23
proposal tugas akhir RANCANGAN PERUBAHAN SISTEM JARINGAN VENTILASI BERDASARKAN ANALISA PERTAMBAHAN SUHU SECARA HORISONTAL PADA TAMBANG BAWAH TANAH DEEP ORE ZONE (DOZ) PT. FREEPORT INDONESIA Oleh : M. Anshari Akbar D62108258 PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN JURUSAN TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2012

(2) Proposal Penelitian Tugas Akhir

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: (2) Proposal Penelitian Tugas Akhir

proposal tugas akhir

RANCANGAN PERUBAHAN SISTEM JARINGAN VENTILASI

BERDASARKAN ANALISA PERTAMBAHAN SUHU SECARA

HORISONTAL PADA TAMBANG BAWAH TANAH DEEP

ORE ZONE (DOZ) PT. FREEPORT INDONESIA

Oleh :

M. Anshari Akbar

D62108258

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

JURUSAN TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2012

Page 2: (2) Proposal Penelitian Tugas Akhir

Proposal Tugas Akhir

Teknik Pertambangan Universitas Hasanuddin

RANCANGAN PERUBAHAN SISTEM JARINGAN VENTILASI

BERDASARKAN ANALISA PERTAMBAHAN SUHU

SECARA HORISONTAL PADA TAMBANG

BAWAH TANAH DEEP ORE ZONE (DOZ)

PT. FREEPORT INDONESIA

PROPOSAL TUGAS AKHIR

Makassar, Mei 2012

Disetujui Oleh,

Ketua Program Studi Teknik Pertambangan

Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin, Peserta Tugas Akhir,

Dr. phil.nat. Sri Widodo, S.T., M.T. M. Anshari Akbar NIP. 19710101 201012 1 001 NIM. D621 08 258

Page 3: (2) Proposal Penelitian Tugas Akhir

Proposal Tugas Akhir

Teknik Pertambangan Universitas Hasanuddin

A. JUDUL

RANCANGAN PERUBAHAN SISTEM JARINGAN VENTILASI

BERDASARKAN ANALISA PERTAMBAHAN SUHU SECARA

HORISONTAL PADA TAMBANG BAWAH TANAH DEEP ORE ZONE

(DOZ) PT. FREEPORT INDONESIA.

B. ALASAN PEMILIHAN JUDUL

Sehubungan dengan mulai meningkatnya produksi tambang

pada tambang bawah tanah DOZ dibutuhkan suatu sistem

perencanaan tambang yang matang, yang meliputi aspek teknis dan

aspek ekonomi dimana nantinya diharapkan aktifitas tambang dapat

berjalan seefesien mungkin.

Guna mendukung hal tersebut maka perlu ditunjang kondisi

kerja yang baik, salah satu diantaranya adalah sistem ventilasi pada

daerah penambangan. Ventilasi merupakan salah satu faktor penting

pada sistem underground mining. Pada dasarnya, sistem ventilasi

merupakan aplikasi dari prinsip fluida dinamik terhadap laju udara

pada bukaan tambang bawah tanah. Pada tambang bawah tanah,

banyak pekerja dan alat yang terdapat di bawah tanah. Untuk

menunjang kualitas udara masuk dalam tambang bawah tanah ini,

maka dibutuhkan suatu sistem ventilasi yang sesuai. Dengan adanya

sistem ventilasi ini, pekerja dan alat yang melakukan proses

penambangan di bawah tanah akan mendapat suplai udara yang

memadai sehingga mereka dapat bekerja dengan optimal.

Pada dasarnya, sistem ventilasi tambang ini memiliki 3 fungsi

secara umum yang sesuai dengan prinsip-prinsip pada fluida dinamik,

yaitu :

Sebagai pengontrol kualitas udara

Udara yang terdapat pada tambang bawah tanah perlu untuk

dijaga kondisinya. Hal ini dilakukan dengan cara mengatur kadar

debu dan gas-gas beracun di dalam tambang. Maka dari itu, ketika

Page 4: (2) Proposal Penelitian Tugas Akhir

Proposal Tugas Akhir

Teknik Pertambangan Universitas Hasanuddin

tambang bawah tanah melakukan produksi, konsentrasi dari gas-

gas beracun dan debu dapat diatur konsentrasinya di dalam

tambang sehingga tidak membahayakan para penambang yang

sedang bekerja.

