14
4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penelitian Tahap Pertama Penelitian tahap pertama dilakukan persiapan media uji bahan pemingsan dan hewan yaitu hati batang pisang dan ikan bawal air tawar. Tahap ini juga dilakukan pengujian kualitas media air. 4.1.1 Persiapan hewan uji dan bahan pemingsan Kondisi awal bawal air tawar yang digunakan dalam penelitian ini memiliki keseimbangan yang baik di dalam air. Hal ini ditandai dengan posisi bawal yang tegak dan kokoh, aktif, agresif dan responsif di dalam air. Bawal akan memberikan reaksi kejutan yang sangat tinggi saat suatu benda atau tangan didekatkan kepada bawal. Bawal menunjukkan pertahanan yang kuat saat diangkat dari air, ditandai dengan mengepaknya bagian ekor, meronta dan pergerakan insang yang baik. Jika ikan memiliki kualitas rendah maka tingkat kematian lebih tinggi pada saat pengangkutan daripada ikan saat kondisi sehat (Berka 1988) Hewan uji yang digunakan adalah bawal air tawar dengan berat 180±10,25 gram. Bawal air tawar ini ditampung dalam akuarium dengan air yang telah disiapkan di laboratorium. Proses adaptasi (aklimatisasi) bawal sebelum proses pemingsanan dilakukan selama satu minggu. Selama dua hari terakhir sebelum proses pemingsanan, bawal dipuasakan terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk mengurangi sebanyak mungkin kotoran yang ada dalam perut, serta mengurangi aktivitas metabolisme ikan selama transportasi (Suryaningrum et al. 1993). Hati batang pisang mengandung bahan-bahan seperti flavonoid dan saponin. Menurut Priosoeryanto et al (2006), ekstrak hati batang pohon pisang ambon mengandung tanin, saponin dan flavonoid. Ekstraksi hati hati batang pisang dilakukan dengan cara hati batang pisang di potong-potong kecil lalu diblender. Hasil blender hati batang pisang tersebut lalu diperas menggunakan kain blacu. 4.1.2 Kualitas air media pemeliharaan bawal air tawar Kualitas air merupakan salah satu faktor penting yang dapat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup bawal air tawar. Air yang digunakan untuk pemeliharaan bawal air tawar selama penelitian berasal dari air laboratorium yang

4 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id 4... · ikan nila yang mengalami fase pingsan ... menunjukan perbedaan yang nyata secara visual hal ini ... merupakan senyawa polifenol

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id 4... · ikan nila yang mengalami fase pingsan ... menunjukan perbedaan yang nyata secara visual hal ini ... merupakan senyawa polifenol

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Penelitian Tahap Pertama

Penelitian tahap pertama dilakukan persiapan media uji bahan pemingsan

dan hewan yaitu hati batang pisang dan ikan bawal air tawar. Tahap ini juga

dilakukan pengujian kualitas media air.

4.1.1 Persiapan hewan uji dan bahan pemingsan

Kondisi awal bawal air tawar yang digunakan dalam penelitian ini memiliki

keseimbangan yang baik di dalam air. Hal ini ditandai dengan posisi bawal yang

tegak dan kokoh, aktif, agresif dan responsif di dalam air. Bawal akan

memberikan reaksi kejutan yang sangat tinggi saat suatu benda atau tangan

didekatkan kepada bawal. Bawal menunjukkan pertahanan yang kuat saat

diangkat dari air, ditandai dengan mengepaknya bagian ekor, meronta dan

pergerakan insang yang baik. Jika ikan memiliki kualitas rendah maka tingkat

kematian lebih tinggi pada saat pengangkutan daripada ikan saat kondisi sehat

(Berka 1988)

Hewan uji yang digunakan adalah bawal air tawar dengan berat 180±10,25

gram. Bawal air tawar ini ditampung dalam akuarium dengan air yang telah

disiapkan di laboratorium. Proses adaptasi (aklimatisasi) bawal sebelum proses

pemingsanan dilakukan selama satu minggu. Selama dua hari terakhir sebelum

proses pemingsanan, bawal dipuasakan terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk

mengurangi sebanyak mungkin kotoran yang ada dalam perut, serta mengurangi

aktivitas metabolisme ikan selama transportasi (Suryaningrum et al. 1993).

Hati batang pisang mengandung bahan-bahan seperti flavonoid dan saponin.

Menurut Priosoeryanto et al (2006), ekstrak hati batang pohon pisang ambon

mengandung tanin, saponin dan flavonoid. Ekstraksi hati hati batang pisang

dilakukan dengan cara hati batang pisang di potong-potong kecil lalu diblender.

Hasil blender hati batang pisang tersebut lalu diperas menggunakan kain blacu.

