17
TEORI AKUNTANSI KERANGKA KERJA KONSEPTUAL (FASB 1-6) Kelompok: Devi W. Dewita (040510794) Hilda Nurina Sabikah (040510796) Wiranata Adiloka (040510803) Angga Putra M. (040610080) Arizal Aristianto H. (040610091) Bernadus Aji Ponco W. (040610120) Fauzan Ilhami (040610268) Adhyatma Kus Hadinatha (040610392) Mei Tri Utami (040810245) Angga Aldila Safitri (040810271) Mareta Dwi Agustin (040810308) Dewi Ryan Agustin (040811369) Mala Maulida Lestari (040811380) Eky Hardhini (040811385) KELAS I S1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

39241681-FASB-1-6

Embed Size (px)

DESCRIPTION

fasb

Citation preview

TEORI AKUNTANSI

KERANGKA KERJA KONSEPTUAL (FASB 1-6)

Kelompok:Devi W. Dewita

(040510794)

Hilda Nurina Sabikah

(040510796)

Wiranata Adiloka

(040510803)

Angga Putra M.

(040610080)

Arizal Aristianto H.

(040610091)

Bernadus Aji Ponco W.(040610120)

Fauzan Ilhami

(040610268)

Adhyatma Kus Hadinatha(040610392)

Mei Tri Utami

(040810245)Angga Aldila Safitri

(040810271)Mareta Dwi Agustin

(040810308)Dewi Ryan Agustin

(040811369)

Mala Maulida Lestari

(040811380)Eky Hardhini

(040811385)KELAS I

S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMIUNIVERSITAS AIRLANGGA

2009-2010KERANGKA KERJA KONSEPTUAL YANG MENDASARI AKUNTANSI KEUANGAN

Kerangka kerja konseptual (conceptual framework) adalah suatu sistem koheren yang terdiri dari tujuan dan konsep fundamental yang saling berhubungan, yang menjadi landasan bagi penetapan standar yang konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas-batas dari akuntansi keuangan dan laporan keuangan.Kebutuhan akan Kerangka Kerja Konseptual

a) Kerangka kerja konseptual akan meningkatkan pemahaman dan keyakinan pemakai laporan keuangan atas pelaporan keuangan, dan akan menaikkan komparabilitas antar laporan keuangan perusahaan.

b) Masalah-masalah yang baru akan dapat dipecahkan secara cepat jika mengacu pada kerangka teori yang telah ada.

Perkembangan Kerangka Kerja Konseptual

FASB (Financial Accounting Standard Board) telah menerbitkan enam statement of financial accounting concept yang berhubungan dengan pelaporan keuangan entitas bisnis, yaitu:

1) SFAC no. 1 objective of financial reporting by business enterprises, yang menyajikan tujuan dan sasaran akuntansi.

2) SFAC no. 2 qualitative caracteristics of accounting information, yang menjelaskan karakteristik yang membuat informasi akuntansi bermanfaat.

3) SFAC no. 3 element of financial statement of business enterprises, yang memberikan definisi dari pos-pos yang terdapat dalam laporan keuangan seperti aktiva, kewajiban, pendapatan dan beban.

4) SFAC no. 5 recognition and measurement in financial statement of business enterprises, yang menetapkan kriteria pengakuan dan pengukuran fundamental serta pedoman tentang informasi.

5) SFAC no. 6 element of financial statement, yang menggantikan SFAC no. 3 dan memperluas SFAC no. 3 dengan memasukkan organisasi-organisasi nirlaba.

6) SFAC no. 7 using cash flow information and present value in accounting measurement, yang memberikan kerangka kerja bagi pemakaian arus kas masa depan yang diharapkan dan nilai sekarang (present value) sebagai dasar pengukuran.

TINGKAT PERTAMA: TUJUAN DASAR Tujuan pelaporan keuangan (objectives of financial reporting) adalah untuk menyediakan informasi:

1) yang berguna bagi mereka yang memiliki pemahaman memadai tentang aktivitas bisnis dan ekonomi untuk membuat keputusan investasi serta kredit;

2) untuk membantu investor yang ada dan potensial, kreditor yang ada dan potensial, serta pemakai lainnya dalam menilai jumlah, waktu, dan ketidakpastian arus kas masa depan;

3) tentang sumber daya ekonomi, klaim terhadap sumber daya tersebut, dan perubahan di dalamnya.

