65
20 Universitas Kristen Petra 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lahan Lokasi Tapak harus memiliki kriteria utama sebagai berikut: 1. Pasar yang cukup besar / Pasar Induk karena dengan demikian berarti pasar tersebut berperan penting dalam roda perekonomian dan merupakan lapangan pekerjaan yang besar. 2. Potensial untuk objek pariwisata (memiliki nilai lebih yang dapat diolah). 3. Terletak di daerah vital kota Surabaya dan mudah diakses dari segala penjuru kota sehingga cocok untuk ikon pariwisata yang baru. Mengingat bahwa proyek yang direncanakan merupakan bangunan yang berfungsi sebagai fasilitas umum yaitu pasar wilayah yang termasuk pasar induk dan khusus untuk berjualan sayur mayur, di mana sebagian besar konsumennya berasal dari seluruh wilayah Surabaya, maka ada beberapa kriteria yang harus diperhatikan dalam memilih dan menilai lokasi untuk fasilitas pelayanan masyarakat di perkotaan, antara lain akan dijelaskan di bawah ini: Dasar dan prinsip lokasi sesuai teori Christaller: - Keterdekatan ingin yang dekat (market optimising principle) - Efisiensi rute transportasi (traffic optimising principle) - Batas ambang pelayanan dan pola permukiman (administratif optimising principle) Prinsip memilih lokasi adalah pelayanan yang terbaik dengan biaya optimal, yang berarti: 1. Meminimalkan jarak 2. Meminimalkan biaya transport dan waktu tempuh Sementara, kriteria-kriteria yang diperhatikan adalah: - Kriteria jarak rata-rata adalah jumlah jarak dari semua orang terhadap fasilitas terdekatnya adalah minimum. - Kriteria jarak minimal adalah jarak paling jauh dari orang terhadap fasilitas yang terdekat dengan mereka adalah minimum.

2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lahan · diperhatikan dalam memilih dan menilai lokasi untuk fasilitas pelayanan masyarakat di perkotaan, antara lain akan dijelaskan

  • Upload
    others

  • View
    25

  • Download
    1

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lahan · diperhatikan dalam memilih dan menilai lokasi untuk fasilitas pelayanan masyarakat di perkotaan, antara lain akan dijelaskan

20 Universitas Kristen Petra

2. PERENCANAAN TAPAK

2.1. Kriteria Pemilihan Lahan

Lokasi Tapak harus memiliki kriteria utama sebagai berikut:

1. Pasar yang cukup besar / Pasar Induk karena dengan demikian berarti pasar

tersebut berperan penting dalam roda perekonomian dan merupakan lapangan

pekerjaan yang besar.

2. Potensial untuk objek pariwisata (memiliki nilai lebih yang dapat diolah).

3. Terletak di daerah vital kota Surabaya dan mudah diakses dari segala penjuru

kota sehingga cocok untuk ikon pariwisata yang baru.

Mengingat bahwa proyek yang direncanakan merupakan bangunan yang

berfungsi sebagai fasilitas umum yaitu pasar wilayah yang termasuk pasar induk

dan khusus untuk berjualan sayur mayur, di mana sebagian besar konsumennya

berasal dari seluruh wilayah Surabaya, maka ada beberapa kriteria yang harus

diperhatikan dalam memilih dan menilai lokasi untuk fasilitas pelayanan

masyarakat di perkotaan, antara lain akan dijelaskan di bawah ini:

Dasar dan prinsip lokasi sesuai teori Christaller:

- Keterdekatan – ingin yang dekat (market optimising principle)

- Efisiensi rute transportasi (traffic optimising principle)

- Batas ambang pelayanan dan pola permukiman (administratif optimising

principle)

Prinsip memilih lokasi adalah pelayanan yang terbaik dengan biaya

optimal, yang berarti:

1. Meminimalkan jarak

2. Meminimalkan biaya transport dan waktu tempuh

Sementara, kriteria-kriteria yang diperhatikan adalah:

- Kriteria jarak rata-rata adalah jumlah jarak dari semua orang terhadap fasilitas

terdekatnya adalah minimum.

- Kriteria jarak minimal adalah jarak paling jauh dari orang terhadap fasilitas

yang terdekat dengan mereka adalah minimum.

Page 2: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lahan · diperhatikan dalam memilih dan menilai lokasi untuk fasilitas pelayanan masyarakat di perkotaan, antara lain akan dijelaskan

21

Universitas Kristen Petra

- Kriteria penempatan sama adalah jumlah orang di daerah di dekatnya yang

mengelilingi salah satu fasilitasnya sama.

- Kriteria kendala batas ambang, yaitu jumlah orang di daerah dekat satu

fasilitas lebih besar dari jumlah tertentu.

- Kriteria kendala kapasitas, adalah jumlah orang di daerah dekatnya yang

mengelilingi suatu fasilitas tidak pernah lebih besar dari jumlah tertentu.

Pemilihan lokasi adalah problem lokasi dan alokasi yang bersangkutan

dengan:

- kebutuhan dan potensi penyedia versus konsumen

- kebutuhan versus fasilitas yang telah ada

Pemilihan lokasi adalah problem lokasi dan alokasi yang berhubungan

dengan:

- Distribusi dari pusat pelayanan baru di ruang kota

- Struktur ruang kota kini dan yang akan datang

- Interaksi di dalam ruang kota

Faktor pembeda dalam memilih dan menilai lokasi:

- Sektor pribadi dengan penekanan pada biaya & jarak-waktu tempuh

- Sektor publik, emergency & ordinary

Strategi penetapan lokasi untuk fasilitas pelayanan publik di perkotaan

- Mencermati syarat teknis fasilitas

- Menentukan karakteristik masyarakat sasaran

- Menentukan pola sebaran masyarakat sasaran

- Menentukan unit-unit wilayah pelayanan, dengan melihat kondisi eksisting

- Menentukan alternatif letak lokasi yang dipilih

- Klarifikasi terhadap rencana tata ruang

Page 3: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lahan · diperhatikan dalam memilih dan menilai lokasi untuk fasilitas pelayanan masyarakat di perkotaan, antara lain akan dijelaskan

22

Universitas Kristen Petra

2.2. Lokasi Proyek

Lokasi proyek berada di pasar keputran eksisting namun tapaknya

diperluas ke arah utara dengan pertimbangan pemukiman yang digusur lebih tidak

tertata di sebelah Utaranya daripada sebelah Selatan. Luas pasar keputran lama

sebesar 0.75 Ha diperbesar menjadi sekitar 3.1 Ha.

2.2.1. Spesifikasi Lokasi Proyek

Gambar 2.1. Posisi Surabaya di Pulau Jawa, Indonesia

Gambar 2.2. Peta Surabaya

Keterangan Lokasi Tapak :

Lokasi : Jl. Keputran no. 12,

Page 4: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lahan · diperhatikan dalam memilih dan menilai lokasi untuk fasilitas pelayanan masyarakat di perkotaan, antara lain akan dijelaskan

23

Universitas Kristen Petra

Kelurahan Keputran, Kecamatan Tegal Sari,

Wilayah distrik Embong Kaliasin.

Bentuk site : persegi, dengan 2 bukaan

Luas site : +/- 31.000 m2

Orientasi : Utara-Timur

Pencapaian : mudah dicapai karena terletak dekat dengan jalan

arteri sekunder (Jl. Urip Sumoharjo) dan jalan

kolektor primer (Jl. Embong Sono Kembang dan Jl.

Pandegiling), serta dekat dengan jalan akses Timur

Barat Surabaya Selain itu, tapak juga banyak dilalui

rute angkutan umum.

Iklim : Tropis Lembab

Gambar 2.3. Pasar Keputran dan sekitarnya

Sumber: Google Earth

Tapak yang diambil adalah Pasar Induk Keputran Surabaya (Pasar

Keputran Utara), dengan pertimbangan pasar ini merupakan pasar induk dan

terletak di Surabaya Pusat, arteri kota, serta juga sebelah sungai Kalimas (sungai

penting di Surabaya). Kelebihan ini menjadikan Pasar Keputran sebagai wadah

lapangan pekerjaan yang cukup besar dan berperan penting dalam roda

Page 5: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lahan · diperhatikan dalam memilih dan menilai lokasi untuk fasilitas pelayanan masyarakat di perkotaan, antara lain akan dijelaskan

24

Universitas Kristen Petra

perekonomian Surabaya. Lokasinya yang berada di sebelah sungai, menjadikan

Pasar ini potensial untuk objek pariwisata air.

Selain itu, kondisi Pasar Keputran juga tidak terlalu rapi dan terawat

sehingga kurang ramah lingkungan. Dengan demikian, pasar ini juga perlu ditata

ulang dalam rangka memberi sumbangsi fungsi pion kota yang ramah lingkungan,

sosial, dan ekonomi.

Gambar 2.4. Pasar Keputran eksisting

Sumber: Foto lapangan Januari 2009

Adapun kondisi Pasar Keputran eksisting adalah:

Lokasi : Jl. Keputran no. 12, Kelurahan Keputran, Kecamatan Tegal

Sari, Wilayah distrik Embong Kaliasin.

Kelas Pasar : Kelas I menurut tarif retribusi PD Pasar Surya.

Luas tanah : 8.696,00 m2

Page 6: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lahan · diperhatikan dalam memilih dan menilai lokasi untuk fasilitas pelayanan masyarakat di perkotaan, antara lain akan dijelaskan

25

Universitas Kristen Petra

Luas bangunan : 7.548 m2

Jumlah kios : 278 buah.

Pedagang : 300

Th. Perolehan : 1918

Status tanah : PD Pasar Surya.

Pengelola :

o Bangunan / Gedung Pasar Keputran diolah oleh PD Pasar Surya

o Peluberan pasar keputran dari Jl. Pandegiling sampai Jl. Sono

Kembang dikelola oleh 3 pihak luar tidak berbadan hukum yang

memiliki wilayah sendiri-sendiri.

Pasar Keputran eksisting ini kemudian diperluas sehingga tapak menjadi

seperti di bawah ini:

Gambar 2.6. Perluasan Tapak Pasar

Sumber: Peta Garis Kota Surabaya

Gambar 2.5. Foto Udara Tapak

Eksisting

Sumber: Google Earth, 2009

Page 7: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lahan · diperhatikan dalam memilih dan menilai lokasi untuk fasilitas pelayanan masyarakat di perkotaan, antara lain akan dijelaskan

26

Universitas Kristen Petra

Berdasarkan RTRK Tahun Anggaran 2003 Wilayah distrik Embong

Kaliasin tentang rencana penggunaan lahan 2013, diperoleh data tentang tapak

sebagai berikut:

- Tata Guna Lahan:

Daerah ini termasuk kawasan perdagangan

- Batas lahan/kapling

Utara : Jl. Basuki Rahmat; Wisma Dharmala, rumah tinggal 1 lantai dan

pertokoan.

Barat : Jl. Urip Sumoharjo

Selatan : pemukiman Keputran, rumah tinggal tinggi 1 lantai

Timur : Jl. Keputran berbatasan dengan sungai Kalimas.

- Luas lahan yang tersedia kurang lebih 3,1 hektar, dengan peraturan tata kota

yaitu : Garis Sempadan Bangunan depan 10 m, samping 4-6 m.

- Koefisien Lantai Bangunan : 300% (1-5 lantai non perumahan)

- Koefisien Dasar Bangunan : 40 – 60%

- Ketinggian tanah / Topografi : daerah dataran rendah dengan ketinggian tanah

bervariasi (ketinggian maksimum +/- 5 meter dari ketinggian minimum +/- 4.3

meter dari titik I BPP Tanjung Perak yang mempunyai ketinggian +/- 3.6075

meter terhadap ARP (Air Rendah Purnama).

- Hidrologi : kedalaman air tanah pada kawasan perencanaan adalah 2 sampai 3

meter (Sumber SDMP), kedalaman tersebut tergantung pada permukaan air

Kali Mas. Tapak memiliki sistem drainase Pompa Air Dinoyo – Keputran dan

dialiri oleh sungai kecil yang mengalir dari Barat ke Timur, bermuara ke

Kalimas.

