Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
26
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Perusahaan
4.1.1 Sejarah dan Profil Perusahaan
Sejarah PT Perkebunan Ngobo dimulai ketika tahun 1957 yang saat itu
merupakan kebun milik swasta Belanda yang semula dari nama Firma
MC.TH.Crone, dan berkantor di Semarang kemudian dinasionalisasi pada
tanggal 10 Desember 1957 oleh Pemerintah Republik Indonesia (RI) dengan
nama PPN (Perusahaan Perkebunan Negara). Pada tahun 1973 diadakan
reorganisasi menjadi PT. Perkebunan XVIII (Persero) tepatnya tanggal 1 Agustus
1973. Kemudian tahun 1980 Kebun Ngobo digabung dengan kebun Jatirunggo -
Gebugan menjadi nama baru kebun Ngobo / Jatirunggo /Gebugan, dengan Dasar
Surat No : XVIII / KPTS / 135 / 1980 tanggal 23 April 1980. Tahun 1994
Manajemen PT. Perkebunan XVIII (Persero) ditangani Direksi PT. Perkebunan
XXI - XXII. Tahun 1996 PT. Perkebunan XVIII di Merger dengan PT.
Perkebunan XV - XVI, dengan nama PTP. Nusantara IX ( Persero ), berdasarkan
PP.No.14 Tahun 1996.
PTPN IX-Kebun Ngobo/Jatirunggo merupakan salah satu unit kerja dari
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dibidang perkebunan yaitu
PTPN-IX Jawa Tengah.PTPN IX-Kebun Ngobo/Jatirunggo berlokasi di Desa
Wringinputih, Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang dan areal kerjanya berada
di Kabupaten Semarang Jawa Tengah.PTPN IX-Kebun Ngobo/Jatirunggo
memproduksi karet dengan mutu RSS (Ribbed Smoked Sheet) dan cutting
(potongan-potongan karet dari proses sortasi). Berikut akan dijelaskan mengenai
komoditas unggulan PTPN IX Jawa Tengah:
Tabel 4.1 Komoditas unggulan PTPN IX Jawa Tengah
Komuditas Luasan (%) Kontribusi Terhadap Perusahaan (%)
Karet 60 45
Kopi Robusta 20 25
Teh 10 20
Kakao 10 10
Sumber: Data sekunder (perusahaan)
27
PTPN IX Jawa Tengah memiliki wilayah kerja yang tersebar di seluruh
lokasi Jawa Tengah, lingkup kerja kebun tersebut yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.2 Wilayah kerja kebun PTPN IX Jawa Tengah
No. Nama Kebun Lokasi Komoditi
1. Getas Pabelan-Kab. Semarang Karet, kopi
2. Ngobo Bergas-Kab. Semarang Karet, kopi
3. Batujamus Kerjo-Kab. Karanganyar Karet, kopi
4. Balong Keling-Kab. Jepara Karet, kakao
5. Merbung Boja-Kab. Kendal Karet
6. Sukamangli Sukorejo-Kab.Kendal Karet, kopi
7. Siluwok Gringsing-Kab. Batang Karet
8. Blimbing Karanganyar-Kab. Pekalongan Karet
9. Jolotigo Talun-Kab. Pekalongan Karet, teh, kopi
10. Krumput Banyumas-Kab. Banyumas Karet
11. Kawung Cimanggu-Kab. Cilacap Karet
12. Warnasari Dayeluhluhur-Kab. Cilacap Karet
Sumber: Data sekunder (perusahaan)
4.1.2 Budaya Organisasi Di PTPN-IX Kebun Ngobo
Budaya organisasi wajib diciptakan dan diterapkan oleh semua perusahaan,
karena pentingnya hal tersebut maka PTPN-IX Kebun Ngobo juga menerapkan
budaya organisasi, dimana budaya organisasi secara menyeluruh mengadopsi dari
nilai-nilai budaya perusahaan. Berikut akan dijelaskan mengenai nilai budaya
organisasi secara umum yang tertuang dalam visi dan misi perusahaan PTPN-IX
Kebun Ngobo yaitu:
Visi:Menjadi Perusahaan Agrobisnis yang berdaya saing tinggi dan tumbuh
berkembang bersama mitra, dengan tata nilai luhur perusahaan berupa Integritas
(Integrity), Antusias (Enthuiasm), Kerja Tim (Teamwork), Peduli (Care), serta
Inovasi (Innovation).
Misi:
1. Memproduksi dan memasarkan produk karet, teh, kopi, kakao, gula dan tetes
ke pasar domestik dan internasional secara profesional untuk menghasilkan
pertumbuhan laba (profit growth) dan mendukung kelestarian lingkungan.
2. Mengembangkan cakupan bisnis melalui diversifikasi usaha, yaitu produk
hilir, wisata agro, dan usaha lainnya, untuk mendukung kinerja perusahaan.
28
3. Mengembangkan sinergi dengan mitra usaha strategis dan masyarakat
lingkungan usaha untuk mewujudkan kesejahteraan bersama
Sedangkan dalam lingkup kebun atau penyadapan, budaya organisasi yang
sudah ada sebagian besar tidak tertuang dalam tulisan perusahaan.Nilai-nilai
tersebut bisa dibilang sebagai norma-norma yang sudah diterpakan oleh karyawan
dan berlaku sejak lama. Berikut beberapa contoh budaya perusahaan yang menjadi
nilai bagi karyawan di bagian sadap:
a. Nilai kejujuran adalah nilai yang sangat penting dan berlaku bagi semua
karyawan dibagian sadap
b. Sikap tegur-sapa ketika bertemu dengan siapa saja dibagian sadap
c. Disiplin waktu ketika pengumpulan latek mengingat latek yang terlalu lama
dan tidak segera diangkut kepabrik akan menyebabkan kerusakan pada
kualitasnya.
d. Sikap saling hormat antar sesama karyawan dibagian sadap
Sebagai pelengkap nilai kejujuran ada juga nilai sanksi yang diterapkan oleh
perusahaan yaitu ketika karyawan sadap melakukan kecurangan dengan berbagai
tindakan semisal mencampur latek dengan air agar terlihat banyak namun latek
terkesan encer dan mengambil areal pohon para penyadap lain/mencuri hasil latek
sadapan karyawan lain, maka karyawan tersebut akan dikenakan sanksi berupa
skorsing selama beberapa hari tergantung berat jenis pelanggaran yang dibuat.
Namun pada intinya penerapan nilai-nilai tersebut juga merupakan adopsi dari
visi-misi dan aturan lain yang ada di perusahaan PTPN-IX Kebun Ngobo.
