Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Judul Asli :
��� א�א� ����
Edisi Indonesia :
MENELADANI GENERASI TERBAIK
Penyusun : Dr. Abu Hafizhah Irfan, MSI
Desain Sampul : Hafizhah
Setting Isi : Irfan
Penerbit : Pustaka Al-Bayyinah
Jl. Medayu Utara No. 4
Surabaya
Telp. 0856-55865618
Cetakan Pertama :
09 Rabi’ul Akhir 1442 H / 24 November 2020 M
albayyinatulilmiyyah.wordpress.com
DAFTAR ISI
Halaman
BASMALAH …................................................... i
SAMPUL DEPAN …........................................... iii
DATA BUKU ….................................................. v
DAFTAR ISI ….................................................... vii
MUQADDIMAH ................................................. 1
KHATIMAH ........................................................ 10
MARAJI’ .............................................................. 12
1
MUQADDIMAH
Fitrah manusia akan mencari figur terbaik untuk
dijadikan sebagai teladan. Figur manusia terbaik yang
tepat untuk dijadikan sebagai teladan adalah Rasulullah
a. Sebagaimana firman Allah q;
���� כא� כ��� �� � �� �� � � �� � ���� � �� �� א�� ��� ��� כא�
�! �" כ כ# א�� $ % # �& ) א'� ��! �א % � א�� �) א*#� +#.
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah (a)
teladan yang baik untuk kalian, (yaitu) bagi orang yang
mengharapkan (rahmat) Allah (q) dan Hari Akhir serta
ia banyak mengingat Allah (q).”1
Adapun masa generasi terbaik yang relevan untuk
dijadikan sebagai teladan adalah pada masa Rasulullah a
dan para Sahabatnya o. Pada generasi mereka terdapat
keutamaan dan kesempurnaan dalam perjuangan Islam
yang tidak dapat ditandingi oleh generasi setelahnya dari
umat ini. Diriwayatkan dari ’Abdullah (bin Mas’ud) y,
dari Nabi a, beliau bersabda;
& �! �# �� .�� �3 / �� �2 * � *� �1 א� �� �0 �� �3 / �� �2 * � *� �1 א� �� �0 �� /� #� . א-� א
1 QS. Al-Ahzab : 21.
2
“Sebaik-baik manusia adalah pada masaku, kemudian
yang setelahnya, kemudian yang setelahnya.”2
Amalan para Sahabat o lebih utama dan lebih
besar pahalanya daripada generasi setelahnya.
Sebagaimana diriwayatkan dari Abu Sa’id Al-Khudri y
ia berkata, Nabi a bersabda;
4 5 �� �? �� �� < "� =� > ; /� � �� כ� � � � �� א � �� 2 � �� א:� 9 �8 א � �� 67 .; �C / �B �! 4 % �� � �� �@ � �� A �= 2 א : א = 7+ @ $
“Janganlah kalian mencela para Sahabatku. Seandainya
salah seorang di antara kalian berinfak emas sebesar
gunung Uhud, maka tidak akan menyamai infak mereka
satu mud dan tidak (pula) setengahnya.”3
Ujian yang dirasakan oleh Rasulullah a dan
Sahabatnya o adalah ujian yang berat. Diriwayatkan dari
Fathimah (binti Al-Yaman) i ia berkata, Rasulullah a
bersabda;
�D �� �= �� � E ��� �� F +G : א-� א �H�7 /� א ! �G�0 א �� � �� �0 �� �3 / �� �2 * � *� �1 א � .�� �3 / �� �2 * � *� �1 א� �I �0 �� �3 / �� �2 * � *� �1 א
2 HR. Bukhari : 2652 dan Muslim : 2533.
3 HR. Ahmad. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani 5
Shahihul Jami’ : 996.
3
“Sesungguhnya manusia yang paling berat ujiannya
adalah para Nabi, kemudian yang setelahnya, kemudian
yang setelahnya, lalu yang setelahnya.”4
Mereka telah melewati semua ujian kehidupan dan
mereka telah meninggal di atas keimanan. Oleh karena
itu, jika seorang muslim dan muslimah ingin mencari
generasi terbaik untuk dijadikan sebagai teladan, maka
hendaknya meneladani generasi Rasulullah a dan para
Sahabatnya o, karena mereka telah aman dari fitnah.
Berkata ‘Abdullah bin Mas’ud y;5
4 �� 9��� א �J � K �L��! �א :�א �% ��M *�� �א.� ��M �� �= ���: 4 ���M ���� כ� �D ��� �M �; ��C א �! 2 N �� = �O�5.