4.1.2 Kualitas air media pemeliharaan bawal air tawar

Kualitas air merupakan salah satu faktor penting yang dapat berpengaruh

terhadap kelangsungan hidup bawal air tawar. Air yang digunakan untuk

pemeliharaan bawal air tawar selama penelitian berasal dari air laboratorium yang

Page 2: 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id 4... · ikan nila yang mengalami fase pingsan ... menunjukan perbedaan yang nyata secara visual hal ini ... merupakan senyawa polifenol

15

telah diendapkan dalam tandon selama 1-2 hari. Media air tersebut kemudian

dianalisis kualitasnya dan dibandingkan dengan kualitas air kolam budidaya

bawal air tawar. Parameter yang diamati meliputi suhu, pH, DO, CO2, alkalinitas,

amoniak, nitrat dan nitrit. Hasil analisis kualitas air media pemeliharaan bawal air

tawar yang digunakan selama penelitian ditampilkan pada Tabel 4.

Tabel 4 Hasil analisis kualitas air media pemeliharaan bawal air tawar

Parameter Kolam Budidaya Laboratorium Standar * Satuan

Suhu 26 27 25-30 oC

pH 7,34 7,40 7-8 -

DO 5,37 6,31 ≥5 ppm

CO2 1,85 3,96 Maks 25 ppm

Alkalinitas 154,2 94 50-300 ppm

Amonia 0,03 0,05 Maks 0,1 ppm

Sumber: * Kordi (2011)

Hasil analisis kualitas media air akuarium pemeliharaan bawal air tawar

secara umum menunjukkan kisaran yang tidak terlalu berbeda dengan air kolam

budidaya sebagai habitat awal bawal air tawar. Air laboratorium yang digunakan

sebagai media pemeliharaan memiliki suhu 27 oC; pH 7,40; DO 6,31, CO2 3,96 ,

alkalinitas 94, amoniak 0,05 dan nitrit 0,03 (ppm). Media air akuarium yang

digunakan masih memenuhi persyaratan kualitas air untuk pemeliharaan bawal air

tawar (Kordi 2011). dan kegiatan budidaya air tawar (Boyd 1982). Hal tersebut

menunjukkan bahwa media pemeliharaan yang digunakan tidak mempengaruhi

kondisi fisiologis (kesehatan) bawal air tawar sebelum diberikan perlakuan

pembiusan serta pada saat pembiusan dan pembugaran dilakukan.

4.2 Penelitian tahap kedua

Penelitian tahap kedua dilakukan dengan melihat proses tingkah laku ikan

selama proses pemingsanan, waktu onset pingsan ikan dan tingkat kelulusan

hidup ikan bawal air tawar setelah dilakukan proses anestesi.

4.2.1 Pengamatan tingkah laku ikan selama proses pemingsanan

Pengamatan terhadap perubahan tingkah laku ikan selama proses

pemingsanan dilakukan setiap 15 menit dengan percobaan trial and run yang

dimulai dari menit ke-0 sampai ikan tidak sadar (pingsan). Deret perlakuan yang

dilakukan adalah ikan bawal diberi bahan anestesi hati pisang tunas , muda dan

tua dengan konsentrasi 5 %, 10 %, dan 15 %. Hasil pengamatan terhadap

Page 3: 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id 4... · ikan nila yang mengalami fase pingsan ... menunjukan perbedaan yang nyata secara visual hal ini ... merupakan senyawa polifenol

16

perubahan tingkah laku ikan pada tiap-tiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 5, 6

dan 7.

