Upload
safrinr
View
46
Download
9
Embed Size (px)
Citation preview
14/03/2011
1
Aspek Kimia Metabolisme
Pokok Bahasan:
1. Reaksi obat (oksidasi, reduksi, hidrolisis,
nonmetabolisme).
2. Konjugasi, jalur utama konjugasi.
3. Metabolisme enzimatis obat.
4. Faktor yang mempengaruhi metabolisme obat.
5. Mekanisme induksi enzim pemetabolisme obat.
6. Modifikasi metabolisme dan respon obat karena faktor
genetik.
Metabolisme Obat
• Tujuan metabolisme : untuk mengubah senyawa
asing (xenobiotik) menjadi turunan larut air yang
segera dapat dieliminasi melalui rute renal.
• Beberapa metabolit volatil kecil (CO2, CH3NH2,
tiol, tioeter) bisa dieliminasi via paru-paru.
• Metabolisme xenobiotik secara umum terjadi
dalam 2 langkah : fase I dan fase II.
Klasifikasi Metabolisme
Fase I: reaksi fungsionalisasi � gugus polar baru
dimasukkan atau dibentuk �melalui reaksi
oksidasi, reduksi atau hidrolisis.
Fase II: menggabungkan solubilizing moeities (asam
glukoronat, asam amino atau asam sulfat) pada
obat asli (jika punya gugus polar) atau pada
metabolit fase I.
Metabolisme fase I bisa terjadi sebelum atau setelah fase II.
Metabolit fase I bisa diekskresikan tanpa mengalami fase II.
14/03/2011
2
Xenobiotik yang tidak atau hampir tidak termetabolisme:
• Senyawa yang sangat hidrofilik
� tidak bisa berpenetrasi menembus membran untuk
mencapai kompartemen intraseluler.
• Senyawa yang sangat lipofilik, senyawa terpolihalogenasi
(DDT, insektisida)
� secara steriks sangat terlindung dari serangan
metabolisme
Metabolisme Obat• Secara umum hasil biotansformasi fase I dan II adalah
inaktivasi dan detoksikasi xenobiotik.
• Beberapa metabolit fase I bisa mempunyai aktivitas yang
sama atau berbeda dengan senyawa induk �
pertimbangan desain prodrug.
• Metabolisme juga bisa menghasilkan metabolit toksik �
umumnya berasl dari xenobiotik non-terapeutik
(polutan, bahan kimia). Ex.: insektisida parathion diubah
menjadi paraoxon, inhibitor poten asetilkolinesterase.
Reaksi Fase IKategori:
1. Oksidasi
2. Reduksi
3. Hidrolisis
1. Reaksi Oksidasi
• Sitokrom P450 (Cyp P450) merupakan monooksigenase
mikrosomal utama dan terpenting (Mikrosom
merupakan vesicle kecil yang diperoleh bila jaringan hati
dihomogenkan atau reticulum endoplasma diputuskan).
• Cyp P450 terdiri dari isoenzim yang mengkatalisis reaksi
serupa pada substrat yang berbeda.
• Cyp P450 terutama berada di hati, merupakan protein
heme yang bila direduksi atau dipapar dengan CO
memberikan serapan kuat pada 450 nm.
14/03/2011
3
1. Reaksi Oksidasi
• Oksidasi xenobiotik melibatkan pemutusan reduktif
oksigen (O2) molekular menghasilkan transfer 1 atom O
pada substrat, dan menghasilkan 1 molekul H2O.
• Proses ini membutuhkan 2 elektron yang ditransfer
melalui NADPH Cyp P450 reduktase.
Oksidasi oleh P450 yang utama :
1. Hidroksilasi karbon alifatik jenuh.
2. Hidroksilasi karbon sp3 teraktivasi (dekat dengan inti sp2
atau sp)
3. Epoksidasi alkena
4. Hidroksilasi aromatik
5. Oksigenasi-N
6. Oksigenasi-S
1.1. Hidroksilasi karbon alifatik jenuh• Umumnya gugus alkil tak teraktivasi mengalami oksidasi-ω
(pada ujung gugus metil) atau oksidasi-ω-1 (pada C
penultimat)
• oksidasi-ω umumnya hanya pada rantai panjang
• oksidasi-ω dan -ω-1 terjadi pada rantai yg lebih pendek
• Untuk sistem siklik alifatis, hidroksilasi biasanya terjadi pada
C yang kurang terlindungi atau lebih teraktivasi
14/03/2011
4
1.2. Hidroksilasi karbon sp3 teraktivasi
• Umumnya terjadi pada benzilik, alilik atau propinilik dan
dengan keberadaan C sp3.
