3
2 kisah Nabi Ada satu pelajaran bagus yang bisa dipetik dari dua kisah Nabi yang diceritakan di dalam Al Qur’an. Satu kisah adalah tentang Nabi Musa saat dikejar Fir’aun, dan satu kisah lagi adalah tentang Nabi Muhammad saw dan Abu Bakar r.a yang dikejar kaum musyrik saat Hijrah ke Madinah. Kedua kisah ini diabadikan di dalam Al Qur’an. Yang pertama diceritakan di Surat Asy Syu’ara (26) ayat 61 sampai 66. Yang artinya : “Maka ketika kedua kelompok itu (kaum Bani Israil dan Fir’aun beserta tentaranya) saling melihat, berkatalah pengikut Musa : Sungguh kita akan tertangkap. Maka berkatalah Nabi Musa a.s : Sekali kali tidak. Sesungguhnya bersamaku Tuhanku akan memberi petunjuk padaku. Maka Kami wahyukan pada Musa, Pukulkan dengan tongkatmu ke laut!! Maka terbelahlah laut, tiap belahan seperti gunung yang besar. Dan disanalah Kami dekatkan golongan yang lain. Dan Kami selamatkan Musa beserta orang-orang yang bersamanya semuanya. Kemudian Kami tenggelamkan kaum yang lain (Fir’aun dan tentaranya).” Di ayat itu pengikut Nabi Musa dalam keadaan takut dan keyakinannya akan pertolongan Allah musnah. Akan tetapi ternyata tidak demikian dengan Nabi Musa a.s, beliau masih yakin dengan pertolongan Allah. Maka beliau katakan “Sesungguhnya bersamaku Tuhanku akan memberi petunjuk kepadaku.”. Nabi Musa menyebut dirinya dalam bentuk orang pertama tunggal… “ku”. Bukan dengan sebutan “kita”. Maka kaumnya yang mulai kehilangan keyakinan itu tak diikutsertakan. Namun rupanya, keyakinan yang hanya dari satu orang itu mencukupi. Allah selamatkan seluruh Bani Israil dari kejaran Fir’aun dan bala tentaranya, dikarenakan keyakinan yang lurus dan benar meskipun datang dari satu orang saja. Konon ada yang menyebutkan, saat exodus tersebut, jumlah Bani Israil tak kurang dari 600 ribu orang. Semua selamat, padahal saat itu semua dalam keadaan mulai kehilangan keyakinan. maka adanya satu orang yang masih memiliki satu keyakinan yang lurus dan benar, bisa menyelamatkan yang lainnya.

2 kisah Nabi.docx

Embed Size (px)

