23
8 Universitas Kristen Petra 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Tapak Mengingat proyek yang direncanakan merupakan bangunan yang berfungsi sebagai sarana komersial yang diperuntukkan bagi masyarakat kota Surabaya, maka beberapa kriteria yang diperhatikan dalam menentukan lokasi proyek, antara lain: Lahan memiliki luasan yang cukup luas untuk proyek dan pengembangannya. Kurang lebih 15.000 m² - 20.000 m². Proyek merupakan bangunan umum, maka diperlukan lahan yang memiliki pencapaian langsung sehingga dapat diketahui oleh masyarakat luas. Dengan adanya akses pencapaian langsung dari jalan utama yang banyak dilalui orang, maka orang-orang akan tertarik untuk mengetahui aktifitas dan manfaat proyek. Kondisi fisik bangunan sekitar perlu diperhatikan. Sehingga nantinya lingkungan dapat menjadi serasi dan mendukung bangunan proyek. Fasilitas penunjang lahan yang memadai, seperti: listrik, air, telepon, jalan raya, dan drainase. Tata Guna lahan sebagai fasilitas komersial. Dari kriteria pemilihan tapak di atas, tapak yang terpilih terletak di Surabaya Selatan yang langsung berbatasan dengan Surabaya Barat, yaitu di Unit Distrik Jajar Tunggal, Jalan Lingkar Dalam. Peta lokasi terlampir. Adapun kelebihan-kelebihan lahan yang sesuai dengan kebutuhan proyek antara lain: Lahan memiliki luasan yang cukup luas untuk proyek dan pengembangannya. Kurang lebih 15.000 m². Daerah sekitar site merupakan daerah perumahan kalangan menengah ke atas yang mana akan lebih mudah dalam menarik minat masyarakat sekitar. Dekat dengan salah satu pusat perbelanjaan di Surabaya sehingga semakin memperluas pangsa pasar.

2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Tapak

  • Upload
    others

  • View
    52

  • Download
    3

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Tapak

8 Universitas Kristen Petra

2. PERENCANAAN TAPAK

2.1. Kriteria Tapak

Mengingat proyek yang direncanakan merupakan bangunan yang

berfungsi sebagai sarana komersial yang diperuntukkan bagi masyarakat kota

Surabaya, maka beberapa kriteria yang diperhatikan dalam menentukan lokasi

proyek, antara lain:

• Lahan memiliki luasan yang cukup luas untuk proyek dan pengembangannya.

Kurang lebih 15.000 m² - 20.000 m².

• Proyek merupakan bangunan umum, maka diperlukan lahan yang memiliki

pencapaian langsung sehingga dapat diketahui oleh masyarakat luas. Dengan

adanya akses pencapaian langsung dari jalan utama yang banyak dilalui orang,

maka orang-orang akan tertarik untuk mengetahui aktifitas dan manfaat

proyek.

• Kondisi fisik bangunan sekitar perlu diperhatikan. Sehingga nantinya

lingkungan dapat menjadi serasi dan mendukung bangunan proyek.

• Fasilitas penunjang lahan yang memadai, seperti: listrik, air, telepon, jalan

raya, dan drainase.

• Tata Guna lahan sebagai fasilitas komersial.

Dari kriteria pemilihan tapak di atas, tapak yang terpilih terletak di

Surabaya Selatan yang langsung berbatasan dengan Surabaya Barat, yaitu di Unit

Distrik Jajar Tunggal, Jalan Lingkar Dalam. Peta lokasi terlampir. Adapun

kelebihan-kelebihan lahan yang sesuai dengan kebutuhan proyek antara lain:

• Lahan memiliki luasan yang cukup luas untuk proyek dan pengembangannya.

Kurang lebih 15.000 m².

• Daerah sekitar site merupakan daerah perumahan kalangan menengah ke atas

yang mana akan lebih mudah dalam menarik minat masyarakat sekitar.

• Dekat dengan salah satu pusat perbelanjaan di Surabaya sehingga semakin

memperluas pangsa pasar.

Page 2: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Tapak

Universitas Kristen Petra

9

• Dekat dengan universitas – universitas, yang mana dapat menarik pangsa pasar

dari kawula muda yang merupakan pangsa pasar terbesar dari e-Sport.

• Berada di daerah yang mudah dicapai, dengan ketersediaan jaringan jalan dan

transportasi umum yang lengkap sehingga memudahkan pencapaian.

• Karakteristik Fungsi lahan dalam RDTRK sesuai dengan proyek yaitu

perdagangan dan jasa komersil.

