22
2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1. Tinjauan Tentang Petani Padi dan Permasalahan Pangan di Indonesia 2.1.1. Kondisi Pertanian di Indonesia Negara Indonesia adalah negara agraris, tanahnya sangat subur, sehingga wilayahnya cocok untuk bidang pertanian. Secara garis besar, lahan-lahan di negara Indonesia banyak diolah oleh mereka yang ber-mata pencaharian petani. Budaya bertani tersebut harus tetap ada, mengingat padi yang merupakan asal mula beras adalah makanan utama rakyat Indonesia. Pemerintah dan masyarakat Indonesia sendiri harus peka dan peduli dengan keberadaan petani sebagai penghasil bahan pangan utama tersebut. Budaya bertani dulunya tidak berasal dari negara Indonesia, tetapi dibawa oleh pihak luar. Karena itulah, dengan didukung dengan keadaan tanah negara Indonesia yang subur juga, budaya bertani padi di Indonesia bisa ada dan berkembang sampai saat ini. Dan padi menjadi sangat penting keberadaannya serta menjadi bangan pangan utama rakyat Indonesia. Kondisi pertanian Indonesia yang berhadapan dengan pertanian negara lain sangat merisaukan. Kegundahan terjadi terutama di seputar kebijakan ekonomi makro baik fiskal, moneter, investasi maupun perdagangan yang kurang, bahkan sama sekali tidak memihak dan mengorbankan kepentingan pembangunan sektor pertanian. Kebijakan yang diterapkan terlalu tertuju pada perkotaan, jasa dan industri, seperti otomotif, petrokimia, tekstil, baja, properti, dll dan terus mendorong proses konglomerasi yang merapuhkan fondasi perekonomian nasional. Diskriminasi politik terhadap sektor pertanian tersebut sangat paradoksal, padahal disadari atau tidak perekonomian nasional masih bertumpu kepada sektor pertanian. Peran agribisnis pertanian yang sangat strategis, jelas dapat dilihat dari sumbangannya pada tahun 2003 sebesar 12% kepada PDB nasional serta menyediakan kesempatan kerja kurang lebih 60% dari total tenaga kerja keseluruhan, juga sebagai penyedia pangan bagi 220 juta penduduk, bahan baku industri, sumber devisa, sekaligus menjadi pasar potensial bagi produk-produk 13 Universitas Kristen Petra

2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1. Tinjauan ... · Kebijakan ekonomi makro selama ini kurang mendukung kepentingan pembangunan sektor pertanian karena terlalu biasa ke sektor

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1. Tinjauan ... · Kebijakan ekonomi makro selama ini kurang mendukung kepentingan pembangunan sektor pertanian karena terlalu biasa ke sektor

2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA

2.1. Tinjauan Tentang Petani Padi dan Permasalahan Pangan di Indonesia

2.1.1. Kondisi Pertanian di Indonesia

Negara Indonesia adalah negara agraris, tanahnya sangat subur, sehingga

wilayahnya cocok untuk bidang pertanian. Secara garis besar, lahan-lahan di

negara Indonesia banyak diolah oleh mereka yang ber-mata pencaharian petani.

Budaya bertani tersebut harus tetap ada, mengingat padi yang merupakan asal

mula beras adalah makanan utama rakyat Indonesia. Pemerintah dan masyarakat

Indonesia sendiri harus peka dan peduli dengan keberadaan petani sebagai

penghasil bahan pangan utama tersebut.

Budaya bertani dulunya tidak berasal dari negara Indonesia, tetapi dibawa

oleh pihak luar. Karena itulah, dengan didukung dengan keadaan tanah negara

Indonesia yang subur juga, budaya bertani padi di Indonesia bisa ada dan

berkembang sampai saat ini. Dan padi menjadi sangat penting keberadaannya

serta menjadi bangan pangan utama rakyat Indonesia.

Kondisi pertanian Indonesia yang berhadapan dengan pertanian negara lain

sangat merisaukan. Kegundahan terjadi terutama di seputar kebijakan ekonomi

makro baik fiskal, moneter, investasi maupun perdagangan yang kurang, bahkan

sama sekali tidak memihak dan mengorbankan kepentingan pembangunan sektor

pertanian. Kebijakan yang diterapkan terlalu tertuju pada perkotaan, jasa dan

industri, seperti otomotif, petrokimia, tekstil, baja, properti, dll dan terus

mendorong proses konglomerasi yang merapuhkan fondasi perekonomian

nasional.

Diskriminasi politik terhadap sektor pertanian tersebut sangat paradoksal,

padahal disadari atau tidak perekonomian nasional masih bertumpu kepada sektor

pertanian. Peran agribisnis pertanian yang sangat strategis, jelas dapat dilihat dari

sumbangannya pada tahun 2003 sebesar 12% kepada PDB nasional serta

menyediakan kesempatan kerja kurang lebih 60% dari total tenaga kerja

keseluruhan, juga sebagai penyedia pangan bagi 220 juta penduduk, bahan baku

industri, sumber devisa, sekaligus menjadi pasar potensial bagi produk-produk

13

Universitas Kristen Petra

Page 2: 2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1. Tinjauan ... · Kebijakan ekonomi makro selama ini kurang mendukung kepentingan pembangunan sektor pertanian karena terlalu biasa ke sektor

sektor manufaktur. Lebih dari itu sektor pertanian khususnya petani pangan

memberikan kontribusi yang sangat siknifikan kepada stabilitas nasional melalui

penciptaan ketahanan pangan. Lambannya percepatan pembangunan pertanian

selama 60 tahun merdeka menyebabkan pertanian kita tertinggal 5 – 15 tahun dari

kemajuan beberapa negara berkembang lainnya, bahkan 30 – 40 tahun dari

negara-negara maju. Dan ke depan menjadi lebih tertinggal lagi jika percepatan

pembangunan pertanian di negeri ini tidak mampu melampaui bangsa-bangsa lain

(Napitululu, par. 2).

Kebijakan ekonomi makro selama ini kurang mendukung kepentingan

pembangunan sektor pertanian karena terlalu biasa ke sektor industri manufaktur,

jasa dan perkotaan. Ini jelas terlihat baik dalam konteks moneter, fiskal,

perdagangan maupun industri. Walaupun ekonomi Indonesia berbasis agraris akan

tetapi tidak mempunyai Bank Pertanian, tidak memiliki pabrik alat dan mesin

pertanian yang mampu mendorong mekanisasi pertanian, dukungan terhadap

temuan teknologi tinggi di bidang pertanian sangat lamban khususnya rekayasa

bioteknologi, upaya pengembangan industri hasil pengolahan sangat tidak

memadai. Setelah swasembada pangan (beras) dicapai pada tahun 1984, kebijakan

makro pembangunan ekonomi langsung melompat (jumping-up) dari pertanian

tradisional kepada “broad base and hi-tech industry” dan tahapan agro-based

industry diabaikan atau dilewati. Kebijakan ini merupakan suatu kekeliruan yang

mendasar karena tidak sesuai dengan teori keilmuan (Napitululu, par. 17).

