61
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Vitamin C merupakan suatu senyawa penting yang dibutuhkan oleh tubuh. Senyawa ini berfungsi sebagai antioksidan, menetralkan radikal bebas diseluruh tubuh, meningkatkan pembuangan feses atau kotoran dan menangkal penyebab kanker. 1 Secara alami, vitamin C dapat diperoleh dari apa yang kita konsumsi sehari-hari. Disamping itu, tubuh kita hanya membutuhkan vitamin C dalam jumlah sedikit, yaitu sekitar 75 mg per hari. Oleh karena itu, dengan hanya mengkonsumsi satu buah jeruk dalam sehari, maka kebutuhan vitamin dalam tubuh kita telah terpenuhi. 2 Para ahli menganjurkan penambahan konsumsi vitamin C dalam bentuk suplemen jika seseorang mengalami kekurangan vitamin C. Namun jumlah asupan berlebihan juga tidak dianjurkan dan nilai optimalitas konsumsinya didasarkan pada individu tertentu dengan melihat banyak 1

3. ISI

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kti injeksi vit.c

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN1.1Latar BelakangVitamin C merupakan suatu senyawa penting yang dibutuhkan oleh tubuh. Senyawa ini berfungsi sebagai antioksidan, menetralkan radikal bebas diseluruh tubuh, meningkatkan pembuangan feses atau kotoran dan menangkal penyebab kanker.1Secara alami, vitamin C dapat diperoleh dari apa yang kita konsumsi sehari-hari. Disamping itu, tubuh kita hanya membutuhkan vitamin C dalam jumlah sedikit, yaitu sekitar 75 mg per hari. Oleh karena itu, dengan hanya mengkonsumsi satu buah jeruk dalam sehari, maka kebutuhan vitamin dalam tubuh kita telah terpenuhi.2Para ahli menganjurkan penambahan konsumsi vitamin C dalam bentuk suplemen jika seseorang mengalami kekurangan vitamin C. Namun jumlah asupan berlebihan juga tidak dianjurkan dan nilai optimalitas konsumsinya didasarkan pada individu tertentu dengan melihat banyak faktor termasuk berat ringannya aktifitas, lingkungan bersih atau usia.3Selain konsumsi dalam bentuk suplemen, suntik vitamin C dianggap efektif mencapai sasaran karena langsung menuju ke pembuluh darah, tetapi hal ini dibutuhkan konsultasi sebelumnya dengan dokter.1Dewasa ini, praktik suntik vitamin C secara bebas telah menjamur di Indonesia. Untuk beberapa orang menganggap, suntik vitamin C bisa membuat tampilan kulit menjadi lebih cerah serta bisa memutihkan kulit. Hal ini memang benar adanya, tetapi segala hal pasti menimbulkan efek samping.4Pada saat seseorang melakukan suntikan vitamin C, maka tubuh akan memperoleh tambahan vitamin C sebanyak 4000 mg. Ini berarti jauh melebihi dosis normal yang seharusnya kita konsumsi.4Efek samping ini, bisa jauh lebih berbahaya jika sudah terlalu sering. Endapan vitamin C di dalam tubuh memungkinkan adanya kristalisasi, dimana kemudian kristalisasi ini dapat menimbulkan batu ginjal.4Berdasarkan hal di atas, akan dilakukan penelitian untuk mengetahui tingkat pengetahuan perawat Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar mengenai suntik vitamin C.1.2Rumusan MasalahBerdasarkan dari uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :Bagaimana tingkat pengetahuan perawat Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar mengenai suntik vitamin C ?1.3Tujuan Penelitian1.Tujuan UmumUntuk mengetahui tingkat pengetahuan perawat Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar mengenai suntik vitamin C.2.Tujuan Khusus1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan perawat Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar mengenai pengetahuan secara umum suntik vitamin C.2. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan perawat Rumah Sakit Ibnu Sina Makassar mengenai risiko dan komplikasi penyakit yang berhubungan dengan suntik vitamin C.1.4Manfaat Penelitian1.Bagi Tenaga KesehatanSebagai bahan masukan bagi Pemerintah khususnya bagi Dinas Kesehatan Kota Makassar dalam mencegah ataupun mengurangi angka kejadian komplikasi penyakit yang berhubungan dengan suntik vitamin C.2.Bagi PenelitiBagi penulis merupakan suatu pengalaman yang sangat berharga dalam mengaplikasikan ilmu yang telah didapat dan menambah wawasan pengetahuan untuk kedepannya.3. Bagi FakultasDiharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam pengembangan ilmu pengetahuan dibidang kesehatan, disamping itu hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan rujukan penelitian lainnya.