(Recall Kimia Organik: Reaktivitas C benzilik dan alilik
terhadap reaksi tertentu seperti brominasi).
• Hal ini dapat terjadi pada C di posisi-α relatif terhadap
heteroatom (N, O, S)
1.2. Hidroksilasi karbon sp3 teraktivasi
1.2. Hidroksilasi karbon sp3 teraktivasi• Hidroksilasi-α pada amina menghasilkan hidroksi-amina
yang segera terhidrolisa menjadi aldehid atau keton.
• Pada amina primer hasilnya adalah deaminasi oksidatif.
1.2. Hidroksilasi karbon sp3 teraktivasi• Hidroksilasi-α pada N tidak menghasilkan deaminasi
(kehilangan N) tapi bisa menghasilkan dealkilasi.
• Dealkilasi sering terjadi bila gugus alkil yang terdealkilasi
adalah metil, dan aminanya tersier � disebut juga N-
demetilasi oksidatif.
• N-demetilasi Oksidatif juga bisa terjadi pada N-metilamida.
14/03/2011
5
1.2. Hidroksilasi karbon sp3 teraktivasi• Eter aromatik juga terhidroksilasi menjadi hemiasetal,
yang segera terhidrolisis menjadi fenol dan aldehid.
• Dehalogenasi oksidatif terjadi pada senyawa alifatis
terklorinasi atau terbrominasi. Metabolisme melalui
hidroksilasi-eliminasi serupa menghasilkan HCl, HBr atau
senyawa karbonil.
1.3. Epoksidasi alkena
• Alkena dioksidasi oleh Cyp P450 menjadi epoksida
reaktif. Sayangnya metabolit reaktif ini dapat berfungsi
sebagai senyawa pengalkilasi !
1.3. Epoksidasi alkena
• Hepatokarsinogen aflatoksin B1, setelah mengalami
epoksidasi, metabolitnya terikat secara kovalen pada
DNA seluler (N-7 dari residu guanin DNA)
1.4. Hidroksilasi Aromatik
• Cincin aromatik biasanya dioksidasi menjadi fenol, diikuti
konjugasi kemudian diekskresi.
• Hidroksilasi umumnya terjadi pada daerah yang kurang
terlindungi, biasanya pada posisi para.
14/03/2011
6
1.4. Hidroksilasi Aromatik
• Obat dengan 2 cincin aromatik biasanya, hidroksilasi
terjadi pada cincin yang lebih kaya elektron.
(Cl merupakan deactivating pada Substitusi Elektrofilik)
• Obat dengan cincin aromatis miskin elektron tidak
mengalami hidroksilasi
Pergeseran-NIH
• Selama hidroksilasi cincin aromatis, penataulangan
intramolekuler terjadi yang merupakan hasil mekanisme
oksidatif (via oxida arena).
• Pertama kali ditemukan di National Institute of Health
(NIH) ketika mengidentifikasi metabolit utama dari 4-
[3H]-fenilalanin adalah 3-[3H]-para tirosin.
Pergeseran-NIHSpesi Fe-oxo pada heme teraktivasi masuk ke dalam cincin
aromatis menghasilkan intermediat tetrahedral yang kemudian
ditata ulang melalui epoksida atau keton menjadi fenol (cincin
terhidroksilasi).
1.5. Oksigenasi N
• Metabolisme senyawa mengandung atom N: kompleks.
• Oksigenasi atom N diklasifikasikan berdasar kelas:
amida, amina 3o, amina 2o dan amina 1o.
• Amina basa (pKa 8-11) oleh Flavin-containing
MonoOxygenase (FMO)
• Senyawa N nonbasa (amida) oleh CyP450
• Senyawa N dgn kebasaan intermediat (ex: amin
aromatis) dioksigenasi oleh kedua enzim. Tapi P450 tdk
mengkatalisis reaksi oksigenasi-N yang terjadi pada
proton-α (deaminasi oksidatif)
14/03/2011
7
1.5. Oksigenasi N
• FMO penting untuk oksigenasi xenobiotik (terutama
heteroatom N, S).
• Satu atom O disatukan dari oksigen molekular ke dalam
substrat.
