Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8Universitas Kristen Petra
2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA
2.1. Studi Literatur
2.1.1. Pengertian
Berdasarkan judul dari laporan ini, yaitu “Perancangan Buku Bacaan
Interaktif Mengenai Makanan Sehat Untuk Anak”, maka permasalahan yang
difokuskan di sini adalah bagaimana interaktif di dalam buku ini pada
akhirnya akan secara perlahan-lahan memberikan pengetahuan melalui
berbagai simulasi mengenai makanan yang sehat dan baik untuk mereka.
Untuk buku interaktif itu sendiri, merupakan buku yang digunakan
sebagai sarana pembelajaran pada target audience tertentu yang isinya dapat
mempengaruhi dan memiliki efek “two way flow” akan informasi yang ingin
disampaikan dari si pembuat buku kepada si pembaca buku (The New Oxford
Dictionary of English, 2003).
Pengertian makanan sehat yaitu makanan yang bebas dari segala
penyakit, merupakan makanan yang terbaik, yang mengandung nilai-nilai gizi,
energi, vitamin dan mineral (Makanan Sehat, 2003, p. 6). Makanan tersebut
memiliki sejumlah kandungan yang diperlukan untuk kebutuhan tubuh
manusia.
2.1.2. Teori Gizi
Teori gizi pada akhirnya berujung pada makanan bergizi yang telah
dikenal baik oleh masyarakat, yaitu “Empat Sehat Lima Sempurna”. Tetapi,
tidak selamanya prinsip itu benar, karena jikalau salah dalam memilih bahan
makanan, akibatnya juga kurang baik bagi tubuh.
Pada dasarnya, unsur-unsur tersebut terdiri dari :
a. Hidrat Arang (Karbohidrat) / zat tepung
Sebagian besar kalori yang terdapat di dalam tubuh manusia berasal
dari karbohidrat. Jumlah karbohidrat yang diperlukan oleh tiap orang berbeda-
beda jumlahnya berdasarkan usia dan pekerjaannya. Pada umumnya sumber
karbohidrat berasal dari padi-padian, umbi-umbian, dan sagu, yang meliputi
beras, jagung, gandum, ubi jalar, singkong, talas dan kentang. Bahkan
Universitas Kristen Petra
9
seluruhnya berasal dari tumbuh-tumbuhan, dan daging sama sekali tidak
mengandung hidrat arang / karbohidrat (Makanan Sehat, 2001, p. 95).
b. Lemak
Lemak mempunyai peranan penting di dalam tubuh manusia. Lemak
merupakan salah satu sumber energi yang cukup tinggi. Satu gram lemak
dapat menghasilkan 9 kalori (Makanan sehat, 2001, hal. 96).
Fungsi lemak, antara lain:
• Melarutkan vitamin A, D, E, dan K sehingga dapat diserap oleh dinding
usus halus.
• Melindungi alat-alat tubuh yang halus.
• Memperbaiki rasa pada makanan.
Lemak dapat diperoleh dari hewan (lemak hewani) dan tumbuhan
(lemak nabati). Bahan nabati yang mengandung lemak adalah : kelapa, kenari,
kacang tanah, santan, dan minyak kelapa, minyak kacang, dan minyak jagung.
c. Protein
Lebih kurang 13% dari kalori yang dibutuhkan oleh tubuh berasal dari
protein. Beberapa fungsi penting dari protein adalah :
• Membentuk sel-sel jaringan tubuh (dalam masa pertumbuhan).
• Mengganti sel-sel tubuh yang sudah rusak.
• Memberi tenaga jika jumlah karbohidrat dan lemak tidak mencukupi
kebutuhan tubuh.
Protein dapat diperoleh dari hewan dan tumbuhan. Dari hewan diperoleh
dari susu dan produk yang terbuat dari susu, daging, ikan, dan makanan laut,
ayam, dan telur, sedangkan dari tumbuhan diperoleh dari kelompok padi-
padian, seperti beras, gandum, jagung, jelai dan kelompok biji-bijian serta
kacang-kacangan.
Kekurangan protein pada anak dapat menyebabkan penyakit
Kwashiorkor, dan busung lapar pada orang dewasa.
Universitas Kristen Petra
10
d. Air
Air merupakan unsur mutlak yang wajib dan dibutuhkan manusia untuk
tetap hidup, karena tubuh manusia terdiri dari 56% air.
Fungsi air, antara lain:
• Membangun sel- sel tubuh.
• Membentuk cairan tubuh.
• Mengangkut zat-zat makanan dan sisa makanan.
• Mengatur suhu tubuh.
• Melarutkan zat-zat dalam tubuh.
Selain dari air secara langsung, air juga dapat diperoleh secara tidak
langsung dari makanan yang dikonsumsi, seperti contoh buah-buahan dan
sayur-sayuran.
2.1.3. Anak
2.1.3.1. Pengertian Anak
Anak merupakan keturunan dari dua pihak keluarga yang disatukan
oleh status ikatan pernikahan dan merupakan pemersatu dari ayah dan ibu.
Anak adalah seorang yang masih muda dan berada di bawah usia yang
belum mengalami perkembangan fisik sepenuhnya, di mana, hal tersebut
termasuk dari aspek mental, seperti tanggungjawab, kedewasaan, cara
berpikir, dan sebagainya. Seorang anak belum memiliki spesialisasi dalam
suatu hal tertentu, hal tersebut juga didukung oleh fisik yang belum
berkembang secara total. (The New Oxford Dictionary of English, Children).
2.1.3.2. Perilaku Anak (Behaviour) dan Psikologi Anak (Psychology)
Seorang anak akan mengalami banyak perubahan perilaku sepanjang
hidupnya. Pada usia sekitar 3 (tiga) tahun, seorang anak akan cukup mampu
untuk menggunakan kata-kata dan juga gerakannya untuk mulai dilibatkan
dalam kegiatan pra-sekolah, seperti play-group. Interaksi juga mulai banyak
dimulai dan terjadi di sekitar usia ini. Pada umumnya interaksi si anak akan
Universitas Kristen Petra
11
dapat terlihat dari siapa yang bermain dan memiliki hubungan yang baik
dengannya, kemudian akan merasa sangat tidak nyaman dengan perlakuan
yang kasar.
Selain itu, ego seorang anak juga sangat besar. Apapun yang ia
inginkan harus terpenuhi, seperti contohnya apabila si A menginginkan
mainan milik si B, maka si A akan mati-matian merengek untuk
mendapatkannya. Jika tidak memperoleh apa yang ia inginkan, akibat
umumnya yaitu menangis. Tapi perhatian anak kecil juga seringkali mudah
dialihkan ketika ia menemukan sesuatu yang lain, yang lebih menarik buatnya.
Anak membutuhkan banyak perhatian dan kasih sayang yang
diperlukan sejak usia dini untuk membantu dalam pembentukan kepribadian,
termasuk di antaranya cara bersikap, perilaku sehari-hari, tutur kata, dan
semua itu tergantung dari cara orangtua yang memberikan pendidikan non-
formal yang dilakukan di rumah.
Anak pada usia 6 hingga 8 tahun merupakan kelompok usia yang
berada pada tahap pendidikan formal. Meskipun mereka masih berada di
situasi yang konkrit / nyata, mereka ternyata juga mulai untuk
mengembangkan kemampuan mereka untuk berpikir secara abstrak. Membaca
dan menulis menggunakan simbol-simbol bahasa merupakan pencapaian besar
pada tingkat awal pendidikan mereka.
Pada tahap lanjutan, yaitu pada usia 10 hingga 12 tahun, anak telah
menguasai beberapa kemampuan fisik dan telah mengalami perkembangan
besar di dalam proses berpikir abstrak dan juga kemampuan dalam mengikuti
perintah. Seperti pada tahap lainnya, mereka belajar kemampuan dan sekaligus
perilaku sosial berdasarkan contoh yang mereka lihat, karena sifat paling
mendasar dari anak-anak yaitu menirukan / mencontoh. (Encyclopedia
Americana International Edition, 1829, vol. 4, p.455)
Universitas Kristen Petra
12
2.2. Tinjauan Judul Perancangan
2.2.1. Perancangan Buku Bacaan Seri Pengetahuan
2.2.1.1. Perkembangan Buku
Perkembangan buku bacaan di jaman sekarang telah mengalami
perkembangan yang sangat pesat. Sejak ditemukan mesin cetak, maka proses
mencetak semakin dipermudah, dan dapat memperbanyak jumlah buku yang
ingin diterbitkan.
Belum lagi ditambah dengan majunya teknologi dan perangkat
elektronik lainnya yang sangat menunjang pencarian hingga pengolahan data
hingga menghasilkan tampilan varian buku yang sangat menarik seperti yang
dapat kita dijumpai di berbagai toko buku yang pernah kita kunjungi.
Jenis buku yang dapat ditemui di pasaran sekarang pun sangat banyak
variasinya. Dari buku untuk anak, hingga buku yang mengkhususkan untuk
hobi / kegiatan yang disukai, seperti menjahit, mendesain, kerajinan tangan,
dan lain sebagainya.
2.2.1.2. Penjelasan Tema / Judul Buku yang diambil
Tema buku bacaan yang diambil yaitu mengenai makanan yang sehat
untuk anak-anak. Pemilihan tema ini dilatarbelakangi oleh banyaknya kasus
gizi buruk / malnutrisi yang terjadi pada anak-anak, khususnya di Indonesia.
Selain kasus tersebut, tema buku ini diambil sebagai tujuan untuk membantu
meningkatkan minat baca anak mengenai hal-hal positif yang dapat mereka
terima untuk kebaikan mereka. Berangkat dari permasalahan itulah, maka
tema ini diangkat ke permukaan sebagai salah satu pemecah masalah sosial
yang tengah terjadi di masyarakat Indonesia sekarang ini.
2.3. Tinjauan Buku Bacaan dan sejenisnya
2.3.1. Pengertian Buku Bacaan dan sejenisnya
Di dalam buku Encyclopedia Americana International Edition, buku
bacaan merupakan buku yang dirancang sebagai buku tambahan dalam
kegiatan pembelajaran non-formal yang dapat dilakukan di luar jam aktif
Universitas Kristen Petra
13
sekolah. Materi yang terkandung di dalamnya bukan berdasarkan kurikulum
dan tujuannya yaitu untuk mendorong anak dalam hal minat bacanya.
Jenis buku tertentu akan memberikan kumpulan informasi mengenai
satu hal tertentu pula, dan dapat juga merupakan kumpulan dari beberapa
informasi yang berbeda dengan tujuan untuk menambah wawasan bagi
pembacanya.
2.3.2. Sejarah Buku Bacaan/dan sejenisnya di Dunia
Sejarah buku di masa lampau sejak pertama kalinya ditemukan kertas,
hingga terciptanya buku; buku diartikan sebagai jaminan terhadap resiko
kehilangan informasi tradisional lisan yang tidak memungkinkan untuk
disimpan di dalam ingatan / memori dalam jangka waktu yang panjang.
