Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
37
Universitas Kristen Petra
4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan
Warung kopi, coffeeshop, cafe dan kopitiam mempunyai arti yang sama
untuk menggambarkan sebuah tempat yaitu kedai kopi. Kata kopitiam memang
kurang populer di pulau Jawa. Dalam dialek Hokkian, kedai kopi disebut “ka fe
tien”. Orang-orang Melayu dan Chinese di Semenanjung Malaya lantas
menyebutnya sebagai “kopitiam”. Oey adalah plesetan dari nama yang punya
kedai kopi ini yaitu bapak Bondan Winarno. Seolah-olah “wi” di depan Winarno
adalah dari nama marga Oey, Oey-narno.
Outlet pusat Kopitiam Oey berada di jalan H. Agus Salim, no. 16a
(Sabang), Kebon Sirih, Jakarta Pusat, 10340. Sejauh ini, Kopitiam Oey sudah
memiliki 24 outlet yang tersebar di seluruh Indonesia. 16 outlet di daerah
Jabodetabek, 1 outlet di Palembang, 1 outlet di Manado, 1 outlet di Bandung, 1
outlet di Surabaya, 1 outlet di Solo, 1 outlet di Jogjakarta, 1 outlet di Makassar, 1
outlet di Pekanbaru. Namun dalam penelitian ini, diambil pada salah satu outlet
Kopitiam Oey di Surabaya yang terletak di jalan Embong Malang, Surabaya.
Jualan utama pada Kopitiam Oey ini sebenarnya adalah kopi, sedikit kudapan dan
keakraban. Itulah salah satu sebab mengapa sebuah kedai kopi tidak memiliki area
yang cukup luas.
Kopitiam Oey mengusung tagline “koffie mantep harganja djoedjoer”.
Jika dilihat dari kualitas kopi yang dijual, harga yang dipatok di kopitiam ini
tidaklah mahal. Selain menjual beraneka minuman kopi, kedai ini juga menjual
berbagai minuman lain seperti aneka minuman tradisional, jus buah, milo serta
berbagai jenis teh. Mulai dari teh biasa, teh herbal, teh tarik, teh lemon, chai, dll.
Namun dari semua minuman yang dijual, minuman yang paling populer dan patut
dicoba adalah minuman “Kopi Indotjina”. Campuran tetesan kopi pekat dan susu
kental manisnya sangat menggoda. Sebagai teman minum, Kopitiam Oey juga
menjual beraneka jenis makanan. Menu makanan yang dijual disini dikategorikan
menjadi 3 bagian yaitu ada menu sarapan, menu makan siang dan menu makan
malam. Untuk menu sarapan atau pagi hari disediakan bubur ayam, bubur
38
Universitas Kristen Petra
kambing, nasi ireng, nasi tim dan roti bakar dengan aneka topping. Menu makan
siang, Kopitiam Oey ini menyediakan soto tangkar, nasi briyani, mie kepiting,
selat solo, spaghetti,dll. Sedangkan roast beef, nasi goreng kambing dan ayam
merupakan salah satu menu untuk makan malam. Selain itu semua ada beraneka
macam snack yang dijual disini seperti banana flambe, lumpia, kroket,dll
KISAH LOGO KOPITIAM OEY
Gambar 4.1 Logo Kopitiam Oey
Logo Kopitiam Oey ini di desain oleh (Alm.) Heri Mulyadi. Pada saat
pertama kali menerima brief dari Pak Bondan untuk membuat logo Kopitiam Oey,
beliau langsung bersemangat. Ada 2 hal yang akan menarik perhatian dalam
proses pembuatannya di sini, yaitu :
1. Di zaman industri kuliner yang berlomba-lomba untuk menampilkan gaya
moderen, sederhana, serba cepat. Kopitiam Oey berani untuk mengabaikan
hal tersebut, dan tetap di jalan menampilkan kesan klasik kembali menjadi
trend.
2. Di samping itu, Pak Bondan sendiri memberikan kebebasan penuh dalam
berkreasi. Meskipun tetap sebagai klien, pak Bondan juga memiliki
batasan-batasan yang tegas dan spesifik mengenai apa yang
diinginkannya.
Berdasarkan brief yang diterima. Unsur yang menonjol dari Kopitiam Oey
ini adalah unsur Cina Peranakan, yang menurut (Alm.) Heri Mulyadi menjadi ciri
tersendiri yang menarik untuk digali bersama citra yang telah dimiliki Pak
Bondan. Beliau memulai dengan alternatif logo yang mengambil bentuk dasar
patkwa. Ditujukan sebagai penggambaran „menjaga‟, „limpahan rejeki‟, dan „arah
mata angin‟. Menjaga dari segala ancaman luar dengan patkwa dan menjaga
39
Universitas Kristen Petra
kualitas produk secara internal. Hal ini digambarkan juga dengan atribut bunga
kopi yang digunakan. Untuk mengingatkan bahwa kopi adalah produk utama yang
ditawarkan Kopitiam Oey ini. Mendapatkan rejeki yang berlimpah dari segala
penjuru, terutama dengan pemikiran jenis usaha yang dipilih adalah waralaba.
Diharapkan Kopitiam Oey dapat berkembang dan menyebar usaha waralabanya
ke segala penjuru.
Setelah melalui diskusi, berbagai pertimbangan dan penyesuaian, pilihan
Pak Bondan Winarno jatuh pada alternatif ini. Dengan harapan Kopitiam Oey
dapat merealisasikan seluruh objektifitas dari logo tersebut.