Sebagai pengontrol kuantitas udara

Dalam ventilasi tambang, kuantitas udara yang dimaksud

disini adalah jumlah debit yang dialirkan dan arah dari debit

tersebut. Setiap pekerja dan alat yang berada di dalam tambang

bawah tanah membutuhkan suplai udara dengan volume tertentu.

Di sinilah fungsi dari ventilasi tersebut bekerja. Tidak hanya pada

suplai udara di lubang bukaan ventilasi dan ventilasi tambahan,

tetapi kontrol ini juga dilakukan pada tempat pembuangan gas-gas

beracun serta debu.

Sebagai pengatur temperatur dan kelembaban

Hal yang diatur disini adalah pendinginan, pemanasan

udara, dan control terhadap kelembaban. Pada tambang bawah

tanah sering kali kondisi temperatur udara tidak sesuai dengan

temperatur optimal kerja, seperti udara yang terlalu panas. Maka

dari itu, dengan adanya pengaturan, pekerja dan alat-alat akan

mendapatkan kondisi udara yang optimal untuk bekerja sehingga

akan menunjang produktivitas.

C. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah yang dibahas dalam penelitian ini:

Rancangan sistem jaringan ventilasi yang berdasar pada standar

kuantitas dan kualitas udara,

Analisa pertambahan suhu secara horisontal yang berkaitan

dengan kualitas udara,

Rancangan perubahan sistem jarinagn ventilasi yang berdasarkan

analisa dari hasil standarisasi kuantitas dan kualitas udara,

Page 5: (2) Proposal Penelitian Tugas Akhir

Proposal Tugas Akhir

Teknik Pertambangan Universitas Hasanuddin

Sistem jaringan ventilasi yang berdasarkan hasil analisa

pertambahan suhu secara horisontal.

D. TUJUAN PENELITIAN

Adapun tujuan dari penelitian ini :

Untuk mengetahui sistem jaringan ventilasi awal yang berdasar

pada standar kuantitas dan kualitas udara,

Menganaliksa pertambahan suhu secara horisontal guna

mengetahui kualitas udara di area pertambangan,

Membuat rancangan perubahan sistem jaringan ventilasi setelah

mengetahui kondisi udara di area pertambangan,

Mengetahui kuantitas dan kualitas udara setelah dilakukan

perubahan yang berdasar pada analisa pertambahan suhu secara

horisontal.

E. LANDASAN TEORI

Sistem ventilasi adalah salah satu yang di pergunakan dalam

tambang bawah tanah, Oleh karena itu sangatlah perlu di perhatikan

kondisi maupun perawatan. Untuk memperoleh informasi yang terinci

mengenai kuantitas dan kualitas udara tambang bawah tanah pada

sistem jaringan ventilasi, maka perlu dilakukan pemeriksaan terhadap

sistem ventilasi yang ada, yaitu mengadakan pengukuran dan

pengamatan terhadap ventilasi, sehingga dapat diketahui arah aliran

atau sirkulasi udara, kuantitas udara yang memenuhi persyaratan yang

berlaku.

Pada pengaturan aliran udara dalam ventilasi tambang bawah

tanah, berlaku hukum alam bahwa:

Udara akan mengalir dari suhu rendah ke tinggi, dari tekanan tinggi

ke rendah.

Page 6: (2) Proposal Penelitian Tugas Akhir

Proposal Tugas Akhir

Teknik Pertambangan Universitas Hasanuddin

Udara akan lebih banyak mengalir pada jalur ventilasi dengan

resistansi yang lebih kecil dibandingkan dengan jalur dengan

resistansi yang besar.