Selain itu, juga dapat berupa catatan mengenai formula-formula magis,
berbagai upacara dan ritual, hukum, catatan kerajaan / dinasti, pengalaman
dalam bidang pengobatan, dan pengamatan terhadap alam. Hal-hal itulah yang
menjadi isi dari buku pada mulanya.
Cara pengerjaan berupa penulisan, penggandaan, dan penghiasan di
jaman dahulu dikerjakan secara manual dengan tangan. Kemudian sekarang
telah berkembang dengan ditemukannya mesin cetak, mesin fotokopi, sebagai
mesin untuk tujuan penggandaan, dan teknik separasi untuk kepentingan
cetak, dan sebagainya. Dan kesemuanya itu mendukung terjadinya kemajuan
yang pesat dalam hal pembuatan buku serta publikasinya.
Buku bacaan dalam lingkup dunia, sudah semestinya telah mengalami
perkembangan pada tahap di mana semua orang dapat menemukan apapun
yang ingin mereka temukan dalam sebuah buku. Setiap hal dan tema telah
dikelompokkan dengan rapi dan disatukan dalam bentuk buku dan
dipublikasikan atas dasar kebutuhan masyarakat dunia.
2.3.3. Sejarah Buku Bacaan /dan sejenisnya di Indonesia
Di Indonesia, buku bacaan dimulai sejak dekade 90-an. Dan pada
umumnya, buku bacaan tersebut kebanyakan masih berupa buku impor yang
Universitas Kristen Petra
14
diterjemahkan di Indonesia. dan kemudian di beberapa tahun belakangan ini
baru mulai terasa marak/gencarnya peredaran buku bacaan di Indonesia.
Kemudian di tahun-tahun belakangan ini, buku bacaan telah
mengalami perkembangan yang cukup pesat, dengan ditemukannya secara
mudah, macam-macam buku yang disesuaikan dengan keperluan seseorang.
2.3.4. Tinjauan Kondisi Buku Bacaan /dan sejenisnya di Indonesia
Kondisi buku bacaan di Indonesia, di beberapa daerah yang bukan
merupakan pusat kota, masih dalam keadaan yang cukup memprihatinkan.
Untuk beberapa komunitas masyarakat yang tingkat ekonominya masih di
bawah rata-rata, pada akhirnya terjebak pada suatu kondisi di mana mereka
tidak dapat memenuhi kebutuhan pendidikan karena terhalang oleh faktor
biaya.
Perbandingan dengan negara tetangga, yaitu negara Malaysia, buku
bacaan Indonesia tertinggal jauh dalam hal kualitas dan kuantitasnya. Pada
dekade 80-an, Malaysia telah menerbitkan 628 judul buku bacaan, tidak
termasuk buku paket (Hartati, 2004, par. 11). Sedangkan di Indonesia,
kebanyakan buku bacaan ditulis oleh orang yang bukan bekerja pada
bidangnya, selain itu juga ditulis secara borongan, sehingga mengurangi detail
dan kelengkapan informasi dalam buku tersebut.
2.3.5. Potensi Buku Bacaan /dan sejenisnya di Indonesia
Sejak memasuki tahun ajaran 2004/2005, mayoritas sekolah-sekolah di
Indonesia mulai mengganti sistem belajarnya menjadi sistem KBK
(Kurikulum Berbasis Kompetensi), sudah seharusnya buku penunjang lebih
diperhatikan keberadaannya. Hal tersebut dikarenakan terbatasnya jam tatap
muka dengan pengajar, sehingga lebih dimungkinkan agar anak-anak belajar
sendiri dengan memperbanyak buku bacaannya.
Untuk itu, diperlukan buku yang bermutu agar dapat menunjang
berbagai pihak, si anak, maupun si pengajar. Selain buku pelajaran, ada 3
(tiga) jenis buku lainnya yang berpotensi untuk meningkatkan kecerdasan
sumber daya manusia.
Universitas Kristen Petra
15
“Ketiga jenis buku tersebut adalah buku bacaan, buku sumber, dan
buku pegangan guru. Buku bacaan dimaksudkan untuk mendorong
minat siswa dalam hal membaca…buku bacaan bukan kurikulum dan
tidak dikembangkan untuk keperluan pembelajaran…buku sumber
tidak disusun berdasarkan kurikulum atau keperluan pembelajaran.
Buku sumber adalah buku yang dijadikan referensi (kamus,
ensiklopedi, atlas dsb.). Sedangkan buku pelajaran dan buku pegangan
guru disusun berdasarkan kurikulum yang sedang berlaku.” (Hartati,
2004, par. 4).
2.4. Tinjauan Aspek Historis
Aspek historis dari buku bacaan ini dimulai dari tahapan dasar
bagaimana cara mengenalkan makanan yang sehat kepada anak sejak usia
dini. Bila dilihat secara keseluruhan, maka seorang anak sejak dilahirkan telah
dianjurkan untuk mengkonsumsi ASI (Air Susu Ibu) yang mengandung gizi
yang paling lengkap dan paling tepat untuk masa tumbuh-kembang seorang
bayi. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian makanan yang lebih padat
selain susu, seperti contohnya bubur bayi.
Bubur bayi dapat berupa bubur buatan sendiri, dengan komposisi yang
disesuaikan sendiri sesuai kebutuhan, dan selain itu dapat juga ditemui dalam
bentuk kemasan bubur bayi instan seperti yang dijual di market-market pada
umumnya. Pada tahap selanjutnya, yaitu bila seorang anak mulai mencapai
usia tahunan, misalnya di atas usia satu tahun, maka asupan gizi makanan
yang diberikan akan lebih meningkat lagi, karena disesuaikan dengan aktivitas
yang frekuensinya semakin tinggi, maka energi yang diperlukan juga semakin
banyak.
Untuk seorang anak yang mulai menginjak usia 3 tahun, pada
umumnya anak tersebut sudah dapat mulai menggunakan kata-kata dan juga
dapat ditunjukkan melalui gerakan ototnya untuk menyampaikan sesuatu. Di
usia ini pula, seorang anak mulai untuk menciptakan hubungan atau mulai
Universitas Kristen Petra
16
terciptanya relasi, seperti hubungan pertemanan dengan cara bermain bersama
dalam suatu kelompok (The Encyclopedia Americana International Edition,
1829, vol. 20, p. 451).
Dengan dimulainya aktivitas yang dinilai aktif tersebut, maka dianggap
sesuai untuk mulai mengenalkan bacaan yang mensimulasi dan mengajak anak
secara positif mengenai makanan yang sehat, karena pada usia tersebut, rasa
ingin tahu seorang anak akan menjadi sangat besar, bahkan untuk hal-hal yang
tidak terduga sebelumnya bagi orangtua mereka.
2.5. Tinjauan Aspek Kultural
Panganan yang berdasarkan budaya di negara Indonesia, mayoritas
berbeda dari makanan yang biasa dikonsumsi di negara bagian Barat. Untuk
makanan pokok Indonesia pada umumnya yaitu beras (padi-padian),
sedangkan di wilayah Barat, makanan pokoknya yaitu roti atau dapat juga
berupa kentang (umbi-umbian). Perbedaan tersebut melibatkan banyak faktor,
di antaranya faktor iklim dan wilayah, sehingga dapat mempengaruhi keadaan
tanah dan hasil alamnya, faktor genetik, faktor sosial, ekonomi, dan masih
banyak lagi.
Bila ditinjau, terutama dari faktor genetik, maka timbullah perbedaan
dalam kebutuhan pangan, karena bentuk fisik pada umumnya masyarakat di
Barat lebih besar daripada masyarakat Indonesia. Selain itu juga termasuk
kegiatan / aktivitas yang dilakukan oleh mereka, sehingga dapat menjadi salah
satu pengaruh dalam kebutuhan pangan.
Secara turun-temurun Indonesia telah membiasakan diri dengan
mengkonsumsi nasi, kemudian untuk lauk-pauk pendukungnya juga
disesuaikan dengan iklim tropis yang ada di Indonesia. Khususnya untuk
anak-anak yang berdomisili di Indonesia, tentunya makanan juga telah
disesuaikan. Untuk sayur-sayuran dan buah-buahan di Indonesia, juga berbeda
dengan di negara lain.
Pada saat ini sedang dalam masa gencar-gencarnya persaingan antar
restoran cepat saji di berbagai wilayah di Indonesia, dengan cara pembelian
frenchise untuk membuka cabang di tempat lainnya, brand tertentu dapat
Universitas Kristen Petra
17
menjadi suatu trend tersendiri bagi yang memakannya. Untuk itu, perlu
adanya sarana yang dapat menyadarkan bahwa tidak selamanya makanan yang
enak di lidah akan selalu baik untuk tubuh. Efek samping yang ditimbulkan
dari konsumsi junk-food yang berlebih juga berakibat buruk, di antaranya
dapat mengakibatkan obesitas (kegemukan berlebih), seperti yang kebanyakan
dialami oleh masyarakat di Amerika.
Oleh karena itu, pada buku yang akan digarap ini akan dibahas
makanan sehat yang kandungan gizi dan efeknya baik untuk tubuh dan juga
telah disesuaikan dengan kultur / budaya di Indonesia.
2.6. Tinjauan Kehidupan
Secara sosial, Indonesia telah memsauki era globalisasi, di mana segala
bidang usaha dari luar negeri sekalipun dapat dengan bebas bersaing dengan
masyarakat lokal. Dalam hal ini, yaitu bidang usaha rumah makan / restoran,
dan masyarakat Indonesia dari berbagai lapisan telah mengenal banyaknya
restoran cepat saji yang merupakan hasil dari pembelian sistem frenchise dari
segelintir masyarakat yang ingin memperluas usaha mereka di jaman
sekarang. Tentu saja hal ini tidak terlepas dari trend masa kini yang
menganggap makanan cepat saji disamaratakan dengan makanan hasil olahan
rumah mereka sendiri.
Padahal, kita telah mengetahui bahwa akibat dari konsumsi junk-food
yaitu tidak baik untuk kesehatan. Juga tidak menutup kemungkinan bagi
masyarakat di kelas menengah ke ataspun pada akhirnya akan terjebak dalam
trend ini. Karena, untuk beberapa orang ada kemungkinan dengan makan di
tempat tersebut, dapat menaikkan gengsi mereka.
Pada dasarnya, pengetahuan mengenai makanan yang sehatpun perlu
diterapkan dalam setiap keluarga agar setiap anggota keluarga, dari yang muda
hingga yang tua dapat hidup sehat dan teratur.
Di sini perancangan buku tersebut diarahkan. Dengan fungsi untuk
mengarahkan anak kepada pemahaman yang tepat untuk konsumsi makanan
sehat yang disesuaikan dengan budaya di Indonesia dan juga meningkatkan
Universitas Kristen Petra
18
kesadaran pentingnya membaca agar memperoleh informasi yang akan
berguna bagi kehidupan mereka.
