110
PETUNJUK TEKNIS BANTUAN SOSIAL PONDOK PESANTREN TAHUN 2013 KEMENTERIAN AGAMA RI DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM DIREKTORAT PENDIDIKAN DINIYAH DAN PONDOK PESANTREN TAHUN 2013

2 juknis bansos_pondok_pesantren

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

PETUNJUK TEKNIS BANTUAN SOSIAL PONDOK PESANTREN

TAHUN 2013

KEMENTERIAN AGAMA RI DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM

DIREKTORAT PENDIDIKAN DINIYAH DAN PONDOK PESANTREN TAHUN 2013

Page 2: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

Petunjuk Teknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren

Tahun 2013 Buku II, merupakan bagian dari 5 buku Juknis Bantuan Sosial,

Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam,

Kementerian Agama RI, 2013.

Milik Kementerian Agama RI Tidak untuk diperjual belikan

Page 3: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

KATA PENGANTAR

Perkembangan pendidikan Islam di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari kontribusi besar pondok pesantren dan lembaga pendidikan agama dan keagamaan lainnya. Bahkan belakangan ini, seiring dengan pesatnya arus pendidikan modern, pendidikan Islam telah giat berbenah diri. Bila sejauh ini –pondok pesantren khususnya dan lembaga pendidikan agama dan keagamaan umumnya– seringkali dilekatkan sebagai lembaga pendidikan ala kaum tradisional, kini ia merambah masuk ke berbagai bidang “di luar” ilmu pengetahuan keagamaan-keislaman, yaitu ilmu-ilmu yang lazim dipahami oleh sebagian besar masyarakat sebagai “ilmu umum”. Meskipun sebenarnya Islam tak mengenal dikotomi ilmu agama atau ilmu umum.

Istilah pendidikan diniyah yang jamak diselenggarakan di lembaga-lembaga pendidikan agama dan keagamaan selalu mengacu pada makna pendidikan agama. Semua ilmu yang diajarkan telah mencakup seluruh bidang kehidupan dan tidak hanya masalah-masalah keagamaan-keislaman saja.

Ini menandakan bahwa Islam adalah ajaran yang mengatur semua aspek kehidupan manusia. Ia hadir tidak saja di dalam ranah paling pribadi setiap muslim, tapi juga di dalam selaksa aksi sistemik-struktural manusia. Tentu saja ini isyarat bahwa Islam ingin agar Allah SWT tak hanya hadir sebagai zat yang memengaruhi kehidupan personal manusia, tapi juga kehidupan sosialnya. Dengan kata lain, pendidikan Islam merupakan sebuah upaya pembangunan tatanan ilmu pengetahuan keagamaan yang holistik.

Hanya saja, kita tak boleh berbangga dengan perkembangan kuantitatif ini. Pasalnya perkembangan keadaban publik tak selamanya berbanding lurus dengan perkembangan lembaga pendidikan agama dan keagamaan yang begitu pesat. Banyak kalangan menilai saat ini bangsa Indonesia tengah tertimpa malapetaka peradaban yang belum dapat ditemukan rumusan solutifnya. Nilai-nilai luhur tradisi, etika agama, serta tertib sosial seperti tak berfungsi sama-sekali. Masalah kian bergejolak tatkala hampir tak ditemukan lagi suri teladan yang baik di dalam institusi

Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren i

Page 4: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

keluarga, masyarakat, dan di tingkat yang lebih besar; negara-bangsa (nation-state).

Kiranya pemberian bantuan sosial Direktorat Jenderal Pendidikan Islam yang tertuang dalam Petunjuk Teknis ini dapat menjadi kontribusi yang sangat berarti bagi segala perkembangan dan dinamika pendidikan agama dan keagamaan di nusantara ini, mengingat betapa sebelum modernitas merasuki jiwa bangsa ini, pesantren memang telah menyoko-gurui bangunan lahir-batin peradaban nusantara berikut wangsa-wangsa yang mendiaminya.

Untuk efektifitas dan memudahkan, buku Juknis Bansos 2013 ini dibagi dalam 5 (lima) kategori, yaitu: 1. Buku I : Juknis Bantuan Sosial Pendidikan Agama dan Keagamaan 2. Buku II : Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren 3. Buku III : Juknis Bantuan Sosial Madrasah Diniyah Takmiliyah 4. Buku IV : Juknis Bantuan Sosial TKQ/TPQ 5. Buku V : Juknis Bantuan Sosial Program Beasiswa Santri Berprestasi

Saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan Juknis ini. Semoga bermanfaat.

DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM,

t t d H. NUR SYAM

ii Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren

Page 5: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ...................................................................................... i DAFTAR ISI ................................................................................................... iii BAB I : KETENTUAN UMUM ............................................................... 1

A. LATAR BELAKANG ............................................................ 1 B. DASAR HUKUM ................................................................ 2 C. MAKSUD DAN TUJUAN .................................................... 3 D. RUANG LINGKUP ............................................................. 3 E. PENGERTIAN UMUM ....................................................... 4

BAB II : JENIS BANTUAN SOSIAL PONDOK PESANTREN TAHUN 2013 ........................................................................... 7

A. BANTUAN PENDIDIKAN DAN PELAYANAN KESEHATAN PADA PONDOK PESANTREN ............................................ 7

B. BANTUAN PENINGKATAN KUALITAS SANITASI PONDOK PESANTREN ..................................................................... 18

C. BANTUAN PEMBERDAYAAN PESANTREN BAHARI/ KEPULAUAN ..................................................................... 28

D. BANTUAN PESANTREN DAERAH TERTINGGAL/ PERBATASAN ................................................................... 38

E. BANTUAN MUTU PONDOK PESANTREN PENYELENGGARA SMP-BP ............................................... 51

F. BANTUAN ASRAMA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA BERBASIS PONDOK PESANTREN ...................................... 61

G. BANTUAN ASRAMA PONDOK PESANTREN ...................... 71 H. BANTUAN PEMAGANGAN SANTRI .................................. 81

BAB III : PENGENDALIAN, PENGAWASAN, DAN LAYANAN PENGADUAN MASYARAKAT ................................................. 93

BAB IV : PENUTUP ................................................................................. 95 BAB V : LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................... 97

Lampiran 1; Format Usulan/Daftar Calon Peserta Pemagangan Santri .......................................... 97

Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren iii

Page 6: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

Lampiran 2; Format Surat Pernyataan Penerima Bantuan Sosial ................................................................ 98

Lampiran 3; Format Tanda Terima Bantuan Sosial .............. 100 Lampiran 4; Format Laporan Pertanggungjawaban

Penerima Bantuan Sosial ................................. 102

iv Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren

Page 7: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

BAB I KETENTUAN UMUM

A. LATAR BELAKANG

Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan negara untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan memajukan kesejahteraan umum dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.Untuk mencapai tujuan bernegara sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 tersebut, setiap tahun disusun APBN/APBD untuk merencanakan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh pemerintah.

Dalam rangka melindungi masyarakat dari kemungkinan terjadinya resiko sosial di bidang pendidikan Islam, yaitu kejadian atau peristiwa yang dapat menimbulkan potensi terjadinya kerentanan sosial yang ditanggung oleh individu, keluarga, kelompok dan/atau masyarakat sebagai dampak krisis sosial, krisis ekonomi, krisis politik, fenomena alam, dan bencana alam yang jika tidak diberikan Belanja Bantuan Sosial akan semakin terpuruk dan tidak dapat hidup dalam kondisi wajar, dana belanja bantuan sosial dialokasikan dalam anggaran pendapatan dan belanja negara.

Belanja Bantuan Sosial pada Program Pendidikan Islam adalah pengeluaran berupa transfer uang, barang atau jasa yang diberikan kepada masyarakat guna melindungi masyarakat dari kemungkinan terjadinya risiko sosial, meningkatkan kemampuan ekonomi dan/atau kesejahteraan masyarakat di bidang pendidikan Islam.

Agar pengalokasian dan pengelolaan dana belanja bantuan sosial di bidang pendidikan Islam dapat dilaksanakan secara tertib, efisien, ekonomis, efektif, transparan dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan, maka dipandang perlu untuk mengatur ketentuan mengenai Petunjuk Teknis Pengelolaan Belanja Bantuan Sosial.

Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren 1

Page 8: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

B. DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);

4. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2012 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 228, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5361) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2013 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5426);

5. Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 53 Tahun 2010;

6. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2011;

7. Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara serta Susunan Organisasi, Tugas, Fungsi Eselon I Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 92 Tahun 2011;

8. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2012 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2013;

2 Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren

Page 9: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

9. Peraturan Menteri Agama RI Nomor 2 Tahun 2006 tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran Atas Beban APBN di Lingkungan Departemen Agama sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Menteri Agama RI Nomor 1 Tahun 2012;

10. Peraturan Menteri Agama RI Nomor 10 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama;

11. Peraturan Menteri Agama RI Nomor 13 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian Agama;

12. Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 81/PMK.05/2012 tentang Belanja Bantuan Sosial pada Kementerian Negara/Lembaga.

C. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Maksud penyusunan Petunjuk Teknis Pengelolaan Belanja Bantuan Sosial pada Program Pendidikan Islam adalah agar pengalokasian dan pengelolaan dana belanja bantuan sosial di bidang pendidikan Islam dapat dilaksanakan secara tertib, efisien, ekonomis, efektif, transparan dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.

2. Tujuan penyusunan Petunjuk Teknis Pengelolaan Belanja Bantuan Sosial pada Program Pendidikan Islam adalah sebagai acuan teknis pelaksanaan Bantuan Sosial pada Program Pendidikan Islam.

D. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup petunjuk teknis ini meliputi ketentuan umum, tujuan penggunaan Belanja Bantuan Sosial, pemberi bantuan sosial, penerima bantuan sosial, alokasi anggaran, persyaratan penerima bantuan sosial, tatakelola penyaluran bantuan sosial, pertanggungjawaban belanja bantuan sosial, serta pengendalian, pengawasan, dan layanan pengaduan masyarakat.

Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren 3

Page 10: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

E. PENGERTIAN UMUM Dalam Petunjuk Teknis ini yang dimaksud dengan:

1. Belanja Bantuan Sosial pada Program Pendidikan Islam yang selanjutnya disebut belanja bantuan sosial adalah pengeluaran berupa transfer uang, barang atau jasa yang diberikan kepada masyarakat guna melindungi masyarakat dari kemungkinan terjadinya risiko sosial, meningkatkan kemampuan ekonomi dan/atau kesejahteraan masyarakat di bidang pendidikan Islam;

2. Resiko Sosial pada Program Pendidikan Islam yang selanjutnya disebut risiko sosial adalah kejadian atau peristiwa yang dapat menimbulkan potensi terjadinya kerentanan sosial yang ditanggung oleh individu, keluarga, kelompok dan/atau masyarakat sebagai dampak krisis sosial, krisis ekonomi, krisis politik, fenomena alam, dan bencana alam yang jika tidak diberikan Belanja Bantuan Sosial akan semakin terpuruk dan tidak dapat hidup dalam kondisi wajar;

3. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya disebut DIPA adalah Dokumen Pelaksanaan Anggaran yang digunakan sebagai acuan Pengguna Anggaran dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan sebagai pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja Negara;

4. Rekening Kas Umum Negara adalah rekening tempat penyimpanan uang negara yang ditentukan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara atau pejabat yang ditunjuk untuk menampung seluruh penerimaan negara dan atau membayar seluruh pengeluaran negara pada Bank/Sentral Giro yang ditunjuk;

5. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut PA adalah Menteri Agama yang bertanggungjawab atas pengelolaan anggaran pada Kementerian Agama;

6. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut KPA adalah Direktur Jenderal Pendidikan Islam yang memperoleh kuasa dari PA untuk melaksanakan sebagian dari kewenangan dan tanggung jawab penggunaan anggaran pada Direktorat Jenderal Pendidikan Islam;

4 Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren

Page 11: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

7. Pejabat Pembuat Komitmen yang selanjutnya disebut PPK adalah Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren yang diberi kewenangan oleh PA/KPA untuk mengambil keputusan dan/atau tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran atas beban APBN pada Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren;

8. Bidang Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren/TOS yang selanjutnya disebut Bidang Kanwil Kemenag Propinsi adalah bidang pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi yang menyelenggarakan fungsi pelayanan, bimbingan, dan pembinaan di bidang pendidikan pesantren;

9. Pejabat Penandatangan Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disebut PP-SPM adalah pejabat yang diberi kewewenangan oleh Kuasa PA untuk melakukan pengujian atas Surat Perintah Pembayaran (SPP) dan menandatangani Surat Perintah Membayar (SPM);

10. Mekanisme Perjalanan Dinas Dalam Negeri Bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri, Dan Pegawai Tidak Tetap yang selanjutnya disebut Perjalanan Dinas Dalam Negeri adalah mekanisme yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 113/PMK.05/2012 tentang Perjalanan Dinas Dalam Negeri Bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri, Dan Pegawai Tidak Tetap.

Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren 5

Page 12: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

6 Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren

Page 13: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

BAB II JENIS BANTUAN SOSIAL

PONDOK PESANTREN TAHUN 2013 A. BANTUAN PENDIDIKAN DAN PELAYANAN KESEHATAN PADA

PONDOK PESANTREN Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam

Nomor 1897 Tanggal 10 Juli 2013 Tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Belanja Bantuan Sosial Bantuan Pendidikan dan Pelayanan Kesehatan pada Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013, Bantuan Pendidikan dan Pelayanan Kesehatan pada Pondok Pesantren dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. TUJUAN PENGGUNAAN BELANJA BANTUAN SOSIAL

Tujuan penggunaan Bantuan Pendidikan dan Pelayanan Kesehatan pada Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013 adalah dalam rangka pemberian perlindungan sosial penurunan mutu pendidikan dan kesejahteraan sebagai akibat dari rendahnya derajat kesehatan, melalui fasilitasi pendanaan belanja bantuan sosial dalam bentuk uang yang digunakan untuk kegiatan penggerakan dan pemberdayaan masyarakat agar hidup sehat serta peningkatan akses terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas di pondok pesantren dan lingkungan sekitarnya.

Penggunaan dana Bantuan Pendidikan dan Pelayanan Kesehatan pada Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013 adalah untuk pengadaan barang dan/atau jasa dalam rangka penggerakan dan pemberdayaan masyarakat agar hidup sehat serta peningkatan akses terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas di pondok pesantren dan lingkungan sekitarnya, dalam bentuk POSKESTREN, berupa namun tidak terbatas pada: a. Pembangunan dan/atau pengembangan sarana dan

prasarana dasar bagi pendidikan dan pelayanan kesehatan; b. Dana persiapan, Musyawarah Warga Pondok Pesantren,

Survey Mawas Diri (SMD), serta Orientasi Pengelola dan

Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren 7

Page 14: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

Pelatihan Kader POSKETREN (Santri Husada dan/atau Santri Siaga Bencana);

c. Dana operasional pendidikan dan pelayanan kesehatan.

2. PEMBERI BANTUAN SOSIAL Pemberi bantuan sosial berupa Bantuan Pendidikan dan

Pelayanan Kesehatan pada Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013 adalah Kementerian Agama RI.

3. PENERIMA BANTUAN SOSIAL

Penerima Bantuan Sosial ini adalah pondok pesantren.

4. ALOKASI ANGGARAN Bantuan Pendidikan dan Pelayanan Kesehatan pada Pondok

Pesantren Tahun Anggaran 2013 dibiayai dengan DIPA Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI Tahun Anggaran 2013 sejumlah Rp. 20.000.000.000,- (dua puluh milyar rupiah).

Pengalokasian Belanja Bantuan Sosial terpisah dari unsur biaya operasional satuan kerja penyelenggara bantuan sosial, biaya pencairan dan penyaluran bantuan sosial, serta biaya yang timbul dalam rangka pengadaan barang dan jasa, yang dialokasikan sebagai belanja barang, dan unsur biaya perjalanan dinas verifikasi serta pengawasan yang dialokasikan sebagai belanja perjalanan.

5. PERSYARATAN PENERIMA BANTUAN SOSIAL

a. Aktif menyelenggarakan kegiatan kepesantrenan; b. Terdaftar pada Kantor Kementerian Agama Kab./Kota

setempat dibuktikan dengan piagam Nomor Statistik Pondok Pesantren (NSPP);

c. Mendapatkan rekomendasi dari Kantor Kementerian Agama Kab./Kota atau Kantor Wilayah Kementerian Agama Propinsi, yang menyatakan keberadaan, keaktifan, dan kelayakan sebagai lembaga penerima bantuan;

8 Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren

Page 15: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

d. Memiliki akte notaris pendirian yayasan/lembaga; e. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atas nama

lembaga; f. Memiliki rekening bank/pos yang aktif, atas nama lembaga

yang bersangkutan, dibuktikan dengan salinan buku rekening yang telah dilegalisasi oleh pihak bank/pos, dan Surat Referensi dari bank/pos terkait yang menyatakan rekening tersebut dalam keadaan aktif;

g. Bersedia untuk mengembangkan dan mengelola kegiatan Pendidikan dan Pelayanan Kesehatan pada Pondok Pesantren, berupa Pos Kesehatan Pesantren (POSKESTREN), dengan ketentuan penyelenggaraan dan pembinaan sebagaimana dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 1 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyelenggaraan dan Pembinaan Pos Kesehatan Pesantren;

h. Memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang berpotensi dan memiliki kompetensi untuk dikembangkan sebagai pengelola POSKESTREN dan Kader POSKESTREN;

i. Penerima bantuan diutamakan bagi pondok pesantren yang memiliki santri pada Program Beasiswa Santri Berprestasi bidang kesehatan atau telah memiliki rintisan-rintisan program bidang kesehatan.

6. TATA KELOLA PENYALURAN BELANJA BANTUAN SOSIAL

a. Pengajuan Calon Penerima Bantuan Sosial. 1) Pengajuan calon penerima bantuan sosial dilakukan

dengan: a) Pengajuan langsung oleh calon penerima bantuan

dalam bentuk proposal yang ditandatangi oleh pimpinan lembaga;

b) Pengajuan oleh Kantor Kementerian Agama Kab./Kota melalui Bidang Kanwil Kemenag Propinsi;

c) Pengajuan berdasarkan hasil kunjungan langsung; d) Pengajuan berdasarkan kebijakan program.

Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren 9

Page 16: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

2) Pengajuan dilakukan secara tertulis, ditujukan kepada Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Cq. Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PPK).

b. Seleksi Calon Penerima Bantuan Sosial. 1) PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) merekapitulasi

pengajuan bantuan sosial berupa Daftar Pengajuan Bantuan Sosial Tahun Anggaran 2013, yang sekurangnya memuat: a) Nama lembaga; b) Alamat lengkap lembaga; c) Sasaran bantuan sosial (Pondok Pesantren); d) Nama pimpinan dan pendiri lembaga (pondok

pesantren) yang mengajukan permohonan bantuan sosial;

e) Jumlah santri; f) Keterangan Kelengkapan persyaratan bantuan

sosial (Ada/Tidak) - Piagam Nomor Statistik Pondok Pesantren

(NSPP); - Surat rekomendasi Kantor Kementerian

Agama Kab./Kota atau Kantor Wilayah Kementerian Agama Propinsi, yang menyatakan keberadaan, keaktifan, dan kelayakan lembaga penerima bantuan;

- Akta Notaris pendirian yayasan/lembaga; - NPWP atas nama lembaga; - Nomor rekening bank/pos masing-masing

calon peserta pemagangan, dilampirkan dengan salinan buku rekening yang telah dilegalisasi oleh pihak bank/pos; dan

- Surat Referensi dari bank/pos terkait yang menyatakan rekening tersebut dalam keadaan aktif.

10 Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren

Page 17: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

g) Jenis usulan bantuan sosial (Bantuan Pendidikan dan Pelayanan Kesehatan pada Pondok Pesantren);

h) Jumlah usulan bantuan sosial. 2) Seleksi dilakukan oleh PPK terhadap pengajuan calon

penerima bantuan sosial, berdasarkan Daftar Pengajuan Bantuan Sosial Tahun Anggaran 2013;

3) Seleksi dilakukan berdasarkan Persyaratan Penerima Bantuan Sosial;

4) Untuk mendapatkan data yang valid, Daftar Calon Penerima Bantuan Pendidikan dan Pelayanan Kesehatan pada Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013 di verifikasi dengan cara: a) PPK memberikan tugas perjalanan dinas verifikasi

calon penerima bantuan melalui kunjungan ke lokasi calon penerima bantuan dengan mekanisme Perjalanan Dinas Dalam Negeri, untuk melihat kebenaran data pengajuan dan kelayakan lembaga sebagai penerima bantuan sosial; atau

b) PPK berkoordinasi dengan Kantor Kementerian Agama Kab./Kota melalui Bidang Kanwil Kemenag Propinsi untuk mendapat kebenaran data pengajuan dan kelayakan pondok pesantren sebagai penerima bantuan sosial.