- Kemampuan dan Jenis Tanah : menurut data kemampuan tanah dan jenis

tanah dari Peta Data Pokok Kotamadya Daerah Tingkat II Surabaya tahun

1992, kondisi tanah pada kawasan perencanaan adalah:

o Lereng : Mempunyai kemiringan 0-2%

o Kedalaman efektif tanah : Lebih dari 90 cm

o Tekstur tanah : Halus

o Drainase : Tidak pernah tergenang

o Erosi : Tidak ada erosi

Page 8: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lahan · diperhatikan dalam memilih dan menilai lokasi untuk fasilitas pelayanan masyarakat di perkotaan, antara lain akan dijelaskan

27

Universitas Kristen Petra

o Faktor pembatas : Air tanah asin

o Jenis tanah : Alluvial kelabu

2.2.2. Pemilihan Lokasi Tapak

Lokasi tapak dipilih di daerah Surabaya Pusat karena harus memiliki

kriteria utama sebagai berikut:

1. Pasar yang cukup besar karena dengan demikian berarti pasar tersebut

berperan penting dalam roda perekonomian dan merupakan lapangan

pekerjaan yang besar.

2. Potensial untuk objek pariwisata (memiliki nilai lebih yang dapat diolah).

3. Terletak di daerah vital kota Surabaya dan mudah diakses dari segala penjuru

kota sehingga cocok untuk ikon pariwisata yang baru.

Gambar 2.7. Area Surabaya Pusat

Sumber: Google Earth dan RTRK Tahun Anggaran 2003 Unit Wilayah Distrik

Embong Kaliasin

Pertimbangan untuk mempertahankan lahan yang lama dan tidak memilih

lahan yang baru adalah:

1. Lahan baru belum memiliki konsumen sehingga belum ada loyalitas

pelanggan yang mendukung eksistensi pasar yang bersangkutan.

2. Kebutuhan sehari-hari di daerah Surabaya Pusat sudah terpenuhi melalui pasar

Keputran sehingga apabila menggunakan lahan baru di Surabaya Pusat maka

Pasar Keputran

A B

C

D

E

A : BRI Tower

B : Wisma Dharmala

C : Grha Indosat

D : Hotel Olympic

E : Pasar Keputran

Kejambon

Page 9: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lahan · diperhatikan dalam memilih dan menilai lokasi untuk fasilitas pelayanan masyarakat di perkotaan, antara lain akan dijelaskan

28

Universitas Kristen Petra

akan kurang tepat sasaran, dengan catatan memang salah satu kriteria tapak

adalah di Surabaya Pusat.

3. Lahan baru belum tentu memiliki vitalitas dalam perannya di perekonomian

Surabaya sehingga kurang berpengaruh pada roda perekonomian. Dengan kata

lain, kurang memberi efek pada kawasan.

Berdasarkan kriteria-kriteria yang disebutkan dalam sub bab di atas, maka

lokasi digunakan tetap tapak lama Pasar Keputran yang kemudian diperluas sesuai

kebutuhan yang baru.

\

Gambar 2.8. Pasar Keputran dan peluberannya di sepanjang Kalimas

Sumber: Google Earth dan pengamatan lapangan Januari 2009

Keterangan:

Area Pasar

Keputran

Page 10: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lahan · diperhatikan dalam memilih dan menilai lokasi untuk fasilitas pelayanan masyarakat di perkotaan, antara lain akan dijelaskan

29

Universitas Kristen Petra

2.2.3. Potensi dan kelemahan tapak

Gambar 2.9. Tapak akhir hasil perluasan

Sumber: Peta Garis Kota Surabaya

2.2.3.1. Potensi tapak

- Peran tapak bagi kota sangat besar, mengingat letaknya yang berada di pusat

kota.

- Letak tapak yang berada di tepi sungai Kalimas menjadikan tapak berpotensi

untuk merevitalisasi fungsi Kalimas dan dapat dijadikan fungsi pariwisata air.

- Tapak dialiri oleh aliran anak sungai Kalimas, berpotensi untuk diolah

menjadi bagian dari pasar tradisional Keputran.

- Akses atau pencapaian tapak mudah karena terletak di sebelah arteri sekunder

dan banyak dilalui kendaraan umum.

2.2.3.2. Kelemahan tapak

- Daerah padat sehingga rawan macet dan banyak polusi

- Kondisi Kalimas yang kurang bersih dapat merangsang pengguna tapak untuk

lebih tidak peduli terhadap lingkungan harus diperbaiki terlebih dahulu

kondisi sungainya.

- Keberadaan rumah pompa air Dinoyo-Keputran yang berada di dalam tapak

memberi kesulitan tersendiri dalam mendesain.

Page 11: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lahan · diperhatikan dalam memilih dan menilai lokasi untuk fasilitas pelayanan masyarakat di perkotaan, antara lain akan dijelaskan

30

Universitas Kristen Petra

2.2.4. Infrastruktur Kawasan Tapak

- Transportasi: pencapaian ke tapak dapat ditempuh dengan kendaraan umum

maupun kendaraan pribadi, yaitu melalui jalan utama akses Timur-Barat

Surabaya yang melalui Jl. Pandegiling terhubung hingga ke arah jembatan

Gubeng serta dari arah Jl. Kayoon dan Jl. Karimun Jawa ke arah pasarnya

sendiri. Untuk kendaraan umum terhubung lewat Jl. Urip Sumoharjo dan

banyak pula yang melewati Jl. Pandegiling dan Jl. Sono Kembang (lihat

lampiran tabel Arus Kendaraan Umum, sumber RTRK 2003 distrik Embong

Kaliasin).

Gambar 2.10. Perubahan Arus Lalu lintas pada Kawasan Perencanaan

Sumber: RTRK Tahun Anggaran 2003 Wilayah distrik Embong Kaliasin

Sering terjadi kemacetan pada daerah Karapan Sapi di Jl. Urip Sumoharjo

karena peluberan Pasar Keputran di sebelah Wisma Dharmala dan parkir

Institut Pembangunan di sore hari. Kemacetan juga terjadi di poros Jl.

Pandegeling – Jl.Sulawesi (daerah jembatan) karena jalan yang menyempit

dan keramaian pasar di pertigaan tersebut. Selain itu, pada Jembatan di antara

Jl. Karimun Jawa dan Jl. Sono Kembang kadang terjadi kemacetan karena

lebar jalan menyempit dan peluberan pasar di depan Hotel Brantas.

- Fasilitas penunjang : di sekitar tapak terdapat jembatan penyeberangan,

pasar Keputran Selatan, pemukiman, dan kawasan perniagaan. Hal ini berarti

bahwa lokasi tersebut berkembang dan memungkinkan terjadinya sosialisasi

yang baik.

Pasar Keputran

Page 12: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lahan · diperhatikan dalam memilih dan menilai lokasi untuk fasilitas pelayanan masyarakat di perkotaan, antara lain akan dijelaskan

31

Universitas Kristen Petra

Gambar 2.11. Jembatan penyeberangan di Jl. Urip Sumoharjo

Gambar 2.12. Jembatan

penghubung dari Jl. Urip

Sumoharjo ke Jl. Karimun Jawa

Gambar 2.13. Jembatan

penghubung dari Jl. Pandegiling

ke Jl. Gubeng

Gambar 2.14. Toko meracang

yang banyak terdapat di kanan

kiri Jl. Keputran

Gambar 2.15. Kawasan

Perniagaan Jl. Urip Sumoharjo

Page 13: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lahan · diperhatikan dalam memilih dan menilai lokasi untuk fasilitas pelayanan masyarakat di perkotaan, antara lain akan dijelaskan

32

Universitas Kristen Petra

Gambar 2.16. Jl. Karimun Jawa menuju Jl. Panglima Sudirman yang sarat akan

sentra bisnis.

Gambar 2.17. Dua ikon bisnis di daerah Keputran

- Air bersih : didapatkan air bersih melalui saluran PDAM yang ada di Jl. Urip

Sumoharjo dengan kondisi pipa primer berdiameter >600 mm.

- Listrik : kebutuhan listrik di lokasi ini sudah terpenuhi dengan baik. Listrik

disuplai oleh PLN Wilayah XII Cabang Surabaya Selatan. Penyaluran listrik

melalui Saluran Tegangan Menengah (SUTM) 20 KV, kemudian

didistribusikan lewat Saluran Tegangan Rendah (SUTR) yang memenuhi

kebutuhan sehari-hari. Pedagang pasar pada dasarnya tidak susah

mendapatkan listrik dan biasanya per hari akan membayar tagihan listrik

kepada orang yang bersangkutan (dalam hal ini ditujukan pada preman

setempat).

Gambar 2.18. Saluran listrik yang ada pada kawasan.

Page 14: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lahan · diperhatikan dalam memilih dan menilai lokasi untuk fasilitas pelayanan masyarakat di perkotaan, antara lain akan dijelaskan

33

Universitas Kristen Petra

- Drainase : Dialirkan langsung menuju Kalimas yang ada di sisi Timur tapak.

Selain itu di dalam tapak sendiri juga terlewati oleh aliran sungai bawah tanah

(membelah tapak) yang juga dimanfaatkan sebagai salah satu drainase.

Terdapat sistem pompa air Dinoyo-Keputran dengan nama Saluran Keputran

yang mengalir dari Barat ke Timur, bermuara ke Kalimas. Kondisi

plengsengan terawat dengan lebar saluran B=3.0 meter. Pada kawasan

perencanaan terdapat pintu air rumah pompa Keputran.

- Persampahan : sampah dibuang pada kontainer-kontainer sementara di

sekitar Pasar Keputran oleh „pekarya‟ PD Pasar tiap harinya, kemudian

diambil oleh pengangkut berupa truk dari pihak swasta. Durasi truk

sampahnya datang kadang 2 hari sekali.

Gambar 2.19. Kontainer sampah di Jl. Dinoyo

Timbulan sampah yang dihasilkan oleh sekitar 3 juta jiwa penduduk Kota

Surabaya sebesar 79,19 persen sementara timbulan sampah dari sampah pasar

menghasilkan 8,52 persen. Sampah pasar pada umumnya didominasi oleh

sampah organik. Karakteristik sampah organik di sampah pasar yang

dikunjungi paling banyak didominasi oleh sayur-mayur dan buah-buahan.

2.2.5. Pengamatan Pasar Keputran Eksisting

Pengamatan pasar Keputran eksisting meliputi jenis barang jualan yang

ada di pasar, area parkir becak dan mlijo, dan area bongkar muat.

Page 15: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lahan · diperhatikan dalam memilih dan menilai lokasi untuk fasilitas pelayanan masyarakat di perkotaan, antara lain akan dijelaskan

34

Universitas Kristen Petra

Gambar 2.20. Peta Jenis Barang Jualan

Gambar 2.21. Peta Parkir Becak dan Mlijo

Page 16: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lahan · diperhatikan dalam memilih dan menilai lokasi untuk fasilitas pelayanan masyarakat di perkotaan, antara lain akan dijelaskan

35

Universitas Kristen Petra

Gambar 2.22. Peta Area Bongkar Muat

Terdapat hubungan antara aktivitas pembeli dan penjual dengan kebutuhan

ruang dalam pasar. Berangkat dari studi perilaku yang terjadi di Pasar Keputran,

pengamatan didasarkan pada aktivitas pembeli dan penjual berbasis skala waktu

kerja. Diharapkan dengan mengetahui secara detail dan runut tentang aktivitas

mereka, dapat menghasilkan kebutuhan ruang yang unik dan tepat sasaran.

Untuk itu, pengamatan dilakukan per zona sesuai jam operasionalnya.

Pasar Keputran dibagi menjadi empat zona, yaitu:

- Zona Pandegiling

Terletak di pertigaan Jl. Pandegiling, Jl. Dinoyo dan Jembatan Jl. Sulawesi.