2.7. Tinjauan tentang Gambar
2.7.1. Tinjauan tentang Unsur Gambar
2.7.1.1. Garis (Line)
Garis atau line merupakan suatu goresan, batas limit dari suatu banda, massa,
ruang, warna, dan sebagainya. Dari pengertian di atas, garis dapat digolongkan
menjadi 2 macam, yaitu :
a. Garis nyata : Garis merupakan suatu goresan
b. Garis semu : Garis merupakan suatu batas limit suatu benda, massa, ruang,
dll.
Penggunaan garis sebagai berikut :
a. Garis mempunyai daya komunikatif, digunakan pada huruf, peta, grafik,
kode, dll.
b. Garis mempunyai kekuatan ekspresif, misalnya : tebal, tipis, panjang,
pendek, lengkung, berombak, dll.
c. Garis dapat menunjukkan gerak emosi, misalnya : ketakutan, kemarahan,
keraguan, kekesalan, dan sebagaiya.
d. Garis mempunyai irama, misalnya : gemulai, kaku, tajam, dan lain-lain.
Bahasa garis yang secara tidak langsung berkaitan dengan elemen desain yang
lainnya, yaitu arah.
a. Horisontal
Dibayangkan sebagai cakrawala yang mendatar jauh. Semuanya dapat kita
asosiasikan dengan pasif, istirahat, tenang, dan damai. Contoh : lautan
yang luas, pohon yang tumbang, dan lain-lain.
b. Vertikal
Singkatan dari benda/bentuk yang berdiri tegak, dan dalam keadaan
seimbang penuh. Bentuk tersebut diasosiasikan dengan sesuatu yang
Universitas Kristen Petra
19
dalam keadaan tegak tak bergerak, kestabilan, keagungan, kemegahan, dan
kekuatan.
c. Diagonal
Seolah-olah seperti hujan yang tertiup angin, menggambarkan suasana
yang tidak seimbang, labil. Untuk menunjukkan suatu gerakan/dinamika,
kelincahan, gerakan yang gesit, dan sebagainya.
d. Lengkung
• Garis lengkung atau “line of beauty” memberi kesan indah, dinamis,
dan kelincahan. Seorang desainer menganggap garis ini paling indah.
Penggunaan garis lengkung yang banyak menciptakan suatu efek yang
samar-samar, keluyuran tanpa tujuan.
• Garis lengkung mengapung, menggambarkan kekuatan dan
keringanan. Misalnya garis pada awan, busa sabun, dan lainnya.
e. Garis zig-zag
Garis ini merupakan garis yang dibuat dengan spontanitas dan cepat
sehingga mengesankan bahaya, konflik, kekerasan, dan perang.
Selain itu, garis juga dapat dibedakan berdasarkan ekspresinya, antara lain :
a. Bending Up-right Line
Garis tegak yang membengkok memberi kesan sedih, lesu, dan duka.
b. Upward Swirls
Olakan-olakan ke atas memberi kesan aspirasi kekuatan spirituil dan
semangat yang menyala-nyala, hasrat yang keras dan berkobar-kobar.
c. Phytmic Horisontals
Horisontal-horisontal berirama memberi kesan malas, tidur, ketenangan
yang menyenangkan.
d. Upward Spray
Pancaran ke atas memberi kesan pertumbuhan, idealisme, dan spontanitas.
e. Diminishing Perspective
Perspektif yang melenyap memberi kesan adanya jarak, kejauhan dan
kerinduan.
Universitas Kristen Petra
20
f. Invertei Perpective
Perspektif yang membalik, mengesankan keluasan tak terbatas, pelebaran
ruang yang tak terhalang, kebebasan mutlak.
g. Waterfall
Air terjun memberi sugesti gaya berat, penurunan yang berirama.
h. Consentric Arches
Memberi kesan perluasan ke atas, gerakan mengembang, kegembiraan.
i. Rounded Arches
Kubah-kubah yang membulat, memberi kesan kuat dan kokoh.
j. Pyramide
Piramid memberi kesan stabil, megah, kuat, dan masif.
k. Gothic Arches
Lengkung-lengkung gothic memberi kesan “spiritual uplift”, kepercayaan,
dan harapan religius.
Fungsi / tugas garis, antara lain:
a. Menciptakan bentuk garis yang indah, karena tiap-tiap garis mempunyai
keindahan tersendiri sehingga disebut garis seni yang digunakan untuk
pengungkapan rasa / ekspresi.
b. Untuk membatasi atau membagi luas suatu bidang.
c. Untuk menciptakan bentuk dengan garis tepi / “contour”.
d. Untuk memberi warna dengan arsiran sehingga terdapat efek abu-abu atau
gradasi warna.
e. Untuk menciptakan suatu rencana atau persiapan gambar.
f. Untuk menciptakan suatu pikiran atau lambang-lambang, misalnya : huruf,
angka, dan sebagainya.
g. Sebagai suatu penangkap dan pembimbing pandangan ke suatu arah.
Nilai suatu garis dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
a. Permukaan gambar yang licin/halus/kasar
Jika kita menggambar di atas kertas yang mempunyai tekstur yang
berbeda-beda, akan kita dapatkan efek yang lain pula.
Universitas Kristen Petra
21
b. Alat / media penggores
Untuk menciptakan ekspresi yang keras dapat kita gunakan untuk
menggoreskan warna-warna tertentu. Sedangkan untuk menghasilkan
kesan lunak, kita gunakan kuas yang lunak pula.
c. Mood (suasana hati) yang sedang senang, susah, atau marah
Orang yang sedang dalam keadaan marah akan membuat coretan-coretan
yang cenderung garis yang keras dan ekspresif secara tidak teratur.
Sedangkan orang yang dalam keadaan senang, kemungkinan besar akan
menggoreskan garis-garis yang luwes dan spontan.
2.7.1.2. Kualitas Terang Gelap (Value)
Value merupakan salah satu dari 3 (tiga) dimensi warna. Setiap warna
yang terlihat memiliki kepekaan terhadap kuat-lemahnya cahaya yang
mempengaruhinya. Sebagai contoh, ada merah terang dan merah gelap.
Dimensi ini mencakup gelap-terangnya warna yang disebut value. Suatu
warna akan menjadi terang jika ditambah dengan putih, dan akan menjadi
semakin gelap jika ditambah dengan hitam.
2.7.1.3. Bentuk dan Ruang (Shape dan Space)
a. Bentuk (Shape)
Istilah lain dari bentuk yaitu “visual form”. Bentuk merupakan suatu
wujud yang mana terdapat garis yang bersentuhan dengan dirinya sendiri,
sehingga terbentuklah suatu bidang. Bidang merupakan spot yang berpotongan
dengan dirinya sendiri.
Spot, merupakan bentuk yang digolongkan menjadi 2 (dua) bagian, yaitu:
• Spot yang teratur : spot yang dengan sengaja diatur.
• Spot yang tidak teratur : spot yang bebas yang dihasilkan oleh sentuhan
alat gambar.
Universitas Kristen Petra
22
Cara mengubah bidang yang sama :
• Mengubah letak
• Mengubah letak dan ukuran
• Mengubah letak, ukuran dan arah
Cara memecahkan masalah bentuk spot yang berbeda :
• Dengan menggerombolkan objek-objek dan mengulang-ulang.
• Dengan memberi warna yang sama.
b. Ruang (Space)
Ruang dalam bahasa Inggris disebut “space”, extents or area of
ground, surface, etc. artinya ruang adalah keluasan dari suatu bidang,
permukaan, dan lain sebagainya. Dalam desain elementer, ruang dikatakan
sebagai bentuk dua atau tiga dimensional, bidang, atau keluasan positif atau
negatif yang dibatasi oleh limit.
Di samping mempunyai sifat-sifat yang sama seperti garis, ruang
mempunyai dua dimensi tambahan, yaitu lebar dan dalam. Ruang mempunyai
gerakan, arah dan ciri-ciri umum, seperti: diagonal, horisontal, melengkung,
dan lain-lain. Jadi ruang merupakan keluasan dari suatu bidang atau
permukaan yang mempunyai bentuk dua atau tiga dimensional.
Nilai suatu ruang
Cara membentuk ruang ke dalam dua dimensi:
• Bayangkan suatu perspektif
Dengan membayangkan suatu perspektif dapat diterima adanya kesan
kedalaman yang menjauh atau seolah-olah mendekati kita.
• Overlapping
Saling menutupi, sehingga timbul kesan benda yang di belakang dan di
depan yang seolah-olah saling menempel karena belum timbul kesan jarak
antara benda yang berada di depan dengan yang ada di belakang.
• Nilai garis
Universitas Kristen Petra
23
Garis yang tebal memberi kesan dekat, sedangakan semakin tipis garis
tersebut, akan memberikan kesan semakin menjauh.
2.7.1.4. Pola (Pattern)
Bentukan dekoratif yang sifatnya dua dimensional, tidak menggunakan
gradasi warna terang ke gelap atau sebaliknya, sehingga tidak menampilkan
adanya kesan ruang, selain itu hanya akan menyerupai siluet dan
meminimalisir volume objek. Tujuan dari pola ini yaitu untuk memperindah
suatu karya desain, seperti pada tekstil, digunakan pola dekoratif untuk
memperindah. Pengaplikasiannya dapat berupa repetisi / pengulangan
sehingga dapat membentuk suatu pola baru yang lebih menarik, tentunya
dengan penempatan yang tepat.
2.7.1.5. Tekstur (Texture)
• Pengertian Tekstur
Ada beberapa pengertian tekstur, di antaranya yaitu:
a. Dalam “desain elementer”, tekstur adalah nilai raba suatu permukaan,
baik itu nyata atau semu.
b. Dalam “Art and Introduction” disebutkan tentang tekstur, sebagai
berikut:
Texture is quality of surface: smooth, rough, silky, grainy, soft,
or hard. In painting it may apply both to the textures that are
depicted. The painter, the scluptur, and the architec frequently
use the texture of variety, focus, or unity.
• Nilai Tekstur
a. Tekstur memiliki nilai karakter yang berbeda-beda sesuai dengan nilai
rasa. Misalnya: batu – pasir, wool – goni, kulit wanita – kulit pria, kulit
bayi – kulit orangtua. Pada umumnya, tekstur kasar akan mempunyai
Universitas Kristen Petra
24
karakter yang kuat dan kokoh, sedangkan tekstur yang halus
mempunyai karakter yang halus dan lemah-lembut.
b. Tekstur memiliki nilai artistik
Tekstur sangat membantu seorang desainer karena tekstur juga dapat
memungkinkan untuk memperoleh nilai harmonis yang lebih dari
biasanya.
c. Tekstur memiliki nilai kekuatan
• Jenis-jenis Tekstur
Dilihat dari cara beradanya tekstur, digolongkan sebagai berikut:
a. Tekstur alam, yaitu tekstur yang ada secara alami, terbentuk dengan
sendirinya oleh alam.
