4
8/17/2019 23_229Teknik-Uji Provokasi Skuama Pada Pitiriasis Versikolor http://slidepdf.com/reader/full/23229teknik-uji-provokasi-skuama-pada-pitiriasis-versikolor 1/4 471 TEKNIK CDK-229/ vol. 42 no. 6, th. 2015 PENDAHULUAN Pitiriasis versikolor (PV) atau lebih dikenal dengan panu adalah infeksi jamur supersial yang ditandai perubahan pigmen kulit akibat kolonisasi stratum korneum oleh  jamur lipolik dimork dari ora normal kulit, Malassezia furfur. 1,2  Pityrosporum orbiculare dan Pityrosporum ovale dapat menyebabkan penyakit jika bertransformasi menjadi fase miselium sebagai Malassezia furfur. 3,4  Dari semua jenis Malassezia, hanya M. pachydermatis yang membutuhkan lingkungan kaya lipid, seperti kulit manusia atau media kultur yang diperkaya lipid, karena tidak mampu mensintesis asam lemak jenuh rantai menengah-panjang. 5  Malassezia menghasilkan berbagai senyawa yang mengganggu melanisasi menyebab- kan perubahan pigmentasi kulit. 6,7 Lesi khas pitiriasis versikolor berupa makula, plak, atau papul folikular dalam berbagai Uji Provokasi Skuama pada Pitiriasis Versikolor Sukmawati Tansil Tan, Gabriela Reginata Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin, Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara, Jakarta, Indonesia ABSTRAK Pitiriasis versikolor (PV) adalah infeksi jamur supersial kulit yang disebabkan oleh ragi lipolik Malassezia furfur yang merupakan organisme saprot pada kulit normal. Aktivasi M. furfur  terjadi akibat perubahan keseimbangan ora normal kulit; karena berbagai faktor, M.furfur  akan berkembang menjadi bentuk mycelial  yang patogenik. Pitiriasis versikolor dapat didiagnosis melalui gambaran klinis, pemeriksaan uoresensi dengan lampu Wood, dan pemeriksaan KOH pada kerokan kulit. Pemeriksaan lain adalah uji provokasi skuama. Tes dilakukan dengan meregangkan atau menggoreskan kuku jari tangan ke lesi, sehingga skuama terlihat jelas atau disebut evoked scale sign, suatu tanda khas pitiriasis versikolor yang tidak didapatkan pada penyakit kulit lain. Cara ini mudah diaplikasikan dalam praktik sehari-hari. Kata kunci: Evoked scale sign, pitiriasis versikolor  , Malassezia furfur ABSTRACT Pityriasis versicolor ( PV ) is a supercial fungal skin infection caused by lipophilic yeast Malassezia furfur . M. furfur  is a saprophytic organism in normal skin. Activation of M. furfur  is due to changes of normal ora of the skin; M.furfur  will evolve into a pathogenic form of mycelia. Pityriasis versicolor can be diagnosed by clinical signs, Wood’s lamp uorescence, and KOH examination on skin scrapings. Other is scaling provocation test carried out by stretching or scraping ngernails to the lesion to reveal scaling, known as scale evoked sign, a typical sign of pityriasis versicolor. This method is easily applied in daily practice. Sukmawati Tansil Tan, Gabriela Reginata. Scaling Provocation Test for Pityriasis Versicolor. Keywords:  Evoked scale sign, pityriasis versicolor, Malassezia furfur warna, hipopigmentasi, hiperpigmentasi, sampai eritematosa, berskuama halus di atasnya, dikelilingi kulit normal. 5,8  Skuama sering sulit terlihat. Untuk membuktikan skuama yang tidak tampak, dapat dilakukan peregangan atau penggoresan lesi dengan kuku jari tangan sehingga skuama tampak lebih jelas, 9  dikenal sebagai evoked scale sign, finger nail sign, Besnier’s sign, scratch sign, coup d’ongle sign atau stroke of the nail sign. 1,9-12  Peregangan atau penggoresan lesi akan meningkatkan kerapuhan stratum korneum kulit yang terinfeksi pitiriasis versikolor, 10  sehingga akan muncul tanda klinis yang berguna untuk membantu menegakkan diagnosis, terutama jika pe- meriksaan mikologis tidak tersedia dan diagnosis klinis tidak pasti. PITIRIASIS VERSIKOLOR Infeksi jamur (mikosis) digolongkan dalam tiga kelompok, yaitu mikosis supersialis, mikosis intermediate, dan mikosis profunda. Pitiriasis versikolor merupakan salah satu infeksi  jamur nondermatotosis mikosis supersialis. 3 Sejarah Pada tahun 1846, Eichstedt melaporkan penyakit jamur kulit ini untuk pertama kalinya. Tahun 1853, Robin mengisolasi elemen jamur yang diambil dari lesi kulit dan diberi nama Microsporum furfur. Hence menyebutnya sebagai tinea versikolor. Malassez berhasil mengisolasi sel ragi dari skuama ketombe manusia pada tahun 1874. Studi selanjutnya dilakukan oleh Baillon tahun 1889 yang menggolongkan ragi ini ke dalam genus Malassezia. Sabouraud membuktikan organisme penyebab ketombe yang disebut Pityrosporum malassezii  pada tahun 1904. Beberapa dekade setelahnya, Castellani dan Chalmers (1913) mengidentikasi Pityrosporum ovale dan Gordon (1951) meng- identikasi Pityrosporum orbiculare. 4,10,13  Alamat korespondensi email: [email protected]

23_229Teknik-Uji Provokasi Skuama Pada Pitiriasis Versikolor

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 23_229Teknik-Uji Provokasi Skuama Pada Pitiriasis Versikolor

8172019 23_229Teknik-Uji Provokasi Skuama Pada Pitiriasis Versikolor

httpslidepdfcomreaderfull23229teknik-uji-provokasi-skuama-pada-pitiriasis-versikolor 14

471

TEKNIK

CDK-229 vol 42 no 6 th 2015

PENDAHULUAN

Pitiriasis versikolor (PV) atau lebih dikenal

dengan panu adalah infeksi jamur super1047297sial

yang ditandai perubahan pigmen kulit

akibat kolonisasi stratum korneum oleh

jamur lipo1047297lik dimor1047297k dari 1047298ora normal

kulit Malassezia furfur12 Pityrosporum

orbiculare dan Pityrosporum ovale dapat

menyebabkan penyakit jika bertransformasi

menjadi fase miselium sebagai Malassezia

furfur34

Dari semua jenis Malassezia hanyaM pachydermatis yang membutuhkan

lingkungan kaya lipid seperti kulit manusia

atau media kultur yang diperkaya lipid

karena tidak mampu mensintesis asam

lemak jenuh rantai menengah-panjang5

Malassezia menghasilkan berbagai senyawa

yang mengganggu melanisasi menyebab-

kan perubahan pigmentasi kulit67

Lesi khas pitiriasis versikolor berupa makula

plak atau papul folikular dalam berbagai

Uji Provokasi Skuama

pada Pitiriasis VersikolorSukmawati Tansil Tan Gabriela Reginata

Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Jakarta Indonesia

ABSTRAK

Pitiriasis versikolor (PV) adalah infeksi jamur super1047297sial kulit yang disebabkan oleh ragi lipo1047297lik Malassezia furfur yang merupakan organisme

sapro1047297t pada kulit normal Aktivasi M furfur terjadi akibat perubahan keseimbangan 1047298ora normal kulit karena berbagai faktor Mfurfur

akan berkembang menjadi bentuk mycelial yang patogenik Pitiriasis versikolor dapat didiagnosis melalui gambaran klinis pemeriksaan

1047298uoresensi dengan lampu Wood dan pemeriksaan KOH pada kerokan kulit Pemeriksaan lain adalah uji provokasi skuama Tes dilakukan

dengan meregangkan atau menggoreskan kuku jari tangan ke lesi sehingga skuama terlihat jelas atau disebut evoked scale sign suatu tanda

khas pitiriasis versikolor yang tidak didapatkan pada penyakit kulit lain Cara ini mudah diaplikasikan dalam praktik sehari-hari

Kata kunci Evoked scale sign pitiriasis versikolor Malassezia furfur

ABSTRACT

Pityriasis versicolor ( PV ) is a super1047297cial fungal skin infection caused by lipophilic yeast Malassezia furfur M furfur is a saprophytic organism

in normal skin Activation of M furfur is due to changes of normal 1047298ora of the skin Mfurfur will evolve into a pathogenic form of mycelia

