Upload
suhartojago
View
19
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
UNIVERSITAS TERBUKA
2014 1
SISTEM KURIKULUM DALAM KONTEKS
SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL (Tantangan Kebijakan Nasional Visioner)
Prof. Dr. Udin S. Winataputra, M.A. Profesor Ilmu Pendidikan:Kurikulum dan Pembelajaran,
FKIP Universitas Terbuka
KERANGKA TEORETIK
1
2
PERKEMBANGAN PEMIKIRAN KURIKULUM
J.F .Bobbit (1912)-curriculum to fit population needs, behavioral (1920)
H.B. Alberty (1947)-general edu for effective citizenship F. Stratemeyer (1947-)theory of Persistence life
J.A. Comenius (1631)- Didactica Magna, education according to nature, (Wkpd, 1-/12/2014)
RJ. Tyler (1949) , H. Taba(1962) Behavioral approah logical & Prescriptive curriculum, behaviorism, progressivism
W. Alexander, J. MacNeil ( 1950-1960s) Managerial approach – plan, rational principles,Logical steps, school as s ocial system
G.Beauchamp (1975) System approach , entire school School system
J.Dewey, H.Morison (1930-19500 academic approach Scholarly, theoretical,nature& Structure of knowledge
F. Ericson,R Havighurst, J.Dewey, A Maslow, AS Neil, F. Frobel (1920-1930) Progressive education movement leading to Humanistic approach
W. Pinar et all (1978,1995) Reconceptualist Approach, Curriculum as an open system,School-society, extend humanistic approach
(Ornstein, A.C., dan Hunkins F.P. :2013, Wikipedia 10-12.2014)
Apakah itu Kurikulum?
a plan for achieving the goals; a plan for providing sets of learning opportunities for persons to be educated the learner’s experiences a system for dealing with people a field of study subject matters (Ornstein, A.C., dan Hunkins F.P. :2013: 8-9)
Domain/kawasan Kurikulum 1. Curriculum philosophy 2. Curriculum theory 3. Curriculum research 4. Curriculum history 5. Curriculum development 6. Curriculum design 7. Curriculum evaluation 8. Curriculum policy 9. Curriculum as afield of study (Ornstein, A.C., dan Hunkins F.P. :2013: 12)
Jenis Kurikulum ala Allan Glathorn’s 1. Recommended curriculum-(scholar-proffesional
initiated)) 2. Written curriculum (Government initiated) 3. Taught curriculum (teachers initiated) 4. Supported curriculum (help implementation) 5. Assessed curriculum (tested-evaluated) 6. Learned curriculum (students actually learn) 7. Hidden curriculum (unintended curriculum) (Ornstein, A.C., dan Hunkins F.P. :2013: 12)
7
Pengertian kurikulum menurut UU Sisdiknas 20/2003
“Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu” (Pasal
1,butir 19)
8
ARAS MESO
(institusi, wilayah,)
ARAS MAKRO
(Pemerintah, DPR
ARAS META - AKADEMIK/FILOSOFIS
(universal, netral, academic truth)
ARAS MIKRO
(satuan pendidikan,
situs belajar, kelas,
kehidupan)
Sistem Kurikulum
(Curriculum system&
Curriculum engeneering)
Kurikulum Riil/
Praksis dalam
Konteks belajar
Dan pembelajaran
Pedoman
Implementasi
Kurikulum,Diklat,
Advokasi dll
Kurikulum
Sbg Kebijakan
Nasional
UUD,UU,PP,
Permendikbud
Kurikulum
sebagai
idea, konsep
(Beaucham:1975, Saylor&Alexander,1978, Oliva:1989, Winataputra;2012)
IDEALS ABOUT
TEACHERS
BELIEFS ABOUT : THE CURRICULUM AS........
