40
AKBID BM PALEMBANG ASKEB BAYI BARU LAHIR NORMAL Page 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan penelitian WHO di seluruh dunia terdapat kematian ibu sebesar 500.000 jiwa pertahun dan kematian bayi pada khususnya neonatus sebesar 10 juta jiwa pertahun. Kematian maternal dan bayi tersebut terjadi terutama di negara berkembang sebesar 99% (Manuaba, 1998). Seperti yang terjadi di hampir semua negara di dunia, kesehatan bayi cenderung kurang mendapat perhatian di bandingkan umur-umur lainnya. Padahal data WHO (2002) menunjukkan angka yang sangat memprihatinkan, yang dikenal dengan “fenomena 2/3”, yaitu 2/3 kematian bayi (umur 0-1 tahun) terjadi pada masa neonatal (bayi baru lahir umur 0-28 hari), 2/3 kematian pada masa neonatal dini terjadi pada hari pertama. Maka 1 minggu pertama dari kelahiran adalah masa paling kritis bagi seorang bayi (Komalasari, 2007). Menurut Agus Hamonangan Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih tertinggi di bandingkan Negara-negara tetangga. Di Malaysia 10 per 1000 kelahiran hidup, Thailand 20 per 1000 kelahiran hidup, Vietnam 18 per 1000 kelahiran hidup, Brunai Darusalam 8 per 1000 kelahiran hidup. Sedangkan Indonesia sebesar 35 per 1000 kelahiran hidup (Azrul, 2005). Di indonesia, program kesehatan bayi baru lahir tercakup di dalam program kesehatan ibu. Dalam rencana strategi nasional Making Pregnancy Safer, target untuk kesehatan bayi baru lahir adalah menurunkan angka kematian neonatal dari 25 per 1000 kelahiran hidup (tahun 1997) menjadi 15 per 1000 kelahiran hidup (Depkes R.I, 2006). Berdasarkan Visi dan Misi Indonesia Sehat 2010 yang telah dicanangkan oleh Pemerintah RI (1999) dan Keluarga Sejahtera 2013 oleh Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), maka bidan yang bergabung dalam Ikatan Bidan Indonesia (IBI) di seluruh Indonesia

20902870 Askeb Bayi Baru Lahir Normal

Embed Size (px)

Citation preview

AKBID BM PALEMBANG

ASKEB BAYI BARU LAHIR NORMAL Page 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan penelitian WHO di seluruh dunia terdapat kematian ibu

sebesar 500.000 jiwa pertahun dan kematian bayi pada khususnya neonatus

sebesar 10 juta jiwa pertahun. Kematian maternal dan bayi tersebut terjadi

terutama di negara berkembang sebesar 99% (Manuaba, 1998).

Seperti yang terjadi di hampir semua negara di dunia, kesehatan bayi

cenderung kurang mendapat perhatian di bandingkan umur-umur lainnya.

Padahal data WHO (2002) menunjukkan angka yang sangat

memprihatinkan, yang dikenal dengan “fenomena 2/3”, yaitu 2/3 kematian

bayi (umur 0-1 tahun) terjadi pada masa neonatal (bayi baru lahir umur 0-28

hari), 2/3 kematian pada masa neonatal dini terjadi pada hari pertama. Maka

1 minggu pertama dari kelahiran adalah masa paling kritis bagi seorang bayi

(Komalasari, 2007).

Menurut Agus Hamonangan Angka Kematian Bayi (AKB) di

Indonesia masih tertinggi di bandingkan Negara-negara tetangga. Di

Malaysia 10 per 1000 kelahiran hidup, Thailand 20 per 1000 kelahiran

hidup, Vietnam 18 per 1000 kelahiran hidup, Brunai Darusalam 8 per 1000

kelahiran hidup. Sedangkan Indonesia sebesar 35 per 1000 kelahiran hidup

(Azrul, 2005).

Di indonesia, program kesehatan bayi baru lahir tercakup di dalam

program kesehatan ibu. Dalam rencana strategi nasional Making Pregnancy

Safer, target untuk kesehatan bayi baru lahir adalah menurunkan angka

kematian neonatal dari 25 per 1000 kelahiran hidup (tahun 1997) menjadi 15

per 1000 kelahiran hidup (Depkes R.I, 2006).

Berdasarkan Visi dan Misi Indonesia Sehat 2010 yang telah

dicanangkan oleh Pemerintah RI (1999) dan Keluarga Sejahtera 2013 oleh

Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), maka bidan

yang bergabung dalam Ikatan Bidan Indonesia (IBI) di seluruh Indonesia

AKBID BM PALEMBANG

ASKEB BAYI BARU LAHIR NORMAL Page 2

merasa terpanggil dan prihatin atas kesehatan kondisi ibu dan anak belum

baik, yaitu Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 373 per 100.000 kelahiran

hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 50 per 100.000 kelahiran

hidup. Penurunan yang dirasakan sangat lambat, oleh karena itu AKI dan

AKB di Indonesia masih menjadi masalah kesehatan masyarakat (IBI,

2003).

Berdasarkan data Dinkes Sumsel Tahun 2008 AKI di Sumatera Selatan

berada pada angka 107/100.000 angka kelahiran hidup. Hampir mencapai

target sasaran yang akan dicapai Provinsi Sumatera Selatan pada Indonesia

Sehat 2010.

Menurut Data Dinas Kesehatan Kota Palembang Angka Kematian Bayi

(AKB) pada tahun 2006 sebesar 4 per 1.000 kelahiran hidup dari 100

kematian bayi, sebanyak 35 janin lahir mati penyebab adalah perinatal

(42%), BBLR (27%), kelainan kongenital (8%), infeksi (2%), asfiksia (13%)

dan lain-lain (8%) (Profil Dinkes, 2006).

Data yang kami peroleh dari RSUD Palembang BARI yaitu jumlah

kelahiran bayi selama 2008 yaitu 1568 kelahiran, sedangkan jumlah

kematian bayi baru lahir selama 2008 yaitu 36 kematian ( 2,29%.)

Berdasarkan uraian di atas penyusun tertarik untuk mengambil judul

Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Normal pada Bayi Ny. “H” di ruang

Neonatus RSUD Palembang BARI tahun 2009.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Agar mahasiswa memperoleh gambaran yang nyata didalam

melaksanakan asuhan kebidanan bayi baru lahir normal pada bayi Ny.

“H” di Ruang Neonatus Rumah Sakit Umum Daerah Palembang

BARI.

AKBID BM PALEMBANG

ASKEB BAYI BARU LAHIR NORMAL Page 3

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Dapat melaksanakan pengumpulan data dasar dalam asuhan bayi

baru lahir normal pada bayi Ny. “H” di Ruang Neonatus Rumah

Sakit Umum Daerah Palembang BARI tahun 2009.

2. Dapat merumuskan atau menegakkan diagnosa atau masalah

kebidanan bayi baru lahir normal pada bayi Ny. “H” di Ruang

Neonatus Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI tahun

2009.

3. Dapat mengantisipasi diagnosa atau masalah potensial bayi baru

lahir normal pada bayi Ny. “H” di Ruang Neonatus Rumah Sakit

Umum Daerah Palembang BARI tahun 2009.

4. Menetapkan kebutuhan tindakan segera bayi baru lahir normal

pada bayi Ny. “H” di Ruang Neonatus Rumah Sakit Umum Daerah

Palembang BARI tahun 2009.

5. Dapat menyusun rencana asuhan menyeluruh bayi baru lahir

normal pada bayi Ny. “H” di Ruang Neonatus Rumah Sakit Umum

Daerah Palembang BARI tahun 2009.

6. Implementasi pada bayi baru lahir normal bayi baru lahir normal

pada bayi Ny. “H” di Ruang Neonatus Rumah Sakit Umum Daerah

Palembang BARI tahun 2009.

7. Dapat mengevaluasi keefektipan dari asuhan yang sudah diberikan

bayi baru lahir normal pada bayi Ny. “H” di Ruang Neonatus

Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI tahun 2009.

1.3 Waktu

Pengkajian data asuhan kebidanan pada bayi baru lahir normal pada bayi

Ny. “H” dilakukan pada tanggal 20 sampai 21 Agustus 2009.

