47
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan referat pada bagian radiologi sebagai syarat untuk mengikuti ujian ini dengan baik. Kami menyadari bahwa dalam penulisan referat ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar dalam penyusunan karya tulis berikutnya dapat lebih baik lagi. Akhir kata kami berharap referat ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan kepada para pembaca pada umumnya dan pada penulis pada khususnya. Tasikmalaya, 26 oktober 2015 Penyusun 1

217626181 Referat Barium Enema

Embed Size (px)

DESCRIPTION

anestesi geriatri

Citation preview

Page 1: 217626181 Referat Barium Enema

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan referat pada bagian

radiologi sebagai syarat untuk mengikuti ujian ini dengan baik.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan referat ini masih banyak terdapat

kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang

membangun agar dalam penyusunan karya tulis berikutnya dapat lebih baik lagi.

Akhir kata kami berharap referat ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan

kepada para pembaca pada umumnya dan pada penulis pada khususnya.

Tasikmalaya, 26 oktober 2015

Penyusun

1

Page 2: 217626181 Referat Barium Enema

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Dunia kedokteran saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat

terutama dengan pekembangan dan aplikasi komputer bidang kedokteran sehingga

ilmu radiologi turut berkembang pesat mulai dari pencitraan organ sampai ke

pencitraan selular atau molekular. Di Indonesia perkembangan kedokteran

terutama dalam bidang radiologi masih banyak dilakukan serta perlu dukungan

pemerintah.

Pemeriksaan radiologi yang umum dapat dilakukan pada kasus gangguan

pencernaan anak-anak adalah barium enema. Barium enema merupakan suatu

pemeriksaan radiografik kolon dengan menggunakan bahan kontras (yang lazim

digunakan adalah barium sulfat) yangdimasukan ke dalam kolon pada pasien

neonatus/bayi. Tujuan pemeriksaan barium enema sendiri adalah untuk

mendapatkangambaran anatomis dari kolon sehingga dapat membantu

menegakkandiagnosa suatu penyakit atau kelainan-kelainan pada kolon. Karena

pasiendalam pemeriksaan ini merupakan neonatus/bayi maka banyak hal yang

perlumendapat perhatian dan pemahaman khusus dalam pelaksanaannya.

I.2 Rumusan Masalah

a. Apa yang dimaksud dengan teknik pemeriksaan barium enema pada

anak ?

b. Apa saja indikasi dan kontra indikasi pemeriksaan barium enema pada

anak ?

c. Bagaimana persiapan dan teknik pemeriksaan barium anema pada anak

?

I.3 Tujuan

I.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui teknik pemeriksaan barium enema pada anak

I.3.2 Tujuan Khusus

2

Page 3: 217626181 Referat Barium Enema

a. Mengetahui definisi teknik pemeriksaan barium enema pada

anak.

b. Mengetahui indikasi dan kontraindikasi pemeriksaan barium

enema pada anak

c. Mengetahui persiapan dan prosedur pemeriksaan barium enema

pada anak.

I.4 Manfaat

Penulisan referat ini diharapkan dapat membantu menambah wawasan

kepada semua pihak yang membacanya mengenai teknik pemeriksaan

barium enema pada anak.

3

Page 4: 217626181 Referat Barium Enema

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Definisi

Teknik Pemeriksaan Collon In Loop (barium enema) Pediatrik adalah

teknik pemeriksaan secara radiologis dari usus besar (collon) dengan

menggunakan media kontras secara retrograde pada pasien pediatrik (anak-anak).

Sedangkan Enema adalah tindakan memasukkan cairan kedalam rectum dan kolon

melalui lubang anus. Jadi dapat dikatakan bahwa teknik pemeriksaan barium

enema adalah suatu teknik pemeriksaan secara radiologis usus besar (collon)

dengan menggunakan media kontras barium (kontras positif) yang dimasukan

melalui lubang anus.

Tujuan pemeriksaan colon in loop sendiri adalah untuk mendapatkan

gambaran anatomis dari colon sehingga dapat membantu menegakkan diagnosa

suatu penyakit atau kelainan-kelainan pada colon. Karena pasien dalam

pemeriksaan ini merupakan anak-anak maka banyak hal yang perlu mendapat

perhatian dan pemahaman khusus dalam pelaksanaannya. Misal mengalihkan

perhatian anak, dengan cara mengajak bicara saat pemeriksaan serta membawa

teman atau orang-orang terdekat dari anak tersebut. Menjelaskan jalannya

pemeriksaan pada anak tersebut agar pemeriksaan dapat berjalan dengan lancar.

II.2 Spesifikiasi

Untuk pasien pediatrik umumnya menggunalan waktu eksposure yang

rendah dan mA yang tinggi untuk meminimalisasi gambaran buram akibat

pergerakan pasien. Sedangkan bagi pasien pediatrik yang sudah menginjak remaja

dapat dilakukan pemeriksaan selayaknya orang dewasa, kecuali untuk

perlindungan khusus di gonad dan mengurangi faktor eksposi serendah mungkin.