Pityriasis versicolor can be diagnosed by clinical signs Woodrsquos lamp 1047298uorescence and KOH examination on skin scrapings Other is scaling

provocation test carried out by stretching or scraping 1047297ngernails to the lesion to reveal scaling known as scale evoked sign a typical sign of

pityriasis versicolor This method is easily applied in daily practice Sukmawati Tansil Tan Gabriela Reginata Scaling Provocation Test for

Pityriasis Versicolor

Keywords Evoked scale sign pityriasis versicolor Malassezia furfur

warna hipopigmentasi hiperpigmentasi

sampai eritematosa berskuama halus di

atasnya dikelilingi kulit normal58 Skuama

sering sulit terlihat Untuk membuktikan

skuama yang tidak tampak dapat dilakukan

peregangan atau penggoresan lesi dengan

kuku jari tangan sehingga skuama tampak

lebih jelas9 dikenal sebagai evoked scale

sign finger nail sign Besnierrsquos sign scratch

sign coup drsquoongle sign atau stroke of the nail

sign19-12

Peregangan atau penggoresanlesi akan meningkatkan kerapuhan stratum

korneum kulit yang terinfeksi pitiriasis

versikolor10 sehingga akan muncul tanda

klinis yang berguna untuk membantu

menegakkan diagnosis terutama jika pe-

meriksaan mikologis tidak tersedia dan

diagnosis klinis tidak pasti

PITIRIASIS VERSIKOLOR

Infeksi jamur (mikosis) digolongkan dalam

tiga kelompok yaitu mikosis super1047297sialis

mikosis intermediate dan mikosis profunda

Pitiriasis versikolor merupakan salah satu infeksi

jamur nondermato1047297tosis mikosis super1047297sialis3

Sejarah

Pada tahun 1846 Eichstedt melaporkan

penyakit jamur kulit ini untuk pertama

kalinya Tahun 1853 Robin mengisolasi

elemen jamur yang diambil dari lesi kulit

dan diberi nama Microsporum furfur Hence

menyebutnya sebagai tinea versikolorMalassez berhasil mengisolasi sel ragi dari

skuama ketombe manusia pada tahun 1874

Studi selanjutnya dilakukan oleh Baillon tahun

1889 yang menggolongkan ragi ini ke dalam

genus Malassezia Sabouraud membuktikan

organisme penyebab ketombe yang disebut

Pityrosporum malassezii pada tahun 1904

Beberapa dekade setelahnya Castellani

dan Chalmers (1913) mengidenti1047297kasi

Pityrosporum ovale dan Gordon (1951) meng-

identi1047297kasi Pityrosporum orbiculare41013

Alamat korespondensi email gabrelareginatagmailcom

8172019 23_229Teknik-Uji Provokasi Skuama Pada Pitiriasis Versikolor

httpslidepdfcomreaderfull23229teknik-uji-provokasi-skuama-pada-pitiriasis-versikolor 24

472

TEKNIK

CDK-229 vol 42 no 6 th 2015

Epidemiologi

Penyakit ini ditemukan di seluruh dunia

(kosmopolit) terutama di daerah tropis

yang beriklim panas dan lembap10 termasukIndonesia Prevalensinya mencapai 50

di negara tropis14 Penyakit ini menyerang

semua ras10 angka kejadian pada laki-laki

lebih banyak daripada perempuan dan

mungkin terkait pekerjaan dan aktivitas yang

lebih tinggi14 Pitiriasis versikolor lebih sering

menginfeksi dewasa muda usia 15-24 tahun

saat aktivitas kelenjar lemak lebih tinggi1516

Faktor predisposisi infeksi jamur ini terdiri

dari faktor endogen seperti malnutrisi

immunocompromised penggunaan

kontrasepsi oral hamil luka bakar terapi

kortikosteroid adrenalektomi Cushing

syndrome atau faktor eksogen seperti

kelembapan udara oklusi oleh pakaian

penggunaan krim atau lotion dan rawat

inap211

Etiopatogenesis

Adanya faktor predisposisi menyebabkan

ragi sapro1047297t Pityrosporum orbiculare dan

Pityrosporum ovale berubah menjadi bentuk

miselium parasitik yang dapat menimbulkan

gejala klinis617 Sebelumnya hanya terdapat

tiga spesies berasal dari genus Malassezia

yaitu M furfur M pachydermatis dan Msympodialis Pada tahun 1996 klasi1047297kasi

taksonomi menambah empat spesies

berdasarkan morfologi ultrastruktur dan

biologi molekuler terdiri dari M globosa M

obtusa M restrica dan M slooffi ae610 Pada

tahun 2004 spesies baru M dermatis dan

M japonica berhasil diidenti1047297kasi diikuti

dengan M yamatoensis M nana M caprae M

equina dan M cuniculi sehingga seluruhnya

berjumlah 14 spesies1018 M pachydermatis

bersifat nonlipid-dependent 6 sedangkan 13

spesies lainnya lipid-dependent 10 M furfur

M sympodialis dan M globosa merupakanpenyebab tersering infeksi pitiriasis

versikolor11

Malassezia memproduksi berbagai metabolit

yang dapat menyebabkan perubahan warna

pada lesi211 Hipopigmentasi terjadi akibat

(1) pitiriasitrin dan pitirialakton yang mampu

menyerap sinar UV10 (2) asam azaleat

asam dekarboksilat yang menurunkan

produksi melanosit dengan menghambat

enzim tirosinase619 (3) malassezin yang

menginduksi apoptosis melanosit10 (4)

malassezindole A aktivitasnya menghambat

kerja tirosinase dan mengganggu sintesis

tirosinase (5) keto-malassezin sebagai

inhibitor tirosinase dengan menghambatreaksi DOPA (34-dihidroksifenilalanin)

melanosit (6) metabolit lain seperti

indirubin ICZ pitiriarubin dan triptanthrin10

Lesi hiperpigmentasi mungkin berhu-

bungan dengan variasi respons in1047298amasi

terhadap infeksi20 Tampak peningkatan

ukuran melanosom (makromelanosom)

dan penebalan pada stratum korneum

Walaupun in vitro membuktikan bahwa

L-34-dihydroxyphenylalanine (L-DOPA) pada

Malassezia mampu menginduksi sintesis

melanin namun secara in vivo belum dapat

dibuktikan10

Diagnosis

Diagnosis klinis dapat ditegakkan berdasar-

kan gambaran lesi yang sesuai dengan

karakteristik pitiriasis versikolor pemeriksaan

1047298uoresensi kulit dengan lampu Wood

dan sediaan langsung kerokan kulit611

Pasien pitiriasis versikolor umumnya hanya

mengeluh bercak-bercak putih kecokelatan

atau merah muda tidak gatal atau sedikit

gatal saat berkeringat19 Pada orang kulit

putih atau terang lesi berwarna lebih gelap

dibandingkan kulit normal21 sedangkan

pada orang berkulit hitam atau gelap lesicenderung putih20 Hal ini sesuai dengan

pitiriasis yang berarti penyakit dengan

skuama halus seperti tepung dan versicolor

yang berarti bermacam warna Bentuk dan

ukuran lesi bervariasi dapat berupa makula

hingga patch atau papul hingga plak hipo

hiperpigmentasi berbatas tegas atau difus

tertutup skuama halus di sekitarnya Bentuk

folikular juga dapat ditemukan22 Lesi dapat

meluas berkon1047298uens atau tersebar16 Tempat

predileksinya terutama daerah yang ditutupi

pakaian seperti dada punggung perut

lengan atas paha leher214

Fluoresensi lesi kulit pada pemeriksaan lampu

Wood berwarna kuning keemasan dan pada

pemeriksaan KOH 20 tampak gambaran

spora dan miselium yang sering dilukiskan

sebagai spaghetti and meatball appearance16

Pengambilan skuama dapat dilakukan dengan

kerokan kulit menggunakan skalpel atau

selotip yang dilekatkan ke lesi1 Biopsi kulit

jarang dilakukan216 Pembiakan M furfur pada

media kultur tidak bernilai diagnostik karena

merupakan 1047298ora normal kulit19

Evoked Scale Sign

Tanda ini disebut coup drsquoongle sign per-

tama kali dicetuskan oleh Besnier (1831-

1909) seorang dermatologist asal PerancisSelanjutnya Balzer (1849-1929) menyebutnya

