Upload
ant-rotherbeast
View
357
Download
62
Embed Size (px)
Citation preview
7/21/2019 217160428-Analisis-Vektor.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/217160428-analisis-vektorpdf 1/36
1
TEKNIK DAN PRAKTIKUM TEGANGAN TINGGI
ELEKTROMAGNETIK
BAB I
ANALISIS VEKTOR
Nama Anggota : 1. Adi Putra Utama
2. Adri Pribagusdri
3. Ainun Nidhar
Kelas : 4E
TEKNIK KONVERSI ENERGI
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
MARET, 2014
7/21/2019 217160428-Analisis-Vektor.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/217160428-analisis-vektorpdf 2/36
2
Analisis vektor adalah sebuah topik yang sebenarnya lebih cocok di jelaskan oleh para
matematikawan. Sebagian besar mahsiswa jurusan teknik mempelajari mata kuliah analisis
vektor secara lebih mendalam. Analisis vektor adalah sebuah topik matematika yang masih
relatif „mudah‟. Topik ini menggunakan sejumlah simbol baru, sejumlah aturan bar u, dan
penuh jebakan ketelitian.
A. Skalar dan Vektor
Skalar merupakan sebuah besaran (kuantitas) yang nilainya dapat di persentasikan oleh
sebuah bilangan nyata tunggal (positif maupun negatif). Variabel-variabel x, y dan z di
gunakan dalam aljabar dasar adalah skalar-skalar. Tegangan listrik juga merupakan sebuah
besaran skalar.
Sebuah besaran skalar memiliki sebuah magnitudo dan sebuah arah di dalam ruang
berdimensi dua dan berdimensi tiga. Gaya, kecepatan, percepatan adalah contoh-contoh
besaran vektor.
B. Aljabar Vektor
Seperti halnya aljabar skalar, aljabar vektor juga memiliki aturan-aturan sendiri dalam
pengoperasiannya.
B A+B
A A A+B
B
Gambar B.1 Dua buah vektor dapat dijumlahkan secara grafis entah dengan
menggambarkan keduanya bermula dari satu titik awal yang sama, kemudian membentuk sebuah jajaran genjang dari gambar tersebut, ataupun dengan menggambarkan kedua vektor
bermula di titik ujung vektor pertama dan kemudian membentuk sebuah segitiga dari kedua
vektor.
Gambar B.1 mengilustrasikan penjumlahan dua buah vektor, yaitu A dan B. Dapat
diperhatikan dengan jelas bahwa A + B = B + A, atau bahwa operasi penjumlahan vektor
mengikuti hukum komutatif. Penjumlahan vektor juga memenuhi hukum asosiatif.
A + (B+C) = (A+B) + C
7/21/2019 217160428-Analisis-Vektor.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/217160428-analisis-vektorpdf 3/36
3
Aturan untuk operasi pengurangan vektor dapat diturunkan secara sederhana dari aturan
penjumlahan vektor-vektor karena, kita dapat menuliskan A - B sebagai A + (-B) ; tanda
negatif untuk vektor B mengindikasikan bahwa vektor ini di balik arahnya, dan selanjutnya
vektor ini dapat dijumlahkan dengan vektor A dengan cara seperti di atas.
Sebuah vektor dengan sebuah skalar mengikuti pola hukum asosiatif dan hukum distributif
dari aljabar skalar, sehingga kita dapat mengetahui bahwa
(r + s )(A + B) = r (A + B) + s (A + B) = r A + r B + s A + s B
C. Sistem Koordinat Persegi
Dengan sistem koordinat persegi, kita menarik 3 buah garis sumbu yang saling tegak
lurus antara satu sama lainnya, dan menamakan masing-masing sumbu ini x, y, z . Pendekatan
yang paling umum adalah memilih sistem koordinat yang berorientasi – tangan kanan; yaitu
dimana perputaran sumbu x (sejauh sudut yang tidak terlalu besar) menuju sumbu y akan
mengakibatkan sebuah sekrup berorientasi – tangan kanan kita sebagai patokannya, maka ibu
jari, jari telunjuk, dan jari tengah masing-masing mengindikasikan sumbu x, y, dan z secara
berturut-turut.
Gambar C.1a menggambarkan sebuah sistem koordinat persegi berorientasi – tangan
kanan. Gambar C.1b memperlihatkan titik-titik P dan Q yang masing-masingnya secara
berturut-turut memiliki koordinat (1, 2, 3) dan (2, -2, -1). Titik P dengan demikian adalah
lokasi perpotongan antara bidang x = 1, bidang y = 2, dan bidangn z = 3, sedangkan titik Q
adalah lokasi perpotongan bidang-bidang x = 2, y = -2, dan z = 1.
Gambar C.1 (a) sebuah sistem koordinat berorientasi tangan kanan. Jika jari tangan tangan
yang melengkung ke dalam mengindikasikan arah perputaran sumbu x menuju sumbu y,
maka ibu jari menunjukan arah sumbu z
(b) lokasi titik-titik P (1, 2, 3) dan Q (2, -2, -1)
7/21/2019 217160428-Analisis-Vektor.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/217160428-analisis-vektorpdf 4/36
4
(c) elemen volume diferensial di dalam sistem koordinat persegi : dx, dy, dan dz secara
umum adalah besaran-besaran defensial yang saling independen.
D. Komponen-komponen Vektor dan Vektor Satuan
Untuk menjabarkan sebuah vektor di dalam sistem koordinat persegi, marilah terlebih
dulu kita memeperhatikan sebuah vektor r, yang bermula di titik pusat koordinat dan
mengarah keluar menjauhinya. Satu cara yang cukup logis untuk memberi identitas pda
vektor ini adalah dengan „memberikannya‟ tiga buah vektor komponen yang masing-
masingnya memiliki arah sejajar dengan salah satu dari ketiga sumbu koordinat, dimana
jumlah ketiganya adalah sama dengan vektor tersebut. Apabila vektor-vektor komponen r
adalah x , y , dan z maka r = x + y + z .
Gambar D.1 (a) vektor-vektor komponen x, y, dan z untuk vektor r
(b) vektor-vektor satuan di dalam sistem koordinat persegi memiliki magnitudo
sebesar satu dan arah yang sama dengan sumbu terkait
(c) vektor R PQ sama denga slisih vektor r Q - r P
Sebuah vektor r P yang berawal dari titik pusat koordinat menuju P (1, 2, 3) akan
dituliskan sebagai r P = a x + 2a y + 3a z . Sebuah vektor dari titik P ke titik Q dapat ditentukan
dengan menerapkan aturan penjumlahan vektor. Aturan ini memperlihatkan kepada kita
bahwa vektor dari titik pusat ke P yang kemudian ditambahkan dari vektor P ke Q akan sama
dengan vektor dari titik pusat ke Q. Oleh karenya, vektor dari P (1, 2, 3) ke Q (2, -2, 1) yang
kita inginkan adalah
R PQ = rQ – r P = (2 - 1)a x + (-2 - 2)a y + (1 - 3)a z
= a x – 4a y – 2a z
7/21/2019 217160428-Analisis-Vektor.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/217160428-analisis-vektorpdf 5/36
5
Skalar-skalar komponen akan dijadikan sebagai magnitudo dan vektor-vektor komponen.
Dengan penotasian ini, kita dapat menuliskan F = Fx ax + Fy ay + Fz az . Ketiga vektor
komponen bagi F, dengan demikian adalah Fx ax , F
y ay , F
z az .
Sembarang vektor B kemudian dapat dituliskan sebagai B = B xa x + B ya y + B z a z .
