5
C. Kuat Tarik (Tensile Strength) Kuat tarik menunjukkan gaya tarik maksimum yang dapat ditahan oleh sebuah film. Parameter ini menggambarkan gaya maksimum yang terjadi pada film selama pengukuran berlangsung (Santoso et al., 2013). Semakin tinggi gaya yang diproduksi maka kekuatan tariknya akan semakin besar. Biofilm dengan kekuatan tarik tinggi akan mampu melindungi produk yang dikemasnya dari gangguan mekanis dengan baik (Herliany et al., 2013). Berikut ini merupakan perbandingan kuat tarik pada edible film yang terbuat dari karagenan, karagenan dengan penambahan gum arab serta karagenan dengan penambahan locust bean gum. Herliany et al. (2013) menjelaskan bahwa penggunaan konsentrasi karaginan yang semakin tinggi menyebabkan kemampuan mengikat air menjadi lebih baik sehingga menghasilkan matriks gel yang dapat meningkatkan persentase pemanjangan dan kekuatan tarik. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 2. histogram rerata kuat tarik biofilm berbahan dasar karaginan, dimana semakin tinggi konsentrasi karaginan yang ditambahkan mengakibatkan kuat tarik biofilm menjadi semakin tinggi. Penggunaan karaginan pada konsentrasi 1,5% menghasilkan nilai kekuatan tarik tertinggi dengan nilai sebesar 5516,67 kgf/cm 2 serta secara statistik berbeda nyata (p<0,05).

3. Tensile S (kuat tarik)+tabel

Embed Size (px)

DESCRIPTION

edible

Citation preview

Page 1: 3. Tensile S (kuat tarik)+tabel

C. Kuat Tarik (Tensile Strength)

Kuat tarik menunjukkan gaya tarik maksimum yang dapat ditahan oleh sebuah

film. Parameter ini menggambarkan gaya maksimum yang terjadi pada film selama

pengukuran berlangsung (Santoso et al., 2013). Semakin tinggi gaya yang diproduksi

maka kekuatan tariknya akan semakin besar. Biofilm dengan kekuatan tarik tinggi

akan mampu melindungi produk yang dikemasnya dari gangguan mekanis dengan

baik (Herliany et al., 2013). Berikut ini merupakan perbandingan kuat tarik pada

edible film yang terbuat dari karagenan, karagenan dengan penambahan gum arab

serta karagenan dengan penambahan locust bean gum.

Herliany et al. (2013) menjelaskan bahwa penggunaan konsentrasi karaginan

yang semakin tinggi menyebabkan kemampuan mengikat air menjadi lebih baik

sehingga menghasilkan matriks gel yang dapat meningkatkan persentase

pemanjangan dan kekuatan tarik. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 2. histogram

rerata kuat tarik biofilm berbahan dasar karaginan, dimana semakin tinggi konsentrasi

karaginan yang ditambahkan mengakibatkan kuat tarik biofilm menjadi semakin

tinggi. Penggunaan karaginan pada konsentrasi 1,5% menghasilkan nilai kekuatan

tarik tertinggi dengan nilai sebesar 5516,67 kgf/cm2 serta secara statistik berbeda

nyata (p<0,05).

Gambar 2. Histogram rerata persentase pemanjangan (○) dan kuat tarik (■) biofilm berbahan dasar karaginan. Angka-angka yang diikuti

Page 2: 3. Tensile S (kuat tarik)+tabel

huruf superskrip berbeda (a,b,c dan d) menunjukkan berbeda nyata (p<0,05) pada faktor konsentrasi karaginan.

Santoso et al. (2013) melakukan penelitian dengan mengkombinasikan

karagenan dengan gum Arabic. Kuat tarik edible film kombinasi karagenan dan gum

Arabic yang dihasilkan berkisar antara 99,93 Kgf/cm2 hingga 199,99 Kgf/cm2. Rerata

kuat tarik edible film dengan kombinanasi karagenan dan gum Arabic dapat dilihat

pada Tabel 5.

Tabel 5. Pengaruh Interaksi Konsentrasi Karagenan dan Gum Arabic terhadap Kuat Tarik Edible film (Santoso et al., 2013)

Pada parameter ini, kuat tarik edible film karagenan dengan penambahan gum

Arabic menunjukan nilai yang jauh lebih rendah daripada edible film karagenan.

Santoso et al. (2013) menjelaskan bahwa pada perlakuan gum Arabicmenunjukkan

bahwa semakin meningkat konsentrasi gum Arabic dalam matriks edible film nilai

kuat tarik semakin menurun. Hal ini disebabkan pada gum Arabic banyak

mengandung gugus hidroksil (OH), gugus ini dapat mengikat senyawa yang

mengandung gugus sejenis maupun senyawa lain yang mempunyai sifat yang sama,

yaitu hidrofilik. Sehingga dengan demikian, semakin banyak gum Arabic pada

matriks film dapat dipastikan semakin banyak gugus OH dan hal ini akan sangat

mempengaruhi daya ikat matriks film terhadap plastisizer yang digunakan. Semakin

banyak gugus OH maka semakin banyak plastisizer yang terikat pada matriks,

sehingga hal ini dapat menyebabkan penurunan kuat tarik film.

Page 3: 3. Tensile S (kuat tarik)+tabel

Tabel 6. Kekuatan Tarik pada Edible film k-Car/LBGk-Car/LBG (% w/w) TS (MPa)100/0 19,95 1,6080/20 20,68 1,9760/40 22,98 1,9140/60 27,57 1,4620/80 18,19 0,830/100 8,61 3,27Sumber: Martins et al. (2012)

Sedangkan penelitian Martins et al. (2012) pada edible film dengan

pencampuran k-carrageenan dan locust bean gum menghasilkan kuat tarik tertinggi

pada 40/60 k-carrageenan/LBG (% w/w) sebesar 27,57±1,46 MPa, sedangkan edible

film dengan 100/0 k-carrageenan/LBG (% w/w) menghasilkan kuat tarik sebesar

19.95±1.06 MPa (Tabel 6.). Berdasarkan hasil tersebut, dapat dilihat bahwa interaksi

kimia antara k-carrageenan dan LBG dapat mempengaruhi hasil kuat tarik yang

diperoleh, serta pencampuran karagenan dengan LBG dapat meningkatkan kekuatan

tarik pada edible film yang dihasilkan. Martins et al. (2012) melaporkan bahwa

penambahan k-carrageenan pada LBG menyebabkan interaksi kuat sinergis (gel

kuat) antara dua polisakarida, dengan maksimum sinergis dalam sifat viskoelastik

untuk campuran dengan perbandingan 60 /40 k-car/LBG. Hal ini menunjukkan

bahwa selain konsentrasi, jenis bahan dasar edible film dan campurannya

berpengaruh terhadap kekuatan tarik edible film yang dihasilkan.