Hukum-hukum mekanika fluida akan selalu diikuti dalam

perhitungan dalam ventilasi tambang.

Ventilasi tambang mempunyai tujuan umum yang bisa menjadi

salah satu acuan dari suatu standar udara tambang bawah tanah,

diantaranya :

Memberikan udara segar / oksigen (O2) untuk aktifitas dalam

tambang.

Melarutkan gas-gas beracun dan berbahaya.

Menurunkan tempertur sampai pada temperatur yang nyaman

untuk bekerja.

Menyingkirkan atau menghisap debu di dalam tambang bawah

1. Standar Kualitas Udara Tambang Bawah Tanah

Komposisi Udara segar normal yang dialirkan pada ventilasi

tambang terdiri dari : Nitrogen, Oksigen, Karbondioksida, Argon

dan Gas-gas lain seperti terlihat pada tabel 1.

Tabel 1

Komposisi Udara Segar

Dalam perhitungan ventilasi tambang selalu dianggap bahwa

udara segar normal terdiri dari Nitrogen 79% dan Oksigen 21%.

Disamping itu selalu dianggap bahwa udara segar akan selalu

mengandung karbondioksida (CO2) sebesar 0,03%.

Page 7: (2) Proposal Penelitian Tugas Akhir

Proposal Tugas Akhir

Teknik Pertambangan Universitas Hasanuddin

Demikian pula perlu diingat bahwa udara dalam ventilasi

tambang selalu mengandung uap air dan tidak pernah ada udara

yang benar-benar kering. Oleh karena itu akan selalu ada istilah

kelembaban udara.

1.1 Kualitas Udara Tambang

Tabel 2

Kebutuhan Udara Pernafasan (Hartman, 1982)

1.1.1 Kandungan Oksigen Dalam Udara

Oksigen merupakan unsur yang sangat

diperlukan untuk kehidupan manusia. Pada

pernafasannya, manusia akan menghirup oksigen, yang

kemudian bereaksi dengan butir darah (haemoglobine)

menjadi oksihaemoglobin yang akan mendukung

kehidupan. Dalam udara normal, kandungan oksigen

adalah 21 % dan udara dianggap layak untuk suatu

pernafasan apabila kandungan oksigen tidak boleh

kurang dari 19,5 %.

Banyak proses-proses dalam alam yang dapat

menyebabkan pengurangan kandungan oksigen dalam

udara; terutama untuk udara tambang bawah tanah.

Peristiwa oksidasi, pembakaran pada mesin bakar dan

pernafasan oleh manusia merupakan contoh dari

proses kandungan pengurangan oksigen.

Page 8: (2) Proposal Penelitian Tugas Akhir

Proposal Tugas Akhir

Teknik Pertambangan Universitas Hasanuddin

Kandungan oksigen dalam udara juga akan

berkurang pada keadaan ketinggian (altitude) yang

makin tinggi. Kekurangnan oksigen dalam udara yang

digunakan bagi pernafasan akan berpengaruh terhadap

keadaan fisiologi manusia, seperti diperlihatkan pada

tabel 3 berikut;

Tabel 3

Pengaruh Kekurangan Oksigen

1.1.2 Gas-Gas Pengotor

Ada beberapa macam gas pengotor dalam udara

tambang bawah tanah. Gas-gas ini berasal baik dari

proses-proses yang terjadi dalam tambang maupun

berasal dari batuan ataupun bahan galiannya.

Karbon Monoksida (CO)

Gas karbon monoksida merupakan gas yang

tidak berwarna, tidak berbau dan tidak ada rasa,

dapat terbakar dan sangat beracun. Karbon

monoksida merupakan gas beracun yang sangat

mematikan karena sifatnya yang kumulatif, seperti

terlihat pada grafik 1. Misalnya gas CO pada

kandungan 0,04 % dalam udara apabila terhirup

selama satu jam baru memberikan sedikit perasaan

tidak enak, namun dalam waktu 2 jam dapat

menyebabkan rasa pusing dan setelah 3 jam akan

Page 9: (2) Proposal Penelitian Tugas Akhir

Proposal Tugas Akhir

Teknik Pertambangan Universitas Hasanuddin

menyebabkan pingsan/tidak sadarkan diri dan pada

waktu lewat 5 jam dapat menyebabkan kematian.

