14
29 LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA FARMASI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tujuan Praktikum Menentukan rotasi jenis zat aktif sample Menentukan kadar larutan zat sample 1.2 Metodologi 1.2.1 Tempat dan Waktu 1.Tempat pengambilan data praktikum dilaksanakan di laboratorium Fisika Farmasi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta II 2.Waktu pengambilan data praktikum dilaksanakan pada hari Senin tanggal 27 April 2015 pukul 13.00-16.00 WIB 1.2.2 Alat dan Bahan Alat yang digunakan antara lain : Bahan yang dibutuhkan antara lain : Polarimeter Tabung polarimeter Labu ukur Pipet tetes Aquadest Laktosa Dekstrosa NH 4 OH

4. Laporan Polarimetri 2015

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Laporan Praktikum

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Tujuan Praktikum Menentukan rotasi jenis zat aktif sample Menentukan kadar larutan zat sample

1.2 Metodologi1.2.1 Tempat dan Waktu1. Tempat pengambilan data praktikum dilaksanakan di laboratorium Fisika Farmasi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta II1. Waktu pengambilan data praktikum dilaksanakan pada hari Senin tanggal 27 April 2015 pukul 13.00-16.00 WIB

1.2.2 Alat dan BahanLAPORAN PRAKTIKUM FISIKA FARMASI37

Alat yang digunakan antara lain :Bahan yang dibutuhkan antara lain :

Polarimeter Tabung polarimeter Labu ukur Pipet tetes Aquadest Laktosa Dekstrosa NH4OH

1.2.3 Prosedur Kerja Setiap percobaan, tabung polarimeter harus dalam keadaan bersih dan dibilas lebih dahulu dengan zat yang akan ditetapkan rotasi optiknya. Masukkan air suling ke dalam tabung polarimeter dan usahakan agar tidak ada gelembung udara di dalam tabung. Letakkan diantara dua prisma nikol. Putar analisator hingga diperoleh bidang bidang penglihatan kiri dan kanan sama terang. Lakukan beberapa catat rata-ratanya dimana untuk air suling harus menunjukan angka nol, karena air suling bukan zat optik aktif. Ganti air suling dengan larutan zat sample yang akan ditetapkan rotasi jenisnya (Dekstrosa 10% dan Laktosa 10% yang dilarutkan dalam air suling hingga 100 ml) tetapkan masing-masing rotasi optiknya seperti butir 3. Hitung rotasi jenis sample (Dektrosa dan Laktosa) diatas dengan rumus :

Dimana :[ ]= Rotasi jenis= Rotasi optik1= Tebal larutan yang dilalui sinar (dm)c= Kadar larutan, g/100 ml Hitung kadar zat sample

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 PolarimetriJika sinar dilewatkan pada kristal anisotropik maka akan diuraikan menjadi dua sinar yang terpolarisasi, yaitu dengan arah gerak tegak lurus satu sama lain. Sinar yang melalui medium sodium kristal ini berbeda arah karena perbedaan indeks bias medium terhadap masing-masing sinar terpolarisasi tersebut. Hal ini memungkinkan untuk menghilangkan satu komponen menetapkan bidang polarisasi sinar.Prisma nikol dibuat dari prisma kalisit yang dipotong diagonal dan direkatkan kembali dengan balsam Canada. Pada permukaan antara kalsit dan balsam Canada pemantulan total suatu komponen yang akann diserap oleh lapisan prisma.Zat-zat tertentu mempunyai daya memutar bidang polarisasi dari sinar terpolarisasi. Sifat ini ditemukan pada beberapa gas, kristal, cairan dan larutan. Pada kristal sifat ini disebabkan oleh susunan atom pada molekul yang berlapis-lapis seperti gambaran cermin adanya atom C asimetris pada molekul zat umumnya menyebabkan sifat optik aktif.Rotasi optik adalah besar sudut putar bidang polarisasi yang terjadi jika sinar terpolarisasi dilewatkan melalui cairan. Kecuali dinyatakan lain, pengukuran dilakukan menggunakan sinar natrium pada lapisan cairan setebal 1 dm dan pada suhu 20o C.Rotasi jenis adalah sudut putar bidang polarisasi yang terjadi jika sinar terpolarisasi dilewatkan melalui cairan setebal 1 dm, mengandung 1 gram zat tiap ml.Besarnya rotasi optik dipengaruhi oleh tebal, kadar larutan-larutan yang dilalui sinar, panjang gelombang sinar, suhu dan kemurnian kelarutan. Untuk mengurangi beberapa variabel, rotasi jenis ditetapkan pada panjang gelombang dan suhu tertentu sehingga diperoleh hubungan sebagai berikut :