A S A STRAIGHT JACKET
AS A RECIPEE AS A GUIDELINE
AS A PROGRESSIVELY MODIFIABLE
PLAN AND REALITIES
Poorly educated and poorly trained
OK
Moderately educated and trained
OK
Moderatelly educated and well-trained
OK
Highly educated and highly trained
OK
((Anonim:2008)
(Beeby:1975; Cohen:1977; Levis:1978; Houston:1986; Zympher:1989; P3G:1980; UU 14/2005; Winataputra:2005)
KONVERGENSI KAPASITAS GURU DAN KARAKTER KURIKULUM
PARADIGMA BELAJAR, PEMBELAJARAN, DAN PENILAIAN HASIL BELAJAR
2
10
11
EXTENDING
AND REFININg KNOWLEDGE
(memperluas dan memperhalus
pengetahuan)
USING KNOWLEDGE
MEANINGFULLY
(Menggunakan pengetahuan secara bermakna)
USING PRODUCTIVE HABIT OF MIND
(Menggunakan kebiasaan berpikir produktif)
POSITIVE PERCEPTION AND ATTITUDES
(Memiliki persepsi dan sikap positif terhadap sesuatu)
(Marzano:1985) olahan Winataputra:2015)
ACQUIRING
AND INTEGRATING KNOWLEDGE
(Mendapatkan dan
mengintegrasikan pengetahuan)
12
EXTENDING
AND REFINING
KNOWLEDGE
USING KNOWLEDGE
MEANINGFULLY
USING PRODUCTIVE HABIT OF MIND
POSITIVE PERCEPTION AND ATTITUDES
(Marzano:1985)
ACQUIRING
AND
INTEGRATING
KNOWLEDGE
Komunikasi
interaktif
Ceramah,
Tanya jawab
Diskusi,
Simulasi,
Tugas
membaca
Tugas
membaca lanjut,
Panel, seminar,
Debat dll
Penelitian,
Project,
workshop
Kegiatan
Dinamis,
produktif
13 13
CONCRETE EXPERIENCE
“Feeling”(Merasakan)
ABSTRACT CONCEPTUALIZATION
“Thinking” (Berpikir)
REFLECTIVE
OBSERVATION
“Watching” (Mengamati)
Divergence (proses berpikir
Memencar/beragam/tertuju)
pada banyak alternatif)
Accomodation (menggunakan
Konsep/skema untuk
Memecahkan masalah)
Convergence (proses berpikir
memusat/tertuju pd
Suatu pemecaahan
Asssimilation (menghubungkan konsep
/skema dengan obyek
di luar diri)
Apprehension
(penangkapan
objek secara
langsung)
Intention
(pemusatan perhatian
Comprehension
(pemahaman terhadap
Objek pikiran
Extention
(perluasan pemahaman atas
Suatu fakta atau konsep)
ACTIVE
EXPERIMENTATION
“Doing”
(Mengerjakan)
The Structure of Learning (Struktur Proses Belajar) (Kolb:1986, Olahan Winataputra:2015)
14 14
CONCRETE EXPERIENCE
“Feeling”
ABSTRACT CONCEPTUALIZATION
“Thinking”
REFLECTIVE
OBSERVATION
“Watching”
Divergence Accomodation
Convergence Asssimilation
Apprehension
(penangkapan langsung)
Intention
(pemusatan)
Comprehension
(pemahaman)
Extention
(perluasan)
ACTIVE
EXPERIMENTATION
“Doing”
STRUCTURE OF LEARNING
(Kolb:1986)
15
Learning
(Kolb:1986)
“LEARNING IS
A PROCESS OF BUILDING KNOWLEDGE
THROUGH
TRANSFORMATION OF EXPERIENCES”
(Belajar merupakan proses membangun pengetahuan melalui
transformasi/pengolahan sistimatis-sistemik pengalaman)
16
ILA ...principle
“...in order to meet the goals of
education, a constructive alignment
between instruction, learning, and
assessment is nessessary”
(Biggs;1996, Gulliker et al: 2004)
17
KERANGKA DASAR PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN OTENTIK
(Gulikers, Bastiaen, dan Kirchner:2004)
AUTHENTIC INSTRUCTION
AUTHENTIC ASSESSMENT
Internal processes within
student
Authentic learning
Tranfer Success
Authentic Achievement
PERCEPTION OF AUTHENTICITYY
TANTANGAN BAGI DUNIA PENDIDIKAN INDONESIA
3
18
100 tahun kemerdekaan "Bonus Demografi"
Bonus Demografi Sebagai Modal
SDM Usia Produktif
Melimpah
Kompeten
Tidak Kompeten Beban
Pembangunan
Modal Pembangunan
Transformasi Melalui Pendidikan
-Kurikulum - PTK
-Sarpras -Pendanaan -Pengelolaan
19
Beberapa Pertimbangan dalam Pengembangan Kurikulum
Learning and Innovation • Creativity and innovation • Critical thinking and problem solving • Communication and collaboration
Information, Media and Technology • Information literacy • Media literacy • ICT literacy