Kesemuanya itu karena terbawa arus liberalisasi atau permainan politik

bisnis internasional sehingga Indonesia semakin tergantung kepada negara-negara

maju. Politik ekonomi pertanian seakan telah mati. Ini tercermin juga dengan

diturutinya desakan IMF menurunkan bea masuk beras hanya 30 – 35% bahkan

sempat 0% sementara Jepang sebagai negara industri menerapkan bea masuk

beras sebesar 480% untuk melindungi petaninya. Demikian pula subsidi pupuk

dan pestisida dicabut menyebabkan daya saing produk dalam negeri semakin

melemah. Padahal negara-negara maju sekalipun hingga saat ini masih mensubsidi

pertaniannya dan sangat protektif terhadap produk pertaniannya sebagai cerminan

nasionalisme yang tinggi (Napitululu, par. 20).

14Universitas Kristen Petra

Page 3: 2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1. Tinjauan ... · Kebijakan ekonomi makro selama ini kurang mendukung kepentingan pembangunan sektor pertanian karena terlalu biasa ke sektor

Generasi muda sekarang semakin tidak berminat dengan dunia pertanian.

Pemerintah juga lebih mengutamakan pengembangan di bidang industri. Daripada

mengeluarkan dana untuk perluasan areal pertanian, pemerintah lebih mudah

mengucurkan dana untuk riset dan teknologi di bidang industri. Sehingga para

petani di Indonesia yang kebanyakan adalah orang-orang tua merasa tidak

terdukung dan hanya memiliki SDM seadanya saja. Hal itu mengakibatkan

kondisi pertanian di Indonesia tidak mengalami perkembangan yang baik. Padahal

sektor pertanian memegang peranan penting dalam ketahanan pangan nasional dan

harus dibutuhkan kesadaran masyarakat agar kondisi pertanian di Indonesia

mengalami perbaikan demi jangka panjang kehidupan pangan yang lebih stabil.

2.1.2. Peranan Petani Padi dalam Ketahanan Pangan Nasional

Padi yang merupakan asal dari beras adalah makanan pokok bangsa

Indonesia. Para penghasil padi biasa disebut petani. Jadi petani yang bekerja di

bidang pertanian dan di sini khususnya petani padi, mempunyai peranan penting

dalam memenuhi kebutuhan pangan nasional. Walaupun selama ini masih

dianggap mata pencaharian yang tidak populer dan identik dengan kemiskinan,

tapi secara tidak disadari justru petani padi merupakan bagian penting dalam

ketahanan pangan nasional.

Bisa diketahui pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia

yang harus dipenuhi setiap saat. Hak untuk memperoleh pangan merupakan salah

satu hak asasi manusia, sebagaimana tersebut dalam pasal 27 UUD 1945 maupun

dalam Deklarasi Roma (1996). Pertimbangan tersebut mendasari terbitnya UU

No. 7/1996 tentang Pangan. Sebagai kebutuhan dasar dan hak asasi manusia,

pangan mempunyai arti dan peran yang sangat penting bagi kehidupan suatu

bangsa. Ketersediaan pangan yang lebih kecil dibandingkan kebutuhannya dapat

menciptakan ketidakstabilan ekonomi. Berbagai gejolak sosial dan politik dapat

juga terjadi jika ketahanan pangan terganggu. Kondisi kritis ini bahkan dapat

membahayakan stabilisasi nasional yang dapat meruntuhkan Pemerintah yang

sedang berkuasa. Pengalaman telah membuktikan bahwa gangguan pada

ketahanan pangan seperti meroketnya kenaikan harga beras pada waktu krisis

ekonomi 1997/1998, yang berkembang menjadi krisis multidimensi, telah memicu

15

Universitas Kristen Petra

Page 4: 2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1. Tinjauan ... · Kebijakan ekonomi makro selama ini kurang mendukung kepentingan pembangunan sektor pertanian karena terlalu biasa ke sektor

kerawanan sosial yang membahayakan stabilitas ekonomi dan stabilitas nasional.

Nilai strategis beras juga disebabkan karena beras adalah makanan pokok paling

penting. Beras memiliki pengaruh yang besar dalam bidang ekonomi (penyerapan

tenaga kerja, pertumbuhan dan dinamika ekonomi pedesaan), lingkungan

(menjaga tata guna air dan udara bersih) dan sosial politik (perekat bangsa,

ketertiban dan keamanan). Beras juga merupakan sumber utama pemenuhan gizi

yang meliputi kalori, protein, lemak, dan vitamin (Abubakar, Par. 2).

Dengan pertimbangan pentingnya beras tersebut, Pemerintah selalu

berupaya untuk meningkatkan ketahanan pangannya dari produksi dalam negeri.

Pertimbangan tersebut menjadi semakin penting bagi Indonesia karena jumlah

penduduknya semakin membesar dengan sebaran populasi yang luas dan cakupan

geografis yang luas dan tersebar. Indonesia memerlukan ketersediaan pangan

dalam jumlah mencukupi dan tersebar, yang memenuhi kriteria kecukupan

konsumsi maupun persyaratan operasional logistik. Kegiatan pengelolaan pangan

oleh Pemerintah seringkali mendapat kritik karena adanya ketidak-sempurnaan

kegiatan-kegiatan intervensi itu sendiri baik yang disebabkan oleh kelemahan

dalam proses penyusunan kebijakannya maupun karena akibatnya yang akan

menimbulkan distorsi pasar. Intervensi akan dianggap reasonable kalau dilakukan

dalam keadaan defisit pangan atau jika terjadi surplus produksi yang berlebihan,

dan jika infrastruktur pemasaran dan kelembagaan tidak cukup berkembang dan

kompetitif untuk melindungi kepentingan produsen dan konsumen. Kemudahan

mewujudkan ketersediaan pangan, stok pangan dunia yang tersedia dalam jumlah

besar serta kemungkinan alternatif baru bentuk program stabilisasi harga,

mendorong berbagai pihak untuk selalu mengevaluasi kembali kebijakan pangan

Pemerintah (Abubakar, Par. 4).

Indonesia, seperti negara berkembang yang lain, sejak lama telah

menetapkan bahwa ketahanan pangan sebagai salah satu tujuan pembangunan

nasional. Sampai sekarang pun, tujuan itu masih dilanjutkan seperti yang tertuang

dalam RPPK (Revitalisasi Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan 2005) dan RPJM

(Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional: 2004-09). Karakteristik

produksi pangan (beras) mempunyai ketimpangan antar tempat dan waktu serta

diproduksi oleh jutaan produsen yang sebagian besar adalah petani kecil, petani

16Universitas Kristen Petra

Page 5: 2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1. Tinjauan ... · Kebijakan ekonomi makro selama ini kurang mendukung kepentingan pembangunan sektor pertanian karena terlalu biasa ke sektor

tanpa tanah atau buruh tani. Produksi padi dihasilkan oleh jutaan petani dengan

luas lahan sempit yang dikelola secara tradisional dan subsistem secara turun

menurun. Dari aspek tempat, sebagian besar produksi padi dihasilkan di pulau

Jawa. Sedangkan dari aspek antarwaktu, 60% produksi beras dihasilkan pada

periode Januari-Mei, 30% pada periode Juni-Agustus dan 10% pada periode

September-Desember (Abubakar, Par. 5).

