Upload
others
View
25
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
20 Universitas Kristen Petra
2. PERENCANAAN TAPAK
2.1. Kriteria Pemilihan Lahan
Lokasi Tapak harus memiliki kriteria utama sebagai berikut:
1. Pasar yang cukup besar / Pasar Induk karena dengan demikian berarti pasar
tersebut berperan penting dalam roda perekonomian dan merupakan lapangan
pekerjaan yang besar.
2. Potensial untuk objek pariwisata (memiliki nilai lebih yang dapat diolah).
3. Terletak di daerah vital kota Surabaya dan mudah diakses dari segala penjuru
kota sehingga cocok untuk ikon pariwisata yang baru.
Mengingat bahwa proyek yang direncanakan merupakan bangunan yang
berfungsi sebagai fasilitas umum yaitu pasar wilayah yang termasuk pasar induk
dan khusus untuk berjualan sayur mayur, di mana sebagian besar konsumennya
berasal dari seluruh wilayah Surabaya, maka ada beberapa kriteria yang harus
diperhatikan dalam memilih dan menilai lokasi untuk fasilitas pelayanan
masyarakat di perkotaan, antara lain akan dijelaskan di bawah ini:
Dasar dan prinsip lokasi sesuai teori Christaller:
- Keterdekatan – ingin yang dekat (market optimising principle)
- Efisiensi rute transportasi (traffic optimising principle)
- Batas ambang pelayanan dan pola permukiman (administratif optimising
principle)
Prinsip memilih lokasi adalah pelayanan yang terbaik dengan biaya
optimal, yang berarti:
1. Meminimalkan jarak
2. Meminimalkan biaya transport dan waktu tempuh
Sementara, kriteria-kriteria yang diperhatikan adalah:
- Kriteria jarak rata-rata adalah jumlah jarak dari semua orang terhadap fasilitas
terdekatnya adalah minimum.
- Kriteria jarak minimal adalah jarak paling jauh dari orang terhadap fasilitas
yang terdekat dengan mereka adalah minimum.
21
Universitas Kristen Petra
- Kriteria penempatan sama adalah jumlah orang di daerah di dekatnya yang
mengelilingi salah satu fasilitasnya sama.
- Kriteria kendala batas ambang, yaitu jumlah orang di daerah dekat satu
fasilitas lebih besar dari jumlah tertentu.
- Kriteria kendala kapasitas, adalah jumlah orang di daerah dekatnya yang
mengelilingi suatu fasilitas tidak pernah lebih besar dari jumlah tertentu.
Pemilihan lokasi adalah problem lokasi dan alokasi yang bersangkutan
dengan:
- kebutuhan dan potensi penyedia versus konsumen
- kebutuhan versus fasilitas yang telah ada
Pemilihan lokasi adalah problem lokasi dan alokasi yang berhubungan
dengan:
- Distribusi dari pusat pelayanan baru di ruang kota
- Struktur ruang kota kini dan yang akan datang
- Interaksi di dalam ruang kota
Faktor pembeda dalam memilih dan menilai lokasi:
- Sektor pribadi dengan penekanan pada biaya & jarak-waktu tempuh
- Sektor publik, emergency & ordinary
Strategi penetapan lokasi untuk fasilitas pelayanan publik di perkotaan
- Mencermati syarat teknis fasilitas
- Menentukan karakteristik masyarakat sasaran
- Menentukan pola sebaran masyarakat sasaran
- Menentukan unit-unit wilayah pelayanan, dengan melihat kondisi eksisting
- Menentukan alternatif letak lokasi yang dipilih
- Klarifikasi terhadap rencana tata ruang
22
Universitas Kristen Petra
2.2. Lokasi Proyek
Lokasi proyek berada di pasar keputran eksisting namun tapaknya
diperluas ke arah utara dengan pertimbangan pemukiman yang digusur lebih tidak
tertata di sebelah Utaranya daripada sebelah Selatan. Luas pasar keputran lama
sebesar 0.75 Ha diperbesar menjadi sekitar 3.1 Ha.
2.2.1. Spesifikasi Lokasi Proyek
Gambar 2.1. Posisi Surabaya di Pulau Jawa, Indonesia
Gambar 2.2. Peta Surabaya
Keterangan Lokasi Tapak :
Lokasi : Jl. Keputran no. 12,
23
Universitas Kristen Petra
Kelurahan Keputran, Kecamatan Tegal Sari,
Wilayah distrik Embong Kaliasin.
Bentuk site : persegi, dengan 2 bukaan
Luas site : +/- 31.000 m2
Orientasi : Utara-Timur
Pencapaian : mudah dicapai karena terletak dekat dengan jalan
arteri sekunder (Jl. Urip Sumoharjo) dan jalan
kolektor primer (Jl. Embong Sono Kembang dan Jl.
Pandegiling), serta dekat dengan jalan akses Timur
Barat Surabaya Selain itu, tapak juga banyak dilalui
rute angkutan umum.
Iklim : Tropis Lembab
Gambar 2.3. Pasar Keputran dan sekitarnya
Sumber: Google Earth
Tapak yang diambil adalah Pasar Induk Keputran Surabaya (Pasar
Keputran Utara), dengan pertimbangan pasar ini merupakan pasar induk dan
terletak di Surabaya Pusat, arteri kota, serta juga sebelah sungai Kalimas (sungai
penting di Surabaya). Kelebihan ini menjadikan Pasar Keputran sebagai wadah
lapangan pekerjaan yang cukup besar dan berperan penting dalam roda
24
Universitas Kristen Petra
perekonomian Surabaya. Lokasinya yang berada di sebelah sungai, menjadikan
Pasar ini potensial untuk objek pariwisata air.
Selain itu, kondisi Pasar Keputran juga tidak terlalu rapi dan terawat
sehingga kurang ramah lingkungan. Dengan demikian, pasar ini juga perlu ditata
ulang dalam rangka memberi sumbangsi fungsi pion kota yang ramah lingkungan,
sosial, dan ekonomi.
Gambar 2.4. Pasar Keputran eksisting
Sumber: Foto lapangan Januari 2009
Adapun kondisi Pasar Keputran eksisting adalah:
Lokasi : Jl. Keputran no. 12, Kelurahan Keputran, Kecamatan Tegal
Sari, Wilayah distrik Embong Kaliasin.
Kelas Pasar : Kelas I menurut tarif retribusi PD Pasar Surya.
Luas tanah : 8.696,00 m2
25
Universitas Kristen Petra
Luas bangunan : 7.548 m2
Jumlah kios : 278 buah.
Pedagang : 300
Th. Perolehan : 1918
Status tanah : PD Pasar Surya.
Pengelola :
o Bangunan / Gedung Pasar Keputran diolah oleh PD Pasar Surya
o Peluberan pasar keputran dari Jl. Pandegiling sampai Jl. Sono
Kembang dikelola oleh 3 pihak luar tidak berbadan hukum yang
memiliki wilayah sendiri-sendiri.
Pasar Keputran eksisting ini kemudian diperluas sehingga tapak menjadi
seperti di bawah ini:
Gambar 2.6. Perluasan Tapak Pasar
Sumber: Peta Garis Kota Surabaya
Gambar 2.5. Foto Udara Tapak
Eksisting
Sumber: Google Earth, 2009
26
Universitas Kristen Petra
Berdasarkan RTRK Tahun Anggaran 2003 Wilayah distrik Embong
Kaliasin tentang rencana penggunaan lahan 2013, diperoleh data tentang tapak
sebagai berikut:
- Tata Guna Lahan:
Daerah ini termasuk kawasan perdagangan
- Batas lahan/kapling
Utara : Jl. Basuki Rahmat; Wisma Dharmala, rumah tinggal 1 lantai dan
pertokoan.
Barat : Jl. Urip Sumoharjo
Selatan : pemukiman Keputran, rumah tinggal tinggi 1 lantai
Timur : Jl. Keputran berbatasan dengan sungai Kalimas.
- Luas lahan yang tersedia kurang lebih 3,1 hektar, dengan peraturan tata kota
yaitu : Garis Sempadan Bangunan depan 10 m, samping 4-6 m.
- Koefisien Lantai Bangunan : 300% (1-5 lantai non perumahan)
- Koefisien Dasar Bangunan : 40 – 60%
- Ketinggian tanah / Topografi : daerah dataran rendah dengan ketinggian tanah
bervariasi (ketinggian maksimum +/- 5 meter dari ketinggian minimum +/- 4.3
meter dari titik I BPP Tanjung Perak yang mempunyai ketinggian +/- 3.6075
meter terhadap ARP (Air Rendah Purnama).
- Hidrologi : kedalaman air tanah pada kawasan perencanaan adalah 2 sampai 3
meter (Sumber SDMP), kedalaman tersebut tergantung pada permukaan air
Kali Mas. Tapak memiliki sistem drainase Pompa Air Dinoyo – Keputran dan
dialiri oleh sungai kecil yang mengalir dari Barat ke Timur, bermuara ke
Kalimas.
- Kemampuan dan Jenis Tanah : menurut data kemampuan tanah dan jenis
tanah dari Peta Data Pokok Kotamadya Daerah Tingkat II Surabaya tahun
1992, kondisi tanah pada kawasan perencanaan adalah:
o Lereng : Mempunyai kemiringan 0-2%
o Kedalaman efektif tanah : Lebih dari 90 cm
o Tekstur tanah : Halus
o Drainase : Tidak pernah tergenang
o Erosi : Tidak ada erosi
27
Universitas Kristen Petra
o Faktor pembatas : Air tanah asin
o Jenis tanah : Alluvial kelabu
2.2.2. Pemilihan Lokasi Tapak
Lokasi tapak dipilih di daerah Surabaya Pusat karena harus memiliki
kriteria utama sebagai berikut:
1. Pasar yang cukup besar karena dengan demikian berarti pasar tersebut
berperan penting dalam roda perekonomian dan merupakan lapangan
pekerjaan yang besar.
2. Potensial untuk objek pariwisata (memiliki nilai lebih yang dapat diolah).
3. Terletak di daerah vital kota Surabaya dan mudah diakses dari segala penjuru
kota sehingga cocok untuk ikon pariwisata yang baru.