II.3 Indikasi

Untuk pemeriksaan Collon In Loop ini indikasi yang biasa terjadi meliputi :

1. Colitis : Penyakit2 inflamasi pada colon

2. Carsinoma

4

Page 5: 217626181 Referat Barium Enema

3. Diverticulum : Merupakan kantong yg menonjol pada dinding kolon,

terdiri lapisan mukosa dan muskularis mukosa

4. Polyps : Penonjolan pada selaput lender

5. Volvulus : Penyumbatan isi usus karena terbelitnya usus ke bagian

yang lain

6. Invagination : Melipatnya bagian usus besar ke bagian usus itu sendiri

7. Intussusception

8. Stenosis : Penyempitan saluran usus besar

9. Mega colon : Suatu kelainan kongenital yang terjadi karena tidak

adanya sel ganglion di pleksus mienterik dan submukosa

pada segmen colon distal menyebabkan feses sulit melewati

segmen ganglionik.

II.4 Kontra Indikasi

Untuk kontra indikasinya yaitu:

1. Perforasi

2. Obstruksi akut atau penyumbatan

3. Diare berat

II.5 Persiapan Prosedur

II.5.1 Persiapan Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang dibutuhkan meliputi :

II.5.1.1 Untuk Anak lebih dari 1 tahun

Kantung enema sekali pakai diisi dengan barium

sulfat

Tabung

Penjepit

Air hangat digunakan untuk melarutkan barium

sulfat.

Beberapa diantaranya, kateter di design agar tidak

dapat keluar rectum setelah disisipkan, sehingga

5

Page 6: 217626181 Referat Barium Enema

tidak bocor.

Catatan: Penggunaan latex tidak boleh, karena dapat

mengakibatkan alergi. Penggunaan jenis balon juga tidak

boleh digunakan, karena dpat mengakibatkan perforasi

pada rectum.

II.5.1.2 Untuk bayi dan anak – anak

Menggunakan kateter silicon 10 french dan sebuah

spuit 60 ml, barium diinjeksi secara manual dan

perlahan.

II.5.1.3 Untuk semua pasien

Jelly

Hypoallergenic tape

Sarung Tangan

Lap pel atau Tissue

II.5.2 Pasien

Persiapan pasien yang perlu dilakukan meliputi :

Pasien dan orang tua harus masuk ke dalam ruang pemeriksaan,

Dijelaskan bagaimana prosedur pemeriksaan kepada pasien, bagaimana

teknik media kontras itu dimasukan dan alasannya ,mengapa dilakukan itu,

tunjukan ketika barium masuk ke dalam colon. Katakan dengan bahasa

6

Page 7: 217626181 Referat Barium Enema

dan teknik yang dimengerti anak kecil, agar tidak takut bahwa nanti akan

disentuh pada bagian genitalnya. Orang tua pasien mendampingi selama

pemneriksaan

Tanyakan riwayat penyakit pasien. Hal ini sangat penting untuk

mengevaluasi keadaan anak yang akan diperiksa. Karena ini akan

membantu radiolog dalam memutuskan instruksi dan prosedur

pemeriksaan yang akan diambil.

Untuk bayi sampai 2 tahun : Tidak ada persiapan khusus yang diperlukan.

Untuk anak 2 tahun sampai 10 tahun :

Pada malam hari sebelum pemeriksaan hanya makan-makan yang

rendah serat. Malam sebelum pemeriksaan minum satu tablet bisacodyl atau

laxative atau sejenisnya. Jika setelah diberi laxative tidak menunjukan

pengeluaran yang cukup, maka dilakukan enema pedi fleet (Urus-urus) atas

petunjuk dokter.

II.6 Teknik Pemasukan Media Kontras

Pemeriksaan colon in loop (barium enema) pada bayi dan anak-anak biasanya

hanya menggunakan metode kontras tunggal yang menggunakan media kontras

BaSO4 (barium sulfat) saja, sedangkan metoda kontras ganda tidak dianjurkan.

7

Page 8: 217626181 Referat Barium Enema

II.7 Proyeksi

Proyeksi pemeriksaan yang digunakan adalah :

AP Plan Foto

AP dengan Kontras

Lateral dengan Kontras

AP Post Evakuasi

II.7.1 AP Plan Foto

Posisi Pasien

Pasien diposisikan supine diatas kaset / meja pemeriksaan dengan

MSP (Mid Sagital Plane) tubuh berada tepat pada garis tengah

kaset.

Kedua tangan diletakkan diatas kepala pasien dan diberi

pengganjal untuk fiksasi. kedua kaki lurus kebawah dan diberi

pengganjal juga.

Posisi Objek

Objek diatur dengan menentukan batas atas processus xypoideus

dan batas bawah adalah symphisis pubis.

Titik bidik pada pertengahan kedua crista illiaca dengan arah sinar

vertikal tegak lurus dengan kaset.

Eksposi dilakukan saat pasien ekspirasi penuh dan tahan nafas.

FFD: 100cm

II.7.2. AP dengan Kontras

Posisi Pasien

Pasien diposisikan supine diatas kaset / meja pemeriksaan dengan

MSP (Mid Sagital Plane) tubuh berada tepat pada garis tengah

kaset.

Kedua tangan diletakkan diatas kepala pasien dan kedua kaki lurus

kebawah dengan di pegang oleh orang tuanya yang telah

menggunakan apron.

Posisi Objek

8

Page 9: 217626181 Referat Barium Enema

Objek diatur dengan menentukan batas atas processus xypoideus

dan batas bawah adalah symphisis pubis.

Titik bidik pada pertengahan kedua crista illiaca dengan arah sinar

vertikal tegak lurus dengan kaset.

Eksposi dilakukan saat pasien ekspirasi penuh dan tahan nafas.