• Dengan adanya akses pencapaian langsung dari jalan utama yang banyak

dilalui orang, maka orang-orang akan tertarik untuk mengetahui aktifitas dan

manfaat proyek.

Gambar 2.1. Peta Rencana Tata Ruang Kota Surabaya – U.D. Jajar Tunggal Sumber: Pemerintah Kota Surabaya

Gambar 2.2. Peta lokasi proyek

Sumber: Google Earth

Page 3: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Tapak

Universitas Kristen Petra

10

2.2. Data Fisik Tapak dan Bangunan

2.2.1. Lokasi Geografis dan Orientasi Wilayah Perencanaan Site

Arahan penggunaan lahan yaitu untuk fasilitas perdagangan dan jasa

komersil. Dan arahan penggunaan lahan untuk UD. Jajar Tunggal meliputi

pengembangan permukiman, fasilitas umum, perdagangan dan kawasan

konservasi.

2.2.2. Kondisi Fisik Dasar Site

Topografi

Kawasan perencanaan merupakan kawasan yang memiliki karakteristik

dataran rendah dengan ketinggian 6-8 meter di atas permukaan laut dan

keterangan 0-2% sehingga pada wilayah perencanaan ini tidak pernah terjadi

erosi.

Hidrologi

Kondisi curah hujan di wilayah perencanaan hampir sama dengan curah

hujan di wilayah Kota Surabaya secara keseluruhan, yang berkisar antara 1.700-

1.850 mm dengan jumlah hari hujan rata-rata 90 hari tiap tahunnya. Pengamatan

terhadap hidrologi wilayah perencanaan U.D. Jajar Tunggal menunjukkan bahwa

kawasan perencanaan dilewati oleh dua saluran utama, yaitu Kali Makmur yang

memiliki arah aliran Utara-Selatan dan Kali Brantas.

Gambar 2.3. Kondisi Hidrologi pada tapak

Sumber: Rencana Teknik Ruang Kota Unit Distrik Jajar Tunggal

Page 4: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Tapak

Universitas Kristen Petra

11

Geologi Tanah

Kondisi dan jenis tanah pada wilayah perencanaan secara umum tidak

berbeda jauh dengan wilayah sekitarnya. Menurut Data Pokok Kota Surabaya

Tahun 1992, wilayah perencanaan memiliki jenis tanah Aluvial Hidromorf

dengan tekstur tanah halus dan kedalaman efektif tanah lebih dari 90 cm.

Klimatologi

Kondisi klimatologi pada wilayah perencanaan umumnya tidak berbeda

dengan kondisi Kota Surabaya, sehingga data-data mengenai klimatologi Kota

Surabaya dapat dianggap berlaku untuk wilayah perencanaan. Pembahasan

tentang klimatologi ini akan terkait dengan masalah temperatur, curah hujan,

kelembaban dan tekanan udara. Masing-masing akan dijabarkan sebagai berikut:

• Temperatur udara minimum adalah 27,3ºC pada bulan Juni, maksimum 29,9ºC

pada bulan September, sedangkan temperatur rata-rata sebesar 28,3ºC.

• Pada bulan Desember sampai bulan Juni adalah musim penghujan, sedangkan

bulan lainnya adalah musim kemarau. Curah hujan tertinggi pada bulan Januari

sebesar 485 mm, sedangkan curah hujan rata-rata sebesar 187 mm.

• Kelembaban udara maksimum menunjukkan angka 79,9% pada bulan Januari,

sedangkan kelembaban minimum sebesar 62,3% pada bulan September.

Kelembaban udara rata-rata sebesar 72,8%.

• Tekanan udara maksimum menunjukkan angka 1013,8 mbs pada bulan

Agustus, sedangkan tekanan udara minimum menunjukkan angka 1006,7 mbs

pada Febuari. Dan tekanan udara rata-rata sebesar 1.010,8 mbs.

Peraturan Tapak

Menurut Perda No.3/2007 tentang RTRW Surabaya tahun 2013, aturan-

aturan yang berlaku pada U.D. Jajar Tunggal, diantaranya:

• Koefisien Dasar Bangunan (KDB)

Penggunaan lahan untuk perdagangan dan jasa memiliki pola tersebar

dan mengelompok. Pada kegiatan perdagangan dan jasa yang menyatu di

antara kelompok permukiman penduduk KDB yang dimiliki sama dengan

bangunan permukiman, yaitu 70-90%.

