Upload
bidan-sumarni
View
50
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
kurikulum
Citation preview
Dewi Oktaria 0813024023Harry Haryono 0813024032Siska Meitasari 0813024049
Siti Nurhalimah 0813024050Wahyu Sri Sukarsih 0813024054
Yudi Trisila 0813024056Yulia 0813024057
Desain -> Rancangan, pola, model Eisner dan Vallance (1974) McNeil (1977) Saylor, Alexander dan Lewis (1981) Brennan (1985) Longstreet dan Shane (1993)
Menurut Longstreet(1993) Menurut McNeil(1990)
Desain kurikulum ini merupakan desain kurikulum yang berpusat pada pengetahuan (the knowledge centered design) yang dirancang berdasarkan struktur disiplin ilmu, oleh karena itu model desain ini dinamakan juga model kurikulum subjek akademis yang penekanannya diarahkan untuk pengembangan itelektual siswa.
Desain kurikulum ini berfungsi untuk mengembangkan proses kognitif atau pengembangan kemampuan berfikir siswa melalui latihan menggunakan gagasan dan melakukan proses penelitian ilmiah.
Subject Centered Curriculum Correlated curriculum Integrated Curriculum
Bahan atau isi kurikulum -> mata pelajaran yang terpisah-pisah.
Setiap guru hanya bertanggung jawab pada mata pelajaran yang diberikannya.
Mata pelajaran tidak disajikan secara terpisah, tapi mata pelajaran ini memiliki kedekatan/dikelompokkan sehingga menjadi suatu bidang studi (broadfield): Pendekatan Struktural Pendekatan Fungsional Pendekatan Daerah
Tidak lagi menampakkan nama-nama mata pelajaran atau bidang studi.
Asumsi yang mendasari bentuk kurikulum ini adalah bahwa tujuan dari sekolah untuk melayani masyarakat.
Ada 3 perspektif desain kurikulum yang berorientasi pada kehidupan masyarakat: Perspektive status Quo (the status quo perspective) Perspektive reformis (the reformist perspective) Perspektive masa depan (the futulist perspective)
Ada 3 kriteria yang harus dipertahankan dalam proses mengimplementasikan kurikulum ini: Real (nyata) Action(berdasarkan pada tindakan) Values(mengandung nilai)
kurikulum merupakan perencanaan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada anak didik sebagai persiapan menjadi orang dewasa yang dibutuhkan dalam kehidupan masyarakat.
Kurikulum dikembangkan untuk lebih meningkatkan kualitas masyarakat itu sendiri
Kurikulum reformis menghendaki peran serta masyarakat secara total dalam proses pendidikan
Harus berperan untuk mengubah tatanan social masyarakat
Menurut pandangan reformis, dalam proses pembangunan pendidika, Sering digunakan untuk menindas masyarakat miskin untuk kepentingan elit.
Pendidikan harus mampu mengubah keadaan masyarakat itu.
Baik pendidikan formal maupun non formal harus mengabdikan diri demi tercapainya orde social baru
Tokoh yang mempelopori adalah Paulo freire dan ivan illich.
Menekankan kepada proses mengembangkan hubungan antara kurikulum dan kehidupan social, politik, ekonomi masyarakat
Yang mempelopori adalah Harold rug (1920 – 1930)
Menurut Rug siswa harus memahami berbagai macam persoalan dimasyarakat
Tujuan kurikulum dalam perspektif ini mempertemukan siswa dengan masalah masalah yang dihadapi umat manusia.
Asumsi yang mendasari desain ini adalah bahwa pendidikan diselenggarakan untuk membantu anak didik, pendidikan tidak boleh terlepas dari anak didik.
Anak didik merupakan manusia yang unik karena berdasarkan hasil penelitisn bahwa anak adalah makhluk yang berkembang yang memiliki minat dan bakat yang beragam.
Beberapa saran mendesain kurikulum yang berorientasi pada siswa: Kurikulum harus sesuai dengan perkembangan
anak Isi kurikulum harus mencakup ketrampilan,
pengetahuan. Anak di tempatkan sebagai subyek belajar yang
berusaha untuk belajar sendiri. Di usahakan apa yang dipelajari siswa sesuai
dengan minat, bakat dan tingkat perkembangan mereka.
Desain kurikulum yang berorientasi pada anak didik, dapat dilihat dari dua perspektif yaitu: Perspektif Kehidupan Anak di Masyarakat ( The
Child in Society Perspective ) Perspektif Psikologis (The Psychological
Curriculum Perspective)
Menurut Francis Parker: Hakikat belajar bagi siswa adalah apabila siswa belajar secara riil
dari kehidupan mereka di masyarakat Kurikulum harus dimulai dari apa yang pernah dialami siswa
seperti pengalaman dalam keluarga, lingkungan fisik dan lingkungan sosial mereka, serta dari hal-hal yang ada di sekeliling mereka
Isi kurikulum harus memuat sisi kehidupan siswa sebagai peserta didik
Proses pembelajaran bukan menghafal dan menguasai materi pelajaran seperti yang dituliskan dalam buku teks, akan tetapi bagaimana anak belajar dalam kehidupan nyata di masyarakat
Proses pembelajaran bukan hanya mengembangkan kemampuan intelektual dengan memahami sejumlah teori dan fakta saja, akan tetapi bagaimana proses belajar itu dapat megembangkan seluruh aspek kehidupan siswa
Mengembangkan seluruh pribadi siswa sehingga dapat membentuk manusia yang utuh
Kurikulum ini menekankan kepada adanya hubugan emosional yang baik antara guru dengan siswa.
Menekankan kepada integrasi Harus dapat memberikan pengalaman yang menyeluruh dan
utuh Lebih ditekankan kepada proses belajar Keberhasilan ditentukan oleh perkembangan anak supaya
menjadi manusia yang terbuka dan berdiri sendiri Mengevaluasi berbagai kegiatan yang telah dilaksanakan Memberikan kesempatan kepada siswa untuk tumbuh
berkembang sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
Fokus Efektivitas Program, metode, dan bahan-bahan yang dapat dianggap sebagai tujuan.
Pengaruh Teknologi terhadap kurikulum
Penerapan Hasil-hsil teknologi(Penggunaan medi/alat-alat selama proses pembelajaran)
Cont: Komputer, radio, filmj, video
Penerapan teknologi sebagai sistem(Menyusun program pembelajaran dengan
menggunakan sistem)
Belajar = Proses respon – rangsang Belajar diatur berdasarkan langkah-langkah
tertentu dengan sejumlah tugas yang harus dipelajari
Siswa belajar individual, namun dalam hal tertentu bisa kelompok
Menurut Mc Neil (1990) Ditekankan kepada pencapaian
tingkah laku yang dapat diukur Tujuanh umum terbagi menjadi
tujuan khusus, yaitu disetiap mata pelajaran
Berpatokan kepada rumusan tujuan Materi disusun berjenjang Materi dimulai dari yang sederhana sampai
ke kompleks