Jika pasien menangis lakukan eksposi pada waktu jeda tangisannya

reda.

II.7.3 Lateral Dengan Kontras

Posisi Pasien

Pasien diposisikan lateral atau tidur miring dengan Mid Coronal

Plane (MCP) diatur pada pertengahan kaset dan vertikal terhadap

garis tengah kaset, genu sedikit fleksi kedua ujung kaki dan tangan

dipegang oleh orang tuanya yang terlebih dahulu diberi Apron, hal

ini dikarenakan pasien selalu bergerak dan menangis.

Posisi Objek

Arah sinar ; tegak lurus terhadap film. Titik bidik ; Pada Mid

Coronal Plane setinggi spina illiaca anterior superior (SIAS).

Eksposi dilakukan saat pasien diam.

II.7.4 AP Post Evakuasi

Posisi Pasien

Pasien diposisikan supine diatas kaset / meja pemeriksaan dengan

MSP (Mid Sagital Plane) tubuh berada tepat pada garis tengah

kaset.

Kedua tangan diletakkan diatas kepala pasien dan diberi

pengganjal untuk fiksasi. kedua kaki lurus kebawah dan diberi

pengganjal juga.

Posisi Objek

Objek diatur dengan menentukan batas atas processus xypoideus

dan batas bawah adalah symphisis pubis.

Titik bidik pada pertengahan kedua crista illiaca dengan arah sinar

vertikal tegak lurus dengan kaset.

9

Page 10: 217626181 Referat Barium Enema

Eksposi dilakukan saat pasien ekspirasi penuh dan tahan nafas.

FFD: 100cm

II.8 Hasil – Hasil Pemeriksaan

Nilai Pemeriksaan :

Hasil pemeriksaan ditentukan oleh study dari X-ray dan gambaran

fluoroscopy.

Nilai Normal :

Tidak tampak adanya abnormalitas pada X-ray colon.

Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Hasil Pemeriksaan :

a. Persiapan bowel yang tidak adekuat, sehingga mengganggu

kualitas dari X-ray film .

b. Pemeriksaan barium swallow / Upper GI / Ba Follow

Through yang dilakukan dalam bebarapa hari sebelum

barium enema akan mengganggu kualitas dari X-ray

barium enema.

c. Ketidak mampuan penderita menahan selama pemeriksaan

barium enema sehingga pemeriksaan tidak komplit.

10

Page 11: 217626181 Referat Barium Enema

Gambar 3. Film A,B,C foto polos abdomen film D,E,F foto barium enema.

II.9 Anatomi dan Histologi Kolon

Usus besar terdiri dari caecum, appendix, kolon ascendens, kolon

transversum, kolon descendens, kolon sigmoideum dan rektum serta anus. Mukosa

usus besar terdiri dari epitel selapis silindris dengan sel goblet dan kelenjar

dengan banyak sel goblet, pada lapisan submukosa tidak mempunyai kelenjar.

Otot bagian sebelah dalam sirkuler dan sebelah luar longitudinal yang terkumpul

pada tiga tempat membentuk taenia koli. Lapisan serosa membentuk tonjolan

tonjolan kecil yang sering terisi lemak yang disebut appendices epiploicae.

Didalam mukosa dan submukosa banyak terdapat kelenjar limfa, terdapat lipatan-

lipatan yaitu plica semilunaris dimana kecuali lapisan mukosa dan lapisan

submukosa ikut pula lapisan otot sirkuler. Diantara dua plica semilunares terdapat

saku yang disebut haustra coli, yang mungkin disebabkan oleh adanya taenia coli

atau kontraksi otot sirkuler. Letak haustra in vivo dapat berpindah pindah atau

menghilang.

Vaskularisasi kolon dipelihara oleh cabang-cabang arteri mesenterica

superior dan arteri mesenterica inferior, membentuk marginal arteri seperti

11

Page 12: 217626181 Referat Barium Enema

periarcaden, yang memberi cabang-cabang vasa recta pada dinding usus. Yang

membentuk marginal arteri adalah arteri ileocolica, arteri colica dextra, arteri

colica media, arteri colica sinistra dan arteri sigmoidae. Hanya arteri ciloca

sinistra dan arteri sigmoideum yang merupakan cabang dari arteri mesenterica

inferior, sedangkan yang lain dari arteri mesenterica superior. Pada umumnya

pembuluh darah berjalan retroperitoneal kecuali arteri colica media dan arteri

sigmoidae yang terdapat didalam mesocolon transversum dan mesosigmoid.

Seringkali arteri colica dextra membentuk pangkal yang sama dengan arteri colica

media atau dengan arteri ileocolica. Pembuluh darah vena mengikuti pembuluh

darah arteri untuk menuju ke vena mesenterica superior dan arteri mesenterica

inferior yang bermuara ke dalam vena porta. Aliran limfe mengalir menuju ke nn.

ileocolica, nn. colica dextra, nn. colica media, nn. colica sinistra dan nn.

mesenterica inferior. Kemudian mengikuti pembuluh darah menuju truncus

intestinalis.

Colon ascendens panjangnya sekitar 13 cm, dimulai dari caecum pada

fossa iliaca dextra sampai flexura coli dextra pada dinding dorsal abdomen

sebelah kanan, terletak di sebelah ventral ren dextra, hanya bagian ventral ditutup

peritoneum visceral. Jadi letak colon ascendens ini retroperitoneal, kadang kadang

dinding dorsalnya langsung melekat pada dinding dorsal abdomen yang ditempati

muskulus quadratus lumborum dan ren dextra.