Kopitiam Oey juga menyediakan layanan jejaring sosial untuk
memudahkan berkomunikasi dengan para pelanggannya. Jejaring sosial Kopitiam
Oey bisa diakses di :
1. facebook : http://www.facebook.com/kopitiamoey
2. twitter : http://www.twitter.com/kopitiamoey
3. website : http://www.kopitiamoey.com
4.2. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
Untuk mengungkapkan aspek yang akan diteliti maka diperlukan alat ukur
yang reliabel dan valid, sehingga kesimpulan dari hasil penelitian tidak
menyimpang dan tidak memberikan gambaran yang jauh berbeda dari keadaan
yang sebenarnya. Apabila variabel yang dimaksudkan dalam penelitian diungkap
lewat alat ukur dimana reliabilitas dan validitasnya belum teruji, maka kesimpulan
penelitian tidak sepenuhnya dapat dipercaya.
Suatu instrumen penelitian dikatakan valid, bila instrumen tersebut dapat
mengukur dan mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tetap.
Sementara hasil penelitian yang valid, bila terdapat kesamaan antara data
terkumpul dengan data sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Suatu
instrumen dikatakan valid, jika koefisien korelasi antara skor item dengan skor
totalnya lebih besar dr r tabel sedangkan jika korelasi antara skor item dengan
skor total kurang dari r tabel, maka item dalam instrumen tersebut dinyatakan
tidak valid. Dalam penelitian ini, dengan N = 30 responden didapat r tabelnya
0,361.
40
Universitas Kristen Petra
Sedangkan uji reliabilitas yang digunakan adalah dengan cronbach’s
alpha, dimana suatu instrumen dinyatakan reliabel atau andal apabila memiliki
koefisien kehandalan atau reliabilitas sebesar 0,6 atau lebih (Ari Kunto, 1998).
Hasil pengolahan uji validitas terhadap butir-butir pertanyaan yang telah
diajukan kepada responden akan dipaparkan pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.1 Uji Validitas
Variabel Korelasi Pearson r tabel
Produk (X1)
X1.1 0.637 0.361
X1.2 0.771 0.361
X1.3 0.726 0.361
X1.4 0.651 0.361
Harga (X2)
X2.1 0.853 0.361
X2.2 0.819 0.361
X2.3 0.870 0.361
Lokasi (X3)
X3.1 0.808 0.361
X3.2 0.902 0.361
X3.3 0.865 0.361
Kualitas Layanan (X4)
X4.1 0.797 0.361
X4.2 0.775 0.361
X4.3 0.890 0.361
X4.4 0.835 0.361
X4.5 0.895 0.361
Keputusan Pembelian (Y)
Y1.1 0.918 0.361
Y1.2 0.890 0.361
Sumber : Olahan Peneliti
41
Universitas Kristen Petra
Berdasarkan tabel 4.1 di atas, maka dapat dilihat bahwa semua item
pertanyaan pada variabel produk, harga, lokasi, kualitas layanan, dan keputusan
pembelian adalah valid. Jadi ke 17 item pertanyaan pada variabel di atas dapat
digunakan untuk analisa variabel produk, harga, lokasi, kualitas layanan, dan
keputusan pembelian lebih lanjut.
Tabel 4.2 Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’s Alpha Ketetapan
Produk 0.644 0.60
Harga 0.800 0.60
Lokasi 0.819 0.60
Kualitas Layanan 0.891 0.60
Keputusan Pembelian 0.773 0.60
Sumber : Olahan Peneliti
Berdasarkan tabel 4.2 hasil tersebut menunjukkan bahwa semua variabel
mempunyai cronbach’s alpha yang cukup besar yaitu di atas 0,60. Sehingga dapat
dikatakan semua konsep pengukur masing-masing variabel dari kuesioner adalah
reliabel sehingga untuk selanjutnya item-item pada masing-masing konsep
variabel tersebut layak digunakan sebagai alat ukur.
4.3. Analisa Deskriptif
Berikut ini adalah hasil penyaringan dari data yang akan dipergunakan
dalam penelitian:
Tabel 4.3 Hasil Screening Model
Screening Kriteria
Frekuensi Persentase
(%) Screening
I
Apakah Anda penah mengunjungi
Kopitiam Oey sebelumnya?
Pernah 120 100
Belum Pernah 0 0
Sumber: Olahan Peneliti
42
Universitas Kristen Petra
Berdasarkan tabel 4.3, maka dapat diketahui bahwa dari 120 responden
keseluruhannya telah memenuhi kriteria yang ditetapkan untuk menjadi sampel
penelitian, yaitu pernah mengunjungi Kopitiam Oey sebelumnya.
4.3.1. Profil Responden
Berikut ini adalah uraian mengenai gambaran umum subjek penelitian
berdasarkan jenis kelamin, usia, pekerjaan, frekuensi kunjungan dalam satu bulan
terakhir, rata-rata pengeluaran setiap kali kunjungan, dan dengan siapa kunjungan
dilakukan.
Tabel 4.4 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)
Pria 52 43.3
Wanita 68 56.7
Total 120 100
Sumber: Olahan Peneliti
Berdasarkan hasil distribusi jenis kelamin pada Tabel 4.4, dapat diketahui
bahwa sebagian besar pengunjung Kopitiam Oey adalah wanita sebanyak 68
orang (56.7%), sedangkan pengunjung pria sebanyak 52 orang (43.3%).