Tujuan (objectives) dimulai dengan lebih banyak berfokus pada informasi yang berguna bagi para investor dan kreditor dalam membuat keputusan. Fokus ini lalu menyempit pada kepentingan investor dan kreditor atas prospek penerimaan kas dari investasi mereka dalam, atau dari pinjaman yang telah mereka berikan ke entitas bisnis. Pada akhirnya, tujuan berfokus pada laporan keuangan yang menyediakan informasi yang berguna untuk menilai prospek arus kas yang akan diterima entitas bisnis yaitu arus kas yang menjadi harapan investor dan kreditor. Pendekatan ini dikenal sebagai kegunaan keputusan (decision usefulness). Dalam menyediakan informasi kepada pemakai laporan keuangan, profesi akuntan mengandalkan laporan keuangan bertujuan-umum (general-purpose financial statement), yaitu menyediakan informasi paling bermanfaat dengan biaya minimal kepada berbagai kelompok pemakai. TINGKAT KEDUA: KONSEP-KONSEP FUNDAMENTALKarakteristik Kualitatif dari Informasi Akuntansi1. RelevansiAgar Relevan, informasi akuntansi harus mampu membuat perbedaan dalam sebuah keputusan. Jika tidak mempengaruhi keputusan, maka informasi tersebut dikatakan tidak relevan terhadap keputusan yang diambil. Informasi yang relevan akan membantu pemakai membuat prediksi tentang hasil akhir dari kejadian masa lalu, masa kini, dan masa depan; yaitu, memiiki nilai prediktif (predictive value). Informasi yang relevan juga membantu pemakai menjustifikasi atau mengoreksi ekspektasi dan harapan masa lalu; yaitu memiliki nilai umpan balik (feedback value).

Informasi juga harus tersedia kepada pengambilan keputusan sebelum informasi tersebut kehilangan kapasitas untuk mempengaruhi keputusan yang di ambil; yaitu memiliki ketepatan waktu (timeliness).

2. ReliabilitasInformasi akuntansi di anggap handal jika dapat diverifikasi, di sajikan secara tepat, serta bebas dari kesalahan dan bias. Realibilitas sangat diperlukan oleh individu-individu yang tidak memiliki waktu atau keahlian untuk mengevaluasi isi faktual dari informasi. Daya Uji (verifiability): ditunjukkan ketika pengukur-pengukur independen, dengan menggunakan metode pengukuran yang sama, mendapatkan hasil yang serupa. Ketepatan penyajian (representational faithfulness): angka-angka dan penjelasan dalam laporan keuangan mewakili apa yang benar-benar ada dan terjadi.

Netralitas (neutrality): informasi tidak dapat dipilih untuk kepentingan sekelompok pemakai tertentu. Info yang disajikan harus faktual, benar dan tidak bias.3. Komparabilitas

Informasi dari berbagai perusahaan dipandang memiliki komparabilitas jika telah diukur dan dilaporkan dengan cara yang sama. Komparabilitas memungakinkan pemakai mengidentifikasi persamaan dan perbedaan riil dalam peristiwa ekonomi antarperusahaan. 4. Konsistensi

Apabila sebuah entitas mengaplikasikan perlakuan akuntansi yang sama untuk kejadian-kejadian yang serupa, dari period eke periode maka entitas tersebut dianggap konsisten dalam menggunaan standar akuntansi. Itu tidak berarti bahwa perusahaan tidak boleh beralih dari satu metode akuntansi ke metode yang lainnya. Perusahaan dapat mengganti satu metode dengan metode lainnya, tetapi perusahaan harus dapat menunjukkan bahwa metode yang baru lebih baik dari metode yang sebelumnya.

Unsur-Unsur Dasar1. AktivaManfaat ekonomi yang mungkin terjadi di masa depan, yang diperoleh atau dikendalikan oleh sebuah entitas sebagai hasil dari transaksi-transaksi atau kejadian-kejadian masa lalu.