Gambar 2.7. Area Surabaya Pusat
Sumber: Google Earth dan RTRK Tahun Anggaran 2003 Unit Wilayah Distrik
Embong Kaliasin
Pertimbangan untuk mempertahankan lahan yang lama dan tidak memilih
lahan yang baru adalah:
1. Lahan baru belum memiliki konsumen sehingga belum ada loyalitas
pelanggan yang mendukung eksistensi pasar yang bersangkutan.
2. Kebutuhan sehari-hari di daerah Surabaya Pusat sudah terpenuhi melalui pasar
Keputran sehingga apabila menggunakan lahan baru di Surabaya Pusat maka
Pasar Keputran
A B
C
D
E
A : BRI Tower
B : Wisma Dharmala
C : Grha Indosat
D : Hotel Olympic
E : Pasar Keputran
Kejambon
28
Universitas Kristen Petra
akan kurang tepat sasaran, dengan catatan memang salah satu kriteria tapak
adalah di Surabaya Pusat.
3. Lahan baru belum tentu memiliki vitalitas dalam perannya di perekonomian
Surabaya sehingga kurang berpengaruh pada roda perekonomian. Dengan kata
lain, kurang memberi efek pada kawasan.
Berdasarkan kriteria-kriteria yang disebutkan dalam sub bab di atas, maka
lokasi digunakan tetap tapak lama Pasar Keputran yang kemudian diperluas sesuai
kebutuhan yang baru.
\
Gambar 2.8. Pasar Keputran dan peluberannya di sepanjang Kalimas
Sumber: Google Earth dan pengamatan lapangan Januari 2009
Keterangan:
Area Pasar
Keputran
29
Universitas Kristen Petra
2.2.3. Potensi dan kelemahan tapak
Gambar 2.9. Tapak akhir hasil perluasan
Sumber: Peta Garis Kota Surabaya
2.2.3.1. Potensi tapak
- Peran tapak bagi kota sangat besar, mengingat letaknya yang berada di pusat
kota.
- Letak tapak yang berada di tepi sungai Kalimas menjadikan tapak berpotensi
untuk merevitalisasi fungsi Kalimas dan dapat dijadikan fungsi pariwisata air.
- Tapak dialiri oleh aliran anak sungai Kalimas, berpotensi untuk diolah
menjadi bagian dari pasar tradisional Keputran.
- Akses atau pencapaian tapak mudah karena terletak di sebelah arteri sekunder
dan banyak dilalui kendaraan umum.
2.2.3.2. Kelemahan tapak
- Daerah padat sehingga rawan macet dan banyak polusi
- Kondisi Kalimas yang kurang bersih dapat merangsang pengguna tapak untuk
lebih tidak peduli terhadap lingkungan harus diperbaiki terlebih dahulu
kondisi sungainya.
- Keberadaan rumah pompa air Dinoyo-Keputran yang berada di dalam tapak
memberi kesulitan tersendiri dalam mendesain.
30
Universitas Kristen Petra
2.2.4. Infrastruktur Kawasan Tapak
- Transportasi: pencapaian ke tapak dapat ditempuh dengan kendaraan umum
maupun kendaraan pribadi, yaitu melalui jalan utama akses Timur-Barat
Surabaya yang melalui Jl. Pandegiling terhubung hingga ke arah jembatan
Gubeng serta dari arah Jl. Kayoon dan Jl. Karimun Jawa ke arah pasarnya
sendiri. Untuk kendaraan umum terhubung lewat Jl. Urip Sumoharjo dan
banyak pula yang melewati Jl. Pandegiling dan Jl. Sono Kembang (lihat
lampiran tabel Arus Kendaraan Umum, sumber RTRK 2003 distrik Embong
Kaliasin).
Gambar 2.10. Perubahan Arus Lalu lintas pada Kawasan Perencanaan
Sumber: RTRK Tahun Anggaran 2003 Wilayah distrik Embong Kaliasin
Sering terjadi kemacetan pada daerah Karapan Sapi di Jl. Urip Sumoharjo
karena peluberan Pasar Keputran di sebelah Wisma Dharmala dan parkir
Institut Pembangunan di sore hari. Kemacetan juga terjadi di poros Jl.
Pandegeling – Jl.Sulawesi (daerah jembatan) karena jalan yang menyempit
dan keramaian pasar di pertigaan tersebut. Selain itu, pada Jembatan di antara
Jl. Karimun Jawa dan Jl. Sono Kembang kadang terjadi kemacetan karena
lebar jalan menyempit dan peluberan pasar di depan Hotel Brantas.
- Fasilitas penunjang : di sekitar tapak terdapat jembatan penyeberangan,
pasar Keputran Selatan, pemukiman, dan kawasan perniagaan. Hal ini berarti
bahwa lokasi tersebut berkembang dan memungkinkan terjadinya sosialisasi
yang baik.
Pasar Keputran
31
Universitas Kristen Petra
Gambar 2.11. Jembatan penyeberangan di Jl. Urip Sumoharjo
Gambar 2.12. Jembatan
penghubung dari Jl. Urip
Sumoharjo ke Jl. Karimun Jawa
Gambar 2.13. Jembatan
penghubung dari Jl. Pandegiling
ke Jl. Gubeng
Gambar 2.14. Toko meracang
yang banyak terdapat di kanan
kiri Jl. Keputran
Gambar 2.15. Kawasan
Perniagaan Jl. Urip Sumoharjo
32
Universitas Kristen Petra
Gambar 2.16. Jl. Karimun Jawa menuju Jl. Panglima Sudirman yang sarat akan
sentra bisnis.
Gambar 2.17. Dua ikon bisnis di daerah Keputran
- Air bersih : didapatkan air bersih melalui saluran PDAM yang ada di Jl. Urip
Sumoharjo dengan kondisi pipa primer berdiameter >600 mm.
- Listrik : kebutuhan listrik di lokasi ini sudah terpenuhi dengan baik. Listrik
disuplai oleh PLN Wilayah XII Cabang Surabaya Selatan. Penyaluran listrik
melalui Saluran Tegangan Menengah (SUTM) 20 KV, kemudian
didistribusikan lewat Saluran Tegangan Rendah (SUTR) yang memenuhi
kebutuhan sehari-hari. Pedagang pasar pada dasarnya tidak susah
mendapatkan listrik dan biasanya per hari akan membayar tagihan listrik
kepada orang yang bersangkutan (dalam hal ini ditujukan pada preman
setempat).
Gambar 2.18. Saluran listrik yang ada pada kawasan.
33
Universitas Kristen Petra
- Drainase : Dialirkan langsung menuju Kalimas yang ada di sisi Timur tapak.
Selain itu di dalam tapak sendiri juga terlewati oleh aliran sungai bawah tanah
(membelah tapak) yang juga dimanfaatkan sebagai salah satu drainase.
Terdapat sistem pompa air Dinoyo-Keputran dengan nama Saluran Keputran
yang mengalir dari Barat ke Timur, bermuara ke Kalimas. Kondisi
plengsengan terawat dengan lebar saluran B=3.0 meter. Pada kawasan
perencanaan terdapat pintu air rumah pompa Keputran.
- Persampahan : sampah dibuang pada kontainer-kontainer sementara di
sekitar Pasar Keputran oleh „pekarya‟ PD Pasar tiap harinya, kemudian
diambil oleh pengangkut berupa truk dari pihak swasta. Durasi truk
sampahnya datang kadang 2 hari sekali.
Gambar 2.19. Kontainer sampah di Jl. Dinoyo
Timbulan sampah yang dihasilkan oleh sekitar 3 juta jiwa penduduk Kota
Surabaya sebesar 79,19 persen sementara timbulan sampah dari sampah pasar
menghasilkan 8,52 persen. Sampah pasar pada umumnya didominasi oleh
sampah organik. Karakteristik sampah organik di sampah pasar yang
dikunjungi paling banyak didominasi oleh sayur-mayur dan buah-buahan.
2.2.5. Pengamatan Pasar Keputran Eksisting
Pengamatan pasar Keputran eksisting meliputi jenis barang jualan yang
ada di pasar, area parkir becak dan mlijo, dan area bongkar muat.
34
Universitas Kristen Petra
Gambar 2.20. Peta Jenis Barang Jualan
Gambar 2.21. Peta Parkir Becak dan Mlijo
35
Universitas Kristen Petra
Gambar 2.22. Peta Area Bongkar Muat
Terdapat hubungan antara aktivitas pembeli dan penjual dengan kebutuhan
ruang dalam pasar. Berangkat dari studi perilaku yang terjadi di Pasar Keputran,
pengamatan didasarkan pada aktivitas pembeli dan penjual berbasis skala waktu
kerja. Diharapkan dengan mengetahui secara detail dan runut tentang aktivitas
mereka, dapat menghasilkan kebutuhan ruang yang unik dan tepat sasaran.
Untuk itu, pengamatan dilakukan per zona sesuai jam operasionalnya.
Pasar Keputran dibagi menjadi empat zona, yaitu:
- Zona Pandegiling
Terletak di pertigaan Jl. Pandegiling, Jl. Dinoyo dan Jembatan Jl. Sulawesi.
Meliputi kios bunga dan kendi serta kios buah. Jam operasionalnya 24 jam.
- Zona Bangunan Pasar
Terletak di Gedung Pasar Keputran (Jl. Keputran) beserta perluasan di kanan-
kirinya. Meliputi kios sayur, daging, bumbu dan rempah. Jam operasionalnya
tidak menentu, ada yang siang sudah buka, ada yang malam baru buka.
- Zona Wisma Dharmala
Terletak di sebelah Wisma Dharmala. Meliputi kios sayur, buah, bumbu dan
rempah. Jam operasionalnya mulai pukul 1 dini hari sampai pukul 7 pagi.
36
Universitas Kristen Petra
- Zona Indosat
Terletak di depan Hotel Brantas, di perempatan Jl. Sono Kembang, Jl.
Kayoon, Jl. Karimun Jawa, dan Jl. Keputran. Meliputi kios sayur, buah,
bumbu dan rempah, dan daging. Jam operasionalnya mulai pukul 2 siang
sampai pukul 7 pagi.
Gambar 2 23.Zonasi Keputran berdasarkan Jam Operasionalnya.
Pengamatan zonasi di atas didasarkan pada skala waktu untuk mencari
syarat desain yang lebih spesifik. Untuk lebih jelasnya, lihat Tabel 2.1. Hubungan
Aktivitas Pembeli dengan Kebutuhan Ruang dan Tabel 2.2. Hubungan Aktivitas
Penjual dengan Kebutuhan Ruang.