le signe du copeau (ldquoshavingrdquo ldquoas of woodrdquo) atau

dalam bahasa Jerman Hobelspanphaumlnomen

Saat ini tanda ini lebih dikenal dengan

evoked scale sign Balzar menyatakan bahwa

coup drsquoongle hanya ditemukan pada infeksi

PV24 Terjadi perubahan struktural lapisan

kulit akibat peningkatan kerapuhan stratum

korneum mungkin disebabkan gangguan

parsial fungsi sawar kulit dan peningkatan

transepidermal waterloss25 Keratinase yang

diproduksi fase hifa dari spesies ini mampu

menghidrolisis keratin dan memfasilitasi

pertumbuhan jamur di stratum korneum Jika

diregang stratum korneum akan mengendur

skuama akan terlihat1910

Uji provokasi skuama sangat sederhana

dan mudah Pemeriksa menggunakan ibu

jari dan telunjuk atau kedua jari tangan

meregangkan kulit searah 180983088 (Gambar

1-3) lesi kering dapat digores dengan

ujung kuku untuk memunculkan skuama

yang melapisi daerah lesi Sel-sel abnormal

akan terangsang untuk membentuk lapisan

deskuamasi yang patognomonik untuk

infeksi pitiriasis versikolor dalam hal inievoked scale sign dinilai positif19

Sukmarsquos PV sign

Banyak pasien pitiriasis versikolor datang

dengan keluhan hanya gatal ringan dengan

bercak warna gelap pada daerah tubuh Pada

pemeriksaan 1047297sik ditemukan bercak lebih

gelap dibandingkan kulit normal sekitarnya

berbatas jelas umumnya lebih dari satu lesi

ukuran dari milier sampai numuler kadang

sampai plakat Bila lesi diregang akan muncul

sisik putih berbatas jelas Skuama hanya

sebatas lesi dengan susunan rapi teratursejajar dengan garis kulit Penulis memberi

nama ldquoSukmarsquos PV signrdquo Tanda ini dapat di-

gunakan untuk membedakan lesi pitiriasis

versikolor dari pitiriasis alba dan skuama

akibat kulit kering Pada pitiriasis alba lesi

berupa bercak hipopigmentasi dengan batas

tidak jelas kadang terlihat kulit kering tanpa

sisik Demikian juga pada kulit kering skuama

yang terlihat tanpa ada sisik yang tersusun

rapi sejajar Perbedaan Sukmarsquos PV sign

dengan penemuan evoked scale sign hanya

menggambarkan skuama akibat regangan

8172019 23_229Teknik-Uji Provokasi Skuama Pada Pitiriasis Versikolor

httpslidepdfcomreaderfull23229teknik-uji-provokasi-skuama-pada-pitiriasis-versikolor 34

473

TEKNIK

CDK-229 vol 42 no 6 th 2015

tanpa memperhatikan sisik yang tersusun

rapi sejajar dengan kulit dan berbatas pada

lesi karena skuama halus juga kadang dapat

ditemukan pada pitiriasis alba dan kulit keringPemeriksaan ini mudah sederhana dan

dapat dilakukan saat praktik dokter umum

sehari-hari

Pitiriasis Versikolor vs Pitiriasis Alba

Penyakit kulit lain yang memiliki gambaran

lesi hipopigmentasi menyerupai pitiriasis

versikolor adalah pitiriasis alba salah satu

bentuk dermatitis non-spesi1047297k asimptomatik

dan belum diketahui etiologinya2627 Pitiriasis

versikolor dan pitiriasis alba dapat dibedakan

secara klinis dan melalui pemeriksaan

penunjang

Pitiriasis alba sering dijumpai pada anak

hingga dewasa muda usia 3-16 tahun

merupakan bentuk ringan dermatitis

atopi2829 Lesi berupa makula berbentuk

bulat oval kadang ireguler awalnya

berwarna merah muda ditutupi skuama

halus kemudian menjadi lesi hipopigmentasi

dalam beberapa minggu Seiring perjalananpenyakitnya skuama berangsur hilang

tersisa lesi hipopigmentasi yang menetap

beberapa bulan hingga tahun Predileksi

tersering adalah wajah ditemukan juga di

lokasi lain seperti leher bahu punggung

ekstremitas dan bokong1430 Pitiriasis alba

ekstensif yang menyerang orang dewasa

lesinya simetris berbatas tegas berwarna

putih cenderung merusak permukaan kulit

tungkai Selain itu pitiriasis alba dapat disertai

infeksi jamur super1047297sial dengan gambaran

lesi hiperpigmentasi kebiruan dikelilingi area

hipopigmentasi sering menyerang wajah3132

Jika evoked scale sign maupun Sukmarsquos PV sign

negatif maka diagnosis pitiriasis versikolor

dapat disingkirkan Hal ini dapat dikon1047297rmasi

melalui pemeriksaan lampu Wood ataupun

pemeriksaan KOH Pada pitiriasis alba lesi

tidak berpendar seperti pitiriasis versikolor

yang berwarna kuning keemasan di bawah

lampu Wood sedangkan pada pemeriksaanKOH tidak ditemukan hifa dan spora

Terapi

Pengobatan pitiriasis versikolor dapat topikal

maupun sistemik Lesi minimal dapat diobati

dengan preparat topikal seperti shampo

selenium sul1047297da 25 digunakan 2-3 minggu

sekali atau shampo ketokonazol 2 selama 3

hari berturut-turut6 Terbina1047297n topikal 1 dua

kali per hari selama seminggu cukup efektif2

Preparat azol seperti mikonazol ketokonazol

klotrimazol ekonazol juga dapat digunakan2

Untuk lesi luas dapat diberi pengobatan oral

seperti ketokonazol 200 mghari selama 7 hari

Itrakonazol dosis 200-400 mghari selama

3-7 hari dapat diberikan untuk infeksi yang

sulit sembuh atau sering kambuh Flukonazol

400 mg juga efektif diberikan dalam dosis

tunggal6

Prognosis

Perjalanan penyakit berlangsung kronik

namun umumnya memiliki prognosis

baik Lesi dapat meluas jika tidak diobati

dengan benar dan faktor predisposisi tidak

dieliminasi Masalah lain adalah menetapnya

hipopigmentasi diperlukan waktu yangcukup lama untuk repigmentasi kembali

seperti kulit normal Hal itu bukan kegagalan

terapi sehingga penting untuk memberikan

edukasi pada pasien bahwa bercak putih

tersebut akan menetap beberapa bulan

setelah terapi dan akan menghilang secara

perlahan19

PENUTUP

Malazzesia furfur yang menyerang stratum

korneum merupakan penyebab infeksi

jamur kulit pitiriasis versikolor Lesi berupa

bercak putih cokelat hingga merah mudayang tidak gatal terkadang gatal ringan saat

berkeringat Awalnya berupa makula berbatas

tegas tertutup skuama halus yang kadang

tidak tampak jelas Lesi dapat meluas

berkonfluens atau menyebar Skuama

dapat dibuktikan dengan uji provokasi

melalui goresan atau regangan sehingga

batas lesi tampak lebih jelas disebut dengan

evoked scale sign Tanda ini khas pada pitiriasis

versikolor Pengobatan dapat topikal atau-

pun sistemik Prognosis baik jika tatalaksana

menyeluruh dengan kepatuhan tinggi

Gambar Uji Provokasi Skuama

1a Lesi pitiriasis versikolor yang tidak tampak jelas skuamanya

1b Skuama terlihat jelas setelah diregang (evoked scale sign positif)

2 Tes provokasi dengan meregangkan lesi kulit Skuama jelas terlihat setelah dilakukan peregangan

3a Lesi pitiriasis versikolor merah muda hingga kecoklatan yang tidak tampak skuama

3b Setelah dilakukan peregangan skuama jelas terlihat

1A

3A

1B

3B

2

8172019 23_229Teknik-Uji Provokasi Skuama Pada Pitiriasis Versikolor

httpslidepdfcomreaderfull23229teknik-uji-provokasi-skuama-pada-pitiriasis-versikolor 44

474

TEKNIK

CDK-229 vol 42 no 6 th 2015

DAFTAR PUSTAKA

1 Han A Calcara DA Stoecker WV Daly J Siegel DM Shell A Evoked scale sign of tinea versicolor Arch Dermatol 2009145(9)1078