• Diduga hidroperoksida flavin merupakan intermediat
dalam proses ini. Mekanismenya melibatkan serangan
nukleofilik oleh substrat ke oksigen-distal dari
hidroperoksida flavin .
• Jadi substrat xenobiotik untuk FMO umumnya nukeofil
(amina, thiol,sulfida)
1.5. Oksigenasi N
Klas substrat untuk FMO 1.5. Oksigenasi N
• Amin 3o umumnya dioksidasi menjadi oksida-N
walaupun reaksi sangat dipengaruhi efek sterik.
• Jadi substrat utam adalah senyawa N,N-dimetilamino, N-
metilaza (piperidin) dan heterosiklik aromatik aza
(piridin).
14/03/2011
8
1.5. Oksigenasi N 1.5. Oksigenasi N
• Amin 2o dan 1o umumnya dioksidasi-N menjadi
hidoksilamin.
• Intermediat untuk proses ini adalah oksida-N.
• Amina 1o dapat mengalami oksidasi lebih lanjut menjadi
senyawa oksim dan nitro.
• Amin 2o umumnya dioksidasi menjadi hidoksilamin, tapi
segera mengalami oksidasi lebih lanjut menjadi nitron.
• Contoh: metabolisme fenfluramin
Amina 1o
Amina 2o
Obat (xenobiotik) jarang mengalami jalur metabolisme
tunggal. Beberapa jalur metabolisme dapat berkompetisi
untuk men-detoksikasi dan memungkinkan ekskresi suatu
senyawa. Ex: N-benzilamfetamin & nikotin.
14/03/2011
9
N-benzilamfetamin Nikotin
1.5. Oksigenasi N• Amida mungkin dioksidasi-N menjadi hidoksilamida.
• Pada amida aromatis (seperti halnya pada amina
aromatis 1o dan 2o), saat gugus hidroksil dimasukkan
menghasilkan spesi elektrofil yang memungkinkan
serangan nukleofilik oleh nukleofil selular.
1.5. Oksigenasi NEx: urethane dan N-asetilaminofluoren, keduanya sangat
karsinogen begitu dikonversi menjadi hidroksilamida.
Toksisitas fenasetin juga disebabkan metabolit hidroksilasi-N.
14/03/2011
10
Ringkasan reaksi amina dan amida Ringkasan reaksi amina dan amida
Ringkasan reaksi amina dan amida 1.5. Oksigenasi S• Ada 3 jalur biotransformasi senyawa dengan atom S:
S-dealkilasi oksidatif, Desulfurasi dan Oksidasi-S.
• S-dealkilasi oksidatif bukan jalur utama, tapi bisa terjadi.
14/03/2011
11
1.5. Oksigenasi S• Desulfurasi mengkonversi ikatan rangkap C=S menjadi C=O
• Oksidasi-S menjadi sulfoksida dikatalisis oleh FMO dan
P450.
2. Reaksi Reduksi
Proses oksidasi merupakan
jalur metabolisme utama,
tapi reaksi reduksi juga
penting, terutama untuk
pembentukan gugus
hidroksil atau amino yang
mengubah obat menjadi
metabolit yang lebih
polar,serta persiapan untuk
konjugasi fase II.
2.1. Reduksi pada C
• Pusat reduksi pada C adalah : reduksi karbonil, keton α,β-
tak jenuh, dan kuinon.
• Reduksi karbonil dikatalisis oleh aldo-keto reduktase yang
membutuhkan NADPH atau kofaktor NADH.
• Keton direduksi menjadi alkohol, tapi aldehid jarang.
• Ex: Naltrexon (utk terapi adiksi narkotik) direduksi
menjadi alkohol
Reduktase atau dehidrogenase dapat bekerja secara stereoselektif
dan stereospesifik. Ex.: reduksi antikoagulan warfarin selektif
untuk enantiomer (R)-(+) dan stereospesifik untuk pembentukan
(R,S)-warfarin alkohol.
Reduksi keton α,β-tak jenuh menghasilkan alkohol jenuh dengan
reduksi pada C=C maupun C=O. Harus diperhatikan bahwa reduksi
C=O keton bersifat stereospesifik.
14/03/2011
12
2.1. Reduksi Nitro
• Gugus nitro aromatis dapat direduksi menjadi amina
melalui proses bertahap, dengan tahap penentu laju
eliminasi adalah reduksi pada gugus nitro menjadi
nitroso.