Tabel 5 Pengamatan tingkah laku ikan selama proses pemingsanan perlakuan

tunas

*Rata-rata waktu pingsan ikan

Hasil pengamatan pada Tabel 5 menunjukkan bahwa perlakuan tunas

memberikan pengaruh yang lambat terhadap aktivitas ikan uji. Hal ini dapat

terlihat dari lamanya waktu yang dibutuhkan oleh ikan uji hingga mencapai tahap

pingsan. Perubahan aktivitas ikan uji mulai terlihat pada menit ke-105 hingga

menit ke-120. Pada perlakuan konsentrasi 5 % ikan dimasukkan ke dalam tempat

pemingsanan ikan memasuki masa normal, memasuki menit ke 15-60 ikan mulai

kehilangan keseimbangan dan memasuki tahap pingsan pada menit ke 135, 150

dan 150. Perlakuan konsentrasi 10 % ikan dimasukkan ke dalam wadah dalam

keadaan normal. Ikan mulai kehilangan keseimbangan pada waktu 15-60 menit

dan ikan memasuki tahap pingsan pada menit ke 125, 125, dan 140 , sedangkan

pada perlakuan konsentrasi 15 % ikan dimasukkan ke dalam wadah dalam

keadaan normal. Ikan mulai kehilangan keseimbangan pada menit ke 15-60 dan

ikan memasuki tahap pingsan pada menit ke 110, 115, 125. Kandungan kimia

pada tunas pisang masih dalam tahap pembentukan sehingga kandungan kimia

Waktu

(menit) 5 % 10 % 15 %

0-15 Normal Normal Normal

15-30 Kehilangan

keseimbangan

Kehilangan

keseimbangan

Kehilangan

keseimbangan

30-45 Kehilangan

keseimbangan

Kehilangan

keseimbangan

Kehilangan

keseimbangan

45-60 Kehilangan

keseimbangan

Kehilangan

keseimbangan

Kehilangan

keseimbangan

60-75 Pingsan ringan Pingsan ringan Pingsan ringan

75-90 Pingsan ringan Pingsan ringan Pingsan ringan

90-105 Pingsan ringan Pingsan ringan Pingsan ringan

105-120 Pingsan ringan Pingsan ringan Pingsan (116)*

120-135 Pingsan ringan Pingsan (130)*

135-160 Pingsan (145)*

Page 4: 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id 4... · ikan nila yang mengalami fase pingsan ... menunjukan perbedaan yang nyata secara visual hal ini ... merupakan senyawa polifenol

17

yang bereaksi pada proses anestesi belum terlalu berpengaruh sehingga

menyebabkan waktu pingsan yang lama. Tunas pisang adalah bentuk awal dari

pembentukan hati batang pisang dan kandungan kimia yang terkandung belum

banyak (Maslukhah 2008). Pada perlakuan hati batang pisang muda juga diamati

tingkah laku selama proses pemingsanan. Hasil pengamatan tingkah laku pada

perlakuan ekstrak hati batang pisang muda dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6 Pengamatan tingkah laku ikan selama proses pemingsanan perlakuan hati

batang pisang muda

*Rata-rata waktu pingsan ikan

Hasil pengamatan pada Tabel 6 pada perlakuan hati batang pisang yang

muda menunjukkan mulai memberikan pengaruh terhadap ikan yang diujikan.

Pengaruh yang diberikan tersebut dilihat dari gerakan operkulum yang mulai

melemah, sirip punggung yang meregang, sesekali mulut disembulkan ke

permukaan serta sebagian ikan memasuki fase pingsan ringan dan pingsan berat.

Perubahan aktivitas ikan uji mulai terlihat pada menit ke-60 hingga menit ke-100.

Pada perlakuan konsentrasi 5 % ikan dimasukkan dalam wadah dalam keadaan

normal. Ikan mulai kehilangan keseimbangan pada waktu 15-60 menit dan

memasuki tahap pingsan pada menit ke 125, 145 dan 145. Perlakuan konsentrasi

Waktu

(menit)

5 % 10 % 15 %

0-15 Normal Normal Normal

15-30 Kehilangan

keseimbangan

Kehilangan

keseimbangan

Kehilangan

keseimbangan

30-45 Kehilangan

keseimbangan

Kehilangan

keseimbangan

Kehilangan

keseimbangan

45-60 Kehilangan

keseimbangan Pingsan ringan Pingsan ringan

60-75 Pingsan ringan Pingsan ringan Pingsan ringan

75-90 Pingsan ringan Pingsan ringan Pingsan ringan

90-105 Pingsan ringan Pingsan (90)* Pingsan (90)*

105-120 Pingsan ringan

120-135 Pingsan ringan

135-150 Pingsan (138)*

Page 5: 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id 4... · ikan nila yang mengalami fase pingsan ... menunjukan perbedaan yang nyata secara visual hal ini ... merupakan senyawa polifenol

18

10 % ikan dimasukkan ke dalam wadah dalam keadaan normal. Ikan mulai

kehilangan keseimbangan pada waktu 15-45 menit dan memasuki tahap pingsan

pada menit ke 90, 95, dan 95, sedangkan pada perlakuan konsentrasi 15 % ikan

dimasukkan ke dalam wadah dalam keadaan normal. Ikan mulai kehilangan

keseimbangan pada waktu 15-45 menit dan ikan memasuki tahap pingsan pada

menit ke 80, 95, dan 95. Proses pingsan ringan yang terjadi ikan mulai mengalami

kehilangan keseimbangan hingga kurangnya reaksi terhadap rangsangan. Menurut

Mckelvey dan Wayne (2003) kesadaran mulai hilang namun refleks masih ada,

pupil membesar (dilatasi) tetapi akan menyempit (konstriksi) ketika ada cahaya

masuk. Tahap kedua atau stadium eksitasi berakhir ketika hewan menunjukkan

tanda-tanda otot relaksasi, respirasi menurun dan refleks juga menurun. Pada

perlakuan hati batang pisang tua juga diamati tingkah laku selama proses

pemingsanan. Hasil pengamatan tingkah laku pada perlakuan ekstrak hati batang

pisang tua dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7 Pengamatan tingkah laku ikan selama proses pemingsanan perlakuan hati

batang pisang tua

Waktu

(menit)

