencangkan kembali otot-otot yang

telah kendor setelah hamil

4. Observasi TTV, Lochea dan perdarahan.

R/ Sebagai parameter deteksi dini adanya infeksi dan komplikasi

5. jelaskan fisiologis nifas

R/ agar ibu mengerti dan lebih kooperatif

6. Ajarkan ibu merawat payudara.

R/ Dengan perawatan payudara yang baik diharapkan tidak terjadi infeksi,

bendungan ASI dan dapat memperpancar produksi ASI.

7. Anjurkan ibu untuk sering-sering menyusui.

R/ Dengan sering menyusui isapan bayi akan merangsang pengeluaran

oksitosi untuk mempercepat proses involusi uteri.

8. Observasi tinggi fundus uteri dan kontraksi uterus.

R/ Tinggi fundus uteri dan kontraksi uterus dapat memantau proses

infolusi.

9. Ajarkan ibu teknik relaksasi dan distraksi

R/ untuk mengurangi rasa nyeri pada daerah jahitan

10. kaji kandung kemih

R/ kandung kemih yang penuh mengubah posisi uterus dan mengganggu

kontraksi uterus

3.6 Implementasi.

. Hari Tgl : Selasa, 22 juli 2008

Jam : 05.40 WIB

Dx :. P5005 Ab000 dengan 2 jam post partum

1. mengajarkan ibu untuk masase fundus agar kontraksi baik.

2. mengnjurkan untuk mobilisasi dini

3. mengajarkan ibu untuk senam nifas.

4. mengObservasi TTV, Lochea dan perdarahan.

5. menjelaskan fisiologis nifas

6. mengajarkan ibu merawat payudara

Page 21: 2 JAM post partum

7. menganjurkan ibu untuk sering-sering menyusui.

8. mengObservasi tinggi fundus uteri dan kontraksi uterus.

9. mengajarkan ibu teknik relaksasi dan distraksi

10.mengkaji kandung kemih

3.7 Evaluasi

. Hari Tgl : Selasa, 22 juli 2008

Jam : 05.40 WIB

Dx :. P5005 Ab000 dengan 2 jam post partum

S : Ibu mengatakan telah melahirkan anak ke 5 pada jam 20.25 WIB hari

selasa tanggal 22 juli 2008 dengan keluhan agak nyeri luka jahitan.

O: - Keadaan umum : baik.

- Kesadaran : composmentis.

- Tanda-tanda vital :

Tekanan darah : 120/80 mmHg.

Nadi : 84x/menit.

Respirasi : 24x/menit.

Suhu : 360 C.

- TFU : 2 jari bawah pusat.

- Kontraksi uterus baik.

- Loche rubra .

- Perdarahan kurang lebih 50 cc.

A : Ny “P" P5005 Ab000 dengan post partum fisiologis hari pertama

P : - Lanjutkan intervensi.

- berikan KIE nutrisi dan personal hygien

- Pantau TTV, TFU, kontraksi uterus, dan kandung kemih, lochea

jumlah perdarahan.

- Ibu dipulangkan

- Anjurkan ibu untuk kontrol 2 minggu lagi atau ada keluhan

- Anjurkan segera kontrol jika ada tanda-tanda bahaya, perdarahan

keadaan tali pusat jelek, garing adanya infeksi tali pusat.

Page 22: 2 JAM post partum

BAB 4

PEMBAHASAN.

Pembahasan merupakan bagian dari study kasus yang membahas

kesenjangan dan persamaan yang telah ditemukan antara tinjauan kasus dan

tinjauan teori. Untuk memudahkan dalam penyusunan, dalam bab pembahasan

maka penulis mengelompokkan permasalahan sesuai dengan langkah-langkah

menejemen kebidanan ( manajemen Farney) yang meliputi pengkajian data,

identifikasi diagnosa dan masalah, antisipasi masalah potensial, identifikasi

kebutuhan segera, intervensi, implementasi dan evaluasi.