Dari tahun ke tahun sudah ada peningkatan yang cukup signifikan atas

jumlah produksi padi yang ada. Namun peningkatan produktivitas tersebut tidak

seimbang dengan peningkatan konsumsi akibat peningkatan jumlah penduduk.

Upaya peningkatan produksi padi memperoleh kendala serius. Laju konversi lahan

sawah ke non-pertanian cukup besar, yaitu sekitar 110 ribu ha/tahun. Selama 10

tahun terakhir tidak terjadi peningkatan luas panen yang signifikan karena

pencetakan sawah baru hanya sekitar 30-52 ribu ha/tahun. Mengembangkan areal

sawah di luar Jawa juga tidak gampang. Sementara sebagian besar lahan sawah

yang sudah ada mengalami kejenuhan dan keletihan (soil fatique). Permintaan

pangan (beras) bersifat in-elastis, yang mengimplikasikan bahwa fluktuasi harga

tidak akan mengakibatkan perubahan yang besar pada permintaan. Permintaan

cenderung konstan antarwaktu. Dalam jangka panjang, permintaan meningkat,

terutama karena pertumbuhan populasi (Abubakar, Par. 7).

Sementara itu, ketersediaan pangan penuh dengan ketidakpastian. Hal ini

mendorong Pemerintah melakukan intervensi dengan mewujudkan kebijakan

ketahanan pangan. Penelitian usaha tani yang dilakukan menunjukkan bahwa

potensi kenaikan keuntungan usaha tani terutama berasal dari pengadopsian

teknologi baru (misalnya, benih unggul), perbaikan dan pengembangan sistem

irigasi, dan tersedianya pupuk dengan harga terjangkau. Kenaikan produktifitas

merupakan kunci utama untuk meningkatkan produksi. Dengan harga gabah dan

beras yang menarik dan stabil, petani padi harus mampu mengurangi biaya

produksi per kuintal gabah sehingga pendapatannya meningkat. Peningkatan

efisiensi dengan penggunaan input produksi yang lebih rasional dan pengurangan

susut pasca panen merupakan hal yang sangat penting untuk dilakukan.

Selanjutnya, pengembangan lembaga ekonomi petani yang tangguh akan sangat

17

Universitas Kristen Petra

Page 6: 2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1. Tinjauan ... · Kebijakan ekonomi makro selama ini kurang mendukung kepentingan pembangunan sektor pertanian karena terlalu biasa ke sektor

berarti dalam memperbaiki posisi tawar petani padi yang secara individual

biasanya sangat lemah (Abubakar, Par. 11).

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa peningkatan pendapatan sektor

pertanian akan mampu menurunkan angka kemiskinan, namun tambahan

pendapatan petani dari luar sektor pertanian akan memberikan kemudahan bagi

petani untuk keluar dari kondisi miskinnya. Tantangan ke depan adalah perlu

terwujud pertumbuhan ekonomi yang lebih besar lagi berpihak kepada upaya

penanggulangan kemiskinan (pro-poor growth). Mengingat sebagian besar rumah

tangga miskin tergantung pada sektor pertanian dan tinggal di pedesaan maka

investasi pada berbagai infrastruktur pertanian, seperti perbaikan kualitas lahan,

perbaikan proses dan fasilitas pasca panen, penguatan kelembagaan ekonomi

petani dan sebagainya berdampak sangat nyata pada pertumbuhan ekonomi

dengan dampak pemerataan lebih besar (Abubakar, Par. 15).

Harus disadari bahwa untuk meningkatkan kesejahteraan petani, tantangan

yang dihadapi tidaklah sederhana dan mudah. Tantangannya berat karena sebagian

besar petani padi Indonesia adalah petani berskala kecil, petani tanpa lahan dan

buruh tani. Hampir seluruhnya usaha tani padi mereka lakukan secara subsisten

dan turun menurun. Dengan keseluruhan areal panen padi kurang dari 12 juta

hektar, sumber daya yang tersedia untuk usaha tani padi tidak lagi sebesar dua

atau tiga dekade yang lalu. Tanah yang subur berkurang karena konversi lahan ke

penggunaan nonpertanian cukup besar. Dari aspek harga, jika harga gabah dan

beras cukup menarik dan stabil, maka akan membuat petani percaya diri untuk

melakukan investasi yang diperlukan dalam rangka meningkatkan produksi.

Petani akan membeli benih yang berkualitas dan pupuk berimbang. Mereka juga

akan merawat tanaman sebaik-baiknya dengan harapan akan dapat diperoleh hasil

yang menguntungkan (Abubakar, Par. 17).

Untuk konsumen berpendapatan rendah tersebut, beras merupakan

komoditi pangan paling penting. Dalam situasi tidak terjadi krisis ekonomi, rumah

tangga miskin mengeluarkan 20-25 persen dari pengeluaran rumah tangga untuk

membeli beras. Dengan demikian, harga beras sangat menentukan tinggi

rendahnya pendapatan riil mereka. Pengaruh harga beras terhadap kesejahteraan

rumah tangga petani secara individual akan tergantung pada statusnya, yaitu

18Universitas Kristen Petra

Page 7: 2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1. Tinjauan ... · Kebijakan ekonomi makro selama ini kurang mendukung kepentingan pembangunan sektor pertanian karena terlalu biasa ke sektor

apakah rumah tangganya sebagai net consumer atau net producer beras. Rumah

tangga petani yang berstatus net consumer adalah petani dengan jumlah produksi

selama setahun lebih kecil daripada jumlah konsumsi per tahun. Sedangkan petani

net producer adalah petani dengan jumlah produksi yang lebih besar daripada

konsumsinya (Abubakar, Par. 22).

Harga beras yang tinggi akan berdampak positif bagi petani padi yang net

producer. Sebaliknya, bagi petani dengan status net consumer, harga beras yang

terlalu tinggi akan memberikan dampak negatif saat petani tersebut harus membeli

beras dari pasar. Berbagai penelitian menunjukkan bahwa diperkirakan kurang

lebih 2/3 petani di Jawa adalah net consumer. Dengan demikian, diperkirakan

hanya 1/3 petani produsen skala besar yang memperoleh manfaat jika terjadi

kenaikan harga beras yang tinggi. Bagi 2/3 petani yang net consumer, harga yang

tinggi, khususnya selama periode di luar panen, akan membuat pendapatan riil

mereka berkurang dan membuka kemungkinan mereka menjadi lebih miskin.

Lebih jauh lagi, harga beras memainkan peranan yang sangat penting dalam

transformasi struktural, baik di dalam sektor pertanian maupun terhadap ekonomi.

Di dalam sektor pertanian, harga beras akan mempengaruhi keputusan petani

untuk menentukan jenis tanaman dan pola tanaman yang paling menguntungkan.

Dengan demikian, kebijakan harga harus ditetapkan dengan hati-hati (Abubakar,

Par. 25).