5 % 10 % 15 %

0-15 Normal Normal Normal

15-30 Kehilangan

keseimbangan

Kehilangan

keseimbangan

Kehilangan

keseimbangan

30-45 Kehilangan

keseimbangan

Kehilangan

keseimbangan

Kehilangan

keseimbangan

45-60 Kehilangan

keseimbangan

Pingsan ringan Pingsan ringan

60-75 Pingsan ringan Pingsan (75)* Pingsan (66)*

75-90 Pingsan ringan

90-105 Pingsan ringan

105-120 Pingsan ringan

120-135 Pingsan (130)*

*Rata-rata waktu pingsan ikan

Berdasarkan Tabel 7 pada perlakuan hati batang pisang yang tua

menunjukkan mulai memberikan pengaruh terhadap ikan yang diujikann.

Pengaruh yang diberikan tersebut dilihat dari gerakan operkulum yang mulai

Page 6: 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id 4... · ikan nila yang mengalami fase pingsan ... menunjukan perbedaan yang nyata secara visual hal ini ... merupakan senyawa polifenol

19

melemah, sirip punggung yang meregang, sesekali mulut disembulkan ke

permukaan serta sebagian ikan memasuki fase pingsan ringan dan pingsan berat.

Perubahan aktivitas ikan uji mulai terlihat pada menit ke-45 hingga menit ke-60.

Pada perlakuan konsentrasi 5 % memasuki tahap pingsan pada menit ke 130, 130

dan 145. Perlakuan konsentrasi 10 % memasuki tahap pingsan pada menit ke

80,75, dan 75, sedangkan pada perlakuan konsentrasi 15 % ikan memasuki tahap

pingsan pada menit ke 60, 70, dan 70.

Pada Tabel 5, 6 dan 7 tahap-tahap yang dilalui ikan saat dilakukan anestesi

dimulai dari fase normal hinggan fase pingsan. Fase normal yaitu fase ketika ikan

masih reaktif terhadap rangsangan luar, pergerakan operculum dan kontraksi otot

normal selanjutnya ikan memasuki fase kehilangan keseimbangan. Fase ini ikan

mengalami kontraksi otot lemah, berenang tidak teratur memberikan reaksi hanya

terhadap rangsangan getaran dan sentuhan yang sangat kuat dan pergerakan

operculum cepat. Fase pingsan ringan ikan mulai mengalami reaktifitas terhadap

rangsangan luar sedikit menurun, pergerakan operculum melambat, keseimbangan

normal (Tidwel et.al 2004). Ikan memasuki fase pingsan ringan saat tidak

mengalami reaktivitas terhadap rangsangan luar, kecuali dengan tekanan kuat.

Pergerakan operculum lambat, keseimbangan normal. Menurut Pratisari (2010)

ikan nila yang mengalami fase pingsan ringan, pingsan berat dan roboh memiliki

tingkat respirasi dan metabolisme yang rendah. Dari saat ikan mengalami pingsan

ringan sampai pingsan, pengaruh konsentrasi pada perlakuan 10 % dan 15 % tidak

menunjukan perbedaan yang nyata secara visual hal ini diduga dosis yang

diberikan sudah cukup untuk mempengaruhi sistem syaraf ikan. Pemberian dosis

yang berlebih akan menyebabkan kerusakan sistem syaraf dan akan berakibat

overdosis atau kematian (Arliansah 2009)

4.2.2 Waktu onset pemingsanan

Waktu onset adalah waktu yang dibutuhkan untuk mencapai suatu keadaan

dimana status hewan uji kehilangan kesadaran (Mckelvey dan Wayne 2003).

Pencatatan waktu onset pemingsanan ikan bawal dilakukan mulai dari kondisi

normal sampai kondisi pingsan. Pencatatan ini bertujuan untuk melihat pengaruh

penambahan ekstrak hati hati batang pisang terhadap waktu yang dibutuhkan ikan

Page 7: 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id 4... · ikan nila yang mengalami fase pingsan ... menunjukan perbedaan yang nyata secara visual hal ini ... merupakan senyawa polifenol

20

bawal hingga pingsan. Hasil pengamatan terhadap waktu onset pada penelitian ini

dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5 Grafik pengaruh perlakuan terhadap waktu onset