Page 5: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Tapak

Universitas Kristen Petra

12

• Koefisien Lantai Bangunan (KLB)

Ketinggian bangunan di wilayah perencanaan dinyatakan dalam jumlah

lantai. Jumlah lantai ini sendiri pada umumnya dipengaruhi oleh unsur

pemenuhan kebutuhan ruang. Di wilayah perencanaan, pola lantai bangunan

yang ada memiliki variasi antara 1 hingga 2 lantai. Pada kawasan perumahan

kampung, dominasi jumlah lantai bangunan adalah 2 lantai untuk bangunan

yang berada di pinggir jalan dan rata-rata 1 lantai untuk bangunan yang ada di

tengah-tengah perkampungan (tidak mempunyai akses langsung ke jalan

utama).

Berdasarkan jenis penggunaan lahan, KLB untuk fasilitas perdagangan

dan jasa di kawasan permukiman adalah 1-2 lantai. Untuk penggunaan lahan

pendidikan, KLB nya 1-3 lantai.

• Garis Sempadan Bangunan (GSB)

Kondisi Sempadan Bangunan atau disebut juga kemunduran bangunan

merupakan jarak antara dinding bangunan terluar dengan pagar atau batas

kapling muka bangunan. Kemunduran bangunan sendiri terkait erat dengan

dimensi atau penampang ruas jalan, dimana sempadan tersebut merupakan

bagian dari ruang pengawasan jalan.

Nilai sempadan atau kemunduran bangunan dapat digambarkan sebagai

berikut: Nilai rata-rata 0-3 meter terdapat pada koridor Jln. Babadan, Jln.

Kramat, dan jalan-jalan lain dalam kawasan perumahan, nilai rata-rata 3-10

meter terdapat di perumahan real estate.

Batas – Batas Site

Gambar 2.4. Peta lokasi Site Sumber: Google Earth

Page 6: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Tapak

Universitas Kristen Petra

13

• Utara: Jln. Graha Famili Selatan, rencana proyek Rumah Sakit, lahan kosong

milik Perumahan Graha Famili, Melandas Furniture, dan D`Cost Seafood

Restaurant.

Gambar 2.5. Batas-batas Utara Site

• Barat: Jln. Lingkar Barat Dalam, UNESA, boesem.

Gambar 2.6. Batas-batas Barat Site

• Selatan: Lahan kosong, permukiman penduduk/perkampungan.

Gambar 2.7. Batas-batas Selatan Site

Page 7: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Tapak

Universitas Kristen Petra

14

• Timur: Lahan perumahan Graha Famili.

Gambar 2.8. Batas-batas Timur Site

2.3. Analisa Urban

Land Use

Dilihat dari Peta Surabaya, site terletak di daerah Surabaya Barat. Site

dilalui jalan Lingkar Dalam yang bercabang menuju ke jalan Wiyung, HR.

Muhammad, dan Citraland.

Gambar 2.9. Tata Guna Lahan

• Potensi Site :

Site berada di pinggir jalan raya yaitu jalan Lingkar Dalam yang

merupakan akses menuju ke daerah Wiyung dan Citraland dari jalan

HR.Muhammad – Mayjend Sungkono. Hal ini membuat site tersebut dapat

diakses dari berbagai penjuru dengan dilalui banyak kendaraan.

Site berada di daerah Barat yang sedang berkembang dan merupakan

distrik perdagangan dan komersial yang sangat menunjang.

Page 8: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Tapak

Universitas Kristen Petra

15

Terletak di daerah perumahan kelas menengah ke atas yang membantu

menarik pangsa pasar, karena fasilitas ini lebih mengarah ke teknologi hi-tech

dan diperuntukkan bagi segala umur.

• Problem Site :

Karena terletak di pinggir jalan utama yang menghubungkan banyak

akses, maka pada jam-jam tertentu akan menimbulkan kemacetan akibat

padatnya kendaraan bermotor yang melintas.

Dilihat dari kawasan sekitar site:

• Ekonomi : Terdapat banyak bangunan yang bernilai komersial tinggi

(Supermall, Pakuwon Trade Centre, Lenmarc) sehingga dapat meningkatkan

nilai perekonomian pada daerah Surabaya Barat.

• Sosial : Site sebagian besar dikelilingi oleh kawasan perumahan menengah ke

atas yaitu Graha Famili, Pakuwon, dan Citraland.

Potensi bagi kawasan sekitar site :

• Dapat menjadi Central Business District (CBD) karena pada kawasan ini

banyak terdapat bangunan yang bernilai komersial tinggi.

• Dapat memberikan lapangan pekerjaan bagi penduduk sekitar.

• Menunjang pangsa pasar karena dikelilingi perumahan-perumahan kelas

menengah ke atas serta kawasan komersial.