AKBID BM PALEMBANG

ASKEB BAYI BARU LAHIR NORMAL Page 4

1.4 Tempat

Pengkajian data asuhan kebidanan pada bayi baru lahir normal pada bayi

Ny. “H” dilakukan di Ruang Neonatus Rumah Sakit Umum Daerah

Palembang BARI.

AKBID BM PALEMBANG

ASKEB BAYI BARU LAHIR NORMAL Page 5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Profil RSUD Palembang BARI

2.1.1 Sejarah Berdirinya RSUD Palembang BARI

RSUD Palembang BARI di bangun dengan nama

Poliklinik/Puskesmas Pasca Usaha dari tahun 1986 sampai dengan April

1995 dengan mulalui dan dibangunnya poliklinik-poliklinik, kantor dan

alat-alat yang masih sangat sederhana mulai tanggal 19 Juni 1995 di

resmikan menjadi RSUD Palembang BARI dengan SK Depkes Nomor

1326/Menkes/Kes/SK/IX/1997,Tanggal 10 November 1997 ditetapkan

menjadi Rumah Sakit Umum Daerah Tipe B dengan status milik Pemda

Kota Palembang.

2.1.2 Tujuan

a. Tujuan Umum

Profil RSUD Palembang BARI tahun 2007 ini bertujuan untuk

memberikan gambaran kesehatan yang dicapai RSUD Palembang

BARI yang dapat digunakan dalam peningkatan kemampuan

manajemen kesehatan secara berhasil guna, serta untuk mengevaluasi

hasil dan perencanaan kesehatan RSUD Palembang BARI yang akan

datang.

Tujuan Khusus

Profil ini sebagai:

a. Mendapatkan gambaran tentang penyelenggaraan upaya kesehatan,

hambatan dan permasalahan, disebabkan oleh sumber daya,

pengelola program ataupun oleh karena pengaruh lingkungan.

b. Sebagai wadah integrasi berbagai data yang telah dikumpulkan

oleh berbagai system pencatatan dan pelaporan yang ada di RSUD

Palembang BARI.

AKBID BM PALEMBANG

ASKEB BAYI BARU LAHIR NORMAL Page 6

c. Sebagai alat untuk memacu penyempurnaan system pencatatan dan

pelaporan kesehatan RSUD Palembang BARI.

2.1.3 Sejarah Pemegang Jabatan Direktur

Nama-nama Dokter/ Diretur RSUD Palembang BARI sejak di

resmikan:

a. Tahun 1986 s/d 1995 : dr. Jane Lidya Titahelu, sebagai Kepala

Poliklinik/ Puskesmas Pasca Usaha

b. Tanggal 1 Juli 1995 s/d Juli 2000 : dr. H. Eddy Zarkaty Monasir,

SpOG sebagai direktur RSUD Palembang BARI.

c. Bulan Juli 2000 s/d November 2000 Pelaksana Tugas : dr. H.Daclan

Abbas, SpB.

d. Tanggal 14 Novenber 2000 s/d sekarang : dr. Hj. Indah Puspita, H.A,

MARS sebagai Direktur RSUD Palembang BARI.

2.1.4 Lokasi RSUD Palembang BARI

Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI terletak di

Kecamatan Seberang Ulu I Jalan Panca Usaha No.1 Kelurahan 5 Ulu

Darat. Bangunan berada ± 800 Meter dari jalan Raya Jurusan Kertapati,

tepi jalan masih rawa-rawa yang tersebar dengan rumah-rumah penduduk

yang kurang teratur. Sejak Januari tahun 2001 di bangun jalan alretnatif

dari jalan Jakabaring menuju RSUD Palembang BARI yang bisa langsung

ke kantor KOPRI Koto Palembang dan PDAM. Areal RSUD Palembang

BARI luasnya ± 45.605 Meter, hampir 100% merupakan rawa-rawa yang

kedalaman airnya mencapai 50-150cm, keadaan ini mempengaruhi

perkembangan Rumah Sakit, karena untuk pembangunannya harus

didahului dengan penimbunan dan juga sulit dalam menjaga kebersihanya.

Dari luas tanah yang ± 4,5 Ha ditimbun ± 40% dan diatasnya sudah

dibangun beberapa gedung meningkatkan pelayanan kesehatan.

AKBID BM PALEMBANG

ASKEB BAYI BARU LAHIR NORMAL Page 7

2.1.5 Dasar Hukum

RSUD Palembang BARI dalam membentuk pelayanan terhadap

masyarakat dilindungi oleh UU Hukum sebagai dasar untuk melaksanakan

tugas, meliputi:

a. UU No.23 Menkes tahun 1992 tentang pokok kesehatan

b. Keputusan Mentri Kesehatan RI No.1306/Menteri/SK/XI/1997 tanggal

10 November 1997 tentang penetapan kelas RSUD Palembang BARI

menjadi kelas C

c. Keputusan Wali kota Palembang No.50 tahun 2001 tentang biaya

pelayanan RSUD Palembang BARI dengan SK Walikota

No.234/Kes/2001 tentang pembagian Hasil pungutan biaya pelayanan

Kesehatan.

d. UU No.22 tahun 1999 tentang otonomi daerah.

e. Program Pembangunan Daerah (Rroperda)Kota Palembang2001-2005

2.1.6 Fasilitas Pelayanan

Untuk sementara ini RSUD Palembang BARI membina daerah

Seberang Ulu dan menerima rujukan dari 9 Puskesmas Induk, 12

Puskesmas Pembantu serta Dokter dan Bidan Praktek Swasta. Selain itu

RSUD Palembang BARI juga menerima rujunkan dari Puskesmas-

puskesmas yang berada di wilayah Ogan Komering Ilir, Musi Banyuasin

mengingat transportasi lebih cepat ke RSUD Palembang BARI dari pada

RSUD Kayu Agung dan Prabumulih maupun Sekayu.

Dalam memberikan pelayanan kesehatan RSUD Palembang

BARI mempunyai layanan sebagai berikut:

a. Instalasi Rawat Jalan

1) Poliklinik Spesialis Bedah

2) Poliklinik Spesialis Penyakit Dalam

3) Poliklinik Kebidanan dan Penyakit Kandungan

4) Poliklinik Spesialis Anak

AKBID BM PALEMBANG

ASKEB BAYI BARU LAHIR NORMAL Page 8

5) Poliklinik Spesialis Mata

6) Poliklinik Spsialis THT

7) Poliklinik Spesialis Kulit dan Kelamin

8) Poliklinik Gigi

9) Poliklinik Rehabilitas Medik

10) Poliklinik Psikologi

11) Poliklinik Akupuntur

12) Poliklinik Jantung

13) Poliklinik Syaraf

b. Instalasi Gawat Darurat

c. Instalasi Rawat Inap

1) Instalasi rawat inap umum yang meliputi perawatan laki-laki dan

perempuan

2) Instalasi rawat inap Kebidanan dan Penyakit Kandungan

3) Instalasi Rawat Inap Penyakit Anak

4) Instalasi Rawat Inap VIP

5) Instalasi Rawat Inap Neonatus

6) Instalasi Rawat Inap Bedah

7) Instalasi Rawat Inap ICU

d. Pelayanan Penunjang

1) Instalasi Laboratorium Klinik

2) Instalasi Radiologi

3) Instalasi Farmasi (Apotek)

4) Instalasi Bedah Sentral dan Recovery Room (RR)

5) Instalasi Gizi

6) Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit

e. Instalasi Bedah Sentral

AKBID BM PALEMBANG

ASKEB BAYI BARU LAHIR NORMAL Page 9

f. Pelayanan Transportasi

1) Mobil Ambulance 3 Unit

2) Mobil Jenazah 1 Unit

3) Mobil Operasional 1 Unit

2.1.7 Kemudahan-kemudahan RSUD Palembang BARI

a. Pelayanan gawat darurat 24 jam.

b. Poliklinik pelayanan poli spesialis (dilayani langsung oleh dokter

spesialis).

c. Pelayanan rawat inap tanpa uang muka.