Permasalahan utama yang ada di lapangan adalah selain kios-kios tempat
berjualan, tidak ditemukan adanya fasilitas umum seperti musholla, toilet, kantor
pengelola, dan pos keamanan. Oleh karena itu, pada desain yang baru fasilitas
tambahan tersebut diikutsertakan dalam program ruang.
A
B
C
D
B
B
B
37
Universitas Kristen Petra
Gambar 2.23. Parkir becak, sepeda motor, dan mlijo yang ada di mana-mana
Gambar 2.24. Aktivitas bongkar muat di pasar Keputran
Gambar 2.25. Kios dalam Pasar Keputran
Gambar 2.26. Pelataran di luar pasar Keputran (peluberan pasar)
38
Universitas Kristen Petra
Tabel 2.1. Hubungan Aktivitas Pembeli dengan Kebutuhan Ruang
P
AN
DEG
ILIN
GB
GN
AN
PSR
W.D
HA
RM
ALA
IND
OSA
T
SUB
UH
01
.00
ped
agan
g la
inp
edag
ang
lain
ped
agan
g la
inp
edag
ang
lain
kio
s +
par
kir
di d
pn
nn
yaad
a si
rku
lasi
kh
usu
s
02
.00
ren
gke
k/m
lijo
/ped
agan
gre
ngk
ek/
mlij
o/p
edag
ang
ren
gke
k/m
lijo
/ped
agan
gre
ngk
ek/
mlij
o/p
edag
ang
kio
s +
par
kir
di d
pn
nn
yau
ntu
k m
lijo
dan
min
i
03
.00
ren
gke
k/m
lijo
/ped
agan
gre
ngk
ek/
mlij
o/p
edag
ang
ren
gke
k/m
lijo
/ped
agan
gre
ngk
ek/
mlij
o/p
edag
ang
kio
s +
par
kir
di d
pn
nn
yatr
uk
ped
agan
g la
in
04
.00
ren
gke
k/m
lijo
/ped
agan
gre
ngk
ek/
mlij
o/p
edag
ang
ren
gke
k/m
lijo
/ped
agan
gre
ngk
ek/
mlij
o/p
edag
ang
kio
s +
par
kir
di d
pn
nn
yase
hin
gga
tid
ak m
eng-
PA
GI
05
.00
ren
gke
k/m
lijo
/ped
agan
gre
ngk
ek/
mlij
o/p
edag
ang
ren
gke
k/m
lijo
/ped
agan
gre
ngk
ek/
mlij
o/p
edag
ang
kio
s +
par
kir
di d
pn
nn
yaga
nn
gu s
irku
lasi
06
.00
ibu
RT/
mlij
o/p
edag
ang
ibu
RT/
mlij
o/p
edag
ang
ibu
RT/
mlij
o/p
edag
ang
ibu
RT/
mlij
o/p
edag
ang
kio
s +
par
kir
di d
pn
nn
yap
engu
nju
ng.
07
.00
ibu
RT/
ped
agan
g la
inib
u R
T/p
edag
ang
lain
ibu
RT
ibu
RT
kio
s
08
.00
ibu
RT/
ped
agan
g la
in-
--
kio
ski
os
yan
g la
yak
09
.00
ibu
RT/
ped
agan
g la
in-
--
kio
su
ntu
k m
enu
ngg
u
10
.00
ibu
RT/
ped
agan
g la
in-
--
kio
ssa
mb
il b
eris
tira
hat
,
SIA
NG
11
.00
ibu
RT/
ped
agan
g la
in-
--
kio
sd
an d
apat
dit
utu
p
12
.00
ibu
RT/
ped
agan
g la
in-
--
kio
ssm
ntr
jika
dit
ingg
al
13
.00
ibu
RT/
ped
agan
g la
in-
--
kio
ske
WC
ata
u S
ho
llat.
14
.00
ibu
RT/
ped
agan
g la
inib
u R
T/p
edag
ang
lain
--
kio
s
15
.00
ibu
RT/
ped
agan
g la
inib
u R
T/m
lijo
/ped
agan
g-
ibu
RT/
mlij
o/p
edag
ang
kio
s +
par
kir
di d
pn
nn
yaar
ea p
arki
r ya
ng
ckp
SOR
E1
6.0
0ib
u R
T/p
edag
ang
lain
ibu
RT/
mlij
o/p
edag
ang
-ib
u R
T/m
lijo
/ped
agan
gki
os
+ p
arki
r d
i dp
nn
nya
luas
un
tuk
mlij
o,m
oto
r,
17
.00
ibu
RT/
ped
agan
g la
inib
u R
T/m
lijo
/ped
agan
g-
ibu
RT/
mlij
o/p
edag
ang
kio
s +
par
kir
di d
pn
nn
yam
ini t
ruk,
pic
k u
p
18
.00
ibu
RT/
ped
agan
g la
inib
u R
T/p
edag
ang
lain
-ib
u R
T/p
edag
ang
lain
kio
s
19
.00
ibu
RT/
ped
agan
g la
inib
u R
T/p
edag
ang
lain
-ib
u R
T/p
edag
ang
lain
kio
s
20
.00
ibu
RT/
ped
agan
g la
inib
u R
T/p
edag
ang
lain
-ib
u R
T/p
edag
ang
lain
kio
s
MA
LAM
21
.00
ped
agan
g la
inp
edag
ang
lain
-p
edag
ang
lain
kio
sp
ener
anga
n y
ang
bai
k,
22
.00
ped
agan
g la
inp
edag
ang
lain
-p
edag
ang
lain
kio
sad
a ja
rak
kell
anta
r
23
.00
ped
agan
g la
inp
edag
ang
lain
ibu
-ib
u /
ped
agan
g la
inp
edag
ang
lain
kio
ski
os
spy
pem
bel
i
24
.00
ped
agan
g la
inp
edag
ang
lain
lain
p
edag
ang
lain
kio
sle
luas
a
SYA
RA
T D
ESA
INK
EBU
TUH
AN
RU
AN
GP
UK
UL
TA
BEL
HU
BU
NG
AN
AK
TIV
ITA
S P
EMB
ELI D
GN
KEB
UT
UH
AN
RU
AN
G P
ASA
R K
EPU
TR
AN
SU
RA
BA
YA
KEG
IAT
AN
RA
NG
E
39
Universitas Kristen Petra
Tabel 2.2. Hubungan Aktivitas Penjual dengan Kebutuhan Ruang.
PA
ND
EGIL
ING
BG
NA
N P
SRW
.DH
AR
MA
LAIN
DO
SAT
SUB
UH
01.0
0b
on
gkar
mu
at
bm
-tra
nsa
ksi-
ber
jual
anb
m-t
ran
saks
i-b
erju
alan
bm
-tra
nsa
ksi-
ber
jual
anar
ea b
on
gkar
mu
at d
ktja
lur
bo
ngk
ar m
uat
02.0
0b
erju
alan
- b
iasa
bm
-tra
nsa
ksi-
ber
jual
anb
m-t
ran
saks
i-b
erju
alan
bm
-tra
nsa
ksi-
ber
jual
and
gn k
ios,
mu
dah
di-
har
us
teta
p d
ibed
akan
03.0
0b
erju
alan
- r
ame
ber
jual
an -
ram
eb
erju
alan
- r
ame
ber
jual
an -
ram
eca
pai
, mu
dah
tra
nsa
ksi.
dr
sirk
.pen
gun
jun
g
04.0
0b
erju
alan
- s
hal
atb
erju
alan
- s
hal
atb
erju
alan
- s
hal
atb
erju
alan
- s
hal
atm
ush
olla
mu
sho
lla h
aru
s d
ekat
PA
GI
05.0
0b
erju
alan
- r
ame
ber
jual
an -
ram
eb
erju
alan
- r
ame
ber
jual
an -
ram
eki
os
den
gan
kio
s, d
an a
da
06.0
0b
erju
alan
- r
ame
ber
jual
an -
ram
eb
erju
alan
- r
ame
ber
jual
an -
ram
eki
os
di b
eber
apa
tem
pat
07.0
0b
erju
alan
- r
ame
per
siap
an t
utu
pp
ersi
apan
tu
tup
per
siap
an t
utu
pki
os
08.0
0b
erju
alan
--
-ki
os
ada
tip
e ki
os
yan
g
09.0
0b
erju
alan
--
-ki
os
bis
a d
itu
tup
sem
enta
ra
10.0
0b
erju
alan
--
-ki
os
un
tuk
dit
ingg
al
SIA
NG
11.0
0b
erju
alan
--
-ki
os
seb
enta
r.
12.0
0b
on
gkar
mu
at -
sh
alat
--
-ar
ea b
on
gkar
mu
at
13.0
0b
on
gkar
mu
at
--
bo
ngk
ar m
uat
d
ekat
den
gan
kio
s,
14.0
0b
erju
alan
bo
ngk
ar m
uat
- t
ran
saks
i-
bo
ngk
ar m
uat
- t
ran
saks
im
ud
ah d
icap
ai,
15.0
0b
erju
alan
bm
-tra
nsa
ksi-
ber
jual
an-
bm
-tra
nsa
ksi-
ber
jual
anm
ud
ah t
ran
saks
i.
SOR
E16
.00
ber
jual
an -
sh
alat
ber
jual
an -
sh
alat
-b
erju
alan
- s
hal
atki
os-
ada
tmp
t sh
alat
kio
s m
emili
ki a
rea
17.0
0b
erju
alan
ber
jual
an-
ber
jual
anki
os
yan
g cu
kup
luas
un
tuk
18.0
0b
erju
alan
- s
hal
atb
erju
alan
- s
hal
at-
ber
jual
an -
sh
alat
kio
s-ad
a tm
pt
shal
atis
tira
hat
dan
sh
alat
.
19.0
0b
erju
alan
ber
jual
an-
ber
jual
anki
os
20.0
0b
erju
alan
ber
jual
an-
ber
jual
anki
os
MA
LAM
21.0
0b
erju
alan
- s
hal
atb
erju
alan
- s
hal
at-
ber
jual
an -
sh
alat
kio
s-ad
a tm
pt
shal
at
22.0
0b
erju
alan
bo
ngk
ar m
uat
b
on
gkar
mu
at
ber
jual
an -
bm
kio
s-ad
a tm
pt
isti
rah
at
23.0
0b
erju
alan
bo
ngk
ar m
uat
- t
ran
saks
ib
on
gkar
mu
at -
tra
nsa
ksi
ber
jual
an -
bm
- t
ran
saks
iki
os
dkt
are
a b
on
gkar
24.0
0b
on
gkar
mu
at
bm
-tra
nsa
ksi-
ber
jual
anb
m-t
ran
saks
i-b
erju
alan
ber
jual
an -
bm
- t
ran
saks
im
uat
.