Arterialisasi colon ascendens dari cabang arteri ileocolic dan arteri colic

dextra yang berasal dari arteri mesentrica superior.

Colon transversum panjangnya sekitar 38 cm, berjalan dari flexura coli

dextra sampai flexura coli sinistra. Bagian kanan mempunyai hubungan dengan

duodenum dan pankreas di sebelah dorsal, sedangkan bagian kiri lebih bebas.

Flexura coli sinistra letaknya lebih tinggi daripada yang kanan yaitu pada polus

cranialis ren sinistra, juga lebih tajam sudutnya dan kurang mobile. Flexura coli

dextra erat hubunganya dengan facies visceralis hepar (lobus dextra bagian

caudal) yang terletak di sebelah ventralnya. Arterialisasi didapat dari cabang

cabang arteri colica media. Arterialisasi colon transversum didapat dari arteri

colica media yang berasal dari arteri mesenterica superior pada 2/3 proksimal,

12

Page 13: 217626181 Referat Barium Enema

sedangkan 1/3 distal dari colon transversum mendapat arterialisasi dari arteri

colica sinistra yang berasal dari arteri mesenterica inferior .

Gambar 1. Arteri Mesenterica Superior

Mesokolon transversum adalah duplikatur peritoneum yang memfiksasi

colon transversum sehingga letak alat ini intraperitoneal. Pangkal mesokolon

transversa disebut radix mesokolon transversa, yang berjalan dari flexura coli

sinistra sampai flexura coli dextra. Lapisan cranial mesokolon transversa ini

melekat pada omentum majus dan disebut ligamentum gastro (meso) colica,

sedangkan lapisan caudal melekat pada pankreas dan duodenum, didalamnya

berisi pembuluh darah, limfa dan syaraf. Karena panjang dari mesokolon

transversum inilah yang menyebabkan letak dari colon transversum sangat

bervariasi, dan kadangkala mencapai pelvis.

13

Page 14: 217626181 Referat Barium Enema

Gambar 2. Arteri Mesenterica Inferior

Colon descendens panjangnya sekitar 25 cm, dimulai dari flexura coli

sinistra sampai fossa iliaca sinistra dimana dimulai colon sigmoideum. Terletak

retroperitoneal karena hanya dinding ventral saja yang diliputi peritoneum,

terletak pada muskulus quadratus lumborum dan erat hubungannya dengan ren

sinistra. Arterialisasi didapat dari cabang-cabang arteri colica sinistra dan cabang

arteri sigmoid yang merupakan cabang dari arteri mesenterica inferior.

Colon sigmoideum mempunyai mesosigmoideum sehingga letaknya

intraperi toneal, dan terletak didalam fossa iliaca sinistra. Radix mesosigmoid

mempunyai perlekatan yang variabel pada fossa iliaca sinistra. Colon sigmoid

membentuk lipatan-lipatan yang tergantung isinya didalam lumen, bila terisi

penuh dapat memanjang dan masuk ke dalam cavum pelvis melalui aditus pelvis,

14

Page 15: 217626181 Referat Barium Enema

bila kosong lebih pendek dan lipatannya ke arah ventral dan ke kanan dan

akhirnya ke dorsal lagi. Colon sigmoid melanjutkan diri kedalam rectum pada

dinding mediodorsal pada aditus pelvis di sebelah depan os sacrum. Arterialisasi

didapat dari cabang- cabang arteri sigmoidae dan arteri haemorrhoidalis superior

cabang arteri mesenterica inferior. Aliran vena yang terpenting adalah adanya

anastomosis antara vena haemorrhoidalis superior dengan vena haemorrhoidalis

medius dan inferior, dari ketiga vena ini yang bermuara kedalam vena porta

melalui vena mesenterica inferior hanya vena haemorrhoidalis superior,

sedangkan yang lain menuju vena iliaca interna. Jadi terdapat hubungan antara

vena parietal (vena iliaca interna) dan vena visceral (vena porta) yang penting bila

terjadi pembendungan pada aliran vena porta misalnya pada penyakit hepar

sehingga mengganggu aliran darah portal. Mesosigmoideum mempunyai radix

yang berbentuk huruf V dan ujungnya letaknya terbalik pada ureter kiri dan

percabangan arteri iliaca communis sinistra menjadi cabang-cabangnya, dan

diantara kaki-kaki huruf V ini terdapat reccessus intersigmoideus.

II.10 Fisiologi

Pertukaran air dan elektrolit

Kolon ialah tempat utama bagi absorpsi air dan pertukaran elektrolit.

Sebnyak 90 % kandungan air diserap di kolon yaitu sekitar 1-2 L per hari.

Natrium diabsorpsi secara aktif melalui NA-K-ATPase. Kolon dapat

mengabsorpsi sebanyak 400 mEq perhari. Air diserap secara pasif mengikuti

dengan natrium melalui perbedaan osmotik. Kalium secara aktif disekresikan ke

dalam lumen usus dan diabsorpsi secara pasif. Klorida diabsoprsi secara aktif

melalui pertukaran klorida-bikarbonat.