4.1.3 Sistem Kepemimpinan Di PTPN-IX Kebun Ngobo
Pendapat Yusri (2015) dalam penelitian beliau yang dilakukan di Dinas
Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Dharmasraya bahwa kepemimpinan adalah
proses pengarahan atau mempengaruhi orang lain secara kolektif dengan
menggerakkan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien dalam proses
manajemen untuk mencapai tujuan organisasi.
Sistem kepemimpinan di PTPN-IX Kebun Ngobo mengacu pada tugas
perbagian dalam struktur organisasi perusahaan. Untuk itulah berikut akan
diberikan gambaran mengenai struktur organisasi di PTPN-IX Kebun Ngobo
beserta penjelasannya:
29
Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi PTPN IX Kebun Ngobo
Berdasarkan bagan tersebut diketahui bahwa PTPN-IX Kebun Ngobo
dipimpin oleh manajer kebun dan beberapa staff dibawahnya yaitu sinder kepala
didampingi oleh sinder kantor dan koordinator, sedangkan untuk unit kerja bagian
lapangan masing-masing dibagi menjadi dua bagian yaitu unit kerja
teknik/pengolahan dan unit kerja kebun. Khusus unit kerja kebun dibagi lagi
menjadi empat bagian yaitu: Afdeling Setro, Afdeling Jatirunggo, Afdeling Klepu
dan Afdeling Gebugan.
Khusus dibagian keempat kebun tersebut masing-masing dipimpin oleh
seorang sinder yang dibantu oleh mandor besar dibawahnya.Mandor besar inilah
yang menjadi pelaksana kegiatan penyadapan di kebun yang dibantu oleh mandor
dibawanya lagi seperti mandor kebun/sadap, mandor tempat pengumpulan hasil
(TPH) dan mandor perawatan tanaman.
4.1.4 Lingkungan Kerja Di PTPN-IX Kebun Ngobo
Secara garis besar lingkungan kerja perusahaan meliputi uraian jabatan yang
jelas, autoritas yang memadai, target kerja yang menantang, pola komunikasi,
hubungan kerja yang harmonis, iklim kerja yang dinamis, peluang karir, dan fasilitas
kerja yang memadai (Mangkunegara, 2006). Secara umum lingkungan kerja di
perusahaan dibagi menjadi dua jenis yaitu: lingkungan kerja fisik dan lingkungan
kerja non-fisik (Sedarmayanti, 2001).
30
Secara khusus penjelasan mengenai luas areal Kebun Ngobo terdiri dari 4
afdeling yang meliputi:
• Afdeling Setro : 347.10 ha.
• Afdeling Klepu : 702,00 ha.
• Afdeling Jatirunggo : 640,34 ha.
• Afdeling Gebugan : 568,00 ha.
Khusus untuk penelitian ini lingkungan yang dipilih adalah non-fisik.Definisi
mengenai lingkungan kerja non-fisik adalah semua keadaan yang terjadi yang
berkaitan dengan hubungan kerja, baik hubungan dengan atasan maupun
hubungan dengan bawahan sesama rekan kerja, ataupun hubungan dengan
bawahan (Vischer, 2008). Jenis lingkungan non-fisik ini apabila dilihat di Kebun
Ngobo berupa hubungan antara karyawan sadap dengan mandor, hubungan
karyawan dengan karyawan sadap yang lain serta hubungan antara individu
dengan suatu kelompok karyawan.
Jenis lingkungan kerja yang kedua adalah lingkungan kerja fisik lingkungan
kerja secara umum bisa berupa kondisi fisik kantor yang meliputi penerangan,
suhu udara, dll yang mampu meningkatkan suasana kondusif dan semangat kerja
serta berpengaruh terhadap kinerja pegawai (Sedarmayanti, 2001). Jenis
lingkungan kerja jenis ini apabila dilihat di lingkup Kebun Ngobo meliputi:
tempat pengumpulan hasil (TPH) latek, keberadaan truk pengangkut latek, alat
sadapan serta peralatan yang lain.
4.1.5 Program Pelatihan Di PTPN-IX Kebun Ngobo
Secara umum konsep dan definisi pelatihan bagi karyawan adalah sebuah
proses mengajarkan pengetahuan dan keahlian tertentu serta sikap agar karyawan
semakin terampildan mampu melaksanakan tanggung jawabnya dengan semakin
baik, sesuai dengan standar. Selain itu pelatihan juga merupakan proses
mengajarkan pengetahuan dan keahlian tertentu serta sikap agar karyawan
semakin terampil dan mampu melaksanakan tanggung jawabnya dengan semakin
baik, sesuai dengan standar. (Eko Supatmi, dkk.. 2009).
Dalam rangka memberikan pembekalan tentang kedisiplinan dan sportifitas,
maka setiap karyawan baru di PTP Nusantara IX (Persero) diberlakukan pelatihan
kedisiplinan dan Integritas pada saat memulai meniti karier.
Tahun 2013 yang lalu PTPN-IX telah sukses mengadakan pelatihan bagi
31
keryawan baru. Materi pelatihan terdiri dari kelas dan lapangan, untuk materi
kelas diajarkan motivasi & profil kepemimpinan, analisa dan pelaksanaan tugas,
kemampuan memberikan konseling & persepsi tentang konflik, Siklus belajar
efektif & pengendalian percaya diri, kemampuan mengamati & mendiskripsikan,
kemampuan bertanya & mendengarkan. Untuk materi lapangan dititikberatkan
bidang keterampilan meliputi : papan drum & jarring laba-laba, PBB,PPM, Panjat
tebing, lintas alam, beladiri, test kesamaptaan jasmani, relaksasi & olahraga pagi.
Sedangkan kegiatan malam hari diisi dengan melatih keberanian dan kemandirian
berupa jurit malam.
Pelatihan tersebut diberlakukan oleh karyawan kantor yang ada dilingkup
kerja PTPN-IX secara umum, sedangkan untuk karyawan yang ada dikebun
diberlakukan pelatihan yang dilaksanakan mandiri oleh Kebun PTPN-IX per
wilayah kerja, menurut informasi diketahui bahwa pelatihan yang diadakan bagi
karyawan sadap di Kebun Ngobo dilakukan sekitar tahun 2010 dan 2012 silam.
Pelatihan karyawan sadap tersebut diikuti oleh sekitar 20-30 orang calon
penyadap tiap periodenya. Pelaksanaan pelatihan tersebut dilakukan selama
hampir 1 bulan dengan mendatangkan pelatih/pengajar yang ditunjuk oleh pihak
perusahaan langsung.Metode yang diterapkan dalam pelatihan sadap ini yaitu
berupa sistem kelas (teori) dan praktik kerja lapangan.