“Jika kalian (akan) mengambil teladan, maka ambillah
teladan dari (para Sahabat o) yang telah meninggal
dunia. Karena orang yang masih hidup tidak aman dari
fitnah.”6
Allah q telah menyebutkan sifat mulia para
Sahabat o di dalam Al-Qur’anul Karim yang layak
untuk diteladani. Allah q berfirman;
4 HR. Bukhari : 3673, lafazh ini miliknya dan Muslim : 2541.
5 Beliau adalah seorang Sahabat yang wafat tahun 32 H di Madinah.
6 Shifatush Shafwah, 1/421.
4
�� �� � 9 �= �� �� �* �1�א % � �� �� א�� �E� �C P = �Q א�� 2R א�כ�;� N �G � ��S 5 �� �3� �!: �G �* א +� �T א �� +Pכ� �� �� א@� # ���UM �7 � �= +F �V� � �
�! א/+א �� � �W �� % � �� א���� �� א@� �� �) �% �� �3 �@ � �= �� �T 6��X �� �0#� א
�! �T�/ � �Yא ��� �� �3�2" = א�� % � ���M�� ��� א �3�2" �כ = $ ?[ �� <� כ\ �M 2[ �א�� �UM ̂� �א�� � _S� �̂ ` �a E b # �&� �� �� R2 N c �C�.
�! �U!�א] �� 6\�d א �T �P�* �* �1�� א � א�� N א� % �� א�כ�;� �3�: ] � ���� =Q �= �� �3�� �= �eא 9�א �B��2א א � N �+ א % # �; �U �% �! �f N א +# א�(� + .
”Muhammad (a) adalah utusan Allah (q) dan orang-
orang yang bersamanya mereka keras terhadap orang-
orang kafir, namun saling mengasihi antar sesama
mereka. Engkau melihat mereka ruku’ dan sujud mencari
karunia Allah (q) dan keridhaan-(Nya), pada wajah-
wajah mereka (tampak) bekas sujud. Demikianlah sifat
mereka di dalam Taurat. Sedangkan sifat mereka di
dalam Injil (yaitu) seperti tanaman yang mengeluarkan
tunasnya kemudian tunas tersebut menjadi semakin kuat
lalu menjadi besar dan tegak lurus di atas batangnya,
tanaman tersebut membuat kagum orang yang
menanamnya. Karena (Allah q) hendak membuat
jengkel hati orang-orang kafir dengan orang-orang yang
beriman. Allah (q) menjanjikan kepada orang-orang
5
yang beriman dan mengerjakan amalan shalih di antara
mereka (dengan) ampunan dan pahala yang besar.”7
Dari ayat di atas dapat diambil pelajaran bahwa di
antara sifat mulia para Sahabat Rasullullah a adalah:
1. Keras terhadap orang kafir
Disebutkan pada ayat di atas;
�� �� � 9 �= �� �� �* �1�א % � �� �� א�� �E� �C P = �Q א�� 2R א�כ�;� N �G
”Muhammad (a) adalah utusan Allah (q) dan orang-
orang yang bersamanya mereka keras terhadap orang-
orang kafir.”
Orang kafir terbagi menjadi dua golongan, antara
lain:
a. Ahlul harb, yaitu orang kafir yang memerangi kaum
muslimin.
b. Ahlul ‘ahd, yaitu orang kafir yang tidak memerangi
kaum muslimin. Ahlul ‘ahd terbagi menjadi tiga,
antara lain:
1) Dzimmah, yaitu orang kafir yang membayar jizyah
(upeti) setiap tahun, sehingga mereka mendapatkan
perlindungan dari kaum muslimin.
2) Hudnah, yaitu orang kafir yang terikat perjanjian
dengan kaum muslimin, sedangkan mereka berada
7 QS. Al-Fath : 29.
6
di negeri mereka sendiri. Sehingga hukum Islam
tidak diberlakukan kepada mereka dan mereka
tidak diperbolehkan untuk memerangi kaum
muslimin.
3) Musta’man, yaitu orang kafir yang mendatangi
negeri kaum muslimin dan mereka tidak bermukim
di negeri kaum muslimin. Golongan ini tidak boleh
diperangi, tidak boleh dibunuh dan tidak
diberlakukan jizyah kepada mereka.
Yang dimaskud dengan ”orang kafir” dalam ayat
ini adalah orang kafir harbi (yang memerangi kaum
muslimin).8 Sikap para Sahabat o keras terhadap orang-
orang kafir harbi.
2. Mengasihi kaum muslimin
Disebutkan pada ayat di atas;
� ��S �� �3� �!: �G
”Saling mengasihi antar sesama mereka.”