Adapun kesenjangan dan kesamanaan yang ditemukan oleh penulis selama

melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny “P” P50005 Ab000 dengan 2 jam post

partum adalah :

1. Pengkajian data.

Pada pengkajian data baik pada tinjauan teori maupun pada tinjauan kasus

tidak ditemukan kesenjangan saat melakukan pengkajian data penulis tidak

mengalami hambatan karena klien dapat diajak kerja sama sehingga

wawancara dapat berjalan baik dan lancar dengan mendapatkan informasi

yang dibutuhkan.

2. Identifikasi Diagnosa dan masalah.

Menurut tinjauan teori ditemukan diagnosa Ny”P” dengan 2 jam post partum

sehingga tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan tinjauan kasus masalah

pada tinjauan kasus sama seperti tinjauan teori.

3. Antisipasi masalah potensial.

Tidak ada masalah potensial pada tinjauan kadus atau tinjauan teori karena

pada kasus ini kehamilan ibu normal dan tidak terjadi gangguan yang

patologis.

4. Identifikasi kebutuhan segera.

Pada tinjauan teori maupun tinajauan kasus tidak ada tindakan segera yang

harus dilakukan petugas, sehingga tidak terjadi kesenjangan.

5. Intervensi.

Page 23: 2 JAM post partum

Seluruh rencana tindakan yang akan dilaksanakan pada tinjauan kasus telah

tercantum dalam penanganan pada tinjauan teori sehingga tidak terjadi

kesenjangan.

6. Implementasi.

Tahap pelaksanaan pada tinjauan teori tidak dijelaskan namun pada tinjauan

kasus penulis menguraikan sebagai pelaksanaan dari rencana tindakan dan

dokumentasi penulis dalam melaksanakan asuhan kebidanan.

7. Evaluasi.

Evaluasi merupakan langkah akhir dari proses asuhan kebidanan berdasarkan

tujuan dari kriteria hasil yang ditetapkan dalam bentuk SOAP; hal ini sesuai

dengasn landasan teori dalam manajemen farney yang terbaru (sumber :

Pelatihan Manajemen Kebidanan Depkes RI Tahun 2006).

BAB 5

Page 24: 2 JAM post partum

PENUTUP.

5.1 Kesimpulan.

Perperium (masa nifas) adalah waktu yang diperlukan untuk pulihnya

alat kandungan pada keadaanyang normal, berlangsung 6 minggu atau 42

hari dijumpai dua kejadian penting pada perperium yaitu involusi uteri dan

proses llaktasi. Dalam perperium ini NY P mendapatkan penanganan yan

tidak jauh beda dari buku panduan yang kami buat dalam makalah ini antara

kenyataan dan teori memang sama sehingga kami dapat mengambil

pelajaran pengetahuan dan pengalaman yang berharga yang belum kita

dapat sebelumnya.

5.2 Saran

Tenaga Kesehatan.

- Dalam memberikan pelayanan seorang petugas kesehatan harus

memperhatikan seara teliti keadaan fisik sehingga setelah diberikan

tindakan tidak timbul komplikasi.

- Dalam melakukan tindakan harus memperhatikan prinsip sterilisasi

Masyarakat

Mengharapkan pada para aktifis masyarakat desa untuk aktif

mengadakan program-program kesehatan terutama pada ibu dan bayi.

Mahasiswa Kebidanan

Mengharapkan kepada seluruh mahasiswa untuk lebih memperdalam

ilmu pengetahuan khusunya ilmu tentang kebidanan, dan mampu

memberikan asuhan kebidanan pada setiap ibu hamil sesuai teori dalam

praktek lapangan.

DAFTAR PUSTAKA

Page 25: 2 JAM post partum

Manuaba, Ida Bagus, 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga

Berencana. Jakarta : EGC

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid I. EGC, Jakarta

Saifudin, Abdut bari, 2002, Buku Panduan Praktis Kesehtan Maternal dan

Neonatal, Jakarta : YBP – SP

Prawirohardjo, Sarwono, 2002. Pelayanan Kesehatan Maternatal dan Neonatal.

Jakarta : YBP-SP

Ibrahim, Cristina, 1996. Perawatan Kebidanan. Jakarta ; Bharata