RA
NG
EP
UK
UL
KEB
UTU
HA
N R
UA
NG
SYA
RA
T D
ESA
IN
TAB
EL H
UB
UN
GA
N A
KTI
VIT
AS
PEN
JUA
L D
GN
KEB
UTU
HA
N R
UA
NG
PA
SAR
KEP
UTR
AN
SU
RA
BA
YA
KEG
IAT
AN
40
Universitas Kristen Petra
2.3. Analisa Tapak
2.3.1. Matahari
- Data kondisi sinar matahari pada tapak:
Gambar 2.27. Kondisi matahari terhadap tapak
a. Berdasarkan letak astronomisnya yang berada di garis khatulistiwa, maka
sinar matahari dominan pada sisi Barat dan Timur.
b. Sisi Timur sinar matahari yang diperlukan.
Sisi Barat sinar matahari yang dihindari karena panas dan silau.
c. Pasar Keputran memiliki jam operasional hampir 24 jam, tetapi mulai aktif
ketika tengah malam sampai dini hari.
d. Sebagai fasum yang menjual sayur dan barang basah lainnya, pasar Keputran
cukup membutuhkan sinar matahari pagi untuk mengurangi kelembaban pasar
basah.
- Analisa sinar matahari pada tapak:
Untuk menyikapinya, orientasi bangunan tidak perlu terlalu menghindari
matahari pagi, tetapi tetap perlu mengantisipasi matahari sore. Selain itu, karena
jam operasionalnya yang dominan terjadi pada malam hari (puncak keramaian
justu pada dini hari, 02.00-06.00 pagi), maka sinar matahari bukan menjadi faktor
yang perlu dihindari tetapi cukup dibutuhkan. Khusus untuk aktivitas bongkar
muat yang juga terjadi pada sore hari, maka tetap harus dihindarkan dari sinar
matahari Barat.
41
Universitas Kristen Petra
- Solusinya:
Gambar 2.28. Cara mengantisipasi sinar matahari
a. Orientasi bangunan tidak diharuskan Utara-Selatan
b. Daerah Barat lebih baik tetap tershading, dan
c. Daerah Barat lebih baik dihindarkan dengan zona bongkar muat.
2.3.2. Angin
- Data:
Gambar 2.29. Kondisi angin terhadap tapak
Angin musim bertiup dari Tenggara-Barat Laut dan Barat Laut-Tenggara. Namun,
arah angin yang berlaku adalah arah angin sesuai perhitungan BMG wilayah
Surabaya, yaitu Timur-Barat dan Barat-Timur.
- Analisa:
Tapak dilalui oleh dominasi angin yang berorientasi pada arah Timur-
Barat dan Barat-Timur, ditambah dengan angin mikro yang bertiup dari Kalmas.
Pemanfaatan angin ini harus maksimal untuk mendapatkan cross ventilation yang
42
Universitas Kristen Petra
optimal karena sistem penghawaan pasif sangat penting perannya di dalam pasar.
Ditambah dengan fakta bahwa aktivitas di dalam pasar banyak melibatkan
kendaraan bermotor, maka perlu adanya sirkulasi udara yang bagus untuk
mengurangi kadar CO2 di dalam site
- Solusi untuk mengakomodasi angin:
Gambar 2.30. Cara mengakomodasi angin dalam tapak
a. Bidang tangkap angin terdapat dari arah Timur-Barat dan Barat-Timur
(lorong angin),
b. Langit-langit tinggi.
c. Adanya vide atau ruang terbuka hijau di dalam site.
2.3.3. View
- Data tentang view:
a. Tapak terletak di antara Jl. Urip Sumoharjo dan Jl Keputran yang berbatasan
dengan Kalimas.
b. Tapak juga berbatasan dengan pertigaan jalan besar antara Jl. Panglima
Sudirman, Jl. Basuki Rahmat, dan Jl. Urip Sumoharjo.
c. Tapak juga terlihat dari arah jembatan, baik di Jl. Sulawesi maupun Jl.
Karimun Jawa.
43
Universitas Kristen Petra
Gambar 2.31. Beberapa vista ke arah tapak
- Analisa:
a. View ke arah tapak paling bagus jika dilihat dari pertigaan Jl. Panglima
Sudirman
Jl. Basuki Rahmat, dan Jl. Urip Sumoharjo. Selain itu, view tapak juga bagus
jika dilihat dari jalan Irian Barat atau sungai Kalimas. Perlu diperhitungkan
juga view dari jembatan Jl. Sulawesi dan jembatan Jl. Karimun Jawa yang
dengan jelas dapat melihat tapak dengan Kalimas, BRI Tower,dan Wiama
Dharmala sebagai pemanisnya.
b. View ke luar tapak tidak diperlukan karena fungsi bangunan pasar tidak
memerlukan view, tetapi pemandangan sungai di sebelah tapak dapat
medukung aktivitas outdoor
44
Universitas Kristen Petra
- Solusi dalam merespons view ke dalam atau ke luar tapak:
Gambar 2.32. Solusi untuk analisa view
a. View ke arah tapak: Sisi yang perlu diolah hampir semuanya, kecuali pada Jl.
Keputran Gg.V karena berbatasan dengan kampung sehingga tidak perlu
terlalu diolah,
b. View ke luar tapak: Kalimas dapat menjadi background aktivitas di tepisungai
sehingga cocok untuk diadakan aktivitas outdoor atau aktivitas air untuk
menikmati view sungai.
2.3.4. Kebisingan dan Polusi
- Data kebisingan dan polusi yang terjadi di dalam dan di luar tapak:
Gambar 2.33. Sumber kebisingan dan polusi di dalam dan di luar tapak
45
Universitas Kristen Petra
a. Sebelah Utara : Wisma Dharmala dan pertokoan 1-2 lantai.
Terdapat rumah tinggal tetapi tidak banyak.
b. Sebelah Timur : Kalimas
c. Sebelah Selatan : Pemukiman 1-2 lantai
d. Sebelah Barat : Jl. Urip Sumohardjo
Sumber bising paling dominan adalah ramainya kendaraan di Jl.Urip
Sumoharjo. Polusi di sekitar tapak cukup banyak, baik polusi udara maupun
polusi sampah. Polusi udara terdapat di Jl. Urip Sumoharjo dan polusi sampah
pasar di Jl. Keputran.
- Analisa:
Kebisingan tidak terlalu berpengaruh pada desain karena pasar tidak
membutuhkan suasana yang sunyi. Namun, pasar dapat menjadi potensi
kebisingan bagi sekitar, khususnya daerah pemukiman di sisi Selatannya. Untuk
tetangga sisi Utara, Timur, dan Barat kebisingan bukan prioritas utama karena
ketiga-tiganya tidak beraktivitas di malam hari. Jadi permasalahannya adalah
bagaimana mencegah kebisingan yang diakibatkan pasar terhadap sekitar.
Polusi udara di Jl. Urip Sumoharjo dapat mengganggu kenyamanan sehingga
harus diantisipasi, Sedangkan polusi sampah akibat fungsi pasar itu sendiri juga
perlu diperhatikan agar tidak mencemari lingkungan.
- Solusi:
Gambar 2.34. Solusi terhadap kebisingan dan polusi
Minim sampah
Barrier p.udara
46
Universitas Kristen Petra
a. Kebisingan Desain harus memiliki noise barrier keliling pada sekitar, pada
sisi Barat dan Selatan khususnya. Barrier dapat berupa vegetasi atau dinding
bangunan.
b. Polusi udara Barrier polusi pada daerah yang berbatasan dengan Jl. Urip
Sumoharjo dapat diterapkan melalui jarak antara jalan dan bangunan atau
vegetasi.
c. Polusi sampah Area tepi sungai dijadikan area minimalisir sampah.
2.3.5. Sirkulasi
- Data:
Tapak diapit oleh 3 buah jalan dan sebuah sungai, serta dibelah oleh Jl.
Keputran. Jl. Urip Sumoharjo, 1 arah, menuju Utara; Jl. Basuki Rahmat, 2 arah,
orientasi Barat-Timur; Jl. Keputran ke arah Selatan, dan Jl. Keputran gg.V milik
pemukiman yang hanya dilalui oleh kendaraan roda dua milik warga. Sungai tidak
dilalui kendaraan air sama sekali sehingga bukan menjadi sarana transportasi.
Gambar 2.35. Sirkulasi di sekitar tapak menurut RTRK Unit Distrik Embong
Kaliasin 2003-2013
47
Universitas Kristen Petra
- Analisa :
Karena arah sirkulasi yang cenderung membentuk “loop” (Urip S.-Basra-
Keputran-Pandegiling), maka letak entrance dan exit dapat dirancang searah arus
kendaraan. Selain itu, bidang tangkap juga dapat ditentukan dengan pasti. Arah
sirkulasi juga mempermudah tempat peletakkan signage yang sesuai arah hadap
arus kendaraan.
- Solusi :
Gambar 2.36. Solusi analisa sirkulasi
2.3.6. Pencapaian ke Tapak
- Data:
Tapak berlokasi di Surabaya Pusat dan terletak di dekat gedung-gedung
yang terkenal (landmark kota). Selain itu, sarana yang ada di sekitar tapak
meliputi jalan besar Urip Sumoharjo, Kalimas, dan jembatan-jembatan di sisi
Timurnya, serta jalan-jalan pendukung lainnya, seperti Jl. Sono Kembang yang
banyak dilalui kendaraan umum dan Jl. Keputran yang saat ini sudah tidak
berfungsi sebagai jalan umum. Jembatan di depan tapak juga berperan sebagai
salah satu sarana menuju tapak.
Gambar 2.37. Lokasi tapak bersama landmark-landmark di sekitarnya.