2.1.8 Kepegawaian dan Ketenaga kerjaan

RSUD Palembang BARI dalam melaksanakan fungsi dan

tugasnya ditunjang dengan SDM yang tenaga baik PNS maupun honor

dengan kontrak kerja.

2.1 TINJAUAN TEORI

2.2.1 Pengertian Bayi Baru Lahir Normal

Bayi baru lahir normal adalah bayi baru lahir dari kehamilan yang

aterm (37-42 minggu) dengan berat badan lahir 2500-4000 gram.

Asuhan bayi baru lahir adalah asuhan pada bayi tersebut selama jam

pertama setelah kelahiran. (Saifuddin, 2002)

Ciri-ciri bayi normal antara lain sebagai berikut :

a) Berat badan 2500-4000 gram

b) Panjang badan 48-52 cm

c) Lingkar badan 30-38 cm

d) Lingkar kepala 33-35 cm

e) Bunyi jantung dalam menit pertama kira-kira 180 x/menit

kemudian menurun sampai 120-160 x/menit.

AKBID BM PALEMBANG

ASKEB BAYI BARU LAHIR NORMAL Page 10

f) Pernafasan pada menit pertama kira-kira 80 x/menit kemudian

turun sampai 40 x/menit.

g) Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan

terbentuk dan diliputi verniks caeseosa.

h) Rambut lanugo tidak terlihat, rambut tampak sempurna.

i) Kuku agak panjang dan lemas.

j) Testis sudah turun (pada anak laki-laki), genitalia labio mayora

telah menutupi labia minora (pada anak perempuan).

k) Refleks hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.

l) Refleks moro sudah baik, bayi dikagetkan akan memperlihatkan

gerakan tangan seperti memeluk.

m) Graff refleks sudah baik, bila diletakkan suatu benda ke telapak

tangan maka akan menggenggam.

n) Eliminasi, urin dan mekonium akan keluar dalam 24 jam, pertama

mekonium berwarna kecoklatan. (Saifuddin, 2006)

2.2.2 Penanganan bayi baru lahir

Menurut Prawirohardjo (2008). Tujuan utama perawatan bayi

segera sesudah lahir, yaitu :

a. Pencegahan Infeksi

Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi yang disebabkan

oleh paparan atau kontaminasi mikroorganisme selama proses

persalinan berlangsung maupun beberapa saat setelah lahir.

Sebelum menangani bayi baru lahir penolong harus melakukan

upaya pencegahan infeksi berikut :

1. Cuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh bayi.

2. Memakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang

belum dimandikan.

3. Memastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan,

terutama klem, gunting, penghisap lendir DeLee dan benang

tali pusat telah didesinfeksi tingkat tinggi atau steril. Gunakan

AKBID BM PALEMBANG

ASKEB BAYI BARU LAHIR NORMAL Page 11

bola karet yang baru dan bersih jika ingin melakukan

penghisapan lendir dengan alat tersebut.

4. Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang

digunakan untuk bayi, sudah dalam keadaan bersih. Demikian

pula halnya timbangan, pita pengukur, thermometer, stetoskop

dan benda lain yang akan bersentuhan dangan bayi juga bersih.

b. Penilaian Awal

Biasanya untuk mengevaluasi bayi baru lahir pada menit

pertama dan menit kelima setelah kelahirannya menggunakan

sistim APGAR. Nilai APGAR akan membantu dalam, menentukan

tingkat keseriusan dari depresi bayi baru lahir yang terjadi serta

langkah segera yang akan diambil. Hal yang perlu dinilai antara

lain warna kulit bayi, frekuensi jantung reaksi terhadap

rangsangan, aktivitas tonus otot, dan pernapasan bayi, masing-

masing diberi tanda 0, 1 atau 2. sesuai dengan kondisi bayi.

Klasifikasi klinik :

1. Nilai 7-10 : bayi normal

2. Nilai 4-6 : bayi dengan asfiksia ringan dan sedang

3. Nilai 1-3 : bayi dengan asfiksia berat

Tabel 2.1

APGAR Score

Tanda-tanda 0 1 2

A : Apperience

(warna kulit) Pucat atau biru Tubuh merah

Seluruh tubuh

merah

P : Puls Tidak ada Dibawah 100, Diatas 100, detak

AKBID BM PALEMBANG

ASKEB BAYI BARU LAHIR NORMAL Page 12

(frekuensi jantung) detak jantung lemah dan lamban jantung kuat

G : Grimace

(reaksi terhadap

Rangsangan)

Tidak ada

respon

Menyeringi atau

kecut Menangis

A : Activity

(tonus otot)

Tidak ada

gerakan Ada sedikit

Seluruh ekstremitas

bergerak aktif

R : Respiration

(pernapasan) Tidak ada

Pernapasan

perlahan, bayi

terdengar merintih

Menangis kuat

c. Membersihkan Jalan Napas

Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir.

Apabila tidak langsung menangis, penolong segera membersihkan

jalan napas dengan cara sebagai berikut :

1. Letakkan bayi pada posisi terlentang di tempat yang keras dan

hangat.

2. Gulung sepotong kain dan letakkan di bawah bahu sehingga

leher bayi lebih lurus dan kepala tidak menekuk. Posisi kepala

diatur lurus lebih sedikit tengadah ke belakang.

3. Bersihkan hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan

jari tangan yang dibungkus kasa steril.

4. Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2-3 kali atau gosok

kulit bayi dengan kain kering. Dengan rangsangan ini biasanya

bayi segera menangis. Kekurangan zat asam pada bayi baru

lahir dapat menyebabkan kerusakan otak. Sangat penting

membersihkan jalan napas, sehingga upaya bayi bernapas tidak

akan menyebabkan aspirasi lendir (masuknya lendir ke paru-

paru).

AKBID BM PALEMBANG

ASKEB BAYI BARU LAHIR NORMAL Page 13

5. Alat penghisap lendir mulut (DeLee) atau alat penghisap

lainnya yang steril, tabung oksigen dengan selangnya harus

telah siap di tempat.

6. Segera lakukan usaha menghisap mulut atau hidung.

7. Petugas harus memantau dan mencatat usaha napas yang

pertama.

8. Warna kulit, adanya cairan atau mekonium dalam hidung atau

mulut harus diperhatikan.

Bantuan untuk memulai pernapasan mungkin diperlukan untuk

mewujudkan ventilasi yang adekuat.

9. Dokter atau tenaga medis lain hendaknya melakukan resusitasi

setelah satu menit bayi tak bernapas.

d. Memotong dan Merawat Tali Pusat

Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta lahir tidak

begitu menentukan dan tidak akan mempengaruhi bayi, kecuali

pada bayi kurang bulan. Apabila bayi lahir tidak menangis, maka

tali pusat segera dipotong untuk memudahkan melakukan tindakan

resusitasi pada bayi. Tali pusat dipotong 5 cm dari dinding perut

bayi dengan dibuat ikatan baru. Luka tali pusat dibersihkan dan

dirawat dengan alkohol 70% atau povidon iodine 10% serta dibalut

kasa steril. Pembalut tersebut diganti setiap hari atau setiap tali

basah atau kotor.

1. Sebelum memotong tali pusat, dipastikan bahwa tali pusat telah

diklem dengan baik untuk mencegah terjadinya perdarahan.

a. Alat pengikat tali pusat atau klem harus selalu siap tersedia

di ambulans, di kamar bersalin, ruang penerima bayi, dan

ruang perawatan bayi.

b. Gunting steril juga siap

c. Pantau kemungkinan terjadinya perdarahan dari tali pusat.

AKBID BM PALEMBANG

ASKEB BAYI BARU LAHIR NORMAL Page 14

e. Mempertahankan Suhu Tubuh Bayi

Pada waktu baru lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu

badannya dan membutuhkan pengaturan dari luar untuk

membuatnya tetap hangat. Bayi baru lahir harus dibungkus hangat.

Suhu tubuh bayi merupakan tolak ukur kebutuhan akan tempat

tidur yang hangat sampai suhu tubuhnya sudah stabil. Suhu bayi

harus dicatat.

f. Memberi Vitamin K

Kejadian perdarahan Karena defisiensi vitamin K pada bayi

baru lahir dilaporkan cukup tinggi, berkisar antara 0.25-0.5%.

