Upload
vuonghanh
View
215
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Tipe Penelitian
Tipe penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu kuantitatif
yang menggunakan metode deskriptif analitik dengan jenis
penelitian studi korelasi. Jenis penelitian ini bertujuan membuat
gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif
kemudian menelaah dua variabel pada suatu situasi atau
sekelompok subjek. Hal ini dilakukan untuk melihat hubungan
antara gejala yang satu dengan gejala yang lain atau variabel yang
satu dengan variabel yang lain. Hasil dari penelitian berupa karakter
atau gambaran dari variabel tersebut kemudian dipaparkan
(Notoatmodjo, 2005).
Dalam penelitian ini, peneliti tertarik untuk mencari
gambaran serta hubungan antara variabel Family Centered Care
dengan efek hospitalisasi pada anak di Ruang Dahlia Rumah Sakit
Panti Wilasa Citarum Semarang.
3.2. Hipotesa
Hipotesa merupakan jawaban sementara yang menyatakan
hubungan antarvariabel yang harus diuji kebenarannya atau
merupakan rangkuman kesimpulan teoretis dari tinjauan pustaka.
Hubungan antarvariabel dicari dengan menetapkan 2 variabel yaitu
Hipotesa alternatif (HA) yang menyatakan hubungan diantara kedua
variabel yang dioperasionalkan dan Hipotesa nol (H0) yang
menyatakan ketiadaan hubungan diantara kedua variabel yang
sedang dioperasionalkan (Martono, 2010).
Dalam penelitian ini, hipotesa berdasarkan keberadaan
hubungan antar variabel adalah:
HA: ada hubungan antara Family Centered Care terhadap efek
hospitalisasi pada anak di ruang Dahlia Rumah Sakit Panti Wilasa
Citarum Semarang
H0: tidak ada hubungan antara Family Centered Care terhadap efek
hospitalisasi pada anak di ruang Dahlia Rumah Sakit Panti Wilasa
Citarum Semarang.
3.3. Identifikasi Variabel Penelitian
Menurut Martono (2010), penelitian terdiri dari 2 variabel
yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah
variabel yang nilainya mempengaruhi variabel terikat. Variabel
terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas.
Variabel bebas pada penelitian ini adalah Family Centered Care
sedangkan variabel terikat adalah efek hospitalisasi pada anak.
3.4. Definisi Operasional Variabel Penelitian
3.4.1. Family Centered Care
1. Definisi operasional
Family Centered Care merupakan suatu pendekatan
terhadap pemberian, perencanaan dan evaluasi perawatan
kesehatan yang didasarkan pada hubungan kerjasama yang saling
menguntungkan antara pasien, keluarga dan penyedia layanan
kesehatan (Hanson, 1997 dalam Dunst dkk, 2009).
2. Elemen–elemen Family Centered Care
Presentasi penerapan Family Centered Care diukur
berdasarkan elemen–elemen yang dikemukakan oleh Shelton
(1987) yang terdiri dari sembilan elemen yaitu :
1. Perawat menyadari bahwa keluarga adalah bagian yang
konstan dalam kehidupan anak, sementara sistem layanan dan
anggota dalam sistem tersebut berfluktuasi.
2. Memfasilitasi kerjasama antara keluarga dan perawat di semua
tingkat pelayanan kesehatan, merawat anak secara individual,
pengembangan program, pelaksanaan dan evaluasi serta
pembentukan kebijakan.
3. Menghormati keanekaragaman ras, etnis, budaya dan sosial
ekonomi dalam keluarga.
4. Mengakui kekuatan keluarga dan individualitas serta
memperhatikan perbedaan mekanisme koping dalam keluarga.
5. Memberikan informasi yang lengkap dan jelas kepada orangtua
secara berkelanjutan dengan dukungan penuh.
6. Mendorong dan memfasilitasi keluarga untuk saling
mendukung.
7. Memahami dan menggabungkan kebutuhan dalam setiap
perkembangan bayi, anak-anak, remaja dan keluarga mereka
ke dalam sistem perawatan kesehatan.
8. Menerapkan kebijakan yang komprehensif dan program-
program yang memberikan dukungan emosional dan keuangan
untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
9. Merancang sistem perawatan kesehatan yang dapat diakses
secara fleksibel, budaya yang kompeten dan responsif
terhadap kebutuhan keluarga yang teridentifikasi.