48
Universitas Kristen Petra
- Analisa:
Pencapaian ke tapak tergolong mudah jika dilihat secara kawasan karena
dikelilingi jalan besar; Jl. Sono kembang, Jl, Pandegiling, dan Jl. Urip Sumohajo
sebagai jalan arteri sekunder. Selain itu, kedua jembatan dari pusat kota menuju
Jl. Karimun Jawa dan Jl. Sulawesi memudahkan akses menuju tapak yang
terletak di tepi Kalimas Namun, terdapat satu permasalahan utama mengenai
pencapaian ke tapak, yaitu jika menuju bangunan pasarnya sendiri pengunjung
terhalang oleh peluberan pasar yang ada di tepi-tepi Jl. Keputran. Peluberan pasar
ini memblok jalan Jl. Keputran sehingga bangunan pasar tidak dapat diakses
dengan mudah.
Gambar 2.38. Pencapaian tapak yang terboklir oleh peluberan pasar
- Solusi:
Desain harus lebih merespons kendaraan umum yang ada di sekitar
kawasan, dengan memberi halte bus atau tempat mangkal becak. Selain itu, harus
nenghindari peluberan pasar sehingga tidak mengganggu aktivitas Jl. Keputran,
misalnya dengan membuat suasana di pinggir jalan tidak kondusif untuk
berjualan.
Gambar 2.39. Solusi dari analisa pencapaian tapak
49
Universitas Kristen Petra
2.3.7. Iklim
- Data:
Secara makro tidak jauh berbeda dengan kondisi Kota Surabaya pada
umumnya (sumber: Data Klimatologi Surabaya):
o Iklim : tropis lembab.
o Kelembaban udara : berkisar antara 36% - 99%
o Temperatur udara : antara 19.6° C- 35.4° C
o Musim : kemarau dan hujan. Musim kemarau pada bulan
Mei-Oktober dan musim hujan pada bulan Oktober – April.
o Curah hujan rata-rata : 192.92 mm, dengan hari hujan tinggi antara bulan
Desember - Juni. Sedangkan curah hujan tertinggi bulan Januari.
Pasar outdoor tidak berfungsi ketika hujan lebat, namun pasar di dalam
bangunan tetap banyak pengunjungnya.
- Analisa (untuk pasar outdoor):
Pasar Keputran eksisting kurang merespons iklim setempat karena ketika
musim hujan pasar menjadi sangat sepi dan bahkan pedagangnya pun tidak dapat
menjajakan barang dagangannya. Alasan utama yang melatarbelakangi hal ini
adalah tidak adanya fasilitas jalur sirkulasi pejalan kaki yang terlindungi dari
hujan, ditambah dengan bentuk kios yang kurang tertutup dan tidak memiliki
sosoran.Ketika musim kemarau, kondisi yang terlalu terbuka pun kurang nyaman
mengingat temperatur udara saat ini dapat mencapai 400 celcius.
- Solusi:
o Memiliki shading untuk menghalau panas musim kemarau,
o Membuat suasana yang nyaman walaupun sedang hujan, contoh: koridor
dengan pergola
o Menggunakan vegetasi yang dapat meneduhkan suasana.
2.3.8. Sosial
- Data:
o Pasar Keputran berada di antara pekampungan Keputran (Utara dan
Selatan).
o Kampung Utara lebih tidak teratur daripada Kampung Selatan.
50
Universitas Kristen Petra
o Kampung Selatan memiliki rumah-rumah terawat dengan halaman dan
ada pula yang tingginya 2-3 lt.
o Selain itu terdapat pemukiman semi permanen di tepi Kalimas
Gambar 2.40. Kampung sebelah Utara dan sebelah Selatan dari Pasar Keputran
- Analisa:
Oleh karena Kampung Selatan lebih terawat, maka pemukiman ini
dipertahankan dan dipelihara untuk ke depannya. Kampung Utara yang lebih tidak
teratur diputuskan untuk digusur karena perluasan lahan lebih memilih kampung
yang kondisinya lebih semrawut.
Gambar 2.41. Kondisi kampung Utara dan kampung Selatan
Sumber: Foto lapangan Januari 2009
- Solusi:
o Perluasan pasar dikembangkan ke arah Utara bangunan Pasar eksisting
(dengan catatan bahwa proyek pasar memang memerlukan perluasan lahan
untu mewadahi peluberan pasar yang ada).
o Membentuk ruang luar positif dengan kampung Selatan.
51
Universitas Kristen Petra
Gambar 2.42. Solusi terhadap kondisi sosial tapak
2.3.9. Vegetasi
- Data:
Gambar 2.43. Data vegetasi di sekitar tapak
- Analisa:
o Vegetasi di sepanjang Jl. Urip Sumoharjo (+/- setiap 4.5 m terdapat
pohon) mendukung tapak untuk menjadi barrier polusi dan matahari, tetapi
dapat juga mengganggu sirkulasi dan view.
o Vegetasi di sepanjang Jl. Irian Barat menjadikan tapak tidak dapat
dinikmati dari jalan tersebut, padahal view dari seberang sungai bagus.
52
Universitas Kristen Petra
o Vegetasi pada area penghijauan di dalam tapak tidak layak untuk
dipertahankan.
o Vegetasi di sekitar sungai dapar diperbanyak dengan jenis tanaman yang
tidak mengganggu view.
- Solusi:
o Perencanaan penghijauan kembali dalam tapak sebagai pengganti dari
penghijauan yang lama (lahan kosong tidak teratur).
o Vegetasi Jl. Urip Sumoharjo ditambah dengan perdu dan jenis lainnya
untuk memperkuat barrier polusi, bising, dan matahari. tetapi ada beberapa
pohon yang dihilangkan untuk kenyamanan sirkulasi.
o Mempertahankan rencana area hijau di tepi sungai.
o Menambah pepohonan di Jl. Basuki Rahmat.
2.3.10. Drainase
- Data:
Gambar 2.44. Anak Sungai Kalimas yang membelah tapak
Sumber: Foto lapangan Januari 2009
o Air bersih : didapatkan melalui saluran PDAM yang ada di Jl. Urip
Sumoharjo dengan kondisi pipa prImer berdiameter >600 mm.
53
Universitas Kristen Petra
o Pada tapak sendiri juga terlewati oleh aliran sungai bawah tanah
(membelah tapak) yang juga dimanfaatkan sebagai salah satu drainase.
o Terdapat sistem pompa air Dinoyo-Keputran yang mengalir dari Barat ke
Timur, bermuara ke Kalimas, diatur oleh rumah pompa air di dalam tapak.
o Kondisi plengsengan terawat dengan lebar saluran B = 3.0 meter.
- Analisa:
Aliran sungai yang membelah tapak bersama rumah pompanya merupakan
potenai aekaligus permasalahan desain yang cukup berat. Potensial untuk
membuat sistem drainase yang baru atau dapat juga yang lebih efisien, namun
bermasalah untuk penataan massa. Kondisi sungai saat ini tidak mengalir dan
masih kumuh karena dijadikan sarana pembuangan. Di beberapa tempat
terlihat “saringan” sampah berupa teralis bekas di sungai. Kondisi sungai yang
kurang baik ini perlu dibenahi agar sungai dapat berperan dalam perencanaan
pasar.
- Solusi:
o Memanfaatkan air bersih dari PDAM,
o Memperbaiki kondisi sungai di dalam tapak,
o Memperharui kondisi rumah pompa karena lokasinya tidak dapat
diganggu gugat.
o Melibatkan sungai dalam drainase, baik itu sistem ataupun hanya sebagai
saluran pembuangan saja.
o Kondisi plengsengan yang masih baik tersebut nantinya akan dijadikan
area hijau (menurut pemerintah), namun kondisinya pasti tetap lebih tinggi
daripada sungai sehingga area ini tetap aman dari luapan banjir.
54
Universitas Kristen Petra
2.3.11. Solusi Analisa Tapak
Gambar 2.45. Solusi akhir analisa tapak
55
Universitas Kristen Petra
2.4. Analisa Urban menurut Hamid Shirvani
2.4.1 . Landuse (Tata Guna Lahan)
Berdasarkan RTRK Tahun Anggaran 2003 Wilayah distrik Embong
Kaliasin, berikut blok plan penggunaan lahan pada kawasan sekitar.
Gambar 2.46. Tata guna lahan sekitar kawasan
Sumber: RTRK 2003-2013 Unit Distrik Embong Kaliasin
Lahan berada di area perniagaan yang cukup ramai sekaligus menjadi fasilitas
umum sosial bagi kawasan. Pasar Keputran diapit oleh pemukiman 1-2 lantai dan
secara kompleks dikelilingi oleh kawasan perniagaan 1-2 lantai (ring kompleks
adalah sarana perniagaan).
Jika ditarik lebih luas lagi, Pasar Keputran terletak di area yang cukup variatif
akan fungsi-fungsi bangunan yang beragam. Terdapat fasilitas umum meliputi
BRI Tower, Hotel Hyatt, Hotel Elmi, Hotel Olympic, Hotel Tanjung, Wisma
Dharmala, Gedung Indosat, Bank-bank ternama (Mandiri, BCA, Niaga,
danBuana), dan fasilitas umum lainnya yang diwakilkan dengan warna merah
muda pada peta. Selain itu terdapat perumahan yang terdiri dari kampung atau
56
Universitas Kristen Petra
pemukiman kelas menengah ke bawah dan pemukiman pinggir jalan besar bagi
kalangan menengah atas. Kawasan perniagaan atau jasa juga ada dalam kawasan.
Gambar 2.47. Ragam fungsi bangunan di sekitar tapak
Keberadaan Kalimas di sebelah Timur tapak juga membuat kawasan ini
kaya akan variasi fungsi bangunan dan juga potensial akan variasi aktivitas.
Melihat kompleks dan lengkapnya fungsi bangunan di kawasan ini, keberadaan
Pasar Keputran dapat dikatakan diuntungkan maupun dirugikan.
- Dampak positif (+) terhadap site:
o Banyak sektor perdagangan yang dapat mendukung Pasar Keputran.
o Pasar Keputran dengan lokasi yang strategis ini dapat hadir untuk
memenuhi kebutuhan fungsi bangunan sekitarnya.
o Tapak ini sendiri memiliki nilai komersil yang tinggi.
o Sasaran sebagai ikon pariwisata memang cocok adanya karena di sekitar
kawasan minim objek pariwisata.
- Dampak negatif (-) terhadap site:
o Fungsi pasar di tengah-tengah kepadatan kota ini untuk mendatangkan
kemacetan lalu lintas.
