Upload
angga-saputra
View
26
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
lkjbkg
Citation preview
ANALISIS PERENCANAAN TEBAL LAPIS PERKERASAN LENTUR
DAN TEBAL LAPIS TAMBAH (OVERLAY) PADA PROYEK PELEBARAN JALAN
BATAS KOTA MEDAN-TEMBUNG-LUBUK PAKAM
LAPORAN
Ditulis untuk Menyelesaikan
Mata Kuliah Tugas Akhir Semester VI
Pendidikan Program Diploma III
oleh:
INDRIANA LAIA METTY CLARA M. MERAY NIM.1005021035 NIM.1005021049
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MEDAN
MEDAN
2013
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
pengetahuan, pengalaman, kekuatan dan kesempatan kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan Tugas Akhir ini. Tugas Akhir yang berjudul Analisis Perencanaan Tebal Lapis
Perkerasan Lentur dan Tebal Lapis Tambah (Overlay) pada Proyek Pelebaran Jalan Batas Kota
Medan-Tembung-Lubuk Pakam ini dimaksudkan adalah sebagai syarat untuk menyelesaikan
pendidikan program studi Teknik Sipil Diploma III Politeknik Negeri Medan.
Sesuai dengan judulnya dalam laporan ini akan dibahas mengenai analisis perhitungan untuk
menentukan tebal lapis perkerasan pada proyek pelebaran jalan batas kota Medan-Tembung-Lubuk
Pakam.
Dalam proses penulisan laporan ini, penulis telah mendapat bimbingan dari berbagai pihak, baik
berupa material dan spritual, maupun informasi yang berhubungan dengan penyelesaian Tugas Akhir ini.
Oleh sebab itu, sudah selayaknya penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak M.Syahruddin, S.T, M.T, Direktur Politeknik Negeri Medan;
2. Bapak Drs. Syaiful Hazmi, S.T.,M.T ,Ketua Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan;
3. Bapak Ir.Sudarto, M.T , Ketua Program Studi D-III Teknik Sipil
4. Bapak Syarifuddin, S.T , Dosen Wali Kelas Sipil-6 B Politeknik Negeri Medan;
5. Bapak Ir. M. Koster Silaen, M.T, Dosen pembimbing penyusunan Laporan Tugas Akhir;
6. Seluruh Dosen Pengajar Jurusan Tenik Sipil Politeknik Negeri Medan;
7. Bapak Tambos M Nainggolan, S.T, Kaur Perencanaan P2JM Sumut yang telah memberikan data-
data perencanaan sekaligus membimbing kami dalam penyelesaian Tugas Akhir ini;
8. Orang tua tercinta yang sudah memberikan dukungan berupa moril, material dan spritual kepada
kami;
9. Alpianus Tarigan dan Hafizzudin Siregar yang sudah membantu penyelesaian Tugas Akhir ini
dan seluruh teman-teman angkatan 2010 jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Medan.
Penulis menyadari kemungkinan adanya kekurangan maupun kesalahan dalam laporan ini. Untuk itu
penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca.
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi penulis dan siapa saja yang membacanya.
Medan, Agustus 2013
Hormat Penulis,
INDRIANA LAIA METTY CLARA M MERAY
NIM.1005021035 NIM.1005021049
ABSTRAK
ANALISIS PERENCANAAN TEBAL LAPIS PERKERASAN LENTUR DAN TEBAL LAPIS TAMBAH (OVERLAY) PADA PROYEK PELEBARAN JALAN BATAS KOTA MEDAN-
TEMBUNG-LUBUK PAKAM Oleh: INDRIANA LAIA (1005021035) dan METTY CLARA M MERAY (1005021049)
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk
bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, dibawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel.