Magnitudo vektor B ini, dituliskan sebagai |B| atau B saja, dapat dihitung dengan rumus :
|B| =
Sebuah vektor satuan kea rah r adalah r/ , dan sebuah vektor satuan yangmemiliki arah yang sama dengan vektor B adalah
a B =
=
Contoh 1.1Tuliskan sebuah vektor satuan yang mengarah dari titik pusat ketitik G ( 2,-2,-1)
Pemecahan , pertama tama kita menentukan vektor yang berawal di titikpusat menuju titik G,
G = 2a x- 2ay-az
Kemudian kita melanjutkan dengan menghitung magnitudo G,
|G| = = 3
Dan akhirnya, kita menuliskan vektor satuan yang diinginkan sebagai
aG =
= a x -
ay -
az = 0,667 a x - 0,667ay - 0,333az
D1.1 jika diketahui titk titik M (-1, 2, 1), N (3,-3,0) dan P (-2, -3, -4), tentukanlah :
(a) R MN, (b)R MN +R MP, (c) |rM|, (d) aMP. (e) |2rP – 3r N|
Jawaban (a) 4ax – 5ay – az ; (b) 3ax – 10 ay – 6az ; (c) 2,45 ;(d) -0,14 ax – 0,7 ay –
0,7az ; (e) 15,56
7/21/2019 217160428-Analisis-Vektor.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/217160428-analisis-vektorpdf 6/36
6
Jawab:
a) R M + R MN = R N
R M N = R N - R M
= [3 – (-1)]a x + [-3-2]a y + [0-1]a z
R MN = 4a x – 5a y – a z
b) R P – R M = [-2-(-1)]a x + [-3-2]ay + [-4-1]az
= -a x – 5a y – 5a z
Sehingga
R MN + R MP = (4a x – 5ay – az) + (-a x – 5ay – 5az)
= {4 + (-1)} a x + {-5 +(-5)} a y + {-1 +(-5)} az
= 3a x – 10a y – 6a z
c) |r M | = = 2,45
d) a MP =
=
= -0,14a x – 0,7ay – 0,7az
e) *2r P = 2[-2a x – 3a y – 4a z ]
= -4a x – 6a y – 8a z
*3r N = 3[3a x – 3a y]
= 9a x – 9a y
*2r P – 3r N = (-4a x – 6a y – 8a z ) – (9a x – 9a y)
= {-4 - 9} a x + {-6 +(-9)} a y + {-8 + 0} az
= -13a x – 3a y -8a z
*|2r P – 3r N | = = 15,57
7/21/2019 217160428-Analisis-Vektor.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/217160428-analisis-vektorpdf 7/36
7
E. Medan Vektor
Kita telah mengidentifikasikan medan vektor sebagai suatu fungsi dari sebuah vektor
posisi. Secara umum magnitudo dan arah fungsiakan berubah dari satu titik ke titik lainya di
dalam ruang, dan magnitudo dan arah ini langsung pada nilai nilai koordinat dititik yang
berangkutan . Karena sejauh ini kita hanya membicarakan sistem koordinat persegi saja,
maka kita boleh menyimpulkan bahwa nilai magnitudo dan arah medan vektor ditentukan
oleh variabel variabel x,y, dan z.
Apabila sekali lagi kita mempresentasikan vektor posissi sebagai r, maka medan vektor G
dapat dinyatakan dalam notasi fungsioal sebagai G (r); dibandingkan dengan medan skalar T
yang dituliskan sebagai T (r).
Jawab :
a) S = { }
S = { }
S = 5,95 (a x + 2ay + 4az) = 5,95a x + 11,9ay + 23,8az
b) aS =
=
= 0,218a x + 0,436ay + 0,873az
D1.2 sebuah medan vektor S dinyatakan dalam sistem koordinat persegi sebagai
S = {125 /[( x – 1)2 + ( y – 2 )2 + ( z + 1)2 ]} {( x – 1)a x + ( y – 2 )a y + ( z + 1)a z }.
(a)
Tentukan nilai dan arah S dititik P (2,4,3) ; (b) carilah sebuah persamaan vektor satuan
yang memiliki arah sama dengan S dititik P ; (c) tulislah sebuah permukaan F (x,y,z)
dimana |S |=1
Jawaban (a) 5,95a x + 11,90 a y + 23,8 a z ; (b) 0,218 a x + 0,436a y + 0,873a z ;
(c) 125
7/21/2019 217160428-Analisis-Vektor.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/217160428-analisis-vektorpdf 8/36
8
c) 125
F. Hasil Kali Titik
Untuk dua buah vektor A dan B hasil kali titik (dot produk) atau hasil kali skala ke dua
vektor di definisikan sebagai penghasil perkalian antara magnitudo A , magnitudo B dan hasil
cosinus dari sudut lancip yang diapit oleh keduanya.
A . B = |A| |B| cos θAB
Notasi titik yang melambangkan operasi ini muncul diantara kedua vektor, dan harusdituliskan tebal untuk menekan maknanya. Hasil dari operasi perkalian titik, atau perkalian
skalar, ini adalah sebuah nilai skalar sebagaimana disiratkan oleh salah satu namanya dan
perkalian ini mematuhi hukum komutatif
A . B = B . A
Karena tanda positif atau negatif di depan sudut apit tidak akan mempengaruhi nilai
cosinusnya, persamaan A . B dibaca sebagai “A titik B “ atau “A dot B”
Menentukan sudut apit antara dua buah vektor didalam ruang tiga dimensi adalah sebuah
pekerjaan yang sebaiknya dihinndari, dan untuk alassan ini, maka didefinisi hasil kali. Bentuk
ruang tiga dimensi biasanya tidak menggunakan bentuk umumnya. Bentuk yang lebih
memudahkan dapat diturunkan dengan bantuan dua buah vektor yang telah diuraikan menjadi
komponen-komponen koordinat perseginya, seperti misalnya A = A xa x + A ya y + A z a z , dan B
= B xa x + B ya y + B z a z . Karena hasil kali titik mematuhi hukum distributif A . B akan
menghasilkan penjumlahan. Sembilan buah suku skalar, dimana masing-masing suku ini
melibatkan perkalian titik dua vektor satuan dasar. Karena sudut apit antara dua buah vektor
satuan dasar yang berbeda adalah 900.
a x . a y = a y . a x = a x . a z = a z . a x = a y . a z = a z . a y = 0
Tiga suku selebihnya melibatkan perkalian titik antara dua vektor satuan dasar yang sama
atau perkalian titik sebuah vektor satuan dasar dengan dirinya sendiri, yang menghasilkan
nilai skalar satu. Hasil akhirnya dengan demikian adalah
7/21/2019 217160428-Analisis-Vektor.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/217160428-analisis-vektorpdf 9/36
9
A . B = A xB x + A yB y + A z B z
Yang merupakan sebuah persamaan tanpa sudut apit.