Tabel 4.5 Profil Responden Berdasarkan Usia
Usia Frekuensi Persentase (%)
17 – 25 tahun 45 37.5
26 – 35 tahun 39 32.5
36 – 45 tahun 24 20.0
46 – 55 tahun 11 9.2
> 55 tahun 1 0.8
Total 120 100
Sumber: Olahan Peneliti
43
Universitas Kristen Petra
Berdasarkan hasil distribusi usia pada tabel 4.5, dapat diketahui bahwa
sebagian besar pengunjung Kopitiam Oey adalah orang yang berumur antara 17 –
25 tahun sebanyak 45 orang (37.5%). Sementara pengunjung lainnya adalah yang
berumur 26 – 35 tahun sebanyak 39 orang (32.5%), yang berumur 36 – 45 tahun
sebanyak 24 orang (20%), yang berumur 46 – 55 tahun sebanyak 11 orang (9.2%),
dan hanya 1 orang (0.8%) yang berumur di atas 55 tahun.
Tabel 4.6 Profil Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan
Jenis Pekerjaan Frekuensi Persentase (%)
Pelajar/Mahasiswa 41 34.2
Pegawai Negeri Sipil 6 5.0
Pegawai Swasta 41 34.2
Wiraswasta 27 22.5
Profesional 3 2.5
Lainnya 2 1.7
Total 120 100
Sumber: Olahan Peneliti
Berdasarkan hasil distribusi pada Tabel 4.6, maka dapat diketahui bahwa
sebagian besar pengunjung Kopitiam Oey didominasi oleh pelajar/mahasiswa dan
pegawai swasta sebanyak masing-masing 41 orang (34.2%). Sedangkan
pengunjung lainnya bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 27 orang (22.5%),
pegawai negeri sipil sebanyak 6 orang (5.0%), bekerja sebagai professional
sebanyak 3 orang (2.5%), dan jenis pekerjaan lainnya sebanyak 2 orang (1.7%).
44
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.7 Profil Responden Berdasarkan Kunjungan dalam Satu Bulan Terakhir
Jumlah Kunjungan
Satu Bulan Terakhir
Frekuensi Persentase (%)
1 kali 52 43.3
2 kali 52 43.3
3 kali 15 12.5
Lebih dari 3 kali 1 0.8
Total 120 100
Sumber: Olahan Peneliti
Berdasarkan hasil distribusi pada Tabel 4.7 diketahui bahwa sebagian
besar pengunjung Kopitiam Oey setidaknya mengunjungi tempat ini dalam satu
bulan terakhir sebanyak 1 kali dan 2 kali, masing-masing 52 orang (43.3%).
Sementara pengunjung yang melakukan kunjungan 3 kali dalam satu bulan
terakhir sebanyak 15 orang (12.5%), serta yang berkunjung lebih dari 3 kali dalam
satu bulan terakhir hanya sebanyak 1 orang (0.8%).
Tabel 4.8 Profil Responden Berdasarkan Rata-rata Pengeluaran Tiap Kunjungan
Rata-rata Pengeluaran
Tiap Kunjungan
Frekuensi Persentase (%)
< Rp 50.000 11 9.2
Rp 50.001 – Rp 100.000 59 49.2
Rp 100.001 – Rp 150.000 40 33.3
Rp 150.001 – Rp 200.000 9 7.5
> Rp 200.000 1 0.8
Total 120 100
Sumber: Olahan Peneliti
Berdasarkan hasil distribusi pada Tabel 4.8 diketahui bahwa sebagian
besar pengunjung Kopitiam Oey setidaknya mengeluarkan Rp 50.001 – Rp
100.000 tiap kali kunjungan sebanyak 59 orang (49.2%). Sedangkan yang
memiliki rata-rata pengeluaran Rp 100.001 – Rp 150.000 sebanyak 40 orang
45
Universitas Kristen Petra
(33.3%), rata-rata pengeluaran < Rp 50.000 sebanyak 11 orang (9.2%), sebanyak
Rp 150.001 – Rp 200.000 sebanyak 9 orang (7.5%). Dan hanya sebanyak 1 orang
(0.8%) yang memiliki rata-rata pengeluaran > Rp 200.000 dalam setiap
kunjungannya ke Kopitiam Oey.
Tabel 4.9 Profil Responden Berdasarkan Dengan Siapa Melakukan Kunjungan
Kunjungan Bersama Frekuensi Persentase (%)
Sendiri 16 13.3
Keluarga 34 28.3
Teman 70 58.3
Total 120 100
Sumber: Olahan Peneliti
Berdasarkan hasil distribusi pada Tabel 4.9 diketahui bahwa sebagian
besar pengunjung Kopitiam Oey melakukan kunjungan bersama teman sebanyak
70 orang (58.3%). Sedangkan responden lain melakukan kunjungan dengan
keluarga sebanyak 34 orang (28.3%) dan melakukan kunjungan sendiri sebanyak
16 orang (13.3%).
4.3.2. Analisis Deskriptif Jawaban Responden
Berikut ini adalah deskripsi tanggapan responden terhadap variabel
produk, harga, lokasi, kualitas layanan, dan keputusan pembelian. Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan batasan nilai untuk setiap kelas maka dihitung
menggunakan rumus Interval Kelas.