Bentuk dan massa bangunan

Bangunan yang berdiri di sepanjang jalan Lingkar Dalam seperti D’Cost,

Melandas, Plasa Graha Famili, SMA Kristen Petra 1, Supermall mayoritas

bergaya arsitektur modern.

Gambar 2.10. Bentuk dan massa bangunan sekitar

Page 9: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Tapak

Universitas Kristen Petra

16

Dilihat dari segi geometris, mayoritas massa bangunan berbentuk kotak.

Dilihat dari segi komposisi, terdapat permainan massa kotak yang dinamis. Jadi

bangunan yang direncanakan adalah dengan konsep Hi-tech dan dinamis yang

sesuai untuk dihadirkan dalam kawasan karena disekitar kawasan terdapat banyak

bangunan modern.

Sirkulasi Dan Parkir

Jalan Lingkar Dalam dapat dilalui dari 2 arah, yaitu dari Jalan Wiyung -

Jalan Darmo Boulevard. Jalan ini cukup lebar, yaitu terdiri atas total 4 lajur yang

masing-masing arah memilik 2 lajur. Kepadatan kendaraan hanya terjadi pada

jam-jam tertentu, yaitu pada waktu pagi jam masuk kerja dan pada waktu sore jam

pulang kerja. Pada sisi sebelah Utara site, terdapat jalan masuk menuju ke

perumahan Graha Famili dimana jalur ini tidak terjadi kepadatan karena hanya

merupakan akses masuk menuju perumahan.

Masukan dalam desain : Sirkulasi ke dalam site bisa dipakai pada sisi

jalan Lingkar Dalam agar dapat mengurangi kepadatan kendaraan pada Jalan

Lingkar Dalam, kemudian pada sisi jalan Graha Famili Selatan dipakai sebagai

sirkulasi keluar bangunan karena intensitas kendaraan tidak terlalu padat.

Open Space

Gambar 2.11. Open Space di sekitar kawasan site

Kawasan sekitar site memiliki open space yang cukup banyak dan luas,

yaitu pada sebelah utara, selatan, dan barat site. Hal ini dikarenakan pada kawasan

sekitar lahan masih belum didirikan bangunan, sehingga masih berupa ruang

Page 10: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Tapak

Universitas Kristen Petra

17

terbuka hijau. Banyak terdapatnya ruang terbuka hijau dapat memberikan nilai-

nilai positif ke dalam site seperti menambah daerah resapan air hujan, paru-paru

kota, menangkap view bangunan dari jalan, menghadirkan kesan lega.

Jalur Pejalan Kaki dan Vegetasi

Gambar 2.12. Pedestrian Ways dan Vegetasi di sekitar kawasan site

Jalur Pedestrian sudah tertata rapi di sepanjang jalan Lingkar Dalam. Hal

ini ditunjukkan pada perkerasan trotoar yang memiliki lebar ±1,5 meter sepanjang

jalan tersebut. Selain itu juga terdapat saluran air dengan lebar ±1 meter, dan tiang

listrik dengan jarak antar tiang ±10 meter. Vegetasi terdapat pada trotoar di

sepanjang sisi jalan Lingkar Dalam sehingga membuat suasana pedestrian ways di

site ini terlihat rindang dan enak dipandang. Selain itu juga terdapat vegetasi

berupa trotoar yang membelah di tengah-tengah jalan sepanjang jalan Lingkar

Dalam.

Masukan dalam desain : Dalam perancangan bangunan tidak boleh

merusak pedestrian yang sudah ada, tetapi arsitek harus dapat mengolah

pedestrian yang sudah ada tersebut menjadi lebih indah dan menarik.

Activity Support

Gambar 2.13. Bangunan komersial yang mendukung Activity Support

Page 11: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Tapak

Universitas Kristen Petra

18

Supermall : Merupakan salah satu pusat perbelanjaan dan tempat komersial

terbesar di Surabaya sehingga dapat menarik pengunjung.

Pakuwon Trade Centre : Merupakan sentra bisnis perdagangan / trade centre di

daerah Surabaya Barat.

Lenmarc : Merupakan sebuah bangunan mix-use yang berfungsi sebagai

mall / pusat perbelanjaan, dan apartmen yang berada di atas mall tersebut.

Gambar 2.14. Kawasan perumahan yang mendukung Activity Support

Lingkungan Perumahan : Lingkungan perumahan yang juga merupakan salah

satu pangsa pasar dari masyarakat menengah ke atas.