Para Sahabat o saling mengasihi antara satu
dengan yang lainnya, seperti satu tubuh. Demikianlah
interaksi para Sahabat o terhadap sesama kaum
muslimin. Diriwayatkan dari An-Nu’man bin Basyir y
ia berkata, Rasulullah a bersabda;
8 Al-Mukhtashar fi Tafsir, 515.
7
= " �> ��� =� �O � א �! � �� �� 5 � ��X@� א �� % 5 �3 � א�� # �� % 5 P �g�3 ;� א �� = " �>
�� T א �� �D $ �Eא א M כ �= R �� �C �N �V �� 5 � Nא R �C � �hא �# �� T א �� �: �� .R � �9 א� % #� 3 א
“Permisalan kaum mukminin dalam kecintaan, kasih
sayang dan kelemah-lembutan mereka seperti (satu)
tubuh. Jika salah satu anggota tubuhnya sakit, (maka)
seluruh tubuhnya tidak dapat tidur dan merasakan
demam.”9
Oleh karena itu, hendaknya sesama kaum
mukminin saling mengasihi dan saling menguatkan
antara satu dengan yang lainnya dalam rangka
menegakkan agama Allah q. Sebagaimana diriwayatkan
dari Abu Musa y ia berkata, Rasulullah a bersabda;
� א � �O �= �� � �2 � �O �= �� כ � .א: �P +V : �P �V �C ��i 6 * א�� ! �� �7 א
“Mukmin yang satu dengan mukmin yang lainnya seperti
sebuah bangunan, sebagiannya saling menguatkan
sebagian (yang lainnya).”10
9 HR. Bukhari : 6011 dan Muslim : 2586, lafazh ini miliknya.
10 Muttafaq ‘alaih. HR. Bukhari : 2446, Muslim : 2585, Nasa’i : 2560
dan Tirmidzi : 1928. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani
5 dalam Shahihul Jami’ : 6654.
8
3. Banyak melakukan shalat
Disebutkan pada ayat di atas;
א *� 5 +� �T א �� +Pכ� �� �� א@� # ���UM �7 � �= +F �V� �א/+א � �W �� % � � א��
”Engkau melihat mereka ruku’ dan sujud mencari
karunia Allah (q) dan keridhaan-(Nya).”
Interaksi Para Sahabat o kepada Al-Khaliq adalah
dengan banyak melakukan shalat dalam rangka mencari
Surga Allah q dan keridhaan-Nya. Mereka banyak
melakukan shalat yang merupakan amalan ibadah yang
terbaik.11
Diriwayatkan dari Tsauban y ia berkata,
Rasulullah a bersabda;
א % �� � !� �� M �� א� �� �9 �5 �B א�� . % �Nא 2 � �� א � �� & �! # � �N � �� כ� א �B .�� =� R �� �W �� �G �D �4 �= �O א� 2 N [� א�� 9 4 �* % �� F א
“Beristiqamahlah kalian dan kalian sekali-kali tidak
akan dapat menghitung (pahalanya). Ketahuilah bahwa
sebaik-baik amalan kalian adalah shalat dan tidak akan
(mampu senantiasa) menjaga wudhu melainkan orang
yang beriman.”12
11
Tafsirul Qur’anil ‘Azhim, 1474. 12
HR. Ahmad, Baihaqi : 1988, Hakim : 448 dan Ibnu Majah : 277,
lafazh ini miliknya. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani
5 dalam Shahih Ibni Majah : 224.
9
Oleh karena itu, hendaknya seorang muslim dan
muslimah memperbanyak melakukan shalat-shalat yang
telah ditetapkan di dalam Islam.
4. Tampak keshalihan dan ketawadhu’an
Disebutkan pada ayat di atas;
�! �� ���� �� א@� �� �) �% �� �3 �@ � �= �� �T 6� �X �� �0#� א
”Pada wajah-wajah mereka (tampak) bekas sujud.”
Yang dimaksud dengan ”(tampak) bekas sujud”
dalam ayat ini adalah tampak cahaya keshalihan dan
ketawadhu’an (rendah hati) mereka ketika di dunia.13
Shalat dan berbagai amalan kebaikan yang dilakukan
oleh para Sahabat o menjadikan mereka semakin
tawadhu’ (tidak membanggakan diri) di hadapan
manusia.
Sedangkan pada Hari Kiamat wajah mereka akan
memancarkan cahaya putih dan bekas sujud mereka tidak
akan terbakar oleh api Neraka. Sebagaimana
diriwayatkan dari Abu Hurairah y, dari Nabi a, beliau
bersabda;
�� <� כ� ̀� 5 �# 6 0 � ( �D �4 XQ � א:� א�� א� ) #� � . �T �� �X א 2 R N א�� ���6 # 0 � < כ� ̀� 5 �� � א�� א .�T �� �X א
13
Aisarut Tafasir, 1786.
10
“Neraka akan membakar anak Adam, kecuali bekas
sujud(nya). Allah q telah mengharamkan kepada Neraka
untuk membakar bekas sujud.”14
Oleh karena itu, hendaknya seorang muslim dan
muslimah semakin banyak melakukan amalan shalih
menjadikannya semakin tawadhu’ di hadapan manusia.