Meliputi kios bunga dan kendi serta kios buah. Jam operasionalnya 24 jam.

- Zona Bangunan Pasar

Terletak di Gedung Pasar Keputran (Jl. Keputran) beserta perluasan di kanan-

kirinya. Meliputi kios sayur, daging, bumbu dan rempah. Jam operasionalnya

tidak menentu, ada yang siang sudah buka, ada yang malam baru buka.

- Zona Wisma Dharmala

Terletak di sebelah Wisma Dharmala. Meliputi kios sayur, buah, bumbu dan

rempah. Jam operasionalnya mulai pukul 1 dini hari sampai pukul 7 pagi.

Page 17: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lahan · diperhatikan dalam memilih dan menilai lokasi untuk fasilitas pelayanan masyarakat di perkotaan, antara lain akan dijelaskan

36

Universitas Kristen Petra

- Zona Indosat

Terletak di depan Hotel Brantas, di perempatan Jl. Sono Kembang, Jl.

Kayoon, Jl. Karimun Jawa, dan Jl. Keputran. Meliputi kios sayur, buah,

bumbu dan rempah, dan daging. Jam operasionalnya mulai pukul 2 siang

sampai pukul 7 pagi.

Gambar 2 23.Zonasi Keputran berdasarkan Jam Operasionalnya.

Pengamatan zonasi di atas didasarkan pada skala waktu untuk mencari

syarat desain yang lebih spesifik. Untuk lebih jelasnya, lihat Tabel 2.1. Hubungan

Aktivitas Pembeli dengan Kebutuhan Ruang dan Tabel 2.2. Hubungan Aktivitas

Penjual dengan Kebutuhan Ruang.

Permasalahan utama yang ada di lapangan adalah selain kios-kios tempat

berjualan, tidak ditemukan adanya fasilitas umum seperti musholla, toilet, kantor

pengelola, dan pos keamanan. Oleh karena itu, pada desain yang baru fasilitas

tambahan tersebut diikutsertakan dalam program ruang.

A

B

C

D

B

B

B

Page 18: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lahan · diperhatikan dalam memilih dan menilai lokasi untuk fasilitas pelayanan masyarakat di perkotaan, antara lain akan dijelaskan

37

Universitas Kristen Petra

Gambar 2.23. Parkir becak, sepeda motor, dan mlijo yang ada di mana-mana

Gambar 2.24. Aktivitas bongkar muat di pasar Keputran

Gambar 2.25. Kios dalam Pasar Keputran

Gambar 2.26. Pelataran di luar pasar Keputran (peluberan pasar)

Page 19: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lahan · diperhatikan dalam memilih dan menilai lokasi untuk fasilitas pelayanan masyarakat di perkotaan, antara lain akan dijelaskan

38

Universitas Kristen Petra

Tabel 2.1. Hubungan Aktivitas Pembeli dengan Kebutuhan Ruang

P

AN

DEG

ILIN

GB

GN

AN

PSR

W.D

HA

RM

ALA

IND

OSA

T

SUB

UH

01

.00

ped

agan

g la

inp

edag

ang

lain

ped

agan

g la

inp

edag

ang

lain

kio

s +

par

kir

di d

pn

nn

yaad

a si

rku

lasi

kh

usu

s

02

.00

ren

gke

k/m

lijo

/ped

agan

gre

ngk

ek/

mlij

o/p

edag

ang

ren

gke

k/m

lijo

/ped

agan

gre

ngk

ek/

mlij

o/p

edag

ang

kio

s +

par

kir

di d

pn

nn

yau

ntu

k m

lijo

dan

min

i

03

.00

ren

gke

k/m

lijo

/ped

agan

gre

ngk

ek/

mlij

o/p

edag

ang

ren

gke

k/m

lijo

/ped

agan

gre

ngk

ek/

mlij

o/p

edag

ang

kio

s +

par

kir

di d

pn

nn

yatr

uk

ped

agan

g la

in

04

.00

ren

gke

k/m

lijo

/ped

agan

gre

ngk

ek/

mlij

o/p

edag

ang

ren

gke

k/m

lijo

/ped

agan

gre

ngk

ek/

mlij

o/p

edag

ang

kio

s +

par

kir

di d

pn

nn

yase

hin

gga

tid

ak m

eng-

PA

GI

05

.00

ren

gke

k/m

lijo

/ped

agan

gre

ngk

ek/

mlij

o/p

edag

ang

ren

gke

k/m

lijo

/ped

agan

gre

ngk

ek/

mlij

o/p

edag

ang

kio

s +

par

kir

di d

pn

nn

yaga

nn

gu s

irku

lasi

06

.00

ibu

RT/

mlij

o/p

edag

ang

ibu

RT/

mlij

o/p

edag

ang

ibu

RT/

mlij

o/p

edag

ang

ibu

RT/

mlij

o/p

edag

ang

kio

s +

par

kir

di d

pn

nn

yap

engu

nju

ng.

07

.00

ibu

RT/

ped

agan

g la

inib

u R

T/p

edag

ang

lain

ibu

RT

ibu

RT

kio

s

08

.00

ibu

RT/

ped

agan

g la

in-

--

kio

ski

os

yan

g la

yak

09

.00

ibu

RT/

ped

agan

g la

in-

--

kio

su

ntu

k m

enu

ngg

u

10

.00

ibu

RT/

ped

agan

g la

in-

--

kio

ssa

mb

il b

eris

tira

hat

,

SIA

NG

11

.00

ibu

RT/

ped

agan

g la

in-

--

kio

sd

an d

apat

dit

utu

p

12

.00

ibu

RT/

ped

agan

g la

in-

--

kio

ssm

ntr

jika

dit

ingg

al

13

.00

ibu

RT/

ped

agan

g la

in-

--

kio

ske

WC

ata

u S

ho

llat.

14

.00

ibu

RT/

ped

agan

g la

inib

u R

T/p

edag

ang

lain

--

kio

s

15

.00

ibu

RT/

ped

agan

g la

inib

u R

T/m

lijo

/ped

agan

g-

ibu

RT/

mlij

o/p

edag

ang

kio

s +

par

kir

di d

pn

nn

yaar

ea p

arki

r ya

ng

ckp

SOR

E1

6.0

0ib

u R

T/p

edag

ang

lain

ibu

RT/

mlij

o/p

edag

ang

-ib

u R

T/m

lijo

/ped

agan

gki

os

+ p

arki

r d

i dp

nn

nya

luas

un

tuk

mlij

o,m

oto

r,

17

.00

ibu

RT/

ped

agan

g la

inib

u R

T/m

lijo

/ped

agan

g-

ibu

RT/

mlij

o/p

edag

ang

kio

s +

par

kir

di d

pn

nn

yam

ini t

ruk,

pic

k u

p

18

.00

ibu

RT/

ped

agan

g la

inib

u R

T/p

edag

ang

lain

-ib

u R

T/p

edag

ang

lain

kio

s

19

.00

ibu

RT/

ped

agan

g la

inib

u R

T/p

edag

ang

lain

-ib

u R

T/p

edag

ang

lain

kio

s

20

.00

ibu

RT/

ped

agan

g la

inib

u R

T/p

edag

ang

lain

-ib

u R

T/p

edag

ang

lain

kio

s

MA

LAM

21

.00

ped

agan

g la

inp

edag

ang

lain

-p

edag

ang

lain

kio

sp

ener

anga

n y

ang

bai

k,

22

.00

ped

agan

g la

inp

edag

ang

lain

-p

edag

ang

lain

kio

sad

a ja

rak

kell

anta

r

23

.00

ped

agan

g la

inp

edag

ang

lain

ibu

-ib

u /

ped

agan

g la

inp

edag

ang

lain

kio

ski

os

spy

pem

bel

i

24

.00

ped

agan

g la

inp

edag

ang

lain

lain

p

edag

ang

lain

kio

sle

luas

a

SYA

RA

T D

ESA

INK

EBU

TUH

AN

RU

AN

GP

UK

UL

TA

BEL

HU

BU

NG

AN

AK

TIV

ITA

S P

EMB

ELI D

GN

KEB

UT

UH

AN

RU

AN

G P

ASA

R K

EPU

TR

AN

SU

RA

BA

YA

KEG

IAT

AN

RA

NG

E

Page 20: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lahan · diperhatikan dalam memilih dan menilai lokasi untuk fasilitas pelayanan masyarakat di perkotaan, antara lain akan dijelaskan

39

Universitas Kristen Petra

Tabel 2.2. Hubungan Aktivitas Penjual dengan Kebutuhan Ruang.

PA

ND

EGIL

ING

BG

NA

N P

SRW

.DH

AR

MA

LAIN

DO

SAT

SUB

UH

01.0

0b

on

gkar

mu

at

bm

-tra

nsa

ksi-

ber

jual

anb

m-t

ran

saks

i-b

erju

alan

bm

-tra

nsa

ksi-

ber

jual

anar

ea b

on

gkar

mu

at d

ktja

lur

bo

ngk

ar m

uat

02.0

0b

erju

alan

- b

iasa

bm

-tra

nsa

ksi-

ber

jual

anb

m-t

ran

saks

i-b

erju

alan

bm

-tra

nsa

ksi-

ber

jual

and

gn k

ios,

mu

dah

di-

har

us

teta

p d

ibed

akan

03.0

0b

erju

alan

- r

ame

ber

jual

an -

ram

eb

erju

alan

- r

ame

ber

jual

an -

ram

eca

pai

, mu

dah

tra

nsa

ksi.

dr

sirk

.pen

gun

jun

g

04.0

0b

erju

alan

- s

hal

atb

erju

alan

- s

hal

atb

erju

alan

- s

hal

atb

erju

alan

- s

hal

atm

ush

olla

mu

sho

lla h

aru

s d

ekat

PA

GI

05.0

0b

erju

alan

- r

ame

ber

jual

an -

ram

eb

erju

alan

- r

ame

ber

jual

an -

ram

eki

os

den

gan

kio

s, d

an a

da

06.0

0b

erju

alan

- r

ame

ber

jual

an -

ram

eb

erju

alan

- r

ame

ber

jual

an -

ram

eki

os

di b

eber

apa

tem

pat

07.0

0b

erju

alan

- r

ame

per

siap

an t

utu

pp

ersi

apan

tu

tup

per

siap

an t

utu

pki

os

08.0

0b

erju

alan

--

-ki

os

ada

tip

e ki

os

yan

g

09.0

0b

erju

alan

--

-ki

os

bis

a d

itu

tup

sem

enta

ra

10.0

0b

erju

alan

--

-ki

os

un

tuk

dit

ingg

al

SIA

NG

11.0

0b

erju

alan

--

-ki

os

seb

enta

r.

12.0

0b

on

gkar

mu

at -

sh

alat

--

-ar

ea b

on

gkar

mu

at

13.0

0b

on

gkar

mu

at

--

bo

ngk

ar m

uat

d

ekat

den

gan

kio

s,

14.0

0b

erju

alan

bo

ngk

ar m

uat

- t

ran

saks

i-

bo

ngk

ar m

uat

- t

ran

saks

im

ud

ah d

icap

ai,

15.0

0b

erju

alan

bm

-tra

nsa

ksi-

ber

jual

an-

bm

-tra

nsa

ksi-

ber

jual

anm

ud

ah t

ran

saks

i.

SOR

E16

.00

ber

jual

an -

sh

alat

ber

jual

an -

sh

alat

-b

erju

alan

- s

hal

atki

os-

ada

tmp

t sh

alat

kio

s m

emili

ki a

rea

17.0

0b

erju

alan

ber

jual

an-

ber

jual

anki

os

yan

g cu

kup

luas

un

tuk

18.0

0b

erju

alan

- s

hal

atb

erju

alan

- s

hal

at-

ber

jual

an -

sh

alat

kio

s-ad

a tm

pt

shal

atis

tira

hat

dan

sh

alat

.