3.4.2. Hospitalisasi pada Anak
1. Definisi operasional
Hospitalisasi pada anak merupakan proses perawatan yang
mengharuskan anak untuk tinggal dalam kurun waktu tertentu di
rumah sakit baik terencana ataupun darurat yang menimbulkan
stres pada anak (Wong, 2008).
2. Faktor–faktor penyebab stres pada anak dengan
hospitalisasi
Efek Hospitalisasi pada anak diukur menggunakan faktor–
faktor yang menyebabkan anak mengalami stres selama
hospitalisasi (Wong, 2008) yaitu :
1. Perpisahan
Perpisahan saat hospitalisasi Pada usia prasekolah (3
sampai 6 tahun) berupa perpisahan dengan lingkungan
rumah, permainan dan teman–temannya. Reaksi perpisahan
yang ditunjukan pada anak usia prasekolah adalah menolak
makan, sering bertanya, menangis perlahan dan tidak
kooperatif terhadap perawat atau tenaga kesehatan yang
lain
2. Kehilangan kendali atau kontrol diri.
Perawatan terhadap anak di rumah sakit juga membuat
anak kehilangan kontrol terhadap dirinya. Hal ini disebabkan
adanya pembatasan aktivitas anak sebagai akibat dari
perubahan rutinitas, restriksi fisik dan ketergantungan yang
harus dipenuhi sehingga anak merasa kehilangan kekuatan
diri selama perawatan di rumah sakit. Reaksi yang
ditunjukan anak adalah malu, bersalah atau takut.
3. Cedera tubuh dan nyeri
Ketakutan anak terhadap perlukaan muncul karena anak
menganggap tindakan dan prosedurnya mengancam
integritas tubuhnya. Ketakutan ini membuat anak bereaksi
agresif dengan marah dan berontak, ekspresi verbal, tidak
mau bekerja sama dengan perawat dan ketergantungan
pada orangtua. Sedangkan kondisi psikososial anak usia
prasekolah selama perawatan di rumah sakit mungkin
kembali bergantung kepada orangtua seperti pada masa
perkembangan infant misalnya mengompol dan mengisap
jari atau meminta disuapi dan dipeluk oleh orangtua.
3.5. Partisipan Penelitian
Partisipan pada penelitian ini adalah semua perawat yang
bekerja di Ruang Dahlia Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum
Semarang sejumlah sejumlah 13 orang dengan tingkat pendidikan
Sarjana Keperawatan (S1) sebanyak 1 orang, Diploma
Keperawatan (D3) sebanyak 12 orang. Semua perawat merupakan
populasi yang digunakan sebagai sampel penelitian. Oleh karena
itu teknik sampling yang digunakan adalah total sampling. Menurut
Surakhmad (dalam Bungin, 2009:101), sampel total (total sampling)
merupakan keseluruhan populasi yang merangkap sebagai sampel
penelitian karena objek penelitian yang kecil sehingga hasil
penelitian hanya berlaku pada populasi yang diteliti dan tidak
bertujuan untuk membangun suatu generalisasi.
Sampel penelitian yang lain adalah orangtua yang
mendampingi anak selama menjalani perawatan di Ruang Dahlia
Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang. Sampel penelitian
diambil berdasarkan jumlah populasi pasien anak usia 3–6 tahun
yang menjalani perawatan dalam 1 bulan di Ruang Dahlia Rumah
Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang dengan kriteria inklusi untuk
pengambilan sampel penelitian adalah:
1. Orangtua dengan anak usia 3–6 tahun yang sedang
menjalani perawatan di ruang Dahlia Rumah Sakit Panti
Wilasa Citarum Semarang
2. Orangtua yang mampu membaca dan menulis
3. Bersedia menjadi riset partisipan
3.6. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data menggunakan data primer
dengan menggunakan angket yang disebarkan kepada semua
perawat yang bekerja di ruang Dahlia Rumah Sakit Panti Wilasa
Citarum Semarang. Angket merupakan daftar pertanyaan yang
harus dijawab atau daftar isian yang harus diisi berdasarkan
sejumlah subjek (Suryabrata, 2005).
Angket yang digunakan adalah angket tertutup yaitu
jawaban atau isian ditentukan sehingga riset partisipan tidak dapat
memberi respon menurut keinginan riset partisipan. Daftar
pertanyaan yang tersusun dalam angket langsung disusun dalam
angket langsung diisi sendiri oleh riset partisipan yang
bersangkutan (Suryabrata, 2005).