5) Hasil verifikasi berupa: a) Dokumen Instrumen Verifikasi yang berisi

keterangan tentang kesesuaian dengan persyaratan penerima bantuan sosial dan kelayakan sebagai penerima bantuan, apabila verifikasi dilakukan melalui perjalanan dinas verifikasi calon penerima bantuan; atau,

b) Surat Rekomendasi Kantor Kementerian Agama Kab./Kota melalui Bidang Kanwil Kemenag Propinsi yang berisi keterangan tentang kesesuaian dengan persyaratan penerima bantuan sosial dan

Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren 11

Page 18: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

kelayakan sebagai penerima bantuan bagi pondok pesantren dalam Daftar Calon Penerima Bantuan Pendidikan dan Pelayanan Kesehatan pada Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013 pada wilayahnya.

6) PPK menelaah hasil verifikasi dan kemudian melaporkan hasil seleksi kepada KPA;

7) KPA menelaah laporan hasil seleksi dengan: a) memastikan kebenaran proses seleksi; b) memastikan kelayakan dan ketepatan sasaran

calon penerima bantuan sosial berdasarkan kebijakan pengembangan pendidikan Islam.

8) Hasil penelaahan KPA diserahkan kepada PPK untuk disesuaikan seperlunya, dan menyusun Keputusan Penetapan Penerima Bantuan Sosial Bantuan Pendidikan dan Pelayanan Kesehatan pada Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013;

c. Penetapan dan Pengesahan Penerima Bantuan Sosial. 1) Berdasarkan hasil seleksi calon penerima bantuan sosial

Bantuan Pendidikan dan Pelayanan Kesehatan pada Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013, PPK menyusun draft Keputusan Penetapan Penerima Bantuan Sosial Bantuan Pendidikan dan Pelayanan Kesehatan pada Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013 yang paling sedikit memuat: a) Tujuan pemberian bantuan sosial; b) Bentuk bantuan sosial yang disalurkan; c) Identitas penerima bantuan sosial; d) Nilai uang bantuan sosial; dan e) Nomor rekening dan nama Bank/Pos penerima

bantuan sosial. 2) PPK memastikan calon penerima bantuan sosial dalam

draft Keputusan Penetapan Penerima Bantuan Sosial Bantuan Pendidikan dan Pelayanan Kesehatan pada Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013 telah

12 Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren

Page 19: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

memenuhi persyaratan penerima bantuan sosial, dan memiliki semua dokumen yang diperlukan;

3) Draft Keputusan Penetapan Penerima Bantuan Sosial Bantuan Pendidikan dan Pelayanan Kesehatan pada Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013 diserahkan kepada Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Islam untuk: a) Pengoreksian format dan teknis draft Keputusan

Penetapan Penerima Bantuan Sosial Bantuan Pendidikan dan Pelayanan Kesehatan pada Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013;

b) Hasil pengoreksian kemudian diserahkan kepada PPK untuk penyusunan Keputusan Penetapan Penerima Bantuan Sosial Bantuan Pendidikan dan Pelayanan Kesehatan pada Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013.

4) PPK menyusun Keputusan Penetapan Penerima Bantuan Sosial Bantuan Pendidikan dan Pelayanan Kesehatan pada Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013, untuk kemudian diserahkan kepada KPA untuk disahkan;

5) Keputusan Penetapan Penerima Bantuan Sosial Bantuan Pendidikan dan Pelayanan Kesehatan pada Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013 yang disahkan merupakan dasar pemberian bantuan sosial kepada penerima bantuan sosial;

6) Untuk mempercepat pemberian bantuan sosial, Keputusan Penetapan Penerima Bantuan Sosial Bantuan Pendidikan dan Pelayanan Kesehatan pada Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013 dapat dilakukan secara bertahap bagi penerima bantuan yang telah memenuhi persyaratan.

Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren 13

Page 20: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

d. Pemberitahuan dan Kelengkapan Administrasi. 1) Pondok pesantren yang ditetapkan sebagai penerima

bantuan harus melengkapi persyaratan administrasi sebagai berikut: a) Surat Pernyataan Penerima Bantuan Sosial yang

telah diisi lengkap, diberi materai Rp. 6.000,- (enam ribu rupiah), dan ditandatangani oleh pimpinan lembaga (pondok pesantren);

b) Berita Acara Penerimaan Bantuan Sosial yang telah diisi lengkap, diberi materai Rp. 6.000,- (enam ribu rupiah), dan ditandatangani oleh pimpinan lembaga (pondok pesantren);

c) Surat Pengajuan bantuan sosial ditujukan kepada PPK yang ditandatangani oleh pimpinan lembaga (pondok pesantren);

d) Profil lembaga (pondok pesantren); e) Salinan Piagam Nomor Statistik Pondok Pesantren

(NSPP); f) Asli surat rekomendasi Kantor Kementerian Agama

Kab./Kota atau Kantor Wilayah Kementerian Agama Propinsi, yang menyatakan keberadaan dan keaktifan lembaga penerima bantuan;

g) Salinan Akta Notaris pendirian yayasan/lembaga; h) Salinan Kartu NPWP/Tanda terdaftar wajib pajak

lainnya atas nama lembaga; i) Salinan buku rekening bank/pos yang dilegalisir

oleh pihak bank/pos atas nama lembaga penerima bantuan dan Surat Referensi dari bank/pos terkait yang menyatakan bahwa rekening tersebut dalam keadaan aktif.

2) Masing-masing penerima bantuan sosial yang tercantum dalam Keputusan Penetapan Penerima Bantuan Sosial Bantuan Pendidikan dan Pelayanan Kesehatan pada Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013 diberikan surat pemberitahuan yang menyatakan

14 Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren

Page 21: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

bahwa pondok pesantren tersebut telah ditetapkan sebagai penerima bantuan sosial Bantuan Pendidikan dan Pelayanan Kesehatan pada Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013. Surat pemberitahuan tersebut dilampirkan dan/atau memuat sekurangnya: a) Ketentuan persyaratan administrasi sesuai dengan

ketentuan dalam Petunjuk Teknis Pengelolaan Belanja Bantuan Sosial Bantuan Pendidikan dan Pelayanan Kesehatan pada Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013;

b) Format Surat Pernyataan Penerima Bantuan Sosial sebagaimana terlampir pada Bab V, yang menyatakan kesediaan penggunaan dana bantuan sosial sesuai dengan ketentuan dalam Petunjuk Teknis Pengelolaan Belanja Bantuan Sosial Bantuan Pendidikan dan Pelayanan Kesehatan pada Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013; serta

c) Format Tanda Terima Bantuan Sosial sebagaimana terlampir pada Bab V.

3) Persyaratan administrasi dikirim melalui layanan pos/jasa pengiriman tercatat ke alamat: Sub Bagian Tata Usaha Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Gedung Kementerian Agama Pusat Lt. 7 Jl. Lapangan Banteng Barat No. 3 – 4 Jakarta Pusat 10710, DKI Jakarta

4) Pencairan bantuan sosial dilakukan setelah penerima bantuan melengkapi persyaratan administrasi;

5) Pencairan dana bantuan dapat dilakukan secara bertahap kepada penerima bantuan yang telah memenuhi persyaratan.

e. Pencairan Bantuan Sosial 1) Pencairan bantuan sosial Bantuan Pendidikan dan

Pelayanan Kesehatan pada Pondok Pesantren Tahun

Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren 15

Page 22: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

Anggaran 2013 dilaksanakan melalui pembayaran langsung (LS) dari rekening kas umum Negara, sesuai ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur tentang Belanja Bantuan Sosial pada Kementerian Negara/Lembaga dan Peraturan Menteri Agama yang mengatur tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran Atas Beban APBN di Lingkungan Kementerian Agama;

2) Dana Bantuan Pendidikan dan Pelayanan Kesehatan pada Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013 tidak untuk (1) dikembalikan kepada pemberi bantuan sosial; dan/atau (2) diambil hasilnya oleh pemberi bantuan sosial;

3) Dana Bantuan Pendidikan dan Pelayanan Kesehatan pada Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013 yang dipergunakan oleh penerima bantuan sosial untuk pengadaan barang dan/atau jasa, dikerjakan/dihasilkan sendiri oleh penerima bantuan secara swakelola. Pemberi bantuan tidak diperkenankan untuk menunjuk atau mengarahkan kepada individu dan/atau lembaga tertentu dalam pengadaan barang dan/atau jasa tersebut;

4) Setelah Dana Bantuan Sosial diterima, dana tersebut harus langsung dimanfaatkan, sesuai ketentuan Tujuan Penggunaan Belanja Bantuan Sosial.

7. PERTANGGUNGJAWABAN BELANJA BANTUAN SOSIAL

a. Pertanggungjawaban dana bantuan sosial dilaksanakan dengan tertib administrasi, transparan, akuntabel, tepat waktu, tepat sasaran, tepat jumlah dan terhindar dari penyimpangan.

b. PPK bertanggung jawab atas pelaksanaan penyaluran dana belanja bantuan sosial:

16 Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren

Page 23: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

1) Untuk menjamin akuntabilitas dan transparansi penyaluran dana belanja bantuan sosial, PPK harus menyusun laporan pertanggungjawaban kepada KPA;

2) Laporan tersebut berupa laporan tertulis, sekurangnya memuat jumlah pagu bantuan sosial, realisasi bantuan sosial yang telah disalurkan, dan sisa dana bantuan sosial yang disetorkan ke Rekening Kas Umum Negara, serta lampiran, berupa salinan Keputusan Penetapan Penerima Bantuan Sosial Bantuan Pendidikan dan Pelayanan Kesehatan pada Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013, serta salinan Tanda Terima Bantuan Sosial dari masing-masing penerima bantuan;

3) Laporan pertanggungjawaban tersebut dilampirkan sebagai suplemen pada Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga.

c. Penerima bantuan bertanggung jawab mutlak terhadap pelaksanaan dana bantuan sosial yang di terimanya;

d. Untuk keperluan pengawasan/monitoring dan evaluasi, PPK dapat meminta Laporan Pertanggungjawaban Penerima Bantuan Sosial kepada penerima bantuan sosial, dengan ketentuan: 1) Laporan tersebut berupa laporan tertulis, yang

sekurangnya memuat: a) Identitas Penerima Bantuan; b) Jenis Bantuan Yang Diterima; c) Jumlah Bantuan Yang Diterima; d) Pemanfaatan Dana Bantuan Sosial.

2) Laporan dapat dibuat dengan Format Laporan Pertanggungjawaban Penerima Bantuan Sosial sebagaimana terlampir pada Bab V;

Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren 17

Page 24: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

3) Laporan dapat disampaikan: a) oleh masing-masing penerima bantua; atau, b) secara kolektif melalui Bidang Kanwil Kemenag

Propinsi; melalui layanan pos/jasa pengiriman tercatat ke alamat: Sub Bagian Tata Usaha Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Gedung Kementerian Agama Pusat Lt. 7 Jl. Lapangan Banteng Barat No. 3 – 4 Jakarta Pusat 10710, DKI Jakarta

B. BANTUAN PENINGKATAN KUALITAS SANITASI PONDOK PESANTREN Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam

Nomor 1878 Tanggal 9 Juli 2013 Tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Belanja Bantuan Sosial Bantuan Peningkatan Kualitas Sanitasi Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013, Bantuan Peningkatan Kualitas Sanitasi Pondok Pesantren dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. TUJUAN PENGGUNAAN BELANJA BANTUAN SOSIAL

Tujuan penggunaan Bantuan Peningkatan Kualitas Sanitasi Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013 adalah dalam rangka upaya pemberian perlindungan dari resiko sosial penurunan mutu pendidikan sebagai akibat dari rendahnya derajat kesehatan yang disebabkan oleh kualitas sanitasi yang buruk, melalui fasilitasi pendanaan belanja bantuan sosial dalam bentuk uang yang digunakan untuk peningkatan kualitas sarana dan prasarana sanitasi di pondok pesantren.

Penggunaan dana Bantuan Peningkatan Kualitas Sanitasi Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013 adalah untuk pengadaan barang dan/atau jasa dalam rangka meningkatkan kualitas sarana dan prasarana sanitasi di lingkungan pondok pesantren dalam hal, namun tidak terbatas pada:

18 Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren

Page 25: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

a. Ketersediaan air bersih; b. Penyediaan sarana MCK (Mandi Cuci Kakus) yang memadai; c. Pengelolaan sampah; d. Pengolahan limbah; serta, e. Pengendalian sistem drainase.

2. PEMBERI BANTUAN SOSIAL

Pemberi bantuan sosial berupa Bantuan Peningkatan Kualitas Sanitasi Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013 adalah Kementerian Agama RI.

3. PENERIMA BANTUAN SOSIAL

Penerima bantuan sosial ini adalah pondok pesantren. 4. ALOKASI ANGGARAN

Bantuan Peningkatan Kualitas Sanitasi Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013 dibiayai dengan DIPA Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI Tahun Anggaran 2013 sejumlah Rp. 4.000.000.000,- (empat milyar rupiah).

Pengalokasian Belanja Bantuan Sosial terpisah dari unsur biaya operasional satuan kerja penyelenggara bantuan sosial, biaya pencairan dan penyaluran bantuan sosial, serta biaya yang timbul dalam rangka pengadaan barang dan jasa, yang dialokasikan sebagai Belanja Barang, dan unsur biaya perjalanan dinas verifikasi serta pengawasan yang dialokasikan sebagai Belanja Perjalanan.

5. PERSYARATAN PENERIMA BANTUAN SOSIAL

a. Aktif menyelenggarakan kegiatan kepesantrenan; b. Belum memiliki sarana dan prasana sanitasi yang baik,

sehingga berpotensi untuk menurunkan derajat kesehatan yang dapat berdampak pada penurunan mutu pendidikan;

c. Terdaftar pada Kantor Kementerian Agama Kab./Kota setempat dibuktikan dengan piagam Nomor Statistik Pondok Pesantren (NSPP);

Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren 19

Page 26: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

d. Mendapatkan rekomendasi dari Kantor Kementerian Agama Kab./Kota atau Kantor Wilayah Kementerian Agama Propinsi, yang menyatakan keberadaan, keaktifan, dan kelayakan sebagai lembaga penerima bantuan;

e. Memiliki akte notaris pendirian yayasan/lembaga; f. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atas nama

lembaga; g. Memiliki rekening bank/pos yang aktif, atas nama lembaga

yang bersangkutan.

6. TATA KELOLA PENYALURAN BELANJA BANTUAN SOSIAL a. Pengajuan Calon Penerima Bantuan Sosial.

1) Pengajuan calon penerima bantuan sosial dilakukan dengan: a) Pengajuan langsung oleh calon penerima bantuan

dalam bentuk proposal yang ditandatangi oleh pimpinan lembaga;

b) Pengajuan oleh Kantor Kementerian Agama Kab./Kota melalui Bidang Kanwil Kemenag Propinsi;

c) Pengajuan berdasarkan hasil kunjungan langsung; d) Pengajuan berdasarkan kebijakan program.

2) Pengajuan dilakukan secara tertulis, ditujukan kepada Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Cq. Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PPK).

b. Seleksi Calon Penerima Bantuan Sosial. 1) PPK merekapitulasi pengajuan bantuan sosial berupa

Daftar Pengajuan Bantuan Sosial Tahun Anggaran 2013, yang sekurangnya memuat: a) Nama lembaga; b) Alamat lengkap lembaga; c) Sasaran bantuan sosial (Pondok Pesantren); d) Nama pimpinan dan pendiri lembaga (pondok

pesantren) yang mengajukan permohonan bantuan sosial;

20 Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren

Page 27: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

e) Jumlah santri; f) Keterangan Kelengkapan persyaratan bantuan

sosial (Ada/Tidak) - Piagam Nomor Statistik Pondok Pesantren

(NSPP); - Surat rekomendasi Kantor Kementerian

Agama Kab./Kota atau Kantor Wilayah Kementerian Agama Propinsi, yang menyatakan keberadaan, keaktifan, dan kelayakan lembaga penerima bantuan;

- Akta Notaris pendirian yayasan/lembaga; - NPWP atas nama lembaga; - Nomor rekening bank/pos masing-masing

calon peserta pemagangan, dilampirkan dengan salinan buku rekening yang telah dilegalisasi oleh pihak bank/pos; dan

- Surat Referensi dari bank/pos terkait yang menyatakan rekening tersebut dalam keadaan aktif.

g) Jenis usulan bantuan sosial (Bantuan Peningkatan Kualitas Sanitasi Pondok Pesantren);

h) Jumlah usulan bantuan sosial. 2) Seleksi dilakukan oleh PPK kepada hasil pengajuan

calon penerima bantuan sosial, berdasarkan Daftar Pengajuan Bantuan Sosial Tahun Anggaran 2013;

3) Seleksi dilakukan berdasarkan Persyaratan Penerima Bantuan Sosial;

4) Untuk mendapatkan data yang valid, Daftar Calon Penerima Bantuan Peningkatan Kualitas Sanitasi Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013 di verifikasi dengan cara: a) PPK memberikan tugas perjalanan dinas verifikasi

calon penerima bantuan melalui kunjungan ke lokasi calon penerima bantuan dengan mekanisme Perjalanan Dinas Dalam Negeri, untuk melihat

Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren 21

Page 28: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

kebenaran data pengajuan dan kelayakan lembaga sebagai penerima bantuan sosial; atau,

b) PPK berkoordinasi dengan Kantor Kementerian Agama Kab./Kota melalui Bidang Kanwil Kemenag Propinsi untuk mendapat kebenaran data pengajuan dan kelayakan pondok pesantren sebagai penerima bantuan sosial.

5) Hasil verifikasi berupa: a) Dokumen Instrumen Verifikasi yang berisi

keterangan tentang kesesuaian dengan persyaratan penerima bantuan sosial dan kelayakan sebagai penerima bantuan, apabila verifikasi dilakukan melalui perjalanan dinas verifikasi calon penerima bantuan;

b) Surat Rekomendasi Kantor Kementerian Agama Kab./Kota melalui Bidang Kanwil Kemenag Propinsi yang berisi keterangan tentang kesesuaian dengan persyaratan penerima bantuan sosial dan kelayakan sebagai penerima bantuan bagi pondok pesantren dalam Daftar Calon Penerima Bantuan Peningkatan Kualitas Sanitasi Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013 pada wilayahnya.

6) PPK menelaah hasil verifikasi dan kemudian melaporkan hasil seleksi kepada KPA;

7) KPA menelaah laporan hasil seleksi dengan: a) memastikan kebenaran proses seleksi; b) memastikan kelayakan dan ketepatan sasaran

calon penerima bantuan sosial berdasarkan kebijakan pengembangan pendidikan Islam.

8) Hasil penelaahan KPA diserahkan kepada PPK untuk disesuaikan seperlunya, dan menyusun Surat Keputusan Penetapan Penerima Bantuan Sosial Bantuan Peningkatan Kualitas Sanitasi Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013.

22 Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren

Page 29: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

c. Penetapan dan Pengesahan Penerima Bantuan Sosial. 1) Berdasarkan hasil seleksi calon penerima bantuan sosial

Bantuan Peningkatan Kualitas Sanitasi Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013, PPK menyusun draft Surat Keputusan Penetapan Penerima Bantuan Sosial Bantuan Peningkatan Kualitas Sanitasi Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013 yang paling sedikit memuat: a) Tujuan pemberian bantuan sosial; b) Bentuk bantuan sosial yang disalurkan; c) Identitas penerima bantuan sosial; d) Nilai uang bantuan sosial; dan e) Nomor rekening dan nama Bank/Pos penerima

bantuan sosial. 2) PPK memastikan calon penerima bantuan sosial dalam

draft Surat Keputusan Penetapan Penerima Bantuan Sosial Bantuan Peningkatan Kualitas Sanitasi Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013 telah memenuhi persyaratan penerima bantuan sosial, dan memiliki semua dokumen yang diperlukan;

3) Draft Surat Keputusan Penetapan Penerima Bantuan Sosial Bantuan Peningkatan Kualitas Sanitasi Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013 diserahkan kepada Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Islam untuk: a) Pengoreksian format dan teknis draft Surat

Keputusan Penetapan Penerima Bantuan Sosial Bantuan Peningkatan Kualitas Sanitasi Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013;

b) Hasil pengoreksian kemudian diserahkan kepada PPK untuk penyusunan Surat Keputusan Penetapan Penerima Bantuan Sosial Bantuan Peningkatan Kualitas Sanitasi Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013;

4) PPK menyusun Surat Keputusan Penetapan Penerima Bantuan Sosial Bantuan Peningkatan Kualitas Sanitasi

Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren 23

Page 30: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013, untuk kemudian diserahkan kepada KPA untuk disahkan;

5) Surat Keputusan Penetapan Penerima Bantuan Sosial Bantuan Peningkatan Kualitas Sanitasi Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013 yang disahkan merupakan dasar pemberian bantuan sosial kepada penerima bantuan sosial;

6) Untuk mempercepat pemberian bantuan sosial, Surat Keputusan Penetapan Penerima Bantuan Sosial Bantuan Peningkatan Kualitas Sanitasi Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013 dapat dilakukan secara bertahap bagi penerima bantuan yang telah memenuhi persyaratan.

d. Pemberitahuan dan Kelengkapan Administrasi. 1) Pondok pesantren yang ditetapkan sebagai penerima

bantuan harus melengkapi persyaratan administrasi sebagai berikut: a) Surat Pernyataan Penerima Bantuan Sosial yang

telah diisi lengkap, diberi materai Rp. 6.000,- (enam ribu rupiah), dan ditandatangani oleh pimpinan lembaga (pondok pesantren);

b) Berita Acara Penerimaan Bantuan Sosial yang telah diisi lengkap, diberi materai Rp. 6.000,- (enam ribu rupiah), dan ditandatangani oleh pimpinan lembaga (pondok pesantren);

c) Surat Pengajuan bantuan sosial ditujukan kepada PPK yang ditandatangani oleh pimpinan lembaga (pondok pesantren);

d) Profil lembaga (pondok pesantren); e) Salinan Piagam Nomor Statistik Pondok Pesantren

(NSPP); f) Asli surat rekomendasi Kantor Kementerian Agama

Kab./Kota atau Kantor Wilayah Kementerian Agama Propinsi, yang menyatakan keberadaan dan keaktifan lembaga penerima bantuan;

24 Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren

Page 31: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

g) Salinan Akta Notaris pendirian yayasan/lembaga; h) Salinan Kartu NPWP/Tanda terdaftar wajib pajak

lainnya atas nama lembaga; i) Salinan buku rekening bank/pos yang dilegalisir

oleh pihak bank/pos atas nama lembaga penerima bantuan dan Surat Referensi dari bank/pos terkait yang menyatakan bahwa rekening tersebut dalam keadaan aktif.