Contoh: kulit kayu yang memiliki nilai arstistik tinggi, zebra yang
memiliki loreng-loreng yang memperindah tubuhnya.
b. Tekstur buatan, jenis ini dapat digolongkan lagi menjadi dua bagian,
yaitu:
i. Tekstur buatan manusia. Contoh: sutera, wool, goni, dll.
ii. Tekstur buatan hewan. Contoh: sarang lebah.
2.7.1.6. Warna (Colors)
Beberapa pengertian tentang warna, antara lain:
a. Warna adalah getaran/gelombang yang tertentu dari sesuatu yang diterima
oleh selaput jala mata/retina.
b. Warna adalah getaran yang dipancarkan suatu benda, ada sinar yang
mengenai benda; langsung diterima oleh mata kita.
• Klasifikasi Warna berdasarkan Spektrum Warna
Kita dapat membedakan tiap warna, karena getaran atau gelombang yang
dipancarkan oleh sebuah benda memiliki panjang gelombang yang berbeda-
beda. Warna berdasarkan spektrum warna, dibedakan menjadi:
Universitas Kristen Petra
25
a. Warna Primer
Warna primer ini terdiri dari warna merah, kuning dan biru. Warna primer
merupakan warna yang tidak dapat tercapai melalui pencampuran berbagai
warna lainnya, atau dapat juga disebut warna yang paling mendasar, yang
membentuk warna-warna lainnya.
b. Warna Sekunder
Warna-warna sekunder merupakan hasil dari pencampuran warna-warna
primer. Sebagai contoh, merah yang dicampur dengan kuning akan
menghasilkan warna jingga (orange), kuning dengan biru akan menghasilkan
warna hijau, dan biru yang dicampur dengan merah akan menghasilkan warna
ungu.
c. Warna Tertier
Warna tertier dapat diperoleh dari pencampuran warna primer dengan
warna-warna sekunder, yang nantinya akan disebut lebih dari satu warna,
seperti: merah kekuningan, merah keunguan, hijau kebiruan, dan seterusnya.
d. Warna Komplementer
Warna – warna komplementer ini merupakan warna- warna yang saling
berlawanan di dalam lingkaran warna. Ciri atas perbedaan yang dapat terlihat
dengan jelas di warna ini yaitu adanya perbedaan yang kontras, dan bila kedua
warna ini tercampur, maka akan menghasilkan warna abu – abu. Contoh
warna komplementer yaitu: merah dengan hijau, ungu dengan kuning, biru
dengan oranye, dsb.
e. Warna Analogus
Warna analogus hampir mirip sifatnya dengan monochromatic, tetapi
bedanya terletak pada penggunaan warna yang saling berdekatan untuk warna
analogus. Suasana yang tercipta dengan warna analogus yaitu keharmonisan
dan menenangkan karena warna yang digunakan masih dalam satu konteks
dengan warna utamanya.
Universitas Kristen Petra
26
• Klasifikasi Warna berdasarkan Gambar / Ilustrasi
a. Warna Monochrome
Warna monochrome merupakan warna yang cukup dengan
menambahkan atau mengurangi intensitas dari satu warna saja. Gambar
monochrome merepresentasikan keseimbangan antara cahaya dan juga
gelap – terang dari sebuah objek. Jenis warna ini juga memberi kesan
adanya volume dari sebuah warna, selain itu juga kesan adanya
kelonggaran dan ruang gerak yang bebas bagi pengamat untuk melihat dan
memperluas imajinasinya tentang objek tersebut.
b. Warna Polychrome / Optical Color
Pada ilustrasi yang menggunakan teknik warna polychrome ini,
tampilan yang dihasilkan menjadi lebih realis dan ekspresif, karena
banyaknya kandungan warna yang digunakan dalam pewarnaannya.
Fungsinya yaitu untuk menambahkan intensitas serta kuat-lemahnya dari
warna – warna yang ada.
• Klasifikasi Warna berdasarkan Sensasinya
Secara umum, warna berdasarkan sensasi dapat digolongkan menjadi
dua bagian, yaitu:
a. Warna panas: yaitu warna yang berkisar mulai warna
merah hingga kuning, beserta kombinasinya.
b. Warna dingin: yaitu warna yang dimulai dari warna hijau hingga
biru/violet, beserta kombinasinya.
c. Warna netral: yaitu seperti warna abu-abu, putih, dan hitam.
• Klasifikasi Warna berdasarkan Karakteristiknya
Warna berdasarkan karakteristiknya, yaitu:
a. High Major Key: mempunyai kesan positif, merangsang, bergairah,
dan meriah.
b. High Minor Key: memberi kesan feminim, manis, dll.
Universitas Kristen Petra
27
c. Intermediate Major: memberi kesan kuat, tegas, jantan, jujur, dan
terbuka.
d. Intermediate Minor: memberi kesan pelik seperti dunia impian.
e. Low Major Key: mempunyai kesan berat.
f. Low Minor Key: memberi kesan muram dan mengerikan, sangat
cocok untuk poster protes yang bernada berteriak, demonstrasi, dll.
• Klasifikasi Warna berdasarkan Kualitasnya
Warna berdasarkan kualitasnya dibedakan menjadi:
a. Hue
Setiap warna mempunyai kepekaan berbeda terhadap harga atau
nilai yang disebut hue dari warna itu sendiri, misalnya merah, hijau,
biru, dll. Di mana warna yang satu dengan warna lain mempunyai
karakter tersendiri, terutama dibedakan dengan panas – dinginnya
warna.
b. Value
Setiap warna yang terlihat mempunyai kepekaan terhadap kuat
lemah cahaya yang mempengaruhinya. Suatu warna akan semakin
terang ketika ditambah degan putih, sebaliknya, jika ditambah hitam,
maka akan semakin cenderung berwarna gelap.
c. Chroma
Setiap warna yang terlihat sedikit banyak dipengarui oleh
kepekaan terhadap kemurnian warna itu. Misalnya warna biru cerah,
biru suram, dll. Dimensi ini merupakan dimensi cerah suramnya warna
yang disebut dengan chroma.
Warna pelangi adalah warna yang paling murni, paling kuat, dan
paling cerah.
Warna yang berkesan menjerit atau berteriak, misal: merah, tapi
dapat berkesan sopan jika merahnya diubah chroma-nya. Suatu warna
akan menjadi suram apabila bercampur dengan komlpemennya. Misal :
Universitas Kristen Petra
28
hijau ditambah dengan sedikit merah akan memunculkan warna hijau
yang suram.
• Klasifikasi Warna berdasarkan Maknanya
Warna berdasarkan makna / filosofinya, yaitu:
a. Merah, dapat berarti kemarahan, keberanian, ganas, perang, segar,
sehat, cinta, energik, agresif, bahaya, terlarang, kesalahan, nafsu,
gairah, darah, setan, hati-hati.
b. Oranye (jingga), dapat berarti bahaya, merdeka, berkah, anugerah,
panas, gairah.
c. Kuning dapat dibedakan lagi menjadi beberapa macam, antara lain:
• Kuning tua, berarti kebohongan, takut, iri, cemburu, rasa sakit.
• Kuning cerah, berarti keramahan, supel, riang, hidup,
kehangatan.
• Kuning emas, berarti glorious, super-power.
d. Hijau, dapat berarti wangi, segar, kesuburan, pertumbuhan,
pengharapan, simbol kebangkitan.
e. Biru, dapat berarti setia, tenang, pasif, dingin, menjauhkan diri,
kepercayaan, iman, kebenaran, hakekat, cerdas, keteduhan.
f. Ungu, dapat berarti kebesaran, aristokrat, angkuh, mitis, intuisi,
indra ke-enam.
g. Cokelat, dapat berarti rendah hati, sopan, bijaksana, maskulin.
h. Hitam, dapat berarti kegelapan, mengerikan, kematian, sihir,
formal, canggih, keras hati.
i. Putih, dapat berarti bersih, suci, damai.
j. Putih dikombinasi hitam menjadi bijak.
2.8. Tinjauan Unsur Komposisi
2.8.1. Layout
• Layout adalah format yang bertumpu pada garis-garis vertikal dan
horisontal yang membagi bidang-bidang sehingga terkotak-kotak.
Universitas Kristen Petra
29
• Layout adalah cara menata text dan image agar terlihat semenarik mungkin
di sebuah halaman.
2.8.1.1. Sejarah Lay-out secara umum ke khusus
Lay-out berkembang seiring waktu berjalan. Dahulu, bentuk dan format
lay-out masih sangat standar, dan hanya bermain pada komposisi vertikal-
horisontal tanpa menggunakan teknik pemotongan, penghilangan bagian-
bagian tertentu, dan unsur-unsur desain lainnya masih jarang digunakan. Hal
tersebut dikarenakan belum adanya keberanian dan juga pendobrak dalam hal
desain yang berani membuat sesuatu yang berbeda.
Kemudian, setelah pendobrakan tersebut dilakukan, maka hasilnya dapat
terlihat dengan jelas sekarang ini yaitu dengan melihat ke dalam buku-buku
yang telah dipublikasikan di berbagai toko buku, yang komposisinya jauh
lebih menyegarkan mata pembacanya.
2.8.1.2. Perkembangan Lay-out
Di masa yang telah berkembang pesat ini, lay-out yang umum telah
banyak dilanggar untuk tujuan menciptakan bentuk yang baru dan selalu
tampil lebih menarik. Pengaturan komposisi yang berani dapat dilakukan
dengan cara bernain-main dengan grid sebagai garis bantu, sehingga objek
dapat tetap berada di tempat yang tidak biasa, namun terlihat teratur dan
seimbang secara keseluruhan. Banyak ditemui contoh – contoh penerapan
gambar yang tidak biasa, seperti gambar yang terpotong dan terletak sangat ke
kiri atau ke kanan, sehingga untuk pengaturannya dapat menggunakan unsur-
unsur sebagai peran yang membantu menjaga keseimbangan ilustrasi
keseluruhan, seperti latar belakang, teknik pewarnaan, ornamen dekoratif, dsb.