Signage

Landmark : Supermall dan Pakuwon Trade Centre dan Gerbang pintu

masuk Unesa.

Teori Figure and Ground

Suatu alat yang baik untuk mengidentifikasi pola / tata ruang perkotaan

(membedakan antara Massa dengan Ruang Luar).

Gambar 2.15. Figure and Ground

Page 12: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Tapak

Universitas Kristen Petra

19

Susunan massa bersifat homogen, pola penataan massa mengikuti grid

yang sudah tertata rapi. Sistem kavling pada perumahan membuat susunan massa

menjadi teratur.

Pada gambar diatas terlihat bahwa masih banyak lahan disekitar kawasan

yang masih belum terbangun, sehingga banyak terdapat open space di sekeliling

site.

Susunan massa pada sisi Timur site lebih terlihat padat daripada sisa

utara dan Barat site. Hal ini dikarenakan pada sisi Timur site terdapat perumahan

Graha Famili yang sudah tertata rapi berdasarkan grid / kavling, sedangkan pada

sisi lainnya hanya terdapat beberapa buah bangunan yang berdiri sendiri-sendiri.

Potensi : Banyaknya lahan yang masih belum terbangun dapat dijadikan

ruang luar yang bagus dan tertata rapi apabila dalam perancangannya sudah

dipikirkan matang-matang.

Problem : Tidak seimbangnya antara figure and ground yaitu pada sisi

Timur yang terlihat padat daripada sisi-sisi lainnya memberikan kesan ruang luar

pada kota belum tertata dengan baik.

Masukan dalam desain : Dalam perancangan bangunan harus dapat

menyeimbangkan komposisi penataan massa bangunan dengan ruang luar

sekitarnya sehingga pola penataan massa dalam skala tata ruang kota dapat

menjadi rapi dan teratur.

Teori Place

Suatu tempat yang memiliki ciri khas yang menjadi dominan sehingga

menjadikan tempat itu berbeda dengan tempat lainnya.

Pada kawasan site, terdapat 2 ciri khas yang berbeda. Di sepanjang jalan

Lingkar Dalam banyak terdapat bangunan komersial yang berciri khas modern,

sedangkan pada sisi Timur site terdapat kawasan perumahan Graha Famili yang

berfungsi sebagai rumah tinggal.

Potensi : Place identity yang sudah dikenal oleh masyarakat yaitu

perumahan Graha Famili dan jalan Lingkar Dalam, dimana pada daerah ini

merupakan kawasan komersial yang sedang berkembang serta merupakan jalan

Page 13: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Tapak

Universitas Kristen Petra

20

raya yang dapat diakses ke berbagai arah sehingga menjadikan site ini mudah

ditemukan dan diingat karena lokasi site yang strategis.

Dua ciri khas yang berbeda tersebut dapat menarik dua pangsa pasar

yang berbeda, yaitu dari bangunan komersial di sepanjang jalan lingkar dalam dan

kawasan perumahan Graha Famili.

Masukan dalam desain : Karena terdapat 2 ciri khas yang berbeda, maka

kita harus bisa menyesuaikan bangunan dengan kawasan komersial yang berciri

khas modern dengan kawasan perumahan yang tersusun rapi berdasarkan grid.

Teori Linkage / Tautan

Suatu kota harus saling berkaitan ( jangan ada jalan buntu ) sehingga

suatu tempat harus bisa diakses dari segala arah dengan baik.

Gambar 2.16. Linkage kawasan sekitar site

Data Linkage Visual :

Kawasan site memiliki linkage dengan sumbu axis dari node satu menuju

ke node lainnya. Sumbu axis tersebut terletak di jalan Lingkar Dalam, jalan masuk

ke perumahan Graha Famili, dan Jalan menuju Citraland.

Linkage Linear terlihat pada :

1. jalan Darmo Boulevard menuju ke jalan Lingkar Dalam.

2. Jalan Lingkar Dalam menuju ke jalan masuk kawasan perumahan Graha

Famili.

Page 14: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Tapak

Universitas Kristen Petra

21

3. Jalan Lingkar Dalam menuju ke Kawasan Citraland.

Masukan dalam desain : Site terletak pada pertemuan linkage tiga buah

jalan raya, hal ini harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya dengan cara

menampilkan fasade eksterior bangunan semenarik mungkin sehingga dapat

menarik pengguna jalan raya yang melintasi site tersebut.

2.4. Analisa Tapak

View

Potensi view pada site terletak pada sisi Barat dan Selatan site. Pada sisi

Barat site terdapat 2 view menarik yaitu Gerbang Unesa dan Danau / Boesem

milik Ciputra, sedangkan pada sisi Selatan site terdapat lahan kosong yang

nantinya akan direncanakan untuk pembuatan Ruang Terbuka Hijau.