Gambar 5 menunjukkan bahwa pembedaan pemberian ekstrak hati batang

pisang tunas, muda dan tua serta perbedaan konsentrasi ekstrak hati batang pisang

yang digunakan menyebabkan waktu onset yang berbeda-beda.. Waktu onset

paling cepat ditunjukkan oleh perlakuan ekstrak hati atang pisang tua dengan

pemberian konsentrasi sebesar 15 %, yaitu selama 66,66 menit. Waktu onset

paling lama ditunjukkan oleh perlakuan ekstrak hati batang pisang muda dengan

pemberian konsentrasi sebesar 5 %, yaitu selama 145 menit. Perlakuan tunas hati

pisang memberikan hasil beda nyata konsentrasi 5 % dan 10 % dengan

konsentrasi 15 %. Perlakuan ekstrak hati batang pisang muda memberikan hasil

beda nyata konsetrasi 5 % dengan konsentrasi 10 % dan 15 % sedangkan pada

perlakuan hati batang pisang tua konsentrasi 5 % memberikan hasil berbeda nyata

terhadap konsentrasi lainnya.

Berdasarkan Gambar 5 dapat dilihat bahwa waktu tercepat didapatkan pada

konsetrasi 15 % pada perlakuan ekstrak hati batang pisang tua yang disebabkan

karena pada hati batang pisang tua memiliki kandungan bahan-bahan yang lebih

tinggi daripada hati batang pisang yang tunas dan muda. Menurut Djulkarnain

(1998) hati batang pohon pisang dapat dijadikan penghilang rasa sakit.

Kandungan bahan-bahan kimia antara lain flavonoid dan saponin. Flavonoid

Page 8: 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id 4... · ikan nila yang mengalami fase pingsan ... menunjukan perbedaan yang nyata secara visual hal ini ... merupakan senyawa polifenol

21

merupakan senyawa polifenol yang merupakan satu golongan fenol alam yang

terbesar dan bersifat polar sehingga mudah larut dalam pelarut polar seperti air,

etanol, metanol, butanol, aseton, dan sebagainya (Markham 1988). Pengujian

terhadap waktu onset akibat pemberian ekstrak hati batang pisang pada penelitian

ini dapat disimpulkan kurang memuaskan karena waktu onset yang dibutuhkan

ikan hingga pingsan cukup lama. Menurut Gunn (2001), anestesi yang ideal

adalah anestesi yang mampu memingsankan ikan kurang dari tiga menit.

Lamanya waktu yang dibutuhkan ekstrak hati batang pisang untuk memberikan

pengaruh terhadap aktivitas ikan uji diduga karena konsentrasi uji yang diberikan

belum cukup untuk mempengaruhi keseimbangan fungsi saraf dan jaringan otak

ikan uji.

4.2.3 Tingkat kelulusan hidup (survival rate) ikan

Pengujian terhadap tingkat kelulusan hidup atau survival rate (SR) pada

penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui efektivitas dari

penggunaan ekstrak hati hati batang pisang sebagai bahan anestesi dan

mengetahui konsentrasi optimum yang sebaiknya digunakan pada proses

imotilisasi ikan untuk kemudian diterapkan pada sistem transportasi ikan.

Pengujian terhadap tingkat kelulusan hidup juga penting dilakukan untuk

mengetahui konsentrasi uji mana yang menyebabkan tingginya kematian pada

ikan uji. Pengujian terhadap nilai SR dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6 Grafik tingkat kelulusan hidup ikan bawal air tawar pada waktu

anestesi

Page 9: 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id 4... · ikan nila yang mengalami fase pingsan ... menunjukan perbedaan yang nyata secara visual hal ini ... merupakan senyawa polifenol

22

Gambar 6 menunjukkan bahwa pembedaan pemberian ekstrak hati hati

batang pisang tunas, muda dan tua setelah perbedaan konsentrasi ekstrak hati hati

batang dengan melihat tingkat kelulusan hidup ikan bawal air tawar setelah

diberikan anestesi. Berdasarkan gambar 3 dapat dilihat kandungan ekstrak hati

batang pisang tua dengan konsentrasi 15 % didapatkan tingkat kelulusan ikan

sebesar 26,67. Konsentrasi 5 % di hati batang tunas dan muda didapatkan

kelulusan hidup ikan sebesar 93,33 %. Pada konsentrasi 10 % pada hati batang

tunas dan muda didapatkan kelulusan hidup ikan sebesar 86,67 %. Perlakuan

tunas hati pisang memberikan hasil berbeda nyata konsentrasi 5 % dan 10 %

dengan konsentrasi 15 %. Perlakuan ekstrak hati batang pisang muda memberikan

hasil beda nyata konsetrasi 5 % dan 10 % dengan konsentrasi 15 % sedangkan

pada perlakuan hati batang pisang tua konsentrasi 5 % memberikan hasil berbeda

nyata terhadap konsentrasi lainnya.