2. KewajibanPengorbanan ekonomi yang mungkin terjadi di masa depan, yang timbul dari kewajiban berjalan sebuah entitas tertentu-kewajiban yang ditimbulak oleh transaksi atau kejadian masa lalu untuk mentransfer aktiva atau menyediakan jasa kepada entitas-entitas lain di masa depan. 3. Ekuitas

Kepentingan residu dalam aktiva sebuah entitas, setelah dikurangi dengan kewajibannya. Dalam sebuah entitas bisnis, ekuitas merupakan kepentingan kepemilikan.4. Investasi oleh Pemilik

Kenaikan aktiva bersih sebuah perusahaan yang ditimbulkan oleh transfer sesuatu yang bernilai dari entitas lain kepada perusahaan tersebut untuk mendapatkan atau menaikkan kepentingan kepemilikan. Aktiva adalah bentuk yang paling umum diterima sebagai investasi oleh pemilik, tetapi investasi ini bisa juga meliputi jasa atau kepuasan atau konversi kewajiban perusahaan.5. Distribusi kepada PemilikPenurunan aktva bersih sebuah perusahaan yang diakibatkan oleh pemindahan aktiva, penyediaan jasa, atau penciptaan kewajiban oleh perusahaan kepada pemilik. Distribusi kepada pemilik akan menurunkan kepentingan kepemilikan dalam perusahaan. 6. Laba Komprehensif

Perubahan ekuitas (aktiva bersih) sebuah entitas selama suatu periode yang diakibatkan oleh transaksi dan kejadian lain yang bersumber dari pemilik. Hal ini termasuk semua prubahan ekuitas selama suatu periode kecuali perubahan yang diakibatkan oleh investasi pemilik dan didistrinusi kepada pemilik.7. Pendapatan

Arus masuk atau peningkatan lainnya atas aktiva sebuah entitas atau pelunasan kewajiban (atau kombinasi dari keduanya) selama suatu periode dari pengiriman atau produksi barang, penyediaan jasa atau aktivitas-aktivitas lain yang merupakan operasi utama perusahaan.8. Beban

Arus keluar atau penggunaan lainnya atas aktiva sebuah entitas atau terjadinya kewajiban (atau kombinasi dari keduanya) selama suatu periode dari pengiriman atau produksi barang, penyediaan jasa atau aktivitas-aktivitas lain yang merupakan operasi utama perusahaan.9. Keuntungan

Kenaikan ekuitas (aktiva bersih) sebuah perusahaan yang ditimbulkan oleh transaksi peripheral atau insidentiil dan dari semua transaksi serta kejadian lainnya dan situasi yang mempengaruhi perusahaan selama suatu periode kecuali yang berasal dari pendapatan atau investasi dari pemilik.10. Kerugian

Penurunan ekuitas (aktiva bersih) sebuah perusahaan yang ditimbulkan oleh transaksi peripheral atau insidentiil dan dari semua transaksi serta kejadian lainnya dan situasi yang mempengaruhi perusahaan selama suatu periode kecuali yang berasal dari beban atau distribusi kepada pemilik.TINGKAT KETIGA: KONSEP-KONSEP PENGAKUAN DAN PENGUKURAN Asumsi-Asumsi Dasar1. Asumsi Entitas Ekonomi

Asumsi Entitas Ekonomi mengandung arti bahwa aktivitas ekonomi dapat diidentifikasikan dengan unit pertanggungjawaban tertentu. Dengan kata lain, aktivitas entitas bisnis dapat dipisahkan dan dibedakan dengan aktivitas pemiliknya dan dengan setiap unit bisnis lainnya.2. Asumsi Kelangsungan HidupSebagian besar metode akuntansi di dasarkan pada asumsi kelangsungan hidup yaitu perusahaan bisnis akan memiliki umur yang panjang.pengalaman mengindikasikan bahwa, meskipun banyak mengalami kegagalan bisnis, perusahaan dapat memiliki kelangsungan hidup yang panjang.3. Asumsi Unit Moneter

Asumsi Unit Moneter mengandung arti bahwa uang adalah denominator umum dari aktivitas ekonomi dan merupakan dasar yang tepat bagi pengukuran dan analisis akuntansi.Asumsi ini menyiratkan bahwa unit moneter adalah cara yang paling efektif untuk menunjukkan kepada pihak-pihak yang berkepentingan tentang perubahan modal serta pertukaran barang dan jasa. Unit moneter adalah unit yang relevan, sederhana, tersedia secara universal, dapat di pahami dan berguna.4. Asumsi Periodisitas