Beroperasinya bandara Kuala Namu, menyebabkan volume lalu lintas akan bertambah, sehingga diperlukan beberapa jalan alternatif menuju bandara tersebut. Ruas jalan Medan-Tembung-Lubuk Pakam adalah salah satu jalan akses menuju bandara. Permasalahannya adalah jalan yang telah ada sudah tidak mampu lagi untuk menampung volume lalu lintas yang bertambah akibat beroperasinya bandara tersebut.Maka, perlu dilaksanakan pelebaran jalan pada jalan tersebut agar nantinya berfungsi untuk memperlancar lalu lintas di jalan tersebut. Berdasarkan hal diatas maka penulis memilih mengambil judul Tugas Akhir yaitu ANALISIS PERENCANAAN TEBAL LAPIS PERKERASAN LENTUR DAN TEBAL LAPIS TAMBAH (OVERLAY) PADA PROYEK PELEBARAN JALAN BATAS KOTA MEDAN-TEMBUNG-LUBUK PAKAM. Metode yang digunakan penulis dalam perhitungan tebal lapis perkerasan ini adalah Analisa Komponen dan Lendutan. Data yang digunakan adalah sebagian data yang didapat dari perencana dan data yang didapat secara langsung di lapangan. Dan data-data pendukung lainnya dengan menggunakan spesifikasi umum 2010 revisi II dan buku buku lain yang berkaitan. Perhitungan pada proyek ini dibagi menjadi beberapa segmen yaitu 4 segmen untuk pelebaran dan 3 segmen untuk tebal lapis tambah (overlay).
Kata Kunci : Tebal Lapis Perkerasan, Tebal Lapis Tambah, Metode Analisa Komponen, Metode Lendutan
ABSTRACT
ANALYSIS PLANNING AND THICK LAYER FLEXIBLE PAVEMENT THICK LAYER ADDED (OVERLAY) ROAD WIDENING PROJECT ON MEDAN-TEMBUNG-LUBUK
PAKAM LIMITS CITY BY: INDRIANA LAIA (1005021035) and METTY CLARA M MERAY
(1005021049)
The road is land transport infrastructure which includes all parts of the road, including
complementary buildings and equipment intended for traffic, which is at ground level, above ground, below the ground surface and / or water, as well as on the surface of the water, except railroad fire, road lorries, and the cable.
Kuala Namu airport operation, causing the volume of traffic will increase, so we need some alternative way to the airport. Medan-Tembung-Lubuk Pakam road is one of the access road to the airport. The problem is the existing road was no longer able to accommodate the increased traffic volumes due to the operation. So, road widening should be carried out on the road that will serve to expedite traffic on the road.
Based on the above, the writer chose to take the final title is ANALYSIS PLANNING AND THICK LAYER FLEXIBLE PAVEMENT THICK LAYER ADDED (OVERLAY) ROAD WIDENING PROJECT ON MEDAN-TEMBUNG-LUBUK PAKAM LIMITS CITY.
The method used in the calculation of the author this is a thick layer of pavement and Deflection Analysis of Components. The data used is some of the data obtained from the planners and the data obtained directly in the field. And other supporting data using the 2010 general specification revision II and other related books. Calculations on this project is divided into several segments, namely 4 segments for widening and 3 segments added to a thick layer (
overlay).
Keywords: Thickness of Pavement Layer, Thick Layer Added, Component
Analysis Method, Deflection
Method
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN ....................................................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR .................................................................................................................v
ABSTRAK ................................................................................................................................. vii
ABSTRACT .............................................................................................................................. viii
DAFTAR ISI .............................................................................................................................. ix
DAFTAR ISTILAH ................................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL .................................................................................................................. xvii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................. xix
DAFTAR RUMUS ..................................................................................................................xx
LAMPIRAN .......................................................................................................................... xxii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................1
B. Perumusan Masalah .......................................................................................1
C. Tujuan ..............................................................................................................2
D. Manfaat ............................................................................................................2
E. Pembatasan Masalah .............................................................................................. 2
F. Metodologi Pengerjaan Tugas Akhir ...............................................................2
G. Flow Chart Perhitungan..................................................................4