Universitas Kristen Petra
30
2.8.1.3. Jenis Lay-out
a. Manuscript Grid
Manuscript merupakan tampilan lay-out yang penempatan body text-nya
berada dalam suatu ruang yang dikhususkan untuknya. Ruang yang disediakan
cukup luas untuk menampung informasi yang diperlukan dalam halaman
tersebut.
b. Coloumn Grid
Coloumn grid merupakan lay-out yang menampilkan image dan text
yang terpisahkan oleh batas-batas font yang abstrak sehingga tercipta kolom-
kolom tersebut. Lay-out ini dapat ditemukan pada halaman koran / surat kabar
yang oleh kita dapat dilihat setiap harinya.
c. Modular Grid
Modular Grid memiliki sedikit kesamaan dengan coloumn grid, karena
adanya bidang yang berkolom, tetapi perbedaannya terletak pada banyaknya
bidang yang terbagi-bagi pada jenis modular. Secara tegas, bidang yang
tercipta yaitu kotak-kotak dalam jumlah yang cukup banyak dalah suatu
halaman, sehingga penggunaan dan aplikasinya dapat terlihat lebih dinamis.
d. Hierarchical
Jenis lay-out ini pada umumnya dapat dan paling banyak digunakan pada
tampilan website. Pembagian tiap bidangnya sangat teratur dan rapi, dengan
tujuan memudahkan akses setiap pengguna internet dengan menyajikan
tampilan yang cukup sederhana namun efektif.
e. Un-grid
Jenis lay-out ini timbul akibat perkembangan jaman dan banyaknya aksi
“protes” ataupun pemberontakan oleh komunitas anak-anak muda yang anti
terhadap kemapanan. Gaya ini seperti hendak menentang sesuatu yang
beraturan dan pada akhirnya menciptakan suatu gaya baru yang tidak teratur,
namun memiliki nilai seni tersendiri.
Universitas Kristen Petra
31
2.9. Tinjauan Gambar Ilustrasi
2.9.1. Tinjauan Gambar Ilustrasi berdasarkan Bidang Kajian
Gambar ilustrasi dibedakan berdasarkan kepentingan dan medianya.
Yang pertama yaitu ilustrasi buku, yang dapat dijumpai dalam bentuk gambar
kartun, karikatur, gambar realis pada buku-buku bacaan. Terutama untuk buku
cerita anak, gambar ilustrasi yang digunakan lebih mengarah pada jenis fantasi
dan kartun, karena disesuaikan dengan kebutuhan daya tangkap mereka
terhadap gambar itu dan juga untuk mengembangkan daya imajinatif anak.
2.9.2. Tinjauan Gambar Ilustrasi berdasarkan Sifat dan Fungsi
Gambar atau yang biasa juga disebut dengan ilustrasi yaitu merupakan
unsur yang cukup penting fungsinya untuk melengkapi sebuah
artikel/koran/buku/majalah/informasi mengenai sebuah pembahasan dengan
tujuan agar pembaca dapat lebih mengerti isi dari informasi yang disajikan
tersebut. Fungsi lain dari sebuah gambar yaitu dapat menjadi bukti dari suatu
kejadian atau suatu pembahasan tertentu, serta dapat berfungsi sebagai
penyampai pesan yang terkadang tidak dapat diungkapkan secara verbal, dan
pada akhirnya gambar ilustrasi tersebutlah yang dapat mempresentasikan isi
dari informasi secara lebih efektif dan memiliki makna tersendiri. Terkadang,
dari sebuah gambar saja sudah dapat menceriterakan sebuah kisah yang lebih
mendalam dan merupakan representasi dari pembacanya.
2.9.3. Tinjauan Gambar Ilustrasi berdasarkan Alat
Alat yang dipergunakan dalam membuat gambar ilustrasi, yaitu:
a. Pensil. Benda ini merupakan material yang berbahan dasar graphite atau
bahan sejenisnya yang dikemas dalam kemasan luar yang berbentuk dan
dapat berupa bahan dasar kayu, plastik, atau metal. Pensil digunakan
sebagai sarana untuk membuat sketsa, yaitu goresan-goresan tipis yang
membentuk garis-garis bantu dalam membentuk sebuah gambar. Pensil
juga tersedia dalam berbagai jenis ketebalan, disesuaikan dengan
kebutuhan sketsa. Ketebalan dan ketipisan ditentukan dengan satuan,
seperti 3H, HB, 2B, 8B, EB, dan sebagainya.
Universitas Kristen Petra
32
b. Penghapus. Berbahan dasar karet lembut yang berfungsi untuk mengoreksi
kesalahan yang telah dibuat tanpa merusak permukaan media yang
digunakan untuk membuah gambar ilustrasi.
c. Bolpoin / pena / spidol, dan lain-lain, yang merupakan bahan-bahan yang
tidak dapat dikoreksi dengan penghapus dan tujuan penggunaannya yaitu
untuk membuat garis tegas di bagian luar gambar ilustrasi sebagi
pembatas, dapat diapllikasikan dalam berbagai ketebalan sesuai dengan
kebutuhan, atau dapat juga disebut sebagai outline.
d. Sarana Pewarnaan. Terdiri dari berbagai media, seperti cat air, cat minyak,
pensil warna, spidol, crayon, dry-pastel, oil-pastel, air-brush, dan
sebagainya. Bahan dasarnya juga berbeda-beda, ada yang berbasis air, dan
sebagian lainnya berbasis minyak.
e. Media Gambar. Secara umum dan sederhana, media yang digunakan untuk
menggambar yaitu kertas dan kanvas. Kertas tersedia dalam berbagai
ukuran, jenis, tekstur dan ketebalan, yang memudahkan orang yang
membutuhkan sesuai dengan kebutuhannya yang spesifik untuk
menghasilkan karya dengan hasil yang maksimal. Kanvas juga tersedia
dalam berbagai ukuran, dan ditujukan terutama untuk penggunaan media
cat minyak. Karena lebih tahan dan ukuran ketebalannya, yang
memudahkan dalam mengaplikasikan cat minyak yang memerlukan media
gambar yang tidak mudah menyerap air.
f. Kuas. Kuas tersedia untuk berbagai kebutuhan. Seperti contoh, kuas untuk
cat air, bulu-bulunya lebih halus dan tipis karena bahan dasar cat air yaitu
air, dan sifatnya lembut. Lain hal dengan kuas yang diperuntukkan bagi
media cat minyak. Kandungan minyak dan kepekatan cat mengharuskan
kuas yang digunakan lebih tebal dan kuat, sehingga kuas tersebut lebih
tebal dan tidak sehalus kuas cat air. Ukurannya pun berbeda-beda,
disesuaikan dengan ukuran gambar yang dibuat.
g. Palet. Fungsi dari palet yaitu sebagai wadah untuk cat agar memudahkan
dalam mencampur warna sehingga memunculkan warna yang diinginkan
sesuai dengan kebutuhan si pencipta gambar.
Universitas Kristen Petra
33
2.9.4. Tinjauan Gambar Ilustrasi berdasarkan Teknik
Teknik ilustrasi dapat dikategorikan menjadi beberapa bagian, antara lain:
a. Manual.
Teknik ini merupakan cara membuat gambar yang sepenuhnya
membutuhkan keahlian murni dari si pembuat gambar untuk menghasilkan
karya beserta detailnya yang juga dibuat dengan kemampuan dan ketelitian si
pembuat. Media yang digunakan lebih mudah ditemukan dan juga memiliki
nilai estetis yang lebih tinggi dibandingkan dengan produk hasil pabrikan.
b. Fotografi.
Fotografi dapat dibedakan berdasarkan kepentingannya. Fotografi
dokumentasi yaitu fotografi yang digunakan untuk merekam kejadian-kejadian
dan rentetan peristiwa dan hanya mementingkan unsur informasi, tanpa
mempedulikan nilai estetisnya. Sedangkan fotografi piktorial yaitu jenis
kegiatan fotografi yang menghasilkan gambar yang berupa “tangkapan”
gambar yang kaya akan nilai estetis.
c. Photomontage dan Collage (kolase).
Kolase merupakan teknik membuat gambar ilustrasi yang menggunakan
berbagai media, antara lain kertas, kain, gambar, atau benda lainnya yang
ditempelkan di atas bidang kerja dan dijadikan sebagai suatu kesatuan karya.
Photomontage yaitu teknik penggabungan antara teknik fotografi dan
digabungkan dengan media gambar, sehingga menciptakan suatu gaya
tersendiri bagi karya tersebut. (Phaidon, The Book of Art, 1996, p.504.)
2.9.5. Tinjauan Gambar berdasarkan Goresan
a. Teknik Arsir
Arsir merupakan teknik yang berupa garis-garis baik garis lurus ataupun
garis lengkung yang mengikuti bentuk dasar sebuah gambar. Fungsi arsir
dapat sebagai pembentuk bayangan (shadow), memberikan kesan adanya
kedalaman / volume pada sebuah benda, dan dapat menjadi background yang
Universitas Kristen Petra
34
memiliki berbagai macam suasana, serta dapat menambah kesan ekspresi pada
jenis gambar anime.
b. Dry-Brush
Teknik ini menggunakan media cat poster yang dicampur dengan tinta
cina, tanpa campuran air sama sekali, kemudian disapukan dengan kuas dan
juga setengah kering. Pengaplikasian dapat meemberi efek kesan detail yang
lebih mudah dihasilkan daripada mengunakan teknik lainnya.
c. Blocking
Teknik ini menggunakan media cat poster, yang juga disebut dengan cat
plakat. Pengaplikasiannya yaitu dengan mewarna bidang secara utuh, tanpa
adanya gradasi, dan sifatnya pekat. Ornamen juga sangat diminimalisir.
d. Pointilism
Pointilism ini merupakan teknik yang bertujuan untuk menghasilkan
tekstur yang nantinya akan tampak menjadi kesatuan gambar yang dari
kejauhan akan tampak seperti gambar pada umumnya. Teknik jenis ini
seringkali mengabaikan garis luar (outline) dan digantikan dengan titik-titik
yang berbeda-beda ketebalannya, sehingga menciptakan efek kecenderungan
berkumpul dan membentuk suatu bidang.
2.9.6. Tinjauan Gambar Ilustrasi berdasarkan Gaya Gambar
a. Kartun (Cartoon).
Kartun merupakan gaya gambar yang paling banyak ditemui dalam format
sajian komik. Gaya ini menggambarkan karakter yang lucu dan
menggemaskan seperti karakter anak-anak. Tetapi pada akhirnya kartun telah
merambah ke segala lapisan masyarakat tanpa disadari baik itu tingkat remaja
maupun dewasa. Gaya ini semakin umum dan universal di tengah masyarakat.
Prinsip penggambaran kartun yaitu proporsi bayi, yaitu perbandingan (rasio)
kepala dengan tubuh menjadi lebih pendek.
Universitas Kristen Petra
35
b. Realis / Realism.
Gaya gambar ini menggambarkan objek yang digambar serupa dengan
aslinya. Di gambar apa adanya tanpa mengadakan perubahan pada proporsi,
raut wajah, bentukan-bentukan tubuh, dan lain sebagainya. Pada umumnya
dapat ditemukan dalam bentuk lukisan-lukisan yang menggambarkan potret
diri / self-potrait.
c. Karikatur (Caricature).
Gaya gambar yang sedikit mirip dengan gaya gambar kartun dan
diidentikkan dengan kartun. Perbedaannya terletak pada gambar wajah yang
realis dengan proporsi kepala jauh lebih besar, sedangkan tubuhnya sangat
kecil. Karikatur, terutama pada bagian wajah biasanya dibuat lebih ekstrim
dan terjadi beberapa distorsi, sebagai penekanan akan ciri khas dari wajah
yang digambar sebagai karikatur. Jenis gambar ini kebanyakan digunakan di
media majalah dan surat kabar yang terutama, mengangkat artikel mengenai
politik, dan bertujuan untuk menyindir atas apa yang tengah terjadi di
masyarakat.
d. Kubisme / Cubism.