Cara yang paling akurat untuk mengukur hasil operasi perusahaan adalah dengan mengukurnya pada saat perusahaan tersebut di likuidasi. Namun, pengambil keputusan tidak bisa menunggu selama itu untuk menerima informasi semacam itu. Asumsi periodisitas (periodicity assumption) atau periode waktu menyiratkan bahwa aktivitas ekonomi sebuah perusahaan dapat di pisahkan dalam periode waktu artifisial periode waktu ini bervariasi, tetapi yang paling umum yaitu secara bulanan, kuartalan dan tahunan.Prinsip-Prinsip Dasar Akuntansi1. Prinsip Biaya Historis (Historical Cost Principle)GAAP mewajibkan sebagian besar aktiva dan kewajiban diperlakuakan dan dilaporkan berdasarkan harga akuisisi. Biaya (cost) memiliki keunggulan yang penting dibandingkan penilaian yang lain yaitu dapat diandalkan.2. Prinsip Pengakuan Pendapatan (Revenue Recognition Principle)Pendapatan umumnya diakui jika :

Telah Direalisasi atau dapat direalisasi

Pendapatan dikatakan telah direalisasi (realized) jika produk barang atau jasa, barang dagangan atau aktiva lainnya telah dipertukarakan dengan kas atau kalim atas kas. Pendapatan dikatakan dapat direalisasi (realizable) apabila aktiva yang tlah diterima atau dipegang dapat segera dikonversikan menjadi kas atau klaim atas kas.

Telah Dihasilkan

Dan pendapatan dianggap telah dihasilkan apabila sebuah entitas telah melakukan apa yang harus dilakukan untuk mendapatkan hak atas manfaat yang direpresentasikan oleh pendapatan.3. Prinsip Penandingan (Matching Principle) Dalam mengakui beban, pendekatan yang dipakai adalah biarkan beban mengikuti pendapatan. Beban diakui bukan pada saat upah dibayarkan, atau ketika pekerjaan dilakukan, atau pada saat produk diproduksi, tetapi ketika pekerjaan (jasa) atau produk secara actual memberikan kontribusi terhadap pendapatan. Jadi, pengakuan beban berkaitan dengan pengakuan pendapatan. Praktek ini disebut sebagai prinsip penandingan (matching principle) karena menyatakan kerja keras (beban) ditandingkan dengan pencapaian (pendapatan) sepanjang hal ini rasional dan dapat diterapkan. Masalah utama dalam prinsip penandingan adalah bahwa prinsip penandingan memungkinkan biaya tertentu ditangguhkan dan diperlakukan sebagai aktiva pada neraca meskipun dalam kenyataannya biaya ini tidak memiliki manfaat di masa depan. 4. Prinsip Pengungkapan Penuh (Full Disclosure Principle) Prinsip ini menyediakan informasi yang mencukupi untuk mempengaruhi penilaian dan keputusan pemakai. Prinsip ini mengakui bahwa sifat dan jumlah informasi yang dimasukkan dalam laporan keuangan mencerminkan serangkaian trade-off penilaian. Hal ini dikarenakan:

a) Kebutuhan untuk mengungkapkan secara cukup terinci hal-hal yang akan mempengaruhi keputusan pemakai.b) Kebutuhan untuk mendapatkan penyajian agar informasi dapat dipahami.

Laporan keuangan (financial statement) merupakan cara mengomunikasikan informasi yang formal dan terstruktur.

Harus memenuhi definisi unsur dasar, dapat diukur dengan tingkat kepastian yang memadai, dan relevan serta handal adalah syarat suatu item agar dapat bisa ditempatkan dibagian utama laporan keuangan.

Catatan atas laporan keuangan (notes to financial statement) umumnya ditujukan untuk memperkuat atau memperjelas pos-pos yang disajikan dalam bagian utama laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan tidak hanya membantu tetapi juga penting untuk memahami kinerja dan posisi keuangan perusahaan. Informasi suplementer (supplementary information) dapat mencakup rincian atau jumlah yang merupakan perspektif yang berbeda dari yang dipakai dalam laporan keuangan. Informasi ini bisa berupa informasi kuantitatif yang sangat relevan tetapi reliabilitas rendah, atau bisa berupa informasi yang dapat membantu tetapi tidak penting. Informasi suplenmenter juga mencakup penjelasan manajemen tentang informasi keuangan dan pembahasan tentang signifikansi dari informasi keuangan tersebut.