2.1.3. Peranan Petani Padi di Indonesia

Seperti yang dijelaskan di atas, petani padi berperan penting dalam

menjaga stabilitas ketahanan pangan negara Indonesia. Karena padi(beras) adalah

adalah makanan utama rakyat Indonesia. Dengan melihat jumlah penduduk yang

akan terus semakin bertambah, sektor pertanian juga harus ditingkatkan untuk

bisa mencukupi kebutuhan pangan yang ada. Namun dalam kenyataan yang ada,

seringkali masyarakat malah menganggap bahwa petani padi hanya memiliki

peranan kecil. Karena para petani dianggap masyarakat golongan lemah, apalagi

dalam sektor ekonomi yang selalu diagung-agungkan, misalnya sektor industri.

19

Universitas Kristen Petra

Page 8: 2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1. Tinjauan ... · Kebijakan ekonomi makro selama ini kurang mendukung kepentingan pembangunan sektor pertanian karena terlalu biasa ke sektor

2.1.4. Tingkat Ekonomi Petani Padi di Indonesia

Petani padi masih identik dengan kemiskinan. Kurang maksimalnya peran

pemerintah dalam membantu atau memberikan subsidi pada petani semakin

membuat kehidupan petani padi di negara Indonesia semakin terpuruk.

Selanjutnya juga pemerintah dirasa kurang peka dengan masalah-masalah yang

dihadapai para petani. Pemerintah hanya jual bibir akan kondisi petani padi pada

saat diperlukan saja.

Pembangunan di sektor pertanian khususnya pada tanaman pangan di

Indonesia sebenarnya sudah sejak dulu dilaksanakan dengan melakukan

pengenalan sistem bimbingan massal (bimas) dan intensifikasi khusus (insus).

Sistem ini sebenarnya masih dilanjutkan dan disempurnakan melalui program-

program penyuluhan pertanian yang ditujukan pada kelompok-kelompok tani.

Petani kita, terutama petani padi, tetap miskin karena dua isu pokok, yaitu:

mereka tidak terorganisasi dengan baik dan sekaligus tidak punya data base

tentang padi. Ditambah lagi pemerintah tidak pernah mampu melihat

permasalahan pokok yang dihadapi para petani padi kita, sehingga solusi yang

diberikan pun juga selalu salah. Masalahnya tidak semua masyarakat petani

tergabung dalam kelompok tani. Oleh sebab itu masih banyak petani yang belum

tersentuh pada program pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah. Selain

produktivitas petani masih rendah dan harga padi yang tidak kunjung membaik,

sementara harga sarana produksi yang terus mengalami kenaikan, sementara peran

dari Bulog juga tidak maksimal, hal ini akan semakin menambah beban pada

petani (Mangdeska, Par. 2).

Maka jika kita perhatikan tingkat kesejahteraan petani pada masyarakat

pedesaan dapat dikatakan rendah sekali. Bahkan banyak petani atau anak-anak

mereka enggan untuk bekerja pada sektor pertanian, mereka lebih senang bekerja

pada sektor industri dan di daerah perkotaan.

2.1.5. Masalah yang Dihadapi Petani Padi di Indonesia

Masalah-masalah yang dihadapi para petani padi Indonesia sangat banyak

dan kompleks, yang meliputi:

20Universitas Kristen Petra

Page 9: 2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1. Tinjauan ... · Kebijakan ekonomi makro selama ini kurang mendukung kepentingan pembangunan sektor pertanian karena terlalu biasa ke sektor

- SDM yang rendah

Kehidupan petani yang susah membuat penghasilannya sebagian besar

digunakan untuk biaya kehidupan sehari-hari, sedangkan kebutuhan lain seperti

pendidikan sering diabaikan. Hal ini mengakibatkan SDM petani tidak mengalami

perkembangan. Kurangnya SDM tersebut juga berakibat kurangnya usaha petani

untuk mandapat informasi tentang pertanian yang ada, entah itu karena tidak

mengerti atau kurangnya komunikasi.

- Pendapatan yang tidak sebanding

SDM yang rendah membuat kinerja petani tidak maksimal. Sistem kerja

yang kurang terencana bisa mengakibatkan kerugian. Hal inilah yang membuat

petani merasa pendapatannya pas-pasan dan kadang malah hidup terus dalam

lingkaran kemiskinan. Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk bertani juga semakin

meningkat, tidak diimbangi dengan pendapatan dari hasi hasil penjualan padi

yang ada.

- Kurangnya peran dari pemerintah dalam sektor pertanian

Kurangnya peran pemerintah dalam membantu petani bisa berupa kurang

tanggap dalam memberikan subsidi, baik itu subsidi untuk pupuk, pestisida,

maupun kebijakan dalam bidang logistik. Pemerintah lebih menganggap bahwa

sektor industri lebih penting daripada sektor pertanian.

- Modal yang rendah

Pekerjaan petani selama ini dianggap pekerjaan turun temurun dari

keluarganya. Areal sawah yang ada semakin terbagi-bagi seiring pembagian

warisan yang akan terus berlangsung selama ada pertambahan jumlah keluarga.

Hal tersebut bisa berakibat menurunnya jumlah modal yang ada. Kebanyakan para

petani bekerja dengan modal seadanya, malah kadang berusaha mencari hutangan.

- Petani padi dianggap pekerjaan yang tidak begitu penting bagi masyarakat umum

Dominasi kehidupan miskin para petani kecil tentunya membuat banyak

masyarakat memandang sebelah mata akan mata pencaharian tersebut. Karena

anggapan itu juga, masyarakat menganggap bekerja sebagai petani tidak memiliki

prospek yang cerah.

21

Universitas Kristen Petra

Page 10: 2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1. Tinjauan ... · Kebijakan ekonomi makro selama ini kurang mendukung kepentingan pembangunan sektor pertanian karena terlalu biasa ke sektor

- Keturunan petani padi enggan melanjutkan pekerjaan orang tua mereka

Karena pekerjaan petani dianggap sebelah mata oleh masyarakat, maka

anak-anak petani tidak mau dan merasa malu utuk melanjutkan pekerjaan orang

tuanya. Sehingga jumlah petani padi di Indonesia semakin didominasi oleh

generasi tua yang semakin lemah yang mengakibatkan sektor pertanian juga

makin menurun dan tidak menentu.

- Kalahnya sektor pertanian dibandingkan sektor industri

Pemerintah lebih mengutamakan sektor industri karena dianggap lebih

banyak memberi keuntungan. Meski sektor pertanian mempunyai peran penting

dalam kebutuhan pangan nasional, tapi dalam hal ekonomi tentu sektor industri

lebih berperan banyak.

Di jaman sekarang, pertanian di Indonesia sudah cukup maju dan modern.

Pengolahannya juga menggunakan mesin-mesin canggih, tidak lagi memakai cara-

cara tradisional seperti dulu. Bisa diketahui bahwa banyak ditemukan bibit-bibit

unggul dengan berbagai jenis, di mana sangat membantu para petani. Karena

dengan bibit unggul, masa tanam menjadi singkat dan hasil panen lebih banyak.