Kubisme diperkenalkan pada dunia pertama kali oleh Pablo Picasso di
awal abad ke-20. gaya gambar ini hanya menggunakan bidang-bidang
geometris, yang menyatukan bentukan-bentukan tersebut menjadi kesatuan
gambar yang berkesan abstrak, meski obyek yang digambar tersebut
sebenarnya berasal dari obyek yang nyata dan berbentuk dinamis. Gaya ini
telah menjadi gaya tersendiri dan unik di dalam gaya gambar dan di dunia
desain yang modern.
e. Dekoratif / Decorative.
Gaya ini merupakan gaya gambar yang mengangkat ornamen sebagai
unsur utama dalam sebuah karya. Gaya ini mulai “hidup” sejak jaman
Victorian, dan kemudian berkembang lebih lanjut selama abad ke-19. Fungsi
dari ornamen tersebut yaitu tak lebih dari fungsi estetis dan sebagai dekorasi
Universitas Kristen Petra
36
tambahan dalam sebuah gambar ilustrasi. Selain gaya Victorian, ada juga Art
and Craft, kemudian Art Nouveau.
• Gaya Victorian sangat kaya akan ornamen, lengkungannya terasa
mengandung unsur romantik yang besar. Gaya ini merupakan upaya untuk
menghidupkan seni murni pada jaman itu. Penggambarannya sangat detail
dan memiliki kesan tekstur, umumnya digunakan sebagai unsur dekoratif
pada tekstil.
• Gaya Art and Craft nyaris serupa dengan Victorian, tetapi lebih ditekankan
pada unsur detail ornamen yang memenuhi bidang gambar. Gaya ini juga
sebagai salah satu upaya meningkatkan usaha seni murni yang
mengandalkan kemahiran dalam kriya dan kerajinan tangan. Pada
umumnya ornamen-ornamen yang digambarkan lebih menggunakan unsur
motif-motif alam, seperti sulur-sulur, dedaunan, dan lain-lain.
• Gaya Art Nouveau tercipta sebagai aksi protes terhadap gaya Victorian
yang menganut kerumitan ornamen, sehingga Art Nouveau seringkali
dianggap sebagai penurunan keahlian, karena ornamen yang terlahir dari
karya ini tidak serumit gaya lainnya.
2.10. Tinjauan Fotografi sebagai Ilustrasi
2.10.1. Tinjauan Fotografi sebagai Ilustrasi berdasarkan Bidang Kajian
a. Fotografi Dokumenter yaitu jenis kegiatan fotografi yang hanya
merupakan kegiatan merekam kejadian yang terjadi, berupa rentetan
peristiwa yang memuat informasi yang dapat dilihat melalui foto tersebut.
Dalam hal ini, fotografi hanya memuat informasi, bukan nilai estetisnya.
b. Fotografi Piktorial lebih mengacu kepada kegiatan fotografi yang
mengangkap segi estetis yang terkandung dari sebuah foto itu sendiri.
Obyek yang dijadikan sasaran harus memiliki komposisi yang sedemikian
rupa, sehingga dapat memunculkan sisi estetisnya.
Universitas Kristen Petra
37
2.10.2. Tinjauan Fotografi sebagai Ilustrasi berdasarkan Sifat dan Fungsi
Berdasarkan sifat dan fungsinya, fotografi sebagai ilustrasi dapat dan
mampu untuk memberikan informasi yang lebih dalam hal penyampaiannya,
yang terkadang tidak dapat dilakukan oleh gambar-gambar ilustrasi lainnya.
Fotografi dapat menangkap dan merekam detail-detail dari suatu obyek dan
disajikan sangat sesuai dengan kondisi aslinya, tanpa mengubah apapun dari
kenyataan obyek yang ada. Fotografi juga dapat menjadi “mata kedua” bagi
manusia dalam menyaksikan suatu hal / peristiwa yang terjadi di lain tempat,
tetapi juga dapat dirasakan melalui foto yang memiliki “jiwa” di dalamnya.
2.10.3. Tinjauan Fotografi sebagai Ilustrasi berdasarkan Teknik
Secara mendasar, beberapa teknik fotografi dapat dibagi menjadi:
a. Blurring merupakan teknik yang mendapatkan gambar dengan hasil yang
mengalami percepatan gerak dan pada hasil akhirnya dapat dilihat sebagai
obyek yang bergerak cepat, sehingga terlihat efek blur (tidak fokus) pada
bagian yang bergerak.
b. Panning merupakan teknik fotografi yang hampir serupa dengan teknik
blurring, tetapi perbedaannya terletak pada bidang yang terkena efek blur.
Teknik ini membuat obyek utama yang terpotret tetap pada fokus, dan blur
pada backgroundnya. Panning pada umumnya digunakan untuk memberi
kesan adanya gerakan yang cepat, seperti contoh foto orang yang sedang
mengendarai motor.
c. Depth of Field dibagi menjadi 2 (dua) macam, yaitu Depth of Field
sempit dan Depth of Field luas. Pada teknik DoF ini pengaturan dilakukan
pada besarnya bukaan diafragma, yang nantinya akan mempengaruhi
tampilan background. DoF sempit akan menghasilkan fokus di obyek yang
dekat, dan latar belakangnya akan terlihat sangat tidak fokus dan hanya
tampak samar-samar. Sedangkan pada DoF luas, maka hasil yang dapat
terlihat yaitu sebaliknya. Fokus terjadi dengan merata di kedua-duanya,
obyek dan background.
d. Freezing yaitu teknik yang menampilkan adanya pembekuan gerak yang
cepat. Dapat dilakukan dengan pengaturan speed yang cepat agar dapat
Universitas Kristen Petra
38
menangkap gerakan tersebut. Hal itu juga harus ditunjang dengan lighting
(pencahayaan) yang cukup baik, agar memudahkan dalam mempercepat
speed.
2.11. Tinjauan Gaya Desain
2.11.1. Sejarah Gaya Desain
Gaya desain berkembang sebagai sarana untuk mengekspresikan
kebebasan diri dan juga sebagai refleksi atas apa yang sedang menjadi trend di
masa itu, serta kondisi-kondisi lainnya yang menjadi penanda, yang dikerjakan
oleh para seniman-seniman di jaman dahulu. Gaya desain juga telah
mengalami banyak perubahan sejak jaman Rennaisance hingga jaman post-
modern. Apabila dahulu lebih mementingkan ornamen dan detail yang banyak
di setiap karya, maka sekarang dapat terlihat di mana desain secara
keseluruhan sudah mulai meninggalkan unsur yang rumit dengan ornamen
dekoratif tersebut.
Jaman selalu berubah seiring waktu dan selalu mengalami kejenuhan
terhadap suatu gaya tertentu. Gaya desain dapat dilihat dari berbagai aspek
sebagai penandanya, seperti tokoh pembuatnya / perintis gaya tersebut,
tampilan visualnya, konsep yang mendasari, masyarakat yang menikmati, dan
fenomena yang sedang menjadi topik hangat di dalam budaya masyarakat saat
itu.
2.11.2. Perkembangan Gaya Desain secara umum
Gaya desain merupakan suatu ragam/hias/jenis/model visualisasi karya
visual/grafis yang merujuk pada pola atau gaya tertentu sesuai dengan
perkembangan kehidupan masyarakat.
Sejarah gaya desain ini dimulai dari Era Klasik, Era Modern /
Modernisme, dan Eera Post Modernisme.
Era Klasik :
a. Victorian
• Revolusi Industri di Inggris ketika prinsip kerja mesin
Universitas Kristen Petra
39
uap disempurnakan oleh James Watt 1769.
• Pada Pameran Internasional 1851 (Jaman Ratu Victoria), di London
timbul reaksi menolak kehadiran mesin karena menciptakan
dehumanisasi.
• Muncul gerakan romantik yang berdasarkan pada perasaan serta
kemuliaan dari hak individu dalam mengungkapkan pikiran dalam
karya.
• Seorang filsuf, bernama Hegel, mengatakan bahwa seni dapat
menyembuhkan keresahan manusia akibat tekanan alam atau
lingkungannya.
b. Art and Craft Movement
Gerakan yang berusaha menghidupkan kembali keterampilan tangan
manusia dalam seni dan kriya sebagai penolakan industri yang
menggunakan mesin.
c. Winner Werkstatte
Dipengaruhi oleh Art and Craft dari Inggris, didirikan di Austria pada
tahun 1903 oleh Josef Hoffman, Koloman Moser, dan Fritz Warndover.
d. Art Nouveau
• Muncul di Eropa dan Amerika dalam rentang tahun antara tahun 1819
– 1914. Art Nouveau berarti “seni baru” dengan unsur dekoratif floral
meliuk-liuk yang mendominasi.
• Gerakan ini juga masih termasuk dalam gerakan menentang
industrialisasi.
• Pada awalnya hasil karya Art Nouveau ingin diterapkan sebagai
konsumsi masyarakat kebanyakan, tetapi pada kenyataannya ternyata
berbeda, karena pada akhirnya hanya menjadi konsumsi masyarakat
yang kaya saja.
Universitas Kristen Petra
40
Era Modernisme :
a. Ekspresionisme
Ekspresionisme berasal dari kata “ekspresi/spontan”, dimulai sekitar tahun
1900 – 1906. tokoh pelopornya yaitu Van Gogh. Penggunaan warna yang
berani menjadikan salah satu ciri dari gerakan ini. Arti harafiah dari
Ekspresionisme adalah “binatang buas”.
• Fauvisme
Gerakan ini dikenali dari pengandalannya dalam kebebasan warna, juga
dengan mendobrak aturan-aturan alam yang ada.
• Kubisme
Ciri dari gerakan ini dapat dilihat dari kebebasan bentuk, seperti pada
Pablo Picasso, yang menghilangkan satu titik pandang dan menjadikan
banyak titik pandang dalam satu bidang gambar.
• Dadaisme
Gerakan ini menentang semua aturan-aturan yang ada, termasuk di
dalamnya bentuk dan warna. Gerakan ini muncul sebagai aksi protes dari
Perang Dunia I yang banyak menghancurkan nilai-nilai kemanusiaan.
b. Futurisme
Gerakan ini diinspirasi dari kehidupan yang berubah oleh karena
penemuan mesin yang menghasilkan unsur gerak dan kecepatan yang sangat
berpengaruh bagi kehidupan manusia di awal abad ke-20.
c. Konstruktivisme (Russian Modernism)
Gerakan ini berkembang di Rusia pada tahun 1914 – 1920.
konstruktivisme menjadi seni resmi yang digunakan untuk pemerintahan
Bolshevik di Rusia, merupakan pengaruh dari gerakan Kubisme. Estetikanya
berkaitan dengan bentuk/bidang geometris kinetik sebagai cerminan jaman
modern yang dikuasai mesin.