Untuk mencegah terjadinya perdarahan tersebut, diberi vitamin K

parenteral dengan dosis 0.5-1 mg secara im.

g. Memberi Obat Tetes atau Salep Mata

Di daerah di mana prevalensi gonorhoe tinggi, setiap bayi baru

lahir perlu diberi salep mata sesudah lima jam. bayi lahir.

Pemberian obat mata cloramphenikol 0,5% dianjurkan untuk

pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular

seksual).

h. Identifikasi Bayi

Apabila bayi dilahirkan di tempat bersalin yang persalinannya

mungkin lebih dari satu persalinan maka sebuah alat pengenal yang

efektif harus diberikan kepada setiap bayi baru lahir dan harus di

tempatnya sampai waktu bayi dipulangkan.

1. Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia di

tempat penerimaan pasien, di kamar bersalin dan ruang

perawatan bayi.

2. Alat yang digunakan hendaknya kebal air dengan tepi yang

halus tidak mudah melukai, tidak mudah sobek dan tidak

mudah lepas.

AKBID BM PALEMBANG

ASKEB BAYI BARU LAHIR NORMAL Page 15

3. Pada alas atau gelang identifikasi harus tercantum :

a. Nama lengkap ibu

b. Warna gelang sesuai jenis kelamin pada bayi

c. Tanggal lahir

d. Nomor medical record

e. Jenis kelamin

f. Unit/berat badan

4. Disetiap tempat tidur harus diberi tanda dengan mencantumkan

nama, tanggal lahir, nomor identifikasi. Sidik telapak kaki bayi

dan sidik jari ibu harus di klip di catatan yang tidak mudah

hilang. Sidik telapak kaki bayi harus dibuat oleh personil yang

berpengalaman menerapkan cara ini, dan dibuat dalam catatan

bayi. Bantalan sidik kaki harus disimpan dalam ruangan

dengan suhu kamar. Ukurlah berat lahir, panjang bayi, lingkar

kepala, lingkar dada dan catat dalam rekam medik.

i. Pemberian ASI

Rangsangan hisapan bayi pada puting susu akan diteruskan

oleh serabut syaraf ke hipofisis anterior untuk mengeluarkan

hormon prolaktin.

Prolaktin inilah yang memacu payudara untuk menghasilkan

ASI. Semakin bayi menghisap puting susu akan semakin banyak

prolaktin dan ASI dikeluarkan. Produksi ASI akan optimal setelah

hari ke 10-14 usia bayi. Bayi sehat akan mengkonsumsi 700-800

ml ASI perhari untuk tumbuh kembang bayi. Produksi ASI mulai

turun 500-600 ml setiap enam bulan pertama dan menjadi 300-500

ml pada tahun kedua usia anak.

Pastikan bahwa pemberian ASI mulai dalam waktu 30 menit

setelah bayi lahir. Anjurkan ibu untuk memeluk dan mencoba

untuk menyusui bayi setelah tali pusat diklem dan dipotong.

AKBID BM PALEMBANG

ASKEB BAYI BARU LAHIR NORMAL Page 16

1. Pemberian ASI memiliki beberapa keuntungan, antara lain:

a. Memulai pemberian ASI secara dini akan merangsang

produksi ASI.

b. Memperkuat refleks menghisap (refleks menghisap awal

pada bayi paling kuat pada beberapa jam pertama setelah

lahir)

c. Memulai pemberian ASI secara dini akan memberikan

pengaruh yang positif bagi kesehatan bayi.

d. Mempromosikan hubungan emosional antara ibu dan bayi.

e. Memberikan kekebalan pasif segera kepada bayi melalui

colostrum.

f. Merangsang kontraksi uterus.

2. Pedoman Umum untuk Ibu saat Menyusui

a. Mulai menyusui segera setelah bayi lahir dalam 30 menit

pertama.

b. Jangan memberikan makanan dan minuman lain kepada

bayi (misalnya air, madu, larutan gula atau pengganti susu

ibu kecuali pada indikasi yang jelas atas alasan-alasan

mereka).

c. Jarang sekali para ibu cukup memiliki ASI sehingga

membutuhkan asupan susu buatan tambahan.

d. Berikan ASI saja selama enam bulan pertama

kehidupannya.

e. Berikan ASI kepada bayi sesuai dengan kebutuhannya, baik

siang maupun malam (delapan kali atau lebih dalam 24

jam) selain bayi menginginkannya.

3. Refleks Laktasi

Terdapat dua mekanisme refleks laktasi pada ibu yaitu refleks

prolaktin don refleks oksitosin yang berperan dalam produksi

AKBID BM PALEMBANG

ASKEB BAYI BARU LAHIR NORMAL Page 17

ASI dan involutio uteri. Pada bayi terdapat tiga jenis refleks,

yaitu:

a. Refleks Mencari Puting Susu (rooting refleks)

Rrefleks akan menoleh ke arah dimana terjadi sentuhan

pada pipinya. Bayi akan membuka membuka mulutnya

apabila bibirnya disentuh dan berusaha untuk menghisap

benda yang disentuhkan tersebut.

b. Refleks Menghisap (sucking refleks)

Rangsangan puting susu pada langit-langit bayi

menimbulkan refleks menghisap. Hisapan ini akan

menyebabkan areola dan punting susu ibu tertekan gusi,

lidah dan langit-langit bayi sehigga sinus laktiferus

dibawah, areola dan ASI terpancar keluar.

c. Refleks Menelan (Swalowwing refleks)

Kumpulan ASI didalam mulut bayi mendesak otot-otot

didaerah mulut dan faring untuk mengaktifkan refleks

menelan dan mendorong ASI kedalam lambung bayi.

(Asuhan Persalinan Normal, Revisi 2007 ).

j. Pemantauan Bayi Lahir

Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui

aktivitas bayi normal atau tidak dan identifikasi masalah kesehatan

bayi baru lahir yang memerlukan perhatian keluarga dan penolong

persalinan serta tindak lanjut petugas kesehatan.

1. Dua jam Pertama Setelah Lahir

Hal-hal yang dinilai waktu pemantauan bayi pada jam pertama

sesudah lahir meliputi :

- Kemampuan menghisap kuat atau lemah

- Bayi tampak aktif atau lunglai

- Bayi kemerahan atau biru

AKBID BM PALEMBANG

ASKEB BAYI BARU LAHIR NORMAL Page 18

2. Sebelum penolong persalinan meninggalkan ibu dan bayinya,

penolong persalinan melakukan pemeriksaan dan penilaian

terhadap ada atau tidaknya masalah kesehatan yang

memerlukan tindak lanjut seperti :

a. Bayi kecil untuk masa kehamilan bayi kurang bulan

b. Gangguan pernapasan

c. Hipotermia

d. Infeksi

e. Cacat bawaan dan trauma lahir

2.2.3 Adaptasi bayi baru lahir terhadap kehidupan di luar uterus

Adaptasi bayi baru lahir terhadap kehidupan di luar uterus

menurut Maryunani dan Nurhayati (2008) adalah :

1. Penyesuaian sistim pernapasan

Penyesuaian yang paling kritis dan segera terjadi yang dialami bayi

baru lahir adalah sistim pernapasan. Udara harus diganti oleh

cairan yang mengisi saluran pernapasan sampai alveoli.

2. Penyesuaian sistem kardiovaskuler / sistim sirkulasi jantung mulai

berdenyut pada minggu ketiga kehamilan. Selama kehidupan janin,

jantung mendistribusikan oksigen dan zat nutrisi yang disuplai

melalui plasenta. Selama kehidupan janin, darah sebagian besar

melalui paru-paru dan hepar melalui duktus, venosus, foramen

ovale dan arteriosus.

3. Penyesuaian sistim termoregulasi

Termogeneses berarti produksi panas. Temprature pada bayi pada

saat lahir adalah sekitar 3 derajat lebih tinggi dari ibunya. Namun,

pada detik kedua, terdapat penurunan yang tajam pada temprature

tubuh yang dikeluarkan melalui konveksi, evaporasi, konduksi dan

radiasi.