Karena dalam penelitian ini menggunakan skala Likert 1 sampai dengan 5,
maka didapat hasil hitung sebagai berikut:
8.05
15
Dalam penelitian ini terdapat lima kelas, yaitu : sangat rendah, rendah,
sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Maka batasan nilai untuk setiap kelas adalah 0.8
sehingga pembagian nilai untuk setiap kelas adalah sebagai berikut:
46
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.10
Analisis Deskriptif Mean
Kategori Batasan
Sangat Rendah 1<X 1.8
Rendah 1.8<X 2.6
Sedang 2.6<X 3.4
Tinggi 3.4<X 4.2
Sangat Tinggi 4.2<X 5.0
Sumber: Olahan Peneliti
Berikut ini adalah deskripsi tanggapan responden terhadap variabel
produk, harga, lokasi, kualitas layanan, dan keputusan pembelian.
4.3.2.1.Produk
Berikut ini adalah deskripsi tanggapan responden terhadap indikator
variabel produk pada Kopitiam Oey:
Tabel 4.11 Distribusi Tanggapan, Mean, dan Standar Deviasi Variabel Produk
Dimensi Skor Jawaban
Mean Standar
Deviasi STS TS N S SS
Makanan yang disajikan
memiliki rasa yang enak
(X1.1)
1 16 47 49 7 3.38 0.821
Penampilan dari makanan
yang disajikan menarik (X1.2) 0 4 43 64 9 3.65 0.669
Makanan yang disajikan
menggugah selera (X1.3) 0 2 50 55 13 3.66 0.692
Tekstur dari makanan yang
disajikan sesuai (X1.4) 0 12 42 58 8 3.52 0.767
Rata-rata Produk (X1) 3.55 0.589
Sumber: Olahan Peneliti
47
Universitas Kristen Petra
Dari hasil distribusi skor jawaban responden diketahui bahwa untuk
variabel produk yaitu indikator X1.1 sampai dengan indikator X1.4 sebagian besar
responden memilih pada skor 3 dengan nilai rata-rata terkecil 3.38 dan yang
terbesar 3.66 serta rata-rata skor keseluruhan untuk variabel adalah sebesar 3.55.
Dari hasil distribusi, mean, dan standar deviasi dapat disimpulkan bahwa menurut
responden rasa, penampilan, dan tekstur makanan yang disajikan Kopitiam Oey
sudah baik.
4.3.2.2.Harga
Berikut ini adalah deskripsi tanggapan responden terhadap indikator
variabel harga pada Kopitiam Oey:
Tabel 4.12 Distribusi Tanggapan, Mean, dan Standar Deviasi Variabel Harga
Dimensi Skor Jawaban
Mean Standar
Deviasi STS TS N S SS
Harga makanan dan
minuman sesuai dengan yang
didapatkan (X2.1)
0 7 46 55 12 3.60 0.749
Harga makanan dan
minuman sesuai porsi yang
diberikan (X2.2)
0 3 48 57 12 3.65 0.694
Pelayaanan yang didapatkan
sesuai dengan yang
dibayarkan (X2.3)
0 4 45 56 15 3.68 0.733
Rata-rata Harga (X2) 3.64 0.603
Sumber: Olahan Peneliti
Dari hasil distribusi skor jawaban responden diketahui bahwa untuk
variabel harga yaitu indikator X2.1 sampai dengan indikator X2.3 sebagian besar
responden memilih pada skor 4 dengan nilai rata-rata terkecil 3.60 dan yang
terbesar 3.68 serta rata-rata skor keseluruhan untuk variabel adalah sebesar 3.64.
Dari hasil distribusi, mean, dan standar deviasi dapat disimpulkan bahwa menurut
48
Universitas Kristen Petra
responden harga produk, kesesuain porsi, serta pelayanan yang diberikan
Kopitiam Oey sudah sesuai dengan apa yang dibayarkan.
4.3.2.3.Lokasi
Berikut ini adalah deskripsi tanggapan responden terhadap indikator
variabel lokasi pada Kopitiam Oey:
Tabel 4.13 Distribusi Tanggapan, Mean, dan Standar Deviasi Variabel Lokasi
Dimensi Skor Jawaban
Mean Standar
Deviasi STS TS N S SS
Kopitiam Oey terletak di
temoat yang strategis /
mudah dijangkau (X3.1)
0 8 40 66 6 3.58 0.693
Lokasi Kopitiam Oey mudah
ditemukan (X3.2) 3 10 30 60 17 3.65 0.913
Area parkir Kopitiam Oey
luas dan aman (X3.3) 10 23 33 46 8 3.16 1.077
Rata-rata Lokasi (X3) 3.46 0.723
Sumber: Olahan Peneliti
Dari hasil distribusi skor jawaban responden diketahui bahwa untuk
variabel lokasi yaitu indikator X3.1 sampai dengan indikator X3.3 sebagian besar
responden memilih pada skor 4 dengan nilai rata-rata terkecil 3.16 dan yang
terbesar 3.65 serta rata-rata skor keseluruhan untuk variabel adalah sebesar 3.46.
Dari hasil distribusi, mean, dan standar deviasi dapat disimpulkan bahwa menurut
responden lokasi strategis, kemudahan menemukan tempat, dan area parkir yang
diberikan Kopitiam Oey sudah baik.