19.0

0b

erju

alan

ber

jual

an-

ber

jual

anki

os

20.0

0b

erju

alan

ber

jual

an-

ber

jual

anki

os

MA

LAM

21.0

0b

erju

alan

- s

hal

atb

erju

alan

- s

hal

at-

ber

jual

an -

sh

alat

kio

s-ad

a tm

pt

shal

at

22.0

0b

erju

alan

bo

ngk

ar m

uat

b

on

gkar

mu

at

ber

jual

an -

bm

kio

s-ad

a tm

pt

isti

rah

at

23.0

0b

erju

alan

bo

ngk

ar m

uat

- t

ran

saks

ib

on

gkar

mu

at -

tra

nsa

ksi

ber

jual

an -

bm

- t

ran

saks

iki

os

dkt

are

a b

on

gkar

24.0

0b

on

gkar

mu

at

bm

-tra

nsa

ksi-

ber

jual

anb

m-t

ran

saks

i-b

erju

alan

ber

jual

an -

bm

- t

ran

saks

im

uat

.

RA

NG

EP

UK

UL

KEB

UTU

HA

N R

UA

NG

SYA

RA

T D

ESA

IN

TAB

EL H

UB

UN

GA

N A

KTI

VIT

AS

PEN

JUA

L D

GN

KEB

UTU

HA

N R

UA

NG

PA

SAR

KEP

UTR

AN

SU

RA

BA

YA

KEG

IAT

AN

Page 21: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lahan · diperhatikan dalam memilih dan menilai lokasi untuk fasilitas pelayanan masyarakat di perkotaan, antara lain akan dijelaskan

40

Universitas Kristen Petra

2.3. Analisa Tapak

2.3.1. Matahari

- Data kondisi sinar matahari pada tapak:

Gambar 2.27. Kondisi matahari terhadap tapak

a. Berdasarkan letak astronomisnya yang berada di garis khatulistiwa, maka

sinar matahari dominan pada sisi Barat dan Timur.

b. Sisi Timur sinar matahari yang diperlukan.

Sisi Barat sinar matahari yang dihindari karena panas dan silau.

c. Pasar Keputran memiliki jam operasional hampir 24 jam, tetapi mulai aktif

ketika tengah malam sampai dini hari.

d. Sebagai fasum yang menjual sayur dan barang basah lainnya, pasar Keputran

cukup membutuhkan sinar matahari pagi untuk mengurangi kelembaban pasar

basah.

- Analisa sinar matahari pada tapak:

Untuk menyikapinya, orientasi bangunan tidak perlu terlalu menghindari

matahari pagi, tetapi tetap perlu mengantisipasi matahari sore. Selain itu, karena

jam operasionalnya yang dominan terjadi pada malam hari (puncak keramaian

justu pada dini hari, 02.00-06.00 pagi), maka sinar matahari bukan menjadi faktor

yang perlu dihindari tetapi cukup dibutuhkan. Khusus untuk aktivitas bongkar

muat yang juga terjadi pada sore hari, maka tetap harus dihindarkan dari sinar

matahari Barat.

Page 22: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lahan · diperhatikan dalam memilih dan menilai lokasi untuk fasilitas pelayanan masyarakat di perkotaan, antara lain akan dijelaskan

41

Universitas Kristen Petra

- Solusinya:

Gambar 2.28. Cara mengantisipasi sinar matahari

a. Orientasi bangunan tidak diharuskan Utara-Selatan

b. Daerah Barat lebih baik tetap tershading, dan

c. Daerah Barat lebih baik dihindarkan dengan zona bongkar muat.

2.3.2. Angin

- Data:

Gambar 2.29. Kondisi angin terhadap tapak

Angin musim bertiup dari Tenggara-Barat Laut dan Barat Laut-Tenggara. Namun,

arah angin yang berlaku adalah arah angin sesuai perhitungan BMG wilayah

Surabaya, yaitu Timur-Barat dan Barat-Timur.

- Analisa:

Tapak dilalui oleh dominasi angin yang berorientasi pada arah Timur-

Barat dan Barat-Timur, ditambah dengan angin mikro yang bertiup dari Kalmas.

Pemanfaatan angin ini harus maksimal untuk mendapatkan cross ventilation yang

Page 23: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lahan · diperhatikan dalam memilih dan menilai lokasi untuk fasilitas pelayanan masyarakat di perkotaan, antara lain akan dijelaskan

42

Universitas Kristen Petra

optimal karena sistem penghawaan pasif sangat penting perannya di dalam pasar.

Ditambah dengan fakta bahwa aktivitas di dalam pasar banyak melibatkan

kendaraan bermotor, maka perlu adanya sirkulasi udara yang bagus untuk

mengurangi kadar CO2 di dalam site

- Solusi untuk mengakomodasi angin:

Gambar 2.30. Cara mengakomodasi angin dalam tapak

a. Bidang tangkap angin terdapat dari arah Timur-Barat dan Barat-Timur

(lorong angin),

b. Langit-langit tinggi.

c. Adanya vide atau ruang terbuka hijau di dalam site.

2.3.3. View

- Data tentang view:

a. Tapak terletak di antara Jl. Urip Sumoharjo dan Jl Keputran yang berbatasan

dengan Kalimas.

b. Tapak juga berbatasan dengan pertigaan jalan besar antara Jl. Panglima

Sudirman, Jl. Basuki Rahmat, dan Jl. Urip Sumoharjo.

c. Tapak juga terlihat dari arah jembatan, baik di Jl. Sulawesi maupun Jl.

Karimun Jawa.

Page 24: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lahan · diperhatikan dalam memilih dan menilai lokasi untuk fasilitas pelayanan masyarakat di perkotaan, antara lain akan dijelaskan

43

Universitas Kristen Petra

Gambar 2.31. Beberapa vista ke arah tapak

- Analisa:

a. View ke arah tapak paling bagus jika dilihat dari pertigaan Jl. Panglima

Sudirman

Jl. Basuki Rahmat, dan Jl. Urip Sumoharjo. Selain itu, view tapak juga bagus

jika dilihat dari jalan Irian Barat atau sungai Kalimas. Perlu diperhitungkan

juga view dari jembatan Jl. Sulawesi dan jembatan Jl. Karimun Jawa yang

dengan jelas dapat melihat tapak dengan Kalimas, BRI Tower,dan Wiama

Dharmala sebagai pemanisnya.

b. View ke luar tapak tidak diperlukan karena fungsi bangunan pasar tidak

memerlukan view, tetapi pemandangan sungai di sebelah tapak dapat

medukung aktivitas outdoor

Page 25: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lahan · diperhatikan dalam memilih dan menilai lokasi untuk fasilitas pelayanan masyarakat di perkotaan, antara lain akan dijelaskan

44

Universitas Kristen Petra

- Solusi dalam merespons view ke dalam atau ke luar tapak:

Gambar 2.32. Solusi untuk analisa view

a. View ke arah tapak: Sisi yang perlu diolah hampir semuanya, kecuali pada Jl.

Keputran Gg.V karena berbatasan dengan kampung sehingga tidak perlu

terlalu diolah,

b. View ke luar tapak: Kalimas dapat menjadi background aktivitas di tepisungai

sehingga cocok untuk diadakan aktivitas outdoor atau aktivitas air untuk

menikmati view sungai.

2.3.4. Kebisingan dan Polusi

- Data kebisingan dan polusi yang terjadi di dalam dan di luar tapak:

Gambar 2.33. Sumber kebisingan dan polusi di dalam dan di luar tapak

Page 26: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lahan · diperhatikan dalam memilih dan menilai lokasi untuk fasilitas pelayanan masyarakat di perkotaan, antara lain akan dijelaskan

45

Universitas Kristen Petra

a. Sebelah Utara : Wisma Dharmala dan pertokoan 1-2 lantai.

Terdapat rumah tinggal tetapi tidak banyak.

b. Sebelah Timur : Kalimas

c. Sebelah Selatan : Pemukiman 1-2 lantai

d. Sebelah Barat : Jl. Urip Sumohardjo

Sumber bising paling dominan adalah ramainya kendaraan di Jl.Urip

Sumoharjo. Polusi di sekitar tapak cukup banyak, baik polusi udara maupun

polusi sampah. Polusi udara terdapat di Jl. Urip Sumoharjo dan polusi sampah

pasar di Jl. Keputran.

- Analisa:

Kebisingan tidak terlalu berpengaruh pada desain karena pasar tidak

membutuhkan suasana yang sunyi. Namun, pasar dapat menjadi potensi

kebisingan bagi sekitar, khususnya daerah pemukiman di sisi Selatannya. Untuk

tetangga sisi Utara, Timur, dan Barat kebisingan bukan prioritas utama karena

ketiga-tiganya tidak beraktivitas di malam hari. Jadi permasalahannya adalah

bagaimana mencegah kebisingan yang diakibatkan pasar terhadap sekitar.

Polusi udara di Jl. Urip Sumoharjo dapat mengganggu kenyamanan sehingga

harus diantisipasi, Sedangkan polusi sampah akibat fungsi pasar itu sendiri juga

perlu diperhatikan agar tidak mencemari lingkungan.

- Solusi:

Gambar 2.34. Solusi terhadap kebisingan dan polusi

Minim sampah

Barrier p.udara

Page 27: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lahan · diperhatikan dalam memilih dan menilai lokasi untuk fasilitas pelayanan masyarakat di perkotaan, antara lain akan dijelaskan

46

Universitas Kristen Petra

a. Kebisingan Desain harus memiliki noise barrier keliling pada sekitar, pada

sisi Barat dan Selatan khususnya. Barrier dapat berupa vegetasi atau dinding

bangunan.

b. Polusi udara Barrier polusi pada daerah yang berbatasan dengan Jl. Urip

Sumoharjo dapat diterapkan melalui jarak antara jalan dan bangunan atau

vegetasi.

c. Polusi sampah Area tepi sungai dijadikan area minimalisir sampah.

2.3.5. Sirkulasi

- Data:

Tapak diapit oleh 3 buah jalan dan sebuah sungai, serta dibelah oleh Jl.

Keputran. Jl. Urip Sumoharjo, 1 arah, menuju Utara; Jl. Basuki Rahmat, 2 arah,

orientasi Barat-Timur; Jl. Keputran ke arah Selatan, dan Jl. Keputran gg.V milik

pemukiman yang hanya dilalui oleh kendaraan roda dua milik warga. Sungai tidak

dilalui kendaraan air sama sekali sehingga bukan menjadi sarana transportasi.

Gambar 2.35. Sirkulasi di sekitar tapak menurut RTRK Unit Distrik Embong

Kaliasin 2003-2013

Page 28: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lahan · diperhatikan dalam memilih dan menilai lokasi untuk fasilitas pelayanan masyarakat di perkotaan, antara lain akan dijelaskan

47

Universitas Kristen Petra

- Analisa :

Karena arah sirkulasi yang cenderung membentuk “loop” (Urip S.-Basra-

Keputran-Pandegiling), maka letak entrance dan exit dapat dirancang searah arus

kendaraan. Selain itu, bidang tangkap juga dapat ditentukan dengan pasti. Arah

sirkulasi juga mempermudah tempat peletakkan signage yang sesuai arah hadap

arus kendaraan.

- Solusi :

Gambar 2.36. Solusi analisa sirkulasi

2.3.6. Pencapaian ke Tapak

- Data:

Tapak berlokasi di Surabaya Pusat dan terletak di dekat gedung-gedung

yang terkenal (landmark kota). Selain itu, sarana yang ada di sekitar tapak

meliputi jalan besar Urip Sumoharjo, Kalimas, dan jembatan-jembatan di sisi

Timurnya, serta jalan-jalan pendukung lainnya, seperti Jl. Sono Kembang yang

banyak dilalui kendaraan umum dan Jl. Keputran yang saat ini sudah tidak

berfungsi sebagai jalan umum. Jembatan di depan tapak juga berperan sebagai

salah satu sarana menuju tapak.

Gambar 2.37. Lokasi tapak bersama landmark-landmark di sekitarnya.