Jl. Panglima Sudirman Jl. J. Basuki Rahmat Jl. Karimun Jawa Jl. Sono Kembang
Jl. Pandegiling Jl. Irian Barat Jl. Pandegiling Jl. Sulawesi
Jl. Keputran Jl. J. Basra
Jl. Kayoon Jl. Urip Sumoharjo Jl. Kayoon Jl. Keputran
Jl. R.Darmo Jl. J.Basra Jl. Sulawesi
57
Universitas Kristen Petra
A
B D F
G
Pasar Keputran yang
terletak di daerah
transisi.
C
E
o Kawasan cukup padat, tingkat mobilitas kendaraan tinggi rawan polusi
asap kendaraan bermotor dan kebisingan.
- Masalah: Bagaimana menciptakan fasum yang layak, kompetitif, suportif
bagi lingkungan tanpa mengganngu aktivitas yang padat?
2.4.2. Building Form and Massing (Bentuk dan Massa Bangunan)
Tujuan analisa yaitu untuk memperhatikan skala, ruang kota, dan massa
bangunan untuk kenyamanan visual kota.
2.4.2.1. Analisa Massa
Gambar 2.48. Skyline sekitar tapak
Sumber: RTRK 2003-2013 Unit Distrik Embong Kaliasin
Pasar Keputran terletak di site yang datar namun bersebelahan dengan
kawasan bangunan tinggi. Oleh karena itu, dapat menjadi pembentuk skyline
Gb. Pasar Keputran
Langgam arsitektur Bangunan yang ada:
Pada daerah sekeliling tapak, terdapat berbagai macam gaya arsitektur
antara lain: langgam arsitektur kampung (tradisional), langgam arsitektur
indische/nieuwe bouwen (BRI Tower), dan arsitektur empire (hotel Olympic)
Pasar juga berdiri di kawasan pusat kota yang kaya akan arsitektur modern dan
dekat dengan ikon baru arsitektur postmo kota Surabaya, Gramedia Expo.
Keterangan :
Kawasan
Bangunan Tinggi
Tapak
Kawasan Bangunan
Rendah
58
Universitas Kristen Petra
cekung maupun cembung pada jalur linier Urip Sumoharjo, yaitu antara BCA
Darmo dengan Wisma Dharmala-BRI Tower-Bank Mandiri. Namun dalam
perancangan ketinggian bangunan, harus sesuai dengan KLB 300 %, kategori non
perumahan 5-10 lantai, berdasarkan RTRK Embong Kaliasin tahun 2003.
Gambar 2.49. Koefisian Lahan Bangunan
Sumber: RTRK 2003-2013 Unit Distrik Embong Kaliasin
2.4.2.2. Analisa Langgam
Pada daerah sekeliling tapak, terdapat berbagai macam gaya arsitektur
antara lain: langgam arsitektur kampung (tradisional), langgam arsitektur
indische/nieuwe bouwen (BRI Tower), dan arsitektur empire (hotel Olympic)
Pasar juga berdiri di kawasan pusat kota yang kaya akan arsitektur modern dan
dekat dengan ikon baru arsitektur postmo kota Surabaya, Gramedia Expo.
Gambar 2.50. Berbagai macam gaya arsitektur landmark-landmark kawasan
59
Universitas Kristen Petra
Gambar 2.50. Berbagai macam gaya arsitektur landmark-landmark kawasan
(sambungan)
Bentuk bangunan eksisting Pasar Keputran
merupakan bangunan sederhana 2 tingkat, terletak di
antara pemukiman 1-2 lantai dengan tipologi rumah
kolonial yang masih berbekas namun sudah tidak
terawat.
- Dampak positif (+) tehadap site:
o Langgam arsitektur tidak harus mempertahankan langgam tertentu karena
kawasan bukan berada dalam kawasan preservasi dan sudah banyak
terdapat langgam arsitektur modern di sekitar tapak.
o Pasar Keputran berpotensi untuk menyambung skyline antara wilayah
selatan dan utara.
- Dampak negatif (-) terhadap site:
o Bangunan berskala besar sehingga terdapat persaingan dengan bangunan-
bangunan lain di sekitar tapak.
- Masalah:
o Bagaimana menyikapi lokasi pasar yang mengalami kedataran site
terhadap kawasan bangunan tinggi?
o Bagaimana menciptakan gaya arsitektur pasar di tengah pusat kota yang
memiliki banyak variasi langgam arsitektur tanpa meninggalkan
kesederhanaannya?
- Solusi:
o Bangunan lebih dari dua lantai namun tetap mematuhi KLB bangunan
o Bangunan bebas merepresentasikan langgam arsitekturnya sebagai jalan
tengah antara bangunan lama dan baru / modern.
Gambar. 2.51. Pasar Keputran
60
Universitas Kristen Petra
2.4.3. Circulation and Parking (Sirkulasi dan Parkir)
Tujuan analisa yaitu memperkecil pemakaian kendaraan pribadi,
mendorong pemanfaatan fasilitas publik, mengatur mobilitas kendaraan menuju
pusat kota.
Pencapaian ke tapak tergolong mudah jika dilihat secara kawasan karena
dikelilingi jalan besar; Jl. Sono kembang, Jl, Pandegiling, dan Jl. Urip Sumohajo
sebagai jalan arteri sekunder. Selain itu,kedua jembatan dari pusat kota menuju
Jl. Karimun Jawa dan Jl. Sulawesi memudahkan akses dari Surabaya Timur
menuju tapak yang dipisahkan oleh Kalimas. Namun, terdapat satu permasalahan
utama mengenai pencapaian ke tapak, yaitu jika menuju bangunan pasarnya
sendiri pengunjung terhalang oleh peluberan pasar yang ada di tepi-tepi Jl.
Keputran. Peluberan pasar ini memblok jalan Jl. Keputran sehingga bangunan
pasar tidak dapat diakses dengan mudah, padahal Jl. Keputran merupakan jalan
satu-satunya ke area entrance bangunan pasar saat ini. Untungnya berdasarkan
program pemerintah, nantinya peluberan pasar ini akan digusur sehingga akses
menuju bangunan pasar menjadi lebih mudah.
2.4.3.1. Sirkulasi Kawasan
1. Sirkulasi kendaraan pribadi
a. Mobil / Roda Empat
Jalur mobil terdapat di sekeliling tapak, yaitu; di sepanjang Jl. Urip
Sumoharjo, Jl.Pandegiling, Jl. Keputran, Jl. Sono Kembang.
o Jl. Urip Sumoharjo – dua arah, teratur, terpisahkan dengan trotoar di
tengah jalan (A).
Gambar 2.52. Potongan Jalan Urip Sumoharjo
Sumber : RTRK 2003-2013 Wilayah Unit Distrik Embong Kaliasin
o Jl. Pandegiling – dua arah,cukup teratur (B).
Gb. Sirkulasi Mobil dan motor
B
D
E
C
C
A
Gb. Sirkulasi Mobil dan motor
A
61
Universitas Kristen Petra
o Jl. Keputran – dua arah, tidak teratur atau semrawut (C).
o Jl. Basuki Rahmat – dua arah, sesak akibat peluberan pasar, tidak
teratur, jarang dilalui (D).
o Jl. Sono Kembang – satu dan dua arah, teratur (E).
Gambar 2.53. Sirkulasi kendaraan roda empat dan roda dua kawasan
b. Sepeda Motor dan Sepeda/ Roda Dua
Sirkulasi motor sama dengan sirkulasi mobil hanya saja motor
menggunakan lajur kiri. Pada Jl. Urip Sumoharjo khususnya, motor
B
D
E
C
C
A
62
Universitas Kristen Petra
memiliki lajur khusus. Namun pada beberapa jalan kecil yang tidak
seberapa teratur, motor dan mobil bercampur.
2. Sirkulasi kendaraan umum
a. Bus dan Mikrolet
Tapak dilalui oleh banyak kendaraan umum, baik Jl. Urip Sumoharjo (site
bersebelahan dengan lajur kendaraan umum di jalan ini), Jl. Pandegiling, dan Jl.
Embong Sono Kembang. Khusus untuk Jl. Keputran yang sudah identik dengan
pasar ini, kendaraan umum yang mengangkut penumpang hanya pada ujung-ujung
jalan saja (ikut rute Jl.Pandegiling dan Jl. Embong Sono Kembang), namun jika
kesemrawutan pasar nantinya akan dibenahi, maka bukanlah hal yang susah bagi
kendaraan umum untuk melintasi jalan ini.
Gambar 2.54. Halte bus di Jl. Urip Sumoharjo
Sumber: Foto lapangan bulan Januari 2009
Gb. Penggunaan becak di daerah sekitar
Pasar.
63
Universitas Kristen Petra
Tabel 2.3. Rute Angkutan Kota pada Kawasan Perencanaan
Sumber: RTRK 2003-2013 Unit Distrik Embong Kaliasin
64
Universitas Kristen Petra
b. Becak
Untuk becak, Jl. Panglima Sudirman, Jl. Jend. Basuki Rahmat, Jl. Urip
Sumoharjo, dan Jl. Raya Darmo merupakan jalan bebas becak. Selebihnya, becak
tersebar di mana-mana. Pada area Pasar Keputran sendiri. becak dijadikan sarana
transportasi utama, yaitu untuk mengangkut barang.
Gambar 2.55. Penggunaan becak di sekitar pasar Keputran
Gambar 2.56. Rencana perubahan arah arus lalu lintas kawasan berdasarkan
RTRK 2003-2013
65
Universitas Kristen Petra
2.4.3.2. Area Parkir Kawasan
Sedangkan area pakir yang ada di sekitar tapak antara lain:
Gambar 2.57. Peta dan kondisi area parkir sekitar tapak
A
B C A B
C
Parkir pasar
Parkir non pasar
A B C
66
Universitas Kristen Petra
Sumber: Survey lapangan bulan Januari 2009
- Dampak Positif (+) terhadap site:
o Terletak di daerah yang ramai, banyak dilalui kendaraan umum sehingga
pencapaian ke tapak lebih mudah.
o Jika kendaraan umum difasilitasi, maka akan terjadi minimalisasi
kendaraan pribadi sehingga kemacetan lalu lintas dapat dikurangi.
o Potensial untuk mengekspos Kalimas melalui Jl. Keputran, maka dari itu
Jl. Keputran harus dibenahi.
o Rencana perubahan arus lalu lintas oleh pemerintah dapat mengurangi
kemacetan karena sirkulasi Jl.Keputran menjadi lebih rapi.