View negatif berada pada sisi Utara dan Timur site. Pada sisi Utara site,

terdapat jalan masuk menuju kawasan perumahan Graha Famili dan lahan kosong

yang telah dipagari, sedangkan pada sisi Timur site merupakan lahan kosong yang

akan dibuat perumahan.

Solusi : Memaksimalkan view yang ada pada tapak yaitu dengan cara

meletakkan ruang-ruang yang membutuhkan view pada bangunan diletakkan pada

sisi Barat dan Selatan site, sedangkan pada sisi Utara dan Timur diletakkan ruang-

ruang yang tidak membutuhkan orientasi keluar.

Gambar 2.17. View ke luar tapak

Page 15: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Tapak

Universitas Kristen Petra

22

Iklim dan Cuaca

• Matahari

Gambar 2.18. Arah sinar matahari pada site

Pada sisi Timur site sebagian besar didominasi oleh lahan kosong yang

minim vegetasi, sedangkan sebelah Barat site terdapat jalan yang lebar dan

danau. Hal ini membuat sisi Timur dan Barat site ter-ekspos langsung oleh

sinar matahari pagi dan sore, sehingga dalam perencanaan desain bangunan

harus memikirkan shading yang efektif dan mencukupi untuk sisi Timur dan

Barat bangunan.

Solusi : Membuat shading untuk blocking radiasi matahari dengan cara

melakukan perhitungan dengan solar chart agar dapat menghindari sinar

matahari langsung masuk ke dalam bangunan.

• Angin

Kota Surabaya merupakan kota yang beriklim tropis lembab dengan

tingkat kelembaban yang cukup tinggi yaitu 80-100% dengan kecepatan angin

yang sangat rendah serta suhu yang tinggi. Hal ini dikarenakan letak kota

Surabaya yang dekat dengan garis khatulistiwa, serta posisinya yang terletak

pada 7˚LS. Beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan dan arah angin

disekitar site adalah bangunan-bangunan besar yang dapat membelokkan dan

menghalangi angin. Terdapat boesem di sekitar site juga dapat menambah

tingkat kelembaban di sekitar site.

Page 16: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Tapak

Universitas Kristen Petra

23

Gambar 2.19. Arah hembusan angin pada site

Arah mata angin diatas dapat memberikan banyak manfaat dalam

perancangan bangunan. Bangunan terkena hembusan angin pada 2 sisi, yaitu

sisi Timur dan sisi Selatan. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk mengurangi

tingkat kelembaban yang tinggi serta kecepatan angin yang rendah dengan cara

mengorientasikan bangunan terhadap arah mata angin sehingga dapat

menangkap dan membelokkan angin ke dalam bangunan.

Solusi : Memanfaatkan arah angin yang melewati tapak dengan cara

mendesain bangunan yang dapat menangkap hembusan angin tersebut dan

membelokkannya kedalam tapak sehingga bangunan cukup mendapatkan udara

segar.

• Topografi

Gambar 2.20. Keadaan topografi di sekitar site

Keadaan Topografi pada masing-masing sisi site berbeda-beda. Gambar

diatas merupakan jalan masuk menuju kawasan perumahan Graha Famili yang

memiliki perbedaan lebih tinggi ±50 cm dari jalan raya, sedangkan sisi utara

keadaan Topografinya lebih tinggi daripada sisi Selatan site.

Page 17: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Tapak

Universitas Kristen Petra

24

Karena keadaan Topografi yang berbeda-beda pada beberapa sisi site,

maka perlu dipikirkan dan direncanakan kemungkinan-kemungkinan yang

dapat terjadi, seperti pengendapan dan penggenangan air hujan pada sisi yang

lebih rendah.

Solusi : Pembuatan saluran-saluran air yang banyak pada sisi yang lebih

tinggi agar tidak mengalir ke tempat yang lebih rendah, serta pembuatan

saluran resapan di sekitar bangunan agar air dapat mengalir ke saluran kota.