4.2 Karakteristik Responden
4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin responden dalam penelitian
ini dikelompokkan dalam 2 kelompok yaitu laki-laki dan perempuan, untuk lebih
jelasnya akan disajikan karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin yang
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.3 karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
No Kategori Jenis Kelamin Jumlah (orang) Presentase (%)
1 Laki-Laki 58 96,7
2 Perempuan 2 3,3
Total 60 100,0
Sumber: hasil kuesioner 2018
Berdasarkan hasil olahan data tabel karakteristik responden bedasarkan jenis
kelamin diatas menunjukan bahwa pada penelitian ini didominasi oleh responden
yang berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 58 orang dengan presentase
32
sebesar 96,7% sedangkan yang berjenis kelamin perempuan sebahanya 2 orang
dengan nilai presentasesebesar 3,3%.
4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Karakteristik berdasarkan usia diambil dari 60 responden yang merupakan
karyawan sadap karet PTPN IX Kebun Ngobo, Kabupaten Semarang. Berikut
akan dijelaskan mengenai tingkat usia dalam tabel berikut:
Tabel 4.4 tabel responden berdasarkan usia:
No Kategori Usia(tahun) Jumlah (orang) Presentase (%)
1 21-28 6 10,0
2 29-36 9 15,0
3 37-44 16 26,7
4 45-52 14 23,3
5 53-63 15 25,0
Total 60 100,0
Sumber: hasil kuesioner 2018
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa dari ke 60 responden karyawan
sadap karet jumlah terbanyak terdapat di karakteristik responden dengan usia 37-
44 tahun dengan jumlah 16 orang dan presentase sebesar 26,7%. Sedangkan untuk
tingkat usia terendah terdapat di kolom kategori usia 21-28 tahun dengan jumlah
6orang dan presentase sebesar 10%
4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan menunjukkan pengetahuan dan daya pikir yang
dimiliki oleh seorang responden. Oleh karena itulah dalam penelitian ini maka
tingkat pendidikan 60 responden yang berasal dari karyawan sadap PTPN IX
Kebun Ngobo dapat diklasifikasikan menjadi empat bagian. Adapun deskripsi
profil responden menurut jenis pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut ini
Tabel 4.5 kategori responden berdasarkan tingkat pendidikan
No Tingkat pendidikan Jumlah (orang) Presentase (%)
1 Tidak Ada 16 26,6
2 SD 19 31,7
3 SMP 19 31,7
4 SMA 6 10,0
Total 60 100,0
Sumber: hasil kuesioner 2018
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa mayoritas dari 60 orang responden
yang merupakan karyawan sadap karet PTPN IX Kebun Ngobo, Kabupaten
33
Semarang memiliki tingkat pendidikan SD dan SMP dengan jumlah 38 orang
dengan presentase 63,4%. Sementara itu untuk responden yang tidak memiliki
tingkat pendidikan sebanyak 16 orang dengan presentase 26,6% dan reponden
dengan tingkat pendidikan SMA yaitu 6 orang dengan presentase 10%.
4.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja
Karakteristik lama bekerja responden merupakan lamanya responden bekerja
di perusahaan dengan satuan tahun. Dalam penelitian 60 responden yang
merupakan karyawan sadap PTPN IX Kebun Ngobo status lama bekerja
diklasifikan berdasarkan pengelompokan tertentu, berikut penjelasannya:
Tabel 4.6 tabel responden berdasarkan lama bekerja
No Lama Bekerja (tahun) Jumlah (orang) Presentase (%)
1 1-8 33 55
2 9-16 14 23
3 17-24 4 7
4 25-32 8 13
5 33-40 1 2
Total 60 100
Sumber: hasil kuesioner 2018
Dari tabel tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa rata-rata dari 60
responden bekerja selama 1-8 tahun dengan jumlah 33 orang dan presentase
55%.Sedangkan jumlah tersedikit lama bekerja responden berada pada kolom 17-
24 tahun dan 33-44 tahun dengan presentase masing-masing yaitu 7% dan 2%.
4.2.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Kepegawaian
Penelitian ini melibatkan responden dari berbagai status kepegawaian dibagian
sadap karet yang secara kebetulan terdapat tiga tingkatan status kepegawaian,
diantaranya HLL (harian lain-lain) yaitu jenis karyawan yang sifatnya borong
dengan pemberian gaji perhari, HLT (harian lepas teratur) adalah jenis karyawan
dengan pemberian gaji perbulan namun tidak ada fasilitas tunjangan lain (seperti
BPJS) dan Golongan IA adalah adalah jenis karyawan dengan pemberian gaji
perbulan dengan fasilitas tunjangan, premi serta dana pensiunan. Perbedaan
tingkatan status kepegawaian tersebut hanya terletak pada sifat dan fasilitas yang
diberikan oleh perusahaan kepada karyawan, berikut tabel karakteristik responden
berdasar status kepegawaian:
34
Tabel 4.7 karakteristik responden berdasarkan status kepegawaian
No Status Kepegawaian Jumlah (orang) Presentase (%)
1 HLL(harian lain-lain) 30 50,0
2 HLT(harian lepas teratur) 13 21,7
3 GOL IA 17 28,3
Total 60 100,0
Sumber: hasil kuesioner 2018
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa responden terbanyak adalah karyawan
sadap karet dengan status kepegawaian HLL dengan jumlah 30 orang dengan
presentase 50%, diikuti responden dengan status Gol I A dengan jumlah 17 orang
dengan presentase 28,3% dan terakhir responden HLT dengan jumlah 13 orang
dengan presentase 21,7%.
4.3 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini jumlah responden yaitu 60 orang yang kesemuanya
merupakan karyawan sadap karet di PTPN IX Kebun Ngobo, Kabupaten
Semarang. Instrument dalam penelitian ini menggunakan kuesioner dimana
terdapat dua jenis variabel pengukuran yaitu variabel X (independen) dan Y
(dependen), untuk variabel X (independcen) masing-masing terdapat 5 (lima) item
pernyataan, sedangkan untuk variabel Y (dependen) terdapat 8 (delapan) item
pernyataan. Pengukuran instrument ini menggunakan nilai modus.