16

20

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1Tinjauan Umum Tentang PengetahuanDalam pengertian lain, Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera pengihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.5Pengetahuan merupakan pokok yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Tingkat pengetahuan dapat dibagi menjadi 6 (enam), yaitu:51. Tahu (know) : sebagai pengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya termasuk dalam pengetahuan tingkat ini ialah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima 2. Memahami (comprehension) : sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui sehingga dapat menginterpretasikan materi tersebut dengan benar 3. Aplikasi (application) : sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi yang sebenarnya 4. Analisa (analysis) : suatu kemampuan untuk menjabarkan materi suatu objek dalam komponen tetapi masih didalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain 5. Sintesis (synthesis) : menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu kesembuhan baru 6. Evaluasi (evaluation) : berkaitan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek penilaian berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang telah ada.2.2 Tinjauan Umum Tentang Perawat2.2.1 Pengertian PerawatPerawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan formal dalam bidang keperawatan yang program pendidikannya telah disahkan oleh pemerintah, sedangkan perawat profesional adalah perawat yang mengikuti pendidikan keperawatan sekurang-kurangnya Diploma III keperawatan. Keperawatan sebagai profesi terdiri atas komponen disiplin dan praktik.6Karakteristik keperawatan sebagai profesi menurut Gillies yaitu (a) memiliki ilmu pengetahuan tentang tubuh manusia yang sistemis dan khusus, (b) mengembangkan ilmu pengetahuan tentang tubuh manusia secara konstan melalui penelitian, (c) melaksanakan pendidikan melalui pendidikan tinggi, (d) menerapkan ilmu pengetahuan tentang tubuh manusia dalam pelayanan, (e) berfungsi secara otonomi dalam merumuskan kebijakan dan pengendalian praktek profesional, (f) memberikan pelayanan untuk kesejahteraan masyarakat diatas kepentingan pribadi, berpegang teguh pada tradisi leluhur dan etika profesi serta (g) memberikan kesempatan untuk pertumbuhan profesional dan mendokumentasikan proses perawatan 7