KHATIMAH
Demikianlah di antara sifat mulia generasi terbaik
umat Islam. Barangsiapa yang dapat meneladani dan
mewarisi sifat mulia para Sahabat o, maka ia akan
mendapatkan keberuntungan yang besar, berupa Surga.
Umat Islam merupakan umat terakhir, namun akan lebih
dulu dihisab pada Hari Kiamat. Diriwayatkan dari Abu
Hurairah y ia berkata, aku mendengar Rasulullah a
bersabda;
�� � %� #� &� א'� �� �9 / �� א= ! �� א� ) �� * � �� �� א:� א.
“Kami (adalah umat) terakhir (namun kami adalah umat
yang) lebih dulu (dihisab pada) Hari Kiamat.”15
Di antara umat Islam ada tujuh puluh ribu orang
yang akan masuk Surga tanpa hisab dan tanpa adzab.
Sebagaimana diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas y ia
berkata, Nabi a bersabda;
14
HR. Bukhari : 7437, Muslim : 182 dan Ibnu Majah : 4326, lafazh
ini miliknya. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani 5
dalam Shahih Ibni Majah : 3492. 15
HR. Bukhari : 6887, lafazh ini miliknya dan Muslim : 855.
11
� � f �# �e � �J $ � א � �Xא #� !� "� כ . א�: @ �O 4 �G �� �= �M כ % @ �O 4 �G � �7 �P �� � � �� �� 4 �� �3 א= �� א .� ;+ kא N 2 �! �3 �� % 4 N 1 kא �. �2 �L: % � �l . :א� א/� כ �� א 4 כ� * M �� �% � % 4 * �� M �# �. �� � % 4 * M a �! �# �% � % N 2 � R ��: �3 �� * M � �2 כ� �� �
“Aku melihat bagian hitam yang (lebih) banyak.”
Malaikat Jibril j berkata, “Merekalah (adalah)
umatmu. Dari mereka terdapat tujuh puluh ribu yang
(akan) mendahului (untuk masuk Surga) tanpa dihisab
dan tanpa diadzab.” Nabi a bertanya, “Apa (amalan
mereka)?” Malaikat Jibril j menjawab, “Mereka
tidak berobat dengan kay,16
mereka tidak minta
diruqyah, mereka tidak bertathayyur17
dan mereka hanya
bertawakkal kepada Rabb mereka.”18
Akhirnya kita memohon kepada Allah q agar kita
diberikan taufiq untuk dapat meneladani dan mengikuti
sifat mulia para Sahabat o. Kita juga memohon kepada
Allah q agar kita diberikan kemudahan untuk masuk
Surga tanpa hisab dan tanpa adzab. Aamiin.
*****
16
Kay adalah pengobatan dengan menempelkan besi panas pada
bagian yang sakit. 17
Tathayyur adalah pesimis (menganggap sial) ketika melihat
sesuatu yang dianggap sebagai pertanda. 18
HR. Bukhari : 6541, lafazh ini miliknya dan Muslim : 220.
12
MARAJI’
1. Al-Qur’anul Karim.
2. Aisarut Tafasir li Kalamil ‘Aliyil Kabir, Abu Bakar
Jabir Al-Jazairi.
3. Al-Jami’ush Shahih: Shahihul Bukhari,
Muhammad bin Isma’il Al-Bukhari.
4. Al-Jami’ush Shahih: Sunanut Tirmidzi, Abu ’Isa
Muhammad bin ’Isa bin Saurah At-Tirmidzi.
5. Al-Mukhtashar fi Tafsir Qur’anil Karim, Jama’ah
min Ulama’it Tafsir.
6. Musnad Ahmad, Ahmad bin Muhammad bin Hambal
Asy-Syaibani.
7. Mustadrak ’alash Shahihain, Abu ’Abdillah
Muhammad bin ’Abdillah Al-Hakim An-Naisaburi.
8. Shahih Ibni Majah, Muhammad Nashiruddin Al-
Albani.
9. Shahih Muslim, Abu Husain Muslim bin Hajjaj Al-
Qusyairi An-Naisaburi.
10. Shahihul Jami’ish Shaghir, Muhammad
Nashiruddin Al-Albani.
11. Sunan An-Nasa’i: Al-Mujtaba, Abu ‘Abdirrahman
Ahmad bin Syu’aib An-Nasa’i.
12. Sunan Ibni Majah, Abu ‘Abdillah Muhammad bin
Yazid Ibnu Majah Al-Qazwini.
13. Sunanul Baihaqil Kubra, Ahmad bin Husain bin
‘Ali bin Musa Al-Baihaqi.
14. Tafsirul Qur’anil ‘Azhim, ‘Imaduddin Abul Fida’
Isma’il bin ‘Umar bin Katsir Al-Qurasyi Ad-
Dimasyqi.