2 Habif TP Clinical dermatology a color guide to diagnosis and therapy 5th ed Philadelphia Elsevier Mosby 2010p537-40

3 Budimulja U Pitiriasis versikolor In Djuanda A Hamzah M Aisah S eds Ilmu penyakit kulit dan kelamin 5th ed Jakarta Balai Penerbit FKUI 2007p100-1

4 Rai MK Wankhade S Tinea versicolor-an epidemiology J Microbial Biochem Technol 2009 1(1)51-6

5 Levin NA Delano S Evaluation and treatment of Malassezia-related skin disorders Cosmetic Dermatology 201124(3)137-45

6 Janik MP Heffernan MP Yeast infections Candidiasis and tinea (pityriasis) versicolor In Wolff K Goldsmith LS Katz SI Gilchrest BA Paller AS Leffel DJ eds Fitzpatrickrsquos dermatology in

general medicine 7th ed New York McGraw Hill Companies 2008p1828-30

7 Machowinski A Kramer HJ Hort W Mayser P Pityriacitrin-a potent UV 1047297lter produced by Malassezia furfur and its effect on human skin micro1047298ora Mycoses 200649(5)388-92

8 Good PH Goodheartrsquos photoguide to common skin disorder diagnosis and management 3rd ed New York Lippinkott William and Wilkins 2008p190-1

9 Shi VS Lio PA Diagnosis of pityriasis versicolor in paediatrics The evoked scale sign Arch Dis Child 201196(4)392-3

10 Gaitanis G Magiatis P Hantschke M Bassukas ID Valegraki A The Malassezia genus in skin and systemic disease Clin Microbiol Rev 201225(1)106-41

11 Burkhart CN Burkhart CG Morell DS Treatment of tinea versicolor In Maimbach H Gorohi F eds Evidence based dermatology 2nd ed New York McGraw Hill Companies 2009p365-

71

12 James WD Berger TG Elston D Andrewrsquos disease of the skin clinical dermatology 10th ed Philadelphia Elsevier Saunders 2006p302-3

13 Gaitains G Valergaki A Mayser P Bassukas ID Skin disease associated with Malassezia yeast Fact and controversies Clinics in Dermatology 201331(4)455-63

14 Usatine RP Tinea versicolor In Usatine RP Smith MA Mayeaux EJ Chumley H Tysinger J eds The color atlas of family medicine New York McGraw Hill Companies 2009p566-9

15 Wolff K Johnson RA Fitzpatrickrsquos color atlas and synopsis of clinical dermatology 6th ed New York McGraw Hill Companies 2009p732-4

16 Schalock PC Hsu JT Arndt KA Lippincottrsquos primary care dermatology Philadelphia Lippincott William and Wilkins 2011p132-4

17 Lehman D Agents of super1047297cial mycoses In Mahon CR Lehman D Manuselis G eds Textbook of diagnostic microbiology 5th ed Philadelphia Elsevier Saunders 2014p 594-5

18 Lyakhovitsky A Shemer A Amichai B Molecular analysis of Malassezia species isolated from Israeli patients with pityriasis versicolor Int J Dermatol 201352231-3

19 Weller R Hunter J Savin J Dahl M Clinical dermatology 4th ed New Jersey Blackwell Publishing 2008p254-7

20 Keller RA Super1047297cial fungal infections In Fitzpatrick JE Moreelli JG eds Dermatology secrets in color 3rd ed Philadelphia Elsevier Mosby 2007p252-72

21 Patel AB Kubba R Kubba A Clinicopathological correlation of acquired hypopigmentary disorders Indian J Dermatol Venereol Leprol 201379(3)376-82

22 Craft N Fox LP Visual diagnosis essential adult dermatology Philadelphia Lippincott Williams and Walkins 2010p355-7

23 Varada S Dabade T Loo DS Uncommon presentations of tinea versicolor Dermatol Pract Concept 20144(3)93-8

24 Satyajeet K Sangeeta A Sawant S Scaly sign in dermatology Indian J Dermatol Venereol Leprol 200672(2)161-4

25 Lee WJ Kim JY Song CH Lee SH Lee SJ Kim DW Disruption of barrier function in dermatophytosis and pityriasis versicolor The Journal of Dermatology 201138(11)1049-53

26 Soepardiman L Pitiriasis alba In Djuanda A Hamzah M Aisah S eds Ilmu penyakit kulit dan kelamin 5th ed Jakarta Balai Penerbit FKUI 2007p333-4

27 Elshafey WS Fiala LA Mohamed RW Ismael NA The distribution and determinants of pityriasis alba among elementary school students in Ismailia City Journal of American Science

20128(12) 444-9

28 Burkhart CG Burkhart CN Pityriasis alba A condition with possibly multiple etiologies The Open Dermatology Journal 200937-8

29 Rook A Burns T Rookrsquos text book of dermatology Oxford Blackwell Publishing 2004p37-8

30 Lio PA Little white spots An approach to hypopigmented macules Arch Dis Child Educ Pract Ed 2008 9398-102

31 Wolff K Johnson RA Fitzpatrickrsquos color atlas and synopsis of clinical dermatology 6th ed New York McGraw Hill Companies 2009p623-5

32 Di LV Ricci C Progressive and extensive hypomelanosis and extensive pityriasis alba Same disease different names J Eur Dermatol Venereol 200519(3)370-2

Page 2: 23_229Teknik-Uji Provokasi Skuama Pada Pitiriasis Versikolor

8172019 23_229Teknik-Uji Provokasi Skuama Pada Pitiriasis Versikolor

httpslidepdfcomreaderfull23229teknik-uji-provokasi-skuama-pada-pitiriasis-versikolor 24

472

TEKNIK

CDK-229 vol 42 no 6 th 2015

Epidemiologi

Penyakit ini ditemukan di seluruh dunia

(kosmopolit) terutama di daerah tropis

yang beriklim panas dan lembap10 termasukIndonesia Prevalensinya mencapai 50

di negara tropis14 Penyakit ini menyerang

semua ras10 angka kejadian pada laki-laki

lebih banyak daripada perempuan dan

mungkin terkait pekerjaan dan aktivitas yang

lebih tinggi14 Pitiriasis versikolor lebih sering

menginfeksi dewasa muda usia 15-24 tahun

saat aktivitas kelenjar lemak lebih tinggi1516

Faktor predisposisi infeksi jamur ini terdiri

dari faktor endogen seperti malnutrisi

immunocompromised penggunaan

kontrasepsi oral hamil luka bakar terapi

kortikosteroid adrenalektomi Cushing

syndrome atau faktor eksogen seperti

kelembapan udara oklusi oleh pakaian

penggunaan krim atau lotion dan rawat

inap211

Etiopatogenesis

Adanya faktor predisposisi menyebabkan

ragi sapro1047297t Pityrosporum orbiculare dan

Pityrosporum ovale berubah menjadi bentuk

miselium parasitik yang dapat menimbulkan

gejala klinis617 Sebelumnya hanya terdapat

tiga spesies berasal dari genus Malassezia

yaitu M furfur M pachydermatis dan Msympodialis Pada tahun 1996 klasi1047297kasi

taksonomi menambah empat spesies

berdasarkan morfologi ultrastruktur dan

biologi molekuler terdiri dari M globosa M

obtusa M restrica dan M slooffi ae610 Pada

tahun 2004 spesies baru M dermatis dan

M japonica berhasil diidenti1047297kasi diikuti

dengan M yamatoensis M nana M caprae M

equina dan M cuniculi sehingga seluruhnya

berjumlah 14 spesies1018 M pachydermatis

bersifat nonlipid-dependent 6 sedangkan 13

spesies lainnya lipid-dependent 10 M furfur

M sympodialis dan M globosa merupakanpenyebab tersering infeksi pitiriasis

versikolor11

Malassezia memproduksi berbagai metabolit

yang dapat menyebabkan perubahan warna

pada lesi211 Hipopigmentasi terjadi akibat

(1) pitiriasitrin dan pitirialakton yang mampu

menyerap sinar UV10 (2) asam azaleat

asam dekarboksilat yang menurunkan

produksi melanosit dengan menghambat

enzim tirosinase619 (3) malassezin yang

menginduksi apoptosis melanosit10 (4)