Asam lemak rantai pendek

Asam lemak rantai pendek seperti asetat, butirat dan propionat diproduksi

oleh fermentasi bakterial yang berasal dari karbohidrat. Asam lemak rantai pendek

ini berguna sebagai sumber energi bagi mukosa kolon dan metabolisme usus

seperti transportasi natrium. Kekuranga nsumber penghasil Asam lemak rantai

pendek atau kolostomi, ileostomi akan menyebabkan atrofi mukosa.

15

Page 16: 217626181 Referat Barium Enema

Mikroflora kolon dan gas intestinal

Sebanyak kurang lebih 30% dari berat feses terdiri dari bakteri.

Mikroorganisme yang terbanyak ialah anaerob dan spesies terbanyak ialah

Bacteroides. Escherichia coli merupakan bakteri aerob terbanyak. Mikroflora

endogen ini penting dalam pemecahan karbohodrat dan protein di kolon dan

berpartisipasi dalam metabolisne bilirubin, asam empedu, estrogen dan kolesterol.

Bakteri ini juga di[perlukan dalam produksi vitamin K dan menghambat

pertunbuhan bakteri patogen seperti Clostridium difficle. Tetapi tingginya jumlah

bakteri pada colon dapat menyebabkan sepsis, abses dan infeksi.

Gas intestinal dihasilkan dari air yang tertelan, difusi dari darah dan

produksi intraluminal. Komponen utama dari gas ini ialah nitrogen, oksigen,

karbon dioksida, hidrogen dan methan. Nitrogen dan oksigen dihasilkan dari

udara yang tertelan. Karbon dioksida diproduksi dengan reaksi bikarbonat dan ion

hidrogen dan perubahan trigliserid menjadi asam lemak. Hidrogen dan methane

diproduksi oleh bakteri kolon. Gas yang diproduksi sekitar 100-200 mL dan

dikeluarkan melalui flatus.

Motilitas

Tidak seperti usus halus, usus besar tidak menampilkan karaktersistik dari

kompleks migrasi motorik. Usus besar memperlihatkan kontraksi intermiten.

Amplitudo rendah, kontraksi durasi pendek akan meningkatkan waktu transit di

kolon, dan meningkatkan absorpsi air dan perubahan elektrolit. Secara umum,

aktivasi kolinergik meningktkan motilitas kolon.

Secara umum, aktivitas fisik seperti postur, cara berjalan berperan penting

dalam stimulus pergerakan isi kolon. Selain itu juga dipengaruhi oleh keadaan

emosi. Waktu transit di kolon dipercepat oleh makan makanan yang mengandung

serat. Serat ialah matrix sel tumbuhan yang tidak larut dan terdiri dari selulosa,

hemiselulosa dan lilgnin. Pergerakan kolon normal lambat, kompleks dan

bervariasi. Pada kebanyakan, makanan mencapai sekum dalam 4 jam dan 24 pada

rektosigmoid. Kolon transversum merupakan tempat penyimpanan feses.

16

Page 17: 217626181 Referat Barium Enema

Pola motilitas kolon dapat mencampur dan mengeliminasi isi usus. Faktor

yang mempengaruhi motilitas ialah keadaan emosional, jumlah kegiatan dan tidur,

jumlah distensi kolon dan variasi hormonal.

Jenis- jenis gerakan :

- Gerakan retrograde. Terutama pada kolon kanan dan gerakan ini

memperpanjang lamanya kontak isi lumen dengan mukosa dan

meningkatkan absorpsi air dan elektrolit

- Kontraksi segmental. Dilakukan secara simultan oleh otot longitudinal dan

sirkular.

- Gerakan massa. Terjadi 3-4 kali sehari dan dikarakteristikkan dengan

kontraksi antegrade dan propulsif.

Defekasi

Defekasi ialah mekanisme yang kompleks dan terkoordinasi melibatkan

pergerakan massa kolon, peningkatan tekanan intra abdominal dan rektal serta

relaksasi lantai pelvis. Rasa ingin defekasi terbentuk ketika feses memasuki

rektum dan menstimulasi reseptor di dinding rektum atau otot levator. Distensi

dari rektum menyebabkan relaksasi dari sfingter ani yang menyebabkan kontak

dengan kanal anal. Refleks ini menyebabkan epitel memisahkan feses padat dari

gas dan cair.

II.11 Invaginasi (Intususepsi)

Invaginasi disebut juga intususepsi adalah suatu keadaan dimana segmen

usus masuk ke dalam segmen lainnya; yang bisa berakibat dengan obstruksi /

strangulasi. Umumnya bagian yang peroksimal (intususeptum) masuk ke bagian

distal (intususepien). Kelainan ini umumnya ditemukan pada anak – anak di

bawah 1 tahun dan frekuensinya menurun dengan bertambahnya usia anak.

Umumnya invaginasi ditemukan lebih sering pada anak laki – laki, dengan

perbandingan antara laki – laki dan perempuan tiga banding dua .

17

Page 18: 217626181 Referat Barium Enema

Gejala Klinis

Gejala klinis yang menonjol dari invaginasi adalah suatu trias gejala yang

terdiri dari :

nyeri perut yang datangnya secara tiba – tiba, nyeri bersifat serang

–serangan., nyeri menghilang selama 10 – 20 menit, kemudian

timbul lagi serangan baru.

Teraba massa tumor di perut bentuk bujur pada bagian kanan atas,

kanan bawah, atas tengah, kiri bawah atau kiri atas.