Page 29: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lahan · diperhatikan dalam memilih dan menilai lokasi untuk fasilitas pelayanan masyarakat di perkotaan, antara lain akan dijelaskan

48

Universitas Kristen Petra

- Analisa:

Pencapaian ke tapak tergolong mudah jika dilihat secara kawasan karena

dikelilingi jalan besar; Jl. Sono kembang, Jl, Pandegiling, dan Jl. Urip Sumohajo

sebagai jalan arteri sekunder. Selain itu, kedua jembatan dari pusat kota menuju

Jl. Karimun Jawa dan Jl. Sulawesi memudahkan akses menuju tapak yang

terletak di tepi Kalimas Namun, terdapat satu permasalahan utama mengenai

pencapaian ke tapak, yaitu jika menuju bangunan pasarnya sendiri pengunjung

terhalang oleh peluberan pasar yang ada di tepi-tepi Jl. Keputran. Peluberan pasar

ini memblok jalan Jl. Keputran sehingga bangunan pasar tidak dapat diakses

dengan mudah.

Gambar 2.38. Pencapaian tapak yang terboklir oleh peluberan pasar

- Solusi:

Desain harus lebih merespons kendaraan umum yang ada di sekitar

kawasan, dengan memberi halte bus atau tempat mangkal becak. Selain itu, harus

nenghindari peluberan pasar sehingga tidak mengganggu aktivitas Jl. Keputran,

misalnya dengan membuat suasana di pinggir jalan tidak kondusif untuk

berjualan.

Gambar 2.39. Solusi dari analisa pencapaian tapak

Page 30: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lahan · diperhatikan dalam memilih dan menilai lokasi untuk fasilitas pelayanan masyarakat di perkotaan, antara lain akan dijelaskan

49

Universitas Kristen Petra

2.3.7. Iklim

- Data:

Secara makro tidak jauh berbeda dengan kondisi Kota Surabaya pada

umumnya (sumber: Data Klimatologi Surabaya):

o Iklim : tropis lembab.

o Kelembaban udara : berkisar antara 36% - 99%

o Temperatur udara : antara 19.6° C- 35.4° C

o Musim : kemarau dan hujan. Musim kemarau pada bulan

Mei-Oktober dan musim hujan pada bulan Oktober – April.

o Curah hujan rata-rata : 192.92 mm, dengan hari hujan tinggi antara bulan

Desember - Juni. Sedangkan curah hujan tertinggi bulan Januari.

Pasar outdoor tidak berfungsi ketika hujan lebat, namun pasar di dalam

bangunan tetap banyak pengunjungnya.

- Analisa (untuk pasar outdoor):

Pasar Keputran eksisting kurang merespons iklim setempat karena ketika

musim hujan pasar menjadi sangat sepi dan bahkan pedagangnya pun tidak dapat

menjajakan barang dagangannya. Alasan utama yang melatarbelakangi hal ini

adalah tidak adanya fasilitas jalur sirkulasi pejalan kaki yang terlindungi dari

hujan, ditambah dengan bentuk kios yang kurang tertutup dan tidak memiliki

sosoran.Ketika musim kemarau, kondisi yang terlalu terbuka pun kurang nyaman

mengingat temperatur udara saat ini dapat mencapai 400 celcius.

- Solusi:

o Memiliki shading untuk menghalau panas musim kemarau,

o Membuat suasana yang nyaman walaupun sedang hujan, contoh: koridor

dengan pergola

o Menggunakan vegetasi yang dapat meneduhkan suasana.

2.3.8. Sosial

- Data:

o Pasar Keputran berada di antara pekampungan Keputran (Utara dan

Selatan).

o Kampung Utara lebih tidak teratur daripada Kampung Selatan.

Page 31: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lahan · diperhatikan dalam memilih dan menilai lokasi untuk fasilitas pelayanan masyarakat di perkotaan, antara lain akan dijelaskan

50

Universitas Kristen Petra

o Kampung Selatan memiliki rumah-rumah terawat dengan halaman dan

ada pula yang tingginya 2-3 lt.

o Selain itu terdapat pemukiman semi permanen di tepi Kalimas

Gambar 2.40. Kampung sebelah Utara dan sebelah Selatan dari Pasar Keputran

- Analisa:

Oleh karena Kampung Selatan lebih terawat, maka pemukiman ini

dipertahankan dan dipelihara untuk ke depannya. Kampung Utara yang lebih tidak

teratur diputuskan untuk digusur karena perluasan lahan lebih memilih kampung

yang kondisinya lebih semrawut.

Gambar 2.41. Kondisi kampung Utara dan kampung Selatan

Sumber: Foto lapangan Januari 2009

- Solusi:

o Perluasan pasar dikembangkan ke arah Utara bangunan Pasar eksisting

(dengan catatan bahwa proyek pasar memang memerlukan perluasan lahan

untu mewadahi peluberan pasar yang ada).

o Membentuk ruang luar positif dengan kampung Selatan.

Page 32: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lahan · diperhatikan dalam memilih dan menilai lokasi untuk fasilitas pelayanan masyarakat di perkotaan, antara lain akan dijelaskan

51

Universitas Kristen Petra

Gambar 2.42. Solusi terhadap kondisi sosial tapak

2.3.9. Vegetasi

- Data:

Gambar 2.43. Data vegetasi di sekitar tapak

- Analisa:

o Vegetasi di sepanjang Jl. Urip Sumoharjo (+/- setiap 4.5 m terdapat

pohon) mendukung tapak untuk menjadi barrier polusi dan matahari, tetapi

dapat juga mengganggu sirkulasi dan view.

o Vegetasi di sepanjang Jl. Irian Barat menjadikan tapak tidak dapat

dinikmati dari jalan tersebut, padahal view dari seberang sungai bagus.

Page 33: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lahan · diperhatikan dalam memilih dan menilai lokasi untuk fasilitas pelayanan masyarakat di perkotaan, antara lain akan dijelaskan

52

Universitas Kristen Petra

o Vegetasi pada area penghijauan di dalam tapak tidak layak untuk

dipertahankan.

o Vegetasi di sekitar sungai dapar diperbanyak dengan jenis tanaman yang

tidak mengganggu view.

- Solusi:

o Perencanaan penghijauan kembali dalam tapak sebagai pengganti dari

penghijauan yang lama (lahan kosong tidak teratur).

o Vegetasi Jl. Urip Sumoharjo ditambah dengan perdu dan jenis lainnya

untuk memperkuat barrier polusi, bising, dan matahari. tetapi ada beberapa

pohon yang dihilangkan untuk kenyamanan sirkulasi.

o Mempertahankan rencana area hijau di tepi sungai.

o Menambah pepohonan di Jl. Basuki Rahmat.

2.3.10. Drainase

- Data:

Gambar 2.44. Anak Sungai Kalimas yang membelah tapak

Sumber: Foto lapangan Januari 2009

o Air bersih : didapatkan melalui saluran PDAM yang ada di Jl. Urip

Sumoharjo dengan kondisi pipa prImer berdiameter >600 mm.

Page 34: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lahan · diperhatikan dalam memilih dan menilai lokasi untuk fasilitas pelayanan masyarakat di perkotaan, antara lain akan dijelaskan

53

Universitas Kristen Petra

o Pada tapak sendiri juga terlewati oleh aliran sungai bawah tanah

(membelah tapak) yang juga dimanfaatkan sebagai salah satu drainase.

o Terdapat sistem pompa air Dinoyo-Keputran yang mengalir dari Barat ke

Timur, bermuara ke Kalimas, diatur oleh rumah pompa air di dalam tapak.

o Kondisi plengsengan terawat dengan lebar saluran B = 3.0 meter.

- Analisa:

Aliran sungai yang membelah tapak bersama rumah pompanya merupakan

potenai aekaligus permasalahan desain yang cukup berat. Potensial untuk

membuat sistem drainase yang baru atau dapat juga yang lebih efisien, namun

bermasalah untuk penataan massa. Kondisi sungai saat ini tidak mengalir dan

masih kumuh karena dijadikan sarana pembuangan. Di beberapa tempat

terlihat “saringan” sampah berupa teralis bekas di sungai. Kondisi sungai yang

kurang baik ini perlu dibenahi agar sungai dapat berperan dalam perencanaan

pasar.

- Solusi:

o Memanfaatkan air bersih dari PDAM,

o Memperbaiki kondisi sungai di dalam tapak,

o Memperharui kondisi rumah pompa karena lokasinya tidak dapat

diganggu gugat.

o Melibatkan sungai dalam drainase, baik itu sistem ataupun hanya sebagai

saluran pembuangan saja.

o Kondisi plengsengan yang masih baik tersebut nantinya akan dijadikan

area hijau (menurut pemerintah), namun kondisinya pasti tetap lebih tinggi

daripada sungai sehingga area ini tetap aman dari luapan banjir.

Page 35: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lahan · diperhatikan dalam memilih dan menilai lokasi untuk fasilitas pelayanan masyarakat di perkotaan, antara lain akan dijelaskan

54

Universitas Kristen Petra

2.3.11. Solusi Analisa Tapak

Gambar 2.45. Solusi akhir analisa tapak

Page 36: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lahan · diperhatikan dalam memilih dan menilai lokasi untuk fasilitas pelayanan masyarakat di perkotaan, antara lain akan dijelaskan

55

Universitas Kristen Petra

2.4. Analisa Urban menurut Hamid Shirvani

2.4.1 . Landuse (Tata Guna Lahan)

Berdasarkan RTRK Tahun Anggaran 2003 Wilayah distrik Embong

Kaliasin, berikut blok plan penggunaan lahan pada kawasan sekitar.

Gambar 2.46. Tata guna lahan sekitar kawasan

Sumber: RTRK 2003-2013 Unit Distrik Embong Kaliasin

Lahan berada di area perniagaan yang cukup ramai sekaligus menjadi fasilitas

umum sosial bagi kawasan. Pasar Keputran diapit oleh pemukiman 1-2 lantai dan

secara kompleks dikelilingi oleh kawasan perniagaan 1-2 lantai (ring kompleks

adalah sarana perniagaan).

Jika ditarik lebih luas lagi, Pasar Keputran terletak di area yang cukup variatif

akan fungsi-fungsi bangunan yang beragam. Terdapat fasilitas umum meliputi

BRI Tower, Hotel Hyatt, Hotel Elmi, Hotel Olympic, Hotel Tanjung, Wisma

Dharmala, Gedung Indosat, Bank-bank ternama (Mandiri, BCA, Niaga,

danBuana), dan fasilitas umum lainnya yang diwakilkan dengan warna merah

muda pada peta. Selain itu terdapat perumahan yang terdiri dari kampung atau

Page 37: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lahan · diperhatikan dalam memilih dan menilai lokasi untuk fasilitas pelayanan masyarakat di perkotaan, antara lain akan dijelaskan

56

Universitas Kristen Petra

pemukiman kelas menengah ke bawah dan pemukiman pinggir jalan besar bagi

kalangan menengah atas. Kawasan perniagaan atau jasa juga ada dalam kawasan.

Gambar 2.47. Ragam fungsi bangunan di sekitar tapak

Keberadaan Kalimas di sebelah Timur tapak juga membuat kawasan ini

kaya akan variasi fungsi bangunan dan juga potensial akan variasi aktivitas.

Melihat kompleks dan lengkapnya fungsi bangunan di kawasan ini, keberadaan

Pasar Keputran dapat dikatakan diuntungkan maupun dirugikan.

- Dampak positif (+) terhadap site:

o Banyak sektor perdagangan yang dapat mendukung Pasar Keputran.

o Pasar Keputran dengan lokasi yang strategis ini dapat hadir untuk

memenuhi kebutuhan fungsi bangunan sekitarnya.

o Tapak ini sendiri memiliki nilai komersil yang tinggi.

o Sasaran sebagai ikon pariwisata memang cocok adanya karena di sekitar

kawasan minim objek pariwisata.

- Dampak negatif (-) terhadap site:

o Fungsi pasar di tengah-tengah kepadatan kota ini untuk mendatangkan

kemacetan lalu lintas.