4.3.2.4.Kualitas Layanan
Berikut ini adalah deskripsi tanggapan responden terhadap indikator
variabel kualitas layanan pada Kopitiam Oey:
49
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.14 Distribusi Tanggapan, Mean, dan Standar Deviasi Variabel
Kualitas Layanan
Dimensi Skor Jawaban
Mean Standar
Deviasi STS TS N S SS
Staff berpenampilan rapi dan
menarik (X4.1) 0 6 58 56 0 3.42 0.588
Staff melayani permintaan
konsumen dengan cepat (X4.2) 0 4 46 68 2 3.57 0.590
Staff melayani konsumen
dengan senang hati (X4.3) 0 1 54 56 9 3.61 0.639
Staff bersikap sopan dalam
melayani konsumen (X4.4) 0 3 38 70 9 3.71 0.640
Staff memiliki rasa empati
yang tinggi (X4.5) 0 6 45 61 8 3.59 0.692
Rata-rata Kualitas Layanan (X4) 3.58 0.484
Sumber: Olahan Peneliti
Dari hasil distribusi skor jawaban responden diketahui bahwa untuk
variabel kualitas layanan yaitu indikator X4.1 sampai dengan indikator X4.5
sebagian besar responden memilih pada skor 4 dengan nilai rata-rata terkecil 3.42
dan yang terbesar 3.71 serta rata-rata skor keseluruhan untuk variabel adalah
sebesar 3.58.. Dari hasil distribusi, mean, dan standar deviasi dapat disimpulkan
bahwa menurut responden penampilan staf, kesediaan staf untuk melayani dengan
cepat, sopan, dan senang hati, serta rasa empati yang dimiliki staf Kopitiam Oey
sudah baik.
4.3.2.5.Keputusan Pembelian
Berikut ini adalah deskripsi tanggapan responden terhadap indikator
variabel keputusan pembelian pada Kopitiam Oey:
50
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.15 Distribusi Tanggapan, Mean, dan Standar Deviasi Variabel
Keputusan Pembelian
Dimensi Skor Jawaban
Mean Standar
Deviasi STS TS N S SS
Saya memutuskan untuk
membeli makanan dan
minuman di Kopitiam Oey
daripada di tempat lain (Y1.1)
1 45 45 25 4 2.88 0.862
Saya mempunyai keinginan
untuk melakukan pembelian
ulang di Kopitiam Oey (Y1.2)
0 4 64 45 7 3.46 0.660
Rata-rata Keputusan Pembelian (Y) 3.17 0.684
Sumber: Olahan Peneliti
Dari hasil distribusi skor jawaban responden diketahui bahwa untuk
variabel keputusan pembelian yaitu indikator Y1.1 sampai dengan indikator Y1.2
sebagian besar responden memilih pada skor 3 dengan nilai rata-rata terkecil 3.60
dan yang terbesar 3.68 serta rata-rata skor keseluruhan untuk variabel adalah
sebesar 3.17. Dari hasil distribusi, mean, dan standar deviasi dapat disimpulkan
bahwa sebagian besar responden memutuskan untuk melakukan pembelian dan
akan melakukan pembelian ulang di Kopitiam Oey.
4.4. Uji Validitas dan Reliabilitas
4.4.1. Uji Validitas
Uji validitas kuesioner dilakukan untuk mengetahui ketepatan item
pertanyaan dalam variabel atau dimensi yang akan diukur. Alat yang digunakan
untuk menguji validitas item pertanyaan pada kuesioner adalah korelasi product
moment pearson. Menuru Sugiyono (2009, p.106) bahwa syarat minimum yang
dianggap memenuhi syarat valid adalah r = 0.30. Berikut adalah hasil dari uji
validitas untuk setiap variabel:
51
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.16 Uji Validitas Variabel Produk, Harga, Lokasi, dan Kualitas Layanan
Variabel Korelasi Pearson r tabel
Produk (X1)
X1.1 0.834 0.30
X1.2 0.748 0.30
X1.3 0.800 0.30
X1.4 0.807 0.30
Harga (X2)
X2.1 0.823 0.30
X2.2 0.831 0.30
X2.3 0.839 0.30
Lokasi (X3)
X3.1 0.668 0.30
X3.2 0.867 0.30
X3.3 0.851 0.30
Kualitas Layanan (X4)
X4.1 0.635 0.30
X4.2 0.738 0.30
X4.3 0.826 0.30
X4.4 0.832 0.30
X4.5 0.792 0.30
Sumber: Olahan Peneliti
Hasil uji validitas pada variabel produk, harga, lokasi, dan kualitas layanan
diketahui bahwa nilai korelasi product moment pearson bernilai lebih besar dari r
tabel 0.30, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa item pertanyaan untuk
penyusunan variabel produk, harga, lokasi, dan kualitas layanan telah memiliki
validitas yang baik.
52
Universitas Kristen Petra
Tabel 4.17 Uji Validitas Variabel Keputusan Pembelian
Indikator Korelasi Pearson r tabel
Y1.1 0.345 0.30
Y1.2 0.317 0.30
Sumber : Olahan Peneliti
Hasil uji validitas pada variabel keputusan pembelian menunjukkan bahwa
nilai korelasi product moment person bernilai lebih besar dari r tabel 0.30, dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa item pertanyaan untuk penyusunan variabel
keputusan pembelian telah memiliki validitas yang baik.
4.4.2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas menunjukkan konsistensi dalam pengukuran sebuah
variabel. Konsistensi dalam pengukuran memiliki arti bahwa tanggapan yang
diberikan pada responden satu dengan responden yang lain relatif tidak berbeda.
Pengujian reliabilitas menggunakan nilai cronbach’s alpha, dimana hasil
pengujiannya adalah sebagai berikut:
Tabel 4.18 Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’s Alpha Ketetapan
Produk 0.808 0.60
Harga 0.776 0.60
Lokasi 0.712 0.60
Kualitas Layanan 0.824 0.60
Keputusan Pembelian 0.743 0.60
Sumber : Olahan Peneliti
Hasil uji reliabilitas untuk setiap pengukuran variabel produk, harga,
lokasi, kualitas layanan, dan keputusan pembelian kesemuanya menghasilkan nilai
cronbach’s alpha yang lebih besar dari 0,60. Dengan demikian pengukuran setiap
variabel memiliki ukuran reliabilitas yang baik.