Grafik 1

Pengaruh Racun Gas CO Sebagai Fungsi

Waktu Ventilasi Tambang

Hidrogen Sianida (HCN)

Hidrogen Sianida (HCN) merupakan gas yang

tidak berwarna dengan bau almond yang menyengat.

HCN disebut juga formonitrite, sedangkan dalam

bentuk cairan dikenal sebagai asam prussit dan

asam hidrosianik. Dalam bentuk cairan HCN tidak

berwarna atau dapat juga berwarna biru pucat pada

suhu kamar. HCN bersifat volatile dan mudah

terbakar serta dapat berdifusi baik dengan udara dan

bahan peledak, juga sangat mudah bercampur

dengan air sehingga sering digunakan.

Konsentrasi HCN di udara yang tidak tercemar

adalah kurang dari 0.2 ppm.Ambang batas minimal

hydrogen sianida (HCN) di udara adalah 2 – 10 ppm.

Tingkat toksisitas dari sianida bermacam-macam,

dosis letal dari sianida adalah :

Asam hidrosianik sekitar 2500 – 5000 mg.

Page 10: (2) Proposal Penelitian Tugas Akhir

Proposal Tugas Akhir

Teknik Pertambangan Universitas Hasanuddin

Sianogen klorida sekitar 11000 mg.

Perkiraan dosis intravena 10 mg.

Perkiraan dalam bentuk cairan yang mengiritasi

kulit 100 mg.

Lower Explosive Limit (LEL)

Lower Explosive Limit (LEL) gas merupakan

konsentrasi minimal dari gas yang ada di udara

sehingga menyebabkan dia bisa terbakar. Jika suatu

gas terdiri dari beberapa unsur, maka nilai LEL nya

merupakan nilai campuran, karena gas detector

berfungsi untuk pendeteksi terhadap kebocoran gas

sebelum terjadinya kecelakaan, jadi tidak mungkin

setting gas detector di ambil dari 100% LEL gas.

Untuk % LEL adalah standar untuk

menentukan kepekaan gas detector.Biasanya di

banyak referensi standar, bahwa untuk LLG (Low

Level Gas) nilai dari gas detector adalah sekitar 20%

LEL gas.Sedangkan HLG (High Level Gas) nilai dari

gas detector adalah sekitar 50 – 65 % LEL.Jadi

kesimpulannya tergantung pada gas atau fluida itu

sendiri dan LEL tidak memiliki sifat yang spesifik

karena bukan merupakan unsure kimia.

1.2 Kuantitas Udara Tambang

Kuantitas berkaitan dengan beberapa masalah

seperti, perpindahan udara, arah aliran, dan jumlah aliran

udara. Dalam pengendalian kualitas udara tambang baik

secara kimia atau fisik, udara segar perlu dipasok dan

pengotor seperti debu, gas, panas, dan udara lembab harus

dikeluarkan oleh sistem ventilasi. Dengan memperhatikan

beberapa faktor tersebut diatas, maka kebutuhan udara

segar di tambang bawah tanah kadang-kadang lebih besar

Page 11: (2) Proposal Penelitian Tugas Akhir

Proposal Tugas Akhir

Teknik Pertambangan Universitas Hasanuddin

dari pada 200 cfm/orang atau bahkan hingga 2.000 cfm/orang.

Kondisi tambang bawah tanah saat ini sudah banyak yang

menyediakan aliran udara untuk sebanyak 10 – 20 ton udara

segar per ton mineral tertambang.

1.2.1 Perubahan Energi Di Dalam Aliran Fluida

Ventilasi tambang biasanya merupakan suatu

contoh aliran tunak (steady), artinya tidak ada

satupun variabelnya yang merupakan fungsi waktu.