AKBID BM PALEMBANG

ASKEB BAYI BARU LAHIR NORMAL Page 19

4. Penyesuaian gastro intestinal

Sebelum lahir, janin cukup menghisap dan menelan air ketuban.

Refleks gumoh dan batuk yang matang sudah terbentuk dengan

baik pada saat lahir.

5. Penyesuaian sistem kekebalan tubuh

Pada masa awal kehidupan janin, sel-sel yang menyuplai imunitas

janin sudah mulai berkembang. Namun sel-sel ini tidak aktif

selama beberapa bulan. Bayi baru lahir dilindungi oleh kekebalan

pasif yang diterima dari ibunya. Namun bayi sangat rentan

terhadap Mikroorganisme, oleh karena itu bayi rentan terkena

infeksi.

2.2.4 Pengukuran Rutin Bayi Baru Lahir

Pengukuran rutin bayi baru lahir nenurut Maryunani dan Nurhayati

(2008), yaitu :

a. Berat badan

Berat badan pada bayi cukup bulan normalnya 2500-4000 gram.

Timbang berat badan bayi segera setelah lahir karena dapat terjadi

penurunan berat badan secara cepat.

b. Panjang badan

Panjang badan diukur dari puncak kepala sampai tumit pada bayi

cukup bulan normalnya 48-53 cm. terkadang agak sulit dilakukan

pada bayi cukup karena adanya molase, ekstensi lutut tidak

sempurna. Bila panjang badan kurang dari 45 cm atau lebih dari 55

cm perlu dicermati adanya penyimpangan kromosom.

c. Lingkar kepala

Lingkar kepala diukur dangan meteran, mulai dari bagian depan

kepala (diatas alis atau area frontal) dan. area occipital dusebut

oksipitofrontalis yang merupakan diameter terbesar. Lingkar

kepala normalnya 31-35,5 cm pada bayi cukup bulan.

AKBID BM PALEMBANG

ASKEB BAYI BARU LAHIR NORMAL Page 20

d. Lingkar dada

Lingkar dada pada bayi cukup bulan normalnya 30,5-33 cm.

sekitar 2 cm lebih kecil dari lingkar kepala. Pengukuran dilakukan

tepat pada garis bawah dada. Bila panjang badan kurang dari 30 cm

perlu dicurigai adanya premature.

2.2.5 Pemeriksaan Pada Bayi

Menurut Saifuddin (2006), lakukan pemeriksaan fisik yang

lengkap ketika memeriksa bayi baru lahir dan ingat butir-butir penting

berikut :

1. Gunakan tempat yang hangat dan bersih untuk pemeriksaan

2. Cuci tangan sebelum dan sesudah pemeriksaan, gunakan sarung

tangan dan bertindak lembut pada saat menangani bayi

3. Lihat, dengarkan dan rasakan tiap-tiap daerah, dimulai dari kepala

dan berlanjut secara sistematis menuju jari kaki

4. Jika ditemukan faktor resiko atau masalah, carilah bantuan lebih

lanjut yang memang diperlukan

5. Rekam hasil pengamatan dan tiap tindakan jika diperlukan bantuan

lebih lanjut

a. Pemeriksaan fisik pada Bayi

Sebelum melakukan pemeriksaan fisik BBL, ada beberapa

hal yang perlu diperhatikan, antara lain :

1. Bayi sebaiknya dalam keadaaan telanjang di bawah lampu

terang sehingga bayi tidak mudah kehilangan panas atau

lepaskan pakaian pada daerah yang diperiksa

2. Lakukan prosedur secara berurutan dari kepala dan kaki

atau lakukan prosedur yang memerlukan observasi ketat

lebih dahulu, seperti paru, jantung dan abdomen.

3. Lakukan prosedur yang mengganggu bayi seperti

pemeriksaan refleks pada tahap akhir

AKBID BM PALEMBANG

ASKEB BAYI BARU LAHIR NORMAL Page 21

4. Bicara lembut, pegang tangan bayi di atas dadanya atau

lainnya

b. Hal-hal yang Akan Diperiksa

1. Penampilan secara umum

Yang dinilai penampilan secara umum adalah seperti

tangisan bayi, ukuran tubuh bayi apakah kecil, besar atau

kurus.

2. Tanda-tanda fisik

a. Tingkat pernapasan

Bayi yang baru lahir umumnya bernapas antara 30-60

x/menit, dihitung selama satu menit penuh dengan

mengamati naik turun perutnya, bayi dalam keadaan

tenang.

b. Detak jantung

Jantung BBL normalnya berdetak antara 120-160

x/menit dengan menggunakan stetoskop dapat didengar

dengan jelas di telinga.

c. Suhu tubuh

Suhu tubuh BBL normalnya 36,5-37,5°C diukur di

daerah ketiak bayi selama 15 menit dengan

menggunakan thermometer.

d. Kepala

Lakukan inspeksi daerah kepala, lihat apakah ada

molase, Caput succadenum dan chepal hematoma,

perdarahan atau kelainan lainnya.

e. Telinga

Untuk memeriksa telinga bayi tataplah mukanya.

Bayangkan sebuah garis melintas kedua matanya,

normalnya beberapa bagian telinga harus berada di garis

ini.

AKBID BM PALEMBANG

ASKEB BAYI BARU LAHIR NORMAL Page 22

f. Mata

Lihat kedua mata bayi apakah kedua mata tampak

normal dan apakah bergerak bersama, lakukan

pemeriksaan dengan melakukan penyinaran pada pupil

bayi. Jika disinari, kedua mata mengecil berarti dalam

keadaan normal. Selanjutnya lihat sclera dan

konjungtivanya.

g. Hidung dan mulut

Pertama yang kita lihat apakah bayi dapat bernapas

dengan lancar tanpa hambatan, kemudian lakukan

pemeriksaan pada bibir dan langit-langit dengan cara

menekan sedikit pipi bayi untuk membuka mulut bayi

kemudian masukkan jari tangan anda untuk merasakan

hisapan bayi.

h. Leher

Periksa leher apakah ada pembengkakan dan benjolan.

Pastikan untuk melihat apakah kelenjar thyroid

bengkak, hal ini merupakan suatu masalah pada BBL.

i. Dada

Yang diperiksa adalah bentuk dari dada, puting, bunyi

napas dan bunyi jantung.

j. Bahu, lengan dan tangan

Yang dilakukan adalah melihat gerakan bayi apakah

aktif atau tidak kemudian menghitung jumlah jari.

k. Perut

Pada perut yang diperhatikan adalah bentuk dari perut

bayi, lingkar perut, penonjolan sekitar tali pusat ketika

bayi menangis, perdarahan pada tali pusat, dinding

perut lembek pada saat bayi tidak menangis dan

benjolan yang terlihat pada perut bayi.

AKBID BM PALEMBANG

ASKEB BAYI BARU LAHIR NORMAL Page 23

l. Alat kelamin

Pada bayi laki-laki yang harus diperiksa adalah

normalnya dua testis dalam skrotum kemudian apakah

pada ujung penis terdapat lubang. Pada bayi perempuan

yang harus diperiksa adalah normalnya labia mayora

dan minora, pada vagina terdapat lubang, pada uretra

terdapat lubang dan terdapat klitoris.

m. Pinggul

Untuk pemeriksaan pinggul peganglah tungkai kaki

bayi. Tekan pangkal paha dengan lembut ke sisi luar,

dengarkan dan rasakan adakah bunyi "klik" ketika

menggerakkan kaki bayi. Bila terdengar bunyi "klik",

laporkan dokter.

n. Kulit

Pada kulit yang perlu diperhatikan adalah verniks,

warna, pembengkakan atau bercak-bercak hitam dan

kemerahan seperti tanda lahir.

o. Punggung dan anus

Lihat punggung apakah terdapat kelainan atau benjolan,

apakah anus berlubang atau tidak.

p. Tungkai dan kaki

Yang perlu diperiksa adalah gerakan kaki, bentuk

simetris kaki, panjang kedua kaki dan jumlah jari pada

kaki.