53
Universitas Kristen Petra
4.5. Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi antara variabel produk, harga, lokasi, dan kualitas layanan
terhadap keputusan pembelian konsumen dimaksudkan untuk mengetahui pola
dan mengukur perubahan pengaruh variabel produk, harga, lokasi, dan kualitas
layanan terhadap keputusan pembelian Kopitiam Oey. Berdasarkan pengolahan
data hasil kuesioner dengan menggunakan komputerisasi program SPSS versi
16.0 diperoleh hasil seperti pada tabel 4.19 sebagai berikut:
Tabel 4.19 Analisis Variabel Produk, Harga, Lokasi, dan Kualitas Layanan
Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen
Variabel Koefisien Regresi Sig.
(Constanta) 0.170 0.674
Produk (X1) 0.642 0.000
Harga (X2) 0.042 0.703
Lokasi (X3) 0.110 0.214
Kualitas Layanan (X4) 0.053 0.687
Sumber: Olahan Peneliti
Berdasarkan tabel 4.19 yang diperoleh dari hasil pengolahan data
komputerisasi dengan menggunakan program SPSS versi 16.0, maka diperoleh
persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:
4321 053.0110.0042.0642.0170.0 XXXXY
Persamaan regresi di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
B0 = 0.170 menunjukkan bahwa nilai produk, harga, lokasi, kualitas layanan
mempengaruhi keputusan pembelian sebesar 0.17%.
B1 = 0.642 menunjukkan bahwa jika nilai produk ditingkatkan satu satuan maka
dapat diikuti dengan peningkatan keputusan pembelian Kopitiam Oey sebesar
0.642%.
B2 = 0.042 menunjukkan bahwa jika nilai harga ditingkatkan satu satuan maka
dapat diikuti dengan peningkatan keputusan pembelian Kopitiam Oey sebesar
0.042%.
54
Universitas Kristen Petra
B3 = 0.110 menunjukkan bahwa jika nilai lokasi ditingkatkan satu satuan maka
dapat diikuti dengan peningkatan keputusan pembelian Kopitiam Oey sebesar
0.110%.
B4 = 0.053 menunjukkan bahwa jika nilai kualitas layanan ditingkatkan satu
satuan maka dapat diikuti dengan peningkatan keputusan pembelian Kopitiam
Oey sebesar 0.053%.
4.6. Analisis Koefisien Determinasi (R2)
Analisis koefisien determinasi digunakan untuk mencari keeratan
hubungan antara semua variabel bebas secara serempak terhadap variabel terikat.
Informasi mengenai nilai korelasi dan determinasi simultan ini berdasarkan pada
hasil pengolahan data dengan menggunakan SPPS versi 16.0, maka diperoleh
hasil sebagai berikut:
Tabel 4.20 Analisis Koefisien Determinasi
R R square Adjusted R Square
0.639 0.409 0.388
Predictors : (Constant), X1, X2, X3, X4
b. Dependent variabel Y
Sumber: Olahan Peneliti
Dari hasil analisis pengolahan data antara faktor-faktor (produk, harga,
lokasi, kualitas layanan) terhadap keputusan konsumen dalam melakukan
pembelian di Kopitiam Oey menunjukkan bahwa besarnya nilai R= 0.639.
Artinya, korelasi faktor-faktor tersebut di atas) terhadap keputusan pembelian di
Kopitiam Oey mempunyai hubungan yangsangat erat dan positif sebab nilai
koefisien korelasi mendekati +1.
Tetapi, pengaruh yang diberikan variabel independen (X) terhadap
variabel dependen (Y) yang ditunjukkan oleh R square (R2) pada tabel 4.20 hanya
sebesar 0.409. Artinya 40.9% keputusan responden untuk memilih Kopitiam Oey
dipengaruhi keempat faktor (produk, harga, lokasi, kualitas layanan), sedangkan
sisanya sebesar 59.1% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti
55
Universitas Kristen Petra
4.7. Analisis Uji Hipotesis
4.7.1. Uji F
Pada penelitian ini, uji F digunakan untuk mengetahui signifikansi
pengaruh nilai produk, harga, lokasi, dan kualitas layanan terhadap keputusan
pembelian di Kopitiam Oey. Uji F dilakukan dengan membandingkan F hitung
dengan F tabel.
Tabel 4.21 Uji F
Variabel Fhitung Sig. Ftabel
Produk (X1)
Harga (X2)
Lokasi (X3)
Kualitas Layanan (X4)
19.882
0.000
2.450
Berdasarkan hasil regresi dari tabel di atas menunjukkan bahwa F hitung
sebesar 19.882 atau 19.88 (pembulatan 2 angka di belakang koma). Untuk
mengetahui F tabel, terlebih dahulu ditentukan derajat kebebasan (df1 dan df2).
Dengan menggunakan signifikansi a = 5%, df1 (jumlah variabel – 1) = 4, dan df2
(n-k-1) atau 120-4-1 = 115 (dimana n adalah jumlah responden dan k adalah
jumlah variabel independen).
Untuk tabel F, df1 disebut sebagai df untuk pembilang (N1) dan df2
disebut sebagai df untuk penyebut (N2). Dengan demikian, F tabel yang dicari
terdapat di antara baris N2 = 115 dengan kolom N1 = 4. Sehingga F tabel yang
diperoleh adalah 2.450. Dengan demikian F hitung > F tabel (19.88 > 2.450),
maka penulis menyimpulkan hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh
positif dari faktor-faktor (produk, harga, lokasi, dan kualitas layanan) terhadap
keputusan konsumen dalam melakukan pembelian di Kopitiam Oey terbukti
kebenarannya.