Dimana :[]= Rotasi jenis= Rotasi optik1= Tebal larutan yang dilalui sinar (dm)c= Kadar larutan, g/100 mlBesar rotasi optik diukur dengan polarimeter yaitu alat yang terdiri dari dua buah prisma Nicol dimana antara dua prisma tersebut diletakkan zat yang ditetapkan rotasi optiknya.Jika analisator diletakkan pada tempat yang sesuai, maka tidak ada sinar yang melalui analisator, tetapi jika saat optic yang aktif diletakkan antara dua prisma nikol, sinar dapat melalui analisator. Sudutnya harus diputar sedemikian rupa hingga didapat bidang gelap yang pertama untuk menentukan sudut pemutaran bidang polarisasi ke kanan dan sebaliknya jika ke kiri, maka zat pembacaan skala hingga 0,01.

2.2 Monografia) Aqua Destillata (FI.III hal. 96)

Nama lain: Air sulingBM / RM: 18,02 / H2OBobot jenis: 1Pemerian: Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak mempunyai rasa.Penyimpanan: Dalam wadah tertutup baikKegunaan: Pelarutb) Dekstrosa (FI. IV hal. 300)

Nama resmi: GlucosumNama lain: Glukosa, dekstrosaBM / RM: D-glukosa monohidrat198,17 / C6H12O16.H2OPH: 3,5 6,5 (dalam 20% v/v larutan air)Titik lebur: 83oCRotasi jenis: +52,5o sampai +53,0o dihitung terhadap zat anhidrat ; penetapan dilakukan menggunakan larutan yang dibuat dengan melarutkan 10 gram zat dan 0,2 ml ammonia encer P dalam air secukupnya hingga 100,0 ml.Pemerian: Hablur tidak berwarna serbuk hablur atau serbuk granul putih, tidak berbau rasa manis.Kelarutan: Mudah larut dalam air, sangat mudah larut dalamair mendidih, larut dalam etanol mendidih, sedikit larut dalam alkoholStabilitas: Stabil dalam bentuk larutan, dekstrosa stabil dalam keadaan penyimpanan yang kering, dengan pemanasan tinggi dapat menyebabkan reduksi pH dan karamelisasi dalam larutan.Khasiat: Sample

c) Laktosa (FI. III hal. 338)

Nama resmi: LactosumSinonim: Laktosa, saccharum lactisPemerian: Berupa serbuk atau massa hablur, keras, putih atau putih krem. Tidak berbau dan rasa sedikit manis.Kelarutan: Mudah larut dalam air dan lebih mudah larut dalam air mendidih, sangat sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam kloroform dan dalam eter.Hikroskopik: Stabil di udara, tetapi mudah menyerap bau dan tidak terpengaruh dengan kelembapan suhu ruangan.Rotasi optik: +54,8o sampai +55,5o, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan ; penetapan dilakukan menggunakan larutan 10% b/v dengan penambahan beberapa tetes ammonia encer P.Khasiat: Sample

d) Amonium Hidroksida

Nama resmi: AmoniaSinonim: Amonium hidroksidaRM / BM: NH4OH / 35,05Pemerian: Cairan jernih, tidak berwarna, bau khas, menusuk kuat.Kelarutan: Mudah larut dalam airPenyimpanan: Dalam wadah tertutup rapat, ditempat sejuk.Khasiat: Zat tambahan