2) Masing-masing penerima bantuan sosial yang tercantum dalam Surat Keputusan Penetapan Penerima Bantuan Sosial Bantuan Peningkatan Kualitas Sanitasi Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013 diberikan surat pemberitahuan yang menyatakan bahwa pondok pesantren tersebut telah ditetapkan sebagai penerima bantuan sosial Bantuan Peningkatan Kualitas Sanitasi Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013. Surat pemberitahuan tersebut dilampirkan dan/atau memuat sekurangnya: a) Ketentuan persyaratan administrasi sesuai dengan

ketentuan dalam Petunjuk Teknis Pengelolaan Belanja Bantuan Sosial Bantuan Peningkatan Kualitas Sanitasi Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013;

b) Format Surat Pernyataan Penerima Bantuan Sosial sebagaimana terlampir pada Bab V, yang menyatakan kesediaan penggunaan dana bantuan sosial sesuai dengan ketentuan dalam Petunjuk Teknis Pengelolaan Belanja Bantuan Sosial Bantuan Peningkatan Kualitas Sanitasi Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013; serta

c) Format Tanda Terima Bantuan Sosial sebagaimana terlampir pada Bab V.

Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren 25

Page 32: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

3) Persyaratan administrasi dikirim melalui layanan pos/jasa pengiriman tercatat ke alamat: Sub Bagian Tata Usaha Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Gedung Kementerian Agama Pusat Lt. 7 Jl. Lapangan Banteng Barat No. 3 – 4 Jakarta Pusat 10710, DKI Jakarta

4) Pencairan bantuan sosial dilakukan setelah penerima bantuan melengkapi persyaratan administrasi;

5) Pencairan dana bantuan dapat dilakukan secara bertahap kepada penerima bantuan yang telah memenuhi persyaratan.

e. Pencairan Bantuan Sosial 1) Pencairan bantuan sosial Bantuan Peningkatan Kualitas

Sanitasi Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013 dilaksanakan melalui pembayaran langsung (LS) dari rekening kas umum Negara, sesuai ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur tentang Belanja Bantuan Sosial pada Kementerian Negara/Lembaga dan Peraturan Menteri Agama yang mengatur tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran Atas Beban APBN di lingkungan Kementerian Agama;

2) Dana Bantuan Peningkatan Kualitas Sanitasi Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013 tidak untuk (1) dikembalikan kepada pemberi bantuan sosial; dan/atau (2) diambil hasilnya oleh pemberi bantuan sosial;

3) Dana Bantuan Peningkatan Kualitas Sanitasi Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013 yang dipergunakan oleh penerima bantuan sosial untuk pengadaan barang dan/atau jasa, dikerjakan/dihasilkan sendiri oleh penerima bantuan secara swakelola. Pemberi bantuan tidak diperkenankan untuk menunjuk atau mengarahkan kepada individu dan/atau lembaga

26 Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren

Page 33: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

tertentu dalam pengadaan barang dan/atau jasa tersebut;

4) Setelah Dana Bantuan Sosial diterima, dana tersebut harus langsung dimanfaatkan, sesuai ketentuan Tujuan Penggunaan Belanja Bantuan Sosial.

7. PERTANGGUNGJAWABAN BELANJA BANTUAN SOSIAL

a. Pertanggungjawaban dana bantuan sosial dilaksanakan dengan tertib administrasi, transparan, akuntabel, tepat waktu, tepat sasaran, tepat jumlah dan terhindar dari penyimpangan;

b. PPK bertanggung jawab atas pelaksanaan penyaluran dana belanja bantuan sosial: 1) Untuk menjamin akuntabilitas dan transparansi

penyaluran dana belanja bantuan sosial, PPK harus menyusun laporan pertanggungjawaban kepada KPA;

2) Laporan tersebut berupa laporan tertulis, sekurangnya memuat jumlah pagu bantuan sosial, realisasi bantuan sosial yang telah disalurkan, dan sisa dana bantuan sosial yang disetorkan ke Rekening Kas Umum Negara, serta lampiran, berupa salinan Surat Keputusan Penetapan Penerima Bantuan Sosial Bantuan Peningkatan Kualitas Sanitasi Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013, serta salinan Tanda Terima Bantuan Sosial dari masing-masing penerima bantuan;

3) Laporan pertanggungjawaban tersebut dilampirkan sebagai suplemen pada Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga.

c. Penerima bantuan bertanggung jawab mutlak terhadap pelaksanaan dana bantuan sosial yang diterimanya.

d. Untuk keperluan pengawasan/monitoring dan evaluasi, PPK dapat meminta Laporan Pertanggungjawaban Penerima Bantuan Sosial kepada penerima bantuan sosial, dengan ketentuan:

Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren 27

Page 34: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

1) Laporan tersebut berupa laporan tertulis, yang sekurangnya memuat: a) Identitas Penerima Bantuan; b) Jenis Bantuan Yang Diterima; c) Jumlah Bantuan Yang Diterima; d) Pemanfaatan Dana Bantuan Sosial.

2) Laporan dapat dibuat dengan Format Laporan Pertanggungjawaban Penerima Bantuan Sosial sebagaimana terlampir pada Bab V;

3) Laporan dapat disampaikan: a) oleh masing-masing penerima bantuan; atau b) secara kolektif melalui Bidang Kanwil Kemenag

Propinsi, melalui layanan pos/jasa pengiriman tercatat ke alamat: Sub Bagian Tata Usaha Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Gedung Kementerian Agama Pusat Lt. 7 Jl. Lapangan Banteng Barat No. 3 – 4 Jakarta Pusat 10710, DKI Jakarta

C. BANTUAN PEMBERDAYAAN PESANTREN BAHARI/KEPULAUAN

Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 1865 Tanggal 8 Juli 2013 Tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Belanja Bantuan Sosial Bantuan Pemberdayaan Pesantren Bahari/Kepulauan Anggaran 2013, Bantuan Pemberdayaan Pesantren Bahari/Kepulauan dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. TUJUAN PENGGUNAAN BELANJA BANTUAN SOSIAL

Tujuan penggunaan Bantuan Pemberdayaan Pesantren Bahari/Kepulauan Tahun Anggaran 2013 adalah dalam rangka upaya pemberdayaan sosial bagi pondok pesantren bahari/kepulauan, melalui fasilitasi pendanaan belanja bantuan

28 Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren

Page 35: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

sosial dalam bentuk uang yang digunakan untuk kegiatan pemberdayaan pondok pesantren.

Penggunaan dana Bantuan Pemberdayaan Pesantren Bahari/Kepulauan Tahun Anggaran 2013 adalah untuk pengadaan barang dan/atau jasa dalam rangka pemberdayaan pondok pesantren, diantaranya namun tidak terbatas pada: a. Pengadaan barang dan/atau jasa untuk pembangunan

dan/atau pengembangan sarana dan prasarana pendidikan yang berkaitan dengan kegiatan kecakapan hidup (life-skills). Kegiatan kecakapan hidup (life-skills) adalah kegiatan usaha berbasis pendayagunaan potensi bahari/kelautan lokal untuk memaksimalkan nilai tambah melalui pemanfaatan teknologi tepat guna dengan tujuan sebagai sarana pembelajaran kecakapan hidup bagi santri, pengelola pesantren, dan masyarakat sekitar, serta sebagai sumber pemasukan bagi pesantren untuk mendukung kemandirian ekonomi pesantren;

b. Fasilitasi pendanaan pengembangan kompetensi pengelola pesantren dalam rangka mengolah potensi bahari/kelautan menjadi lebih optimal.

2. PEMBERI BANTUAN SOSIAL Pemberi bantuan sosial berupa Bantuan Pemberdayaan

Pesantren Bahari/Kepulauan Tahun Anggaran 2013 adalah Kementerian Agama RI.

3. PENERIMA BANTUAN SOSIAL

Penerima bantuan sosial ini adalah pondok pesantren. 4. ALOKASI ANGGARAN

Bantuan Pemberdayaan Pesantren Bahari/Kepulauan Tahun Anggaran 2013 dibiayai dengan DIPA Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI Tahun Anggaran 2013 sejumlah Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah).

Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren 29

Page 36: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

Pengalokasian Belanja Bantuan Sosial terpisah dari unsur biaya operasional satuan kerja penyelenggara bantuan sosial, biaya pencairan dan penyaluran bantuan sosial, serta biaya yang timbul dalam rangka pengadaan barang dan jasa, yang dialokasikan sebagai Belanja Barang, dan unsur biaya perjalanan dinas verifikasi serta pengawasan yang dialokasikan sebagai Belanja Perjalanan.

5. PERSYARATAN PENERIMA BANTUAN SOSIAL

a. Pondok pesantren berbasis kelautan (bahari) dan/atau kepulauan yang aktif menyelenggarakan kegiatan kepesantrenan;

b. Memiliki potensi pengembangan kegiatan pemberdayaan; c. Terdaftar pada Kantor Kementerian Agama Kab./Kota

setempat dibuktikan dengan piagam Nomor Statistik Pondok Pesantren (NSPP);

d. Mendapatkan rekomendasi dari Kantor Kementerian Agama Kab./Kota atau Kantor Wilayah Kementerian Agama Propinsi, yang menyatakan keberadaan, keaktifan, dan kelayakan sebagai lembaga penerima bantuan;

e. Memiliki akte notaris pendirian yayasan/lembaga; f. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atas nama

lembaga; g. Memiliki rekening bank/pos yang aktif, atas nama lembaga

yang bersangkutan.

6. TATA KELOLA PENYALURAN BELANJA BANTUAN SOSIAL a. Pengajuan Calon Penerima Bantuan Sosial.

1) Pengajuan calon penerima bantuan sosial dilakukan dengan: a) Pengajuan langsung oleh calon penerima bantuan

dalam bentuk proposal yang ditandatangi oleh pimpinan lembaga;

30 Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren

Page 37: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

b) Pengajuan oleh Kantor Kementerian Agama Kab./Kota melalui Bidang Kanwil Kemenag Propinsi;

c) Pengajuan berdasarkan hasil kunjungan langsung; d) Pengajuan berdasarkan kebijakan program.

2) Pengajuan dilakukan secara tertulis, ditujukan kepada Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Cq. Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PPK).

b. Seleksi Calon Penerima Bantuan Sosial. 1) Seleksi dilakukan oleh PPK terhadap pengajuan calon

penerima bantuan sosial sebagaimana pada nomor 1; 2) Seleksi dilakukan kepada seluruh pengajuan

berdasarkan Persyaratan Penerima Bantuan Sosial; 3) Untuk mendapatkan data yang valid, Daftar Calon

Penerima Bantuan Pemberdayaan Pesantren Bahari/Kepulauan Tahun Anggaran 2013 di verifikasi dengan cara: a) PPK memberikan tugas perjalanan dinas verifikasi

calon penerima bantuan melalui kunjungan ke lokasi calon penerima bantuan dengan mekanisme Perjalanan Dinas Dalam Negeri, untuk melihat kebenaran data pengajuan dan kelayakan lembaga sebagai penerima bantuan sosial; atau

b) PPK berkoordinasi dengan Kantor Kementerian Agama Kab./Kota melalui Bidang Kanwil Kemenag Propinsi untuk mendapat kebenaran data pengajuan dan kelayakan pondok pesantren sebagai penerima bantuan sosial.

4) Hasil verifikasi berupa: a) Dokumen Instrumen Verifikasi yang berisi

keterangan tentang kesesuaian dengan persyaratan penerima bantuan sosial dan kelayakan sebagai penerima bantuan, apabila verifikasi dilakukan melalui perjalanan dinas verifikasi calon penerima bantuan; atau

Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren 31

Page 38: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

b) Surat Rekomendasi Kantor Kementerian Agama Kab./Kota melalui Bidang Kanwil Kemenag Propinsi yang berisi keterangan tentang kesesuaian dengan persyaratan penerima bantuan sosial dan kelayakan sebagai penerima bantuan bagi pondok pesantren dalam Daftar Calon Penerima Bantuan Pemberdayaan Pesantren Bahari/Kepulauan Tahun Anggaran 2013 pada wilayahnya.

5) PPK menelaah hasil verifikasi dan kemudian melaporkan hasil seleksi kepada KPA;

6) KPA menelaah laporan hasil seleksi dengan: a) memastikan kebenaran proses seleksi; b) memastikan kelayakan dan ketepatan sasaran

calon penerima bantuan sosial berdasarkan kebijakan pengembangan pendidikan Islam.

7) Hasil penelaahan KPA diserahkan kepada PPK untuk disesuaikan seperlunya, dan menyusun Surat Keputusan Penetapan Penerima Bantuan Sosial Bantuan Pemberdayaan Pesantren Bahari/Kepulauan Tahun Anggaran 2013.

c. Penetapan dan Pengesahan Penerima Bantuan Sosial. 1) Berdasarkan hasil seleksi calon penerima bantuan sosial

Bantuan Pemberdayaan Pesantren Bahari/Kepulauan Tahun Anggaran 2013, PPK menyusun draft Surat Keputusan Penetapan Penerima Bantuan Sosial Bantuan Pemberdayaan Pesantren Bahari/Kepulauan Tahun Anggaran 2013 yang paling sedikit memuat: a) Tujuan pemberian bantuan sosial; b) Bentuk bantuan sosial yang disalurkan; c) Identitas penerima bantuan sosial; d) Nilai uang bantuan sosial; dan e) Nomor rekening dan nama Bank/Pos penerima

bantuan sosial. 2) PPK memastikan calon penerima bantuan sosial dalam

draft Surat Keputusan Penetapan Penerima Bantuan

32 Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren

Page 39: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

Sosial Bantuan Pemberdayaan Pesantren Bahari/Kepulauan Tahun Anggaran 2013 telah memenuhi persyaratan penerima bantuan sosial, dan memiliki semua dokumen yang diperlukan;

3) Draft Surat Keputusan Penetapan Penerima Bantuan Sosial Bantuan Pemberdayaan Pesantren Bahari/Kepulauan Tahun Anggaran 2013 diserahkan kepada Sekretaris Pendidikan Islam untuk: a) Pengoreksian format dan teknis draft Surat

Keputusan Penetapan Penerima Bantuan Sosial Bantuan Pemberdayaan Pesantren Bahari/Kepulauan Tahun Anggaran 2013;

b) Hasil pengoreksian kemudian diserahkan kepada PPK untuk penyusunan Surat Keputusan Penetapan Penerima Bantuan Sosial Bantuan Pemberdayaan Pesantren Bahari/Kepulauan Tahun Anggaran 2013.

4) PPK menyusun Surat Keputusan Penetapan Penerima Bantuan Sosial Bantuan Pemberdayaan Pesantren Bahari/Kepulauan Tahun Anggaran 2013, untuk kemudian diserahkan kepada KPA untuk disahkan;

5) Surat Keputusan Penetapan Penerima Bantuan Sosial Bantuan Pemberdayaan Pesantren Bahari/Kepulauan Tahun Anggaran 2013 yang disahkan merupakan dasar pemberian bantuan sosial kepada penerima bantuan sosial;

6) Untuk mempercepat pemberian bantuan sosial, Surat Keputusan Penetapan Penerima Bantuan Sosial Bantuan Pemberdayaan Pesantren Bahari/Kepulauan Tahun Anggaran 2013 dapat dilakukan secara bertahap bagi penerima bantuan yang telah memenuhi persyaratan.

Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren 33

Page 40: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

d. Pemberitahuan dan Kelengkapan Administrasi. 1) Pondok pesantren yang ditetapkan sebagai penerima

bantuan harus melengkapi persyaratan administrasi sebagai berikut: a) Surat Pernyataan Penerima Bantuan Sosial yang

telah diisi lengkap, diberi materai Rp. 6.000,- (enam ribu rupiah), dan ditandatangani oleh pimpinan lembaga (pondok pesantren);

b) Berita Acara Penerimaan Bantuan Sosial yang telah diisi lengkap, diberi materai Rp. 6.000,- (enam ribu rupiah), dan ditandatangani oleh pimpinan lembaga (pondok pesantren);

c) Surat Pengajuan bantuan sosial ditujukan kepada PPK yang ditandatangani oleh pimpinan lembaga (pondok pesantren);

d) Profil lembaga (pondok pesantren); e) Salinan Piagam Nomor Statistik Pondok Pesantren

(NSPP); f) Asli surat rekomendasi Kantor Kementerian Agama

Kab./Kota atau Kantor Wilayah Kementerian Agama Propinsi, yang menyatakan keberadaan dan keaktifan lembaga penerima bantuan;

g) Salinan Akta Notaris pendirian yayasan/lembaga; h) Salinan Kartu NPWP/Tanda terdaftar wajib pajak

lainnya atas nama lembaga; i) Salinan buku rekening bank/pos yang dilegalisir

oleh pihak bank/pos atas nama lembaga penerima bantuan dan Surat Referensi dari bank/pos terkait yang menyatakan bahwa rekening tersebut dalam keadaan aktif.

2) Masing-masing penerima bantuan sosial yang tercantum dalam Surat Keputusan Penetapan Penerima Bantuan Sosial Bantuan Pemberdayaan Pesantren Bahari/Kepulauan Tahun Anggaran 2013 diberikan surat pemberitahuan yang menyatakan bahwa pondok

34 Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren

Page 41: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

pesantren tersebut telah ditetapkan sebagai penerima bantuan sosial Bantuan Pemberdayaan Pesantren Bahari/Kepulauan Tahun Anggaran 2013. Surat pemberitahuan tersebut dilampirkan dan/atau memuat sekurangnya: a) Ketentuan persyaratan administrasi sesuai dengan

ketentuan dalam Petunjuk Teknis Pengelolaan Belanja Bantuan Sosial Bantuan Pemberdayaan Pesantren Bahari/Kepulauan Tahun Anggaran 2013;

b) Format Surat Pernyataan Penerima Bantuan Sosial sebagaimana terlampir pada Bab V, yang menyatakan kesediaan penggunaan dana bantuan sosial sesuai dengan ketentuan dalam Petunjuk Teknis Pengelolaan Belanja Bantuan Sosial Bantuan Pemberdayaan Pesantren Bahari/Kepulauan Tahun Anggaran 2013; serta

c) Format Tanda Terima Bantuan Sosial sebagaimana terlampir pada Bab V.

3) Persyaratan administrasi dikirim melalui layanan pos/jasa pengiriman tercatat ke alamat: Sub Bagian Tata Usaha Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Gedung Kementerian Agama Pusat Lt. 7 Jl. Lapangan Banteng Barat No. 3 – 4 Jakarta Pusat 10710, DKI Jakarta

4) Pencairan bantuan sosial dilakukan setelah penerima bantuan melengkapi persyaratan administrasi

5) Pencairan dana bantuan dapat dilakukan secara bertahap kepada penerima bantuan yang telah memenuhi persyaratan.

e. Pemberian Bantuan Sosial 1) Pencairan bantuan sosial Bantuan Pemberdayaan

Pesantren Bahari/Kepulauan Tahun Anggaran 2013

Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren 35

Page 42: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

dilaksanakan melalui pembayaran langsung (LS) dari rekening kas umum Negara, sesuai ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur tentang Belanja Bantuan Sosial pada Kementerian Negara/Lembaga dan Peraturan Menteri Agama yang mengatur tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran Atas Beban APBN di lingkungan Kementerian Agama;

2) Dana Bantuan Pemberdayaan Pesantren Bahari/Kepulauan Tahun Anggaran 2013 tidak untuk (1) dikembalikan kepada pemberi bantuan sosial, dan/atau, (2) diambil hasilnya oleh pemberi bantuan sosial;

3) Dana Bantuan Pemberdayaan Pesantren Bahari/Kepulauan Tahun Anggaran 2013 yang dipergunakan oleh penerima bantuan sosial untuk pengadaan barang dan/atau jasa, dikerjakan/dihasilkan sendiri oleh penerima bantuan secara swakelola. Pemberi bantuan tidak diperkenankan untuk menunjuk atau mengarahkan kepada individu dan/atau lembaga tertentu dalam pengadaan barang dan/atau jasa tersebut;

4) Setelah Dana Bantuan Sosial diterima, dana tersebut harus langsung dimanfaatkan, sesuai ketentuan Tujuan Penggunaan Belanja Bantuan Sosial.