• Enzim utama yang mengkatalisis reduksi gugus nitro
menjadi amina adalah :
1. CyP450 dengan adanya NADPH (O2 menghambat reaksi
ini).
2. flavin-dependent NADPH-CyP450 reductase
• Enzim lain: bacterial nitro reductase (di GI tract), xanthine
oxidase, aldehyde oxidase dan quinone reductase
2.1. Reduksi Nitro
2.1. Reduksi Nitro 2.1. Reduksi Azo
• Reduksi azo serupa dengan reduksi nitro, dan juga
dikatalisis oleh CyP450 dan NADPH -CyP450 reductase
• O2 juga menghambat reaksi tahap pertama yaitu reduksi
menjadi radikal anion superoksida (pembentukan radikal
anion azo)
• Bakteri di saluran cerna juga mengkatalisis reduksi ini.
14/03/2011
13
2.1. Reduksi Azo 3. Reaksi Hidrolisis• Hidrolisis xenobiotik ester dan amida menghasilkan
asam karboksilat, alkohol dan amina. Beberapa
metabolit merupakan substrat untuk fase II (konjugasi
dan ekskresi).
• Berbagai esterase nonspesifik ditemukan di plasma, hati,
ginjal dan intestinal (kapasitas hidrolisis terbesar di hati,
saluran cerna dan darah).
• Enzim hidrolisis paling penting adalah karboksilesterase,
arilesterase, kolinesterase dan serin endopeptidase.
• Beberapa esterase secara preferensial menghidrolisis
ester alifatik, sementara ester lain lebih spesifik untuk
ester aromatis.
3. Reaksi Hidrolisis 3. Reaksi Hidrolisis• Amida umumnya dihidrolisis lebih lambat dari ester. Ex:
hidrolis prokain lebih cepat dibanding prokainamida.
• Ester (bukan amida) propanidid dihidrolisis secara
selektif.
14/03/2011
14
• Hidrolisis bisa terjadi secara stereoselektif.
• EX: Kedua enantiomer prilokain punya efek anestesi lokal.
Hanya isomer-(R) yang dihidrolisis menjadi toluidin, yg
menyebabkan efek samping toksik. Isomer –(S) tidak
dihidrolisis shg tidak menyebabkan efek toksik.
• Fensuksimid dimetabolisme N-demetilasi diikuti hidrolisis
stereoselektif.
Reaksi Fase II (Konjugasi)
• Reaksi fase II umumnya melibatkan penggabungan
(konjugasi) molekul endogen polar kecil pada obat atau
metabolit fase I � metabolit larut air yang siap
diekskresi via urin atau empedu.
• Konjugat umum meliputi : asam glukuronat, sulfat dan
asam amino.
• Reaksi konjugasi dgn glutation berfungsi untuk
memadamkan senyawa yg sangat elektrofil sebelum
mereka memodifikasi secara kovalen, dan selanjutnya
merusak makromolekul biologis (protein, DNA, RNA)
Reaksi Fase II (Konjugasi)• Beberapa reaksi fase II (metilasi dan asetilasi) tidak
menghasilkan metabolit polar tapi lebih untk
menghentikan aktivitas biologi.
• Reaksi konjugasi biasanya terjadi terhadap gugus
nukelofil pada obat, seperti alkohol, asam karboksilat,
amina (termasuk amina heterosiklik) dan tiol. Jika gugus
ini tidak ada pada sebuah obat, biasanya obat tsb
mengalami reaksi fase I terlebih dulu.
-OH, -COOH, -NH2, -NR2, -SH
Gugus pengkonjugasi merupakan molekul endogen yang
mulanya diaktivasi dlm bentuk koenzim utk ditranfer ke
obat. Enzim yg mengkatalisis reaksi ini disebut transferase.
14/03/2011
15
Metilasi merupakan komponen minor untuk metabolisme
xenobiotik, tp penting untuk biosintesis senyawa
endogenseperti epinefrin dan melatonim.
Metilasi (seperti juga asetilasi) justru menghasilkan
metabolit dgn hidrofilisitas lebih rendah.
Perkecualian utk metilasi N tersier atau tipe piridin,
menghasilkan gugus bermuatan, yaitu garam amonium
kuarterner.
Metilasi
•Metilasi merupakan proses 2 tahap: koenzim S-
adenosilmetionin (SAM) dibiosintesis dari metionin, kemudian
SAM mentransfer gugus metil teraktivasi pada molekul
akseptor (nukelofil: alkohol, amin, tiol) dgn dikatalisis
metiltransferase.