Universitas Kristen Petra
41
d. De Stijl (Holland Modernism)
Gerakan ini dipelopori oleh Piet Mondrian. Ciri-ciri De Stijl adalah :
• Tidak representasional
• Tidak ilustratif ataupun naratif
• Menggunakan bentuk-bentuk geometris dengan konstruksi teknis
• Merupakan perkembangan dari gerakan Konstruktivisme
• Mondrian membuat karya yang menghilangkan berbagai unsur garis
lengkung dan hanya menyisakan garis vertikal dan horisontal, yang
pada akhirnya disebut dengan aliran Neo Plastisisme.
e. Bauhaus (Germany Modernism)
• Bauhaus merupakan sistem sekolah yang menggabungkan seni terapan
(arsitektur, seni, desain, dan kriya) sebagai satu kesatuan bersama
teknologi melalui konsepnya yaitu “industrialisasi hanya dapat
diterima melalui kemampuan seni dan ide yang cemerlang.”
• Gerakan ini yang pada akhirnya menghasilkan prinsip “Less is more”
oleh salah satu tokohnya, yaitu Van der Rohe.
f. New Typography
• Gerakan ini merupakan pengembangan lanjutan dari gerakan Bauhaus.
• Aliran ini menggunakan susunan huruf yang asimetris, adanya variasi
ukuran dan ketebalan pada stroke, dengan susunan desain
vertikal/horisontal.
g. International Style
• Gaya yang mencolok dari gerakan ini yaitu penggunaan fotomontage
yang dikembangkan oleh El Lissitzky.
• Font yang digunakan yaitu jenis sanserif dan juga italic, sehingga
berkesan modern dan sesuai dengan standar khas international style.
• International Style cenderung pada konsep ‘standard of exellence’
yakni nilai-nilai yang abadi dan universal.
Universitas Kristen Petra
42
h. Art Deco
• Art Deco tidak diangap sebagai aliran, tetapi hanya sebatas gaya atau
kecenderungan dalam desain, juga merupakan kecenderungan murni
gaya tanpa ideologi apapun.
• Mayoritas pengaplikasian yaitu pada desain grafis, arsitektur, produk
industri, dan furnitur.
• Tampilan pada Art Deco yaitu mewah dan selera kelas atas.
• Ornamen yang digunakan lebih pada garis-garis lurus atau persegi
yang cenderung beraturan.
o American Art Deco
Di Amerika, Art Deco digunakan untuk arsitektur yang
diaplikasikan pada gedung-gedung. Tujuannya yaitu untuk
menekan biaya. Art Deco di Amerika disebut juga Gaya Odeon.
o Germany Art Deco
Art Deco di Jerman mengasimilasikan gaya Bauhaus dengan
bentuk-bentuk ekspresif dan digunakan untuk menampilkan kesan
futuristik.
o Switzerland Art Deco
Art Deco di Swiss adalah percampuran gaya Art Deco Perancis
yang romantis dengan Art Deco Jerman.
i. Streamline
Di Amerika, Streamline dianggap sebagai symbol of modernity and was
accepted as ‘The American machine style’.
Streamline cenderung pada nilai estetis yang sementara/sesaat, yang
cenderung cepat berubah sesuai dengan perkembangan jaman.
j. New York School
• Berkembang pada tahun 1960 di Amerika Serikat. Tokoh pelopornya
yaitu Paul Rand.
• Cara pengeksplorasian pesan yaitu melalui pengolahan simbol-simbol,
sehingga pesan biasa menjadi unik.
Universitas Kristen Petra
43
Era Post-modernisme :
• Merupakan kritik terhadap modernisme
• Penolakan terhadap gaya hidup yang mapan generasi tua.
• Sikap kritis yang mendukung paham dunia ketiga.
• Mengakomodir individu yang terkikis akibat budaya massal.
a. Dada
• Merupakan aliran yang anti estetis dan anti art yang berkembang di
Swiss.
• Muncul sebagai reaksi dari perang dunia yang menghancurkan nilai-
nilai yang ada di masyarakat
• Dada dianggap sebagai penemu montage fotografi.
b. Pop Art
• Muncul karena protees terhadap International Style dan
fungsionalisme.
• Ciri-cirinya tampak pada pemilihan model yang digunakan dalam
karya mereka, seperti Marilyn Monroe, Elvis Presley.
• Selain itu juga melalui penggunaan elemen visualnya, yang berupa
dot/titik raster berasal dari teknik cetak, balon kata pada komik.
c. Revivalism
Gaya ini masih berada dalam lingkup Pop Art, hanya saja gaya ini
berkaitan erat dengan seni tradisional, seperti tipe huruf, ornamen tradisional,
dan mengangkat kembali Art Deco dan Art Nouveau.
d. Psychadelic Art
• Gaya ini juga masih termasuk di dalam Pop Art.
• Pop Art sering menggunakan poster sebagai media untuk berekspresi
dari gerakan protes, oleh karena itu mucnul stigma anti kemapanan,
Universitas Kristen Petra
44
musik rock, obat-obat psikotropika, dan akhirnya muncullah gaya
Psychadelic Art ini.
• Ciri utama yaitu penggunaan warna-warna yang terang, cerah,
kombinasi warna komplementer, menggunakan garis lengkung
sehingga gambar menjadi tidak realis dan tidak jelas, dan sifat
lengkungan tersebut diaplikasikan juga pada tipografinya, foto dibuat
high contrast atau hitam-putih atau warna komplementer.
e. Punk dan New Wave
Posmodern erat hubungannya dengan musik, teknologi komputer dan
elektronika.
• Punk muncul di Inggris untuk pertama kali, gerakan memberontak
untuk menciptakan kejutan.
• New wave menggunakan unsur/teknik desain Swiss modern.
Perbedaannya dari Punk yaitu masih mementingkan unsur keterbacaan
pada tipografi di samping estetis dan teknik komputer.
f. Alchimia dan Memphis
• Alchimia banyak menggunakan keterampilan tangan dan warna serta
bentuk dekoratif ataupun simbol-simbol masa lalu (historis) dalam
desainnya, berorientasi eksperimen.
• Memphis menciptakan desain yang tujuannya yaitu untuk diaplikasikan
di furnitur, perlengkapan lampu, dan keramik, orientasinya yaitu untuk
komersial, dan tidak mengandung simbol masa lalu.
g. Eksperimental Digital (Neo Ekspresionisme)
Merupakan kepanjangan dari posmodern. Era ini dianggap sebagai
dekonstruksi yang secara konseptual diartikan sebagai meniadakan dan
mengingkari tatanan.
Universitas Kristen Petra
45
2.11.3. Perkembangan Gaya Desain Buku di Indonesia
Gaya desain buku di Indonesia, secara umum masih tidak terlalu pesat
perkembangannya. Beberapa di antaranya masih dapat ditemui dalam tampilan
/ sajian akhir yang sangat minim, dan hasil kualitas cetak yang di bawah
standar. Untuk beberapa contoh kasus, seperti buku cerita rakyat yang
menceritakan salah satu budaya yang terdapat di salah satu wilayah Indonesia,
gaya gambar yang digunakan masih berupa gaya Indonesia tempo dulu,
sedangkan dengan perkembangan jaman yang pesat, sudah seharusnya para
pengembang dan pihak produsen dapat mengerti akan selera dan kebutuhan
masyarakat. Cerita rakyat, bukan selalu berarti harus menggunakan gaya yang
“sangat Indonesia”, apalagi ketika target audience yang disasar adalah anak-
anak. kehidupan anak-anak sekarang sudah banyak dipenuhi oleh gaya gambar
kartun yang tampilannya lebih menarik dan mereka merasa kartun itu memang
sudah menjadi bagian dari budaya yang diterima selama ini.
2.12. Identifikasi Data Produk
2.12.1. Data Produk
Produk berupa buku bacaan interaktif yang sasaran target marketnya
adalah anak kecil sebagai sasaran primer, dan ibu-ibu sebagai sasaran
sekunder. Produk bertema makanan sehat bertujuan untuk menyadarkan
masyarakat, terutama anak-anak usia sekolah agar dapat menilai makanan
yang baik dan tidak bagi mereka.
2.12.2. Data Pemasaran
2.12.2.1. Strategi Pemasaran
Strategi dalam memasarkan produk cukup dilakukan dengan
memasang banner X pada counter-counter toko buku yang menjual produk
tersebut. Media tersebut dipilih dengan alasan, selain menghemat dalam
pengeluaran biaya, juga karena toko buku merupakan tempat yang sering
dikunjungi oleh kebanyakan masyarakat, sehingga dengan begitu maka iklan
yang berupa banner X dapat dengan mudah terlihat oleh pengunjung dan
dengan melihat desain dari produk tersebut, maka akan dengan sendirinya
Universitas Kristen Petra
46
menarik minat pada masyarakat. Selain itu juga diberikan merchandise gratis
sebagai bonus bila membeli produk ini.
2.12.2.2. Wilayah Pemasaran
Wilayah pemasaran mencakup wilayah Surabaya dan sekitarnya,
dengan sasaran utama yaitu toko buku Gramedia yang ada di kota Surabaya.
2.12.2.3. Potensi Pasar
Potensi yang dapat dilihat dari keadaan pasar yaitu banyaknya
masyarakat sebagai orang tua yang hidup di jaman yang serba instan dan
khususnya yang lebih memperhatikan kesehatan anaknya dalam hal
makanan, maka dapat terlihat celah yang terbuka bagi produk untuk
menembus minat pasar yang tertarik dengan produk ini.
2.12.2.4. Potensi Produk
Potensi dari produk itu sendiri dapat ditemukan dari media interaktif
yang disajikan di dalam produk sebagai salah satu media yang dapat
mengajarkan kepada anak-anak agar dapat hidup sehat dengan makanan
bergizi serta gaya hidup yang sehat pula. Produk disajikan dengan gaya
gambar yang sesuai dengan selera anak, yaitu ilustrasi bergaya kartun yang
dapat diterima dengan mudah oleh anak-anak jaman sekarang karena juga
telah dipengaruhi budaya lainnya.
2.13. Analisa Data
Penyebaran kuisioner dilakukan terhadap 50 (lima puluh) responden
secara acak di sekitar wilayah kota Surabaya. Responden memiliki range usia
antara 25 hingga 40 tahun dengan variasi jenis pekerjaan yang berbeda-beda
pula.