H. Jadwal Persiapan, Pelaksanaan, dan Penulisan Tugas Akhir ...........................6
BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK
A. Data Non-Teknis Proyek Pelebaran Jalan Medan-Tembung-Lubuk Pakam ...7
B. Data Teknis Proyek Pelebaran Jalan Medan-Tembung-Lubuk Pakam ............ 7
BAB III TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A. Umum ...............................................................................................................9
B. Sejarah Perkerasan Jalan ................................................................................9
C. Klasifikasi Jalan
1. Pengelompokkan jalan menurut peruntukkannya ...................................11
2. Pengelompokkan jalan menurut sistem jaringan jalan .............................11
3. Pengelompokkan jalan menurut statusnya ...............................................12
4. Pengelompokkan jalan menurut fungsi ..................................................13
5. Pengelompokkan jalan menurut kelas jalan .............................................15
D. Konstruksi Perkerasan
1. Jenis konstruksi perkerasan ...................................................................16
2. Lapisan perkerasan pada perkerasan lentur .............................................19
3. Jenis lapisan permukaan yang dipergunakan .. ..................22
E. Parameter Perencanaan Perkerasan Lentur
1. Parameter perencanaan dengan metode analisa komponen .. ................24
2. Parameter perencanaan dengan metode analisa lendutan .......................35
BAB IV PERHITUNGAN TEBAL LAPISAN PERKERASAN LENTUR
A. Pendahuluan .................................................................................................45
B. Pengolahan Data Perencanaan .....................................................................46
C. Analisa Perhitungan Tebal Perkerasan Metode Analisa Komponen. ............51
D. Analisa Perhitungan Tebal Lapis Tambah Perkerasan (Overlay) dengan
Metode Analisa Komponen. . ............................................................................. 72
E. Analisa Perhitungan Tebal Lapis Tambah (Overlay) menggunakan Metode
Lendutan pada STA 5+300 s.d 6+800. ................................................................. 76
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ....................................................................................................81
B. Saran ...............................................................................................................83
DAFTAR KEPUSTAKAAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR ISTILAH
1. Angka Ekivalen (E) dari suatu beban sumbu kendaraan adalah angka yang menyatakan perbandingan tingkat kerusakan yang ditimbulkan oleh suatu
lintasan beban sumbu tunggal kendaraan terhadap tingkat kerusakan yang ditimbulkan oleh satu
lintasan beban standar sumbu tunggal seberat 8,16 ton (18.000 lb).
2. Aspal Makadam adalah merupakan lapis perkerasan yang terdiri dari agregat pokok dan / atau agregat pengunci
bergradasi terbuka atau seragam yang dicampur dengan aspal cair, diperam dan dipadatkan secara
dingin.
3. Benkelman Beam (BB) adalah alat untuk mengukur lendutan balik dan lendutan langsung perkerasan yang
menggambarkan kekuatan struktur perkerasan jalan.
4. CESA (Cummulative Equivalent Standard Axle) adalah akumulasi ekivalen beban sumbu standar selama umur rencana.
5. Daya Dukung Tanah Dasar (DDT) adalah suatu skala yang dipakai dalam nomogram penetapan tebal perkerasan untuk menyatakan
kekuatan tanah dasar.
6. Faktor Regional (FR) adalah faktor setempat, menyangkut keadaan lapangan dan iklim, yang dapat mempengaruhi
keadaan pembebanan, daya dukung tanah dasar dan perkerasan.
7. Falling Weight Deflectometer (FWD) adalah alat untuk mengukur lendutan langsung perkerasan yang menggambarkan kekuatan struktur
perkerasan jalan.
8. Hot Rolled Asphalt (HRA) adalah lapis penutup yang terdiri dari campuran antara agregat bergradasi timpang, filler dan aspal
keras dengan perbandingan tertentu, yang dicampur dan dipadatkan dalam keadaan panas pada
suhu tertentu.
9. Indeks Permukaan (IP) adalah suatu angka yang dipergunakan untuk menyatakan kerataan / kehalusan serta kekokohan
permukaan jalan yang bertalian dengan tingkat pelayanan bagi lalu lintas yang lewat.
10. Indeks Tebal Perkerasan (ITP) adalah suatu angka yang berhubungan dengan penentutan tebal perkerasan.
11. Jalur Rencana adalah salah satu jalur lalu lintas dari suatu sistem jalan raya yang menampung lalu lintas
terbesar. Umumnya jalur rencana adalah salah satu jalur dari jalan raya dua jalur tepi luar dari
jalan raya berjalur banyak.
12. Laburan Aspal (BURAS) adalah merupakan lapis penutup terdiri dengan ukuran butir maksimum dari lapisan aspal taburan
pasir 9,6 mm atau 3/8 inch.
13. Laburan Batu Satu Lapis (BURTU) adalah merupakan lapis penutup yang terdiri dari lapisan aspal yang ditaburi dengan satu lapis
agregat bergradasi seragam. Tebal maksimum 20 mm.
14. Laburan Batu Dua Lapis (BURDA) adalah merupakan lapis penutup yang terdiri dari lapisan aspal ditaburi agregat yang dikerjakan
dua kali secara berurutan. Tebal maksimum 35 mm.