2.2.6 Penilaian Bayi untuk Tanda-Tanda Kegawatan

Menurut Prawirohardjo (2002). Bayi baru lahir dinyatakan sakit

apabila mempunyai salah satu atau beberapa tanda berikut :

1. Pernapasan sulit atau lebih dari 60 x/menit.

2. Kehangatan dengan suhu antara 37-380C.

AKBID BM PALEMBANG

ASKEB BAYI BARU LAHIR NORMAL Page 24

3. Warna kulit (terutama pada 24 jam pertama), biru atau pucat

memar.

4. Pemberian makanan seperti hisapan lemah, mengantuk berlebihan

dan banyak muntah.

5. Tali pusat seperti merah bengkak, keluar cairan, bau busuk dan

pernapasan sulit.

6. Tinja atau kemih seperti tidak berkemih dalam 24 jam, tinja

lembek, sering berwarna hijau tua, ada lender atau darah pada tinja.

7. Aktivitas seperti menggigil atau tangis tidak biasa, lemas, lunglai,

kejang halus, tidak bisa tenang dan menangis terus menerus.

AKBID BM PALEMBANG

ASKEB BAYI BARU LAHIR NORMAL Page 25

BAB III

TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR NORMAL

PADA BAYI “H” DI RUANG NEONATUS

RSUD PALEMBANG BARI

Pengkajian data dilakukan pada tanggal 20 Agustus 2009 pada pukul 08.00

WIB di ruang Neonatus RSUD Palembang BARI.

3.1 Data Subjektif

3.1.1 Biodata

Nama : Bayi Ny “H”

Umur bayi : 0 hari

Tanggal/jam lahir : 20 Agustus 2009 / 05.15 WIB

Agama : Islam

Jenis kelamin : Perempuan

Anak ke : 1( Satu )

Berat badan : 3300 gram

Panjang Badan : 49 cm

Alamat : Jln.Griya cipta pratama No.22 E Sako

Palembang

AKBID BM PALEMBANG

ASKEB BAYI BARU LAHIR NORMAL Page 26

Biodata Orang Tua

Ibu

Ayah

Nama : Ny. “H”

Umur : 28 tahun

Suku bangsa : Jawa, Indonesia

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT

Alamat : Jln.Griya cipta

pratama No.22 E

Sako Palembang

Nama : Tn. “H”

Umur : 30 tahun

Suku bangsa : Jawa, Indonesia

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Swasta

Alamat : Jln.Griya cipta

pratama No.22 E

Sako Palembang

3.1.2 Data Kesehatan Ibu

a. Riwayat Kehamilan

Frekuensi ANC : 4 kali

Dilakukan oleh : Bidan

Tempat : Puskesmas

Banyak suntik TT : 2 kali di Puskesmas

Banyak tablet Fe : 90 butir

Keluhan

- Trimester I : Mual muntah

- Trimester II : Tidak ada

- Trimester III : Sering BAK (frekuensi ±10

x/hari)

b. Riwayat Persalinan

Tempat bersalin : RSUD Palembang BARI

Jenis persalinan : Spontan

Penolong : Bidan

APGAR Score : 9/10

Penyulit : Tidak ada

AKBID BM PALEMBANG

ASKEB BAYI BARU LAHIR NORMAL Page 27

c. Riwayat Kesehatan

- Ibu tidak pernah menderita penyakit menular, menahun dan

menurun

- Keluarga tidak pernah menderita penyakit menular, menahun

dan menurun

d. Riwayat Psikososial

- Respon ibu terhadap kelahiran bayi : senang menerima

kelahiran bayi.

- Respon suami dan keluarga terhadap kelahiran bayi : senang

3.2 Data Objektif

3.2.1 Pemeriksaan Fisik

a. Pemeriksaan Umum

KU : Baik

Kesadaran : Composmentis

Vital Sign

- RR : 42 x/menit

- Temp : 36,7 0

C

- BB : 3300 gram

- PB : 49 cm

AKBID BM PALEMBANG

ASKEB BAYI BARU LAHIR NORMAL Page 28

Pemberian Identitas Bayi

TELAPAK KAKI KIRI TELAPAK KAKI KANAN

3.2.2 Pemeriksaan Khusus

a. Inspeksi

- Kepala : Simetris, caput succedenum (-),

cephal hematoma (-)

- Muka : Bersih

- Mata : Simetris, sklera tidak ikterik,

conjungtiva tidak pucat

- Leher : Tidak ada kelainan

- Kulit : Verniks kaseosa, tanda lahir (-)

- Dada : Simetris (+), gerakan napas dan

jantung normal

- Abdomen : Tidak ada kelainan

- Punggung : Simetris tidak ada kelainan

- Genitalia eksternal : Vulva-vagina (ada), labia mayora

menutupi labia minora.

- Anus : (+), terdapat mekonium

- Tungkai/ekstremitas : Jari tangan dan kaki simetris dan

berjumlah masing-masing 10

AKBID BM PALEMBANG

ASKEB BAYI BARU LAHIR NORMAL Page 29

b. APGAR Score

No Kriteria 1 menit 5 menit

1

2

3

4

5

Apperiance (warna kulit)

Pulse (frekuensi jantung)

Grimace (reaksi terhadap rangsangan)

Activity (tonos otot)

Repiratory (pernapasan)

2

2

1

2

2

2

2

2

2

2

Jumlah 9 10

c. Pemeriksaan Antropometri

- Berat badan : 3300 gram

- Panjang badan : 49 cm

- Lingkar kepala : 33 cm

- Lingkar dada : 30 cm

- Lingkar lengan atas : 11 cm

d. Pemeriksaan Refleks

- Refleks rooting : ada

- Refleks moro : ada

- Refleks sucking : ada

3.3 Assesment

Diagnosis : Bayi sehat lahir spontan

Masalah : Tidak ada

Kebutuhan : 1. Pemeriksaan fisik dan antropometri BBL

2. Pemantauan Vital Sign

3. Pembersihan Jalan Nafas

4. Pertahankan suhu tubuh bayi

5. Injeksi Vit K, 0,5 mg IM

6. Pemberian zalf mata

7. Perawatan tali pusat

AKBID BM PALEMBANG

ASKEB BAYI BARU LAHIR NORMAL Page 30

8. Pemberian identitas bayi

9. Pemberian ASI on Demand

10. Rawat gabung

3.4 Planning

1. Melakukan pemeriksaan fisik dan antropometri

KU : Baik

BB : 3300 gr

PB : 49 cm

Lingkar Kepala : 33 cm

Lingkar Dada : 30 cm

Lingkar Lengan Atas : 11 cm

2. Melakukan Vital Sign

RR : 42 x/m

Temp : 36,7ºC

3. Bersihkan jalan napas

Jalan nafas di bersihkan dengan menggunakan Slym zuinger.

4. Mempertahankan suhu tubuh bayi

Mengeringkan dengan segera dan membungkus bayi dengan kain yang

bersih dan kering.

5. Membersihkan injeksi vitamin K

Vitamin K diberikan secara intramuscular sebanyak 0,5-1 mg di 1/3 paha

atas bagian luar.

6. Memberikan salep mata bayi

Salep mata yang diberikan kepada bayi adalah Chloramphenicol 1%.

7. Perawatan tali pusat

Tali pusat dibungkus dengan kain kassa steril yang diberi betadine atau

povidone iodine.

AKBID BM PALEMBANG

ASKEB BAYI BARU LAHIR NORMAL Page 31

8. Memberi identitas bayi

Mengambil cap telapak kaki bayi dan sidik jari ibu

Memasang gelang nama berwarna biru bertuliskan nama ibu

Menulis identitas pada papan nama di tempat tidur bayi

9. Pemberian ASI Eksklusif

Pemberian ASI on demand, yaitu pemberian ASI tanpa jadwal (sesuka

bayi)

10. Rooming in (rawat gabung)

Bayi diberikan pada ibu agar terjadi Bounding attachment antara ibu

dan bayinya. Kemudian menjelaskan kepada ibu tentang tanda-tanda

bahaya pada bayi baru lahir, yaitu menjelaskan tentang :

- Pernapasan sulit atau lebih dari 60 x/menit

- Kehangatan dengan suhu antara 37-380C

- Warna kulit (terutama pada 24 jam pertama), biru atau pucat memar

- Pemberian makanan seperti hisapan lemah, mengantuk berlebihan

dan banyak muntah.