2.2.2 Peran dan Fungsi PerawatDalam praktek keperawatan, perawat melakukan peran dan fungsi sebagai berikut :61. Sebagai pelaku atau pemberi asuhan keperawatan langsung kepada pasien dengan menggunakan proses keperawatan.2. Sebagai advokat pasien, perawat berfungsi sebagai penghubung pasien dengan tim kesehatan yang lain, membela kepentingan pasien dan membantu klien dalam memahami semua informasi dan upaya kesehatan yang diberikan. Peran advokasi sekaligus mengharuskan perawat bertindak sebagai narasumber dan fasilitator dalam pengambilan keputusan terhadap upaya kesehatan yang harus dijalani oleh pasien atau keluarganya.3. Sebagai pendidik pasien, perawat membantu pasien meningkatkan kesehatannya melalui pemberian pengetahuan yang terkait dengan keperawatan dan tindakan medik sehingga pasien dan keluarganya dapat menerimanya.4. Sebagai koordinator, perawat memanfaatkan semua sumber-sumber dan potensi yang ada secara terkoordinasi.5. Sebagai kolaborator, perawat bekerja sama dengan tim kesehatan lain dan keluarga dalam menentukan rencana maupun pelaksanaan asuhan keperawatan guna memenuhi kesehatan pasien.6. Sebagai pembaharu, perawat mengadakan inovasi dalam cara berpikir, bersikap, bertingkah laku dan meningkatkan keterampilan pasien atau keluarga agar menjadi sehat.7. Sebagai pengelola, perawat menata kegiatan dalam upaya mencapai tujuan yang diharapkan yaitu terpenuhinya kepuasan dasar dan kepuasan perawat melakukan tugasnya.2.2.3 Tanggung Jawab PerawatSecara umum perawat mempunyai tanggung jawab dalam memberikan asuhan keperawatan, meningkatkan ilmu pengetahuan dan meningkatkan diri sebagai profesi. Tanggung jawab memberikan asuhan keperawatan kepada pasien mencakup aspek bio-psiko-kultural-spiritual dalam upaya pemenuhan kebutuhan dasarnya dengan menggunakan proses keperawatan yang meliputi :61. Membantu pasien memperoleh kesehatannya.2. Membantu pasien yang sehat untuk memelihara kesehatannya.3. Membantu pasien yang tidak bisa disembuhkan untuk menerima kondisinya.4. Membantu pasien yang menghadapi ajal untuk memperlakukan secara manusiawi sesuai martabatnya sampai meninggal.2.2.4 Lingkup Kewenangan PerawatGartinah membagi kewenangan perawat menjadi lima, yaitu :61. Melaksanakan pengkajian perawat terhadap status bio-psiko-sosio-kultural spiritual pasien.2. Merumuskan diagnosis keperawatan terkait dengan fenomena dan garapan utama yaitu tidak terepenuhinya kebutuhan dasar pasien.3. Menyusun rencana tindakan keperawatan.4. Melaksanakan tindakan keperawatan.5. Melaksanakan evaluasi terhadap tindakan keperawatan yang telah dilakukan.2.3Tinjauan Umum Tentang Vitamin C2.3.1Definisi VitaminVitamin adalah suatu senyawa organik yang terdapat di dalam makanan dalam jumlah yang sedikit, dan dibutuhkan dalam jumlah yang besar untuk fungsi metabolisme yang normal. Vitamin dapat larut di dalam air dan lemak. Vitamin yang larut dalam lemak adalah vitamin A, D, E, dan K, dan yang larut dalam air adalah vitamin B dan C. 8Dalam tinjauan pustaka ini, yang akan dibahas adalah suntik vitamin C dan risiko akibat berlebihnya kadar vitamin C dalam tubuh.2.3.2Vitamin CVitamin C atau asam askorbat adalah suatu senyawa beratom karbon 6 yang dapat larut dalam air. Vitamin C merupakan vitamin yang disintesis dari glukosa dalam hati dari semua jenis mamalia, kecuali manusia. Manusia tidak memiliki enzim gulonolaktone oksidase, yang sangat penting untuk sintesis dari prekursor vitamin C, yaitu 2-keto-1-gulonolakton, sehingga manusia tidak dapat mensintesis vitamin C dalam tubuhnya sendiri.1Di dalam tubuh, vitamin C terdapat di dalam darah (khususnya leukosit), korteks anak ginjal, kulit, dan tulang. Vitamin C akan diserap di saluran cerna melalui mekanisme transport aktif.92.3.3Sejarah Vitamin CVitamin C pertama kali ditemukan oleh Albert Szent-Gyrgyi, seorang ilmuwan berkebangsaan Hungaria yang memenangkan Noble Prize in Physiology or Medicine pada tahun 1937 atas karyanya dalam menemukan rumus bangun vitamin C. Szent-Gyrgyi berhasil menemukan vitamin C saat mengisolasinya dari paprika pada tahun 1930.102.3.4Manfaat Vitamin CAda beberapa manfaat vitamin C yang telah diketahui sampai saat ini, yaitu:1. Vitamin C sebagai Penguat Sistem Imun TubuhVitamin C dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Akan tetapi hal ini masih kontroversial, dan belum ada kesepakatan yang jelas untuk mekanismenya.112.Vitamin C sebagai AntioksidanVitamin C merupakan suatu donor elektron dan agen pereduksi. Disebut anti oksidan, karena dengan mendonorkan elektronnya, vitamin ini mencegah senyawa-senyawa lain agar tidak teroksidasi. Walaupun demikian, vitamin C sendiri akan teroksidasi dalam proses antioksidan tersebut, sehingga menghasilkan asam dehidroaskorbat.1Setelah terbentuk radikal askorbil (suatu senyawa dengan elektron tidak berpasangan), serta asam dehidroaskorbat dapat tereduksi kembali menjadi asam askorbat dengan bantuan enzim 4-hidroksifenilpiruvat dioksigenase. Tetapi, di dalam tubuh manusia, reduksinya hanya terjadi secara parsial, sehingga asam askorbat yang telah teroksidasi tidak seluruhnya kembali. Vitamin C dapat dioksidasi oleh senyawa-senyawa lain yang berpotensi pada penyakit. Jenis-jenis senyawa yang menerima elektron dan direduksi oleh vitamin C, dapat dibagi dalam beberapa kelas, antara lain:1a. Senyawa dengan elektron (radikal) yang tidak berpasangan, contohnya radikal-radikal oksigen (superoksida, radikal hidroksil, radikal peroksil, radikal sulfur, dan radikal nitrogen-oksigen).b. Senyawa-senyawa yang reaktif tetapi tidak radikal, misalnya asam hipoklorit, nitrosamin, asam nitrat, dan ozon.c. Senyawa-senyawa yang dibentuk melalui reaksi