Jl. Panglima Sudirman Jl. J. Basuki Rahmat Jl. Karimun Jawa Jl. Sono Kembang

Jl. Pandegiling Jl. Irian Barat Jl. Pandegiling Jl. Sulawesi

Jl. Keputran Jl. J. Basra

Jl. Kayoon Jl. Urip Sumoharjo Jl. Kayoon Jl. Keputran

Jl. R.Darmo Jl. J.Basra Jl. Sulawesi

Page 38: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lahan · diperhatikan dalam memilih dan menilai lokasi untuk fasilitas pelayanan masyarakat di perkotaan, antara lain akan dijelaskan

57

Universitas Kristen Petra

A

B D F

G

Pasar Keputran yang

terletak di daerah

transisi.

C

E

o Kawasan cukup padat, tingkat mobilitas kendaraan tinggi rawan polusi

asap kendaraan bermotor dan kebisingan.

- Masalah: Bagaimana menciptakan fasum yang layak, kompetitif, suportif

bagi lingkungan tanpa mengganngu aktivitas yang padat?

2.4.2. Building Form and Massing (Bentuk dan Massa Bangunan)

Tujuan analisa yaitu untuk memperhatikan skala, ruang kota, dan massa

bangunan untuk kenyamanan visual kota.

2.4.2.1. Analisa Massa

Gambar 2.48. Skyline sekitar tapak

Sumber: RTRK 2003-2013 Unit Distrik Embong Kaliasin

Pasar Keputran terletak di site yang datar namun bersebelahan dengan

kawasan bangunan tinggi. Oleh karena itu, dapat menjadi pembentuk skyline

Gb. Pasar Keputran

Langgam arsitektur Bangunan yang ada:

Pada daerah sekeliling tapak, terdapat berbagai macam gaya arsitektur

antara lain: langgam arsitektur kampung (tradisional), langgam arsitektur

indische/nieuwe bouwen (BRI Tower), dan arsitektur empire (hotel Olympic)

Pasar juga berdiri di kawasan pusat kota yang kaya akan arsitektur modern dan

dekat dengan ikon baru arsitektur postmo kota Surabaya, Gramedia Expo.

Keterangan :

Kawasan

Bangunan Tinggi

Tapak

Kawasan Bangunan

Rendah

Page 39: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lahan · diperhatikan dalam memilih dan menilai lokasi untuk fasilitas pelayanan masyarakat di perkotaan, antara lain akan dijelaskan

58

Universitas Kristen Petra

cekung maupun cembung pada jalur linier Urip Sumoharjo, yaitu antara BCA

Darmo dengan Wisma Dharmala-BRI Tower-Bank Mandiri. Namun dalam

perancangan ketinggian bangunan, harus sesuai dengan KLB 300 %, kategori non

perumahan 5-10 lantai, berdasarkan RTRK Embong Kaliasin tahun 2003.

Gambar 2.49. Koefisian Lahan Bangunan

Sumber: RTRK 2003-2013 Unit Distrik Embong Kaliasin

2.4.2.2. Analisa Langgam

Pada daerah sekeliling tapak, terdapat berbagai macam gaya arsitektur

antara lain: langgam arsitektur kampung (tradisional), langgam arsitektur

indische/nieuwe bouwen (BRI Tower), dan arsitektur empire (hotel Olympic)

Pasar juga berdiri di kawasan pusat kota yang kaya akan arsitektur modern dan

dekat dengan ikon baru arsitektur postmo kota Surabaya, Gramedia Expo.

Gambar 2.50. Berbagai macam gaya arsitektur landmark-landmark kawasan

Page 40: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lahan · diperhatikan dalam memilih dan menilai lokasi untuk fasilitas pelayanan masyarakat di perkotaan, antara lain akan dijelaskan

59

Universitas Kristen Petra

Gambar 2.50. Berbagai macam gaya arsitektur landmark-landmark kawasan

(sambungan)

Bentuk bangunan eksisting Pasar Keputran

merupakan bangunan sederhana 2 tingkat, terletak di

antara pemukiman 1-2 lantai dengan tipologi rumah

kolonial yang masih berbekas namun sudah tidak

terawat.

- Dampak positif (+) tehadap site:

o Langgam arsitektur tidak harus mempertahankan langgam tertentu karena

kawasan bukan berada dalam kawasan preservasi dan sudah banyak

terdapat langgam arsitektur modern di sekitar tapak.

o Pasar Keputran berpotensi untuk menyambung skyline antara wilayah

selatan dan utara.

- Dampak negatif (-) terhadap site:

o Bangunan berskala besar sehingga terdapat persaingan dengan bangunan-

bangunan lain di sekitar tapak.

- Masalah:

o Bagaimana menyikapi lokasi pasar yang mengalami kedataran site

terhadap kawasan bangunan tinggi?

o Bagaimana menciptakan gaya arsitektur pasar di tengah pusat kota yang

memiliki banyak variasi langgam arsitektur tanpa meninggalkan

kesederhanaannya?

- Solusi:

o Bangunan lebih dari dua lantai namun tetap mematuhi KLB bangunan

o Bangunan bebas merepresentasikan langgam arsitekturnya sebagai jalan

tengah antara bangunan lama dan baru / modern.

Gambar. 2.51. Pasar Keputran

Page 41: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lahan · diperhatikan dalam memilih dan menilai lokasi untuk fasilitas pelayanan masyarakat di perkotaan, antara lain akan dijelaskan

60

Universitas Kristen Petra

2.4.3. Circulation and Parking (Sirkulasi dan Parkir)

Tujuan analisa yaitu memperkecil pemakaian kendaraan pribadi,

mendorong pemanfaatan fasilitas publik, mengatur mobilitas kendaraan menuju

pusat kota.

Pencapaian ke tapak tergolong mudah jika dilihat secara kawasan karena

dikelilingi jalan besar; Jl. Sono kembang, Jl, Pandegiling, dan Jl. Urip Sumohajo

sebagai jalan arteri sekunder. Selain itu,kedua jembatan dari pusat kota menuju

Jl. Karimun Jawa dan Jl. Sulawesi memudahkan akses dari Surabaya Timur

menuju tapak yang dipisahkan oleh Kalimas. Namun, terdapat satu permasalahan

utama mengenai pencapaian ke tapak, yaitu jika menuju bangunan pasarnya

sendiri pengunjung terhalang oleh peluberan pasar yang ada di tepi-tepi Jl.

Keputran. Peluberan pasar ini memblok jalan Jl. Keputran sehingga bangunan

pasar tidak dapat diakses dengan mudah, padahal Jl. Keputran merupakan jalan

satu-satunya ke area entrance bangunan pasar saat ini. Untungnya berdasarkan

program pemerintah, nantinya peluberan pasar ini akan digusur sehingga akses

menuju bangunan pasar menjadi lebih mudah.

2.4.3.1. Sirkulasi Kawasan

1. Sirkulasi kendaraan pribadi

a. Mobil / Roda Empat

Jalur mobil terdapat di sekeliling tapak, yaitu; di sepanjang Jl. Urip

Sumoharjo, Jl.Pandegiling, Jl. Keputran, Jl. Sono Kembang.

o Jl. Urip Sumoharjo – dua arah, teratur, terpisahkan dengan trotoar di

tengah jalan (A).

Gambar 2.52. Potongan Jalan Urip Sumoharjo

Sumber : RTRK 2003-2013 Wilayah Unit Distrik Embong Kaliasin

o Jl. Pandegiling – dua arah,cukup teratur (B).

Gb. Sirkulasi Mobil dan motor

B

D

E

C

C

A

Gb. Sirkulasi Mobil dan motor

A

Page 42: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lahan · diperhatikan dalam memilih dan menilai lokasi untuk fasilitas pelayanan masyarakat di perkotaan, antara lain akan dijelaskan

61

Universitas Kristen Petra

o Jl. Keputran – dua arah, tidak teratur atau semrawut (C).

o Jl. Basuki Rahmat – dua arah, sesak akibat peluberan pasar, tidak

teratur, jarang dilalui (D).

o Jl. Sono Kembang – satu dan dua arah, teratur (E).

Gambar 2.53. Sirkulasi kendaraan roda empat dan roda dua kawasan

b. Sepeda Motor dan Sepeda/ Roda Dua

Sirkulasi motor sama dengan sirkulasi mobil hanya saja motor

menggunakan lajur kiri. Pada Jl. Urip Sumoharjo khususnya, motor

B

D

E

C

C

A

Page 43: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lahan · diperhatikan dalam memilih dan menilai lokasi untuk fasilitas pelayanan masyarakat di perkotaan, antara lain akan dijelaskan

62

Universitas Kristen Petra

memiliki lajur khusus. Namun pada beberapa jalan kecil yang tidak

seberapa teratur, motor dan mobil bercampur.

2. Sirkulasi kendaraan umum

a. Bus dan Mikrolet

Tapak dilalui oleh banyak kendaraan umum, baik Jl. Urip Sumoharjo (site

bersebelahan dengan lajur kendaraan umum di jalan ini), Jl. Pandegiling, dan Jl.

Embong Sono Kembang. Khusus untuk Jl. Keputran yang sudah identik dengan

pasar ini, kendaraan umum yang mengangkut penumpang hanya pada ujung-ujung

jalan saja (ikut rute Jl.Pandegiling dan Jl. Embong Sono Kembang), namun jika

kesemrawutan pasar nantinya akan dibenahi, maka bukanlah hal yang susah bagi

kendaraan umum untuk melintasi jalan ini.

Gambar 2.54. Halte bus di Jl. Urip Sumoharjo

Sumber: Foto lapangan bulan Januari 2009

Gb. Penggunaan becak di daerah sekitar

Pasar.

Page 44: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lahan · diperhatikan dalam memilih dan menilai lokasi untuk fasilitas pelayanan masyarakat di perkotaan, antara lain akan dijelaskan

63

Universitas Kristen Petra

Tabel 2.3. Rute Angkutan Kota pada Kawasan Perencanaan

Sumber: RTRK 2003-2013 Unit Distrik Embong Kaliasin

Page 45: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lahan · diperhatikan dalam memilih dan menilai lokasi untuk fasilitas pelayanan masyarakat di perkotaan, antara lain akan dijelaskan

64

Universitas Kristen Petra

b. Becak

Untuk becak, Jl. Panglima Sudirman, Jl. Jend. Basuki Rahmat, Jl. Urip

Sumoharjo, dan Jl. Raya Darmo merupakan jalan bebas becak. Selebihnya, becak

tersebar di mana-mana. Pada area Pasar Keputran sendiri. becak dijadikan sarana

transportasi utama, yaitu untuk mengangkut barang.

Gambar 2.55. Penggunaan becak di sekitar pasar Keputran

Gambar 2.56. Rencana perubahan arah arus lalu lintas kawasan berdasarkan

RTRK 2003-2013

Page 46: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lahan · diperhatikan dalam memilih dan menilai lokasi untuk fasilitas pelayanan masyarakat di perkotaan, antara lain akan dijelaskan

65

Universitas Kristen Petra

2.4.3.2. Area Parkir Kawasan

Sedangkan area pakir yang ada di sekitar tapak antara lain:

Gambar 2.57. Peta dan kondisi area parkir sekitar tapak

A

B C A B

C

Parkir pasar

Parkir non pasar

A B C

Page 47: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lahan · diperhatikan dalam memilih dan menilai lokasi untuk fasilitas pelayanan masyarakat di perkotaan, antara lain akan dijelaskan

66

Universitas Kristen Petra

Sumber: Survey lapangan bulan Januari 2009

- Dampak Positif (+) terhadap site:

o Terletak di daerah yang ramai, banyak dilalui kendaraan umum sehingga

pencapaian ke tapak lebih mudah.

o Jika kendaraan umum difasilitasi, maka akan terjadi minimalisasi

kendaraan pribadi sehingga kemacetan lalu lintas dapat dikurangi.

o Potensial untuk mengekspos Kalimas melalui Jl. Keputran, maka dari itu

Jl. Keputran harus dibenahi.

o Rencana perubahan arus lalu lintas oleh pemerintah dapat mengurangi

kemacetan karena sirkulasi Jl.Keputran menjadi lebih rapi.