Angket yang akan digunakan dalam bentuk check list yang
disusun berdasarkan skala pengukuran model Likert. Angket akan
diisi oleh riset partisipan dengan memberikan tanda centang (√)
pada item yang sesuai dengan kondisi responden. Dalam penelitian
ini, angket yang digunakan untuk mengukur dua variabel yaitu
Family Centered Care dan hospitalisasi pada anak.
1. Family Centered Care
Elemen–elemen Family Centered Care ini dijabarkan oleh
peneliti ke dalam bentuk pernyataan kuesioner yang akan dijawab
oleh riset partisipan yaitu perawat dan orangtua dengan anak usia
3-6 tahun. Skala Family Centered Care akan diukur menggunakan
skala likert yang terdiri dari 4 kategori jawaban yaitu:
Selalu : apabila pernyataan sesuai dengan tindakan yang
selalu dilakukan oleh riset partisipan
Sering : apabila pernyataan sesuai dengan tindakan yang
sering dilakukan oleh riset partisipan
Jarang : apabila pernyataan sesuai dengan tindakan yang
jarang dilakukan oleh riset partisipan
Tidak pernah : apabila pernyataan sesuai dengan tindakan yang
tidak pernah dilakukan oleh riset partisipan
Penentuan skoring dalam penelitian ini menggunakan skala
4 dalam pilihan jawaban yang tersedia. Skala alat ukur yang
digunakan terdiri dari item favourable yaitu item yang mengandung
pernyataan yang positif dan item unfavourable yaitu item yang
mengandung pernyataan negatif. Skoring jawaban item favourable
bergerak dari skala 1 sampai 4 yaitu skor 4 (selalu), 3 (sering), 2
(jarang), 1 (tidak pernah). Sedangkan item unfavourable diberi
skoring jawaban bergerak dari skala 4 sampai 1 yaitu 1 (tidak
pernah), 2 (jarang), 3 (sering) dan 4 (selalu). Jumlah item
pernyataan favorable dan unfavourable pada angket Family
Centered Care untuk perawat dan orangtua ditunjukan dalam tabel
berikut:
Tabel 3.1 Blueprint Angket Family Centered Care dengan Riset Partisipan Perawat
No Aspek Favorable Unfavourable Jumlah 1. Perawat menyadari
bahwa keluarga adalah bagian yang konstan dalam kehidupan anak, sementara sistem layanan dan anggota dalam sistem tersebut berfluktuasi.
1, 3, 5, 7, 9, 11,
13
72, 74, 76, 80,
82, 84, 86 14
2. Kerjasama antara keluarga dan perawat di semua tingkat pelayanan kesehatan, merawat anak secara individual, pengembangan program, pelaksanaan dan evaluasi, serta pembentukan kebijakan.
15, 17, 19, 21, 23, 24, 27, 29,
31, 33, 35, 37, 39, 41, 43
32, 44, 46, 48, 50, 52, 55, 56, 58, 62, 64, 66, 68, 70, 78
30
3. Menghormati keanekaragaman ras, etnis, budaya dan sosial ekonomi dalam keluarga.
45,47,49 38,40,42 6
4. Mengakui kekuatan keluarga dan individualitas serta memperhatikan perbedaan mekanisme koping dalam keluarga
51, 53, 54, 57,
28,32, 34, 36
8
5. Memberikan informasi yang lengkap dan jelas kepada orangtua secara berkelanjutan dengan dukungan penuh.
59, 61, 63 25, 26, 30 6
6. Mendorong dan memfasilitasi keluarga untuk saling mendukung.
65 18 2
7. Memahami dan menggabungkan kebutuhan dalam setiap perkembangan bayi, anak-anak, remaja dan keluarga mereka ke dalam sistem perawatan kesehatan.
67, 69 20, 22 4
8. Menerapkan kebijakan yang komprehensif dan program–program yang memberikan dukungan emosional dan keuangan
71, 73, 75, 77, 79
8, 10 12, 14, 16
10
untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
9. Merancang sistem pelayanan kesehatan yang fleksibel, dapat dijangkau dengan mudah dan responsif terhadap kebutuhan keluarga yang teridentifikasi.