Salah satu tujuan dari perhitungan ventilasi tambang

adalah penentuan kuantitas udara dan rugi-rugi, yang

keduanya dihitung berdasarkan perbedaan energi.

Hukum konservasi energi menyatakan bahwa energi

total di dalam suatu sistem adalah tetap, walaupun

energi tersebut dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk

lainnya.

1.2.2 Prinsip Pengaliran Udara Serta Kebutuhan Udara

Tambang

Head Loss

Aliran udara terjadi karena adanya perbedaan

tekanan yang ditimbulkan antar dua titik dalam

sistem. Energi yang diberikan untuk mendapatkan

aliran yang tunak (steady), digunakan untuk

menimbulkan perbedaan tekanan dan mengatasi

kehilangan aliran (HL).

Head los dalam aliran udara fluida dibagi

atas dua komponen, yaitu : ‘friction loss (Hf)’ dan

‘shock loss (Hx)’. Dengan demikian head loss

adalah:

HL = Hf + Hx

Friction loss menggambarkan head loss pada

aliran yang linear melalui saluran dengan luas

Page 12: (2) Proposal Penelitian Tugas Akhir

Proposal Tugas Akhir

Teknik Pertambangan Universitas Hasanuddin

penampang yang tetap. Sedangkan shock loss

adalah kehilangan head yang dihasilkan dari

perubahan aliran atau luas penampang dari saluran,

juga dapat terjadi pada inlet atau titik keluaran

dari sistem, belokan atau percabangan, dan

halangan-halangan yang terdapat pada saluran.

Mine Head

Untuk menentukan jumlah aliran udara yang

harus disediakan untuk mengatasi kehilangan head

(head losses) dan menghasilkan aliran yang

diinginkan, diperlukan penjumlahan dari semua

kehilangan energi aliran. Pada suatu sistem ventilasi

tambang dengan satu mesin angin dan satu saluran

keluar, komulatif pemakaian energi disebut ‘mine

head’, yaitu perbedaan tekanan yang harus

ditimbulkan untuk menyediakan sejumlah tertentu

udara ke dalam tambang.

Mine statik head (mine Hs)

Merupakan energi yang dipakai dalam

sistem ventilasi untuk mengatasi seluruh

kehilangan head aliran. Hal ini sudah termasuk

semua kehilangan dalam head loss yang

terjadi antara titik masuk dan keluaran sistem

dan diberikan dalam bentuk persamaan:

Mine Hs = HL = (Hf + Hx)

Mine velocity head (mine Hv)

Dinyatakan sebagai velocity head pada

titik keluaran sistem. Velocity head akan

berubah dengan adanya luas penampang dan

jumlah saluran dan hanya merupakan fungsi dari

bobot iisi udara dan kecepatan aliran udara.

Page 13: (2) Proposal Penelitian Tugas Akhir

Proposal Tugas Akhir

Teknik Pertambangan Universitas Hasanuddin

Jadi bukan merupakan suatu head loss

komulatif, namun untuk suatu sistem

merupakan kehilangan, karena energi kinetik

dari udara dilepaskan ke atmosfer.

Mine total head (mine HT)

Merupakan jumlah keseluruhan kehilangan

energi dalam sistem ventilasi. Secara matematis,

merupakan jumlah dari mine statik (Hs) dan

velocity head (Hv), yaitu :

Mine HT = mine Hs + mine Hv

1.2.3 Keadaan Aliran Udara Di Dalam Lubang Bukaan

Dalam sistem aliran fluida akan selalu ditemui

keadaan aliran : laminer, entermediate dan turbulent.

Kriteria yang dipakai untuk menentukan keadaan aliran

adalah bilangan Reynold (NRe). Bilangan Reynold untuk

aliran laminer adalah 2000 dan untuk turbulent di atas

4000.