Setelah mengetahui semua karakteristik dari 60 responden, berikut akan
dijelaskan mengenai hasil olah data primer yang menggunakan metode deskriptif
penelitian berdasarkan pendapat masing-masing responden. Berikut
penjelasannya:
4.3.1 Distribusi Jawaban Responden Variabel Motivasi (X1)
Analisis deskripsi jawaban terhadap variabel motivasi didasarkan pada
pendapat/jawaban masing-masing responden. Dalam variabel X1 terdapat 5 (lima)
item pernyataan. Berikut merupakan variasi jawaban dari masing-masing
responden:
35
Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Responden Variabel Motivasi (X1)
\
Item
Pernyataan
Jawaban Responden Total
Modus STS(1) TS (2) N(3) S(4) SS (5)
F % F % F % F % F % F %
1 X1.1 0 0 2 3 18 30 38 63 2 3 60 100 4
2 X1.2 0 0 4 7 11 18 35 58 10 17 60 100 4
3 X1.3 0 0 2 3 15 25 37 62 6 10 60 100 4
4 X1.4 0 0 3 5 17 28 31 52 9 15 60 100 4
5 X1.5 0 0 3 5 14 23 35 58 8 13 60 100 4
Sumber: data primer (kuesioner), diolah 2018
Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa:
1. Pada pernyataan pertama yaitu “Karyawan akan diberikan bonus apabila
jumlah sadapan lebih dari target ( >2 drum)”. Untuk jawaban tertinggi yaitu
pada kolom setuju yang dipilih oleh 38 responden dengan presentase
63dengan modus sebesar 4 atau menjawab setuju. Hal ini menunjukkan bahwa
separuh lebih responden telah menikmati penghargaan dari perusahaan berupa
kenaikan dari gaji pokok selama ada peningkatan produktivitas latek yang
diperoleh.
2. Pada pernyataan kedua yaitu “Akan ada kenaikan jabatan bagi karyawan
sadap yang berprestasi”. Untuk jawaban tertinggi yaitu pada kolom setuju
yang dipilih oleh 35 responden dengan presentase 58 dengan modus sebesar 4
atau menjawab setuju. Hal ini menunjukkan bahwa separuh lebih respondendi
sadap karet benar-benar telah mengalami kenaikan posisi status kepegawaian
selama mereka berprestasi dalam bekerja.
3. Pada pernyataan ketiga yaitu “Keberadaan peralatan sadap sangat mendukung
pekerjaan karyawan”. Untuk jawaban tertinggi yaitu pada kolom setuju yang
dipilih oleh 37 responden dengan presentase 62 dengan modus sebesar 4 atau
menjawab setuju. Hal ini menunjukkan peralatan sadap berupa penggerek
batang, mug, drum & baju sadap diberikan oleh perusahaan kepada karyawan
agar termotivasi dan giat dalam bekerja.
4. Pada pernyataan keempat yaitu “Keberadaan prasarana kerja sangat membantu
karyawan dalam bekerjaperusahaan”.Untuk jawaban tertinggi yaitu pada
kolom setuju yang dipilih oleh 31 responden dengan presentase 52dengan
modus sebesar 4 atau menjawab setuju. Hal ini menunjukkan bahwa
perusahaan memberikan perhatian dengan memberikan prasarana berupa
36
gazebo/tempat istirahat, TPH & jalan kebun agar para karyawan merasa
nyaman dan termotivasi dalam bekerja.
5. Pada pernyataan kelima yaitu “Tidak ada kasus pencurian latek yang ada
dikebun” Untuk jawaban tertinggi yaitu pada kolom setuju yang dipilih oleh
35 responden dengan presentase 58dengan modus sebesar 4 atau menjawab
setuju. Hal ini menunjukkan bahwa menurut sepengetahuan para karyawan
bahwa kondisi lingkungan kerja memang aman dan tidak ada kasus
kehilangan barang khusunya hasil sadapan mereka.
4.3.2 Distribusi Jawaban Responden Variabel Budaya Organisasi (X2)
Kemudian bagian kedua merupakan analisis deskripsi jawaban terhadap
variabel budaya organisasi yang didasarkan pada pendapat/jawaban masing-
masing responden. Dalam variabel X2 terdapat 5 (lima) item pernyataan. Berikut
merupakan variasi jawaban dari masing-masing responden:
Tabel 4.9 Distribusi Jawaban Responden Variabel Budaya Organisasi (X2)
No Item
Pernyataan
Jawaban Responden Total
Modus STS(1) TS (2) N (3) S (4) SS (5)
F % F % F % F % F % F %
1 X2.1 0 0 3 5 12 20 38 63 7 12 60 100 4
2 X2.2 0 0 1 2 18 30 34 56 7 12 60 100 4
3 X2.3 0 0 2 3 15 25 35 58 8 13 60 100 4
4 X2.4 0 0 1 2 14 23 39 65 6 10 60 100 4
5 X2.5 0 0 2 3 15 25 35 58 8 13 60 100 4
Penjelasan dari tabel tersebut adalah:
1. Pada pernyataan pertama yaitu “Terdapat nilai kejujuran, disiplin waktu, rasa
hormat antar sesama karyawan sadap”. Untuk jawaban tertinggi yaitu pada
kolom setuju yang dipilih oleh 38 responden dengan presentase 63dengan
modus sebesar 4 atau menjawab setuju.Hal ini menunjukkan bahwa separuh
lebih karyawan meniru nilai-nilai dan aturan perusahaan dalam melakukan
pekerjaan dan diterapkan dalam keseharian mereka dilingkungan sadap.
2. Pada penyataan kedua yaitu “Dalam pekerjaan karyawan diberi dukungan dan
semangat dalam bentuk apapun oleh atasan/mandor sadap”. Untuk jawaban
tertinggi yaitu sebanyak 34 responden atau 56% menyatakan setujudengan
modus sebesar 4 atau menjawab setuju. Pernyataan ini menunjukkan separuh
lebih karyawan merasakan adanya dukungan dari perusahaan baik itu dalam
bentuk dorongan/motivasi, sarana maupun prasarana.
37
3. Pada penyataan ketiga yaitu “Tidak ada penunggakan gaji yang diberikan
perusahaan kepada karyawan sadap”, untuk jawaban tertinggi yaitu sebanyak
35 responden atau58% menyatakan setujudengan modus sebesar 4 atau
menjawab setuju, dalam hal ini dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden merasa pembagian gaji yang diberikan perusahaan sesuai target dan
tepat waktu.
4. Pada penyataan keempat yaitu “Perusahaan memaklumi apabila ada kesalahan
dalam pekerjaan”, dalam hal ini jawaban tertinggi yaitu sebanyak 39
responden atau 65% menyatakan setujudengan modus sebesar 4 atau
menjawab setuju, dari hasil pernyataan ini menunjukkan bahwa perusahaan
memang memaklumi jika ada salah /cacat kerja dan menjadikannya sebagai
pembelajaran dan pengalaman bagi karyawan dengan harapan agar kesalahan
tersebut tidak diulangi kembali.