81, 83, 85 2, 4, 6 6
Jumlah item valid 43 43 86
Deskripsi baik atau kurangnya pelaksanaan Family
Centered Care oleh perawat sebagai riset partisipan, menggunakan
rumus sebagai berikut :
Keterangan: I : Lebar interval Skor tertinggi : jumlah pernyataan x skor tertinggi Skor terendah : jumlah pernyataan x skor terendah Jumlah jenjang : jumlah kategori jawaban
Penentuan hasil deskripsi pelaksanaan Family Centered
Care digunakan 3 kategori yaitu baik, cukup dan kurang. Kategori
skor ditentukan berdasarkan jumlah item pernyataan yang valid
yaitu sebanyak 51 item dengan 4 pilihan jawaban yaitu selalu,
sering, jarang dan tidak pernah dengan skor tertinggi 4 dan skor
terendah 1. Skor tertinggi 4 x 51 = 204 sedangkan skor terendah 1
x 51 = 51. Lebar interval kategori dihitung sebagai berikut :
I = (skor tertinggi - skor terendah) Jumlah jenjang
Berdasarkan perhitungan tersebut maka dibuat kategori
gambaran pelaksanaan Family Centered Care oleh perawat di
Ruang Dahlia Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang. Riset
partisipan yang memiliki skor (51–101) dinyatakan kurang
melakukan Family Centered Care sedangkan riset partisipan
dengan skor (102-152) dinilai cukup dalam melakukan Family
Centered Care dan skor (153-204) menyatakan riset partisipan
melakukan Family Centered Care dengan baik di ruang Dahlia
Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang. Adapun pembagian
kategori skor Family Centered Care dapat dilihat dari tabel 3.2
Tabel 3.2 Kategori Skor Family Centered Care
KATEGORI
kurang (51-101)
cukup (102-152)
baik (153-204)
I = 204 – 51 3
= 51
Tabel 3.3 Blueprint Angket Family Centered Care dengan Riset Partisipan Orangtua Anak Usia 3–6 Tahun No Aspek Favorable Unfavourable Jumlah 1. Perawat menyadari bahwa
keluarga adalah bagian yang konstan dalam kehidupan anak, sementara sistem layanan dan anggota dalam sistem tersebut berfluktuasi.
1, 3, 5, 7, 9, 11, 13
62, 64, 68,66,
70, 72, 74 14
2. Kerjasama antara keluarga dan perawat di semua tingkat pelayanan kesehatan, merawat anak secara individual, pengembangan program, pelaksanaan dan evaluasi, serta pembentukan kebijakan.
15, 17,19, 21, 23, 25, 27, 29, 31, 33
44, 46,48,50, 52, 54, 56, 58, 60, 76
20
3. Menghormati keanekaragaman ras, etnis, budaya dan sosial ekonomi dalam keluarga
35, 37, 39,
32, 40, 42, 6
4. Mengakui kekuatan keluarga dan individualitas serta memperhatikan perbedaan mekanisme koping dalam keluarga
41, 43 34, 36 4
5. Memberikan informasi yang lengkap dan jelas kepada orangtua secara berkelanjutan dengan dukungan penuh.
45, 47, 49, 51
24, 26, 28, 30
8
6. Mendorong dan memfasilitasi keluarga untuk saling mendukung.
53 22 2
7. Memahami dan menggabungkan kebutuhan dalam setiap perkembangan bayi, anak-anak, remaja dan keluarga mereka ke dalam sistem perawatan kesehatan.
55, 57 18, 20, 4
8. Menerapkan kebijakan yang komprehensif dan program–program yang memberikan dukungan emosional dan keuangan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
59, 61, 63,
65, 67, 69
6, 8, 10, 12, 14, 16
12
9. Merancang sistem pelayanan kesehatan yang fleksibel, dapat dijangkau dengan mudah dan responsif terhadap kebutuhan keluarga yang teridentifikasi.