BAB IIIHASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Sampel : Dekstrosa 10%, Laktosa 10% Pembuatan sample (Laktosa 10%, Dekstrosa 10%)

Jadi, timbang sample (Dekstrosa, Laktosa) sebanyak 5 gram + aqua destillata ad 50 ml. Penambahan NH4OH 6NUntuk 100 ml sample, tambahkna NH4OH 6N sebanyak 0,2 ml. Maka untuk 50 ml sample, tambahkna NH4OH 6N sebanyak 0,1 ml. Sedangkan NH4OH yang tersedia pada laboratorium adalah NH4OH 4N. Maka :N1 x V1= N2 x V26N x 0,1 ml= 4N x V2

V2= 0,15 ml Hasil pengamatanNo.SampleKadarRotasi OptikRata-rata

1.Aq. Destillata-6,1o6,1o6,51o6,24o

2.Laktosa10%11,59o12,5o12,2o12,1o

3.Dekstrosa10%12,1o10,53o11,53o11,39o

Menurut FI Edisi IV hal. 488, rotasi jenis Laktosa(+54,8o) sampai dengan (+55,5o) Dekstrosa(+52,6o) sampai dengan (+53,2o) Rotasi Jenis Laktosa Dekstrosa Kadar Laktosa 10%

(+54,8o)== = 106,93%(+55,5o)== = 105,58%

Dektrosa 10%

(+52,6o)== = 97,91%(+53,2o)== = 96,80%

KesimpulanRotasi optik Laktosa 10%= 12,1oRotasi optik Dekstrosa 10%= 11,39oRotasi jenis Laktosa 10%= 58,6oRotasi jenis Dekstrosa 10%= 51,5oKadar Laktosa 10%= 105,58% - 106,93%Kadar Dekstrosa 10%= 96,80% - 97,91%

3.2 PembahasanBerdasarkan praktikum Penetapan Rotasi Jenis Zat Optik Aktif dengan Metode Polarimetri yang bertujuan untuk menentukan rotasi jenis zat yang menentukan kadar larutan zat maka dilakukan percobaan dengan menggunakan sampel berupa Laktosa 10%, Dextrosa 10%. Dari percobaan tersebut maka diperoleh data-data sebagai berikut :Rotasi jenis pada Laktosa 10% adalah 58,6o; Rotasi jenis pada Dextrosa 10% adalah 51,5o.BAB IVKESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KesimpulanRotasi optik adalah besar sudut putar bidang polarisasi yang terjadi jika sinar terpolarisasi dilewatkan melalui cairan. Kecuali dinyatakan lain, pengukuran dilakukan menggunakan sinar natrium pada lapisan cairan setebal 1 dm dan pada suhu 20o C.Rotasi jenis adalah sudut putar bidang polarisasi yang terjadi jika sinar terpolarisasi dilewatkan melalui cairan setebal 1 dm, mengandung 1 gram zat tiap ml.Besarnya rotasi optik dipengaruhi oleh tebal, kadar larutan-larutan yang dilalui sinar, panjang gelombang sinar, suhu dan kemurnian kelarutan.Dari percobaan tersebut maka diperoleh data-data sebagai berikut :Rotasi optik Laktosa 10%= 12,1oRotasi optik Dekstrosa 10%= 11,39oRotasi jenis Laktosa 10%= 58,6oRotasi jenis Dekstrosa 10%= 51,5oKadar Laktosa 10%= 105,58% - 106,93%Kadar Dekstrosa 10%= 96,80% - 97,91%Maka, rotasi jenis dari Laktosa dan Dekstrosa yang kami peroleh dari hasil praktikum tidak memenuhi persyaratan karena kurang dari persyaratan FI Edisi IV.

4.2 Saran Pada saat percobaan lakukan semua pengerjaaan dengan hati-hati, lebih teliti dan lebih sabar untuk mengurangi kesalahan pengamatan sehingga akan mempengaruhi terhadap hasil percobaan. Tabung polarimeter harus dipastikan dalam keadaan bersih dan dibilas lebih dahulu dengan zat yang akan ditetapkan rotasi optiknya.