Namun juga tidak melupakan SDM masing-masing petani dan kondisi tanah

pertanian yang dimiliki. Di jaman dahulu untuk mengupas kulit padi hingga bisa

menjadi beras masih harus ditumbuk, biasanya oleh para ibu-ibu. Akibatnya

pengolahan tersebut masih kurang maksimal karena masih kurang bersih dan

rendemen jelek. Tetapi sekarang sudah banyak mesin-mesin pengupas padi yang

canggih, hasilnya bersih dan limbah pengolahan padi seperti bekatul dan sekam

juga bisa digunakan secara maksimal. Pupuk dan pestisida juga semakin beragam

dan lebih ampuh.

Meskipun begitu, bertani masih dianggap mata pencaharian yang

dipandang sebelah mata oleh banyak masayarakat. Petani padi erat dengan

kehidupan yang miskin, kerja keras, dibayang-bayangi dengan kegagalan panen

dan takut tidak bisa balik modal. Singkatnya, meskipun petani padi adalah pihak

yang mempunyai peran penting dalam menghasilkan bahan pangan utama rakyat

Indonesia, tapi justru menjadi mata pencaharian yang tidak populer, tentunya hal

yang sangat berbahaya dalam kelangsungan negara Indonesia sendiri. Sudah

banyak penduduk desa yang ingin hidup lebih baik lagi untuk mencari

22Universitas Kristen Petra

Page 11: 2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1. Tinjauan ... · Kebijakan ekonomi makro selama ini kurang mendukung kepentingan pembangunan sektor pertanian karena terlalu biasa ke sektor

peruntungan dengan melakukan urbanisasi ke kota-kota besar, meskipun masih

belum pasti. Tidak sedikit dari mereka adalah para petani yang merasa

penghasilannya tidak mencukupi bagi keluarganya. Hal tersebut mengakibatkan

jumlah petani di desa semakin berkurang.

2.2. Tinjauan Tentang Fotografi

2.2.1. Pengertian Fotografi

Istilah ‘fotografi’ berasal dari dua kata “foto” dan “grafi” yang dalam

bahasa Yunani, foto berarti cahaya dan grafi berarti menulis atau melukis,

sehingga “fotografi” dapat diartikan sebagai “melukis dengan cahaya”. Dalam

fotografi, kehadiran cahaya adalah mutlak perlu, karena mulai dari pemotretan

hingga pencetakan film menjadi foto, kedua-duanya membutuhkan cahaya.

Menurut catatan sejarah, asal muasal fotografi “ditemukan” secara kebetulan oleh

Ibn Al Haitam pada abad ke-10, bahwa pada salah satu dinding tendanya terlihat

suatu gambar, yang setelah diselidiki ternyata berasal dari sebuah lubang kecil

pada dinding tenda yang berhadapan di dalam tendanya itu. Ternyata pula bahwa

gambar tersebut sama dengan pemandangan yang berada di luar tenda, hanya

posisinya terjungkir balik, pohon-pohon kurma dengan daun-daunnya berada di

bawah, sedangkan badan/batang dan tanah berada di atas (hal ini kemudian

diketahui berdasarkan cahaya selalu melintas lurus, sesuai ilmu alam).

2.2.2. Jenis-Jenis Fotografi

a. Foto deskriptif

Foto-foto yang termasuk dalam kategori ini adalah foto identitas diri

(pasfoto), foto medis atau klinis (foto sinar-x), fotomikrografi (foto hasil

pengamatan suatu obyek dari mikroskop), foto eksplorasi kebumian dan angkasa

luar, foto pengintaian (kepolisian dan militer / penegak hukum), foto reproduksi

benda seni / lukisan, dsb. Foto-foto jenis ini secara akurat menggambarkan benda

(subject matter) yang direpresentasikannya (Amiboyz, Par. 3).

b. Foto yang menjelaskan sesuatu

Foto jenis ini memiliki sifat menjelaskan suatu fenomena, kejadian, yang

dapat menjadi bukti visual dari suatu teori ilmiah, baik ilmu fisik maupun ilmu

23

Universitas Kristen Petra

Page 12: 2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1. Tinjauan ... · Kebijakan ekonomi makro selama ini kurang mendukung kepentingan pembangunan sektor pertanian karena terlalu biasa ke sektor

sosial (sosiologi visual dan antropologi visual). Foto-foto yang termasuk dalam

kategori ini biasanya menunjukkan tempat dan waktu spesifik yang dapat menjadi

bukti visual yang dapat dilacak kebenarannya, foto-foto bidang jurnalistik

contohnya. Foto-foto editorial yang direproduksi ke dalam majalah, buku, surat

kabar, dan media cetak lainnya juga masuk dalam kategori ini. Untuk dapat masuk

dalam kategori ini suatu foto harus menunjukkan penjelasan visual yang dapat

diverifikasi dalam disiplin ilmu tertentu oleh seorang pakar dalam ilmu tersebut

(Amiboyz, Par. 4).

c. Foto interpretasi

Tidak seperti foto ilmiah yang sangat obyektif, foto interpretasi lebih

bersifat simbolik, puitik, fiksi, dramatik dan diinterpretasi secara subyektif-

personal. Foto-foto dengan gaya surealis, foto montase dan kolase, foto dengan

pencahayaan ganda (multiple exposures). Foto-foto mixed-media (fotografi

dengan lukis/ ilustrasi) dan apa yang kita kenal dengan foto kotemporer umumnya

juga masuk dalam kategori ini. Foto interpretasi pada umumnya dibuat (making

photographs) bersifat hasil kreasi (expansive moments) dan bukan diambil (taking

photographs) seperti halnya foto candid atau menemukan momen seperti foto

dokumenter-jurnalistik (decisive moments). (Amiboyz, Par. 5).

d. Foto etik

Kategori ini memuat foto-foto yang memuat aspek-aspek sosial

kemasyarakatan yang harus dinilai secara etik. Foto-foto tentang perang dan

akibatnya (masalah pengungsi, imigran, dll.), penyakit menular yang mematikan

(AIDS, SARS, dll.), wabah dan kelaparan, kehidupan kelas bawah (pengemis,

anak jalanan, dll.), ketergantungan narkoba, isu-isu etnik-agama-ras seperti karya

Carrie Mae Weems, serta perusakan lingkungan, masuk dalam kategori ini. Iklan

politik dan propaganda pemerintah serta iklan komersial (baik produk maupun

jasa) juga masuk dalam kategori ini. Foto-foto etik ini umumnya juga membawa

misi meningkatkan hubungan kemasyarakatan yang dibangun dari kesadaran dan

kepedulian akan perbedaan (kelas) sosial. Selain menggambarkan kepincangan

sosial, foto-foto etik ini bisa saja menggambarkan sesuatu yang positif, misalnya

potret tokoh wanita yang inspirasional (seperti Indira Gandhi, Margaret Tatcher,

dll). Kategori ini juga mengakomodasi foto-foto yang menggambarkan kehidupan

24Universitas Kristen Petra

Page 13: 2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1. Tinjauan ... · Kebijakan ekonomi makro selama ini kurang mendukung kepentingan pembangunan sektor pertanian karena terlalu biasa ke sektor

masyarakat dalam suatu sistem ekonomi-politik tertentu (kapitalis-liberal, sosialis-

marxis, dll.) (Amiboyz, Par. 6).

e. Foto estetik

Kategori ini mencakup karya foto yang biasa kita sebut foto seni, foto-foto

yang memerlukan tinjauan dan kontemplasi estetik. Foto-foto ini adalah tentang

benda sebagai obyek estetik yang difoto dengan cara estetik. Umumnya foto-foto

nude tentang studi bentuk tubuh manusia, foto-foto landscape (alam, kota, atau

gabungan bangunan dengan alam), foto still life, foto jalanan, foto mosaik, foto

eksperimental kamar gelap (alternative processes), masuk dalam kategori ini.