Sebuah vektor yang dikalikan titik dengan dirinya sendiri akan menghasilkan sebuah nilai
skalar yang adalah kuadrat dari magnetudonya, atau
A . A = A2= |A|
2
Dan vektor satuan manapun yang dikalikan titik dengan dirinya sendiri akan
menghasilkan nilai satu,
a A . a A = 1
Salah satu penggunaan terpenting perkalian titik adalah untuk menentukan skalar
komponen sebuah vektor pada arah tertentu. Merujuk ke gambar F.1a, kita dapat memperoleh
komponen (skalar) dari vektor b untuk arah yang sama dengan arah vektor satuan a yaitu
B . a = |B| |a| cos θ Ba = |B| cos θ Ba
Nilai komponen ini positif jika 0 ≤ θ ba ≤ 90 0 dan negatif jika 90 0 ≤ θ ba ≤ 1800
Jika kita lebih jauh lagi ingin menentukan vektor komponen dari b untuk arah yang sama
dengan arah a, maka yang harus kita lakukan hanyalah mengalihkan komponen (skalar) yang
diperoleh sebelumnya dengan a, sebagaimana diilustrasikan dalam gambar F.1b. Sebagai
contoh komponen B pada arah a x adalah B . A x = B x , dan vektor komponen B untuk arah
ini adalah B xa x atau (B . A x) a x. Dengan demikian maslah menentukan komponen sebuah
vektor untuk arah tertentu dapat disederhanakan mennjadi masalah mencari vektor satuan
pada arah tersebut dan ini tentunya jauh lebih mudah
7/21/2019 217160428-Analisis-Vektor.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/217160428-analisis-vektorpdf 10/36
10
.
Gambar F.1 (a) Komponen skalar dari vektor B untuk arah vektor satuan a adalah B . a
(b) Komponen vektor dari B untuk arah vektor satuan a adalah ( B . a )a
Contoh 1.2
Untuk memberikan pemahaman yang lebih baik terhadap definisi definisi dan operasi-operasiyang baru saja dijelaskan, marilah kita jelaskan contoh berikut. Bila diketahui sebuah medan
vektor G = ya x – 2,5 xa y + 3a z dan sebuah titik Q (4, 5 ,2). Kita diminta menentukan: G di
titik Q; komponen skalar G di Q pada arah vektor satauan a N = (2a x + a y - 2a z ); komponen
vektor G di Q pada arah an ; dan terakhir, sudut θ ga yang diapit oleh G(rq) dan an.
Pemecahan
Dengan memasukan nilai nilai koordinat Q ke dalam persamaan vektor A kita dapatkan
G(rQ) = 5a x – 10a y + 3a z
Berikutnya kita menentukan komponen skalar melalui operasi perkalian titik
Kita mendapatkan
G.a N = (5a x – 10a y + 3a z ) . (2a x + a y – 2a z ) = ( 10 – 10 – 6 ) = -2
Komponen vektor yang diinginkan dapat diperoleh dengan cara megalikan komponen skalar
dengn vektor satuan searah a N,
(G . a N )a N = (-2) (2a x + a y – 2a z ) = -1,333a x – 0,667a y + 1,333a z
Sudut apit antara G ( rQ) dan a N dapat ditetukan sebagaiman berikut
7/21/2019 217160428-Analisis-Vektor.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/217160428-analisis-vektorpdf 11/36
11
G . a N = |G| cos θGa
-2 = √ cos θGa
sehingga
θGa = cos-1
√ = 99,9°
Jawab :
a) R AB = R B – R A
R AB = [-2 – 6]a x + [3- (-1)]a y + [-4 - 2]a z
R AB = -8a x + 4a y – 6a z
b) R AC = R C – R A
R AC = [-3 – 6)]a x + [1- (-1)]a y + [5 + (-2)]a z
R AC = -9a x + 2a y + 3a z
c) *R BC = R C – R B
R BC = [-3 – (-2)]a x + [1- 3]a y + [5 - (-4)]a z
R BC = -a x - 2a y – 9az
*|R AB| = = 2√
*|R AC | = = √
*|R BC | = = √
* |R BC |2 = |R AB|
2 + |R AC |
2 – 2 |R AB| |R AC | cos θ BAC
√ 2= √ 2
+ √ 2
– 2 (√ (√ cos θ BAC
D 1.3 Tiga sudut bidang segitiga masing masing berada pada titik A(6, -1, 2), B (-2, 3, -4),dan C
(-3, 1, 5),tentukan ; (a) R AB; (b) R AC ; (c) sudut θ BAC yang terletak dititik A; (d) vektor proyeksi
R AB pada R AC .
Jawaban
(a). -8a x + 4a y – 6a z ; (b) -9a x + 2a y + 3a z ; (c) 53,6°
7/21/2019 217160428-Analisis-Vektor.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/217160428-analisis-vektorpdf 12/36
12
86 = 116 + 94 – 208,844 cos θ BAC
θ BAC = cos-1
= 53,6°
G. Hasil Kali Silang
Untuk dua buah vektor A dan B, sekarang kita akan mendefinisikan hasil kali silang
(cross product )atau hasil kali vektor antara kedua vektor ini; yang dituliskan dengan notasi
berupa sebuah tanda silang diantara kedua vektor yaitu A x B dan dibaca sebagai “A silang
B” atau “ A cross B”. Hasil kali silang antara A dan B (yaitu A x B) adalah sebuah vektor
dengan magnitudo sama dengan hasil perkalian magnitudo A, magnitudo B dan nilai sinus
dari sudut lancip yang diapit kedua vektor; arah vektor A x B adalah tegak lurus terhadap
bidang yang memuat A dan B, dan searah dengan pergerakan maju sebuah sekrup beorientasi
tangan kanan ( yaitu kebawah atau masuk kedalam ) jika A diputar menuju B. Ilustrasi untuk
konsep arah ini ditampilkan pada gambar G.1. Ingatlah bahwa vektor dapat digeser dan
dipindahkan sesuka kita asalkan arah dan panjangnya dipertahankan tidak berubah guna
membawa keduanya pada titik awal yang sama, dengan cara ini bidang yang memuat kedua
vektor dapat didefinisikan, namun kita tidak perlu terlalu merepotkan hal itu karena untuk
berbagai aplikasi yang ada didalam buku ini kita hampir selalu akan berurusan dengan
vektor-vektor yang telah diberikan pada titik yang sama.
Dalam bentuk sebuah persamaan definisi hasil kali silang dapat dituliskan sebagai
A x B = a N |A| |B| sin θ AB
Dimana kita masih harus menambahkan sebuah pernyataan pelengkap yang mnjelaskan arah
dari vektor setuan a N ,notasi subskrip N mengidentifikasi arah “normal”.
Gambar G.1 Arah A x B adalah searah
dengan pergerakan maju sebuah sekrup
berorientasi tangan kanan
ketika tangan di putar menuju B
Membalik urutan perkalian vektor A dan B
akan menghasilkan sebuah vektor yang serupa
7/21/2019 217160428-Analisis-Vektor.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/217160428-analisis-vektorpdf 13/36
13
namun dengan arah yang berlawanan sehingga, kita dapat mengetahui bahwa hasil kali silang
tidak bersifat komutatif karena A x B = - (A x B). Apabila definisi hasil kali silang diterapkan
pada vektor vektor satuan a x x a y = a z karena masing masing dari kedua vektor a x dan a y
memiliki magnitudo satu keduanya saling tegak lurus dan perputan a x menuju a y menurut
definisi sistem koordinat berorientasi tangan kanan mengidentifikasi arah sumbu z positif.
Dengan cara yang sama kita dapat memperlihatkan bahwa a y x a z = a x, dan a z x a x = a y .
Perhatikan sifat simetrik alfabetik yang terdapat pada perkalian sillang ketiga vektor a x, a y
dan az dituliskan secara alfabetik x, y, dan z dan mengasumsikan bahwa a x akan muncul
kembeli di dirutan setelah a z , maka sebuah notasi perkalian silang (cross) dan sebuah tanda
sama dengan dapat dituliskan pada kedua spasi jeda yang kosong diantara ketiga vektor.