- Dampak Negatif (-) terhadap site:
o Kurangnya area parkir khusus untuk fasum-fasum yang ada dalam
kawasan.
o Pangkalan becak yang tersebar di mana-mana, khususnya yang beredar di
sekitar tapak, membuat kesan lingkungan menjadi semrawut perlu
solusi baru untuk distribusi barang pasar.
o Terletak di daerah yang ramai sehingga rawan dengan kemacetan lalu
lintas
- Masalah :
Bagaimana menciptakan sebuah pasar tradisional yang nyaman parkir dan
sirkulasinya, serta tidak menambah kemacetan dalam arus lalu lintas
sekitar site?
- Solusi:
o Memfasilitasi kendaraan umum dan pribadi di dalam site, memberi ruang
gerak yang leluasa, dan arus sirkulasi dalam tapak harus menyesuaikan
arus lalu lintas di luar tapak.
o Sistem baru untuk mendistribusikan barang tanpa becak.
67
Universitas Kristen Petra
2.4.4. Open space (Ruang Terbuka)
Tujuan :
- Melihat perbandingan kepadatan kota dengan ruang terbuka
- Pemacu untuk mengintegrasikan desain ruang terbuka dengan perancangan
bangunan.
- Mengetahui potensi ruang terbuka dalam tapak maupun di luar tapak
Gambar 2.58. Lokasi ruang terbuka di sekitar tapak
Pada kawasan sekitar tapak, ditemui lahan hijau terbuka yang cukup
minim. Penghijauan berada pada di tapak itu sendiri, di depan site (Jl. Irian
Barat), Jl. Panglima Sudirman, dan Jl. Basuki Rahmat. Lokasi yang menyebar
merupakan jawaban yang tepat untuk penghijauan skala urban, namun untuk
Gb. Rencana perubahan penggunaan lahan kawasan perencanaan
! Masalah:
- Apakah penghijauan di dalam tapak dipertahankan posisinya atau
disubtitusikan ke penghijauan di tepi sungai?
- Bagaimana mendesain open space dalam tapak agar berintegrasi
dengan kepadatan kota?
Solusi:
Open space tetap harus ada di dalam tapak dan sebisa mungkin kondisi
eksisting dipertahankan.
68
Universitas Kristen Petra
luasannya belum memenuhi kebutuhan. Open space paling baik terletak di Jl.
Panglima Sudirman (bambu runcing).
Dalam menyikapi hal tersebut, desain pasar harus menjawab kebutuhan
akan penghijauan kota sekaligus mempertimbangkan keberadaan lahan hijau
yang ada di dalam tapak.
- Dampak Positif (+):
o Berdasarkan kondisi penghijauan eksisting di dalam tapak, maka jelas
tapak membutuhkan open space yang luas sehingga penggunaan open
space yang luas adalah benar.
o Perencanaan lahan terbuka hijau di tepi Kalimas dapat memberikan ruang
luar yang suportif bagi tapak untuk membentuk suasana di tepi sungai.
- Dampak Negatif (-):
o Lahan terbuka hijau yang ada di dalam tapak perlu dipertahankan, hal ini
dapat mempersulit penataan massa, luasan bangunan, ataupun sirkulasi di
dalam tapak.
Gambar 2. 59. Penggunaan lahan
kawasan perencanaan
Gambar 2.60. Rencana
perubahan penggunaan lahan
kawasan perencanaan
69
Universitas Kristen Petra
o Tidak ada potensi bagi tapak akibat open spaces di luar tapak.
- Masalah:
o Apakah penghijauan di dalam tapak dipertahankan posisinya atau
disubtitusikan ke penghijauan di tepi sungai?
o Bagaimana mendesain open space dalam tapak agar berintegrasi dengan
kepadatan kota?
- Solusi:
Karena kondisi penghijauan di dalam tapak kurang baik, maka open space
eksisting diganti dengan yang baru dan lebih terolah.
2.4.5. Signage (Penandaan)
2.4.5.1. Signage sekitar tapak
Gambar 2.61. Lokasi signage di sekitar tapak
A B
C
D
70
Universitas Kristen Petra
Tapak dikelilingi oleh jalan-jalan berikut ini:
A. Jl. Urip Sumoharjo
B. Jl. Keputran
C. Jl. Keputran Gg. V
D. Jl. Basuki Rahmat
Signage yang terdapat di area site antara lain:
- Jembatan beserta papan iklan besarnya di Jl. Urip Sumoharjo,
- Papan-papan iklan pada tikungan antara Jl. Urip Sumoharjo dan Jl. Basuki
Rahmat
- Zebra Cross berwarma merah-putih yang ada di Jl. Basuki Rahmat
- Lampu traffic light di ujung Jl. Keputran.
71
Universitas Kristen Petra
- Tiang listrik dengan transformator di Jl. Keputran yang terlihat dari arah
sungai
- Sungai Kalimas yang berbatasan langsung dengan tapak.
- Pos polisi di pertigaan jalan.
- Dampak Positif (+):
o Banyak penanda tapak yang dapat mendukung keberadaan tapak, terutama
jembatan dan sungai.
o Jembatan di depan tapak (Jl. Urip Sumoharjo) merupakan signage yang
potensial, berperan sebagai signage sekaligus sebagai akses dari dank e
tapak.
o Sungai sebagai signage site yang potensial untuk menjadi signage
kawasan.
- Dampak Negatif (-):
o Listrik tegangan tinggi yang ada di Jl. Keputran dapat mengganggu
kontinuitas tapak dengan sungai.
- Masalah:
Bagaimana memperkuat signage, terutama keberadaan sungai Kalimas, di
sekitar tapak agar dapat mendukung keberadaan tapak?
72
Universitas Kristen Petra
- Solusi:
Dalam desain bangunan disediakan tempat untuk signage.
2.4.5.1. Signage secara Kawasan (Landmark)
Gambar 2.62. Titik-titik Urban Gate dan Urban Wall dalam kawasan
Sumber: RTRK 2003-2013 Unit Distrik Embong Kaliasin
73
Universitas Kristen Petra
Gambar 2.63. Landmark Mayor dan Minor dalam Kawasan
Sumber: RTRK 2003-2013 Unit Distrik Embong Kaliasin
Landmark Mayor
Landmark Minor
74
Universitas Kristen Petra
- Dampak Positif (+):
o Tapak terletak di kawasan urban dengan penanda kawasan yang banyak,
baik mayor maupun minor sehingga tapak mudah dikenali.
o Tapak terletak di antara dua buah urban gate dan berpotensi untuk
melanjutkan urban wall kota Surabaya sangat strategis.
o Untuk menambah identitas urban kawasan, tapak potensial menjadi
landmark mayor, khususnya sebagai objek pariwisata tengah kota.
o Dari semua jenis landmark, pasar dan tempat pariwisata tidak ada di
antaranya sehingga fungsi pasar dan objek pariwisata menjadi hal yang
menarik di tengah pusat kota.
- Dampak Negatif (-):
o Banyak landmark yang menjadi saingan pasar.
- Masalah:
o Bagaimana mendesain bangunan pasar agar dapat menyaingi landmark-
landmark sekitar?
o Bagaimana mengatur signing yang ada di sekitar tapak agar mendukung
tapak, bukan mengacaukan tapak?
- Solusi:
o Desain harus unik dan menarik secara tampilan maupun aktivitas sehingga
dapat menjadi landmark mayor kawasan.
2.4.6. Activity Support (Aktivitas Penunjang)
Tujuan: mengetahui pusat-pusat aktivitas yang mampu mendukung desain.
Pada sekitar kawasan Keputran, banyak sekali penunjang aktivitasnya. Hal
ini dikarenakan Keputran terletak di pusat kota atau kawasan CBD (Central
Business District )dengan tingkat keberagaman yang tinggi. Contoh penunjang
aktivitasnya adalah hotel-hotel, restauran, depot, dan rumah susun di Jl. Urip
Sumoharjo yang mengambil kebutuhan sayur di Pasar Induk ini. Selain itu pusat
jajan pasar (tradisional) di Jl. Keputran seberang merupakan penunjang aktivitas
pasar.
Pusat Jajan Pasar:
Pasar Keputran di seberang tapak juga terkenal dengan jajan pasarnya yang ada
tiap hari, tepatnya pada Jl.Keputran Panjunan 66. Di lorong sempit ini banyak
tersedia jajan pasar. Kondisi ini akan menunjang hadirnya pasar Keputran untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.
75
Universitas Kristen Petra
- Hotel: Olympic, Istana Permata, Santika.
Gambar 2.64. Dari ki ke ka: Hotel Olympic, Istana Permata, Santika.
Sumber: Foto lapangan Januari 2009
- Pusat makanan: Restauran - restauran di sekitar site (Jl. Kayoon, Jl.
Sulawesi, Jl. Karimun Jawa, dll.) dan foodcourt rusun di Jl. Urip Sumoharjo.
Gambar 2.65. Pujasera Rusun Urip Sumoharjo dan restauran di Jl. Kayoon
Sumber: Foto lapangan Januari 2009
- Pemukiman: Warga kampung di sekitar site juga memenuhi kebutuhan
sehari-hari mereka di Pasar Keputran.
Gambar 2.66. Kampung Keputran Gg. VI
Sumber: Foto lapangan Januari 2009
Dampak Positif (+):
- Pasar Keputran ternyata memang jelas fungsional dalam
kawasan sehingga patut dipertahankan.
Dampak Negatif (-):
- Pembaharuan pasar keputran nantinya terbebani dengan
kewajiban mempertahankan kualitas dan kuantitas.
! Masalah:
Bagaimana mempertahankan kredibilitas pasar nantinya, apalagi jika ditambahkan
fungsi pariwisata nantinya?
Solusi:
Pasar harus tetap mempertahankan kualitas dan kuantitasnya. Jika sasarannya
tetap diperluas menjadi objek pariwisata, fungsi pasar harus tetap terwadahi.
76
Universitas Kristen Petra
- Pusat Jajan Pasar:
Pasar Keputran di seberang tapak juga terkenal dengan jajan pasarnya yang
ada tiap hari, tepatnya pada Jl.Keputran Panjunan 66. Di lorong sempit ini
banyak tersedia jajan pasar. Kondisi ini akan menunjang hadirnya pasar
Keputran untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.