15. Lalu Lintas Harian Rata-Rata (LHR) adalah jumlah rata-rata lalu-lintas kendaraan bermotor beroda 4 atau lebih yang dicatat selama 24
jam sehari untuk kedua jurusan.
16. Lapis Asbuton Campuran Dingin (LASBUTAG) adalah campuran yangterdiri dari agregat kasar, agregat halus, asbuton, bahan peremaja dan filler
(bila diperlukan) yang dicampur, dihampar dan dipadatkan secara dingin.
17. Lapis Aspal Beton (LASTON) adalah merupakan suatu lapisan pada konstruksi jalan yang terdiri dari agregat kasar, agregat
halus, filler dan aspal keras, yang dicampur, dihampar dan dipadatkan dalam keadaan panas pada
suhu tertentu.
18. Lapis Aspal Beton Pondasi Atas (LASTON ATAS) adalah merupakan pondasi perkerasan yang terdiri dari campuran agregat dan aspal dengan
perbandingan tertentu, dicampur dan dipadatkan dalam keadaan panas.
19. Lapis Aspal Beton Pondasi Bawah (LASTON BAWAH) adalah pada umumnya merupakan lapis perkerasan yang terletak antara lapis pondasi dan tanah
dasar jalan yang terdiri dari campuran agregat dan aspal dengan perbandingan tertentu dicampur
dan dipadatkan pada temperatur tertentu.
20. Lapis Penetrasi Macadam (LAPEN)
adalah merupakan suatu lapis perkerasan yang terdiri dari agregat pokok dengan agregat pengunci
bergradasi terbukadan seragam yang diikat oleh aspal keras dengan cara disemprotkan diatasnya
dan dipadatkan lapis demi lapis dan apabila akan digunakan sebagai lapis permukaan perlu diberi
laburan aspal dengan batu penutup.
21. Lapis Permukaan adalah bagian perkerasan yang paling atas.
22. Lapis Pondasi adalah bagian perkerasan yang terletak antara lapis permukaan dengan lapis pondasi bawah (atau
dengan tanah dasar bila tidak menggunakan lapis pondasi bawah).
23. Lapis Pondasi Bawah adalah bagian perkerasan yang terletak antara lapis pondasi dan tanah dasar.
24. Lapis Tipis Aspal Beton (LATASTON) adalah merupakan lapis penutup yang terdiri dari campuran antara agregat bergradasi timpang,
filler dan aspal keras dengan perbandingan tertentu yang dicampur dan dipadatkan dalam keadaan
panas pada suhu tertentu. Tebal padat antara 25 sampai 30 mm.
25. Lapis Tipis Aspal Pasir (LATASIR) adalah merupakan lapis penutup yang terdiri dari campuran pasir dan aspal keras yang dicampur,
dihampar dan dipadatkan dalam keadaan panas pada suhu tertentu.
26. Lendutan Balik (rebound deflection) adalah besar lendutan balik vertikal suatu permukaan perkerasan akibat beban dipindahkan.
27. Lendutan Langsung besar lendutan vertikal suatu permukaan perkerasan akibat beban langsung.
28. Lendutan Maksimum (maximum deflection) adalah besar gerakan turun vertikal maksimum suatu permukaan perkerasan akibat beban.
29. Lendutan Rencana/ijin adalah besar lendutan rencana atau yang diijinkan sesuai dengan akumulasi ekivalen beban sumbu
standar selama umur rencana (Cummulative Equivalent Standard Axle, CESA)
30. Lintas Ekivalen Akhir (LEA) adalah jumlah lintas ekivalen harian rata-rata dari sumbu tunggal seberat 8,16 ton (18.000 lb)
pada jalur rencana yang diduga terjadi pada akhir umur rencana.
31. Lintas Ekivalen Permukaan (LEP) adalah jumlah lintas ekivalen harian ratarata dari sumbu tunggal seberat 8,16 ton (18.000 lb) pada
jalur rencana yang diduga terjadi pada permulaan umur rencana.
32. Lintas Ekivalen Rencana (LER)
adalah suatu besaran yang dipakai dalam nomogram penetapan tebal perkerasan untuk
menyatakan jumlah lintas ekivalen sumbu tunggal seberat 8,16 ton (18.000 lb) jalur rencana.
33. Lintas Ekivalen Tengah (LET) adalah jumlah lintas ekivalen harian rata-rata dari sumbu tunggal seberat 8,16 ton (18.000 lb) pada
jalur rencana pada pertengahan umur rencana.