1. Kompetensi Abad 21 Partnership for 21st Century [2008], 21st Century Skills, Education, and Competitiveness.
20
21
Self-System (SistemDiri/Pribadi)
Kepercayaan ttg pentingnya pengetahuan
Kepercayaan diri terhadap kemampuan menangani sesuatu
Perasaan terkait pengetahuan
Metacognitive-System (Sistem Metakognisi)
Memperjelas tujuan belajar
Memantau penerapan pengetahuan
Memantau kejelasan
Memantau kecermatan
Cognitive-System (Sistem Berpikir)
Pengungkapan pengetahuan
Pemahaman Analisisi/penguraian Penggunaan pengetahuan
Knowledge-Domain (Ranah Pengetahuan)
Informasi/fakta Prosedur Men tal Prosedur Jasmaniah/Fisik
Olahan dari Marzano RJ. and Kendal (2007) The New Taxonom (Winataputra:2014)
THE MARZANO’S NEW TAXONOMY (2007)
22
Olahan dari Marzano RJ. and Kendal (2007) The New Taxonom -Olahan Winataputra:2014)
THE MARZANO’S NEW TAXONOMY (2007)-
SELF-SYSTEM
Self-System (SistemDiri/Pribadi)
Kepercayaan ttg pentingnya pengetahuan
Kepercayaan diri terhadap kemampuan menangani sesuatu
Perasaan terkait pengetahuan
Metacognitive-System (Sistem Metakognisi)
Memperjelas tujuan belajar
Memantau penerapan pengetahuan
Memantau kejelasan
Memantau kecermatan
Cognitive-System (Sistem Berpikir)
Pengungkapan pengetahuan
Pemahaman Analisisi/penguraian
Penggunaan pengetahuan
Knowledge-Domain (Ranah Pengetahuan)
Informasi/fakta Prosedur Men tal Prosedur Jasmaniah/Fisik
METACOGNITIVE
YSTEM
COGNITIVE
SYSTEM
Knowledge-
Domain
IDEOLOGI PENDIDIKAN NASIONAL
4
23
Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa.
Fungsi dan Tujuan Pendidikan Nasional
Untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.
UU No.20/2003 Sistem Pendidikan Nasional Pasal 3
Fungsi
Tujuan
24
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN: 1/4
SEKOLAH DASAR
Sikap Memiliki [melalui menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, mengamalkan] perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia [jujur, santun, peduli, disiplin, demokratis], percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam , di sekitar rumah, sekolah, dan tempat bermain
Pengetahuan Memiliki [melalui mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi] pengetahuan faktual dan konseptual berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian di lingkungan rumah, sekolah, dan tempat bermain
Keterampilan Memiliki [melalui mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyaji, menalar, mencipta] kemampuan pikir dan tindak yang produktif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sesuai dengan yang ditugaskan kepadanya.
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN: 2/4
SMP Sikap Memiliki [melalui menerima, menjalankan, menghargai, menghayati,
mengamalkan] perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia [jujur, santun, peduli, disiplin, demokratis], percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulannya
Pengetahuan Memiliki [melalui mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi] pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,seni, budaya dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian yang tampak mata
Keterampilan Memiliki [melalui mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyaji, menalar, mencipta] kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sesuai dengan yang dipelajari disekolah dan sumber lain sejenis
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN: 3/4
SMA Sikap Memiliki [melalui menerima, menjalankan, menghargai, menghayati,
mengamalkan] perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia [jujur, santun, peduli, disiplin, demokratis, patriotik], percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan dirinya sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
Pengetahuan Memiliki [melalui mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi] pengetahuan prosedural dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,seni, budaya dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian [pada bidang kajian spesifik] sesuai bakat dan minatnya
Keterampilan Memiliki [melalui mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyaji, menalar, mencipta] kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri [pada bidang kajian spesifik] sesuai dengan bakat dan minatnya
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN: 4/4
SMK Sikap Memiliki [melalui menerima, menjalankan, menghargai, menghayati,
mengamalkan] perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia [jujur, santun, peduli, disiplin, demokratis, patriotik], percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan dirinya sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia
Pengetahuan Memiliki [melalui mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi] pengetahuan prosedural dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi,seni, budaya dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian [pada bidang kerja spesifik] sesuai bakat dan minatnya
Keterampilan Memiliki [melalui mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyaji, menalar, mencipta] kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah abstrak dan konkret sebagai pengembangan dari yang dipelajari di sekolah secara mandiri [pada bidang kerja spesifik] sesuai dengan bakat dan minatnya
DASAR DAN KERANGKA FILOSOFIK PENDIDIKAN NASIONAL
5
29
Landasan Filosofis Kurikulum “Philosophy is the begining point in curriculum decision making and the basis for all subsequent decisions. Philosophy becomes the criterion for determining the aims, means, and ends of curriculum. It is crusial for nearly all decisions regarding teaching and learning” (Goodlad J. 1979 dalam Ornstein, A.C., dan Hunkins F.P. :2013: 29)
Filsafat yang mempengaruhi Kurikulum
Filsafat Umum Idealism Realism
Pragmatism Existensialism
Filsafat Pendidikan Perenilism Essentialism Progressivism
Reconstructionism (Ornstein, A.C., dan Hunkins F.P. :2013: 28-49)
32 32
Reconstructed Philosophy of Education (Brameld:1965, Oliva:1989, Sisdiknas:2003, Winataputra:2001)
Progressivism
(kemampuan, cakap,
kreatif,mandiri, iman, taqwa)
Re
co
nstr
uction
ism
(ca
ka
p, kre
atif,
de
mo
kra
tis,
be
rta
ng
gu
ng
ja
wa
b
Essentialism
(iman,taqwa,
akhlak mulia,
cakap,
kreatif,Berilmu,watak)
Pe
ren
nia
lis
m
(im
an
,ta
qw
a,b
eri
lmu
,cak
ap
,
wata
k)
Sisdiknas
Designed by Udin S.Winataputra:2013
33
Perennialism:
•Disciplining of the mind
•Development ability to reason
•Pursuit of the truth
•Highly academic curriculum (grammar,rethoric,logic,
classical and modern language, mathematics
Implikasi:
Kurikulum disusun untuk tujuan menertibkan pikiran,
mengembangkan kemampuan nalar, menemukan
kebenaran.Karena itu Kurikulum berisikan substansi
akademik seperti gramar, retorika, logika, bahasa
modern, dan matematika
34
Esentialism:
•Transmission of cultural heritage
• Preserve it and adjust men and women to society
•Tailor the child to the curriculum
Implikasi:
Kurikulum disusun sebagai wahana pewarisan
peradaban, memelihara dan menyesuaikan pria dan
wanita terhadap masyarakat, dan mengaitkan peserta
didik terhadap kurikulum. Dengan kata lain kurikulum
diperankan sebagai wahana pembudayaan peserta
didik
35
Progresivism:
•Developing students’ potentials
•Child-centered
•Subordinate subject matter to
the curriculum
Implikasi
Kurikulum dikembangkan sebagai wahana psiko-
pedagogis untuk menumbuhkembangkan potensi
peserta didik. Karena itu kurikulum harus berpusat
pada pserta didik. Sementara itu mata pelajaran
merupakan subordinasi dari kurikulum
36
Reconstructionism
•The school not simply transmit the cultural heritage or
simply study social problems, but
•Should become an agency for solving political and
social problem
Implikasi
Kurikulum dikembangkan sebagai wahana sosio-
kultural dan sosiopolitik untuk menyiapkan peserta didik
bukan hanya sebagai pewaris peradaban tetapi sebagai
agen perubahan sosial. Karena itu kurikulum
diadaptasikan terhadap dinamika masyarakat, bangsa,
dan antarbangsa/masyarakat global
KEBIJAKAN NASIONAL KURIKULUM
6
37
38
Beberapa Pertimbangan dalam Pengembangan Kurikulum
2. Peran pendidikan dalam kreativitas [proses pembelajaran]. Dyers, J.H. et al [2011], Innovators DNA, Harvard Bus. Review: • 2/3 dari kemampuan kreativitas seseorang diperoleh melalui
pendidikan, 1/3 sisanya berasal dari genetik. • Kebalikannya berlaku untuk kemampuan intelligent yaitu: 1/3 dari
pendidikan, 2/3 dari genetik. • Kemampuan kreativitas diperoleh melalui:
- Observing [mengamati] - Questioning [menanya] - Associating [menalar] - Experimenting [mencoba]
Perlunya merumuskan kurikulum yang mengedepankan pengalaman personal melalui proses mengamati, menanya, menalar, dan mencoba sehingga peserta didik terlatih dalam
melakukan proses mengamati, menanya, menalar dalam memecahkan permasalahan 38
ALIRAN FILSAFAT
PENDIDIKAAN
• Perenialism
• Essentialism
• Progressivism
• Reconstructionism
DIMENSI PENGEMBANGAN KURIKULUM FILOSOFI KURIKULUM 2013 : UU Sisdiknas
Pasal 1 Butir 1 dan 2 : Hakikat Pendidikan : peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kompetensi yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.