- Tali pusat seperti merah bengkak, keluar cairan bau busuk dan

pernapasan sulit.

- Tinja atau kemih tidak berkemih dalam 24 jam, tinja lembek, sering

berwarna hijau tua, ada lender atau darah pada tinja.

- Aktivitas seperti menggigil atau tangis tidak biasa, lemas, lunglai

kejang halus tidak bias tenang dan menangis terus menerus.

AKBID BM PALEMBANG

ASKEB BAYI BARU LAHIR NORMAL Page 32

Pengkajian pada hari ke-2 dilakukan pada tanggal 21 Agustus 2009 pukul 10.00

WIB pada bayi Ny “H” di Ruang Neonatus RSUD Palembang BARI.

1. Data Subjektif

Ibu mengatakan bayinya sudah kuat menyusui, sudah Buang Air Kecil

(BAK) dan Buang Air Besar (BAB).

2. Data Objektif

2.1 Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Composmentis

Vital sign

- RR : 42 x/menit

- Temp : 36,70C

2.2 Pemeriksaan Khusus

Mata : Bergerak aktif

Kepala : Dapat menoleh ke arah rangsangan

Mulut : Menghisap kuat

Reflek moro : Baik

Reflek rooting : Baik

Reflek tonicneck : Baik

Perut : Tidak kembung

Pengeluaran urin : Jernih

Pengeluaran mekonium : Hitam

3. Assesment

Diagnosa : Bayi sehat lahir spontan umur 1 hari

Masalah : Tidak ada masalah

Kebutuhan : Tidak ada

AKBID BM PALEMBANG

ASKEB BAYI BARU LAHIR NORMAL Page 33

4. Planning

1. KIE tentang perawatan tali pusat pada ibu

Memberikan penjelasan kepada ibu tentang perawatan tali pusat yaitu tali

pusat di bungkus menggunakan kasa steril yang sebelumnya telah di

bubuhi betadhine dan sebaiknya sebelum pelaksanaannya ibu harus

mencuci tangan terlebih dahulu serta tetap memastikan tali pusat dan area

sekelilingnya selalu bersih dan kering.

Ibu mengerti apa yang telah di jelaskan oleh Bidan.

2. KIE tentang perawatan bayi sehari-hari

Memberikan penjelasan kepada ibu tentang perawatan bayi sehari-hari

meliputi cara memandikan bayi, cara menyusui yang baik dan benar, cara

perawan tali pusat yang baik.

Ibu mengerti apa yang telah di jelaskan oleh Bidan.

3. Pemberian ASI eksklusif

Menganjurkan ibu untuk memberikan ASI Ekslusif sampai bayi berusia 6

bulan tanpa ada makanan tambahan dan anjurkan pula kepada ibu untuk

memberikan ASI sesuka bayi tanpa jadwal, minimal setiap 2 jam bayi

harus di susui jika perlu bayi harus di bangunkan.

Ibu mengerti apa yang telah di jelaskan oleh Bidan.

4. KIE tentang tanda bahaya pada bayi

Menjelaskan kepada ibu tentang tanda-tanda bahaya pada bayi seperti bayi

lesu dan tidak mau menyusui, tali pusat berbau busuk, mata kuning, warna

kulit tampak kuning.

Ibu mengerti apa yang di jelaskan oleh Bidan.

5. KIE tentang imunisasi dasar pada BBL

Menjelaskan kepada ibu tentang imunisasi dasar pada BBL yakni bayi

akan diberikan imunisasi hepatitis B, BCG, Polio, DPT sesuai dengan

jadwal yang telah ditentukan.

Ibu mengerti apa yang di jelaskan oleh Bidan.

AKBID BM PALEMBANG

ASKEB BAYI BARU LAHIR NORMAL Page 34

6. KIE tentang kunjungan ulang

Menjelaskan kepada ibu tentang kunjungan ulang agar ibu dapat

membawa bayinya 1 minggu setelah kelahiran serta segara datang bila

terdapat tanda-tanda bahaya pada bayi.

Ibu mengerti apa yang telah dijelaskan oleh Bidan.

AKBID BM PALEMBANG

ASKEB BAYI BARU LAHIR NORMAL Page 35

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada kasus bayi Ny "H" didapatkan bahwa bayi lahir normal secara

spontan BB : 3300 gram, respirasi : 42 x/menit, Tempratur : 36,7 °C, panjang

badan : 49 cm, lingkar kepala : 33cm, lingkar dada : 30 cm, lingkar lengan

atas: 11 cm. Penilaian awal pada bayi baru lahir pada bayi Ny "H"

didapatkan sesuai APGAR SCORE yaitu 9/10.

Asuhan yang diberikan pada jam pertama kelahiran pada bayi Ny “H”

yang dilakukan adalah :

1. Pengamatan pernapasan

Sebagian bayi bernapas spontan, pernapasan bayi sebaiknya secara

teratur untuk mengetahui tidak ada masalah. Pada kasus bayi Ny “H”

bayi bemapas secara spontan dan tidak adanya masalah atau sesuai

APGAR Score yaitu 9/10.

2. Mempertahankan suhu tubuh bayi

Sebaiknya jangan memandikan bayi paling sedikit 6 jam dari waktu

bayi baru dilahirkan karena bayi belum mampu mengatur suhu dari luar

untuk membuatnya tetap hangat. Maka dari itu petugas diruangan

neonatus langsung membersihkan badan bayi lalu dibedong untuk

menjaga kehangatan suhu tubuh bayi.

3. Memberikan vitamin K

Pemberian Vitamin K mencegah terjadinya pendarahan pada semua

bayi baru lahir normal dan cukup bulan perlu diberi Vitamin K peroral 1

mg / hari selama 3 hari, sedangkan bayi resiko tinggi diberi Vitamin K

Parenteral dengan dosis 0,5- mg I.M.

Tapi kenyataannya praktek di Ruang Neonatus RSUD Palembang

BARI pada kasus bayi Ny “H” Pemberian vitamin K dilakukan secara

parenteral dengan alasan perawatan untuk bayi baru lahir normal

dilakukan hanya 1-2 hari saja di Ruang Neonatus Rumah Sakit Umum

Daerah Palembang BARI sementara kalau per oral diperlukan waktu

AKBID BM PALEMBANG

ASKEB BAYI BARU LAHIR NORMAL Page 36

selama 3 hari sehingga dikhawatirkan orang tuanya tidak bisa

memberikan sesuai dengan jadwal pemberian.

4. Perawatan Tali Pusat

Perawatan tali pusat tersebut sebenarnya sederhana. Yang penting,

pastikan tali pusat dan area sekelilingnya selalu bersih dan kering. Selalu

cuci tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun sebelum

membersihkan tali pusat (Farida, 2009)

Tapi praktek di Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI

perawatan tali pusat dilakukan dengan kassa steril yang telah dibasahi

Bethadine lalu dibungkuskan ditali pusat, alasan masih diberikan

Bethadine karena jika memakai kassa steril kering saja kurang efektif dan

masih rentan terjadinya infeksi melalui tali pusat sehingga Dokter

mengintruksikan kepada penanggung jawab Ruang Neonatus untuk tetap

memakai Bethadine dalam perawatan tali pusat.

5. Pemberian ASI Secara Dini

Inisiasi Menyusu Dini(IMD) merupakan program yang sedang

gencar dianjurkan pemerintah. Menyusu dan bukan menyusui merupakan

gambaran bahwa IMD bukan program ibu menyusui bayi tetapi bayi

yang harus aktif menemukan sendiri puting susu ibu. Program ini

dilakukan dengan cara langsung meletakkan bayi yang baru lahir di dada

ibunya dan membiarkan bayi ini merayap untuk menemukan puting susu

ibu untuk menyusu. IMD harus dilakukan langsung saat lahir, tanpa

boleh ditunda dengan kegiatan menimbang atau mengukur bayi. Bayi

juga tidak boleh dibersihkan, hanya dikeringkan kecuali tangannya.

Proses ini harus berlangsung skin to skin antara bayi dan ibu.