7. PERTANGGUNGJAWABAN BELANJA BANTUAN SOSIAL

a. Pertanggungjawaban dana bantuan sosial dilaksanakan dengan tertib administrasi, transparan, akuntabel, tepat waktu, tepat sasaran, tepat jumlah dan terhindar dari penyimpangan;

b. PPK bertanggung jawab atas pelaksanaan penyaluran dana belanja bantuan sosial:

36 Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren

Page 43: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

1) Untuk menjamin akuntabilitas dan transparansi penyaluran dana belanja bantuan sosial, PPK harus menyusun laporan pertanggungjawaban kepada KPA;

2) Laporan tersebut berupa laporan tertulis, sekurangnya memuat jumlah pagu bantuan sosial, realisasi bantuan sosial yang telah disalurkan, dan sisa dana bantuan sosial yang disetorkan ke Rekening Kas Umum Negara, serta lampiran, berupa salinan Surat Keputusan Penetapan Penerima Bantuan Sosial Bantuan Pemberdayaan Pesantren Bahari/Kepulauan Tahun Anggaran 2013, serta salinan Tanda Terima Bantuan Sosial dari masing-masing penerima bantuan;

3) Laporan pertanggungjawaban tersebut dilampirkan sebagai suplemen pada Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga.

c. Penerima bantuan bertanggung jawab mutlak terhadap pelaksanaan dana bantuan sosial yang di terimanya;

d. Untuk keperluan pengawasan/monitoring dan evaluasi, PPK dapat meminta Laporan Pertanggungjawaban Penerima Bantuan Sosial kepada penerima bantuan sosial, dengan ketentuan: 1) Laporan tersebut berupa laporan tertulis, yang

sekurangnya memuat: a) Identitas Penerima Bantuan; b) Jenis Bantuan Yang Diterima; c) Jumlah Bantuan Yang Diterima; d) Pemanfaatan Dana Bantuan Sosial.

2) Laporan dapat dibuat dengan Format Laporan Pertanggungjawaban Penerima Bantuan Sosial sebagaimana terlampir pada Bab V;

3) Laporan dapat disampaikan: a) oleh masing-masing penerima bantuan; atau, b) secara kolektif melalui Bidang Kanwil Kemenag

Propinsi;

Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren 37

Page 44: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

c) melalui layanan pos/jasa pengiriman tercatat ke alamat: Sub Bagian Tata Usaha Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Gedung Kementerian Agama Pusat Lt. 7 Jl. Lapangan Banteng Barat No. 3 – 4 Jakarta Pusat 10710, DKI Jakarta

D. BANTUAN PESANTREN DAERAH TERTINGGAL/PERBATASAN Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam

Nomor 1858 Tanggal 8 Juli 2013 Tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Belanja Bantuan Sosial Bantuan Pesantren Daerah Tertinggal/Perbatasan Tahun Anggaran 2013, Bantuan Pesantren Daerah Tertinggal/Perbatasan dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) TUJUAN PENGGUNAAN BELANJA BANTUAN SOSIAL

Tujuan penggunaan Bantuan Pesantren Daerah Tertinggal/Perbatasan Tahun Anggaran 2013 adalah dalam rangka upaya perlindungan dan pemberdayaan sosial bagi masyarakat di daerah tertinggal/perbatasan dari keterbatasan akses memperoleh pendidikan yang bermutu, melalui pendekatan peningkatan kesejahteraan dengan penyediaan sarana dan prasarana pendidikan berbasis pesantren. Pondok pesantren penerima bantuan selain dapat menyediakan sarana dan prasarana pendidikan yang bermutu, juga diharapkan dapat menjadi agen pemberdayaan sosial masyarakat di wilayah perbatasan melalui kegiatan pengembangan kecakapan hidup (life-skills) dan kegiatan pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui pondok pesantren.

Penggunaan dana Bantuan Pesantren Daerah Tertinggal/Perbatasan Tahun Anggaran 2013 adalah untuk Pembangunan dan Pengembangan Pesantren Daerah Tertinggal/Perbatasan, diantaranya namun tidak terbatas pada:

38 Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren

Page 45: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

a. Pengadaan barang dan/atau jasa untuk pembangunan dan/atau pengembangan sarana dan prasarana pendidikan;

b. Pengadaan barang dan/atau jasa untuk pembangunan dan/atau pengembangan kegiatan kecakapan hidup (life-skills). Kegiatan kecakapan hidup (life-skills) adalah kegiatan usaha berbasis pendayagunaan potensi lokal untuk memaksimalkan nilai tambah melalui pemanfaatan teknologi tepat guna dengan tujuan sebagai sarana pembelajaran kecakapan hidup bagi santri, pengelola pesantren, dan masyarakat sekitar, serta sebagai sumber pemasukan bagi pesantren untuk mendukung kemandirian ekonomi pesantren;

c. Fasilitasi pendanaan pendidikan dan penunjang pendidikan bagi santri pada pondok pesantren daerah tertinggal/perbatasan;

d. Fasilitasi pendanaan pengembangan kompetensi guru/ustadz pada pondok pesantren daerah tertinggal/perbatasan;

e. Fasilitasi pendanaan operasional guru/ustadz/tenaga pendidik dan kependidikan lainnya pada pondok pesantren daerah tertinggal/perbatasan.

2) PEMBERI BANTUAN SOSIAL

Pemberi bantuan sosial berupa Bantuan Pesantren Daerah Tertinggal/Perbatasan Tahun Anggaran 2013 adalah Kementerian Agama RI.

3) PENERIMA BANTUAN SOSIAL

Penerima Bantuan adalah: a. Pondok Pesantren di daerah tertinggal/perbatasan; b. Lembaga Non-Pemerintah bidang pendidikan keagamaan

Islam yang akan membangun pondok pesantren di daerah tertinggal/perbatasan.

Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren 39

Page 46: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

4) ALOKASI ANGGARAN Bantuan Pesantren Daerah Tertinggal/Perbatasan Tahun

Anggaran 2013 dibiayai dengan DIPA Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI Tahun Anggaran 2013 sejumlah Rp. 3.000.000.000,- (tiga milyar rupiah).

Pengalokasian Belanja Bantuan Sosial terpisah dari unsur biaya operasional satuan kerja penyelenggara bantuan sosial, biaya pencairan dan penyaluran bantuan sosial, serta biaya yang timbul dalam rangka pengadaan barang dan jasa, yang dialokasikan sebagai Belanja Barang, dan unsur biaya perjalanan dinas verifikasi serta pengawasan yang dialokasikan sebagai Belanja Perjalanan.

5) PERSYARATAN PENERIMA BANTUAN SOSIAL

a. Persyaratan Pondok Pesantren calon penerima bantuan: 1) Berada di daerah tertinggal dan/atau perbatasan dan

aktif menyelenggarakan kegiatan kepesantrenan; 2) Terdaftar pada Kantor Kementerian Agama Kab./Kota

setempat dibuktikan dengan piagam Nomor Statistik Pondok Pesantren (NSPP);

3) Mendapatkan rekomendasi dari Kantor Kementerian Agama Kab./Kota atau Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi, yang menyatakan keberadaan, keaktifan, dan kelayakan lembaga penerima bantuan;

4) Memiliki akte notaris pendirian yayasan/lembaga; 5) Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atas nama

lembaga; 6) Memiliki rekening bank/pos yang aktif, atas nama

lembaga yang bersangkutan. b. Persyaratan Lembaga Non-Pemerintah bidang pendidikan

keagamaan Islam calon penerima bantuan: 1) Memiliki akte notaris pendirian yayasan/lembaga; 2) Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atas nama

lembaga;

40 Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren

Page 47: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

3) Memiliki rekening bank/pos yang aktif, atas nama lembaga yang bersangkutan;

4) Mempunyai rencana induk (grand design) pembangunan dan pengembangan pondok pesantren di daerah tertinggal/perbatasan, ditandatangai oleh pimpinan lembaga, yang menjelaskan sekurangnya: a) Latar belakang dan Tujuan pembangunan lembaga

pendidikan berbasis pondok pesantren di wilayah tersebut;

b) Target santri peserta didik, dengan merujuk kepada data kependudukan;

c) Rencana tahapan pembangunan dan pengembangan;

d) Rancangan sarana dan prasarana berikut Rencana Tapak, Gambar Kerja dan Rencana Anggaran Biaya (RAB);

e) Rancangan biaya operasional, berikut sumber pendanaan.

5) Mendapat rekomendasi dari Kantor Kementerian Agama Kab./Kota untuk membangun pondok pesantren di wilayahnya, dimana dalam rekomendasi tersebut juga menyatakan bahwa pada daerah setingkat kecamatan lokasi pondok pesantren akan dibangun, belum ada lembaga pendidikan berbasis pondok pesantren;

6) Mendapat rekomendasi dari kepala pemerintah daerah setingkat desa/kelurahan untuk membangun lembaga pendidikan berbasis pondok pesantren di wilayahnya;

7) Mendapat rekomendasi dari kepala pemerintah daerah setingkat kecamatan untuk membangun lembaga pendidikan berbasis pondok pesantren di wilayahnya;

8) Mendapat rekomendasi dari kepala pemerintah daerah setingkat kabupaten/kota untuk membangun lembaga pendidikan berbasis pondok pesantren di wilayahnya;

Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren 41

Page 48: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

9) Mendapat rekomendasi dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Tingkat II Kabupaten/Kota untuk membangun lembaga pendidikan berbasis pondok pesantren di wilayah yang diwakilinya;

10) Bersedia untuk membangun lembaga pendidikan berbasis pesantren di wilayah yang diajukan, paling lambat 6 (enam) bulan setelah dana Bantuan Pesantren Daerah Tertinggal/Perbatasan Tahun Anggaran 2013 diterima, diatas lahan dengan status tanah wakaf atas nama pondok pesantren.

6) TATA KELOLA PENYALURAN BELANJA BANTUAN SOSIAL

a. Pengajuan Calon Penerima Bantuan Sosial. 1) Pengajuan calon penerima bantuan sosial dilakukan

dengan: a) Pengajuan langsung oleh calon penerima bantuan

dalam bentuk proposal yang ditandatangi oleh pimpinan lembaga;

b) Pengajuan oleh Kantor Kementerian Agama Kab./Kota melalui Bidang Kanwil Kemenag Propinsi;

c) Pengajuan berdasarkan hasil kunjungan langsung; d) Pengajuan berdasarkan kebijakan program;

2) Pengajuan dilakukan secara tertulis, ditujukan kepada Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Cq. Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PPK).

b. Seleksi Calon Penerima Bantuan Sosial. 1) Seleksi dilakukan oleh PPK terhadap pengajuan calon

penerima bantuan sosial sebagaimana pada nomor 1; 2) Seleksi dilakukan kepada seluruh pengajuan

berdasarkan Persyaratan Penerima Bantuan Sosial; 3) Untuk mendapatkan data yang valid, Daftar Calon

Penerima Bantuan Pesantren Daerah Tertinggal/Perbatasan Tahun Anggaran 2013 di verifikasi dengan cara:

42 Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren

Page 49: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

a) PPK memastikan bahwa lokasi calon penerima bantuan atau lokasi daerah pembangunan lembaga pendidikan berbasis pondok pesantren adalah berada pada daerah tertinggal/perbatasan, merujuk kepada ketentuan yang ditetapkan oleh Kementerian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal dan/atau Badan Nasional Pengelola Perbatasan;

b) PPK memberikan tugas perjalanan dinas verifikasi calon penerima bantuan melalui kunjungan ke lokasi calon penerima bantuan dengan mekanisme Perjalanan Dinas Dalam Negeri, untuk melihat kebenaran data pengajuan dan kelayakan sebagai penerima bantuan sosial; atau

c) PPK berkoordinasi dengan Kantor Kementerian Agama Kab./Kota melalui Bidang Kanwil Kemenag Propinsi untuk mendapat kebenaran data pengajuan dan kelayakan sebagai penerima bantuan sosial.

4) Hasil verifikasi berupa: a) Dokumen Instrumen Verifikasi yang berisi

keterangan tentang kesesuaian dengan persyaratan penerima bantuan sosial dan kelayakan sebagai penerima bantuan, apabila verifikasi dilakukan melalui perjalanan dinas verifikasi calon penerima bantuan; atau

b) Surat Rekomendasi Kantor Kementerian Agama Kab./Kota melalui Bidang Kanwil Kemenag Propinsi yang berisi keterangan tentang kesesuaian dengan persyaratan penerima bantuan sosial dan kelayakan sebagai penerima bantuan bagi pondok pesantren dalam Daftar Calon Penerima Bantuan Pesantren Daerah Tertinggal/Perbatasan Tahun Anggaran 2013 pada wilayahnya.

Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren 43

Page 50: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

5) PPK menelaah hasil verifikasi dan kemudian melaporkan hasil seleksi kepada KPA;

6) KPA menelaah laporan hasil seleksi dengan: a) memastikan kebenaran proses seleksi; b) memastikan kelayakan dan ketepatan sasaran

calon penerima bantuan sosial berdasarkan kebijakan pengembangan Pendidikan Islam.

7) Hasil penelaahan KPA diserahkan kepada PPK untuk disesuaikan seperlunya, dan menyusun Keputusan Penetapan Penerima Bantuan Sosial Bantuan Pesantren Daerah Tertinggal/Perbatasan Tahun Anggaran 2013.

c. Penetapan dan Pengesahan Penerima Bantuan Sosial. 1) Berdasarkan hasil seleksi calon penerima bantuan sosial

Bantuan Pesantren Daerah Tertinggal/Perbatasan Tahun Anggaran 2013, PPK menyusun draft Keputusan Penetapan Penerima Bantuan Sosial Bantuan Pesantren Daerah Tertinggal/Perbatasan Tahun Anggaran 2013 yang paling sedikit memuat: a) Tujuan pemberian bantuan sosial; b) Bentuk bantuan sosial yang disalurkan; c) Identitas penerima bantuan sosial; d) Nilai uang bantuan sosial; dan, e) Nomor rekening dan nama Bank/Pos penerima

bantuan sosial. 2) PPK memastikan calon penerima bantuan sosial dalam

draft Keputusan Penetapan Penerima Bantuan Sosial Bantuan Pesantren Daerah Tertinggal/Perbatasan Tahun Anggaran 2013 telah memenuhi persyaratan penerima bantuan sosial, dan memiliki semua dokumen yang diperlukan;

3) Draft Keputusan Penetapan Penerima Bantuan Sosial Bantuan Pesantren Daerah Tertinggal/Perbatasan Tahun Anggaran 2013 diserahkan kepada Sekretaris Pendidikan Islam untuk:

44 Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren

Page 51: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

a) Pengkoreksian format dan teknis draft Keputusan Penetapan Penerima Bantuan Sosial Bantuan Pesantren Daerah Tertinggal/Perbatasan Tahun Anggaran 2013;

b) Hasil pengkoreksian kemudian diserahkan kepada PPK untuk penyusunan Keputusan Penetapan Penerima Bantuan Sosial Bantuan Pesantren Daerah Tertinggal/Perbatasan Tahun Anggaran 2013.

4) PPK menyusun Keputusan Penetapan Penerima Bantuan Sosial Bantuan Pesantren Daerah Tertinggal/Perbatasan Tahun Anggaran 2013, untuk kemudian diserahkan kepada KPA untuk disahkan;

5) Keputusan Penetapan Penerima Bantuan Sosial Bantuan Pesantren Daerah Tertinggal/Perbatasan Tahun Anggaran 2013 yang disahkan merupakan dasar pemberian bantuan sosial kepada penerima bantuan sosial;

6) Untuk mempercepat pemberian bantuan sosial, Keputusan Penetapan Penerima Bantuan Sosial Bantuan Pesantren Daerah Tertinggal/Perbatasan Tahun Anggaran 2013 dapat dilakukan secara bertahap bagi penerima bantuan yang telah memenuhi persyaratan.

d. Pemberitahuan dan Kelengkapan Administrasi. 1) Pondok pesantren yang ditetapkan sebagai penerima

bantuan harus melengkapi persyaratan administrasi sebagai berikut: a) Surat Pernyataan Penerima Bantuan Sosial yang

telah diisi lengkap, diberi materai Rp. 6.000,- (enam ribu rupiah), dan ditandatangani oleh pimpinan lembaga (pondok pesantren);

b) Berita Acara Penerimaan Bantuan Sosial yang telah diisi lengkap, diberi materai Rp. 6.000,- (enam ribu

Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren 45

Page 52: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

rupiah), dan ditandatangani oleh pimpinan lembaga (pondok pesantren);

c) Surat Pengajuan bantuan sosial ditujukan kepada PPK yang ditandatangani oleh pimpinan lembaga (pondok pesantren);

d) Profil lembaga (pondok pesantren); e) Salinan Piagam Nomor Statistik Pondok Pesantren

(NSPP); f) Asli surat rekomendasi Kantor Kementerian Agama

Kab./Kota atau Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi, yang menyatakan keberadaan dan keaktifan lembaga penerima bantuan;

g) Salinan Akta Notaris pendirian yayasan/lembaga; h) Salinan Kartu NPWP/Tanda terdaftar wajib pajak

lainnya atas nama lembaga; i) Salinan buku rekening bank/pos yang dilegalisir

oleh pihak bank/pos atas nama lembaga penerima bantuan dan Surat Referensi dari bank/pos terkait yang menyatakan bahwa rekening tersebut dalam keadaan aktif.

2) Lembaga Non-Pemerintah bidang pendidikan keagamaan Islam yang ditetapkan sebagai penerima bantuan harus melengkapi persyaratan administrasi sebagai berikut: a) Surat Pernyataan Penerima Bantuan Sosial yang

telah diisi lengkap, diberi materai Rp. 6.000,- (enam ribu rupiah), dan ditandatangani oleh pimpinan lembaga (Lembaga Non-Pemerintah bidang pendidikan keagamaan Islam);

b) Berita Acara Penerimaan Bantuan Sosial yang telah diisi lengkap, diberi materai Rp. 6.000,- (enam ribu rupiah), dan ditandatangani oleh pimpinan lembaga (Lembaga Non-Pemerintah bidang pendidikan keagamaan Islam);

46 Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren

Page 53: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

c) Surat Pengajuan bantuan sosial ditujukan kepada PPK yang ditandatangani oleh pimpinan lembaga (Lembaga Non-Pemerintah bidang pendidikan keagamaan Islam);

d) Fotokopi Akta Notaris pendirian yayasan/lembaga; e) Fotokopi Kartu NPWP/Tanda terdaftar wajib pajak

lainnya atas nama lembaga; f) Salinan buku rekening bank/pos yang dilegalisir

oleh pihak bank/pos atas nama lembaga penerima bantuan dan Surat Referensi dari bank/pos terkait yang menyatakan bahwa rekening tersebut dalam keadaan aktif;

g) Rencana induk (grand design) pembangunan dan pengembangan pondok pesantren di daerah tertinggal/perbatasan, ditandatangani oleh pimpinan lembaga;

h) Surat Rekomendasi dari Kantor Kementerian Agama Kab./Kota untuk membangun pondok pesantren di wilayahnya, dimana dalam rekomendasi tersebut juga menyatakan bahwa pada daerah setingkat kecamatan tempat lokasi pondok pesantren akan dibangun, belum ada lembaga pendidikan berbasis pondok pesantren;

i) Surat Rekomendasi dari kepala pemerintah daerah setingkat desa/kelurahan untuk membangun lembaga pendidikan berbasis pondok pesantren di wilayahnya;

j) Surat Rekomendasi dari kepala pemerintah daerah setingkat kecamatan untuk membangun lembaga pendidikan berbasis pondok pesantren di wilayahnya;

k) Surat Rekomendasi dari kepala pemerintah daerah setingkat kabupaten/kota untuk membangun lembaga pendidikan berbasis pondok pesantren di wilayahnya;

Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren 47

Page 54: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

l) Surat Rekomendasi dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Tingkat II Kabupaten/Kota untuk membangun lembaga pendidikan berbasis pondok pesantren di wilayah yang diwakilinya.