KERANGKA DASAR DAN STRUKTUR
KURIKULUM DIKEMBANGKAN BERDASARKAN
ASPEK RELEVANSI (Pasal 38 UU Sisdiknas)
KURIKULUM 2013 (KBK):
Penyempurnaan Standar : KOMPETENSI
LULUSAN, ISI, PROSES, dan PENILAIAN
NO STANDAR URAIAN
1. KOMPETENSI LULUSAN
Dikembangkan sesuai tuntutan kekinian Indonesia dan masa depan sesuai kebutuhan.
2. ISI Diurai atas kecukupan dan kesesuaian dengan kompetensi.
3. PROSES Dirancang berbasis kompetensi dengan pendekatan scientific
4. PENILAIAN Berbasis proses dan output dengan teknik tes dan non tes (portfolio).
EVALUASI KURIKULUM:
• Penetapan Konteks dan
Tujuan
• Pemilihan Model
• Pelaksanaan
• Revisi Kurikulum
TEORI PENGEMBANGAN KURIKULUM : UU Sisdiknas • Pasal 4 : azas, prinsip, sistem, proses, budaya,
pola, dan pengendalian mutu. • Pasal 3 : fungsi (mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa)
Teori berbasis Kecakapan pekerjaan organisasi isi dan kompetensi sebagai pribadi yang dewasa kepemilikan sikap, keterampilan, pengetahuan secara holistik, atau formal, valuasional dan praksiologi.
RPJMN 2010-2014 SEKTOR PENDIDIKAN •Perubahan metodologi pembelajaran •Penataan kurikulum INPRES NOMOR 1 TAHUN 2010 •Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional: Penyempurnaan kurikulum dan metode pembelajaran aktif berdasarkan nilai-nilai Budaya bangsa untuk membentuk daya saing dan karakter bangsa
39
STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
K T S P
Pemetaan Regulasi Kurikulum dalam Sistem Pendidikan Nasional (Merujuk pada UU 20/2003 Ttg Sisdiknas dan UU 14/2005 Ttg Guru;
PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN (KTSP)
40
SPras SPTK Spro
(Pmd.65/2013)
SI (Pmd.64/2013)
SKL
SPn (Pmd.66/2013)
SPl SPBia
Pemerintah Daerah: Satuan Pendidikan
Pemerintah : KEMDIKBUD,
BUKU PANDUAN GURU
BUKU TEKS PELAJARAN Pmd. 71/2013)
KERANGKA DASAR KURIKULUM
Psl. 35 UU 20/2003 Sisdiknas dan PP 19/2003 SNP), diubah dg.PP 32/2013)
(Psl. 38 ayat (1)) UU 20/2003)
(Ps l. 38 ayat (2)) UU 20/2003)
(PP 38/2007 –UU 32/2006,
Psl. 38 ayat (2) UU 20/2003)
8 Permendukbud: SKL, SI, Spro, Spen, Spras, SPTK, SPI, SPBia
Permendikbud Perangkat Kurikulum:( Pmd 67 s/d 70/2013)
(Permendikbud: 54/2013)
(PP 19/2005 SNP), diubah dg.PP 32/2013)
STRUKTUR KURIKULUM
Pengembangan Kurikulum Implementasi Kurikulum
Implementasi Terbatas 2013
Implementasi SEMAKIN Meluas 2014- dst
Reflective Evaluation (Validitas Isi, Akseptabilitas. Aplikabilitas, Legalitas) melalui: diskusi internal Tim Inti, Tim Internal, Tim Pakar
Formative Evaluation Summative Evaluation
• Kerangka Dasar • Struktur
Kurikulum dan Beban Belajar
• Kompetensi (SKL, KI, SKMP/K, KDMP)
Implementasi Terbatas bertahap
Penilaian menyeluruh terhadap pelaksanaan kurikulum baru secara nasional
Juni 2014 Des 2012 Juni 2016
Kerangka Paradimatik Implementasi Kurikulum
Kelas : I,II, IV,V, VII,VII, X, XI untuk seluruh sekolah
• Buku Babon Guru (Silabus, Panduan Pembelajaran dan Penilaian Mata Pelajaran)
• Buku Teks Pelajaran
Mar 2013
Uji Publik dan Sosialisasi
41
Perangkat Pembelajaran dan Buku Teks
pelatihan guru dan tenaga kependidikan
Perangkat Kurikulum
ANATOMI KEBERHASILAN KURIKULUM 2013:
42
Pelaksanaan Kurikulum 2013 di Sekolah: Kualitas Pelaksanaan (1) proses pembelajaran oleh Guru agar siswa mencapai (2) kompetensi melalui sistem (3) evaluasi yang handal dan kesesuaian dan kedalaman (4) materi yang memadai.