5. Pada penyataan kelima yaitu “Setiap karyawan sadap bekerja sesuai dengan
aturan perusahaan, baik dengan rekan maupun dengan mandor sadap”, dalam
hal ini jawaban tertinggi yaitu sebanyak 35 responden atau 58% menyatakan
setujudengan modus sebesar 4 atau menjawab setuju, dari hasil pernyataan ini
menunjukkan bahwa setiap karyawan hampir kesemuanya bekerja sesuai
aturan mulai dari nilai saling menghormati hingga nilai kejujuran.
4.3.3 Distribusi Jawaban Responden Variabel Kepemimpinan (X3)
Analisis deskripsi jawaban terhadap variabel kepemimpinan didasarkan pada
pendapat/jawaban masing-masing responden. Dalam variabel X3 terdapat 5 (lima)
item pernyataan. Berikut merupakan variasi jawaban dari masing-masing
responden:
Tabel 4.10 Distribusi Jawaban Responden Variabel Kepemimpinan (X3)
No Item
Pernyataan
Jawaban Responden Total
Modus STS (1) TS (2) N (3) S (4) SS (5)
F % F % F % F % F % F %
1 X3.1 0 0 1 2 7 12 39 65 13 22 60 100 4
2 X3.2 0 0 3 5 17 28 36 60 4 7 60 100 4
3 X3.3 0 0 2 3 16 27 37 62 5 8 60 100 4
4 X3.4 0 0 2 3 16 27 36 60 6 10 60 100 4
5 X3.5 0 0 4 7 14 23 38 63 4 7 60 100 4
Sumber: data primer (kuesioner), 2018
38
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa:
1. Pada penyataan pertama yaitu “Mandor memberikan pengertian apabila ada
kegiatan perawatan tanaman sehingga karyawan punya persiapan sebelum
berangkat bekerja”, dalam hal ini jawaban tertinggi yaitu sebanyak 39
responden atau 65% menyatakan setujudengan modus sebesar 4 atau
menjawab setuju, dari hasil pernyataan ini menunjukkan bahwa setiap
karyawan merasakan adanya perhatian dari mandor berupa diberi jadwal
perawatan tanaman perjatah pohon sehingga para penyadap dapat
mengantisipasi dan bersiap menghadapi program perawatan rutin tanaman
tersebut.
2. Pada penyataan kedua yaitu “Mandor memberikan masukan/saran agar proses
penyadapan berjalan tetap lancar ketika ada kegiatan perawatan tanaman”,
dalam hal ini jawaban tertinggi yaitu sebanyak 36 responden atau 60%
menyatakan setujudengan modus sebesar 4 atau menjawab setuju, dari hasil
pernyataan ini menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan diberikan
saran/masukan oleh mandor yaitu dengan penjelasan mengenai gambaran jalur
perawatan tanaman (etrel) sehingga para penyadap bisa mengantisipasi dengan
cara berangkat ke kebun lebih awal.
3. Pada penyataan ketigayaitu “Mandor memberikan ide untuk mencari solusi
jika ada permasalahan mengenai alur sadap dibatang pohon”, dalam hal ini
jawaban tertinggi yaitu sebanyak 37 responden atau 62% menyatakan
setujudengan modus sebesar 4 atau menjawab setuju, dari hasil menunjukkan
sebagian besar karyawan diberikan ide-ide dalam menghadapi masalah ketika
bekerja salah satunya pemberian pengertian tentang pembuatan alur sadap
baru yang sesuai kondisi tanaman.
4. Pada penyataan keempat yaitu “Mandor sering terlibat langsung dalam
kegiatan dan bercengkrama dengan para karyawan sadap”, dalam hal ini
jawaban tertinggi ada dua yaitu sebanyak 36 responden atau 60% menyatakan
setujudengan modus sebesar 4 atau menjawab setuju, dari hasil pernyataan ini
menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan merasa bahwa para mandor
seringkali terlibat secara langsung kegiatan di lapangan sepeerti bercengkrama
dan berkumpul bersama karyawan sadap setelah pekerjaan selesai.
39
5. Pada penyataan kelima yaitu “Mandor sering mengingatkan mengenai aturan-
aturan dan sistem kerja perusahaan kepada karyawan sadap“, dalam hal ini
jawaban tertinggi yaitu sebanyak 38 responden atau 63% menyatakan
setujudengan modus sebesar 4 atau menjawab setuju. Pernyataan tersebut
dilakukan oleh mandor agar karyawan tetap ingat dan bekerja sesuai aturan
dari perusahaan.
4.3.4 Distribusi Jawaban Responden Variabel Lingkungan Kerja (X4)
Analisis deskripsi jawaban terhadap variabel lingkungan kerja didasarkan
pada pendapat/jawaban masing-masing responden. Dalam variabel X4 terdapat 5
(lima) item pernyataan. Berikut merupakan variasi jawaban dari masing-masing
responden:
Tabel 4.11 Distribusi Jawaban Responden Variabe Lingkungan Kerja (X4)
No Item
Pernyataan
Jawaban Responden Total
Modus STS (1) TS (2) N (3) S (4) SS (5)
F % F % F % F % F % F %
1 X4.1 0 0 4 7 18 30 33 55 5 8 60 100 4
2 X4.2 0 0 4 7 17 28 36 60 3 5 60 100 4
3 X4.3 0 0 2 3 16 27 37 62 5 8 60 100 4
4 X4.4 0 0 3 5 19 32 32 53 6 10 60 100 4
5 X4.5 0 0 2 3 17 28 34 57 7 12 60 100 4
Sumber: data primer (kuesiober), 2018
Berikut penjelasan dari tabel tersebut:
1. Pada penyataan keduayaitu “struktur kerja yang baik membuat situasi yang
nyaman”, dalam hal ini jawaban tertinggi yaitu sebanyak 33 responden atau
55% menyatakan setujudengan modus sebesar 4 atau menjawab setuju, dari
hasil pernyataan ini menunjukkan bahwa karyawan merasakan struktur kerja
yang ada di kebun memang tergolong baik, meskipun ada beberapa responden
yang menjawab kurang sependapat.
2. Pada penyataan kedua yaitu “Setiap karyawan sadap selalu memprioritaskan
tanggung jawab kerjanya masing-masing”, dalam hal ini jawaban tertinggi
yaitu sebanyak 36 responden atau 60% menyatakansetujudengan modus
sebesar 4 atau menjawab setuju, dari hasil pernyataan ini menunjukkan bahwa
sebagian besar karyawan bertanggung jawab atas job sendiri, namun banyak
juga karyawan yang saling membantu tugas karyawan lain demi kenyamanan
bersama.