Buang air besar campur darah dan lendir

Pemeriksaan Radiologi

Photo polos abdomen : didapatkan distribusi udara didalam usus

tidak merata, usus terdesak ke kiri atas, bila telah lanjut terlihat

tanda – tanda obstruksi usus dengan gambaran “air fluid level”.

Dapat terlihat “ free air “ bilah terjadi perforasi.

18

Page 19: 217626181 Referat Barium Enema

19

Page 20: 217626181 Referat Barium Enema

20

Page 21: 217626181 Referat Barium Enema

Barium enema : dikerjakan untuk tujuan diagnosis dan terapi,

untuk diagnosis dikerjakan bila gejala – gejala klinik meragukan,

pada barium enema akan tampak gambaran cupping, coiled spring

appearance.

Penatalaksanaan

Reduksi dengan barium enema

21

Page 22: 217626181 Referat Barium Enema

Reduksi dengan operasi

Reduksi Dengan Barium Enema

Telah disebutkan pada bab terdahulu bahwa barium enema

berfungsi dalam diagnostik dan terapi. Barium enema dapat diberikan bila

tidak dijumpai kontra indikasi seperti :

Adanya tanda obstruksi u sus yang jelas baik secara klinis maupun

pada foto abdomen

Dijumpai tanda – tanda peritonitis

Gejala invaginasi sudah lewat dari 24 jam

Dijumpai tanda – tanda dehidrasi berat.

Usia penderita diatas 2 tahun

Hasil reduksi ini akan memuaskan jika dalam keadaan tenang tidak

menangis atau gelisah karena kesakitan oleh karena itu pemberian sedatif

sangat membantu. Kateter yang telah diolesi pelicin dimasukkan ke

rektum dan difiksasi dengan plester, melalui kateter bubur barium

dialirkan dari kontainer yang terletak 3 kaki di atas meja penderita dan

aliran bubur barium dideteksi dengan alat floroskopi sampai meniskus

intussusepsi dapat diidentifikasi dan dibuat foto. Meniskus sering dijumpai

pada kolon transversum dan bagian proksimal kolon descendens.

Bila kolom bubur barium bergerak maju menandai proses reduksi

sedang berlanjut, tetapi bila kolom bubur barium berhenti dapat diulangi 2

– 3 kali dengan jarak waktu 3 – 5 menit. Reduksi dinyatakan gagal bila

tekanan barium dipertahankan selama 10 – 15 menit tetapi tidak dijumpai

kemajuan. Antara percobaan reduksi pertama, kedua dan ketiga, bubur

barium dievakuasi terlebih dahulu.

Reduksi barium enema dinyatakan berhasil apabila :

Rectal tube ditarik dari anus maka bubur barium keluar dengan

disertai massa feses dan udara.

Pada floroskopi terlihat bubur barium mengisi seluruh kolon dan

sebagian usus halus, jadi adanya refluks ke dalam ileum.

Hilangnya massa tumor di abdomen.

22

Page 23: 217626181 Referat Barium Enema

Perbaikan secara klinis pada anak dan terlihat anak menjadi

tertidur serta norit test positif.

Penderita perlu dirawat inap selama 2 – 3 hari karena sering

dijumpai kekambuhan selama 36 jam pertama. Keberhasilan tindakan ini

tergantung kepada beberapa hal antara lain, waktu sejak timbulnya gejala

pertama, penyebab invaginasi, jenis invaginasi dan teknis pelaksanaannya.

II.12 Kolitis

Kolitis jarang terjadi pada bayi dan anak anak dan kalau terjadi maka

gambarannya menyerupai orang dewasa. Kolitis pada bayi yang sering merupakan

bagian dari Nekrotizing Enterokolitis dan enterokolitis dari penyakit

Hirschsprung. Kolitis pada bayi pernah diidentifikasi bersifat segmental kolitis

dan yang menjadi predisposisi adalah allergi terhadap susu. Pada anak yang lebih

besar biasanya Kolitis terjadi akibat infeksi seperti infeksi akibat Shigella , roto

virus, E.Coli dan amubiasis. Gambaran amubiasis biasanya mirip dengan

gambaran Kolitis ulcerativa atau Kolitis granulomatosa atau Crohn’s disease.

Penyebab Kolitis yang terjadi pada anak anak pada

umumnya disebabkan oleh infeksi, inflamatory bowel disese,

typhlitis, haemolytic uraemic syndrome, pseudo membranous

kolitis, iskemik, dan radiasi. Penyakit Crohn atau Kolitis

granulomatosa jarang terjadi pada bayi dan biasanya terjadi

pada anak anak yang lebih besar.

Banyak pemeriksaan Radiologi dari konvensional sampai

canggih dapat dilakukan untuk mendiagnosa penyakit Kolitis

pada bayi dan anak anak tetapi algoritma pemeriksaan adalah

sangat penting untuk membantu diagnosa dini kolitis sehingga

mendapatkan pengobatan yang tepat dan cepat untuk

menghindari komplikasi yang sering terjadi terutama pada kolitis

ulcerativa.

Gambaran klinis

23

Page 24: 217626181 Referat Barium Enema

Sakit perut merupakan gejala utama dari penderita kolitis

disertai diare berdarah. Kemudian disusul dengan lemah badan,

kehilangan berat badan, nafsu makan berkurang. Pada kolitis

ulcerativa sering disertai dengan artritis, infeksi mata,

osteoporosis, kulit yang kemerahan, dan anemia.