Citation preview

2 kisah NabiAda satu pelajaran bagus yang bisa dipetik dari dua kisah Nabi yang diceritakan di dalam Al Quran. Satu kisah adalah tentang Nabi Musa saat dikejar Firaun, dan satu kisah lagi adalah tentang Nabi Muhammad saw dan Abu akar r.a yang dikejar kaum musyrik saat !ijrah ke Madinah. "edua kisah ini diabadikan di dalam Al Quran.#ang pertama diceritakan di Surat Asy Syuara $2%& ayat %' sampai %%. #ang artinya ( Maka ketika kedua kelompok itu (kaum Bani Israil dan Firaun beserta tentaranya) saling melihat, berkatalah pengikut Musa : Sungguh kita akan tertangkap. Maka berkatalah abi Musaa.s : Sekali kali tidak. Sesungguhnya bersamaku !uhanku akan memberi petun"uk padaku. Maka #ami $ahyukan pada Musa, %ukulkan dengan tongkatmu ke laut&& Maka terbelahlah laut, tiap belahan seperti gunung yang besar. 'an disanalah #ami dekatkan golongan yang lain. 'an #ami selamatkan Musa beserta orang(orang yang bersamanya semuanya. #emudian #ami tenggelamkan kaum yang lain (Firaun dan tentaranya).) )i ayat itu pengikut Nabi Musa dalam keadaan takut dan keyakinannya akan pert*l*ngan Allah musnah. Akan tetapi ternyata tidak demikian dengan Nabi Musa a.s, beliau masih yakin dengan pert*l*ngan Allah. Maka beliau katakan Sesungguhnya bersamaku !uhanku akan memberi petun"uk kepadaku.). Nabi Musa menyebut dirinya dalam bentuk *rang pertama tunggal+ ,ku-.ukan dengan sebutan ,kita-. Maka kaumnya yang mulai kehilangan keyakinan itu tak diikutsertakan.Namun rupanya, keyakinan yang hanya dari satu *rang itu mencukupi. Allah selamatkan seluruh ani .srail dari kejaran Firaun dan bala tentaranya, dikarenakan keyakinan yang lurus dan benarmeskipun datang dari satu *rang saja. "*n*n ada yang menyebutkan, saat e/*dus tersebut, jumlah ani .srail tak kurang dari %00 ribu *rang. Semua selamat, padahal saat itu semua dalam keadaan mulai kehilangan keyakinan. maka adanya satu *rang yang masih memiliki satu keyakinan yang lurus dan benar, bisa menyelamatkan yang lainnya.andingkan dengan kisah Nabi Muhammad dan Abu akar r.a di surat At 1aubah $2& ayat 30 ( *ikalau tidak menolongnya (Muhammad) maka sesungguhnya +llah telah menolongnya (yaitu) ketika orang(orang ka,ir (musyrikin Mekah) mengeluarkannya (dari Mekah) sedang dia salah seseorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, di$aktu dia berkata kepada temannya:,4anganlah berduka cita, sesungguhya Allah bersama kita-. Maka Allah menurunkan ketenangan kepada $Muhammad& dan membantunya dengan tentara yang kamu tidak melihatnya,dan Allah menjadikan seruan *rang5*rang ka6ir itulah yang rendah. )an kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha 7erkasa lagi Maha ijaksana.-)i saat dikejar5kejar kaum ka6ir Quraisy, Nabi saw menenangkan kegelisahan Abu akar r.a dengan ucapan yang diabadikan di dalam Al Quran tersebut. #akni ( *anganlah berduka -ita, sesungguhya +llah bersama kita). )isitu digunakan kata kita. )an memang akhirnya beliau berdua selamat juga dari kejaran kaum ka6ir itu.Alangkah beruntungnya kita umat Nabi saw yang mengatakan ,Allah beserta kita-. )an bukannya berkata ,Allah besertaku-. 1entunya kata ,kita- itu ditujukan kepada *rang yang masih memiliki yakin sebagaimana yakin dari Nabinya. !al ini juga yang k*n*n menjadi pertimbangan shahabat di dalam mengangkat Abu akar sebagai khali6ah pertama. "arena kalimat +llah beserta kita) disitu, kembalinya kata kita adalah tertuju pada Nabi saw dan Abu akar r.a. Negeri ini terpuruk di segala bidang. !arus ada *rang yang memiliki keyakinan bahwa Allah masih mau men*l*ng kita, meskipun satu *rang. 8alu dengan yakinnya itu berbuat dan beramal sesuai perintah Allah dan 9asul5Nya. 4ika satu *rang dengan yakin yang benar, dan berbuat sesuai perintah dan petunjuk Allah saja bisa menyelamatkan ratusan ribu nyawa yang diambang kebinasaan, maka bagaimana jika itu dua, *rang atau bahkan ratusan *rang..:Sayangnya, untuk memiliki yakin yang benar kepada Allah itu susah. Sebenarnya perintah Allah itu ringkes dan sederhana. #ang ruwet dan rumit adalah akal manusia yang suka ngakalin ayat5ayat Allah agar bisa dilanggar.eda dengan Nabi Musa yang saat diperintah mukulkan t*ngkat ke laut ya nurut aja. ;ak mbantah dengan pikiran, .ha perintah kok gak logis, buat apa mukulin tongkat ke laut, mending dipukulkan ke kepala Firaun.)Saat ini manusia banyak yang merasa lebih pandai dari Allah. Segala perintahnya di*tak5atik, bukan untuk diamalkan, namun untuk ditinggalkan karena dianggap menghalangi kemajuan dan kem*derenan. Sem*ga kita dihindarkan dari perilaku yang demikian. Sehingga Allah nantinya berkenan men*l*ng keterpurukan bangsa yang may*ritasnya muslim ini. Meskipun hanya beberapa gelintir *rang saja yang masih memiliki yakin yang benar kepada Allah.