Upload
dennypolarisz
View
7
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
SISTEM PENTANAHAN DAN PROTEKSI
Oleh : Ir. Hery Purnomo, MT
Sistem Ditanahkan Melalui Resistor & Reaktor
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
Guna : Membatasi besar arus gangguan tanah
tetapi relai gangguan tanah masih bekerja dengan baik
Transformator tenaga
Netral ditanahkan
Melalui Tahanan
Tahanan
Netral Sistem dari transformator 3 fasa Dengan hubungan
Y yang dihubungkan dengan tanah melalui tahanan
Pentanahanan NETRAL MELALUI TAHANAN
Pemasangannya :
Pada transformator tenaga yang dipasok pada
sistem tegangan 70 atau 150 kV (GI) atau pada
sistem PLTD kecil
Tahanan pembumian (netral grounding resistance)
yang terpasang di GI atau sistem PLTD :
•NGR dengan tahanan 12 ohm.
•NGR dengan tahanan 40 ohm.
•NGR dengan tahanan 500 ohm.
Catatan: Nilai tahanan perlu dihitung yang
didasarkan pada besarnya arus gangguan
1 fasa ketanah
Lanjutan 5.4.
NGR (Neutral Grounding Resistance)
Adalah tahanan yang dipasang antara titik netral trafo dengan tanah dimana
berfungsi untuk memperkecil arus gangguan tanah yang terjadi sehingga
diperlukan proteksi yang praktis dan tidak terlalu mahal karena karakteristik rele
dipengaruhi oleh sistem pentanahan titik netral.
Contoh NGR yang terpasang di Gardu Induk
40 ohm
Lanjutan 5.4.
Rn
ZL
XT
IGF
Arus gangguan tanah dihitung dengan memasukkan
Tahanan 3RN, Reaktansi XT dan Impedansi ZL
Arus gangguan tanah dipakai untuk penyetelan
Relai Arus Lebih gangguan tanah.
Lanjutan 5.4.
Keuntungan Pentanahan melalui Resistor :
Besar arus gangguan tanah dapat diperkecil
Bahaya gradient voltage lebih kecil karena arus
gangguan tanah kecil.
Mengurangi kerusakan peralatan listrik akibat arus
gangguan yang melaluinya.
Kerugian Pentanahan melalui Resistor :
Timbulnya rugi-rugi daya pada tahanan pentanahan
selama terjadinya gangguan fasa ke tanah.
Karena arus gangguan ke tanah relatif kecil, kepekaan relai
pengaman menjadi berkurang.
Lanjutan 5.4.
Transformator tenaga
Netral ditanahkan
Melalui Reaktor
Pentanahan Netral Melalui Reaktor
(Induktor)
Reaktor (Induktor)
Nilai reaktansi Induktif disesuaikan dengan nilai reaktansi
kapasitif jaringan
Arus kapasitif gangguan tanah yang besar dikecilkan agar
tidak terjadi Arcing Ground yang berbahaya
Netral Sistem dari transformator 3 fasa dengan hubungan Y
yang dihubungkan dengan tanah melalui reaktor induktif yg
dapat diatur (Kumparan Peterson)
5.6. PEMBUMIAN NETRAL MELALUI PETERSON COIL Pentanahan Netral Melalui Reaktor
yg dapat diatur
Transformator tenaga
Netral ditanahkan
Melalui Reaktor
Dapat mengkompensir arus kapasitif
Kegunaan :
Arus gangguan tanah temporer menjadi bisa self
clearing kembali
Reaktor yg dapat
diatur
ZL
XT
ICe
Bila terjadi arus gangguan tanah :
ICe
• Arus kapasitif jaringan dikompensir oleh arus IL
• Tidak tergantung lokasi gangguan, besarnya tetap
• Relai gangguan tanah tidak selektif
• Arus gangguan tanah tidak membuat Arcing
IL
IL
Lanjutan 5.6.
1. Keadaan pentanahan Kumparan Peterson LFGFG III 1
G
ph
FGZ
EI
1
L
ph
LZ
EI
L
ph
G
ph
LFG
Z
E
Z
E
II
1
GL ZZ
Agar IFG = 0, maka:
Keuntungan :
Arus gangguan dapat dibuat kecil sehingga tidak berbahaya bagi
mahluk hidup.
Kerusakan peralatan sistem dimana arus gangguan mengalir dapat
dihindari.
Sistem dapat terus beroperasi meskipun terjadi gangguan fasa ke
tanah.
Gejala busur api dapat dihilangkan.
Kerugian :
Rele gangguan tanah (ground fault relay) sukar dilaksanakan karena
arus gangguan tanah relatif kecil.
Tidak dapat menghilangkan gangguan fasa ke tanah yang menetap
(permanen) pada sistem.
Operasi kumparan Petersen harus selalu diawasi karena bila ada
perubahan sistem, kumparan Petersen harus disetel (tuning) kembali.
Syarat-syarat Pentanahan
)(Ix%)(I FFG 32510
)(Ix%)(I FFG 36025
00 2 XR
3
00
cXR
10 10 XX
)(Ix%I FFG 360 10 3XX
1. Pentanahan melalui Resistor
b). Tahanan tinggi :
a). Tahanan rendah/kecil:
2. Pentanahan melalui Reaktor
3. Pentanahan efektif
1
3Z
E)(I
ph
F
(Arus gangguan 3 fasa
simetris)
Problem Sistem tenaga listrik 3 fasa, dengan diagram satu baris seperti
terlihat pada gambar berikut ini:
Y
Δ - YY
G1
G2
Trafo
Xn
Data : Generator sinkron G1 = G2
Daya = 20 MVA, tegangan = 12,50 kV , frekuensi = 50 Hz.
reaktansi transient X’ = 8 %
reaktansi subtransient X’’ = 10 %
reaktansi urutan nol X o = 3 %
Data : Transformator daya :
Daya 45 MVA, tegangan = 12,50 / 70 kV, frekuensi = 50 Hz.
Impedansi = 4,50 %
Hitung reaktansi reaktor pembumian (Xn) minimum yang diperbolehkan
Hitung Kapasitas dari reaktor tersebut (MVAR)
G1
G2
T1
T2
Xn1
Xn2
2. Sistem tenaga listrik 3 fasa, 50 Hz dengan diagram satu baris sebagai berikut:
Data Generator sinkron G1 = G2
Daya = 20 MVA, teg. = 13,50 kV
X` = 8 % , X`` = 12 % , Xo = 3 %
Trafo daya T1 = T2
Daya = 16 MVA, teg. = 13,50/70 kV
Xe = 5 %
Xn1 = Xn2
1. Hitung reaktor maksimum (Ω, H, MVA)
2. Hitung tegangan fasa sehat (kV)