malassezindole A aktivitasnya menghambat

kerja tirosinase dan mengganggu sintesis

tirosinase (5) keto-malassezin sebagai

inhibitor tirosinase dengan menghambatreaksi DOPA (34-dihidroksifenilalanin)

melanosit (6) metabolit lain seperti

indirubin ICZ pitiriarubin dan triptanthrin10

Lesi hiperpigmentasi mungkin berhu-

bungan dengan variasi respons in1047298amasi

terhadap infeksi20 Tampak peningkatan

ukuran melanosom (makromelanosom)

dan penebalan pada stratum korneum

Walaupun in vitro membuktikan bahwa

L-34-dihydroxyphenylalanine (L-DOPA) pada

Malassezia mampu menginduksi sintesis

melanin namun secara in vivo belum dapat

dibuktikan10

Diagnosis

Diagnosis klinis dapat ditegakkan berdasar-

kan gambaran lesi yang sesuai dengan

karakteristik pitiriasis versikolor pemeriksaan

1047298uoresensi kulit dengan lampu Wood

dan sediaan langsung kerokan kulit611

Pasien pitiriasis versikolor umumnya hanya

mengeluh bercak-bercak putih kecokelatan

atau merah muda tidak gatal atau sedikit

gatal saat berkeringat19 Pada orang kulit

putih atau terang lesi berwarna lebih gelap

dibandingkan kulit normal21 sedangkan

pada orang berkulit hitam atau gelap lesicenderung putih20 Hal ini sesuai dengan

pitiriasis yang berarti penyakit dengan

skuama halus seperti tepung dan versicolor

yang berarti bermacam warna Bentuk dan

ukuran lesi bervariasi dapat berupa makula

hingga patch atau papul hingga plak hipo

hiperpigmentasi berbatas tegas atau difus

tertutup skuama halus di sekitarnya Bentuk

folikular juga dapat ditemukan22 Lesi dapat

meluas berkon1047298uens atau tersebar16 Tempat

predileksinya terutama daerah yang ditutupi

pakaian seperti dada punggung perut

lengan atas paha leher214

Fluoresensi lesi kulit pada pemeriksaan lampu

Wood berwarna kuning keemasan dan pada

pemeriksaan KOH 20 tampak gambaran

spora dan miselium yang sering dilukiskan

sebagai spaghetti and meatball appearance16

Pengambilan skuama dapat dilakukan dengan

kerokan kulit menggunakan skalpel atau

selotip yang dilekatkan ke lesi1 Biopsi kulit

jarang dilakukan216 Pembiakan M furfur pada

media kultur tidak bernilai diagnostik karena

merupakan 1047298ora normal kulit19

Evoked Scale Sign

Tanda ini disebut coup drsquoongle sign per-

tama kali dicetuskan oleh Besnier (1831-

1909) seorang dermatologist asal PerancisSelanjutnya Balzer (1849-1929) menyebutnya

le signe du copeau (ldquoshavingrdquo ldquoas of woodrdquo) atau

dalam bahasa Jerman Hobelspanphaumlnomen

Saat ini tanda ini lebih dikenal dengan

evoked scale sign Balzar menyatakan bahwa

coup drsquoongle hanya ditemukan pada infeksi

PV24 Terjadi perubahan struktural lapisan

kulit akibat peningkatan kerapuhan stratum

korneum mungkin disebabkan gangguan

parsial fungsi sawar kulit dan peningkatan

transepidermal waterloss25 Keratinase yang

diproduksi fase hifa dari spesies ini mampu

menghidrolisis keratin dan memfasilitasi

pertumbuhan jamur di stratum korneum Jika

diregang stratum korneum akan mengendur

skuama akan terlihat1910

Uji provokasi skuama sangat sederhana

dan mudah Pemeriksa menggunakan ibu

jari dan telunjuk atau kedua jari tangan

meregangkan kulit searah 180983088 (Gambar

1-3) lesi kering dapat digores dengan

ujung kuku untuk memunculkan skuama

yang melapisi daerah lesi Sel-sel abnormal

akan terangsang untuk membentuk lapisan

deskuamasi yang patognomonik untuk

infeksi pitiriasis versikolor dalam hal inievoked scale sign dinilai positif19

Sukmarsquos PV sign

Banyak pasien pitiriasis versikolor datang

dengan keluhan hanya gatal ringan dengan

bercak warna gelap pada daerah tubuh Pada

pemeriksaan 1047297sik ditemukan bercak lebih

gelap dibandingkan kulit normal sekitarnya

berbatas jelas umumnya lebih dari satu lesi

ukuran dari milier sampai numuler kadang

sampai plakat Bila lesi diregang akan muncul

sisik putih berbatas jelas Skuama hanya

sebatas lesi dengan susunan rapi teratursejajar dengan garis kulit Penulis memberi

nama ldquoSukmarsquos PV signrdquo Tanda ini dapat di-

gunakan untuk membedakan lesi pitiriasis

versikolor dari pitiriasis alba dan skuama

akibat kulit kering Pada pitiriasis alba lesi

berupa bercak hipopigmentasi dengan batas

tidak jelas kadang terlihat kulit kering tanpa

sisik Demikian juga pada kulit kering skuama

yang terlihat tanpa ada sisik yang tersusun

rapi sejajar Perbedaan Sukmarsquos PV sign

dengan penemuan evoked scale sign hanya

menggambarkan skuama akibat regangan

8172019 23_229Teknik-Uji Provokasi Skuama Pada Pitiriasis Versikolor

httpslidepdfcomreaderfull23229teknik-uji-provokasi-skuama-pada-pitiriasis-versikolor 34

473

TEKNIK

CDK-229 vol 42 no 6 th 2015

tanpa memperhatikan sisik yang tersusun

rapi sejajar dengan kulit dan berbatas pada

lesi karena skuama halus juga kadang dapat

ditemukan pada pitiriasis alba dan kulit keringPemeriksaan ini mudah sederhana dan

dapat dilakukan saat praktik dokter umum

sehari-hari

Pitiriasis Versikolor vs Pitiriasis Alba

Penyakit kulit lain yang memiliki gambaran

lesi hipopigmentasi menyerupai pitiriasis

versikolor adalah pitiriasis alba salah satu

bentuk dermatitis non-spesi1047297k asimptomatik

dan belum diketahui etiologinya2627 Pitiriasis

versikolor dan pitiriasis alba dapat dibedakan

secara klinis dan melalui pemeriksaan

penunjang

Pitiriasis alba sering dijumpai pada anak

hingga dewasa muda usia 3-16 tahun

merupakan bentuk ringan dermatitis

atopi2829 Lesi berupa makula berbentuk

bulat oval kadang ireguler awalnya

berwarna merah muda ditutupi skuama

halus kemudian menjadi lesi hipopigmentasi

dalam beberapa minggu Seiring perjalananpenyakitnya skuama berangsur hilang

tersisa lesi hipopigmentasi yang menetap

beberapa bulan hingga tahun Predileksi

tersering adalah wajah ditemukan juga di

lokasi lain seperti leher bahu punggung

ekstremitas dan bokong1430 Pitiriasis alba

ekstensif yang menyerang orang dewasa

lesinya simetris berbatas tegas berwarna

putih cenderung merusak permukaan kulit

tungkai Selain itu pitiriasis alba dapat disertai

infeksi jamur super1047297sial dengan gambaran

lesi hiperpigmentasi kebiruan dikelilingi area

hipopigmentasi sering menyerang wajah3132

Jika evoked scale sign maupun Sukmarsquos PV sign

negatif maka diagnosis pitiriasis versikolor

dapat disingkirkan Hal ini dapat dikon1047297rmasi

melalui pemeriksaan lampu Wood ataupun

pemeriksaan KOH Pada pitiriasis alba lesi

tidak berpendar seperti pitiriasis versikolor

yang berwarna kuning keemasan di bawah

lampu Wood sedangkan pada pemeriksaanKOH tidak ditemukan hifa dan spora

Terapi

Pengobatan pitiriasis versikolor dapat topikal

maupun sistemik Lesi minimal dapat diobati

dengan preparat topikal seperti shampo

selenium sul1047297da 25 digunakan 2-3 minggu

sekali atau shampo ketokonazol 2 selama 3

hari berturut-turut6 Terbina1047297n topikal 1 dua

kali per hari selama seminggu cukup efektif2

Preparat azol seperti mikonazol ketokonazol

klotrimazol ekonazol juga dapat digunakan2

Untuk lesi luas dapat diberi pengobatan oral

seperti ketokonazol 200 mghari selama 7 hari

Itrakonazol dosis 200-400 mghari selama

3-7 hari dapat diberikan untuk infeksi yang

sulit sembuh atau sering kambuh Flukonazol

400 mg juga efektif diberikan dalam dosis

tunggal6

Prognosis

Perjalanan penyakit berlangsung kronik

namun umumnya memiliki prognosis

baik Lesi dapat meluas jika tidak diobati

dengan benar dan faktor predisposisi tidak

dieliminasi Masalah lain adalah menetapnya

hipopigmentasi diperlukan waktu yangcukup lama untuk repigmentasi kembali

seperti kulit normal Hal itu bukan kegagalan

terapi sehingga penting untuk memberikan

edukasi pada pasien bahwa bercak putih

tersebut akan menetap beberapa bulan

setelah terapi dan akan menghilang secara

perlahan19

PENUTUP

Malazzesia furfur yang menyerang stratum

korneum merupakan penyebab infeksi

jamur kulit pitiriasis versikolor Lesi berupa

bercak putih cokelat hingga merah mudayang tidak gatal terkadang gatal ringan saat