Bahkan pada kenyataanya, definisi sebuah sistem koordinat persegi tangan kanan dapat
dibuat jadi lebih ringkas sekarang yaitu sekedar menuliskan persamaan a x x a y = a z .
Sebuah contoh sederhana untuk penerapan hasil kali silang dapat diambil dari ilmu
geometri atau trigonometri. Untuk menghitung sebuah luas jajar genjang, hasil kali panjang
dua sisi yang bersebelahan harus dikalikan lagi dengan nilai sinus sudut yang diapit kedua
sisi tersebut. Menggunakan notasi vektor untuk kedua sisi jejar genjang ini (skalar) luasnya
magnitudo dari vektor A x B atau |A x B|.
Menghitung hasil kali silang menggunakan definisi yang diberikan untuknya ternyata
lebih rumit ketimbang menghitung sebuah hasil kali titik menggunakan definisinya. Tidak
saja harus menentukan sudut antara kedua vektor, namun juga persamaan untuk vektor satuan
a N.kerumitan ini dapat dihindrkan dengan cara menguraikan kedua vektor menjadi vektor
vektor komponenya dan kemudian menjabarkan hasil kali silang keduanya sebagai
penjumlahan vektor sembilan suku hasil kali silang antara vektor vektor komponen tersebut.
A x B = A x B xa x x a x + A x B ya x x a y + A x B z a x x a z
+ A y B xa y x a x + A y B ya y x a y + A y B z a y x a z
+ A z B z a z x a x + A z B ya z x a y + a z B z a z x a z
Kita telah mengetahui bahwa a x x a y = a z , a y x a z = a x dan a z x a x = a y. Tiga suku
yang melibatkan perkalian silang antara vektor vektor satuan yang sama ( a x x a x ,a y x a y, a z x
7/21/2019 217160428-Analisis-Vektor.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/217160428-analisis-vektorpdf 14/36
14
a z ) adalah nol. Karena hasil kali sembarang vektor dengan dirinya sendiri menghasilkan nilai
nol. Hasil ini dapat dituliskan secara lebih sederhana menjadi.
A x B = ( A y B z – A z B y)a x + ( A z B x – A x B z )a y + ( A x B y – A y B x)a z
Atau dituliskan dalam determin dalam bentuk determinan agar lebih mudah diingat :
A x B = |
|
Sehingga jika A = 2a x – 3a y + a z dan B = -4a x – 2a y + 5a z , maka
A x B =
= [(-3)(5) – (1)(-2)]a x - [(2)(5) – (1)(-4)]a y + [(2)(-2) – (-3)(-4)]a z
= -13a x – 14a y – 16a z
Jawab :
a)
b)
*R BC = R C – R B
D1.4 Tiga sudut sebuah segitiga masing masing berada pada titik A (6, -1, 2), B(-2, 3, -4) dan
C (-3, 1, 5) carilah (a) R AB x R AC ; (b) luas daerah segitiga ; (c) sebuah vektor satuan yang
tegak lurus terhadap bidang segitiga ini
Jawaban (a) 24a x +78a y +20a z ; (b) 42,0 ; (c) 0,268a x + 0,928a y + 0,238a z
7/21/2019 217160428-Analisis-Vektor.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/217160428-analisis-vektorpdf 15/36
15
R BC = [-3 – (-2)]a x + [1- 3]a y + [5 - (-4)]a z
R BC = -a x - 2a y – 9a z
*| R AB | = = 2
√
*| R AC | = = √ *| R BC | = = √
* |R BC |2 = |R AB|
2 + |R AC |
2 – 2 |R AB| |R AC | cos θ BAC
√ = √ + √ 2 – 2 (√ (√ cos θ BAC
86 = 116 + 94 – 208,844 cos θ BAC
θ BAC = cos-1
= 53,6°
*Luas Segitiga =
=√ √
= 42, 02 m2
c) a(RAB x RAC) = =
= 0,268a x + 0,928a y + 0,238a z
H. Sistem Koordinat Silider Lingkaran
Sistem koordinat silinder lingkaran adalah sebuah versi 3 dimensi dari sistem koordinat
polar yang telah kita pelajari di dalam pelajaran geometri analitis di dalam sistem koordinat
polar dua dimensi, sebuah titik dikenali letaknya untuk mendefinisikan jarak ρ dari titik
tersebut ke pusat koordinat dengan suatu garis radius rujukan yang didefinisikan sebagai Ø =
0. Sistem koordinat silinder lingkaran yang merupakan sebuah sistem 3 dimensi, diperoleh
dengan cara mendefenisikan pula jarak z dari titik tyersebut ke suatu bidang rujukan z = 0,
yang mana bidang ini tegak lurus dengan garis ρ = 0. Untuk meringkaskan penamaan kita
akan menyebut sistem koordinat silinder lingkaran sebagai sistem koordinat silinder saja.
7/21/2019 217160428-Analisis-Vektor.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/217160428-analisis-vektorpdf 16/36
16
Gambar H.1 (a) Tiga permukaan yang saling tegak lurus di dalam sistem koordinat
silinder-lingkaran
(b) Tiga vektor satuan untuk sistem koordinat silinder-lingkaran
(c) Satuan volume diferensial di dalam sistem koordinat silinder-lingkaran; dr, ρd Ø, dan
dz adalah sistem elemen-elemen panjang
Vektor vektor satuan didalam koordinat silinder juga saling tegak lurus .kita dapatmendefinisikan sistem koordinat silinder tangan kanan sebagai sebuah sistem koordinat
silinder dimana a ρ x aø = a z atau bisa merajuk kearah pertambahan ρ, Ø, dan z dengan nilai
diferensial d ρ, dø, dan dz selanjutnya dua selubung silinder masing-masing radius dengan
radius ρ dan ρ + dρ akan terbentuk begitu pula dua buah bidang radial Ø dan Ø + dø dan dua
buah bidang horizontal z dan z + dz.luas daerah permukaan ini adalah ρ dρ dø, dρ dz dan ρ
dø dz . Dan besarnya elemen volume adalah ρ dρ dø dz .
Variabel variabel di dalam koordinat persegi dalam dihubungkan dengan variabel variabel
dari koordinat silinder secara relatif muda. Merujuk ke gambar H.2 kita dapat melihat bahwa
x = ρ cos Ø
y = ρ sin Ø
z = z
7/21/2019 217160428-Analisis-Vektor.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/217160428-analisis-vektorpdf 17/36
17
Gambar H.2 Hubungan antara variabel-variabel koordinat persegi x, y, z dan variabel-
variabel koordinat silinder ρ, Ø, dan z. Tidak ada perbedaan untuk variabel z antara kedua
sistem koordinat
Dari sudut panjang yang sebaliknya kita dapat pula menyatakan variabel variabel
koordinat silinder dalam suku suku x, y, dan z .
ρ = ( ρ ≥ 0)
Ø = tan-1
z = z
Kita akan memendang variabel jarak dari titik yang bersangkutan ke titik pusat koordinat
yaitu ρ, sebagai nilai yang bernilai positif sehingga hanya tanda positif yang digunakan untuk
nilai nilai akar pada persamaan di atas. nilai yang benar untuk sudut Ø ditentukan dengan
menilik tanda positif / negatif dari nilai nilai x dan y. maka jika x = -3 dan y = 4 pastilah titik
yang bersangkutan berada di kuadran 2 sehingga ρ = 5 dan Ø = 126,90 untuk x = 3 dan y = -4
maka Ø = -53,10 atau 306,90. untuk lebih jelasnya umpamakan sebuah vektor koordinat
persegi.