1.2.4 Perhitungan Head Loss

Head loss terjadi karena adanya aliran udara

akibat kecepatan (Hv), gesekan (Hf) dan tikungan

saluran atau perubahan ukuran saluran (Hx). Jadi

dalam suatu sistem ventilasi distribusi head loss

dapat disederhanakan sebagai berikut :

Hs = HL

= (Hf + Hx)

Hv = Hv pada keluaran

Dan

Ht = Hs + Hv

1.3 Psikometri Udara Tambang

Udara segar yang dialirkan kedalam tambang bawah

tanah akan mengalami beberapa proses seperti penekanan

Page 14: (2) Proposal Penelitian Tugas Akhir

Proposal Tugas Akhir

Teknik Pertambangan Universitas Hasanuddin

atau pengembangan, pemanasan atau pendinginan,

pelembaban atau pengawalembaban. Oleh karena itu maka

volume, tekanan, kandungan energi panas dan kandungan

airnya juga akan mengalami perubahan. Ilmu yang

mempelajari proses perubahan sifat-sifat udara seperti

temperatur dan kelembaban disebut psikrometri.

1.3.1 Sumber-Sumber Panas

Ventilasi digunakan untuk memenuhi persyaratan

kenyamanan kerja di tambang bawah tanah yang

kelanjutannya dapat meningkatkan efisiensi dan

produksi. Panas dan kelembaban mempengaruhi

manusia dalam beberapa hal antara lain :

Menurunkan efisiensi

Mampu menimbulkan kecerobohan dan kecelakaan

Menyebabkan sakit dan kematian.

Setelah temperatur mencapai tingkat tertentu,

seseorang akan kehilangan efisiensinya, dan bila

temperaturnya naik lagi maka dia akan megalami

gangguan fisiologi. Tubuh manusia memiliki

keterbatasan dalam menerima panas sebelum sistem

metabolismenya berhenti.

Efisiensi kerja seseorang bergantung langsung

kepada temperatur ambient dan akan

berkurang/menurun bila temperaturnya berada diluar

rentang 68 – 72oF. hubungan antara efisiensi kerja

dengan temperatur efektif dapat dilihat pada grafik 2

berikut. Dalam kondisi panas, tujuan ventilasi adalah

mengeluarkan hawa panas dan uap air dengan laju

yang sesuai, sehingga temperatur dan kelembaban

udara yang dikondisikan memungkinkan pekerja juga

melepaskan panas tubuhnya saat bekerja. Kedua faktor

Page 15: (2) Proposal Penelitian Tugas Akhir

Proposal Tugas Akhir

Teknik Pertambangan Universitas Hasanuddin

tersebut (panas dan kelembaban) harus dikondisikan

secara bersamaan.

Grafik 2

Hubungan antara Efisiensi Kerja dan Temperatur Efektif

Tubuh manusia bereaksi terhadap panas dan

selalau mencoba untuk mempertahankan suhunya

sekitar 37oC dengan cara mengeluarkan panas melalui

cara konveksi, radiasi dan evaporasi. Namun demikian

tubuh manusia akan menerima panas kembali begitu

produksi metabolismenya naik, atau menyerap panas

dari lingkungannya, dan bisa juga kombinasi kedua

faktor tersebut. Sistem syaraf sentral akan selalu

bereaksi untuk menjalankan mekanisme pendinginan

secara alamiah.

Bila seseorang istirahat di dalam ruangan dengan

kondisi udara jenuh, maka batas kemampuannya untuk

beradaptasi hanya akan mencapai temperatur 90oF

(32oC). Namun bila ruangan tersebut dialiri udara

dengan kecepatam 200 fpm maka batas temperaturnya

dapat naik hingga 95oF (35oC). Sedangkan temperatur

normal untuk seseorang dapat bekerja dengan nyaman

adalah 26 – 27oC.

Perbedaan antara temperatur cembung kering

dan cembung basah menyatakan faktor kenyamanan di

Page 16: (2) Proposal Penelitian Tugas Akhir

Proposal Tugas Akhir

Teknik Pertambangan Universitas Hasanuddin

dalam udara lembab. Agar seseorang dapat bekerja

dengan nyaman di lingkungan udara dengan

kelembaban relatif 80 % diperlukan perbedaan td-tw

sebesar 5oF (2,8oC). Kecepatan aliran udara

merupakan faktor utama dalam mengatur kenyamanan

lingkungan kerja. Kecepatan aliran udara sebesar 150 –

500 fpm (0,8 – 2,5 m/detik) dapat memperbaiki tingkat

kenyamanan ruang kerja yang panas dan lembab.