Dibandingkan dengan kategori lainnya, foto estetik lebih mengeksplorasi bentuk

(form) dan media (medium) daripada obyeknya (subject matter) sendiri (karya

Jock Struges dan karya John Coplans). Obyek foto boleh jadi tidak indah seperti

contoh foto Richard Misrach yang menggambarkan sapi-sapi yang mati di pinggir

jalan bersalju (Amiboyz, Par. 7).

f. Foto teori

Kategori ini mencakup foto tentang fotografi, foto tentang seni dan

pembuatan karya seni, politik seni, foto tentang film, model representasi, dan

teori-teori tentang fotografi. Foto teori ini dapat berupa kritik seni atau kritik

fotografi secara visual yang menggunakan media foto sebagai pengganti kata-

kata. Foto jenis ini biasanya menjadi semacam reproduksi dari suatu karya seni.

Apa yang kita kenal sebagai seni konseptual serta fotografi konseptual masuk

dalam kategori ini. Memang tidak mudah memasukkan suatu foto ke dalam

kategori-kategori tersebut di atas. Suatu foto bisa saja berada dalam interseksi dua

kategori. Dalam menginterpretasi awal diperlukan pemahaman tentang apa isi dan

maksud dari suatu foto sebagai argumen dasar pengkategorian. Bagaimanapun

juga hal ini membuka argumen balik dan memberi ruang untuk diskusi lebih

lanjut tentang interpretasi yang lebih kontekstual (Amiboyz, Par. 8).

2.2.3. Teknologi Fotografi

Sejak ditemukan istilah fotografi dan cara kerjanya secara kebetulan oleh

Ibn Al Haitan pada abad ke-10 tersebut baru pada abd ke-15, Leonardo da Vinci

menciptakan CAMERA OBSCURA (camera:kamar, obscura:gelap) yang sangat

25

Universitas Kristen Petra

Page 14: 2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1. Tinjauan ... · Kebijakan ekonomi makro selama ini kurang mendukung kepentingan pembangunan sektor pertanian karena terlalu biasa ke sektor

terkenal dan merupakan cikal bakal kamera yang kita kenal sekarang (penyebutan

‘kamera’ berarti kamera-foto, kamera untuk membuat foto/memotret).

Perkembangan lain dari camera obscura yang diminiaturkan adalah kamera

lubang jarum (pinhole camera) dan daguerrotype. Kamera ini berupa sebuah

kotak dengan salah satu dindingnya dilubangi, dan pada dinding seberangnya

dipasangkan kaca buram untuk melihat gambar yang terbentu. Kemudian lubang

tersebut dipasangkan sebuah lensa untuk meningkatkan mutu gambar. Dengan

hanya berpegang pada fenomena alam, fotografi takkan mencapai tujuan (Fachrul,

Par. 1).

Kamera modern pertama di dunia, Kodak No.1, lahir pada tahun 1888.

kamera ini dapat diisi dengan film rol untuk 100 bidikan. Dalam praktek terdapat

suatu kendala, karena film harus diisi dan dikeluarkan di lab Kodak, yang berarti

kamera pemakai harus berulang kali masuk keluar lab Kodak bila hendak dipakai

memotret. Kamera Kodak No.1 itu walaupun masih besar bila dibandingkan

dengan kamera-kamera yang lahir kemudian, tetapi di saat itu sudah terbilang

ringkas dan bisa bebas dari keharusan menggunakan kakitiga, yang merupakan

pelengkap bawaan dan harus senantiasa menempel pada kamera.(Fachrul, Par. 4).

Keinginan untuk menciptakan kepraktisan dan keringkasan pada benda-

benda yang dipakai manusia, bukan baru terjadi pada zaman sekarang, seperti era

peringkasan yang gencar dengan istilah ‘compact’ bagi produk kamera-kamera

35mm. di zaman pra fotografi 35mm pun, hal serupa sudah terpikirkan, kendati

belum terbumbui dengan hal-hal yang bersifat ergonomik dan comfort. Oskar

Barnack, seorang karyawan pabrik kamera dan optik Leitz, ahli dalam bidang

mekanik dan kepala bagian produksi, juga seorang penggemar foto yang antusias,

yang merasakan betapa besar beban yang harus ditanggung oleh seorang

penggemar foto, setiap kali ia hendak melakukan perjalanan pemotretan, karena

yang namanya kamera waktu itu bukan hanya tak dapat digenggam oleh kedua

belah tangan atau digantungkan di pundak, melainkan untuk di bawa seorang diri

pun sudah sulit, karena kamera dan kakitiga menyatu, sehingga harus dipanggul

sedikitnya oleh dua orang, bila hendak berpindah tempat. Karena alasan tersebut,

timbullah suatu gagasan di benak Oskar muda pada tahun 1912 : “Negatif kecil-

foto besar” (Fachrul, Par. 6).

26Universitas Kristen Petra

Page 15: 2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1. Tinjauan ... · Kebijakan ekonomi makro selama ini kurang mendukung kepentingan pembangunan sektor pertanian karena terlalu biasa ke sektor

Maka kemudian ia mematangkan gagasannya dan sekaligus menyiapkan

untuk membuat suatu kamera yang ringan, kecil, mudah dibawa,bebas dari

kakitiga dan beban-beban lainnya. Sebenarnya Oskar Barnack selain menjadi

penggemar foto, juga adalah seorang pembuat film cerita. Dalam bekerja, untuk

mendapatkan pencahayaan yang baik dan tepat, biasanya ia menjalankan kamera

terisi film, dan menghabiskan bermeter-meter film dengan bukaan diafragma

beragam, lalu cepat-cepat film diproses, sekedar untuk mengetahui bukaan

diafragma berapa yang paling tepat. Sebagai seorang pendesain, ia lalu berpikir,

alangkah baiknya bila ia dapat membuat sebuah kamera kecil yang dapat diisi film

yang sama seperti dipergunakan dalam kamera-cine besar. Maksudnya semula,

kamera kecil itu hanya akan dipergunakan dalam kamera-cine besar. Maksudnya

semula, kamera kecil itu hanya akan dipergunakan sebagai alat “pengukur

cahaya”, sebagai alat yang efektif juga ekonomis (Fachrul, Par. 10).