3) Masing-masing penerima bantuan sosial yang tercantum dalam Keputusan Penetapan Penerima Bantuan Sosial Bantuan Pesantren Daerah Tertinggal/Perbatasan Tahun Anggaran 2013 diberikan surat pemberitahuan yang menyatakan bahwa pondok pesantren tersebut telah ditetapkan sebagai penerima bantuan sosial Bantuan Pesantren Daerah Tertinggal/Perbatasan Tahun Anggaran 2013. Surat pemberitahuan tersebut dilampirkan dan/atau memuat sekurangnya: a) Ketentuan persyaratan administrasi sesuai dengan

ketentuan dalam Petunjuk Teknis Pengelolaan Belanja Bantuan Sosial Bantuan Pesantren Daerah Tertinggal/Perbatasan Tahun Anggaran 2013;

b) Format Surat Pernyataan Penerima Bantuan Sosial sebagaimana terlampir pada Bab V, yang menyatakan kesediaan penggunaan dana bantuan sosial sesuai dengan ketentuan dalam Petunjuk Teknis Pengelolaan Belanja Bantuan Sosial Bantuan Pesantren Daerah Tertinggal/Perbatasan Tahun Anggaran 2013; serta

c) Format Tanda Terima Bantuan Sosial sebagaimana terlampir pada Bab V.

4) Persyaratan admistrasi dikirim melalui layanan pos/jasa pengiriman tercatat ke alamat: Sub Bagian Tata Usaha Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Gedung Kementerian Agama Pusat Lt. 7 Jl. Lapangan Banteng Barat No. 3 – 4 Jakarta Pusat 10710, DKI Jakarta

48 Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren

Page 55: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

5) Pencairan bantuan sosial dilakukan setelah penerima bantuan melengkapi persyaratan administrasi;

6) Pencairan dana bantuan dapat dilakukan secara bertahap kepada penerima bantuan yang telah memenuhi persyaratan.

e. Pemberian Bantuan Sosial 1) Pencairan bantuan sosial Bantuan Pesantren Daerah

Tertinggal/Perbatasan Tahun Anggaran 2013 dilaksanakan melalui pembayaran langsung (LS) dari rekening kas umum Negara, sesuai ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur tentang Belanja Bantuan Sosial pada Kementerian Negara/Lembaga dan Peraturan Menteri Agama yang mengatur tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran Atas Beban APBN di lingkungan Kementerian Agama;

2) Dana Bantuan Pesantren Daerah Tertinggal/Perbatasan Tahun Anggaran 2013 tidak untuk (1) dikembalikan kepada pemberi bantuan sosial, dan/atau, (2) diambil hasilnya oleh pemberi bantuan sosial;

3) Dana Bantuan Pesantren Daerah Tertinggal/Perbatasan Tahun Anggaran 2013 yang dipergunakan oleh penerima bantuan sosial untuk pengadaan barang dan/atau jasa, dikerjakan/dihasilkan sendiri oleh penerima bantuan secara swakelola. Pemberi bantuan tidak diperkenankan untuk menunjuk atau mengarahkan kepada individu dan/atau lembaga tertentu dalam pengadaan barang dan/atau jasa tersebut;

4) Setelah Dana Bantuan Sosial diterima, dana tersebut harus langsung dimanfaatkan, sesuai ketentuan Tujuan Penggunaan Belanja Bantuan Sosial.

Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren 49

Page 56: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

7) PERTANGGUNGJAWABAN BELANJA BANTUAN SOSIAL a. Pertanggungjawaban dana bantuan sosial dilaksanakan

dengan tertib administrasi, transparan, akuntabel, tepat waktu, tepat sasaran, tepat jumlah dan terhindar dari penyimpangan;

b. PPK bertanggung jawab atas pelaksanaan penyaluran dana belanja bantuan sosial: 1) Untuk menjamin akuntabilitas dan transparansi

penyaluran dana belanja bantuan sosial, PPK harus menyusun laporan pertanggungjawaban kepada KPA;

2) Laporan tersebut berupa laporan tertulis, sekurangnya memuat jumlah pagu bantuan sosial, realisasi bantuan sosial yang telah disalurkan, dan sisa dana bantuan sosial yang disetorkan ke Rekening Kas Umum Negara, serta lampiran, berupa salinan Keputusan Penetapan Penerima Bantuan Sosial Bantuan Pesantren Daerah Tertinggal/Perbatasan Tahun Anggaran 2013, serta salinan Tanda Terima Bantuan Sosial dari masing-masing penerima bantuan;

3) Laporan pertanggungjawaban tersebut dilampirkan sebagai suplemen pada Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga.

c. Penerima bantuan bertanggung jawab mutlak terhadap pelaksanaan dana bantuan sosial yang di terimanya;

d. Untuk keperluan pengawasan/monitoring dan evaluasi, PPK dapat meminta Laporan Pertanggungjawaban Penerima Bantuan Sosial kepada penerima bantuan sosial, dengan ketentuan: 1) Laporan tersebut berupa laporan tertulis, yang

sekurangnya memuat: a) Identitas Penerima Bantuan; b) Jenis Bantuan Yang Diterima; c) Jumlah Bantuan Yang Diterima; d) Pemanfaatan Dana Bantuan Sosial.

50 Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren

Page 57: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

2) Laporan dapat dibuat dengan Format Laporan Pertanggungjawaban Penerima Bantuan Sosial sebagaimana terlampir pada Bab V;

3) Laporan dapat disampaikan: a) oleh masing-masing penerima bantuan; atau b) secara kolektif melalui Bidang Kanwil Kemenag

Propinsi; c) melalui layanan pos/jasa pengiriman tercatat ke

alamat: Sub Bagian Tata Usaha Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Gedung Kementerian Agama Pusat Lt. 7 Jl. Lapangan Banteng Barat No. 3 – 4 Jakarta Pusat 10710, DKI Jakarta

E. BANTUAN MUTU PONDOK PESANTREN PENYELENGGARA SMP-BP Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam

Nomor 1880 Tanggal 9 Juli 2013 Tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Belanja Bantuan Sosial Bantuan Mutu Pondok Pesantren Penyelenggara SMP-BP Tahun Anggaran 2013, Bantuan Mutu Pondok Pesantren Penyelenggara SMP-BP dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. TUJUAN PENGGUNAAN BELANJA BANTUAN SOSIAL

Tujuan penggunaan Bantuan Mutu Pondok Pesantren Penyelenggara SMP-BP Tahun Anggaran 2013 adalah untuk mendukung produktifitas mutu layanan lembaga serta komponen pondok pesantren penyelenggara Sekolah Menengah Pertama Berbasis Pesantren.

2. PEMBERI BANTUAN SOSIAL

Pemberi bantuan sosial berupa Bantuan Mutu Pondok Pesantren Penyelenggara SMP-BP Tahun Anggaran 2013 adalah Kementerian Agama RI.

Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren 51

Page 58: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

3. PENERIMA BANTUAN SOSIAL Penerima bantuan sosial ini adalah pondok pesantren

penyelenggara SMP-BP.

4. ALOKASI ANGGARAN Bantuan Mutu Pondok Pesantren Penyelenggara SMP-BP

Tahun Anggaran 2013dibiayai dengan DIPA Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI Tahun Anggaran 2013 sejumlah Rp. 450.000.000,- (empat ratus lima puluh juta rupiah).

Pengalokasian Belanja Bantuan Sosial terpisah dari unsur biaya operasional satuan kerja penyelenggara bantuan sosial, biaya pencairan dan penyaluran bantuan sosial, serta biaya yang timbul dalam rangka pengadaan barang dan jasa, yang dialokasikan sebagai Belanja Barang, dan unsur biaya perjalanan dinas verifikasi serta pengawasan yang dialokasikan sebagai Belanja Perjalanan.

5. PERSYARATAN PENERIMA BANTUAN SOSIAL

Persyaratan penerima bantuan sosial Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam sebagai berikut: a. Aktif menyelenggarakan kegiatan agama dan keagamaan; b. Belum memiliki sarana dan prasana agama dan keagamaan,

sehingga berpotensi menurunkan mutu pendidikan; c. Terdaftar pada Kantor Kementerian Agama Kab./Kota

setempat dibuktikan dengan piagam Nomor Statistik Pondok Pesantren (NSPP);

d. Mendapatkan rekomendasi dari Kantor Kementerian Agama Kab./Kota atau Kantor Wilayah Kementerian Agama Propinsi, yang menyatakan keberadaan, keaktifan, dan kelayakan sebagai lembaga penerima bantuan

e. Memiliki akte notaris pendirian yayasan/lembaga; f. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atas nama

lembaga;

52 Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren

Page 59: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

g. Memiliki rekening bank/pos yang aktif, atas nama lembaga yang bersangkutan.

6. TATA KELOLA PENYALURAN BELANJA BANTUAN SOSIAL

a. Pengajuan Calon Penerima Bantuan Sosial 1) Pengajuan calon penerima bantuan sosial dilakukan

dengan: a) Pengajuan langsung oleh calon penerima bantuan

dalam bentuk proposal yang ditandatangi oleh pimpinan lembaga;

b) Pengajuan oleh Kantor Kementerian Agama Kab./Kota melalui Bidang Kanwil Kemenag Propinsi;

c) Pengajuan berdasarkan hasil kunjungan langsung; d) Pengajuan berdasarkan kebijakan program.

2) Pengajuan dilakukan secara tertulis, ditujukan kepada Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Cq. Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PPK).

b. Seleksi Calon Penerima Bantuan Sosial 1) PPK merekapitulasi pengajuan bantuan sosial berupa

Daftar Pengajuan Bantuan Sosial Tahun Anggaran 2013, yang sekurangnya memuat: a) Nama lembaga; b) Alamat lengkap lembaga; c) Sasaran bantuan sosial ; d) Nama pimpinan dan pendiri lembaga yang

mengajukan permohonan bantuan sosial; e) Jumlah santri; f) Keterangan Kelengkapan persyaratan bantuan

sosial (Ada/Tidak): - Piagam Nomor Statistik Pondok Pesantren

(NSPP); - Surat rekomendasi Kantor Kementerian

Agama Kab./Kota atau Kantor Wilayah Kementerian Agama Propinsi, yang

Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren 53

Page 60: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

menyatakan keberadaan, keaktifan, dan kelayakan lembaga penerima bantuan;

- Akta Notaris pendirian yayasan/lembaga; - NPWP atas nama lembaga; - Nomor rekening bank/pos masing-masing

calon peserta pemagangan, dilampirkan dengan salinan buku rekening yang telah dilegalisasi oleh pihak bank/pos;

- Surat Referensi dari bank/pos terkait yang menyatakan rekening tersebut dalam keadaan aktif.

g) Jenis usulan bantuan sosial; h) Jumlah usulan bantuan sosial.

2) Seleksi dilakukan oleh PPK kepada hasil pengajuan calon penerima bantuan sosial, berdasarkan Daftar Pengajuan Bantuan Sosial Tahun Anggaran 2013;

3) Seleksi dilakukan berdasarkan Persyaratan Penerima Bantuan Sosial;

4) Untuk mendapatkan data yang valid, Daftar Calon Penerima Bantuan Mutu Pondok Pesantren Penyelenggara SMP-BP Tahun Anggaran 2013 di verifikasi dengan cara: a) PPK memberikan tugas perjalanan dinas verifikasi

calon penerima bantuan melalui kunjungan ke lokasi calon penerima bantuan dengan mekanisme Perjalanan Dinas Dalam Negeri, untuk melihat kebenaran data pengajuan dan kelayakan lembaga sebagai penerima bantuan sosial; atau,

b) PPK berkoordinasi dengan Kantor Kementerian Agama Kab./Kota melalui Bidang Kanwil Kemenag Propinsi untuk mendapat kebenaran data pengajuan dan kelayakan pondok pesantren sebagai penerima bantuan sosial.

54 Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren

Page 61: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

5) Hasil verifikasi berupa: a) Dokumen Instrumen Verifikasi yang berisi

keterangan tentang kesesuaian dengan persyaratan penerima bantuan sosial dan kelayakan sebagai penerima bantuan, apabila verifikasi dilakukan melalui perjalanan dinas verifikasi calon penerima bantuan;

b) Surat Rekomendasi Kantor Kementerian Agama Kab./Kota melalui Bidang Kanwil Kemenag Propinsi yang berisi keterangan tentang kesesuaian dengan persyaratan penerima bantuan sosial dan kelayakan sebagai penerima bantuan bagi pondok pesantren/lembaga dalam Daftar Calon Penerima Bantuan Mutu Pondok Pesantren Penyelenggara SMP-BP Tahun Anggaran 2013 pada wilayahnya.

6) PPK menelaah hasil verifikasi dan kemudian melaporkan hasil seleksi kepada KPA;

7) KPA menelaah laporan hasil seleksi dengan: a) memastikan kebenaran proses seleksi; b) memastikan kelayakan dan ketepatan sasaran

calon penerima bantuan sosial berdasarkan kebijakan pengembangan pendidikan Islam.

8) Hasil penelaahan KPA diserahkan kepada PPK untuk disesuaikan seperlunya, dan menyusun Surat Keputusan Penetapan Penerima Bantuan Sosial Bantuan Mutu Pondok Pesantren Penyelenggara SMP-BP Tahun Anggaran 2013.

c. Penetapan dan Pengesahan Penerima Bantuan Sosial 1) Berdasarkan hasil seleksi calon penerima bantuan sosial

Bantuan Mutu Pondok Pesantren Penyelenggara SMP-BP Tahun Anggaran 2013, PPK menyusun draft Surat Keputusan Penetapan Penerima Bantuan Sosial Bantuan Mutu Pondok Pesantren Penyelenggara SMP-BP Tahun Anggaran 2013 yang paling sedikit memuat: a) Tujuan pemberian bantuan sosial;

Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren 55

Page 62: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

b) Bentuk bantuan sosial yang disalurkan; c) Identitas penerima bantuan sosial; d) Nilai uang bantuan sosial; e) Nomor rekening dan nama Bank/Pos penerima

bantuan sosial. 2) PPK memastikan calon penerima bantuan sosial dalam

draft Surat Keputusan Penetapan Penerima Bantuan Sosial Bantuan Mutu Pondok Pesantren Penyelenggara SMP-BP Tahun Anggaran 2013 telah memenuhi persyaratan penerima bantuan sosial, dan memiliki semua dokumen yang diperlukan;

3) Draft Surat Keputusan Penetapan Penerima Bantuan Sosial Bantuan Mutu Pondok Pesantren Penyelenggara SMP-BP Tahun Anggaran 2013 diserahkan kepada Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Islam untuk: a) Pengoreksian format dan teknis draft Surat

Keputusan Penetapan Penerima Bantuan Sosial Bantuan Mutu Pondok Pesantren Penyelenggara SMP-BP Tahun Anggaran 2013;

b) Hasil pengoreksian kemudian diserahkan kepada PPK untuk penyusunan Surat Keputusan Penetapan Penerima Bantuan Sosial Bantuan Mutu Pondok Pesantren Penyelenggara SMP-BP Tahun Anggaran 2013.

4) PPK menyusun Surat Keputusan Penetapan Penerima Bantuan Sosial Bantuan Mutu Pondok Pesantren Penyelenggara SMP-BP Tahun Anggaran 2013, untuk kemudian diserahkan kepada KPA untuk disahkan;

5) Surat Keputusan Penetapan Penerima Bantuan Sosial Bantuan Mutu Pondok Pesantren Penyelenggara SMP-BP Tahun Anggaran 2013 yang disahkan merupakan dasar pemberian bantuan sosial kepada penerima bantuan sosial;

6) Untuk mempercepat pemberian bantuan sosial, Surat Keputusan Penetapan Penerima Bantuan Sosial

56 Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren

Page 63: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

Bantuan Mutu Pondok Pesantren Penyelenggara SMP-BP Tahun Anggaran 2013 dapat dilakukan secara bertahap bagi penerima bantuan yang telah memenuhi persyaratan.

d. Pemberitahuan dan Kelengkapan Administrasi 1) Pondok pesantren yang ditetapkan sebagai penerima

bantuan harus melengkapi persyaratan administrasi sebagai berikut: a) Surat Pernyataan Penerima Bantuan Sosial yang

telah diisi lengkap, diberi materai Rp. 6.000,- (enam ribu rupiah), dan ditandatangani oleh pimpinan lembaga;

b) Berita Acara Penerimaan Bantuan Sosial yang telah diisi lengkap, diberi materai Rp. 6.000,- (enam ribu rupiah), dan ditandatangani oleh pimpinan lembaga;

c) Surat Pengajuan bantuan sosial ditujukan kepada PPK yang ditandatangani oleh pimpinan lembaga;

d) Profil lembaga; e) Salinan Piagam Nomor Statistik Pondok Pesantren

(NSPP); f) Asli surat rekomendasi Kantor Kementerian Agama

Kab./Kota atau Kantor Wilayah Kementerian Agama Propinsi, yang menyatakan keberadaan dan keaktifan lembaga penerima bantuan;

g) Salinan Akta Notaris pendirian yayasan/lembaga; h) Salinan Kartu NPWP/Tanda terdaftar wajib pajak

lainnya atas nama lembaga; i) Salinan buku rekening bank/pos yang dilegalisir

oleh pihak bank/pos atas nama lembaga penerima bantuan dan Surat Referensi dari bank/pos terkait yang menyatakan bahwa rekening tersebut dalam keadaan aktif.

2) Masing-masing penerima bantuan sosial yang tercantum dalam Surat Keputusan Penetapan Penerima

Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren 57

Page 64: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

Bantuan Sosial Bantuan Mutu Pondok Pesantren Penyelenggara SMP-BP Tahun Anggaran 2013 diberikan surat pemberitahuan yang menyatakan bahwa pondok pesantren/lembaga tersebut telah ditetapkan sebagai penerima bantuan sosial Bantuan Mutu Pondok Pesantren Penyelenggara SMP-BP Tahun Anggaran 2013. Surat pemberitahuan tersebut dilampirkan dan/atau memuat sekurangnya: a) Ketentuan persyaratan administrasi sesuai dengan

ketentuan dalam Petunjuk Teknis Pengelolaan Belanja Bantuan Sosial Bantuan Mutu Pondok Pesantren Penyelenggara SMP-BP Tahun Anggaran 2013;

b) Format Surat Pernyataan Penerima Bantuan Sosial sebagaimana terlampir pada Bab V, yang menyatakan kesediaan penggunaan dana bantuan sosial sesuai dengan ketentuan dalam Petunjuk Teknis Pengelolaan Belanja Bantuan Sosial Bantuan Mutu Pondok Pesantren Penyelenggara SMP-BP Tahun Anggaran 2013;

c) Format Tanda Terima Bantuan Sosial sebagaimana terlampir pada Bab V.

3) Persyaratan administrasi dikirim melalui layanan pos/jasa pengiriman tercatat ke alamat: Sub Bagian Tata Usaha Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Gedung Kementerian Agama Pusat Lt. 7 Jl. Lapangan Banteng Barat No. 3 – 4 Jakarta Pusat, 10710, DKI Jakarta

4) Pencairan bantuan sosial dilakukan setelah penerima bantuan melengkapi persyaratan administrasi;

5) Pencairan dana bantuan dapat dilakukan secara bertahap kepada penerima bantuan yang telah memenuhi persyaratan.

58 Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren

Page 65: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

e. Pencairan Bantuan Sosial 1) Pencairan bantuan sosial Bantuan Mutu Pondok

Pesantren Penyelenggara SMP-BP Tahun Anggaran 2013 dilaksanakan melalui pembayaran langsung (LS) dari rekening kas umum Negara, sesuai ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur tentang Belanja Bantuan Sosial pada Kementerian Negara/Lembaga dan Peraturan Menteri Agama yang mengatur tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran Atas Beban APBN di lingkungan Kementerian Agama;

2) Dana Bantuan Mutu Pondok Pesantren Penyelenggara SMP-BP Tahun Anggaran 2013 tidak untuk (1) dikembalikan kepada pemberi bantuan sosial; dan/atau (2) diambil hasilnya oleh pemberi bantuan sosial;

3) Dana Bantuan Peningkatan Mutu Pendidikan Agama dan Keagamaan Tahun Anggaran 2013 yang dipergunakan oleh penerima bantuan sosial untuk pengadaan barang dan/atau jasa, dikerjakan/dihasilkan sendiri oleh penerima bantuan secara swakelola. Pemberi bantuan tidak diperkenankan untuk menunjuk atau mengarahkan kepada individu dan/atau lembaga tertentu dalam pengadaan barang dan/atau jasa tersebut.