• Transfer ini dikatalisis oleh berbagai transferase, tergantung
sifat molekul akseptor (katekol O-metiltransferase, fenol O-
metiltransferase, feniletanolamin N-metiltransferase, non-
spesifik amin N-metiltransferase, dan tiol S-metiltransferase)
Metilasi • O-metilasi terjadi terutama terhadap katekol pada posisi
meta
• N-metilasi jarang tapi bisa terjadi. N heterosiklik juga
kandidat utk metilasi.
14/03/2011
16
• S-metilasi terjadi pada gugus sulfhidril aromatik dan alifatik.
Metabolit yg terbentuk dioksidasi menjadi sulfoksida atau
sulfon (fase I)• Asetilasi menghasilkan metabolit kurang hidrofil (ex.: amina
dikonversi menjadi amida), konsekuensinya : deaktivasi obat
atau metabolit fase I (jika aktif).
• Asetilasi melibatkan 2 tahap: asetil-CoA mengasetilasi asam
amino sisi aktif N-asetiltansferase. Gugus asetil kemudian
ditransfer ke susbtrat asam amino
Asetilasi
Cilastin (inhibitor poten dehidropeptidase I, yg cepat
menghidrolisis antibakteri imipenem), mencegah metabolisme
renal imipenem bila keduanya digunakan bersama.
Asetilasi Asetilasi lain dimediasi oleh berbagai asetiltransferase
14/03/2011
17
• Terjadi pada berbagai asam karboksilat menghasilkan
pembentukan ikatan amida pada asam amino (biasanya
glisin atau glutamin)
• Asam amino spesifik yang dikonjugasikan tergantung
bioavailabilitas asam amino tsb dari sumber diet
endogen
• Asam amino konjugat utama pada mamalia adalah glisin
Konjugasi asam amino1. Aktivasi asam karboksilat oleh ATP mejadi ester AMP
2. Konversi ester AMP menjadi koenzim A thioester
3. Kopling termediasi N-asetiltransferase koenzim A dgn
asam amino
Mekanisme konjugasi asam amino (3 tahap)
Tahapan:
1. Kopling (termediase fosforilase) dari α-D-glukose 1-
posfat ke UTP menghasilkan UDP glukose
2. Oksidasi UDP glukose menjadi ko-enzim UDP-asam
glukuronat
3. Konjugasi substrat (termediasi UDP-glukuronil
transferase) pada asam glukuronat
Glukuronidasi : bisa stereoselektif atau stereospesifik Glukuronidasi :
14/03/2011
18
Glukuronidasi :Baik gugus hidroksil (3 OH) maupun asam karboksilat
berperan penting meningkatkan solubilitas dalam air dari
konjugat glukuronida shg memfasilitas ekskresi via empedu
atau urin
4 kelompok Glukuronidasi :
O-glukuronidasi
• hidroksil (alkohol, fenol)
• asam karboksilat
N-glukuronidasi
• amina
• amida
• sulfonamida
S-glukuronidasi
• thiol
• Asam dithioat
C-glukuronidasi
• 1,3-dikarbonil
O-Glukuronidasi : N-Glukuronidasi :
14/03/2011
19
S- dan C- Glukuronidasi : Konjugasi Sulfat:Jarang terjadi dibandingkan glukuronidasi, karena
rendahnya bioavailabilitas sulfat anorganik dalam mamalia.
Substrat utama adalah fenol, bisa juga alkohol alifatik dan
amina.
1. Aktivasi sulfat anorganik oleh ATP-sulfurilase mejadi
adenosin-5’-posfat (APS)
2. Posforilasi APS menjadi koenzim 3’-posfoadenosin 5’-
posfosulfat (PAPS)
3. Konjugase (termediasi-sulfotransferase) dengan substrat
Mekanisme konjugasi sulfat
• Glutation (GSH) merupakan tripeptida yang ditemukan di
hampir semua jaringan mamalia
• Konjugasi GSH terjadi sitoplasma, terutama di sel hati dan
ginjal dimana kadar GSH 5-10mM
• Glutation mempunyai gugus thiol nukleofil poten � Fungsi
utama konjugasi GSH utk meredam senyawa eletrofil
berbahaya, baik xenobiotik maupun metabolitnya,
Konjugasi Glutation:
14/03/2011
20
• Konjugasi dimediasi glutation transferase (GST), tp konjugasi
pada elektrofil yg lebih reaktif bisa terjadi secara
nonenzimatis.