Penyiapan Guru : Perubahan Mindset: Guru sebagai profesi (memerlukan inspirasi empirik yang ditopang oleh sistem yang dikawal oleh lembaga dan personal yang kredibel
Pendampingan, Monitoring dan Evaluasi Implementasi Kurikulum : CIPP (Context, Input, Process dan Product)
Proses Pengembangan Kurikulum 2013, Uji Publik, dan Sosialisasi
.....berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (pasal 3 UU Sisdiknas)
Keberlanjutan (sustainability) : “ganti menteri ganti kurikulum”, ganti karena political driven, dsb..
Keberlanjutan ditentukan oleh :
• Keberhasilan (succes story)
• Regulasi
• Kekuatan dukungan moralsemua stakeholders pendidikan
• Kepemimpinan dan manajemen implementasi
43
Penerima Majoritas Terdini Kurikulum 2013
(Kepala Sekolah dan Guru di Sekolah)
Penerima Mayoritas Terlambat
Kurikulum 2013
Deseminasi Inovasi Kurikulum 2013
Penerima terdini Kurikulum 2013
(Nara Sumber dan Instruktur Nasional)
(Rogers:1986, Udin;2012)
Inisiator dan Inovator Kurikulum 2013
(Tim Pusat)
Penerima Kurikulum 2013 Terbelakang
44
menimbang keunggulan
kekurangannya Kurikulum 2013
Menerapkan secara bertahap
Kurikulum 2013
Deseminasi Inovasi Kurikulum 2013
Bangkit minat untuk memahami Kurikulum 2013
(Rogers:1986, Winataputra;2012)
Menerapkan Kurikulum 2013
secara penuh dan utuh
Tumbuh Kesadaran adanya Kurikulum 2013
TUNTUTAN IDEAL PEMBELAJARAN KURIKULUM 2013
5
45
46
KONSEP ESENSI ISTILAH PENGGUNAAN
APPROACH a way of viewing pendekatan Kerangka berpikir untuk melihat sesuatu
STRATEGY a way of attaining langkah pokok Langkah yang dirancang untuk mencapai sesuatu
METHODE a way of dealing metode Langkah khusus untuk menangani sesuatu
TECHNIQUE a way of handling teknik Cara yang dipakai untuk menangani sesuatu
TACTIC a way of treating taktik Cara memperlakukan sesuatu dalam kegiatan
MODEL a type of something model Bentuk konseptual suatu proses (terekam/tersiar)
PRAXIS actual /observable proses praksis Situasi nyata teramati
(Winataputra’s Eclecticism: 1989-2013)
TEACHING-LEARNING REPERTOIRE: SEMUA TENTANG CARA KITA...