A = A xa x + A ya y + A z a z
Dimana tiap tiap komponenya adalah fungsi dari x, y, dan z dan kita sapat merubah vektor
ini menjadi koordinat sillinder.
A = A ρa ρ + AØ aØ + A z a z
Yang komponen komponenya adalah fungsi dari ρ, Ø , dan z
Untuk menentukan sembarang komponen dari sebuah vektor dari pertambahan
sebelumnya kita telah mengetahui bahwa yang harus dilakukan adalah mengambil hasil kali
titik antara vektor yang bersangkutan dengan vektor satuan yang menuju ke arah yang
diinginkan sehingga
A ρ = A . a ρ dan AØ = A . aØ
7/21/2019 217160428-Analisis-Vektor.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/217160428-analisis-vektorpdf 18/36
18
Menjabarkan dua perkalian titik ini memberikan
A ρ = ( A xa x + A ya y + A z a z ).a ρ = A xa x . a ρ + A ya y . a ρ
AØ = ( A xa x + A ya y + A z a z ).aØ = A xa x . aØ + A ya y .aØ
A z = ( A xa x + A ya y + A z a z ).a z = A z a z . a z = A z
Karena a z . a ρ dan a z . aØ adalah nol.
a ρ aØ az
ax . cos ø -sin ø 0
ay . sin ø cos ø 0
az . 0 0 1
Tabel H.1 Hasil kali antara vektor-vektorsatuan koordinat silinder dan vektor-vektor
satuan koordinat persegi
Untuk menyelesaikan transformasi komponen ini kita harus mengetahui hasil kali titik
antara vektor-vektor satuan dari kedua sistem koordinat, yaitu a x .a ρ, a y .a ρ, a x .aØ , dan a y .
aØ . Merujuk pada definisi hasil kali titik, dan mengingat bahwa vektor vektor saatuan
memiliki magnitudo sebesar satu, maka hasil kali titik yang dicari adalah kosinus sudut antara
dua vektor satuan yang terkait. Dari gambar H. 2 dan melalui analisis yang seksama kita
dapat melihat bahwa sudut apit anatara a x dan a ρ adalah Ø sehingga a x . Aρ adalah cos
Ø .Akan tetapi sudut antara ay dan aρ adalah 900 - Ø , sehingga a y .a ρ = cos (900 – Ø ) adalah
sin Ø .
Dengan demikian transformasi fungsi fungsi vektor dari koordinat persegi ke silinder,
atau sebaliknya dapat dilakukan menggunakan persamaan dan merubah variabel-variabelnya.
Dan kemudian menggunakan hasil kali titik vektor-vektor satuan dan merubah komponen-
komponenya. Kedua langkah ini dapat dilakukan tanpa memperhatikan urutanya.
7/21/2019 217160428-Analisis-Vektor.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/217160428-analisis-vektorpdf 19/36
19
Contoh 1.3
Transformasikan vektor B = ya x – xa y + z a z dalam koordinat silinder.
Pemecahan.
Komponen-komponen yang baru adalah
B ρ = B . a ρ = y (a x . a ρ ) – x (a y . a ρ)
= y cos Ø – x sin Ø = ρ sin Ø cos Ø – ρ cos Ø sin Ø = 0
BØ = B . aØ = y (a x .aØ ) - x (a y . aØ )
= - y sin Ø – x cos Ø = - ρ sin2 Ø – ρ cos
2 Ø = - ρ
B = - ρaØ + z a z
Jawaban :
a)
*C ( ρ = 4,4; = -115°; z = 2)
x = ρ cos Ø
x = 4,4 cos (-115°) = -1,86
*y = ρ sin Ø
y = 4,4 sin (-115°)
y = -3,99
* z = 2
*Koordinat persegi C = ( x = -1,86; y = -3,99; z = 2)
b) *D ( x = -3,1 ; y = 2,6 ; z = -3)
D1.5 (a) tentukan koordinat persegi dari titik C ( ρ = 4,4 ; Ø =-115 ; z = 2)
(b) tentukan koordinat silinder dari titik D ( x = -3,1 ; y = 2,6 ; z = -3)
(c) hitunglah jarak dari titik C ke D
Jawaban (a) C ( x = -1,860 ; y = -3,99 ; z = 2); (b) D ( ρ = 4,05 ;Ø = 1400 ; z = -3);
(c) 8,36
7/21/2019 217160428-Analisis-Vektor.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/217160428-analisis-vektorpdf 20/36
20
ρ =
ρ = = 4,05
* Ø = tan-1
Ø = tan-1
= -39,986° = 140,014°
* z = z -- -3
*Koordinat silinder D ( ρ = 4,05 ;Ø = 1400 ; z = -3)
c)
* R CD = R D – R C = (-3,1 ; 2,6 ; -3) – (-1,86 ; -3,99 ; 2)
= (-1,24 ; 6,59 ; -5)
*|R CD| = = 8,36
Jawab :
a)
* P (10, -8, 6)
F = 10a x -8a y + 6a
ρ =
ρ = = 12,81
* Ø = tan-1
Ø = tan-1
= -38,66°
* z = z- 6
D1.6 Transformasikan ke koordinat silinder vektor-vektor (a) F = 10a x - 8a y + 6a z di
titik P (10, -8, 6) ; (b) G = (2 x + y)a x – ( y - 4 x)a y di titik Q ( ρ, Ø , z ) ; (c) Tentukan
komponen-komponen koordinat persegi dari vektor H = 20a ρ – 10aØ + 3 a z di titik P ( x
= 5, y = 2, z =-1)
Jawaban (a) 12,81 a ρ + 6a z ; (b) (2 ρ cos2 Ø – ρ sin2 Ø + 5 ρ sinØ cosØ )a ρ + (4 ρ cos2 Ø
– ρ sin2 Ø - 3 ρ sinØ cos Ø )aØ ; (c) H x = 22,3; H y = -1,857 ; H z = 3
7/21/2019 217160428-Analisis-Vektor.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/217160428-analisis-vektorpdf 21/36
7/21/2019 217160428-Analisis-Vektor.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/217160428-analisis-vektorpdf 22/36
22
20 = 0,92 H x + 0,37H y … (1)
* HØ = H x (a x . aØ ) + H y(a y . aØ )
-10 = -H x sin Ø + H y cos Ø
-10 = -H x sin (21,8°) + H y cos (21,8°)
-10 = -0,37H x + 0,92H y … (2)
*Persamaan (1) dan (2) di eliminasi
20 = 0,92 H x + 0,37H y x 0,37 7,4 = 0,3404 H x + 0,1369H y
-10 = -0,37H x + 0,92H y x 0,92 -9,2 = -0,3404H x + 0,8464H y +
-1,8 = 0,9833 H y
* -1,8 = 0,9833 H y H y = -1,83
*20 = 0,92 H x + 0,37H y 20 = 0,92 H x + 0,37(-1,83)
H x =
= 22,475
* Hz
= 0
I. Sistem Koordinat Bola
Gambar I.1 (a) Tiga buah variabel koordinat bola
(b) Tiga permukaan saling tegak lurus di dalam sistem koordinat bola
(c) Tiga vektor satuan untuk sistem koordinat bola ar x aθ = aØ
7/21/2019 217160428-Analisis-Vektor.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/217160428-analisis-vektorpdf 23/36
23
(d) elemen volume diferensial di dalam sistem koordinat bola
Konsep sistem koordinat bola pada tiga garis sumbu koordinat persegi ( gambar I. 1).
Pertama – tama, kita mendefisinikan jarak dari pusat koordinat persegi ke sembarang titik
sebagai r . Permukaan r = konstanta adalah sebuah selubung bola.