7. PERTANGGUNGJAWABAN BELANJA BANTUAN SOSIAL

a. Pertanggungjawaban dana bantuan sosial dilaksanakan dengan tertib administrasi, transparan, akuntabel, tepat waktu, tepat sasaran, tepat jumlah dan terhindar dari penyimpangan;

b. PPK bertanggung jawab atas pelaksanaan penyaluran dana belanja bantuan sosial: 1) Untuk menjamin akuntabilitas dan transparansi

penyaluran dana belanja bantuan sosial, PPK harus menyusun laporan pertanggungjawaban kepada KPA;

Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren 59

Page 66: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

2) Laporan tersebut berupa laporan tertulis, sekurangnya memuat jumlah pagu bantuan sosial, realisasi bantuan sosial yang telah disalurkan, dan sisa dana bantuan sosial yang disetorkan ke Rekening Kas Umum Negara, serta lampiran, berupa salinan Surat Keputusan Penetapan Penerima Bantuan Sosial Bantuan Mutu Pondok Pesantren Penyelenggara SMP-BP Tahun Anggaran 2013, serta salinan Tanda Terima Bantuan Sosial dari masing-masing penerima bantuan;

3) Laporan pertanggungjawaban tersebut dilampirkan sebagai suplemen pada Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga.

c. Penerima bantuan bertanggung jawab mutlak terhadap pelaksanaan dana bantuan sosial yang di terimanya;

d. Untuk keperluan pengawasan/monitoring dan evaluasi, PPK dapat meminta Laporan Pertanggungjawaban Penerima Bantuan Sosial kepada penerima bantuan sosial, dengan ketentuan: 1) Laporan tersebut berupa laporan tertulis, yang

sekurangnya memuat: a) Identitas Penerima Bantuan; b) Jenis Bantuan Yang Diterima; c) Jumlah Bantuan Yang Diterima; d) Pemanfaatan Dana Bantuan Sosial.

2) Laporan dapat dibuat dengan Format Laporan Pertanggungjawaban Penerima Bantuan Sosial sebagaimana terlampir pada Bab V;

60 Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren

Page 67: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

3) Laporan dapat disampaikan: a) oleh masing-masing penerima bantuan; atau, b) secara kolektif melalui Bidang Kanwil Kemenag

Propinsi, melalui layanan pos/jasa pengiriman tercatat ke alamat: Sub Bagian Tata Usaha Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Gedung Kementerian Agama Pusat Lt. 7 Jl. Lapangan Banteng Barat No. 3 – 4 Jakarta Pusat, 10710, DKI Jakarta

F. BANTUAN ASRAMA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA BERBASIS PONDOK PESANTREN

Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 1879 Tanggal 9 Juli 2013 Tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Belanja Bantuan Sosial Bantuan Asrama Sekolah Menengah Pertama Berbasis Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013, Bantuan Asrama Sekolah Menengah Pertama Berbasis Pondok Pesantren dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. TUJUAN PENGGUNAAN BELANJA BANTUAN SOSIAL

Tujuan penggunaan Bantuan Asrama Sekolah Menengah Pertama Berbasis Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013 adalah untuk mendukung ketersediaan fasilitas asrama bagi para santri di pondok pesantren yang sedang menuntut ilmu di lembaga pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Berbasis Pondok Pesantren (BP).

2. PEMBERI BANTUAN SOSIAL

Pemberi bantuan sosial berupa Bantuan Asrama Sekolah Menengah Pertama Berbasis Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013 adalah Kementerian Agama RI.

Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren 61

Page 68: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

3. PENERIMA BANTUAN SOSIAL Penerima bantuan sosial ini adalah pondok pesantren.

4. ALOKASI ANGGARAN

Bantuan Asrama Sekolah Menengah Pertama Berbasis Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013 dibiayai dengan DIPA Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI Tahun Anggaran 2013 sejumlah Rp. 3.000.000.000,- (tiga milyar rupiah).

Pengalokasian Belanja Bantuan Sosial terpisah dari unsur biaya operasional satuan kerja penyelenggara bantuan sosial, biaya pencairan dan penyaluran bantuan sosial, serta biaya yang timbul dalam rangka pengadaan barang dan jasa, yang dialokasikan sebagai Belanja Barang, dan unsur biaya perjalanan dinas verifikasi serta pengawasan yang dialokasikan sebagai Belanja Perjalanan.

5. PERSYARATAN PENERIMA BANTUAN SOSIAL

Persyaratan penerima Bantuan Asrama Sekolah Menengah Pertama Berbasis Pondok Pesantren sebagai berikut: a. Aktif menyelenggarakan kegiatan kepesantrenan; b. Belum memiliki sarana dan prasana asrama yang baik,

sehingga berdampak pada penurunan mutu pendidikan. c. Terdaftar pada Kantor Kementerian Agama Kab./Kota

setempat dibuktikan dengan piagam Nomor Statistik Pondok Pesantren (NSPP);

d. Mendapatkan rekomendasi dari Kantor Kementerian Agama Kab./Kota atau Kantor Wilayah Kementerian Agama Propinsi, yang menyatakan keberadaan, keaktifan, dan kelayakan sebagai lembaga penerima bantuan;

e. Memiliki akte notaris pendirian yayasan/lembaga; f. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atas nama

lembaga; g. Memiliki rekening bank/pos yang aktif, atas nama lembaga

yang bersangkutan.

62 Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren

Page 69: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

6. TATA KELOLA PENYALURAN BELANJA BANTUAN SOSIAL a. Pengajuan Calon Penerima Bantuan Sosial

1) Pengajuan calon penerima bantuan sosial dilakukan dengan: a) Pengajuan langsung oleh calon penerima bantuan

dalam bentuk proposal yang ditandatangi oleh pimpinan lembaga;

b) Pengajuan oleh Kantor Kementerian Agama Kab./Kota melalui Bidang Kanwil Kemenag Propinsi;

c) Pengajuan berdasarkan hasil kunjungan langsung; d) Pengajuan berdasarkan kebijakan program.

2) Pengajuan dilakukan secara tertulis, ditujukan kepada Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Cq. Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PPK).

b. Seleksi Calon Penerima Bantuan Sosial 1) PPK merekapitulasi pengajuan bantuan sosial berupa

Daftar Pengajuan Bantuan Sosial Tahun Anggaran 2013, yang sekurangnya memuat: a) Nama lembaga; b) Alamat lengkap lembaga; c) Sasaran bantuan sosial ; d) Nama pimpinan dan pendiri lembaga yang

mengajukan permohonan bantuan sosial; e) Jumlah santri; f) Keterangan Kelengkapan persyaratan bantuan

sosial (Ada/Tidak): - Piagam Nomor Statistik Pondok Pesantren

(NSPP); - Surat rekomendasi Kantor Kementerian

Agama Kab./Kota atau Kantor Wilayah Kementerian Agama Propinsi, yang menyatakan keberadaan, keaktifan, dan kelayakan lembaga penerima bantuan;

- Akta Notaris pendirian yayasan/lembaga;

Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren 63

Page 70: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

- NPWP atas nama lembaga; - Nomor rekening bank/pos calon penerima

bantuan, dilampirkan dengan salinan buku rekening yang telah dilegalisasi oleh pihak bank/pos;

- Surat Referensi dari bank/pos terkait yang menyatakan rekening tersebut dalam keadaan aktif.

g) Jenis usulan bantuan sosial; h) Jumlah usulan bantuan sosial.

2) Seleksi dilakukan oleh PPK kepada hasil pengajuan calon penerima bantuan sosial, berdasarkan Daftar Pengajuan Bantuan Sosial Tahun Anggaran 2013;

3) Seleksi dilakukan berdasarkan Persyaratan Penerima Bantuan Sosial;

4) Untuk mendapatkan data yang valid, Daftar Calon Penerima Bantuan Asrama Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013 di verifikasi dengan cara: a) PPK memberikan tugas perjalanan dinas verifikasi

calon penerima bantuan melalui kunjungan ke lokasi calon penerima bantuan dengan mekanisme Perjalanan Dinas Dalam Negeri, untuk melihat kebenaran data pengajuan dan kelayakan lembaga sebagai penerima bantuan sosial; atau,

b) PPK berkoordinasi dengan Kantor Kementerian Agama Kab./Kota melalui Bidang Kanwil Kemenag Propinsi untuk mendapat kebenaran data pengajuan dan kelayakan pondok pesantren sebagai penerima bantuan sosial.

5) Hasil verifikasi berupa: a) Dokumen Instrumen Verifikasi yang berisi

keterangan tentang kesesuaian dengan persyaratan penerima bantuan sosial dan kelayakan sebagai penerima bantuan, apabila

64 Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren

Page 71: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

verifikasi dilakukan melalui perjalanan dinas verifikasi calon penerima bantuan;

b) Surat Rekomendasi Kantor Kementerian Agama Kab./Kota melalui Bidang Kanwil Kemenag Propinsi yang berisi keterangan tentang kesesuaian dengan persyaratan penerima bantuan sosial dan kelayakan sebagai penerima bantuan bagi pondok pesantren dalam Daftar Calon Penerima Bantuan Asrama Sekolah Menengah Pertama Berbasis Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013 pada wilayahnya.

6) PPK menelaah hasil verifikasi dan kemudian melaporkan hasil seleksi kepada KPA;

7) KPA menelaah laporan hasil seleksi dengan: a) memastikan kebenaran proses seleksi; b) memastikan kelayakan dan ketepatan sasaran

calon penerima bantuan sosial berdasarkan kebijakan pengembangan pendidikan Islam.

8) Hasil penelaahan KPA diserahkan kepada PPK untuk disesuaikan seperlunya, dan menyusun Surat Keputusan Penetapan Penerima Bantuan Sosial Bantuan Asrama Sekolah Menengah Pertama Berbasis Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013.

c. Penetapan dan Pengesahan Penerima Bantuan Sosial 1) Berdasarkan hasil seleksi calon penerima bantuan sosial

Bantuan Asrama Sekolah Menengah Pertama Berbasis Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013, PPK menyusun draft Surat Keputusan Penetapan Penerima Bantuan Sosial Bantuan Asrama Sekolah Menengah Pertama Berbasis Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013 yang paling sedikit memuat: a) Tujuan pemberian bantuan sosial; b) Bentuk bantuan sosial yang disalurkan; c) Identitas penerima bantuan sosial; d) Nilai uang bantuan sosial;

Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren 65

Page 72: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

e) Nomor rekening dan nama Bank/Pos penerima bantuan sosial.

2) PPK memastikan calon penerima bantuan sosial dalam draft Surat Keputusan Penetapan Penerima Bantuan Sosial Bantuan Asrama Sekolah Menengah Pertama Berbasis Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013 telah memenuhi persyaratan penerima bantuan sosial, dan memiliki semua dokumen yang diperlukan;

3) Draft Surat Keputusan Penetapan Penerima Bantuan Sosial Bantuan Asrama Sekolah Menengah Pertama Berbasis Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013 diserahkan kepada Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Islam untuk: a) Pengoreksian format dan teknis draft Surat

Keputusan Penetapan Penerima Bantuan Sosial Bantuan Asrama Sekolah Menengah Pertama Berbasis Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013;

b) Hasil pengoreksian kemudian diserahkan kepada PPK untuk penyusunan Surat Keputusan Penetapan Penerima Bantuan Sosial Bantuan Asrama Sekolah Menengah Pertama Berbasis Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013.

4) PPK menyusun Surat Keputusan Penetapan Penerima Bantuan Sosial Bantuan Asrama Sekolah Menengah Pertama Berbasis Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013, untuk kemudian diserahkan kepada KPA untuk disahkan;

5) Surat Keputusan Penetapan Penerima Bantuan Sosial Bantuan Asrama Sekolah Menengah Pertama Berbasis Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013 yang disahkan merupakan dasar pemberian bantuan sosial kepada penerima bantuan sosial;

6) Untuk mempercepat pemberian bantuan sosial, Surat Keputusan Penetapan Penerima Bantuan Sosial Bantuan Asrama Sekolah Menengah Pertama Berbasis

66 Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren

Page 73: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013 dapat dilakukan secara bertahap bagi penerima bantuan yang telah memenuhi persyaratan.

d. Pemberitahuan dan Kelengkapan Administrasi 1) Pondok pesantren yang ditetapkan sebagai penerima

bantuan harus melengkapi persyaratan administrasi sebagai berikut: a) Surat Pernyataan Penerima Bantuan Sosial yang

telah diisi lengkap, diberi materai Rp. 6.000,- (enam ribu rupiah), dan ditandatangani oleh pimpinan lembaga (pondok pesantren);

b) Berita Acara Penerimaan Bantuan Sosial yang telah diisi lengkap, diberi materai Rp. 6.000,- (enam ribu rupiah), dan ditandatangani oleh pimpinan lembaga (pondok pesantren);

c) Surat Pengajuan bantuan sosial ditujukan kepada PPK yang ditandatangani oleh pimpinan lembaga (pondok pesantren);

d) Profil lembaga (pondok pesantren); e) Salinan Piagam Nomor Statistik Pondok Pesantren

(NSPP); f) Asli surat rekomendasi Kantor Kementerian Agama

Kab./Kota atau Kantor Wilayah Kementerian Agama Propinsi, yang menyatakan keberadaan dan keaktifan lembaga penerima bantuan;

g) Salinan Akta Notaris pendirian yayasan/lembaga; h) Salinan Kartu NPWP/Tanda terdaftar wajib pajak

lainnya atas nama lembaga; i) Salinan buku rekening bank/pos yang dilegalisir

oleh pihak bank/pos atas nama lembaga penerima bantuan dan Surat Referensi dari bank/pos terkait yang menyatakan bahwa rekening tersebut dalam keadaan aktif.

2) Masing-masing penerima bantuan sosial yang tercantum dalam Surat Keputusan Penetapan Penerima

Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren 67

Page 74: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

Bantuan Sosial Bantuan Asrama Sekolah Menengah Pertama Berbasis Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013 diberikan surat pemberitahuan yang menyatakan bahwa pondok pesantren tersebut telah ditetapkan sebagai penerima bantuan sosial Bantuan Asrama Sekolah Menengah Pertama Berbasis Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013. Surat pemberitahuan tersebut dilampirkan dan/atau memuat sekurangnya: a) Ketentuan persyaratan administrasi sesuai dengan

ketentuan dalam Petunjuk Teknis Pengelolaan Belanja Bantuan Sosial Bantuan Asrama Sekolah Menengah Pertama Berbasis Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013;

b) Format Surat Pernyataan Penerima Bantuan Sosial sebagaimana terlampir pada Bab V, yang menyatakan kesediaan penggunaan dana bantuan sosial sesuai dengan ketentuan dalam Petunjuk Teknis Pengelolaan Belanja Bantuan Sosial Bantuan Asrama Sekolah Menengah Pertama Berbasis Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013;

c) Format Tanda Terima Bantuan Sosial sebagaimana terlampir pada Bab V.

3) Persyaratan administrasi dikirim melalui layanan pos/jasa pengiriman tercatat ke alamat: Sub Bagian Tata Usaha Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Gedung Kementerian Agama Pusat Lt. 7 Jl. Lapangan Banteng Barat No. 3 – 4 Jakarta Pusat, 10710, DKI Jakarta

4) Pencairan bantuan sosial dilakukan setelah penerima bantuan melengkapi persyaratan administrasi;

5) Pencairan dana bantuan dapat dilakukan secara bertahap kepada penerima bantuan yang telah memenuhi persyaratan.

68 Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren

Page 75: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

e. Pencairan Bantuan Sosial 1) Pencairan bantuan sosial Bantuan Asrama Sekolah

Menengah Pertama Berbasis Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013 dilaksanakan melalui pembayaran langsung (LS) dari rekening kas umum Negara, sesuai ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur tentang Belanja Bantuan Sosial pada Kementerian Negara/Lembaga dan Peraturan Menteri Agama yang mengatur tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran Atas Beban APBN di lingkungan Kementerian Agama;

2) Dana Bantuan Asrama Sekolah Menengah Pertama Berbasis Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013 tidak untuk (1) dikembalikan kepada pemberi bantuan sosial; dan/atau (2) diambil hasilnya oleh pemberi bantuan sosial;

3) Dana Bantuan Asrama Sekolah Menengah Pertama Berbasis Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013 yang dipergunakan oleh penerima bantuan sosial untuk pengadaan barang dan/atau jasa, dikerjakan/dihasilkan sendiri oleh penerima bantuan secara swakelola. Pemberi bantuan tidak diperkenankan untuk menunjuk atau mengarahkan kepada individu dan/atau lembaga tertentu dalam pengadaan barang dan/atau jasa tersebut.

7. PERTANGGUNGJAWABAN BELANJA BANTUAN SOSIAL

a. Pertanggungjawaban dana bantuan sosial dilaksanakan dengan tertib administrasi, transparan, akuntabel, tepat waktu, tepat sasaran, tepat jumlah dan terhindar dari penyimpangan;

b. PPK bertanggung jawab atas pelaksanaan penyaluran dana belanja bantuan sosial

Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren 69

Page 76: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

1) Untuk menjamin akuntabilitas dan transparansi penyaluran dana belanja bantuan sosial, PPK harus menyusun laporan pertanggungjawaban kepada KPA;

2) Laporan tersebut berupa laporan tertulis, sekurangnya memuat jumlah pagu bantuan sosial, realisasi bantuan sosial yang telah disalurkan, dan sisa dana bantuan sosial yang disetorkan ke Rekening Kas Umum Negara, serta lampiran, berupa salinan Surat Keputusan Penetapan Penerima Bantuan Sosial Bantuan Asrama Sekolah Menengah Pertama Berbasis Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013, serta salinan Tanda Terima Bantuan Sosial dari masing-masing penerima bantuan;

3) Laporan pertanggungjawaban tersebut dilampirkan sebagai suplemen pada Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga.

c. Penerima bantuan bertanggung jawab mutlak terhadap pelaksanaan dana bantuan sosial yang diterimanya;

d. Untuk keperluan pengawasan/monitoring dan evaluasi, PPK dapat meminta Laporan Pertanggungjawaban Penerima Bantuan Sosial kepada penerima bantuan sosial, dengan ketentuan: 1) Laporan tersebut berupa laporan tertulis, yang

sekurangnya memuat: a) Identitas Penerima Bantuan; b) Jenis Bantuan Yang Diterima; c) Jumlah Bantuan Yang Diterima; d) Pemanfaatan Dana Bantuan Sosial.

2) Laporan dapat dibuat dengan Format Laporan Pertanggungjawaban Penerima Bantuan Sosial sebagaimana terlampir pada Bab V;

70 Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren

Page 77: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

3) Laporan dapat disampaikan: a) oleh masing-masing penerima bantuan, atau b) secara kolektif melalui Bidang Kanwil Kemenag

Propinsi, melalui layanan pos/jasa pengiriman tercatat ke alamat: Sub Bagian Tata Usaha Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Gedung Kementerian Agama Pusat Lt. 7 Jl. Lapangan Banteng Barat No. 3 – 4 Jakarta Pusat, 10710, DKI Jakarta

G. BANTUAN ASRAMA PONDOK PESANTREN

Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 1893 Tanggal 11 Juli 2013 Tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Belanja Bantuan Sosial Bantuan Asrama Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013, Bantuan Asrama pondok Pesantren dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. TUJUAN PENGGUNAAN BELANJA BANTUAN SOSIAL

Tujuan penggunaan Bantuan Asrama Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013 adalah untuk mendukung ketersediaan fasilitas asrama yang memadai bagi para santri yang sedang belajar di pondok pesantren.

Penggunaan dana Bantuan Asrama Pondok Pesantren Tahun

Anggaran 2013 meliputi: a. Peningkatan kualitas sarana dan prasarana asrama santri

pendukung kegiatan pendidikan agama dan keagamaan; b. Pembangunan/penyediaan/rehab asrama atau tempat

tinggal santri; c. Menstimulasi dukungan dan partisipasi masyarakat dalam

pembangunan fisik dan sarana pesantren.

Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren 71

Page 78: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

2. PEMBERI BANTUAN SOSIAL Pemberi bantuan sosial berupa Bantuan Asrama Pondok

Pesantren Tahun Anggaran 2013 adalah Kementerian Agama RI. 3. PENERIMA BANTUAN SOSIAL

Penerima bantuan sosial ini adalah pondok pesantren. 4. ALOKASI ANGGARAN

Bantuan Asrama Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013 dibiayai dengan DIPA Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI Tahun Anggaran 2013 sejumlah Rp. 25.000.000.000,- (dua puluh lima milyar rupiah).

Pengalokasian Belanja Bantuan Sosial terpisah dari unsur biaya operasional satuan kerja penyelenggara bantuan sosial, biaya pencairan dan penyaluran bantuan sosial, serta biaya yang timbul dalam rangka pengadaan barang dan jasa, yang dialokasikan sebagai Belanja Barang, dan unsur biaya perjalanan dinas verifikasi serta pengawasan yang dialokasikan sebagai Belanja Perjalanan.

5. PERSYARATAN PENERIMA BANTUAN SOSIAL

Persyaratan penerima Bantuan Asrama Pondok Pesantren sebagai berikut: a. Aktif menyelenggarakan kegiatan kepesantrenan; b. Belum memiliki sarana dan prasana asrama yang baik,

sehingga berdampak pada penurunan mutu pendidikan. c. Terdaftar pada Kantor Kementerian Agama Kab./Kota

setempat dibuktikan dengan piagam Nomor Statistik Pondok Pesantren (NSPP);

d. Mendapatkan rekomendasi dari Kantor Kementerian Agama Kab./Kota atau Kantor Wilayah Kementerian Agama Propinsi, yang menyatakan keberadaan, keaktifan, dan kelayakan sebagai lembaga penerima bantuan;

e. Memiliki akte notaris pendirian yayasan/lembaga;

72 Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren

Page 79: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

f. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) atas nama lembaga;

g. Memiliki rekening bank/pos yang aktif, atas nama lembaga yang bersangkutan.