4.7.2. Uji T
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel X berpengaruh
positif secara parsial terhadap variabel Y berdasarkan hasil regresi yang ada. Uji T
56
Universitas Kristen Petra
dilakukan dengan membandingkan nilai t hitung dan t tabel. Dari perbandingan t
hitung dan t tabel, disimpulkan apabila t hitung > t tabel maka H0 ditolak
sedangkan H1 diterima, dimana variabel X yang dimaksud mempunyai pengaruh
signifikan terhadap variabel Y. Sebaliknya apabila t hitung < t tabel maka
disimpulkan bahwa H0 diterima sedangkan H1 ditolak, dimana berarti variabel X
yang dimaksud tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y.
Tabel 4.22 Uji T
Variabel thitung Sig. Ttabel
Produk (X1)
Harga (X2)
Lokasi (X3)
Kualitas Layanan (X4)
6.297
0.383
1.250
0.403
0.000
0.703
0.214
0.687
1,658
Sesuai tabel 4.22 dapat dijelaskan pengujian secara statistik dengan uji
parsial (uji T) dari masing-masing variabel, yaitu:
1. Pengujian Koefisien Regresi Variabel Produk (X1)
Hasil t hitung untuk variabel ini sebesar 6.297. Sementara itu, nilai pada
tabel distribusi 5% sebesar 1.985, maka t hitung (6.297) > t tabel (1.658).
Artinya, ada pengaruh yang signifikan antara produk terhadap keputusan
pembelian pada Kopitiam Oey.
2. Pengujian Koefisien Regresi Variabel Harga (X2)
Hasil t hitung untuk variabel ini sebesar 0.383. Sementara itu, nilai pada
tabel distribusi 5% sebesar 1.985, maka t hitung (0.383) < t tabel (1.658).
Artinya, ada pengaruh antara harga terhadap keputusan pembelian pada
Kopitiam Oey, namun pengaruh dari variabel ini tidak signifikan atau kecil
pengaruhnya.
3. Pengujian Koefisien Regresi Variabel Lokasi (X3)
Hasil t hitung untuk variabel ini sebesar 1.250. Sementara itu, nilai pada
tabel distribusi 5% sebesar 1.985, maka t hitung (1.250) < t tabel (1.658).
Artinya, ada pengaruh antara lokasi terhadap keputusan pembelian pada
57
Universitas Kristen Petra
Kopitiam Oey, namun pengaruh dari variabel ini tidak signifikan atau kecil
pengaruhnya.
4. Pengujian Koefisien Regresi Variabel Kualitas Layanan (X4)
Hasil t hitung untuk variabel ini sebesar 0.403. Sementara itu, nilai pada
tabel distribusi 5% sebesar 1.985, maka t hitung (0.403) < t tabel (1.658).
Artinya, ada pengaruh antara kualitas layanan terhadap keputusan pembelian
pada Kopitiam Oey, namun pengaruh dari variabel ini tidak signifikan atau
kecil pengaruhnya.
4.8. Analisis Uji Asumsi Klasik
4.8.1. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas diperlukan untuk mengetahui ada tidaknya variabel
independen yang memiliki kemiripan dengan variabel independen lain dalam satu
model. Kemiripan antar variabel independen dalam suatu model akan
menyebabkan terjadinya korelasi yang sangat kuat antara suatu variabel
independen dengan variabel independen yang lain. Deteksi multikolinearitas pada
suatu model dapat dilihat dari beberapa hal, yaitu jika Variance InflationFactor
(VIF) tidak lebih dari 10 dan jika Tolerance tidak kurang dari 0.1, maka model
dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas.
Dalam penelitian ini diperoleh nilai VIF seperti tabel di bawah ini:
Tabel 4.23 Uji Multikolinearitas
Model Collinearity Statistiks
Tolerance VIF
Constant
Produk (X1)
Harga (X2)
Lokasi (X3)
Kualitas Layanan (X4)
0.667
0.553
0.597
0.600
1.499
1.810
1.675
1.666
58
Universitas Kristen Petra
Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel jumlah produk,
harga, lokasi, dan kualitas layanan terhadap keputusan pembelian pada Kopitiam
Oey tidak terjadi multikolinearitas.
4.8.2. Uji Normalitas
Pengujian normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data.
Untuk mengetahui bentuk kenormalan distribusi data salah satu cara yang dapat
kita gunakan yaitu grafik dengan ketentuan, data terdistribusi secara normal akan
mengikuti pola distribusi normal dimana bentuk grafiknya mengikuti bentuk
lonceng. Hasil pengujian untuk membuktikan distribusi normal pada seluruh
variabel dapat dicermati pada tabel berikut:
Tabel 4.24 Uji Normalitas Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
Kolmogorov-Smirnov
Z
0.465
Asymp. Sig (2-tailed) 0.982
a. Test distribution is normal
Dari tabel terlihat bahwa hasil pengujian di atas, diperoleh nilai signifikan
sebesar 0.982 > 0.50 maka asumsi normalitas terpenuhi. Sehingga bisa dilakukan
regresi dengan model linear berganda.