Universitas Kristen Petra
47
2.13.1. Kuisioner
1. Apakah saat ini Anda telah memiliki anak?
a. Ya b. Tidak
2. Jika ya, berapa anak yang Anda miliki?
a. 1 b. 2 c. 3 d. 4
3. Menurut Anda, pada sekitar usia berapakah seorang anak mulai
diberikan pendidikan tentang
makanan sehat?
a. 3- 4 tahun c. 8 – 10 tahun
b. 5 – 6 tahun d. usia remaja
4. Media pendidikan apa yang efektif untuk mendidik anak (di luar jam
sekolah) ?
a. Buku c. Komputer
b. Televisi d. Lainnya (sebutkan)……………
5. Apakah buku sebagai media pembelajaran dapat efektif untuk
perkembangan pengetahuan anak?
a. Ya b. Tidak
6. Menurut Anda, jenis buku yang disukai / digemari oleh anak Anda
adalah :
a. Buku pelajaran c. Buku sumber (kamus,ensiklopedia,
dll.)
b. Buku bacaan interaktif d. Cergam
7. Untuk jenis buku yang interaktif, seperti apakah interaktif yang
dapat mengajak anak untuk menjadi lebih aktif?
a. Menggunting d. Lift-a-flap
b. Mewarna e. Mencocokkan gambar
c. Pop up f. Lainnya (sebutkan)……………..
8. Bagi para ibu, apakah perlu sebuah buku bacaan tentang makanan
sehat memberikan bonus tambahan?
a. Perlu b. Tidak
Universitas Kristen Petra
48
2.13.2. Hasil Data
Dari pertanyaan-pertanyaan di atas, diperoleh hasil sebagai berikut:
1. Apakah saat ini Anda telah memiliki anak?
Memiliki Anak dan Tidak
92%Memiliki
Anak
8% TidakMemiliki
Anak
Gambar 2.1. Diagram Kepemilikan Anak dari Responden
Dari hasil kuisioner diperoleh hasil, bahwa:
• Responden yang memiliki anak yaitu sebanyak 46 orang
(92%).
• Responden yang tidak memiliki anak sebanyak 4 orang (8%).
2. Jika ya, berapa anak yang Anda miliki?
Jumlah Anak
3 orang32%
2 orang40%
1 orang10%
4 orang18%
Gambar 2.2. Diagram Jumlah Anak yang dimiliki Oleh Responden
Universitas Kristen Petra
49
Dari hasil kuisioner diperoleh hasil, bahwa:
• Jumlah responden yang memiliki 1 anak yaitu 5 orang (10%).
• Jumlah responden yang memiliki 2 anak yaitu 20 orang (40%).
• Jumlah responden yang memiliki 3 anak yaitu 16 orang (32%).
• Jumlah responden yang memiliki 4 anak yaitu 9 orang (18%).
3. Menurut Anda, pada sekitar usia berapakah seorang anak mulai
diberikan pendidikan tentang makanan sehat?
Usia yang tepat
5-6 tahun18%
3-4 tahun82%
8-10 tahun0%
usia remaja0%
Gambar 2.3. Diagram Usia Memulai Pendidikan Makanan Sehat
Dari hasil kuisioner diperoleh hasil, bahwa:
• Responden yang menjawab usia 3-4 tahun adalah usia yang
paling tepat untuk memulai pendidikan tentang makanan
sehat yaitu 41 orang (82%).
• Responden yang menjawab usia 5-6 tahun adalah usia yang
paling tepat untuk memulai pendidikan tentang makanan
sehat yaitu 9 orang (18%).
• Tidak ada responden yang memilih usia 8-10 tahun dan
juga usia remaja sebagai usia yang tepat untuk memulai
pendidikan tentang makanan sehat (0%).
Universitas Kristen Petra
50
4. Media pendidikan apa yang efektif untuk mendidik anak (di luar
jam sekolah)?
Media yang tepat
Lainnya (VCD)
4%
Komputer8%
Buku64 %
Televisi24%
Gambar 2.4. Diagram Media yang Efektif Untuk Mendidik Anak
Dari hasil kuisioner diperoleh hasil, bahwa:
• Responden yang memilih buku sebagai media pembelajaran
yang efektif di luar jam sekolah yaitu 32 orang (64%).
• Responden yang memilih televisi sebagai media pembelajaran
yang efektif di luar jam sekolah yaitu 12 orang (24%).
• Responden yang memilih komputer sebagai media
pembelajaran yang efektif di luar jam sekolah yaitu 4 orang
(8%).
• Responden yang memilih VCD sebagai media pembelajaran
lainnya yang efektif di luar jam sekolah yaitu 2 orang (4%).
Universitas Kristen Petra
51
5. Apakah buku sebagai media pendidikan dapat efektif untuk
perkembangan pengetahuan anak?
Buku adalah media yang efektif
Ya96%
Tidak4%
Gambar 2.5. Diagram Buku Sebagai Media yang Efektif
Dari hasil kuisioner diperoleh hasil, bahwa:
• Responden yang menilai bahwa buku adalah media yang
efektif untuk perkembangan pengetahuan anak yaitu 48 orang
(98%).
• Responden yang menilai bahwa buku bukan sebagai media
yang efektif untuk perkembangan pengetahuan anak yaitu 2
orang (4%).
• Banyak dari responden yang masih menganggap bahwa buku
adalah media yang paling mudah didapat, mudah digunakan
dan kegiatan membaca memang sudah menjadi bagian yang
sangat terbiasa dari kehidupan mereka selama ini.
Universitas Kristen Petra
52
6. Menurut Anda, jenis buku yang disukai / digemari oleh anak
Anda adalah :
Jenis buku yang disukai anak
Buku Pelajaran
0%
Cergam44%
Buku Sumber
0%
Buku Interaktif
56%
Gambar 2.6. Diagram Jenis Buku yang disukai Anak
Dari hasil kuisioner diperoleh hasil, bahwa:
• Tidak ada responden yang memilih buku pelajaran sebagai
buku yang disukai anak-anak (0%).
• Responden yang memilih buku bacaan interaktif sebagai buku
yang disukai anak-anak yaitu 28 orang (56%).
• Tidak ada responden yang memilih buku sumber (kamus,
ensiklopedia, dll.) sebagai buku yang disukai anak-anak (0%).
• Responden yang memilih buku cergam (cerita bergambar)
sebagai buku yang disukai anak-anak yaitu 22 orang (44%).
Universitas Kristen Petra
53
7. Untuk jenis buku interaktif, seperti apakah interaktif yang dapat
mengajak anak untuk menjadi lebih aktif?
Jenis Interaktif
Mencocokkan gambar
8%
Menggunting6%
Mewarna28%
Pop-up16%
Lift-a-flap42%
Gambar 2.7. Diagram Jenis Interaktif yang Lebih Diminati
Dari hasil kuisioner diperoleh hasil, bahwa:
• Responden memilih kegiatan menggunting merupakan
interaktif yang cocok untuk anak yaitu 3 orang (6%).
• Responden yang memilih kegiatan mewarna merupakan
interaktif yang cocok untuk anak yaitu 14 orang (28%).
• Responden yang memilih jenis pop-up merupakan interaktif
yang cocok untuk anak yaitu 16 orang (32%).
• Responden yang memilih jenis Lift-a-flap merupakan interaktif
yang cocok untuk anak yaitu 21 orang (42%).
• Responden yang memilih kegiatan mencocokkan gambar
merupakan interaktif yang cocok untuk anak-anak yaitu 4
orang (8%).
Universitas Kristen Petra
54
8. Bagi para ibu, apakah perlu sebuah buku bacaan tentang
makanan sehat memberikan bonus tambahan?
Perlu Bonus Tambahan
Tidak Perlu10%
Perlu90%
Gambar 2.8. Diagram Minat Terhadap Bonus Tambahan
Dari hasil kuisioner diperoleh hasil, bahwa:
• Responden yang mengatakan perlu untuk memberikan bonus
tambahan pada buku bacaan interaktif yaitu 47 orang (94%).
• Responden yang mengatakan tidak perlu untuk memberikan
bonus tambahan pada buku bacaan interaktif yaitu 3 orang
(6%).
2.13.3. SWOT, USP, Positioning
2.13.3.1. SWOT
• Strength
Kekuatan dari produk ini yaitu keunikkannya dalam hal penyajian
pengetahuan melalui buku dengan media interaktif dan tujuan utamanya
yang ingin mengajak anak-anak untuk hidup sehat dengan makanan dan
gaya hidup yang sehat. Selain itu, buku merupakan pilihan yang sudah
menjadi dominasi dari komoditi atau properti yang dimiliki oleh
masyarakat selama ini.
Universitas Kristen Petra
55
• Weakness
Kelemahan kemungkinan terjadi di aspek harga dari produk. Dengan
adanya interaktif dan paper tool yang digunakan sebagai teknik finishing-
nya, maka biaya produksi akan lebih tinggi dari kebanyakkan buku
produksi lokal lainnya.
• Opportunity
Kesempatan produk ini menembus pasaran cukup baik dan
memungkinkan, karena produk sejenis masih tidak terlalu banyak di
pasaran, dan kebanyakan juga masih berupa produk luar negeri dengan
harga yang lebih tinggi.
• Treat
Ancaman bagi produk ini yaitu adanya kemungkinan produk sejenis yang
berasal dari luar negeri yang bersaing di tempat yang berdekatan, atau juga
produk yang berasal dari dalam negeri yang sejenis dengan harga lebih
murah.
2.13.3.2. USP
Unique Selling Preposition dari produk ini yaitu buku bacaan interaktif
mengenai makanan sehat yang membagi informasi secara menarik sekaligus
bermanfaat bagi anak-anak.
2.13.3.3. Positioning
Positioning difokuskan pada consumer benefits-nya yaitu konsumen
dapat memperoleh informasi dengan cara yang menyenangkan. Dengan
membaca produk buku bacaan interaktif tersebut, maka si pembaca
mendapatkan informasi dalam penelusurannya secara mandiri dan akhirnya
mendapatkan wawasan mengenai suatu hal tertentu yang membawa pengaruh
baik bagi dirinya.
2.13.4. Kesimpulan Analisa Data
Dari informasi dan hasil yang didapat seperti di atas, maka dapat
ditarik kesimpulan, bahwa orang tua, sebagai anggota masyarakat jaman
Universitas Kristen Petra
56
sekarang membutuhkan sesuatu yang dapat mengarahkan anak-anak mereka
agar menjalani hidup yang sehat agar dapat terhindar dari berbagai penyakit
dan juga bahaya dari bahan-bahan kimiawi yang dicampurkan di dalam bahan
makanan tertentu.
Selain itu juga, orang tua menginginkan media yang dapat diperoleh
dengan mudah dan sudah umum digunakan oleh anak mereka, yaitu media
buku. Mereka menganggap bahwa buku merupakan media yang cukup efektif
dalam menyampaikan informasi mengenai hal-hal tertentu. Oleh karena buku
pelajaran kurang diminati, maka dengan perancangan produk ini diharapkan
anak-anak dapat menikmati pelajaran dengan cara yang berbeda dan
menyenangkan. Kebanyakan dari orang tua mulai mengenalkan makanan
sehat kepada anak mereka sejak usia dini.