34. Perkerasan Jalan adalah konstruksi jalan yang diperuntukan bagi lalu lintas yang terletak diatas tanah dasar.
35. Perkerasan Lentur adalah konstruksi perkerasan jalan yang dibuat dengan menggunakan lapis pondasi agregat dan
lapis permukaan dengan bahan pengikat aspal.
36. Pusat Beban (load center) adalah letak beban pada permukaan perkerasan yang berada tepat dibawah garis sumbu gandar
belakang dan ditengah-tengah ban ganda sebuah truk.
37. Tanah Dasar adalah permukaan tanah semula atau permukaan galian atau permukaan tanah timbunan, yang
dipadatkan dan merupakan permukaan dasar untuk perletakan bagian-bagian perkerasan lainnya.
38. Tebal Lapis Tambah (Overlay) adalah lapis perkerasan tambahan yang dipasang di atas konstruksi perkerasan yang ada dengan
tujuan meningkatkan kekuatan struktur perkerasan yang ada agar dapat melayani lalu lintas yang
direncanakan selama kurun waktu yang akan datang.
39. Umur Rencana (UR) adalah jumlah waktu dalam tahun dihitung sejak jalan tersebut mulai dibuka sampai saat
diperlukan perbaikan berat atau dianggap perlu untuk diberi lapis permukaan yang baru.
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 : Jadwal Pelaksanaan Tugas Akhir
Tabel 3.1 : Klasifikasi Menurut Kelas Jalan
Tabel 3.2 : Perbedaan antara Perkerasan Lentur dan Perkerasan Kaku
Tabel 3.3 : Jumlah Lajur Berdasarkan Lebar Perkerasan
Tabel 3.4 : Koefisien Distribusi Kendaraan (C)
Tabel 3.5 : Angka Ekivalen (E) Beban Sumbu Kendaraan
Tabel 3.6 : Faktor Regional (FR)
Tabel 3.7 : Indeks Permukaan Pada Akhir Umur Rencana (IP)
Tabel 3.8 : Indeks Permukaan Pada Awal Umur Rencana (IPo
Tabel 3.9 : Koefisien Kekuatan Relatif (a)
)
Tabel 3.10 : Batas-batas Minimum Tebal Lapisan Perkerasan
Tabel 3.11 : Batas Minimum Tebal Pondasi Atas
Tabel 3.12 : Nilai Kondisi Perkerasan Jalan
Tabel 3.13 : Ekivalen Beban Sumbu Kendaraan (E)
Tabel 3.14 : Faktor Hubungan antara Umur Rencana dengan Perkembangan Lalu Lintas
(N)
Tabel 3.15 : Faktor Koreksi Tebal Lapis Tambah Penyesuaian (FKTBL
Tabel 3.16 : Temperatur Perkerasan Rata-Rata Tahunan (TPRT)
)
Tabel 4.1 : Data Lalu Lintas
Tabel 4.2 : Perhitungan CBR cara Analitis
Tabel 4.3 : Perhitungan CBR cara Grafis
Tabel 4.4 : Perhitungan Lalu Lintas Harian Rata-rata Akhir Umur
Rencana
Tabel 4.5 : Perhitungan Angka Ekivalen
Tabel 4.6 : Perhitungan Lintas Ekivalen Permulaan Segmen I
Tabel 4.7 : Perhitungan Lintas Ekivalen Akhir Segmen I
Tabel 4.8 : Perhitungan Lintas Ekivalen Permulaan Segmen II
Tabel 4.9 : Perhitungan Lintas Ekivalen Akhir Segmen II
Tabel 4.10 : Perhitungan Lintas Ekivalen Permulaan Segmen III
Tabel 4.11 : Perhitungan Lintas Ekivalen Akhir Segmen III
Tabel 4.12 : Perhitungan Lintas Ekivalen Permulaan Segmen IV
Tabel 4.13 : Perhitungan Lintas Ekivalen Akhir Segmen IV
Tabel 4.14 : Perhitungan Angka Ekivalen untuk Benkelman Beam
Tabel 4.15 : Perhitungan CESA
Tabel 4.16 : Data Lendutan
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 : Flow Chart Perhitungan Tebal Lapis Perkerasan dengan Metode Analisa
Komponen
Gambar 1.2 : Flow Chart Perhitungan Tebal Lapis Perkerasan dengan Metode Analisa
Lendutan
Gambar 3.1 : Komponen Perkerasan Lentur