berkeringat Awalnya berupa makula berbatas

tegas tertutup skuama halus yang kadang

tidak tampak jelas Lesi dapat meluas

berkonfluens atau menyebar Skuama

dapat dibuktikan dengan uji provokasi

melalui goresan atau regangan sehingga

batas lesi tampak lebih jelas disebut dengan

evoked scale sign Tanda ini khas pada pitiriasis

versikolor Pengobatan dapat topikal atau-

pun sistemik Prognosis baik jika tatalaksana

menyeluruh dengan kepatuhan tinggi

Gambar Uji Provokasi Skuama

1a Lesi pitiriasis versikolor yang tidak tampak jelas skuamanya

1b Skuama terlihat jelas setelah diregang (evoked scale sign positif)

2 Tes provokasi dengan meregangkan lesi kulit Skuama jelas terlihat setelah dilakukan peregangan

3a Lesi pitiriasis versikolor merah muda hingga kecoklatan yang tidak tampak skuama

3b Setelah dilakukan peregangan skuama jelas terlihat

1A

3A

1B

3B

2

8172019 23_229Teknik-Uji Provokasi Skuama Pada Pitiriasis Versikolor

httpslidepdfcomreaderfull23229teknik-uji-provokasi-skuama-pada-pitiriasis-versikolor 44

474

TEKNIK

CDK-229 vol 42 no 6 th 2015

DAFTAR PUSTAKA

1 Han A Calcara DA Stoecker WV Daly J Siegel DM Shell A Evoked scale sign of tinea versicolor Arch Dermatol 2009145(9)1078

2 Habif TP Clinical dermatology a color guide to diagnosis and therapy 5th ed Philadelphia Elsevier Mosby 2010p537-40

3 Budimulja U Pitiriasis versikolor In Djuanda A Hamzah M Aisah S eds Ilmu penyakit kulit dan kelamin 5th ed Jakarta Balai Penerbit FKUI 2007p100-1

4 Rai MK Wankhade S Tinea versicolor-an epidemiology J Microbial Biochem Technol 2009 1(1)51-6

5 Levin NA Delano S Evaluation and treatment of Malassezia-related skin disorders Cosmetic Dermatology 201124(3)137-45

6 Janik MP Heffernan MP Yeast infections Candidiasis and tinea (pityriasis) versicolor In Wolff K Goldsmith LS Katz SI Gilchrest BA Paller AS Leffel DJ eds Fitzpatrickrsquos dermatology in

general medicine 7th ed New York McGraw Hill Companies 2008p1828-30

7 Machowinski A Kramer HJ Hort W Mayser P Pityriacitrin-a potent UV 1047297lter produced by Malassezia furfur and its effect on human skin micro1047298ora Mycoses 200649(5)388-92

8 Good PH Goodheartrsquos photoguide to common skin disorder diagnosis and management 3rd ed New York Lippinkott William and Wilkins 2008p190-1

9 Shi VS Lio PA Diagnosis of pityriasis versicolor in paediatrics The evoked scale sign Arch Dis Child 201196(4)392-3

10 Gaitanis G Magiatis P Hantschke M Bassukas ID Valegraki A The Malassezia genus in skin and systemic disease Clin Microbiol Rev 201225(1)106-41

11 Burkhart CN Burkhart CG Morell DS Treatment of tinea versicolor In Maimbach H Gorohi F eds Evidence based dermatology 2nd ed New York McGraw Hill Companies 2009p365-

71

12 James WD Berger TG Elston D Andrewrsquos disease of the skin clinical dermatology 10th ed Philadelphia Elsevier Saunders 2006p302-3

13 Gaitains G Valergaki A Mayser P Bassukas ID Skin disease associated with Malassezia yeast Fact and controversies Clinics in Dermatology 201331(4)455-63

14 Usatine RP Tinea versicolor In Usatine RP Smith MA Mayeaux EJ Chumley H Tysinger J eds The color atlas of family medicine New York McGraw Hill Companies 2009p566-9

15 Wolff K Johnson RA Fitzpatrickrsquos color atlas and synopsis of clinical dermatology 6th ed New York McGraw Hill Companies 2009p732-4

16 Schalock PC Hsu JT Arndt KA Lippincottrsquos primary care dermatology Philadelphia Lippincott William and Wilkins 2011p132-4

17 Lehman D Agents of super1047297cial mycoses In Mahon CR Lehman D Manuselis G eds Textbook of diagnostic microbiology 5th ed Philadelphia Elsevier Saunders 2014p 594-5

18 Lyakhovitsky A Shemer A Amichai B Molecular analysis of Malassezia species isolated from Israeli patients with pityriasis versicolor Int J Dermatol 201352231-3

19 Weller R Hunter J Savin J Dahl M Clinical dermatology 4th ed New Jersey Blackwell Publishing 2008p254-7

20 Keller RA Super1047297cial fungal infections In Fitzpatrick JE Moreelli JG eds Dermatology secrets in color 3rd ed Philadelphia Elsevier Mosby 2007p252-72

21 Patel AB Kubba R Kubba A Clinicopathological correlation of acquired hypopigmentary disorders Indian J Dermatol Venereol Leprol 201379(3)376-82

22 Craft N Fox LP Visual diagnosis essential adult dermatology Philadelphia Lippincott Williams and Walkins 2010p355-7

23 Varada S Dabade T Loo DS Uncommon presentations of tinea versicolor Dermatol Pract Concept 20144(3)93-8

24 Satyajeet K Sangeeta A Sawant S Scaly sign in dermatology Indian J Dermatol Venereol Leprol 200672(2)161-4

25 Lee WJ Kim JY Song CH Lee SH Lee SJ Kim DW Disruption of barrier function in dermatophytosis and pityriasis versicolor The Journal of Dermatology 201138(11)1049-53

26 Soepardiman L Pitiriasis alba In Djuanda A Hamzah M Aisah S eds Ilmu penyakit kulit dan kelamin 5th ed Jakarta Balai Penerbit FKUI 2007p333-4

27 Elshafey WS Fiala LA Mohamed RW Ismael NA The distribution and determinants of pityriasis alba among elementary school students in Ismailia City Journal of American Science

20128(12) 444-9

28 Burkhart CG Burkhart CN Pityriasis alba A condition with possibly multiple etiologies The Open Dermatology Journal 200937-8

29 Rook A Burns T Rookrsquos text book of dermatology Oxford Blackwell Publishing 2004p37-8

30 Lio PA Little white spots An approach to hypopigmented macules Arch Dis Child Educ Pract Ed 2008 9398-102

31 Wolff K Johnson RA Fitzpatrickrsquos color atlas and synopsis of clinical dermatology 6th ed New York McGraw Hill Companies 2009p623-5

32 Di LV Ricci C Progressive and extensive hypomelanosis and extensive pityriasis alba Same disease different names J Eur Dermatol Venereol 200519(3)370-2

Page 3: 23_229Teknik-Uji Provokasi Skuama Pada Pitiriasis Versikolor

8172019 23_229Teknik-Uji Provokasi Skuama Pada Pitiriasis Versikolor

httpslidepdfcomreaderfull23229teknik-uji-provokasi-skuama-pada-pitiriasis-versikolor 34