6. TATA KELOLA PENYALURAN BELANJA BANTUAN SOSIAL

Tata kelola penyaluran belanja bantuan sosial Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Direktorat Jenderal Pendidikan Islam meliputi tahapan sebagai berikut: a. Pengajuan Calon Penerima Bantuan Sosial

1) Pengajuan calon penerima bantuan sosial dilakukan dengan: a) Pengajuan langsung oleh calon penerima bantuan

dalam bentuk proposal yang ditandatangi oleh pimpinan lembaga;

b) Pengajuan oleh Kantor Kementerian Agama Kab./Kota melalui Bidang Kanwil Kemenag Propinsi;

c) Pengajuan berdasarkan hasil kunjungan langsung; d) Pengajuan berdasarkan kebijakan program.

2) Pengajuan dilakukan secara tertulis, ditujukan kepada Direktur Jenderal Pendidikan Islam, Cq. Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PPK).

b. Seleksi Calon Penerima Bantuan Sosial 1) PPK merekapitulasi pengajuan bantuan sosial berupa

Daftar Pengajuan Bantuan Sosial Tahun Anggaran 2013, yang sekurangnya memuat: a) Nama lembaga; b) Alamat lengkap lembaga; c) Sasaran bantuan sosial ; d) Nama pimpinan dan pendiri lembaga yang

mengajukan permohonan bantuan sosial; e) Jumlah santri; f) Keterangan Kelengkapan persyaratan bantuan

sosial (Ada/Tidak):

Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren 73

Page 80: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

- Piagam Nomor Statistik Pondok Pesantren (NSPP);

- Surat rekomendasi Kantor Kementerian Agama Kab./Kota atau Kantor Wilayah Kementerian Agama Propinsi, yang menyatakan keberadaan, keaktifan, dan kelayakan lembaga penerima bantuan;

- Akta Notaris pendirian yayasan/lembaga; - NPWP atas nama lembaga; - Nomor rekening bank/pos calon penerima

bantuan, dilampirkan dengan salinan buku rekening yang telah dilegalisasi oleh pihak bank/pos;

- Surat Referensi dari bank/pos terkait yang menyatakan rekening tersebut dalam keadaan aktif.

g) Jenis usulan bantuan sosial; h) Jumlah usulan bantuan sosial.

2) Seleksi dilakukan oleh PPK kepada hasil pengajuan calon penerima bantuan sosial, berdasarkan Daftar Pengajuan Bantuan Sosial Tahun Anggaran 2013;

3) Seleksi dilakukan berdasarkan Persyaratan Penerima Bantuan Sosial;

4) Untuk mendapatkan data yang valid, Daftar Calon Penerima Bantuan Asrama Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013 di verifikasi dengan cara: a) PPK memberikan tugas perjalanan dinas verifikasi

calon penerima bantuan melalui kunjungan ke lokasi calon penerima bantuan dengan mekanisme Perjalanan Dinas Dalam Negeri, untuk melihat kebenaran data pengajuan dan kelayakan lembaga sebagai penerima bantuan sosial; atau,

b) PPK berkoordinasi dengan Kantor Kementerian Agama Kab./Kota melalui Bidang Kanwil Kemenag Propinsi untuk mendapat kebenaran data

74 Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren

Page 81: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

pengajuan dan kelayakan pondok pesantren sebagai penerima bantuan sosial.

5) Hasil verifikasi berupa: a) Dokumen Instrumen Verifikasi yang berisi

keterangan tentang kesesuaian dengan persyaratan penerima bantuan sosial dan kelayakan sebagai penerima bantuan, apabila verifikasi dilakukan melalui perjalanan dinas verifikasi calon penerima bantuan;

b) Surat Rekomendasi Kantor Kementerian Agama Kab./Kota melalui Bidang Kanwil Kemenag Propinsi yang berisi keterangan tentang kesesuaian dengan persyaratan penerima bantuan sosial dan kelayakan sebagai penerima bantuan bagi pondok pesantren dalam Daftar Calon Penerima Bantuan Asrama Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013 pada wilayahnya.

6) PPK menelaah hasil verifikasi dan kemudian melaporkan hasil seleksi kepada KPA;

7) KPA menelaah laporan hasil seleksi dengan: a) memastikan kebenaran proses seleksi; b) memastikan kelayakan dan ketepatan sasaran

calon penerima bantuan sosial berdasarkan kebijakan pengembangan pendidikan Islam.

8) Hasil penelaahan KPA diserahkan kepada PPK untuk disesuaikan seperlunya, dan menyusun Surat Keputusan Penetapan Penerima Bantuan Sosial Bantuan Asrama Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013.

c. Penetapan dan Pengesahan Penerima Bantuan Sosial 1) Berdasarkan hasil seleksi calon penerima bantuan sosial

Bantuan Asrama Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013, PPK menyusun draft Surat Keputusan Penetapan Penerima Bantuan Sosial Bantuan Asrama Pondok

Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren 75

Page 82: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

Pesantren Tahun Anggaran 2013 yang paling sedikit memuat: a) Tujuan pemberian bantuan sosial; b) Bentuk bantuan sosial yang disalurkan; c) Identitas penerima bantuan sosial; d) Nilai uang bantuan sosial; e) Nomor rekening dan nama Bank/Pos penerima

bantuan sosial. 2) PPK memastikan calon penerima bantuan sosial dalam

draft Surat Keputusan Penetapan Penerima Bantuan Sosial Bantuan Asrama Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013 telah memenuhi persyaratan penerima bantuan sosial, dan memiliki semua dokumen yang diperlukan;

3) Draft Surat Keputusan Penetapan Penerima Bantuan Sosial Bantuan Asrama Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013 diserahkan kepada Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Islam untuk: a) Pengoreksian format dan teknis draft Surat

Keputusan Penetapan Penerima Bantuan Sosial Bantuan Asrama Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013;

b) Hasil pengoreksian kemudian diserahkan kepada PPK untuk penyusunan Surat Keputusan Penetapan Penerima Bantuan Sosial Bantuan Asrama Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013.

4) PPK menyusun Surat Keputusan Penetapan Penerima Bantuan Sosial Bantuan Asrama Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013, untuk kemudian diserahkan kepada KPA untuk disahkan;

5) Surat Keputusan Penetapan Penerima Bantuan Sosial Bantuan Asrama Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013 yang disahkan merupakan dasar pemberian bantuan sosial kepada penerima bantuan sosial;

76 Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren

Page 83: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

6) Untuk mempercepat pemberian bantuan sosial, Surat Keputusan Penetapan Penerima Bantuan Sosial Bantuan Asrama Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013 dapat dilakukan secara bertahap bagi penerima bantuan yang telah memenuhi persyaratan.

d. Pemberitahuan dan Kelengkapan Administrasi 1) Pondok pesantren yang ditetapkan sebagai penerima

bantuan harus melengkapi persyaratan administrasi sebagai berikut: a) Surat Pernyataan Penerima Bantuan Sosial yang

telah diisi lengkap, diberi materai Rp. 6.000,- (enam ribu rupiah), dan ditandatangani oleh pimpinan lembaga (pondok pesantren);

b) Berita Acara Penerimaan Bantuan Sosial yang telah diisi lengkap, diberi materai Rp. 6.000,- (enam ribu rupiah), dan ditandatangani oleh pimpinan lembaga (pondok pesantren);

c) Surat Pengajuan bantuan sosial ditujukan kepada PPK yang ditandatangani oleh pimpinan lembaga (pondok pesantren);

d) Profil lembaga (pondok pesantren); e) Salinan Piagam Nomor Statistik Pondok Pesantren

(NSPP); f) Asli surat rekomendasi Kantor Kementerian Agama

Kab./Kota atau Kantor Wilayah Kementerian Agama Propinsi, yang menyatakan keberadaan dan keaktifan lembaga penerima bantuan;

g) Salinan Akta Notaris pendirian yayasan/lembaga; h) Salinan Kartu NPWP/Tanda terdaftar wajib pajak

lainnya atas nama lembaga; i) Salinan buku rekening bank/pos yang dilegalisir

oleh pihak bank/pos atas nama lembaga penerima bantuan dan Surat Referensi dari bank/pos terkait yang menyatakan bahwa rekening tersebut dalam keadaan aktif.

Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren 77

Page 84: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

2) Masing-masing penerima bantuan sosial yang tercantum dalam Surat Keputusan Penetapan Penerima Bantuan Sosial Bantuan Asrama Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013 diberikan surat pemberitahuan yang menyatakan bahwa pondok pesantren tersebut telah ditetapkan sebagai penerima bantuan sosial Bantuan Asrama Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013. Surat pemberitahuan tersebut dilampirkan dan/atau memuat sekurangnya: a) Ketentuan persyaratan administrasi sesuai dengan

ketentuan dalam Petunjuk Teknis Pengelolaan Belanja Bantuan Sosial Bantuan Asrama Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013;

b) Format Surat Pernyataan Penerima Bantuan Sosial sebagaimana terlampir pada Bab V, yang menyatakan kesediaan penggunaan dana bantuan sosial sesuai dengan ketentuan dalam Petunjuk Teknis Pengelolaan Belanja Bantuan Sosial Bantuan Asrama Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013;

c) Format Tanda Terima Bantuan Sosial sebagaimana terlampir pada Bab V.

3) Persyaratan administrasi dikirim melalui layanan pos/jasa pengiriman tercatat ke alamat: Sub Bagian Tata Usaha Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Gedung Kementerian Agama Pusat Lt. 7 Jl. Lapangan Banteng Barat No. 3 – 4 Jakarta Pusat, 10710, DKI Jakarta

e. Pencairan Bantuan Sosial 1) Pencairan bantuan sosial Bantuan Asrama Sekolah

Menengah Pertama Berbasis Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013 dilaksanakan melalui pembayaran langsung (LS) dari rekening kas umum Negara, sesuai ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan yang

78 Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren

Page 85: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

mengatur tentang Belanja Bantuan Sosial pada Kementerian Negara/Lembaga dan Peraturan Menteri Agama yang mengatur tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran Atas Beban APBN di lingkungan Kementerian Agama;

2) Dana Bantuan Asrama Sekolah Menengah Pertama Berbasis Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013 tidak untuk (1) dikembalikan kepada pemberi bantuan sosial; dan/atau (2) diambil hasilnya oleh pemberi bantuan sosial;

3) Dana Bantuan Asrama Sekolah Menengah Pertama Berbasis Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013 yang dipergunakan oleh penerima bantuan sosial untuk pengadaan barang dan/atau jasa, dikerjakan/dihasilkan sendiri oleh penerima bantuan secara swakelola. Pemberi bantuan tidak diperkenankan untuk menunjuk atau mengarahkan kepada individu dan/atau lembaga tertentu dalam pengadaan barang dan/atau jasa tersebut.

7. PERTANGGUNGJAWABAN BELANJA BANTUAN SOSIAL a. Pertanggungjawaban dana bantuan sosial dilaksanakan

dengan tertib administrasi, transparan, akuntabel, tepat waktu, tepat sasaran, tepat jumlah dan terhindar dari penyimpangan;

b. PPK bertanggung jawab atas pelaksanaan penyaluran dana belanja bantuan sosial: 1) Untuk menjamin akuntabilitas dan transparansi

penyaluran dana belanja bantuan sosial, PPK harus menyusun laporan pertanggungjawaban kepada KPA;

2) Laporan tersebut berupa laporan tertulis, sekurangnya memuat jumlah pagu bantuan sosial, realisasi bantuan sosial yang telah disalurkan, dan sisa dana bantuan sosial yang disetorkan ke Rekening Kas Umum Negara, serta lampiran, berupa salinan Surat Keputusan

Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren 79

Page 86: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

Penetapan Penerima Bantuan Sosial Bantuan Asrama Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013, serta salinan Tanda Terima Bantuan Sosial dari masing-masing penerima bantuan;

3) Laporan pertanggungjawaban tersebut dilampirkan sebagai suplemen pada Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga.

c. Penerima bantuan bertanggung jawab mutlak terhadap pelaksanaan dana bantuan sosial yang diterimanya;

d. Untuk keperluan pengawasan/monitoring dan evaluasi, PPK dapat meminta Laporan Pertanggungjawaban Penerima Bantuan Sosial kepada penerima bantuan sosial, dengan ketentuan: 1) Laporan tersebut berupa laporan tertulis, yang

sekurangnya memuat: a) Identitas Penerima Bantuan; b) Jenis Bantuan Yang Diterima; c) Jumlah Bantuan Yang Diterima; d) Pemanfaatan Dana Bantuan Sosial.

2) Laporan dapat dibuat dengan Format Laporan Pertanggungjawaban Penerima Bantuan Sosial sebagaimana terlampir pada Bab V;

3) Laporan dapat disampaikan: a) oleh masing-masing penerima bantuan, atau b) secara kolektif melalui Bidang Kanwil Kemenag

Propinsi, melalui layanan pos/jasa pengiriman tercatat ke alamat: Sub Bagian Tata Usaha Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Gedung Kementerian Agama Pusat Lt. 7 Jl. Lapangan Banteng Barat No. 3 – 4 Jakarta Pusat, 10710, DKI Jakarta

80 Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren

Page 87: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

H. BANTUAN PEMAGANGAN SANTRI Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam

Nomor 2416 Tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Belanja Bantuan Sosial Bantuan Pemagangan Santri Tahun Anggaran 2013, Bantuan Pemagangan Santri dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. TUJUAN PENGGUNAAN BELANJA BANTUAN SOSIAL

Tujuan penggunaan Bantuan Pemagangan Santri Tahun Anggaran 2013 adalah dalam rangka upaya pemberdayaan santri untuk peningkatan ekonomi produktif di pondok pesantren melalui perluasan akses dengan dunia usaha/industri, memberikan bekal pengalaman kerja, serta penumbuhan minat enterpreneurship (kewirausahaan) santri pondok pesantren.

Penggunaan dana Bantuan Pemagangan Santri Tahun Anggaran 2013 adalah untuk operasional peserta pemagangan, berupa uang makan, uang saku, transport, pengadaan bahan praktek kerja, serta bahan pelaporan pelaksanaan magang. Dengan pertimbangan efektifitas, efisiensi dan ketepatan penggunaan dana bantuan sosial, dana tersebut dapat disalurkan melalui Lembaga Non-Pemerintah Bidang Pendidikan untuk melaksanakan pendidikan life-skills kepada santri peserta pemagangan dan menyalurkan santri tersebut kepada dunia usaha/industri untuk kegiatan pemagangan.

2. PEMBERI BANTUAN SOSIAL

Pemberi bantuan sosial berupa Bantuan Pemagangan Santri Tahun Anggaran 2013 adalah Kementerian Agama RI.

3. PENERIMA BANTUAN SOSIAL

Penerima Bantuan adalah: a. Santri tingkat SLTA/MA/SMK/Sederajat di bawah pondok

pesantren; b. Santri pondok pesantren salafiyah; c. Lembaga Non-Pemerintah Bidang Pendidikan yang

menyelenggarakan kegiatan pendidikan life-skills, serta

Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren 81

Page 88: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

memiliki akses/jaringan dengan dunia usaha/dunia industri dalam rangka memagangkan peserta didik lembaga tersebut.

4. ALOKASI ANGGARAN

Bantuan Pemagangan Santri Tahun Anggaran 2013 dibiayai dengan DIPA Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI Tahun Anggaran 2013, sejumlah Rp. 3.300.000.000,- (tiga milyar tiga ratus juta rupiah), yang dialokasikan untuk fasilitasi kegiatan pemagangan 1.000 (seribu) santri.

Pengalokasian Belanja Bantuan Sosial terpisah dari unsur biaya operasional satuan kerja penyelenggara bantuan sosial, biaya pencairan dan penyaluran bantuan sosial, serta biaya yang timbul dalam rangka pengadaan barang dan jasa, yang dialokasikan sebagai Belanja Barang, dan unsur biaya perjalanan dinas pengawasan yang dialokasikan sebagai Belanja Perjalanan.

5. PERSYARATAN PENERIMA BANTUAN SOSIAL

a. Bagi Santri tingkat SLTA/MA/SMK/Sederajat di bawah pondok pesantren dan/atau Santri pondok pesantren salafiyah: 1) Santri aktif; 2) Diajukan oleh pondok pesantren asal.

b. Bagi Lembaga Non-Pemerintah Bidang Pendidikan: 1) Menyelenggaran kegiatan pendidikan life-skills; 2) Memiliki akses/jaringan dengan dunia usaha/industri

dalam rangka memagangkan peserta didik lembaga tersebut;

3) Memiliki ijin penyelenggaraan kegiatan pendidikan life-skills yang masih berlaku;

4) Bersedia melaksanakan pendidikan life-skills kepada santri peserta pemagangan dan menyalurkan santri tersebut kepada dunia usaha/industri untuk kegiatan pemagangan.

82 Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren

Page 89: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

6. TATA KELOLA PENYALURAN BELANJA BANTUAN SOSIAL a. Pengajuan Calon Penerima Bantuan Sosial

1) Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren menginformasikan tentang Bantuan Pemagangan Santri Tahun Anggaran 2013 kepada Bidang Kanwil Kemenag Propinsi, berikut kuota peserta pemagangan untuk tiap-tiap provinsi;

2) Bidang Kanwil Kemenag Propinsi menginformasikan tentang Bantuan Pemagangan Santri Tahun Anggaran 2013 kepada Pondok Pesantren di wilayahnya;

3) Pengajuan Santri tingkat SLTA/MA/SMK/Sederajat di bawah pondok pesantren dan/atau Santri pondok pesantren salafiyah: a) Pondok pesantren mengajukan santri sebagai

calon peserta pemagangan kepada Bidang Kanwil Kemenag Propinsi, dengan kelengkapan sekurangnya mencakup: - Surat pengajuan pondok pesantren,

ditandatangani oleh pimpinan pondok pesantren;

- Data santri calon penerima bantuan pemagangan santri (nama lengkap, tempat tanggal lahir, nama orang tua, alamat domisili);

- Rencana Pemanfaatan dana Bantuan Pemagangan Santri. Untuk mempermudah proses selanjutnya,

pengajuan dapat dilengkapi dengan Salinan buku rekening bank/pos yang dilegalisir oleh pihak bank/pos atas santri yang bersangkutan dan Surat Referensi dari bank/pos terkait yang menyatakan bahwa rekening tersebut dalam keadaan aktif;

b) Kepala Bidang Kanwil Kemenag Propinsi menyeleksi pengajuan pondok pesantren, berdasarkan kriteria pada Persyaratan Penerima

Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren 83

Page 90: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

Bantuan Sosial Bantuan Pemagangan Santri Tahun Anggaran 2013;

c) Jika dianggap perlu, Bidang Kanwil Kemenag Propinsi dapat meminta Kantor Wilayah Kementerian Agama Kab./Kota diwilayahnya untuk terlibat dalam proses pengajuan calon penerima bantuan, sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan yang berlaku;

d) Kepala Bidang mengajukan Usulan Calon Peserta Pemagangan Santri Tahun Anggaran 2013 dengan format sebagaimana terlampir pada Bab V pada Provinsi tersebut, sesuai dengan kuota yang diberikan, kepada Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok pesantren selaku PPK, berikut berkas pengajuan dari pondok pesantren sebagaimana pada huruf a);

e) Apabila ada propinsi yang tidak dapat memenuhi kuota atau tidak mengajukan Usulan Calon Peserta Pemagangan Santri Tahun Anggaran 2013, agar memberitahukan kepada PPK secara tertulis.