71, 73, 75 2, 4, 38 6
Jumlah item valid 38 38 76
Deskripsi baik atau kurangnya pelaksanaan Family
Centered Care yang dialami oleh orangtua, menggunakan rumus
sebagai berikut :
Keterangan: I : Lebar interval Skor tertinggi : jumlah pernyataan x skor tertinggi Skor terendah : jumlah pernyataan x skor terendah Jumlah jenjang: jumlah kategori jawaban
Hasil deskripsi pelaksanaan Family Centered Care yang
dialami oleh orangtua dengan anak usia 3–6 tahun yang menjalani
proses rawat inap di Ruang Dahlia Rumah Sakit Panti Wilasa
Citarum Semarang, ditentukan menggunakan 3 kategori yaitu baik,
cukup dan kurang. Kategori skor ditentukan berdasarkan jumlah
item pernyataan yang valid yaitu sebanyak 56 item dengan 4 pilihan
jawaban yaitu selalu, sering, jarang dan tidak pernah dengan skor
tertinggi 4 dan skor terendah 1. Skor tertinggi 4 x 56 = 224
I = (skor tertinggi - skor terendah) Jumlah jenjang
sedangkan skor terendah 1 x 56 = 56. Lebar interval kategori
dihitung sebagai berikut :
Berdasarkan perhitungan tersebut maka dibuat kategori
gambaran pelaksanaan Family Centered Care yang dialami oleh
orangtua dengan anak usia 3–6 tahun yang menjalani perawatan di
Ruang Dahlia Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang. Riset
partisipan yang memiliki skor (56–111) menyatakan bahwa
pelaksanaan Family Centered Care yang dialami di ruang Dahlia
Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang dinilai kurang.
Sedangkan riset partisipan dengan skor (112-167) menilai
pelaksanaan Family Centered Care yang dialami cukup dalam
melakukan Family Centered Care dan skor (168-224) menyatakan
penilaian orangtua terhadap pelaksanaan Family Centered Care
dinilai baik.
Adapun pembagian kategori skor Family Centered Care
dapat dilihat dari tabel 3.4
I = 224 – 56 3
= 56
Tabel 3.4 Kategori Skor Family Centered Care KATEGORI
kurang (56-111)
cukup (112- 167)
baik (168-224)
2. Hospitalisasi pada anak
Hospitalisasi pada anak akan diukur dengan menggunakan
faktor–faktor yang menyebabkan stres pada anak yang akan
dijawab oleh riset partisipan. Setiap item dalam angket ini akan
menggunakan 4 pilihan yaitu :
Selalu: apabila pernyataan menunjukan kondisi yang
selalu dialami oleh riset partisipan
Sering: apabila pernyataan menunjukan kondisi yang
sering dialami oleh riset partisipan
Jarang: apabila pernyataan menunjukan kondisi yang
jarang dialami oleh riset partisipan
Tidak pernah: apabila pernyataan menunjukan kondisi yang
tidak pernah dialami oleh riset partisipan
Penentuan skoring dalam penelitian ini menggunakan skala
4 dalam pilihan jawaban yang tersedia. Skala alat ukur yang
digunakan terdiri dari item favorable yaitu item yang mengandung
pernyataan yang positif dan item unfavourable yaitu item yang
mengandung pernyataan negatif. Skoring jawaban item favorable
bergerak dari skala 1 sampai 4 yaitu skor 4 (selalu), 3 (sering), 2
(jarang), 1 (tidak pernah). Sedangkan item unfavourable diberi
skoring jawaban bergerak dari skala 4 sampai 1 yaitu 1 (tidak
pernah), 2 (jarang), 3 (sering) dan 4 (selalu). Jumlah item
pernyataan favorable dan unfavorable pada angket hospitalisasi
untuk perawat dan orangtua ditunjukan pada tabel berikut:
Tabel 3.5 Blueprint efek Hospitalisasi Pada Anak dengan Riset Partisipan Perawat No Aspek Favorable Unfavorable Jumlah
1. Perpisahan 1, 3, 5, 11, 14, 15, 13
21, 22, 23, 25,
27, 29, 31 14
2. Kehilangan kendali/ kontrol 16,17,18 10, 12,19 6
3. Cedera tubuh atau fisik
20, 24, 26, 28, 30, 32
2, 4, 6, 7, 8, 9 12
4. Jumlah 16 16 32
Gambaran tinggi rendahnya hospitalisasi pada anak
menggunakan rumus sebagai berikut :
Keterangan: I : Lebar interval Skor tertinggi : Jumlah pernyataan x skor tertinggi Skor terendah : Jumlah pernyataan x skor terendah Jumlah jenjang: Jumlah kategori jawaban
I = (skor tertinggi - skor terendah) Jumlah jenjang
Berdasarkan rumus tersebut maka penulis menggambarkan
efek hospitalisasi pada anak usia 3–6 tahun menurut riset partisipan
perawat berdasarkan 3 kategori yaitu tinggi, sedang dan rendah.