Kolitis Ulcerativa

Barium Enema

Tampak haustra yang menghilang, ulkus yang kecil

memperlihatkan seperti gigi gergaji (saw teeth) Pada

pemeriksaan dengan kontras ganda akan terlihat tekstur mukosa

yang menghilang disertai gambaran granuler halus. Apabila

penyakit berlanjut ulkus menjadi lebih dalam dan meluas ke

submukosa yang memberikan gambaran colar button. Pada

stadium lanjut akan terlihat dinding kolon yang menebal dan

kaku dan haustra yang menghilang yang memberikan gambaran

seperti pipa.

Penyakit Crohn (Kolitis granulomatosa )

Barium Enema

Fase Awal : non-stenotik

24

Page 25: 217626181 Referat Barium Enema

Merupakan gambaran awal dari patologinya berupa erosi

superfisial ,ulkus aftosa. Ulkus aftosa memberikan gambaran

noduler opak dibagian tengah yang terisi kontras dengan dinding

ireguler dan dikelilingi bayangn radiolusen yang berupa halo

sehingga memberikan gambaran bull’s eye atau target lesion.

Ulkus-ulkus dapat menjadi besar dan bergabung menjadi ulkus

longitudinal dan transversal sehingga menjadi gambaran

cobblestone. Kalau lesi berlanjut maka lipatan mukosa akan

bertambah tebal dan kasar disertai spasme dan iritabilitas kolon.

Kolon akan tampak menyempit tapi bagian proximal dari

penyempitan tersebut tidak mengalami dilatasi. Skip area adalah

gambaran khas lainnya dimana segmen normal membatasi

segmensegmen sakit yang cenderung tiba tiba dengan batas

yang jelas Diantara penebalan lipatan mukosa kolon tampak

kantung kantung di dinding lumen kolon menyerupai divertikel

sehingga disebut pseudo divertikel.

Fase stenotik

Merupakan fase lanjut penyakit Crohn dimana penebalan dinding

kolon sangat bertambah serta kaku gambaran menyerupai pipa

dan dibagian proximal dari tempat penyempitan tampak

melebar. Apabila proses berlanjut akan terjadi String sign ileum

terminalis, caecum berbentuk konus. Proses yang lebih lanjut lagi

terjadi striktur, sinus tract, dan pembentukan fistula.

II.13 Divertikulitis

Divertikulitis adalah peradangan atau infeksi pada satu atau beberapa

divertikula. Divertikulitis jarang terjadi pada orang yang berumur dibawah 40

tahun.

Penyebab terjadinya infeksi pada divertikula masih belum pasti.

Infeksi mungkin terjadi jika tinja atau bakteri terperangkap di dalam divertikula.

25

Page 26: 217626181 Referat Barium Enema

Gejala awalnya adalah nyeri, nyeri tumpul (biasanya pada bagian kiri bawah

perut) dan demam.

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya.

Pemeriksaan rontgen dengan barium enema dilakukan untuk memperkuat

diagnosis atau untuk mengevaluasi masalah yang dapat merusak atau menembus

usus yang meradang, sehingga pemeriksaan ini biasanya ditunda selama

beberapa minggu.

II.14 Polip

Polip adalah petumbuhan jaringan yang menonjol ke dalam lumen traktus

gastrointestinal. Secara umum ,terdapat 2 tipe polip jinak yaitu polip non-

26

Page 27: 217626181 Referat Barium Enema

neoplastik dan polip neoplastik. Polip non-neoplastik terdiri dari hamartoma,

polip hyperplastik dan polip inflamasi. Polip neoplastik terdiri dari berbagai

macam polip adenomatous dan poliposis coli herediter.

Polip non-neoplastik

• Hamartoma

a. Polip Juvenil

b. Sindroma Cronkhite-Canada

c. Sindroma Peutz-Jeghers

• Polip hiperplastik

• Polip inflamasi

Polip neoplasik

• Polip adenomatous

• Poliposis neoplastik herediter

a. Familial adenomatous poliposis (FAP)

b. Sindroma Gardner’s

c. Sindroma Turcot’s

27

Page 28: 217626181 Referat Barium Enema

28

Page 29: 217626181 Referat Barium Enema

II.15 Karsinoma

Hereditary colorectal carcinoma

a. Familial Adenomatous Polyposis (FAP)

b. Hereditary Nonpolyposis Colorectal Cancer (Lynch’s

Syndrome)

Carcinoma colorectal

Carcinoma colorectal merupakan keganasan yang paling sering pada

traktus gastrointestinal. Insidensi carcinoma colorectal di Indonesia cukup

tinggi, demikian juga angka kematiannya. Insidensi pria sebanding dengan

wanita. Carcinoma recti lebih sering pada laki-laki, sedangkan carcinoma colon

lebih sering pada wanita. Penyakit ini berhubungan dengan usia dan terjadi lebih

sering pada usia diatas 50 tahun. Predileksi sekitar 75% carcinoma colorectal

ditemukan di rectosigmoid.

Gejala klinis

Gejala dan tanda dini carcinoma colorectal tidak ada. Umumnya gejala pertama

timbul karena penyulit, yaitu gangguan faal usus, obstruksi, perdarahan atau

akibat metastasis.