Akhirnya dengan persetujuan penuh majikannya, Dr. Ernst Leitz, ia boleh

mencurahkan segenap keahliannya untuk menciptakan kamera angan-angannya

itu. Menjelang akhir tahun 1913, terciptalah kamera tersebut tanpa nama. Baru di

awal tahun 1914, sebuah nama diberikan : Leca. Nama yang diambil dari Leitz

Camera. Film yang dipergunakan adalah format 35mm, sama dengan yang

dipakai pada kamera-cine. Walaupun semula kamera tersebut diciptakan sebagai

alat pengukur cahaya, tetapi setelah rampung ia merupakan suatu kamera yang

cukup lengkap fasilitasnya. Kebiasaan film berputar secara vertikal pada kamera-

sine, pada Leca yang kemudian dikukuhkan menjadi Leica diubah lintas geraknya

menjadi horisontal. Lalu format bingkai yang pada kamera-sine adalah 18x24mm,

pada Leica diperbesar dua kali lipat menjadi 36x24. Pada prototipe Leica ini

terdapat pelengkap-pelengkap serba baru, ialah pemutar film yang sekaligus

berfungsi sebagai pengokang rana, rana celah yang dapat membuka dalam

berbagai ukuran dan kaset sebagai pelindung, dan wadah film yang dapat

dikeluar-masukkan di tempat terang (Fachrul, Par. 12).

Ternyata kemudian, bahwa kepercayaan yang diberikan Ernst Leitz kepada

Oskar Barnack merupakan awal dari perkembangan fotografi modern, dan

gagasan ke perkembangan kamera yang lebih ringkas. Pada pemunculannya yang

pertama di Leipzig Fair, Leica model A buatan tahun 1925 walaupun banyak

27

Universitas Kristen Petra

Page 16: 2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1. Tinjauan ... · Kebijakan ekonomi makro selama ini kurang mendukung kepentingan pembangunan sektor pertanian karena terlalu biasa ke sektor

menarik perhatian, namun tidak seorang pun menduga bahwa kelak akan meraih

sukses begitu besar, dan memacu perkembangan fotografi 35mm dengan agresif

sekali, dan meninggalkan rival-rival yang berformat besar jauh di belakangnya

(Fachrul, Par. 14).

Di jaman sekarang alat-alat fotografi semakin banyak dan canggih,

Konsumen dibanjiri teknologi fotografi dari berbagai merek dari berbagai

mancanegara. Dari kamera obscura yang merupakan sejarah teknologi fotografi

pertama kali, kemudian disusul kamera lubang jarum, kamera polaroid, kamera

compact untuk pertama kali dengan bentuk yang cukup besar untuk ukuran saat

ini, sampai kamera compact berukuran pocket sehingga banyak disebut kamera

pocket, kamera SLR yang lebih presisi dan bisa diganti lensanya, hingga

memasuki era digital. Piranti tambahan seperti lensa, flash, LCD, resolusi,dll juga

semakin ditingkatkan. Semuanya semakin memudahkan bagi manusia, karena

tidak bisa dipungkiri, fotografi menjadi bidang yang cukup dekat dengan sisi

keindahan manusia, yang hampir dimiliki oleh semua manusia. Mengesampingkan

nilai keindahan, fotografi di jaman sekarang juga sudah bukan menjadi hal yang

mewah, dari hanya foto ukuran 3X4 hitam putih untuk rapor,ijazah,dll, ukuran3X4

berwarna untuk SIM, KTP, sampai foto-foto keindahan alam dan objek di saat

sedang rekreasi.

2.3. Tinjauan Tentang Fotografi Human Interest

2.3.1. Pengertian Fotografi Human Interest

Human interest sendiri adalah semua yang berhubungan dengan manusia.

Bagaimana menunjukkan perasaan dari setiap manusia. Fotografi human interest

sendiri memuat fenomena tersebut dalam bentuk foto. Bagaimana foto tersebut

mewakili sisi kemanusiaan itu dan bisa ditambahkan interaksi sosial yang terjadi

dengan lingkungannya. Dengan fotografi human interest dapat mengabadikan

momen-momen berharga seputar kemanusiaan dan menggugah perasaan orang

yang melihatnya. Secara tidak langsung membuka mata dunia akan keadaan-

keadaan nyata yang dialami para manusia, yang kadang tidak terbayangkan

sebelumnya.

28Universitas Kristen Petra

Page 17: 2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1. Tinjauan ... · Kebijakan ekonomi makro selama ini kurang mendukung kepentingan pembangunan sektor pertanian karena terlalu biasa ke sektor

2.3.2. Latar Belakang Fotografi Human Interest

Dunia fotografi mencakup banyak aspek. Manusia termasuk salah satu satu

objek yang menarik untuk diangkat dalam dunia fotografi. Manusia dengan segala

macam bentuk kehidupannya memang sangat dekat dengan sesamanya. Walaupun

hal tersebut bisa dengan mudah ditemukan, fotografi human interest harus bisa

memunculkan suatu perasaan yang menyentuh bagi orang lain yang melihatnya.

Momen-momen tersebut kebanyakan adalah aktivitas kehidupan manusia secara

normal, bisa itu aktivitas dalam suatu adat budaya suatu masyarakat tertentu

maupun aktivitas dalam kehidupan sehari-hari, yang sering terasa biasa bagi mata

orang awam tetapi menarik bagi mata seorang pemotret. Bagi pemotret yang

terbiasa mengamati masalah-masalah sosial atau mungkin juga bila dia adalah

seorang wartawan foto yang selalu menempatkan diri sebagai pengamat, maka

aktivitas manusia baik itu dalam lingkup budaya maupun dalam lingkup

kehidupan sehari-hari tak akan terlalu sulit dilakukan.

2.3.3. Karakter Fotografi Human Interest

Karena berhubungan dengan hal-hal yang dialami oleh manusia dengan

segala aktivitasnya, maka karakter fotografi human interest dapat terbagi:

a. Selalu menampilkan orang, dengan kondisi apapun

b. Didominasi peristiwa-peristiwa dramatis

c. Menggugah perasaan bagi yang melihatnya

d. Mempunyai nilai-nilai kemanusiaan

e. Adanya interaksi sosial dan ekspresi emosional

2.3.4. Kriteria Fotografi Human Interest

a. Kemampuan foto untuk untuk menyentuh perasaan khalayak umum

Bagaimana menampilkan sisi manusia yang menggugah perasaan yang

melihatnya, baik itu dalam kehidupannya sehari-hari maupun saat momen-momen

tertentu yang dirasa pas bagi fotografer.

29

Universitas Kristen Petra

Page 18: 2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1. Tinjauan ... · Kebijakan ekonomi makro selama ini kurang mendukung kepentingan pembangunan sektor pertanian karena terlalu biasa ke sektor

b. Kealamian foto

Foto human interest yang bagus tentunya harus diambil se-alami mungkin,

tidak ada kesan dibuat-buat. Karena dengan sifat alami tersebut akan semakin

memberi kekuatan dari foto tersebut dan kenyataan yang ada.

c. Warna yang dramatis

Karena berhubungan dengan sisi kemanusiaan dan bertujuan menyentuh

perasaan banyak orang, maka warna foto yang ada dibuat sederhana, soft, dan

cenderung ke arah kuning, coklat ataupun hitam putih.

2.3.5. Contoh Karya Fotografi Human Interest

Gambar 2.1 Contoh Fotografi Human InterestSumber : Rudy Lin Photography (2009, P.)

30Universitas Kristen Petra

Page 19: 2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1. Tinjauan ... · Kebijakan ekonomi makro selama ini kurang mendukung kepentingan pembangunan sektor pertanian karena terlalu biasa ke sektor

Gambar 2.2 Contoh Fotografi Human InterestSumber : TNY Photography (2010, P.)