Adapun jumlah item pernyataan efek hospitalisasi pada anak usia
3–6 tahun yang valid sebanyak 12 item dengan 4 pilihan jawaban.
Oleh karena itu, skor tertinggi diperoleh dari 4 x 12 = 48, dan skor
terendah diperoleh 1 x 12 = 12. Lebar interval dapat dihitung
sebagai berikut
Berdasarkan perhitungan tersebut maka dibuat kategori
gambaran efek hospitalisasi pada anak usia 3–6 dengan perawat
ruang Dahlia Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang sebagai
riset partisipan. Riset partisipan yang memiliki skor (12–23)
menggambarkan bahwa efek hospitalisasi pada anak usia 3–6
tahun ruang Dahlia Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang
dinilai rendah. Sedangkan riset partisipan dengan skor (24-35)
menggambarkan efek hospitalisasi pada anak usia 3–6 tahun di
Ruang Dahlia Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang dinilai
sedang dan skor (36-48) menggambarkan efek hospitalisasi pada
I = 48 – 12 3
= 12
anak usia 3–6 tahun di Ruang Dahlia Rumah Sakit Panti Wilasa
Citarum Semarang dinilai tinggi oleh riset partisipan.
Pembagian kategori skor hospitalisasi pada anak dapat
dilihat dari tabel 3.6
Tabel 3.6 Kategori Skor efek Hospitalisasi Pada Anak dengan riset partisipan perawat
KATEGORI
Rendah (12-23)
Sedang (24-35)
Tinggi (36-48)
Tabel 3.7 Blueprint efek Hospitalisasi pada Anak dengan Riset Partisipan Orangtua yang Memiliki Anak Usia 3-6 tahun
No Aspek Favorable Unfavorable Jumlah
1. Perpisahan 1, 3, 5, 11, 13, 15, 14
21, 22, 23, 25, 27, 29,
31 14
2. Kehilangan kendali/ kontrol 16,17,18 10,12,19 6
3. Cedera tubuh atau fisik
20, 24, 26, 28, 30, 32
2, 4, 6, 7, 8, 9 12
Jumlah 16 16 32
Gambaran tinggi rendahnya efek hospitalisasi pada anak
menggunakan rumus sebagai berikut :
I = (skor tertinggi - skor terendah) Jumlah jenjang
Keterangan: I : Lebar interval Skor tertinggi : Jumlah pernyataan x skor tertinggi Skor terendah : Jumlah pernyataan x skor terendah Jumlah jenjang: Jumlah kategori jawaban
Berdasarkan rumus tersebut maka penulis menggambarkan
efek hospitalisasi pada anak usia 3–6 tahun menurut riset partisipan
orangtua berdasarkan 3 kategori yaitu tinggi, sedang dan rendah.
Adapun jumlah item pernyataan efek hospitalisasi pada anak usia
3–6 tahun yang valid sebanyak 20 item dengan 4 pilihan jawaban.
Oleh karena itu, skor tertinggi diperoleh dari 4 x 20 = 80, dan skor
terendah diperoleh 1 x 20 = 20. Lebar interval dapat dihitung
sebagai berikut
Berdasarkan perhitungan tersebut maka dibuat kategori
gambaran efek hospitalisasi pada anak usia 3–6, menurut orangtua
sebagai riset partisipan. Riset partisipan yang memiliki skor (20–39)
menggambarkan bahwa efek hospitalisasi pada anak usia 3–6
tahun ruang Dahlia Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang
dinilai rendah. Sedangkan riset partisipan dengan skor (40-59)
menggambarkan efek hospitalisasi pada anak usia 3–6 tahun di
ruang Dahlia Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum Semarang dinilai
I = 80 – 20 3
= 20
sedang dan skor (60-80) menggambarkan efek hospitalisasi pada
anak usia 3–6 tahun di ruang Dahlia Rumah Sakit Panti Wilasa
Citarum Semarang dinilai tinggi oleh riset partisipan.