Kelulusan hidup ikan bawal air tawar terkecil didapatkan pada ekstrak hati

batang tua sebesar 15 %. Saat ikan diberikan anestesi ikan menjadi shock karena

perubahan lingkungan sehingga ikan melakukan gerakan yang berlebihan. Pada

proses shock teersebut menyebabkan ikan mengalami kematian karena pada

kondisi tersebut ikan yang stres akan terjadi peningkatan asam laktat dalam darah

(Pratisari 2010). Pada konsentrasi yang tinggi, kandungan bahan kimia di hati

batang pisang juga tinggi seperti saponin. Saponin juga bersifat bisa

menghancurkan butir darah merah lewat reaksi hemolisis, bersifat racun bagi

hewan berdarah dingin, dan banyak diantaranya digunakan sebagai racun ikan

(Cheek 2005).

4.3 Penelitian tahap ketiga

Penelitian tahap ketiga ini dilakukan setelah mendapatkan hasil dari

penelitian tahap kedua. Pada tahap ini konsentrasi yang digunakan adalah 10 %

dari ekstrak hati batang pisang muda, hal ini dilakukan karena ikan mempunyai

waktu memingsankan lebih cepat dan mempunyai nilai kelulusan hidup yang

tinggi. Pada tahap ini di hitung kualitas air saat perlakuan anestesi, pengujian

kelulusan hidup ikan air tawar dalam simulasi transportasi dan pengujian glukosa

darah ikan setelah di transportasikan.

Page 10: 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id 4... · ikan nila yang mengalami fase pingsan ... menunjukan perbedaan yang nyata secara visual hal ini ... merupakan senyawa polifenol

23

4.3.1 Pengujian kualitas air

Kualitas air merupakan salah satu faktor yang memberikan pengaruh

mendasar bagi kelangsungan hidup bawal air tawar. Pengujian kualitas air pada

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik kimia fisik air baik

sebelum maupun setelah proses pemingsanan. Pengujian sebelum proses

pemingsanan bertujuan untuk melihat kelayakan kualitas air yang akan digunakan

sebagai media pada proses pemingsanan. Sedangkan, proses pengujian kualitas air

setelah proses pemingsanan bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh

pemberian berbagai konsentrasi berbeda terhadap karakteristik fisik kimia air

yang telah digunakan setelah proses pemingsanan. Hasil analisis kualitas air

dicantumkan pada Tabel 8.

Tabel 8 Hasil pengukuran kualitas air sebelum dan sesudah proses pemingsanan

Perlakuan Parameter uji

pH DO (ppm) TAN (mg/ℓ)

Sebelum 7,40 6,31 2,17

Sesudah 4,97 1,23 3,28

Berdasarkan tabel 8 hasil pengujian kualitas air pada saat sebelum diberikan

perlakuan bahan anestesi didapatkan pH 7,40 , DO 6,31 dan total amoniak 2,17.

Kualitas air setelah diberi perlakuan didapatkan nilai pH 4,97 , DO 1,23 dan nilai

Total amoniak 3,28. Setelah perlakuan nilai pH dan DO semakin menurun dan

total amoniak menaik. Keasaman air menurut Pudjianto (1984) adalah

kemampuan kuantitatif (banyaknya asam) untuk menetralkan basa kuat sampai

pH yang dikehendaki. Tingginya amoniak didapatkan ikan pada kondisi stress dan

membuang metabolisme yang berlebihan. Pembuangan metabolisme

mengakibatkan tingginya amoniak dalam kualitas air (Wedeyemer 1996)

Kandungan oksigen terlarut dalam air merupakan faktor pembatas dalam

mendukung optimalisasi organisme perairan. Oksigen dibutuhkan untuk

mempertahankan kesehatan ikan dan sebagai fasilitator proses oksidatif kimiawi

(Amanah 2011). Jika konsentrasi DO yang sesuai tidak dipertahankan, ikan akan

stres yang akhirnya menyebabkan kematian. Penurunan oksigen dari kualitas air

tersebut disebabkan peningkatan pemanfaatan oksigen dari ikan bawal air tawar.