Variabel koordinat kedua adalah sudut θ yang terbentuk anatara sumbu z dan garis yang
ditarik dari pusat koordinat ke titik yang dibicarakan. Permukaan θ = konstanta adalah sebuah
selubung kerucut, dan kedua permukaan ini, yaitu kerucut dan bola, saling tegak lurus di
semua titik perpotongannya di dalam ruang. Perpotongan kerucut dan bola membentuk
sebuah lingkaran dengan jari – jari r sin θ. Koordinat θ menyerupai skema garis lintang
(latitude), hanya saja garis lintang diukur dari khatulistiwa ( garis lintang 00
) , sedangkan
sudut θ diukur dari “kutub utara”.
Koordinat ketiga Ø juga merupakan sebuah sudut dan sama persis dengan sudut Ø pada
sistem koordinat silinder lingkaran. Sudut ini adalah sudut antara sumbu x dengan proyeksi
garis dari titik pusat ke titik yang dibicarakan pada bidang z = 0. Sudut ini dapat diserupakan
dengan skema garis bujur, namun arah pertambahan Ø adalah ke “ke timur”. Permukaan Ø =
konstanta adalah sebuah bidang yang melewati garis θ = 0 ( sumbu z ).
Dalam memahami sistem koordinat ini, sekali lagi kita harus memandang sembarang titik
di dalam ruang sebagai lokasi perpotongan antara tiga buah permukaan yang saling tegak
lurus yaitu, sebuah selubung bola, sebuuah selubung kerucut, dan sebuah bidang datar. Ketiga
permukaan ini di perlihatkan dalam gambar I.1.
Tiga vektor satuan kini dapat didefinisikan untuk sistem koordinat ini. Masing – masing
vektor satuan tegak lurus terhadap salah satu dari ketiga permukaan yang disebutkan
sebelumnya, dan arah menju ke pertambahan nilai koordinat yang bersangkutan. Vektor
satuan ar , permukaan kerucut θ = konstanta dan bidang datar Ø = konstanta. Vektor satuan ini
sejajar dengan garis bujur dan mengarah ke „ selatan‟. Vektor satuan ketiga aθ , adalah vektor
satuan yang sama dengan yang ada didalam sistem koordinat silinder yang merupakan garis
normal terhadap bidang datar dan garis tangent untuk kedua permukaan bola kerucut. Vektor
satuan ini menunjuk kearah timur.
Ketiga vektor satuan ini ditampilkan dalam gambar I.1. Vektor – vektor ini tentu saja
saling tegak lurus dan sistem koordinat bola tangankanan dapat didefiniskan dengan
7/21/2019 217160428-Analisis-Vektor.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/217160428-analisis-vektorpdf 24/36
24
menuliskan ar x aθ = aø . Sistem yang kita bicarakan disini memang berorientasi tangan
kanan ,dapat diketahui dengan menerapkan definisi hasil kali silang pada vektor – vektor
dalam gambar I.1. Aturan tangan kanan menyatakan bahwa ibu jari, telunjuk dan jari tengah
masing – masingnya mengindikasikan arah pertambahan nilai koordinat r , θ, dan Ø secara
berurutan. (perhatikan bahwa koordinat silinder urutannya adalah ρ, Ø , dan z , sedangkan
untuk koordinat persegi x, y ,dan z ). Sebuah elemen volume differensil di dalam sistem
koordinat bola dapat dibentuk dengan memperbesar nilai – nilai r , θ dan Ø masing masing
sebesar dr , dθ , dan dø. Sebagaimana ditunjukkan dalam gambar I.1 jarak antara kedua
permukaan bola, yang masing – masingnya berjari – jari r dan r + dr , adalah dr jarak antara
kedua permukaan kerucut, yang masing – masingnya memiliki sudut puncak θ dan θ +d θ
adalah rdθ , dan jarak antara kedua bidang radial yang masing – masingnya pada berada padasudut Ø dan Ø + d Ø dapat diketahui sebagai r sin θ dø melalui sedikit analisis trigonometri.
Luas dari permukaan – permukaan yang membatasi elemen volume ini, dengan demikian
adalah r dr dθ r sin θ d r dø, dan r 2 sin dθ dø dan besarnya elemen volume ini adalah r 2 sin dθ
dø.
Transformasi skalar – skalar dari sistem koordinat persegi ke sistem koordinat bola dapat
dilakukan dengan mudah, menggunakan gambar I.1 untuk menghubungkan variabel –
variabel dari kedua sistem koordinat :
x = r sin θ cos Ø
y = r sin θ sin Ø
z = r cos θ
Transformasi yang sebaliknya (dari koordinat bola ke koordinat persegi) dapat dilakukan
dengan bantuan persamaan – persamaan
r = (r ≥ 0)
θ = cos-1
(0° ≤ θ ≤ 180°)
Ø = tan-1
7/21/2019 217160428-Analisis-Vektor.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/217160428-analisis-vektorpdf 25/36
25
Variabel jari – jari r tidak pernah bernilai negatif dan variabel θ memiliki nilai yang
berkisar antara 0o hingga 180o . Nilai sebenarnya dari sudut – sudut ini ditentukan dengan cara
memeperhatikan tanda positif / negatif di depan x, y, dan z .
Transformasi vektor – vektor , sebagaimana sebelumnya, melibatkan perkalian titik antara
vektor – vektor satuan dari kedua sistem koordinat yang terlibat dalam transformasi, misalnya
antara vektor – vektor satuan koordinat persegi dengan vektor – vektor satuan koordinat persegi
dengan vektor – vektor satuan koordinat bola. Kita menentukan hasil kali titik ini dengan
bantuan gambar I.1(c) dan sedikit analisis trigonometri. Karena hasil kali titik antara sebuah
vektor satuan koordinat bola dengan sembarang vektor satuan koordinat persegi menurut
definisinya adalah komponen vektor satuan bola tersebut yang searah vektor satuan persegi,
maka hasil kali titik vektor – vektor satuan bola dengan a z adalah
a z . ar = cos θ
a z . aθ = - sin θ
a z . aø = 0
Untuk hasil kali titik yang melibatkan vektor – vektor ax dan ay , kita terlebih dulu harus
menentukan proyeksi vektor satuan bolanya pada bidang xy dan kemudian mencari
komponen proyeksi ini untuk arah dan sumbu yang diinginkan ( x atau y ). Sebagai contoh ar .
ax diperoleh dengan memproyeksikan ar pada bidang xy , yang menghasilkan sin θ untuk arah
x ( memproyeksikannya lagi pada sumbu x). Proyeksi kedua ini menghasilkan sin θ cos Ø
yang adalah hasil kali titik yang dicari. Hasil kali titik untuk vektor – vektor satuan sisanya
didapatkan dengan cara yang sama dan semua hasilnya di tabulasikan di dalam tabel I.1
7/21/2019 217160428-Analisis-Vektor.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/217160428-analisis-vektorpdf 26/36
26
ar aθ aØ
ax . sin θ cos ø cos θ cos ø -sin Ø
ay . sin θ sin ø cos θ sin ø cos Ø
az . Cos θ - sin θ 0
Tabel I.1 Hasil kali titik antara vektor-vektor satuan koordinat bola dan vektor-vektor satuan
koordinat persegi
Contoh 1.4
Ilustrasi untuk prosedur transformasi yang baru saj dijelaskan diatas dapat dilihat dalam
contoh ini. Kita hendak mentransformasikan medan vektor G = ( xz / y) a x ke dalam komponen
– komponen dan variabel – variabel sisten koordinat bola.
