24

2. Pemahaman Dasar Tentang Hukum Pidana Dan Hukum Perdata

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pemahaman Dasar Tentang Hukum Pidana dan Hukum Perdata

Citation preview

  • Hukum Pidana disebut juga IUS POENALLE, yang artinya adalah sejumlah peraturan yang mengandung larangan-larangan atau keharusan keharusan, dimana atas pelanggarannya diancam dengan hukuman.

  • Ruang lingkup hukum pidana berupa peristiwa pidana atau delik atau tidak pidana

  • Delik Formil, yaitu delik yang menekankan pada suatu perbuatan atau perilaku yang dilarang, tanpa melihat dampak-nya (Pasal 297 KUHP tentang ancaman hukuman bagi perdagangan wanita & anak laki2 yg belum dewasa;

    Delik Materiil, yaitu delik yang menekankan pada dampak atau akibat dari suatu perbuatan (pasal 359 KUHP tentang kelalaian yang menyebabkan kematian orang lain)

  • Azas Legalitas - Nullum Delictum Nulla Poena Sine Praevia Lege Poenalli (tiada satu perbuatan yang dapat dihukum tanpa ada peraturan yang mengatur perbuatan tersebut sebelumnya)

  • Dolus, Perbuatan yang dilakukan dengan sengaja agar terjadi suatu delik;

    Culpa, terjadinya delik karena perbuatan yang tidak disengaja;

    Delik Materiil dan Delik Formil; Komisionis, terjadinya delik karena

    melanggar larangan; Omisionis, terjadinya delik karena tidak

    berbuat/tidak menjalankan perintah;

  • Awalnya berupa inisiatif dari Napoleon, dengan melakukan kodifikasi dengan nama Code de Napoleon (1804);

    Code de Napoleon di-adop dan menjadi hukum perdata di Belanda (1811);

    1830, Belanda menyusun dan melakukan kodifikasi dan diberi nama BW & BVK

    1948, kedua kodifikasi tersebut diberlakukan di Indonesia

  • Pengertian Hukum Perdata Hukum Perdata adalah : Hukum yang mengatur hubungan hukum

    antara orang yang satu dengan orang yang lain di dalam masyarakat yang menitik beratkan kepada kepentingan perseorangan /pribadi.

  • Hukum Perdata : Hukum Perdata tertulis KUHPdt [BW] Hukum Perdata tidak Tertulis Hukum Adat

    Hukum Perdata di Indonesia dibedakan : Hukum Perdata Materiil Hukum Perdata Formil

  • Hukum Perdata Materiil : adalah peraturan-peraturan hukum yang

    mengatur hak-hak dan kewajiban-kewajiban dalam bidang hukum perdata. [Hukum Perdata Materiil inilah yang lazim disebut Hukum Perdata saja].

    Hukum Perdata Formil : adalah peraturan hukum yang mengatur

    tentang bagaimana cara mempertahankan Hukum Perdata Materiil tersebut. [Hukum Perdata Formil merupakan materi Hukum Acara Perdata].

  • Sistematika Hukum Perdata terdiri dari 4 buku yaitu :

    Buku I : Tentang Orang [van personen] Buku II : Tentang Benda [van zaken] Buku III : Tentang Perikatan [van

    verbintenissen] Buku IV : Tentang Pembuktian dan

    Daluwarsa [van bewijsen verjaring]

  • HUKUM ORANG [PERSONENRECHT]

    1. Manusia sebagai Subyek Hukum A. Manusia Manusia adalah pengertian biologis gejala

    dalam alam, gejala biologikal yaitu makhluk hidup yang mempunyai pancaindra dan mempunyai budaya.

    Sedangkan Orang adalah pengertian yuridis

    gejala dalam hidup bermasyarakat . Dalam hukum yang menjadi pusat perhatian adalah Orang atau Persoon.

  • Di Indonesia menurut hukum yang berlaku, setiap manusia diakui sebagai manusia pribadi artinya manusia diakui sebagai Orang atau persoon.

    Karena itu setiap manusia diakui sebagai Subyek Hukum [Recht Persoonelijkheid] yaitu sebagai pendukung hak dan kewajiban.

  • MANUSIA SEBAGAI SUBYEK HUKUM MANUSIA/ORANG/PERSOON (DIAKUI) SEBAGAI SUBYEK HUKUM (YAITU) PENDUKUNG HAK DAN KEWAJIBAN (DIMULAI) SEJAK LAHIR (DIAKHIRI) APABILA MATI

  • Pengecualian mulainya sebagai pendukung hak dan kewajiban dalam BW disebut pada pasal 2 menentukan sebagai berikut :

    (1)anak yang ada dalam kandungan seorang perempuan, dianggap sebagai telah dilahirkan, bilamana juga kepentingan si anak menghendakinya .

    (2) mati sewaktu dilahirkan, dianggaplah ia tak pernah ada .

    Ketentuan yang termuat dalam pasal 2 BW ini sangat

    penting, misalnya dalam hal warisan, dan ketentuan ini sering disebut rechtfictie.