senyawa pada kelas pertama atau kelas kedua dengan vitamin C. d. Reaksi transisi yang diperantarai logam (misalnya ferrum atau cuprum).Vitamin C dapat menjadi antioksidan untuk lipid, protein, dan DNA, dengan cara : (1) Untuk lipid, misalnya Low-Density Lipoprotein (LDL), akan beraksi dengan oksigen sehingga menjadi lipid peroksida. Reaksi berikutnya akan menghasilkan lipid hidroperoksida, yang akan menghasilkan proses radikal bebas. Asam askorbat akan bereaksi dengan oksigen sehingga tidak terjadi interaksi antara lipid dan oksigen, dan akan mencegah terjadinya pembentukan lipid hidroperoksida. (2) Untuk protein, vitamin C mencegah reaksi oksigen dan asam amino pembentuk peptide, atau reaksi oksigen dan peptida pembentuk protein. (3) Untuk DNA, reaksi DNA dengan oksigen akan menyebabkan kerusakan pada DNA yang akhirnya menyebabkan mutasi.1Jika asam dehidroaskorbat tidak tereduksi kembali menjadi asam askorbat, maka asam dehidroaskorbat akan dihidrolisis menjadi asam 2,3- diketoglukonat. Senyawa tersebut terbentuk melalui rupture irreversibel dari cincin lakton yang merupakan bagian dari asam askorbat, radikal askorbil, dan asam dehidroaskorbat. Asam 2,3-diketoglukonat akan dimetabolisme menjadi xilosa, xilonat, liksonat, dan oksalat.12Kerusakan karena oksidan akan menyebabkan penyakit seperti aterosklerosis dan diabetes melitus tipe 2. Dan kemungkinan juga memiliki peranan dalam terjadinya diabetes komplikata, gagal ginjal kronik, penyakit-penyakit degenerasi neuron, arthritis rheumatoid, dan pancreatitis.13.Vitamin C sebagai Obat untuk Common ColdVitamin C megadosis dapat menyembuhkan common cold, akan tetapi hal ini juga dipengaruhi beberapa faktor, antara lain sistem imun penderita dan gejala yang timbul, serta derajat keparahan penderitanya. Penggunaan vitamin C dengan dosis 3-10 g/ hari, akan dapat mengurangi insidensi dari common cold.104.Vitamin C sebagai Obat Anti-penuaanVitamin C juga terkenal dengan fungsinya sebagai pencegah penuaan. Vitamin C bila dikonsumsi secara teratur dapat melindungi kulit dari proses oksidasi ataupun sengatan sinar ultraviolet, yang merupakan penyebab kerusakan kulit.13Proses vitamin C dalam mencegah penuaan adalah dengan terus- menerus mensintesis kolagen pada kulit, seperti yang akan dijelaskan berikut.5.Vitamin C sebagai Pesintesis KolagenKolagen adalah protein terbanyak pada serat-serat jaringan ikat kulit, tulang, dan kartilago. Kolagen tidak dapat larut dalam air, tetapi mudah dicerna dan mudah larut dalam basa.8Seperti halnya protein lainnya, kolagen juga mengandung rantai polipeptida. Rantai panjang dari molekul-molekul kolagen mengandung kira-kira seribu residu asam amino, sekitar enam ribu atom. Proses sintesis kolagen dimulai dengan reaksi hidroksilasi, dimana reaksi ini terjadi dalam tiga tahap, yaitu: (1) suatu struktur tiga dimensi terbentuk, dengan asam amino prolin dan glisin sebagai komponen utamanya. Struktur tiga dimensi ini belum menjadi kolagen, tetapi masih berupa prekursornya yaitu prokolagen. Karena vitamin C dibutuhkan pada proses ini, maka vitamin C ikut berperan dalam proses pembentukan rantai peptida menjadi prokolagen. (2) Proses konversi ini membutuhkan ion hidroksida (OH-) untuk bereaksi dengan hidrogen (H+). (3) Reaksi katalisis. Reaksi hidroksilasi ini dikatalisis oleh enzim prolyl-4-hidroksilase and lisil- hidrokslase.1Penyakit skorbut menyerang struktur kolagen. Gejala utama dari penyakit ini adalah perdarahan gusi, perdarahan subkutan, dan penyembuhan luka. Tanda-tanda ini mencerminkan gangguan sintesis kolagen yang disebabkan oleh defisiensi prolil dan lisil hidroksilase, yang keduanya membutuhkan asam askorbat sebagai kofaktor.142.3.5 Suntikan vitamin CPada sediaan murni vitamin C, selain diberikan secara oral, vitamin C juga dapat diberikan secara suntikan yaitu suntikan intravena, intramuscular, dan subkutan, dimana keuntungannya pemberian suntikan efeknya lebih cepat dan teratur.15Bila asam askorbat diberikan secara intravena, berakibat tingginya kadar dalam plasma. Pemberian 1, 25 gr intravena, menyebabkan kadar plasma sebesar 1000 mol/ L, bila diberikan 5-10 gr intravena, kadar plasma mencapai 5000 mol/L. 16Pemberian asam askorbat dosis tinggi melalui intravena telah digunakan sebagai terapi untuk penyakit menular kausa bakteri dan virus serta terapi untuk kanker. Tetapi pemberian dalam dosis tinggi merupakan kontraindikasi dari gangguan ginjal, dan pasien hemodialisis kronik.172.3.6 Efek Samping Vitamin CPemberian vitamin C pada keadaan normal tidak terlalu menunjukkan efek samping yang jelas. Tetapi pada keadaan defisiensi, pemberian vitamin C akan menghilangkan gejala penyakit dengan cepat. Efek samping penggunaan vitamin C sebelum makan adalah rasa nyeri pada epigastrium dan mual serta muntah.182.3.7Overdosis Vitamin COverdosis vitamin C (>1000 mg/hari) dapat menimbulkan efek toksik yang serius, yaitu urolitiasis, diare yang berlangsung terus menerus (severe diarrhea), serta iritasi mukosa saluran cerna. Untuk mengatasinya, penderitanya cukup meminum air yang banyak agar vitamin C yang dikonsumsi segera dilarutkan oleh air dan diekskresikan melalui urine, keringat, dan feses.19FAO/WHO (2002) menyatakan bahwa kelebihan vitamin C dapat berefek pada sistem saluran kemih, akan tetapi mekanisme yang mendasari hal ini belum dimengerti benar.201. UrolitiasisUrolitiasis adalah batu ginjal (kalkulus) bentuk deposit mineral, paling umum oksalat Ca2+ dan fosfat Ca2+, namun asam urat dan kristal lain juga membentuk batu, meskipun kalkulus ginjal dapat terbentuk dimana saja dari saluran perkemihan, batu ini paling sering ditemukan pada pelvis dan kalik ginjal.21