473

TEKNIK

CDK-229 vol 42 no 6 th 2015

tanpa memperhatikan sisik yang tersusun

rapi sejajar dengan kulit dan berbatas pada

lesi karena skuama halus juga kadang dapat

ditemukan pada pitiriasis alba dan kulit keringPemeriksaan ini mudah sederhana dan

dapat dilakukan saat praktik dokter umum

sehari-hari

Pitiriasis Versikolor vs Pitiriasis Alba

Penyakit kulit lain yang memiliki gambaran

lesi hipopigmentasi menyerupai pitiriasis

versikolor adalah pitiriasis alba salah satu

bentuk dermatitis non-spesi1047297k asimptomatik

dan belum diketahui etiologinya2627 Pitiriasis

versikolor dan pitiriasis alba dapat dibedakan

secara klinis dan melalui pemeriksaan

penunjang

Pitiriasis alba sering dijumpai pada anak

hingga dewasa muda usia 3-16 tahun

merupakan bentuk ringan dermatitis

atopi2829 Lesi berupa makula berbentuk

bulat oval kadang ireguler awalnya

berwarna merah muda ditutupi skuama

halus kemudian menjadi lesi hipopigmentasi

dalam beberapa minggu Seiring perjalananpenyakitnya skuama berangsur hilang

tersisa lesi hipopigmentasi yang menetap

beberapa bulan hingga tahun Predileksi

tersering adalah wajah ditemukan juga di

lokasi lain seperti leher bahu punggung

ekstremitas dan bokong1430 Pitiriasis alba

ekstensif yang menyerang orang dewasa

lesinya simetris berbatas tegas berwarna

putih cenderung merusak permukaan kulit

tungkai Selain itu pitiriasis alba dapat disertai

infeksi jamur super1047297sial dengan gambaran

lesi hiperpigmentasi kebiruan dikelilingi area

hipopigmentasi sering menyerang wajah3132

Jika evoked scale sign maupun Sukmarsquos PV sign

negatif maka diagnosis pitiriasis versikolor

dapat disingkirkan Hal ini dapat dikon1047297rmasi

melalui pemeriksaan lampu Wood ataupun

pemeriksaan KOH Pada pitiriasis alba lesi

tidak berpendar seperti pitiriasis versikolor

yang berwarna kuning keemasan di bawah

lampu Wood sedangkan pada pemeriksaanKOH tidak ditemukan hifa dan spora

Terapi

Pengobatan pitiriasis versikolor dapat topikal

maupun sistemik Lesi minimal dapat diobati

dengan preparat topikal seperti shampo

selenium sul1047297da 25 digunakan 2-3 minggu

sekali atau shampo ketokonazol 2 selama 3

hari berturut-turut6 Terbina1047297n topikal 1 dua

kali per hari selama seminggu cukup efektif2

Preparat azol seperti mikonazol ketokonazol

klotrimazol ekonazol juga dapat digunakan2

Untuk lesi luas dapat diberi pengobatan oral

seperti ketokonazol 200 mghari selama 7 hari

Itrakonazol dosis 200-400 mghari selama

3-7 hari dapat diberikan untuk infeksi yang

sulit sembuh atau sering kambuh Flukonazol

400 mg juga efektif diberikan dalam dosis

tunggal6

Prognosis

Perjalanan penyakit berlangsung kronik

namun umumnya memiliki prognosis

baik Lesi dapat meluas jika tidak diobati

dengan benar dan faktor predisposisi tidak

dieliminasi Masalah lain adalah menetapnya

hipopigmentasi diperlukan waktu yangcukup lama untuk repigmentasi kembali

seperti kulit normal Hal itu bukan kegagalan

terapi sehingga penting untuk memberikan

edukasi pada pasien bahwa bercak putih

tersebut akan menetap beberapa bulan

setelah terapi dan akan menghilang secara

perlahan19

PENUTUP

Malazzesia furfur yang menyerang stratum

korneum merupakan penyebab infeksi

jamur kulit pitiriasis versikolor Lesi berupa

bercak putih cokelat hingga merah mudayang tidak gatal terkadang gatal ringan saat

berkeringat Awalnya berupa makula berbatas

tegas tertutup skuama halus yang kadang

tidak tampak jelas Lesi dapat meluas

berkonfluens atau menyebar Skuama

dapat dibuktikan dengan uji provokasi

melalui goresan atau regangan sehingga

batas lesi tampak lebih jelas disebut dengan

evoked scale sign Tanda ini khas pada pitiriasis

versikolor Pengobatan dapat topikal atau-

pun sistemik Prognosis baik jika tatalaksana

menyeluruh dengan kepatuhan tinggi

Gambar Uji Provokasi Skuama

1a Lesi pitiriasis versikolor yang tidak tampak jelas skuamanya

1b Skuama terlihat jelas setelah diregang (evoked scale sign positif)

2 Tes provokasi dengan meregangkan lesi kulit Skuama jelas terlihat setelah dilakukan peregangan

3a Lesi pitiriasis versikolor merah muda hingga kecoklatan yang tidak tampak skuama

3b Setelah dilakukan peregangan skuama jelas terlihat

1A

3A

1B

3B

2

8172019 23_229Teknik-Uji Provokasi Skuama Pada Pitiriasis Versikolor

httpslidepdfcomreaderfull23229teknik-uji-provokasi-skuama-pada-pitiriasis-versikolor 44

474

TEKNIK

CDK-229 vol 42 no 6 th 2015

DAFTAR PUSTAKA

1 Han A Calcara DA Stoecker WV Daly J Siegel DM Shell A Evoked scale sign of tinea versicolor Arch Dermatol 2009145(9)1078

2 Habif TP Clinical dermatology a color guide to diagnosis and therapy 5th ed Philadelphia Elsevier Mosby 2010p537-40

3 Budimulja U Pitiriasis versikolor In Djuanda A Hamzah M Aisah S eds Ilmu penyakit kulit dan kelamin 5th ed Jakarta Balai Penerbit FKUI 2007p100-1

4 Rai MK Wankhade S Tinea versicolor-an epidemiology J Microbial Biochem Technol 2009 1(1)51-6

5 Levin NA Delano S Evaluation and treatment of Malassezia-related skin disorders Cosmetic Dermatology 201124(3)137-45

6 Janik MP Heffernan MP Yeast infections Candidiasis and tinea (pityriasis) versicolor In Wolff K Goldsmith LS Katz SI Gilchrest BA Paller AS Leffel DJ eds Fitzpatrickrsquos dermatology in

general medicine 7th ed New York McGraw Hill Companies 2008p1828-30

7 Machowinski A Kramer HJ Hort W Mayser P Pityriacitrin-a potent UV 1047297lter produced by Malassezia furfur and its effect on human skin micro1047298ora Mycoses 200649(5)388-92

8 Good PH Goodheartrsquos photoguide to common skin disorder diagnosis and management 3rd ed New York Lippinkott William and Wilkins 2008p190-1

9 Shi VS Lio PA Diagnosis of pityriasis versicolor in paediatrics The evoked scale sign Arch Dis Child 201196(4)392-3

10 Gaitanis G Magiatis P Hantschke M Bassukas ID Valegraki A The Malassezia genus in skin and systemic disease Clin Microbiol Rev 201225(1)106-41

11 Burkhart CN Burkhart CG Morell DS Treatment of tinea versicolor In Maimbach H Gorohi F eds Evidence based dermatology 2nd ed New York McGraw Hill Companies 2009p365-

71

12 James WD Berger TG Elston D Andrewrsquos disease of the skin clinical dermatology 10th ed Philadelphia Elsevier Saunders 2006p302-3

13 Gaitains G Valergaki A Mayser P Bassukas ID Skin disease associated with Malassezia yeast Fact and controversies Clinics in Dermatology 201331(4)455-63

14 Usatine RP Tinea versicolor In Usatine RP Smith MA Mayeaux EJ Chumley H Tysinger J eds The color atlas of family medicine New York McGraw Hill Companies 2009p566-9

15 Wolff K Johnson RA Fitzpatrickrsquos color atlas and synopsis of clinical dermatology 6th ed New York McGraw Hill Companies 2009p732-4

16 Schalock PC Hsu JT Arndt KA Lippincottrsquos primary care dermatology Philadelphia Lippincott William and Wilkins 2011p132-4

17 Lehman D Agents of super1047297cial mycoses In Mahon CR Lehman D Manuselis G eds Textbook of diagnostic microbiology 5th ed Philadelphia Elsevier Saunders 2014p 594-5