Gambar 2.67. Pembuatan jajan pasar di Keputran Panjunan
Sumber: www.google.com
- Dampak Positif (+):
Pasar Keputran ternyata memang jelas fungsional dalam kawasan sehingga
patut dipertahankan.
- Dampak Negatif (-):
Pembaharuan pasar keputran nantinya terbebani dengan kewajiban
mempertahankan kualitas dan kuantitas.
- Masalah:
Bagaimana mempertahankan kredibilitas pasar nantinya, apalagi jika
ditambahkan fungsi pariwisata nantinya?
- Solusi:
Pasar harus tetap mempertahankan kualitas dan kuantitasnya. Jika sasarannya
tetap diperluas menjadi objek pariwisata, fungsi pasar harus tetap terwadahi.
77
Universitas Kristen Petra
2.4.7. Pedestrian
Gambar 2.68. Potongan Jl. Urip Sumoharjo
Sumber: RTRK 2003-2013 Unit Distrik Embong Kaliasin
Gambar 2.69. Pedestrian Jl. Urip Sumoharjo digunakan untuk berjualan waktu
malam hari
Sumber: Foto lapangan Januari 2009
Gambar 2.70. Pedestrian Jl. Urip Sumoharjo siang hari
Sumber: Foto lapangan Januari 2009
78
Universitas Kristen Petra
Deskripsi Pedestrian Jl. Urip Sumoharjo:
Pedestrian utama yang mendukung tapak terletak di Jl. Urip Sumoharjo.
Renovasi pedestrian oleh pemerintah terlihat di sepanjang jalan ini (pada jalan
arus dari Jl. Panglima Sudirman menuju Raya Darmo sebelah kiri jalan), dan lebih
merangsang pejalan kaki untuk menggunakannya (lebar +/- 7.5 m). Sedangkan
Gambar 2.71. Pedestrian Jl. Kayoon
Gambar 2.72. Jl. Jend. Basuki Rahmat Gambar 2.73. Jl.Panglima Sudirman
Gambar 2.74. Pedestrian Jl. Basuki Rahmat Gambar 2.75. Pedestrian Jl. Keputran
79
Universitas Kristen Petra
pada sebelah kanan, pedestriannya masih pedestrian lama tetapi sudah lebar (+/- 5
m) dan mewadahi. Pepohonan yang rindang meningkatkan minat pejalan kaki
untuk menggunakan pedestrian. Hal ini mendukung akses ke tapak dan
menjadikan jalan Urip Sumoharjo sebagai jalan utama menuju tapak.
Deskripsi Pedestrian Jl. Keputran:
Pedestrian tidak tampak, tidak ada batas jelas antara jalan dengan
pedestrian. Selain itu, di sepanjang jalan ini area pedestrian sudah menjadi area
jualan pasar.
Deskripsi Pedestrian Jl. Basuki Rahmat:
Gang kecil antara Wisma Dharmala dan tapak ini cukup leluasa untuk
dilalui 3 jalur mobil. Pedestrian kurang terawat dan sebagian juga sudah tidak ada.
Namun suasana berjalan kaki masih cukup nyaman.
Deskripsi Pedestrian Jl. Irian Barat:
Tidak ada trotoar yang jelas dan didominasi oleh area berjualan ikan hias,
tanaman, dan pedestrian kecil antara jalan dan perumahan di sebelah timur jalan.
Suasana berjalan kaki masih nyaman, didukung oleh suasana pasar ikan dan
rindangnya pasar tanaman hias. Hal ini cukup suportif untuk meningkatkan nilai
perdagangan dan pariwisata kawasan, ditambah lagi area ini terletak di seberang
persis tapak.
Deskripsi Pedestrian Jl. Sulawessi:
Trotoar masih ada dan digunakan namun karena arus kendaraan cukup
padat dan adanya traffic light, serta banyaknya percabangan jalan kurang
mendukung suasana berjalan kaki. Sangat disayangkan karena jalan Sulawesi
merupakan salah satu jalan integratif menuju tapak.
Deskripsi Pedestrian Jl. Karimun Jawa:
Jalan cukup lebar, trotoar masih ada tapi terputus-putus, suasana berjalan
kaki sedikit kurang nyaman karena kurang teduh dan pedestrian tidak jelas.
Cukup disayangkan karena jalan ini juga merupakan salah satu jalan integratif
dalam kawasan untuk menuju tapak.
80
Universitas Kristen Petra
Deskripsi Pedestrian Jl. Kayoon:
Trotoar hanya ada pada satu sisi jalan, yaitu di sisi Barat jalan. Suasana
berjalan kaki cukup nyaman. Hal ini berdampak positif karena mendukung
pencapaian ke tapak.
Deskripsi Pedestrian Jl. Raya Gubeng:
Pedestrian ada dan terputus-putus, masih kondusif untuk pejalan kaki
namun karena lebar jalan yang besar, kurang nyaman untuk menyeberang.
Deskripsi Pedestrian Jl. Raya Darmo - Jl.Pandegiling:
Pedestrian nyaman untuk berjalan kaki, mendukung akses ke tapak, namun
pada Jl. Pandegiling, suasana menjadi kurang nyaman sehingga menghambat
akses ke tapak.
Deskripsi Pedestrian Jl. Jend. Basuki Rahmat:
Pedestrian sudah nyaman, rindang dan trotoar yang lebar. Jalan besar yang
masih dekat dengan tapak ini merupakan akses dari CBD Surabaya menuju tapak
sehingga kondisi pedestrian yang kondusif dapat mengantarkan pejalan kaki
menuju tapak, sekaligus menghidupkan kawasan sekitar.
Deskripsi Pedestrian Jl. Panglima Sudirman:
Dimanfaatkan untuk kegiatan ekonomi informal, yaitu untuk tempat
berjualan PKL (café tenda). Kegiatan ini memapu menghidupkan wilayah
sekitarnya pada sore dan malam hari.
- Dampak Positif (+):
Tapak terletak di jalan besar dengan pedestrian yang baik (Jl. Urip
Sumoharjo). Selain itu, kondisi pedestrian yang layak dan kondusif pada jalan-
jalan besar lain di sekitar tapak ikut mendukung arus pejalan kaki menuju tapak.
- Dampak Negatif (-):
o Jl. Keputran yang berada persis di depan tapak tidak memiliki zona
pedestrian tidak mendukung akses ke tapak.
o Jl. Sulawesi dan Jl. Karimun Jawa yang merupakan jalan integrative
ternyata kurang mendukung untuk memudahkan pejalan kaki menuju site.
o Jl.Basuki Rahmat juga kurang dimanfaatkan untuk pedestriannya
o Jarak dengan perkampungan tidak memiliki zona yang jelas.
81
Universitas Kristen Petra
- Masalah:
Bagaimana menciptakan arus sirkulasi pedestrian yang baik dan merata
melalui zona dan jalur pejalan kaki yang layak?
- Solusi:
o Memperbaharui dan memaksimalkan pedestrian Jl. Keputran dan Jl.
Basuki Rahmat.
o Membentuk ruang luar positif di antara tapak dengan perkampungan agar
tercipta suasana pedestrian yang bagus.
2.4.7. Preservation (Preservasi)
Gambar 2.76. Objek preservasi dalam kawasan
Sumber: RTRK 2003-2013 Unit Distrik Embong Kaliasin
- Pasar Keputran terletak di distrik Kaliasin yang memiliki banyak obyek
preservasi. Salah satunya yang paling dekat adalah Hotel Olympic yang
terletak di perempatan Jl. Urip Sumohardo, Jl. Pandegiling dan Jl. Darmo.
Tempat kursus English First di Jl. Kayoon juga merupakan obyek
preservasi namun kurang menjadi landmark.
82
Universitas Kristen Petra
-
Gambar 2.77. Hotel Olympic yang termasuk cagar budaya
Sumber: Foto lapangan dan www.google.com
- Dampak Positif (+):
Bangunan preservasi dapat menjadi landmark kawasan membantu
eksistensi tapak.
- Dampak Negatif (-):
Kondisi bangunan tidak terawat
- Respons:
Tidak merespons Hotel Olympic mengingat kondisinya kurang terawat, sudah
mulai luntur, dan lokasinya yang kurang terkoneksi dengan tapak.
83
Universitas Kristen Petra
signage
Pangkalan taxi
Independent
circulation
Independent circulation
Pangkalan becak
Green area
2.4.8. Solusi Analisa Urban
- Bangunan lebih dari dua lantai namun tetap mematuhi KLB bangunan
(Building Form & Massing).
- Bangunan bebas merepresentasikan langgam arsitekturnya sebagai jalan
tengah antara bangunan lama dan baru/ modern. (Building Form & Massing).
- Memfasilitasi kendaraan umum dan pribadi di dalam site, memberi ruang
gerak yang leluasa bagi kendaraan umum maupun pribadi di dalam tapak, dan
arus sirkulasi dalam tapak harus menyesuaikan arus lalu lintas di luar tapak.
(Circulation & Parking).
- Sistem baru untuk mendistribusikan barang tanpa becak (Circulation &
Parking).
- Karena kondisi penghijauan di dalam tapak kurang baik, maka open space
eksisting diganti dengan yang baru, lebih banyak dan terolah (Open space).
- Dalam desain bangunan disediakan tempat untuk signage.
- Pengolahan area dekat jembatan penyeberangan Jl. Urip Sumoharjo (signage)
- Desain harus unik dan menarik secara tampilan maupun aktivitas sehingga
dapat menjadi landmark mayor kawasan (Landmark).
- Pasar harus tetap mempertahankan kualitas dan kuantitasnya. Jika sasarannya
tetap diperluas menjadi objek pariwisata, fungsi pasar harus tetap terwadahi
(Activity Support).
- Memperbaharui dan memaksimalkan pedestrian Jl. Keputran dan Jl. Basuki
Rahmat (Pedestrian).
- Membentuk ruang luar positif di antara tapak dengan perkampungan agar
tercipta suasana pedestrian yang bagus (Pedestrian).
- Tidak merespons Hotel Olympic, tetapi mempertimbangan arsitektur
kampung tradisional yang juga sudah ada sejak dahulu (Preservasi)..
84
Universitas Kristen Petra
Gambar 2.78. Solusi Analisa Urban
Sumber: Gambar studio Februari 2009