4.8.3. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas menguji terjadinya perbedaan variance residual suatu
periode pengamatan ke periode pengamatan yang lain. Model regresi yang baik
adalah model regresi yang memiliki persamaan variance residual suatu periode
pengamatan dengan periode pengamatan yang lain sehingga dapat dikatakan
model tersebut homokesdatisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola gambar
Scatterplot model tersebut, analisisnya dapat dilihat jika:
59
Universitas Kristen Petra
a. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0.
b. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja.
c. Penyebaran titik-titik data tidak bole membentuk pola bergelombang melebar
kemudian menyempit dan melebar kembali.
d. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.
Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.25 Uji Heterokedastisitas
Spearman Rho
Variabel Unstandardized Residual
N Sig. (2-tailed)
Produk (X1)
120
1.000
Harga (X2) 0.532
Lokasi (X3) 0.831
Kualitas Layanan (X4) 0.920
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed)
Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa korelasi produk, harga, lokasi, dan
kualitas layananan dengan unstandardized residual nilai signifikasi sebesar
1.000, 0.532, 0.831, dan 0.920. Karena signifikansi lebih dari 0.05 maka dapat
disimpulkan pada model regresi tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. Artinya,
tidak ada korelasi antara besarnya data dengan residual sehingga bila data
diperbesar tidak menyebabkan residual (kesalahan) semakin besar pula.
4.9. Pembahasan
Dapat diketahui bahwa masing-masing variabel bebas yaitu produk, harga,
lokasi, dan kualitas layanan bernilai positif. Hal ini dapat diartikan bahwa
semakin berkualitas produk yang ditawarkan kepada konsumen, maka keputusan
pembelian konsumen di Kopitiam Oey juga semakin meningkat. Sesuai dengan
teori yang diungkapkan oleh Kotler dan Amstrong bahwa faktor utama yang
mempengaruhi konsumen dalam pengambilan suatu keputusan pembelian adalah
produk (2000).
60
Universitas Kristen Petra
Menurut Kotler dan Amstrong (2006) harga merupakan sejumlah uang
yang dibebankan atas suatu produk atau jasa atau jumlah dari nilai yang ditukar
konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau
jasa tersebut. Sehingga dapat disimpulkan, semakin menarik harga dari produk-
produk yang ditawarkan maka akan semakin meningkatkan keputusan pembelian
konsumen.
Lokasi memegang peranan penting dalam melakukan usaha. Karena
berkaitan dengan dekatnya lokasi usaha dengan pusat keramaian, mudah
dijangkau, aman, dan tersedianya tempat parkir yang luas, pada umumnya lebih
disukai konsumen. Lokasi yang strategis membuat konsumen lebih mudah dalam
menjangkau dan juga keamanan yang terjamin. Sehingga dengan demikian, ada
hubungan antara lokasi yang strategis dengan daya tarik konsumen untuk
melakukan pembelian suatu produk (Akhmad, 1996).
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keputusan pembelian salah
satunya adalah kualitas pelayanan yang diberikan (Kotler, 2001: p.206). Menurut
Kotler (2002) definisi pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat
ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak
berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Pelayanan merupakan
perilaku produsen dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen
demi tercapainya kepuasan pada konsumen itu sendiri. Kotler juga mengatakan
bahwa perilaku tersebut dapat terjadi pada saat, sebelum dan sesudah terjadinya
transaksi. Pada umumnya pelayanan yang bertaraf tinggi akan menghasilkan
kepuasan yang tinggi serta pembelian ulang yang lebih sering.
Antara produk, harga, lokasi, dan kualitas layanan saling memiliki
korelasi. Untuk variabel produk, makanan atau produk yang mengguah selera
memberikan kontribusi yang paling besar dibanding dengan item pertanyaan
variabel produk yang lain. Untuk variabel harga, indikator yang memberikan
kontribusi paling besar yaitu kesesuaian pelayanan yang didapat dengan apa yang
dibayarkan. Sedangkan untuk variabel lokasi, lokasi Kopitiam Oey yang mudah
ditemukan memberikan kontribusi lebih besar daripada item pertanyaan yang lain.
Untuk variabel kualitas layanan, kesopanan staf dalam melayani konsumen
61
Universitas Kristen Petra
memberikan kontribusi paling besar dibanding item pertanyaan variabel kualitas
layanan yang lain.
Sedangkan untuk keputusan pembelian, dapat dilihat bahwa sebagian
besar konsumen mayoritas memilih jawaban ingin melakukan pembelian ulang di
Kopitiam Oey. Menurut Kotler dan Armstrong (2004, p.224) proses pengambilan
keputusan pembelian terdiri dari lima tahap: pengenalan kebutuhan, pencarian
informasi, pengevaluasian alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku setelah
pembelian. Perilaku setelah pembelian merupakan tahap proses keputusan
pembeli konsumen melakukan tindakan lebih lanjut setelah pembelian
berdasarkan pada kepuasan atau ketidak puasan mereka. Jika konsumen puas
maka mereka akan melakukan pembelian selanjutnya (loyal) dan mengkonsumsi
produk untuk jangka panjang.
Dalam penelitian ini terbukti bahwa produk memiliki pengaruh yang
paling signifikan terhadap keputusan pembelian. Hal ini sesuai dengan teori
Kotler dan Amstrong (2008) atribut merupakan pengembangan dari produk
barang atau jasa yang akan berimplikasi pada manfaat yang akan didapat
konsumen. Keputusan mengenai atribut produk sangat mempengaruhi reaksi
konsumen terhadap produk. Atribut produk adalah unsur-unsur produk yang
dipersepsikan sangat penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan
keputusan pembelian (Tjiptjono, 2008, p.96).