- Dampak Negatif (-) terhadap site:

o Kurangnya area parkir khusus untuk fasum-fasum yang ada dalam

kawasan.

o Pangkalan becak yang tersebar di mana-mana, khususnya yang beredar di

sekitar tapak, membuat kesan lingkungan menjadi semrawut perlu

solusi baru untuk distribusi barang pasar.

o Terletak di daerah yang ramai sehingga rawan dengan kemacetan lalu

lintas

- Masalah :

Bagaimana menciptakan sebuah pasar tradisional yang nyaman parkir dan

sirkulasinya, serta tidak menambah kemacetan dalam arus lalu lintas

sekitar site?

- Solusi:

o Memfasilitasi kendaraan umum dan pribadi di dalam site, memberi ruang

gerak yang leluasa, dan arus sirkulasi dalam tapak harus menyesuaikan

arus lalu lintas di luar tapak.

o Sistem baru untuk mendistribusikan barang tanpa becak.

Page 48: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lahan · diperhatikan dalam memilih dan menilai lokasi untuk fasilitas pelayanan masyarakat di perkotaan, antara lain akan dijelaskan

67

Universitas Kristen Petra

2.4.4. Open space (Ruang Terbuka)

Tujuan :

- Melihat perbandingan kepadatan kota dengan ruang terbuka

- Pemacu untuk mengintegrasikan desain ruang terbuka dengan perancangan

bangunan.

- Mengetahui potensi ruang terbuka dalam tapak maupun di luar tapak

Gambar 2.58. Lokasi ruang terbuka di sekitar tapak

Pada kawasan sekitar tapak, ditemui lahan hijau terbuka yang cukup

minim. Penghijauan berada pada di tapak itu sendiri, di depan site (Jl. Irian

Barat), Jl. Panglima Sudirman, dan Jl. Basuki Rahmat. Lokasi yang menyebar

merupakan jawaban yang tepat untuk penghijauan skala urban, namun untuk

Gb. Rencana perubahan penggunaan lahan kawasan perencanaan

! Masalah:

- Apakah penghijauan di dalam tapak dipertahankan posisinya atau

disubtitusikan ke penghijauan di tepi sungai?

- Bagaimana mendesain open space dalam tapak agar berintegrasi

dengan kepadatan kota?

Solusi:

Open space tetap harus ada di dalam tapak dan sebisa mungkin kondisi

eksisting dipertahankan.

Page 49: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lahan · diperhatikan dalam memilih dan menilai lokasi untuk fasilitas pelayanan masyarakat di perkotaan, antara lain akan dijelaskan

68

Universitas Kristen Petra

luasannya belum memenuhi kebutuhan. Open space paling baik terletak di Jl.

Panglima Sudirman (bambu runcing).

Dalam menyikapi hal tersebut, desain pasar harus menjawab kebutuhan

akan penghijauan kota sekaligus mempertimbangkan keberadaan lahan hijau

yang ada di dalam tapak.

- Dampak Positif (+):

o Berdasarkan kondisi penghijauan eksisting di dalam tapak, maka jelas

tapak membutuhkan open space yang luas sehingga penggunaan open

space yang luas adalah benar.

o Perencanaan lahan terbuka hijau di tepi Kalimas dapat memberikan ruang

luar yang suportif bagi tapak untuk membentuk suasana di tepi sungai.

- Dampak Negatif (-):

o Lahan terbuka hijau yang ada di dalam tapak perlu dipertahankan, hal ini

dapat mempersulit penataan massa, luasan bangunan, ataupun sirkulasi di

dalam tapak.

Gambar 2. 59. Penggunaan lahan

kawasan perencanaan

Gambar 2.60. Rencana

perubahan penggunaan lahan

kawasan perencanaan

Page 50: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lahan · diperhatikan dalam memilih dan menilai lokasi untuk fasilitas pelayanan masyarakat di perkotaan, antara lain akan dijelaskan

69

Universitas Kristen Petra

o Tidak ada potensi bagi tapak akibat open spaces di luar tapak.

- Masalah:

o Apakah penghijauan di dalam tapak dipertahankan posisinya atau

disubtitusikan ke penghijauan di tepi sungai?

o Bagaimana mendesain open space dalam tapak agar berintegrasi dengan

kepadatan kota?

- Solusi:

Karena kondisi penghijauan di dalam tapak kurang baik, maka open space

eksisting diganti dengan yang baru dan lebih terolah.

2.4.5. Signage (Penandaan)

2.4.5.1. Signage sekitar tapak

Gambar 2.61. Lokasi signage di sekitar tapak

A B

C

D

Page 51: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lahan · diperhatikan dalam memilih dan menilai lokasi untuk fasilitas pelayanan masyarakat di perkotaan, antara lain akan dijelaskan

70

Universitas Kristen Petra

Tapak dikelilingi oleh jalan-jalan berikut ini:

A. Jl. Urip Sumoharjo

B. Jl. Keputran

C. Jl. Keputran Gg. V

D. Jl. Basuki Rahmat

Signage yang terdapat di area site antara lain:

- Jembatan beserta papan iklan besarnya di Jl. Urip Sumoharjo,

- Papan-papan iklan pada tikungan antara Jl. Urip Sumoharjo dan Jl. Basuki

Rahmat

- Zebra Cross berwarma merah-putih yang ada di Jl. Basuki Rahmat

- Lampu traffic light di ujung Jl. Keputran.

Page 52: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lahan · diperhatikan dalam memilih dan menilai lokasi untuk fasilitas pelayanan masyarakat di perkotaan, antara lain akan dijelaskan

71

Universitas Kristen Petra

- Tiang listrik dengan transformator di Jl. Keputran yang terlihat dari arah

sungai

- Sungai Kalimas yang berbatasan langsung dengan tapak.

- Pos polisi di pertigaan jalan.

- Dampak Positif (+):

o Banyak penanda tapak yang dapat mendukung keberadaan tapak, terutama

jembatan dan sungai.

o Jembatan di depan tapak (Jl. Urip Sumoharjo) merupakan signage yang

potensial, berperan sebagai signage sekaligus sebagai akses dari dank e

tapak.

o Sungai sebagai signage site yang potensial untuk menjadi signage

kawasan.

- Dampak Negatif (-):

o Listrik tegangan tinggi yang ada di Jl. Keputran dapat mengganggu

kontinuitas tapak dengan sungai.

- Masalah:

Bagaimana memperkuat signage, terutama keberadaan sungai Kalimas, di

sekitar tapak agar dapat mendukung keberadaan tapak?

Page 53: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lahan · diperhatikan dalam memilih dan menilai lokasi untuk fasilitas pelayanan masyarakat di perkotaan, antara lain akan dijelaskan

72

Universitas Kristen Petra

- Solusi:

Dalam desain bangunan disediakan tempat untuk signage.

2.4.5.1. Signage secara Kawasan (Landmark)

Gambar 2.62. Titik-titik Urban Gate dan Urban Wall dalam kawasan

Sumber: RTRK 2003-2013 Unit Distrik Embong Kaliasin

Page 54: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lahan · diperhatikan dalam memilih dan menilai lokasi untuk fasilitas pelayanan masyarakat di perkotaan, antara lain akan dijelaskan

73

Universitas Kristen Petra

Gambar 2.63. Landmark Mayor dan Minor dalam Kawasan

Sumber: RTRK 2003-2013 Unit Distrik Embong Kaliasin

Landmark Mayor

Landmark Minor

Page 55: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lahan · diperhatikan dalam memilih dan menilai lokasi untuk fasilitas pelayanan masyarakat di perkotaan, antara lain akan dijelaskan

74

Universitas Kristen Petra

- Dampak Positif (+):

o Tapak terletak di kawasan urban dengan penanda kawasan yang banyak,

baik mayor maupun minor sehingga tapak mudah dikenali.

o Tapak terletak di antara dua buah urban gate dan berpotensi untuk

melanjutkan urban wall kota Surabaya sangat strategis.

o Untuk menambah identitas urban kawasan, tapak potensial menjadi

landmark mayor, khususnya sebagai objek pariwisata tengah kota.

o Dari semua jenis landmark, pasar dan tempat pariwisata tidak ada di

antaranya sehingga fungsi pasar dan objek pariwisata menjadi hal yang

menarik di tengah pusat kota.

- Dampak Negatif (-):

o Banyak landmark yang menjadi saingan pasar.

- Masalah:

o Bagaimana mendesain bangunan pasar agar dapat menyaingi landmark-

landmark sekitar?

o Bagaimana mengatur signing yang ada di sekitar tapak agar mendukung

tapak, bukan mengacaukan tapak?

- Solusi:

o Desain harus unik dan menarik secara tampilan maupun aktivitas sehingga

dapat menjadi landmark mayor kawasan.

2.4.6. Activity Support (Aktivitas Penunjang)

Tujuan: mengetahui pusat-pusat aktivitas yang mampu mendukung desain.

Pada sekitar kawasan Keputran, banyak sekali penunjang aktivitasnya. Hal

ini dikarenakan Keputran terletak di pusat kota atau kawasan CBD (Central

Business District )dengan tingkat keberagaman yang tinggi. Contoh penunjang

aktivitasnya adalah hotel-hotel, restauran, depot, dan rumah susun di Jl. Urip

Sumoharjo yang mengambil kebutuhan sayur di Pasar Induk ini. Selain itu pusat

jajan pasar (tradisional) di Jl. Keputran seberang merupakan penunjang aktivitas

pasar.

Pusat Jajan Pasar:

Pasar Keputran di seberang tapak juga terkenal dengan jajan pasarnya yang ada

tiap hari, tepatnya pada Jl.Keputran Panjunan 66. Di lorong sempit ini banyak

tersedia jajan pasar. Kondisi ini akan menunjang hadirnya pasar Keputran untuk

memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.

Page 56: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lahan · diperhatikan dalam memilih dan menilai lokasi untuk fasilitas pelayanan masyarakat di perkotaan, antara lain akan dijelaskan

75

Universitas Kristen Petra

- Hotel: Olympic, Istana Permata, Santika.

Gambar 2.64. Dari ki ke ka: Hotel Olympic, Istana Permata, Santika.

Sumber: Foto lapangan Januari 2009

- Pusat makanan: Restauran - restauran di sekitar site (Jl. Kayoon, Jl.

Sulawesi, Jl. Karimun Jawa, dll.) dan foodcourt rusun di Jl. Urip Sumoharjo.

Gambar 2.65. Pujasera Rusun Urip Sumoharjo dan restauran di Jl. Kayoon

Sumber: Foto lapangan Januari 2009

- Pemukiman: Warga kampung di sekitar site juga memenuhi kebutuhan

sehari-hari mereka di Pasar Keputran.

Gambar 2.66. Kampung Keputran Gg. VI

Sumber: Foto lapangan Januari 2009

Dampak Positif (+):

- Pasar Keputran ternyata memang jelas fungsional dalam

kawasan sehingga patut dipertahankan.

Dampak Negatif (-):

- Pembaharuan pasar keputran nantinya terbebani dengan

kewajiban mempertahankan kualitas dan kuantitas.

! Masalah:

Bagaimana mempertahankan kredibilitas pasar nantinya, apalagi jika ditambahkan

fungsi pariwisata nantinya?

Solusi:

Pasar harus tetap mempertahankan kualitas dan kuantitasnya. Jika sasarannya

tetap diperluas menjadi objek pariwisata, fungsi pasar harus tetap terwadahi.