    Dengan adanya pasal 2 BW, maka seorang anak yang masih

    dalam kandungan ibunya sudah dianggap seolah-olah sudah dilahirkan, manakala anggapan ini menjadi keuntungan si anak. Tapi kalau anak dalam kandungan itu kemudian dilahirkan mati, maka ia dianggap sebagai tak pernah telah ada. Artinya kalau anak (bayi) itu lahir hidup meskipun hanya sedetik dan ini sudah cukup untuk si bayi memperoleh hak-hak dan kewajiban sebagai subyek hukum.

  • B. Ketidak Cakapan Setiap orang adalah sebagai subyek hukum

    (rechtspersoonlijkheid) atau sebagai pendukung hak dan kewajiban, namun tidak semua orang cakap untuk melakukan perbuatan hukum (rechtsbekwaamheid). Orang-orang yang menurut undang-undang dinyatakan tidak cakap untuk melakukan perbuatan hukum adalah :

    1. Orang yang belum dewasa (minderjarige) yaitu mereka yang belum mencapai umur 18 tahun atau belum pernah melangsungkan perkawinan (pasal 1330 BW jo pasal 47 UU No.1/1974).

    2. Orang-orang yang ditaruh di bawah pengampuan yaitu orang dewasa yang selalu dalam keadaan dungu, gila, mata gelap dan pemboros (pasal 1330 BW jo pasal 433 BW).

    3. Orang-orang yang dilarang undang-undang untuk melakukan perbuatan-perbuatan hukum tertentu, misalnya orang yang dinyatakan pailit (pasal 1330 BW jo UU Kepailitan).

  • C. Pendewasaan Merupakan suatu cara untuk meniadakan

    keadaan belum dewasa terhadap orang-orang yang belum mencapai umur 21 tahun. Maksudnya adalah memberikan kedudukan hukum (penuh atau terbatas) sebagai orang dewasa kepada orang-orang yang belum dewasa. Pendewasaan penuh hanya diberikan kepada orang-orang yang telah mencapai umur 18 tahun, yang diberikan dengan Keputusan Pengadilan Negeri.

  • 2. Badan Hukum sebagai Subyek Hukum Badan Hukum adalah pendukung hak dan kewajiban

    yang tidak berjiwa, sedangkan manusia adalah pendukung hak dan kewajiban yang berjiwa. Oleh karena itu badan hukum tidak dapat dan tidak mungkin berkecimpung dilapangan keluarga seperti mengadakan perkawinan, melahirkan anak dan lain sebagainya.

    Adanya badan hukum adalah suatu realita yang

    timbul sebagai suatu kebutuhan hukum dalam pergaulan ditengah-tengah masyarakat , badan hukum sebagai subyek hukum dapat bertindak dalam lalulintas hukum, jadi dapat melakukan perbuatan-perbuatan hukum seperti manusia. Misalnya dapat memiliki kekayaan sendiri, dapat melakukan jual beli, dapat digugat di muka hakim.

  • Badan Hukum dapat pula dibedakan atas 2 jenis yakni :

    1. Badan Hukum Publik didirikan oleh Pemerintah/Negara dan

    lapangan pekerjaannya untuk kepentingan umum, misalnya : Negara RI, Daerah Tk I, Daerah Tk II/Kotamadya, dan Bank-bank Negara.

    2. Badan Hukum Privat didirikan oleh perseorangan sedangkan

    lapangan pekerjaannya untuk kepentingan perseorangan, misalnya : Perseroan Terbatas (PT), Koperasi, Perkapalan, Yayasan dan lain-lain.

  • HUKUM KELUARGA [FAMILIERECHT] Perkawinan Pengertian Perkawinan Menurut UU No.1/1974 pasal 1 : Perkawinan ialah : ikatan lahir bathin antara

    seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

  • HUKUM BENDA [ZAKENRECHT] Pengertian Benda Pasal 499 BW, Benda (zaak) secara yuridis

    adalah segala sesuatu yang dapat dihaki atau yang dapat menjadi obyek hak milik.

    Pengertian benda (zaak) sebagai obyek hukum meliputi :

    a. Barang berwujud yang dapat ditangkap dengan pancaindera.

    b. Barang tidak berwujud hak-hak atas barang yang berwujud.

  • Hak kebendaan dapat dibedakan atas 2 macam yaitu :

    1. Hak kebendaan yang memberikan kenikmatan * Hak Milik * Kedudukan Berkuasa (Bezit) * Hak Memungut Hasil * Hak Pakai dan Hak Mendiami 2. Hak kebendaan yang memberikan jaminan * Jaminan Gadai * Jaminan Fiducia * Jaminan Hipotik * Hak Tanggungan

  • PEMAHAMAN DASAR HUKUM PIDANAPENGERTIANRuang LingkupJenis DELIK :Asaz Hukum PidanaBeberapa Peristiwa PidanaPEMAHAMAN DASAR HUKUM PERDATASEJARAHSlide Number 9Slide Number 10Slide Number 11Slide Number 12Slide Number 13Slide Number 14Slide Number 15Slide Number 16Slide Number 17Slide Number 18Slide Number 19Slide Number 20Slide Number 21Slide Number 22Slide Number 23TERIMA KASIH