Pada praktek RSUD Palembang BARI telah dilakukan program

IMD (Inisiasi Menyusui Dini) yang di lakukan pada Ruang Bersalin,

kemudian bayi langsung dibawa keruangan Neonatus untuk dikeringkan

dan dibungkus dengan kain kering dan hangat, hal ini dilakukan untuk

mencegah terjadinya Hypotermi pada bayi dan dilakukan perawatan tali

pusat, pemberian Vitamin K, pengukuran BB, PB, lingkar kepala dan

AKBID BM PALEMBANG

ASKEB BAYI BARU LAHIR NORMAL Page 37

lingkar dada dan dilakukan pemberian jalan nafas dengan menggunakan

slymizuinger karena dikhawatirkan masih terdapat sisa cairan ketuban

yang terhisap.

Setelah itu dilakukan pengecapan telapak kaki bayi dan ibu jari ibu,

pemasangan tanda pengenal dan identitas bayi yang ditempat tidur yang

berisi nama ibu, tanggal dan jam lahir, jenis kelamin, diagnosa atau

masalah bayi tersebut serta pemasangan gelang tangan yang di berikan

kepada setiap BBL berupa gelang yang berwarna biru untuk bayi laki-

laki serta gelang berwarna pink untuk bayi perempuan serta pemasangan

plaster yang berisikan nama bayi sebagai pelengkap identitas. Dilakukan

pencetakan sidik jari, pengukuran antropometri dan hasilnya ditulis

dalam status bayi. Ini dilakukan untuk memudahkan identifikasi dan

resiko tertukarnya bayi.

6. Pemberian Imunisaasi Dini pada Bayi Baru Lahir

Imunisasi awal yang dianjurkan pada bayi baru lahir yaitu BCG,

Polio dan Hepatitis. Imunisasi Hepatitis B bermanfaat untuk mencegah

infeksi Hepatitis B terhadap bayi, jalur utama penularan berasal dari ibu.

Ada dua jadwal pemberian imunisasi Hepatitis B sebanyak tiga kali,

yaitu pada usia 0 (segera setelah lahir menggunakan uniject), 1 dan 6

bulan,. Jadwal kedua, imunisasi Hepatitis B sebanyak empat kali, yaitu

pada usia 0, dan DPT + Hepatitis B pada 2, 3 dan 4 bulan usia bayi

(Asuhan Persalinan Normal, Revisi 2007)

Tapi di Ruang Neonatus Rumah Sakit Umum Daerah Palembang

BARI tidak dilakukan imunisasi dasar lengkap pada bayi baru lahir

hingga bayi tersebut pulang ke rumah melainkan hanya diberikan surat

kontrol ulang kepada prang tua bayi yang digunakan untuk mengontrol

perkembangan bayi di poliklinik anak atau poliklinik KIA Rumah Sakit

Umum Daerah Palembang BARI.

AKBID BM PALEMBANG

ASKEB BAYI BARU LAHIR NORMAL Page 38

BAB V

PENUTUP

Kesimpulan

Pada Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Normal pada Bayi Ny. “H” di

Ruang Neonatus Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI tahun 2009,

maka penyusun dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Didapatkan pengkajian data subjektif dan objektif yang dilakukan pada

tanggal 20 Agustus 2009 pukul 08.00 WIB dengan jenis kelamin

perempuan, berat badan 3300 gram, panjang badan 49 cm, lingkar kepala

32 cm dan lingkar dada 30 cm, lingkar lengan atas 11 cm.

2. Ditegakkan diagnosa bayi Ny. “H” yaitu bayi sehat lahir spontan.

3. Tidak ditemukan masalah potensial

4. Tindakan yang dilakukan segera setelah bayi baru lahir adalah

pencegahan infeksi, penilaian awal, memberikan injeksi vitamin K 1 mg

pada 1/3 paha atas bagian luar, memberika zalf mata chlorampenicol 1%,

pemberian identitas pada bayi dan memulai pemberian ASI serta

mengambil cap kaki bayi.

5. Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh.

6. Didapatkan implementasi pada asuhan kebidanan pada bayi Ny "H" di

Ruang Neonatus Rumah Sakit Umum Daerah Palembang BARI.

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. Vital sign

RR : 42 x/mnt

Temperatur : 36,70C

d. Memantau kebutuhan nutrisi bayi

e. Memberikan imunisasi dasar kepada bayi baru lahir

f. Memberikan KIE tentng ASI eksklusif dan ASI on demand pada ibu

g. Melakukan rawat gabung antara ibu dan bayi

h. Mengatur kunjungan ulang bayi kepada ibu sesuai dengan keluhan

AKBID BM PALEMBANG

ASKEB BAYI BARU LAHIR NORMAL Page 39

7. Evaluasi

Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada bayi Ny "H" maka yang dapat

kami evaluasi adalah bayi dalam keadaan sehat, tetapi dalam

pelaksanaannya terdapat beberapa perbedaan teori dengan praktiknya,

perbedaan tersebut antara lain adalah penerapan ilmu di lahan praktik

tidak dilakukan program IMD serta tidak di lakukan imunisasi dasar

lengkap pada bayi baru lahir dan perawatan tali pusat masih

menggunakan cairan anti septik seperti betadhine.

Saran

Bagi Pihak Rumah Sakit

Makalah ini berguna sebagai alat pembanding dalam memberikan

pelayanan dalam memberikan pelayanan kebidanan bayi baru lahir

dengan asuhan kebidanan, khususnya dalam asuhan kebidanan

terhadap pasien dan dapat mempercepat kerjasama dalam

mengaplikasikan teori di lahan praktek dalam melakukan asuhan

kepada ibu dan bayi setelah lahir.

Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan agar makalah ini berguna sebagai acuan untuk dapat

membimbing mahasiswa yang terjun ke lahan praktek dengan

menerapkan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dan lebih

memantau kinerja mahasiswa selama di lahan praktek, melalui

bimbingan secara intensif.

Bagi Mahasiswa

Diharapkan agar makalah ini lebih meningkatkan pengetahuan dan

kemampuan dalam menerapkan asuhan kebidanan yang diperoleh

selama proses pembelajaran dan praktik guna mendalami ilmu

kebidanan, khususnya pada BBL dan perinatal, serta mampu

menerapkan teori secara aplikatif sebisa mungkin yang telah

didapatkan

AKBID BM PALEMBANG

ASKEB BAYI BARU LAHIR NORMAL Page 40

DAFTAR PUSTAKA

Depkes, RI. 2002. Asuhan Bayi Baru Lahir Normal. Jakarta.

Depkes, RI. 2005. Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi. Jakarta.

Fadhilah Siti. Bayi Baru Lahir. http://keperawatan-gun.blogspot.com diakses pada

5 Agustus 2009 pukul 16.00.

Farida. 2009. Perawatan Tali Pusat Bayi Baru Lahir. http://momygodget.com

diakses pada tanggal 3 2009 pukul 17.30 WIB

FKUI, 2002. Bayi Baru Lahir Normal. Jakarta.

Nunu, dkk, 2007. Perkembangan Bayi dan Anak. http://keperawatan-

gun.blogspot.com. Diakses pada 3 Agustus 2009 pukul 15.00

Prawirohardjo. 2002. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Bina

Pustaka: Jakarta.

Prawirohardjo. 2008. Penanganan Bayi Baru Lahir Normal.

Saifuddin, AB. 2006. Angka Kematian Ibu dan Perinatal. Jakarta

http://www.blogspot.co.id diakses pada tanggal 4 Agustus 2009

pukul 12.00 WIB.

Supari, 2004. Safe Motherhood. http://Safe Mother.blogspot.com. Diakses pada

tanggal 4 Agustus 2009.

Maryunani, 2008. Buku Saku Asuhan Bayi Lahir Normal. Trans Info Media :

Jakarta.

Anwar, Azrul (2005). Kebijakan dan Strategi Nasional Kesehatan Reproduksi di

Indonesia.Depkes RI. Jakarta.

Manuaba, Ida Bagus Gde. (1998). Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan

Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan. EGC. Jakarta.

Komalasari, Kokom. (2006). Kematian Bayi, Tragedi yang Terlupakan. Pikiran

Rakyat Cyber Media.