4) Pengajuan Lembaga Non-Pemerintah Bidang Pendidikan: a) Lembaga Non-Pemerintah Bidang Pendidikan

membuat berkas pengajuan, yang sekurangnya memuat: - Surat pengajuan, ditandatangani oleh

pimpinan lembaga; - Salinan ijin penyelenggaraan kegiatan

pendidikan life-skills yang masih berlaku; - Profil lembaga; - Surat Rekomendasi dari Bidang Kanwil

Kemenag Propinsi yang menyatakan bahwa lembaga tersebut dipandang memiliki kompetensi untuk menyelenggarakan pendidikan life-skills dan menyalurkan santri

84 Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren

Page 91: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

tersebut kepada dunia usaha/industri untuk kegiatan pemagangan;

- Surat Pernyataan yang menyatakan bersedia melaksanakan pendidikan life-skills kepada santri peserta pemagangan dan menyalurkan santri tersebut kepada dunia usaha/industri untuk kegiatan pemagangan;

- Salinan Kartu NPWP/Tanda terdaftar wajib pajak lainnya atas nama lembaga;

- Salinan buku rekening bank/pos yang dilegalisir oleh pihak bank/pos atas nama lembaga dan Surat Referensi dari bank/pos terkait yang menyatakan bahwa rekening tersebut dalam keadaan aktif;

b) Pengajuan sebagaimana pada huruf a) diajukan kepada PPK melalui Bidang Kanwil Kemenag Propinsi.

b. Seleksi Calon Penerima Bantuan Sosial 1) Seleksi dilakukan oleh PPK kepada pengajuan Usulan

Calon Peserta Pemagangan Santri Tahun Anggaran 2013 serta Pengajuan dari Lembaga Non-Pemerintah Bidang Pendidikan dari masing-masing Bidang Kanwil Kemenag Propinsi;

2) PPK memastikan bahwa Usulan Calon Peserta Pemagangan Santri Tahun Anggaran 2013 sebagaimana pada nomor 1), telah sesuai dengan kuota yang telah ditetapkan, serta dilampiri dengan berkas pengajuan dari pondok pesantren;

3) Apabila jumlah usulan kurang dari jumlah kuota yang telah ditetapkan, PPK dapat menginformasikan kepada Bidang Kanwil Kemenag Propinsi pada provinsi yang ditunjuk atau kepada pondok pesantren untuk dapat mengajukan usulan tambahan langsung kepada PPK, dengan melengkapi dokumen pengajuan, sebagaimana

Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren 85

Page 92: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

pada ketentuan huruf a Pengajuan Calon Penerima Bantuan Sosial nomor 3) huruf a);

4) PPK merekapitulasi usulan dari masing-masing provinsi, berikut usulan tambahan, jika ada, sebagai Daftar Calon Peserta Pemagangan Santri Tahun Anggaran 2013 sebagaimana terlampir pada Bab V;

5) Dengan pertimbangan efektifitas, efisiensi dan ketepatan penggunaan dana bantuan sosial, dana tersebut dapat disalurkan melalui Lembaga Non-Pemerintah Bidang Pendidikan untuk melaksanakan pendidikan life-skills kepada santri peserta pemagangan dan menyalurkan santri tersebut kepada dunia usaha/industri untuk kegiatan pemagangan, dengan melakukan seleksi berupa penelaahan terhadap pengajuan sebagaimana pada pada ketentuan huruf a Pengajuan Calon Penerima Bantuan Sosial nomor 4) huruf a), dengan berkoordinasi dengan Bidang Kanwil Kemenag Propinsi;

6) Berdasarkan Daftar Calon Peserta Pemagangan Santri Tahun Anggaran 2013 sebagaimana pada nomor 4 dan hasil seleksi sebagaimana pada nomor 5), PPK menentukan apakah Bantuan Pemagangan Santri Tahun Anggaran 2013 akan disalurkan langsung kepada santri secara langsung atau melalui Lembaga Non-Pemerintah Bidang Pendidikan;

7) PPK melaporkan hasil seleksi kepada KPA; 8) KPA menelaah laporan PPK dengan:

a) memastikan kebenaran proses pengajuan dan seleksi;

b) memastikan kelayakan dan ketepatan sasaran calon penerima bantuan sosial berdasarkan kebijakan pengembangan pendidikan Islam.

9) Hasil penelaahan KPA diserahkan kepada PPK untuk disesuaikan seperlunya sesuai arahan KPA, dan menyusun Keputusan Penetapan Penerima Bantuan

86 Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren

Page 93: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

Sosial Bantuan Pemagangan Santri Tahun Anggaran 2013.

c. Penetapan dan Pengesahan Penerima Bantuan Sosial 3) Berdasarkan hasil seleksi calon penerima bantuan sosial

Bantuan Pemagangan Santri Tahun Anggaran 2013, PPK menyusun draft Keputusan Penetapan Penerima Bantuan Sosial Bantuan Pemagangan Santri Tahun Anggaran 2013 yang paling sedikit memuat: a) Tujuan pemberian bantuan sosial; b) Bentuk bantuan sosial yang disalurkan; c) Identitas penerima bantuan sosial; d) Nilai uang bantuan sosial; dan e) Nomor rekening dan nama Bank/Pos penerima

bantuan sosial. 4) PPK memastikan calon penerima bantuan sosial dalam

draft Keputusan Penetapan Penerima Bantuan Sosial Bantuan Pemagangan Santri Tahun Anggaran 2013 telah memenuhi persyaratan penerima bantuan sosial, dan memiliki semua dokumen yang diperlukan;

5) Draft Keputusan Penetapan Penerima Bantuan Sosial Bantuan Pemagangan Santri Tahun Anggaran 2013 diserahkan kepada Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Islam untuk: a) Pengkoreksian format dan teknis draft Keputusan

Penetapan Penerima Bantuan Sosial Bantuan Pemagangan Santri Tahun Anggaran 2013;

b) Hasil pengkoreksian kemudian diserahkan kepada PPK untuk penyusunan Keputusan Penetapan Penerima Bantuan Sosial Bantuan Pemagangan Santri Tahun Anggaran 2013.

6) PPK menyusun Keputusan Penetapan Penerima Bantuan Sosial Bantuan Pemagangan Santri Tahun Anggaran 2013, untuk kemudian diserahkan kepada KPA untuk disahkan;

Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren 87

Page 94: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

7) Keputusan Penetapan Penerima Bantuan Sosial Bantuan Pemagangan Santri Tahun Anggaran 2013 yang disahkan merupakan dasar pemberian bantuan sosial kepada penerima bantuan sosial;

8) Untuk mempercepat pemberian bantuan sosial, Penetapan Penerima Bantuan Sosial Bantuan Pemagangan Santri Tahun Anggaran 2013 dapat dilakukan secara bertahap bagi penerima bantuan yang telah memenuhi persyaratan;

9) Santri yang ditetapkan sebagai penerima Bantuan Pemagangan Santri Tahun Anggaran 2013, baik secara langsung atau melalui Lembaga Non-Pemerintah Bidang Pendidikan adalah Peserta Pemagangan Santri Tahun Anggaran 2013.

d. Kelengkapan Administrasi dan Pemberitahuan 1) Santri atau Lembaga Non-Pemerintah Bidang

Pendidikan yang ditetapkan sebagai penerima bantuan harus melengkapi persyaratan administrasi sebagai berikut: a) Surat Pernyataan Penerima Bantuan Sosial yang

telah diisi lengkap, diberi materai Rp. 6.000,- (enam ribu rupiah), dan ditandatangani oleh penerima bantuan sosial;

b) Tanda Terima Bantuan Sosial yang telah diisi lengkap, diberi materai Rp. 6.000,- (enam ribu rupiah), dan ditandatangani oleh penerima bantuan sosial;

c) Salinan Buku Rekening Bank/Pos yang dilegalisir pihak bank/pos terkait;

d) Surat Referensi dari bank/pos terkait yang menyatakan bahwa rekening tersebut dalam keadaan aktif.

2) Penerima bantuan sosial yang tercantum dalam Keputusan Penetapan Penerima Bantuan Sosial Bantuan Pemagangan Santri Tahun Anggaran 2013,

88 Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren

Page 95: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

diberikan informasi melalui Bidang Kanwil Kemenag Propinsi yang menyatakan bahwa yang bersangkutan telah ditetapkan sebagai penerima bantuan sosial Bantuan Pemagangan Santri Tahun Anggaran 2013. Surat pemberitahuan tersebut dilampirkan sekurangnya: a) Ketentuan persyaratan administrasi sesuai dengan

ketentuan dalam Petunjuk Teknis Pengelolaan Belanja Bantuan Sosial Bantuan Pemagangan Santri Tahun Anggaran 2013;

b) Format Surat Pernyataan Penerima Bantuan Sosial sebagaimana terlampir pada Bab V, yang menyatakan kesediaan penggunaan dana bantuan sosial sesuai dengan ketentuan dalam Petunjuk Teknis Pengelolaan Belanja Bantuan Sosial Bantuan Pemagangan Santri Tahun Anggaran 2013;

c) Format Tanda Terima Bantuan Sosial sebagaimana terlampir pada Bab V.

3) Apabila penerima bantuan adalah Santri yang oleh PPK ditentukan melaksanakan kegiatan pemagangan melalui Lembaga Non-Pemerintah Bidang Pendidikan, Surat Pemberitahuan sebagaimana pada nomor 3) juga dilampirkan nama Lembaga Non-Pemerintah Bidang Pendidikan berikut alamat lengkap lembaga tersebut;

4) Apabila penerima bantuan adalah Lembaga Non-Pemerintah Bidang Pemerintah, Surat Pemberitahuan sebagaimana pada nomor 3) juga dilampirkan daftar nama santri peserta pemagangan berikut pondok pesantren asal santri;

Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren 89

Page 96: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

5) Persyaratan administrasi dikirim melalui layanan pos/jasa pengiriman tercatat ke alamat: Sub Bagian Tata Usaha Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Gedung Kementerian Agama Pusat Lt. 7 Jl. Lapangan Banteng Barat No. 3 – 4 Jakarta Pusat, DKI Jakarta

6) Pencairan bantuan sosial dilakukan setelah penerima bantuan melengkapi persyaratan administrasi;

7) Pencairan dana bantuan dapat dilakukan secara bertahap kepada penerima bantuan yang telah memenuhi persyaratan.

e. Pencairan Bantuan Sosial 1) Pencairan bantuan sosial Bantuan Pemagangan Santri

Tahun Anggaran 2013 dilaksanakan melalui pembayaran langsung (LS) dari Rekening Kas Umum Negara ke rekening penerima bantuan, sesuai ketentuan dalam Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur tentang Belanja Bantuan Sosial pada Kementerian Negara/Lembaga dan Peraturan Menteri Agama yang mengatur tentang Mekanisme Pelaksanaan Pembayaran Atas Beban APBN di lingkungan Kementerian Agama;

2) Dana Bantuan Pemagangan Santri Tahun Anggaran 2013 tidak untuk (1) dikembalikan kepada pemberi bantuan sosial; dan/atau, (2) diambil hasilnya oleh pemberi bantuan sosial;

3) Dana Bantuan Pemagangan Santri Tahun Anggaran 2013 yang dipergunakan oleh penerima bantuan sosial untuk pengadaan barang dan/atau jasa, dikerjakan/dihasilkan sendiri oleh penerima bantuan secara swakelola. Pemberi bantuan tidak diperkenankan untuk menunjuk atau mengarahkan

90 Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren

Page 97: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

kepada individu dan/atau lembaga tertentu dalam pengadaan barang dan/atau jasa tersebut;

4) Setelah Dana Bantuan Sosial diterima, dana tersebut harus langsung dimanfaatkan, untuk itu diharapkan kepada santri peserta pemagangan: a) langsung melaksanakan kegiatan pemagangan

santri; b) Jika pemagangan santri dilaksanakan melalui

Lembaga Non-Pemerintah Bidang Pendidikan, baik Santri Peserta Pemagangan maupun Lembaga Non-Pemerintah Bidang Pendidikan untuk seling berkoordinasi untuk segera melaksanakan kegiatan pemagangan santri.

7. PERTANGGUNGJAWABAN BELANJA BANTUAN SOSIAL

a. Pertanggungjawaban dana bantuan sosial dilaksanakan dengan tertib administrasi, transparan, akuntabel, tepat waktu, tepat sasaran, tepat jumlah dan terhindar dari penyimpangan;

b. PPK bertanggung jawab atas pelaksanaan penyaluran dana belanja bantuan sosial: 1) Untuk menjamin akuntabilitas dan transparansi

penyaluran dana belanja bantuan sosial, PPK harus menyusun laporan pertanggungjawaban kepada KPA;

2) Laporan tersebut berupa laporan tertulis, sekurangnya memuat jumlah pagu bantuan sosial, realisasi bantuan sosial yang telah disalurkan, dan sisa dana bantuan sosial yang disetorkan ke Rekening Kas Umum Negara, serta lampiran, berupa salinan Keputusan Penetapan Penerima Bantuan Sosial Bantuan Pemagangan Santri Tahun Anggaran 2013, serta salinan Tanda Terima Bantuan Sosial dari masing-masing penerima bantuan;

3) Laporan pertanggungjawaban tersebut dilampirkan sebagai suplemen pada Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga.

Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren 91

Page 98: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

c. Penerima bantuan bertanggung jawab mutlak terhadap pelaksanaan dana bantuan sosial yang di terimanya;

d. Untuk keperluan pengawasan/monitoring dan evaluasi, PPK dapat meminta Laporan Pertanggungjawaban Penerima Bantuan Sosial kepada penerima bantuan sosial, dengan ketentuan: 1) Laporan tersebut berupa laporan tertulis, yang

sekurangnya memuat: a) Identitas Penerima Bantuan; b) Jenis Bantuan Yang Diterima; c) Jumlah Bantuan Yang Diterima; d) Pemanfaatan Dana Bantuan Sosial.

2) Laporan dapat dibuat dengan Format Laporan Pertanggungjawaban Penerima Bantuan Sosial sebagaimana terlampir pada Bab V;

3) Laporan dapat disampaikan: a) oleh masing-masing santri penerima bantuan

sosial, atau b) secara kolektif per-pondok pesantren pengusul,

atau c) secara kolektif oleh Lembaga Non-Pemerintah

Bidang Pendidikan. Melalui layanan pos/jasa pengiriman tercatat ke

alamat: Sub Bagian Tata Usaha Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Gedung Kementerian Agama Pusat Lt. 7 Jl. Lapangan Banteng Barat No. 3 – 4 Jakarta Pusat, DKI Jakarta

92 Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren

Page 99: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

BAB III PENGENDALIAN, PENGAWASAN,

DAN LAYANAN PENGADUAN MASYARAKAT A. PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN

1. KPA menyelenggarakan pengendalian internal terhadap pelaksanaan pengelolaan dana bantuan sosial.

2. Dalam rangka pengawasan penyaluran dana belanja bantuan sosial, KPA dapat melakukan koordinasi dengan aparat pengawasan fungsional.

3. PPK dapat melaksanakan pengawasan penggunaan dana bantuan sosial dengan mekanisme: a. PPK menyusun instrumen/dokumen monitoring/

pengawasan yang sekurangnya memuat: 1) Identitas Penerima Bantuan Sosial. 2) Jenis Bantuan Yang Diterima. 3) Jumlah Bantuan Yang Diterima. 4) Pemanfaatan Dana Bantuan Sosial.

b. Monitoring/pengawasan dilakukan dengan teknik sampling acak menggunakan dokumen/instrumen pengawasan/ monitoring yang disusun oleh PPK dengan mekanisme: 1) PPK memberikan tugas perjalanan dinas pengawasan/

monitoring penggunaan dana bantuan melalui kunjungan ke lokasi penerima bantuan dengan mekanisme Perjalanan Dinas Dalam Negeri, atau

2) PPK berkoordinasi dengan Kantor Kementerian Agama Kab./Kota melalui Bidang Kanwil Kemenag Propinsi untuk mendapat informasi penggunaan dana oleh penerima bantuan sosial, atau

3) Korespondensi via telpon kepada penerima bantuan sosial.

4. Pengawasan penggunaan dana bantuan sosial sebagaimana dimaksud dalam nomor 3, dapat juga dilakukan dengan meminta

Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren 93

Page 100: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

Laporan Pertanggungjawaban Penerima Bantuan Sosial kepada penerima bantuan sosial.

B. LAYANAN PENGADUAN MASYARAKAT

1. Layanan pengaduan masyarakat bagi Bantuan Sosial Tahun Anggaran 2013 dimaksudkan untuk: a. Membangun keterbukaan dan partisipasi public dalam

rangka pelaksanaan public accountability dan mewujudkan good governance di lingkungan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam;

b. Meningkatkan peran masyarakat sebagai bentuk pengawasan melekat oleh masyarakat; serta,

c. Mengetahui deteksi dini terhadap penyimpangan dan mencari solusi terbaik.

2. Mekanisme pengaduan dilakukan dengan cara: a. Masyarakat dapat melaporkan secara langsung ke Direktorat

Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren; atau, b. Masyarakat dapat melaporkan secara tertulis kepada

Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren. 3. Masyarakat pelapor harus dapat menunjukkan bukti-bukti

pengaduan, seperti foto, dokumen, atau bukti lain yang sah dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

94 Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren

Page 101: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

BAB IV PENUTUP

Demikian Petunjuk Teknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren ini kami susun untuk dapat digunakan sebagai acuan bagi pengelolaan Bantuan Sosial Pondok Pesantren Tahun Anggaran 2013.

Hal-hal yang belum diatur dalam Petunjuk Teknis ini akan diatur kemudian dan menjadi bagian tidak terpisahkan dari Petunjuk Teknis ini.

Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren 95

Page 102: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

96 Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren

Page 103: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

BAB V LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1; Format Usulan/Daftar Calon Peserta Pemagangan Santri

Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren 97

Page 104: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

Lampiran 2; Format Surat Pernyataan Penerima Bantuan Sosial

98 Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren

Page 105: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

Keterangan Pengisian Surat Pernyataan Penerima Bantuan Sosial: (1) diisi dengan nomor surat pernyataan sesuai nomor urut dalam

Keputusan penetapan (2) diisi dengan nama yang menerima bantuan sosial sesuai dengan

Keputusan penetapan (3) diisi dengan alamat yang menerima bantuan sosial sesuai dengan

Keputusan penetapan (4) diisi dengan SANTRI atau PIMPINAN atau USTADZ atau keterangan

lain yang sesuai (5) diisi dengan nama lembaga penerima bantuan sosial sesuai dengan

Keputusan penetapan (6) diisi dengan alamat lembaga penerima bantuan sosial sesuai dengan

Keputusan penetapan (7) diisi dengan nama bantuan sosial, dalam hal ini disesuaikan dengan

nama bantuan dalam SK penetapan (8) diisi dengan jumlah bantuan dalam format angka, contoh: Rp.

30.000.000,- (9) diisi dengan jumlah bantuan dalam format terbilang, contoh: tiga

puluh juta rupiah (10) diisi dengan nomor Surat Keputusan Penetapan Penerima Bantuan

Tahun Anggaran 2013 (11) diisi dengan tanggal penetapan Surat Keputusan Penetapan Bantuan

Tahun Anggaran 2013 (12) diisi sesuai dengan nomor (7) (13) diisi sesuai dengan nomor (7) (14) diisi sesuai dengan nomor (7) (15) diisi dengan tempat dan tanggal menandatangani Surat Pernyataan (16) diisi sesuai dengan nomor (2)

Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren 99

Page 106: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

Lampiran 2; Format Tanda Terima Bantuan Sosial

100 Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren

Page 107: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

Keterangan Pengisian Tanda Terima Bantuan Sosial: (1) diisi dengan nomor tanda terima sesuai nomor urut dalam Keputusan

penetapan (2) keputusan penetapan (3) diisi dengan alamat yang menerima bantuan sosial sesuai dengan

Keputusan penetapan (4) diisi dengan SANTRI atau PIMPINAN atau USTADZ atau keterangan

lain yang sesuai (5) diisi dengan nama lembaga penerima bantuan sosial sesuai dengan

Keputusan penetapan (6) diisi dengan alamat lembaga penerima bantuan sosial sesuai dengan

Keputusan penetapan (7) diisi dengan nama bantuan sosial, dalam hal ini disesuaikan dengan

nama bantuan dalam SK penetapan (8) diisi dengan jumlah bantuan dalam format angka, contoh: Rp.

30.000.000,- (9) diisi dengan jumlah bantuan dalam format terbilang, contoh: tiga

puluh juta rupiah (10) diisi dengan nomor Surat Keputusan Penetapan Penerima Bantuan

Tahun Anggaran 2013 (11) diisi dengan tanggal penetapan Surat Keputusan Penetapan Bantuan

Tahun Anggaran 2013 (12) diisi dengan tempat dan tanggal menandatangani tanda terima (13) diisi sesuai dengan nomor (2)

Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren 101

Page 108: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

Lampiran 3; Format Laporan Pertanggungjawaban Penerima Bantuan Sosial

102 Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren

Page 109: 2  juknis bansos_pondok_pesantren

Keterangan Pengisian Laporan Pertanggungjawaban Penerima Bantuan Sosial: (1) diisi dengan nama penerima bantuan sosial sesuai dengan Keputusan

penetapan (2) diisi dengan alamat penerima bantuan sosial sesuai dengan

Keputusan penetapan (3) diisi dengan SANTRI atau PIMPINAN atau USTADZ atau keterangan

lain yang sesuai (4) diisi dengan nama lembaga asal penerima bantuan sosial sesuai

dengan Keputusan penetapan (5) diisi dengan alamat lembaga asal penerima bantuan sosial sesuai

dengan Keputusan penetapan (6) diisi dengan nama bantuan sosial, dalam hal ini disesuaikan dengan

nama bantuan dalam SK penetapan (7) diisi dengan jumlah bantuan dalam format angka, contoh: Rp.

30.000.000,- (8) diisi dengan jumlah bantuan dalam format terbilang, contoh: tiga

puluh juta rupiah (9) diisi dengan deskripsi pemanfaatan bantuan sosial, berupa

pernyataan rincian kegiatan yang dilakukan dari pemanfaatan bantuan sosial, lokasi pemanfaatan dana bantuan sosial, dan hasil pemanfaatan bantuan sosial, serta dilengkapi dengan Rincian Anggaran Belanja (RAB), dokumentasi foto, bukti setoran pajak, dan bukti pengeluaran terkait penggunaan dana bantuan sosial yang ada

(10) diisi dengan tempat dan tanggal menandatangani laporan (11) diisi sesuai dengan nomor (2)

Juknis Bantuan Sosial Pondok Pesantren 103

Page 110: 2  juknis bansos_pondok_pesantren