40
3. Pada penyataan ketiga yaitu “Dalam pekerjaan mandor sering mengingatkan
apabila ada karyawan yang merasa malas dan lalai dalam bekerja”, dalam hal
ini jawaban tertinggi yaitu sebanyak 37 responden atau 62% menyatakan
setujudengan modus sebesar 4 atau menjawab setuju, dari hasil pernyataan ini
menunjukkan bahwa sebagian besar karyawan merasa bahwa peran pemimpin
sangat dominan dalam mengawasi kinerja karyawan agar tidak bekerja
seenaknya sendiri.
4. Pada penyataan keempatyaitu “Setiap karyawan sadap saling membantu
apabila ada rekan yang merasa kesulitan”, dalam hal ini jawaban tertinggi
yaitu sebanyak 32 responden atau 53% menyatakan setujudengan modus
sebesar 4 atau menjawab setuju, dari hasil pernyataan tersebut menunjukkan
bahwa sebagian besar karyawan memiliki rasa simpati apabila ada rekan yang
kesulitan didalam lingkungan kerja maupun masalah lain diluar pekerjaan.
5. Pada penyataan kelima yaitu “Karyawan sadap merasakan adanya komunikasi
yang baik didalam lingkungan kerja”, dalam hal ini jawaban tertinggi yaitu
sebanyak 34 responden atau 57% menyatakan setujudengan modus sebesar 4
atau menjawab setuju, dari hasil pernyataan ini menunjukkan bahwa separuh
lebih responden menyatakan memiliki hubungan baik dengan terjalinnya
komunikasi yang baik pula dengan rekan kerja maupun dengan mandor.
4.3.5 Distribusi Jawaban Responden Variabel Pelatihan (X5)
Analisis deskripsi jawaban terhadap variabel pelatihan didasarkan pada
pendapat/jawaban masing-masing responden. Dalam variabel X5 terdapat 5 (lima)
item pernyataan. Berikut merupakan variasi jawaban dari masing-masing
responden:
Tabel 4.12 Distribusi Jawaban Responden Variabel Pelatihan (X5)
No Item
Pernyataan
Jawaban Responden Total
Modus STS (1) TS (2) N (3) S (4) SS (5)
F % F % F % F % F % F %
1 X5.1 0 0 1 2 8 13 41 68 10 17 60 100 4
2 X5.2 0 0 0 0 19 32 37 62 4 7 60 100 4
3 X5.3 0 0 2 3 15 25 39 65 4 7 60 100 4
4 X5.4 0 0 1 2 14 23 40 67 5 8 60 100 4
5 X5.5 0 0 4 7 19 32 34 57 3 5 60 100 4
Sumber: data primer (kuesioner), 2018
41
Berikut penjelasan dari tabel tersebut:
1. Pada penyataan pertamayaitu “Sebelum melakukan pekerjaan perusahaan
terlebih dahulu memberikan pelatihan kepada karyawan sadap”, dalam hal ini
jawaban tertinggi yaitu sebanyak 41 responden atau 68% menyatakan
setujudengan modus sebesar 4 atau menjawab setuju, dari hasil pernyataan ini
menunjukkan bahwa banyak dari responden yang merasakan pelatihan
sebelum bekerja yang diadakan oleh perusahaan.
2. Pada penyataan kedua yaitu “materi yang diberikan mudah difahami”, dalam
hal ini jawaban tertinggi yaitu sebanyak 37 responden atau 62% menyatakan
setujudengan modus sebesar 4 atau menjawab setuju, dari hasil pernyataan ini
menunjukkan bahwa pendapat tiap responden berbeda ada yang menganggap
materi dalam pelatihan sebagian besar mudah difahami.
3. Pada penyataan ketiga yaitu “pelatih yang dihadirkan mumpuni”, dalam hal
ini jawaban tertinggi yaitu sebanyak 39responden atau 65% menyatakan
setujudengan modus sebesar 4 atau menjawab setuju, dari hasil pernyataan ini
menunjukkan bahwa banyak dari responden beranggapan pelatih yang
didatangkan dapat memberi ilmu yang bermanfaat dan mudah difahami
sehingga memudahkan para karyawan untuk menerapakannya.
4. Pada penyataan keempat yaitu “metode pelatihan bervariasi”, dalam hal ini
jawaban tertinggi yaitu sebanyak 39 responden atau 65% menyatakan setuju,
dengan modus sebesar 4 atau menjawab setuju, dari hasil pernyataan ini
menunjukkan bahwa banyak responden yang berpendapat bahwa ketika
perusahaan mengadakan metode yang diberikan berupa penggabungan antara
teori dan praktek sehingga terkesan tidak monoton.
5. Pada penyataan kelimayaitu “Dalam pelatihan sadap banyak peserta/karyawan
yang antusias”, dalam hal ini jawaban tertinggi yaitu sebanyak 34 dan 19
responden menyatakan setujudengan modus sebesar 4 atau menjawab setuju,
dari hasil pernyataan ini menunjukkan bahwa responden berpendapat bahwa
absensi kehadiran peserta ketika ada pelatihan tergolong sedang ke tinggi hal
ini berkaitan juga dengan sistem pelatihan yang bervariasi.
42
4.3.6 Distribusi Jawaban Responden Variabel Kinerja Karyawan (Y)
Analisis deskripsi jawaban terhadap variabel pelatihan didasarkan pada
pendapat/jawaban masing-masing responden.Dalam variabel Y kinerja
karyawanterdapat 8 (delapan) item pernyataan. Berikut merupakan variasi
jawaban dari masing-masing responden:
Tabel 4.13 Distribusi Jawaban Responden Variabel Kinerja Kartyawan (Y)
No Item
Pernyataan
Jawaban Responden Total
Modus STS (1) TS (2) N (3) S (4) SS (5)
F % F % F % F % F % F %
1 Y1 0 0 2 3 13 22 38 63 7 12 60 100 4
2 Y2 0 0 1 2 16 27 37 62 6 10 60 100 4
3 Y3 0 0 2 3 18 30 35 58 5 8 60 100 4
4 Y4 0 0 1 2 13 22 40 67 6 10 60 100 4
5
6
7
8
Y5
Y6
Y7
Y8
0
0
0
0
0
0
0
0
1
4
2
1
2
7
3
2
12
16
13
13
20
27
22
21
40
36
39
39
67
60
65
65
7
4
6
7
12
7
10
12
60
60
60
60
100
100
100
100
4
4
4
4
Sumber: data primer (kuesiober), 2018
Berikut penjelasan dari tabel tersebut:
1. Menurut pernyataan pertama yaitu “menyelesaikan pekeerjaan sesuai kuantitas
perhari” dapat dikategorikan setuju. Hal ini dikarenakan sebagian besar
responden menjawab setuju dengan jumlah 38 orang atau 63% dengan modus
sebesar 4 atau menjawab setuju.