47
BELAJAR (LEARNING)
CAPAIAN BELAJAR
ENTITAS PENDIDIKAN SEBAGAI PROSES
PEMBUDAYAAN DAN PEMBERDAYAAN
PEMBELAJARAN (INSTRUCTION)
PENILAIAN (ASSESSMENT)
BUDAYA, KEPEMIMPINAN, DAN MANAGEMEN PENDIDIKAN
TUJUAN DIKNAS
(Winataputra:2013)
SISDIKNAS
48
Mengamati
Menanya
Mengasosiasi
Mengkomunikasikan
Mengumpulkan informasi
Pendekatan Saintifik (epistemologik-
berbasis proses keilmuan)
KEGIATAN BELAJAR/PEMBELAJARAN GENERIK
49
50
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Menerima Mengingat Mengamati
Menjalankan Memahami Menanya
Menghargai Menerapkan Mencoba
Menghayati, Menganalisis Menalar
Mengamalkan Mengevaluasi Menyaji
- Mencipta Mencipta
1
5
Menanya
Mengumpulkan
informasi
Mengasosiasi
Mengkomuni- kasikan
Mengamati
2
3
4
RELASI FUNGSIONAL BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
Capaian pembelajaran Proses Pembelajaran
51
KNOWL-EDGE DIMEN-SIONS
REMEMBER UNDERSTAND APPLY ANALYZE EVALUATE CREATE
Factual knowledge
Conceptual knowledge
Procedural knowledge
Metacognitive knowledge
PENGGUNAAN TAXONOMY UNTUK PEMBELAJARAN
Andersen,L.W., Krathwohl, D.R. Et.all:(2001)Learning, Teaching, and Assessing:
A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives
KONSEP PENDIDIKAN AUTENTIK
7
52
53
Basic concepts:
authentic instruction
authentic learning
authentic assessment
authentic achievement
authentic competency-based assessment
Consequential validity (construct validity
and
impact on student learning)
Gullikers, J.T.M., Bastiaens, T.J., Kirschner, P.A. (2004) A Five
Dimensional Framework fo Authentic Assessment, ETR&D, Vol
52, No.3,2004
54
What is it authenticity? Essential elements:
Performance
realistic value of the task and context
cognitive demand-the thinking required
in criterion situation
degree of resemblance to the criterion
situation
authentic task- a task that resembles
the criterion tasks with respect to the integration
of knowledge, skills, and attitudes
55
KOMPETESI INTI
KOMPETENSI DASAR
INDIKATOR KI 1,2 (Dampak Pembelajaran-terukur-indicative)
INDIKATOR KI 3, 4 (Dampak Pengiring-ternilai -guiding)
STRATEGI PEMBELAJARAN
1.SIKAP SPIRITUAL 1.1 1.2
1.1.1/1.2.1/2.1.1./2.2.1 sbg dampak pengiring dari 3.1.1/4.1.1/3.2.1/ 4.2.1
2.SIKAP SOSIAL 2.1 2.2
3. PENGETAHUAN 3.1 3.2
3.1.1 3.2.1
1. Mengamati 2. Menanya 3. Mengeksplorasi 4. Menalar 5. Mengomunikasi
kan
4. KETERAMPILAN (Penggunaan pengetahuan)
4.1 4.2
4.1.1 4.2.1
PEMBELAJARAN UNTUK PENGEMBANGAN KOMPETENSI
SECARA INTEGRATIF-HOLISTIK
56 56
KI 3.Memahami pengetahuan faktual dan konseptual
dengan cara mengamati dan mencoba [mendengar,
melihat, membaca] serta menanya berdasarkan
rasa ingin tahu secara kritis tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan
benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah,
dan tempat bermain.
KI-4 Menyajikan pengetahuan faktual dan
konseptual dalam bahasa yang jelas, logis, dan
sistematis, dalam karya yang estetis dalam
gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan
dalam tindakan yang mencerminkan perilaku
anak beriman dan berakhlak mulia.
KI 1: Menerima,
menghargai,
dan
menjalankan
ajaran agama
yang dianutnya
(Udin : 2013)
KI 2:Memiliki
perilaku jujur,
disiplin,
tanggung
jawab, santun,
peduli, percaya
diri, dan cinta
tanah air dalam
berinteraksi
dengan
keluarga,
teman,
tetangga, dan
guru.
57 57
KI 3.Memahami pengetahuan faktual dan konseptual
dengan cara mengamati dan mencoba [mendengar,
melihat, membaca] serta menanya berdasarkan
rasa ingin tahu secara kritis tentang dirinya,
makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan
benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah,
dan tempat bermain.
KI-4 Menyajikan pengetahuan faktual dan
konseptual dalam bahasa yang jelas, logis, dan
sistematis, dalam karya yang estetis dalam
gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan
dalam tindakan yang mencerminkan perilaku
anak beriman dan berakhlak mulia.
KI 1: Menerima,
menghargai,
dan
menjalankan
ajaran agama
yang dianutnya
(Udin : 2013)
KI 2:Memiliki
perilaku jujur,
disiplin,
tanggung
jawab, santun,
peduli, percaya
diri, dan cinta
tanah air dalam
berinteraksi
dengan
keluarga,
teman,
tetangga, dan
guru.
MANDIRI MANDIRI MANDIRI MANDIRI
TERIMA KASIH
58