Dalam menduga temperatur efektif dari suatu kondisi

td-tw serta kecepatan aliran udara tertentu dapat

menggunakan grafik yang ditunjukkan pada grafik 3

berikut:

Grafik 3

Temperatur Efektif

1.3.2 Panas Dari Peledakan

Panas peledakan merupakan panas singkat yang

akibatnya bisa membuat lingkungan udara di front

kerja menjadi relatif lebih panas dari pada tempat

Page 17: (2) Proposal Penelitian Tugas Akhir

Proposal Tugas Akhir

Teknik Pertambangan Universitas Hasanuddin

sekitarnya. Oleh karena itu aliran udara dapat

berbalik kembali ke front kerja, tempat dimana

peledakan baru saja terjadi. Konsekuensinya debu

akibat bongkaran batuan tidak terbawa keluar. Hal lain

yang mungkin juga terjadi dari aktivitas peledakan

adalah meningkatnya uap air di sekitar front kerja

tersebut. Pada tabel 4 berikut ditunjukkan nilai-nilai

kalor dari berbagai macam bahan peledak :

Tabel 4

Potensi Panas dari Berbagai Jenis Bahan Peladak

F. METODOLOGI PENELITIAN

Untuk mendapatkan data yang dibutuhkan, dilakukan penelitian

dan pengamatan baik secara langsung maupun secara tidak langsung,

adapun tahapan yang dilakukan dalam melakukan pekerjaan penelitian

adalah :

Persiapan

Kegiatan ini merupakan tahapan awal sebelum kegiatan

lapangan yang meliputi :

Persiapan administrasi dan penguruan surat-surat izin di

kampus dan perusahaan

Page 18: (2) Proposal Penelitian Tugas Akhir

Proposal Tugas Akhir

Teknik Pertambangan Universitas Hasanuddin

Konsultasi dengan pembibing akademik

Pengumpulan berbagai literature

Studi Literatur dan Diskusi

Tahap ini dilakukan studi mengenai buku-buku teks, jurnal

dan laporan-laporan terdahulu yang berkaitan dengan sistem

jaringan ventilasi pada tambang bawah tanah. Kegiatan ini

berlangsung sampai kegiatan penelitian berakhir.

Tahapan Pengambilan Data Lapangan, berupa :

Orientasi lapangan

Kegiatan orientasi ini dimaksudkan untuk mengenal dan

mempelajari kondisi wilayah perusahaan, yang merupakan

tempat untuk mengadakan penelitian.

Pengambilan data lapangan

Pengambilan data dilakukan setelah orientasi lapangan

selesai dilaksanakan, data yang diambil berupa :

Data primer

Data primer adalah data hasil pengamatan yang

dilakukan di lapangan, meliputi pengambilan data yang

sifatnya secara langsung seperti data kuantitas dan kualitas

udara, data suhu udara yang ditimbulkan oleh keadaan

batuan sekitar dan panas dari kegiatan peledakan, dan

pengambilan gambar sebagai dokumentasi.

Data sekunder

Data sekunder adalah data pendukung yang

digunakan sebagai pelengkap, yang meliputi geologi

regional daerah penelitian, curah hujan, serta topografi dari

lingkungan pertambangan.

Validasi data

Maksud dari validasi data adalah melakukan pengecekan

ulang terhadap data yang telah diperoleh dari hasil pengambilan

data lapangan.

Page 19: (2) Proposal Penelitian Tugas Akhir

Proposal Tugas Akhir

Teknik Pertambangan Universitas Hasanuddin

Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan dan analisis data yang ada, untuk mendapatkan

pemecahan dari permasalahan yang dibahas kemudian melakukan

perhitungan-perhitungan terhadap alternatif pemecahan masalah

sehingga dapat menyelesaikan permasalahan yang dibahas.