Pemecahan. Ketiga komponen koordinat bola dapat diperoleh dengan cara mengalihkan titik
G dengan vektor – vektor satuan untuk koordinat bola, kemudian mengubah variabel –
variabelnya dengan bantuan persamaan – persamaan.
Gr = G . ar = a x . ar =
sin θ cos Ø
= r sin θ cos θ
Gθ = G . aθ = a x . aθ = cos θ cos Ø
= r cos2 θ
GØ = G . aØ = a x . aØ =
(-sin Ø )
= -r cos θ cos Ø
7/21/2019 217160428-Analisis-Vektor.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/217160428-analisis-vektorpdf 27/36
27
Sehingga, vektor G di dalam koordinat bola adalah
G = r cos θ cos Ø (sin θ ctg Ø ar + cos θ ctg Ø aθ - aØ )
Jawab :
a)
* C (-3, 2, 1)
r =
r = = 3,74
* θ = cos-1
θ = cos
-1
√
= 74,5°
* Ø = tan-1
Ø = tan-1
= -33,69° = 146,31°
*Koordinat bola C (r = 3,74 ; θ = 74,5° ; Ø = 146,3°)
b) * D (r = 5, θ = 20°, Ø = -70°)
x = r sin θ cos Ø
x = 5 sin (20°) cos (-70°) = 0,585
* y = r sin θ sin Ø
y = 5 sin (20°) sin (-70°) =-1,607
* z = r cos θ
z = 5 cos (20°) = 4,69
*Koordinat persegi D( x = 0,585 ; y = -1,607 ; z = 4,69)
D1.7 Bila diketahui dua buah titik C (-3, 2, 1) dan D (r = 5, θ = 20°, Ø = -70°), tentukan
: (a) koordinat bola dari titik C ; (b) koordinat persegi dari titik D ; (c) jarak dari titik C
ke titik D.
Jawaban : (a) C (r = 3,74 ; θ = 74,5° ; Ø = 146,3°) ; (b) D( x = 0,585 ; y = -1,607 ; z =
4,70) ; (c) 6,29
7/21/2019 217160428-Analisis-Vektor.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/217160428-analisis-vektorpdf 28/36
28
c) R CD = R D - R C
= (-3 ; 2 ; 1) – (0,585 ; -1,607 ; 4,69)
= -3,585 ; 3,607 ; -3,69
| R CD | = = 6,28
Jawab :
a)
* P ( x = -3, y = 2, z = 4)
r =
r =
= 5,385
* θ = cos-1
θ = cos-1
√
= 42,03°
* Ø = tan-1
Ø = tan-1
= -33,69° = 146,31°
*Pr = P x (a x . ar )
Pr = 10 (a x . ar ) = 10 sin θ cos Ø
Pr = 10 sin (42,03°) cos (146,31°) = -5,57
* Pθ = P x (a x . aθ )
Pθ = 10 (a x . aθ ) = 10 cos θ cos Ø
Pθ = 10 cos (42,03°) cos (146,31°) = -6,18
D1.8 Transformasikan vektor-vektor berikut ini ke dalam koordinat bola pada titik-titik
yang disebutkan ; (a) 10a x di titik P ( x = -3, y = 2, z = 4) ; (b) 10a y di titik Q ( ρ = 5, Ø =
30°, z = 4) ; (c) 10a z di titik M (r = 4, θ = 110°, Ø = 120°)
Jawaban : (a) -5,57ar – 6,18aθ -5,55aØ ; (b) 3,90ar + 3,12aθ + 8,66aØ ; (c) -3,42ar –
9,40aθ
7/21/2019 217160428-Analisis-Vektor.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/217160428-analisis-vektorpdf 29/36
29
* PØ = P x (a x . aØ )
PØ = 10 (a x . aØ ) = -10 sin Ø
PØ = -10 sin (146,31°) = -5,55
*Koordinat bola -5,57ar – 6,18aθ -5,55aØ
b)
10a y di titik Q ( ρ = 5, Ø = 30°, z = 4)
*Perubahan bentuk silinder ke bentuk persegi
x = ρ cos Ø
= 5 cos (30°) = 4,33
y = ρ sin Ø
= 5 sin (30°)
= 2,5
Koordinat persegi C = ( x = 4,33; y = 2,5; z = 4)
*Perubahan dari bentuk persegi ke bentuk bola C = ( x = 4,33; y = 2,5; z = 4)
r =
r = = 6,403
θ = cos-1
θ = cos-1 √
= 51,34°
Ø = tan-1
Ø = tan-1
= 30°
Qr = Q y (a y . ar )
Qr = 10 (a y . ar ) = 10 sin θ sin Ø
Qr = 10 sin (51,34°) sin (30°) = 3,9
Qθ = Qy (a y . aθ )
Qθ = 10 (a y . aθ ) = 10 cos θ sin Ø
Qθ = 10 cos (51,34°) sin (30°) = 3,12
QØ = Q y (a y . aØ )
7/21/2019 217160428-Analisis-Vektor.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/217160428-analisis-vektorpdf 30/36
30
QØ = 10 (a y . aØ ) = 10 cos Ø
QØ = 10 cos (30°) = 8,66
Koordinat bola 3,9ar + 3,12aθ + 8,66aØ
c)
10a z di titik M (r = 4, θ = 110°, Ø = 120°)
* Mr = M z (a z . ar )
Mr = 10 (a z . ar ) = 10 cos θ
Mr = 10 cos (110°) = -3,42
* Mθ = M z (a z . aθ )
Mθ = 10 (a z . aθ ) = -10 sin θ
Mθ = -10 sin (110°) = -9,39
* MØ = M z (a z . aØ )
MØ = 10 (a z . aØ ) = -10 (0)
MØ = 0
*Koordinat bola -3,42ar – 9,39aθ
Latihan Soal :
1. Jika diketahui vektor-vektor M = -10a x + 4a y - 8a z dan N = 8a x + 7a y - 2a z , tentukan :
(a) sebuah vektor satuan searah – M + 2N; (b) magnitudo dari 5a x + N – 3M; (c) |M| |2N|
(M + N).
Penyelesaian :
a) *-M + 2N = P = -(-10a x + 4a y - 8a z ) + 2(8a x + 7a y - 2a z )
-M + 2N = P = (10a x - 4a y + 8a z ) + (16a x + 14a y - 4a z )
-M + 2N = P = (10 + 16) a x + (-4 + 14) a z + (8 - 4) a z
-M + 2N = P = 26a x + 10a y + 4a z
*| – M + 2N | = |P| = = 28,142
7/21/2019 217160428-Analisis-Vektor.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/217160428-analisis-vektorpdf 31/36
31
* a|P| = =
a|P| = 0,923a x + 0,355a y + 0,142a z
b) *5a x + N – 3M = Q = 5a x + (8a x + 7a y - 2a z ) – 3(-10a x + 4a y - 8a z )
5a x + N – 3M = Q = 5a x + 8a x + 7a y - 2a z + 30a x - 12a y + 24a z
5a x + N – 3M = Q = (5 + 8 + 30) a x + (7 - 12) a y + (-2 -24) a z
5a x + N – 3M = Q = 43a x - 5a y + 22a z
*|Q| = = 48,56
c)
|M| |2N| (M + N) = ( ) x ( ) x(-10a x + 4a y - 8a z + 8a x + 7a y - 2a z )
|M| |2N| (M + N) = (6√ ) (6√ ) (-2a x + 11a y - 10a z )
|M| |2N| (M + N) = (35√ ) (-2a x + 11a y - 10a z )
|M| |2N| (M + N) = -580,483a x + 3192,65a y – 2902,413a z
2.