2.DiareMenurut WHO (1980) diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali sehari. Diare atau mencret didefinisikan sebagai buang air besar dengan feses yang tidak berbentuk (unformed stools) atau cair dengan frekuensi lebih dari tiga kali dalam 24 jam. Bila diare berlangsung kurang dari dua minggu, disebut sebagai diare akut. Apabila diare berlangsung dua minggu atau lebih, maka digolongkan pada diare kronik.222.3.8IndikasiVitamin C diindikasikan untuk pencegahan dan pengobatan skorbut dan common cold. Selain itu vitamin C digunakan sebagai obat terhadap penyakit-penyakit yang tidak ada hubungannya dengan defisiensi vitamin C, tetapi dosis yang diberikan adalah dosis yang paling besar, sehingga kadang-kadang menimbulkan kelebihan vitamin C dan diare.18Dalam beraktivitas, vitamin C juga dibutuhkan, terutama untuk berolahraga, belajar, dan sebagainya. Aktivitas seperti berolahraga biasanya membutuhkan vitamin C, tetapi jumlah yang dibutuhkan untuk seseorang yang melakukan olahraga sama dengan kebutuhan sehari-hari, yaitu 75 mg. Konsumsi vitamin C secara berlebihan pada orang yang berolahraga tidak disarankan, karena sisa dari vitamin C yang telah dikonsumsi akan dibuang melalui keringat dan urin.23