Page 11: 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id 4... · ikan nila yang mengalami fase pingsan ... menunjukan perbedaan yang nyata secara visual hal ini ... merupakan senyawa polifenol

24

Nilai oksigen terlarut yang didapatkan 1,23 mg/ℓ. Dari kondisi ini ikan masih bisa

bertahan hidup namun masih kurang mencukupi untuk melakukan kegiatan lain

sehingga ikan akhirnya mengurangi proses metabolismenya. Kadar oksigen dari

1,0-5,0 ikan dapat bertahan hidup tetapi pertumbuhannya terganggu (Swingle

(1969) dalam Boyd (1990))

Menurut Swingle (1969) dalam Boyd (1990), kisaran pH 6,5 – 9,0

merupakan kisaran yang layak bagi ikan untuk reproduksi. Kisaran pH air yang

digunakan pada penelitian ini masih berada pada kisaran tersebut, sehingga bisa

diasumsikan bahwa perubahan pH air akibat pemberian ekstrak hati batang pisang

masih dapat ditolerir oleh ikan bawal air tawar untuk tetap bertahan hidup namun

pH air setelah diberi perlakuan ikan di bawah batas normal. Pengaruh penurunan

pH terhadap jumlah ikan akan berpengaruh terhadap laju resiprasi. Semakin padat

suatu wadah transportasi maka hasil respirasi dan CO₂ bebas akan semakin

meningkat, selain itu waktu transportasi, dan keasaman suatu media air juga dapat

mempengaruhi nilai pH air (Muhamad 2012). Tingkat stress ikan yang banyak

mengeluarkan CO2 mengakibatkan perubahan pH pada kualitas air setelah

perlakuan. Karbondioksida akan mempengaruhi keasaman air sehingga

menurunkan pH air. Tingginya kandungan karbondioksida dibarengi dengan

turunnya pH akan lebih berbahaya terhadap kelangsungan hidup ikan (Kottelat et

al. 1993). Penurunan pH terjadi reaksi kimia antara air dengan ion karbondioksida

yang mengakibatkan pH menjadi turun. Persamaan reaksinya sebagai berikut

CO2+ H2O H2CO3

H2CO3 HCO3 +H-

4.3.2 Pengujian kelulusan hidup ikan bawal dalam simulasi transportasi

kering

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui limit waktu yang bisa ditempuh

oleh ikan air tawar yang dipingsankan dengan ekstrak hati batang pisang dengan

konsentrasi 10 % pada hati batang muda. Hal ini dikarenakan tingkat kelulusan

hidup pada perlakuan hati batang pisang muda yang paling tinggi dan dengan

waktu pingsan yang relatif cepat. Hasil pengamatan nilai SR ikan bawal pingsan

yang disimpan dalam media serbuk gergaji disajikan dalam Gambar 7.

Page 12: 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id 4... · ikan nila yang mengalami fase pingsan ... menunjukan perbedaan yang nyata secara visual hal ini ... merupakan senyawa polifenol

25

Gambar 7 Grafik kelulusan hidup ikan bawal air tawar saat simulasi

transportasi

Berdasarkan data Gambar 7 didapatkan bahwa tingkat kelulusan hidup ikan

bawal air tawar dalam simulasi transportasi kering pada jam ke 1, 2 dan ke 3 nilai

kelulusan hidupnya mencapai 100 %. Tingkat kelulusan hidup ikan bawal air

tawar pada jam ke 4 sebesar 86,67 %, jam ke 5 sebesar 66,67 % dan jam ke 6

sebesar 40 %. Berdasarkan data tersebut tingkat kelulusan hidup bawal air tawar

semakin menurun mulai dari jam ke 4. Hal ini menunjukan bahwa semakin lama

ikan bawal ditransportasikan maka tingkat kelulusan hidup akan semakin

menurun. Hal yang perlu diperhatikan dalam transportasi biota perairan hidup

sistem kering antara lain suhu lingkungan, kadar oksigen dan proses metabolisme

(Andasuryani 2003).

Tingkat kelulusan hidup ikan bawal pada jam ke 4, 5, dan 6 semakin

menurun. Hal ini disebabkan perubahan suhu media kemasan yang semakin

meninggi. Suhu yang semakin tinggi menyebabkan ikan sadar dan aktivitas ikan

akan tinggi. Makin tinggi aktivitas ikan maka akan menuntut ketersediaan oksigen

yang tinggi untuk dikonsumsi. Di dalam media kering ketersediaan oksigen

terbatas maka ikan akan mengalami kekurangan oksigen dan berakibat kematian

(Karnila dan Edison 2001). Menurut Nirwansyah (2012), suhu kritis yang tidak

dapat ditoleransi dalam transportasi ikan hidup yaitu diatas 30 oC, karena pada

suhu ini metabolisme ikan yang ditransportasikan dipastikan akan meningkat

Page 13: 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id 4... · ikan nila yang mengalami fase pingsan ... menunjukan perbedaan yang nyata secara visual hal ini ... merupakan senyawa polifenol