Gambar 3.2 : Komponen Perkerasan Kaku
Gambar 3.3 : Komponen Perkerasan Komposit
Gambar 3.4 : Susunan Lapis Perkerasan Jalan
Gambar 3.5 : Korelasi antara DDT dan CBR
Gambar 3.6 : Faktor Koreksi Tebal Lapis Tambah/Overlay (Fo
Gambar 3.7 : Faktor Koreksi Tebal Lapis Tambah Penyesuaian (FK
)
TBL
Gambar 3.8 : Hubungan antara Lendutan Rencana dan Lalu Lintas
)
Gambar 3.9 : Tebal Lapis Tambah/Overlay
Gambar 4.1 : Grafik CBR dengan Cara Grafis
Gambar 4.2 : Korelasi antara CBR dan DDT
Gambar 4.3 : Susunan Tebal Lapis Perkerasan Segmen I
Gambar 4.4 : Susunan Akhir Tebal Lapis Perkerasan Segmen I
Gambar 4.5 : Susunan Tebal Lapis Perkerasan Segmen II
Gambar 4.6 : Susunan Akhir Tebal Lapis Perkerasan Segmen II
Gambar 4.7 : Susunan Tebal Lapis Perkerasan Segmen III
Gambar 4.8 : Susunan Akhir Tebal Lapis Perkerasan Segmen III
Gambar 4.9 : Susunan Tebal Lapis Perkerasan Segmen IV
Gambar 4.10 : Susunan Akhir Tebal Lapis Perkerasan Segmen IV
Gambar 4.11 : Susunan Tebal Lapis Tambah Segmen I
Gambar 4.12 : Susunan Tebal Lapis Tambah Segmen II
ov
Gambar 4.13 : Diagram Benkelman Beam
ov
Gambar 4.14 : Susunan Tebal Lapis Tambah STA 005+300 006+800
DAFTAR RUMUS
Rumus 3.1 : Perhitungan Angka Ekivalen untuk Sumbu Tunggal
Rumus 3.2 : Perhitungan Angka Ekivalen untuk Sumbu Ganda
Rumus 3.3 : Perhitungan Angka Ekivalen untuk Sumbu Triple
Rumus 3.4 : Perhitungan Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR)
Rumus 3.5 : Perhitungan Lintas Ekivalen Permulaan (LEP)
Rumus 3.6 : Perhitungan Lintas Ekivalen Akhir (LEA)
Rumus 3.7 : Perhitungan Lintas Ekivalen Tengah (LET)
Rumus 3.8 : Perhitungan Lintas Ekivalen Rencana (LER)
Rumus 3.9 : Perhitungan Faktor Penyesuaian (FP)
Rumus 3.10 : Perhitungan CBR Rata-rata
Rumus 3.11 : Perhitungan Standar Deviasi
Rumus 3.12 : Perhitungan CBR yang Mewakili
Rumus 3.13 : Perhitungan Angka Ekivalen STRT
Rumus 3.14 : Perhitungan Angka Ekivalen STRG
Rumus 3.15 : Perhitungan Angka Ekivalen SDRG
Rumus 3.16 : Perhitungan Angka Ekivalen STr
Rumus 3.17 : Perhitungan Faktor Umur Rencana dengan Perkembangan Lalu Lintas
RG
Rumus 3.18 : Perhitungan Akumulasi Ekivalen Beban Sumbu Standart (CESA)
Rumus 3.19 : Perhitungan Faktor Keseragaman
Rumus 3.20 : Perhitungan Lendutan Rata-rata pada Suatu Seksi Jalan
Rumus 3.21 : Perhitungan Standar Deviasi
Rumus 3.22 : Perhitungan Dwakil
Rumus 3.23 : Perhitungan D
untuk Jalan Arteri
wakil
Rumus 3.24 : Perhitungan D
untuk Jalan Kolektor
wakil
Rumus 3.25 : Perhitungan Faktor Koreksi Tebal Lapis Tambah
untuk Jalan Lokal
Rumus 3.26 : Perhitungan Faktor Koreksi Tebal Lapis Tambah Penyesuaian
Rumus 3.27 : Perhitungan Lendutan Rencana dengan Alat Falling Weight Deflectometr
(FWD)
Rumus 3.28 : Perhitungan Lendutan Rencana dengan Alat Benkelman Beam (BB)
Rumus 3.29 : Perhitungan Tebal Lapis Tambah/Overlay (Ho
Rumus 3.30 : Perhitungan Tebal Lapis Tambah/Overlay Terkoreksi (H
)
t
)
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Formulir Asistensi Bimbingan Tugas Akhir
Lampiran 2 : Survey Lalu Lintas
Lampiran 3 : Pengujian DCP
Lampiran 4 : Pengujian Benkelman Beam
Lampiran 5 : Kondisi Eksisting
Lampiran 6 : Pembagian Beban Sumbu Kendaraan