Gambar 2.3 Contoh Fotografi Human InterestSumber: Photoshare (2007, P.)

2.4. Tinjauan Tentang Buku

2.4.1. Analisis Keunggulan dan Kelemahan Buku

a. Keunggulan:

- Bisa dibawa ke mana-mana

ukuran buku yang standard memudahkan untuk dibawa kemanapun

31

Universitas Kristen Petra

Page 20: 2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1. Tinjauan ... · Kebijakan ekonomi makro selama ini kurang mendukung kepentingan pembangunan sektor pertanian karena terlalu biasa ke sektor

- Tidak ribet, praktis

tidak membutuhkan pengoperasian atau tahap-tahap tertentu, cukup dibuka seperti

biasa saja. Jika belum selesai membaca, cukup diberi pembatas buku

b. Kelemahan:

- Harga

melihat ongkos cetak yang tidak murah karena dicetak tidak terlalu banyak,

tentunya pembaca harus mengeluarkan uang sedikit banyak, dibandingkan melihat

secara digital

- Nilai guna untuk jangka panjang

buku memuat info yang statis dan memerlukan tempat untuk penyimpanan,

sehingga untuk jangka panjang nilainya akan semakin menurun bagi pemiliknya,

kecuali bagi para pecinta buku

2.4.2. Analisis Prospek Ekonomis

Bidang fotografi saat ini sudah cukup populer. Buku-buku yang memuat

fotografi sudah banyak diterbitkan, karena semakin banyak masyarakat yang ingin

belajar dunia fotografi. Untuk fotografi di bidang human interest sendiri termasuk

agak langka jika dibandingkan dengan foto pemandangan, still life, ataupun

model. Momen-momen yang ada dalam aspek fotografi human interest lebih

menonjolkan sisi kemanusiaan yang alami dan bertujuan menggugah perasaan,

sehingga dianggap menjadi tantangan tersendiri untuk mendapatkannya bagi sang

fotografer. Dengan kata lain, fotografi human interest mempunyai nilai lebih,di

samping juga menampilkan keindahan dan kondisi yang dramatis dari suatu lokasi

yang bersangkutan. Fotografer pemula juga seringkali melihat referensi, terutama

dari buku-buku berisi kumpulan karya fotografi.

2.4.3. Analisis Potensi Pasar

Teknologi fotografi dari masa ke masa telah mengalami kemajuan yang

cukup pesat. Karena itu juga, sekarang sudah banyak ditemui kamera-kamera

canggih dengan berbagai jenis, dan disesuaikan dengan kebutuhan konsumen.

Untuk fotografi profesional banyak menggunakan kamera DSLR, di mana

harganya masih cukup mahal di pasaran Meskipun begitu, kebutuhan konsumen

akan fotografi juga semakin meningkat. Tetapi tidak banyak yang menguasai

32Universitas Kristen Petra

Page 21: 2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1. Tinjauan ... · Kebijakan ekonomi makro selama ini kurang mendukung kepentingan pembangunan sektor pertanian karena terlalu biasa ke sektor

teknik-teknik fotografi, teknik editan, dan finishing yang bagus. Karena itu, buku-

buku bertema fotografi semakin dibutuhkan oleh mereka yang ingin belajar dunia

fotografi maupun sekedar untuk referensi. Dari berbagai jenis fotografi, termasuk

fotografi human interest juga, banyak yang dapat dipelajari oleh para pembaca.

Misalnya, mengatur komposisi yang enak dilihat, warna-warna yang cocok

dengan suasana yang ada, sampai layout yang cocok untuk finishing.

2.4.4. Analisis Profil Pembaca

a. Para fotografer

Para fotografer juga masih harus belajar dalam segala hal untuk menjadi

profesional. Termasuk menambah pengetahuan dengan membaca literatur-

literatur, melihat referensi-referensi hasil fotografi, ataupun menerima kritik akan

karya fotografinya.

b. Para penikmat fotografi

Meski bukan seorang fotografer, ada sebagian masyarakat yang tertarik

dengan dunia fotografi. Jadi walaupun tidak mempunyai kemampuan fotografi,

tetapi mereka mempunyai kebutuhan akan sisi-sisi keindahan yang bisa

didapatkan lewat melihat hasil-hasil karya fotografi.

c. Para pecinta buku bertema kemanusiaan

Mereka ini menyukai hal-hal yang berhubungan dengan kemanusiaan.

Apalagi jika buku dikemas dengan cara yang menarik, maka akan semakin

menimbulkan niat beli mereka. Mereka juga tipe-tipe yang ingin tahu akan

sesuatu hal, terutama realita masyarakat yang terjadi selama ini.

2.4.5. Analisis Profil Pesaing

Buku TA tentang fotografi berjudul “Menabur Benih Menuai Padi” karya

Fenny Limanto DKV Petra angkatan 2004. Memuat karya-karya fotografi yang

berisi proses pengolahan padi, mulai dari proses menanam sampai panen. Tujuan

pembuatan buku agar budaya bertani di Indonesia tidak hilang serta menunjukkan

keindahan sawah di Indonesia. Target market utama adalah para wisatawan

mancanegara.

33

Universitas Kristen Petra

Page 22: 2. LANDASAN TEORI DAN IDENTIFIKASI DATA 2.1. Tinjauan ... · Kebijakan ekonomi makro selama ini kurang mendukung kepentingan pembangunan sektor pertanian karena terlalu biasa ke sektor

Teknik fotografi lebih ditekankan pada menunjukkan proses bertani dan

keindahan pemandangan dunia pertanian. Menggunakan editan gaussian blur

untuk menghasilkan warna-warna yang soft. Buku memiliki ketebalan 72 halaman

dengan menggunakan kertas jenis gardapad.

2.4.6. Kesimpulan

Para petani memegang peranan penting dalam ketahanan pangan nasional,

tapi kurang mendapatkan tanggapan dari masyarakat maupun pemerintah. Seolah-

olah mata pencaharian sebagai petani tidaklah begitu berpengaruh. Padahal

masalah pangan bisa menjadi masalah yang cukup serius untuk jangka panjang

kelangsungan sebuah negara. Karena itu, pemerintah maupun masyarakat harus

disadarkan dengan mengetahui realita yang ada. Selain itu juga dibutuhkan usaha

untuk mempertahankan citra negara Indonesia sebagai negara agraris.

Sebagai orang desain, mempunyai pemecahan masalah yang berupa

desain juga. Untuk masalah tersebut, penulis menggunakan pendekatan fotografi,

khususnya fotografi human interest. Di mana dari foto-foto yang ada beserta

penambahan sekilas fakta mengenai masalah-masalah yang dihadapi petani padi

di Indonesia, dapat mengungkap kenyataan kehidupan para petani saat ini dan

menggugah perasaan yang melihatnya. Para pembaca yang bermacam-macam

tentunya akan menimbulkan reaksi yang berbeda juga, tetapi pada intinya sama,

yaitu lebih dekat dengan sosok petani padi Indonesia.

34Universitas Kristen Petra