Gambar 2.21. Perencanaan model saluran pembuangan

Sumber: Rencana Teknik Ruang Kota Unit Distrik Jajar Tunggal

Kebisingan

Site memiliki tingkat kebisingan yang berbeda-beda pada tiap sisinya,

Hal ini sangat berpengaruh bagi perancangan proyek arena permainan dan

pertandingan, karena hampir semua alat elektronik yang berperan menghasilkan

media suara. Jadi, apabila kebisingan dari luar site sampai masuk ke dalam site,

maka akan sangat mengganggu para pemain dan atlet game yang sedang bermain

Keterangan :

• Tingkat kebisingan tinggi

• Tingkat kebisingan sedang

• Tingkat kebisingan rendah

• Tingkat kebisingan paling rendah

Gambar 2.22. tingkat kebisingan pada site

Tingkat kebisingan paling tinggi terletak pada sisi Barat site yaitu pada

Jalan Lingkar Dalam dimana jalan ini merupakan tampungan dari beberapa

kawasan yaitu jalan Putat Gede, kawasan perumahan Graha Famili, kawasan

Pakuwon, kawasan Ciputra, dan kawasan Wiyung.

Page 18: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Tapak

Universitas Kristen Petra

25

Tingkat kebisingan sedang terletak pada sisi Utara site, yaitu pada sisi

jalan masuk menuju ke perumahan Graha Famili. Jalur ini tidak terlalu padat

karena lebih menuju ke privasi warga pemilik rumah.

Tingkat kebisingan rendah terletak pada sisi Timur site yaitu masih

berupa lahan kosong untuk rencana pembangunan perumahan Graha Famili.

Tingkat kebisingan sangat rendah terletak pada sisi Selatan site yang

masih berupa lahan kosong. Untuk rencana kedepannya, lahan ini akan digunakan

sebagai Ruang Terbuka Hijau.

Solusi : Membuat barrier pada tapak untuk mengurangi kebisingan yang

terdapat di pinggir jalan raya yaitu bisa dengan cara menggunakan vegetasi dan

juga dengan menarik bangunan tersebut agar lebih menjorok masuk ke dalam

Tapak.

Sirkulasi

Gambar 2.23. Tingkat kepadatan kendaraan di sekitar site

Gambar 2.24. Arah sirkulasi kendaraan di sekitar site

Page 19: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Tapak

Universitas Kristen Petra

26

Solusi : Berdasarkan analisa, pencapaian ke dalam site dari jalan Lingkar

Dalam dirasa paling sesuai karena jalan tersebut merupakan jalan raya utama yang

padat dan mudah dijangkau dari berbagai penjuru. Hal ini dapat menarik banyak

pengunjung dan mengurangi kepadatan dari jalan raya.

2.5. Zoning

Berdasarkan pendekatan perancangan dan analisa site, zona pada

bangunan dibagi menjadi beberapa massa sehingga menyerupai sebuah rangkaian

elektronik yang terdiri dari 4 bagian bangunan, ditinjau dari nilai komersialnya.

Gambar 2.25. Pembagian Zona

Potensi Site :

Zona bermain dan bertanding diletakkan di bagian depan yang bertujuan

untuk menarik perhatian pengunjung dan juga sebagai vokal point pada bangunan.

Zona penunjang berupa food court & café diletakkan pada sisi utara site

di pinggir jalan Graha Famili karena bertujuan menarik pengunjung dan

mempunyai nilai jual yang cukup tinggi.

Page 20: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Tapak

Universitas Kristen Petra

27

Zona Service diletakkan pada bagian belakang bangunan dikarenakan

zona tersebut tidak diperuntukkan untuk umum dan tidak memiliki nilai jual.

Space di tengah yang berfungsi sebagai plaza, dan tempat berkumpul

yang mengikat keempat massa pada lantai 2 membuat suatu kesan space / ruang

yang melayang pada tampak vertikal bangunan.

2.6. Pengaruh Lingkungan Sekitar Terhadap Perancangan Tapak

Ditinjau dari segi ekonomi, site terletak pada daerah yang sedang

berkembang dengan dikelilingi bangunan-bangunan komersial yang modern

dengan penggunanya sebagian besar dari kalangan menengah ke atas.

Ditinjau dari segi sosial budaya, site dikelilingi oleh banyak kawasan

perumahan yang dihuni oleh orang-orang berstatus ekonomi menengah ke atas.

Potensi ini sangat bermanfaat bagi perancangan proyek ini mengingat pangsa

pasar yang dicari yaitu masyarakat dari kalangan menengah ke atas.