• Konjugasi GSH berbeda dari reaksi fase II umumnya karena
subjeknya adalah elektrofil (bukan nukleofil)
• Elektrofil yg bisa berkonjugasi dgn GSH adalah gugus yang
bisa mengalami tipe reaksi berikut:
- SN2 (alkil halida, epoksida) dan SNAr (aril halida)
- asilasi (anhidrida, ester sulfonat)
- adisi Michael (sistem α,β-tak jenuh)
- reduksi (disulfida, radikal)
• Konjugat GSH jarang diekskresikan via urin, tp mengalami
bitransformasi lebih lanjut (fase III � konjugasi N-
asetilsistenin atau konjugasi asam merkapturat)
Konjugasi Glutation: Konjugasi Glutation: (deaktivasi)
Konjugasi Glutation: Adisi MichaelMorfin mengalami 2 jalur oksidasi menghasilkan akseptor
Michael � konjugasi GSH:
Jalur a: dimediasi oleh morfin 6–dehidrognease � morfionin
Jalur b: dikatalisis oleh Cyp450 � quinone methida
4. Faktor yang mempengaruhi metabolisme
1. Faktor genetik
2. Faktor fisiologis
3. Faktor farmakodinamik
4. Faktor lingkungan
14/03/2011
21
4.1. Faktor genetik• Perbedaan individual efek obat (sensitivitas dan
resistensi obat), interaksi dan toksisitas obat bisa
dipengaruhi oleh ras atau karakteristik etnis karena
terjadi perbedaan gen polimorfik dan ekspresi enzim
pemetabolisme.
• Contoh: etnik Jepang & Cina (Asia) lebih sensitif thd
etanol dibandingkan Caucasian (~20% vs ~3%).
4.2. Faktor Fisiologi• Usia merupakan salah satu faktor fisiologis yg
mempengaruhi metabolisme, terlalu muda atau terlalu
tua dapat menyebabkan kegagalan metabolisme.
• Hormon, jenis kelamin, kehamilan, perubahan
mikroflora intestinal, penyakit (terutama penyakit hati),
dan status nutrisi juga mempengaruhi metabolisme.
• Faktor yg menentukan perbedaan metabolisme pada
penyakit hati adalah: tingkat keparahan penyakit, aliran
darah ke hati, & jenis obat.
4.3. Faktor Farmakodinamika• Usia merupakan salah satu faktor fisiologis yg
mempengaruhi metabolisme, terlalu muda atau terlalu
tua dapat menyebabkan kegagalan metabolisme.
• Hormon, jenis kelamin, kehamilan, perubahan
mikroflora intestinal, penyakit (terutama penyakit hati),
dan status nutrisi juga mempengaruhi metabolisme.
• Faktor yg menentukan perbedaan metabolisme pada
penyakit hati adalah: tingkat keparahan penyakit, aliran
darah ke hati, & jenis obat.
4.4. Faktor Lingkungan
• Senyawa dari lingkungan (karbon monoksida,
pestisida) dapat berkompetisi dgn obat atau
xenobiotik untuk enzim pemetabolisme.
• Selain itu senyawa dari lingkungan dapat juga
menginduksi ekspresi enzim pemetabolisme
(jumlah molekul enzim meningkat, laju tetap).
14/03/2011
22
Penurunan
kadar &
aktivitas enzim
Peningkatan kadar
& aktivitas
enzim
Induksi dan Inhibisi Enzim Pemetabolisme
?
?
Induksi dan Inhibisi Enzim Pemetabolisme
OBAT
Enzim A
Enzim B
Enzim C
Enzim D
Metabolit A
Inaktif
Metabolit B
Aktif
Metabolit C
Toksik
Metabolit D
Tidak terdeteksi
Induksi dan Inhibisi Enzim Pemetabolisme
OBAT
Enzim A
Enzim B
Enzim C
Enzim D
Metabolit A
Inaktif
Metabolit B
Aktif
Metabolit C
Toksik
Metabolit D
Tidak terdeteksi
Induksi dan Inhibisi Enzim Pemetabolisme
OBAT
Enzim A
Enzim B
Enzim C
Enzim D
Metabolit A
Inaktif
Metabolit B
Aktif
Metabolit C
Toksik
Metabolit D
Terdeteksi