Kendala (Constraints)

Dalam menyediakan informasi yang mengandung karakteristik kualitatif agar membuatnya lebih berguna, dua kendala yang dominan harus diperhatikan:1. Hubungan Biaya-manfaat (Cost-benefit Relationship) Hubungan biaya-manfaat yang harus diperhitungkan adalah biaya penyediaan informasi harus ditimbang terhadap manfaat yang bisa diperoleh dari pemakaian informasi tersebut. Dalam rangka menjustifikasi penerbitan suatu standar pengukuran atau pengungkapan tertentu, manfaat yang bisa didapaat dari standar harus melampaui biaya yang dibutuhkan untuk memenuhi persyaratan tersebut.

Analisis biaya-manfaat sulit dilakukan karena biaya dan terutama manfaatnya tidak selalu nyata dan dapat diukur.

Jenis biaya mencakup biaya pengumpulan dan pemrosesan, biaya penyebaran, biaya auditing, biaya litigasi yang potensial, biaya pengungkapan kepada pesaing, dan biaya analisis serta interpretasi.

Manfaat yang diperoleh pembuat laporan keuangan mencakup pengendalian manajemen dan akses terhadap modal yang lebih besar dengan biaya yang lebih rendah.

Manfaat yang diperoleh pemakai laporan keuangan yaitu memperoleh informasi yang lebih baik dalam hal alokasi sumber daya, penilaian pajak, dan regulasi tarif pajak.

Meskipun sulit menilai biaya dan manfaat standar yang telah ditetapkan, FASB berusaha menentukan bahwa setiap standar yang diusulkan akan memenuhi kebutuhan yang signifikan, dan biaya yang dikenakan untuk memenuhi standar tersebut dijustifikasi dalam kaitannya dengan manfaat keseluruhan informasi yang dihasilkan.

2. Materialitas (Materiality)

Kendala materialitas berhubungan dengan dampak suatu item terhadap operasi keuangan perusahaan secara keseluruhan. Suatu item akan dianggap material jika pencantuman atau pengabaian item tersebut mempengaruhi atau mengubah penilaian seorang pemakai laporan keuangan. Suatu item akan dianggap tidak material dan juga tidak relevan jika pencantuman atau pengabaian suatu item tidak mempunyai dampak terhadap pengambil keputusan. Suatu item harus membuat perbedaan atau, jika tidak, tidak perlu diungkapkan. Sulit untuk menyediakan pedoman yang tegas dalam menilai kapan suatu item tertentu dianggap material atau tidak material karena materialitas bervariasi menurut ukuran (jumlah) dan kepentingan relatif. Materialitas juga merupakan faktor penting dalam banyak keputusan akuntansi internal. Jumlah klasifikasi yang dibutuhkan dalam buku besar pembantu beban, tingkat keakuratan yang dibutuhkan ketika mengalokasikan beban ke berbagai departemen perusahaan, serta sejauh mana penyesuaian harus dilakukan terhadap item-item akrual, adalah contoh-contoh penilaian yang pada akhirnya harus diputuskan. Hanya dengan menerapkan penilaian yang baik dan keahlian profesioanl, jawaban yang tepat dan rasioanl dapat ditemukan, yang merupakan kendala materialitas yang pantas ditetapkan.Kendala lain yang kurang dominan:1. Praktek Industri (Indsutry Practice) Sifat unik dari sejumlah perusahaan kadang-kadang memerlukan penyimpangan dari teori dasar.

Setiap kali menemukan pelanggaran atas teori dasar, kita harus menentukan terlebih dahulu apakah pelanggaran tersebut dapat dijelaskan oleh sejumlah karakteristik unik dari industri sebelum mengkritik prosedur yang dipakai.

2. Konservatisme (Conservatism) Konservatisme berarti jika ragu, maka pilihlah solusi yang sangat kecil kemungkinannya akan menghasilkan penetapan yang terlalu tinggi bagi aktiva dan laba. Contoh konservatisme dalam akuntansi adalah pemakaian metode terendah antara biaya atau harga pasar (lower cost or market) ketika menilai persediaan dan aturan yang mengharuskan kerugian bersih akrual diakui atas komitmen pembelian barang untuk persediaan perusahaan.