Page 57: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lahan · diperhatikan dalam memilih dan menilai lokasi untuk fasilitas pelayanan masyarakat di perkotaan, antara lain akan dijelaskan

76

Universitas Kristen Petra

- Pusat Jajan Pasar:

Pasar Keputran di seberang tapak juga terkenal dengan jajan pasarnya yang

ada tiap hari, tepatnya pada Jl.Keputran Panjunan 66. Di lorong sempit ini

banyak tersedia jajan pasar. Kondisi ini akan menunjang hadirnya pasar

Keputran untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.

Gambar 2.67. Pembuatan jajan pasar di Keputran Panjunan

Sumber: www.google.com

- Dampak Positif (+):

Pasar Keputran ternyata memang jelas fungsional dalam kawasan sehingga

patut dipertahankan.

- Dampak Negatif (-):

Pembaharuan pasar keputran nantinya terbebani dengan kewajiban

mempertahankan kualitas dan kuantitas.

- Masalah:

Bagaimana mempertahankan kredibilitas pasar nantinya, apalagi jika

ditambahkan fungsi pariwisata nantinya?

- Solusi:

Pasar harus tetap mempertahankan kualitas dan kuantitasnya. Jika sasarannya

tetap diperluas menjadi objek pariwisata, fungsi pasar harus tetap terwadahi.

Page 58: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lahan · diperhatikan dalam memilih dan menilai lokasi untuk fasilitas pelayanan masyarakat di perkotaan, antara lain akan dijelaskan

77

Universitas Kristen Petra

2.4.7. Pedestrian

Gambar 2.68. Potongan Jl. Urip Sumoharjo

Sumber: RTRK 2003-2013 Unit Distrik Embong Kaliasin

Gambar 2.69. Pedestrian Jl. Urip Sumoharjo digunakan untuk berjualan waktu

malam hari

Sumber: Foto lapangan Januari 2009

Gambar 2.70. Pedestrian Jl. Urip Sumoharjo siang hari

Sumber: Foto lapangan Januari 2009

Page 59: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lahan · diperhatikan dalam memilih dan menilai lokasi untuk fasilitas pelayanan masyarakat di perkotaan, antara lain akan dijelaskan

78

Universitas Kristen Petra

Deskripsi Pedestrian Jl. Urip Sumoharjo:

Pedestrian utama yang mendukung tapak terletak di Jl. Urip Sumoharjo.

Renovasi pedestrian oleh pemerintah terlihat di sepanjang jalan ini (pada jalan

arus dari Jl. Panglima Sudirman menuju Raya Darmo sebelah kiri jalan), dan lebih

merangsang pejalan kaki untuk menggunakannya (lebar +/- 7.5 m). Sedangkan

Gambar 2.71. Pedestrian Jl. Kayoon

Gambar 2.72. Jl. Jend. Basuki Rahmat Gambar 2.73. Jl.Panglima Sudirman

Gambar 2.74. Pedestrian Jl. Basuki Rahmat Gambar 2.75. Pedestrian Jl. Keputran

Page 60: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lahan · diperhatikan dalam memilih dan menilai lokasi untuk fasilitas pelayanan masyarakat di perkotaan, antara lain akan dijelaskan

79

Universitas Kristen Petra

pada sebelah kanan, pedestriannya masih pedestrian lama tetapi sudah lebar (+/- 5

m) dan mewadahi. Pepohonan yang rindang meningkatkan minat pejalan kaki

untuk menggunakan pedestrian. Hal ini mendukung akses ke tapak dan

menjadikan jalan Urip Sumoharjo sebagai jalan utama menuju tapak.

Deskripsi Pedestrian Jl. Keputran:

Pedestrian tidak tampak, tidak ada batas jelas antara jalan dengan

pedestrian. Selain itu, di sepanjang jalan ini area pedestrian sudah menjadi area

jualan pasar.

Deskripsi Pedestrian Jl. Basuki Rahmat:

Gang kecil antara Wisma Dharmala dan tapak ini cukup leluasa untuk

dilalui 3 jalur mobil. Pedestrian kurang terawat dan sebagian juga sudah tidak ada.

Namun suasana berjalan kaki masih cukup nyaman.

Deskripsi Pedestrian Jl. Irian Barat:

Tidak ada trotoar yang jelas dan didominasi oleh area berjualan ikan hias,

tanaman, dan pedestrian kecil antara jalan dan perumahan di sebelah timur jalan.

Suasana berjalan kaki masih nyaman, didukung oleh suasana pasar ikan dan

rindangnya pasar tanaman hias. Hal ini cukup suportif untuk meningkatkan nilai

perdagangan dan pariwisata kawasan, ditambah lagi area ini terletak di seberang

persis tapak.

Deskripsi Pedestrian Jl. Sulawessi:

Trotoar masih ada dan digunakan namun karena arus kendaraan cukup

padat dan adanya traffic light, serta banyaknya percabangan jalan kurang

mendukung suasana berjalan kaki. Sangat disayangkan karena jalan Sulawesi

merupakan salah satu jalan integratif menuju tapak.

Deskripsi Pedestrian Jl. Karimun Jawa:

Jalan cukup lebar, trotoar masih ada tapi terputus-putus, suasana berjalan

kaki sedikit kurang nyaman karena kurang teduh dan pedestrian tidak jelas.

Cukup disayangkan karena jalan ini juga merupakan salah satu jalan integratif

dalam kawasan untuk menuju tapak.

Page 61: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lahan · diperhatikan dalam memilih dan menilai lokasi untuk fasilitas pelayanan masyarakat di perkotaan, antara lain akan dijelaskan

80

Universitas Kristen Petra

Deskripsi Pedestrian Jl. Kayoon:

Trotoar hanya ada pada satu sisi jalan, yaitu di sisi Barat jalan. Suasana

berjalan kaki cukup nyaman. Hal ini berdampak positif karena mendukung

pencapaian ke tapak.

Deskripsi Pedestrian Jl. Raya Gubeng:

Pedestrian ada dan terputus-putus, masih kondusif untuk pejalan kaki

namun karena lebar jalan yang besar, kurang nyaman untuk menyeberang.

Deskripsi Pedestrian Jl. Raya Darmo - Jl.Pandegiling:

Pedestrian nyaman untuk berjalan kaki, mendukung akses ke tapak, namun

pada Jl. Pandegiling, suasana menjadi kurang nyaman sehingga menghambat

akses ke tapak.

Deskripsi Pedestrian Jl. Jend. Basuki Rahmat:

Pedestrian sudah nyaman, rindang dan trotoar yang lebar. Jalan besar yang

masih dekat dengan tapak ini merupakan akses dari CBD Surabaya menuju tapak

sehingga kondisi pedestrian yang kondusif dapat mengantarkan pejalan kaki

menuju tapak, sekaligus menghidupkan kawasan sekitar.

Deskripsi Pedestrian Jl. Panglima Sudirman:

Dimanfaatkan untuk kegiatan ekonomi informal, yaitu untuk tempat

berjualan PKL (café tenda). Kegiatan ini memapu menghidupkan wilayah

sekitarnya pada sore dan malam hari.

- Dampak Positif (+):

Tapak terletak di jalan besar dengan pedestrian yang baik (Jl. Urip

Sumoharjo). Selain itu, kondisi pedestrian yang layak dan kondusif pada jalan-

jalan besar lain di sekitar tapak ikut mendukung arus pejalan kaki menuju tapak.

- Dampak Negatif (-):

o Jl. Keputran yang berada persis di depan tapak tidak memiliki zona

pedestrian tidak mendukung akses ke tapak.

o Jl. Sulawesi dan Jl. Karimun Jawa yang merupakan jalan integrative

ternyata kurang mendukung untuk memudahkan pejalan kaki menuju site.

o Jl.Basuki Rahmat juga kurang dimanfaatkan untuk pedestriannya

o Jarak dengan perkampungan tidak memiliki zona yang jelas.

Page 62: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lahan · diperhatikan dalam memilih dan menilai lokasi untuk fasilitas pelayanan masyarakat di perkotaan, antara lain akan dijelaskan

81

Universitas Kristen Petra

- Masalah:

Bagaimana menciptakan arus sirkulasi pedestrian yang baik dan merata

melalui zona dan jalur pejalan kaki yang layak?

- Solusi:

o Memperbaharui dan memaksimalkan pedestrian Jl. Keputran dan Jl.

Basuki Rahmat.

o Membentuk ruang luar positif di antara tapak dengan perkampungan agar

tercipta suasana pedestrian yang bagus.

2.4.7. Preservation (Preservasi)

Gambar 2.76. Objek preservasi dalam kawasan

Sumber: RTRK 2003-2013 Unit Distrik Embong Kaliasin

- Pasar Keputran terletak di distrik Kaliasin yang memiliki banyak obyek

preservasi. Salah satunya yang paling dekat adalah Hotel Olympic yang

terletak di perempatan Jl. Urip Sumohardo, Jl. Pandegiling dan Jl. Darmo.

Tempat kursus English First di Jl. Kayoon juga merupakan obyek

preservasi namun kurang menjadi landmark.

Page 63: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lahan · diperhatikan dalam memilih dan menilai lokasi untuk fasilitas pelayanan masyarakat di perkotaan, antara lain akan dijelaskan

82

Universitas Kristen Petra

-

Gambar 2.77. Hotel Olympic yang termasuk cagar budaya

Sumber: Foto lapangan dan www.google.com

- Dampak Positif (+):

Bangunan preservasi dapat menjadi landmark kawasan membantu

eksistensi tapak.

- Dampak Negatif (-):

Kondisi bangunan tidak terawat

- Respons:

Tidak merespons Hotel Olympic mengingat kondisinya kurang terawat, sudah

mulai luntur, dan lokasinya yang kurang terkoneksi dengan tapak.

Page 64: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lahan · diperhatikan dalam memilih dan menilai lokasi untuk fasilitas pelayanan masyarakat di perkotaan, antara lain akan dijelaskan

83

Universitas Kristen Petra

signage

Pangkalan taxi

Independent

circulation

Independent circulation

Pangkalan becak

Green area

2.4.8. Solusi Analisa Urban

- Bangunan lebih dari dua lantai namun tetap mematuhi KLB bangunan

(Building Form & Massing).

- Bangunan bebas merepresentasikan langgam arsitekturnya sebagai jalan

tengah antara bangunan lama dan baru/ modern. (Building Form & Massing).

- Memfasilitasi kendaraan umum dan pribadi di dalam site, memberi ruang

gerak yang leluasa bagi kendaraan umum maupun pribadi di dalam tapak, dan

arus sirkulasi dalam tapak harus menyesuaikan arus lalu lintas di luar tapak.

(Circulation & Parking).

- Sistem baru untuk mendistribusikan barang tanpa becak (Circulation &

Parking).

- Karena kondisi penghijauan di dalam tapak kurang baik, maka open space

eksisting diganti dengan yang baru, lebih banyak dan terolah (Open space).

- Dalam desain bangunan disediakan tempat untuk signage.

- Pengolahan area dekat jembatan penyeberangan Jl. Urip Sumoharjo (signage)

- Desain harus unik dan menarik secara tampilan maupun aktivitas sehingga

dapat menjadi landmark mayor kawasan (Landmark).

- Pasar harus tetap mempertahankan kualitas dan kuantitasnya. Jika sasarannya

tetap diperluas menjadi objek pariwisata, fungsi pasar harus tetap terwadahi

(Activity Support).

- Memperbaharui dan memaksimalkan pedestrian Jl. Keputran dan Jl. Basuki

Rahmat (Pedestrian).

- Membentuk ruang luar positif di antara tapak dengan perkampungan agar

tercipta suasana pedestrian yang bagus (Pedestrian).

- Tidak merespons Hotel Olympic, tetapi mempertimbangan arsitektur

kampung tradisional yang juga sudah ada sejak dahulu (Preservasi)..

Page 65: 2. PERENCANAAN TAPAK 2.1. Kriteria Pemilihan Lahan · diperhatikan dalam memilih dan menilai lokasi untuk fasilitas pelayanan masyarakat di perkotaan, antara lain akan dijelaskan

84

Universitas Kristen Petra

Gambar 2.78. Solusi Analisa Urban

Sumber: Gambar studio Februari 2009