Ditinjau dari segi lingkungan, site terletak di kawasan lingkungan

menengah ke atas dengan tiap sisi site berbatasan dengan fungsi lahan yang

berbeda-beda. Pada sebelah Barat site yang bersebelahan dengan jalan raya, dapat

dimanfaatkan untuk zona yang ditangkap untuk publik untuk memberikan suatu

kesan dari bangunan. Sebelah Timur site merupakan bagian belakang dari site,

bisa dimanfaatkan untuk daerah service dan fasilitas penunjang lainnya karena

tidak terlalu butuh view dan tidak terlalu butuh perhatian publik. Sebelah Selatan

site terdapat lahan kosong dan sebuah danau dengan rencana pengembangan

kedepannya akan dibuat Ruang Terbuka Hijau, sehingga pada sisi sebelah Selatan

dapat dimanfaatkan untuk fungsi ruang yang paling banyak membutuhkan view.

2.7. Pengaruh Perancangan Tapak Terhadap Lingkungan Sekitar

Site yang terletak di kawasan yang sedang berkembang dan bergaya

modern, tentu akan memberikan harga jual yang cukup mahal. Dengan ditunjang

oleh banyak pusat perbelanjaan, mall, dan kawasan perekonomian, perancangan

bangunan ini akan menjadi sebuah kawasan hiburan yang menyediakan fasilitas

bagi pecinta Olahraga Elektronik yang memang diperuntukkan bagi masyarakat

kelas menengah ke atas.

Page 21: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Tapak

Universitas Kristen Petra

28

Vegetasi yang banyak terdapat di site dan di sekitar site, harus bisa

dipertahankan dalam perancangan bangunan ini. Salah satu cara yang bisa

dilakukan adalah dengan merencanakan pembangunan yang berkelanjutan dengan

memikirkan faktor vegetasi tersebut. Perancangan tapak juga harus

memperhatikan faktor sirkulasi kedalam site agar tidak mengganggu pengunna

jalan mengingat jalan raya Lingkar Dalam yang cukup padat pada jam-jam

tertentu.

2.8. Pencapaian Tapak

• Dari Pusat Kota (Gedung Walikota):

Jln. Walikota Mustajab Jln. Pemuda (Plaza Surabaya) Jln. Panglima

Sudirman Jln. Urip Sumoharjo Jln. Raya Darmo Jln. Indragiri Jln.

Mayjend Sungkono Jln. HR Muhammad Jln. Darmo Boulevard Jln.

Lingkar Barat Dalam SITE

• Dari daerah Kertajaya:

Daerah Kertajaya Jln. Raya Gubeng Jln. Sulawesi Jln. Keputran

Jln. Polisi Istimewa (Sekolah Katholik St.Louis) Jln. Raya Darmo Jln.

Indragiri Jln. Mayjend Sungkono Jln. HR Muhammad Jln. Darmo

Boulevard Jln. Lingkar Barat Dalam SITE

• Dari Universitas Kristen Petra Surabaya:

Jln. Ahmad Yani Jln. Diponegoro Jln. Ciliwung Jln. Adityawarman

Jln. Mayjend Sungkono Jln. HR Muhammad Jln. Darmo Boulevard

Jln. Lingkar Barat Dalam SITE

• Dari Jalan TOL Surabaya - Malang:

Jln. Tol Surabaya-Malang Gerbang Satelit Jln. Mayjend Sungkono

Jln. HR Muhammad Jln. Darmo Boulevard Jln. Lingkar Barat Dalam

SITE

Arahan sistem transportasi yang terkait dengan wilayah U.D. Jajar

Tunggal meliputi:

• Untuk skenario jangka panjang pengembangan Jalan Tol Surabaya – Gresik

yang pada saat ini merupakan jalur lalu lintas regional (eksisting).

Page 22: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Tapak

Universitas Kristen Petra

29

• Untuk skenario jangka menengah adalah pengembangan Jalan menganti –

Wiyung dengan ROW 40m.

• Untuk skenario Jangka Pendek pengembangan jalan lingkar barat dengan ROW

35m.

• Peningkatan dan pengembangan jalan-jalan yang menghubungkan dengan

struktur jaringan utama kawasan untuk memacu perkembangan wilayah Barat.

Gambar 2.26. Pencapaian ke Dalam Tapak

Pencapaian ke dalam site diletakkan pada sisi jalan Lingkar Dalam

karena merupakan jalan raya yang ramai sehingga dapat mengurangi kepadatan

pada jalan Lingkar Dalam tersebut, serta dapat menarik banyak pengunjung dan

mudah dalam pencapaiannya.

Pintu keluar terletak pada sisi jalan Graha Famili karena jalan tersebut

memiliki kepadatan kendaraan yang sedang dan tidak terlalu ramai sehingga tidak

menimbulkan kemacetan

Page 23: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Tapak

Universitas Kristen Petra

30

2.9. Sirkulasi Dalam Tapak

Gambar 2.27. Sirkulasi Dalam Tapak