Sebuah medan vektor didefinisikan oleh G = 24 xy a x + 12( x2
+ 2)ay + 18 z 2a z . Jika
diketahui dua buah titik P (1, 2, -1) dan Q (-2, 1, 3), tentukan : (a) vektor G di titik P ;
(b) sebuah vektor satuan searah G di titik Q; (c) sebuah vektor satuan dari titik Q ke titik
P .
Penyelesaian :
a) G P = 24 xy a x + 12( x
2+ 2)ay + 18 z
2a z
G P = 24 (1) (2) a x + 12{(1)2
+ 2}ay + 18(-1)2a z
G P = 48a x + 36ay + 18a z
b)
*GQ = 24 xy a x + 12( x2
+ 2)ay + 18 z 2a z
GQ = 24 (-2) (1) a x + 12{(-2)2
+ 2}ay + 18(3)2a z
GQ = -48a x + 72ay + 162a z
* aGQ =
=
aGQ = -0,26a x + 0,39ay + 0,88az
7/21/2019 217160428-Analisis-Vektor.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/217160428-analisis-vektorpdf 32/36
32
c) *GQP = GP – GQ
GQP = (48a x + 36ay + 18a z ) – (-48a x + 72ay + 162a z )
GQP = {48 – (-48)} a x + {36 – (72)} a y + {18 – (162)} a z
GQP = 96a x – 36ay – 144az
*aGQP =
=
aGQP = 0,54a x – 0,2ay – 0,811az
3.
Jika diketahui titik-titik M (0,1, -0,2, -0,1), N (-0,2, 0,1, 0,3), dan P (0,4, 0, 0,1), tentukan;
(a) vektor R MN ; (b) hasil kali titik R MN . R MP ; (c) sudut apit antara R MN dan R MP .
Penyelesaian :
a) R M N = R N - R M
R M N = (-0,2a x + 0,1ay + 0,3a z ) - (0,1a x – 0,2ay – 0,1a z )
R M N = {-0,2 – 0,1} a x + {0,1 – (-0,2)} a y + {0,3 – (-0,1)} a z
R M N = -0,3a x + 0,3ay + 0,4a z
b) *R M P = R P – R M
R M P = (0,4a x + 0 + 0,1a z ) - (0,1a x – 0,2ay – 0,1a z )
R M P = {0,4 – 0,1} a x + {0 – (-0,2)} a y + {0,1 – (-0,1)} a z
R M P = 0,3a x + 0,2ay + 0,2a z
* R MN . R MP = G = {(-0,3 a x)(0,3 a x)} + {(0,3 a y)(0,2 a y)} + {(0,4 a z )(0,2 a z )}
R MN . R MP = G = -0,09 + 0,06 + 0,08 = 0,05
c)
* R NP = R P – R N
R NP = (0,4a x + 0 + 0,1a z ) – (-0,2a x + 0,1ay + 0,3a z )
R N P = {0,4 – (-0,2)} a x + {0 – (-0,1)} a y + {0,1 – 0,3} a z
R NP = 0,6a x - 0,1ay - 0,2a z
* |R NP |2 = |R MN |
2 + |R MP |
2 – 2 | R MN | |R MP | cos θ NMP
7/21/2019 217160428-Analisis-Vektor.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/217160428-analisis-vektorpdf 33/36
33
(0,64)2 = (0,583)
2 + (0,412)
2 – 2 (0,583) (0,412) cos θ NMP
cos θ NMP =
θ NMP = cos
-1
(0,208) = 77,98°
4. Jika diketahui titik P (r = 0,8, θ = 30°, Ø = 45°), dan medan E = 1/r 2 (cos Ø ar + sin Ø /sin
θ aØ ); (a) tentukan E di titik P ; (b) tentukan |E| di titik P ; (c) tentukan sebuah vektor
satuan searah E di titik P .
Penyelesaian :
a) E = (cos Ø ar + sin Ø /sin θ aØ )
E =
{cos (45°) ar + sin (45°)/sin (30°) aØ }
E = 1,105 ar + 2,209 aØ
b) |E| =
|E| = = 2,47
c) a|E| =
=
a|E| = 0,447 ar + 0,89 aØ
5.
Nyatakan medan vektor satuan a x dalam komponen-komponen koordinat bola di titik: (a)
r = 2, θ = 1 rad, Ø = 0,8 rad; (b) x = 3, y = 2, z = -1; (c) ρ = 2,5, Ø = 0,7 rad, z = 1,5.
Penyelesaian :
a) r = 2; θ = 1 rad = x 180° = 57,325°; Ø = 0,8 rad =
x 180° = 45,86°
* Pr = P x (a x . ar )
Pr = (a x . ar ) = sin θ cos Ø
7/21/2019 217160428-Analisis-Vektor.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/217160428-analisis-vektorpdf 34/36
34
Pr = sin (57,325°) cos (45,86°) = 0,586
* Pθ = P x (a x . aθ )
Pθ = (a x . aθ ) = cos θ cos Ø
Pθ = cos (57,325°) cos (45,86°) = 0,376
* PØ = P x (a x . aØ )
PØ = (a x . aØ ) = -sin Ø
PØ = -sin (45,86°) = -0,718
*Koordinat bola 0,586ar + 0,376aθ -0,718aØ
b) x = 3, y = 2, z = -1
r =
r = = 3,741
θ = cos-1
θ = cos-1
√
= 105,501°
Ø = tan-1
Ø = tan-1
= 33,69°
Pr = P x (a x . ar )
Pr = (a x . ar ) = sin θ cos Ø
Pr = sin (105,501°) cos (33,69°) = 0,802
Pθ = P x (a x . aθ )
Pθ = (a x . aθ ) = cos θ cos Ø
Pθ = cos (105,501°) cos (33,69°) = -0,222
PØ = P x (a x . aØ )
PØ = (a x . aØ ) = -sin Ø
PØ = -sin (33,69°) = -0,55
7/21/2019 217160428-Analisis-Vektor.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/217160428-analisis-vektorpdf 35/36
35
Koordinat bola 0,802ar - 0,222aθ - 0,55aØ
c) ρ = 2,5; Ø = 0,7 rad =
x 180° = 40,127°; z = 1,5
*Perubahan bentuk silinder ke bentuk persegi
x = ρ cos Ø
= 2,5 cos (40,127°) = 1,911
y = ρ sin Ø
= 2,5 sin (40,127°)
= 1,611
Koordinat persegi ( x = 1,911; y = 1,611; z = 1,5)
*Perubahan dari bentuk persegi ke bentuk bola ( x = 1,911; y = 1,611; z = 1,5)
r =
r = = 2,915
θ = cos-1
θ = cos-1
√
= 59,03°
Ø = tan-1
Ø = tan-1
= 40,131°
Pr = P x (a x . ar )
Pr = (a x . ar ) = sin θ cos Ø
Pr = sin (59,03°) cos (40,131°) = 0,655
Pθ = P x (a x . aθ )
Pθ = (a x . aθ ) = cos θ cos Ø
Pθ = cos (59,03°) cos (40,131°) = 0,393
PØ = P x (a x . aØ )
PØ = (a x . aØ ) = -sin Ø
PØ = -sin (40,131°) = -0,644
7/21/2019 217160428-Analisis-Vektor.pdf
http://slidepdf.com/reader/full/217160428-analisis-vektorpdf 36/36
Koordinat bola 0,655ar + 0,393aθ - 0,644aØ