Penyusunan Laporan

Pada tahap ini keseluruhan hasil dari tahapan kegiatan yang

dilakukan sebelumnya disusun dalam draft laporan sesuai dengan

format dan kaidah penulisan Tugas Akhir yang telah ditetapkan

Program Studi Teknik Pertambangan Universitas Hasanuddin.

Seminar dan Penyerahan Laporan

Hasil akhir dari penelitian ini akan dipresentasikan dalam

seminar Program Studi Teknik Pertambangan Universitas

Hasanuddin, setelah melalui penyempurnaan berdasarkan

masukan-masukan yang diperoleh dari para dosen penguji. Draft

Tugas AKhir kemudian diserahkan ke ketua Program Studi Teknik

Pertambangan Universitas Hasanuddin.

Page 20: (2) Proposal Penelitian Tugas Akhir

Proposal Tugas Akhir

Teknik Pertambangan Universitas Hasanuddin

Gambar Diagram Alir Metode Penelitian

Page 21: (2) Proposal Penelitian Tugas Akhir

Proposal Tugas Akhir

Teknik Pertambangan Universitas Hasanuddin

G. JADWAL RENCANA PENELITIAN

Pelaksanaan tugas akhir ini direncanakan dilakukan selama 2

bulan atau disesuaikan dengan kebijakan perusahan, dengan rencana

kegiatan sebagai berikut:

Kegiatan

Bulan (Minggu Ke-)

Juni Juli Agustus September

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Persiapan

Studi Literatur dan

Diskusi

Pengambilan Data

Lapangan

Pengolahan dan

Analisis Data

Penyunan Laporan

Seminar

H. RENCANA DAFTAR ISI

HALAMAN TUJUAN

HALAMAN PENGESAHAN

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Batasan Masalah

1.4 Tujuan Penelitian

Page 22: (2) Proposal Penelitian Tugas Akhir

Proposal Tugas Akhir

Teknik Pertambangan Universitas Hasanuddin

1.5 Lokasi, Waktu, dan Kesampaian Daerah

1.6 Sistematika Penulisan

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Suhu Udara

5.2 Suhu Efektif

5.3 Perbandingan Suhu Udara dan Suhu Efektif

5.4 Rancangan Perubahan Sistem Jaringan Ventilasi

5.5 Suhu Udara Berdasarakan Rancangan Sistem Jaringan

Ventilasi

BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan

6.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

I. PENUTUP

Demikian proposal tugas akhir ini sebagai salah satu

pertimbangan bagi pihak PT. FREEPORT INDONESIA. Besar harapan

saya agar kiranya proposal ini ditanggapi dengan baik, dan

kesempatan yang diberikan oleh pihak perusahaan tentunya akan

dimanfaatkan semaksimal mungkin.

J. DAFTAR PUSTAKA

Anonim., 2004. Diktat Ventilasi Tambang, Yogyakarta : Program

D-III Teknik Pertambangan Fakultas Teknik UPN.

Anonim., 2006. Pedoman Efisiensi Energi untuk Industri di

Asia, United Nations Environtment Programme (UNEP)

Page 23: (2) Proposal Penelitian Tugas Akhir

Proposal Tugas Akhir

Teknik Pertambangan Universitas Hasanuddin

E. Yale, Eve., 2003. DuctSIM Design Manual, Fresno : Mine

Ventilation Services.

Hartman, L Howard., 1997, Mine Ventilation And Air

Conditioning 3rd, Ed. John Willey & Sons, New York,

Hustrulid., 1982, Underground Mining Methods Handbook,

Society of Mining Engineers of The American Institute of

Mining, Metallurgical, and Petroleum Engineers Inc, New York,

McPherson, Malcolm J., Subsurface Ventilation and

Environmental Engineering, Chapter 1st – 21th, Formerly of the

University of Nottingham, England and the University of California,

Berkeley.