2. Menurut pernyataan kedua yaitu “menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan
standar yang ditentukan” dapat dikategorikan setuju. Hal ini dikarenakan
sebagian besar responden menjawab setuju dengan jumlah 37 orang atau 62%.
3. Menurut pernyataan ketiga yaitu “memanfaatkan waktu secara efisien” dapat
dikategorikan setuju. Hal ini dikarenakan sebagian besar responden menjawab
setuju dengan jumlah 35 orang atau 58% dengan modus sebesar 4 atau
menjawab setuju.
4. Menurut pernyataan keempat yaitu “Mampu menyelesaikan pekerjaan hingga
selesai (semua pohon tersadap)” dapat dikategorikan setuju. Hal ini
dikarenakan sebagian besar responden menjawab setuju dengan jumlah 40
orang atau 67% dengan modus sebesar 4 atau menjawab setuju.
5. Menurut pernyataan kelima yaitu “giat dan rajin masuk kerja setiap hari untuk
menyelesaikan pekerjaan” dapat dikategorikan setuju. Hal ini dikarenakan
43
sebagian besar responden menjawab setuju dengan jumlah 36 orang atau
60%dengan modus sebesar 4 atau menjawab setuju.
6. Menurut pernyataan keenam yaitu “Datang ke kebun sesuai jam kerja
karyawan” dapat dikategorikan setuju. Hal ini dikarenakan sebagian besar
responden menjawab setuju dengan jumlah 36 orang atau 60% dengan modus
sebesar 4 atau menjawab setuju.
7. Menurut pernyataan ketujuh yaitu “Melakukan pekerjaan dengan
menggunakan peralatan perusahaan” dapat dikategorikan setuju. Hal ini
dikarenakan sebagian besar responden menjawab setuju dengan jumlah 39
orang atau 65% dengan modus sebesar 4 atau menjawab setuju.
8. Menurut pernyataan kedelapan yaitu “selalu bekerja sama dengan rekan kerja
dalam menyelesaikan suatu pekerjaan” dapat dikategorikan setuju. Hal ini
dikarenakan sebagian besar responden menjawab setuju dengan jumlah 39
orang atau 65% dengan modus sebesar 4 atau menjawab setuju.
4.4 Hasil Analisis Hubungan Antara Motivasi (X1), Budaya Organisasi (X2),
Kepemimpinan (X3), Lingkungan Kerja (X4) dan Pelatihan (X5) Dengan
Kinerja Karyawan Sadap (Y) PTPN IX Kebun Ngobo, Kabupaten
Semarang
Dalam bagian ini akan dijelaskan mengenai hubungan antara masing-masing
variabel X terhadap variabel Y menggunakan analisis korelasi Spearman. Namun
sebelumnya perlu diketahui bahwa dasar pengambilan keputusan dalam uji
korelasi spearman dan pearson yaitu : Jika nilai sig. < 0,05 maka, terdapat
hubungan yang signifikan antara variabel yang dihubungkan.Jika nilai sig. > 0,05
maka, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel yang
dihubungkan.Kemudian menurut Sugiyono (2010). Kriteria tingkat hubungan
antara variabel berkisar antara ± 0,00 sampai ± 1,00 tanda + adalah positif dan
tanda- adalah negatif. Adapun kriteria penafsiranya adalah :
No Interval korelasi Keeratan Hubungan
1 0.00-0.19 Sangat rendah
2 0.20-0.39 Rendah
3 0.40-0.59 Sedang
4 0.60-0.79 Tinggi
5 0.80-1.00 Sangat tinggi
Sumber : Sugiyono (2012)
44
Berikut adalah hasil analisis korelasi kelima variabel berupa motivasi, budaya
organisasi, kepemimpinan, lingkungan kerja dan pelatihan yang dicari
hubungannya dengan variabel kinerja karyawan menggunakan teknik analisis rank
spearman yang disajikan dengan tabel secara masal:
Tabel 4.14 Korelasi Antara Variabel Bebas (Xn) Dengan Kinerja Karyawan (Y)
No Variabel korelasi rank spearman
Hasil uji statistic Keeratan
hubungan rs sig < 0.05
1. Motivasi (X1) 0,704** 0.000 Signifikan Tinggi
2. Budaya Organisasi(X2) 0,633** 0.000 Signifikan Tinggi
3. Kepemimpinan (X3) 0,503** 0.000 Signifikan Sedang
4. Lingkungan Kerja (X4) 0,733** 0.000 Signifikan Tinggi
5. Pelatihan (X5) 0,635** 0.000 Signifikan Tinggi
Sumber: data primer (diolah), 2018
Keterangan: rs = koefisien korelasi
** : Signifikan pada taraf α = 0,01 (1%)
Untuk lebih jelasnya akan dijelaskan kembali pada sub-bab dibawah ini:
4.4.1 Hubungan Motivasi Dengan Kinerja Karyawan
Hasil uji korelasi rank spearman antara variabel X1 terhadap Y disajikan
padatabel 4.14 dapat dilihat bahwa nilai koefisien korelasi antara motivasi dengan
kinerja karyawan sebesar 0,704 dengan tanda positif dan signifikan pada taraf
kepercayaan 99%. Hal tersebut berarti bahwa motivasi memiliki hubungan positif
serta memiliki tingkat hubungan yang tinggi dengan kinerja karyawan dimana
nilai koefisien variabel ini berada pada interval 0,60–0,79, hal ini berbanding
lurus artinya semakin banyak perusahaan memotivasi, maka semakin tinggi pula
nilai kinerja karyawan sadap.
Hasil ini mendukung jawaban wawancara dimana para responden sebagian
besar merasa diberi motivasi/termotivasi oleh perusahaan berupa pemberian
penghargaan bagi karyawan yang merasa mendapatkan kelebihan perolehan latek
sehingga karyawan merasa terpacu dalam bekerja, tersedianya berbagai peralatan
penunjang pekerjaan seperti gubung, mug, penggerek batang dan ember latek,
perawatan peralatan penunjang tersebut sama-sama dirawat oleh perusahaan dan
keamanan tempat kerja sangat terjamin. Hasil ini juga didukung oleh penelitian
Sialman (2016) yang dilaksanakan di PTPN-V Kebun Sei Rokanyang
45
mengungkapkan bahwa ada memang ada hubungan yang positif dan signifikan
antara motivasi kerja dengan kinerja karyawan sadap.