• Carcinoma colon kanan:

• Carcinoma colon kiri dan rectum:

Pemeriksaan penunjang

X-ray foto polos dan colon in loop

X-ray foto polos dan colon in loop memiliki peranan penting dalam

mengevaluasi pasien yang diduga menderita carcinoma colorectal. Foto polos

abdomen (supine, tegak, dan LLD) berguna untuk mendeteksi pola gas usus

yang menunjukkan adanya obstruksi. Colon in loop berguna untuk mengevaluasi

gejala obstruktif. Colon in loop dengan double contrast sensitif untuk

mendeteksi massa yang berdiameter lebih besar dari 1 cm. Deteksi massa yang

kecil sangat sulit, sehingga colonoscopy lebih disukai untuk mengevaluasi massa

colon yang nonobstruksi.

29

Page 30: 217626181 Referat Barium Enema

II.16 Volvulus

Volvulus merupakan kelainan berupa puntiran dari segmen usus

terhadap usus itu sendiri, mengelilingi mesenterium dari usus tersebut dimana

mesenterium itu sebagai aksis longitudinal sehingga menyebabkan obstruksi

salurancerna. Keadaan ini disebabkan karena adanya rotasi gelung usus di

sekeliling cabang arteri mesenterika superior. Volvulus midgut dapat terjadi

tidak sempurna atau intermitten tetapi biasanya terjadi pada anak yang lebih

besar dan memiliki gejala dan tanda nyeri perut non spesifik kronik, muntah

yang bersifat intermitten (kadang tidak berwarna hijau), rasa cepat kenyang,

penurunan berat badan, gagal tumbuh, diare dan malabsorbsi.

Barium sulfat menghasilkan gambaran radiopak (muncul di X-ray)

digunakan sebagai media kontras, kemudian dibiarkan mengalir ke dalam usus

besar. Udara dapat menggembung di dalam usus besar untuk membesarkan dan

memberikan gambar yang lebih baik (sering disebut "double-contrast").

30

Page 31: 217626181 Referat Barium Enema

II.17 Megakolon

Penyakit Hirschsprung (Megakolon Kongenital) adalah suatu kelainan

kongenital yang ditandai dengan penyumbatan pada usus besar yang terjadi

akibat pergerakan usus yang tidak adekuat karena sebagian dari usus besar tidak

memiliki saraf yang mengendalikan kontraksi ototnya. Sehingga menyebabkan

terakumulasinya feses dan dilatasi kolon yang masif.

Gejala dan tanda

Pada bayi yang baru lahir :

segera setelah lahir, bayi tidak dapat mengeluarkan mekonium (tinja pertama

pada bayi baru lahir)

tidak dapat buang air besar dalam waktu 24-48 jam setelah lahir

perut menggembung

muntah

diare encer (pada bayi baru lahir)

31

Page 32: 217626181 Referat Barium Enema

berat badan tidak bertambah, mungkin terjadi retardasi pertumbuhan

malabsorbsi.

Pada anak :

Failure to thrive (gagal tumbuh)

Nafsu makan tidak ada (anoreksia)

Rektum yang kosong melalui perbaan jari tangan

Kolon yang teraba

Hipoalbuminemia

Kasus yang lebih ringan mungkin baru akan terdiagnosis di kemudian

hari.

Pada anak yang lebih besar, gejalanya adalah sembelit menahun, perut

menggembung dan gangguan pertumbuhan.

32

Page 33: 217626181 Referat Barium Enema

33

Page 34: 217626181 Referat Barium Enema

34

Page 35: 217626181 Referat Barium Enema

II.18 Stenosis Kolon

Stenosis kolon adalah suatu kondisi di mana bagian dari usus besar

sangat sempit , sehingga sebagian penyumbatan . Penghalang lain dari usus yang

mempengaruhi bayi baru lahir meliputi berikut ini :

penyakit Hirschsprung

Kecil sindrom usus kiri

obstruksi obturasi

ileus mekonium

mekonium steker

Kontras enema dapat dilakukan sebelum pengobatan operasi, pada

kebijaksanaan ahli bedah, dan dapat berguna dalam mengesampingkan adanya

lesi lainnya hilir dari atresia tersebut. Ini mengungkapkan microcolon dengan

ujung proksimal bulat (lihat gambar pertama di bawah). Dalam kongenital

stenosis kolon, kontras enema mengungkapkan penyempitan usus besar, dengan

mengisi terbatas kolon proksimal melebar (lihat gambar kedua di bawah ini)

Contrast enema showing microcolon with dilated proximal colon (colonic atresia of sigmoid colon).

35

Page 36: 217626181 Referat Barium Enema

Contrast enema revealing colonic stenosis at hepatic flexure.

BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan

Teknik pemeriksaan barium enema pada anak adalah suatu teknik

pemeriksaan secara radiologis usus besar (collon) dengan menggunakan media

kontras barium (kontras positif) yang dimasukan melalui lubang anus yang

dilakukan pada anak. Tujuan pemeriksaan ini adalah untuk mendapatkan

gambaran anatomis dari colon sehingga dapat membantu menegakkan diagnosa

suatu penyakit atau kelainan-kelainan pada colon.

Terdapat indikasi dan juga kontra indikasi dalam pelaksanaan teknik

pemeriksaan radiologi ini, selain itu juga terdapat beberapa hal yang harus

diperhatikan pula dalam proses persiapan maupun pelaksaan pemeriksaan dengan

barium enema ini.

36