Lampiran 7 : Nomogram
Lampiran 8 : Nomogram
Lampiran 9 : Nomogram
Lampiran 10 : Nomogram
Lampiran 11 : Kurva D
Lampiran 12 : Diagram Tebal Lapis Tambah/H
Lampiran 13 : Data Curah Hujan
o
Lampiran 14 : Gambar-Gambar
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Sehubungan dengan akan beroperasinya Bandara Kuala Namu pada tahun 2013 maka
perlu dibangun jalan akses menuju bandara tersebut agar mudah dicapai. Salah satu
perencanaan jalan akses menuju bandara Kuala Namu adalah ruas jalan Medan-Tembung-
Lubuk Pakam yang akan menjadi alternatif lalu lintas dari Lubuk Pakam dan wilayah bagian
timur kota Medan menuju dan dari bandara.
Permasalahan utama pada daerah tersebut adalah keterbatasan Ruang Milik Jalan yang
ada dan sulitnya melakukan perolehan lahan untuk pelebaran jalan. Dari Batang Kuis hingga
Bakaran Batu merupakan jalan dengan lebar 4,0 meter selanjutnya dalam kota Lubuk Pakam
lebar jalan bervariasi 7,0 12,0 meter. Oleh karena itu dalam hal perencanaan jalan ini
dibagi menjadi beberapa segmen.
Pembangunan jalan merupakan hal yang penting untuk diperhatikan dalam hal
perencanaan, pelaksanaan dan perawatannya. Perhitungan tebal lapis perkerasan merupakan
bagian dari perencanaan. Oleh sebab itu penulis memilih membahas perhitungan tebal lapis
perkerasan pada proyek Pelebaran Jalan Batas Kota Medan-Tembung-Lubuk Pakam.
B. Perumusan Masalah Adapun permasalahan yang akan dibahas pada laporan ini adalah
1. Bagaimana teknik perhitungan tebal lapis perkerasan dengan cara metode Analisa
Komponen SNI No.1732-1989-F pada proyek Pelebaran Jalan Batas Kota Medan-
Tembung-Lubuk Pakam?
2. Bagaimana teknik perhitungan tebal lapis perkerasan dengan cara metode Lendutan
Pd.T-05-2005-B dan Analisa Komponen SNI No.1732-1989-F pada proyek Pelebaran
Jalan Batas Kota Medan-Tembung-Lubuk Pakam?
C. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan laporan ini adalah
1. Untuk mengetahui bagaimana teknik perhitungan tebal lapis perkerasan dengan metode
Analisa Komponen SNI No.1732-1989-F pada proyek Pelebaran Jalan Batas Kota
Medan-Tembung-Lubuk Pakam;
2. Untuk mengetahui bagaimana teknik perhitungan tebal lapis perkerasan dengan metode
Lendutan Pd.T-05-2005-B dan Analisa Komponen SNI No.1732-1989-F pada proyek
Pelebaran Jalan Batas Kota Medan-Tembung-Lubuk Pakam.
D. Manfaat Laporan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi
1. Mahasiswa, yang nantinya akan mengambil judul pembahasan yang sama untuk
dijadikan Tugas Akhir;
2. Penulis sendiri, untuk menambah pengalaman dan pengetahuan agar dapat
merencanakan hal yang sama jika sudah bekerja.
E. Pembatasan Masalah Sesuai dengan permasalahan diatas maka penulis melakukan pembatasan masalah untuk
memudahkan penyelesaian laporan ini yaitu
1. Metode yang dipergunakan untuk perhitungan tebal lapis perkerasan ini adalah metode
Analisa Komponen dan Lendutan;
2. Sebagian data yang mendukung perhitungan diperoleh dari konsultan perencana pada
proyek tersebut. Sebagian data lagi diperoleh dari lapangan dengan melakukan traffic
count survey dan mengambil data curah hujan ke kantor Badan Meterologi Klimatologi
dan Geofisika (BMKG).