2.3.9Bentuk Sediaan dan sumber Vitamin CVitamin C alami terdapat pada buah-buahan dan sayur-sayuran. Daftar buah-buahan dan sayur-sayuran yang mengandung vitamin C dapat dilihat pada tabel 2 berikut :Tabel 1Nilai Vitamin C berbagai bahan makanan2Sayuran (mg)Buah - buahan (mg)

Jeruk nipis (27) Kangkung (30)Ketela pohon (30)Kemangi (50) Kol (50) Bayam (60)Kembang kol (65)Sawi (102)Daun pepaya (140)Daun katuk (200)Nenas (24)Tomat (40)Mangga masak (41) Kedondong (50) Durian (53) Rambutan (58)Mangga muda (65)Pepaya (78)Jambu biji (95) Jambu monyet (197)

Vitamin C buatan terdapat dalam berbagai preparat, baik dalam bentuk tablet dan cairan yang mengandung 50-1500 mg maupun dalam bentuk larutan. Untuk suntikan terdapat vitamin C 100-500 mg. Vitamin C dalam bentuk tablet berisi 500 mg, dan dalam bentuk cairan berisi 1000 mg.18

2.3.10Angka Kecukupan Gizi (AKG)Angka Kecukupan Gizi untuk vitamin C dapat dilihat pada tabel berikut:Tabel 2Angka Kecukupan Gizi Vitamin C 3Kebutuhan Vitamin C

Golongan Umur

AKG (mg)Golongan Umur

AKG (mg)

0-6 bulan7-12 bulan1-3 tahun4-6 tahun7-9 tahun

Pria10-12 tahun13-15 tahun16-19 tahun20-45 tahun46-59 tahun

3035404545

5060606060Wanita10-12 tahun13-15 tahun16-19 tahun20-45 tahun46-59 tahun

Ibu HamilIbu Menyusui0-6 bulan7-12 bulan

506060606060

+10

+25+10

2.4Kerangka Teori

Tingkat PengetahuanTahuMemahamiAplikasiAnalisaSintesiEvaluasiSuntik Vitamin C Pengetahuan Umum Suntik Vitamin CToksisitasNyeri EpigastriumMual & MuntahRisiko dan Komplikasi Suntik Vitamin CUrolithiasisDiare BeratIritasi Mukosa Saluran Cerna

2.5Kerangka Konsep

Tingkat Pengetahuan Suntik Vitamin CPengetahuan UmumRisiko dan KomplikasiPerawat KesehatanVariabel DependentVariabel Independent

2.6Defenisi Operasional dan Kriteria Objektif1.Tingkat pengetahuanTingkat pengetahuan adalah sejauh mana responden mengetahui mengenai suntik vitamin C.Kriteria Objektif24Baik : Jika jawaban responden dari kuesioner yang benar 76 100%Cukup : Jika jawaban responden dari kuesioner yang benar 56 75% Kurang : Jika jawaban responden dari kuesioner yang benar