4.4.2 Hubungan Budaya Organisasi Dengan Kinerja Karyawan
Hasil uji korelasi rank spearman antara variabel X2terhadap Y disajikan
padatabel 4.14 dapat dilihat bahwa nilai koefisien korelasi antara budaya
organisasi dengan kinerja karyawan sebesar 0,633 dengan tanda positif dan
signifikan pada taraf kepercayaan 99%. Hal tersebut berarti bahwa aspek budaya
organisasi memiliki hubungan positif serta memiliki tingkat hubungan yang tinggi
dengan kinerja karyawan dimana nilai koefisien variabel ini berada pada interval
0,60–0,79 hal ini berbanding lurus artinya semakin tinggi nilai budaya organisasi
yang diterapkan oleh perusahaan dan para karyawan, maka semakin tinggi pula
nilai kinerja karyawan sadap tersebut.
Hasil ini mendukung jawaban wawancara dimana para responden sebagian
besar juga merasa nyaman dengan segala aspek yang berhubungan dengan budaya
organisasi yang diterapkan oleh perusahaan tersebut baik itu dari segi nilai-nilai
perusahaan, dukungan dan dorongan dari perusahaan, sikap perusahaan PTPN-IX
Kebun Ngobo terhadap cacat kerja karyawan, sistem imbalan serta konsistensi
perilaku karyawan terhadap semua rekan dan atasan.
Untuk hasil penelitian mengenai variabel ini didukung oleh Putri (2015) dalam
penelitian beliau yang dilaksanakan di Kantor Badan Pengendalian Dampak
Lingkungan Daerah Kota Padang, bahwa hasil perhitungan korelasi menggunakan
product moment menunjukkan bahwa koefisien korelasi antara budaya organisasi
dengan kinerja karyawan adalah signifikan dengan ketentuan rhitung> rtabel dan taraf
kepercayaan 99%.
4.4.3 Hubungan Kepemimpinan Dengan Kinerja Karyawan
Hasil uji korelasi rank spearman antara variabel X3 terhadap Y disajikan pada
tabel 4.14 dapat dilihat bahwa nilai koefisien korelasi antara kepemimpinan
dengan kinerja karyawan sebesar 0,503 dengan tanda positif dan signifikan pada
taraf kepercayaan 99%. Hal tersebut berarti bahwa aspek kepemimpinan memiliki
hubungan positif serta memiliki tingkat hubungan yang sedang dengan kinerja
karyawan dimana nilai koefisien variabel ini berada pada interval 0,40–0,59, hal
46
ini berbanding lurus artinya semakin besar peran pemimpin dalam pekerjaan,
maka semakin tinggi pula nilai kinerja karyawan sadap.
Hasil perhitungan tersebut didukung oleh Pebriani, dkk (2016) dalam
penelitian beliau dijelaskan bahwa kepemimpinan tranformasional dengan kinerja
karyawan sebesar 0,714 Hasil tersebut menunjukkan bahwa H0 ditolak dan Ha
diterima, artinya terdapat hubungan yang signifikan antara kepemimpinan
tranformasional dengan kinerja karyawan pada pada PT. Perkebunan Nusantara V
Pekanbaru, hal ini dikarenakan dalam perusahaan tersebut memang sudah
memaksimalkan peran pimpinan bagi karyawan dan sistem kepemimpinan yang
ada.
Hasil ini menandakan bahwa dari pendapat responden bahwa peran pemimpin
tetap berpengaruh dan masih memiliki hubungan terhadap kinerja mereka, hal ini
diketahui bahwa dari tugas dan kewajiban mandor yang berupa memberikan ide,
memberikan pengertian mengenai tugas dan delegasi aturan oleh pemimpin, para
karyawan cenderung terlaksana dan masih dinilai dengan baik oleh para karyawan
sadap.
4.4.4 Hubungan Lingkungan Kerja Dengan Karyawan
Hasil uji korelasi rank spearman antara variabel X4terhadap Y disajikan pada
tabel 4.14 dapat dilihat bahwa nilai koefisien korelasi antara lingkungan kerja
dengan kinerja karyawan sebesar 0,733 dengan tanda positif dan signifikan pada
taraf kepercayaan 99%. Hal tersebut berarti bahwa aspek lingkungan kerja
memiliki hubungan positif serta memiliki tingkat hubungan yang tinggi dengan
kinerja karyawan dimana nilai koefisien variabel ini berada pada interval 0,60–
0,79, hal ini berbanding lurus artinya semakin baik kondisi lingkungan kerja
perusahaan, maka semakin tinggi pula nilai kinerja karyawan sadap.
Hasil ini mendukung mendukung jawaban wawancara dimana para responden
sebagian besar merasa lingkungan kerja di kebun PTPN-IX Kebun Ngobo
terkesan baik dan nyaman dan sangat mendukung proses pekerjaan, mulai dari
struktur kerja perusahaan, pembagian dan tanggung jawab jobdesk yang jelas,
kepedulian atasan terhadap karyawan serta adanya komunikasi yang baik antar
sesama karyawan. Hal ini terbukti dari masih banyaknya karyawan yang setia
bekerja di sadap karet walaupun usia mereka tergolong sudah berumur, selain itu
47
banyak juga para responden yang masih bisa menceritakan banyak hal mengenai
lingkungan PTPN-IX Kebun Ngobo yang baik khususnya lingkungan non-fisik.
Hasil uji tersebut didukung oleh penelitian Murtafia dkk (2015) bahwa
setelah dilakukan analisis korelasi spearman diketahui bahwa lingkungan kerja
memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan kepuasan kerja karyawan
PT. Surya Bratasena Plantation, dimana kepuasan kerja mempunyai kaitan erat
dengan kinerja karyawan secara umum.
4.4.5 Hubungan Pelatihan Dengan Kinerja Karyawan
Hasil uji korelasi rank spearman antara variabel X5 terhadap Y disajikan pada
tabel 4.14 dapat dilihat bahwa nilai koefisien korelasi antara pelatihan dengan
kinerja karyawan sebesar 0,635 dengan tanda positif dan signifikan pada taraf
kepercayaan 99%. Hal tersebut berarti bahwa pelatihan memiliki hubungan positif
serta memiliki tingkat hubungan yang tinggi dengan kinerja karyawan dimana
nilai koefisien variabel ini berada pada interval 0,60–0,79, hal ini berbanding
lurus artinya semakin sering perusahaan memberikan pelatihan, maka semakin
tinggi pula nilai kinerja karyawan sadap tersebut.
Hasil ini mendukung jawaban wawancara dimana para responden sebagian
besar merasa bahwa pelatihan yang diikuti oleh para karyawan sangat
mempengaruhi pengalaman dalam pekerjaan nantinya.Maka dari itu para
karyawan merasa antusias ketika mengikuti pelatihan yang diadakan di PTPN-IX
Kebun Ngobo meskipun telah diadakan beberapa tahun yang lalu.