18 Lyakhovitsky A Shemer A Amichai B Molecular analysis of Malassezia species isolated from Israeli patients with pityriasis versicolor Int J Dermatol 201352231-3

19 Weller R Hunter J Savin J Dahl M Clinical dermatology 4th ed New Jersey Blackwell Publishing 2008p254-7

20 Keller RA Super1047297cial fungal infections In Fitzpatrick JE Moreelli JG eds Dermatology secrets in color 3rd ed Philadelphia Elsevier Mosby 2007p252-72

21 Patel AB Kubba R Kubba A Clinicopathological correlation of acquired hypopigmentary disorders Indian J Dermatol Venereol Leprol 201379(3)376-82

22 Craft N Fox LP Visual diagnosis essential adult dermatology Philadelphia Lippincott Williams and Walkins 2010p355-7

23 Varada S Dabade T Loo DS Uncommon presentations of tinea versicolor Dermatol Pract Concept 20144(3)93-8

24 Satyajeet K Sangeeta A Sawant S Scaly sign in dermatology Indian J Dermatol Venereol Leprol 200672(2)161-4

25 Lee WJ Kim JY Song CH Lee SH Lee SJ Kim DW Disruption of barrier function in dermatophytosis and pityriasis versicolor The Journal of Dermatology 201138(11)1049-53

26 Soepardiman L Pitiriasis alba In Djuanda A Hamzah M Aisah S eds Ilmu penyakit kulit dan kelamin 5th ed Jakarta Balai Penerbit FKUI 2007p333-4

27 Elshafey WS Fiala LA Mohamed RW Ismael NA The distribution and determinants of pityriasis alba among elementary school students in Ismailia City Journal of American Science

20128(12) 444-9

28 Burkhart CG Burkhart CN Pityriasis alba A condition with possibly multiple etiologies The Open Dermatology Journal 200937-8

29 Rook A Burns T Rookrsquos text book of dermatology Oxford Blackwell Publishing 2004p37-8

30 Lio PA Little white spots An approach to hypopigmented macules Arch Dis Child Educ Pract Ed 2008 9398-102

31 Wolff K Johnson RA Fitzpatrickrsquos color atlas and synopsis of clinical dermatology 6th ed New York McGraw Hill Companies 2009p623-5

32 Di LV Ricci C Progressive and extensive hypomelanosis and extensive pityriasis alba Same disease different names J Eur Dermatol Venereol 200519(3)370-2

Page 4: 23_229Teknik-Uji Provokasi Skuama Pada Pitiriasis Versikolor

8172019 23_229Teknik-Uji Provokasi Skuama Pada Pitiriasis Versikolor

httpslidepdfcomreaderfull23229teknik-uji-provokasi-skuama-pada-pitiriasis-versikolor 44

474

TEKNIK

CDK-229 vol 42 no 6 th 2015

DAFTAR PUSTAKA

1 Han A Calcara DA Stoecker WV Daly J Siegel DM Shell A Evoked scale sign of tinea versicolor Arch Dermatol 2009145(9)1078

2 Habif TP Clinical dermatology a color guide to diagnosis and therapy 5th ed Philadelphia Elsevier Mosby 2010p537-40

3 Budimulja U Pitiriasis versikolor In Djuanda A Hamzah M Aisah S eds Ilmu penyakit kulit dan kelamin 5th ed Jakarta Balai Penerbit FKUI 2007p100-1

4 Rai MK Wankhade S Tinea versicolor-an epidemiology J Microbial Biochem Technol 2009 1(1)51-6

5 Levin NA Delano S Evaluation and treatment of Malassezia-related skin disorders Cosmetic Dermatology 201124(3)137-45

6 Janik MP Heffernan MP Yeast infections Candidiasis and tinea (pityriasis) versicolor In Wolff K Goldsmith LS Katz SI Gilchrest BA Paller AS Leffel DJ eds Fitzpatrickrsquos dermatology in

general medicine 7th ed New York McGraw Hill Companies 2008p1828-30

7 Machowinski A Kramer HJ Hort W Mayser P Pityriacitrin-a potent UV 1047297lter produced by Malassezia furfur and its effect on human skin micro1047298ora Mycoses 200649(5)388-92

8 Good PH Goodheartrsquos photoguide to common skin disorder diagnosis and management 3rd ed New York Lippinkott William and Wilkins 2008p190-1

9 Shi VS Lio PA Diagnosis of pityriasis versicolor in paediatrics The evoked scale sign Arch Dis Child 201196(4)392-3

10 Gaitanis G Magiatis P Hantschke M Bassukas ID Valegraki A The Malassezia genus in skin and systemic disease Clin Microbiol Rev 201225(1)106-41

11 Burkhart CN Burkhart CG Morell DS Treatment of tinea versicolor In Maimbach H Gorohi F eds Evidence based dermatology 2nd ed New York McGraw Hill Companies 2009p365-

71

12 James WD Berger TG Elston D Andrewrsquos disease of the skin clinical dermatology 10th ed Philadelphia Elsevier Saunders 2006p302-3

13 Gaitains G Valergaki A Mayser P Bassukas ID Skin disease associated with Malassezia yeast Fact and controversies Clinics in Dermatology 201331(4)455-63

14 Usatine RP Tinea versicolor In Usatine RP Smith MA Mayeaux EJ Chumley H Tysinger J eds The color atlas of family medicine New York McGraw Hill Companies 2009p566-9

15 Wolff K Johnson RA Fitzpatrickrsquos color atlas and synopsis of clinical dermatology 6th ed New York McGraw Hill Companies 2009p732-4

16 Schalock PC Hsu JT Arndt KA Lippincottrsquos primary care dermatology Philadelphia Lippincott William and Wilkins 2011p132-4

17 Lehman D Agents of super1047297cial mycoses In Mahon CR Lehman D Manuselis G eds Textbook of diagnostic microbiology 5th ed Philadelphia Elsevier Saunders 2014p 594-5

18 Lyakhovitsky A Shemer A Amichai B Molecular analysis of Malassezia species isolated from Israeli patients with pityriasis versicolor Int J Dermatol 201352231-3

19 Weller R Hunter J Savin J Dahl M Clinical dermatology 4th ed New Jersey Blackwell Publishing 2008p254-7

20 Keller RA Super1047297cial fungal infections In Fitzpatrick JE Moreelli JG eds Dermatology secrets in color 3rd ed Philadelphia Elsevier Mosby 2007p252-72

21 Patel AB Kubba R Kubba A Clinicopathological correlation of acquired hypopigmentary disorders Indian J Dermatol Venereol Leprol 201379(3)376-82

22 Craft N Fox LP Visual diagnosis essential adult dermatology Philadelphia Lippincott Williams and Walkins 2010p355-7

23 Varada S Dabade T Loo DS Uncommon presentations of tinea versicolor Dermatol Pract Concept 20144(3)93-8

24 Satyajeet K Sangeeta A Sawant S Scaly sign in dermatology Indian J Dermatol Venereol Leprol 200672(2)161-4

25 Lee WJ Kim JY Song CH Lee SH Lee SJ Kim DW Disruption of barrier function in dermatophytosis and pityriasis versicolor The Journal of Dermatology 201138(11)1049-53

26 Soepardiman L Pitiriasis alba In Djuanda A Hamzah M Aisah S eds Ilmu penyakit kulit dan kelamin 5th ed Jakarta Balai Penerbit FKUI 2007p333-4

27 Elshafey WS Fiala LA Mohamed RW Ismael NA The distribution and determinants of pityriasis alba among elementary school students in Ismailia City Journal of American Science

20128(12) 444-9

28 Burkhart CG Burkhart CN Pityriasis alba A condition with possibly multiple etiologies The Open Dermatology Journal 200937-8

29 Rook A Burns T Rookrsquos text book of dermatology Oxford Blackwell Publishing 2004p37-8

30 Lio PA Little white spots An approach to hypopigmented macules Arch Dis Child Educ Pract Ed 2008 9398-102

31 Wolff K Johnson RA Fitzpatrickrsquos color atlas and synopsis of clinical dermatology 6th ed New York McGraw Hill Companies 2009p623-5

32 Di LV Ricci C Progressive and extensive hypomelanosis and extensive pityriasis alba Same disease different names J Eur Dermatol Venereol 200519(3)370-2