Pembagian kategori skor efek hospitalisasi pada anak
dengan riset partisipan orangtua dengan anak usia 3–6 tahun yang
sedang menjalani perawatan di rumah sakit dapat dilihat dari tabel
3.8
Tabel 3.8 Kategori Skor Efek Hospitalisasi pada Anak dengan Riset Partisipan Orangtua
KATEGORI
Rendah (20-39)
Sedang (40-59)
Tinggi (60-80)
3.7. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur
Validitas dan reliabilitas merupakan unsur yang penting
dalam suatu penelitian kuantitatif. Alat ukur yang baik harus
memenuhi prasyaratan dalam validitas dan reliabilitas yang
ditujukan dengan tingginya validitas dan reliabilitas suatu alat ukur
tersebut (Azwar, 2000).
3.7.1. Validitas
Validitas merupakan suatu indeks yang menunjukan ukuran
ketepatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar,
2000). Alat ukur dengan validitas yang tinggi menunjukan
rendahnya kesalahan sebuah alat ukur dan semua pernyataan
yang digunakan sebagai alat ukur mempunyai korelasi yang
bermakna (construct validity) yang berarti semua item pernyataan
dapat digunakan sebagai alat ukur. Ketepatan alat ukur diketahui
dengan cara mengkorelasikan skor item dengan skor total. Menurut
Suryabrata (2000), kriteria untuk menguji validitas suatu alat ukur
adalah koefisien korelasi item total ≥ 0,25. Namun, jika jumlah item
belum memenuhi maka batas kriteria koofisien korelasi item total
diturunkan dari 0,30 menjadi 0,25 atau 0,20 (Azwar 2008:248).
3.7.2. Reliabilitas
Reliabilitas merupakan suatu indeks yang digunakan untuk
mengetahui tingkat kepercayaan alat ukur yang dipakai. Semakin
tinggi reliabilitas suatu alat ukur maka tingkat kepercayaan alat ukur
tersebut semakin tinggi. Artinya alat ukur tersebut dapat dipakai
untuk mengukur gejala yang sama sebanyak 2 kali atau lebih
(Notoatmodjo, 2005).
Menurut Azwar (2000), salah satu metode yang digunakan
untuk mengetahui reliabilitas suatu alat ukur dengan menggunakan
teknik Alpha Cronbach. berikut adalah rumus Alpha Cronbach yang
digunakan :
Keterangan: α = koofisien Alpha Cronbach N = jumlah item S2 = varians seluruh item Si2 = varians tiap item Σ Si
2 = S12+S2
2 +......+Sn2
Alat ukur yang digunakan dinyatakan reliabel apabila nilai
alpha yang mewakili nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel (α > r
tabel). Interpretasi terhadap besarnya nilai α adalah sebagai
berikut:
α > 0,9 : kategori baik sekali (excellent)
0,8 < α ≤ 0,9 : kategori baik (good)
0,7 < α ≤ 0,8 : kategori dapat diterima (acceptable)
0,6 < α ≤ 0,7 :kategori dipertanyakan (questionable)
0,5 < α ≤ 0,6 : kategori jelek (poor)
α ≤ 0,5 : kategori ditolak (unacceptable)
3.8. Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan adalah uji normalitas,
uji linearitas dan pengujian korelasi Pearson product moment
3.8.1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah regresi
telah memenuhi asumsi normal atau tidak, dilakukan dengan uji
Kolmogorov–Smirnov, dengan kriteria p-value (asymp. sig) > 0,05
berarti data terdistribusi normal (Ghozali, 2001)
3.8.2. Uji Linearitas
Uji ini digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model
yang digunakan sudah benar atau tidak dan fungsi yang digunakan
dalam studi empiris berbentuk linear, kuadrat, atau kubik. Untuk
kepentingan uji ini dalam penelitian ini digunakan uji F beda,
dengan kriteria nilai F beda > p (0,05)
3.8.3. Uji korelasi Pearson Product Moment
Menurut Bungin (2009), analisis data merupakan cara
seseorang untuk mengelola data yang telah terkumpul sehingga
dapat diambil kesimpulan tentang penelitian. Sesuai dengan tujuan,
maka metode analisis data yang digunakan untuk mengetahui
hubungan antara Family Centered Care sebagai variabel
independen dengan efek hospitalisasi pada anak sebagai variabel
dependen adalah analisis statistik Product Moment dari Pearson,
dengan perhitungan menggunakan SPSS 16 for Windows. Adapun
secara matematis rumusnya adalah :
Keterangan : rxy : koofisien korelasi product moment N : jumlah individu dalam sampel x : angka mentah untuk variabel X y : angka mentah untuk variabel Y