26

pesat. Suhu media kemasan yang digunakan juga tidak boleh terlalu dingin atau

kurang dari 12oC. Suhu yang dipakai dalam penelitian ini adalah 12

oC pada saat

pengemasan. Lamanya waktu penyimpanan mengakibatkan perubahan suhu yang

ada di dalam media semakin meningkat. Pada saat transportasi ikan suhu media

pengisi harus disesuaikan karena suhu merupakan salah faktor yang berpengaruh

dalam transportasi sistem kering sehingga suhu harus di pertahankan hingga akhir

transportasi (Pratisari 2010). Simulasi transportasi ini menggunakan suhu 12 0C

pada awal transportasi dan mengalami perubahan setelah dilakukan pengemasan

dari waktu ke waktu dengan suhu terakhir pada jam ke 6 berada pada 16 0C

Perubahan metabolisme pada saat transportasi juga dapat terjadi karena

sadarnya ikan saat ditransportasikan yang mengakibatkan pergerakan ikan pada

saat pengemasan. Hal ini berarti bahwa perombakan adenosin triphosphat (ATP)

menjadi adenosin diphosphat (ADP), adenosin monophosphat (AMP) dan inosin

monophosphat untuk menghasilkan energi juga sangat rendah, sehingga oksigen

yang digunakan untuk merombak ATP untuk menghasilkan energi juga sangat

rendah (Karnila dan Edison 2001).

Tingkat kesehatan ikan saat ditransportasikan juga menjadi salah satu faktor

yang menentukan dalam transportasi sistem kering. Menurut Pratisari (2010)

tingkat kelulusan hidup ikan selain di pengaruhi oleh suhu juga dipengaruhi oleh

kesehatan ikan saat akan ditransportasikan. Kualitas ikan yang diangkut

merupakan krtieria yang sangat menentukan dalam keberhasilan proses

transportasi ikan hidup (Praseno 1990 diacu dalam Suryanigrum et.al 2008).

Kematian juga disebabkan oleh bahan pengisi yaitu serbuk gergaji. Hal ini

dapat disebabkan oleh adanya kandungan damar dan terpenten pada serbuk

gergaji yang bersifat toksik (Prasetyo 1993). Bahan pengisi yang baik juga dapat

menyerap air dan mempertahankan suhu. Semakin tinggi daya serap air, semakin

tinggi pula nilai kapasitas dingin dari bahan pengisi sehingga suhu lingkungan

dapat dipertahankan lebih lama (Hastarini et al. 2006). Serbuk gergaji merupakan

media pengisi yang bersifat voluminous (padat) dan memiliki sedikit rongga

udara. Hal ini menyebabkan cadangan oksigen yang terkandung di dalamnya juga

sedikit (Sufianto 2008).

Page 14: 4 HASIL DAN PEMBAHASAN - repository.ipb.ac.id 4... · ikan nila yang mengalami fase pingsan ... menunjukan perbedaan yang nyata secara visual hal ini ... merupakan senyawa polifenol

27

4.3.3 Kadar glukosa darah

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui kadar glukosa darah ikan setelah

simulasi transportasi. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui nilai glukosa

darah dengan menggunakan alat indikator glukosa darah.

Berdasarkan hasil yang didapatkan tingkat glukosa darah mengalami

kenaikan dari 113 ± 28,16 (mg/ℓ) sampai 259 ± 43,71 (mg/ℓ). Kontrol mengalami

kenaikan sampai nilai tidak terdefinisi yaitu di atas 498 mg/ℓ. Perubahan suhu

yang terjadi pada proses transportasi dapat mengakibatkan kenaikan nilai glukosa

darah ikan. Peningkatan glukosa darah dapat dilihat dari perubahan suhu yang

terjadi di lingkungan ikan (Enriquez et.al 2009). Kenaikan glukosa darah ini

diakibatkan tingkat kestressan ikan setelah diberikan perlakuan. Menurut

Subandiyono et.al (2003) peningkatan glukosa darah diakibatkan oleh tingkat

kestressan ikan.

Menurut Enriquez et.al (2009), mekanisme terjadinya perubahan kadar

glukosa darah selama stress dimulai dari diterimanya informasi penyebab faktor

stress oleh organ reseptor. Selanjutnya informasi tersebut disampaikan ke otak

bagian hipotalamus melalui sistem syaraf. Kemudian hipotalamus memerintahkan

sel kromafin untuk mensekresikan hormon katekolamin dan kortisol melalui

serabut syaraf simpatik. Adanya kortisol ini akan mengaktivasi enzim-enzim yang

terlibat dalam katabolisme simpanan glikogen, sehingga kadar glukosa darah

mengalami peningkatan. Peningkatan glukosa darah akibat adanya gerakan tubuh

ikan yang tersadar pada saat ditransportasikan sehingga ikan menjadi stress dan

merespon ke dalam syarafnya.