F. Metodologi Pengerjaan Tugas Akhir Metodologi merupakan kerangka dasar dari tahapan penyelesaian tugas akhir.
Metodologi penulisan tugas akhir ini mencakup semua kegiatan yang dilaksanakan untuk
memecahkan masalah atau melakukan proses analisa terhadap permasalahan tugas akhir.
Adapun metodologi penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Teknik pengumpulan data
a. Pengumpulan data dari Lembaga Perencanaan dan Pengawasan Jalan Metropolitan
dan Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG);
b. Studi literatur (Kepustakaan);
c. Pengamatan langsung dilapangan ( Traffic Count Survey ).
2. Teknik pengolahan data
a. Mengumpulkan data-data yang mendukung perhitungan perencanaan tebal lapis
perkerasan;
b. Data yang didapat dari selanjutnya adalah data yang digunakan untuk perhitungan
perencanaan tebal lapis perkerasan;
c. Mengolah data yang didapat dengan menggunakan metode Analisa Komponen SNI
No.1732-1989-F dan Analisa Lendutan Pd.T-05-2005-B.
G. Flow Chart Perhitungan
Analisis
Analisis
Analisis
Gambar 1.1 Flow chart perhitungan tebal lapis perkerasan dengan metode analisa komponen
Mulai
Data Lain
- Curah Hujan - % kend.berat l d i
Material Perkerasan
Data Geometrik
- Lebar Jalan - Jumlah Lajur l h A h
Data Lalu Lintas
- LHR - Beban Sumbu Kendaraan - Pertumbuhan Lalu Lintas - Umur Rencana
Data
Tanah CBR
Fungsi Jalan
CBR mewakili Koefisien
Distribusi ( C )
Daya Dukung Tanah Dasar IPt
LER
LEP, LEA, LET
D3
D1 minimum, D2 minimum
ITP
Faktor Regional (FR) IPo
SELESAI
Gambar 1.2 Flow chart perhitungan tebal lapis perkerasan dengan metode lendutan
Mulai
Data Lalu Lintas
- Koefisien Distribusi ( C )
- Angka Ekivalen - Pertumbuhan
Lalu lintas Umur Rencana
Data Lendutan
- Lendutan balik
- Keseragaman Lendutan
Fungsi Jalan
Dwakil
Lokasi Proyek
CESA
Drencana
Tebal Lapis Tambah (Ho)
Koreksi Tebal Lapis Tambah (Fo)
Tebal Lapis Tambah Terkoreksi (Ht)
Tebal AC- WC minimum
Tebal AC- BC
SELESAI
H. Jadwal Persiapan, Pelaksanaan dan Penulisan Tugas Akhir Sesuai dengan ketentuan dari Politeknik Negeri Medan, setiap mahasiswa semester VI
(enam) diharuskan menulis Tugas Akhir selama 4 minggu dengan ketentuan harus
memenuhi 152 Jam dimulai sejak tanggal 20 Mei 2013 s/d tanggal 15 Juni 2013.Adapun
jadwal dari penulisan tugas akhir ini sampai pengumpulan tugas akhir ini adalah
Tabel 1.1 Jadwal pelaksanaan tugas akhir
No Kegiatan Minggu ke
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
A.Persiapan 1 Pengajuan Proposal Tugas Akhir 2 Survey Lokasi Proyek 3 Pengurusan Surat ke Proyek 4 Pengarahan dari Dosen Pembimbing 5 Pengumpulan Data yang Diperlukan B.Pelaksanaan 1 Kunjungan ke Proyek 2 Studi Pustaka C.Penyusunan Laporan 1 Penulisan BAB I (Pendahuluan) 2 Bimbingan untuk Penulisan BAB I 3 Penulisan BAB II (Tinjauan Proyek) 4 Bimbingan untuk Penulisan BAB II 5 Penulisan BAB III (Tinjauan Kepustakaan) 6 Bimbingan untuk Penulisan BAB III 7 Penulisan BAB IV (Perhitungan Tebal Lapis Perkerasan) 8 Bimbingan untuk Penulisan BAB IV 9 Penulisan BAB V (Penutup) 10 Bimbingan untuk Penulisan BAB V 11 Penyempurnaan Tahap Akhir 12 Pengumpulan Tugas Akhir